Rani Nurmayanti_CGP8 1.3.a.6 Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3.pptxRaniNurmayanti1
1. Program pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan akan dibuat untuk meningkatkan karakter siswa. 2. Tim panitia akan dibentuk untuk menyusun program tersebut yang melibatkan guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. 3. Kegiatan inti meliputi pembiasaan nilai-nilai keagamaan secara rutin di sekolah dan di rumah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal penelitian tindakan kelas tentang penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD dalam pelajaran IPA.
2. Metode eksperimen diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman konsep.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa setelah menggun
Esei ini membincangkan penggunaan kaedah flipped classroom berdasarkan Teori Pembelajaran Behavioris untuk meningkatkan pembelajaran murid dalam topik tumbuh-tumbuhan. Guru menggunakan video untuk mempersiapkan murid sebelum kelas dan membenarkan murid mencari contoh tumbuhan secara kumpulan serta membuat perbandingan. Guru menggunakan pendekatan deduktif dan strategi pemusatan murid dan berasaskan sumber untuk memastikan pemahaman
Kesiapan kognitif dan afektif siswa merupakan hal penting yang perlu diperhatikan guru sebelum memulai pembelajaran. Kesiapan kognitif meliputi tingkat kecerdasan, bakat, dan pengetahuan siswa sebelumnya. Kesiapan afektif meliputi sikap, minat, dan motivasi siswa. Keduanya perlu mendapat perhatian karena mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Rani Nurmayanti_CGP8 1.3.a.6 Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3.pptxRaniNurmayanti1
1. Program pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan akan dibuat untuk meningkatkan karakter siswa. 2. Tim panitia akan dibentuk untuk menyusun program tersebut yang melibatkan guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. 3. Kegiatan inti meliputi pembiasaan nilai-nilai keagamaan secara rutin di sekolah dan di rumah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal penelitian tindakan kelas tentang penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD dalam pelajaran IPA.
2. Metode eksperimen diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman konsep.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa setelah menggun
Esei ini membincangkan penggunaan kaedah flipped classroom berdasarkan Teori Pembelajaran Behavioris untuk meningkatkan pembelajaran murid dalam topik tumbuh-tumbuhan. Guru menggunakan video untuk mempersiapkan murid sebelum kelas dan membenarkan murid mencari contoh tumbuhan secara kumpulan serta membuat perbandingan. Guru menggunakan pendekatan deduktif dan strategi pemusatan murid dan berasaskan sumber untuk memastikan pemahaman
Kesiapan kognitif dan afektif siswa merupakan hal penting yang perlu diperhatikan guru sebelum memulai pembelajaran. Kesiapan kognitif meliputi tingkat kecerdasan, bakat, dan pengetahuan siswa sebelumnya. Kesiapan afektif meliputi sikap, minat, dan motivasi siswa. Keduanya perlu mendapat perhatian karena mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Dokumen tersebut membahasikan konsep alam belajar yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu psikososial, fizikal, dan komuniti pembelajaran. Komponen-komponen tersebut diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pelajar secara jasmani, emosi, intelek, dan sosial.
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptAmiraWidi
Dokumen tersebut membahas konsep dan model transformasi merdeka belajar dalam berbagai jenis pendidikan seperti pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah, pendidikan orang dewasa, dan pendidikan keluarga. Implementasi transformasi merdeka belajar mencakup perencanaan, pembelajaran, dan penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik setiap jenis pendidikan.
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
Makalah ini membahas upaya peningkatan retorika, tendensi, dan kompetensi bakat siswa sekolah dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penulis menjelaskan strategi untuk mengetahui bakat siswa dan melatih keterampilan berbicara mereka dengan metode menyenangkan sejak tingkat sekolah dasar."
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas belajar anak usia dini khususnya di TK Melati sebelum dan sesudah menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran sains. Metode inkuiri bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar anak.
Media acak gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V IPS di SDN Karangmojo 1 tentang konsep jenis usaha di Indonesia melalui 3 langkah: (1) membuat media acak gambar berbasis materi, (2) mengajarkan materi dengan bermain menyusun gambar, (3) menilai pemahaman siswa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) membahas model-model pembelajaran dalam penanaman karakter sejak dini seperti pembelajaran kooperatif dan kognitif sosial; (2) menjelaskan tujuan pendidikan karakter yaitu membentuk pribadi dengan karakter kuat dan lingkungan sekolah yang sehat; (3) mendiskusikan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada perkembangan holistik anak.
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptxNurLita34
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep dasar perkembangan nilai-nilai keagamaan pada anak, tahap-tahap perkembangannya, kompetensi hasil belajar, ruang lingkup penanaman nilai agama, sifat materi pembelajaran, strategi pengembangan, metode, pembelajaran dengan media nyata, pendekatan pembelaj
Dokumen tersebut membahasikan konsep alam belajar yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu psikososial, fizikal, dan komuniti pembelajaran. Komponen-komponen tersebut diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pelajar secara jasmani, emosi, intelek, dan sosial.
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptAmiraWidi
Dokumen tersebut membahas konsep dan model transformasi merdeka belajar dalam berbagai jenis pendidikan seperti pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah, pendidikan orang dewasa, dan pendidikan keluarga. Implementasi transformasi merdeka belajar mencakup perencanaan, pembelajaran, dan penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik setiap jenis pendidikan.
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
Makalah ini membahas upaya peningkatan retorika, tendensi, dan kompetensi bakat siswa sekolah dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penulis menjelaskan strategi untuk mengetahui bakat siswa dan melatih keterampilan berbicara mereka dengan metode menyenangkan sejak tingkat sekolah dasar."
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas belajar anak usia dini khususnya di TK Melati sebelum dan sesudah menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran sains. Metode inkuiri bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar anak.
Media acak gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V IPS di SDN Karangmojo 1 tentang konsep jenis usaha di Indonesia melalui 3 langkah: (1) membuat media acak gambar berbasis materi, (2) mengajarkan materi dengan bermain menyusun gambar, (3) menilai pemahaman siswa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) membahas model-model pembelajaran dalam penanaman karakter sejak dini seperti pembelajaran kooperatif dan kognitif sosial; (2) menjelaskan tujuan pendidikan karakter yaitu membentuk pribadi dengan karakter kuat dan lingkungan sekolah yang sehat; (3) mendiskusikan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada perkembangan holistik anak.
HAKIKAT PERKEMBANGAN NILAI – NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA.pptxNurLita34
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan nilai-nilai keagamaan pada anak usia dini. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep dasar perkembangan nilai-nilai keagamaan pada anak, tahap-tahap perkembangannya, kompetensi hasil belajar, ruang lingkup penanaman nilai agama, sifat materi pembelajaran, strategi pengembangan, metode, pembelajaran dengan media nyata, pendekatan pembelaj
1. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Bahan Diskusi Kelas 4
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Hj. Liliana, S.Pd. 18 6
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan
Wawancara:
Pendidik menjelaskan bahwa
telah memfasilitasi anak belajar
ke tempat ibadah (mesjid) untuk
melaksanakan praktek sholat dan
ibadah Manasik haji
Pendidik memperlihatkan
dokumentasi (foto dan Video)
melaksanakan kegiatan ibadah
sholat dan manasik haji bersama
teman-temannya di lingkungan
halaman mesjid dengan dipandu
oleh pendidik
Pendidik sudah menstimulasi
anak belajardi lingkungan
mesjid sebagai sumber belajar,
dengan mengenalkan tempat
ibadah, melakanakan praktek
sholat dan praktek manasik haji.
Namun masih ada anak usia 4
tahun sebagian belum maksimal
melaksanakan praktek ibadah
manasik haji karena masih
didampingi oangtuanya,
sebaiknya pendidik atau
lembaga sebelumnya membuat
kesepakatan agarorang tua
murid tidak mendampingi anak,
sehingga anak dapat fokus
mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan bersama teman-
temannya.
2. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Mely Sugiarti,
S.Pd.
25. Satuan
pendidikan
memfasilitasi
pengembangan
profesionalitas
pendidik dan
tenaga
kependidikan
7. Fasilitas
Satuan
Pendidikan
Untuk
Layanan
Belajar
Inovatif dan
Pengembanga
n
Profesionalita
s PTK
● Teori Perkembangan Sosiokultural
Lev Vygotsky
Menurut Vygotsky (1978), banyak
pembelajaran penting oleh anak terjadi
melalui interaksi sosial dengan seorang
pendidik yang terampil. Pendidik dapat
mencontohkan perilaku dan / atau
memberikan instruksi verbal untuk anak
tersebut. Vygotsky menyebut ini sebagai
dialog kooperatif atau kolaboratif. Anak
berusaha untuk memahami tindakan atau
instruksi yang diberikan oleh orang dewasa
(seringkali orang tua atau pendidik)
kemudian menginternalisasi informasi
tersebut, menggunakannya untuk
membimbing atau mengatur kinerja mereka
sendiri. Menurut Vygotsky, jenis interaksi
sosial yang melibatkan dialog kooperatif
1. Wawancara
Pada saat wawancara pendidik
menyampaikan pernah mengikuti
pelatihan diklat berkelanjutan
tingkat dasar namun tidak sampai
tuntas dan tidak ada bukti
pendukung dokumentasi foto dan
dokumen sertifikat kegiatan
tersebut.
2. Observasi
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kegiatan
Catatan Butir
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kegiatan
rapat internal dan mengikuti
pelatihan bidang PAUD.
Catatan PHA
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kegiatan
rapat internal dan mengikuti
3. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
atau kolaboratif ini mendorong
perkembangan kognitif pada anak.
● Teori Hirarki Abraham Maslow
Pentingnya Teori Maslow dalam
pendidikan terletak dalam hubungan antara
kebutuhan dasar dengan kebutuhan tumbuh.
Peserta didik tidak hanya memerlukan
perlakuan yang sesuai dengan
perkembangan psikologisnya, tetapi juga
memiliki hak untuk dihormati, dilindungi,
dan lain- bahwa peserta didik secara
alamiah sebagai makhluk Tuhan
memerlukan perlakuan serta lingkungan
yang nyaman bagi perkembangan
potensinya, sehingga tercerabutnya peserta
didik dari keadaan demikian berpotensi
menghambat pencapaian kesejahteraan jiwa
dan perkembangan yang maksimal. Teori
kebutuhan Maslow bisa membantu pendidik
memahami kondisi peserta didik serta dapat
menciptakan lingkungan yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Guru yang berhasil menjadikan peserta
didik merasa nyaman, tenang, dihargai
secara individu, mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk membantu peserta
didik menjadi bersemangat untuk belajar
demi pembelajaran dan kerelaan berkorban
untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru.
rapat internal dan diskusi terkait
materi pelatihan (pengimbasan)
Satuan Pendidikan telah
memfasilitasi pengembangan
profesional pendidik dan tenaga
kependidikan untuk mengikuti
kegiatan pelatihan di bidang
PAUD
3. Dokumentasi
Foto kegiatan rapat internal
pendidik dan tenaga kependidikan
Dokumen daftar hadir
https://drive.google.com/file/d/16
pelatihan bidang PAUD.
Namun satuan pendidikan belum
memfasilitasi pengembangan
profesional secara berkelanjutan
bagi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Diharapkan satuan pendidikan
membuat program
pengembangan profesionalitas
pendidik dan tenaga
kependidikan secara konsisten
dan berkelanjutan dalam bidang
PAUD untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi
peserta didik.
4. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
● Ki Hadjar Dewantara beliau adalah
Bapak Pendidikan Nasional kita, Salah
satu filosofi beliau dalam dunia
pendidikan adalah sebuah semboyan
yang berbunyi “Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso,
Tut Wuri Handayani” (pendidik
harus menjadi role model dan
tauladan yang baik bagi anak atau
peserta didik, pendidik
memposisikan diri untuk
memberikan semangat kepada
peserta didiknya, pendidik senantiasa
membimbing dan memberikan
motivasi yang dapat membantu
peserta didik dalam kegiatan proses
pembelajaran) ketiga semboyan ini
patut dijadikan panutan untuk
meningkatkan profesionalitas pendidik
dalam mendidik anak usia dini agar
menjadi manusia yang cerdas dan
berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
● Ahmad Rizali, dkk (2009) mengatakan
perlu ada upaya untuk meningkatkan
kualitas layanan pendidikan untuk anak
usia dini dengan cara meningkatkan
kualitas para pendidik anak usia dini.
● Rowan, Correnti & Miller (2002)
vr6GdH56gLoT5cmgEXWeqQ14
ifELxIz/view?usp=sharing
Notulen rapat
https://drive.google.com/file/d/1F
Y-ddCmMpqPnWy7kdP-
XdaZy98c0YtYM/view?usp=shar
ing
SOP Pengembangan Kompetensi
PTK
https://drive.google.com/file/d/1D
gcsbxJKtMiQ7RaN7dejqC1hBdi6
gaHc/view?usp=sharing
Surat Undangan Pelatihan
Insatansi Terkait
https://drive.google.com/file/d/19
4BGEvaZkk3XYmYrU7EVDtPo
7bMjo_qh/view?usp=sharing
Foto Saat Mengikuti Pelatihan
5. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
menyatakan bahwa guru berpengalaman
yang menggunakan strategi
pembelajaran yang efektif cenderung
menghasilkan hasil prestasipeserta didik
yang lebih tinggi.
https://drive.google.com/file/d/1U
H2ScBuc5LFX4AN2C6PtredWa
qpuLL6Z/view?usp=sharing
Dokumen Sertifikat Pelatihan
https://drive.google.com/file/d/1G
SARLar1jm9ZyW_h5CITwXaC7
OBnF6JU/view?usp=sharing
Frisca
Magdalena
Marbun, M.Pd.
1
Yani, S.Pd. 21
Hari Sujatmiko,
S.Pd.
5
Herawati Dian
Anggriany, S.E.
10
Pendidik
menstimulasi
kemampuan
berpikir simbolis
sesuai dengan
tingkat usia
3
Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Kognitif
1.Teori perkembangan kognitif Jean
Piaget menjelaskan bahwa
kemampuan dari kognitif anak dapat
berkembang secara bertahap pada
rentang waktu yang berbeda-beda,
seperti Usia 2-7 tahun pada tahapan
pra-operasional anak sudah mulai
mempresentasikan dunianya dengan
kata-kata, bayangan, dan gambar-
gambar..Perkembangan anak terdiri
Mengamati proses kegiatan dan
penggalian dokumen-dokumen
lainnya dengan ditemukan dokumen
data RPPHharitersebut, terlihat guru
telah menata alat main dan saatproses
kegiatan main anak sebagai berikut :
1. Tersedia berbagai benda dari
CATATAN BUTIR :
Pendidik telah menstimulasi anak
dalam aspek kognitif untuk
berpikir simbolis yang dirancang
dalam RPPH melalui konsep
mengenalkan dengan menata alat
main berupa kartu huruf dan biji-
bijian seperti kedelai, kacang
hijau dan beras, dalam proses
6. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
dari membangun pengalaman
tentang dunia melalui adaptasi dan
bekerja menuju tahap (konkret)
ketika ia bisa menggunakan
pemikiran logis.
Selama akhir tahap ini, anak secara
mental bisa merepresentasikan
peristiwa dan objek (fungsi semiotik
atau tanda), dan terlibat dalam
permainan simbolik.
2. Teori menurut Neisser
Menurut Neisser kognitif itu hanya
bicara tentang tiga konsep yaitu
perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Jadi kognitif adalah
bagaimana perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan.
3. Menurut Gagne , Menurut Gagne
kognitif merupakan proses internalisasi
ilmu pengetahuan yang terjadi pada
susunan saraf pusat ketika seseorang
berfikir memahami sesuatu.
4. Teori Vygotsky, Anak yang belajar
secara aktif lebih baik dari anak yang
pasif, disebut pendekatan
biji-bijian dan ada kartu huruf
diletakan di meja anak-anak
2. Tampak anak Bermain
menyusun huruf (a_p_e_l)
dihubungkan dengan gambar
yang telah anak buat sendiri
3. Terlihat guru menstimulasi
anak dengan memberikan
dukungan motivasi pada saat
menyusun dan bertanya tentang
huruf yang disusun
4. Terlihat anak menunjukan
hasil karya dan
mempresentasikan sesuai
dengan imajinasinya dan guru
memberikan apresiasi
kegiatan bermain pendidik
menstimulasi anak menggunakan
dan menyebutkan huruf dengan
Bermain menyusun huruf
(a_p_e_l) dihubungkan gambar
yang telah dibuat anak, lalu anak
menyebutkan huruf yang telah
disusun diatas gambarnya, dan
pendidik menstimulasi dengan
memberikan dukungan
pemahaman anak untuk mengenal
huruf yang telah disusun dan
memotivasi anak
mempresentasikan berbagai karya
sesuai imajinasinya
CATATAN PHA
Pendidik telah menstimulasi
aspek perkembangan kognitif
anak, dengan baik, dirancang
dalam perencanaan kegiatan
pembelajaran harian untuk
kemampuan berpikir simbolis
dengan konsep bilangan atau
huruf melalui kegiatan
menggunakan kartu huruf dan
angka serta menstimulasi anak
mempresentasikan imajinasi
dalam bentuk karya. Namun
menstimulasi anak,
mempresentasikan berbagai
7. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
konstruktivisme, makaudnya
perkembangan kognitif seseorang
selain ditentukan oleh individu sendiri
secara aktif dan lingkungan sosial
yang aktif pula, anak akan
mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan dengan
bersosialisasi.bermain langsung
memiliki peran perkembangan
kognitif anak.
benda dalam bentuk karya,
penyediaan ragam media
bilangan dan huruf masih
terbatas. Stimulasi pendidik
dalam pengembangan kognitif
berpikir simbolis sebaiknya
ditingkatkan kembali dengan
menyediakan dan
memanfaatkan berbagai ragam
alat dan bahan main yang
ditata dengan menarik,
mendorong keingintahuan
anak untuk selalu
bereksplorasi sesuai potensi
dan kemampuan berpikir
simbolis anak menggunakan
berbagai benda sehingga
menghasilkan imajinasi kreatif
dalam bentuk karya.
Supartini, S.Pd. 23
Sestrix C
Rahabav, S.Psi.,
M.Pd.
22
Warda Tuny,
M.Pd.
9 3 Teori Belajar Kognitivisme Jean
Piaget
Teori ini menggambarkan bahwa belajar
adalah aktivitas internal yang terdiri dari
1. Wawancara
Pendidik mengatakan stimulasi
kemampuan anak dilakukan
dengan memfasilitasi anak bemain
menggunakan bahan dan alat yang
Catatan Butir
Melalui kegiatan bermain
mencari buah bintangor, anak
distimulasi mengkalsifikasikan
8. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
beberapa proses, seperti: pemahaman,
mengingat, mengolah informasi,
problem solving, analisis, prediksi, dan
perasaan. Perkembangan kognitif
seorang anak bukan hanya tentang
memperoleh pengetahuan, anak juga
harus mengembangkan atau
membangun mentalnya. teori ini
mengemukakan asumsi tentang
perkembangan cara berfikir individu
dan kompleksitas perubahannya melalui
perkembangan neurologis
(strukturalisme) dan perkembangan
lingkungan (konstruktivisme). Pada
tahapan perkembangan kognitif yaitu
Tahap praoperasional (preoperational) :
Usia 2-7 tahun, anak berpikir pada
tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif.
Pemikiran anak selama tahap ini adalah
sebelum operasi kognitif. Artinya, anak
tidak bisa menggunakan logika atau
mengubah, menggabungkan, atau
memisahkan ide atau pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari
membangun pengalaman tentang dunia
melalui adaptasi dan bekerja menuju
tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis. Selama
akhir tahap ini, anak secara mental bisa
tersedia di lembaga
2. Observasi
Pada saat observasi terlihat
pendidik menstimulasi anak dalam
memahami persamaan, perbedaan
, menghubungkan dan klasifikasi
warna melalui permainan mencari
angka berdasarkan warna dan
bilangan menggunakan buah
bintanggor, dan konsep sebab
akibat melalui dialog dengan anak
terkait apa yang terjadi jika
bersepeda menabrak tanaman
bunga.
warna berdasarkan warna kartu,
menghubungkan warna dan
jumlah bilangan pada kartu
dengan buah. Anak dapat
memahami persamaan dan
perbedaan. Anak dapat
distimulasi memahami konsep
sebab akibat dengan melakukan
dialog sederhana apa yang terjadi
jika bersepeda menabrak
tanaman bunga. Belum terlihat
klasifikasi berdasarkan bentuk
maupun ukuran
PHA Komponen 3
Pendidik telah menstimulasi
anak mengkalsifikasi warna
berdasarkan warna kartu,
menghubungkan warna dan
jumlah bilangan pada kartu
melalui kegiatan bermain
mencari buah bintangor,
sehingga anak dapat memahami
persamaan dan perbedaan.
Pendidik juga menstimulasi anak
memahami konsep sebab akibat
dengan melakukan dialog
9. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
merepresentasikan peristiwa dan objek
(fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat
dalam permainan simbolik.
sederhana apa yang terjadi jika
bersepeda menabrak tanaman
bunga. Walaupun kegiatan
klasifikasi berdasarkan warna
telah dilakukan namun belum
terlihat klasifikasi berdasarkan
bentuk maupun ukuran. Kegiatan
main untuk menstimulasi
kemampuan anak berfikir logis,
kritis dan kreatif diharapkan
dapat dibuat lebih kreatif lagi
menggunakan berbagai alat dan
bahan yang lebih menantang
sehingga anak dapat menunjukan
kemampuan berfikir tingkat
tinggi yang baik
M. Zahrawi
Saimima,
M.Pd.I.
14 5 (Hurlock, 1978) mengemukakan
perkembangan sosial emosional
merupakan perkembangan perilaku
yang sesuai keadaan atau lingkungan
sosial sekitar. oleh karena itu,
perkembangan emosional menuntut kita
untuk melatih anak dengan cara
membiasakan mereka bersosialisasi
terutama pada proses bergaul dengan
Melalui hasil observasi dan
wawancara di satuan PAUD.
ditemukan Setiap pagi, sebelum
masuk ke dalam kelas, Pendidik
membiasakan anak untuk apel di
depan kelas sambil berdoa
kepada Allah SWT dengan
membacakan doa masuk kelas.
Pendidik telah membiasakan
anak sebelum masuk kelas
dengan kegiatan apel pagi di
depan kelas, sambal
mengarahkan anak untuk
berdoa kepada Allah SWT
dengan membacakan doa
masuk kelas. Sehingga saat
10. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
teman mereka di sekolah Sehingga saat masuk kelas tidak
terjadi saling mendahului oleh
anak
Kemudian pendidik juga
menstimulasi anak untuk
bertanggung jawab menuntaskan
kegiatan main yang di pilih oleh
anak. Akan tetapi yang belum
terlihat dari kebiasaan pendidik
adalah, membiasakan anak untuk
disiplin mencuci tangan setelah
kegiatan bermain anak
dilaksanakan, sehingga proses
mencuci tangan sering
terlewatkan.
masuk kelas tidak terjadi saling
mendahului oleh anak. Karena
telah dikontrol secara langsung
oleh pendidik. Pendidik juga,
telah menstimulasi anak untuk
bertanggung jawab
menuntaskan kegiatan main
yang dipilih oleh anak. Akan
tetapi, yang belum terlihat dari
kebiasaan pendidik adalah,
membiasakan anak untuk
disiplin mencuci tangan setelah
kegiatan bermain
dilaksanakan, sehingga proses
mencuci tangan sering
terlewatkan. Kedepannya,
pendidik diharapkan terbiasa
membiasakan anak untuk
disiplin mencuci tangan setelah
kegiatan bermain anak
dilaksanakan, sehingga proses
mencuci tangan sering
terlewatkan.
Julida Herdina,
M.Si.
4 2 Menurut teori suyadi (2018:14)
Ketrampilan motorik dapat
dikelompokkan menurut ukuran ukuran
otot – otot dan bagian badan yang terkait
yaitu ketrampilan motorik kasar dan
1. Observasi: Mengamati
stimulasi
pendidik kepada
anak terlait motoric kasar
Pendidik telah menstimulasi
anak pada aspek motorik kasar
dengan baik melalui kegiatan
anak melompat pada hulahop,
11. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
motorik halus. Motorik kasar meliputi
ketrampilan otot – otot besar lengan,
kaki, batang tubuh seperti berjalan,
melompat berlari. Sedangkan motorik
halus meliputi otot – otot kecil yang ada
diseluruh tubuh seperti menyentuh,
memegang, menulis dan menggambar
menuruturut teori suyadi (2018:14)
Ketrampilan motorik dapat
dikelompokkan menurut ukuran ukuran
otot – otot dan bagian badan yang terkait
yaitu ketrampilan motorik kasar dan
motorik halus. Motorik kasar meliputi
ketrampilan otot – otot besar lengan,
kaki, batang tubuh seperti berjalan,
melompat berlari. Sedangkan motorik
halus meliputi otot – otot kecil yang ada
diseluruh tubuh seperti menyentuh,
memegang, menulis dan menggambar.
seperti melalui kegiatan gerak
dan lagu, melompat rintangan,
bermain sepakbola, bermain
perosotan, ayunan, jungkat-
jungkit dan tangga
majemuk.
2. Wawancara: Melakukan
wawancara mengenai
pengetahuan pendidik tentang
kegiatan motorik kasar yang
telah dilaksanakan. Pendidik
menceritakan bagaimana cara
menstimulasi motoric kasar
anak melalui ragam
permainan tradisional.
3. dokumentasi:
MELONCAT
SEPAK BOLA
GERAK DAN
LAGU
BERMAIN APELUAR
https://drive.google.com/file/d/1hU
WE8JjgJeH4IeZ3dT0NNR_oUm7k
wMEh/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1YnH
bermain bola, menyeberang
papan, dan bermain seluncur
terlihat kemampuan motorik
kasar anak berlari, melompat,
mendorong, menarik, memutar,
mengocok, melempar,
menangkap dan menendang.
Diharapkan pendidik dapat
meningkatkan lagi stimulasi
anak melalui ragam permainan
tradisional seperti permainan
lompat tali, dan ular tangga.
12. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
ISrXg6a_Q5ITtEMsX5vRsWJqvFD
qX/view?usp=sharing
Dr. Asani, S.Ag.,
M.Pd.I.
26
Johanes
Rawulunubun
, S.Si.
16 5
Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia
dilahirkansebagai makhluk sosial (zoonpoliticon).
Erik H. Erikson mengembangkan teori yang
disebut theory of psychosocial Develoment (teori
perkembangan psikososial) di mana ia membagi
tahap-tahap perkembangan manusia menjadi
delapan tahapan. Hasil dari tiap tahap tergantung
dari hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang
sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi
individu untuk dapat tumbuh secara optimal.
Sigmund Freud (1979), seorangtokoh Psikoanalisa
mengatakan bahwa penyesuaian diri yang kurang
baik dan masalah-maslah kepribadian yang
muncul saat masa dewasa adalah sebagai akibat
dari masalah yang berkembang pada masa kanak-
kanak.
Menurut Loree (1970) “sosialisasi merupakan suatu
proses dimana individu (terutama) anak melatih
kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan
sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan
kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul
dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam
lingkungan sosialnya”.
Hurlock menjelaskan bahwa perkembangan sosial
anak merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yangsesuai dengan tuntutan sosial.
OBSERVASI:
• Pendidik mengenalkan kepada anak
tentang Lambang Negara/Garuda
Pancasila, Presiden dan Wakil
Presiden lewat foto.
• Pendidik mengenalkan kepada anak
tentang Bendera Negara (Sang Merah
Putih) lewat Bendera Kertas dan lewat
lagu.
• Pendidik mengajak anak untuk
menyanyikan Lagu Kebangsaan
dan/atau Lagu Nasional (lagu
“Bendera Kita” & lagu “Garuda
Pancasila”).
WAWANCARA:
v Pendidik bersama anak terlibat dalam
kegiatan konvoi dalam rangka
Perayaan HUT Kemerderaan RI.
v Pendidik juga pernah menggelar
Upacara Bendera.
(Tidak ditemukan dokumentasi berupa
Foto/Video)
STUDI DOKUMENTASI:
Stimulasi terhadap aspek Sosial Emosional
antara lain Pengenalan simbol danlambang
negara tercantum dalam Dokumen
perencanaan, Kurikulum, & RPP.
SIMULASI:
Pendidik meminta beberapa Anak masing-
masingtampil di depanuntuk menyanyikan
Pendidik telahmengenalkan kepada anak
tentang Lambang Negara (Garuda
Pancasila), Presiden RI dan Wakil
Presiden RI lewat foto. Pengenalan
tentang Bendera Negara (Sang Merah
Putih) dilakukan lewat Bendera Kertas
dan lewat Lagu.
Pendidik juga mengajak anak untuk
menyanyikan LaguKebangsaandan/atau
Lagu Nasional, misalnya lagu “Bendera
Kita” & lagu “Garuda Pancasila”.
P H A:
Pendidik telah menstimulasi anak untuk
mengenal dan mencintai Negara melalui
simbol dan lambang Negara, antara lain
mengenalkan kepada anak tentang
Lambang Negara (Garuda Pancasila),
Presiden RI dan Wakil Presiden RI lewat
foto. Pengenalan Bendera Negara (Sang
Merah Putih) dilakukan lewat Bendera
Kertas dan Lagu. Pendidik juga mengajak
anak untuk menyanyikan Lagu
Kebangsaan dan/atau Lagu Nasional,
misalnya lagu “Bendera Kita” & lagu
“Garuda Pancasila”.
13. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
lagu Garuda Pancasila.
Link Bukti Foto dan Video:
https://drive.google.com/drive/folders/1zSB
cijK87O3jM_6bJ-
x3Ks8VFkUNhln6?usp=sharing
Diperoleh temuan, bahwa pendidik tidak
memasang Bendera Merah Putih, foto
Presiden RI dan Wakil Presiden RI, serta
Lambang Negara (Garuda Pancasila) di
ruang kelas.
Diharapkan agar pendidik memasang
Bendera Merah Putih, foto Presiden RI
dan Wakil Presiden RI, dan Lambang
Negara (Garuda Pancasila) di setiap
ruang kelas serta aksesoris lainnya yang
berkaitan dengan simbol dan lambang
negara seperti foto/gambar pahlawan
Nasional dan mengenalkannya kepada
anak.
Pendidik juga diharapkandapatmengajak
anak-anak menyanyikan lagu Indonesia
Raya di setiap pagi awal kegiatan
pembelajaran dan menyanyikan salah
satu lagu kebangsaan/nasional sebelum
pulang.
Rustam AR
Selang, M.Pd.
6
Martje
Tatipikalwan,
S.Pd., M.Pd.
2
Haryati, S.Pd.,
M.Pd.
Butir 17
Stimulasi
pendidikan
pada aspek
American Academy of Padiatrics
2012 menjelaskan perkembangan
sosial emosional anak usia dini adalah
1. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak untuk
mengenalkan bahasa daerah
Catatan Butir:
Pendidik menstimulasi anak
dalam mengenalkan keberagam
14. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Indikator
pembelajaran
anak dalam
mengenal
keberagaman
budaya
daerah
meliputi :
● Bahasa
daerah
● Lagu
Daerah
● Tarian
Daerah
● Pakaian
Daerah
sosial
emosional
kemampuan anak dalam mengelola
dan mengekspresikan emosi secara
lengkap baik emosi positif maupun
negatif. Anak mampu berienteraksi
dengan teman sebayanya atau orang
dewasa disekitarnya secara aktif
belajar dengan mengeksplorasi
lingkungannya. Perkembangan sosial
emosional adalah proses belajar anak
dalam menyesuaikan diri untuk
memahami keadaan serta perasaan
ketika berinteraksi dengan orang-
orang di lingkungannya yang
diperoleh dengan cara mendengar,
mengamati dan meniru hal-hal yang
dilihatnya.
Erik Erikson :
Pertumbuhan/perkembangan
kepribadian seseorang berjalan
menurut delapan tahap
perkembangan psiko-sosial, dan itu di
tentukan oleh berhasil/tidaknya dalam
menempuh tahap sebelumnya :
1. adanya 'trust' pada bayi kepada
orang di sekitarnya, membentuk
perilaku 'trust' kepada orang lain
ketika dewasa.
melalui kegiatan bercerita
dengan menyebutkan angka
dan nama benda dalam bahasa
daerah.
Indikator 17.1 (Video)
https://drive.google.com/file/d/1v
cVHthO_eulWCg4qnFnmyvDIA
NlFHIJD/view?usp=sharing
2. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak untuk
mengenalkan Lagu daerah
melalui kegiatan bernyanyi
bersama lagu daerah sebelum
memulai kegiatan dalam kelas.
https://drive.google.com/file/d/1h
3e5vv1VdwjuitLF5HNOOUVWn
f6RDnvQ/view?usp=sharing
(Video)
3. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak untuk
mengenalkan anak tarian
budaya dengan cara
menyebutkan nama-nama benda
menggunakan bahasa daerah
kemudian menyanyikan lagu
daerah secara bersama pada
kegiatan bernyanyi sebelum
memulai kegiatan pembelajaran,
pada pengenalan tarian daerah
pendidik mempraktekkan
langsung dengan mengajak anak
keluar kelas kemudian
membentuk kelompok kecil dan
meminta anak melakukan
gerakan tarian sederhana
kemudian pada kegiatan
pengenalan pakaian daerah
pendidik mengenalkan anak
melalui kegiatan bercerita
dengan menggunakan gambar
pakaian-pakaian daerah sehingga
anak mengetahui beragam
pakaian daerah pada setiap
daerah namun penggunaan
pakain daerah hanya dilakukan
pada acara tertentu seperti
pentas seni dan carnaval.
Catatan PHA :
15. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
2. anak 2-3 tahun yang sukses dalam
toilet training berpengaruh besar pada
rasa percaya dirinya.
3. anak prasekolah yang merasa bisa
dalam kegiatan main dan inter-
aksisosial, akan membentuk rasa
percaya dirinya.
Menurut Erikson, masyarakat
memiliki peranan yang sangat penting
dalam perkembangan psikososial
seorang individu. Peranan ini dimulai
dari pola asuh orangtua hingga aturan
atau budaya masyarakat
daerah dengan mempraktekan
langsung tarian daerah.
4. Pendidik teramati telah
menstimulasi anak
mengenalkan anak pakaian
daerah melalui kegiatan
bercerita dengan menggunakan
gambar.
Pendidik telah mengenalkan
anak tentang keberagaman
budaya daerah melalui beragam
kegiatan seperti bercerita dengan
bahasa daerah, mengenalkan
pakaian daerah melalui gambar,
bernyanyi lagu daerah bersama
dan melakukan gerakan tarian
secara langsung, nampak anak
sudah mampu meguasai
beberapa kata dalam bahasa
daerah, bernyanyi dalam bahasa
daerah dan melakukan gerakan
tarian walaupun tidak semua
mampu melakukan dengan
sempurna dan anak nampak
sudah mengetahui pakaian
daerah dari berbagai daerah,
Namun pendidik belum
maksimal dalam mengenalkan
beragam tarian daerah dan tidak
rutin dalam mempraktekkan
tarian sehingga sebagian anak
terlihat belum mampu mengikuti
gerakan dengan sempurna oleh
karena itu diharapkan agar
pendidik terus meningkatkan
16. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
kemampuan anak dalam
mengenalkan beragam tarian
daerah melalui kegiatan yang
lebih kreatif dan menstimulasi
gerakan tarian seraca rutin agar
lebih efektif.
Farida Samad,
S.Pd., MKPd.
Butir 12:
Indikator
pembelajara
n dalam
mengungka
pkan bahasa
ekspresif
antara lain
melalui:
a)
Bertanya
/menjaw
ab
pertanya
an
b)
Berkomu
4:
Pendidik
memfasilita
si proses
pembelajar
an dalam
menstimulia
si anak
untuk
mengungk
apkan
bahasa
(ekspresif].
Teori Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini (PAUD) Menurut Para Ahli
bahwa bahasa merupakan suatu
hal yang penting. Tanpa bahasa
seseorang tidak akan dapat
berkomunikasi dengan orang lain.
Berkomunikasi sebagai kebutuhan
dasar bagi setiap anak karena
merupakan mahkluk sosial yang
harus hidup berdampingan dengan
sesamanya. Anak selalu
menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial. Anak dapat
mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa, sehingga
orang lain dapat menangkap apa
yang dipikirkan oleh anak. Melalui
Asesor melakukan metode
pengumpulan data dengan
meminta beberapa
dokumen terkait antara lain:
- Video pembelajaran
- RPPM dan RPPH
- Foto-foto
pembelajaran.
- Hasil karya anak
Berikut link drivenya:
https://drive.google.com/file
/d/1Me1tZB_4DckJqBUbuN6
OPmpMpJPjRMWq/view?usp
=sharing
https://drive.google.com/file
Guru PAUDmenstimulasi anak
untuk menunjukkan
keterampilan berbahasa
anak melalui berbagai
kegiatan mengungkapkan
bahasa ekspresif namun
diperoleh temuan bahwa
stimulasi guru dalam hal
berkomunikasi secara lisan
masih kurang sehingga anak
terlihat kurang percaya diri
dan malu-malu.
Disarankan agar guru
meningkatkan motivasi
terhadap kemampuan
berkomunikasi anak melalui
17. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
nikasi
secara
lisan
c)
Bercerita
/menceri
takanke
mbali
yang
diketahui
d)
Mengeks
presikan
perasaan
/ide/kein
ginan
dalam
bentuk
coretan/t
ulisan
berbahasa, komunikasi antar anak
dapat terjalindengan baik sehingga
anak dapat membangun
hubungan. Bahasa merupakan
landasan seorang anak untuk
mempelajari hal-hal lain. Sebelum
dia belajar pengetahuan-
pengetahuan lain, dia perlu
menggunakan bahasa agar dapat
memahami dengan baik. Anak
akan dapat mengembangkan
kemampuannya dalam bidang
pengucapan bunyi, menulis,
membaca yang sangat
mendukung kemampuan
keaksaraan di tingkat yang lebih
tinggi.
Psikolog Rusia L.S Vigotsky ( Thought
and Speech), berpendapat bahwa
bahasa menjadi faktor perantara
pada proses belajar anak. Hasil
pengkajian menunjukkan kesukaran
penguasaan bahasa umumnya
berhubungan dengan kadar
/d/1I5dG0MvEfTHFfY28sBKZ-
Oq1s_FCG2J0/view?usp=shar
ing
https://drive.google.com/file
/d/1gJhZYbFbLAUGyBrJNu5_J
TRR_VPohVdv/view?usp=shari
ng
https://drive.google.com/file
/d/1gJhZYbFbLAUGyBrJNu5_J
TRR_VPohVdv/view?usp=shari
ng
kegiatan sesuai tema dan
beberapa alternative
metode yang cocok
digunakan untuk pengenalan
bahasa pada anak
diantaranya bercakap-
cakap, karyawisata,
pemberian tugas,
proyek/pengamatan dan
lainnya.
18. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
kedunguan atau rendahnya IQ
anak.
Badudu (1989) mendefiniskan
bahasa sebagai alat penghubung
atau komunikasi antar anggota
masyarakat yang terdiri dari
individu-individu yang menyatakan
pikiran,perasaandan keinginannya.
Sementara Bromley (1992)
mendefinisikan bahasa adalah
sebagai sistem simbol yang teratur
untuk mentransfer berbagai ide
maupun informasi yang terdiri atas
simbol-simbol visual maupun verbal.
Simbol-simbol visual tersebut dapat
dilihat, ditulis, dan dibaca,
sedangkan simbol-simbol verbal
dapat diucapkan dan didengar.
Pengembangan keterampilan
berbahasa pada anak usia dini
mencakup empat aspek, yaitu:
19. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
berbicara, menyimak, membaca,
dan menulis. Keterampilan
berbicara dan menulis merupakan
keterampilan yang bersifat produktif
karena anak dituntut untuk
menghasilkan bahasa. Sebaliknya,
keterampilan menyimak dan
membaca bersifat reseptif karena
anak lebih banyak menyerap
bahasa yang dihasilkan oleh orang
lain.
William J. Meyer menulis bahwa
perkembangan bahasa secara
umum sangat pesat pada tahun-
tahun pertama kehidupan. Pada
umur 30 bulan ratarata anak telah
memiliki 70% fonem(bunyi huruf)
yang dibuat orang dewasa. Pada
usia sekitar empat tahun
pengenalan bunyi (fonologi) pada
anak umumnya sudah sama
dengan orang dewasa.
20. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Perkembangan bahasa sejak bayi
adalah salah satu penyebab
perbedaan kemampuan
berbahasa pada individu. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
penggunaan bahasa anak akan
berkembang sesuai hukum alam,
yaitu mengikuti bakat, kodrat, dan
ritme perkembangan yang alami.
Teori Nativisme: Menurut teori
nativisme, terdapat keterkaitan
antara faktor biologis dan
perkembangan bahasa. Pada saat
lahir, anak telah memiliki
seperangkat kemampuan
berbahasa yang disebut ‘Tata
Bahasa Umum” atau ‘Universal
Grammar’. Teori ini menjelaskan
bahwa tidak terdapat keterkaitan
antara kemampuan intelegensi dan
pengalaman pribadi anak.
Meskipun pengetahuan yang ada
di dalam diri anak tidak
mendapatkan banyak rangsangan,
21. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
anak akan tetap dapat
mempelajarinya. Anak tidak
sekedar meniru bahasa yang dia
dengarkan, tapi ia juga mampu
menarik kesimpulan dari pola yang
ada. Hal ini dkarenakan anak
memiliki alat penguasaan bahasa
(language acquisition device) dan
mampu mendeteksi kategori
bahasa tertentu.
Teori Behavioristik: Teori behavioristik
lebih mengedepankan peran
perlakukan lingkungan setelah anak
dilahirkan. Ketika dilahirkan, anak
tidak memiliki kemampuan apapun.
Belajar bahasa harus dengan
pengkondisian lingkungan, proses
imitasi dan diberikan penguatan.
Dengan demikian, pengkondisian
lingkungan menjadi sebuah faktor
yang sangat kritis karena
lingkunganlah yang perlu
memberikan pengaturan pada
stimulus dan konsekuensi yang
ditimbulkannya. Jika stimulasi
22. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
bahasa yang diberikan kepada
anak baik maka konsekuensi atau
hasil yang akan didapatkan oleh
anak juga akan baik.
Teori Konstruktivisme: Berbeda
dengan kedua teori sebelumnya,
teori konstruktivisme memandang
bahwa ketika anak memperlajari
bahasa terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi, diantaranya:
peran aktif anak terhadap
lingkungan, cara anak memproses
suatu informasi, dan menyimpulkan
struktur bahasa. Melalui proses
interaksi dengan orang lain, maka
pengetahuan, nilai dan sikap anak
akan berkembang.
Florence A.
Boray, S.Pd.,
M.Si.
7
Manggaranti,
S.Pd.Gr.
3. Pendidik
menstimulasi
anak dalam
1. Stimulasi
Pendidik
pada
Landasan teori:
Oser mendefinisikan penilaian agama
sebagai alasan yang menghubungkan
realitas sebagai pengalaman dengan
Asesor mengamati pendidik
menstimulasi anak dalam
pembiasaan menghormati orang
yang lebih tua melalui cerita
Pendidik telah menstimulasi
anak untuk berperilaku terpuji/
berbudi luhur dalam
23. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
pembiasaan
untuk
berperilaku
terpuji/
berbudi luhur
Aspek
Agama
dan
Moral
sesuatu di luar realitas yang berfungsi
untuk memberikan makna dan arah
tujuan hidup (Bridges & A.Moree,
2002), Oser menggambarkan lima
tahap dalam pengembangan penilaian
agama, tiga diantaranya merupakan
tahap-tahap penalaran yang dicapai
pada masa kanak-kanak dan remaja,
dan yang keempat berkembang dalam
minoritas individu di masa remaja.
Tahap 1 pandangan anak-anak tentang
Tuhan sangat konkret dan literal.
Tahap 2 dan 3 anak-anak dan remaja
yang lebih tua memandang Tuhan
dengan cara yang kurang menghukum.
Tuhan dapat dipengaruhi oleh perilaku
baik seorang individu, dengan doa, dan
kepatuhan pada ritual dan praktik
keagamaan.
Tahap 4 dan 5 individu yang
mempertahankan iman dapat kembali
kepada Tuhan sebagai pencipta akhir
yang merupakan sumber kebebasan dan
kehidupan, dan yang keberadaannya
membuat hidup bermakna. Teori Oser
tidak menyarankan bahwa semua
penilaian agama yang diperlihatkan
oleh seorang individu akan selalu
berada pada tahap yang sama, atau
bahwa semua individu pada usia yang
inspiratif. Asesor mengamati
kebiasaan anak yang melakukan
salam pada pendidik dan tamu
yang ada di satuan pendidikan.
Asesor mengamati Guru dalam
menstimulasi anak dalam
membiasakan anak bersikap jujur.
Asesor mengamati pendidik
menstimulasi anak dalam
pembiasaan menolong orang yang
membutuhkan melalui cerita
mengenai Belalang tersesat yang
ditolong oleh kunang- kunang dan
tanya jawab.
menghormati orang tua dan
terbias menolong orang lain yang
membutuhkan.
Tetapi, Pendidik belum
menstimulasi anak dalam
bersikap dan berperilaku jujur.
Pendidik sebaiknya melakukan
stimulasi anak dalam bersikap
dan berperilaku jujur. Misalnya,
Pendidik mencontohkan kepada
anak untuk berkata apa adaya,
mengambil barang sesuai
dengan haknya, atau
memfasiltasi praktik pasar jujur
dalam kelas.
24. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
sama akan menunjukkan tingkat
penilaian agama yang sama.
Jan Pieter 20
Ice Purnawanti
Puspitasari,
S.Pd.Gr.
13 4. Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Bahasa.
Keaksaraan awal merupakan
kemampuan dasar membaca dan
menulis, serta pengenalan huruf vocal
dan konsonan pada anak usia dini
sebagai kemampuan dasar yang wajib
dikuasai anak (Amini, 2016; Listriani,
dkk, 2021; Borre 2019; Christianti,
2013).
Keterampilan keaksaraan awal anak
dimulai dengan anak mengenal warna,
bentuk, membedakan gambar,
menyebut simbol, menjiplak huruf,
menulis nama, menyusun kata dan
menuliskan pikiran (Nisa et al., 1999).
Tujuan utama mengenal keaksaraan
yaitu sebagai persiapan untuk membaca
dan menulis, selain itu mengenalkan
anak huruf abjad, melatih keterampilan
anak dalam mengubah huruf menjadi
suara, dan keterampilan menyuarakan
yang dapat dipraktekan ketika anak
belajar membaca lanjut (Agustin, dkk,
Asesor mengamati pendidik
menstimulasi anak untuk
mengembangkan kemampuan
keaksaraan dengan melakukan
pembiasaan menyanyikan lagu
jumlah jari, selain itu terlihat juga
anak memilih buku sesuai
keinginanya. Kemudian terlihat
juga pendidik menyediakan
berbagai alat dan bahan seperti
buah belimbing yang digunakan
untuk kegiatan menstempel, pasir
warna, batu, puzzle huruf dan
angka
Pendidik telah memfasilitasi
proses pembelajaran keaksaraan
baik kegiatan pra membaca
maupun pra menulis melalui
kegiatan yang menyenangkan
sehingga anak dapat menulis,
membuat dan melafalkan huruf
dengan media batu serta
penyediaan buku bacaan yang
beragam membuat anak
terdorong untuk
mengamati/memegang/menyent
uhnya.
Pendidik telah menstimulasi
perkembangan bahasa pada
proses pembelajaran untuk
melatih kemampuan anak dalam
memahami bahasa (reseptif)
melalui bercerita dan
memberikan pernyataan tentang
isi cerita yang telah disampaikan.
Pendidik telah menstimulasi
kemampuan anak dalam
25. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
2020). mengungkapkan bahasa
(ekspresif), melalui kegiatan
berkomunikasi secara lisan
melalui kegiatan main yang
dilakukan serta mengekspresikan
perasaan atau ide dalam bentuk
coretan/tulisan sesuai keinginan
anak.
Namun pendidik belum
mengoptimalkan dalam
menstimulus anak pada
kemampuan memahami bahasa
(reseptif) untuk bertanya jawab
dan pada mengungkapkan
bahasa (ekspresif) untuk
bercerita.
Diharapkan pendidik dapat
menstimulasi anak agar dapat
melakukan tanya jawab dengan
menyediakan cerita atau bahan
yang dapat membangkitkan rasa
ingin tahu sehingga aktif
bertanya, pendidik sebaiknya
juga memotivasi anak untuk
berani bercerita tentang
pengetahuanya.
26. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Tomy Aditia,
S.Pd.Gr.
11 4. Stimulasi
Pendidik Pada
Aspek
Bahasa.
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
baik secara lisan, tertulis maupun tanda
yang didasarkan pada sebuah sistem
simbol-sombol. Bahasa terdiri dari kata-
kata yang digunakan oleh suatu
komunitas dan aturan untuk
memvariasikan dan
menggabungkannya. Perlunya bahasa
untuk berbicara dengan orang lain,
mendengarkan, membaca dan menulis
(Sabtrock, 2011).
Perkembangan kemampuan Bahasa
meliputi pengembangan aspek
mendengar, berbicara, menulis, dan
membaca. Kemampuan berbahasa AUD
dalam STPPA dibagi ke dalam tiga (3)
kategori, yaitu: memahami bahasa
(reseptif); mengungkapkan bahasa; dan
keaksaraan. Dan kategori memahami
bahasa masuk kedalam kemampuan
bahasa reseptif anak.
Menurut Demchack, Elguist. & Rickard
Asesor mengamati pendidik yang
menstimulasi anak untuk
memahami bahasa reseptif dengan
cerita sederhana bisa
menggunakan alat bantu seperti
buku cerita atau tanpa alat.
Asesor mengamati pendidik yang
menstimulasi anak untuk
memahami bahasa reseptif dengan
pertanyaan sederhana. Disini
pendidik harus menggunakan
bahasa yang singkat, padat dan
jelas sehingga anak mudah untuk
menjawabnya.
Asesor mengamati pendidik yang
menstimulasi anak untuk
memahami bahasa reseptif melalui
pernyataan sederhana. Sama
Pendidik telah menstimulasi
kemampuan anak dalam
memahami bahasa (reseptif)
melalui bercerita tentang Sang
Beruang, memberikan
pernyataan sederhana yang
mampu anak pahami dan
melakukan tanya jawab untuk
memperdalam kemampuan
pemahaman bahasa.
Pendidik telah
menstimulasi kemampuan anak
pada pembelajaran keaksaraan
baik pra membaca
maupun pra menulis, melalui
penyediaan buku cerita sehingga
anak dapat
mengamati/memegang/menyent
uh dan pura-pura membaca, serta
memberikan kegiatan
main yang menyenangkan untuk
mengenal huruf alfabet yang
27. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
(2002) Bahasa reseptif adalah
kemampuan menerima pesan,
memahami pesan yang disampaikan.
Kemampuan bahasa khususnya
kemampuan bahasa reseptif
(memahami) anak adalah keterampilan
memahami yang meliputi keterampilan
anak dalam memahami aturan guru di
dalam kelas, perintah, dan penjelasan
(Adini 2016). Di samping itu,
keterampilan bahasa reseptif yang baik
memungkinkan anak untuk memahami
kata-kata, kalimat, cerita dan peraturan.
Bromley mengatakan bahwa anak yang
terlibat aktif dalam menyimak juga aktif
dalam mengonstruksikan arti informasi
yang diberikan. Mereka memonitor
pemahaman mereka akan informasi
yang diperoleh dengan berbagai cara,
mengasosiasikan informasi baru dengan
informasi yang telah mereka terima
sebelumnya, menanyakan tentang
ketepatan informasi yang mereka
peroleh, dan mengulang maupun
menanyakan informasi yang telah
diberikan dengan menggunakan kata-
kata mereka sendiri (Dhieni et al 2014)
Maka akan sering kita dapati bahwa
kecenderungan anak yang sering
bertanya merupakan anak yang
dengan sebelumnya pernyataan
yang diberikan haruslah diberikan
dengan bahasa yang padat, ringkas
dan jelas sehingga anak
menangkap isi pernyataan tersebut
dengan benar.
dilafalkan
secara bersama lalu menulisnya
di udara.
Pendidik telah
menstimulasi kemampuan anak
dalam mengungkapkan bahasa
(ekspresif), melalui
kegiatan tanya jawab,
berkomunikasi secara lisan dan
mengekspresikan ide atau
keinginan anak melalui kegiatan
main yang berhubungan dengan
isi cerita yang
telah disampaikan.
Namun dalam menstimulasi
mengungkapkan bahasa
(ekspresif) belum optimal,
ditemukan bahwa anak tidak
mampu
untuk bercerita maupun
menceritakan kembali.
Diharapkan pendidik dapat
memotivasi anak dengan
cara memberikan reward bisa
berupa bintang, tepuk tangan dan
ucapan “hebat”, agar mereka
terdorong untuk berani bercerita
atau menceritakan kembali isi cerita
yang telah didengarnya dengan
menggunakan bahasa sederhana
28. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
memahami informasi yang mereka
terima sebagai bentuk proses memahami
ataupun mengasosiasikan informasi
baru dengan pengalaman terdahulu
mereka.
Menurut Seefeldt dan Wasik (2008)
pada saat menyimak anak-anak
mengembangkan kemampuan untuk
mendengarkan agar memahami
lingkungan mereka. Kegiatan yang
dapat dilakukan yaitu dengan
mendengarkan cerita dan tanya jawab.
sesuai kemampuan anak.
Nouval Rumaf,
M.Pd.
19
Firman, M.Pd. 15
Alowisia
Resubun, S.Pd.
24
Mince Parapak,
M.Pd.
18
Dra. Dalwa 25
Dra. Hj. Ramlah
Ma'rupi
1
29. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Salehuddin,
S.P., M.Si.
21
Yustatik, S.Pd.,
M.Si.
5
Adriawan Dj.
Lumuan, S.Pd.,
M.Pd.
8
Nirwana, S.Pd.,
M.Pd.
10 Komponen
3
Stimulasi
pendidik
secara
kognitif
Experiential learning adalah sebuah
model holistik dari proses pembelajaran
di mana manusia belajar, tumbuh dan
berkembang. Penyebutan istilah
experiential learning dilakukan untuk
menekankan bahwa experience
(pengalaman) berperan penting dalam
proses pembelajaran dan
membedakannya dari teori
pembelajaran lainnya seperti teori
pembelajaran kognitif ataupun
behaviorisme (Kolb, 1984)
Observasi dilakukan untuk melihat
bagaimana penataan alat atau
media yang diguna kan oleh
pendidik dalam menstimulasi
kemampuan simbolik anak ,
Hasilnya bisa ditemukan alat dan
media yang digunakan serta ada
aktivitas dimana anak melakukan
proses pengenalan huruf
/bilangan serta menyebutkannya
secara berurutan.
Pada wawancara pendidik
menyampaikan bahwa mereka
sudah menstimulasi dengan
menggunakan berbagai media
yang anda agar anak bisa
mengenal konsep huruf dan
bilangan serta mengarahkan anak
Lembaga telah melakukan stimulasi
kepada anak didik agar dapat
berfikir simbolik dengan
menggunakan berbagai media, Hal
ini sudah dilakukan secara
berkelanjutan untuk
memaksimalkan potensi berfikir
kognitif anak didik. Adapun
tantangan yang dihadapi adalah
masih kurangnya pengawasan
pendidik dalam mengontorl anak
didik ketika melakukan berbagai
kegiatan dalam kelas , sehingga
penilaian terhadap kompetensi
setiap anak dianggap belum
maksimal. Untuk itu lembaga
diharapkan dapat melakukan
peningkatan kompetensi pendidik
secara berkelanjutan agar dapat
melakukan proses pengajaran
secara berkualitas, dan jika
memungkinkan diharapkan dapat
menyelaraskan antara jumlah
30. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
(Nahwiyah, 2012). Experiential learning
adalah pembelajaran yang dilakukan
melalui refleksi dan juga melalui suatu
proses pembuatan makna dari
pengalaman langsung. Experiential
learning berfokus pada proses
pembelajaran untuk masing-masing
individu.
Perkembangan kognitif merupakan
perluasan dari kemampuan mental dan
intelektual anak. Kognisi meliputi
pengenalan, pemrosesan, dan
pengaturan informasi dengan tepat,
- Miller (2001). Proses kognisi ini
mencangkup kegiatan mental
seperti menemukan,
menginterpretasikan, memilah,
mengelompokkan, dan
mengingat. Untuk anak yang
usianya lebih tua, proses kognisi
ini berarti mengevaluasi
gagasan, menyatakan pendapat,
memecahkan masalah,
memahami aturan dan konsep,
didik untuk membuat karya sesuai
dengan tema yang diajarkan
Dokumentasi dilakukan pada
seluruh proses yang dilakukan
pendidik dan peserta didik sesuai
dengan indikator butir
peserta didik dengan pendidik
dalam satu kelas
31. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
berpikir ke depan, dan
memvisualisasikan
kemungkinan atau konsekuensi.
Andi Fentyrina,
S.E., S.Pd., M.M.
23
Muhammad
Kafrawy, S.Sos.
9 3
Pendidik mesti memberi ruang
belajar anak bukan hanya melalui
menulis dan membaca. Tetapi
pendidik melakukan pengajaran
melalui permainan atau belajar di
luar kelas. Ini selaras dengan teori
Piaget yaitu kecerdasan berubah
seiring dengan pertumbuhan anak.
Jadi mendidik anak, juga perlu
memperhatikan aspek lain. Karena
belajar itu memiliki proses
pemahaman yang memerlukan
waktu yang lama.
Asesor melakukan penggalian
data melalui observasi
langsung, wawancara dan
mengambil video
https://drive.google.com/file/d/
12tp0CVFl79qrjcMFJO8r4sR
C3EN2VKle/view?usp=sharin
g
1. Pendidik menstimulus
peserta didik untuk
memahami persamaan
melalui bentuk-bentuk
balok yang sama
2. Pendidik memberikan
pemahaman kepada
peserta didik untuk
tahu perbedaan setiap
bentuk balok
3. Pendidik juga
memberikan
pengetahuan kepada
peserta didik konsep
menghubungkan
bentuk, ukuran dan
warna
4. Pendidik memicu
peserta didik untuk
32. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
tahu membedakan
bentuk, ukuran dan
warna
5. Pendidik memberi
pemahaman peserta
didik untuk tahu
konsep sederhana
tentang sebab-akibat
Pendidik telah mampu
memberikan dorongan
kepada peserta didik untuk
paham bentuk, dapat
membedakan bentuk,
menghubungkan bentuk,
mengelompokkan dan konsep
sederhana tentang sebab-
akibat. Pendidik harus adil
untuk memberi kesempatan
semua peserta didik untuk
praktik. Pembelajaran harus
dilakukan secara inklusif.
Oleh karena itu, pembelajaran
kreatif oleh pendidik harus
terus ditingkatkan.
33. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Abd Rajab,
S.Pd., M.Pd.
14
- Kemampuan Sosial Emosional
Anak usia Dini (AUD) Sosial
emosional terdiri dari dua kata yaitu
sosial dan emosional. Menurut
Plato secara potensial (fitrah)
manusia dilahirkan sebagai
makhluk sosial (zoon politicon).
- Syamsuddin (1995:105)
mengungkapkan bahwa “sosialisasi
adalah proses belajar untuk menjadi
makhluk sosial”,
- Loree (1970:86) “sosialisasi
merupakan suatu proses dimana
individu (terutama) anak melatih
kepekaan dirinya terhadap
rangsangan-rangsangan sosial
terutama tekanan-tekanan dan
tuntutan kehidupan (kelompoknya)
serta belajar bergaul dengan
bertingkah laku, seperti orang lain
- Mengamati secara
langsung pendidik
menstimulasi anak untuk
tertib dan antri ketka
mau masuk kelas
maupun Ketika mencuci
tangan.
- Mengamati secara
langsung pendidik
menstimulasi untuk
disiplin selalu mencuci
Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mengendalikan diri
melalui aktifitas membiasakan
anak-anak untuk antri sebelum
masuk kelas, antri untuk
mencuci tangan, kebiasaan
disiplin dalam kegiatan cuci
tangan dan bertanggungjawab
dalam merapikan mainan setelah
bermain. Pendidik perlu lagi
meningkatan untuk
mengarahkan anak untuk selalu
cuci tangan bukan hanya pada
saat setelah bermain, akan tetapi
perlu lagi diarahkan untuk cuci
tangan sebelum melakukan
aktifitas dan sesudah melakukan
aktifitas. Pendidik diharapkan
pada saat menstimulasi peserta
didik bukan hanya melalui
pengarahan saja akan tetapi
disrankan pendidik untuk ikut
langsung mempraktikkan seperti
ikut merapikan mainan,
menyimpan sepatu pada
tempatnya.
34. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
di dalam lingkungan sosialnya”.
Hal ini senada dengan pendapat
Hurlock (Rachmawati, dkk : 2013)
yang menjelaskan bahwa
perkembangan sosial anak
merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial.
- Beaty (2013), menyatakan
bahwa perkembangan sosial anak
berkaitan dengan perilaku prososial
dan bermain sosialnya. Aspek
perilaku sosial meliputi: (1) Empati,
yaitu menunjukkan perhatian
kepada orang lain yang kesusahan
atau menceritakan perasaan orang
lain yang mengalami konflik. (2).
Kemurahan hati, yaitu berbagi
sesuatu dengan yang lain atau
memberikan barang miliknya. (3).
Kerja sama, yaitu bergantian
menggunakan barang, melakukan
sesuatu dengan gembira. (4).
Kepedulian, yaitu membantu orang
lain yang sedang membutuhkan
tangan setelah bermain.
- Mengamati secara
langsung pendidik
menstimulasi untuk selalu
bertanggungjawab
untuk merapikan
Kembali segala seseuatu
setelah bermain.
35. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
bantuan (Susanto, 2013: 145). Jadi
secara psikologis, pada tahap ini
kemampuan anak baik secara
interpersonal maupun personal satu
sama lainnya saling mempengaruhi.
Sedangkan emosional AUD yang
terdiri dari kata awal yaitu emosi
adalah perasaan yang ada dalam diri
anak, dapat berupa perasaan senang
atau tidak senang, perasaan baik
atau buruk. Rachmawati, dkk
(2013:3) emosi didefinisikan
berbagai perasaan yang kuat, seperti
perasaan benci, takut, marah, cinta,
senang dan kesedihan. Macam-
macam perasaan tersebut adalah
gambar dari aspek emosional.
Goleman (1995) menyatakan bahwa
emosi merujuk pada suatu perasaan
atau pikiran-pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis
serta serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
36. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Syahrul, S.Pd.,
M.Pd.
4
Dr. Mudadtzir
M., S.Pd., S.E.,
M.Si.
26
Ady Wijaya,
S.Kom., M.Pd.
16
Suardi M, S.Pd.I.,
M.Pd.I.
6 2 mudah meniru atau mengikutinya,
sehingga untuk pembiasaan anak
berperilaku hidup bersih dan sehat,
tidak cukup jika hanya diarahkan
atau diperintahkan saja tanpa
dipraktikkan oleh guru setiap saat
secara
berkesinambungan.https://drive.goo
gle.com/file/d/1xiOjtdruQci9kmAxTn
ufdTJU_WSETvIF/view?usp=sharin
g
1. Mengamati apakah
tersedia tempat cuci tangan
disatuan dan terdapat kegiatan
mencuci tangan setelah bermain
atau setlah makan.
2. Mengamati apakah
terdapat kegiatan menggosok gigi
disekolah setelah makan dan
terdapat kegiatan pemeriksaan
kuku sebelum masuk kelas dipagi
hari.
Pendidik telah menstimulasi
anak untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) seperti
mencuci tangan dengan air
mengalir menggunakan sabun
yang dilakukan setelah anak
bermain dan makan bersama
dikelas, menggosok gigi setelah
anak selesai makan bersama
dikelas, menaruh sampah pada
tempatnya, termasuk
membersihkan lingkungan
setelah kegiatan bermain selesai,
namun pendidik belum
melakukan stimulasi pencegahan
covid-19 pada anak, sehingga
kedepan disarankan agar
pendidik segera melakukan
stimulasi penerapan standar
37. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
3. Mengamati apakah guru
mengajak anak membuang
sampah pada tempat melalui
kegiatan bersih-bersih lingkungan
sekoah dipagi hari dan/atau setelah
bermain.
penangan covid-19.
38. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
4. Mengamati apakah guru
menggunakan masker sambil
mengajak anak menggunakan
maskernya secara benar atau
bentuk kegiatan lainnya yang
berhubungan.
Satriani, S.S. 2
Prof. Dr. Muh.
Yunus, M.Pd.
17 5
1. Daniel Goleman dalam
bukunya Kecerdasan
Emosional mengatakan: (1)
salah satu kunci kecakapan
sosial adalah seberapa baik
atau buruk seseorang
mengungkapkan perasaannya
sehingga dapat diketahui
bahwa perkembangan emosi
sangat berpengaruh besar
terhadap perkembangan sosial
anak. (2) Interaksi sosial
Observasi
Pada saat visitasi pendidik
dan anak melaksananan
senam dengan musik lagu
daerah
Wawancara
Menanyakan kepada
pendidik apakah “setiap
senam selalu
menggunakan musik lagu
Pendidik telah
menstimulasi anak untuk
mengenal keragaman
budaya daerah yang
ditunjukkan melalui
kegiatan senam dengan
musik dari lagu daerah,
pendidik mengajar
menggunakan bahasa
Indonesia dan
menyelipkan bahasa
daerah, yaitu dengan
39. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
membutuhkan keterampilan
khusus yang didorong oleh
kondisi emosi anak seperti
motivasi, empati, dan
menyelesaikan konflik. (3) Anak
yang dapat mengendalikan
diri dan mudah menunjukkan
empati dan kasih sayang akan
mudah bersosialisasi dengan
orang di sekitarnya.
2. John W. Santrock: kontribusi
budaya, interaksi sosial dan
sejarah dalam pengembangan
mental/perilaku anak sangat
berpengaruh. Pembelajaran
yang berbasis pada budaya
dan interaksi sosial mengacu
pada aspek perkembangan
sosio-historis kultural, akan
sangat berdampak pada
daerah?”
Dokumentasi
Tercantum dalam Program
tahunan tentang Pentas
akhir tahun.
Ditemukan Video tarian dan
pakaian daerah dalam
kegiatan parenting dan
lomba menjelang akhir
semester.
Simulasi
Pendidik menyampaikan
tema (mengajar) dengan
menggunakan bahasa
menyebut nama2 benda
yang ada dalam kelas
dengan bahasa daerah,
dan pendidik menstimulasi
tarian dan pakaian
daerah dalam kegiatan
parenting dan lomba
menjelang akhir semester.
Disarankan pendidik
memperkenalkan bahasa,
lagu, tarian, dan pakaian
adat daerah dalam
berbagai media dan even
pembelajaran, seperti
menggunakan gambar
dan video pembelajaran
yang ada di internet
(Youtube)
40. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
persepsi, memori dan cara
berpikir anak. Hal ini
dikarenakan dalam budaya
mengajarkan anak tentang
nilai-nilai budaya, sehingga
mereka memahami lingkungan
budayanya.
3. Konrad Lorenz : keberagaman
budaya yang ada adalah
suatu identitas bagi bangsa.
Jika keberagaman budaya
dikenalkan pada anak sejak
dini, maka anak tidak akan
lupa budayanya ketika
diperhadapkan pada budaya
asing yang dapat merusak
adat ketimuran.
Indonesia dan menyelipkan
bahasa daerah, dengan
menyebut nama-nama
benda yang ada dalam
kelas dengan bahasa Bugis
dan Makassar.
41. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Imriani Idrus,
S.Si., M.M.
12 4 1. Stimulasi pada pembelajaran bahasa
untuk anak usia dini diarahkan
melalui bermain, karena bermain
adalah sumber perkembangan dan
membentuk zona perkembangan
proksimal (ZPD) (Vygotski, 1967)
2. Menurut Yawkey (1981) setidaknya
ada beberapa stimulasi yang bisa
dilakukan guru, diantaranya sebagai
berikut :
(1)Pengembangan kefasihan berbahasa
● Melakukan pembicaraan yang
bisa dimengerti dan diikuti anak
● Memberikan kebebasan pada
anak untuk memberi respon
berdasarkan pengalaman.
● Memberikan kebebasan pada
anak untuk memberi respon
berdasarkan pengalaman dia
sendiri
● Mendorong anak untuk
berbicara , baik sendiri maupun
berkelompok dan dengan guru,
sehingga lawan bicara anak
mayoritas adalah teman
sebayanya dan guru
● Mendorong anak untuk
berbicara, anak lain baik sendiri
maupun dalam kelompok
(2) Pengembangan kemampuan
sintaksis
Observasi :
● Sebelum melakukan observasi
kami telah melakukan studi
dokumentasi dengan menelaah
dokumen satuan ( Rencana
Kegiatan, Kurikulum,RPP,SOP
dan Jadwal Harian ) dapat
dilihat pada dokumen KPA
satuan atau memeriksa
langsung di lembaga.
● Mengamati secara langsung
cara pendidik menstimulasi
anak untuk mengungkapkan
bahasa (ekspresif). Pendidik
mengenalkan tanaman jeruk,
makhluk ciptaan Tuhan dan
benda-benda buatan manusia
dan terlihat anak-anak antusias
menjawab apa yang ditanyakan
oleh pendidik dan terjadi
dialog . Setelah pendidik
menceritakan tentang pohon
anak-anak dapat menceritakan
kembali apa yang diketahui.
● Mengamati kelengkapan alat
dan bahan ajar yang
digunakan untuk
menstimulasi anak dalam
mengungkapkan bahasa
Catatan Butir :
Pendidik telah menstimulasi
keterampilan mengungkapkan
bahasa ekspresif pada anak
melalui kegiatan mengenalkan
makhluk ciptaan Tuhan YME
dan hasil karya manusia
dengan mengambil contoh
tanaman/pohon kelapa dan
pohon jeruk , gelas, kursi dan
sendok. Terjadi tanya jawab
dan dialog (komunikasi lisan )
antara pendidik dengan anak
dalam kegiatan tersebut.
Kemudian anak-anak
mewarnai gambar pohon empat
dimensi dengan warna sesuai
keinginannya dan mampu
menjelaskan arti dari warna
tersebut.
Catatan Temuan :
Respon anak terhadap apa yang
disampaikan oleh pendidik belum
maksimal. Terlihat beberapa anak
masih belum fokus menyimak
pada saat pendidik bercerita dan
bertanya.
42. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
• Menyusun permainan atau situasi
dimana anak secara alamiah
menggunakan fitur-fitur bahasa
• Mengevaluasi dialek anak yang
berbeda dengan standar Bahasa
Indonesia ,sehingga bahasa yang
digunakan guru tidak jauh berbeda
dengan bahasa yang digunakan anak.
• Menyusun permainan atau situasi
dimana anak secara alamiah
menggunakan fitur-
(3) Pengembangan penguasaan kosa
kata
• Memastikan kosa kata baru yang
dipelajari tidak terlalu banyak
sehingga mudah di asimilasikan oleh
anak
• Mengintegrasikan penggunaan
bahasa dalam kehidupan sehari-hari
di dalam maupun di luar sekolah
• Menyusun pengalaman pembelajaran
di bidang sains, pengetahuan sosial,
(4) Pengembangan pengintegrasian
kemampuan bahasa dalam
kehidupan sehari-hari
• Mendorong anak untuk untuk
berbagi dengan anak lain dan orang
dewasa
(5) Pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri sendiri
• Menerima dan menghargai perasaan
(ekspresif ) . Pendidik
menyediakan tanaman pohon
jeruk , benda buatan manusia
dan makhluk hidup ciptaan
Tuhan. Tersedia alat dan
bahan untuk mewarnai
gambar pohon.
Mengenal makhluk ciptaan
Tuhan dan Benda buatan
manusia
Menceritakan kembali
https://drive.google.com/file/d/1
bvTkllFcT1NmBuWfyjUAOMJ
JvlKkEX
Wawancara :
● Bertanya kepada guru tentang
cara menstimulasi anak untuk
mengungkapkan bahasa
(ekspresif), bagaimana
keaktifan dan respon anak
terhadap kegiatan tersebut.
● Bertanya kepada kepala satuan
tentang fasilitas pembelajaran
untuk mendukung kegiatan
PHA :
Pendidik telah menstimulasi
keterampilan
mengungkapkan bahasa
ekspresif pada anak melalui
tanya jawab, dialog, dan
menceritakan kembali yang
diketahui dalam kegiatan
mewarnai gambar . Anak
bebas memilih warna untuk
mengekspresikan
keinginannya. Namun
beberapa anak masih belum
fokus menyimak pada saat
pendidik bercerita dan
bertanya. Stimulasi pendidik
pada aspek bahasa ini
diharapkan lebih ditingkatkan
lagi dengan cara membangun
Apersepsi kelas di awal
pembelajaran
43. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
dan respon anak.
• Mendorong penggunaan bahasa
sebagai salah satu cara untuk
mengorganisasikan ide
stimulasi pendidik pada aspek
bahasa.
https://drive.google.com/file/d/1h
SUtBXTP45MeRNlCXzaEpmX4
yVJCPweh/view?usp=sharing
Dokumentasi :
● Mendokumentasikan gambar
(foto ) dan video pada saat
pendidik menstimulasi anak
untuk mengungkapkan bahasa
(ekspresif).
● Mendokumentasikan
Kurikulum,RPPS, RPPM ,
RPPH , SOP dan rencana
kegiatan yang dimiliki
lembaga.
https://drive.google.com/file/d/1Q
SCUIIsMmtUDo3wCrujYLQ8Iqp
vFXbHp/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/1e
1LE1u4jweYNJE05abjcNAeCTU
44. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
QS2E2Q/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/
1dkVve-m95-
R7XySQBUcT2sj-YaEKJ-
jb/view?usp=sharing
Simulasi :
● Meminta guru
mempraktekkan cara
menstimulasi anak untuk
mengungkapkan bahasa
(ekspresif ) jika indikator ini
tidak memiliki bukti yang
kuat.
45. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Adriawan, S.Pd.,
M.Pd.
7 Life long education yang
merupakan portal utama menuju
level pendidikan berikutnya. Jika
tidak dikawal dengan baik, efeknya
dapat berkepanjangan. Selain
melalui perencanaan,
pengorganisasian, dan
pengevaluasian pembelajaran
yang baik, para pengelola PAUD
hendaknya juga tidak
mengesampingkan keberadaan
lingkungan sebagai setting
pembelajaran. Berkenaan dengan
hal ini, E. Mulyasa berpendapat
bahwa pembelajaran bagi anak
usia dini tersusun dari unsur-unsur
berupa manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran (Mulyasa,
2012:60). Menurut-nya,
pembelajaran akan efektif apabila
ditunjang dengan lingkungan dan
suasana belajaryang kondusif. Jadi
kegiatan bermain yang
memberikan kesempatan kepada
anak untuk berinteraksi dengan
Memastikan satuan pendidikan
menupayakan keamanan di
dalam kelas maupun diluar
sekolah dengan wawancara :
- satuan pendidikan
melakukan prosedur
kesalamaan
- Satuan mengkampayekan
prosedur keamanan dan
keselamatan apakah secara
berkala atau dengan jadwal
lainnya
- Satuan pendidikan
melakukan praktik
menghadapi keadarurat
dengan berbagai keadaan
bencana
keselamatan
Pendidik telah menerapkan
keamanan dan keselamatan
dan mengkampanyekan
prosedur keselamatan dan
keamanan
Satuan pendidikan telah
melakukan emergency driils
namun belum dilakukan
secara berkala dan terprogram
46. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
teman dan lingkungannya perlu
lebih diprioritaskan.
penyelenggaraan PAUD, sebaiknya
lingkungan diarah-kan kepada
bentuk yang berkualitas. Sebab, ia
merupakan bagian dari sarana dan
prasarana yang signifikan. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini
telah dituangkan bahwa sarana
prasarana di PAUD hendaknya
memenuhi prinsip-prinsip berikut:
1) aman, nyaman, terang, dan
memenuhi kriteria kesehatan bagi
anak; 2) sesuai dengan tingkat
perkembangan anak; dan 3)
memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di
lingkungan sekitar, termasuk
barang limbah atau bekas layak
pakai, dengan lingkungan yang
menyenangkan maka anak akan
dapat berkembang baik sesuai
dengan tumbuh kembang pada
usianya (Permendiknas, 2009: No
58)
47. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Dalampenyelenggaraan PAUD,
sebaiknya lingkungan diarahkan
kepada bentuk yang berkualitas.
Sebab, ia merupakan bagian dari
sarana dan prasarana yang signifikan.
DalamPeraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini telah
dituangkan bahwa sarana prasarana
di PAUD hendaknya memenuhi
prinsip-prinsip berikut: 1) aman,
nyaman, terang, dan memenuhi
kriteria kesehatan bagi anak; 2)
sesuai dengan tingkat perkembangan
anak; dan 3) me-manfaatkan potensi
dan sumber daya yang ada di
lingkungan sekitar, termasuk barang
limbah atau bekas layak pakai
(Permendiknas, 2009: No 58).
Sriyenty Taufiq,
S.Sos., M.Si.
3
48. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Haris, S.Pd., M.Pd. 20 6 Pendekatan saintifik sangat relevan
dengan tiga teori belajar yaitu teori
Bruner, teori Piaget, dan teori
Vygotsky.
1. Teori belajar Bruner disebut juga
teori belajar penemuan. Ada
empat hal pokok berkaitan dengan
teori belajar Bruner (Carin &
Sund, dalam Daryanto, 2014, hlm.
52) yaitu : (1) individu hanya
belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia
menggunakan pikirannya. (2)
dengan melakukan proses-proses
kognitif dalam proses penemuan,
siswa siswa akan mempeoleh
sensasi dan kepuasan intelektual
yang merupakan suatu
penghargaan intrinsik. (3) satu-
satunya cara agar sesorang dapat
mempelajari tekknik-teknik dalam
melakukan penemuan adalah ia
memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. (4) dengan
melakukan penemuan maka akan
memperkuat retensi ingatan.
Empat, hal di atas adalah
bersesuaian dengan proses kognitif
yang diperlikan dalam
1. Obeservasi Pendidik telah menstimulasi
anak didik mengamati berbagai
bahan permainan yang telah
disediakan oleh Pendidik
sehingga memancing imanjinasi
anak didik untuk berkreasi.
Pendidik telah menstimulasi
anak didik mengumpulkan
informasi dari bahan dan jenis
permainan yang dilakukan anak
didik sehingga anak didik dapat
mengenal karakteristik APE yang
dimainkan, dan pendidik telah
menstimulasi anak didik
mengasosiasikan pengetahuan
melalui kegiatan bermain dengan
mengkreasikan karya sesuai
dengan imajinasinya seperti
membentuk rumah dan bunga
daun, akan tetapi pendidik belum
memaksimalkan langkah-
langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, misalnya
pendidik belum menstimulasi
siswa untuk bertanya terkait
jenis APE yang dimainkan dan
pendidik belum memberikan
kesempatan kepada anak didik
untuk mengomunikasikan
pengetahuannya lewat berbagai
kegiatan APE yang dimainkan
kepada guru dan temannya. Hal
ini di sebabkan karena pendidik
belum memahami sepenuhnya
konsep pembelajaran dengan
pendekatan saintifik termasuk
49. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
pembelajaran menggunakan
metode saintifik.
2. Teori Piaget, menyatakan bahwa
belajar berkaitan dengan
pembentukan dan perkembangan
skema (jamak skema). Skema
adalah suatu struktur mental atau
struktur kognitif yang dengannya
seseorang secara intelektual
beradaptasi dan mengkoordinasi
lingkungan sekitarnya (Baldwin,
dalam Daryanto, 2014, hlm. 52).
Lebih lanjut Daryanto (2014)
menjelaskan bahwa skema tidak
pernah berhenti berubah, skema
seorang anak akan berkembang
menjadi skema orang dewasa.
Proses yang menyebabkan
terjadinya perubahan skema
disebut dengan adaptasi. Proses
terbentuknya adaptasi ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu
asimilasi dan akomodasi.
3. Vygotsky, dalam teorinya
menyatakan bahwa pembelajaran
terjadi apabila peserta didik
bekerja atau belajar menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas itu masih
berada dalam jangkauan
kemampuan atau tugas itu berada
Pendidik belum
seutuhnya memfasilitasi
anak didik dalam
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
beberapa kegiatan yang
terlihat dalam kelas yaitu
pendidik menstimulasi
anak didik mengamati
berbagai bahan
permainan yang telah
disediakan, pendidik
menstimulasi anak didik
mengumpulkan
informasi dari bahan dan
jenis permainan yang
dilakukan anak didik
seperti pendidik
menggali pengetahuan
siswa tentang
karakteristik batu yang
dimainkan anak didik,
dan pendidik
menstimulasi anak didik
mengasosiasikan
pengetahuan melalui
kegiatan bermain
dengan mengkreasikan
karya sesuai dengan
imajinasinya seperti
membentuk rumah dan
bunga daun dari bahan-
bahan yang dimainkan
prinsip dan langkah-langkah
pembelajarannya. Maka dari itu,
disarankan pendidik perlu
memahami dengan baik konsep,
prinsip, dan langkah-langkah
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik sesuai
konsep kurikulum PAUD dengan
mengikuti berbagai kegiatan
seperti pelatihan, diklat,
seminar/webinar, workshop,
KKG tentang pengembangan
model pembelajaran berbasis
saintifik kemudian pendidik
mendesiminasikan hasil
pengembangan model
pembelajaran saintifik kepada
teman sejawatnya agar pendidik
dapat memahami dan
mempraktikkan dengan baik
pembalajaran berbasissaintifik
dengan anak didiknya di kelas.
Bagi pengawasdan kepala
sekolah diharapkan mampu
melaksanakan supervisi
akademik secara konsiten dan
terstrukutur untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan
oleh pendidik.
50. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
dalam zone of proximal
development daerah terletak
antara tingkat perkembangan
anak saai ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan
orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu.
siswa (9’), tetapi
Pendidik belum memberi
kesempatan kepada
anak didik untuk
bertanya dan
mengkomunikasikan
kegiatan yang dilakukan
kepada Pendidik atau
temannya.
Catatan :
1. Mengamati pada detik
30
2. Mengumpulkan
informasi pada menit 4
3. Mengkomunikasikan
pada menit 9
51. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Link video
https://drive.google.com/file/d/1_lE5-
t_9MLfl42WrYg9-
dEd9PHjPjvuE/view?usp=sharing
2. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara,
guru belum mampu
menjelaskan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
baik dari segi konsep, prinsip
maupun langkah-langkahnya.
Pada dasarnya belum
melakukan praktik baik dalam
pembelajaran berbasis saintifik
3. Dokumentasi
Dalam RPPH tertera langkah-
langkah pembelajaran saintifik
RPPH tetapi tidak ditemukan
RPPH sesuai dengan tema yang
dilakukan guru saat asesor
melakukan observasi.
https://docs.google.com/docume
nt/d/1q5J6BNRcwS6FPXmIS5
QOTP2o6VwqwTJC/edit?usp=
sharing&ouid=11344283217799
3463257&rtpof=true&sd=true
52. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
4. Simulasi
tidak ada simulasi yang diminta
asesor
Hj. Hasniah, S.Pd. 13
Hj. Faridah P,
S.Pd., M.M.
11
Suriani S, S.Pd. 19
Ir. Rahmatiah,
S.Pd.
15
Ir. Ainun
Marhamah,
S.Pd.
24
Meti Pali Parirak,
S.Pd. AUD.
18
Andriany, S.Pd. 5
Hajerah, S.Pd.I., 21
53. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
M.Pd.
Jenny, S.Pd. 21
Hasdawiah Latif,
S.Pd.
5 2
Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Fisik
Motorik
- Menurut Sujiono 5 (2008 : 1-
15), “Motorik halus adalah
gerakan tubuh yang melibatkan
otot-otot kecil seperti otot
jari tangan, pergelangan
tangan dan lain- lain”. Gerakan
motorik halus terutama yang
melibatkan otot tangan dan jari
biasanya membutuhkan
kecermatan tinggi, ketekunan
dan
koordinasi antara mata dan otot
kecil. Semakin baik gerakan
motorik halus membuat anak
dapat berkreasi, seperti
menggunting, menggambar,
mewarnai, merobek, menulis,
1. Pendidik menstimulasi anak
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui
memindakan lego dari tangan
satu ke tangan lainnya.
https://drive.google.com/file/d/1xi
OjtdruQci9kmAxTnufdTJU_W
SETvIF/view?usp=sharing
2. Pendidik belum menstimulasi
anak dalam menunjukkan
kemampuan motorik halus
melalui mencoret-
coret/menggambar/melukis.
3. Pendidik menstimulasi anak
Pendidik menstimulasi anak
untuk menunjukkan motorik
halus secara berfariasi
dengan memfasilitasi anak-
anak untuk melakukan
kegiatan yang memerlukan
keterampilan dan ketelitian (
Contoh memindahkan lego
dari tangan satu ke tangan
lainnya, meremas plastisin,
menggunting dengan
berbagai kertas. Dan
kreativitas ( Contoh :bermain
balok ). Namun kegiatan
mencoret-
coret/menggambar/melukis
belum terstimulasi.
Sehingga diharapkan
pendidik menstimulasi anak
untuk melakukan mencoret-
coret/menggambar dan
melukis secara optimal.
54. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
meronce, melipat, menjahit,
meremas, menggenggam,
menganyam dan sebagainya.
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui
menyusun balok.
https://drive.google.com/file/d/1jjI
EBoyZkXXUYsjfPRWvMnQ0
y-rvndxc/view?usp=sharing
4. Pendidik menstimulasi anak
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui meremas
Plastisin dan menggunting
kertas.
https://drive.google.com/file/d/1J-
FQmuLahe3Y0zctSKT-
cr8xRadMKGhc/view?usp=sha
ring
55. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
5. Pendidik menstimulasi anak
menunjukkan kemampuan
motorik halus melalui menulis
dengan menggunakan pensil.
https://drive.google.com/file/d/1Hx
xycmkg8wc5ck6LChP2ZeV3C
PWjPX7C/view?usp=sharing
Ratna, S.Pd. 8
56. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Ita Rostia Ichsan,
S.Pd.AUD.
10 Komponen
3 Stimulasi
Pendidik
Pada Aspek
Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan
perluasan dari kemampuan mental dan
intelektual anak. Kognisi meliputi
pengenalan, pemrosesan, dan
pengaturan informasi dengan tepat,
- Miller (2001). Proses kognisi ini
mencangkup kegiatan mental
seperti menemukan,
menginterpretasikan, memilah,
mengelompokkan, dan
mengingat. Untuk anak yang
usianya lebih tua, proses kognisi
ini berarti mengevaluasi
gagasan, menyatakan pendapat,
memecahkan masalah,
memahami aturan dan konsep,
berpikir ke depan, dan
memvisualisasikan
kemungkinan atau konsekuensi.
Menurut Piaget (1954) perkembangan
kognitif adalah proses interaksi yang
belangsung antara anak dan pandangan
perseptualnya terhadap suatu benda
atau kejadian di suatu lingkungan
- Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mengenal konsep
bilangan atau huruf terlihat
anak mampu mengenal
bilangan melalui bermain
- Pendidik telah
menstimulasi anak dalam
menggunakan konsep
bilangan melalui nyanyian
- Pendidik telah
menstimulasi anak dengan
berbagai benda dalam
bentuk karya terlihat anak
mampu memperlihatkan
hasil karyanya membuat
sandal dan membuat
bentuk wajah
- Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mempresentasikan
berbagai imajinasinya dalam
bentuk karya seperti membuat
bangunan dengan
menggunakan balok dan
membuat rumah dari bahan
Pendidik telah
menstimulasi
perkembangan kognitif
anak melalui kemampuan
berpikir simbolis dengan
menyebutkan konsep
bilangan dengan baik,
mempresentasikan dalam
bentuk karya serta
imajinasinya dengan
menggunakan bahan –
bahan yang ada. Namun
kemampuan memahami
bilangan atau huruf masih
perlu mendapat stimulasi
dari pendidik dalam proses
pembelajaran. Diharapkan
agar pendidik menyusun
kegiatan main yang lebih
bervariasi dan kreatif
dalam mengenalkan
57. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Murniyanti Ismail,
M.Pd
23
58. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Wika Wuri Utami,
S.Pd.
22
Pendidik
memberikan
dukungan
(scaffolding)
pada anak
saat
melakukan
kegiatan
6
Fasilitasi
Pendidik
Dalam
proses
Pembelajara
n
Istilah scaffolding digunakan
pertama kali oleh Wood, dkk
(Budiningsih, 2008), dengan
pengertian dukungan pembelajar
kepada peserta didik untuk
membantunya menyelesaikan
proses belajar yang tidak dapat
diselesaikannya sendiri. Pengertian
dari Wood ini sejalan dengan
pengertian ZPD (Zone of Proximal
Development) dari Vygotsky. Peserta
didik yang banyak tergantung pada
dukungan pembelajar untuk
mendapatkan pemahaman berada
di luar daerah ZPD-nya, sedang
peserta didik yang bebas atau tidak
tergantung dari dukungan
pembelajar telah berada dalam
daerah ZPD-nya. Menurut Vygotsky,
peserta didik mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat yang
lebih tinggi ketika mendapat
bimbingan (scaffolding) dari
seorang yang lebih ahli atau melalui
teman sejawat yang memiliki
kemampuan lebih tinggi (Martinis,
1960, 2010).
● Pendidik terlihat menata alat
dan bahan main seperti
bermain pasir sintetik, alat
mainan pancing ikan,
mengkolase gambar awan
dengan kapas, menghitung
gambar bintang
● Pendidik telah memberikan
inspirasi awal anak dengan
media gambar “awan" di awal
kegiatan
● Pendidik telah memberikan
dukungan dan perluasan ide
pada anak pada saat bermain
pasir sintetik, mengkolase,
main pancingan ikan,
menghitung gambar bintang
sesuai dengan angka yang
melambangkannya.
Pendidik telah memfasilitasi
anak dalam hal memberikan
dukungan pada saat
melakukan kegiatan seperti:
manata alat/bahan main,
memberikan inspirasi awal
dengan menggunakan
berbagai macam media yang
menarik terkait dengan tema
yang sedang berlangsung.
Fasilitasi Pendidik dalam hal
memberikan dukungan dan
perluasan ide anak pada saat
berkegiatan telah dilakukan
oleh Pendidik.
Diharapkan Pendidik selalu
konsisten dan
berkesinambungan dalam
memberikan dukungan dan
perluasan ide pada kegiatan
bermain anak dengan
menyediakan ragam dan jenis
main yang beragam dan
menarik, disesuaikan dengan
RPPH yang sudah disusun
sebelumnya dengan
memperhatikan tahapan usia
anak, sehingga kegiatan
bermain anak akan lebih
menyenangkan dan bervariasi
untuk mengembangkan ide
bakatnya dalam semua aspek
perkembangan anak.
59. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Rusmawati, S.Pd. 9
60. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Wulan Surandika,
S.Pd.
14
Kemampua
n Guru untuk
menstimulasi
anak dalam
mengendali
kan diri
5. Stimulasi
Pendidik
Pasa Aspek
Sosial
Emosional
1. Daniel Goleman (Ali, 2011) :
kecerdasan emosi adalah
kemampuan untuk memotivasi diri
dan bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati dan
tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana dan
menjaga agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir
berempati dan berdoa. Ada lima
komponen penting dari kecerdasan
emosi: mengenali emosi, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain dan
membina hubungan.
2. Abraham Maslow : klarifiasi
perkembangan sosial emosional
manusia kedalam tingkatan-
tingkatan. dimana implikasinya
ketika anak usia dini berinteraksi
dengan lingkungannya, baik dengan
yang sebaya atau lebih tua tentunya
menginginkan segala hal yang tidak
hanya fisik namun juga aspek
emosinya seperti kebutuhan rasa
aman, kebutuhan untuk diterima,
dihargai dan aktualisasi diri.
3. Calhoun dan Acocella (1990):
control diri (self-control) sebagai
proses-proses pengaturan fisik,
psikologi, dan perilaku seseorang
atau disebut sebagai serangkaian
proses membentuk dirinya sendiri,
control diri berkaitan dengan
mengendalikan emosi. Seseorang
Asesor menggunakan teknik
observasi dalam penggalian data.
Asesor mengamati pendidik
dalam menstimulasi anak agar
terbiasa antri, disiplin dan
bertanggung jawab melalui
kegiatan main sambil belajar.
Guru mengajak anak berbaris
berpegangan agar antri sebelum
mencuci tangan:
https://drive.google.com/file/d/1C
h_j6byySZtTq9_Z0KvCyNwosbP
6yL_5/view?usp=sharing
Guru meminta dan memberi
waktu anak melepaskan sendiri
sepatunya dan menaruh sendiri
ditempatnya:
https://drive.google.com/file/d/1f-
V-
FzhHORPN2Hu1NNHUehXhXX
TsqzcE/view?usp=sharing
wawancara ke pendidik
untuk menanyakan stimulasi
yang dilakukan pendidik
dalam membiasakan
bertanggung jawab
meskipun muncul
performance anak
bertanggung jawab
Anak merapikan dan
membuang sampah bekas
kegiatan mainnya:
https://drive.google.com/file/
d/1523-
Catatan butir:
Berdasarkan observasi, pendidik
nampak mengajak anak berbaris
dibelakangnya guna
menstimulasi kebiasaan antri
sebelum kegiatan cuci
tangan.Pendidik meminta anak
dan memberikan waktu untuk
melepas sepatu dan menaruhnya
sendiri di rak yang disediakan
sebelum masuk ke dalam kelas.
Berdasarkan performa anak
membereskan bekas sampah dari
kegiatan mainnya dan hasil
wawancara serta didukung
dokumen RPPH dan penilaian
harian yang memuat pencapaian
anak dalam bertanggung jawab
diketahui pendidik telah
menstimulasi dengan cara
memotivasi anak, mengingatkan
dan mengajak anak bertanggung
jawab menyelesaikan kegiatan
mainnya juga membereskan alat
mainnya.
PHA:
Pendidik telah menstimulasi
anak dalam mengendalikan diri
meliputi antri melalui mengajak
anak berbaris sebelum mencuci
tangan, disiplin melalui kegiatan
mengarahkan dan memberikan
kesempatan anak melepaskan
sepatu dan menaruh sendiri di
tempatnya serta membiasakan
61. Teori modelling yang dicetuskan oleh Albert Bandura, bahwa anak adalah peniru yang ulung sehingga apapun yang dilihat pada lingkungan
sekitarnya maka anak akan dengan
Nama Butir Komponen Landasan Teori Penggalian Data Catatan & PHA
Dra. Hj. Saidah,
M.Pd.
4