SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK MINYAK DAUN
CENGKEH (Eugenia aromatica) DI KABUPATEN
HALMAHERA BARAT
ZEFIKA ZAHLINAR
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Kelayakan Pendirian
Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Zefika Zahlinar
NIM F34110091
ABSTRAK
ZEFIKA ZAHLINAR. Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh
(Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat. Dibimbing oleh SUKARDI.
Minyak daun cengkeh merupakan minyak atsiri (essential oil) yang berasal dari
daun cengkeh. Minyak daun cengkeh digunakan sebagai bahan baku oleh industri
karena kandungan eugenolnya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui
kelayakan pendirian pabrik minyak daun cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat.
Metode yang digunakan adalah metode analisis kelayakan investasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat permintaan lebih tinggi dibanding tingkat penawaran.
Kapasitas pabrik minyak daun cengkeh sebesar 2 ton daun cengkeh kering/hari,
berlokasi di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat. Investasi yang dibutuhkan sebesar
Rp 722,24 juta dan modal kerja sebesar Rp 165 juta. Kriteria investasi menunjukkan
nilai Net Present Value sebesar Rp 586 juta, IRR 20%, B/C Ratio 1.71, dan Pay Back
Period selama 4 tahun 3 bulan. Titik impas tercapai saat penjualan minyak cengkeh
sebanyak 13 ton. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pabrik layak didirikan bila
penurunan kapasitas produksi maksimum sebesar 6,85%, penurunan harga jual
maksimum sebesar 4,1%, dan kenaikan harga bahan baku maksimum sebesar 16,3%.
Berdasarkan seluruh aspek yang dianalisis, pabrik minyak daun cengkeh layak
didirikan di Kabupaten Halmahera Barat.
Kata kunci: Minyak daun cengkeh, minyak atsiri, studi kelayakan, halmahera barat.
ABSTRACT
ZEFIKA ZAHLINAR. Feasibility Studi of Establishment Clove (Eugenia aromatica)
Leaf Oil Factory in West Halmahera. Supervised by SUKARDI.
Clove leaf oil is an essential oil which derived from clove leaf. Clove leaf oil is
used as a raw material by the industry because of the high content of eugenol. This
research aims to provide an overview of information and feasibility of establishment
clove leaf oil factory. The method used is the method of investment feasibility analysis.
Market demand of clove oil higher than its supply. The capacity of clove leaf oil
factory planned 2 tons of dried clove leaf/day, location in District Jailolo, West
Halmahera. Investment required is about 722 million rupiah and working capital is
about 165 million rupiah. Investment criteria indicates the value of Net Present Value
is Rp 586 milion, IRR 20%, B/C Ratio 1.71, and Pay Back Period is 4 years and 3
months. Break-even point is reached when the sale of clove oil as much as 13 tons.
The sensitivity analysis shows that the industry is feasible when the maximum
decrease in production capacity is 6,85%, the maximum decrease of selling price is
4,1%, and the maximum increase purchase price of leaf clovers is 16,3%. Based on
the results of research, the clove leaf oil factory is feasible for built in West Halmahera.
Keyword: Clove leaf oil, essential oil, feasibility studies, west halmahera.
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK MINYAK DAUN
CENGKEH (Eugenia aromatica) DI KABUPATEN
HALMAHERA BARAT
ZEFIKA ZAHLINAR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi : Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia
aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat
Nama : Zefika Zahlinar
NIM : F34110091
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Sukardi, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
sebagai syarat mendapatkan gelar S.Tp dari Departemen Teknologi Industri Pertanian
di Institut Pertanian Bogor. Salawat dan salam juga saya limpahkan pada nabi besar
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini ialah studi kelayakan, dengan judul Studi
Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di
Kabupaten Halmahera Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sukardi, MM. selaku
pembimbing. Di samping itu, ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para pakar
yang sangat berperan dalam karya ilmiah ini, yaitu Bapak Eko Sudarmono, Bapak
Agus, Bapak Hendra, Bapak Meika Syahbana Rusli, Bapak Andes, Rayza Pranadipa,
dan Amina.
Cinta dan kasih sayang juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya,
Drh Sumardi dan Chairiah Batarfie untuk doa-doa mereka, dukungan, dan
kepercayaan yang mereka berikan agar saya selalu menjadi yang terbaik. Tidak luput
juga cinta kasih kepada kakak-kakak sayang, Safirah Irsalina, Irhazh Salsabil, dan
Miqdad Aufa yang selalu membimbing saya menjadi pribadi yang lebih baik, lalu
sepupu saya, Sindi Naulah, yang mengikuti saya untuk kuliah di departemen ini.
Semoga seluruh keluarga selalu berada di bawah perlindungan Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.
Penulisan karya ilmiah ini dan masa-masa kuliah penulis juga tidak akan berjalan
mudah bila tidak adanya teman-teman saya yang selalu mendukung dan memberi
masukan. Terimakasih kepada Risda Gustriani, Raudhatul Jannah, Nadira Tizani, dan
Luni Aulia Syafwani atas segala memori dan waktunya selama empat tahun ini dalam
menemani saya dalam suka dan duka juga menjadi pendengar terbaik saya. Semoga
kita dapat terus menjaga silaturahmi hingga tua nanti. Terimakasih kepada teman-
teman terbaik dalam petualangan hidup saya Fauzan Alhakim, Tio Nandika E.P, Naura
Narinda, Adya Dinda, Fitrian Rakadiaputra, Andi Prawoto, Reno Panji, Imam
Muharram, M. Irham Raenaldi, dan anggota Kopadjo and friends lainnya, juga kepada
teman-teman sebimbingan saya, Nur Afni, Rakhmat Irham, Alfiyan Hudan, M Basyir
Tomo yang selalu saling mendukung dan kepada seluruh keluarga besar
TINFORMERS yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Zefika Zahlinar
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE PENELITIAN 2
Waktu dan Lokasi Penelitian 2
Data Penelitian 3
Metode Pengumpulan Data 3
Metode Pengolahan Data dan Analisis 3
Analisis Pasar dan Pemasaran 4
Analisis Teknis dan Teknologis 4
Analisis Manajemen dan Organisasi 4
Analisis Lingkungan dan Legalitas 5
Analisis Finansial 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Aspek Pasar dan Pemasaran 7
Potensi Pasar 7
Identifikasi Hambatan 8
Strategi Pemasaran 8
Aspek Teknis dan Teknologis 9
Bahan Baku 9
Ketersediaan Bahan Baku 9
Kapasitas Produksi 9
Proses Produksi 10
Neraca Massa 12
Kebutuhan Mesin dan Peralatan 12
Lokai Pabrik 13
Kebutuhan Luas Ruangan 13
Perancangan Tata Letak dan Layout Pabrik 15
Aspek Manajemen dan Organisasi 18
Struktur Organisasi 18
Kebutuhan Tenaga Kerja 19
Deskripsi Pekerjaan 19
Aspek Legalitas dan Lingkungan 20
Badan Usaha 20
Perizinan 20
Pengolahan Limbah 21
Aspek Finansial 21
Biaya Investasi 22
Biaya Modal Kerja 23
Biaya Operasional 24
Proyeksi Laba Rugi 24
Analisis Titik Impas 24
Harga Pokok Produksi dan Harga Penjualan 25
Proyeksi Arus Kas 25
Analisis Sensitivitas 25
SIMPULAN DAN SARAN 26
Simpulan 26
Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28
RIWAYAT HIDUP 41
DAFTAR TABEL
1 Prakiraan Potensi Ketersediaan Bahan Baku Daun Cengkeh Gugur di
Kabupaten Halmahera Barat 1
2 Spesifikasi Minyak Daun Cengkeh 8
3 Spesifikasi Minyak Cengkeh di Beberapa Perusahaan Eksportir 8
4 Baku Mutu Air Umpan Boiler 10
5 Mesin dan Peralatan Penyulingan Minyak Daun Cengkeh 12
6 Kebutuhan Luas Ruang 15
7 Alasan Penilaian Derajat Keterkaitan 16
8 Kebutuhan Tenaga Kerja 19
9 Biaya Pra Investasi 22
10 Komposisi Biaya Modal Kerja 23
11 Biaya Investasi 23
12 Kriteria Investasi 25
13 Analisis Sensitivitas 26
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir analisis aspek manajemen dan organisasi 5
2 Skema Distilasi Kukus 12
3 Peralatan penyulingan: (a) Boiler pipa api (b) Ketel suling (c) Kumparan
kondensor 13
4 Diagram Keterkaitan Aktivitas pada Pabrik Minyak Daun Cengkeh 16
5 Grafik Hasil Perhitungan Nilai TCR 17
6 Template Keterkaitan Aktivitas 18
7 Grafik Analisis Titik Impas 24
DAFTAR LAMPIRAN
1 Neraca Massa Minyak Daun Cengkeh 28
2 Kebutuhan Luas Ruangan Produksi 28
3 Layout Pabrik Minyak Daun Cengkeh 29
4 Struktur Organisasi Pabrik Minyak Daun Cengkeh 30
5 Rincian Biaya Investasi 31
6 Proyeksi Laba-Rugi 32
7 Proyeksi Harga Pokok Produksi 32
8 Arus Kas dan Kriteria Investasi 33
9 Analisis Sensitivitas (1) 35
10 Analisis Sensitivitas (2) 37
11 Analisis Sensitivitas (3) 39
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cengkeh (Eugenia aromatica O.K) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki
jumlah lahan cukup luas. Hingga sampai saat ini pun, cengkeh masih menjadi
komoditas utama yang dihasilkan di seluruh kabupaten di Maluku Utara tidak
terkecuali Kabupaten Halmahera Barat. Hal ini disebabkan wilayah timur Indonesia
memiliki iklim kering dengan curah hujan yang relatif rendah yang baik untuk tanaman
cengkeh. Hasil utama perkebunan cengkeh ialah bunga cengkeh dengan hasil samping
daun cengkeh gugur yang menjadi sampah bagi petani. Kabupaten Halmahera Barat
ialah salah satu kabupaten yang memiliki lahan cengkeh besar di Indonesia dengan
luas lahan 1.886 Ha. Daun cengkeh gugur terhitung banyak di kabupaten ini. Dengan
asumsi jarak tanam setiap pohon cengkeh yakni 8x8 m, maka terdapat pohon cengkeh
sebanyak 294.687. Jika daun cengkeh gugur per pohon sebanyak 0,5 kg/minggu, maka
daun cengkeh gugur yang tersedia di kabupaten ini sebanyak 7.662 ton/tahun.
Prakiraan ketersediaan daun cengkeh gugur dihitung dari tingkat produksi cengkeh
per tahun yang disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Prakiraan Potensi Ketersediaan Bahan Baku Daun Cengkeh
Gugur di Kabupaten Halmahera Barat
Tahun
Produksi Cengkeh
(ton/tahun)
Jumlah Pohon
cengkeh
Daun cengkeh
gugur (ton/tahun)
2008 385 200.450 5.212
2009 564 293.646 7.635
2010 564 293.646 7.635
2011 566 294.687 7.662
2012 566 294.687 7.662
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2013
Ketersediaan daun cengkeh ini dapat berpengaruh pada produksi minyak
cengkeh yang berkelanjutan dan stabil. Pendirian pabrik minyak daun cengkeh juga
dapat berarti memudahkan petani cengkeh dalam menanggulangi sampah dan
meningkatkan nilai daun cengkeh yang awalnya hanya menjadi limbah. Salah satu
pemanfaatan daun cengkeh gugur ialah minyak daun cengkeh dengan kandungan
eugenol yang cukup tinggi, yaitu berkisar 65-85% (I; MBUKSW 2014). Hal ini yang
menyebabkan minyak cengkeh dan produk turunannya sangat dibutuhkan oleh
industri-industri minyak atsiri, farmasi, dan pangan dengan tingkat produksi minyak
cengkeh di Indonesia sekitar 3000-3500 MT (ton) per tahun sedangkan minyak
cengkeh menguasai 70% pasar ekspor dunia, yaitu sebesar 3850 ton/tahun (DAI 2014).
Prospek minyak daun cengkeh ini sangat menarik untuk lebih dikembangkan di
Halmahera Barat mengingat ketersediaan bahan baku yang cukup banyak. Selain itu,
prospek jenis agroindustri ini mempunyai beragam keuntungan kompetitif, termasuk
di dalamnya peningkatan taraf hidup dan pengembangan masyarakat sekitar yang
2
umumnya hanya sebagai buruh panen dan nelayan karena turut serta melibatkan
masyarakat dalam kontinuitas pabrik. Banyaknya alternatif dalam memulai pabrik
minyak daun cengkeh menyebabkan butuhnya kajian atau studi kelayakan. Semua
data, fakta, dan berbagai pendapat yang dikemukakan dalam studi kelayakan tersebut
dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pendirian industri minyak daun
cengkeh apakah proyek yang bersangkutan akan direalisasikan, dibatalkan, atau
direvisi. Proyek terdiri dari tahapan prakonstruksi (pra investasi), tahapan konstruksi
implementasi (investasi), dan tahapan operasi. Studi kelayakan ini mengkaji beberapa
aspek yang berpengaruh terhadap kelayakan pendirian industri tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji kelayakan pendirian pabrik minyak daun
cengkeh yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek
manajemen dan organisasi, aspek legalitas dan lingkungan, serta aspek finansial.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi berbagai aspek yang mempengaruhi
pendirian pabrik minyak daun cengkeh mulai dari perencanaan bahan baku sampai
terbentuk produk dalam skala industri. Aspek-aspek yang akan dikaji yaitu aspek
pemasaran yang melingkupi potensi pasar, identifikasi hambatan, dan strategi
pemasaran. Aspek teknis dan teknologis meliputi bahan baku, ketersediaan bahan
baku, kapasitas produksi yang akan berpengaruh terhadap proses produksi, proses
produksi, neraca massa, kebutuhan mesin dan peralatan yang digunakan, lokasi pabrik,
kebutuhan luas ruangan, serta perancangan tata letak dan layout pabrik. Aspek
manajemen operasional meliputi kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, dan
deskripsi pekerjaan. Aspek legalitas dan lingkungan meliputi bentuk badan hukum
pabrik minyak atsiri dan perizinan yang harus dipenuhi terkait industri minyak atsiri,
serta pengolahan limbah yang dihasilkan oleh industri minyak atsiri. Aspek finansial,
meliputi prakiraan jumlah dana yang dibutuhkan seperti biaya investasi dan
operasional, pengkajian laba rugi, pengkajian harga pokok produksi dan penerimaan,
prakiraan titik impas, arus kas dan kriteria-kriteria investasi yang akan berpengaruh
terhadap kelayakan pabrik, serta kajian analisis sensitivitas.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dimulai bulan Februari 2015 dan berakhir pada Mei 2015. Penelitian
dilakukan di Bogor melalui kajian-kajian studi kelayakan dan survei proyek sejenis
dilakukan di Kabupaten Purwakarta. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan terdapat banyak penyulingan minyak daun cengkeh di Kabupaten
Purwakarta.
3
Data Penelitian
Data-data dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis, yaitu data primer dan
sekunder. Data primer yang dibutuhkan yaitu alur proses penyulingan, spesifikasi
mesin penyulingan, tipe kemasan yang umum digunakan, profesi masyarakat di
Kabupaten Halmahera Barat, harga beli bahan baku daun cengkeh, harga jual minyak
cengkeh di tingkat penyuling, harga mesin penyulingan, industri-industri pengguna
minyak cengkeh, dan jumlah kebutuhan industri.
Adapun data sekunder yang dibutuhkan yaitu tingkat produksi minyak cegkeh,
tingkat ekspor minyak cengkeh, kandungan minyak daun cengkeh, kadar eugenol daun
cengkeh, luas lahan cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat, jumlah populasi tanaman
cengkeh, tingkat produksi cengkeh, waktu penyulingan daun cengkeh, metode-metode
penyulingan, rendemen minyak daun cengkeh dari bahan baku di daerah Halmahera,
persyaratan izin pendirian pabrik, metode pengolahan limbah, dan besarnya pajak (pph
dan pbb) yang digunakan.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian ini.
Pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menurut jenis data yang dikumpulkan.
Data primer diperoleh dengan metode pengamatan langsung (observasi), dokumentasi,
kuesioner terbuka, dan metode wawancara terstruktur melalui daftar pertanyaan yang
diisi langsung oleh peneliti sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh dari pakar
(praktisi ataupun akademisi). Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati
aktivitas penyulingan daun cengkeh kering menjadi minyak daun cengkeh yang
dilakukan oleh pengusaha minyak cengkeh rakyat. Data sekunder dikumpulkan
melalui metode studi pustaka seperti penelusuran buku, laporan, artikel, jurnal, data
statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang didasarkan
atas tujuan tertentu. Sampel yang diambil terdiri dari dua jenis, yaitu sampel
judgemental yang dipilih berdasarkan pendapat analis dan hasil penelitian digunakan
untuk menarik kesimpulan tentang item-item di dalam sampel yaitu pada observasi
sesungguhnya dan jenis sampel lainnya yaitu sampel statistikal yang dipilih secara
acak/random dari seluruh populasi dan hasil penelitiannya dapat digunakan untuk
menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Dari keseluruhan pabrik minyak daun
cengkeh merupakan pelaku industri minyak atsiri. Selain itu, peneliti juga mengambil
data dari informan yang merupakan pihak eksternal dari pabrik minyak daun cengkeh
tersebut, seperti aparatur pemerintah, asosiasi pengusaha atsiri (Dewan Atsiri
Indonesia), dan lembaga pemasaran atsiri.
Metode Pengolahan Data dan Analisis
Pengolahan data dilakukan pada data kuantitatif dalam bentuk tabulasi dengan
bantuan aplikasi Microsoft Excel 2013 dan Microsoft Visio 2013. Analisis data dalam
penelitian ini dibagi atas analisis kuantitatif berupa analisis aspek teknis dan teknologis
dari segi proses, penetapan kapasitas produksi, pemilihan proses produksi dan
peralatan, kebutuhan luas ruangan dan keterkaitannya menggunakan A-R Chart, dan
4
kebutuhan tenaga kerja; aspek pasar dan pemasaran dari segi identifikasi potensi pasar
dan analisis sistem pemasaran atsiri; dan aspek finansial dari segi perhitungan arus kas
dan laba rugi, analisis sensitivitas, serta kriteria kelayakan investasi proyek seperti
NPV, IRR, Net B/C dan PBP; sedangkan analisis kualitatif berupa statistik deskriptif
untuk memperoleh gambaran mengenai aspek lingkungan dan legalitas seperti analisis
dampak lingkungan, perarturan pemerintah, dan perizinan; aspek manajemen dan
organisasi seperti struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan spesifikasi kerja; dan
aspek pasar dan pemasaran seperti strategi pemasaran.
Analisis Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan,
penawaran, harga, sistem pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh
perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Aspek-aspek yang
dikaji pada analisis pasar dan pemasaran meliputi analisis potensi pasar, identifikasi
hambatan, dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar tersebut. Semua aspek
tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sumber
data yang diperoleh.
Analisis Teknis dan Teknologis
Analisis teknis dan teknologis mencakup teknis suatu proyek industri secara
spesifik yang terdiri dari bahan baku, kapasitas produksi, proses produksi, mesin dan
peralatan, perancangan aliran bahan, lokasi usaha, keterkaitan antar aktivitas,
penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik. Pemilihan jenis teknologi
proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya
produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses
produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan
jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Di dalam
menganalisis dan merancang keterkaitan aktivitas untuk menentukan tata letak pabrik
dapat digunakan bagan keterkaitan antar kegiatan (Activity Relationship-Chart)
(Wignjosoebroto 2009). Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan
meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi.
Analisis Manajemen dan Organisasi
Analisis dari aspek ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
bentuk organisasi yang tepat dan menentukan pelaksana proyek. Dari gambaran
tersebut akan diketahui tenaga manajemen apa dan berapa yang diperlukan untuk
mengelola proyek agar berhasil (Subagyo 2008). Kajian tedap manajemen dan
organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan an struktur organisasi yang sesuai,
kebutuhan tenaga kerja, dan deskripsi dan spesifikasi kerja. Aliran analisis manajemen
dan organisasi disajikan pada Gambar 1.
5
Gambar 1 Diagram alir analisis aspek manajemen dan organisasi
Analisis Lingkungan dan Legalitas
Analisis lingkungan meliputi sejauh mana keadaan tingkat lingkungan dapat
menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang diperlukan,
seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar, serta analisis mengenai dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek pabrik ini. Analisis legalitas meliputi
mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
Analisis Finansial
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisis finansial meliputi Break-Even
Point, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back
Period, dan analisis sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk melihat
kelayakan industri secara finansial.
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih dari nilai investasi sekarang dengan
nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Park dan Tippett
1999). Formula yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:
NPV = ∑
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
( 1 + i)t
𝑛
𝑡=0
dengan Bt = keuntungan pada tahun ke-t
Ct = biaya pada tahun ke-t
i = tingkat suku bunga (%)
Mulai
Menentukan tujuan perusahaan
Mempertimbangkan:
• Data perkiraan investasi yang
diperlukan dari
penggunaan mesin dan bahan baku
• Data kapasitas produksi
• Teknologi proses yang digunakan
Menentukan struktur organisasi,
deskripsi dan spesifikasi kerja,
dan kebutuhan tenaga kerja
Menentukan bentuk usaha yang
dipilih
Referensi,
pustaka, dan
mengacu pada
aspek teknis dan
teknologis serta
aspek finansial
selesai
6
t = periode investasi (t = 0,1,2,3,…,n)
n = umur ekonomis proyek
Proyek dianggap layak dan dapat dilaksanakan apabila NPV > 0. Jika NPV <
0, maka proyek tidak layak dan tidak perlu dijalankan. Jika NPV sama dengan nol,
berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi
modal.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) atau arus pengembalian internal dihitung untuk
mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Menurut Park dan
Tippet (1999), rumus IRR adalah sebagai berikut.
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖(+) +
𝑁𝑃𝑉(+)
𝑁𝑃𝑉(+) − 𝑁𝑃𝑉(−)
[𝑖(−) − 𝑖(+)]
dengan NPV(+) = NPV bernilai positif
NPV(-) = NPV bernilai negatif
i(+) = suku bunga yang membuat NPV positif
i(-) = suku bunga yang membuat NPV negatif
Proyek layak dijalankan bila nilai IRR besar dari nilai suku bunga yang digunakan atau
tingkat suku bunga minimum (MARR) yang menguntungkan.
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah
present value yang bernilai negatif (modal investasi) dan positif untuk melihat berapa
kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan (Grant et al. 1996).
Formulasi perhitungan net B/C adalah sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡
𝐵
𝐶
=
∑
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
(1 + 𝑖) 𝑡
𝑛
𝑡=1
∑
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
(1 + 𝑖) 𝑡
𝑛
𝑡=1
, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵𝑡– 𝐶𝑡 > 0
, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 < 0
Jika net B/C bernilai lebih dari satu, berarti proyek layak dijalankan, sedangkan jika
net B/C kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan.
4. Break-Even Point (BEP) dan Payback Period (PBP)
Break Even Point atau titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi sama
besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Giatman (2006),
hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus berikut :
𝐵𝐸𝑃(𝑄) =
FC
P − VC
𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐸𝑃(𝑅) =
FC
1 − (VC/P)
dengan: FC = Fix Cost (biaya tetap)
VC = Variable Cost (biaya tidak tetap) per unit produk
P = Price (harga per unit produk)
7
Analisis payback period (PBP) bertujuan untuk mengetahui seberapa lama
(periode) kembalinya investasi saat terjadinya kondisi titik impas (BEP). Lamanya
periode pengembalian (k) saat kondisi BEP adalah:
k(𝑃𝐵𝑃) = ∑ CF 𝑡
𝑘
𝑡=0
≥ 0
dengan: CFt = Cash Flow periode ke t
5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter
aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur
tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap
investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu
proyek tidak sensitif terhadap unsur yang dimaksud (Giatman 2006). Parameter-
parameter investasi yang memerlukan analisis sensitivitas antara lain : investasi,
benefit atau pendapatan, faktor produksi, dan suku bunga (i).
Park dan Tippett (1999) menambahkan, analisis sensitivitas diperlukan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan variabel-variabel pada saat proyek
tersebut dilaksanakan. Perhitungan kembali perlu dilaksanakan, mengingat proyeksi-
proyeksi yang ada banyak mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Pasar dan Pemasaran
Potensi Pasar
Potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen. Salah satu faktor
yang mendasari potensi pasar ini ialah jumlah konsumen potensial, yaitu konsumen
yang memiliki keinginan untuk membeli (Sulistiorini 2011). Minyak cengkeh
merupakan produk setengah jadi yang umumnya digunakan sebagai bahan baku
industri minyak atsiri, diantaranya PT Djasula Wangi, CV Indaroma, CV Sumber
Multi Atsiri, PT IFF Indonesia, PT Givaudan Indonesia, PT Indesso, dan PT Haldin
Pasific Semesta. Pasar minyak cengkeh Indonesia menguasai 70% dari ekspor dunia,
yaitu sebanyak 3.850 ton/tahun yang cenderung meningkat tiap tahunnya. Dari segi
penawaran, tingkat produksi minyak cengkeh dan produk turunannya berkisar 3.500
ton/tahun yang terdiri dari 60% minyak cengkeh, 30% produk turunan minyak
cengkeh, dan 10% digunakan kembali untuk kebutuhan industri (Ketua DAI 2015).
Kebutuhan minyak cengkeh ini dapat dipenuhi dari berbagai bahan baku cengkeh
seperti bunga, batang, dan daun karena tipisnya perbedaan kandungan eugenol dari
tiap bahan.
Hingga saat ini, pasar minyak cengkeh terbesar ialah dari bahan baku daun
cengkeh. Bila dilihat dari permintaan yang lebih besar dibanding penawaran, tingkat
produksi minyak cengkeh belum dapat memenuhi pangsa pasar ekspor yang tersisa,
yaitu 350 ton/tahun. Ini membuktikan bahwa tingkat permintaan belum sebanding
8
dengan tingkat penawaran. Semakin meningkatnya permintaan akan minyak cengkeh
membuktikan bahwa potensi pasar untuk minyak cengkeh sangat baik.
Identifikasi Hambatan
Hambatan yang mungkin terjadi ialah tingginya risiko saat distribusi produk baik
itu dari segi waktu, biaya, dan produk. Selain itu, adanya kemungkinan sistem
pengumpulan bahan baku tidak berjalan sehingga perlu adanya stok bahan baku untuk
minimasi risiko tidak produksi. Pada bagian produksi sendiri hambatan yang biasa
terjadi adalah mesin yang rusak, waktu idle yang banyak dan masalah teknis lainnya.
Mesin biasanya mudah rusak bila telah memiliki umur yang cukup lama dan tidak
teratur dilakukan perbaikan berkala, sehingga mesin akan mudah mengalami
kerusakan dan membuat terhentinya proses produksi.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada pabrik ini ialah dengan
memfokuskan pada pasar pengolahan minyak daun cengkeh di Pulau Jawa. Industri
besar seperti Indesso umumnya menerima minyak daun cengkeh secara kontinyu
(sustainable) dengan minimum bahan 200 kg. Namun bila tidak bisa memenuhi secara
kontinyu, pengiriman minyak daun cengkeh dapat melalui agen-agen pengumpul
Indesso. Umumnya konsumen atau perusahaan minyak atsiri memiliki spesifikasi
tersendiri dalam sistem penerimaan bahan. Spesifikasi minyak daun cengkeh disajikan
dalam Tabel 2.
Tabel 2 Spesifikasi Minyak Daun Cengkeh
Jenis Uji Satuan Persyaratan
Keadaan warna - Kuning-coklat
Densitas (g/ml) 1,0250-1,0609
Indeks Bias pada suhu 25o
C - 1,52-1,54
Kelarutan dalam Etanol - 1:02
Eugenol Total %, v/v Min. 72
Sumber: I; MBUKSW, 2014
Sistem pasar minyak daun cengkeh juga dapat berbeda di beberapa perusahaan lain
seperti yang disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Sistem Pasar Minyak Daun Cengkeh di Beberapa Perusahaan Eksportir
Indikator
Perusahaan
DW IA SM
Jenis Minyak Semua minyak atsiri Nilam, cengkeh Nilam, pala, cengkeh
Kuota Min 1 kg hingga tak
terbatas
Min 1 kg hingga
tak terbatas
Min 1 kg hingga tak
terbatas
Syarat Kadar eugenol 72% Kadar eugenol 62-
78%
Kadar eugenol 69%
Sistem
Pembelian
Kirim sampel, jika
mutu sesuai minyak
diambil.
Minyak diantar
oleh penyuling
Minyak diantar oleh
penyuling
Sumber: T, 2009
9
Aspek Teknis dan Teknologis
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah daun cengkeh gugur yang telah mengering
yang berasal dari perkebunan cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat. Kandungan
minyak daun cengkeh di wilayah ini terbilang cukup tinggi, yaitu berkisar 2-4%,
dengan kadar eugenol berkisar 65-75%. Hal ini karena kesesuaian iklim dan curah
hujan yang cukup kering di Halmahera, suhu rata-rata 28,05o
C, kelembaban 73-82%,
dan curah hujan 1.500 mm/tahun. Dibanding dengan wilayah penyulingan lain, daerah
Purwakarta Jawa Barat memiliki suhu rata-rata 25o
C, kelembaban berkisar 80%, dan
curah hujan 3.093 mm/tahun, sehingga Kabupaten Halmahera Barat memiliki kondisi
yang lebih sesuai untuk bahan baku penyulingan daun cengkeh. Selain itu, daun gugur
juga lebih banyak diperoleh dari tanaman produktif dengan kondisi musim kering yang
panjang. Namun pada musim penghujan diperlukan proses pengeringan di rumah kaca
terlebih dahulu hingga daun kering bisa dipatahkan. Hal ini bertujuan mempercepat
proses ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak.
Hingga saat ini, daun cengkeh gugur belum digunakan secara optimal. Di
kabupaten ini, daun cengkeh yang gugur hanya menjadi sampah yang secara berkala
dikumpulkan lalu dibakar. Pengumpulan dan pembakaran ini dilakukan oleh buruh
yang dibayar pemilik lahan. Dengan adanya sistem pengumpul, daun cengkeh yang
dikumpulkan secara berkala tersebut dapat dihargai sebesar Rp 650/kg di tingkat
pengumpul dan harga beli pabrik sebesar Rp 750/kg, sehingga pemilik lahan tidak
perlu lagi membayar buruh untuk membersihkan lahannya.
Ketersediaan Bahan Baku
Tanaman cengkeh Indonesia tersebar di seluruh Indonesia dengan luas lahan
yang beragam. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara tahun 2013
pada Tabel 1 yang telah dipaparkan sebelumnya di latar belakang, ketersediaan daun
cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat sebanyak 7.662 ton/tahun sedangkan untuk
Kecamatan Jailolo sendiri memiliki 60% dari keseluruhan lahan sehingga terdapat
4.597 ton/tahun daun cengkeh kering di kecamatan ini. Jumlah tersebut sangat
melimpah untuk dijadikan suplai bahan baku, sehingga ketersediaan bahan baku untuk
pabrik minyak daun cengkeh masih sangat tercukupi. Pengumpulan bahan baku daun
cengkeh gugur akan dilakukan oleh masyarakat sekitar melalui pembentukan tim
secara tersistem sehingga bahan baku yang didapat dari pengumpul pun tidak kurang
atau berlebih dan sesuai dengan kebutuhan pabrik minyak daun cengkeh ini.
Pengumpul terdiri dari enam kelompok yang bertanggung jawab untuk memasok
kebutuhan selama enam hari produksi. Dengan asumsi per karung daun cengkeh
sebanyak 18 kg maka dibutuhkan minimal 112 karung per kelompok per minggu atau
19 karung per kelompok per hari. Dengan asumsi per orang dapat mengumpulkan
minimal 3 karung per hari, maka terdapat 7 orang per kelompok. Sistem ini bersifat
terbuka sehingga siapapun di luar kelompok dapat ikut mengumpulkan dan menjual
daun cengkeh tersebut ke tengkulak/pengumpul untuk dijadikan stok bahan baku di
musim penghujan.
Kapasitas Produksi
Berdasarkan data potensi pasar, ketersediaan bahan baku, dan kemampuan
sistem pengumpul, terdapat 350 ton/tahun pangsa pasar ekspor yang belum terpenuhi,
10
7.662 ton/tahun bahan baku yang tersedia, dan 600 ton/tahun kemampuan pengumpul
bahan baku daun cengkeh. Dengan demikian, produksi dapat dilakukan setiap 6 hari
dalam seminggu. Kapasitas produksi juga ditentukan dari pertimbangan aspek
kemampuan teknis industri. Kapasitas mesin terpasang sebesar 1 ton/siklus dan waktu
siklus sebesar 8 jam yang terdiri dari 6 jam proses penyulingan dan 2 jam bongkar
pasang mesin. Siklus efektif produksi sebanyak 2 kali/hari sehingga kapasitas produksi
ditetapkan sebesar 2 ton/hari yang setara dengan 600 ton/tahun bahan baku atau
sebesar 56 kg/hari minyak daun cengkeh.
Proses Produksi
Pada proses produksi minyak daun cengkeh diperlukan beberapa persiapan dan
pengolahan awal sampai menjadi produk. Berikut adalah beberapa tahapan dalam
memproduksi minnyak daun cengkeh:
1. Proses Loading (Penerimaan)
Pada proses ini bahan baku di diterima pada ruang penerimaan. Pada tahap ini
bahan baku dipersiapkan dan ditimbang sesuai dengan kapasitas yang akan
diproduksi. Pada tahap ini juga dilakukan proses penjemuran daun cengkeh bila
daun cengkeh lembab karena kondisi iklim dan cuaca yang tidak sesuai dengan
spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan. Pada proses pengeringan ini juga
dilakukan sortasi bahan baku untuk menghindari daun busuk dan kotoran yang
menempel pada daun.
2. Penyiapan Boiler dan Air Umpan
Boiler digunakan dalam mengubah energi air menjadi uap (steam) sebagai
pemindah tenaga kalor dengan bantuan panas dari pembakaran ampas daun
cengkeh. Untuk menguapkan 1 kg air dibutuhkan 540 kkal bahan bakar. Dalam
satu siklus produksi membutuhkan 1.000 kg air sehingga energi yang dibutuhkan
yaitu 540.000 kkal. Nilai kalori ampas daun per kg sebesar 3.670 kkal maka
kebutuhan energi pembakaran ini setara dengan 147,14 kg ampas daun cengkeh
kering. Kebutuhan air umpan boiler ini tidak dapat langsung diambil dari sungai
melainkan harus diolah terlebih dahulu karena air yang akan digunakan sebagai
umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan
terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler dan air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi boiler. Baku mutu air untuk
umpan boiler disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Baku Mutu Air Umpan Boiler
Parameter Satuan Standar
PH unit 10,5-11,5
Conductivity Ymhos/cm 5000, max
TDS Ppm 3500, max
P-Alkalinity ppm -
M- Alkalinity Ppm 800 , max
O – Alkalinity Ppm 2,5 x SiO2 , min
Silica Ppm 150, max
Besi Ppm 2, max
SulpHite residual Ppm 20,5
PH Condensate Unit 8,0 – 9,0
Sumber: NI, 2013
11
Salah satu metode pengolahan air umpan boiler ialah dengan metode
demineralisasi. Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur
silika, sulfat, klorida, dan karbonat dengan menggunakan resin. Demineralisasi
terdiri dari beberapa urutan proses, yaitu cation exchanging, degasifer, anion
exchanging, lalu diakhiri dengan mix bed polishing. Air yang telah bebas mineral
ini kemudian ke polish water tank yang dapat langsung digunakan sebagai air
umpan boiler.
3. Proses Penyulingan
Penyulingan daun cengkeh dilakukan dengan metode distilasi kukus (steam
distillation). Proses distilasi kukus adalah ekstraksi minyak atsiri dari bahan
bakunya yang diletakkan pada suatu pelat berlubang atau sarangan (screen plate),
dengan uap (steam) yang dihasilkan dari boiler yang letaknya terpisah dari ketel.
Uap dari boiler dialirkan ke dalam ketel dengan tekanan yang secara gradual
meningkat. Peningkatan tekanan ini dilakukan untuk mengefisiensikan ekstraksi
semua minyak dalam sel-sel daun. Proses dengan tekanan gradual ini dapat
meningkatkan hasil tambahan sekitar 1-2% lebih tinggi dibandingkan dengan cara
konvensional yang menggunakan tekanan atmosfer.
Ekstraksi minyak atsiri terjadi dalam fase uap yang kemuadian
dikondensasikan melalui kumparan pipa dengan memanfaatkan sistem
pendinginan kolam secara counter-current, yaitu jalur pipa uap berlawanan arah
dengan jalur air pendingin. Setelah melalui kondensasi, proses selanjutnya ialah
pemisahan antara minyak atsiri dan air kondensat melalui alat pemisah minyak
dengan sistem pengendapan (skema distilasi kukus disajikan pada Gambar 2).
Keunggulan proses distilasi kukus ini dibanding metode distilasi lainnya (distilasi
air dan distilasi air dan kukus) adalah aroma yang dihasilkan akan lebih kuat
(strong oil) dengan kadar eugenol yang lebih tinggi dibanding metode distilasi
lainnya (I; MBUKSW 2014). Penyulingan dilakukan selama 6 jam dan estimasi
waktu untuk penyiapan bahan dan alat penyulingan selama 2 jam sehingga total
waktu satu siklus produksi ialah 8 jam.
12
Gambar 2 Skema Distilasi Kukus
4. Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan dengan memasukkan langsung minyak hasil
penyulingan ke dalam jerigen-jerigen HDPE berwarna berukuran 25 L yang dapat
menampung 20 kg minyak daun cengkeh. Pemilihan kemasan primer ini
dilakukan agar produk mudah didistribusikan dan minimasi risiko melalui
ekspedisi jalur laut. Dalam proses ini perlu lebih berhati-hati karena tingginya
kemungkinan loss massa akibat tercecer atau tumpah.
Neraca Massa
Neraca massa berguna untuk mengetahui besaran input dan output yang
dibutuhkan dan dihasilkan dalam satu rangkaian proses (satu siklus). Perhitungan
neraca massa ini juga dapat digunakan untuk merekayasa kebutuhan bahan baku dalam
mencapai target produksi yang diinginkan. Basis yang digunakan dalam perhitungan
ini ialah 1 ton daun cengkeh kering, neraca massa penyulingan daun cengkeh kering
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Dengan asumsi rendemen 2,8% untuk bahan baku di daerah Maluku (Mirna
1989) serta kebutuhan air boiler setara dengan input bahan baku, minyak daun cengkeh
yang dihasilkan sebanyak 28 kg. Ampas daun cengkeh sebagai residu dapat
dimanfaatkan kembali uuntuk pembakaran boiler sedangkan air kondensat minyak
cengkeh harus diolah kembali agar aman untuk dibuang ke lingkungan.
Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Kebutuhan peralatan yang digunakan untuk proses produksi minyak daun
cengkeh dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3.
Tabel 5 Mesin dan Peralatan Penyulingan Minyak Daun Cengkeh
Mesin/Peralatan Unit Spesifikasi
Ketel Suling 4 Kapasitas 250 kg daun, tipe bejana vertikal, bahan
stainless steel, D: 100 cm, H: 150 cm, pengukur
tekanan: presure gage 6 kg/cm2
.
Boiler 1 Tabung vertikal, sistem pipa api modifikasi, bahan
bakar padatan (ampas daun/kayu bakar), material
besi, D: 175 cm, H: 100 cm, volume 2.400 L.
Pemisah Minyak 4 Tipe tabung vertikal, material stainless steel, D: 39
cm, H: 35 cm, volume total: 45 L.
Kondensor 4 Tipe spiral kondensor (direndam dalam kolam
pendingin), material pipa stainless steel, D pipa 2 in,
panjang total pipa 42 m.
Keterangan:
1. Material suling
2. Campuran uap air dan minyak atsiri
3. Pasokan kukus atau steam
4. Kumparan pendingin
5. Kondensor
6. Air pendingin masuk
7. Air pendingin keluar
8. Minyak atsiri
9. Distilat air
13
Gambar 3 Peralatan penyulingan: (a) Boiler pipa api (b) Ketel suling (c) Kumparan
kondensor
Lokai Pabrik
Lokasi pabrik minyak daun cengkeh ialah di Kecamatan Jailolo yang memiliki
luas lahan cengkeh terbesar di Kabupaten Halmahera Barat, yaitu 60% dari
keseluruhan lahan. Kecamatan ini memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk
menjalankan pabrik seperti kedekatan dengan bahan baku, kedekatan dengan sumber
air, aksesibilitas transportasi dan distribusi, keamanan, serta infrastruktur. Profesi
masyarakat sekitar didominasi oleh nelayan kecil dan buruh tani yang hanya bekerja
saat panen raya cengkeh sehingga dengan adanya pabrik penyulingan ini masyarakat
juga dapat berperan aktif dan dapat meningkatkan perekonomian mereka dengan cara
menjual hasil pengumpulan daun cengkeh gugur secara tim. Lokasi bangunan
bersebelahan dengan sungai sehingga dapat memenuhi kebutuhan bahan baku air
untuk pembakaran boiler. Lokasi ini juga dekat dengan jalan utama yang
menghubungkan Halmahera Utara dan Halmahera Selatan.
Kebutuhan Luas Ruangan
Kebutuhan luas ruangan pada pabrik minyak daun cengkeh ini terdiri dari ruang
produksi dan ruang non produksi. Ruang produksi berfungsi sebagai tempat
melakukan proses pengolahan bahan baku menjadi produk sedangkan ruangan non
produksi adalah ruangan yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan selain kegiatan
produksi yang mendukung kegiatan produksi tersebut. Berikut ini beberapa ruangan
yang dibutuhkan dalam pembuatan usaha minyak daun cengkeh :
A. Ruangan Non-Produksi
1. Ruangan Kantor
Bangunan kantor yang terdiri dari ruang kantor utama dan ruang rapat,
Ruangan tersebut digunakan untuk aktivitas non produksi yang mengurus
manajemen perusahaan termasuk administrasi. Ruang kantor ini berukuran 16
m2
(4x4 m) yang cukup untuk meletakkan meja, kursi, dan perangkat
kebutuhan rapat lainnya.
2. Mushola dan Toilet
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat ibadah umat islam yang dominan di
Indonesia khususnya di kabupaten ini dan juga toilet sebagai prasarana wajib.
Luas ruangan ini sebesar 14 m2
(3,5x4 m).
14
3. Area Parkir dan Halaman
Area ini berfungsi sebagai jalur bongkar muat produk-produk yang akan
didistribusikan. Area parkir ini diasumsikan seluas 38,5 m2
(7x5,5 m).
B. Ruangan Produksi
1. Ruangan Penerimaan
Ruangan ini berfungsi untuk menerima pasokan bahan baku dan tempat
penyimpanan sementara daun cengkeh kering. Luas ruang penerimaan
diasumsikan 8 m2
(4x2 m) dengan adanya lorong untuk mobilitas.
2. Green House Penjemuran dan Penyimpanan Sementara
Bangunan ini tepat bersebelahan dengan bangunan pabrik yang berfungsi
sebagai tempat penjemuran daun cengkeh saat musim penghujan. Green house
ini direncanakan sebesar 38 m2
(19x2 m) yang terbagi dua oleh lorong untuk
mobilitas pekerja.
3. Ruangan Proses
Ruangan ini berfungsi sebagai inti pabrik, yaitu tempat berlangsungnya proses
penyulingan dan pemisahan minyak hingga produk dikemas dalam jerigen-
jerigen berukuran 25 L yang cukup untuk 20 kg minyak. Kebutuhan luas ruang
proses sebesar 58,08 m2
yang direncanakan 7,5x8 m. Rincian perhitungan
disajikan di Lampiran 2.
4. Ruangan Penyimpanan Produk
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pemberhentian terakhir dari produk
yang telah diporses. Penyimpanan produk ini berdekatan dengan ruangan
proses dan parkir agar memudahkan dalam distribusi produk. Distribusi
produk dilakukan seminggu sekali, sehingga terdapat 336 kg minyak yang
disimpan yang setara dengan 17 jerigen dengan asumsi 20 kg minyak/jerigen.
Luas per satuan jerigen 0,4x0,4 m, sehingga luas kebutuhan penyimpanan
produk sebesar 4 m2
dengan kelonggaran 150%.
5. Area Pengolahan Limbah
Area ini berfungsi sebagai tempat pengolahan limbah cair dari hasil samping
produksi minyak hingga hasil akhirnya aman untuk dibuang ke sungai. Kolam
pengolahan limbah diasumsikan sebesar 6 m2
(4x1,5 m) yang disekat untuk
pengolahan primer dan sekunder. Total kebutuhan luas ruang ini dengan
adanya ruang untuk operator dan kelonggaran sebesar 23,8 m2
(6x4 m).
6. Ruang Boiler dan Pengolahan Air Umpan
Ruang ini berfungsi sebagai ruang utilitas, penyedia daya, baik itu steam
maupun air yang sebelumnya telah diolah sesuai standar baku air umpan. Total
kebutuhan kedua ruangan ini sebesar 15,61 m2
(8x8 m).
Berdasarkan perhitungan kebutuhan luas ruangan keseluruhan, baik itu ruang produksi
maupun ruang non-produksi, total kebutuhan luas ruang untuk pabrik minyak daun
cengkeh yaitu sebesar 216,04 m2
yang dirinci dalam Tabel 6.
15
Tabel 6 Kebutuhan Luas Ruang
No. Nama Ruang
Kebutuhan Luas Ruang
beserta Allowance (m2
)
Alokasi Luas Ruang
yang Diberikan (m2
)
1 Kantor 16 4 x 4 = 16
2 Mushola dan Toilet 14 3,5 x 4 = 14
3 Parkir dan Halaman 38,5 7 x 5,5 = 38,5
4 Penerimaan 8 4 x 2 = 8
5 Penjemuran dan
Penyimpanan Sementara
38 2 x 19 = 38
6 Proses Produksi 58,08 7,5 x 8 = 60
7 Penyimpanan Produk 4,05 2 x 2 = 4
8 Pengolahan Limbah 23,8 6 x 4 = 24
9 Boiler 7,92 4 x 2 = 8
10 Pengolahan Air Umpan 7,69 4 x 2 = 8
Total Luas Ruang 216,04 218,5
Alokasi yang dibutuhkan menyesuaikan dengan lahan yang tersedia dan kemudahan
perhitungan sehingga pabrik akan dibangun dengan ukuran 11,5x19 m. Total luasan
pabrik minyak daun cengkeh sebesar 218,5 m2
.
Perancangan Tata Letak dan Layout Pabrik
Pabrik minyak daun cengkeh termasuk pabrik yang hanya menghasilkan satu
jenis produk, sehingga pusat-pusat aktivitas/kerja dan mesin/peralatan disusun dalam
satu line sesuai dengan urutan operasi/prosesnya secara kontinu (Rohmawati 2007).
Tipe tata letak yang sesuai dengan pabrik ini ialah tata letak lintas produksi atau
product layout. Tujuan pemilihan tipe tata letak product layout ini adalah untuk
mengurangi biaya penanganan material, memudahkan pengawasan, pekerja lebih
terspesialisasi, sehingga dapat melakukan penghematan biaya. Pola aliran bahan yang
digunakan membentuk aliran lurus yang bertujuan mengefisiensikan waktu dan
pergerakan.
Product layout dirancang dengan metode A-R Chart (Activity-Relationship
Chart). A-R Chart merupakan suatu metode yang menghubungkan aktivitas-aktivitas
secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya
(Wignjosoebroto 2009). Dalam metode A-R Chart, keterkaitan aktivitas dinilai
menggunakan derajat hubungan yang beralasan. Alasan penilaian derajat dan bagan
keterkaitan aktivitas dapat dilihat pada Tabel 7. Derajat hubungan aktivitas dapat
diberi tanda sandi dan nilai sebagai berikut:
A : Harus bersebelahan (absolutely necessary) = 34
E : Harus berdekatan (Especially important) = 33
I : Cukup berdekatan (important) = 32
O : Tidak harus berdekatan (ordinariy ok) = 31
U : Bebas dan tidak saling terkait (unimportant) =30
X : Tidak boleh saling berdekatan atau harus saling berjauhan (not desirable) = 0
16
Tabel 7 Alasan Penilaian Derajat Keterkaitan
Kode Alasan
1 Urutan proses dan kerja
2 Penggunaan pekerja yang sama
3 Pengawasan dan keamanan
4 Efisiensi waktu
5 Keindahan, kebersihan, dan kenyamanan
6 Adanya komunikasi dan pencatatan
7 Kontak antar pekerja
8 Bising, asap, debu, atau bau.
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang
hubungan antar aktivitas, yaitu persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk kegiatan
atau ruang tertentu, karakteristik bangunan, letak bangunan, fasilitas eksternal, dan
kemungkinan perluasan (Caessara 2011). Perancangan hubungan tersebut
membutuhkan opini pakar (akademisi dan praktisi) yang kemudian disusun dalam
diagram keterkaitan aktivitas seperti Gambar 4.
10 Pengolahan Air Umpan
9 Boiler
8 Pengolahan Limbah
7 Penyimpanan
6 Proses Produksi
5 Green House Penjemuran dan
Penyimpanan Sementara
4 Penerimaan
3 Parkir dan Halaman
2 Mushola
1 Kantor
O
I
4 A
6
O
O
3 I
3,6
U
O
U
U
U
U
U
A
4
U
O
E
U
A
1
A
O
U
A
1
I
U
A
1
E
U
A
E
U
U
U
U
U
U
U
E
U
E
U
U
U
U
U
Gambar 4 Diagram Keterkaitan Aktivitas pada Pabrik
Minyak Daun Cengkeh
Ruangan kantor harus berdekatan dengan ruang penerimaan dan harus cukup
berdekatan dengan parkir dan ruang penyimpanan produk. Ruangan proses produksi
harus bersebelahan dengan ruang penerimaan untuk mengefisiensikan waktu
pengerjaan. Ruangan penyimpanan produk harus berdekatan dengan ruang produksi
dan green house penjemuran karena urutan proses yang dilakukan dan penggunaan
pekerja yang sama. Informasi yang diperoleh dari bagan tersebut kemudian dihitung
berdasarkan nilai derajat hubungan pada masing-masing ruang yang dinyatakan dalam
TCR (Total Closeness Ratio). Hasil perhitungan TCR disajikan dalam Gambar 5.
17
Gambar 5 Grafik Hasil Perhitungan Nilai TCR
Ruang proses produksi dan penerimaan memiliki nilai TCR yang tertinggi, hal
ini berarti posisi ruangan ini harus berada di tengah-tengah/pusat pabrik karena kedua
ruangan ini cukup berkaitan dengan ruangan lainnya ataupun menjadi kunci utama
pabrik (center). Begitupun pada penelitian Purwanti (2014), ruang produksi dan
gudang bahan baku memiliki nilai TCR tertinggi yang berarti harus berada di pusat
pabrik. Data dari diagram keterkaitan aktivitas dan perhitungan TCR kemudian
digunakan untuk membuat diagram keterkaitan antar aktivitas. Diagram tersebut
menggunakan template yang menggambarkan kegiatan yang ada. Setiap template
mencantumkan informasi mengenai derajat keterkaitan kegiatan tersebut dengan
kegiatan lainnya. Template keterkaitan antar aktivitas disajikan pada Gambar 6.
111
13
127
331
179
331
133
61
115
141
Kantor
Mushola
Parkir dan Halaman
Penerimaan
Penjemuran dan
Penyimpanan Sementara
Proses Produksi
Penyimpanan Produk
Pengolahan Limbah
Boiler
Pengolahan Air Umpan
18
Gambar 6 Template Keterkaitan Aktivitas
Template keterkaitan ini disusun berdasarkan urutan proses dari bahan baku
hingga menjadi produk yang dapat langsung didistribusikan. Pembangunan ruangan
dan pengaturan tata letak harus disesuaikan dengan ukuran luas tempat yang
dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan tempat dan biaya yang akan
digunakan untuk membangun ruangan tersebut. Berdasarkan data perancangan tata
letak dan kebutuhan luas ruang, maka didapat layout pabrik di Lampiran 3.
Aspek Manajemen dan Organisasi
Dalam studi kelayakan pendirian pabrik minyak daun cengkeh, aspek
manajemen yang dibahas adalah tipe organisasi yang sesuai untuk industri ini. Kajian
terhadap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan dan
struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, serta deskripsi pekerjaan.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang sesuai dengan pabrik ini menganut sistem pelimpahan
wewenang sentralisasi. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang seragam dapat
menimbulkan kompleksitas permasalahan. Selain itu, dalam sebuah industri
pengolahan, wewenang untuk memberi keputusan dimaksudkan agar operasinya dapat
berjalan lancar (Subagyo 2008). Struktur organisasi untuk pabrik minyak daun
cengkeh dapat dilihat pada Lampiran 4.
I 3,7 O 2,5,6 I- O 7 I 7 O 1 I- O 1,3
A 4 E- A 1,3,5,6 E- A 4,6 E-
I 1 O 2,6 I 1,5 O 4 I- O 1,3
A- E-
I- O-
A 4 E 7 A 6 E 3 A 4,5,7 E 8,9,10 E 6,10A-
I- O-
A 10 E 6 A 9 E 6,8
I- O-
X-
1
Kantor
X-
4
Penerimaan
X-
3
Penjemuran dan
Penyimpanan
Sementara
X-
2
Mushola dan Toilet
X-
3
Parkir dan Halaman
X-
7
Penyimpanan Produk
X-
6
Proses Produksi
X-
8
Pengolahan Limbah
X-
9
Boiler
X-
10
Pengolahan Air
Umpan
Keterangan:
Product Line :
Water Line :
19
Kebutuhan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam pabrik minyak daun cengkeh ini terdiri dari
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung
merupakan tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi
sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang terlibat dalam proses
non-produksi seperti pemasaran dan keuangan. Tenaga kerja langsung meliputi
operator produksi dan pekerja pada penanganan limbah yang dibedakan dalam dua
shift sedangkan tenaga kerja tidak langsung ialah tenaga kerja yang mengurusi bagian
manajerial pabrik (Huda 2014). Total tenaga kerja yang dibutuhkan pada pabrik
minyak daun cengkeh ini berjumlah 19 orang. Rincian kebutuhan tenaga kerja di
pabrik minyak daun cengkeh dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Kebutuhan Tenaga Kerja
No Jabatan Kualifikasi Pendidikan Jumlah (orang)
Tenaga Kerja Tidak Langsung
1 Direktur S1 1
2 Manajer Produksi S1 1
3 Manajer Pemasaran S1 1
4
Manajer Administrasi &
Keuangan
S1 1
5 Staf PPIC D3 1
6 Staf Pemasaran D3 1
7 Staf Logistik D3 1
8 Staf Administrasi D3 1
9 Staf Keuangan D3 1
10 Keamanan SMA 2
11 Supir SMA 2
Tenaga Kerja Langsung
12 Supervisor Produksi S1 1
12 Operator Produksi D3 5
Total 19
Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi tugas dan tanggung jawab disusun untuk memudahkan pekerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-
masing jabatan antara lain sebagai berikut:
1. Direktur
Direktur bertugas untuk mengelola keseluruhan fungsi perusahaan yang meliputi
kegiatan perencanaan, organisasi, dan mengawasi kegiatan manajer yang berada
dibawahnya. Tanggung jawab utama perusahaan akan dipegang oleh direktur
2. Manajer Produksi
Manajer produksi bertugas untuk melakukan perencanaa, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan produksi seperti penjagaan kualitas produk dari bahan baku
hingga finish product.
3. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran baik
promosi, penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi permintaan pasar.
20
4. Manajer Administrasi dan Keuangan
Manajer administrasi dan keuangan bertanggung jawab dalam kelancaran
administrasi serta keuangan perusahaan baik itu dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian ataupun pelaporan. Tugas yang diberikan kepada manajer
administrasi dan keuangan bertujuan untuk menjamin audit dan dokumentasi
pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur.
5. Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertugas mengelola, mengawasi, dan mengaudit semua bentuk
penerimaan dan pengeluaran produksi dalam perlahan serta menangani masalah
keuangan dalam perusahaan.
6. Staf Administrasi
Staf administrasi bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan
administrasi di dalam perusahaan, baik dalam pencatatan administrasi perusahaan
maupun operasional perusahaan.
7. Staf Keuangan
Staf keuangan bertugas mengawasi dan mengelola pencatatan keuangan
perusahaan.
8. Staf Logistik
Staf logistik bertanggung jawab mengelola pengadaan bahan baku dan
pengelolaannya, serta pendistribusian produk.
9. Staf Pemasaran
Staf pemasaran bertanggung jawab mendistribusikan produk ke pasar
(konsumen), dan membantu manajer pabrik memperoleh informasi kondisi pasar.
10. Keamanan
Keamanan bertugas untuk mengamankan keseluruhan perusahaan, baik secara
fisik bangunan maupun orang-orang yang ada di perusahaan.
11. Operator Produksi
Operator bertanggung jawab dalam menjalankan mesin-mesin produksi dan
memastikannya sesuai dengan prosedur. Operator akan berkordinasi dengan
manajer produksi agar tidak terjadi kesalahan.
Aspek Legalitas dan Lingkungan
Badan Usaha
Terdapat tiga bentuk legal badan usaha, yaitu kepemilikan sendiri
(proprietorship), persekutuan (partnership), dan perusahaan (coorporations).
Berdasarkan modal investasi dalam pendirian usaha, pabrik ini relatif tidak terlalu
besar dan memiliki risiko yang juga tidak terlalu besar, skala pabrik minyak daun
cengkeh pun tergolong usaha kecil-menengah (UKM) yang kepemilikan usahanya
terdiri dari dua-tiga orang. Oleh karena itu, bentuk badan usaha yang sesuai adalah
bentuk persekutuan (partnership).
Perizinan
Untuk mendapatkan legalitas usaha di wilayah Maluku Utara, ada beberapa jenis
perizinan yang perlu dipersiapkan antara lain akta pendirian, izin usaha industri (IUI),
izin mendirikan bangunan (IMB), NPWP badan usaha, SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), SK domisili perusahaan, dan
pendaftaran pengadilan negeri. Bentuk dari akta pendirian adalah akta notaris yang
21
berisi tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga badan hukum usaha. Akta
pendirian ini diterbitkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI. Berdasarkan SK
Menteri Perindustrian RI No 41/M-IND/Per/6/2008 terhadap semua jenis industri
dengan nilai investasi perusahaan yang seluruhnya di atas 200 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha wajib memperoleh IUI. Selain itu, Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) sangat diperlukan sebelum bangunan didirikan. Setelah
mendapatkan IMB maka dilanjutkan dengan Izin Pendirian Bangunan (IPB).
Kemudian dilanjutkan dengan Kelayakan Mendirikan Bangunan (KMB) yang
dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Pengolahan Limbah
Terdapat tiga jenis limbah pada usaha minyak daun cengkeh ini, yaitu limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat berasal dari residu penyulingan daun
cengkeh, limbah cair berasal dari hasil samping penyulingan, sedangkan limbah gas
berasal dari pembakaran boiler.
1. Limbah Padat
Residu penyulingan daun cengkeh berkisar 97-98% dari bobot awal bahan.
Jumlah padatan sisa dari penyulingan yang berupa ampas daun dapat dimanfaatkan
dengan penjemuran terlebih dahulu sebagai bahan bakar boiler. Selain itu, abu dari
sisa pembakaran boiler juga masih bisa dimanfaatkan lagi sebagai pupuk tanaman.
2. Limbah Cair
Limbah cair dari hasil samping penyulingan berupa air kondensat minyak
cengkeh berjumlah hampir setara dengan banyaknya bahan baku yang disuling.
Limbah ini tidak dapat langsung dibuang, harus melalui pengolahan terlebih dulu
agar tidak mencemari air dan lingkungan sekitar pabrik karena sifat minyak
cengkeh yang keras dan pedas. Limbah kondensat ini juga dapat digunakan sebagai
pestisida nabati dengan diencerkan terlebih dahulu menjadi konsentrasi 30%. Bila
tidak dimanfaatkan secara langsung, tingkat kandungan berbahaya dari limbah
kondensat ini dapat dikurangi dengan metode flokulasi, lalu flok setelah proses
dapat dibakar dan air sisanya dapat langsung dibuang ataupun digunakan sebagai
air umpan boiler.
3. Limbah Gas
Limbah gas hasil pembakaran saat proses berlangsung mengandung senyawa-
senyawa minyak cengkeh sehingga gas berbau cengkeh yang cukup kuat dan
berwarna putih. Gas ini tidak begitu mengganggu warga dalam jumlah sedikit.
Namun bila dalam jumlah yang cukup banyak, pabrik harus membuat saluran gas
dengan filter sehingga dapat menyaring persenyawaan dalam gas yang
menyebabkan gas berbau.
Aspek Finansial
Analisis ini dilakukan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan
biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan. Perhitungan analisis ini sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter dari
analisis aspek sebelumnya seperti potensi pasar, kapasitas produksi dan rendemen,
teknologi yang dipakai, peralatan/mesin produksi, jumlah tenaga kerja, dan tipe
pengolahan limbah yang digunakan. Penentuan perencanaan biaya ini juga
22
memerlukan asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan analisis aspek finansial,
yaitu sebagai berikut:
1. Umur proyek menyesuaikan dengan umur ekonomis terlama mesin, yaitu 10 tahun
produksi
2. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari (6 hari dalam seminggu)
3. Penyusutan menggunakan Straight Line Method dengan nilai sisa peralatan dan
bangunan 10% dari harga awal berdasarkan nilai sisa mesin pada industri sejenis
4. Permodalan dari uang pribadi (modal persekutuan) 100% dengan suku bunga
deposito Bank Mandiri sebesar 6,8% untuk asumsi discount factor
5. Modal terdiri dari investasi dan moda kerja dengan modal kerja ditetapkan selama
sebulan pertama produksi
6. Besarnya pajak ditetapkan sebagai berikut :
• Pajak Bumi dan Bangunan 0.1% dari total investasi lahan dan bangunan menurut
UU no 26 tahun 2000
• Pajak kendaraan 0.5% dari harga pembelian menurut UU no 22 tahun 1999
• Pajak penghasilan badan usaha dihitung berdasarkan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008 untuk penghasilan bruto badan usaha di bawah 4,8 miliar sebesar 1%
• Pajak partambahan nilai sebesar 10%
7. Harga jual minyak daun cengkeh dianggap tetap, yaitu Rp 130.000,00
8. Biaya bahan baku dianggap tetap, yaitu Rp 750,00
9. Biaya tenaga kerja dianggap tetap
10. Biaya pemeliharaan, perawatan, dan penggantian peralatan 10% per tahun dari
harga mesin dan peralatan
11. Biaya kontingensi 10% dari total investasi.
12. Biaya asuransi 1% dari nilai awal pembelian barang yang diasuransikan.
13. Kapasitas produksi pada tahun pertama sampai kesepuluh adalah 100%
14. Proyek dimulai pada tahun ke-0 dan produksi dimulai pada tahun ke-1
Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan
barang modal. Biaya ini dikeluarkan di awal tahun proyek yang mencakup biaya pra
investasi, modal investasi tetap, dan kontingensi. Biaya pra investasi adalah biaya yang
dikeluarkan sebelum investasi proyek dimulai. Biaya-biaya tersebut disajikan dalam
Tabel 9.
Tabel 9 Biaya Pra Investasi
No. Jenis Pra Investasi Biaya (Rp jutaan)
1 Izin Pendirian CV 6,50
2 IMB 3,41
3 Izin Gangguan 0,70
4 UPL-UKL 15,00
Total Biaya Pra Investasi 25,61
Modal investasi tetap ialah biaya yang dibutuhkan untuk investasi lahan,
bangunan, peralatan, dan fasilitas pendukung, yaitu sebesar Rp 633,3 juta. Biaya
kontingensi merupakan estimasi anggaran biaya untuk kejadian yang tidak terduga
seperti bencana alam dan kesalahan estimasi biaya. Faktor kontingesi diasumsikan
23
sebesar 10% dari total modal tetap (Hakiki 2011) sehingga biaya kontingensi yang
dibutuhkan adalah Rp 63,3 juta. Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk pendirian
pabrik minyak daun cengkeh ini adalah Rp 722,24 juta. Rincian biaya investasi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 sedangkan untuk keseluruhan rincian total
investasi dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 10 Biaya Investasi
No. Jenis Biaya Investasi Biaya (Rp jutaan)
1 Pra Investasi 25,61
2 Modal Tetap 633,30
3 Kontingensi 63,33
Total Biaya Investasi 722,24
Biaya Modal Kerja
Biaya modal kerja dihitung dari biaya yang dikeluarkan untuk produksi minyak
daun cengkeh saat pertama kali pabrik dijalankan (Arannugroho 2011). Besarnya
modal kerja ini ditetapkan untuk biaya operasional pada sebulan pertama, yaitu sebesar
Rp 165,47 juta. Nilai penerimaan bruto per bulan, yaitu sebesar Rp 182 juta, lebih
besar dari biaya modal kerja sehingga biaya operasional bulan-bulan selanjutnya sudah
mampu dipenuhi dari penerimaan. Komposisi biaya modal kerja disajikan pada Tabel
11.
Tabel 11 Komposisi Biaya Modal Kerja
Komponen Jumlah Biaya (Rp Jutaan)
Biaya Tetap
Tenaga Kerja 64,50
Biaya Pemeliharaan dan Perawatan 0,96
Biaya ATK 0,15
Biaya Telepon 0,25
Biaya Listrik 0,25
Biaya Asuransi 0,18
Pajak Kendaraan 0,04
Pajak Bumi dan Bangunan 0,03
Pajak Pertambahan Nilai 18,21
Depresiasi/Penyusutan 4,36
Biaya Tidak Tetap
Daun Cengkeh 45,56
Jerigen HDPE 1,26
Biaya Distribusi dan Transportasi 28,01
Kayu Bakar 1,00
Biaya Pengujian Sampel 0,70
Total Modal Kerja 165,47
24
Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya untuk menjalankan produksi, disebut sebagai
biaya produksi dan pemeliharaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan
sedangkan biaya variabel dipengaruhi oleh naik turunnya produksi. Biaya tetap pabrik
minyak daun cengkeh antara lain gaji pekerja, gaji manager dan pemasaran, gaji kepala
bagian produksi, biaya pemeliharaan dan perawatan, biaya ATK, biaya telepon, biaya
listrik, biaya asuransi, pajak kendaraan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan
nilai, serta depresiasi/penyusutan sedangkan biaya variabel antara lain biaya
pembelian daun cengkeh kering, biaya pembelian jerigen, biaya pengujian lab, dan
biaya distribusi dan transportasi. Total biaya operasional yang direncanakan mencapai
Rp 2 miliar per tahun. Rincian biaya operasional disajikan pada proyeksi HPP di
Lampiran 7.
Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan
kerugian pada pabrik minyak daun cengkeh. Rincian laporan laba rugi pabrik
ditunjukan pada Lampiran 6. Perhitungan laba rugi menunjukan bahwa laba bersih dari
tahun ke tahun tetap karena tidak adanya penambahan atau pengurangan kapasitas
produksi. Pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh, laba bersih yang diperoleh
sebesar Rp 209 juta.
Analisis Titik Impas
Titik impas dicapai saat total penerimaan sama dengan total pengeluaran
sehingga output dari perhitungan titik impas ialah banyaknya produk yang terjual dan
lamanya waktu produksi hingga kondisi impas tersebut (Perdana 2011). Analisis titik
impas disajikan pada Gambar 7. Titik impas pada pabrik minyak daun cengkeh
tercapai saat penjualan produk sebanyak 13 ton dan senilai 1,7 miliar.
Gambar 7 Grafik Analisis Titik Impas
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0 5 10 15 20
TFC,TC,TR(Rpjutaan)
Jumlah Produk (ton)
TR TC TFC
25
Harga Pokok Produksi dan Harga Penjualan
Biaya untuk memproduksi minyak daun cengkeh per kilogramnya sebesar Rp
117.417 sedangkan harga jual minyak daun cengkeh mengikuti harga jual minyak di
tingkat pabrik rakyat yaitu Rp 130.000,00. Harga jual yang ditetapkan sudah termasuk
biaya distribusi. Dalam proyek investasi minyak daun cengkeh ini diasumsikan bahwa
harga jual tetap setiap tahun. Perhitungan prakiraan penerimaan dan HPP secara lebih
detail dapat dilihat pada Lampiran 7.
Proyeksi Arus Kas
Arus kas terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk terdiri
dari laba bersih dan nilai sisa sedangkan arus kas keluar terdiri dan biaya investasi dan
operasional. Proyeksi arus kas dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai kriteria
investasi. Penilaian kriteria investasi yang digunakan pada analisis kelayakan ini
antara lain adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C), dan Pay Back Period (PBP). Proyeksi arus kas secara rinci
disajikan pada Lampiran 8. Hasil perhitungan kriteria investasi pabrik minyak daun
cengkeh ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 12 Kriteria Investasi
Kriteria Nilai
NPV (juta) Rp 586
Net B/C 1,71
IRR 20%
PBP 4 tahun 3 bulan
NPV menunjukkan selisih dari nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang sebesar Rp 586 juta dengan tingkat
suku bunga 6,8%. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menunjukkan setiap pengeluaran
Rp 1 akan mendapatkan tambahan manfaat sebesar Rp 1,71. IRR atau arus
pengembalian internal merupakan tingkat kemampuan proyek untuk menghasilkan
keuntungan dan dapat dinyatakan sebagai tingkat suku bunga pinjaman (bank) yang
menghasilkan nilai NPV aliran kas masuk sama dengan dengan aliran kas keluar.
Tujuan perhitungan IRR adalah mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek
tiap tahunnya yang dibandingkan dengan suku bunga deposito yang digunakan. PBP
atau payback period menunjukkan bahwa lamanya tingkat balik modal dari seluruh
modal investasi ialah 4 tahun 3 bulan yang tidak melebihi umur proyek. Menurut hasil
perhitungan finansial, proyek minyak daun cengkeh ini dinyatakan layak karena nilai
NPV > 0, Net B/C > 1, dan IRR ≥ 6,8%.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat perubahan maksimum dari
beberapa parameter baik pada faktor penerimaan maupun pengeluaran yang
berpengaruh terhadap pembuatan keputusan. Variabel yang diuji pada analisis ini
adalah kapasitas produksi, harga jual, dan harga bahan baku. Analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa pabrik masih layak didirikan bila faktor-faktor yang diuji tidak
melebihi persen perubahan yang disajikan pada Tabel 13.
26
Tabel 13 Analisis Sensitivitas
Variabel Perubahan Maksimum
Kapasitas Produksi Turun 6,9%
Harga Jual Turun 4,1%
Harga Bahan Baku Naik 16,3%
Semakin kecil perubahan maksimum nilai suatu unsur terhadap investasi, maka
pembuatan keputusan dalam investasi proyek terhadap unsur tersebut semakin sensitif.
Rincian analisis sensitivitas disajikan pada Lampiran 9.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ketersediaan bahan baku di Kabupaten Halmahera Barat sangat melimpah,
mencapai 7.662 ton/tahun dengan kualitas kadar eugenol yang tinggi karena
kesesuaian iklim wilayah tersebut. Permintaan minyak cengkeh belum terpenuhi
seluruhnya karena tingkat permintaan yang lebih tinggi dibanding tingkat penawaran
sehingga potensi pasar minyak cengkeh pun cukup tinggi. Pabrik ini menghasilkan
limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat berupa ampas daun cengkeh dapat langsung
digunakan sebagai bahan bakar boiler, limbah cair berupa air kondensat harus diolah
terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sungai ataupun digunakan kembali, sedangkan
limbah gas yang dihasilkan pabrik dapat difiltrasi menggunakan saluran gas untuk
mengurangi cemaran udara.
Dari segi finansial, total biaya investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan
pabrik sebesar Rp 722,24 juta dan modal kerja sebesar Rp 165 juta. Laba bersih yang
didapat sebesar Rp 209 juta/tahun dengan HPP sebesar Rp 117.417/kg. Kriteria
investasi menunjukkan nilai Net Present Value sebesar Rp 586 juta, IRR 20%, B/C
Ratio 1,71, dan Pay Back Period selama 4 tahun 3 bulan. Analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa pabrik layak didirikan bila penurunan kapasitas produksi
maksimum sebesar 6,85%, penurunan harga jual maksimum sebesar 4,1%, dan
kenaikan harga bahan baku maksimum sebesar 16,3%. Berdasarkan seluruh aspek
yang dianalisis, pabrik minyak daun cengkeh layak didirikan di Kabupaten Halmahera
Barat.
Saran
Informasi dari studi kelayakan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
merealisasikan pabrik minyak daun cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat. Perlu
adanya kajian lebih mendalam terhadap pasar minyak atsiri yang terus berkembang
juga kajian potensi pengembangan pabrik produk turunan minyak cengkeh.
27
DAFTAR PUSTAKA
Arannugroho RA. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Industri Pengolahan Keripik
Nangka di Kabupaten Semarang [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Caessara A. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Industri Tepung dan Biskuit Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Giatman M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta (ID): Rajawali Pr.
Grant EI, Ireson WG, dan Leavenworth RS. 1996. Dasar-Dasar Ekonomi Teknik. Jilid
1. Komarudin E, Kartasapoetra G, penerjemah. Jakarta (ID): PT. Rineka Cipta.
Terjemahan dari: Principles of Engineering Economy.
Hakiki DN. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Industri Surfaktan Metil Ester Sulfonat
Berbasis Minyak Kelapa Sawit [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Huda FH. 2014. Studi Kelayakan Pendirian Industri Tepung Singkong Modifikasi
(Mocaf) di Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[I; MBUKSW] Indesso; Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana. 2014.
Cengkeh Sejarah, Budidaya, dan Industri. Jakarta (ID): Gramedia.
Mirna. 1989. Pengaruh Kombinasi Cara dan Lama Penyulingan terhadap Rendemen
dan Mutu Minyak Daun Cengkeh [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Park CS dan Tippett DD. 1999. Engineering Economics and Project Management,
Mechanical Engineering Handbook. Frank Kreith, editor. Boca Raton (US): CRC
Press LLC.
Perdana DA. 2011. Kajian Tekno Ekonomi Prototipe Perancangan Proses Produksi
Bioetanol dari Limbah Tanaman Jagung [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Purwanti N. 2014. Studi Kelayakan Pendirian Industri Gula Cair Nira Kelapa (Cocos
nucifera) di Kabupaten Ciamis [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rasyid MH. 2014. Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rohmawati E. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Industri Biodiesel Terpadu dari Jarak
Pagar di Kawasan Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Subagyo A. 2008. Studi Kelayakan. Jakarta (ID) : PT Elex Media Komputindo.
Sulistiorini A. 2011. Kajian Teknoekonomi Pendirian Industri Kulit Samoa (Chamois
Leather) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[T] Trubus. 2009. Minyak Asiri. Volume 7. Bogor (ID): Trubus Swadaya.
Wignjosoebroto S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Ed ke-3.
Surabaya (ID): Penerbit Guna Widya.
28
Lampiran 1 Neraca Massa Minyak Daun Cengkeh
Daun cengkeh
kering 1 ton
Ampas daun
cengkeh 0,972 ton
Distilasi Uap
Pendidihan
(Boiling)
Air 1 ton
Kondensasi
Pemisahan
minyak
Air kondensat
minyak 0,900 ton
Minyak daun
cengkeh 0,028 ton
(28 kg)
Lampiran 2 Kebutuhan Luas Ruangan Produksi
N o
Aktivitas
Departeman
Nama
Mesin/Peralatan
Kebutuhan luas (m2)
Sub total
(m2)
Allowance
140%
(m2)
Jumlah
Total
(operasi)
Total
(m2)
Mesin (pxl)
Auxliary
(pxl)
Operator
(pxl)
MH
(pxl)
1 Proses
Produksi
Ketel Suling 3,14x0,5^2 0,5x1 3,14x1x1 1x1 3,86 5,4 4 21,592 58,08
Pemisah Minyak 3,14x0,25^2 0,5x1 3,14x0,5x0,5 1x1 3,27 4,57 4 18,292
Kondensor (Kolam
Pendinginan) 4x1,5 - 7x0,5 - 13 18,2 1 18,2
2 Utilitas Boiler 3,14x(0,875/2)^2 0,5x0,5 3,14x1,75x0,5 - 5,65 7,92 1 7,91525 15,61
Water Treatment 3,14x(0,5^2) - 3,14*0,5*0,25 - 1,37 1,92 4 7,693
28
29
Lampiran 3 Layout Pabrik Minyak Daun Cengkeh
8,00
4,00
4,00
2,00
2,00
4,00
3,506,00
2,00
8,0 m x 7,5 m
Ruang Proses Produksi
3,0 m x 2,0 m
Ruang Penerimaan
2,0 m x 2,0 m
Ruang Penyimpanan
4,0 m x 4,0 m
Kantor
4,0 m x 3,5 m
Mushola dan Toilet
4,0 m x 6,0 m
Area Pengolahan Limbah
7,0 m x 5,5 m
Parkir dan Halaman
3,00
19,0 m x 2,0 m
Green House Penjemuran dan Penyimpanan Sementara
1,0 m x 2,0 m
Ruang Penerimaan
2,00
4,00
4,0 m x 2,0 m
Ruang Boiler
4,0 m x 2,0 m
Ruang Pengolahan Air Umpan
29
30
Lampiran 4 Struktur Organisasi Pabrik Minyak Daun Cengkeh
Direktur
Manajer
Pemasaran
Manajer
Produksi
Manajer
Administrasi
& Keuangan
Operator
Produksi
Staf PPIC
Staf
Pemasaran
Staf Logistik
Staf
Administrasi
Staf
Keuangan
Keamanan
Supir
31
Lampiran 5 Rincian Biaya Investasi
Biaya Investasi Satuan Jumlah
Harga Satuan
(Rp Jutaan)
Total Biaya
(Rp Jutaan)
Umur Ekonomis
(tahun)
Nilai Sisa
(Rp Jutaan)
Penyusutan per
Tahun (Rp Jutaam)
A. Biaya Pra Investasi
Izin Pendirian CV paket 1 7 7 - - -
IMB paket 1 3 3 - - -
Izin Gangguan paket 1 1 1 - - -
UPL-UKL paket 1 15 15 - - -
B. Modal Investasi Tetap
Lahan m2
218,5 0,4 87 10 9 8
Bangunan Pabrik m2
142 1,5 213 10 21 19
Greenhouse Penjemuran Daun m2
38 0,5 19 10 2,9 3
Alat Penyulingan Lengkap set 1 115 115 10 12 10
Pompa air unit 2 1 2 5 0,2 0,4
Tower air unit 1 5 5 10 0,5 0,5
Instalasi Peralatan unit 2 15 30 - - -
Biaya Kirim unit 1 25 25 - - -
Troley unit 2 2 4 10 0,4 0,4
Garpu Daun unit 6 0,2 1 5 - 0,2
Timbangan unit 1 2 2 10 0,2 0,2
Kolam Pendingin m2 6 1 6 10 0,6 0,5
Bak Pengolahan Limbah unit 3 2 6 10 0,6 0,5
Saluran Gas Buang unit 1 10 10 10 1 0,9
Kendaraan unit 1 100 100 10 10 9
Notebook unit 1 8 5 10 0,8 0,7
Printer unit 1 2 1 10 0,2 0,2
Whiteboard unit 1 0,2 0,2 10 - -
Meja kantor unit 1 1 1 10 0,1 0,1
Kursi kantor unit 3 0,5 1,5 10 0,2 0,1
Biaya Pemasangan Telepon unit 1 0,5 0,5 - - -
C. Biaya Kontingensi 63
TOTAL 722 58 52
31
32
Lampiran 6 Proyeksi Laba-Rugi
Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minyak Daun Cengkeh 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185
Total Pendapatan 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185
Biaya Tetap 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067
Biaya Tidak Tetap 906 906 906 906 906 906 906 906 906 906
TOTAL BIAYA 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974
Profit Before Tax 211 211 211 211 211 211 211 211 211 211
Tax 1% 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1
Profit After Tax 209 209 209 209 209 209 209 209 209 209
Lampiran 7 Proyeksi Harga Pokok Produksi
URAIAN
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Biaya Tetap (Rp Jutaan)
Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774
Biaya Pemeliharaan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5
Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5
Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
B. Biaya Variabel (Rp Jutaan)
Daun cengkeh kering 547 547 547 547 547 547 547 547 547 547
Jerigen 25 L 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336
Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Total Biaya Operasional (Rp Jutaan) 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974
Jumlah minyak (kg) 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808
HPP (Rp/kg produk) 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417
32
33
Lampiran 8 Arus Kas dan Kriteria Investasi
URAIAN
TAHUN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Minyak Daun Cengkeh 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185
Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 59
TOTAL INFLOW 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.244
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Biaya Pra Investasi 26
B. Biaya Modal Tetap
Lahan 87
Bangunan Pabrik 213
Greenhouse Penjemuran 19
Alat Penyulingan Lengkap 115
Pompa air 2 1
Tower air 5
Instalasi Peralatan 30
Biaya Kirim 25
Troley 4
Garpu Daun 1 0,6
Timbangan 2
Kolam Pendingin 6
Bak Pengolahan Limbah 6
Saluran Gas Buang 10
Kendaraan 100
Notebook 5
Printer 1
Whiteboard 0,2
Meja kantor 1
Kursi kantor 2
Biaya Pemasangan Telepon 1
A. Biaya Kontingensi 63
Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - -
2. Biaya Modal Kerja 165
33
34
3. Biaya Operasional
A. Biaya Tetap
Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774
Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5
Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5
Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
B. Biaya Tidak Tetap
Daun cengkeh kering 547 547 547 547 547 547 547 547 547 547
Jerigen HDPE 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336
Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Total Biaya Operasional 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974
TOTAL OUTFLOW 887 1.974 1.974 1.974 1.974 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974
Net Benefit Before Tax (887) 211 211 211 211 210 211 211 211 211 269
Tax 1% - 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1
Net Benefit After Tax (887) 209 209 209 209 208 209 209 209 209 267
Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52
PV (887) 196 184 172 161 150 141 132 124 116 138
Kriteria Investasi Nilai
PV + 1.513
PV - (887)
NPV Rp 586
Net B/C 1,706
IRR 20%
PBP 4 tahun 3 bulan
35
Lampiran 9 Analisis Sensitivitas (1)
URAIAN
TAHUN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Minyak Daun Cengkeh 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036
Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58
TOTAL INFLOW 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.093
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Biaya Pra Investasi 26
B. Biaya Modal Tetap
Lahan 87
Bangunan Pabrik 213
Greenhouse Penjemuran 19
Alat Penyulingan Lengkap 115
Pompa air 2 1
Tower air 5
Instalasi Peralatan 30
Biaya Kirim 25
Troley 4
Garpu Daun 1 0,6
Timbangan 2
Kolam Pendingin 6
Bak Pengolahan Limbah 6
Saluran Gas Buang 10
Kendaraan 100
Notebook 5
Printer 1
Whiteboard 0,2
Meja kantor 1
Kursi kantor 1,5
Biaya Pemasangan Telepon 0,5
C. Biaya Kontingensi 63
Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - -
2. Biaya Modal Kerja 165
35
36
3. Biaya Operasional
A. Biaya Tetap
Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774
Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5
Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5
Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
B. Biaya Tidak Tetap
Daun cengkeh kering 509 509 509 509 509 509 509 509 509 509
Jerigen HDPE 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Biaya Distribusi dan Transportasi 313 313 313 313 313 313 313 313 313 313
Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Total Biaya Operasional 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913
TOTAL OUTFLOW 887 1.913 1.913 1.913 1.913 1.915 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913
Net Benefit Before Tax 887 122 122 122 122 121 122 122 122 122 180
Tax 1% - 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,8
Net Benefit After Tax (887) 121 121 121 121 120 121 121 121 121 178
Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52
PV (887) 113 106 99 93 86 82 76 72 67 92
Kriteria Investasi Nilai
PV + 887
PV - (887)
NPV Rp 0
Net B/C 1
IRR 6,8%
PBP 7 tahun 4 bulan
36
37
Lampiran 10 Analisis Sensitivitas (2)
URAIAN
TAHUN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Minyak Daun Cengkeh 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096
Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58
TOTAL INFLOW 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.154
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Biaya Pra Investasi 26
B. Biaya Modal Investasi Tetap
Lahan 87
Bangunan Pabrik 213
Greenhouse Penjemuran 19
Alat Penyulingan Lengkap 115
Pompa air 2 1
Tower air 5
Instalasi Peralatan 30
Biaya Kirim 25
Troley 4
Garpu Daun 1 0,6
Timbangan 2
Kolam Pendingin 6
Bak Pengolahan Limbah 6
Saluran Gas Buang 10
Kendaraan 100
Notebook 5
Printer 1
Whiteboard 0,2
Meja kantor 1
Kursi kantor 1,5
Biaya Pemasangan Telepon 0,5
C. Biaya Kontingensi 63
Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - -
2. Biaya Modal Kerja 165
37
38
3. Biaya Operasional
A. Biaya Tetap
Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774
Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5
Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5
Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
B. Biaya Tidak Tetap
Daun cengkeh kering 547 547 547 547 547 547 547 547 547 547
Jerigen HDPE 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336
Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Total Biaya Operasional 1.974 1.974 1.974 1.974 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974
TOTAL OUTFLOW 887 1.974 1.974 1.974 1.974 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974
Net Benefit Before Tax 887 122 122 122 122 121 122 122 122 122 180
Tax 1% - 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,8
Net Benefit After Tax (887) 121 121 121 121 120 121 121 121 121 178
Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52
PV (887) 113 106 99 93 86 82 76 72 67 92
Kriteria Investasi Nilai
PV + 887
PV - (887)
NPV Rp 0
Net B/C 1
IRR 6,8%
PBP 7 tahun 4 bulan
38
39
Lampiran 11 Analisis Sensitivitas (3)
URAIAN
TAHUN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
INFLOW
Minyak Daun Cengkeh 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185
Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58
TOTAL INFLOW 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.243
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
A. Biaya Pra Investasi 26
B. Biaya Modal Investasi Tetap
Lahan 87
Bangunan Pabrik 213
Greenhouse Penjemuran 19
Alat Penyulingan Lengkap 115
Pompa air 2 1
Tower air 5
Instalasi Peralatan 30
Biaya Kirim 25
Troley 4
Garpu Daun 1 0,6
Timbangan 2
Kolam Pendingin 6
Bak Pengolahan Limbah 6
Saluran Gas Buang 10
Kendaraan 100
Notebook 5
Printer 1
Whiteboard 0,2
Meja kantor 1
Kursi kantor 1,5
Biaya Pemasangan Telepon 0,5
C. Biaya Kontingensi 63
Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - -
2. Biaya Modal Kerja 165
39
40
3. Biaya Operasional
A. Biaya Tetap
Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774
Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5
Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5
Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
B. Biaya Tidak Tetap
Daun cengkeh kering 636 636 636 636 636 636 636 636 636 636
Jerigen HDPE 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336
Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Total Biaya Operasional 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063
TOTAL OUTFLOW 887 2.063 2.063 2.063 2.063 2.064 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063
Net Benefit Before Tax 887 122 122 122 122 121 122 122 122 122 180
Tax 1% - 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,8
Net Benefit After Tax (887) 121 121 121 121 120 121 121 121 121 178
Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52
PV (887) 113 106 99 93 86 82 76 72 67 92
Kriteria Investasi Nilai
PV + 887
PV - (887)
NPV Rp 0
Net B/C 1
IRR 6,8%
PBP 7 tahun 4 bulan
40
41
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak terakhir dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh
pasangan Sumardi dan Chairiah Batarfie pada tanggal 28 Februari 1994. Penulis mulai
mengenyam pendidikan di TK Baabussalam (1999-2000), SD Negeri Semplak 2
(2000-2006), SMP Negeri 4 Bogor (2006-2009), dan SMA Negeri 3 Bogor (2009-
2011). Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke perguran tinggi negeri di Institut
Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Semasa
kuliah juga penulis menjadi asisten praktikum pada mata kuliah penerapan komputer
(2013) dan teknologi penyimpanan dan penggudangan (2015). Penulis mendapatkan
pengalaman berorganisasi sebagai anggota Gentra Kaheman (2011-2012), Unit Karate
IPB (2011-2013), pengurus Himalogin (2012-2013) dan sebagai anggota Himalogin
hingga 2015. Selain itu, penulis juga aktif sebagai guru les private (2012-2013) dan
aktif di berbagai kepanitian seperti MPKMB 49 (2012) sebagai divisi pangan, IPB
Karateka Cup 5 (2012) sebagai divisi konsumsi, Hagatri (2013) sebagai divisi medis.
Penulis melaksanakan kegiatan praktik lapangan pada bulan Juni-Agustus 2014 di PT
Badranaya Putra dengan judul “Penerapan Perencanaan Produksi dan Pengendalian
Persediaan Sosis Bratwurst di PT Badranaya Putra Bandung”.

More Related Content

What's hot

Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladabobby denil
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetHerry Mulyadie
 
87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca
87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca
87039067 power-point-presentasi-kedelai-acaOby Hardy
 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)reno sutriono
 
Pengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak Kelapa
Pengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak KelapaPengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak Kelapa
Pengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak KelapaTeknologi Hasil Pertanian
 
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptMengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptambar1966
 
Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2aries-son
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitBenny Benny
 
Pengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamPengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamArdina074
 
varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2
varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2
varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2eko purnomo
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
Penanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptx
Penanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptxPenanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptx
Penanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptxQoifaniAzZahra
 
Permendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaranWinarto Winartoap
 
Reproduksi Hewan 2
Reproduksi Hewan 2Reproduksi Hewan 2
Reproduksi Hewan 2lombkTBK
 
220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdfYoedha Syasongkho
 

What's hot (20)

Nitrogen
NitrogenNitrogen
Nitrogen
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau lada
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Makalah padi
Makalah padiMakalah padi
Makalah padi
 
87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca
87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca
87039067 power-point-presentasi-kedelai-aca
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)Pertemuan 3 (penyajian data)
Pertemuan 3 (penyajian data)
 
Pengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak Kelapa
Pengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak KelapaPengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak Kelapa
Pengolahan Kelapa menjadi Kopra dan Minyak Kelapa
 
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptMengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
 
Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
 
Pengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masamPengelolaan tanah sulfat masam
Pengelolaan tanah sulfat masam
 
varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2
varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2
varietas unggul wijen, winas 1 dan winas 2
 
Tanaman Pangan Talas
Tanaman Pangan TalasTanaman Pangan Talas
Tanaman Pangan Talas
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Penanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptx
Penanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptxPenanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptx
Penanganan Pasca Panen Sagu (Qoifani Azzahra).pptx
 
Permendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103 pembelajaran
 
Reproduksi Hewan 2
Reproduksi Hewan 2Reproduksi Hewan 2
Reproduksi Hewan 2
 
220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf
 

Similar to Cengkeh

PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...
PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...
PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...adhiwiguna
 
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...Dewi Purwati
 
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatikAnalisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatikHermanto Munthe
 
PABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdf
PABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdfPABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdf
PABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdfKuDis1
 

Similar to Cengkeh (7)

Templat tesis
Templat tesisTemplat tesis
Templat tesis
 
67782206200906271
6778220620090627167782206200906271
67782206200906271
 
PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...
PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...
PERENGKAHAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIOFUEL MENGGUNAKAN KAT...
 
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
MANAJEMEN MIKROKLIMAT PADA PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT BROILER FASE LAYER DI F...
 
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatikAnalisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
Analisis kelayakan usaha produk minyak aromatik
 
2008 (full)
2008 (full)2008 (full)
2008 (full)
 
PABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdf
PABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdfPABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdf
PABRIK FORMALDEHID DARI METHANOL dengan proses silver catalyst.pdf
 

Recently uploaded

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 

Recently uploaded (20)

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 

Cengkeh

  • 1. STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK MINYAK DAUN CENGKEH (Eugenia aromatica) DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT ZEFIKA ZAHLINAR DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
  • 2.
  • 3. PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Zefika Zahlinar NIM F34110091
  • 4. ABSTRAK ZEFIKA ZAHLINAR. Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat. Dibimbing oleh SUKARDI. Minyak daun cengkeh merupakan minyak atsiri (essential oil) yang berasal dari daun cengkeh. Minyak daun cengkeh digunakan sebagai bahan baku oleh industri karena kandungan eugenolnya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan pendirian pabrik minyak daun cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat. Metode yang digunakan adalah metode analisis kelayakan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat permintaan lebih tinggi dibanding tingkat penawaran. Kapasitas pabrik minyak daun cengkeh sebesar 2 ton daun cengkeh kering/hari, berlokasi di Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat. Investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 722,24 juta dan modal kerja sebesar Rp 165 juta. Kriteria investasi menunjukkan nilai Net Present Value sebesar Rp 586 juta, IRR 20%, B/C Ratio 1.71, dan Pay Back Period selama 4 tahun 3 bulan. Titik impas tercapai saat penjualan minyak cengkeh sebanyak 13 ton. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pabrik layak didirikan bila penurunan kapasitas produksi maksimum sebesar 6,85%, penurunan harga jual maksimum sebesar 4,1%, dan kenaikan harga bahan baku maksimum sebesar 16,3%. Berdasarkan seluruh aspek yang dianalisis, pabrik minyak daun cengkeh layak didirikan di Kabupaten Halmahera Barat. Kata kunci: Minyak daun cengkeh, minyak atsiri, studi kelayakan, halmahera barat. ABSTRACT ZEFIKA ZAHLINAR. Feasibility Studi of Establishment Clove (Eugenia aromatica) Leaf Oil Factory in West Halmahera. Supervised by SUKARDI. Clove leaf oil is an essential oil which derived from clove leaf. Clove leaf oil is used as a raw material by the industry because of the high content of eugenol. This research aims to provide an overview of information and feasibility of establishment clove leaf oil factory. The method used is the method of investment feasibility analysis. Market demand of clove oil higher than its supply. The capacity of clove leaf oil factory planned 2 tons of dried clove leaf/day, location in District Jailolo, West Halmahera. Investment required is about 722 million rupiah and working capital is about 165 million rupiah. Investment criteria indicates the value of Net Present Value is Rp 586 milion, IRR 20%, B/C Ratio 1.71, and Pay Back Period is 4 years and 3 months. Break-even point is reached when the sale of clove oil as much as 13 tons. The sensitivity analysis shows that the industry is feasible when the maximum decrease in production capacity is 6,85%, the maximum decrease of selling price is 4,1%, and the maximum increase purchase price of leaf clovers is 16,3%. Based on the results of research, the clove leaf oil factory is feasible for built in West Halmahera. Keyword: Clove leaf oil, essential oil, feasibility studies, west halmahera.
  • 5. STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK MINYAK DAUN CENGKEH (Eugenia aromatica) DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT ZEFIKA ZAHLINAR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
  • 6.
  • 7. Judul Skripsi : Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat Nama : Zefika Zahlinar NIM : F34110091 Disetujui oleh Prof. Dr. Ir. Sukardi, MM Pembimbing Diketahui oleh Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen Tanggal Lulus:
  • 8. PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai syarat mendapatkan gelar S.Tp dari Departemen Teknologi Industri Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Salawat dan salam juga saya limpahkan pada nabi besar Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini ialah studi kelayakan, dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Minyak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) di Kabupaten Halmahera Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sukardi, MM. selaku pembimbing. Di samping itu, ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para pakar yang sangat berperan dalam karya ilmiah ini, yaitu Bapak Eko Sudarmono, Bapak Agus, Bapak Hendra, Bapak Meika Syahbana Rusli, Bapak Andes, Rayza Pranadipa, dan Amina. Cinta dan kasih sayang juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya, Drh Sumardi dan Chairiah Batarfie untuk doa-doa mereka, dukungan, dan kepercayaan yang mereka berikan agar saya selalu menjadi yang terbaik. Tidak luput juga cinta kasih kepada kakak-kakak sayang, Safirah Irsalina, Irhazh Salsabil, dan Miqdad Aufa yang selalu membimbing saya menjadi pribadi yang lebih baik, lalu sepupu saya, Sindi Naulah, yang mengikuti saya untuk kuliah di departemen ini. Semoga seluruh keluarga selalu berada di bawah perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulisan karya ilmiah ini dan masa-masa kuliah penulis juga tidak akan berjalan mudah bila tidak adanya teman-teman saya yang selalu mendukung dan memberi masukan. Terimakasih kepada Risda Gustriani, Raudhatul Jannah, Nadira Tizani, dan Luni Aulia Syafwani atas segala memori dan waktunya selama empat tahun ini dalam menemani saya dalam suka dan duka juga menjadi pendengar terbaik saya. Semoga kita dapat terus menjaga silaturahmi hingga tua nanti. Terimakasih kepada teman- teman terbaik dalam petualangan hidup saya Fauzan Alhakim, Tio Nandika E.P, Naura Narinda, Adya Dinda, Fitrian Rakadiaputra, Andi Prawoto, Reno Panji, Imam Muharram, M. Irham Raenaldi, dan anggota Kopadjo and friends lainnya, juga kepada teman-teman sebimbingan saya, Nur Afni, Rakhmat Irham, Alfiyan Hudan, M Basyir Tomo yang selalu saling mendukung dan kepada seluruh keluarga besar TINFORMERS yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2015 Zefika Zahlinar
  • 9. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 METODE PENELITIAN 2 Waktu dan Lokasi Penelitian 2 Data Penelitian 3 Metode Pengumpulan Data 3 Metode Pengolahan Data dan Analisis 3 Analisis Pasar dan Pemasaran 4 Analisis Teknis dan Teknologis 4 Analisis Manajemen dan Organisasi 4 Analisis Lingkungan dan Legalitas 5 Analisis Finansial 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Aspek Pasar dan Pemasaran 7 Potensi Pasar 7 Identifikasi Hambatan 8 Strategi Pemasaran 8 Aspek Teknis dan Teknologis 9 Bahan Baku 9 Ketersediaan Bahan Baku 9 Kapasitas Produksi 9 Proses Produksi 10 Neraca Massa 12 Kebutuhan Mesin dan Peralatan 12 Lokai Pabrik 13 Kebutuhan Luas Ruangan 13 Perancangan Tata Letak dan Layout Pabrik 15 Aspek Manajemen dan Organisasi 18 Struktur Organisasi 18 Kebutuhan Tenaga Kerja 19 Deskripsi Pekerjaan 19 Aspek Legalitas dan Lingkungan 20 Badan Usaha 20 Perizinan 20 Pengolahan Limbah 21 Aspek Finansial 21 Biaya Investasi 22 Biaya Modal Kerja 23 Biaya Operasional 24 Proyeksi Laba Rugi 24
  • 10. Analisis Titik Impas 24 Harga Pokok Produksi dan Harga Penjualan 25 Proyeksi Arus Kas 25 Analisis Sensitivitas 25 SIMPULAN DAN SARAN 26 Simpulan 26 Saran 26 DAFTAR PUSTAKA 27 LAMPIRAN 28 RIWAYAT HIDUP 41 DAFTAR TABEL 1 Prakiraan Potensi Ketersediaan Bahan Baku Daun Cengkeh Gugur di Kabupaten Halmahera Barat 1 2 Spesifikasi Minyak Daun Cengkeh 8 3 Spesifikasi Minyak Cengkeh di Beberapa Perusahaan Eksportir 8 4 Baku Mutu Air Umpan Boiler 10 5 Mesin dan Peralatan Penyulingan Minyak Daun Cengkeh 12 6 Kebutuhan Luas Ruang 15 7 Alasan Penilaian Derajat Keterkaitan 16 8 Kebutuhan Tenaga Kerja 19 9 Biaya Pra Investasi 22 10 Komposisi Biaya Modal Kerja 23 11 Biaya Investasi 23 12 Kriteria Investasi 25 13 Analisis Sensitivitas 26 DAFTAR GAMBAR 1 Diagram alir analisis aspek manajemen dan organisasi 5 2 Skema Distilasi Kukus 12 3 Peralatan penyulingan: (a) Boiler pipa api (b) Ketel suling (c) Kumparan kondensor 13 4 Diagram Keterkaitan Aktivitas pada Pabrik Minyak Daun Cengkeh 16 5 Grafik Hasil Perhitungan Nilai TCR 17 6 Template Keterkaitan Aktivitas 18 7 Grafik Analisis Titik Impas 24
  • 11. DAFTAR LAMPIRAN 1 Neraca Massa Minyak Daun Cengkeh 28 2 Kebutuhan Luas Ruangan Produksi 28 3 Layout Pabrik Minyak Daun Cengkeh 29 4 Struktur Organisasi Pabrik Minyak Daun Cengkeh 30 5 Rincian Biaya Investasi 31 6 Proyeksi Laba-Rugi 32 7 Proyeksi Harga Pokok Produksi 32 8 Arus Kas dan Kriteria Investasi 33 9 Analisis Sensitivitas (1) 35 10 Analisis Sensitivitas (2) 37 11 Analisis Sensitivitas (3) 39
  • 12.
  • 13. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Cengkeh (Eugenia aromatica O.K) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki jumlah lahan cukup luas. Hingga sampai saat ini pun, cengkeh masih menjadi komoditas utama yang dihasilkan di seluruh kabupaten di Maluku Utara tidak terkecuali Kabupaten Halmahera Barat. Hal ini disebabkan wilayah timur Indonesia memiliki iklim kering dengan curah hujan yang relatif rendah yang baik untuk tanaman cengkeh. Hasil utama perkebunan cengkeh ialah bunga cengkeh dengan hasil samping daun cengkeh gugur yang menjadi sampah bagi petani. Kabupaten Halmahera Barat ialah salah satu kabupaten yang memiliki lahan cengkeh besar di Indonesia dengan luas lahan 1.886 Ha. Daun cengkeh gugur terhitung banyak di kabupaten ini. Dengan asumsi jarak tanam setiap pohon cengkeh yakni 8x8 m, maka terdapat pohon cengkeh sebanyak 294.687. Jika daun cengkeh gugur per pohon sebanyak 0,5 kg/minggu, maka daun cengkeh gugur yang tersedia di kabupaten ini sebanyak 7.662 ton/tahun. Prakiraan ketersediaan daun cengkeh gugur dihitung dari tingkat produksi cengkeh per tahun yang disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Prakiraan Potensi Ketersediaan Bahan Baku Daun Cengkeh Gugur di Kabupaten Halmahera Barat Tahun Produksi Cengkeh (ton/tahun) Jumlah Pohon cengkeh Daun cengkeh gugur (ton/tahun) 2008 385 200.450 5.212 2009 564 293.646 7.635 2010 564 293.646 7.635 2011 566 294.687 7.662 2012 566 294.687 7.662 Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2013 Ketersediaan daun cengkeh ini dapat berpengaruh pada produksi minyak cengkeh yang berkelanjutan dan stabil. Pendirian pabrik minyak daun cengkeh juga dapat berarti memudahkan petani cengkeh dalam menanggulangi sampah dan meningkatkan nilai daun cengkeh yang awalnya hanya menjadi limbah. Salah satu pemanfaatan daun cengkeh gugur ialah minyak daun cengkeh dengan kandungan eugenol yang cukup tinggi, yaitu berkisar 65-85% (I; MBUKSW 2014). Hal ini yang menyebabkan minyak cengkeh dan produk turunannya sangat dibutuhkan oleh industri-industri minyak atsiri, farmasi, dan pangan dengan tingkat produksi minyak cengkeh di Indonesia sekitar 3000-3500 MT (ton) per tahun sedangkan minyak cengkeh menguasai 70% pasar ekspor dunia, yaitu sebesar 3850 ton/tahun (DAI 2014). Prospek minyak daun cengkeh ini sangat menarik untuk lebih dikembangkan di Halmahera Barat mengingat ketersediaan bahan baku yang cukup banyak. Selain itu, prospek jenis agroindustri ini mempunyai beragam keuntungan kompetitif, termasuk di dalamnya peningkatan taraf hidup dan pengembangan masyarakat sekitar yang
  • 14. 2 umumnya hanya sebagai buruh panen dan nelayan karena turut serta melibatkan masyarakat dalam kontinuitas pabrik. Banyaknya alternatif dalam memulai pabrik minyak daun cengkeh menyebabkan butuhnya kajian atau studi kelayakan. Semua data, fakta, dan berbagai pendapat yang dikemukakan dalam studi kelayakan tersebut dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pendirian industri minyak daun cengkeh apakah proyek yang bersangkutan akan direalisasikan, dibatalkan, atau direvisi. Proyek terdiri dari tahapan prakonstruksi (pra investasi), tahapan konstruksi implementasi (investasi), dan tahapan operasi. Studi kelayakan ini mengkaji beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kelayakan pendirian industri tersebut. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengkaji kelayakan pendirian pabrik minyak daun cengkeh yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan organisasi, aspek legalitas dan lingkungan, serta aspek finansial. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi berbagai aspek yang mempengaruhi pendirian pabrik minyak daun cengkeh mulai dari perencanaan bahan baku sampai terbentuk produk dalam skala industri. Aspek-aspek yang akan dikaji yaitu aspek pemasaran yang melingkupi potensi pasar, identifikasi hambatan, dan strategi pemasaran. Aspek teknis dan teknologis meliputi bahan baku, ketersediaan bahan baku, kapasitas produksi yang akan berpengaruh terhadap proses produksi, proses produksi, neraca massa, kebutuhan mesin dan peralatan yang digunakan, lokasi pabrik, kebutuhan luas ruangan, serta perancangan tata letak dan layout pabrik. Aspek manajemen operasional meliputi kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, dan deskripsi pekerjaan. Aspek legalitas dan lingkungan meliputi bentuk badan hukum pabrik minyak atsiri dan perizinan yang harus dipenuhi terkait industri minyak atsiri, serta pengolahan limbah yang dihasilkan oleh industri minyak atsiri. Aspek finansial, meliputi prakiraan jumlah dana yang dibutuhkan seperti biaya investasi dan operasional, pengkajian laba rugi, pengkajian harga pokok produksi dan penerimaan, prakiraan titik impas, arus kas dan kriteria-kriteria investasi yang akan berpengaruh terhadap kelayakan pabrik, serta kajian analisis sensitivitas. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai bulan Februari 2015 dan berakhir pada Mei 2015. Penelitian dilakukan di Bogor melalui kajian-kajian studi kelayakan dan survei proyek sejenis dilakukan di Kabupaten Purwakarta. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan terdapat banyak penyulingan minyak daun cengkeh di Kabupaten Purwakarta.
  • 15. 3 Data Penelitian Data-data dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer yang dibutuhkan yaitu alur proses penyulingan, spesifikasi mesin penyulingan, tipe kemasan yang umum digunakan, profesi masyarakat di Kabupaten Halmahera Barat, harga beli bahan baku daun cengkeh, harga jual minyak cengkeh di tingkat penyuling, harga mesin penyulingan, industri-industri pengguna minyak cengkeh, dan jumlah kebutuhan industri. Adapun data sekunder yang dibutuhkan yaitu tingkat produksi minyak cegkeh, tingkat ekspor minyak cengkeh, kandungan minyak daun cengkeh, kadar eugenol daun cengkeh, luas lahan cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat, jumlah populasi tanaman cengkeh, tingkat produksi cengkeh, waktu penyulingan daun cengkeh, metode-metode penyulingan, rendemen minyak daun cengkeh dari bahan baku di daerah Halmahera, persyaratan izin pendirian pabrik, metode pengolahan limbah, dan besarnya pajak (pph dan pbb) yang digunakan. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menurut jenis data yang dikumpulkan. Data primer diperoleh dengan metode pengamatan langsung (observasi), dokumentasi, kuesioner terbuka, dan metode wawancara terstruktur melalui daftar pertanyaan yang diisi langsung oleh peneliti sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh dari pakar (praktisi ataupun akademisi). Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati aktivitas penyulingan daun cengkeh kering menjadi minyak daun cengkeh yang dilakukan oleh pengusaha minyak cengkeh rakyat. Data sekunder dikumpulkan melalui metode studi pustaka seperti penelusuran buku, laporan, artikel, jurnal, data statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang didasarkan atas tujuan tertentu. Sampel yang diambil terdiri dari dua jenis, yaitu sampel judgemental yang dipilih berdasarkan pendapat analis dan hasil penelitian digunakan untuk menarik kesimpulan tentang item-item di dalam sampel yaitu pada observasi sesungguhnya dan jenis sampel lainnya yaitu sampel statistikal yang dipilih secara acak/random dari seluruh populasi dan hasil penelitiannya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Dari keseluruhan pabrik minyak daun cengkeh merupakan pelaku industri minyak atsiri. Selain itu, peneliti juga mengambil data dari informan yang merupakan pihak eksternal dari pabrik minyak daun cengkeh tersebut, seperti aparatur pemerintah, asosiasi pengusaha atsiri (Dewan Atsiri Indonesia), dan lembaga pemasaran atsiri. Metode Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan data dilakukan pada data kuantitatif dalam bentuk tabulasi dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2013 dan Microsoft Visio 2013. Analisis data dalam penelitian ini dibagi atas analisis kuantitatif berupa analisis aspek teknis dan teknologis dari segi proses, penetapan kapasitas produksi, pemilihan proses produksi dan peralatan, kebutuhan luas ruangan dan keterkaitannya menggunakan A-R Chart, dan
  • 16. 4 kebutuhan tenaga kerja; aspek pasar dan pemasaran dari segi identifikasi potensi pasar dan analisis sistem pemasaran atsiri; dan aspek finansial dari segi perhitungan arus kas dan laba rugi, analisis sensitivitas, serta kriteria kelayakan investasi proyek seperti NPV, IRR, Net B/C dan PBP; sedangkan analisis kualitatif berupa statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai aspek lingkungan dan legalitas seperti analisis dampak lingkungan, perarturan pemerintah, dan perizinan; aspek manajemen dan organisasi seperti struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan spesifikasi kerja; dan aspek pasar dan pemasaran seperti strategi pemasaran. Analisis Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran, harga, sistem pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Aspek-aspek yang dikaji pada analisis pasar dan pemasaran meliputi analisis potensi pasar, identifikasi hambatan, dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar tersebut. Semua aspek tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sumber data yang diperoleh. Analisis Teknis dan Teknologis Analisis teknis dan teknologis mencakup teknis suatu proyek industri secara spesifik yang terdiri dari bahan baku, kapasitas produksi, proses produksi, mesin dan peralatan, perancangan aliran bahan, lokasi usaha, keterkaitan antar aktivitas, penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik. Pemilihan jenis teknologi proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Di dalam menganalisis dan merancang keterkaitan aktivitas untuk menentukan tata letak pabrik dapat digunakan bagan keterkaitan antar kegiatan (Activity Relationship-Chart) (Wignjosoebroto 2009). Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Analisis Manajemen dan Organisasi Analisis dari aspek ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk organisasi yang tepat dan menentukan pelaksana proyek. Dari gambaran tersebut akan diketahui tenaga manajemen apa dan berapa yang diperlukan untuk mengelola proyek agar berhasil (Subagyo 2008). Kajian tedap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan an struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, dan deskripsi dan spesifikasi kerja. Aliran analisis manajemen dan organisasi disajikan pada Gambar 1.
  • 17. 5 Gambar 1 Diagram alir analisis aspek manajemen dan organisasi Analisis Lingkungan dan Legalitas Analisis lingkungan meliputi sejauh mana keadaan tingkat lingkungan dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang diperlukan, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar, serta analisis mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek pabrik ini. Analisis legalitas meliputi mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Analisis Finansial Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisis finansial meliputi Break-Even Point, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back Period, dan analisis sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk melihat kelayakan industri secara finansial. 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih dari nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Park dan Tippett 1999). Formula yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut: NPV = ∑ 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 ( 1 + i)t 𝑛 𝑡=0 dengan Bt = keuntungan pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t i = tingkat suku bunga (%) Mulai Menentukan tujuan perusahaan Mempertimbangkan: • Data perkiraan investasi yang diperlukan dari penggunaan mesin dan bahan baku • Data kapasitas produksi • Teknologi proses yang digunakan Menentukan struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi kerja, dan kebutuhan tenaga kerja Menentukan bentuk usaha yang dipilih Referensi, pustaka, dan mengacu pada aspek teknis dan teknologis serta aspek finansial selesai
  • 18. 6 t = periode investasi (t = 0,1,2,3,…,n) n = umur ekonomis proyek Proyek dianggap layak dan dapat dilaksanakan apabila NPV > 0. Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak dan tidak perlu dijalankan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal. 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) atau arus pengembalian internal dihitung untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Menurut Park dan Tippet (1999), rumus IRR adalah sebagai berikut. 𝐼𝑅𝑅 = 𝑖(+) + 𝑁𝑃𝑉(+) 𝑁𝑃𝑉(+) − 𝑁𝑃𝑉(−) [𝑖(−) − 𝑖(+)] dengan NPV(+) = NPV bernilai positif NPV(-) = NPV bernilai negatif i(+) = suku bunga yang membuat NPV positif i(-) = suku bunga yang membuat NPV negatif Proyek layak dijalankan bila nilai IRR besar dari nilai suku bunga yang digunakan atau tingkat suku bunga minimum (MARR) yang menguntungkan. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang bernilai negatif (modal investasi) dan positif untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan (Grant et al. 1996). Formulasi perhitungan net B/C adalah sebagai berikut: 𝑁𝑒𝑡 𝐵 𝐶 = ∑ 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 (1 + 𝑖) 𝑡 𝑛 𝑡=1 ∑ 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 (1 + 𝑖) 𝑡 𝑛 𝑡=1 , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵𝑡– 𝐶𝑡 > 0 , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 < 0 Jika net B/C bernilai lebih dari satu, berarti proyek layak dijalankan, sedangkan jika net B/C kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan. 4. Break-Even Point (BEP) dan Payback Period (PBP) Break Even Point atau titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Giatman (2006), hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus berikut : 𝐵𝐸𝑃(𝑄) = FC P − VC 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐸𝑃(𝑅) = FC 1 − (VC/P) dengan: FC = Fix Cost (biaya tetap) VC = Variable Cost (biaya tidak tetap) per unit produk P = Price (harga per unit produk)
  • 19. 7 Analisis payback period (PBP) bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) kembalinya investasi saat terjadinya kondisi titik impas (BEP). Lamanya periode pengembalian (k) saat kondisi BEP adalah: k(𝑃𝐵𝑃) = ∑ CF 𝑡 𝑘 𝑡=0 ≥ 0 dengan: CFt = Cash Flow periode ke t 5. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitif terhadap unsur yang dimaksud (Giatman 2006). Parameter- parameter investasi yang memerlukan analisis sensitivitas antara lain : investasi, benefit atau pendapatan, faktor produksi, dan suku bunga (i). Park dan Tippett (1999) menambahkan, analisis sensitivitas diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan variabel-variabel pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Perhitungan kembali perlu dilaksanakan, mengingat proyeksi- proyeksi yang ada banyak mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Pasar dan Pemasaran Potensi Pasar Potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen. Salah satu faktor yang mendasari potensi pasar ini ialah jumlah konsumen potensial, yaitu konsumen yang memiliki keinginan untuk membeli (Sulistiorini 2011). Minyak cengkeh merupakan produk setengah jadi yang umumnya digunakan sebagai bahan baku industri minyak atsiri, diantaranya PT Djasula Wangi, CV Indaroma, CV Sumber Multi Atsiri, PT IFF Indonesia, PT Givaudan Indonesia, PT Indesso, dan PT Haldin Pasific Semesta. Pasar minyak cengkeh Indonesia menguasai 70% dari ekspor dunia, yaitu sebanyak 3.850 ton/tahun yang cenderung meningkat tiap tahunnya. Dari segi penawaran, tingkat produksi minyak cengkeh dan produk turunannya berkisar 3.500 ton/tahun yang terdiri dari 60% minyak cengkeh, 30% produk turunan minyak cengkeh, dan 10% digunakan kembali untuk kebutuhan industri (Ketua DAI 2015). Kebutuhan minyak cengkeh ini dapat dipenuhi dari berbagai bahan baku cengkeh seperti bunga, batang, dan daun karena tipisnya perbedaan kandungan eugenol dari tiap bahan. Hingga saat ini, pasar minyak cengkeh terbesar ialah dari bahan baku daun cengkeh. Bila dilihat dari permintaan yang lebih besar dibanding penawaran, tingkat produksi minyak cengkeh belum dapat memenuhi pangsa pasar ekspor yang tersisa, yaitu 350 ton/tahun. Ini membuktikan bahwa tingkat permintaan belum sebanding
  • 20. 8 dengan tingkat penawaran. Semakin meningkatnya permintaan akan minyak cengkeh membuktikan bahwa potensi pasar untuk minyak cengkeh sangat baik. Identifikasi Hambatan Hambatan yang mungkin terjadi ialah tingginya risiko saat distribusi produk baik itu dari segi waktu, biaya, dan produk. Selain itu, adanya kemungkinan sistem pengumpulan bahan baku tidak berjalan sehingga perlu adanya stok bahan baku untuk minimasi risiko tidak produksi. Pada bagian produksi sendiri hambatan yang biasa terjadi adalah mesin yang rusak, waktu idle yang banyak dan masalah teknis lainnya. Mesin biasanya mudah rusak bila telah memiliki umur yang cukup lama dan tidak teratur dilakukan perbaikan berkala, sehingga mesin akan mudah mengalami kerusakan dan membuat terhentinya proses produksi. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada pabrik ini ialah dengan memfokuskan pada pasar pengolahan minyak daun cengkeh di Pulau Jawa. Industri besar seperti Indesso umumnya menerima minyak daun cengkeh secara kontinyu (sustainable) dengan minimum bahan 200 kg. Namun bila tidak bisa memenuhi secara kontinyu, pengiriman minyak daun cengkeh dapat melalui agen-agen pengumpul Indesso. Umumnya konsumen atau perusahaan minyak atsiri memiliki spesifikasi tersendiri dalam sistem penerimaan bahan. Spesifikasi minyak daun cengkeh disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Spesifikasi Minyak Daun Cengkeh Jenis Uji Satuan Persyaratan Keadaan warna - Kuning-coklat Densitas (g/ml) 1,0250-1,0609 Indeks Bias pada suhu 25o C - 1,52-1,54 Kelarutan dalam Etanol - 1:02 Eugenol Total %, v/v Min. 72 Sumber: I; MBUKSW, 2014 Sistem pasar minyak daun cengkeh juga dapat berbeda di beberapa perusahaan lain seperti yang disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Sistem Pasar Minyak Daun Cengkeh di Beberapa Perusahaan Eksportir Indikator Perusahaan DW IA SM Jenis Minyak Semua minyak atsiri Nilam, cengkeh Nilam, pala, cengkeh Kuota Min 1 kg hingga tak terbatas Min 1 kg hingga tak terbatas Min 1 kg hingga tak terbatas Syarat Kadar eugenol 72% Kadar eugenol 62- 78% Kadar eugenol 69% Sistem Pembelian Kirim sampel, jika mutu sesuai minyak diambil. Minyak diantar oleh penyuling Minyak diantar oleh penyuling Sumber: T, 2009
  • 21. 9 Aspek Teknis dan Teknologis Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah daun cengkeh gugur yang telah mengering yang berasal dari perkebunan cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat. Kandungan minyak daun cengkeh di wilayah ini terbilang cukup tinggi, yaitu berkisar 2-4%, dengan kadar eugenol berkisar 65-75%. Hal ini karena kesesuaian iklim dan curah hujan yang cukup kering di Halmahera, suhu rata-rata 28,05o C, kelembaban 73-82%, dan curah hujan 1.500 mm/tahun. Dibanding dengan wilayah penyulingan lain, daerah Purwakarta Jawa Barat memiliki suhu rata-rata 25o C, kelembaban berkisar 80%, dan curah hujan 3.093 mm/tahun, sehingga Kabupaten Halmahera Barat memiliki kondisi yang lebih sesuai untuk bahan baku penyulingan daun cengkeh. Selain itu, daun gugur juga lebih banyak diperoleh dari tanaman produktif dengan kondisi musim kering yang panjang. Namun pada musim penghujan diperlukan proses pengeringan di rumah kaca terlebih dahulu hingga daun kering bisa dipatahkan. Hal ini bertujuan mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak. Hingga saat ini, daun cengkeh gugur belum digunakan secara optimal. Di kabupaten ini, daun cengkeh yang gugur hanya menjadi sampah yang secara berkala dikumpulkan lalu dibakar. Pengumpulan dan pembakaran ini dilakukan oleh buruh yang dibayar pemilik lahan. Dengan adanya sistem pengumpul, daun cengkeh yang dikumpulkan secara berkala tersebut dapat dihargai sebesar Rp 650/kg di tingkat pengumpul dan harga beli pabrik sebesar Rp 750/kg, sehingga pemilik lahan tidak perlu lagi membayar buruh untuk membersihkan lahannya. Ketersediaan Bahan Baku Tanaman cengkeh Indonesia tersebar di seluruh Indonesia dengan luas lahan yang beragam. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara tahun 2013 pada Tabel 1 yang telah dipaparkan sebelumnya di latar belakang, ketersediaan daun cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat sebanyak 7.662 ton/tahun sedangkan untuk Kecamatan Jailolo sendiri memiliki 60% dari keseluruhan lahan sehingga terdapat 4.597 ton/tahun daun cengkeh kering di kecamatan ini. Jumlah tersebut sangat melimpah untuk dijadikan suplai bahan baku, sehingga ketersediaan bahan baku untuk pabrik minyak daun cengkeh masih sangat tercukupi. Pengumpulan bahan baku daun cengkeh gugur akan dilakukan oleh masyarakat sekitar melalui pembentukan tim secara tersistem sehingga bahan baku yang didapat dari pengumpul pun tidak kurang atau berlebih dan sesuai dengan kebutuhan pabrik minyak daun cengkeh ini. Pengumpul terdiri dari enam kelompok yang bertanggung jawab untuk memasok kebutuhan selama enam hari produksi. Dengan asumsi per karung daun cengkeh sebanyak 18 kg maka dibutuhkan minimal 112 karung per kelompok per minggu atau 19 karung per kelompok per hari. Dengan asumsi per orang dapat mengumpulkan minimal 3 karung per hari, maka terdapat 7 orang per kelompok. Sistem ini bersifat terbuka sehingga siapapun di luar kelompok dapat ikut mengumpulkan dan menjual daun cengkeh tersebut ke tengkulak/pengumpul untuk dijadikan stok bahan baku di musim penghujan. Kapasitas Produksi Berdasarkan data potensi pasar, ketersediaan bahan baku, dan kemampuan sistem pengumpul, terdapat 350 ton/tahun pangsa pasar ekspor yang belum terpenuhi,
  • 22. 10 7.662 ton/tahun bahan baku yang tersedia, dan 600 ton/tahun kemampuan pengumpul bahan baku daun cengkeh. Dengan demikian, produksi dapat dilakukan setiap 6 hari dalam seminggu. Kapasitas produksi juga ditentukan dari pertimbangan aspek kemampuan teknis industri. Kapasitas mesin terpasang sebesar 1 ton/siklus dan waktu siklus sebesar 8 jam yang terdiri dari 6 jam proses penyulingan dan 2 jam bongkar pasang mesin. Siklus efektif produksi sebanyak 2 kali/hari sehingga kapasitas produksi ditetapkan sebesar 2 ton/hari yang setara dengan 600 ton/tahun bahan baku atau sebesar 56 kg/hari minyak daun cengkeh. Proses Produksi Pada proses produksi minyak daun cengkeh diperlukan beberapa persiapan dan pengolahan awal sampai menjadi produk. Berikut adalah beberapa tahapan dalam memproduksi minnyak daun cengkeh: 1. Proses Loading (Penerimaan) Pada proses ini bahan baku di diterima pada ruang penerimaan. Pada tahap ini bahan baku dipersiapkan dan ditimbang sesuai dengan kapasitas yang akan diproduksi. Pada tahap ini juga dilakukan proses penjemuran daun cengkeh bila daun cengkeh lembab karena kondisi iklim dan cuaca yang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan. Pada proses pengeringan ini juga dilakukan sortasi bahan baku untuk menghindari daun busuk dan kotoran yang menempel pada daun. 2. Penyiapan Boiler dan Air Umpan Boiler digunakan dalam mengubah energi air menjadi uap (steam) sebagai pemindah tenaga kalor dengan bantuan panas dari pembakaran ampas daun cengkeh. Untuk menguapkan 1 kg air dibutuhkan 540 kkal bahan bakar. Dalam satu siklus produksi membutuhkan 1.000 kg air sehingga energi yang dibutuhkan yaitu 540.000 kkal. Nilai kalori ampas daun per kg sebesar 3.670 kkal maka kebutuhan energi pembakaran ini setara dengan 147,14 kg ampas daun cengkeh kering. Kebutuhan air umpan boiler ini tidak dapat langsung diambil dari sungai melainkan harus diolah terlebih dahulu karena air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler dan air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi boiler. Baku mutu air untuk umpan boiler disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Baku Mutu Air Umpan Boiler Parameter Satuan Standar PH unit 10,5-11,5 Conductivity Ymhos/cm 5000, max TDS Ppm 3500, max P-Alkalinity ppm - M- Alkalinity Ppm 800 , max O – Alkalinity Ppm 2,5 x SiO2 , min Silica Ppm 150, max Besi Ppm 2, max SulpHite residual Ppm 20,5 PH Condensate Unit 8,0 – 9,0 Sumber: NI, 2013
  • 23. 11 Salah satu metode pengolahan air umpan boiler ialah dengan metode demineralisasi. Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika, sulfat, klorida, dan karbonat dengan menggunakan resin. Demineralisasi terdiri dari beberapa urutan proses, yaitu cation exchanging, degasifer, anion exchanging, lalu diakhiri dengan mix bed polishing. Air yang telah bebas mineral ini kemudian ke polish water tank yang dapat langsung digunakan sebagai air umpan boiler. 3. Proses Penyulingan Penyulingan daun cengkeh dilakukan dengan metode distilasi kukus (steam distillation). Proses distilasi kukus adalah ekstraksi minyak atsiri dari bahan bakunya yang diletakkan pada suatu pelat berlubang atau sarangan (screen plate), dengan uap (steam) yang dihasilkan dari boiler yang letaknya terpisah dari ketel. Uap dari boiler dialirkan ke dalam ketel dengan tekanan yang secara gradual meningkat. Peningkatan tekanan ini dilakukan untuk mengefisiensikan ekstraksi semua minyak dalam sel-sel daun. Proses dengan tekanan gradual ini dapat meningkatkan hasil tambahan sekitar 1-2% lebih tinggi dibandingkan dengan cara konvensional yang menggunakan tekanan atmosfer. Ekstraksi minyak atsiri terjadi dalam fase uap yang kemuadian dikondensasikan melalui kumparan pipa dengan memanfaatkan sistem pendinginan kolam secara counter-current, yaitu jalur pipa uap berlawanan arah dengan jalur air pendingin. Setelah melalui kondensasi, proses selanjutnya ialah pemisahan antara minyak atsiri dan air kondensat melalui alat pemisah minyak dengan sistem pengendapan (skema distilasi kukus disajikan pada Gambar 2). Keunggulan proses distilasi kukus ini dibanding metode distilasi lainnya (distilasi air dan distilasi air dan kukus) adalah aroma yang dihasilkan akan lebih kuat (strong oil) dengan kadar eugenol yang lebih tinggi dibanding metode distilasi lainnya (I; MBUKSW 2014). Penyulingan dilakukan selama 6 jam dan estimasi waktu untuk penyiapan bahan dan alat penyulingan selama 2 jam sehingga total waktu satu siklus produksi ialah 8 jam.
  • 24. 12 Gambar 2 Skema Distilasi Kukus 4. Pengemasan Proses pengemasan dilakukan dengan memasukkan langsung minyak hasil penyulingan ke dalam jerigen-jerigen HDPE berwarna berukuran 25 L yang dapat menampung 20 kg minyak daun cengkeh. Pemilihan kemasan primer ini dilakukan agar produk mudah didistribusikan dan minimasi risiko melalui ekspedisi jalur laut. Dalam proses ini perlu lebih berhati-hati karena tingginya kemungkinan loss massa akibat tercecer atau tumpah. Neraca Massa Neraca massa berguna untuk mengetahui besaran input dan output yang dibutuhkan dan dihasilkan dalam satu rangkaian proses (satu siklus). Perhitungan neraca massa ini juga dapat digunakan untuk merekayasa kebutuhan bahan baku dalam mencapai target produksi yang diinginkan. Basis yang digunakan dalam perhitungan ini ialah 1 ton daun cengkeh kering, neraca massa penyulingan daun cengkeh kering dapat dilihat pada Lampiran 1. Dengan asumsi rendemen 2,8% untuk bahan baku di daerah Maluku (Mirna 1989) serta kebutuhan air boiler setara dengan input bahan baku, minyak daun cengkeh yang dihasilkan sebanyak 28 kg. Ampas daun cengkeh sebagai residu dapat dimanfaatkan kembali uuntuk pembakaran boiler sedangkan air kondensat minyak cengkeh harus diolah kembali agar aman untuk dibuang ke lingkungan. Kebutuhan Mesin dan Peralatan Kebutuhan peralatan yang digunakan untuk proses produksi minyak daun cengkeh dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3. Tabel 5 Mesin dan Peralatan Penyulingan Minyak Daun Cengkeh Mesin/Peralatan Unit Spesifikasi Ketel Suling 4 Kapasitas 250 kg daun, tipe bejana vertikal, bahan stainless steel, D: 100 cm, H: 150 cm, pengukur tekanan: presure gage 6 kg/cm2 . Boiler 1 Tabung vertikal, sistem pipa api modifikasi, bahan bakar padatan (ampas daun/kayu bakar), material besi, D: 175 cm, H: 100 cm, volume 2.400 L. Pemisah Minyak 4 Tipe tabung vertikal, material stainless steel, D: 39 cm, H: 35 cm, volume total: 45 L. Kondensor 4 Tipe spiral kondensor (direndam dalam kolam pendingin), material pipa stainless steel, D pipa 2 in, panjang total pipa 42 m. Keterangan: 1. Material suling 2. Campuran uap air dan minyak atsiri 3. Pasokan kukus atau steam 4. Kumparan pendingin 5. Kondensor 6. Air pendingin masuk 7. Air pendingin keluar 8. Minyak atsiri 9. Distilat air
  • 25. 13 Gambar 3 Peralatan penyulingan: (a) Boiler pipa api (b) Ketel suling (c) Kumparan kondensor Lokai Pabrik Lokasi pabrik minyak daun cengkeh ialah di Kecamatan Jailolo yang memiliki luas lahan cengkeh terbesar di Kabupaten Halmahera Barat, yaitu 60% dari keseluruhan lahan. Kecamatan ini memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk menjalankan pabrik seperti kedekatan dengan bahan baku, kedekatan dengan sumber air, aksesibilitas transportasi dan distribusi, keamanan, serta infrastruktur. Profesi masyarakat sekitar didominasi oleh nelayan kecil dan buruh tani yang hanya bekerja saat panen raya cengkeh sehingga dengan adanya pabrik penyulingan ini masyarakat juga dapat berperan aktif dan dapat meningkatkan perekonomian mereka dengan cara menjual hasil pengumpulan daun cengkeh gugur secara tim. Lokasi bangunan bersebelahan dengan sungai sehingga dapat memenuhi kebutuhan bahan baku air untuk pembakaran boiler. Lokasi ini juga dekat dengan jalan utama yang menghubungkan Halmahera Utara dan Halmahera Selatan. Kebutuhan Luas Ruangan Kebutuhan luas ruangan pada pabrik minyak daun cengkeh ini terdiri dari ruang produksi dan ruang non produksi. Ruang produksi berfungsi sebagai tempat melakukan proses pengolahan bahan baku menjadi produk sedangkan ruangan non produksi adalah ruangan yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan selain kegiatan produksi yang mendukung kegiatan produksi tersebut. Berikut ini beberapa ruangan yang dibutuhkan dalam pembuatan usaha minyak daun cengkeh : A. Ruangan Non-Produksi 1. Ruangan Kantor Bangunan kantor yang terdiri dari ruang kantor utama dan ruang rapat, Ruangan tersebut digunakan untuk aktivitas non produksi yang mengurus manajemen perusahaan termasuk administrasi. Ruang kantor ini berukuran 16 m2 (4x4 m) yang cukup untuk meletakkan meja, kursi, dan perangkat kebutuhan rapat lainnya. 2. Mushola dan Toilet Ruangan ini berfungsi sebagai tempat ibadah umat islam yang dominan di Indonesia khususnya di kabupaten ini dan juga toilet sebagai prasarana wajib. Luas ruangan ini sebesar 14 m2 (3,5x4 m).
  • 26. 14 3. Area Parkir dan Halaman Area ini berfungsi sebagai jalur bongkar muat produk-produk yang akan didistribusikan. Area parkir ini diasumsikan seluas 38,5 m2 (7x5,5 m). B. Ruangan Produksi 1. Ruangan Penerimaan Ruangan ini berfungsi untuk menerima pasokan bahan baku dan tempat penyimpanan sementara daun cengkeh kering. Luas ruang penerimaan diasumsikan 8 m2 (4x2 m) dengan adanya lorong untuk mobilitas. 2. Green House Penjemuran dan Penyimpanan Sementara Bangunan ini tepat bersebelahan dengan bangunan pabrik yang berfungsi sebagai tempat penjemuran daun cengkeh saat musim penghujan. Green house ini direncanakan sebesar 38 m2 (19x2 m) yang terbagi dua oleh lorong untuk mobilitas pekerja. 3. Ruangan Proses Ruangan ini berfungsi sebagai inti pabrik, yaitu tempat berlangsungnya proses penyulingan dan pemisahan minyak hingga produk dikemas dalam jerigen- jerigen berukuran 25 L yang cukup untuk 20 kg minyak. Kebutuhan luas ruang proses sebesar 58,08 m2 yang direncanakan 7,5x8 m. Rincian perhitungan disajikan di Lampiran 2. 4. Ruangan Penyimpanan Produk Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pemberhentian terakhir dari produk yang telah diporses. Penyimpanan produk ini berdekatan dengan ruangan proses dan parkir agar memudahkan dalam distribusi produk. Distribusi produk dilakukan seminggu sekali, sehingga terdapat 336 kg minyak yang disimpan yang setara dengan 17 jerigen dengan asumsi 20 kg minyak/jerigen. Luas per satuan jerigen 0,4x0,4 m, sehingga luas kebutuhan penyimpanan produk sebesar 4 m2 dengan kelonggaran 150%. 5. Area Pengolahan Limbah Area ini berfungsi sebagai tempat pengolahan limbah cair dari hasil samping produksi minyak hingga hasil akhirnya aman untuk dibuang ke sungai. Kolam pengolahan limbah diasumsikan sebesar 6 m2 (4x1,5 m) yang disekat untuk pengolahan primer dan sekunder. Total kebutuhan luas ruang ini dengan adanya ruang untuk operator dan kelonggaran sebesar 23,8 m2 (6x4 m). 6. Ruang Boiler dan Pengolahan Air Umpan Ruang ini berfungsi sebagai ruang utilitas, penyedia daya, baik itu steam maupun air yang sebelumnya telah diolah sesuai standar baku air umpan. Total kebutuhan kedua ruangan ini sebesar 15,61 m2 (8x8 m). Berdasarkan perhitungan kebutuhan luas ruangan keseluruhan, baik itu ruang produksi maupun ruang non-produksi, total kebutuhan luas ruang untuk pabrik minyak daun cengkeh yaitu sebesar 216,04 m2 yang dirinci dalam Tabel 6.
  • 27. 15 Tabel 6 Kebutuhan Luas Ruang No. Nama Ruang Kebutuhan Luas Ruang beserta Allowance (m2 ) Alokasi Luas Ruang yang Diberikan (m2 ) 1 Kantor 16 4 x 4 = 16 2 Mushola dan Toilet 14 3,5 x 4 = 14 3 Parkir dan Halaman 38,5 7 x 5,5 = 38,5 4 Penerimaan 8 4 x 2 = 8 5 Penjemuran dan Penyimpanan Sementara 38 2 x 19 = 38 6 Proses Produksi 58,08 7,5 x 8 = 60 7 Penyimpanan Produk 4,05 2 x 2 = 4 8 Pengolahan Limbah 23,8 6 x 4 = 24 9 Boiler 7,92 4 x 2 = 8 10 Pengolahan Air Umpan 7,69 4 x 2 = 8 Total Luas Ruang 216,04 218,5 Alokasi yang dibutuhkan menyesuaikan dengan lahan yang tersedia dan kemudahan perhitungan sehingga pabrik akan dibangun dengan ukuran 11,5x19 m. Total luasan pabrik minyak daun cengkeh sebesar 218,5 m2 . Perancangan Tata Letak dan Layout Pabrik Pabrik minyak daun cengkeh termasuk pabrik yang hanya menghasilkan satu jenis produk, sehingga pusat-pusat aktivitas/kerja dan mesin/peralatan disusun dalam satu line sesuai dengan urutan operasi/prosesnya secara kontinu (Rohmawati 2007). Tipe tata letak yang sesuai dengan pabrik ini ialah tata letak lintas produksi atau product layout. Tujuan pemilihan tipe tata letak product layout ini adalah untuk mengurangi biaya penanganan material, memudahkan pengawasan, pekerja lebih terspesialisasi, sehingga dapat melakukan penghematan biaya. Pola aliran bahan yang digunakan membentuk aliran lurus yang bertujuan mengefisiensikan waktu dan pergerakan. Product layout dirancang dengan metode A-R Chart (Activity-Relationship Chart). A-R Chart merupakan suatu metode yang menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya (Wignjosoebroto 2009). Dalam metode A-R Chart, keterkaitan aktivitas dinilai menggunakan derajat hubungan yang beralasan. Alasan penilaian derajat dan bagan keterkaitan aktivitas dapat dilihat pada Tabel 7. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi dan nilai sebagai berikut: A : Harus bersebelahan (absolutely necessary) = 34 E : Harus berdekatan (Especially important) = 33 I : Cukup berdekatan (important) = 32 O : Tidak harus berdekatan (ordinariy ok) = 31 U : Bebas dan tidak saling terkait (unimportant) =30 X : Tidak boleh saling berdekatan atau harus saling berjauhan (not desirable) = 0
  • 28. 16 Tabel 7 Alasan Penilaian Derajat Keterkaitan Kode Alasan 1 Urutan proses dan kerja 2 Penggunaan pekerja yang sama 3 Pengawasan dan keamanan 4 Efisiensi waktu 5 Keindahan, kebersihan, dan kenyamanan 6 Adanya komunikasi dan pencatatan 7 Kontak antar pekerja 8 Bising, asap, debu, atau bau. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang hubungan antar aktivitas, yaitu persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk kegiatan atau ruang tertentu, karakteristik bangunan, letak bangunan, fasilitas eksternal, dan kemungkinan perluasan (Caessara 2011). Perancangan hubungan tersebut membutuhkan opini pakar (akademisi dan praktisi) yang kemudian disusun dalam diagram keterkaitan aktivitas seperti Gambar 4. 10 Pengolahan Air Umpan 9 Boiler 8 Pengolahan Limbah 7 Penyimpanan 6 Proses Produksi 5 Green House Penjemuran dan Penyimpanan Sementara 4 Penerimaan 3 Parkir dan Halaman 2 Mushola 1 Kantor O I 4 A 6 O O 3 I 3,6 U O U U U U U A 4 U O E U A 1 A O U A 1 I U A 1 E U A E U U U U U U U E U E U U U U U Gambar 4 Diagram Keterkaitan Aktivitas pada Pabrik Minyak Daun Cengkeh Ruangan kantor harus berdekatan dengan ruang penerimaan dan harus cukup berdekatan dengan parkir dan ruang penyimpanan produk. Ruangan proses produksi harus bersebelahan dengan ruang penerimaan untuk mengefisiensikan waktu pengerjaan. Ruangan penyimpanan produk harus berdekatan dengan ruang produksi dan green house penjemuran karena urutan proses yang dilakukan dan penggunaan pekerja yang sama. Informasi yang diperoleh dari bagan tersebut kemudian dihitung berdasarkan nilai derajat hubungan pada masing-masing ruang yang dinyatakan dalam TCR (Total Closeness Ratio). Hasil perhitungan TCR disajikan dalam Gambar 5.
  • 29. 17 Gambar 5 Grafik Hasil Perhitungan Nilai TCR Ruang proses produksi dan penerimaan memiliki nilai TCR yang tertinggi, hal ini berarti posisi ruangan ini harus berada di tengah-tengah/pusat pabrik karena kedua ruangan ini cukup berkaitan dengan ruangan lainnya ataupun menjadi kunci utama pabrik (center). Begitupun pada penelitian Purwanti (2014), ruang produksi dan gudang bahan baku memiliki nilai TCR tertinggi yang berarti harus berada di pusat pabrik. Data dari diagram keterkaitan aktivitas dan perhitungan TCR kemudian digunakan untuk membuat diagram keterkaitan antar aktivitas. Diagram tersebut menggunakan template yang menggambarkan kegiatan yang ada. Setiap template mencantumkan informasi mengenai derajat keterkaitan kegiatan tersebut dengan kegiatan lainnya. Template keterkaitan antar aktivitas disajikan pada Gambar 6. 111 13 127 331 179 331 133 61 115 141 Kantor Mushola Parkir dan Halaman Penerimaan Penjemuran dan Penyimpanan Sementara Proses Produksi Penyimpanan Produk Pengolahan Limbah Boiler Pengolahan Air Umpan
  • 30. 18 Gambar 6 Template Keterkaitan Aktivitas Template keterkaitan ini disusun berdasarkan urutan proses dari bahan baku hingga menjadi produk yang dapat langsung didistribusikan. Pembangunan ruangan dan pengaturan tata letak harus disesuaikan dengan ukuran luas tempat yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan tempat dan biaya yang akan digunakan untuk membangun ruangan tersebut. Berdasarkan data perancangan tata letak dan kebutuhan luas ruang, maka didapat layout pabrik di Lampiran 3. Aspek Manajemen dan Organisasi Dalam studi kelayakan pendirian pabrik minyak daun cengkeh, aspek manajemen yang dibahas adalah tipe organisasi yang sesuai untuk industri ini. Kajian terhadap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan dan struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, serta deskripsi pekerjaan. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang sesuai dengan pabrik ini menganut sistem pelimpahan wewenang sentralisasi. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang seragam dapat menimbulkan kompleksitas permasalahan. Selain itu, dalam sebuah industri pengolahan, wewenang untuk memberi keputusan dimaksudkan agar operasinya dapat berjalan lancar (Subagyo 2008). Struktur organisasi untuk pabrik minyak daun cengkeh dapat dilihat pada Lampiran 4. I 3,7 O 2,5,6 I- O 7 I 7 O 1 I- O 1,3 A 4 E- A 1,3,5,6 E- A 4,6 E- I 1 O 2,6 I 1,5 O 4 I- O 1,3 A- E- I- O- A 4 E 7 A 6 E 3 A 4,5,7 E 8,9,10 E 6,10A- I- O- A 10 E 6 A 9 E 6,8 I- O- X- 1 Kantor X- 4 Penerimaan X- 3 Penjemuran dan Penyimpanan Sementara X- 2 Mushola dan Toilet X- 3 Parkir dan Halaman X- 7 Penyimpanan Produk X- 6 Proses Produksi X- 8 Pengolahan Limbah X- 9 Boiler X- 10 Pengolahan Air Umpan Keterangan: Product Line : Water Line :
  • 31. 19 Kebutuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terlibat dalam pabrik minyak daun cengkeh ini terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang terlibat dalam proses non-produksi seperti pemasaran dan keuangan. Tenaga kerja langsung meliputi operator produksi dan pekerja pada penanganan limbah yang dibedakan dalam dua shift sedangkan tenaga kerja tidak langsung ialah tenaga kerja yang mengurusi bagian manajerial pabrik (Huda 2014). Total tenaga kerja yang dibutuhkan pada pabrik minyak daun cengkeh ini berjumlah 19 orang. Rincian kebutuhan tenaga kerja di pabrik minyak daun cengkeh dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Kebutuhan Tenaga Kerja No Jabatan Kualifikasi Pendidikan Jumlah (orang) Tenaga Kerja Tidak Langsung 1 Direktur S1 1 2 Manajer Produksi S1 1 3 Manajer Pemasaran S1 1 4 Manajer Administrasi & Keuangan S1 1 5 Staf PPIC D3 1 6 Staf Pemasaran D3 1 7 Staf Logistik D3 1 8 Staf Administrasi D3 1 9 Staf Keuangan D3 1 10 Keamanan SMA 2 11 Supir SMA 2 Tenaga Kerja Langsung 12 Supervisor Produksi S1 1 12 Operator Produksi D3 5 Total 19 Deskripsi Pekerjaan Deskripsi tugas dan tanggung jawab disusun untuk memudahkan pekerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing- masing jabatan antara lain sebagai berikut: 1. Direktur Direktur bertugas untuk mengelola keseluruhan fungsi perusahaan yang meliputi kegiatan perencanaan, organisasi, dan mengawasi kegiatan manajer yang berada dibawahnya. Tanggung jawab utama perusahaan akan dipegang oleh direktur 2. Manajer Produksi Manajer produksi bertugas untuk melakukan perencanaa, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi seperti penjagaan kualitas produk dari bahan baku hingga finish product. 3. Manajer Pemasaran Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran baik promosi, penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi permintaan pasar.
  • 32. 20 4. Manajer Administrasi dan Keuangan Manajer administrasi dan keuangan bertanggung jawab dalam kelancaran administrasi serta keuangan perusahaan baik itu dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian ataupun pelaporan. Tugas yang diberikan kepada manajer administrasi dan keuangan bertujuan untuk menjamin audit dan dokumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur. 5. Manajer Keuangan Manajer keuangan bertugas mengelola, mengawasi, dan mengaudit semua bentuk penerimaan dan pengeluaran produksi dalam perlahan serta menangani masalah keuangan dalam perusahaan. 6. Staf Administrasi Staf administrasi bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi di dalam perusahaan, baik dalam pencatatan administrasi perusahaan maupun operasional perusahaan. 7. Staf Keuangan Staf keuangan bertugas mengawasi dan mengelola pencatatan keuangan perusahaan. 8. Staf Logistik Staf logistik bertanggung jawab mengelola pengadaan bahan baku dan pengelolaannya, serta pendistribusian produk. 9. Staf Pemasaran Staf pemasaran bertanggung jawab mendistribusikan produk ke pasar (konsumen), dan membantu manajer pabrik memperoleh informasi kondisi pasar. 10. Keamanan Keamanan bertugas untuk mengamankan keseluruhan perusahaan, baik secara fisik bangunan maupun orang-orang yang ada di perusahaan. 11. Operator Produksi Operator bertanggung jawab dalam menjalankan mesin-mesin produksi dan memastikannya sesuai dengan prosedur. Operator akan berkordinasi dengan manajer produksi agar tidak terjadi kesalahan. Aspek Legalitas dan Lingkungan Badan Usaha Terdapat tiga bentuk legal badan usaha, yaitu kepemilikan sendiri (proprietorship), persekutuan (partnership), dan perusahaan (coorporations). Berdasarkan modal investasi dalam pendirian usaha, pabrik ini relatif tidak terlalu besar dan memiliki risiko yang juga tidak terlalu besar, skala pabrik minyak daun cengkeh pun tergolong usaha kecil-menengah (UKM) yang kepemilikan usahanya terdiri dari dua-tiga orang. Oleh karena itu, bentuk badan usaha yang sesuai adalah bentuk persekutuan (partnership). Perizinan Untuk mendapatkan legalitas usaha di wilayah Maluku Utara, ada beberapa jenis perizinan yang perlu dipersiapkan antara lain akta pendirian, izin usaha industri (IUI), izin mendirikan bangunan (IMB), NPWP badan usaha, SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), SK domisili perusahaan, dan pendaftaran pengadilan negeri. Bentuk dari akta pendirian adalah akta notaris yang
  • 33. 21 berisi tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga badan hukum usaha. Akta pendirian ini diterbitkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian RI No 41/M-IND/Per/6/2008 terhadap semua jenis industri dengan nilai investasi perusahaan yang seluruhnya di atas 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha wajib memperoleh IUI. Selain itu, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sangat diperlukan sebelum bangunan didirikan. Setelah mendapatkan IMB maka dilanjutkan dengan Izin Pendirian Bangunan (IPB). Kemudian dilanjutkan dengan Kelayakan Mendirikan Bangunan (KMB) yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. Pengolahan Limbah Terdapat tiga jenis limbah pada usaha minyak daun cengkeh ini, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat berasal dari residu penyulingan daun cengkeh, limbah cair berasal dari hasil samping penyulingan, sedangkan limbah gas berasal dari pembakaran boiler. 1. Limbah Padat Residu penyulingan daun cengkeh berkisar 97-98% dari bobot awal bahan. Jumlah padatan sisa dari penyulingan yang berupa ampas daun dapat dimanfaatkan dengan penjemuran terlebih dahulu sebagai bahan bakar boiler. Selain itu, abu dari sisa pembakaran boiler juga masih bisa dimanfaatkan lagi sebagai pupuk tanaman. 2. Limbah Cair Limbah cair dari hasil samping penyulingan berupa air kondensat minyak cengkeh berjumlah hampir setara dengan banyaknya bahan baku yang disuling. Limbah ini tidak dapat langsung dibuang, harus melalui pengolahan terlebih dulu agar tidak mencemari air dan lingkungan sekitar pabrik karena sifat minyak cengkeh yang keras dan pedas. Limbah kondensat ini juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan diencerkan terlebih dahulu menjadi konsentrasi 30%. Bila tidak dimanfaatkan secara langsung, tingkat kandungan berbahaya dari limbah kondensat ini dapat dikurangi dengan metode flokulasi, lalu flok setelah proses dapat dibakar dan air sisanya dapat langsung dibuang ataupun digunakan sebagai air umpan boiler. 3. Limbah Gas Limbah gas hasil pembakaran saat proses berlangsung mengandung senyawa- senyawa minyak cengkeh sehingga gas berbau cengkeh yang cukup kuat dan berwarna putih. Gas ini tidak begitu mengganggu warga dalam jumlah sedikit. Namun bila dalam jumlah yang cukup banyak, pabrik harus membuat saluran gas dengan filter sehingga dapat menyaring persenyawaan dalam gas yang menyebabkan gas berbau. Aspek Finansial Analisis ini dilakukan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Perhitungan analisis ini sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter dari analisis aspek sebelumnya seperti potensi pasar, kapasitas produksi dan rendemen, teknologi yang dipakai, peralatan/mesin produksi, jumlah tenaga kerja, dan tipe pengolahan limbah yang digunakan. Penentuan perencanaan biaya ini juga
  • 34. 22 memerlukan asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan analisis aspek finansial, yaitu sebagai berikut: 1. Umur proyek menyesuaikan dengan umur ekonomis terlama mesin, yaitu 10 tahun produksi 2. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 300 hari (6 hari dalam seminggu) 3. Penyusutan menggunakan Straight Line Method dengan nilai sisa peralatan dan bangunan 10% dari harga awal berdasarkan nilai sisa mesin pada industri sejenis 4. Permodalan dari uang pribadi (modal persekutuan) 100% dengan suku bunga deposito Bank Mandiri sebesar 6,8% untuk asumsi discount factor 5. Modal terdiri dari investasi dan moda kerja dengan modal kerja ditetapkan selama sebulan pertama produksi 6. Besarnya pajak ditetapkan sebagai berikut : • Pajak Bumi dan Bangunan 0.1% dari total investasi lahan dan bangunan menurut UU no 26 tahun 2000 • Pajak kendaraan 0.5% dari harga pembelian menurut UU no 22 tahun 1999 • Pajak penghasilan badan usaha dihitung berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk penghasilan bruto badan usaha di bawah 4,8 miliar sebesar 1% • Pajak partambahan nilai sebesar 10% 7. Harga jual minyak daun cengkeh dianggap tetap, yaitu Rp 130.000,00 8. Biaya bahan baku dianggap tetap, yaitu Rp 750,00 9. Biaya tenaga kerja dianggap tetap 10. Biaya pemeliharaan, perawatan, dan penggantian peralatan 10% per tahun dari harga mesin dan peralatan 11. Biaya kontingensi 10% dari total investasi. 12. Biaya asuransi 1% dari nilai awal pembelian barang yang diasuransikan. 13. Kapasitas produksi pada tahun pertama sampai kesepuluh adalah 100% 14. Proyek dimulai pada tahun ke-0 dan produksi dimulai pada tahun ke-1 Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan barang modal. Biaya ini dikeluarkan di awal tahun proyek yang mencakup biaya pra investasi, modal investasi tetap, dan kontingensi. Biaya pra investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebelum investasi proyek dimulai. Biaya-biaya tersebut disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Biaya Pra Investasi No. Jenis Pra Investasi Biaya (Rp jutaan) 1 Izin Pendirian CV 6,50 2 IMB 3,41 3 Izin Gangguan 0,70 4 UPL-UKL 15,00 Total Biaya Pra Investasi 25,61 Modal investasi tetap ialah biaya yang dibutuhkan untuk investasi lahan, bangunan, peralatan, dan fasilitas pendukung, yaitu sebesar Rp 633,3 juta. Biaya kontingensi merupakan estimasi anggaran biaya untuk kejadian yang tidak terduga seperti bencana alam dan kesalahan estimasi biaya. Faktor kontingesi diasumsikan
  • 35. 23 sebesar 10% dari total modal tetap (Hakiki 2011) sehingga biaya kontingensi yang dibutuhkan adalah Rp 63,3 juta. Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk pendirian pabrik minyak daun cengkeh ini adalah Rp 722,24 juta. Rincian biaya investasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 sedangkan untuk keseluruhan rincian total investasi dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 10 Biaya Investasi No. Jenis Biaya Investasi Biaya (Rp jutaan) 1 Pra Investasi 25,61 2 Modal Tetap 633,30 3 Kontingensi 63,33 Total Biaya Investasi 722,24 Biaya Modal Kerja Biaya modal kerja dihitung dari biaya yang dikeluarkan untuk produksi minyak daun cengkeh saat pertama kali pabrik dijalankan (Arannugroho 2011). Besarnya modal kerja ini ditetapkan untuk biaya operasional pada sebulan pertama, yaitu sebesar Rp 165,47 juta. Nilai penerimaan bruto per bulan, yaitu sebesar Rp 182 juta, lebih besar dari biaya modal kerja sehingga biaya operasional bulan-bulan selanjutnya sudah mampu dipenuhi dari penerimaan. Komposisi biaya modal kerja disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Komposisi Biaya Modal Kerja Komponen Jumlah Biaya (Rp Jutaan) Biaya Tetap Tenaga Kerja 64,50 Biaya Pemeliharaan dan Perawatan 0,96 Biaya ATK 0,15 Biaya Telepon 0,25 Biaya Listrik 0,25 Biaya Asuransi 0,18 Pajak Kendaraan 0,04 Pajak Bumi dan Bangunan 0,03 Pajak Pertambahan Nilai 18,21 Depresiasi/Penyusutan 4,36 Biaya Tidak Tetap Daun Cengkeh 45,56 Jerigen HDPE 1,26 Biaya Distribusi dan Transportasi 28,01 Kayu Bakar 1,00 Biaya Pengujian Sampel 0,70 Total Modal Kerja 165,47
  • 36. 24 Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya untuk menjalankan produksi, disebut sebagai biaya produksi dan pemeliharaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan sedangkan biaya variabel dipengaruhi oleh naik turunnya produksi. Biaya tetap pabrik minyak daun cengkeh antara lain gaji pekerja, gaji manager dan pemasaran, gaji kepala bagian produksi, biaya pemeliharaan dan perawatan, biaya ATK, biaya telepon, biaya listrik, biaya asuransi, pajak kendaraan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai, serta depresiasi/penyusutan sedangkan biaya variabel antara lain biaya pembelian daun cengkeh kering, biaya pembelian jerigen, biaya pengujian lab, dan biaya distribusi dan transportasi. Total biaya operasional yang direncanakan mencapai Rp 2 miliar per tahun. Rincian biaya operasional disajikan pada proyeksi HPP di Lampiran 7. Proyeksi Laba Rugi Proyeksi laba rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat keuntungan dan kerugian pada pabrik minyak daun cengkeh. Rincian laporan laba rugi pabrik ditunjukan pada Lampiran 6. Perhitungan laba rugi menunjukan bahwa laba bersih dari tahun ke tahun tetap karena tidak adanya penambahan atau pengurangan kapasitas produksi. Pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh, laba bersih yang diperoleh sebesar Rp 209 juta. Analisis Titik Impas Titik impas dicapai saat total penerimaan sama dengan total pengeluaran sehingga output dari perhitungan titik impas ialah banyaknya produk yang terjual dan lamanya waktu produksi hingga kondisi impas tersebut (Perdana 2011). Analisis titik impas disajikan pada Gambar 7. Titik impas pada pabrik minyak daun cengkeh tercapai saat penjualan produk sebanyak 13 ton dan senilai 1,7 miliar. Gambar 7 Grafik Analisis Titik Impas 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 5 10 15 20 TFC,TC,TR(Rpjutaan) Jumlah Produk (ton) TR TC TFC
  • 37. 25 Harga Pokok Produksi dan Harga Penjualan Biaya untuk memproduksi minyak daun cengkeh per kilogramnya sebesar Rp 117.417 sedangkan harga jual minyak daun cengkeh mengikuti harga jual minyak di tingkat pabrik rakyat yaitu Rp 130.000,00. Harga jual yang ditetapkan sudah termasuk biaya distribusi. Dalam proyek investasi minyak daun cengkeh ini diasumsikan bahwa harga jual tetap setiap tahun. Perhitungan prakiraan penerimaan dan HPP secara lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 7. Proyeksi Arus Kas Arus kas terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk terdiri dari laba bersih dan nilai sisa sedangkan arus kas keluar terdiri dan biaya investasi dan operasional. Proyeksi arus kas dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai kriteria investasi. Penilaian kriteria investasi yang digunakan pada analisis kelayakan ini antara lain adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Pay Back Period (PBP). Proyeksi arus kas secara rinci disajikan pada Lampiran 8. Hasil perhitungan kriteria investasi pabrik minyak daun cengkeh ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12 Kriteria Investasi Kriteria Nilai NPV (juta) Rp 586 Net B/C 1,71 IRR 20% PBP 4 tahun 3 bulan NPV menunjukkan selisih dari nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan- penerimaan kas bersih di masa yang akan datang sebesar Rp 586 juta dengan tingkat suku bunga 6,8%. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menunjukkan setiap pengeluaran Rp 1 akan mendapatkan tambahan manfaat sebesar Rp 1,71. IRR atau arus pengembalian internal merupakan tingkat kemampuan proyek untuk menghasilkan keuntungan dan dapat dinyatakan sebagai tingkat suku bunga pinjaman (bank) yang menghasilkan nilai NPV aliran kas masuk sama dengan dengan aliran kas keluar. Tujuan perhitungan IRR adalah mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya yang dibandingkan dengan suku bunga deposito yang digunakan. PBP atau payback period menunjukkan bahwa lamanya tingkat balik modal dari seluruh modal investasi ialah 4 tahun 3 bulan yang tidak melebihi umur proyek. Menurut hasil perhitungan finansial, proyek minyak daun cengkeh ini dinyatakan layak karena nilai NPV > 0, Net B/C > 1, dan IRR ≥ 6,8%. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat perubahan maksimum dari beberapa parameter baik pada faktor penerimaan maupun pengeluaran yang berpengaruh terhadap pembuatan keputusan. Variabel yang diuji pada analisis ini adalah kapasitas produksi, harga jual, dan harga bahan baku. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pabrik masih layak didirikan bila faktor-faktor yang diuji tidak melebihi persen perubahan yang disajikan pada Tabel 13.
  • 38. 26 Tabel 13 Analisis Sensitivitas Variabel Perubahan Maksimum Kapasitas Produksi Turun 6,9% Harga Jual Turun 4,1% Harga Bahan Baku Naik 16,3% Semakin kecil perubahan maksimum nilai suatu unsur terhadap investasi, maka pembuatan keputusan dalam investasi proyek terhadap unsur tersebut semakin sensitif. Rincian analisis sensitivitas disajikan pada Lampiran 9. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ketersediaan bahan baku di Kabupaten Halmahera Barat sangat melimpah, mencapai 7.662 ton/tahun dengan kualitas kadar eugenol yang tinggi karena kesesuaian iklim wilayah tersebut. Permintaan minyak cengkeh belum terpenuhi seluruhnya karena tingkat permintaan yang lebih tinggi dibanding tingkat penawaran sehingga potensi pasar minyak cengkeh pun cukup tinggi. Pabrik ini menghasilkan limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat berupa ampas daun cengkeh dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar boiler, limbah cair berupa air kondensat harus diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sungai ataupun digunakan kembali, sedangkan limbah gas yang dihasilkan pabrik dapat difiltrasi menggunakan saluran gas untuk mengurangi cemaran udara. Dari segi finansial, total biaya investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan pabrik sebesar Rp 722,24 juta dan modal kerja sebesar Rp 165 juta. Laba bersih yang didapat sebesar Rp 209 juta/tahun dengan HPP sebesar Rp 117.417/kg. Kriteria investasi menunjukkan nilai Net Present Value sebesar Rp 586 juta, IRR 20%, B/C Ratio 1,71, dan Pay Back Period selama 4 tahun 3 bulan. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa pabrik layak didirikan bila penurunan kapasitas produksi maksimum sebesar 6,85%, penurunan harga jual maksimum sebesar 4,1%, dan kenaikan harga bahan baku maksimum sebesar 16,3%. Berdasarkan seluruh aspek yang dianalisis, pabrik minyak daun cengkeh layak didirikan di Kabupaten Halmahera Barat. Saran Informasi dari studi kelayakan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam merealisasikan pabrik minyak daun cengkeh di Kabupaten Halmahera Barat. Perlu adanya kajian lebih mendalam terhadap pasar minyak atsiri yang terus berkembang juga kajian potensi pengembangan pabrik produk turunan minyak cengkeh.
  • 39. 27 DAFTAR PUSTAKA Arannugroho RA. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Industri Pengolahan Keripik Nangka di Kabupaten Semarang [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Caessara A. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Industri Tepung dan Biskuit Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Giatman M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta (ID): Rajawali Pr. Grant EI, Ireson WG, dan Leavenworth RS. 1996. Dasar-Dasar Ekonomi Teknik. Jilid 1. Komarudin E, Kartasapoetra G, penerjemah. Jakarta (ID): PT. Rineka Cipta. Terjemahan dari: Principles of Engineering Economy. Hakiki DN. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Industri Surfaktan Metil Ester Sulfonat Berbasis Minyak Kelapa Sawit [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Huda FH. 2014. Studi Kelayakan Pendirian Industri Tepung Singkong Modifikasi (Mocaf) di Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [I; MBUKSW] Indesso; Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana. 2014. Cengkeh Sejarah, Budidaya, dan Industri. Jakarta (ID): Gramedia. Mirna. 1989. Pengaruh Kombinasi Cara dan Lama Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Daun Cengkeh [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Park CS dan Tippett DD. 1999. Engineering Economics and Project Management, Mechanical Engineering Handbook. Frank Kreith, editor. Boca Raton (US): CRC Press LLC. Perdana DA. 2011. Kajian Tekno Ekonomi Prototipe Perancangan Proses Produksi Bioetanol dari Limbah Tanaman Jagung [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Purwanti N. 2014. Studi Kelayakan Pendirian Industri Gula Cair Nira Kelapa (Cocos nucifera) di Kabupaten Ciamis [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rasyid MH. 2014. Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rohmawati E. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Industri Biodiesel Terpadu dari Jarak Pagar di Kawasan Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Subagyo A. 2008. Studi Kelayakan. Jakarta (ID) : PT Elex Media Komputindo. Sulistiorini A. 2011. Kajian Teknoekonomi Pendirian Industri Kulit Samoa (Chamois Leather) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [T] Trubus. 2009. Minyak Asiri. Volume 7. Bogor (ID): Trubus Swadaya. Wignjosoebroto S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Ed ke-3. Surabaya (ID): Penerbit Guna Widya.
  • 40. 28 Lampiran 1 Neraca Massa Minyak Daun Cengkeh Daun cengkeh kering 1 ton Ampas daun cengkeh 0,972 ton Distilasi Uap Pendidihan (Boiling) Air 1 ton Kondensasi Pemisahan minyak Air kondensat minyak 0,900 ton Minyak daun cengkeh 0,028 ton (28 kg) Lampiran 2 Kebutuhan Luas Ruangan Produksi N o Aktivitas Departeman Nama Mesin/Peralatan Kebutuhan luas (m2) Sub total (m2) Allowance 140% (m2) Jumlah Total (operasi) Total (m2) Mesin (pxl) Auxliary (pxl) Operator (pxl) MH (pxl) 1 Proses Produksi Ketel Suling 3,14x0,5^2 0,5x1 3,14x1x1 1x1 3,86 5,4 4 21,592 58,08 Pemisah Minyak 3,14x0,25^2 0,5x1 3,14x0,5x0,5 1x1 3,27 4,57 4 18,292 Kondensor (Kolam Pendinginan) 4x1,5 - 7x0,5 - 13 18,2 1 18,2 2 Utilitas Boiler 3,14x(0,875/2)^2 0,5x0,5 3,14x1,75x0,5 - 5,65 7,92 1 7,91525 15,61 Water Treatment 3,14x(0,5^2) - 3,14*0,5*0,25 - 1,37 1,92 4 7,693 28
  • 41. 29 Lampiran 3 Layout Pabrik Minyak Daun Cengkeh 8,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 3,506,00 2,00 8,0 m x 7,5 m Ruang Proses Produksi 3,0 m x 2,0 m Ruang Penerimaan 2,0 m x 2,0 m Ruang Penyimpanan 4,0 m x 4,0 m Kantor 4,0 m x 3,5 m Mushola dan Toilet 4,0 m x 6,0 m Area Pengolahan Limbah 7,0 m x 5,5 m Parkir dan Halaman 3,00 19,0 m x 2,0 m Green House Penjemuran dan Penyimpanan Sementara 1,0 m x 2,0 m Ruang Penerimaan 2,00 4,00 4,0 m x 2,0 m Ruang Boiler 4,0 m x 2,0 m Ruang Pengolahan Air Umpan 29
  • 42. 30 Lampiran 4 Struktur Organisasi Pabrik Minyak Daun Cengkeh Direktur Manajer Pemasaran Manajer Produksi Manajer Administrasi & Keuangan Operator Produksi Staf PPIC Staf Pemasaran Staf Logistik Staf Administrasi Staf Keuangan Keamanan Supir
  • 43. 31 Lampiran 5 Rincian Biaya Investasi Biaya Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp Jutaan) Total Biaya (Rp Jutaan) Umur Ekonomis (tahun) Nilai Sisa (Rp Jutaan) Penyusutan per Tahun (Rp Jutaam) A. Biaya Pra Investasi Izin Pendirian CV paket 1 7 7 - - - IMB paket 1 3 3 - - - Izin Gangguan paket 1 1 1 - - - UPL-UKL paket 1 15 15 - - - B. Modal Investasi Tetap Lahan m2 218,5 0,4 87 10 9 8 Bangunan Pabrik m2 142 1,5 213 10 21 19 Greenhouse Penjemuran Daun m2 38 0,5 19 10 2,9 3 Alat Penyulingan Lengkap set 1 115 115 10 12 10 Pompa air unit 2 1 2 5 0,2 0,4 Tower air unit 1 5 5 10 0,5 0,5 Instalasi Peralatan unit 2 15 30 - - - Biaya Kirim unit 1 25 25 - - - Troley unit 2 2 4 10 0,4 0,4 Garpu Daun unit 6 0,2 1 5 - 0,2 Timbangan unit 1 2 2 10 0,2 0,2 Kolam Pendingin m2 6 1 6 10 0,6 0,5 Bak Pengolahan Limbah unit 3 2 6 10 0,6 0,5 Saluran Gas Buang unit 1 10 10 10 1 0,9 Kendaraan unit 1 100 100 10 10 9 Notebook unit 1 8 5 10 0,8 0,7 Printer unit 1 2 1 10 0,2 0,2 Whiteboard unit 1 0,2 0,2 10 - - Meja kantor unit 1 1 1 10 0,1 0,1 Kursi kantor unit 3 0,5 1,5 10 0,2 0,1 Biaya Pemasangan Telepon unit 1 0,5 0,5 - - - C. Biaya Kontingensi 63 TOTAL 722 58 52 31
  • 44. 32 Lampiran 6 Proyeksi Laba-Rugi Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Minyak Daun Cengkeh 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 Total Pendapatan 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 Biaya Tetap 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 Biaya Tidak Tetap 906 906 906 906 906 906 906 906 906 906 TOTAL BIAYA 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 Profit Before Tax 211 211 211 211 211 211 211 211 211 211 Tax 1% 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 Profit After Tax 209 209 209 209 209 209 209 209 209 209 Lampiran 7 Proyeksi Harga Pokok Produksi URAIAN TAHUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. Biaya Tetap (Rp Jutaan) Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774 Biaya Pemeliharaan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 B. Biaya Variabel (Rp Jutaan) Daun cengkeh kering 547 547 547 547 547 547 547 547 547 547 Jerigen 25 L 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Total Biaya Operasional (Rp Jutaan) 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 Jumlah minyak (kg) 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 16.808 HPP (Rp/kg produk) 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 117.417 32
  • 45. 33 Lampiran 8 Arus Kas dan Kriteria Investasi URAIAN TAHUN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 INFLOW Minyak Daun Cengkeh 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 59 TOTAL INFLOW 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.244 OUTFLOW 1. Biaya Investasi A. Biaya Pra Investasi 26 B. Biaya Modal Tetap Lahan 87 Bangunan Pabrik 213 Greenhouse Penjemuran 19 Alat Penyulingan Lengkap 115 Pompa air 2 1 Tower air 5 Instalasi Peralatan 30 Biaya Kirim 25 Troley 4 Garpu Daun 1 0,6 Timbangan 2 Kolam Pendingin 6 Bak Pengolahan Limbah 6 Saluran Gas Buang 10 Kendaraan 100 Notebook 5 Printer 1 Whiteboard 0,2 Meja kantor 1 Kursi kantor 2 Biaya Pemasangan Telepon 1 A. Biaya Kontingensi 63 Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - - 2. Biaya Modal Kerja 165 33
  • 46. 34 3. Biaya Operasional A. Biaya Tetap Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774 Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 B. Biaya Tidak Tetap Daun cengkeh kering 547 547 547 547 547 547 547 547 547 547 Jerigen HDPE 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Total Biaya Operasional 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 TOTAL OUTFLOW 887 1.974 1.974 1.974 1.974 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 Net Benefit Before Tax (887) 211 211 211 211 210 211 211 211 211 269 Tax 1% - 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 Net Benefit After Tax (887) 209 209 209 209 208 209 209 209 209 267 Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52 PV (887) 196 184 172 161 150 141 132 124 116 138 Kriteria Investasi Nilai PV + 1.513 PV - (887) NPV Rp 586 Net B/C 1,706 IRR 20% PBP 4 tahun 3 bulan
  • 47. 35 Lampiran 9 Analisis Sensitivitas (1) URAIAN TAHUN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 INFLOW Minyak Daun Cengkeh 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 TOTAL INFLOW 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.093 OUTFLOW 1. Biaya Investasi A. Biaya Pra Investasi 26 B. Biaya Modal Tetap Lahan 87 Bangunan Pabrik 213 Greenhouse Penjemuran 19 Alat Penyulingan Lengkap 115 Pompa air 2 1 Tower air 5 Instalasi Peralatan 30 Biaya Kirim 25 Troley 4 Garpu Daun 1 0,6 Timbangan 2 Kolam Pendingin 6 Bak Pengolahan Limbah 6 Saluran Gas Buang 10 Kendaraan 100 Notebook 5 Printer 1 Whiteboard 0,2 Meja kantor 1 Kursi kantor 1,5 Biaya Pemasangan Telepon 0,5 C. Biaya Kontingensi 63 Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - - 2. Biaya Modal Kerja 165 35
  • 48. 36 3. Biaya Operasional A. Biaya Tetap Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774 Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 B. Biaya Tidak Tetap Daun cengkeh kering 509 509 509 509 509 509 509 509 509 509 Jerigen HDPE 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 Biaya Distribusi dan Transportasi 313 313 313 313 313 313 313 313 313 313 Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Total Biaya Operasional 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 TOTAL OUTFLOW 887 1.913 1.913 1.913 1.913 1.915 1.913 1.913 1.913 1.913 1.913 Net Benefit Before Tax 887 122 122 122 122 121 122 122 122 122 180 Tax 1% - 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,8 Net Benefit After Tax (887) 121 121 121 121 120 121 121 121 121 178 Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52 PV (887) 113 106 99 93 86 82 76 72 67 92 Kriteria Investasi Nilai PV + 887 PV - (887) NPV Rp 0 Net B/C 1 IRR 6,8% PBP 7 tahun 4 bulan 36
  • 49. 37 Lampiran 10 Analisis Sensitivitas (2) URAIAN TAHUN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 INFLOW Minyak Daun Cengkeh 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 TOTAL INFLOW 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.096 2.154 OUTFLOW 1. Biaya Investasi A. Biaya Pra Investasi 26 B. Biaya Modal Investasi Tetap Lahan 87 Bangunan Pabrik 213 Greenhouse Penjemuran 19 Alat Penyulingan Lengkap 115 Pompa air 2 1 Tower air 5 Instalasi Peralatan 30 Biaya Kirim 25 Troley 4 Garpu Daun 1 0,6 Timbangan 2 Kolam Pendingin 6 Bak Pengolahan Limbah 6 Saluran Gas Buang 10 Kendaraan 100 Notebook 5 Printer 1 Whiteboard 0,2 Meja kantor 1 Kursi kantor 1,5 Biaya Pemasangan Telepon 0,5 C. Biaya Kontingensi 63 Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - - 2. Biaya Modal Kerja 165 37
  • 50. 38 3. Biaya Operasional A. Biaya Tetap Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774 Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 B. Biaya Tidak Tetap Daun cengkeh kering 547 547 547 547 547 547 547 547 547 547 Jerigen HDPE 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Total Biaya Operasional 1.974 1.974 1.974 1.974 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 TOTAL OUTFLOW 887 1.974 1.974 1.974 1.974 1.975 1.974 1.974 1.974 1.974 1.974 Net Benefit Before Tax 887 122 122 122 122 121 122 122 122 122 180 Tax 1% - 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,8 Net Benefit After Tax (887) 121 121 121 121 120 121 121 121 121 178 Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52 PV (887) 113 106 99 93 86 82 76 72 67 92 Kriteria Investasi Nilai PV + 887 PV - (887) NPV Rp 0 Net B/C 1 IRR 6,8% PBP 7 tahun 4 bulan 38
  • 51. 39 Lampiran 11 Analisis Sensitivitas (3) URAIAN TAHUN 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 INFLOW Minyak Daun Cengkeh 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 TOTAL INFLOW 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.185 2.243 OUTFLOW 1. Biaya Investasi A. Biaya Pra Investasi 26 B. Biaya Modal Investasi Tetap Lahan 87 Bangunan Pabrik 213 Greenhouse Penjemuran 19 Alat Penyulingan Lengkap 115 Pompa air 2 1 Tower air 5 Instalasi Peralatan 30 Biaya Kirim 25 Troley 4 Garpu Daun 1 0,6 Timbangan 2 Kolam Pendingin 6 Bak Pengolahan Limbah 6 Saluran Gas Buang 10 Kendaraan 100 Notebook 5 Printer 1 Whiteboard 0,2 Meja kantor 1 Kursi kantor 1,5 Biaya Pemasangan Telepon 0,5 C. Biaya Kontingensi 63 Total Biaya Investasi 722 - - - - 1,6 - - - - - 2. Biaya Modal Kerja 165 39
  • 52. 40 3. Biaya Operasional A. Biaya Tetap Tenaga Kerja 774 774 774 774 774 774 774 774 774 774 Biaya Perawatan 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 Biaya ATK 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Biaya Telepon 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Listrik 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Biaya Asuransi 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 Pajak Kendaraan 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Pajak Bumi dan Bangunan 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Pajak Pertambahan Nilai 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 218,5 Depresiasi/Penyusutan 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 B. Biaya Tidak Tetap Daun cengkeh kering 636 636 636 636 636 636 636 636 636 636 Jerigen HDPE 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Biaya Distribusi dan Transportasi 336 336 336 336 336 336 336 336 336 336 Pengujian Lab 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Total Biaya Operasional 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 TOTAL OUTFLOW 887 2.063 2.063 2.063 2.063 2.064 2.063 2.063 2.063 2.063 2.063 Net Benefit Before Tax 887 122 122 122 122 121 122 122 122 122 180 Tax 1% - 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,8 Net Benefit After Tax (887) 121 121 121 121 120 121 121 121 121 178 Discount Factor = 6,8% 1 0,94 0,88 0,82 0,77 0,72 0,67 0,63 0,59 0,55 0,52 PV (887) 113 106 99 93 86 82 76 72 67 92 Kriteria Investasi Nilai PV + 887 PV - (887) NPV Rp 0 Net B/C 1 IRR 6,8% PBP 7 tahun 4 bulan 40
  • 53. 41 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak terakhir dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh pasangan Sumardi dan Chairiah Batarfie pada tanggal 28 Februari 1994. Penulis mulai mengenyam pendidikan di TK Baabussalam (1999-2000), SD Negeri Semplak 2 (2000-2006), SMP Negeri 4 Bogor (2006-2009), dan SMA Negeri 3 Bogor (2009- 2011). Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke perguran tinggi negeri di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Semasa kuliah juga penulis menjadi asisten praktikum pada mata kuliah penerapan komputer (2013) dan teknologi penyimpanan dan penggudangan (2015). Penulis mendapatkan pengalaman berorganisasi sebagai anggota Gentra Kaheman (2011-2012), Unit Karate IPB (2011-2013), pengurus Himalogin (2012-2013) dan sebagai anggota Himalogin hingga 2015. Selain itu, penulis juga aktif sebagai guru les private (2012-2013) dan aktif di berbagai kepanitian seperti MPKMB 49 (2012) sebagai divisi pangan, IPB Karateka Cup 5 (2012) sebagai divisi konsumsi, Hagatri (2013) sebagai divisi medis. Penulis melaksanakan kegiatan praktik lapangan pada bulan Juni-Agustus 2014 di PT Badranaya Putra dengan judul “Penerapan Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Sosis Bratwurst di PT Badranaya Putra Bandung”.