Suku Madura memiliki karakteristik budaya yang kuat, dengan bahasa yang mirip Jawa namun memiliki pengucapan khas dan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi agama Islam. Meskipun kurang terbuka terhadap teknologi modern, suku Madura maju dalam pendidikan agama.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
GEOGRAFI DAN SEJARAH SUKU MADURA
1.
2. Keadaan Geografis
Pulau Madura terletak di timur laut pulau Jawa, kurang lebih 7°
lintang selatan dari khatulistiwa di antara 112° dan 114 ° bujur
timur. Luas keseluruhan wilayah madura kurang lebih 5.304 kilo
meter. Pulau yang membujur dari barat ke timur ini mempunyai
panjang 190 kilo meter dan lebar 40 kilo meter.
3. Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang
relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara tidak
terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok.
Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan
tanah pertanian lahan kering. Komposisi tanah dan curah hujan
yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru
terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah
kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang
memiliki tanah yang subur.
4. Mayoritas masyarakat Madura merupakan
masyarakat agraris. Kurang lebih 90% penduduknya
hidup terpencar-pencar di pedalaman, di desa-desa, di
dukuh-dukuh, dan kelompok-kelompok perumahan
petani.
6. Perjalanan Sejarah Madura dimulai dari perjalanan Arya Wiraraja
sebagai Adipati pertama di Madura pada abad 13. Dalam kitab nagarakertagama
terutama pada tembang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula bersatu
dengan tanah Jawa, ini menujukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan
orang Jawa merupakan bagian dari komonitas budaya yang sama. Sekitar tahun
900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa
timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624,
para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan
Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624,
Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad
kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai
1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada
saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi
Jawa Timur.
7. Sejarah mencatat Aria Wiraraja adalah Adipati Pertama di
Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari Singosari, tanggal
31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih
Sumenep, merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan
Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga
berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang
dibawa ke Madura. Di Batuputih yang kini menjadi sebuah
Kecamatan kurang lebih 18 Km dari Kota Sumenep, terdapat
peninggalan-peninggalan keraton Batuputih, antara lain berupa
tarian rakyat, tari Gambuh dan tari Satria.
8. 1.Bahasa Kraton = Abdi Dalem – Junan Dalem
Biasa digunakan di lingkungan keluarga Kraton
2.Bahasa Tinggi = Abdina – Panjennengan
Biasa digunakan oleh ponggawa / bawahan pada atasan, baik di
Lingkungan Kraton maupun di Lingkungan Pemerintahan, atau Santre
pada Keyae.
3.Bahasa Halus = Kaula – Sampeyan
Biasa digunakan oleh yang lebih muda pada yang lebih tua / pada yang
dihormati.
4.Bahasa Menengah = Bula – Dika
Biasa digunakan oleh yang lebih tua pada yang lebih muda tetapi di
hormati.
Misal : Mertua pada menantunya.
5.Bahasa Mapas / Kasar = Sengko’ – Ba’na – Kakeh – Sedeh
Biasa digunakan oleh yang lebih tua pada yang lebih muda, orang yang
mempunyai posisi yang lebih tinggi pada bawahannya, dan orang yang
seumur / sebaya (teman).
9. sistem teknologi dan mata pencaharian
namun bila berbicara masalah Sistem teknologi
suku Madura yang jelas tidak bisa lepas dari yang
namanya cangkul, clurit, jala dan sapi sebab
mereka telah masyhur melakukan tradisi mata
pencaharian turun temurun dari nenek
moyangnya, yaitu bertani, berkebun, nelayan,
penambak ikan.
10. Terkait dengan antropologi ekomnomi
masyarakat Madura bergantung pada bidang
pertanian sebagai mata pencaharian yang
dikerjakan bersama-sama oleh kaum pria dan
wanita Madura seperti suku-suku bangsa
Indonesia lainnya. Mereka bertanam padi di sawah
tadah hujan atau sawah beririgasi yang umumnya
diselingi dengan palawija dan jagung. Waktu
terluang ketika proses bertani, mereka membuat
barang-barang kerajinan seperti menganyam tikar,
memintal tali, membuat gula siwalan atau
menyabit rumput untuk ternak.
11. Pemimpin kegamaan di Madura terdiri dari tiga
kelompok, yaitu;santri, kyai dan haji. Murid yang menuntut
ilmu disebut santri, guru agama yang mengajari santri
disebut kyai, dan mereka yang kembali dari menunaikan
ibadah haji ke Mekkah dan Madinah disebut haji. Ketiga
kelompok tersebut berperan sebagai pemimpin keagamaan
di Masjid, Musholla, acara ritual keagamaan dan acara
seremonial lain, dimana mereka berperan sebagai
pemimpinnya. Diantara ketiganya, kyai merupakan tokoh
yang paling berpengaruh, dan oleh Kuntowijoyo, kyai
Madura disebut dengan elit desa.
12. Pengetahuan yang mendalam tentang Islam
menjadikan mereka paling terdidik di desa.
Beberapa kiai selain tetap menyampaikan
keahliannya soal-soal agama, juga dapat
meramalkan nasib, menyembuhkan orang sakit
dan mengajar olah kanuragan. Kyai Madura dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis;g uru ng a ji, yang
mengajarkan al-Qur’an, g uru ng a ji kita b yang
mengajarkan berbagai jenis ilmu agama, dan g uru
ta re ka t yang disebut juga pemimpin tarekat.
13. dikarenakan mereka lebih mengutamakan
keagamaan dan kebudayaan nenek moyang mereka,
sehingga ilmu pengetahuan mereka tidak dinomer satukan.
Hal ini telah terlihat dalam grafik kependudukan
masyarakat madura. Sebagian besar masyarakat madura
masih mengutamakan religiusitas dibandingkan
pendidikan. Masyarakat madura biasanya hanya sekolah
hingga Sekolah Dasar (SD) kemudian mereka melanjutkan
ke pondok pesantren dikarenakan mereka lebih senang
untuk belajar agama dari pada sekolah. Oleh karena itu
tingkat pendidikan masyarakat madura tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan masyarakat pulau jawa, pulau
Sumatra dan pulau lainnya.
14. Akan tetapi ilmu pengetahuan masyarakat madura dalam hal
agama tidak diragukan lagi karena mereka lebih menjunjung tinggi nilai
keagamaan dibandingkan dengan pendidikan. Pendidikan sebenarnya
juga sangat penting yaitu untuk menunjang kehidupan ekonomi dan
kehidupan bermasyarakat. Walaunpun demikian masyarakat madura
ulet dalam mencari mata pencaharian, walaupun tidak berpendidikan
tinggi masyarakat madura dapat mengandalkan ladang dan kebun
mereka untuk dijadikan mata pencaharian mereka, ada pula yang
berdagang, usaha dan lainnya. Mereka hanya mengandalkan yang
telah nenek moyang mereka turunkan, dan tidak mengandalkan
pendidikan mereka. Apabila masyarakat madura mempunyai pola pikir
untuk mengimbangi pendidikan dengan keagamaan maka masyarakat
madura tidak akan ketinggalan zaman dan kehidupan mereka dapat
lebih maju
21. Kaldu Soto (Kalsot)
Makanan khas Madura selanjutnya yang cukup unik adalah
kaldu soto. Kaldu soto atau biasa disebut kalsot merupakan
makanan unik yang mungkin hanya bisa ditemui di Madura.
Tampilannya mirip bubur kacang ijo karena kaldu soto
menggunakan bahan utama kacang hijau.
23. Soto Madura
Makanan khas Madura yang pertama rasanya sangat akrab
bagi Anda, ya, makanan tersebut adalah soto. Soto madura
menggunakan bahan dasar daging sapi, telur rebus, tauge, dan
kentang goreng. Adapun bumbu kuahnya terdiri atas bawang putih,
jahe, kunyit, lengkuas, kemiri, jeruk purut, dan garam.
24. R ujak lontong adalah makanan khas
di madura yang hingga kini masi
eksis di madura. Rujak lontong atau
orang madura menyebutnya “rojek
lontong” ini terbuat dari kacang
tanah yang sudah di goreng lalau di
ulek dengan berbagai bumbu dapur.
Lalu di sajikan bersama lontong, dan
biasanya di tambahkan kuah dari
sayur toge. Menu ini hampir setiap
hari menjadi menu sarapan para
petani madura sebelum ke ladang
27. • Keraton Sumenep merupakan peninggalan
pusaka Sumenep yang dibangun oleh
Raja/Adipati Sumenep XXXI, Panembahan
Sumolo Asirudin Pakunataningrat dan diperluas
oleh keturunannya yaitu Sri Sultan Abdurrahman
Pakunataningrat I.
28. Suku madura merupakan salah satu suku yang dikenal
identik dengan tradisi islam yang sangat kuat. Islam begitu meresap
dan mewarnai pola kehidupan masyarakat madura. Bagi masyarakat
suku madura betapa pentingnya nilai-nilai keagamaan yang
terungkap dari ajaran abantal syahadat, asapo’ angina, apajung allah
yang artinya suku madura sangat religius. Suku madura merupakan
salah satu pemeluk agama islam yang sangat taat, sehingga mereka
akan merasa aneh ataupun kurang simpati bahkan jika identitas
kemaduraannya hilang lingkungan sosial ‘akan menolak’ dan orang
yang bersangkutan akan merasa terasingkan dari akar madura,
apabila ada orang madura yang tidak memeluk agama islam.
Namun ada juga masyarakat madura yang memeluk agama lain
selain islma bukan karena faktor bawaan dari lahir, melainkan
faktor perkawinan silang dan transmigrasi penduduk ke luar pulau
madura.
29. Untuk mengilustrasikan Suku Madura sebenarnya studi kasus
kedaerahnya akan menghasilkan data yang lebih akurat, namun
dengan keterbatasan waktu hanya ini saja yang dapat kami bukukan
dari kumpulan buku dan sumber sumber terpercaya. Suku Madura
memiliki karakteristik budaya yang sangat unik, beragam dan konsisten
dalam menjaga budaya. Dari segi bahasa, lebih mirip kebahasa jawa
dan mempunyai kekhasan tersendiri dalam pelafalannya, sehingga ini
menjadikannya unik. Masyarakat yang agamis menjadikan Madura
sebagai orang orang yang paham tentang agam terutama agama
islam, mereka masih kurang terbuka dengan perkrmbgan teknologi
modern, yang penting bagi mereka adalah bisa membaca saja cukup.
Ini menjadikan Madura agak terbelakang dalam pendidikan umum
namun maju dalam pendidikan agama. Demikianlah makalah dari
kami, kekurangan sangant kmi rasakan dimana mana, tentu kritik dan
saran yang membangun serta bimbingan dari dosen dan rekan rekan
sangant kami butuhkan.