1. Oleh : dr. Nurul Hadiyati
Maharani
Pembimbing : dr. Indah
Sarweny
1
2. 2
Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB)
pertama kali ditetapkan sebagai program
pada tanggal 29 juni 1970,
namun sudah dimulai sejak tahun 1957
Undang undang nomor 52 tahun 2009
tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga
Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk di indonesia
serta tingginya angka kematian ibu dan anak
2013, nomor 5 jumlah penduduk terbanyak didunia, 249 juta. Angka kemiskinan 29,55 juta
(11,47%).
2021 nomor 1 penduduk terbanyak. Angka kemiskinan 27.54 juta (10,14%)
3. 3
Latar Belakang
Untuk mengurangi penyebaran covid di era pandemik WHO dan BKKBN
membuat rekomendasi untuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi pada situasi
pandemi
Tunda kehamilan Membuat perjanjian bertemu terlebih dahulu
dengan petugas Kesehatan.
menggunakan cara tradisional (pantang
berkala atau senggama terputus).
Setelah melahirkan menggunakan KB Pasca Persalinan
Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait KB dapat diperoleh secara online
atau konsultasi via telpon
15. 15
Program untuk meningkatkan capaian
cakupan penggunaan KB.
Adanya penyuluhan di kelas ibu hamil
menggunakan lembar balik.
Belum ada pemberian leaflet mengingat
waktu dan alokasi dana yang kurang
tersedia.
Website terkait KB yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Birayang belum
ada.
BKKBN telah memberikan reward bagi
yang telah membantu meningkatkan
pemakaian KB.
16. ADD A FOOTER 16
KEKUATAN
Telah bekerja samadengan pemegang program
ANC untuk melakukan penyuluhan penggunan
KB di kelas ibu hamil
Bidan desa aktif memonitoring PUS untuk
menggunakan KB
Para kader ikut membantu dalammenyukseskan
program KB
17. ADD A FOOTER 17
KELEMAHAN (W)
Kurang optimalnyapenyuluhan KB kepada
pasangan usia subur yang sedangmempersiapkan
persalinan.
Kurangnya alokasidana dan waktu untuk
melakukan penyuluhan
18. ADD A FOOTER 18
PELUANG (O)
Mempunyai 12 bidan yang aktifdi 12 desa
12 bidan berkoordinasi dengansangat baik
19. ADD A FOOTER 19
STRATEGI (SO)
Mengoptimalkan kegiatan kelas ibu hamil maupun
posyandu
Melakukan pertemuan rutin dengan pemegang
posyandu, ANC serta kader agar dapat berbagi
ilmu mengenai KB
20. ADD A FOOTER 20
STRATEGI (WO)
Mengoptimalkan kegiatan penyuluhantentang pentingnya
penggunaan KB dengan sasaran pasangan usia subur
Membuat jadwalsecara adil dan
bergantian bagipetugas Kesehatan
untuk melakukanpenyuluhan
Mengoptimalkan penggunaan website sebagai media untuk
memperkenalan alat kontrasepsi, pemberian KIE, konseling,
penapisan kelayakan medis, dan penanganan sederhana efek
samping atau komplikasi dalam upaya mencegah kehamilan.
Menganggarkandana untuk kegiatanpenyuluhan
21. ADD A FOOTER 21
ANCAMAN (T)
Kurangnya pengetahuan wanitatentang pentingnya
penggunaan KB bagi
Kurangnya dukungan atau keterlibatan keluarga
terhadap PUS untuk menggunakan KB
Jarak puskesmas birayang yangcukup jauh bagi
beberapa desa.
22. ADD A FOOTER 22
STRATEGI (ST)
Melakukan penyuluhankepada PUS yang
tengah
mempersiapkan persalinan di kelas ibu hamil
maupun di posyandu
Memajang poster tentang KB di puskesmas
Mengajak keluarga intiuntuk aktif mendampingi
dan mendukung PUS untuk menggunakan KB di
bidan desa/ puskesmas.
Memberikan informasi kepada PUS bahwa dapat
memasang KB di bidan desa
23. ADD A FOOTER 23
STRATEGI (WT)
Melakukanmonitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan yang sudah dijalankan
24. 24
Perencanaan (planning)
Optimalisasi penggunaan website puskesmas
Birayang untuk memperkenalan alat kontrasepsi,
pemberian KIE, konseling, penapisan kelayakan
medis, dan penanganan efek samping atau
komplikasi dalam upaya mencegah kehamilan.
25. 25
Panitia (comitee)
Pembentukan tim yang terdiri atas tim IT dan tim
penanggung jawab. Tim IT bertugas untuk mengelola
website. Tim penanggung jawab terdiri dari dokter
puskesmas maupun bidan untuk memasukan dan
memperbaharui materi tentang alat kontrasepsi dalam
bentuk gambar, video, maupun kalimat, untuk menjawab
pertanyaan PUS seputar KB.
.
26. 26
Pelaksanaan kegiatan
Penyelenggaraan : pemegang/koordinator program KB
Pelaksana : panitia kegiatan
Kegiatan : pengenalan website yang berisikan tentang
seputar materi maupun masalah terkait KB
Sasaran : seluruh PUS di wilayah kerja birayang
Waktu kegiatan : setiap hari
Tempat : website
Dana : dana operasional tahunan puskesmas
.
27. 27
Evaluasi Jangka Pendek
Terbentuknya tim KB yang mampu menangani edukasi,
pemilihan kontrasepsi, tanya jawab seputar KB,menegtahui
Riwayat oenggunaan KB penanganan sederhana bila ada
efek samping KB secara tepat cepat, tanpa tatap muka, dan
mengurangi lamanya tatap muka era pandemi
30. 30
Prioritas masalah yaitu belum tercapainya target KB aktif di
wilayah kerja puskesmas Birayang.
Optimalisasi penggunaan website sebagai salah
satu tempat edukasi, pemilihan kontrasepsi, tanya
jawab seputar KB, mengetahui Riwayat
penggunaan KB, penanganan sederhana
31. 31
Puskesmas
• Memberikan pengetahuan tentang KB masyarakat
• Membina kader secara rutin dan berkala
Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan motivasi kepada perwakilan
keluarga
Dinas Kesehatan
• Meningkatkan monitoring dan evaluasi
• Memberikan alokasi dana yang sesuai
• Mendukung Puskesmas dalam pemanfaatan teknologi di era pandemi
32.
33. 33
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Tahunan Puskesmas Birayang 2021
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014. Infodatin Situasi dan Analisis Keluarga Berencana
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020
Indonesia’s Progress on ICPD+25, 2019. A Review of Indonesia’s Achievements on the International Conference on Population and Development’s
Programme of Action
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Panduan Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi Dalam Situasi Pandemi Covid 19
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga
Widya Nengsih,Adis Fitriyana. 2020. Evaluasi Pencapaian Program Keluarga Berencana di Puskesmas Kota Bukittinggi Tahun 2019
Puri Kusuma Dwi Putri1, Aida Vitayala Hubeis,Sarwititi Sarwoprasodjo, Basita Ginting. 2019 Kelembagaan Dan Capaian Program Keluarga Berencana
(Kb): Dari Era Sentralisasi Ke Desentralisasi. Jurnal Kependudukan Indonesi
Maulana Satria Aji, Gita Putra Heru Yudianto. 2019. Pemberdayaan Masyarakat “Kampung KB” Ditinjau dari Perspektif Ottawa Charter
Editor's Notes
1. Undang undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dengan menggunakan alat kontrasepsi
Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan, kecuali yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih dahulu dengan petugas Kesehatan.
3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).
4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak memungkinkan, dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas KB atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus)
Pada gambar 1.3.1 terlihat cakupan KB aktif tertinggi pada daerah Bengkulu sebanyak 71,3% sedangkan Kalimantan selatan pada nomor 2 sebanyak 69,8% dan terendah papua sebanyak 24,9%
terlihat kabupaten yang paling tinggi angka pencapain KB adalah kota Banjarmasin sebanyak 104,725, untuk kabupaten hulu sungai tengah nomor 9 sebanyak 45.280 dan yang terendah adalah kabupaten Balangan
terlihat daerah yang memiliki peserta aktif KB terbanyak yaitu di Anduhum 327 orang , dan yang terendah pada daerah labuhan sebayak 113 orang
diketahu bahwa penggunaan suntik KB terbanyak yaitu 930, dan yang terendah adalah AKDR sebanyak 6 orang
Dan disamping faktor luar yang juga sangat berpengaruh meskipun pengetahuan telah diberikan tetapi belum berdampak signifikan pada kesadaran PUS dan kurangnya dukungan keluarga kepada PUS untuk menggunakan KB
Sehingga kedepannya PUS mampu untuk secara teratur menggunakan alat kontrasepsi
Sehingga kedepannya PUS mampu untuk secara teratur menggunakan alat kontrasepsi
Sehingga kedepannya PUS mampu untuk secara teratur menggunakan alat kontrasepsi
Sehingga kedepannya PUS mampu untuk secara teratur menggunakan alat kontrasepsi
Sehingga kedepannya PUS mampu untuk secara teratur menggunakan alat kontrasepsi
Sehingga kedepannya PUS mampu untuk secara teratur menggunakan alat kontrasepsi
Dengan pemecahan masalah ini diharapkan tenaga kesehatan lebih giat dan aktif dalam meningkatkan capaian KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Birayang, dan target tahunan KB aktif tercapai
Puskesmas
Dapat memberikan pengetahuan tentang KB baik secara langsung melalui penyuluhan, konseling, maupun edukasi melalui website secara rutin dan berkelanjutan untuk masyarakat. Membina kader secara rutin dan berkala.
Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan motivasi kepada perwakilan keluarga sehingga bisa mendukung semua anggota keluarga dalam pemakaian KB untuk PUS yang nantinya akan bermanfaat bagi keluarga masing-masing.
Dinas Kesehatan
Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja petugas yang ada di Puskesmas. Memberikan alokasi dana yang sesuai untuk kegiatan KB. Mendukung Puskesmas dalam pemanfaatan teknologi untuk pelayanan kesehatan di era pandemi