SlideShare a Scribd company logo
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Bahan Diskusi Kelas 4
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Hj. Liliana, S.Pd. 18 6
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan
Wawancara:
Pendidik menjelaskan bahwa
telah memfasilitasi anak belajar
ke tempat ibadah (mesjid) untuk
melaksanakan praktek sholat dan
ibadah Manasik haji
Pendidik memperlihatkan
dokumentasi (foto dan Video)
melaksanakan kegiatan ibadah
sholat dan manasik haji bersama
teman-temannya di lingkungan
halaman mesjid dengan dipandu
oleh pendidik
Pendidik sudah menstimulasi
anak belajardi lingkungan
mesjid sebagai sumber belajar,
dengan mengenalkan tempat
ibadah, melakanakan praktek
sholat dan praktek manasik haji.
Namun masih ada anak usia 4
tahun sebagian belum maksimal
melaksanakan praktek ibadah
manasik haji karena masih
didampingi oangtuanya,
sebaiknya pendidik atau
lembaga sebelumnya membuat
kesepakatan agarorang tua
murid tidak mendampingi anak,
sehingga anak dapat fokus
mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan bersama teman-
temannya.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Mely Sugiarti,
S.Pd.
25. Satuan
pendidikan
memfasilitasi
pengembangan
profesionalitas
pendidik dan
tenaga
kependidikan
7. Fasilitas
Satuan
Pendidikan
Untuk
Layanan
Belajar
Inovatif dan
Pengembanga
n
Profesionalita
s PTK
● Teori Perkembangan Sosiokultural
Lev Vygotsky
Menurut Vygotsky (1978), banyak
pembelajaran penting oleh anak terjadi
melalui interaksi sosial dengan seorang
pendidik yang terampil. Pendidik dapat
mencontohkan perilaku dan / atau
memberikan instruksi verbal untuk anak
tersebut. Vygotsky menyebut ini sebagai
dialog kooperatif atau kolaboratif. Anak
berusaha untuk memahami tindakan atau
instruksi yang diberikan oleh orang dewasa
(seringkali orang tua atau pendidik)
kemudian menginternalisasi informasi
tersebut, menggunakannya untuk
membimbing atau mengatur kinerja mereka
sendiri. Menurut Vygotsky, jenis interaksi
sosial yang melibatkan dialog kooperatif
1. Wawancara
Pada saat wawancara pendidik
menyampaikan pernah mengikuti
pelatihan diklat berkelanjutan
tingkat dasar namun tidak sampai
tuntas dan tidak ada bukti
pendukung dokumentasi foto dan
dokumen sertifikat kegiatan
tersebut.
2. Observasi
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kegiatan
Catatan Butir
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kegiatan
rapat internal dan mengikuti
pelatihan bidang PAUD.
Catatan PHA
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kegiatan
rapat internal dan mengikuti
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
atau kolaboratif ini mendorong
perkembangan kognitif pada anak.
● Teori Hirarki Abraham Maslow
Pentingnya Teori Maslow dalam
pendidikan terletak dalam hubungan antara
kebutuhan dasar dengan kebutuhan tumbuh.
Peserta didik tidak hanya memerlukan
perlakuan yang sesuai dengan
perkembangan psikologisnya, tetapi juga
memiliki hak untuk dihormati, dilindungi,
dan lain- bahwa peserta didik secara
alamiah sebagai makhluk Tuhan
memerlukan perlakuan serta lingkungan
yang nyaman bagi perkembangan
potensinya, sehingga tercerabutnya peserta
didik dari keadaan demikian berpotensi
menghambat pencapaian kesejahteraan jiwa
dan perkembangan yang maksimal. Teori
kebutuhan Maslow bisa membantu pendidik
memahami kondisi peserta didik serta dapat
menciptakan lingkungan yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Guru yang berhasil menjadikan peserta
didik merasa nyaman, tenang, dihargai
secara individu, mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk membantu peserta
didik menjadi bersemangat untuk belajar
demi pembelajaran dan kerelaan berkorban
untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru.
rapat internal dan diskusi terkait
materi pelatihan (pengimbasan)
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan untuk mengikuti
kegiatan pelatihan di bidang
PAUD
3. Dokumentasi
Foto kegiatan rapat internal
pendidik dan tenaga kependidikan
Dokumen daftar hadir
https://drive.google.com/file/d/16
pelatihan bidang PAUD.
Namun satuan pendidikan belum
memfasilitasi pengembangan
profesional secara berkelanjutan
bagi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Diharapkan satuan pendidikan
membuat program
pengembangan profesionalitas
pendidik dan tenaga
kependidikan secara konsisten
dan berkelanjutan dalam bidang
PAUD untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi
peserta didik.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
● Ki Hadjar Dewantara beliau adalah
Bapak Pendidikan Nasional kita, Salah
satu filosofi beliau dalam dunia
pendidikan adalah sebuah semboyan
yang berbunyi “Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso,
Tut Wuri Handayani” (pendidik
harus menjadi role model dan
tauladan yang baik bagi anak atau
peserta didik, pendidik
memposisikan diri untuk
memberikan semangat kepada
peserta didiknya, pendidik senantiasa
membimbing dan memberikan
motivasi yang dapat membantu
peserta didik dalam kegiatan proses
pembelajaran) ketiga semboyan ini
patut dijadikan panutan untuk
meningkatkan profesionalitas pendidik
dalam mendidik anak usia dini agar
menjadi manusia yang cerdas dan
berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
● Ahmad Rizali, dkk (2009) mengatakan
perlu ada upaya untuk meningkatkan
kualitas layanan pendidikan untuk anak
usia dini dengan cara meningkatkan
kualitas para pendidik anak usia dini.
● Rowan, Correnti & Miller (2002)
vr6GdH56gLoT5cmgEXWeqQ14
ifELxIz/view?usp=sharing
Notulen rapat
https://drive.google.com/file/d/1F
Y-ddCmMpqPnWy7kdP-
XdaZy98c0YtYM/view?usp=shar
ing
SOP Pengembangan Kompetensi
PTK
https://drive.google.com/file/d/1D
gcsbxJKtMiQ7RaN7dejqC1hBdi6
gaHc/view?usp=sharing
Surat Undangan Pelatihan
Insatansi Terkait
https://drive.google.com/file/d/19
4BGEvaZkk3XYmYrU7EVDtPo
7bMjo_qh/view?usp=sharing
Foto Saat Mengikuti Pelatihan
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
menyatakan bahwa guru berpengalaman
yang menggunakan strategi
pembelajaran yang efektif cenderung
menghasilkan hasil prestasipeserta didik
yang lebih tinggi.
https://drive.google.com/file/d/1U
H2ScBuc5LFX4AN2C6PtredWa
qpuLL6Z/view?usp=sharing
Dokumen Sertifikat Pelatihan
https://drive.google.com/file/d/1G
SARLar1jm9ZyW_h5CITwXaC7
OBnF6JU/view?usp=sharing
Frisca
Magdalena
Marbun, M.Pd.
1
Yani, S.Pd. 21
Hari Sujatmiko,
S.Pd.
5
Herawati Dian
Anggriany, S.E.
10
Pendidik
menstimulasi
kemampuan
berpikir simbolis
sesuai dengan
tingkat usia
3
Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Kognitif
1.Teori perkembangan kognitif Jean
Piaget menjelaskan bahwa
kemampuan dari kognitif anak dapat
berkembang secara bertahap pada
rentang waktu yang berbeda-beda,
seperti Usia 2-7 tahun pada tahapan
pra-operasional anak sudah mulai
mempresentasikan dunianya dengan
kata-kata, bayangan, dan gambar-
gambar..Perkembangan anak terdiri
Mengamati proses kegiatan dan
penggalian dokumen-dokumen
lainnya dengan ditemukan dokumen
data RPPHharitersebut, terlihat guru
telah menata alat main dan saatproses
kegiatan main anak sebagai berikut :
1. Tersedia berbagai benda dari
CATATAN BUTIR :
Pendidik telah menstimulasi anak
dalam aspek kognitif untuk
berpikir simbolis yang dirancang
dalam RPPH melalui konsep
mengenalkan dengan menata alat
main berupa kartu huruf dan biji-
bijian seperti kedelai, kacang
hijau dan beras, dalam proses
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
dari membangun pengalaman
tentang dunia melalui adaptasi dan
bekerja menuju tahap (konkret)
ketika ia bisa menggunakan
pemikiran logis.
Selama akhir tahap ini, anak secara
mental bisa merepresentasikan
peristiwa dan objek (fungsi semiotik
atau tanda), dan terlibat dalam
permainan simbolik.
2. Teori menurut Neisser
Menurut Neisser kognitif itu hanya
bicara tentang tiga konsep yaitu
perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Jadi kognitif adalah
bagaimana perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan.
3. Menurut Gagne , Menurut Gagne
kognitif merupakan proses internalisasi
ilmu pengetahuan yang terjadi pada
susunan saraf pusat ketika seseorang
berfikir memahami sesuatu.
4. Teori Vygotsky, Anak yang belajar
secara aktif lebih baik dari anak yang
pasif, disebut pendekatan
biji-bijian dan ada kartu huruf
diletakan di meja anak-anak
2. Tampak anak Bermain
menyusun huruf (a_p_e_l)
dihubungkan dengan gambar
yang telah anak buat sendiri
3. Terlihat guru menstimulasi
anak dengan memberikan
dukungan motivasi pada saat
menyusun dan bertanya tentang
huruf yang disusun
4. Terlihat anak menunjukan
hasil karya dan
mempresentasikan sesuai
dengan imajinasinya dan guru
memberikan apresiasi
kegiatan bermain pendidik
menstimulasi anak menggunakan
dan menyebutkan huruf dengan
Bermain menyusun huruf
(a_p_e_l) dihubungkan gambar
yang telah dibuat anak, lalu anak
menyebutkan huruf yang telah
disusun diatas gambarnya, dan
pendidik menstimulasi dengan
memberikan dukungan
pemahaman anak untuk mengenal
huruf yang telah disusun dan
memotivasi anak
mempresentasikan berbagai karya
sesuai imajinasinya
CATATAN PHA
Pendidik telah menstimulasi
aspek perkembangan kognitif
anak, dengan baik, dirancang
dalam perencanaan kegiatan
pembelajaran harian untuk
kemampuan berpikir simbolis
dengan konsep bilangan atau
huruf melalui kegiatan
menggunakan kartu huruf dan
angka serta menstimulasi anak
mempresentasikan imajinasi
dalam bentuk karya. Namun
menstimulasi anak,
mempresentasikan berbagai
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
konstruktivisme, makaudnya
perkembangan kognitif seseorang
selain ditentukan oleh individu sendiri
secara aktif dan lingkungan sosial
yang aktif pula, anak akan
mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan dengan
bersosialisasi.bermain langsung
memiliki peran perkembangan
kognitif anak.
benda dalam bentuk karya,
penyediaan ragam media
bilangan dan huruf masih
terbatas. Stimulasi pendidik
dalam pengembangan kognitif
berpikir simbolis sebaiknya
ditingkatkan kembali dengan
menyediakan dan
memanfaatkan berbagai ragam
alat dan bahan main yang
ditata dengan menarik,
mendorong keingintahuan
anak untuk selalu
bereksplorasi sesuai potensi
dan kemampuan berpikir
simbolis anak menggunakan
berbagai benda sehingga
menghasilkan imajinasi kreatif
dalam bentuk karya.
Supartini, S.Pd. 23
Sestrix C
Rahabav, S.Psi.,
M.Pd.
22
Warda Tuny,
M.Pd.
9 3 Teori Belajar Kognitivisme Jean
Piaget
Teori ini menggambarkan bahwa belajar
adalah aktivitas internal yang terdiri dari
1. Wawancara
Pendidik mengatakan stimulasi
kemampuan anak dilakukan
dengan memfasilitasi anak bemain
menggunakan bahan dan alat yang
Catatan Butir
Melalui kegiatan bermain
mencari buah bintangor, anak
distimulasi mengkalsifikasikan
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
beberapa proses, seperti: pemahaman,
mengingat, mengolah informasi,
problem solving, analisis, prediksi, dan
perasaan. Perkembangan kognitif
seorang anak bukan hanya tentang
memperoleh pengetahuan, anak juga
harus mengembangkan atau
membangun mentalnya. teori ini
mengemukakan asumsi tentang
perkembangan cara berfikir individu
dan kompleksitas perubahannya melalui
perkembangan neurologis
(strukturalisme) dan perkembangan
lingkungan (konstruktivisme). Pada
tahapan perkembangan kognitif yaitu
Tahap praoperasional (preoperational) :
Usia 2-7 tahun, anak berpikir pada
tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif.
Pemikiran anak selama tahap ini adalah
sebelum operasi kognitif. Artinya, anak
tidak bisa menggunakan logika atau
mengubah, menggabungkan, atau
memisahkan ide atau pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari
membangun pengalaman tentang dunia
melalui adaptasi dan bekerja menuju
tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis. Selama
akhir tahap ini, anak secara mental bisa
tersedia di lembaga
2. Observasi
Pada saat observasi terlihat
pendidik menstimulasi anak dalam
memahami persamaan, perbedaan
, menghubungkan dan klasifikasi
warna melalui permainan mencari
angka berdasarkan warna dan
bilangan menggunakan buah
bintanggor, dan konsep sebab
akibat melalui dialog dengan anak
terkait apa yang terjadi jika
bersepeda menabrak tanaman
bunga.
warna berdasarkan warna kartu,
menghubungkan warna dan
jumlah bilangan pada kartu
dengan buah. Anak dapat
memahami persamaan dan
perbedaan. Anak dapat
distimulasi memahami konsep
sebab akibat dengan melakukan
dialog sederhana apa yang terjadi
jika bersepeda menabrak
tanaman bunga. Belum terlihat
klasifikasi berdasarkan bentuk
maupun ukuran
PHA Komponen 3
Pendidik telah menstimulasi
anak mengkalsifikasi warna
berdasarkan warna kartu,
menghubungkan warna dan
jumlah bilangan pada kartu
melalui kegiatan bermain
mencari buah bintangor,
sehingga anak dapat memahami
persamaan dan perbedaan.
Pendidik juga menstimulasi anak
memahami konsep sebab akibat
dengan melakukan dialog
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
merepresentasikan peristiwa dan objek
(fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat
dalam permainan simbolik.
sederhana apa yang terjadi jika
bersepeda menabrak tanaman
bunga. Walaupun kegiatan
klasifikasi berdasarkan warna
telah dilakukan namun belum
terlihat klasifikasi berdasarkan
bentuk maupun ukuran. Kegiatan
main untuk menstimulasi
kemampuan anak berfikir logis,
kritis dan kreatif diharapkan
dapat dibuat lebih kreatif lagi
menggunakan berbagai alat dan
bahan yang lebih menantang
sehingga anak dapat menunjukan
kemampuan berfikir tingkat
tinggi yang baik
M. Zahrawi
Saimima,
M.Pd.I.
14 5 (Hurlock, 1978) mengemukakan
perkembangan sosial emosional
merupakan perkembangan perilaku
yang sesuai keadaan atau lingkungan
sosial sekitar. oleh karena itu,
perkembangan emosional menuntut kita
untuk melatih anak dengan cara
membiasakan mereka bersosialisasi
terutama pada proses bergaul dengan
Melalui hasil observasi dan
wawancara di satuan PAUD.
ditemukan Setiap pagi, sebelum
masuk ke dalam kelas, Pendidik
membiasakan anak untuk apel di
depan kelas sambil berdoa
kepada Allah SWT dengan
membacakan doa masuk kelas.
Pendidik telah membiasakan
anak sebelum masuk kelas
dengan kegiatan apel pagi di
depan kelas, sambal
mengarahkan anak untuk
berdoa kepada Allah SWT
dengan membacakan doa
masuk kelas. Sehingga saat
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
teman mereka di sekolah Sehingga saat masuk kelas tidak
terjadi saling mendahului oleh
anak
Kemudian pendidik juga
menstimulasi anak untuk
bertanggung jawab menuntaskan
kegiatan main yang di pilih oleh
anak. Akan tetapi yang belum
terlihat dari kebiasaan pendidik
adalah, membiasakan anak untuk
disiplin mencuci tangan setelah
kegiatan bermain anak
dilaksanakan, sehingga proses
mencuci tangan sering
terlewatkan.
masuk kelas tidak terjadi saling
mendahului oleh anak. Karena
telah dikontrol secara langsung
oleh pendidik. Pendidik juga,
telah menstimulasi anak untuk
bertanggung jawab
menuntaskan kegiatan main
yang dipilih oleh anak. Akan
tetapi, yang belum terlihat dari
kebiasaan pendidik adalah,
membiasakan anak untuk
disiplin mencuci tangan setelah
kegiatan bermain
dilaksanakan, sehingga proses
mencuci tangan sering
terlewatkan. Kedepannya,
pendidik diharapkan terbiasa
membiasakan anak untuk
disiplin mencuci tangan setelah
kegiatan bermain anak
dilaksanakan, sehingga proses
mencuci tangan sering
terlewatkan.
Julida Herdina,
M.Si.
4 2 Menurut teori suyadi (2018:14)
Ketrampilan motorik dapat
dikelompokkan menurut ukuran ukuran
otot – otot dan bagian badan yang terkait
yaitu ketrampilan motorik kasar dan
1. Observasi: Mengamati
stimulasi
pendidik kepada
anak terlait motoric kasar
Pendidik telah menstimulasi
anak pada aspek motorik kasar
dengan baik melalui kegiatan
anak melompat pada hulahop,
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
motorik halus. Motorik kasar meliputi
ketrampilan otot – otot besar lengan,
kaki, batang tubuh seperti berjalan,
melompat berlari. Sedangkan motorik
halus meliputi otot – otot kecil yang ada
diseluruh tubuh seperti menyentuh,
memegang, menulis dan menggambar
menuruturut teori suyadi (2018:14)
Ketrampilan motorik dapat
dikelompokkan menurut ukuran ukuran
otot – otot dan bagian badan yang terkait
yaitu ketrampilan motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar meliputi
ketrampilan otot – otot besar lengan,
kaki, batang tubuh seperti berjalan,
melompat berlari. Sedangkan motorik
halus meliputi otot – otot kecil yang ada
diseluruh tubuh seperti menyentuh,
memegang, menulis dan menggambar.
seperti melalui kegiatan gerak
dan lagu, melompat rintangan,
bermain sepakbola, bermain
perosotan, ayunan, jungkat-
jungkit dan tangga
majemuk.
2. Wawancara: Melakukan
wawancara mengenai
pengetahuan pendidik tentang
kegiatan motorik kasar yang
telah dilaksanakan. Pendidik
menceritakan bagaimana cara
menstimulasi motoric kasar
anak melalui ragam
permainan tradisional.
3. dokumentasi:
MELONCAT
SEPAK BOLA
GERAK DAN
LAGU
BERMAIN APELUAR
https://drive.google.com/file/d/1hU
WE8JjgJeH4IeZ3dT0NNR_oUm7k
wMEh/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1YnH
bermain bola, menyeberang
papan, dan bermain seluncur
terlihat kemampuan motorik
kasar anak berlari, melompat,
mendorong, menarik, memutar,
mengocok, melempar,
menangkap dan menendang.
Diharapkan pendidik dapat
meningkatkan lagi stimulasi
anak melalui ragam permainan
tradisional seperti permainan
lompat tali, dan ular tangga.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
ISrXg6a_Q5ITtEMsX5vRsWJqvFD
qX/view?usp=sharing
Dr. Asani, S.Ag.,
M.Pd.I.
26
Johanes
Rawulunubun
, S.Si.
16 5
Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia
dilahirkansebagai makhluk sosial (zoonpoliticon).
Erik H. Erikson mengembangkan teori yang
disebut theory of psychosocial Develoment (teori
perkembangan psikososial) di mana ia membagi
tahap-tahap perkembangan manusia menjadi
delapan tahapan. Hasil dari tiap tahap tergantung
dari hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang
sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi
individu untuk dapat tumbuh secara optimal.
Sigmund Freud (1979), seorangtokoh Psikoanalisa
mengatakan bahwa penyesuaian diri yang kurang
baik dan masalah-maslah kepribadian yang
muncul saat masa dewasa adalah sebagai akibat
dari masalah yang berkembang pada masa kanak-
kanak.
Menurut Loree (1970) “sosialisasi merupakan suatu
proses dimana individu (terutama) anak melatih
kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan
sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan
kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul
dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam
lingkungan sosialnya”.
Hurlock menjelaskan bahwa perkembangan sosial
anak merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yangsesuai dengan tuntutan sosial.
OBSERVASI:
• Pendidik mengenalkan kepada anak
tentang Lambang Negara/Garuda
Pancasila, Presiden dan Wakil
Presiden lewat foto.
• Pendidik mengenalkan kepada anak
tentang Bendera Negara (Sang Merah
Putih) lewat Bendera Kertas dan lewat
lagu.
• Pendidik mengajak anak untuk
menyanyikan Lagu Kebangsaan
dan/atau Lagu Nasional (lagu
“Bendera Kita” & lagu “Garuda
Pancasila”).
WAWANCARA:
v Pendidik bersama anak terlibat dalam
kegiatan konvoi dalam rangka
Perayaan HUT Kemerderaan RI.
v Pendidik juga pernah menggelar
Upacara Bendera.
(Tidak ditemukan dokumentasi berupa
Foto/Video)
STUDI DOKUMENTASI:
Stimulasi terhadap aspek Sosial Emosional
antara lain Pengenalan simbol danlambang
negara tercantum dalam Dokumen
perencanaan, Kurikulum, & RPP.
SIMULASI:
Pendidik meminta beberapa Anak masing-
masingtampil di depanuntuk menyanyikan
Pendidik telahmengenalkan kepada anak
tentang Lambang Negara (Garuda
Pancasila), Presiden RI dan Wakil
Presiden RI lewat foto. Pengenalan
tentang Bendera Negara (Sang Merah
Putih) dilakukan lewat Bendera Kertas
dan lewat Lagu.
Pendidik juga mengajak anak untuk
menyanyikan LaguKebangsaandan/atau
Lagu Nasional, misalnya lagu “Bendera
Kita” & lagu “Garuda Pancasila”.
P H A:
Pendidik telah menstimulasi anak untuk
mengenal dan mencintai Negara melalui
simbol dan lambang Negara, antara lain
mengenalkan kepada anak tentang
Lambang Negara (Garuda Pancasila),
Presiden RI dan Wakil Presiden RI lewat
foto. Pengenalan Bendera Negara (Sang
Merah Putih) dilakukan lewat Bendera
Kertas dan Lagu. Pendidik juga mengajak
anak untuk menyanyikan Lagu
Kebangsaan dan/atau Lagu Nasional,
misalnya lagu “Bendera Kita” & lagu
“Garuda Pancasila”.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
lagu Garuda Pancasila.
Link Bukti Foto dan Video:
https://drive.google.com/drive/folders/1zSB
cijK87O3jM_6bJ-
x3Ks8VFkUNhln6?usp=sharing
Diperoleh temuan, bahwa pendidik tidak
memasang Bendera Merah Putih, foto
Presiden RI dan Wakil Presiden RI, serta
Lambang Negara (Garuda Pancasila) di
ruang kelas.
Diharapkan agar pendidik memasang
Bendera Merah Putih, foto Presiden RI
dan Wakil Presiden RI, dan Lambang
Negara (Garuda Pancasila) di setiap
ruang kelas serta aksesoris lainnya yang
berkaitan dengan simbol dan lambang
negara seperti foto/gambar pahlawan
Nasional dan mengenalkannya kepada
anak.
Pendidik juga diharapkandapatmengajak
anak-anak menyanyikan lagu Indonesia
Raya di setiap pagi awal kegiatan
pembelajaran dan menyanyikan salah
satu lagu kebangsaan/nasional sebelum
pulang.
Rustam AR
Selang, M.Pd.
6
Martje
Tatipikalwan,
S.Pd., M.Pd.
2
Haryati, S.Pd.,
M.Pd.
Butir 17
Stimulasi
pendidikan
pada aspek
American Academy of Padiatrics
2012 menjelaskan perkembangan
sosial emosional anak usia dini adalah
1. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak untuk
mengenalkan bahasa daerah
Catatan Butir:
Pendidik menstimulasi anak
dalam mengenalkan keberagam
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Indikator
pembelajaran
anak dalam
mengenal
keberagaman
budaya
daerah
meliputi :
● Bahasa
daerah
● Lagu
Daerah
● Tarian
Daerah
● Pakaian
Daerah
sosial
emosional
kemampuan anak dalam mengelola
dan mengekspresikan emosi secara
lengkap baik emosi positif maupun
negatif. Anak mampu berienteraksi
dengan teman sebayanya atau orang
dewasa disekitarnya secara aktif
belajar dengan mengeksplorasi
lingkungannya. Perkembangan sosial
emosional adalah proses belajar anak
dalam menyesuaikan diri untuk
memahami keadaan serta perasaan
ketika berinteraksi dengan orang-
orang di lingkungannya yang
diperoleh dengan cara mendengar,
mengamati dan meniru hal-hal yang
dilihatnya.
Erik Erikson :
Pertumbuhan/perkembangan
kepribadian seseorang berjalan
menurut delapan tahap
perkembangan psiko-sosial, dan itu di
tentukan oleh berhasil/tidaknya dalam
menempuh tahap sebelumnya :
1. adanya 'trust' pada bayi kepada
orang di sekitarnya, membentuk
perilaku 'trust' kepada orang lain
ketika dewasa.
melalui kegiatan bercerita
dengan menyebutkan angka
dan nama benda dalam bahasa
daerah.
Indikator 17.1 (Video)
https://drive.google.com/file/d/1v
cVHthO_eulWCg4qnFnmyvDIA
NlFHIJD/view?usp=sharing
2. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak untuk
mengenalkan Lagu daerah
melalui kegiatan bernyanyi
bersama lagu daerah sebelum
memulai kegiatan dalam kelas.
https://drive.google.com/file/d/1h
3e5vv1VdwjuitLF5HNOOUVWn
f6RDnvQ/view?usp=sharing
(Video)
3. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak untuk
mengenalkan anak tarian
budaya dengan cara
menyebutkan nama-nama benda
menggunakan bahasa daerah
kemudian menyanyikan lagu
daerah secara bersama pada
kegiatan bernyanyi sebelum
memulai kegiatan pembelajaran,
pada pengenalan tarian daerah
pendidik mempraktekkan
langsung dengan mengajak anak
keluar kelas kemudian
membentuk kelompok kecil dan
meminta anak melakukan
gerakan tarian sederhana
kemudian pada kegiatan
pengenalan pakaian daerah
pendidik mengenalkan anak
melalui kegiatan bercerita
dengan menggunakan gambar
pakaian-pakaian daerah sehingga
anak mengetahui beragam
pakaian daerah pada setiap
daerah namun penggunaan
pakain daerah hanya dilakukan
pada acara tertentu seperti
pentas seni dan carnaval.
Catatan PHA :
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
2. anak 2-3 tahun yang sukses dalam
toilet training berpengaruh besar pada
rasa percaya dirinya.
3. anak prasekolah yang merasa bisa
dalam kegiatan main dan inter-
aksisosial, akan membentuk rasa
percaya dirinya.
Menurut Erikson, masyarakat
memiliki peranan yang sangat penting
dalam perkembangan psikososial
seorang individu. Peranan ini dimulai
dari pola asuh orangtua hingga aturan
atau budaya masyarakat
daerah dengan mempraktekan
langsung tarian daerah.
4. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak
mengenalkan anak pakaian
daerah melalui kegiatan
bercerita dengan menggunakan
gambar.
Pendidik telah mengenalkan
anak tentang keberagaman
budaya daerah melalui beragam
kegiatan seperti bercerita dengan
bahasa daerah, mengenalkan
pakaian daerah melalui gambar,
bernyanyi lagu daerah bersama
dan melakukan gerakan tarian
secara langsung, nampak anak
sudah mampu meguasai
beberapa kata dalam bahasa
daerah, bernyanyi dalam bahasa
daerah dan melakukan gerakan
tarian walaupun tidak semua
mampu melakukan dengan
sempurna dan anak nampak
sudah mengetahui pakaian
daerah dari berbagai daerah,
Namun pendidik belum
maksimal dalam mengenalkan
beragam tarian daerah dan tidak
rutin dalam mempraktekkan
tarian sehingga sebagian anak
terlihat belum mampu mengikuti
gerakan dengan sempurna oleh
karena itu diharapkan agar
pendidik terus meningkatkan
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
kemampuan anak dalam
mengenalkan beragam tarian
daerah melalui kegiatan yang
lebih kreatif dan menstimulasi
gerakan tarian seraca rutin agar
lebih efektif.
Farida Samad,
S.Pd., MKPd.
Butir 12:
Indikator
pembelajara
n dalam
mengungka
pkan bahasa
ekspresif
antara lain
melalui:
a)
Bertanya
/menjaw
ab
pertanya
an
b)
Berkomu
4:
Pendidik
memfasilita
si proses
pembelajar
an dalam
menstimulia
si anak
untuk
mengungk
apkan
bahasa
(ekspresif].
Teori Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini (PAUD) Menurut Para Ahli
bahwa bahasa merupakan suatu
hal yang penting. Tanpa bahasa
seseorang tidak akan dapat
berkomunikasi dengan orang lain.
Berkomunikasi sebagai kebutuhan
dasar bagi setiap anak karena
merupakan mahkluk sosial yang
harus hidup berdampingan dengan
sesamanya. Anak selalu
menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial. Anak dapat
mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa, sehingga
orang lain dapat menangkap apa
yang dipikirkan oleh anak. Melalui
Asesor melakukan metode
pengumpulan data dengan
meminta beberapa
dokumen terkait antara lain:
- Video pembelajaran
- RPPM dan RPPH
- Foto-foto
pembelajaran.
- Hasil karya anak
Berikut link drivenya:
https://drive.google.com/file
/d/1Me1tZB_4DckJqBUbuN6
OPmpMpJPjRMWq/view?usp
=sharing
https://drive.google.com/file
Guru PAUDmenstimulasi anak
untuk menunjukkan
keterampilan berbahasa
anak melalui berbagai
kegiatan mengungkapkan
bahasa ekspresif namun
diperoleh temuan bahwa
stimulasi guru dalam hal
berkomunikasi secara lisan
masih kurang sehingga anak
terlihat kurang percaya diri
dan malu-malu.
Disarankan agar guru
meningkatkan motivasi
terhadap kemampuan
berkomunikasi anak melalui
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
nikasi
secara
lisan
c)
Bercerita
/menceri
takanke
mbali
yang
diketahui
d)
Mengeks
presikan
perasaan
/ide/kein
ginan
dalam
bentuk
coretan/t
ulisan
berbahasa, komunikasi antar anak
dapat terjalindengan baik sehingga
anak dapat membangun
hubungan. Bahasa merupakan
landasan seorang anak untuk
mempelajari hal-hal lain. Sebelum
dia belajar pengetahuan-
pengetahuan lain, dia perlu
menggunakan bahasa agar dapat
memahami dengan baik. Anak
akan dapat mengembangkan
kemampuannya dalam bidang
pengucapan bunyi, menulis,
membaca yang sangat
mendukung kemampuan
keaksaraan di tingkat yang lebih
tinggi.
Psikolog Rusia L.S Vigotsky ( Thought
and Speech), berpendapat bahwa
bahasa menjadi faktor perantara
pada proses belajar anak. Hasil
pengkajian menunjukkan kesukaran
penguasaan bahasa umumnya
berhubungan dengan kadar
/d/1I5dG0MvEfTHFfY28sBKZ-
Oq1s_FCG2J0/view?usp=shar
ing
https://drive.google.com/file
/d/1gJhZYbFbLAUGyBrJNu5_J
TRR_VPohVdv/view?usp=shari
ng
https://drive.google.com/file
/d/1gJhZYbFbLAUGyBrJNu5_J
TRR_VPohVdv/view?usp=shari
ng
kegiatan sesuai tema dan
beberapa alternative
metode yang cocok
digunakan untuk pengenalan
bahasa pada anak
diantaranya bercakap-
cakap, karyawisata,
pemberian tugas,
proyek/pengamatan dan
lainnya.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
kedunguan atau rendahnya IQ
anak.
Badudu (1989) mendefiniskan
bahasa sebagai alat penghubung
atau komunikasi antar anggota
masyarakat yang terdiri dari
individu-individu yang menyatakan
pikiran,perasaandan keinginannya.
Sementara Bromley (1992)
mendefinisikan bahasa adalah
sebagai sistem simbol yang teratur
untuk mentransfer berbagai ide
maupun informasi yang terdiri atas
simbol-simbol visual maupun verbal.
Simbol-simbol visual tersebut dapat
dilihat, ditulis, dan dibaca,
sedangkan simbol-simbol verbal
dapat diucapkan dan didengar.
Pengembangan keterampilan
berbahasa pada anak usia dini
mencakup empat aspek, yaitu:
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
berbicara, menyimak, membaca,
dan menulis. Keterampilan
berbicara dan menulis merupakan
keterampilan yang bersifat produktif
karena anak dituntut untuk
menghasilkan bahasa. Sebaliknya,
keterampilan menyimak dan
membaca bersifat reseptif karena
anak lebih banyak menyerap
bahasa yang dihasilkan oleh orang
lain.
William J. Meyer menulis bahwa
perkembangan bahasa secara
umum sangat pesat pada tahun-
tahun pertama kehidupan. Pada
umur 30 bulan ratarata anak telah
memiliki 70% fonem(bunyi huruf)
yang dibuat orang dewasa. Pada
usia sekitar empat tahun
pengenalan bunyi (fonologi) pada
anak umumnya sudah sama
dengan orang dewasa.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Perkembangan bahasa sejak bayi
adalah salah satu penyebab
perbedaan kemampuan
berbahasa pada individu. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
penggunaan bahasa anak akan
berkembang sesuai hukum alam,
yaitu mengikuti bakat, kodrat, dan
ritme perkembangan yang alami.
Teori Nativisme: Menurut teori
nativisme, terdapat keterkaitan
antara faktor biologis dan
perkembangan bahasa. Pada saat
lahir, anak telah memiliki
seperangkat kemampuan
berbahasa yang disebut ‘Tata
Bahasa Umum” atau ‘Universal
Grammar’. Teori ini menjelaskan
bahwa tidak terdapat keterkaitan
antara kemampuan intelegensi dan
pengalaman pribadi anak.
Meskipun pengetahuan yang ada
di dalam diri anak tidak
mendapatkan banyak rangsangan,
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
anak akan tetap dapat
mempelajarinya. Anak tidak
sekedar meniru bahasa yang dia
dengarkan, tapi ia juga mampu
menarik kesimpulan dari pola yang
ada. Hal ini dkarenakan anak
memiliki alat penguasaan bahasa
(language acquisition device) dan
mampu mendeteksi kategori
bahasa tertentu.
Teori Behavioristik: Teori behavioristik
lebih mengedepankan peran
perlakukan lingkungan setelah anak
dilahirkan. Ketika dilahirkan, anak
tidak memiliki kemampuan apapun.
Belajar bahasa harus dengan
pengkondisian lingkungan, proses
imitasi dan diberikan penguatan.
Dengan demikian, pengkondisian
lingkungan menjadi sebuah faktor
yang sangat kritis karena
lingkunganlah yang perlu
memberikan pengaturan pada
stimulus dan konsekuensi yang
ditimbulkannya. Jika stimulasi
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
bahasa yang diberikan kepada
anak baik maka konsekuensi atau
hasil yang akan didapatkan oleh
anak juga akan baik.
Teori Konstruktivisme: Berbeda
dengan kedua teori sebelumnya,
teori konstruktivisme memandang
bahwa ketika anak memperlajari
bahasa terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi, diantaranya:
peran aktif anak terhadap
lingkungan, cara anak memproses
suatu informasi, dan menyimpulkan
struktur bahasa. Melalui proses
interaksi dengan orang lain, maka
pengetahuan, nilai dan sikap anak
akan berkembang.
Florence A.
Boray, S.Pd.,
M.Si.
7
Manggaranti,
S.Pd.Gr.
3. Pendidik
menstimulasi
anak dalam
1. Stimulasi
Pendidik
pada
Landasan teori:
Oser mendefinisikan penilaian agama
sebagai alasan yang menghubungkan
realitas sebagai pengalaman dengan
Asesor mengamati pendidik
menstimulasi anak dalam
pembiasaan menghormati orang
yang lebih tua melalui cerita
Pendidik telah menstimulasi
anak untuk berperilaku terpuji/
berbudi luhur dalam
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
pembiasaan
untuk
berperilaku
terpuji/
berbudi luhur
Aspek
Agama
dan
Moral
sesuatu di luar realitas yang berfungsi
untuk memberikan makna dan arah
tujuan hidup (Bridges & A.Moree,
2002), Oser menggambarkan lima
tahap dalam pengembangan penilaian
agama, tiga diantaranya merupakan
tahap-tahap penalaran yang dicapai
pada masa kanak-kanak dan remaja,
dan yang keempat berkembang dalam
minoritas individu di masa remaja.
Tahap 1 pandangan anak-anak tentang
Tuhan sangat konkret dan literal.
Tahap 2 dan 3 anak-anak dan remaja
yang lebih tua memandang Tuhan
dengan cara yang kurang menghukum.
Tuhan dapat dipengaruhi oleh perilaku
baik seorang individu, dengan doa, dan
kepatuhan pada ritual dan praktik
keagamaan.
Tahap 4 dan 5 individu yang
mempertahankan iman dapat kembali
kepada Tuhan sebagai pencipta akhir
yang merupakan sumber kebebasan dan
kehidupan, dan yang keberadaannya
membuat hidup bermakna. Teori Oser
tidak menyarankan bahwa semua
penilaian agama yang diperlihatkan
oleh seorang individu akan selalu
berada pada tahap yang sama, atau
bahwa semua individu pada usia yang
inspiratif. Asesor mengamati
kebiasaan anak yang melakukan
salam pada pendidik dan tamu
yang ada di satuan pendidikan.
Asesor mengamati Guru dalam
menstimulasi anak dalam
membiasakan anak bersikap jujur.
Asesor mengamati pendidik
menstimulasi anak dalam
pembiasaan menolong orang yang
membutuhkan melalui cerita
mengenai Belalang tersesat yang
ditolong oleh kunang- kunang dan
tanya jawab.
menghormati orang tua dan
terbias menolong orang lain yang
membutuhkan.
Tetapi, Pendidik belum
menstimulasi anak dalam
bersikap dan berperilaku jujur.
Pendidik sebaiknya melakukan
stimulasi anak dalam bersikap
dan berperilaku jujur. Misalnya,
Pendidik mencontohkan kepada
anak untuk berkata apa adaya,
mengambil barang sesuai
dengan haknya, atau
memfasiltasi praktik pasar jujur
dalam kelas.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
sama akan menunjukkan tingkat
penilaian agama yang sama.
Jan Pieter 20
Ice Purnawanti
Puspitasari,
S.Pd.Gr.
13 4. Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Bahasa.
Keaksaraan awal merupakan
kemampuan dasar membaca dan
menulis, serta pengenalan huruf vocal
dan konsonan pada anak usia dini
sebagai kemampuan dasar yang wajib
dikuasai anak (Amini, 2016; Listriani,
dkk, 2021; Borre 2019; Christianti,
2013).
Keterampilan keaksaraan awal anak
dimulai dengan anak mengenal warna,
bentuk, membedakan gambar,
menyebut simbol, menjiplak huruf,
menulis nama, menyusun kata dan
menuliskan pikiran (Nisa et al., 1999).
Tujuan utama mengenal keaksaraan
yaitu sebagai persiapan untuk membaca
dan menulis, selain itu mengenalkan
anak huruf abjad, melatih keterampilan
anak dalam mengubah huruf menjadi
suara, dan keterampilan menyuarakan
yang dapat dipraktekan ketika anak
belajar membaca lanjut (Agustin, dkk,
Asesor mengamati pendidik
menstimulasi anak untuk
mengembangkan kemampuan
keaksaraan dengan melakukan
pembiasaan menyanyikan lagu
jumlah jari, selain itu terlihat juga
anak memilih buku sesuai
keinginanya. Kemudian terlihat
juga pendidik menyediakan
berbagai alat dan bahan seperti
buah belimbing yang digunakan
untuk kegiatan menstempel, pasir
warna, batu, puzzle huruf dan
angka
Pendidik telah memfasilitasi
proses pembelajaran keaksaraan
baik kegiatan pra membaca
maupun pra menulis melalui
kegiatan yang menyenangkan
sehingga anak dapat menulis,
membuat dan melafalkan huruf
dengan media batu serta
penyediaan buku bacaan yang
beragam membuat anak
terdorong untuk
mengamati/memegang/menyent
uhnya.
Pendidik telah menstimulasi
perkembangan bahasa pada
proses pembelajaran untuk
melatih kemampuan anak dalam
memahami bahasa (reseptif)
melalui bercerita dan
memberikan pernyataan tentang
isi cerita yang telah disampaikan.
Pendidik telah menstimulasi
kemampuan anak dalam
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
2020). mengungkapkan bahasa
(ekspresif), melalui kegiatan
berkomunikasi secara lisan
melalui kegiatan main yang
dilakukan serta mengekspresikan
perasaan atau ide dalam bentuk
coretan/tulisan sesuai keinginan
anak.
Namun pendidik belum
mengoptimalkan dalam
menstimulus anak pada
kemampuan memahami bahasa
(reseptif) untuk bertanya jawab
dan pada mengungkapkan
bahasa (ekspresif) untuk
bercerita.
Diharapkan pendidik dapat
menstimulasi anak agar dapat
melakukan tanya jawab dengan
menyediakan cerita atau bahan
yang dapat membangkitkan rasa
ingin tahu sehingga aktif
bertanya, pendidik sebaiknya
juga memotivasi anak untuk
berani bercerita tentang
pengetahuanya.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Tomy Aditia,
S.Pd.Gr.
11 4. Stimulasi
Pendidik Pada
Aspek
Bahasa.
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
baik secara lisan, tertulis maupun tanda
yang didasarkan pada sebuah sistem
simbol-sombol. Bahasa terdiri dari kata-
kata yang digunakan oleh suatu
komunitas dan aturan untuk
memvariasikan dan
menggabungkannya. Perlunya bahasa
untuk berbicara dengan orang lain,
mendengarkan, membaca dan menulis
(Sabtrock, 2011).
Perkembangan kemampuan Bahasa
meliputi pengembangan aspek
mendengar, berbicara, menulis, dan
membaca. Kemampuan berbahasa AUD
dalam STPPA dibagi ke dalam tiga (3)
kategori, yaitu: memahami bahasa
(reseptif); mengungkapkan bahasa; dan
keaksaraan. Dan kategori memahami
bahasa masuk kedalam kemampuan
bahasa reseptif anak.
Menurut Demchack, Elguist. & Rickard
Asesor mengamati pendidik yang
menstimulasi anak untuk
memahami bahasa reseptif dengan
cerita sederhana bisa
menggunakan alat bantu seperti
buku cerita atau tanpa alat.
Asesor mengamati pendidik yang
menstimulasi anak untuk
memahami bahasa reseptif dengan
pertanyaan sederhana. Disini
pendidik harus menggunakan
bahasa yang singkat, padat dan
jelas sehingga anak mudah untuk
menjawabnya.
Asesor mengamati pendidik yang
menstimulasi anak untuk
memahami bahasa reseptif melalui
pernyataan sederhana. Sama
Pendidik telah menstimulasi
kemampuan anak dalam
memahami bahasa (reseptif)
melalui bercerita tentang Sang
Beruang, memberikan
pernyataan sederhana yang
mampu anak pahami dan
melakukan tanya jawab untuk
memperdalam kemampuan
pemahaman bahasa.
Pendidik telah
menstimulasi kemampuan anak
pada pembelajaran keaksaraan
baik pra membaca
maupun pra menulis, melalui
penyediaan buku cerita sehingga
anak dapat
mengamati/memegang/menyent
uh dan pura-pura membaca, serta
memberikan kegiatan
main yang menyenangkan untuk
mengenal huruf alfabet yang
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
(2002) Bahasa reseptif adalah
kemampuan menerima pesan,
memahami pesan yang disampaikan.
Kemampuan bahasa khususnya
kemampuan bahasa reseptif
(memahami) anak adalah keterampilan
memahami yang meliputi keterampilan
anak dalam memahami aturan guru di
dalam kelas, perintah, dan penjelasan
(Adini 2016). Di samping itu,
keterampilan bahasa reseptif yang baik
memungkinkan anak untuk memahami
kata-kata, kalimat, cerita dan peraturan.
Bromley mengatakan bahwa anak yang
terlibat aktif dalam menyimak juga aktif
dalam mengonstruksikan arti informasi
yang diberikan. Mereka memonitor
pemahaman mereka akan informasi
yang diperoleh dengan berbagai cara,
mengasosiasikan informasi baru dengan
informasi yang telah mereka terima
sebelumnya, menanyakan tentang
ketepatan informasi yang mereka
peroleh, dan mengulang maupun
menanyakan informasi yang telah
diberikan dengan menggunakan kata-
kata mereka sendiri (Dhieni et al 2014)
Maka akan sering kita dapati bahwa
kecenderungan anak yang sering
bertanya merupakan anak yang
dengan sebelumnya pernyataan
yang diberikan haruslah diberikan
dengan bahasa yang padat, ringkas
dan jelas sehingga anak
menangkap isi pernyataan tersebut
dengan benar.
dilafalkan
secara bersama lalu menulisnya
di udara.
Pendidik telah
menstimulasi kemampuan anak
dalam mengungkapkan bahasa
(ekspresif), melalui
kegiatan tanya jawab,
berkomunikasi secara lisan dan
mengekspresikan ide atau
keinginan anak melalui kegiatan
main yang berhubungan dengan
isi cerita yang
telah disampaikan.
Namun dalam menstimulasi
mengungkapkan bahasa
(ekspresif) belum optimal,
ditemukan bahwa anak tidak
mampu
untuk bercerita maupun
menceritakan kembali.
Diharapkan pendidik dapat
memotivasi anak dengan
cara memberikan reward bisa
berupa bintang, tepuk tangan dan
ucapan “hebat”, agar mereka
terdorong untuk berani bercerita
atau menceritakan kembali isi cerita
yang telah didengarnya dengan
menggunakan bahasa sederhana
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
memahami informasi yang mereka
terima sebagai bentuk proses memahami
ataupun mengasosiasikan informasi
baru dengan pengalaman terdahulu
mereka.
Menurut Seefeldt dan Wasik (2008)
pada saat menyimak anak-anak
mengembangkan kemampuan untuk
mendengarkan agar memahami
lingkungan mereka. Kegiatan yang
dapat dilakukan yaitu dengan
mendengarkan cerita dan tanya jawab.
sesuai kemampuan anak.
Nouval Rumaf,
M.Pd.
19
Firman, M.Pd. 15
Alowisia
Resubun, S.Pd.
24
Mince Parapak,
M.Pd.
18
Dra. Dalwa 25
Dra. Hj. Ramlah
Ma'rupi
1
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Salehuddin,
S.P., M.Si.
21
Yustatik, S.Pd.,
M.Si.
5
Adriawan Dj.
Lumuan, S.Pd.,
M.Pd.
8
Nirwana, S.Pd.,
M.Pd.
10 Komponen
3
Stimulasi
pendidik
secara
kognitif
Experiential learning adalah sebuah
model holistik dari proses pembelajaran
di mana manusia belajar, tumbuh dan
berkembang. Penyebutan istilah
experiential learning dilakukan untuk
menekankan bahwa experience
(pengalaman) berperan penting dalam
proses pembelajaran dan
membedakannya dari teori
pembelajaran lainnya seperti teori
pembelajaran kognitif ataupun
behaviorisme (Kolb, 1984)
Observasi dilakukan untuk melihat
bagaimana penataan alat atau
media yang diguna kan oleh
pendidik dalam menstimulasi
kemampuan simbolik anak ,
Hasilnya bisa ditemukan alat dan
media yang digunakan serta ada
aktivitas dimana anak melakukan
proses pengenalan huruf
/bilangan serta menyebutkannya
secara berurutan.
Pada wawancara pendidik
menyampaikan bahwa mereka
sudah menstimulasi dengan
menggunakan berbagai media
yang anda agar anak bisa
mengenal konsep huruf dan
bilangan serta mengarahkan anak
Lembaga telah melakukan stimulasi
kepada anak didik agar dapat
berfikir simbolik dengan
menggunakan berbagai media, Hal
ini sudah dilakukan secara
berkelanjutan untuk
memaksimalkan potensi berfikir
kognitif anak didik. Adapun
tantangan yang dihadapi adalah
masih kurangnya pengawasan
pendidik dalam mengontorl anak
didik ketika melakukan berbagai
kegiatan dalam kelas , sehingga
penilaian terhadap kompetensi
setiap anak dianggap belum
maksimal. Untuk itu lembaga
diharapkan dapat melakukan
peningkatan kompetensi pendidik
secara berkelanjutan agar dapat
melakukan proses pengajaran
secara berkualitas, dan jika
memungkinkan diharapkan dapat
menyelaraskan antara jumlah
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
(Nahwiyah, 2012). Experiential learning
adalah pembelajaran yang dilakukan
melalui refleksi dan juga melalui suatu
proses pembuatan makna dari
pengalaman langsung. Experiential
learning berfokus pada proses
pembelajaran untuk masing-masing
individu.
Perkembangan kognitif merupakan
perluasan dari kemampuan mental dan
intelektual anak. Kognisi meliputi
pengenalan, pemrosesan, dan
pengaturan informasi dengan tepat,
- Miller (2001). Proses kognisi ini
mencangkup kegiatan mental
seperti menemukan,
menginterpretasikan, memilah,
mengelompokkan, dan
mengingat. Untuk anak yang
usianya lebih tua, proses kognisi
ini berarti mengevaluasi
gagasan, menyatakan pendapat,
memecahkan masalah,
memahami aturan dan konsep,
didik untuk membuat karya sesuai
dengan tema yang diajarkan
Dokumentasi dilakukan pada
seluruh proses yang dilakukan
pendidik dan peserta didik sesuai
dengan indikator butir
peserta didik dengan pendidik
dalam satu kelas
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
berpikir ke depan, dan
memvisualisasikan
kemungkinan atau konsekuensi.
Andi Fentyrina,
S.E., S.Pd., M.M.
23
Muhammad
Kafrawy, S.Sos.
9 3
Pendidik mesti memberi ruang
belajar anak bukan hanya melalui
menulis dan membaca. Tetapi
pendidik melakukan pengajaran
melalui permainan atau belajar di
luar kelas. Ini selaras dengan teori
Piaget yaitu kecerdasan berubah
seiring dengan pertumbuhan anak.
Jadi mendidik anak, juga perlu
memperhatikan aspek lain. Karena
belajar itu memiliki proses
pemahaman yang memerlukan
waktu yang lama.
Asesor melakukan penggalian
data melalui observasi
langsung, wawancara dan
mengambil video
https://drive.google.com/file/d/
12tp0CVFl79qrjcMFJO8r4sR
C3EN2VKle/view?usp=sharin
g
1. Pendidik menstimulus
peserta didik untuk
memahami persamaan
melalui bentuk-bentuk
balok yang sama
2. Pendidik memberikan
pemahaman kepada
peserta didik untuk
tahu perbedaan setiap
bentuk balok
3. Pendidik juga
memberikan
pengetahuan kepada
peserta didik konsep
menghubungkan
bentuk, ukuran dan
warna
4. Pendidik memicu
peserta didik untuk
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
tahu membedakan
bentuk, ukuran dan
warna
5. Pendidik memberi
pemahaman peserta
didik untuk tahu
konsep sederhana
tentang sebab-akibat
Pendidik telah mampu
memberikan dorongan
kepada peserta didik untuk
paham bentuk, dapat
membedakan bentuk,
menghubungkan bentuk,
mengelompokkan dan konsep
sederhana tentang sebab-
akibat. Pendidik harus adil
untuk memberi kesempatan
semua peserta didik untuk
praktik. Pembelajaran harus
dilakukan secara inklusif.
Oleh karena itu, pembelajaran
kreatif oleh pendidik harus
terus ditingkatkan.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Abd Rajab,
S.Pd., M.Pd.
14
- Kemampuan Sosial Emosional
Anak usia Dini (AUD) Sosial
emosional terdiri dari dua kata yaitu
sosial dan emosional. Menurut
Plato secara potensial (fitrah)
manusia dilahirkan sebagai
makhluk sosial (zoon politicon).
- Syamsuddin (1995:105)
mengungkapkan bahwa “sosialisasi
adalah proses belajar untuk menjadi
makhluk sosial”,
- Loree (1970:86) “sosialisasi
merupakan suatu proses dimana
individu (terutama) anak melatih
kepekaan dirinya terhadap
rangsangan-rangsangan sosial
terutama tekanan-tekanan dan
tuntutan kehidupan (kelompoknya)
serta belajar bergaul dengan
bertingkah laku, seperti orang lain
- Mengamati secara
langsung pendidik
menstimulasi anak untuk
tertib dan antri ketka
mau masuk kelas
maupun Ketika mencuci
tangan.
- Mengamati secara
langsung pendidik
menstimulasi untuk
disiplin selalu mencuci
Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mengendalikan diri
melalui aktifitas membiasakan
anak-anak untuk antri sebelum
masuk kelas, antri untuk
mencuci tangan, kebiasaan
disiplin dalam kegiatan cuci
tangan dan bertanggungjawab
dalam merapikan mainan setelah
bermain. Pendidik perlu lagi
meningkatan untuk
mengarahkan anak untuk selalu
cuci tangan bukan hanya pada
saat setelah bermain, akan tetapi
perlu lagi diarahkan untuk cuci
tangan sebelum melakukan
aktifitas dan sesudah melakukan
aktifitas. Pendidik diharapkan
pada saat menstimulasi peserta
didik bukan hanya melalui
pengarahan saja akan tetapi
disrankan pendidik untuk ikut
langsung mempraktikkan seperti
ikut merapikan mainan,
menyimpan sepatu pada
tempatnya.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
di dalam lingkungan sosialnya”.
Hal ini senada dengan pendapat
Hurlock (Rachmawati, dkk : 2013)
yang menjelaskan bahwa
perkembangan sosial anak
merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial.
- Beaty (2013), menyatakan
bahwa perkembangan sosial anak
berkaitan dengan perilaku prososial
dan bermain sosialnya. Aspek
perilaku sosial meliputi: (1) Empati,
yaitu menunjukkan perhatian
kepada orang lain yang kesusahan
atau menceritakan perasaan orang
lain yang mengalami konflik. (2).
Kemurahan hati, yaitu berbagi
sesuatu dengan yang lain atau
memberikan barang miliknya. (3).
Kerja sama, yaitu bergantian
menggunakan barang, melakukan
sesuatu dengan gembira. (4).
Kepedulian, yaitu membantu orang
lain yang sedang membutuhkan
tangan setelah bermain.
- Mengamati secara
langsung pendidik
menstimulasi untuk selalu
bertanggungjawab
untuk merapikan
Kembali segala seseuatu
setelah bermain.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
bantuan (Susanto, 2013: 145). Jadi
secara psikologis, pada tahap ini
kemampuan anak baik secara
interpersonal maupun personal satu
sama lainnya saling mempengaruhi.
Sedangkan emosional AUD yang
terdiri dari kata awal yaitu emosi
adalah perasaan yang ada dalam diri
anak, dapat berupa perasaan senang
atau tidak senang, perasaan baik
atau buruk. Rachmawati, dkk
(2013:3) emosi didefinisikan
berbagai perasaan yang kuat, seperti
perasaan benci, takut, marah, cinta,
senang dan kesedihan. Macam-
macam perasaan tersebut adalah
gambar dari aspek emosional.
Goleman (1995) menyatakan bahwa
emosi merujuk pada suatu perasaan
atau pikiran-pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis
serta serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Syahrul, S.Pd.,
M.Pd.
4
Dr. Mudadtzir
M., S.Pd., S.E.,
M.Si.
26
Ady Wijaya,
S.Kom., M.Pd.
16
Suardi M, S.Pd.I.,
M.Pd.I.
6 2 mudah meniru atau mengikutinya,
sehingga untuk pembiasaan anak
berperilaku hidup bersih dan sehat,
tidak cukup jika hanya diarahkan
atau diperintahkan saja tanpa
dipraktikkan oleh guru setiap saat
secara
berkesinambungan.https://drive.goo
gle.com/file/d/1xiOjtdruQci9kmAxTn
ufdTJU_WSETvIF/view?usp=sharin
g
1. Mengamati apakah
tersedia tempat cuci tangan
disatuan dan terdapat kegiatan
mencuci tangan setelah bermain
atau setlah makan.
2. Mengamati apakah
terdapat kegiatan menggosok gigi
disekolah setelah makan dan
terdapat kegiatan pemeriksaan
kuku sebelum masuk kelas dipagi
hari.
Pendidik telah menstimulasi
anak untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) seperti
mencuci tangan dengan air
mengalir menggunakan sabun
yang dilakukan setelah anak
bermain dan makan bersama
dikelas, menggosok gigi setelah
anak selesai makan bersama
dikelas, menaruh sampah pada
tempatnya, termasuk
membersihkan lingkungan
setelah kegiatan bermain selesai,
namun pendidik belum
melakukan stimulasi pencegahan
covid-19 pada anak, sehingga
kedepan disarankan agar
pendidik segera melakukan
stimulasi penerapan standar
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
3. Mengamati apakah guru
mengajak anak membuang
sampah pada tempat melalui
kegiatan bersih-bersih lingkungan
sekoah dipagi hari dan/atau setelah
bermain.
penangan covid-19.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
4. Mengamati apakah guru
menggunakan masker sambil
mengajak anak menggunakan
maskernya secara benar atau
bentuk kegiatan lainnya yang
berhubungan.
Satriani, S.S. 2
Prof. Dr. Muh.
Yunus, M.Pd.
17 5
1. Daniel Goleman dalam
bukunya Kecerdasan
Emosional mengatakan: (1)
salah satu kunci kecakapan
sosial adalah seberapa baik
atau buruk seseorang
mengungkapkan perasaannya
sehingga dapat diketahui
bahwa perkembangan emosi
sangat berpengaruh besar
terhadap perkembangan sosial
anak. (2) Interaksi sosial
Observasi
Pada saat visitasi pendidik
dan anak melaksananan
senam dengan musik lagu
daerah
Wawancara
Menanyakan kepada
pendidik apakah “setiap
senam selalu
menggunakan musik lagu
Pendidik telah
menstimulasi anak untuk
mengenal keragaman
budaya daerah yang
ditunjukkan melalui
kegiatan senam dengan
musik dari lagu daerah,
pendidik mengajar
menggunakan bahasa
Indonesia dan
menyelipkan bahasa
daerah, yaitu dengan
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
membutuhkan keterampilan
khusus yang didorong oleh
kondisi emosi anak seperti
motivasi, empati, dan
menyelesaikan konflik. (3) Anak
yang dapat mengendalikan
diri dan mudah menunjukkan
empati dan kasih sayang akan
mudah bersosialisasi dengan
orang di sekitarnya.
2. John W. Santrock: kontribusi
budaya, interaksi sosial dan
sejarah dalam pengembangan
mental/perilaku anak sangat
berpengaruh. Pembelajaran
yang berbasis pada budaya
dan interaksi sosial mengacu
pada aspek perkembangan
sosio-historis kultural, akan
sangat berdampak pada
daerah?”
Dokumentasi
Tercantum dalam Program
tahunan tentang Pentas
akhir tahun.
Ditemukan Video tarian dan
pakaian daerah dalam
kegiatan parenting dan
lomba menjelang akhir
semester.
Simulasi
Pendidik menyampaikan
tema (mengajar) dengan
menggunakan bahasa
menyebut nama2 benda
yang ada dalam kelas
dengan bahasa daerah,
dan pendidik menstimulasi
tarian dan pakaian
daerah dalam kegiatan
parenting dan lomba
menjelang akhir semester.
Disarankan pendidik
memperkenalkan bahasa,
lagu, tarian, dan pakaian
adat daerah dalam
berbagai media dan even
pembelajaran, seperti
menggunakan gambar
dan video pembelajaran
yang ada di internet
(Youtube)
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
persepsi, memori dan cara
berpikir anak. Hal ini
dikarenakan dalam budaya
mengajarkan anak tentang
nilai-nilai budaya, sehingga
mereka memahami lingkungan
budayanya.
3. Konrad Lorenz : keberagaman
budaya yang ada adalah
suatu identitas bagi bangsa.
Jika keberagaman budaya
dikenalkan pada anak sejak
dini, maka anak tidak akan
lupa budayanya ketika
diperhadapkan pada budaya
asing yang dapat merusak
adat ketimuran.
Indonesia dan menyelipkan
bahasa daerah, dengan
menyebut nama-nama
benda yang ada dalam
kelas dengan bahasa Bugis
dan Makassar.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Imriani Idrus,
S.Si., M.M.
12 4 1. Stimulasi pada pembelajaran bahasa
untuk anak usia dini diarahkan
melalui bermain, karena bermain
adalah sumber perkembangan dan
membentuk zona perkembangan
proksimal (ZPD) (Vygotski, 1967)
2. Menurut Yawkey (1981) setidaknya
ada beberapa stimulasi yang bisa
dilakukan guru, diantaranya sebagai
berikut :
(1)Pengembangan kefasihan berbahasa
● Melakukan pembicaraan yang
bisa dimengerti dan diikuti anak
● Memberikan kebebasan pada
anak untuk memberi respon
berdasarkan pengalaman.
● Memberikan kebebasan pada
anak untuk memberi respon
berdasarkan pengalaman dia
sendiri
● Mendorong anak untuk
berbicara , baik sendiri maupun
berkelompok dan dengan guru,
sehingga lawan bicara anak
mayoritas adalah teman
sebayanya dan guru
● Mendorong anak untuk
berbicara, anak lain baik sendiri
maupun dalam kelompok
(2) Pengembangan kemampuan
sintaksis
Observasi :
● Sebelum melakukan observasi
kami telah melakukan studi
dokumentasi dengan menelaah
dokumen satuan ( Rencana
Kegiatan, Kurikulum,RPP,SOP
dan Jadwal Harian ) dapat
dilihat pada dokumen KPA
satuan atau memeriksa
langsung di lembaga.
● Mengamati secara langsung
cara pendidik menstimulasi
anak untuk mengungkapkan
bahasa (ekspresif). Pendidik
mengenalkan tanaman jeruk,
makhluk ciptaan Tuhan dan
benda-benda buatan manusia
dan terlihat anak-anak antusias
menjawab apa yang ditanyakan
oleh pendidik dan terjadi
dialog . Setelah pendidik
menceritakan tentang pohon
anak-anak dapat menceritakan
kembali apa yang diketahui.
● Mengamati kelengkapan alat
dan bahan ajar yang
digunakan untuk
menstimulasi anak dalam
mengungkapkan bahasa
Catatan Butir :
Pendidik telah menstimulasi
keterampilan mengungkapkan
bahasa ekspresif pada anak
melalui kegiatan mengenalkan
makhluk ciptaan Tuhan YME
dan hasil karya manusia
dengan mengambil contoh
tanaman/pohon kelapa dan
pohon jeruk , gelas, kursi dan
sendok. Terjadi tanya jawab
dan dialog (komunikasi lisan )
antara pendidik dengan anak
dalam kegiatan tersebut.
Kemudian anak-anak
mewarnai gambar pohon empat
dimensi dengan warna sesuai
keinginannya dan mampu
menjelaskan arti dari warna
tersebut.
Catatan Temuan :
Respon anak terhadap apa yang
disampaikan oleh pendidik belum
maksimal. Terlihat beberapa anak
masih belum fokus menyimak
pada saat pendidik bercerita dan
bertanya.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
• Menyusun permainan atau situasi
dimana anak secara alamiah
menggunakan fitur-fitur bahasa
• Mengevaluasi dialek anak yang
berbeda dengan standar Bahasa
Indonesia ,sehingga bahasa yang
digunakan guru tidak jauh berbeda
dengan bahasa yang digunakan anak.
• Menyusun permainan atau situasi
dimana anak secara alamiah
menggunakan fitur-
(3) Pengembangan penguasaan kosa
kata
• Memastikan kosa kata baru yang
dipelajari tidak terlalu banyak
sehingga mudah di asimilasikan oleh
anak
• Mengintegrasikan penggunaan
bahasa dalam kehidupan sehari-hari
di dalam maupun di luar sekolah
• Menyusun pengalaman pembelajaran
di bidang sains, pengetahuan sosial,
(4) Pengembangan pengintegrasian
kemampuan bahasa dalam
kehidupan sehari-hari
• Mendorong anak untuk untuk
berbagi dengan anak lain dan orang
dewasa
(5) Pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri sendiri
• Menerima dan menghargai perasaan
(ekspresif ) . Pendidik
menyediakan tanaman pohon
jeruk , benda buatan manusia
dan makhluk hidup ciptaan
Tuhan. Tersedia alat dan
bahan untuk mewarnai
gambar pohon.
Mengenal makhluk ciptaan
Tuhan dan Benda buatan
manusia
Menceritakan kembali
https://drive.google.com/file/d/1
bvTkllFcT1NmBuWfyjUAOMJ
JvlKkEX
Wawancara :
● Bertanya kepada guru tentang
cara menstimulasi anak untuk
mengungkapkan bahasa
(ekspresif), bagaimana
keaktifan dan respon anak
terhadap kegiatan tersebut.
● Bertanya kepada kepala satuan
tentang fasilitas pembelajaran
untuk mendukung kegiatan
PHA :
Pendidik telah menstimulasi
keterampilan
mengungkapkan bahasa
ekspresif pada anak melalui
tanya jawab, dialog, dan
menceritakan kembali yang
diketahui dalam kegiatan
mewarnai gambar . Anak
bebas memilih warna untuk
mengekspresikan
keinginannya. Namun
beberapa anak masih belum
fokus menyimak pada saat
pendidik bercerita dan
bertanya. Stimulasi pendidik
pada aspek bahasa ini
diharapkan lebih ditingkatkan
lagi dengan cara membangun
Apersepsi kelas di awal
pembelajaran
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
dan respon anak.
• Mendorong penggunaan bahasa
sebagai salah satu cara untuk
mengorganisasikan ide
stimulasi pendidik pada aspek
bahasa.
https://drive.google.com/file/d/1h
SUtBXTP45MeRNlCXzaEpmX4
yVJCPweh/view?usp=sharing
Dokumentasi :
● Mendokumentasikan gambar
(foto ) dan video pada saat
pendidik menstimulasi anak
untuk mengungkapkan bahasa
(ekspresif).
● Mendokumentasikan
Kurikulum,RPPS, RPPM ,
RPPH , SOP dan rencana
kegiatan yang dimiliki
lembaga.
https://drive.google.com/file/d/1Q
SCUIIsMmtUDo3wCrujYLQ8Iqp
vFXbHp/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1e
1LE1u4jweYNJE05abjcNAeCTU
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
QS2E2Q/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/
1dkVve-m95-
R7XySQBUcT2sj-YaEKJ-
jb/view?usp=sharing
Simulasi :
● Meminta guru
mempraktekkan cara
menstimulasi anak untuk
mengungkapkan bahasa
(ekspresif ) jika indikator ini
tidak memiliki bukti yang
kuat.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Adriawan, S.Pd.,
M.Pd.
7 Life long education yang
merupakan portal utama menuju
level pendidikan berikutnya. Jika
tidak dikawal dengan baik, efeknya
dapat berkepanjangan. Selain
melalui perencanaan,
pengorganisasian, dan
pengevaluasian pembelajaran
yang baik, para pengelola PAUD
hendaknya juga tidak
mengesampingkan keberadaan
lingkungan sebagai setting
pembelajaran. Berkenaan dengan
hal ini, E. Mulyasa berpendapat
bahwa pembelajaran bagi anak
usia dini tersusun dari unsur-unsur
berupa manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran (Mulyasa,
2012:60). Menurut-nya,
pembelajaran akan efektif apabila
ditunjang dengan lingkungan dan
suasana belajaryang kondusif. Jadi
kegiatan bermain yang
memberikan kesempatan kepada
anak untuk berinteraksi dengan
Memastikan satuan pendidikan
menupayakan keamanan di
dalam kelas maupun diluar
sekolah dengan wawancara :
- satuan pendidikan
melakukan prosedur
kesalamaan
- Satuan mengkampayekan
prosedur keamanan dan
keselamatan apakah secara
berkala atau dengan jadwal
lainnya
- Satuan pendidikan
melakukan praktik
menghadapi keadarurat
dengan berbagai keadaan
bencana
keselamatan
Pendidik telah menerapkan
keamanan dan keselamatan
dan mengkampanyekan
prosedur keselamatan dan
keamanan
Satuan pendidikan telah
melakukan emergency driils
namun belum dilakukan
secara berkala dan terprogram
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
teman dan lingkungannya perlu
lebih diprioritaskan.
penyelenggaraan PAUD, sebaiknya
lingkungan diarah-kan kepada
bentuk yang berkualitas. Sebab, ia
merupakan bagian dari sarana dan
prasarana yang signifikan. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini
telah dituangkan bahwa sarana
prasarana di PAUD hendaknya
memenuhi prinsip-prinsip berikut:
1) aman, nyaman, terang, dan
memenuhi kriteria kesehatan bagi
anak; 2) sesuai dengan tingkat
perkembangan anak; dan 3)
memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di
lingkungan sekitar, termasuk
barang limbah atau bekas layak
pakai, dengan lingkungan yang
menyenangkan maka anak akan
dapat berkembang baik sesuai
dengan tumbuh kembang pada
usianya (Permendiknas, 2009: No
58)
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Dalampenyelenggaraan PAUD,
sebaiknya lingkungan diarahkan
kepada bentuk yang berkualitas.
Sebab, ia merupakan bagian dari
sarana dan prasarana yang signifikan.
DalamPeraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini telah
dituangkan bahwa sarana prasarana
di PAUD hendaknya memenuhi
prinsip-prinsip berikut: 1) aman,
nyaman, terang, dan memenuhi
kriteria kesehatan bagi anak; 2)
sesuai dengan tingkat perkembangan
anak; dan 3) me-manfaatkan potensi
dan sumber daya yang ada di
lingkungan sekitar, termasuk barang
limbah atau bekas layak pakai
(Permendiknas, 2009: No 58).
Sriyenty Taufiq,
S.Sos., M.Si.
3
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Haris, S.Pd., M.Pd. 20 6 Pendekatan saintifik sangat relevan
dengan tiga teori belajar yaitu teori
Bruner, teori Piaget, dan teori
Vygotsky.
1. Teori belajar Bruner disebut juga
teori belajar penemuan. Ada
empat hal pokok berkaitan dengan
teori belajar Bruner (Carin &
Sund, dalam Daryanto, 2014, hlm.
52) yaitu : (1) individu hanya
belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia
menggunakan pikirannya. (2)
dengan melakukan proses-proses
kognitif dalam proses penemuan,
siswa siswa akan mempeoleh
sensasi dan kepuasan intelektual
yang merupakan suatu
penghargaan intrinsik. (3) satu-
satunya cara agar sesorang dapat
mempelajari tekknik-teknik dalam
melakukan penemuan adalah ia
memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. (4) dengan
melakukan penemuan maka akan
memperkuat retensi ingatan.
Empat, hal di atas adalah
bersesuaian dengan proses kognitif
yang diperlikan dalam
1. Obeservasi Pendidik telah menstimulasi
anak didik mengamati berbagai
bahan permainan yang telah
disediakan oleh Pendidik
sehingga memancing imanjinasi
anak didik untuk berkreasi.
Pendidik telah menstimulasi
anak didik mengumpulkan
informasi dari bahan dan jenis
permainan yang dilakukan anak
didik sehingga anak didik dapat
mengenal karakteristik APE yang
dimainkan, dan pendidik telah
menstimulasi anak didik
mengasosiasikan pengetahuan
melalui kegiatan bermain dengan
mengkreasikan karya sesuai
dengan imajinasinya seperti
membentuk rumah dan bunga
daun, akan tetapi pendidik belum
memaksimalkan langkah-
langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, misalnya
pendidik belum menstimulasi
siswa untuk bertanya terkait
jenis APE yang dimainkan dan
pendidik belum memberikan
kesempatan kepada anak didik
untuk mengomunikasikan
pengetahuannya lewat berbagai
kegiatan APE yang dimainkan
kepada guru dan temannya. Hal
ini di sebabkan karena pendidik
belum memahami sepenuhnya
konsep pembelajaran dengan
pendekatan saintifik termasuk
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
pembelajaran menggunakan
metode saintifik.
2. Teori Piaget, menyatakan bahwa
belajar berkaitan dengan
pembentukan dan perkembangan
skema (jamak skema). Skema
adalah suatu struktur mental atau
struktur kognitif yang dengannya
seseorang secara intelektual
beradaptasi dan mengkoordinasi
lingkungan sekitarnya (Baldwin,
dalam Daryanto, 2014, hlm. 52).
Lebih lanjut Daryanto (2014)
menjelaskan bahwa skema tidak
pernah berhenti berubah, skema
seorang anak akan berkembang
menjadi skema orang dewasa.
Proses yang menyebabkan
terjadinya perubahan skema
disebut dengan adaptasi. Proses
terbentuknya adaptasi ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu
asimilasi dan akomodasi.
3. Vygotsky, dalam teorinya
menyatakan bahwa pembelajaran
terjadi apabila peserta didik
bekerja atau belajar menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas itu masih
berada dalam jangkauan
kemampuan atau tugas itu berada
Pendidik belum
seutuhnya memfasilitasi
anak didik dalam
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
beberapa kegiatan yang
terlihat dalam kelas yaitu
pendidik menstimulasi
anak didik mengamati
berbagai bahan
permainan yang telah
disediakan, pendidik
menstimulasi anak didik
mengumpulkan
informasi dari bahan dan
jenis permainan yang
dilakukan anak didik
seperti pendidik
menggali pengetahuan
siswa tentang
karakteristik batu yang
dimainkan anak didik,
dan pendidik
menstimulasi anak didik
mengasosiasikan
pengetahuan melalui
kegiatan bermain
dengan mengkreasikan
karya sesuai dengan
imajinasinya seperti
membentuk rumah dan
bunga daun dari bahan-
bahan yang dimainkan
prinsip dan langkah-langkah
pembelajarannya. Maka dari itu,
disarankan pendidik perlu
memahami dengan baik konsep,
prinsip, dan langkah-langkah
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik sesuai
konsep kurikulum PAUD dengan
mengikuti berbagai kegiatan
seperti pelatihan, diklat,
seminar/webinar, workshop,
KKG tentang pengembangan
model pembelajaran berbasis
saintifik kemudian pendidik
mendesiminasikan hasil
pengembangan model
pembelajaran saintifik kepada
teman sejawatnya agar pendidik
dapat memahami dan
mempraktikkan dengan baik
pembalajaran berbasissaintifik
dengan anak didiknya di kelas.
Bagi pengawasdan kepala
sekolah diharapkan mampu
melaksanakan supervisi
akademik secara konsiten dan
terstrukutur untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan
oleh pendidik.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
dalam zone of proximal
development daerah terletak
antara tingkat perkembangan
anak saai ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan
orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu.
siswa (9’), tetapi
Pendidik belum memberi
kesempatan kepada
anak didik untuk
bertanya dan
mengkomunikasikan
kegiatan yang dilakukan
kepada Pendidik atau
temannya.
Catatan :
1. Mengamati pada detik
30
2. Mengumpulkan
informasi pada menit 4
3. Mengkomunikasikan
pada menit 9
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Link video
https://drive.google.com/file/d/1_lE5-
t_9MLfl42WrYg9-
dEd9PHjPjvuE/view?usp=sharing
2. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara,
guru belum mampu
menjelaskan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
baik dari segi konsep, prinsip
maupun langkah-langkahnya.
Pada dasarnya belum
melakukan praktik baik dalam
pembelajaran berbasis saintifik
3. Dokumentasi
Dalam RPPH tertera langkah-
langkah pembelajaran saintifik
RPPH tetapi tidak ditemukan
RPPH sesuai dengan tema yang
dilakukan guru saat asesor
melakukan observasi.
https://docs.google.com/docume
nt/d/1q5J6BNRcwS6FPXmIS5
QOTP2o6VwqwTJC/edit?usp=
sharing&ouid=11344283217799
3463257&rtpof=true&sd=true
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
4. Simulasi
tidak ada simulasi yang diminta
asesor
Hj. Hasniah, S.Pd. 13
Hj. Faridah P,
S.Pd., M.M.
11
Suriani S, S.Pd. 19
Ir. Rahmatiah,
S.Pd.
15
Ir. Ainun
Marhamah,
S.Pd.
24
Meti Pali Parirak,
S.Pd. AUD.
18
Andriany, S.Pd. 5
Hajerah, S.Pd.I., 21
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
M.Pd.
Jenny, S.Pd. 21
Hasdawiah Latif,
S.Pd.
5 2
Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Fisik
Motorik
- Menurut Sujiono 5 (2008 : 1-
15), “Motorik halus adalah
gerakan tubuh yang melibatkan
otot-otot kecil seperti otot
jari tangan, pergelangan
tangan dan lain- lain”. Gerakan
motorik halus terutama yang
melibatkan otot tangan dan jari
biasanya membutuhkan
kecermatan tinggi, ketekunan
dan
koordinasi antara mata dan otot
kecil. Semakin baik gerakan
motorik halus membuat anak
dapat berkreasi, seperti
menggunting, menggambar,
mewarnai, merobek, menulis,
1. Pendidik menstimulasi anak
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui
memindakan lego dari tangan
satu ke tangan lainnya.
https://drive.google.com/file/d/1xi
OjtdruQci9kmAxTnufdTJU_W
SETvIF/view?usp=sharing
2. Pendidik belum menstimulasi
anak dalam menunjukkan
kemampuan motorik halus
melalui mencoret-
coret/menggambar/melukis.
3. Pendidik menstimulasi anak
Pendidik menstimulasi anak
untuk menunjukkan motorik
halus secara berfariasi
dengan memfasilitasi anak-
anak untuk melakukan
kegiatan yang memerlukan
keterampilan dan ketelitian (
Contoh memindahkan lego
dari tangan satu ke tangan
lainnya, meremas plastisin,
menggunting dengan
berbagai kertas. Dan
kreativitas ( Contoh :bermain
balok ). Namun kegiatan
mencoret-
coret/menggambar/melukis
belum terstimulasi.
Sehingga diharapkan
pendidik menstimulasi anak
untuk melakukan mencoret-
coret/menggambar dan
melukis secara optimal.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
meronce, melipat, menjahit,
meremas, menggenggam,
menganyam dan sebagainya.
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui
menyusun balok.
https://drive.google.com/file/d/1jjI
EBoyZkXXUYsjfPRWvMnQ0
y-rvndxc/view?usp=sharing
4. Pendidik menstimulasi anak
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui meremas
Plastisin dan menggunting
kertas.
https://drive.google.com/file/d/1J-
FQmuLahe3Y0zctSKT-
cr8xRadMKGhc/view?usp=sha
ring
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
5. Pendidik menstimulasi anak
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui menulis
dengan menggunakan pensil.
https://drive.google.com/file/d/1Hx
xycmkg8wc5ck6LChP2ZeV3C
PWjPX7C/view?usp=sharing
Ratna, S.Pd. 8
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Ita Rostia Ichsan,
S.Pd.AUD.
10 Komponen
3 Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan
perluasan dari kemampuan mental dan
intelektual anak. Kognisi meliputi
pengenalan, pemrosesan, dan
pengaturan informasi dengan tepat,
- Miller (2001). Proses kognisi ini
mencangkup kegiatan mental
seperti menemukan,
menginterpretasikan, memilah,
mengelompokkan, dan
mengingat. Untuk anak yang
usianya lebih tua, proses kognisi
ini berarti mengevaluasi
gagasan, menyatakan pendapat,
memecahkan masalah,
memahami aturan dan konsep,
berpikir ke depan, dan
memvisualisasikan
kemungkinan atau konsekuensi.
Menurut Piaget (1954) perkembangan
kognitif adalah proses interaksi yang
belangsung antara anak dan pandangan
perseptualnya terhadap suatu benda
atau kejadian di suatu lingkungan
- Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mengenal konsep
bilangan atau huruf terlihat
anak mampu mengenal
bilangan melalui bermain
- Pendidik telah
menstimulasi anak dalam
menggunakan konsep
bilangan melalui nyanyian
- Pendidik telah
menstimulasi anak dengan
berbagai benda dalam
bentuk karya terlihat anak
mampu memperlihatkan
hasil karyanya membuat
sandal dan membuat
bentuk wajah
- Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mempresentasikan
berbagai imajinasinya dalam
bentuk karya seperti membuat
bangunan dengan
menggunakan balok dan
membuat rumah dari bahan
Pendidik telah
menstimulasi
perkembangan kognitif
anak melalui kemampuan
berpikir simbolis dengan
menyebutkan konsep
bilangan dengan baik,
mempresentasikan dalam
bentuk karya serta
imajinasinya dengan
menggunakan bahan –
bahan yang ada. Namun
kemampuan memahami
bilangan atau huruf masih
perlu mendapat stimulasi
dari pendidik dalam proses
pembelajaran. Diharapkan
agar pendidik menyusun
kegiatan main yang lebih
bervariasi dan kreatif
dalam mengenalkan
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Murniyanti Ismail,
M.Pd
23
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Wika Wuri Utami,
S.Pd.
22
Pendidik
memberikan
dukungan
(scaffolding)
pada anak
saat
melakukan
kegiatan
6
Fasilitasi
Pendidik
Dalam
proses
Pembelajara
n
Istilah scaffolding digunakan
pertama kali oleh Wood, dkk
(Budiningsih, 2008), dengan
pengertian dukungan pembelajar
kepada peserta didik untuk
membantunya menyelesaikan
proses belajar yang tidak dapat
diselesaikannya sendiri. Pengertian
dari Wood ini sejalan dengan
pengertian ZPD (Zone of Proximal
Development) dari Vygotsky. Peserta
didik yang banyak tergantung pada
dukungan pembelajar untuk
mendapatkan pemahaman berada
di luar daerah ZPD-nya, sedang
peserta didik yang bebas atau tidak
tergantung dari dukungan
pembelajar telah berada dalam
daerah ZPD-nya. Menurut Vygotsky,
peserta didik mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat yang
lebih tinggi ketika mendapat
bimbingan (scaffolding) dari
seorang yang lebih ahli atau melalui
teman sejawat yang memiliki
kemampuan lebih tinggi (Martinis,
1960, 2010).
● Pendidik terlihat menata alat
dan bahan main seperti
bermain pasir sintetik, alat
mainan pancing ikan,
mengkolase gambar awan
dengan kapas, menghitung
gambar bintang
● Pendidik telah memberikan
inspirasi awal anak dengan
media gambar “awan" di awal
kegiatan
● Pendidik telah memberikan
dukungan dan perluasan ide
pada anak pada saat bermain
pasir sintetik, mengkolase,
main pancingan ikan,
menghitung gambar bintang
sesuai dengan angka yang
melambangkannya.
Pendidik telah memfasilitasi
anak dalam hal memberikan
dukungan pada saat
melakukan kegiatan seperti:
manata alat/bahan main,
memberikan inspirasi awal
dengan menggunakan
berbagai macam media yang
menarik terkait dengan tema
yang sedang berlangsung.
Fasilitasi Pendidik dalam hal
memberikan dukungan dan
perluasan ide anak pada saat
berkegiatan telah dilakukan
oleh Pendidik.
Diharapkan Pendidik selalu
konsisten dan
berkesinambungan dalam
memberikan dukungan dan
perluasan ide pada kegiatan
bermain anak dengan
menyediakan ragam dan jenis
main yang beragam dan
menarik, disesuaikan dengan
RPPH yang sudah disusun
sebelumnya dengan
memperhatikan tahapan usia
anak, sehingga kegiatan
bermain anak akan lebih
menyenangkan dan bervariasi
untuk mengembangkan ide
bakatnya dalam semua aspek
perkembangan anak.
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Rusmawati, S.Pd. 9
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Wulan Surandika,
S.Pd.
14
Kemampua
n Guru untuk
menstimulasi
anak dalam
mengendali
kan diri
5. Stimulasi
Pendidik
Pasa Aspek
Sosial
Emosional
1. Daniel Goleman (Ali, 2011) :
kecerdasan emosi adalah
kemampuan untuk memotivasi diri
dan bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati dan
tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana dan
menjaga agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir
berempati dan berdoa. Ada lima
komponen penting dari kecerdasan
emosi: mengenali emosi, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain dan
membina hubungan.
2. Abraham Maslow : klarifiasi
perkembangan sosial emosional
manusia kedalam tingkatan-
tingkatan. dimana implikasinya
ketika anak usia dini berinteraksi
dengan lingkungannya, baik dengan
yang sebaya atau lebih tua tentunya
menginginkan segala hal yang tidak
hanya fisik namun juga aspek
emosinya seperti kebutuhan rasa
aman, kebutuhan untuk diterima,
dihargai dan aktualisasi diri.
3. Calhoun dan Acocella (1990):
control diri (self-control) sebagai
proses-proses pengaturan fisik,
psikologi, dan perilaku seseorang
atau disebut sebagai serangkaian
proses membentuk dirinya sendiri,
control diri berkaitan dengan
mengendalikan emosi. Seseorang
Asesor menggunakan teknik
observasi dalam penggalian data.
Asesor mengamati pendidik
dalam menstimulasi anak agar
terbiasa antri, disiplin dan
bertanggung jawab melalui
kegiatan main sambil belajar.
Guru mengajak anak berbaris
berpegangan agar antri sebelum
mencuci tangan:
https://drive.google.com/file/d/1C
h_j6byySZtTq9_Z0KvCyNwosbP
6yL_5/view?usp=sharing
Guru meminta dan memberi
waktu anak melepaskan sendiri
sepatunya dan menaruh sendiri
ditempatnya:
https://drive.google.com/file/d/1f-
V-
FzhHORPN2Hu1NNHUehXhXX
TsqzcE/view?usp=sharing
wawancara ke pendidik
untuk menanyakan stimulasi
yang dilakukan pendidik
dalam membiasakan
bertanggung jawab
meskipun muncul
performance anak
bertanggung jawab
Anak merapikan dan
membuang sampah bekas
kegiatan mainnya:
https://drive.google.com/file/
d/1523-
Catatan butir:
Berdasarkan observasi, pendidik
nampak mengajak anak berbaris
dibelakangnya guna
menstimulasi kebiasaan antri
sebelum kegiatan cuci
tangan.Pendidik meminta anak
dan memberikan waktu untuk
melepas sepatu dan menaruhnya
sendiri di rak yang disediakan
sebelum masuk ke dalam kelas.
Berdasarkan performa anak
membereskan bekas sampah dari
kegiatan mainnya dan hasil
wawancara serta didukung
dokumen RPPH dan penilaian
harian yang memuat pencapaian
anak dalam bertanggung jawab
diketahui pendidik telah
menstimulasi dengan cara
memotivasi anak, mengingatkan
dan mengajak anak bertanggung
jawab menyelesaikan kegiatan
mainnya juga membereskan alat
mainnya.
PHA:
Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mengendalikan diri
meliputi antri melalui mengajak
anak berbaris sebelum mencuci
tangan, disiplin melalui kegiatan
mengarahkan dan memberikan
kesempatan anak melepaskan
sepatu dan menaruh sendiri di
tempatnya serta membiasakan
Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Dra. Hj. Saidah,
M.Pd.
4

More Related Content

Similar to Bahan Diskusi Kelas 4 (Revisi).docx

33760961 topik-1-alam-belajar-2
33760961 topik-1-alam-belajar-233760961 topik-1-alam-belajar-2
33760961 topik-1-alam-belajar-2
shahrul
 
KEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai
KEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran paiKEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai
KEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai
Yenima27
 
Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1
Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1
Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1
Yenima27
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
AmiraWidi
 
Hakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar MengajarHakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar Mengajar
Ririn Febriyanti
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Totok Priyo Husodo
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
ratih azza
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
reditayuke
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Anita Julia
 
Model pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterModel pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakter
Kenjy Mada
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
PERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRI
PERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRIPERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRI
PERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRI
RidwanMaulana934248
 
Perspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sdPerspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sd
endang zr
 
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptx
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptxHAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptx
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptx
NurLita34
 
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptx
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptx
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptx
YoseSuprapman3
 
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...
YoseSuprapman3
 

Similar to Bahan Diskusi Kelas 4 (Revisi).docx (20)

Perkembangan anak
Perkembangan anakPerkembangan anak
Perkembangan anak
 
33760961 topik-1-alam-belajar-2
33760961 topik-1-alam-belajar-233760961 topik-1-alam-belajar-2
33760961 topik-1-alam-belajar-2
 
KEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai
KEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran paiKEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai
KEL 2 Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai
 
Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1
Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1
Fungsi keterlibatan tik dalam pembelajaran pai 1
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
 
Hakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar MengajarHakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar Mengajar
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
 
Model pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterModel pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakter
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
PERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRI
PERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRIPERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRI
PERAN ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SANTRI
 
Perspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sdPerspektif pendidikan sd
Perspektif pendidikan sd
 
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptx
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptxHAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptx
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptx
 
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptx
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptx
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptx
 
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...
Salinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan dari BAHAN 1.1.8 YOSE.pptxSalinan d...
 
Proposal pkp anti
Proposal  pkp  antiProposal  pkp  anti
Proposal pkp anti
 
Proposal pkp anti
Proposal  pkp  antiProposal  pkp  anti
Proposal pkp anti
 

Bahan Diskusi Kelas 4 (Revisi).docx

  • 1. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Bahan Diskusi Kelas 4 Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Hj. Liliana, S.Pd. 18 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan Wawancara: Pendidik menjelaskan bahwa telah memfasilitasi anak belajar ke tempat ibadah (mesjid) untuk melaksanakan praktek sholat dan ibadah Manasik haji Pendidik memperlihatkan dokumentasi (foto dan Video) melaksanakan kegiatan ibadah sholat dan manasik haji bersama teman-temannya di lingkungan halaman mesjid dengan dipandu oleh pendidik Pendidik sudah menstimulasi anak belajardi lingkungan mesjid sebagai sumber belajar, dengan mengenalkan tempat ibadah, melakanakan praktek sholat dan praktek manasik haji. Namun masih ada anak usia 4 tahun sebagian belum maksimal melaksanakan praktek ibadah manasik haji karena masih didampingi oangtuanya, sebaiknya pendidik atau lembaga sebelumnya membuat kesepakatan agarorang tua murid tidak mendampingi anak, sehingga anak dapat fokus mengikuti kegiatan yang dilaksanakan bersama teman- temannya.
  • 2. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Mely Sugiarti, S.Pd. 25. Satuan pendidikan memfasilitasi pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan 7. Fasilitas Satuan Pendidikan Untuk Layanan Belajar Inovatif dan Pengembanga n Profesionalita s PTK ● Teori Perkembangan Sosiokultural Lev Vygotsky Menurut Vygotsky (1978), banyak pembelajaran penting oleh anak terjadi melalui interaksi sosial dengan seorang pendidik yang terampil. Pendidik dapat mencontohkan perilaku dan / atau memberikan instruksi verbal untuk anak tersebut. Vygotsky menyebut ini sebagai dialog kooperatif atau kolaboratif. Anak berusaha untuk memahami tindakan atau instruksi yang diberikan oleh orang dewasa (seringkali orang tua atau pendidik) kemudian menginternalisasi informasi tersebut, menggunakannya untuk membimbing atau mengatur kinerja mereka sendiri. Menurut Vygotsky, jenis interaksi sosial yang melibatkan dialog kooperatif 1. Wawancara Pada saat wawancara pendidik menyampaikan pernah mengikuti pelatihan diklat berkelanjutan tingkat dasar namun tidak sampai tuntas dan tidak ada bukti pendukung dokumentasi foto dan dokumen sertifikat kegiatan tersebut. 2. Observasi Satuan Pendidikan telah memfasilitasi pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan Catatan Butir Satuan Pendidikan telah memfasilitasi pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan rapat internal dan mengikuti pelatihan bidang PAUD. Catatan PHA Satuan Pendidikan telah memfasilitasi pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan rapat internal dan mengikuti
  • 3. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA atau kolaboratif ini mendorong perkembangan kognitif pada anak. ● Teori Hirarki Abraham Maslow Pentingnya Teori Maslow dalam pendidikan terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan tumbuh. Peserta didik tidak hanya memerlukan perlakuan yang sesuai dengan perkembangan psikologisnya, tetapi juga memiliki hak untuk dihormati, dilindungi, dan lain- bahwa peserta didik secara alamiah sebagai makhluk Tuhan memerlukan perlakuan serta lingkungan yang nyaman bagi perkembangan potensinya, sehingga tercerabutnya peserta didik dari keadaan demikian berpotensi menghambat pencapaian kesejahteraan jiwa dan perkembangan yang maksimal. Teori kebutuhan Maslow bisa membantu pendidik memahami kondisi peserta didik serta dapat menciptakan lingkungan yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Guru yang berhasil menjadikan peserta didik merasa nyaman, tenang, dihargai secara individu, mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk membantu peserta didik menjadi bersemangat untuk belajar demi pembelajaran dan kerelaan berkorban untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap gagasan-gagasan baru. rapat internal dan diskusi terkait materi pelatihan (pengimbasan) Satuan Pendidikan telah memfasilitasi pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di bidang PAUD 3. Dokumentasi Foto kegiatan rapat internal pendidik dan tenaga kependidikan Dokumen daftar hadir https://drive.google.com/file/d/16 pelatihan bidang PAUD. Namun satuan pendidikan belum memfasilitasi pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Diharapkan satuan pendidikan membuat program pengembangan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan secara konsisten dan berkelanjutan dalam bidang PAUD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik.
  • 4. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA ● Ki Hadjar Dewantara beliau adalah Bapak Pendidikan Nasional kita, Salah satu filosofi beliau dalam dunia pendidikan adalah sebuah semboyan yang berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” (pendidik harus menjadi role model dan tauladan yang baik bagi anak atau peserta didik, pendidik memposisikan diri untuk memberikan semangat kepada peserta didiknya, pendidik senantiasa membimbing dan memberikan motivasi yang dapat membantu peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran) ketiga semboyan ini patut dijadikan panutan untuk meningkatkan profesionalitas pendidik dalam mendidik anak usia dini agar menjadi manusia yang cerdas dan berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. ● Ahmad Rizali, dkk (2009) mengatakan perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan untuk anak usia dini dengan cara meningkatkan kualitas para pendidik anak usia dini. ● Rowan, Correnti & Miller (2002) vr6GdH56gLoT5cmgEXWeqQ14 ifELxIz/view?usp=sharing Notulen rapat https://drive.google.com/file/d/1F Y-ddCmMpqPnWy7kdP- XdaZy98c0YtYM/view?usp=shar ing SOP Pengembangan Kompetensi PTK https://drive.google.com/file/d/1D gcsbxJKtMiQ7RaN7dejqC1hBdi6 gaHc/view?usp=sharing Surat Undangan Pelatihan Insatansi Terkait https://drive.google.com/file/d/19 4BGEvaZkk3XYmYrU7EVDtPo 7bMjo_qh/view?usp=sharing Foto Saat Mengikuti Pelatihan
  • 5. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA menyatakan bahwa guru berpengalaman yang menggunakan strategi pembelajaran yang efektif cenderung menghasilkan hasil prestasipeserta didik yang lebih tinggi. https://drive.google.com/file/d/1U H2ScBuc5LFX4AN2C6PtredWa qpuLL6Z/view?usp=sharing Dokumen Sertifikat Pelatihan https://drive.google.com/file/d/1G SARLar1jm9ZyW_h5CITwXaC7 OBnF6JU/view?usp=sharing Frisca Magdalena Marbun, M.Pd. 1 Yani, S.Pd. 21 Hari Sujatmiko, S.Pd. 5 Herawati Dian Anggriany, S.E. 10 Pendidik menstimulasi kemampuan berpikir simbolis sesuai dengan tingkat usia 3 Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif 1.Teori perkembangan kognitif Jean Piaget menjelaskan bahwa kemampuan dari kognitif anak dapat berkembang secara bertahap pada rentang waktu yang berbeda-beda, seperti Usia 2-7 tahun pada tahapan pra-operasional anak sudah mulai mempresentasikan dunianya dengan kata-kata, bayangan, dan gambar- gambar..Perkembangan anak terdiri Mengamati proses kegiatan dan penggalian dokumen-dokumen lainnya dengan ditemukan dokumen data RPPHharitersebut, terlihat guru telah menata alat main dan saatproses kegiatan main anak sebagai berikut : 1. Tersedia berbagai benda dari CATATAN BUTIR : Pendidik telah menstimulasi anak dalam aspek kognitif untuk berpikir simbolis yang dirancang dalam RPPH melalui konsep mengenalkan dengan menata alat main berupa kartu huruf dan biji- bijian seperti kedelai, kacang hijau dan beras, dalam proses
  • 6. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik. 2. Teori menurut Neisser Menurut Neisser kognitif itu hanya bicara tentang tiga konsep yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Jadi kognitif adalah bagaimana perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. 3. Menurut Gagne , Menurut Gagne kognitif merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan yang terjadi pada susunan saraf pusat ketika seseorang berfikir memahami sesuatu. 4. Teori Vygotsky, Anak yang belajar secara aktif lebih baik dari anak yang pasif, disebut pendekatan biji-bijian dan ada kartu huruf diletakan di meja anak-anak 2. Tampak anak Bermain menyusun huruf (a_p_e_l) dihubungkan dengan gambar yang telah anak buat sendiri 3. Terlihat guru menstimulasi anak dengan memberikan dukungan motivasi pada saat menyusun dan bertanya tentang huruf yang disusun 4. Terlihat anak menunjukan hasil karya dan mempresentasikan sesuai dengan imajinasinya dan guru memberikan apresiasi kegiatan bermain pendidik menstimulasi anak menggunakan dan menyebutkan huruf dengan Bermain menyusun huruf (a_p_e_l) dihubungkan gambar yang telah dibuat anak, lalu anak menyebutkan huruf yang telah disusun diatas gambarnya, dan pendidik menstimulasi dengan memberikan dukungan pemahaman anak untuk mengenal huruf yang telah disusun dan memotivasi anak mempresentasikan berbagai karya sesuai imajinasinya CATATAN PHA Pendidik telah menstimulasi aspek perkembangan kognitif anak, dengan baik, dirancang dalam perencanaan kegiatan pembelajaran harian untuk kemampuan berpikir simbolis dengan konsep bilangan atau huruf melalui kegiatan menggunakan kartu huruf dan angka serta menstimulasi anak mempresentasikan imajinasi dalam bentuk karya. Namun menstimulasi anak, mempresentasikan berbagai
  • 7. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA konstruktivisme, makaudnya perkembangan kognitif seseorang selain ditentukan oleh individu sendiri secara aktif dan lingkungan sosial yang aktif pula, anak akan mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan dengan bersosialisasi.bermain langsung memiliki peran perkembangan kognitif anak. benda dalam bentuk karya, penyediaan ragam media bilangan dan huruf masih terbatas. Stimulasi pendidik dalam pengembangan kognitif berpikir simbolis sebaiknya ditingkatkan kembali dengan menyediakan dan memanfaatkan berbagai ragam alat dan bahan main yang ditata dengan menarik, mendorong keingintahuan anak untuk selalu bereksplorasi sesuai potensi dan kemampuan berpikir simbolis anak menggunakan berbagai benda sehingga menghasilkan imajinasi kreatif dalam bentuk karya. Supartini, S.Pd. 23 Sestrix C Rahabav, S.Psi., M.Pd. 22 Warda Tuny, M.Pd. 9 3 Teori Belajar Kognitivisme Jean Piaget Teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari 1. Wawancara Pendidik mengatakan stimulasi kemampuan anak dilakukan dengan memfasilitasi anak bemain menggunakan bahan dan alat yang Catatan Butir Melalui kegiatan bermain mencari buah bintangor, anak distimulasi mengkalsifikasikan
  • 8. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA beberapa proses, seperti: pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mentalnya. teori ini mengemukakan asumsi tentang perkembangan cara berfikir individu dan kompleksitas perubahannya melalui perkembangan neurologis (strukturalisme) dan perkembangan lingkungan (konstruktivisme). Pada tahapan perkembangan kognitif yaitu Tahap praoperasional (preoperational) : Usia 2-7 tahun, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Pemikiran anak selama tahap ini adalah sebelum operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa tersedia di lembaga 2. Observasi Pada saat observasi terlihat pendidik menstimulasi anak dalam memahami persamaan, perbedaan , menghubungkan dan klasifikasi warna melalui permainan mencari angka berdasarkan warna dan bilangan menggunakan buah bintanggor, dan konsep sebab akibat melalui dialog dengan anak terkait apa yang terjadi jika bersepeda menabrak tanaman bunga. warna berdasarkan warna kartu, menghubungkan warna dan jumlah bilangan pada kartu dengan buah. Anak dapat memahami persamaan dan perbedaan. Anak dapat distimulasi memahami konsep sebab akibat dengan melakukan dialog sederhana apa yang terjadi jika bersepeda menabrak tanaman bunga. Belum terlihat klasifikasi berdasarkan bentuk maupun ukuran PHA Komponen 3 Pendidik telah menstimulasi anak mengkalsifikasi warna berdasarkan warna kartu, menghubungkan warna dan jumlah bilangan pada kartu melalui kegiatan bermain mencari buah bintangor, sehingga anak dapat memahami persamaan dan perbedaan. Pendidik juga menstimulasi anak memahami konsep sebab akibat dengan melakukan dialog
  • 9. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik. sederhana apa yang terjadi jika bersepeda menabrak tanaman bunga. Walaupun kegiatan klasifikasi berdasarkan warna telah dilakukan namun belum terlihat klasifikasi berdasarkan bentuk maupun ukuran. Kegiatan main untuk menstimulasi kemampuan anak berfikir logis, kritis dan kreatif diharapkan dapat dibuat lebih kreatif lagi menggunakan berbagai alat dan bahan yang lebih menantang sehingga anak dapat menunjukan kemampuan berfikir tingkat tinggi yang baik M. Zahrawi Saimima, M.Pd.I. 14 5 (Hurlock, 1978) mengemukakan perkembangan sosial emosional merupakan perkembangan perilaku yang sesuai keadaan atau lingkungan sosial sekitar. oleh karena itu, perkembangan emosional menuntut kita untuk melatih anak dengan cara membiasakan mereka bersosialisasi terutama pada proses bergaul dengan Melalui hasil observasi dan wawancara di satuan PAUD. ditemukan Setiap pagi, sebelum masuk ke dalam kelas, Pendidik membiasakan anak untuk apel di depan kelas sambil berdoa kepada Allah SWT dengan membacakan doa masuk kelas. Pendidik telah membiasakan anak sebelum masuk kelas dengan kegiatan apel pagi di depan kelas, sambal mengarahkan anak untuk berdoa kepada Allah SWT dengan membacakan doa masuk kelas. Sehingga saat
  • 10. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA teman mereka di sekolah Sehingga saat masuk kelas tidak terjadi saling mendahului oleh anak Kemudian pendidik juga menstimulasi anak untuk bertanggung jawab menuntaskan kegiatan main yang di pilih oleh anak. Akan tetapi yang belum terlihat dari kebiasaan pendidik adalah, membiasakan anak untuk disiplin mencuci tangan setelah kegiatan bermain anak dilaksanakan, sehingga proses mencuci tangan sering terlewatkan. masuk kelas tidak terjadi saling mendahului oleh anak. Karena telah dikontrol secara langsung oleh pendidik. Pendidik juga, telah menstimulasi anak untuk bertanggung jawab menuntaskan kegiatan main yang dipilih oleh anak. Akan tetapi, yang belum terlihat dari kebiasaan pendidik adalah, membiasakan anak untuk disiplin mencuci tangan setelah kegiatan bermain dilaksanakan, sehingga proses mencuci tangan sering terlewatkan. Kedepannya, pendidik diharapkan terbiasa membiasakan anak untuk disiplin mencuci tangan setelah kegiatan bermain anak dilaksanakan, sehingga proses mencuci tangan sering terlewatkan. Julida Herdina, M.Si. 4 2 Menurut teori suyadi (2018:14) Ketrampilan motorik dapat dikelompokkan menurut ukuran ukuran otot – otot dan bagian badan yang terkait yaitu ketrampilan motorik kasar dan 1. Observasi: Mengamati stimulasi pendidik kepada anak terlait motoric kasar Pendidik telah menstimulasi anak pada aspek motorik kasar dengan baik melalui kegiatan anak melompat pada hulahop,
  • 11. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA motorik halus. Motorik kasar meliputi ketrampilan otot – otot besar lengan, kaki, batang tubuh seperti berjalan, melompat berlari. Sedangkan motorik halus meliputi otot – otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti menyentuh, memegang, menulis dan menggambar menuruturut teori suyadi (2018:14) Ketrampilan motorik dapat dikelompokkan menurut ukuran ukuran otot – otot dan bagian badan yang terkait yaitu ketrampilan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi ketrampilan otot – otot besar lengan, kaki, batang tubuh seperti berjalan, melompat berlari. Sedangkan motorik halus meliputi otot – otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti menyentuh, memegang, menulis dan menggambar. seperti melalui kegiatan gerak dan lagu, melompat rintangan, bermain sepakbola, bermain perosotan, ayunan, jungkat- jungkit dan tangga majemuk. 2. Wawancara: Melakukan wawancara mengenai pengetahuan pendidik tentang kegiatan motorik kasar yang telah dilaksanakan. Pendidik menceritakan bagaimana cara menstimulasi motoric kasar anak melalui ragam permainan tradisional. 3. dokumentasi: MELONCAT SEPAK BOLA GERAK DAN LAGU BERMAIN APELUAR https://drive.google.com/file/d/1hU WE8JjgJeH4IeZ3dT0NNR_oUm7k wMEh/view?usp=sharing https://drive.google.com/file/d/1YnH bermain bola, menyeberang papan, dan bermain seluncur terlihat kemampuan motorik kasar anak berlari, melompat, mendorong, menarik, memutar, mengocok, melempar, menangkap dan menendang. Diharapkan pendidik dapat meningkatkan lagi stimulasi anak melalui ragam permainan tradisional seperti permainan lompat tali, dan ular tangga.
  • 12. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA ISrXg6a_Q5ITtEMsX5vRsWJqvFD qX/view?usp=sharing Dr. Asani, S.Ag., M.Pd.I. 26 Johanes Rawulunubun , S.Si. 16 5 Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkansebagai makhluk sosial (zoonpoliticon). Erik H. Erikson mengembangkan teori yang disebut theory of psychosocial Develoment (teori perkembangan psikososial) di mana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan. Hasil dari tiap tahap tergantung dari hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi individu untuk dapat tumbuh secara optimal. Sigmund Freud (1979), seorangtokoh Psikoanalisa mengatakan bahwa penyesuaian diri yang kurang baik dan masalah-maslah kepribadian yang muncul saat masa dewasa adalah sebagai akibat dari masalah yang berkembang pada masa kanak- kanak. Menurut Loree (1970) “sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya”. Hurlock menjelaskan bahwa perkembangan sosial anak merupakan perolehan kemampuan berperilaku yangsesuai dengan tuntutan sosial. OBSERVASI: • Pendidik mengenalkan kepada anak tentang Lambang Negara/Garuda Pancasila, Presiden dan Wakil Presiden lewat foto. • Pendidik mengenalkan kepada anak tentang Bendera Negara (Sang Merah Putih) lewat Bendera Kertas dan lewat lagu. • Pendidik mengajak anak untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan dan/atau Lagu Nasional (lagu “Bendera Kita” & lagu “Garuda Pancasila”). WAWANCARA: v Pendidik bersama anak terlibat dalam kegiatan konvoi dalam rangka Perayaan HUT Kemerderaan RI. v Pendidik juga pernah menggelar Upacara Bendera. (Tidak ditemukan dokumentasi berupa Foto/Video) STUDI DOKUMENTASI: Stimulasi terhadap aspek Sosial Emosional antara lain Pengenalan simbol danlambang negara tercantum dalam Dokumen perencanaan, Kurikulum, & RPP. SIMULASI: Pendidik meminta beberapa Anak masing- masingtampil di depanuntuk menyanyikan Pendidik telahmengenalkan kepada anak tentang Lambang Negara (Garuda Pancasila), Presiden RI dan Wakil Presiden RI lewat foto. Pengenalan tentang Bendera Negara (Sang Merah Putih) dilakukan lewat Bendera Kertas dan lewat Lagu. Pendidik juga mengajak anak untuk menyanyikan LaguKebangsaandan/atau Lagu Nasional, misalnya lagu “Bendera Kita” & lagu “Garuda Pancasila”. P H A: Pendidik telah menstimulasi anak untuk mengenal dan mencintai Negara melalui simbol dan lambang Negara, antara lain mengenalkan kepada anak tentang Lambang Negara (Garuda Pancasila), Presiden RI dan Wakil Presiden RI lewat foto. Pengenalan Bendera Negara (Sang Merah Putih) dilakukan lewat Bendera Kertas dan Lagu. Pendidik juga mengajak anak untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan dan/atau Lagu Nasional, misalnya lagu “Bendera Kita” & lagu “Garuda Pancasila”.
  • 13. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA lagu Garuda Pancasila. Link Bukti Foto dan Video: https://drive.google.com/drive/folders/1zSB cijK87O3jM_6bJ- x3Ks8VFkUNhln6?usp=sharing Diperoleh temuan, bahwa pendidik tidak memasang Bendera Merah Putih, foto Presiden RI dan Wakil Presiden RI, serta Lambang Negara (Garuda Pancasila) di ruang kelas. Diharapkan agar pendidik memasang Bendera Merah Putih, foto Presiden RI dan Wakil Presiden RI, dan Lambang Negara (Garuda Pancasila) di setiap ruang kelas serta aksesoris lainnya yang berkaitan dengan simbol dan lambang negara seperti foto/gambar pahlawan Nasional dan mengenalkannya kepada anak. Pendidik juga diharapkandapatmengajak anak-anak menyanyikan lagu Indonesia Raya di setiap pagi awal kegiatan pembelajaran dan menyanyikan salah satu lagu kebangsaan/nasional sebelum pulang. Rustam AR Selang, M.Pd. 6 Martje Tatipikalwan, S.Pd., M.Pd. 2 Haryati, S.Pd., M.Pd. Butir 17 Stimulasi pendidikan pada aspek American Academy of Padiatrics 2012 menjelaskan perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah 1. Pendidik teramati telah menstimulasi anak untuk mengenalkan bahasa daerah Catatan Butir: Pendidik menstimulasi anak dalam mengenalkan keberagam
  • 14. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Indikator pembelajaran anak dalam mengenal keberagaman budaya daerah meliputi : ● Bahasa daerah ● Lagu Daerah ● Tarian Daerah ● Pakaian Daerah sosial emosional kemampuan anak dalam mengelola dan mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi positif maupun negatif. Anak mampu berienteraksi dengan teman sebayanya atau orang dewasa disekitarnya secara aktif belajar dengan mengeksplorasi lingkungannya. Perkembangan sosial emosional adalah proses belajar anak dalam menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan ketika berinteraksi dengan orang- orang di lingkungannya yang diperoleh dengan cara mendengar, mengamati dan meniru hal-hal yang dilihatnya. Erik Erikson : Pertumbuhan/perkembangan kepribadian seseorang berjalan menurut delapan tahap perkembangan psiko-sosial, dan itu di tentukan oleh berhasil/tidaknya dalam menempuh tahap sebelumnya : 1. adanya 'trust' pada bayi kepada orang di sekitarnya, membentuk perilaku 'trust' kepada orang lain ketika dewasa. melalui kegiatan bercerita dengan menyebutkan angka dan nama benda dalam bahasa daerah. Indikator 17.1 (Video) https://drive.google.com/file/d/1v cVHthO_eulWCg4qnFnmyvDIA NlFHIJD/view?usp=sharing 2. Pendidik teramati telah menstimulasi anak untuk mengenalkan Lagu daerah melalui kegiatan bernyanyi bersama lagu daerah sebelum memulai kegiatan dalam kelas. https://drive.google.com/file/d/1h 3e5vv1VdwjuitLF5HNOOUVWn f6RDnvQ/view?usp=sharing (Video) 3. Pendidik teramati telah menstimulasi anak untuk mengenalkan anak tarian budaya dengan cara menyebutkan nama-nama benda menggunakan bahasa daerah kemudian menyanyikan lagu daerah secara bersama pada kegiatan bernyanyi sebelum memulai kegiatan pembelajaran, pada pengenalan tarian daerah pendidik mempraktekkan langsung dengan mengajak anak keluar kelas kemudian membentuk kelompok kecil dan meminta anak melakukan gerakan tarian sederhana kemudian pada kegiatan pengenalan pakaian daerah pendidik mengenalkan anak melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan gambar pakaian-pakaian daerah sehingga anak mengetahui beragam pakaian daerah pada setiap daerah namun penggunaan pakain daerah hanya dilakukan pada acara tertentu seperti pentas seni dan carnaval. Catatan PHA :
  • 15. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA 2. anak 2-3 tahun yang sukses dalam toilet training berpengaruh besar pada rasa percaya dirinya. 3. anak prasekolah yang merasa bisa dalam kegiatan main dan inter- aksisosial, akan membentuk rasa percaya dirinya. Menurut Erikson, masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan psikososial seorang individu. Peranan ini dimulai dari pola asuh orangtua hingga aturan atau budaya masyarakat daerah dengan mempraktekan langsung tarian daerah. 4. Pendidik teramati telah menstimulasi anak mengenalkan anak pakaian daerah melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan gambar. Pendidik telah mengenalkan anak tentang keberagaman budaya daerah melalui beragam kegiatan seperti bercerita dengan bahasa daerah, mengenalkan pakaian daerah melalui gambar, bernyanyi lagu daerah bersama dan melakukan gerakan tarian secara langsung, nampak anak sudah mampu meguasai beberapa kata dalam bahasa daerah, bernyanyi dalam bahasa daerah dan melakukan gerakan tarian walaupun tidak semua mampu melakukan dengan sempurna dan anak nampak sudah mengetahui pakaian daerah dari berbagai daerah, Namun pendidik belum maksimal dalam mengenalkan beragam tarian daerah dan tidak rutin dalam mempraktekkan tarian sehingga sebagian anak terlihat belum mampu mengikuti gerakan dengan sempurna oleh karena itu diharapkan agar pendidik terus meningkatkan
  • 16. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA kemampuan anak dalam mengenalkan beragam tarian daerah melalui kegiatan yang lebih kreatif dan menstimulasi gerakan tarian seraca rutin agar lebih efektif. Farida Samad, S.Pd., MKPd. Butir 12: Indikator pembelajara n dalam mengungka pkan bahasa ekspresif antara lain melalui: a) Bertanya /menjaw ab pertanya an b) Berkomu 4: Pendidik memfasilita si proses pembelajar an dalam menstimulia si anak untuk mengungk apkan bahasa (ekspresif]. Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) Menurut Para Ahli bahwa bahasa merupakan suatu hal yang penting. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi sebagai kebutuhan dasar bagi setiap anak karena merupakan mahkluk sosial yang harus hidup berdampingan dengan sesamanya. Anak selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Melalui Asesor melakukan metode pengumpulan data dengan meminta beberapa dokumen terkait antara lain: - Video pembelajaran - RPPM dan RPPH - Foto-foto pembelajaran. - Hasil karya anak Berikut link drivenya: https://drive.google.com/file /d/1Me1tZB_4DckJqBUbuN6 OPmpMpJPjRMWq/view?usp =sharing https://drive.google.com/file Guru PAUDmenstimulasi anak untuk menunjukkan keterampilan berbahasa anak melalui berbagai kegiatan mengungkapkan bahasa ekspresif namun diperoleh temuan bahwa stimulasi guru dalam hal berkomunikasi secara lisan masih kurang sehingga anak terlihat kurang percaya diri dan malu-malu. Disarankan agar guru meningkatkan motivasi terhadap kemampuan berkomunikasi anak melalui
  • 17. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA nikasi secara lisan c) Bercerita /menceri takanke mbali yang diketahui d) Mengeks presikan perasaan /ide/kein ginan dalam bentuk coretan/t ulisan berbahasa, komunikasi antar anak dapat terjalindengan baik sehingga anak dapat membangun hubungan. Bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan- pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi. Psikolog Rusia L.S Vigotsky ( Thought and Speech), berpendapat bahwa bahasa menjadi faktor perantara pada proses belajar anak. Hasil pengkajian menunjukkan kesukaran penguasaan bahasa umumnya berhubungan dengan kadar /d/1I5dG0MvEfTHFfY28sBKZ- Oq1s_FCG2J0/view?usp=shar ing https://drive.google.com/file /d/1gJhZYbFbLAUGyBrJNu5_J TRR_VPohVdv/view?usp=shari ng https://drive.google.com/file /d/1gJhZYbFbLAUGyBrJNu5_J TRR_VPohVdv/view?usp=shari ng kegiatan sesuai tema dan beberapa alternative metode yang cocok digunakan untuk pengenalan bahasa pada anak diantaranya bercakap- cakap, karyawisata, pemberian tugas, proyek/pengamatan dan lainnya.
  • 18. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA kedunguan atau rendahnya IQ anak. Badudu (1989) mendefiniskan bahasa sebagai alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran,perasaandan keinginannya. Sementara Bromley (1992) mendefinisikan bahasa adalah sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri atas simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Pengembangan keterampilan berbahasa pada anak usia dini mencakup empat aspek, yaitu:
  • 19. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif karena anak dituntut untuk menghasilkan bahasa. Sebaliknya, keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif karena anak lebih banyak menyerap bahasa yang dihasilkan oleh orang lain. William J. Meyer menulis bahwa perkembangan bahasa secara umum sangat pesat pada tahun- tahun pertama kehidupan. Pada umur 30 bulan ratarata anak telah memiliki 70% fonem(bunyi huruf) yang dibuat orang dewasa. Pada usia sekitar empat tahun pengenalan bunyi (fonologi) pada anak umumnya sudah sama dengan orang dewasa.
  • 20. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Perkembangan bahasa sejak bayi adalah salah satu penyebab perbedaan kemampuan berbahasa pada individu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa anak akan berkembang sesuai hukum alam, yaitu mengikuti bakat, kodrat, dan ritme perkembangan yang alami. Teori Nativisme: Menurut teori nativisme, terdapat keterkaitan antara faktor biologis dan perkembangan bahasa. Pada saat lahir, anak telah memiliki seperangkat kemampuan berbahasa yang disebut ‘Tata Bahasa Umum” atau ‘Universal Grammar’. Teori ini menjelaskan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara kemampuan intelegensi dan pengalaman pribadi anak. Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak mendapatkan banyak rangsangan,
  • 21. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA anak akan tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada. Hal ini dkarenakan anak memiliki alat penguasaan bahasa (language acquisition device) dan mampu mendeteksi kategori bahasa tertentu. Teori Behavioristik: Teori behavioristik lebih mengedepankan peran perlakukan lingkungan setelah anak dilahirkan. Ketika dilahirkan, anak tidak memiliki kemampuan apapun. Belajar bahasa harus dengan pengkondisian lingkungan, proses imitasi dan diberikan penguatan. Dengan demikian, pengkondisian lingkungan menjadi sebuah faktor yang sangat kritis karena lingkunganlah yang perlu memberikan pengaturan pada stimulus dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Jika stimulasi
  • 22. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA bahasa yang diberikan kepada anak baik maka konsekuensi atau hasil yang akan didapatkan oleh anak juga akan baik. Teori Konstruktivisme: Berbeda dengan kedua teori sebelumnya, teori konstruktivisme memandang bahwa ketika anak memperlajari bahasa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya: peran aktif anak terhadap lingkungan, cara anak memproses suatu informasi, dan menyimpulkan struktur bahasa. Melalui proses interaksi dengan orang lain, maka pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Florence A. Boray, S.Pd., M.Si. 7 Manggaranti, S.Pd.Gr. 3. Pendidik menstimulasi anak dalam 1. Stimulasi Pendidik pada Landasan teori: Oser mendefinisikan penilaian agama sebagai alasan yang menghubungkan realitas sebagai pengalaman dengan Asesor mengamati pendidik menstimulasi anak dalam pembiasaan menghormati orang yang lebih tua melalui cerita Pendidik telah menstimulasi anak untuk berperilaku terpuji/ berbudi luhur dalam
  • 23. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA pembiasaan untuk berperilaku terpuji/ berbudi luhur Aspek Agama dan Moral sesuatu di luar realitas yang berfungsi untuk memberikan makna dan arah tujuan hidup (Bridges & A.Moree, 2002), Oser menggambarkan lima tahap dalam pengembangan penilaian agama, tiga diantaranya merupakan tahap-tahap penalaran yang dicapai pada masa kanak-kanak dan remaja, dan yang keempat berkembang dalam minoritas individu di masa remaja. Tahap 1 pandangan anak-anak tentang Tuhan sangat konkret dan literal. Tahap 2 dan 3 anak-anak dan remaja yang lebih tua memandang Tuhan dengan cara yang kurang menghukum. Tuhan dapat dipengaruhi oleh perilaku baik seorang individu, dengan doa, dan kepatuhan pada ritual dan praktik keagamaan. Tahap 4 dan 5 individu yang mempertahankan iman dapat kembali kepada Tuhan sebagai pencipta akhir yang merupakan sumber kebebasan dan kehidupan, dan yang keberadaannya membuat hidup bermakna. Teori Oser tidak menyarankan bahwa semua penilaian agama yang diperlihatkan oleh seorang individu akan selalu berada pada tahap yang sama, atau bahwa semua individu pada usia yang inspiratif. Asesor mengamati kebiasaan anak yang melakukan salam pada pendidik dan tamu yang ada di satuan pendidikan. Asesor mengamati Guru dalam menstimulasi anak dalam membiasakan anak bersikap jujur. Asesor mengamati pendidik menstimulasi anak dalam pembiasaan menolong orang yang membutuhkan melalui cerita mengenai Belalang tersesat yang ditolong oleh kunang- kunang dan tanya jawab. menghormati orang tua dan terbias menolong orang lain yang membutuhkan. Tetapi, Pendidik belum menstimulasi anak dalam bersikap dan berperilaku jujur. Pendidik sebaiknya melakukan stimulasi anak dalam bersikap dan berperilaku jujur. Misalnya, Pendidik mencontohkan kepada anak untuk berkata apa adaya, mengambil barang sesuai dengan haknya, atau memfasiltasi praktik pasar jujur dalam kelas.
  • 24. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA sama akan menunjukkan tingkat penilaian agama yang sama. Jan Pieter 20 Ice Purnawanti Puspitasari, S.Pd.Gr. 13 4. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa. Keaksaraan awal merupakan kemampuan dasar membaca dan menulis, serta pengenalan huruf vocal dan konsonan pada anak usia dini sebagai kemampuan dasar yang wajib dikuasai anak (Amini, 2016; Listriani, dkk, 2021; Borre 2019; Christianti, 2013). Keterampilan keaksaraan awal anak dimulai dengan anak mengenal warna, bentuk, membedakan gambar, menyebut simbol, menjiplak huruf, menulis nama, menyusun kata dan menuliskan pikiran (Nisa et al., 1999). Tujuan utama mengenal keaksaraan yaitu sebagai persiapan untuk membaca dan menulis, selain itu mengenalkan anak huruf abjad, melatih keterampilan anak dalam mengubah huruf menjadi suara, dan keterampilan menyuarakan yang dapat dipraktekan ketika anak belajar membaca lanjut (Agustin, dkk, Asesor mengamati pendidik menstimulasi anak untuk mengembangkan kemampuan keaksaraan dengan melakukan pembiasaan menyanyikan lagu jumlah jari, selain itu terlihat juga anak memilih buku sesuai keinginanya. Kemudian terlihat juga pendidik menyediakan berbagai alat dan bahan seperti buah belimbing yang digunakan untuk kegiatan menstempel, pasir warna, batu, puzzle huruf dan angka Pendidik telah memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan baik kegiatan pra membaca maupun pra menulis melalui kegiatan yang menyenangkan sehingga anak dapat menulis, membuat dan melafalkan huruf dengan media batu serta penyediaan buku bacaan yang beragam membuat anak terdorong untuk mengamati/memegang/menyent uhnya. Pendidik telah menstimulasi perkembangan bahasa pada proses pembelajaran untuk melatih kemampuan anak dalam memahami bahasa (reseptif) melalui bercerita dan memberikan pernyataan tentang isi cerita yang telah disampaikan. Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam
  • 25. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA 2020). mengungkapkan bahasa (ekspresif), melalui kegiatan berkomunikasi secara lisan melalui kegiatan main yang dilakukan serta mengekspresikan perasaan atau ide dalam bentuk coretan/tulisan sesuai keinginan anak. Namun pendidik belum mengoptimalkan dalam menstimulus anak pada kemampuan memahami bahasa (reseptif) untuk bertanya jawab dan pada mengungkapkan bahasa (ekspresif) untuk bercerita. Diharapkan pendidik dapat menstimulasi anak agar dapat melakukan tanya jawab dengan menyediakan cerita atau bahan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu sehingga aktif bertanya, pendidik sebaiknya juga memotivasi anak untuk berani bercerita tentang pengetahuanya.
  • 26. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Tomy Aditia, S.Pd.Gr. 11 4. Stimulasi Pendidik Pada Aspek Bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik secara lisan, tertulis maupun tanda yang didasarkan pada sebuah sistem simbol-sombol. Bahasa terdiri dari kata- kata yang digunakan oleh suatu komunitas dan aturan untuk memvariasikan dan menggabungkannya. Perlunya bahasa untuk berbicara dengan orang lain, mendengarkan, membaca dan menulis (Sabtrock, 2011). Perkembangan kemampuan Bahasa meliputi pengembangan aspek mendengar, berbicara, menulis, dan membaca. Kemampuan berbahasa AUD dalam STPPA dibagi ke dalam tiga (3) kategori, yaitu: memahami bahasa (reseptif); mengungkapkan bahasa; dan keaksaraan. Dan kategori memahami bahasa masuk kedalam kemampuan bahasa reseptif anak. Menurut Demchack, Elguist. & Rickard Asesor mengamati pendidik yang menstimulasi anak untuk memahami bahasa reseptif dengan cerita sederhana bisa menggunakan alat bantu seperti buku cerita atau tanpa alat. Asesor mengamati pendidik yang menstimulasi anak untuk memahami bahasa reseptif dengan pertanyaan sederhana. Disini pendidik harus menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas sehingga anak mudah untuk menjawabnya. Asesor mengamati pendidik yang menstimulasi anak untuk memahami bahasa reseptif melalui pernyataan sederhana. Sama Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam memahami bahasa (reseptif) melalui bercerita tentang Sang Beruang, memberikan pernyataan sederhana yang mampu anak pahami dan melakukan tanya jawab untuk memperdalam kemampuan pemahaman bahasa. Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak pada pembelajaran keaksaraan baik pra membaca maupun pra menulis, melalui penyediaan buku cerita sehingga anak dapat mengamati/memegang/menyent uh dan pura-pura membaca, serta memberikan kegiatan main yang menyenangkan untuk mengenal huruf alfabet yang
  • 27. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA (2002) Bahasa reseptif adalah kemampuan menerima pesan, memahami pesan yang disampaikan. Kemampuan bahasa khususnya kemampuan bahasa reseptif (memahami) anak adalah keterampilan memahami yang meliputi keterampilan anak dalam memahami aturan guru di dalam kelas, perintah, dan penjelasan (Adini 2016). Di samping itu, keterampilan bahasa reseptif yang baik memungkinkan anak untuk memahami kata-kata, kalimat, cerita dan peraturan. Bromley mengatakan bahwa anak yang terlibat aktif dalam menyimak juga aktif dalam mengonstruksikan arti informasi yang diberikan. Mereka memonitor pemahaman mereka akan informasi yang diperoleh dengan berbagai cara, mengasosiasikan informasi baru dengan informasi yang telah mereka terima sebelumnya, menanyakan tentang ketepatan informasi yang mereka peroleh, dan mengulang maupun menanyakan informasi yang telah diberikan dengan menggunakan kata- kata mereka sendiri (Dhieni et al 2014) Maka akan sering kita dapati bahwa kecenderungan anak yang sering bertanya merupakan anak yang dengan sebelumnya pernyataan yang diberikan haruslah diberikan dengan bahasa yang padat, ringkas dan jelas sehingga anak menangkap isi pernyataan tersebut dengan benar. dilafalkan secara bersama lalu menulisnya di udara. Pendidik telah menstimulasi kemampuan anak dalam mengungkapkan bahasa (ekspresif), melalui kegiatan tanya jawab, berkomunikasi secara lisan dan mengekspresikan ide atau keinginan anak melalui kegiatan main yang berhubungan dengan isi cerita yang telah disampaikan. Namun dalam menstimulasi mengungkapkan bahasa (ekspresif) belum optimal, ditemukan bahwa anak tidak mampu untuk bercerita maupun menceritakan kembali. Diharapkan pendidik dapat memotivasi anak dengan cara memberikan reward bisa berupa bintang, tepuk tangan dan ucapan “hebat”, agar mereka terdorong untuk berani bercerita atau menceritakan kembali isi cerita yang telah didengarnya dengan menggunakan bahasa sederhana
  • 28. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA memahami informasi yang mereka terima sebagai bentuk proses memahami ataupun mengasosiasikan informasi baru dengan pengalaman terdahulu mereka. Menurut Seefeldt dan Wasik (2008) pada saat menyimak anak-anak mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan agar memahami lingkungan mereka. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan mendengarkan cerita dan tanya jawab. sesuai kemampuan anak. Nouval Rumaf, M.Pd. 19 Firman, M.Pd. 15 Alowisia Resubun, S.Pd. 24 Mince Parapak, M.Pd. 18 Dra. Dalwa 25 Dra. Hj. Ramlah Ma'rupi 1
  • 29. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Salehuddin, S.P., M.Si. 21 Yustatik, S.Pd., M.Si. 5 Adriawan Dj. Lumuan, S.Pd., M.Pd. 8 Nirwana, S.Pd., M.Pd. 10 Komponen 3 Stimulasi pendidik secara kognitif Experiential learning adalah sebuah model holistik dari proses pembelajaran di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme (Kolb, 1984) Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana penataan alat atau media yang diguna kan oleh pendidik dalam menstimulasi kemampuan simbolik anak , Hasilnya bisa ditemukan alat dan media yang digunakan serta ada aktivitas dimana anak melakukan proses pengenalan huruf /bilangan serta menyebutkannya secara berurutan. Pada wawancara pendidik menyampaikan bahwa mereka sudah menstimulasi dengan menggunakan berbagai media yang anda agar anak bisa mengenal konsep huruf dan bilangan serta mengarahkan anak Lembaga telah melakukan stimulasi kepada anak didik agar dapat berfikir simbolik dengan menggunakan berbagai media, Hal ini sudah dilakukan secara berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi berfikir kognitif anak didik. Adapun tantangan yang dihadapi adalah masih kurangnya pengawasan pendidik dalam mengontorl anak didik ketika melakukan berbagai kegiatan dalam kelas , sehingga penilaian terhadap kompetensi setiap anak dianggap belum maksimal. Untuk itu lembaga diharapkan dapat melakukan peningkatan kompetensi pendidik secara berkelanjutan agar dapat melakukan proses pengajaran secara berkualitas, dan jika memungkinkan diharapkan dapat menyelaraskan antara jumlah
  • 30. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA (Nahwiyah, 2012). Experiential learning adalah pembelajaran yang dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung. Experiential learning berfokus pada proses pembelajaran untuk masing-masing individu. Perkembangan kognitif merupakan perluasan dari kemampuan mental dan intelektual anak. Kognisi meliputi pengenalan, pemrosesan, dan pengaturan informasi dengan tepat, - Miller (2001). Proses kognisi ini mencangkup kegiatan mental seperti menemukan, menginterpretasikan, memilah, mengelompokkan, dan mengingat. Untuk anak yang usianya lebih tua, proses kognisi ini berarti mengevaluasi gagasan, menyatakan pendapat, memecahkan masalah, memahami aturan dan konsep, didik untuk membuat karya sesuai dengan tema yang diajarkan Dokumentasi dilakukan pada seluruh proses yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan indikator butir peserta didik dengan pendidik dalam satu kelas
  • 31. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA berpikir ke depan, dan memvisualisasikan kemungkinan atau konsekuensi. Andi Fentyrina, S.E., S.Pd., M.M. 23 Muhammad Kafrawy, S.Sos. 9 3 Pendidik mesti memberi ruang belajar anak bukan hanya melalui menulis dan membaca. Tetapi pendidik melakukan pengajaran melalui permainan atau belajar di luar kelas. Ini selaras dengan teori Piaget yaitu kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Jadi mendidik anak, juga perlu memperhatikan aspek lain. Karena belajar itu memiliki proses pemahaman yang memerlukan waktu yang lama. Asesor melakukan penggalian data melalui observasi langsung, wawancara dan mengambil video https://drive.google.com/file/d/ 12tp0CVFl79qrjcMFJO8r4sR C3EN2VKle/view?usp=sharin g 1. Pendidik menstimulus peserta didik untuk memahami persamaan melalui bentuk-bentuk balok yang sama 2. Pendidik memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk tahu perbedaan setiap bentuk balok 3. Pendidik juga memberikan pengetahuan kepada peserta didik konsep menghubungkan bentuk, ukuran dan warna 4. Pendidik memicu peserta didik untuk
  • 32. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA tahu membedakan bentuk, ukuran dan warna 5. Pendidik memberi pemahaman peserta didik untuk tahu konsep sederhana tentang sebab-akibat Pendidik telah mampu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk paham bentuk, dapat membedakan bentuk, menghubungkan bentuk, mengelompokkan dan konsep sederhana tentang sebab- akibat. Pendidik harus adil untuk memberi kesempatan semua peserta didik untuk praktik. Pembelajaran harus dilakukan secara inklusif. Oleh karena itu, pembelajaran kreatif oleh pendidik harus terus ditingkatkan.
  • 33. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Abd Rajab, S.Pd., M.Pd. 14 - Kemampuan Sosial Emosional Anak usia Dini (AUD) Sosial emosional terdiri dari dua kata yaitu sosial dan emosional. Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). - Syamsuddin (1995:105) mengungkapkan bahwa “sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial”, - Loree (1970:86) “sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain - Mengamati secara langsung pendidik menstimulasi anak untuk tertib dan antri ketka mau masuk kelas maupun Ketika mencuci tangan. - Mengamati secara langsung pendidik menstimulasi untuk disiplin selalu mencuci Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri melalui aktifitas membiasakan anak-anak untuk antri sebelum masuk kelas, antri untuk mencuci tangan, kebiasaan disiplin dalam kegiatan cuci tangan dan bertanggungjawab dalam merapikan mainan setelah bermain. Pendidik perlu lagi meningkatan untuk mengarahkan anak untuk selalu cuci tangan bukan hanya pada saat setelah bermain, akan tetapi perlu lagi diarahkan untuk cuci tangan sebelum melakukan aktifitas dan sesudah melakukan aktifitas. Pendidik diharapkan pada saat menstimulasi peserta didik bukan hanya melalui pengarahan saja akan tetapi disrankan pendidik untuk ikut langsung mempraktikkan seperti ikut merapikan mainan, menyimpan sepatu pada tempatnya.
  • 34. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA di dalam lingkungan sosialnya”. Hal ini senada dengan pendapat Hurlock (Rachmawati, dkk : 2013) yang menjelaskan bahwa perkembangan sosial anak merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. - Beaty (2013), menyatakan bahwa perkembangan sosial anak berkaitan dengan perilaku prososial dan bermain sosialnya. Aspek perilaku sosial meliputi: (1) Empati, yaitu menunjukkan perhatian kepada orang lain yang kesusahan atau menceritakan perasaan orang lain yang mengalami konflik. (2). Kemurahan hati, yaitu berbagi sesuatu dengan yang lain atau memberikan barang miliknya. (3). Kerja sama, yaitu bergantian menggunakan barang, melakukan sesuatu dengan gembira. (4). Kepedulian, yaitu membantu orang lain yang sedang membutuhkan tangan setelah bermain. - Mengamati secara langsung pendidik menstimulasi untuk selalu bertanggungjawab untuk merapikan Kembali segala seseuatu setelah bermain.
  • 35. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA bantuan (Susanto, 2013: 145). Jadi secara psikologis, pada tahap ini kemampuan anak baik secara interpersonal maupun personal satu sama lainnya saling mempengaruhi. Sedangkan emosional AUD yang terdiri dari kata awal yaitu emosi adalah perasaan yang ada dalam diri anak, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Rachmawati, dkk (2013:3) emosi didefinisikan berbagai perasaan yang kuat, seperti perasaan benci, takut, marah, cinta, senang dan kesedihan. Macam- macam perasaan tersebut adalah gambar dari aspek emosional. Goleman (1995) menyatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
  • 36. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Syahrul, S.Pd., M.Pd. 4 Dr. Mudadtzir M., S.Pd., S.E., M.Si. 26 Ady Wijaya, S.Kom., M.Pd. 16 Suardi M, S.Pd.I., M.Pd.I. 6 2 mudah meniru atau mengikutinya, sehingga untuk pembiasaan anak berperilaku hidup bersih dan sehat, tidak cukup jika hanya diarahkan atau diperintahkan saja tanpa dipraktikkan oleh guru setiap saat secara berkesinambungan.https://drive.goo gle.com/file/d/1xiOjtdruQci9kmAxTn ufdTJU_WSETvIF/view?usp=sharin g 1. Mengamati apakah tersedia tempat cuci tangan disatuan dan terdapat kegiatan mencuci tangan setelah bermain atau setlah makan. 2. Mengamati apakah terdapat kegiatan menggosok gigi disekolah setelah makan dan terdapat kegiatan pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas dipagi hari. Pendidik telah menstimulasi anak untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun yang dilakukan setelah anak bermain dan makan bersama dikelas, menggosok gigi setelah anak selesai makan bersama dikelas, menaruh sampah pada tempatnya, termasuk membersihkan lingkungan setelah kegiatan bermain selesai, namun pendidik belum melakukan stimulasi pencegahan covid-19 pada anak, sehingga kedepan disarankan agar pendidik segera melakukan stimulasi penerapan standar
  • 37. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA 3. Mengamati apakah guru mengajak anak membuang sampah pada tempat melalui kegiatan bersih-bersih lingkungan sekoah dipagi hari dan/atau setelah bermain. penangan covid-19.
  • 38. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA 4. Mengamati apakah guru menggunakan masker sambil mengajak anak menggunakan maskernya secara benar atau bentuk kegiatan lainnya yang berhubungan. Satriani, S.S. 2 Prof. Dr. Muh. Yunus, M.Pd. 17 5 1. Daniel Goleman dalam bukunya Kecerdasan Emosional mengatakan: (1) salah satu kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaannya sehingga dapat diketahui bahwa perkembangan emosi sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan sosial anak. (2) Interaksi sosial Observasi Pada saat visitasi pendidik dan anak melaksananan senam dengan musik lagu daerah Wawancara Menanyakan kepada pendidik apakah “setiap senam selalu menggunakan musik lagu Pendidik telah menstimulasi anak untuk mengenal keragaman budaya daerah yang ditunjukkan melalui kegiatan senam dengan musik dari lagu daerah, pendidik mengajar menggunakan bahasa Indonesia dan menyelipkan bahasa daerah, yaitu dengan
  • 39. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA membutuhkan keterampilan khusus yang didorong oleh kondisi emosi anak seperti motivasi, empati, dan menyelesaikan konflik. (3) Anak yang dapat mengendalikan diri dan mudah menunjukkan empati dan kasih sayang akan mudah bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. 2. John W. Santrock: kontribusi budaya, interaksi sosial dan sejarah dalam pengembangan mental/perilaku anak sangat berpengaruh. Pembelajaran yang berbasis pada budaya dan interaksi sosial mengacu pada aspek perkembangan sosio-historis kultural, akan sangat berdampak pada daerah?” Dokumentasi Tercantum dalam Program tahunan tentang Pentas akhir tahun. Ditemukan Video tarian dan pakaian daerah dalam kegiatan parenting dan lomba menjelang akhir semester. Simulasi Pendidik menyampaikan tema (mengajar) dengan menggunakan bahasa menyebut nama2 benda yang ada dalam kelas dengan bahasa daerah, dan pendidik menstimulasi tarian dan pakaian daerah dalam kegiatan parenting dan lomba menjelang akhir semester. Disarankan pendidik memperkenalkan bahasa, lagu, tarian, dan pakaian adat daerah dalam berbagai media dan even pembelajaran, seperti menggunakan gambar dan video pembelajaran yang ada di internet (Youtube)
  • 40. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA persepsi, memori dan cara berpikir anak. Hal ini dikarenakan dalam budaya mengajarkan anak tentang nilai-nilai budaya, sehingga mereka memahami lingkungan budayanya. 3. Konrad Lorenz : keberagaman budaya yang ada adalah suatu identitas bagi bangsa. Jika keberagaman budaya dikenalkan pada anak sejak dini, maka anak tidak akan lupa budayanya ketika diperhadapkan pada budaya asing yang dapat merusak adat ketimuran. Indonesia dan menyelipkan bahasa daerah, dengan menyebut nama-nama benda yang ada dalam kelas dengan bahasa Bugis dan Makassar.
  • 41. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Imriani Idrus, S.Si., M.M. 12 4 1. Stimulasi pada pembelajaran bahasa untuk anak usia dini diarahkan melalui bermain, karena bermain adalah sumber perkembangan dan membentuk zona perkembangan proksimal (ZPD) (Vygotski, 1967) 2. Menurut Yawkey (1981) setidaknya ada beberapa stimulasi yang bisa dilakukan guru, diantaranya sebagai berikut : (1)Pengembangan kefasihan berbahasa ● Melakukan pembicaraan yang bisa dimengerti dan diikuti anak ● Memberikan kebebasan pada anak untuk memberi respon berdasarkan pengalaman. ● Memberikan kebebasan pada anak untuk memberi respon berdasarkan pengalaman dia sendiri ● Mendorong anak untuk berbicara , baik sendiri maupun berkelompok dan dengan guru, sehingga lawan bicara anak mayoritas adalah teman sebayanya dan guru ● Mendorong anak untuk berbicara, anak lain baik sendiri maupun dalam kelompok (2) Pengembangan kemampuan sintaksis Observasi : ● Sebelum melakukan observasi kami telah melakukan studi dokumentasi dengan menelaah dokumen satuan ( Rencana Kegiatan, Kurikulum,RPP,SOP dan Jadwal Harian ) dapat dilihat pada dokumen KPA satuan atau memeriksa langsung di lembaga. ● Mengamati secara langsung cara pendidik menstimulasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif). Pendidik mengenalkan tanaman jeruk, makhluk ciptaan Tuhan dan benda-benda buatan manusia dan terlihat anak-anak antusias menjawab apa yang ditanyakan oleh pendidik dan terjadi dialog . Setelah pendidik menceritakan tentang pohon anak-anak dapat menceritakan kembali apa yang diketahui. ● Mengamati kelengkapan alat dan bahan ajar yang digunakan untuk menstimulasi anak dalam mengungkapkan bahasa Catatan Butir : Pendidik telah menstimulasi keterampilan mengungkapkan bahasa ekspresif pada anak melalui kegiatan mengenalkan makhluk ciptaan Tuhan YME dan hasil karya manusia dengan mengambil contoh tanaman/pohon kelapa dan pohon jeruk , gelas, kursi dan sendok. Terjadi tanya jawab dan dialog (komunikasi lisan ) antara pendidik dengan anak dalam kegiatan tersebut. Kemudian anak-anak mewarnai gambar pohon empat dimensi dengan warna sesuai keinginannya dan mampu menjelaskan arti dari warna tersebut. Catatan Temuan : Respon anak terhadap apa yang disampaikan oleh pendidik belum maksimal. Terlihat beberapa anak masih belum fokus menyimak pada saat pendidik bercerita dan bertanya.
  • 42. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan • Menyusun permainan atau situasi dimana anak secara alamiah menggunakan fitur-fitur bahasa • Mengevaluasi dialek anak yang berbeda dengan standar Bahasa Indonesia ,sehingga bahasa yang digunakan guru tidak jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan anak. • Menyusun permainan atau situasi dimana anak secara alamiah menggunakan fitur- (3) Pengembangan penguasaan kosa kata • Memastikan kosa kata baru yang dipelajari tidak terlalu banyak sehingga mudah di asimilasikan oleh anak • Mengintegrasikan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari di dalam maupun di luar sekolah • Menyusun pengalaman pembelajaran di bidang sains, pengetahuan sosial, (4) Pengembangan pengintegrasian kemampuan bahasa dalam kehidupan sehari-hari • Mendorong anak untuk untuk berbagi dengan anak lain dan orang dewasa (5) Pengembangan kemampuan mengekspresikan diri sendiri • Menerima dan menghargai perasaan (ekspresif ) . Pendidik menyediakan tanaman pohon jeruk , benda buatan manusia dan makhluk hidup ciptaan Tuhan. Tersedia alat dan bahan untuk mewarnai gambar pohon. Mengenal makhluk ciptaan Tuhan dan Benda buatan manusia Menceritakan kembali https://drive.google.com/file/d/1 bvTkllFcT1NmBuWfyjUAOMJ JvlKkEX Wawancara : ● Bertanya kepada guru tentang cara menstimulasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif), bagaimana keaktifan dan respon anak terhadap kegiatan tersebut. ● Bertanya kepada kepala satuan tentang fasilitas pembelajaran untuk mendukung kegiatan PHA : Pendidik telah menstimulasi keterampilan mengungkapkan bahasa ekspresif pada anak melalui tanya jawab, dialog, dan menceritakan kembali yang diketahui dalam kegiatan mewarnai gambar . Anak bebas memilih warna untuk mengekspresikan keinginannya. Namun beberapa anak masih belum fokus menyimak pada saat pendidik bercerita dan bertanya. Stimulasi pendidik pada aspek bahasa ini diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan cara membangun Apersepsi kelas di awal pembelajaran
  • 43. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan dan respon anak. • Mendorong penggunaan bahasa sebagai salah satu cara untuk mengorganisasikan ide stimulasi pendidik pada aspek bahasa. https://drive.google.com/file/d/1h SUtBXTP45MeRNlCXzaEpmX4 yVJCPweh/view?usp=sharing Dokumentasi : ● Mendokumentasikan gambar (foto ) dan video pada saat pendidik menstimulasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif). ● Mendokumentasikan Kurikulum,RPPS, RPPM , RPPH , SOP dan rencana kegiatan yang dimiliki lembaga. https://drive.google.com/file/d/1Q SCUIIsMmtUDo3wCrujYLQ8Iqp vFXbHp/view?usp=sharing https://drive.google.com/file/d/1e 1LE1u4jweYNJE05abjcNAeCTU
  • 44. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan QS2E2Q/view?usp=sharing https://drive.google.com/file/d/ 1dkVve-m95- R7XySQBUcT2sj-YaEKJ- jb/view?usp=sharing Simulasi : ● Meminta guru mempraktekkan cara menstimulasi anak untuk mengungkapkan bahasa (ekspresif ) jika indikator ini tidak memiliki bukti yang kuat.
  • 45. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Adriawan, S.Pd., M.Pd. 7 Life long education yang merupakan portal utama menuju level pendidikan berikutnya. Jika tidak dikawal dengan baik, efeknya dapat berkepanjangan. Selain melalui perencanaan, pengorganisasian, dan pengevaluasian pembelajaran yang baik, para pengelola PAUD hendaknya juga tidak mengesampingkan keberadaan lingkungan sebagai setting pembelajaran. Berkenaan dengan hal ini, E. Mulyasa berpendapat bahwa pembelajaran bagi anak usia dini tersusun dari unsur-unsur berupa manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2012:60). Menurut-nya, pembelajaran akan efektif apabila ditunjang dengan lingkungan dan suasana belajaryang kondusif. Jadi kegiatan bermain yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan Memastikan satuan pendidikan menupayakan keamanan di dalam kelas maupun diluar sekolah dengan wawancara : - satuan pendidikan melakukan prosedur kesalamaan - Satuan mengkampayekan prosedur keamanan dan keselamatan apakah secara berkala atau dengan jadwal lainnya - Satuan pendidikan melakukan praktik menghadapi keadarurat dengan berbagai keadaan bencana keselamatan Pendidik telah menerapkan keamanan dan keselamatan dan mengkampanyekan prosedur keselamatan dan keamanan Satuan pendidikan telah melakukan emergency driils namun belum dilakukan secara berkala dan terprogram
  • 46. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA teman dan lingkungannya perlu lebih diprioritaskan. penyelenggaraan PAUD, sebaiknya lingkungan diarah-kan kepada bentuk yang berkualitas. Sebab, ia merupakan bagian dari sarana dan prasarana yang signifikan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini telah dituangkan bahwa sarana prasarana di PAUD hendaknya memenuhi prinsip-prinsip berikut: 1) aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak; 2) sesuai dengan tingkat perkembangan anak; dan 3) memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah atau bekas layak pakai, dengan lingkungan yang menyenangkan maka anak akan dapat berkembang baik sesuai dengan tumbuh kembang pada usianya (Permendiknas, 2009: No 58)
  • 47. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Dalampenyelenggaraan PAUD, sebaiknya lingkungan diarahkan kepada bentuk yang berkualitas. Sebab, ia merupakan bagian dari sarana dan prasarana yang signifikan. DalamPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini telah dituangkan bahwa sarana prasarana di PAUD hendaknya memenuhi prinsip-prinsip berikut: 1) aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak; 2) sesuai dengan tingkat perkembangan anak; dan 3) me-manfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah atau bekas layak pakai (Permendiknas, 2009: No 58). Sriyenty Taufiq, S.Sos., M.Si. 3
  • 48. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Haris, S.Pd., M.Pd. 20 6 Pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. 1. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (Carin & Sund, dalam Daryanto, 2014, hlm. 52) yaitu : (1) individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. (2) dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa siswa akan mempeoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. (3) satu- satunya cara agar sesorang dapat mempelajari tekknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. (4) dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat, hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlikan dalam 1. Obeservasi Pendidik telah menstimulasi anak didik mengamati berbagai bahan permainan yang telah disediakan oleh Pendidik sehingga memancing imanjinasi anak didik untuk berkreasi. Pendidik telah menstimulasi anak didik mengumpulkan informasi dari bahan dan jenis permainan yang dilakukan anak didik sehingga anak didik dapat mengenal karakteristik APE yang dimainkan, dan pendidik telah menstimulasi anak didik mengasosiasikan pengetahuan melalui kegiatan bermain dengan mengkreasikan karya sesuai dengan imajinasinya seperti membentuk rumah dan bunga daun, akan tetapi pendidik belum memaksimalkan langkah- langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, misalnya pendidik belum menstimulasi siswa untuk bertanya terkait jenis APE yang dimainkan dan pendidik belum memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengomunikasikan pengetahuannya lewat berbagai kegiatan APE yang dimainkan kepada guru dan temannya. Hal ini di sebabkan karena pendidik belum memahami sepenuhnya konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik termasuk
  • 49. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan pembelajaran menggunakan metode saintifik. 2. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skema). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, dalam Daryanto, 2014, hlm. 52). Lebih lanjut Daryanto (2014) menjelaskan bahwa skema tidak pernah berhenti berubah, skema seorang anak akan berkembang menjadi skema orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skema disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. 3. Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada Pendidik belum seutuhnya memfasilitasi anak didik dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. beberapa kegiatan yang terlihat dalam kelas yaitu pendidik menstimulasi anak didik mengamati berbagai bahan permainan yang telah disediakan, pendidik menstimulasi anak didik mengumpulkan informasi dari bahan dan jenis permainan yang dilakukan anak didik seperti pendidik menggali pengetahuan siswa tentang karakteristik batu yang dimainkan anak didik, dan pendidik menstimulasi anak didik mengasosiasikan pengetahuan melalui kegiatan bermain dengan mengkreasikan karya sesuai dengan imajinasinya seperti membentuk rumah dan bunga daun dari bahan- bahan yang dimainkan prinsip dan langkah-langkah pembelajarannya. Maka dari itu, disarankan pendidik perlu memahami dengan baik konsep, prinsip, dan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai konsep kurikulum PAUD dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti pelatihan, diklat, seminar/webinar, workshop, KKG tentang pengembangan model pembelajaran berbasis saintifik kemudian pendidik mendesiminasikan hasil pengembangan model pembelajaran saintifik kepada teman sejawatnya agar pendidik dapat memahami dan mempraktikkan dengan baik pembalajaran berbasissaintifik dengan anak didiknya di kelas. Bagi pengawasdan kepala sekolah diharapkan mampu melaksanakan supervisi akademik secara konsiten dan terstrukutur untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
  • 50. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saai ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. siswa (9’), tetapi Pendidik belum memberi kesempatan kepada anak didik untuk bertanya dan mengkomunikasikan kegiatan yang dilakukan kepada Pendidik atau temannya. Catatan : 1. Mengamati pada detik 30 2. Mengumpulkan informasi pada menit 4 3. Mengkomunikasikan pada menit 9
  • 51. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Link video https://drive.google.com/file/d/1_lE5- t_9MLfl42WrYg9- dEd9PHjPjvuE/view?usp=sharing 2. Wawancara Berdasarkan hasil wawancara, guru belum mampu menjelaskan pembelajaran dengan pendekatan saintifik baik dari segi konsep, prinsip maupun langkah-langkahnya. Pada dasarnya belum melakukan praktik baik dalam pembelajaran berbasis saintifik 3. Dokumentasi Dalam RPPH tertera langkah- langkah pembelajaran saintifik RPPH tetapi tidak ditemukan RPPH sesuai dengan tema yang dilakukan guru saat asesor melakukan observasi. https://docs.google.com/docume nt/d/1q5J6BNRcwS6FPXmIS5 QOTP2o6VwqwTJC/edit?usp= sharing&ouid=11344283217799 3463257&rtpof=true&sd=true
  • 52. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA 4. Simulasi tidak ada simulasi yang diminta asesor Hj. Hasniah, S.Pd. 13 Hj. Faridah P, S.Pd., M.M. 11 Suriani S, S.Pd. 19 Ir. Rahmatiah, S.Pd. 15 Ir. Ainun Marhamah, S.Pd. 24 Meti Pali Parirak, S.Pd. AUD. 18 Andriany, S.Pd. 5 Hajerah, S.Pd.I., 21
  • 53. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA M.Pd. Jenny, S.Pd. 21 Hasdawiah Latif, S.Pd. 5 2 Stimulasi Pendidik Pada Aspek Fisik Motorik - Menurut Sujiono 5 (2008 : 1- 15), “Motorik halus adalah gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot kecil seperti otot jari tangan, pergelangan tangan dan lain- lain”. Gerakan motorik halus terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Semakin baik gerakan motorik halus membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting, menggambar, mewarnai, merobek, menulis, 1. Pendidik menstimulasi anak menunjukkan kemampuan motorik halus melalui memindakan lego dari tangan satu ke tangan lainnya. https://drive.google.com/file/d/1xi OjtdruQci9kmAxTnufdTJU_W SETvIF/view?usp=sharing 2. Pendidik belum menstimulasi anak dalam menunjukkan kemampuan motorik halus melalui mencoret- coret/menggambar/melukis. 3. Pendidik menstimulasi anak Pendidik menstimulasi anak untuk menunjukkan motorik halus secara berfariasi dengan memfasilitasi anak- anak untuk melakukan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan ketelitian ( Contoh memindahkan lego dari tangan satu ke tangan lainnya, meremas plastisin, menggunting dengan berbagai kertas. Dan kreativitas ( Contoh :bermain balok ). Namun kegiatan mencoret- coret/menggambar/melukis belum terstimulasi. Sehingga diharapkan pendidik menstimulasi anak untuk melakukan mencoret- coret/menggambar dan melukis secara optimal.
  • 54. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA meronce, melipat, menjahit, meremas, menggenggam, menganyam dan sebagainya. menunjukkan kemampuan motorik halus melalui menyusun balok. https://drive.google.com/file/d/1jjI EBoyZkXXUYsjfPRWvMnQ0 y-rvndxc/view?usp=sharing 4. Pendidik menstimulasi anak menunjukkan kemampuan motorik halus melalui meremas Plastisin dan menggunting kertas. https://drive.google.com/file/d/1J- FQmuLahe3Y0zctSKT- cr8xRadMKGhc/view?usp=sha ring
  • 55. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA 5. Pendidik menstimulasi anak menunjukkan kemampuan motorik halus melalui menulis dengan menggunakan pensil. https://drive.google.com/file/d/1Hx xycmkg8wc5ck6LChP2ZeV3C PWjPX7C/view?usp=sharing Ratna, S.Pd. 8
  • 56. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Ita Rostia Ichsan, S.Pd.AUD. 10 Komponen 3 Stimulasi Pendidik Pada Aspek Kognitif Perkembangan kognitif merupakan perluasan dari kemampuan mental dan intelektual anak. Kognisi meliputi pengenalan, pemrosesan, dan pengaturan informasi dengan tepat, - Miller (2001). Proses kognisi ini mencangkup kegiatan mental seperti menemukan, menginterpretasikan, memilah, mengelompokkan, dan mengingat. Untuk anak yang usianya lebih tua, proses kognisi ini berarti mengevaluasi gagasan, menyatakan pendapat, memecahkan masalah, memahami aturan dan konsep, berpikir ke depan, dan memvisualisasikan kemungkinan atau konsekuensi. Menurut Piaget (1954) perkembangan kognitif adalah proses interaksi yang belangsung antara anak dan pandangan perseptualnya terhadap suatu benda atau kejadian di suatu lingkungan - Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengenal konsep bilangan atau huruf terlihat anak mampu mengenal bilangan melalui bermain - Pendidik telah menstimulasi anak dalam menggunakan konsep bilangan melalui nyanyian - Pendidik telah menstimulasi anak dengan berbagai benda dalam bentuk karya terlihat anak mampu memperlihatkan hasil karyanya membuat sandal dan membuat bentuk wajah - Pendidik telah menstimulasi anak dalam mempresentasikan berbagai imajinasinya dalam bentuk karya seperti membuat bangunan dengan menggunakan balok dan membuat rumah dari bahan Pendidik telah menstimulasi perkembangan kognitif anak melalui kemampuan berpikir simbolis dengan menyebutkan konsep bilangan dengan baik, mempresentasikan dalam bentuk karya serta imajinasinya dengan menggunakan bahan – bahan yang ada. Namun kemampuan memahami bilangan atau huruf masih perlu mendapat stimulasi dari pendidik dalam proses pembelajaran. Diharapkan agar pendidik menyusun kegiatan main yang lebih bervariasi dan kreatif dalam mengenalkan
  • 57. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Murniyanti Ismail, M.Pd 23
  • 58. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Wika Wuri Utami, S.Pd. 22 Pendidik memberikan dukungan (scaffolding) pada anak saat melakukan kegiatan 6 Fasilitasi Pendidik Dalam proses Pembelajara n Istilah scaffolding digunakan pertama kali oleh Wood, dkk (Budiningsih, 2008), dengan pengertian dukungan pembelajar kepada peserta didik untuk membantunya menyelesaikan proses belajar yang tidak dapat diselesaikannya sendiri. Pengertian dari Wood ini sejalan dengan pengertian ZPD (Zone of Proximal Development) dari Vygotsky. Peserta didik yang banyak tergantung pada dukungan pembelajar untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerah ZPD-nya, sedang peserta didik yang bebas atau tidak tergantung dari dukungan pembelajar telah berada dalam daerah ZPD-nya. Menurut Vygotsky, peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi ketika mendapat bimbingan (scaffolding) dari seorang yang lebih ahli atau melalui teman sejawat yang memiliki kemampuan lebih tinggi (Martinis, 1960, 2010). ● Pendidik terlihat menata alat dan bahan main seperti bermain pasir sintetik, alat mainan pancing ikan, mengkolase gambar awan dengan kapas, menghitung gambar bintang ● Pendidik telah memberikan inspirasi awal anak dengan media gambar “awan" di awal kegiatan ● Pendidik telah memberikan dukungan dan perluasan ide pada anak pada saat bermain pasir sintetik, mengkolase, main pancingan ikan, menghitung gambar bintang sesuai dengan angka yang melambangkannya. Pendidik telah memfasilitasi anak dalam hal memberikan dukungan pada saat melakukan kegiatan seperti: manata alat/bahan main, memberikan inspirasi awal dengan menggunakan berbagai macam media yang menarik terkait dengan tema yang sedang berlangsung. Fasilitasi Pendidik dalam hal memberikan dukungan dan perluasan ide anak pada saat berkegiatan telah dilakukan oleh Pendidik. Diharapkan Pendidik selalu konsisten dan berkesinambungan dalam memberikan dukungan dan perluasan ide pada kegiatan bermain anak dengan menyediakan ragam dan jenis main yang beragam dan menarik, disesuaikan dengan RPPH yang sudah disusun sebelumnya dengan memperhatikan tahapan usia anak, sehingga kegiatan bermain anak akan lebih menyenangkan dan bervariasi untuk mengembangkan ide bakatnya dalam semua aspek perkembangan anak.
  • 59. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Rusmawati, S.Pd. 9
  • 60. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Wulan Surandika, S.Pd. 14 Kemampua n Guru untuk menstimulasi anak dalam mengendali kan diri 5. Stimulasi Pendidik Pasa Aspek Sosial Emosional 1. Daniel Goleman (Ali, 2011) : kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir berempati dan berdoa. Ada lima komponen penting dari kecerdasan emosi: mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan. 2. Abraham Maslow : klarifiasi perkembangan sosial emosional manusia kedalam tingkatan- tingkatan. dimana implikasinya ketika anak usia dini berinteraksi dengan lingkungannya, baik dengan yang sebaya atau lebih tua tentunya menginginkan segala hal yang tidak hanya fisik namun juga aspek emosinya seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk diterima, dihargai dan aktualisasi diri. 3. Calhoun dan Acocella (1990): control diri (self-control) sebagai proses-proses pengaturan fisik, psikologi, dan perilaku seseorang atau disebut sebagai serangkaian proses membentuk dirinya sendiri, control diri berkaitan dengan mengendalikan emosi. Seseorang Asesor menggunakan teknik observasi dalam penggalian data. Asesor mengamati pendidik dalam menstimulasi anak agar terbiasa antri, disiplin dan bertanggung jawab melalui kegiatan main sambil belajar. Guru mengajak anak berbaris berpegangan agar antri sebelum mencuci tangan: https://drive.google.com/file/d/1C h_j6byySZtTq9_Z0KvCyNwosbP 6yL_5/view?usp=sharing Guru meminta dan memberi waktu anak melepaskan sendiri sepatunya dan menaruh sendiri ditempatnya: https://drive.google.com/file/d/1f- V- FzhHORPN2Hu1NNHUehXhXX TsqzcE/view?usp=sharing wawancara ke pendidik untuk menanyakan stimulasi yang dilakukan pendidik dalam membiasakan bertanggung jawab meskipun muncul performance anak bertanggung jawab Anak merapikan dan membuang sampah bekas kegiatan mainnya: https://drive.google.com/file/ d/1523- Catatan butir: Berdasarkan observasi, pendidik nampak mengajak anak berbaris dibelakangnya guna menstimulasi kebiasaan antri sebelum kegiatan cuci tangan.Pendidik meminta anak dan memberikan waktu untuk melepas sepatu dan menaruhnya sendiri di rak yang disediakan sebelum masuk ke dalam kelas. Berdasarkan performa anak membereskan bekas sampah dari kegiatan mainnya dan hasil wawancara serta didukung dokumen RPPH dan penilaian harian yang memuat pencapaian anak dalam bertanggung jawab diketahui pendidik telah menstimulasi dengan cara memotivasi anak, mengingatkan dan mengajak anak bertanggung jawab menyelesaikan kegiatan mainnya juga membereskan alat mainnya. PHA: Pendidik telah menstimulasi anak dalam mengendalikan diri meliputi antri melalui mengajak anak berbaris sebelum mencuci tangan, disiplin melalui kegiatan mengarahkan dan memberikan kesempatan anak melepaskan sepatu dan menaruh sendiri di tempatnya serta membiasakan
  • 61. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan sekitarnya maka anak akan dengan Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA Dra. Hj. Saidah, M.Pd. 4