Kelompok mahasiswa BINUS University membuat film pendek untuk melestarikan budaya Indonesia dengan menampilkan moral seperti toleransi, senyum sapa salam, dan menghargai orang lain. Mereka akan merekam kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia untuk menginspirasi generasi muda akan pentingnya melestarikan budaya bangsa.
1. Project Luar Kelas
CBDC – TFI
Character Building Kewarganegaraan
MEMBUAT FILM IDENTITAS NASIONAL
INDONESIA
Menerapkan Moral yang Membentuk Karakter Bangsa
Indonesia
Identitas Kelompok
NIM Nama Jabatan
2101715070 Alvin Fernando Ketua
2101648463 Adelia Rizky Margaretha Sekretaris
2101696595 Mahmudi Puja Isnani Anggota
2101689103 Muhammad Fadhil A. Anggota
2101713361 Shirleen Cornelia Anggota
Kelas LD33
BINUS UNIVERSITY
2018
2. HALAMAN PENGESAHAN
Project Luar Kelas Character Building Kewarganegaraan
1. Judul Project : Menerapkan Moral yang Membentuk
Karakter Bangsa Indonesia
2 Blog : https://budayanasionalbangsakita.blogspot.c
o.id/
3 Lokasi Project : Daerah seputar Ibu Kota Jakarta, Alam
sutera, dan Binus alam Sutera
4 Nama Anggota Kelompok : 1. Alvin Fernando (2101715070)
2. Adelia Rizky (2101648463)
3. Mahmudi Puja (2101696595)
4. Muhammad Fadhil
5. Shirleen Cornelia
5 Mata Kuliah : Character Building Kewarganegaraan
6 Kelas : LD33
7. Dosen : Petrus Hepi Witono
Tangerang, 28 Maret 2018
Mengetahui
( .....................................................)
Petrus Hepi Witono
Ketua Kelompok
(....................................................)
Alvin Fernando
3. DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH ........................................................................2
C. TUJUAN KEGIATAN.................................................................................2
BAB II METODE KEGIATAN...............................................................................3
BAB III KONSEP....................................................................................................5
REFERENSI.............................................................................................................9
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Identitas ialah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kasadaran
diri pribadi sendiri, kelompok sendiri, golongan sendiri, komonitas sendiri atau
negara sendiri. Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada
individu semata tetapi berlaku pula pada suatu golongan.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti
agama, budaya dan bahasa maupun non fisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.
Indonesia sebagai sebuah bangsa memiliki identitas nasionalnya sendiri. Menurut
Ruth, Identitas dalam konteks nasional menyiratkan sebuah konsepsi kesamaan
emosional dan sikap, perilakui melalui sosialisasi melalui pendidikan , politik,
media dan berbagai praktek-praktek kehidupan sehari-hari. Terbentuknya identitas
nasional bangsa Indonesia merupakan hasil sejarah. Setiap warga Negara secara
detail harus mengenal sejarah bangsanya sendiri. Melalui sejarah, warga Negara
dapat mengetahui bagaimana Indonesia dibentuk dari berbagai budaya yang
beragam menjadi bagian penting dari pembentuk identitas bangsa Indonesia.
Identitas yang tidak dimiliki bangsa lain. Keberagaman agama, ras, etnis
membentuk keunikan tersendiri untuk pesona Indonesia. Dalam proposal ini kami
akan membuat sebuah film pendek atau drama yang berjudul Melestarikan Budaya
Bangsa Indonesia Dengan Moral yang membentuk Karakter Masyarakat yang akan
menceritakan sebuah kehidupan sehari-hari orang Indonesia.
B. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara kami untuk memperlihatkan budaya –budaya yang ada di
Indonesia, seperti toleransi, 3S (senyum, sapa , salam), sikap saling menghargai,
dan lain-lain, dalam melalui sebuah film pendek yang akan kami buat.
5. C. TUJUAN KEGIATAN
1. Memenuhi tugas luar kelas Character Building Kewanegaraan
2. Memberikan pengaruh positif kepada masyarakat Indonesia
3. Mempelajari tentang cara pengambilan film yang baik
4. Mengetahui masyarakat yang ada di Indonesia
6. BAB II
KONSEP
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17.000
pulau yang dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk, sebuah angka yang membuat
Indonesia menjadi negara di urutan keempat dalam hal negara dengan jumlah
populasi yang terbesar di dunia. Angka ini juga mengimplikasikan bahwa banyak
keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun linguistik yang dapat ditemukan di
dalam negara ini.
Kebudayaan di Indonesia amat beragam jenis dan bentuknya, tidak bisa
dipungkiri bahwa negara ini memiliki banyak kekayaan di dalamnya bahkan
sumber daya alam dan manusia yang efektif untuk dimaksimalkan. Sumber daya
alam yang banyak seharusnya dapat menjadikan Indonesia negara yang maju sama
seperti negara maju lainnya, juga tidak lepas dari sumber daya manusia yang ulet
dalam membangun dan mengolah kekayaan alamnya. Sumber daya manusia dapat
digunakan untuk memajukkan budaya Indonesia itu sendiri melalui banyak hal dan
kebudayaan seperti bahasa daerah, pakaian daerah, rumah, lagu daerah, makanan
khasnya serta adat istiadat atau kebiasaan.
Moral adalah adat atau cara hidup. Etika adalah kebaikan dan keburukan di dalam
hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa
yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
merupakan perbuatan. Norma adalah aturan-aturan yang berisi petunjuk tingkah
laku yang harus atau tidak boleh dilakukan manusia dan bersifat mengikat.
Kesadaran tersebut dapat kita miliki jika kia benar-benar menerapi norma yang
berlaku dan menjadi suatu moral baginya. Seperti dengan adanya larangan
membuang sampah sembarangan sebagai suatu norma, jika ditaati lama-kelamaan
akan menjadi kebiasaan yang baik yang dapat menjaga lingkungan sekitar. Dan kita
juga tidak boleh melupakan toleransi.Toleransi adalah suatu sikap saling
menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat
atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi
sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu
7. kelompok masyarakat. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai
pendapat dan/atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling
tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang
suku/ras/agama/kepercayaannya.
Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah agama. Toleransi
Beragama merupakan sikap saling menghormati dan menghargai penganut agama
lain. Diantaranya adalah: a. Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama
kita; b. Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta c. Tidak
melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai
agama/kepercayaannya. Dalam kehidupan bermasyarakat, tumbuhnya sikap
toleransi menimbulkan hidup yang damai saling berdampingan serta
menghindarkan permusuhan.
Sebagai contohnya adalah budaya senyum sapa salam.
Senyum sapa salam sudah dilakukan orang Indonesia semenjak dahulu kala, karena
sifatnya yang kekeluargaan dan saling tolong menolong. Kebiasaan memberi
senyuman dan sapaan saat bertemu orang yang lebih tua ataupun teman sebaya
bahkan orang lain ini menjadi tradisi yang melekat pada diri, gambaran orang
Indonesia. Tak lepas dari senyuman orang Indonesia yang diberikan, sapaan dan
salam pun menjadi ciri yang menunjukkan kepedulian antar masyarakat. Memberi
sebuah senyuman sapaan dan salam dinilai sebagai kebiasaan yang perlu diajarkan
oleh keluarga, sekolah, kampus dan lingkungan sekitar. Pastinya setiap lembaga
sosial mengharuskan kebiasaan ini tetap diterapkan, bukan hanya kepedulian yang
tampil tapi juga sebagai rasa hormat terhadap orang lain. Indonesia dikenal sebagai
Negara dengan orang-orang yang ramah. Budaya senyum sapa salam cukup
memiliki pengaruh positif untuk banyak orang di luar negara Indonesia yang tidak
punya budaya senyum sapa salam Dengan memberi senyuman sapaan dan salam,
orang lain bisa merasa nyaman, dihargai dan dipedulikan sehingga bisa saling
mengenal satu sama lain. Sebuah senyuman dipercaya dapat membangkitkan rasa
senang, memberi kesan positif serta sebuah penerimaan.
Namun, pada saat ini banyak generasi muda yang usdah mulai melupakan kultur
budaya sendiri yang disebabkan oleh beberapa factor, factor itu berupa eksternal
8. dan internal: Faktor eksternal terealisasi dalam kondisi sekarang yang secara realita
kebudayaan terus berubah karena masuknya budaya barat yang akan sulit
mempertahankan kesopanan disemua keadaan ataupun disemua tempat. Perubahan
tersebut mengalami dekadensi karena berbedanya kebudayaan barat dengan
kebudayaan kita. Misalnya saja sopan santun dalam tutur kata. Di barat, anak-anak
yang sudah dewasa biasanya memanggil orang tuanya dengan sebutan nama, tetapi
di Indonesia sendiri panggilan tersebut sangat tidak sopan karena orang tua
umurnya lebih tua dari kita dan kita harus memanggilnya bapak ataupun ibu.
Kemudian sopan santun dalam berpakaian, diluar negeri orang yang berpakaian
bikini dipantai bagi mereka wajar. Tapi bagi kita berpakaian seperti itu sangat tidak
sopan karena dianggap tidak sesuai dengan norma kesopanan. Selanjutnya Sopan
santun dalam bergaul, dibarat jika kita bertemu teman yang berlawanan jenis kita
boleh mencium bibirnya, tetapi di Indonesia hal tersebut sangat bertentangan
dengan kesusilaan. Oleh karena kebudayaan yang masuk tidak tersaring
sepenuhnya menyebabkan lunturnya sopan santun.
Sedangkan faktor internalnya ada pada diri sendiri, keluarga, lingkungan tempat
nongkrong, lingkungan sekolah, ataupun media massa. Pengetahuan tentang sopan
santun yang didapat disekolah mungkin sudah cukup tapi dilingkungan keluarga
ataupun tempat tongkrongan dan media massa kurang mendukung tindakan sopan
disemua tempat ataupun sebaliknya, sehingga membuat tindakan sopan yang
dilakukan oleh anak-anak atau pun remaja hanya dalam kondisi tertentu. Misalnya
penyebutan nama bagi yang umurnya lebih tua masih dianggap tidak sopan
sehingga mereka memanggil mas, bang, aa, ataupun yang lain. Sedangkan dalam
berpakaian ataupun yang lain kurang diperhatikan. Kita sendiri tak memungkiri
keadaan tersebut, kondisi lingkungan yang kurang peduli terhadap kesopanan,
sehingga akhirnya pada saat-saat tertentu saja kita sopan. Seperti disekolah,
ditempat kuliah, ataupun di tempat-tempat formal yang lainnya. Keadaan ini
seharusnya jangan sampai terjadi karena lama kelamaan akan menimbulkan
hilangnya kebudayaan kita dan mungkin akhirnya kita tidak mempunyai
kebudayaan sendiri.
9. Dalam menghasilkan atau melestarikan budaya kesopanan dan moral di
Indonesia, tidaklah perlu melakukan hal yang rumit. Mulai untuk membudayakan
kesopanan dari dalam diri kita merupakan salah satu langkah yang paling awal.
Tentunya hal yang kita lakukan akan terlihat dan barangkali orang lain juga akan
mengikuti. Baik dalam hal yang kecil sampai ke hal yang besar. Alangkah baiknya
jika dalam melakukan pelestarian perilaku, kita juga didukung oleh keluarga kita,
orang yang dekat dengan kita. Kita belajar budaya yang sama dengan keluarga kita.
Tetapi perlu diperhatikan, budaya tidak hanya tentang bahasa, tetapi juga mencakup
etika, dan kebudayaan yang mengarah pada kesopanan. Setelah semua itu
terlaksana dengan baik, maka pelestarian budaya kesopanan akan mudah
disebarkan kepada orang lain. Untuk melestarikan dan menyebar kepada
masyarakat, tidaklah perlu untuk mengeluarkan budget yang sangat banyak, kami
akan membuat suatu video yang akan disebar melalui media social. Dengan video
ini akan sangat berguna bagi masyarakat Indonesia.
Dengan film pendek ini sebagai salah satu bentuk kegiatan kami diharapkan
dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar. Film pendek ini akan memberikan
dampak positif kepada seluruh masyarakat Indonesia. Film ini juga akan
memberikan hal-hal yang baik untuk dicontoh. Semoga kegiatan kami dapat
memajukan kesejahteraan dan membuat Indonesia lebih baik.
10. BAB III
PROSES KEGIATAN
Di dalam metode kegiatan ini, kami selaku kelompok yang diketuai oleh
Alvin Fernando, beserta para anggotanya yaitu Adelia Rizky, Mahumudi Puja,
Muhammad Fadhil A, dan Shirleen Cornelia, akan melakukan pembuatan film yang
mencerminkan tentang Budaya-budaya di Indonesia. Berikut metode yang akan
kami lakukan dalam kegiatan kami, antara lain :
1. Sebelum kami membuat proposal, kami menentukan dulu tema dan topik yang
telah ditentukan pada mata kuliah Character Building Kewarganegaraan. Kami
lebih memilih untuk membuat film tentang identitas Indonesia untuk memberikan
tentang pentingnya identitas bangsa Indonesia ini.
2. Proposal yang sudah kami buat seutuhnya, kami ajukan kepada dosen kami,
Petrus Hepi Witono, untuk menandatangani proposal kami sebagai tanda
persetujuan rencana kegiatan yang akan kami lakukan.
3. Proposal yang sudah disetujui, kami serahkan ke pihak Teach For Indonesia
(TFI) untuk kami dapatkan surat pengantar TFI bila bahwa kami sedang melakukan
proses syunting film jika ada hal-hal yang tidak kami inginkan saat proses sedang
berlangsungnya syuting.
4. Perijinan yang sudah disetujui, kami menuju ke tahap selanjutnya yaitu membuat
sebuah blog(https://budayanasionalbangsakita.blogspot.co.id/) , dimana blog
tersebut kelak akan berisi kegiatan-kegiatan kami.
5. Setelah membuat blog, kami kemudian mendaftarkannya pada link TFI untuk
Character Building Kewarganegaraan supaya blog yang kami buat akan terdaftar
secara resmi di TFI.
6. Sebelum kami melakukan kegiatan ini, kami akan membuat script atau naskah
untuk pembuatan film nantinya. Setelah Naskah sudah selesai, kami akan meninjau
berbagai lokasi atau tempat yang sesuai dengan naskah yang buat.
7. Kegiatan ini kami akan melakukan proses shooting di berbagai tempat yang di
tentuin sebelumnya, sebelum kami syuting, kami akan meminta izin dulu di tempat
11. yang akan kami shooting. Lalu pada shooting pertama kami akan memulai di
sebuah rumah, syuting kedua kali di sekitar alam sutera, lalu yang ketiga kamia
akan melalukan di luar alam sutera dan yang terakhir di binus alam sutera.
8. Setelah kegiatan selesai, kami akan membuat laporan akhir kegiatan Character
Building Kewarganegaraan yang berisi laporan kegiatan yang sudah kami lakukan
dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima yang akan kami kumpulkan
paling lambat pada pertemuan ke-10 di kelas.
9. Pada pertemuan yang ditentukan dosen kami, kelompok kami akan
mempresentasikan seluruh rangkaian kegiatan yang sudah kami lakukan dan
kesimpulan dari kegiatan kami.
12. BAB IV
REFLEKSI
Mahmudi Puja Isnani/2101696595
Banyak kesan yang saya dapatkan dalam mengikuti kegiatan ini dengan
adanya kegiatan ini saya dapat pengalaman baru dalam berakting. Ternyata
berakting itu tak semudah yang kita banyangkan banyak tantangan tersendiri dalam
berakting dalam sebuah film. Tetap diadakan program karena dapat membuat kita
mengalami sesuatu hal yang baru dan unik dan menambah pengalaman.
Shirleen Cornelia/2101713361
Dari projek film yang telah kelompok kami buat, kami memang sengaja
membuat tokoh utamanya bersifat sangat tidak menyenangkan dan sering
merugikan orang lain. Tetapi untungnya ada sebagian orang di sekitar tokoh utama
ini yang masih sabar dan berbaik hati. Kemudian hal ini membuatnya sadar kalau
orang-orang yang selama ini dirugikan ternyata peduli dan ada saat dibutuhkan.
Pesan yang terdapat dalam film pendek ini adalah jangan selalu mengganggu atau
merugikan orang lain. Terkadang orang yang dirugikan adalah orang yang paling
kita butuhkan.
Alvin Fernando/2101715070
Saya beroleh manfaat yang saya dapatkan setelah saya melakukan proyek
ini, mulai dari saya tau tentang indonesia, pengambilan gambar, cara membuat
video, dll. Namun saya mendapat banyak kendala dari kelompok saya, yaitu dimana
ada yang telat, ada waktunya yang tidak tepat, pengambilan shootingnya kurang
bagus, dll. Namun itu saya bisa atasi sebagai ketua. Saya lumayan senang waktu
saya edit videonya banyak yang menarik dengan tingkah lucu yang saya simpan
ketika shooting atau bsa dibilang behind the scene. Saya mendapat banyak manfaat
setelah saya melakukan proyek ini.
Adelia Rizky Margaretha/2101648463
Dalam pembuatan film memang bukanlah sesuatu yang mudah namun
karena adanya kerja sama tim dan walaupun hanya beberapa orang project ini
13. akhirnya selesai. Pesan yang terkandung dalam film ini dapat mengajarkan kita
semua bahwa dari hal sekecil apapun itu, seperti menyapa dapat membuat orang
lain merasa dihargai. Terlebih lagi untuk masyarakat Indonesia, walau di zaman ini
sudah ada kecanggihan teknologi, namun masyarakat Indonesia diharapkan dapat
lebih mengenal dan memperhatikan orang-orang di lingkungan sekitarnya.
Muhammad Fadhil A/ 2101689103
Kami menyadari dalam pembuatan film ini kami mendapat pelajaran bahwa
dengan film pendek yang kami buat dapat berdampak pada anak-anak sekolah yang
mau mengenal identitas negara Indonesia. Tentu saja dengan film yang jalan
ceritanya mudah dimengerti.
Angela Ariesta/ 2101722542
Dalam pembuatan film ini saya dapat sekali banyak manfaat, proses film ini
sendiri dibutuhkan tenaga yang ekstra karena kondisi stamina saya yang kurang fit.
Manfaat bagi orang-orang sekitar yang menonton film ini nanti sangat bagus karena
terdapat pesan-pesan moral yang bagus. Dengan film ini, kami berharap masyarakat
Indonesia dapat menjadikan pribadi yang dibangun sesuai dengan identitas
Nasional.
Alizarin Wisesa/ 2101725802
Kami mendapat pengalaman dalam segi bagaimana cara membuat film yang
baik, dengan memasukkan pesan moral sesuai dengan konsep materi yang
diberikan. Untuk shooting ini sendiri kita memanage waktu masing-masing agar
tidak bentrok dengan jadwal kuliah. Dampaknya ke semua orang juga tentang film
ini untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang mudah dimengerti.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menghargai sesama adalah salah satu bentuk dari identitas
Nasional Indonesia. Indonesia merupakan Negara multikultural dengan
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu. Namun
seringkali ada beberapa orang menilai atau menjelekkan penampilan fisik
dari budaya yang berbeda dengannya. Hal itu dapat disebabkan karena dia
14. belum mengerti latar belakang budaya tersebut. Pada dasarnya kita lahir di
Negara yang sama dan tumbuh dengan sejarah yang sama walau memiliki
latar belakang budaya yang berbeda, dan pembentukan moral dengan cara
yang berbeda di setiap daerah di Indonesia. Penyadaran akan sikap
menghargai dapat meningkatkan moral dalam pembentukan karakter
masyarakat di Indonesia.
B. Saran
Mulailah menghargai siapapun orangnya, jangan melihat latar
belakang adat dan budayanya, siapapun tidak dapat mengatur anda ketika
anda mau berteman dengan siapa saja. Keuntungan dari sikap menghargai
ini dapat membuat diri sendiri dan orang lain dianggap bernilai. Kalau kita
mau dihargai kita harus terlebih dahulu menghargai orang lain.
15. DAFTAR PUSTAKA
1. Identitas Nasioanal, http://www.dosenpendidikan.com/identitas-nasional-
pengertian-fungsi-hakikat-unsur-contoh/
2. Budaya Indonesia, https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/item8?
3. Budaya Senyum Sapa Salam,
https://www.kompasiana.com/syelinetrivena/budaya-senyum-sapa-
salam_54f90c32a3331100448b4a63
4. Faktor Penyebab Rendahnya Rasa Nasionalisme,
http://kalihwelas12.blogspot.co.id/2017/03/faktor-penyebab-rendahnya-
rasa.html
5. Hilangnya Kesopanan di Kalangan Remaja,
http://akuulupa.blogspot.co.id/2014/04/hilangnya-kesopanan-di-kalangan-
remaja.html
6. Etika, Norma Nilai, dan Akhlak,
https://yohanalissogara.blogspot.co.id/2015/03/moral-etika-norma-nilai-dan-
akhlak.html
7. Toleransi, https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi