1. TEMAN HIDUP GEMBALA JEMAAT
• Rumah tangga yang bahagia adalah keluarga yang melayani
Tuhan. Sehingga jika engkau ditentukan Tuhan untuk menjadi
pendamping suamimu untuk melayani, maka itu adalah suatu
kebahagiaan dan kebanggaan, karena engkau dipercaya oleh
Tuhan untuk menjadi ibu Gembala.
• Pelayanan suami juga tergantung dari kehadiran seorang ibu
gembala yang memberi dukungan dan suport kepada
suaminya untuk terus melayani Tuhan.
• Persoalan terjadi jika seorang istri gembala tidak mengerti dan
memahami akan tugas dan fungsinya berada di samping
seorang gembala.
• Oleh karena itu ada enam hal yang harus dilakukan dan
diperhatikan serta dimengerti oleh seorang istri gembala,
yaitu:
2. 1. Gembalakan diri sendiri berdasarkan
pengajaran bapak gembala.
Artinya seorang istri harus belajar untuk
menggembalakan diri sendiri sesuai dengan
arahan pak gembala, tunduk kepada otoritas
suami sebagai gembala di rumah
3. 2. Gembalakan anak-anak dengan baik.
Anak-anak adalah monumen keberhasilan dari
seorang ibu, sehingga dengan hal tersebut
jemaat akan melihat ibu gembala yang luar
biasa dalam mendidik dan mengajarkan anak-
anak dalam Takut akan Tuhan.
4. 3. Seorang ibu gembala harus membangun komunikasi
dengan team penggembalaan dan juga staf pelayanan
di gereja lokal.
Karena jabatan ibu gembala bukanlah jabatan struktural,
tetapi jabatan ibu gembala adalah jabatan
“Penghargaan”.
Karena engkau menikah dengan seorang Gembala,
sehingga engkau dipanggil ibu gembala.
Terlepas dari jabatan apapun yang diberikan oleh gereja
lokal (Ketua WBI, Ketua team doa dsb), tetapi jabatan ibu
gembala adalah jabatan penghargaan.
5. 4. Seorang ibu gembala jangan pernah
membuat aturan yang berbeda dengan
aturan Pak Gembala.
Karena hal ini akan menimbulkan kekacauan dan
berdampak pada pelayanan gereja secara
organisasi.
Selain itu jemaat dan pengerja akan
memandang rendah kepada otoritas gembala.
6. 5. Ibu gembala jangan suka “ngatur” atau
mengendalikan Pak Gembala.
Seorang ibu gembala harus berfungsi sebagai
penolong dan pendamping dan bukan
pemegang otoritas.
Suamilah yang diberikan otoritas ilahi untuk
menjadi pemimpin baik dalam keluarga dan juga
dalam organisasi gereja.
7. 6. Seorang ibu gembala jangan selalu
mendorong Pak Gembala untuk mengambil
keputusan yang sesuai dengan kehendak
atau suara ibu gembala dan bukan keputusan
yang sesuai dengan suara Tuhan dan
kepekaan yang datang dari Tuhan.
8. • Tantangan pelayanan dan penggembalaan
gereja lokal semakin besar saat-saat
ini, namun akan bertambah besar jika istri
gembala tidak mendukung pelayanan dan
penggembalaan suaminya,
• Oleh karena itu isteri gembala harus kuat
untuk menopang Bapak Gembala dalam
pelayanan.
• Berikut ini adalah “Kekuatan Yang Harus
Dimiliki Oleh Seorang Istri Gembala”.
9. Kedekatan pada Tuhan
• Seorang istri adalah seorang penopang bagi
suaminya, sangat luar biasa dan akan
berkembang pelayanan suaminya jika istrinya
senantiasa membangun hubungan dengan Tuhan.
• Kedekatan dengan Tuhan lewat doa dan pujian
akan memberikan kekuatan kepada istri dan juga
kepada suami dan pelayanan gereja.
• Karena kalau keluarga itu dekat sama Tuhan,
bersandar pada Tuhan dan hidup dalam
kebenaran, berkat Tuhan pasti dicurahkan.
10. Panggilan Istri Gembala
• Seorang istri harus menikmati panggilannya
sebagai istri gembala.
• Jangan engkau menggerutu akan pelayanan
suamimu, apalagi engkau membandingkan
pelayanan suamimu dengan pelayanan orang
lain.
• Hal ini akan melemahkan diri sendiri dan juga
suamimu.
• Engkau harus menikmati semuanya dengan hati
yang bersyukur dan dukung suamimu dalam
penggembalaan.
11. Bangga jadi istri Gembala
• Seorang istri gembala juga harus “bangga” akan
panggilannya sebagai istri gembala.
• Istri harus bangga menjadi istri seorang gembala,
jangan menjadi duri dalam daging dalam
pelayanan pak gembala.
• Kalau engkau sehati maka anak-anakmu akan
bangga menjadi anak hamba Tuhan.
• Jemaatpun akan bangga memiliki bapak dan ibu
gembala mereka yang sehati dan saling
mendukung, sehingga mereka kan semakin setia
menjadi jemaat.
12. Mencintai Suaminya
• Seorang istri gembala harus mencintai suamimu
dengan ketulusan hati.
• Menerima apa adanya suamimu.
• Menerima juga pelayanan penggembalaan yang
sedang dikerjakan oleh suamimu dan jangan engkau
merendahkan dia jika belum berhasil dan belum
berkembang, tetapi dukung dia dengan ketulusan hati.
• Tidak ada dukungan yang lebih besar daripada
dukungan keluarga, artinya, suami boleh gagal
dimanapun, suami boleh punya masalah dimanapun
tetapi ketika suami pulang kerumah dan istri menatap
suaminya dan berkata, sayang engkau boleh gagal
tetapi ingat sayang aku tetap bersama-sama kamu,
bagiku you are stell my hero