Dokumen tersebut membahas proyek perpustakaan anak-anak bernama "Sophia" di kota Poso, Sulawesi Tengah. Perpustakaan ini didirikan untuk membantu anak-anak korban konflik 1998-2005 dengan memberikan akses buku dan aktivitas pendidikan nonformal. Dokumen juga menjelaskan rencana perpustakaan keliling untuk memperluas jangkauan ke desa-desa terpencil dan wilayah pengungsian.
2. Poso, Sulawesi Tengah
Konflik Poso 1998~
– Desember „98: Bermula dari pertengkaran anak muda
– April-Juni „00: Kekerasan dan balas dendam
– Juli-Des ‟01 : Milisi ekstrim masukpengungsian
besar-besaran (sekitar 140 ribu)
– Desember „01: Deklarasi Malino dicetuskan
– Oktober ‟03 : Pertengkaran antar desa
– Oktober ‟05 : Insiden 3 anak sekolah dan bom Tentena
– Sept ‟06 : Huruhara setelah eksekusi tersangka
– 2007~ : Bom-bom dan penembakan kecil
Poso pre- dan pasca-konflik = dua kota yang berbeda
2
4. Sebab/Akibat
Penyebab konflik:
SARA? Perebutan hak tanah? Kecemburuan sosial?
Politik? Kepentingan bisnis?
Akibat:
– 5,000-20,000 pengungsi terkonsentrasi di Kota
Poso, Pamona Utara, Lage, Poso Pesisir
(Desember 2010. Source: Internal Displacement Monitoring Center).
– Kemiskinan dan kekurangan lapangan pekerjaan
– Terputusnya sistem pendidikan
– Trauma dan rasa dendam berkelanjutan
4
5. Usaha Pemulihan Poso
Dana pemulihan Menko Kesra Rp.58 milyar
(hasilnya…?)
Organisasi internasional: CARE (shelters), Int‟l
Medical Corps, CARDI (youth education), UNDP,
World Bank, dll
Inisiatif akar rumput:
NPO, NGO lokal
5
6. Institut Mosintuwu
“Mosintuwu”: bahasa Pamona yang artinya “ikatan
kekeluargaan” atau kizuna 絆
Didirikan tahun 2008 oleh aktifis perdamaian Lian Gogali
Inti kegiatan: sekolah perempuan untuk menggalang
kekuatan wanita sebagai promotor perdamaian
102 ibu-ibu dari 15 desa aktif di Institut Mosintuwu
“Sanggar Mosintuwu” sejak 2009 untuk membantu anak
dan remaja mengatasi trauma pasca konflik
– Lokasi di halaman rumah kontrakan Lian Gogali di Pamona Utara
– Empat sukarelawan aktif di sanggar di bawah binaan
– Berbagai aktifitas edukatif, seni, terapis: membaca, teater, menari,
menggambar, musik, bermain, meditasi
6
7. Perpustakaan “Sophia”
Bagian dari Sanggar Mosintuwu
Saat ini Sophia memiliki 25 buku sumbangan yang digilir
baca oleh hampir 100 anak
Banyak anak berjalan kaki 2-3 km ke perpustakaan
Yang terjauh datang dari desa Soe, 10 km dari sanggar
7
8. Kebutuhan “Sophia”
Buku bacaan untuk anak/remaja usia 5~17 tahun
Buku pelajaran SD, SMP, SMU
Krayon, pensil warna, pensil, pena, alat gambar
Film anak-anak: Denias, Laskar Pelangi, Petualangan
Sherina dll.
Kaset/CD lagu anak-anak
Alat bantu edukatif dan terapis seperti origami dll.
Rak buku
8
9. Ide Perpustakaan Keliling
Mobil van membawa buku dan alat tulis/gambar dari
desa ke desa, termasuk wilayah pengungsian
Jangkauan terjauh: daerah Tangkura (80 km)
Van akan standby di balai desa, lapangan atau
tempat strategis yang mudah dijangkau anak-anak
Seminggu sekali selama 11 jam di satu lokasi,
dengan aktifitas:
– Membaca buku dengan atau tanpa pendamping/orang tua
– Belajar menggambar dan menulis bagi anak usia dini/TK
– Menonton film anak-anak (18:30~20:30) ditemani orang tua
9
11. Cara Membantu dari Tokyo
Donasi untuk fasilitas perpustakaan
A. 1,000 yen untuk 4 buah buku dalam bahasa Indonesia
B. 1,000 yen untuk 10 kotak krayon/pensil warna
C. 1,000 yen untuk 10 set buku gambar
D. 1,000 yen untuk 10 set origami paper
E. 1,500 yen untuk pembuatan rak buku perpustakaan
F. 3,500 yen untuk 1 perjalanan perpustakaan keliling
Kontak: Mbak Tari sophia.poso@gmail.com
11
12. Referensi
Lian Gogali (lian.gogali@gmail.com)
Institut MOSINTUWU
Jl. Watumpoga‟a No.13 Pamona,
Pamona Puselembah,
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
http://www.perempuanposo.com/index.php/sanggaranak
http://www.kontras.org/poso/index.php?hal=utama
http://www.internal-displacement.org/
http://www.whichwaytothewar.com/ (documentary film by Sue Useem)
12