SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
PemaknaanEkonomiKelembagaan Ekonomi Kelembagaan
Keyakinanbahwakelembagaan (institution) dapatmenjadisumberefisiensidankemajuanekonomitelahditerimaolehsebagianbesarekonom, bahkan yang paling liberal sekalipun. Hinggakinimasihbelumterdapatkejelasanmengenaimaknadandefinisidarikelembagaan. Banyakekonom yang mendefinisikankelembagaandenganperspektif yang beranekaragam. Multiragamdefinisiinidikhawatirkanakanmenimbulkankekaburanterhadapkonsepkelembagaanitusendiri. Perluadanyaperumusansecaradefinitifpengertiankelembagaansehinggamendonorkanpanduanbagisiapapun yang berminatuntukmengkajinya.
PerilakudanNilai-nilai Fundamental Manusia Dalamkajianhistoris, akardariteorikelembagaansesungguhnyasudahdimulaisejak lama. Terutamaahlikelembagaandaritadisi AS (American Institutionalist Tradition) seperti: Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons, Clarence Ayres Di sampingituadajugavarian lain yang melekatpadaekonomklasikmisalnya: Adam Smith dan John Stuart Mill; Karl Marx, danaliran Marxian lainnya Mazhab Austria sepertiMenger, von Wieser, dan Hayek; Schumpeter Dan tokohneoklasikkhususnya Marshall
Tradisi yang pertama (American institutionalist tradition) kemudiandikenalsebagai “IlmuEkonomiKelembagaan Lama”. Sedangkan yang berikutnya, umumnyadipandangsebagaikelanjutandanperluasandarielemen-elemenkelembagaan yang ditemukandalamaliranekonomkiklasik, neoklasik, danmazhab Austria; biasanyadisebutsebagai: “IlmuEkonomiKelembagaanBaru” Penggunaanistilah “lama” dan “baru” tidakberarti yang lama telahmatidantidakdigunakanlagi, melainkanlebihdalamkontekspembedaantradisiberpikirdankonsentrasiisu. Istilah “New Institutional Economics” diambildari Oliver Williamson (1975). Biasanyadisebutdengan “Mathematical Institutional Economics”, “Theoritical Institutional Economics”, “Modern Institutional Economics” dan “Neo-Institutional Economics” (Shubik, 1975; Schotter, 1981; Coase, 1984) [Rutherford, 1994]
Menyangkutekonomikelembagaan lama sebagianbesarbersumberdariduaproyekpenelitian. PenelitianpertamadipeloporiolehThorstein Veblen (yang kemudiandikembangkandandimodifikasioleh Clarence Ayres) Penelitiankeduadipanduoleh John R. Commons
Veblen memusatkanperhatiannyapadadikotomiantarabisnisdanaspek industrial dalamperekonomian – yang selanjutnyafokuskajianinimengembangkandikotomiantarakelembagaandanteknologi. Dalampenjelasan yang lebihmendalam, risetinidifokuskankepadainvestagiefekteknologibaruterhadapskemakelembagaan, sertamendeskripsikanbagaimanakesepakatan-kesepakatansosial (social conventions) dankelompokkepentingan (vested interest) dimapankanuntukmenolakperubahan. Idetersebutseringdisandingkandenganpandangantentangstrukturekonomi modern yang melihatkekuasaanpolitikdanekonomidarikepentingankorporasibesar.
Commons lebihberkonsentrasikepadahukum, hakkepemilikan (properti rights), danorganisasi yang memilikiimplikasiterhadapkekuatanekonomi, transaksiekonomi, dandistribusipendapatan. Di sini, kelembagaandilihatsebagaipencapaiandariproses formal dan informal dariresolusikonflik. Jikakonfliktersebutbermuarakepadapenciptaan (perubahan) kelembagaan yang memiliki ‘nilaiyang masukakal’ (reasonable value) ataumenghasilkan ‘iramakerja yang salingmenguntungkan’ (workable mutually), makadapatdikatakanprosestersebuttelahberhasil. Demikiansebaliknya.
Kesulitanterbesardalammenjelaskanilmuekonomikelembagaanadalahpada saatmendefinisikankelembagaanitusendiri. Untukmemudahkan, kadang-kadangkelembagaandipandangsebagaikerangkahukumatauhak-hakalamiah (natural rights) yang mengaturtindakanindividu. Padasaat lain kelembagaandimengertisebagaiapa pun yang bernilaitambahanataukritikterhadapilmuekonomiklasikatauhedonik (hedonic economics). Bahkan, kelembagaanjugadimaknaisebagaiapa pun yang berhubungandengan ‘perilakuekonomi’ (economics behavior)
Lebihrumitlagi, apa pun yang berupayauntukmenghadapkanhal-hal yang ‘dinamis’ denganh ‘statis’, ‘proses’ dengan ‘komoditas’, kegiatandenganperasaan, tindakankolektifdenganindividu, manajemendengankeseimbangan, danpengawasandengankebebasan; dilihatsebagaiekonomikelembagaan. Namun, seperti yang dikonsepkanolehBardhan (1989:3), kelembagaanakanlebihakuratbiladidefinisikansebagaiaturan-aturansosial, kesepakatan (conventions), danelemen lain laindaristrukturkerangkakerjainteraksisosial.
Secaradefinitif, kelembagaandapat pula dimaknaisebagairegulasiperilaku yang secaraumumditerimaolehanggotakelompok-kelompoksosial. Baik yang dapatdiawasisendirimaupundimonitorolehotoritasluar (External Authority) [Rutherford, 1994:1]. Manig (1991:18) mencatatbahwakelembagaanmerefleksikansistemnilaidannormadalammasyarakat. Ekspresilainnya, North (1994:360) memaknaikelembagaansebagaiaturan-aturan yang membatasiperilakumenyimpangmanusiauntukmembangunstrukturinteraksipolitik, ekonomidansosial.
Melaluirentetansejarah, kelembagaan yang dapatmeminimalisasiperilakumanusia yang menyimpangtelahberhasilmenciptakanketertibandanmengurangiketidakpastiandalammelakukanpertukaran. Dalamkonteksinikelembagaanmemilikitigakomponen, yakni: Aturan Formal (Formal institutions) Aturan Informal (Informal institutions) MekanismePenegakan (enforcement mechanism)
Aturan formal membentuksistempolitik (strukturpemerintahan, hak-hakindividu), sistemekonomi (hakkepemilikandalamkondisikelangkaansumberdaya, kontrak), dansistemkeamanan (peradilan, polisi). Aturan informal meliputipengalaman, nilai-nilaitradisional, agama, danseluruhfaktor yang mempengaruhibentukperspektifsubyektifindividutentangduniatempathidupmereka (Pejovic, 1999:4-5) Mekanismepenegakan – bahwasemuakelembagaantersebuttidakakanefektifapabilatidakdiiringidenganmekanismepenegakan. Adanya UU danupayapemerintahsuatunegaradalammenegakkan UU merupakansalahsatubentukmekanismepenegakan.
Yeager (1999:9) secararingkasmenjelaskankelembagaansebagaiaturan main (rules of the game) dalammasyarakat. ,[object Object],Kelembagaandapatmengurangiketidakpastian yang inherendalaminteraksimanusiamelaluipenciptaanpolaperilaku (Pejovic, 1995:30) Termasukdalamkelembagaanadalahefektivitaspenegakanhakkepemilikan, kontrakdanjaminan formal, trademarks, limited liability, regulasikebangkrutan, organisasikorporasibesardenganstrukturtatakelola yang membatasipersoal-persoalanagency.
Sebagaiabstraksi, Challen (2000:13-14) mengungkapkanbeberapakarakteristik umumdarikelembagaan, yakni: Kelembagaansecarasosialdiorganisasikandandidukung. Kelembagaanadalahaturan-aturan formal dankonvensi informal, sertatataperilaku. [North, 1990] Kelembagaansecaraperlahan-lahanberubahataskegiatan-kegiatan yang telahdipandumaupundihalangi. Kelembagaanjugamengaturlarangan-larangandanpersyaratan-persyaratan[North, 1990]
Ekonomikelembagaanmemfokuskankepadastudimengenaistrukturdanfungsidarisistemhubunganmanusiaataubudaya, yang secaraeksplisitmencakupperilakudankeinginanindividudenganmempertimbangkanperilakukelompokdantujuan-tujuanumummasyarakat (publik) Ekonomikelembagaantidakberupayauntukmempelajariperilakurasionaltetapijugaberusahauntukmengenalibentuk-bentukperilakusepertipolaperilakutradisionaldariindividu-individudankelompok-kelompok – yaknipolamendonorkanstabilitasdankeseragaman yang dapatdilembagakan. Dalamkonteksindustri, kelembagaanmerupakanseperangkataturan yang mempengaruhibagaimanaperusahaanmengorganisasiuntukmemproduksidanmenyediakanbarang/jasamaupunberinteraksidenganpelakuekonomi lain.
SolusiPragmatisdanEvolusiSistemSosial Jikadidasarkanatasdefinisi-definisi yang telahdikemukakanmakaekonomikelembagaantidaklahberhubungandenganbatangpemikiranekonomisebagaimetodeuntukmendekatimasalah-masalahekonomi. Ekonomikelembagaanhanyaberfokuskepadapenyelesaianpersoalanekonomi yang spesifiksehinggadapatmenghasilkanperbaikan yang signifikan. Lebihspesifiklagi – ekonomikelembagaanpedulidenganjawaban-jawaban yang benarataspertanyaan-pertanyaankebijakanpublik. Dalamupayapencarianpenyelesaianatas problem-problem praktis, pendekatanekonomikelembagaanmencobauntukmemberipertimbanganterhadapseluruhaspekdarimasalah-masalahtersebut.
Secarasingkat, ciriekonomikelembagaandapatditandaidaritigakarakteristik Berikut (Kapp, 1988a:99): Adanyakritikumumterhadapanggapanawaldanelemennormatif yang tersembunyidarianalisisekonomitradisional (konvensional). Pandanganumumprosesekonomisebagaisebuahsistemterbukadansebagaibagiandarijaringansosio-kulturalsebuahhubungan (socio-cultural network of relationship). Penerimaanumumatasprinsip ‘aliransebabakibat’ (circular causation) sebagaihipotesisutamauntukmenjelaskandinamikaprosesekonomi, termasukprosesketerbelakangandanpembangunan.
Samuels (1995:573; diikutioleh Prasad, 2003:744-745) menyimpulkan delapanaspekekonomikelembagaansebagaiberikut: Ekonomikelembagaancenderungmenekankankepadaprosesevolusionermelaluipenolakannyateoriekonomiklasik yang percayaterhadapmekanismepenyesuaianotomatis. Ahli-ahlikelembagaanmenolakpandanganneoklasikmengenaipasarbebasdanpasar yang efisien. Merekamengutamakanpandangantentangpandangantentangeksistensikelembagaan yang mengandaikanadanyatindakankolektifdariindividu-individudalammasyarakat. Merekajugaberargumentasibahwasistempasaritumerupakanhasildariperbedaankelembagaan yang telaheksisdalamkurunwaktutertentu.
Idepenting yang dibuatolehekonomikelembagaanadalahbahwafaktorteknologitidaklah “given”. Teknologimerupakanprosesperubahan yang berkesinambungandanhalitumenyebabkanperubahan yang penting pula. Denganpandanganitu, teknologidapatmenentukanketersediaandanketerjangkauansumberdayafisik. Ahlikelembagaanmengkampanyekanpandangan yang menyatakanbahwasumberdayadialokasikanmelaluistrukturkelembagaan yang bermacam-macamdandalamberagamhubungankekuasaan yang hidupdimasyarakat. Menurut Samuels, ‘teorikelembagaanmerupakannilai (value) yang tidakmelihatharga-hargarelatif (relative prices), namunnilaikepentinganterhadapkelembagaan, struktursosialdanperilaku.’
Kulturdankekuasaanmenentukancarabagaimanaindividuberperilaku. Individu-individudiikatolehmasyarakatmelaluinorma-normadannilai-nilaisehinggamerekacenderungbertindaksecarakolektifdaripadapribadi-pribadi. Samuels berpandanganbahwaahliekonomikelembagaanlebih ‘pluralistik’ ataudemokratisdalamorientasinya. Diameyakinibahwapandanganneoklasiksering kali menerimastruktursepertiapaadanyadanberdasarkanhalitumenganggapstruktursosialdankekuasaanjugatelahadadengansendirinya. Akhirnya, ekonomkelembagaanmelihatekonomimerupakancarapandang yang menyeluruh (holistic way) danmencobauntukmenjelaskanaktivitasekonomidalamperspektifmultidisipliner.
EkonomiKelembagaanBaru SecaragarisbesarNew Institutional Economics (NIE) merupakanupaya ‘perlawanan’ terhadapdansekaliguspengembanganideekonomineoklasik (neoclassical economics) NIE menempatkandirisebagaipembangunteorikelembagaannonpasar (non-market institutions) denganfondasiteoriekonomineoklasik. Seperti yang diungkapkan North, NIE masihmemakaidanmenerimaasumsidasardarineoklasikmengenai ‘kelangkaan’ dan ‘kompetisi’ tetapimenanggalkanasumsirasionalitas instrumental (instrumental rationality) NIE mengeksplorasigagasankelembagaannonpasarsebagaijalanuntukmengkompensasikegagalanpasar.
Menurut Williamson, istilah NIE digunakanuntukmemisahkandenganistilah lain yaitu OIE (Old Institutional Economics) yang dipeloporioleh Common dan Veblen. Mazhab OIE berargumentasibahwakelembagaanmerupakanfaktorkuncidalammenjelaskandanmempengaruhiperilakuekonomi, namundengansedikitanalisisdantanpakerangkateoritis yang mumpuni. NIE mencobamemperkenalkanpentingnyaperandarikelembagaan, namuntetapberargumentasibahwapendekataninidapatdipakaidenganmenggunakankerangkaekonomineoklasik.
Pendekatan OIE sangatmemfokuskankajiannyamengenai ‘kebiasaan’. Bagiparaahli OIE, kebiasaan/perilakudianggapsebagaifaktorkrusial yang akanmenentukanformasidansustenancekelembagaan. Sementara NIE lebihmemberikanperhatiankepadakendala yang menghalangiprosespenciptaan/pengondisiankelembagaandanutamanyamemfokuskankepadapentingnyakelembagaansebagaikerangkainteraksiantarindividu (Hodgson, 1998:180-181; Williamson, 1998:75). Karakteristikdariparaahli NIE adalahselalumencobamenjelaskanpentingnyapentingnyakelembagaan (emergency of institutions), sepertiperusahaanataunegara, sebagai model referensibagiperilakuindividu yang rasionaluntukmencegahkemungkinan yang tidakdiinginkandalaminteraksimanusia.
Padaakhirnya, NIE (danekonomibiayatransaksi) membangungagasanbahwakelembagaandanorganisasiberupayamencapaiefisiensi, meminimalisasikanbiayamenyeluruh (bukanhanyabiayaproduksi, seperti yang disuarakanolehpendekatanneoklasik, tetapijugabiayatransaksi). NIE beroperasipadadua level, yaknilingkungankelembagaan/institutional environment (makro level) dankesepakatankelembagaan/instituitonal arrangement (mikro level) Williamson mendeskripsikaninstitutional environmentsebagaiseperangkatstrukturaturanpolitik, sosialdan legal yang memapankankegiatanproduksi, pertukaran, dandistribusi. Sebaliknya, level analisismikroberkutatdenganmasalahtatakelolakelembagaan.
KarakteristikUmumEkonomiKelembagaan: Seluruhkelembagaanmemasukkaninteraksipelakudenganadanyaumpanbalik yang penting. Seluruhkelembagaanmemilikisatuankarakteristik, sertakonsepsidanrutinitasumum. Kelembagaanberlanjutdandilanjutkanoleh, ekspektasidankonsepsi yang terbagi. Meskipunkelembagaantidakabadi, namunmempunyaikemampuanrelatifuntukbertahan (durable), memaksakansendiri (self-enforcing) dankualitaskegigihan. Kelembagaanmemasukkannilai-nilaidanprosesevaluasinormatif. Secarakhusus, kelembagaanmemaksakankembalilegitimasi moral yang dimiliki: bahwadayatahansering kali (benaratausalah) merupakansoalapakahsecara moral diterimaatautidak.
Untuktujuananalisiskelembagaan, beberapaperubahankrusialdiperkenalkan kedalamteoriortodoksmengenaiproduksidanpertukaran (Furubotndan Richter, 1991:4): Metodologiindividualisme (methodological individualism): merupakaninterpretasibaru yang telahdiberikanuntukperanindividusebagaipengambilkeputusandalamsebuahorganisasi. Pusatgagasaniniadalah ‘masyarakat’, ‘negara’, ‘perusahaan’, atau ‘partai’ tidaklahdipahamisebagaientitaskolektif yang menyingkapiaktor-aktorindividu. Maksimisasikegunaan (utility maximization): Individudiasumsikanmencarikeuntunganpribadidanberupayamemaksimalkankepuasanberhadapandenganrintangan-rintangan yang eksisdalamstrukturorganisasi.
Rasionalitasterikat (bounded rationality): mendektaikondisidunianyatamelaluikelembagaansecaradekat. Adalahpentinguntukmemahamiidebahwaindividumemilikiketerbatasankemampuanuntukmendapatkandanmemprosesinformasi. Perilakuoportunistik (opportunistic behavior): Seperti yang dikemukakanoleh Williamson (1975), sementararasionalitasterikat/terbatasmencegahpembuatankontrak yang lengkap, dimanahalituterjadisecaraumumtidaklahmenjadimasalahapabilaseluruhpelakuekonomibertindakjujur.
NIE iniberanjakdarirealitasbahwainformasijarang yang kompletdanmasing-masingindividumemilikiide yang berbeda-bdea. Transaksikemudiandiasosiasikansebagaikeniscayaandalam model dansebaliknyatidakberlakudalam model neoklasik: yaitubiayauntukmencariharga yang relevan, negosiasidanmenyepakatikontrak, sertakemudianmengawasidanmemaksakannya. Secaradefinitifkelembagaanberartiupayauntukmengurangibiayainformasidantransaksitersebut. NIE adalahpengembangandariekonomineoklasik yang memasukkanperanbiayatransaksidalampertukarandanjutgamengambilkelembagaansebagairintangankritisdalamupayamemperolehkinerjaekonomi (Harris, et. al. 1995:3).
SistemKontrakdanMekanismePenegakan Dalampendekatanekonomibiayatransaksi (transaction costs economics/TCE), basis dari unit analisisadalah ‘kontrak’ atautransaksitunggalantaraduapihak (parties) yang melakukanhubunganekonomi. Dalam TCE, badanpenegakankontrakdariluar (external contract-enforcement agency), yang biasadisebutlembagahukum (legal institution) yang mengaturkontrak, diasumsikaneksis, meskipunkadangkalakinerjanyamengalamihambatan-hambatanakibatkesulitanmemverifikasi, baik-burukpelaku-pelaku yang terikatdalamkontrak. Dengankata lain, TCE mengasumsikanbahwakontrakdapatditegakkan (dipaksakan) dalamkoridorlembagahukum yang eksisdanketersediaanhinformasi yang cukup (Dixit, 1996:48).
Konsepkontrakdalam NIE, menurut Richter, sebetulnyaadalahkonsepmengenaihakkepemilikan (property rights) yang dalambanyakhallebihluasdibandingdengankonsephukumtentangkontrak. Asumsidasarnyaadalahmasing-masingjenisdaripertukaranhakkepemilikandapatdimodelkansebagaitransaksi yang mengaturkontraktersebut (Birner, 1999:48). Dalamteoristandar (neoklasik) kontrakbiasanyadisumsikandalamkondisilengkap (complete contract) yang dapatdibuatdanditegakkantanpabiaya (costlessty). Dalamrealitasnya, untukmembuatdanmenegakkankontrak yang kompletsangatlahsulitkarenaadanyabiayatransaksi. Secaraumumtidaklahmungkinuntukmenghitungseluruhpotensiketidakpastiandalammembuatkontrak. Salahsatucara yang mungkinadalahdenganmembuatpermodelanpersoalan-persoalan yang berkaitandenganinformasi yang terbatas – untukkemudiandigunakansebagaibahanreferensiuntukmembuatkontrak yang komplet.
Dalamkenyataannya, kontrakselalutidaklengkapkarenaduaalasan: Adanyaketidakpastian. Kinerjakontrakkhusus – misalnya, menentukanjumlahenergi yang dibutuhkanpekerjauntukmelakukanpekerjaanrumit. Olehkarenaitu, adanyapelanggarankontraksering kali menyulitkanpihakketiga (pengadilan) untukmemberikanbuktisebagaidasarkeputusan. Hampirseluruhkesepakatankontrak yang aktualberisikombinasieksplisitdanimplisitdarimekanismepenegakan. Sebagaitambahan, biayakontrak yang mengandaikanadanyaketidaklengkapandarikontrak yang eksplisit, membutuhkankehadiran ‘biayasemu’ yang dapatdigunakanbagiperusahaanuntukmelakukaninvestasi.
Dalamkegiatanekonomi modern saatini, tipekontraksetidaknyadapat Dipilahdalamtigajenis: Teorikontrakagen (agency-contract theory) Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory) Teorikontrak-relasional (relational-contract theory)
Teorikontrakagen (agency-contract theory) Terdapatduapelaku yang berhubungan; prinsipaldanagen – dalamposisiduapelakuiniinformasi (setelahkontrakdilakukan) diandaikanasimetriskarena: Tindakanagentidakdapatdiamatisecaralangsungolehprinsipal. Pihakagenmembuatbeberapapengamatan yang tidakdikerjakanolehprinsipal (dalamkasusshare-shopping, misalnyaagentahupersisberapa output yang dihasilkantetapiprinsipaltidakmengetahuinya) Padakasusinisangatmahalbagiprinsipaluntukmengawasitindakan agensecaralangsungataumendapatkanpengetahuan yang lengkap dariinformasi yang diperolehagen.
Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory) Dalamteoriiniasumsi yang bekerjaadalahtidakseluruhhubunganataupertukarandapatditegakkansecarahukum (Furubotndan Richter, 2000:156-157). Di sinidinyatakanbahwasistemhukumsangatmungkintidaksempurnaatauinformasi yang relevantidakdapatdiverifikasiolehpengadilan. Salahsatukemungkinanbagirelasibisnisdalamjangkapanjangadalahmembuatataumenemukansebuahkontrak yang berisikesepakatan yang dapatditegakkansecaraotomatis. Kontraksemacaminididesainuntukmemastikanbahwakeuntungandariberbuatcurangakanlebihkecildaripadakeuntungan yang didapatdenganmematuhiisikontrak.
Teorikontrak-relasional (relational-contract theory) Kontrakrelasionaldapatdipahamisebagaikontrak yang tidakdapatmenghitungseluruhketidakpastiandimasadepan, tetapihanyaberdasarkankesepakatandimasasilam, saatinidanekspektasiterhadaphubungandimasadepandiantarapelaku-pelaku yang terlibatdalamkontrak (Macneil, 1974; dalamFurubotndan Richter, 2000:158). Olehkarenaitu, kontrakdalampengertianinimengacukepadaderajat yang bersifatimplisit, informal dantanpaikatan
Dari review terhadapberagamstuditentangkontrak yang telahdilakukan, terdapatempataspek yang dapatdisimpulkanmenjadifaktorperedaanjenis kontrak (Menrad, 2000:236): Jangkawaktudarikontrak Derajatkelengkapan – mencakupvariabel-variabelharga, kualitas, aturanketerlambatan (delay), danpenalti. Insentif Prosedurpenegakan yang berlaku.
Dalammasyarakat yang kelembagaanpenegakannyatidakberjalandenganbaik, individu-individudanperusahaan-perusahaancenderungmenghindariuntukmembuatkesepakatan-kesepakatan yang kompleks, yaknitransaksi yang penegakannyatidaksecaraotomatis. Setidaknyaterdapatduatipepenegakan yang eksisdalammasyarakat, yakniaturan formal dan informal Derajataturan-aturan yang mencobauntukmengelolaperilakusangattergantungkepadapenegakantersebut. Penegakansendiridipengaruhiolehkekuasaanpenekanandarinegaraataunorma-normadalammasyarakat.
Kontrakmenghubungakanantarasatupelakudenganmitralainnyakarenaadanyaasassalingmenguntungkan, tetapipadasaat yang samakontrakjugaberesikomelaluipraktekoportunisme. Hasilnyaterdapatgodaanbagisatuataulebihpelakuuntukberbuatmenyimpang. Hal inimembuattugasmengaturhak-hakmenjadiisuutama, denganprosedurpenegakanmenjadikunciuntukmenentukanberhasilatautidaknyasebuahkesepakatan (Ménard, 2000:240). Isu yang utamaadalahmencarikesepakatan yang optimal, yaknikontrakdidesainsebegiturupasehinggapelaku (agents) memilikiinsentif yang memadaiuntukmematuhiataskontrak yang telahdisepakati.

More Related Content

What's hot

Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiAmeerican Ahmedas
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikFisa Tiana
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)saifulmunajat
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalSiti Sahati
 
Mikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirnoMikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirnoyaserli putra
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaPermintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaJogo Hera
 
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasarModul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasarBahri D'ojanzz
 
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan RatnaVidyawati
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publikIhsanFarhan
 
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)Asep Sufyan Tsauri
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Puspita Ningtiyas
 

What's hot (20)

Persaingan Monopolistik
Persaingan MonopolistikPersaingan Monopolistik
Persaingan Monopolistik
 
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)
 
Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)Kelompok 2 'teori keynes'(1)
Kelompok 2 'teori keynes'(1)
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
 
UANG DAN INFLASI
UANG DAN INFLASIUANG DAN INFLASI
UANG DAN INFLASI
 
Mikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirnoMikro sadono sukirno
Mikro sadono sukirno
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas HargaPermintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan Serta Elastisitas Harga
 
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasarModul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
 
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publik
 
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
Intisari Buku Public Policy Analysis (William N. Dunn)
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
 

Similar to Pemaknaan ekonomi kelembagaan

Kelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiKelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiRama AchMad
 
Critical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx TheoryCritical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx TheoryAhmed Latif II
 
1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx
1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx
1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptxandisrirezkyw
 
Bab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilBab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilEdi Ison
 
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Syaiful Ahdan
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikEly Goro Leba
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politikWanda Ramadhan
 
fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...
fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...
fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...AinKain
 
lembaga-lembaga sosial.pptx
lembaga-lembaga sosial.pptxlembaga-lembaga sosial.pptx
lembaga-lembaga sosial.pptxAinKain
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) tita_chubie
 
The Business Environment
The Business EnvironmentThe Business Environment
The Business EnvironmentLeny Abyasa
 
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxkelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxipgm0722
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptChandraSetyawan10
 
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 

Similar to Pemaknaan ekonomi kelembagaan (20)

Kelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomiKelambagaan ekonomi
Kelambagaan ekonomi
 
Critical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx TheoryCritical Approach Based on Karl Marx Theory
Critical Approach Based on Karl Marx Theory
 
Paradigma sosiologi
Paradigma sosiologiParadigma sosiologi
Paradigma sosiologi
 
1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx
1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx
1_Sosiologi_Hukum_Pengantar_1.pptx
 
Bab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilBab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasil
 
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
 
Sejarah perkembangan ilmu
Sejarah perkembangan ilmuSejarah perkembangan ilmu
Sejarah perkembangan ilmu
 
Tugasan jkp 101 2013
Tugasan jkp 101 2013Tugasan jkp 101 2013
Tugasan jkp 101 2013
 
Makalah AKBID PARAMATA RAHA
Makalah AKBID PARAMATA RAHA Makalah AKBID PARAMATA RAHA
Makalah AKBID PARAMATA RAHA
 
Peror sap 1
Peror sap 1Peror sap 1
Peror sap 1
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politik
 
fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...
fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...
fungsi lembaga sosial memberikan pedoman tinnfkah laku dan bersikap bagi angg...
 
lembaga-lembaga sosial.pptx
lembaga-lembaga sosial.pptxlembaga-lembaga sosial.pptx
lembaga-lembaga sosial.pptx
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
 
The Business Environment
The Business EnvironmentThe Business Environment
The Business Environment
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxkelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
 
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
 

Pemaknaan ekonomi kelembagaan

  • 2. Keyakinanbahwakelembagaan (institution) dapatmenjadisumberefisiensidankemajuanekonomitelahditerimaolehsebagianbesarekonom, bahkan yang paling liberal sekalipun. Hinggakinimasihbelumterdapatkejelasanmengenaimaknadandefinisidarikelembagaan. Banyakekonom yang mendefinisikankelembagaandenganperspektif yang beranekaragam. Multiragamdefinisiinidikhawatirkanakanmenimbulkankekaburanterhadapkonsepkelembagaanitusendiri. Perluadanyaperumusansecaradefinitifpengertiankelembagaansehinggamendonorkanpanduanbagisiapapun yang berminatuntukmengkajinya.
  • 3. PerilakudanNilai-nilai Fundamental Manusia Dalamkajianhistoris, akardariteorikelembagaansesungguhnyasudahdimulaisejak lama. Terutamaahlikelembagaandaritadisi AS (American Institutionalist Tradition) seperti: Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons, Clarence Ayres Di sampingituadajugavarian lain yang melekatpadaekonomklasikmisalnya: Adam Smith dan John Stuart Mill; Karl Marx, danaliran Marxian lainnya Mazhab Austria sepertiMenger, von Wieser, dan Hayek; Schumpeter Dan tokohneoklasikkhususnya Marshall
  • 4. Tradisi yang pertama (American institutionalist tradition) kemudiandikenalsebagai “IlmuEkonomiKelembagaan Lama”. Sedangkan yang berikutnya, umumnyadipandangsebagaikelanjutandanperluasandarielemen-elemenkelembagaan yang ditemukandalamaliranekonomkiklasik, neoklasik, danmazhab Austria; biasanyadisebutsebagai: “IlmuEkonomiKelembagaanBaru” Penggunaanistilah “lama” dan “baru” tidakberarti yang lama telahmatidantidakdigunakanlagi, melainkanlebihdalamkontekspembedaantradisiberpikirdankonsentrasiisu. Istilah “New Institutional Economics” diambildari Oliver Williamson (1975). Biasanyadisebutdengan “Mathematical Institutional Economics”, “Theoritical Institutional Economics”, “Modern Institutional Economics” dan “Neo-Institutional Economics” (Shubik, 1975; Schotter, 1981; Coase, 1984) [Rutherford, 1994]
  • 5. Menyangkutekonomikelembagaan lama sebagianbesarbersumberdariduaproyekpenelitian. PenelitianpertamadipeloporiolehThorstein Veblen (yang kemudiandikembangkandandimodifikasioleh Clarence Ayres) Penelitiankeduadipanduoleh John R. Commons
  • 6. Veblen memusatkanperhatiannyapadadikotomiantarabisnisdanaspek industrial dalamperekonomian – yang selanjutnyafokuskajianinimengembangkandikotomiantarakelembagaandanteknologi. Dalampenjelasan yang lebihmendalam, risetinidifokuskankepadainvestagiefekteknologibaruterhadapskemakelembagaan, sertamendeskripsikanbagaimanakesepakatan-kesepakatansosial (social conventions) dankelompokkepentingan (vested interest) dimapankanuntukmenolakperubahan. Idetersebutseringdisandingkandenganpandangantentangstrukturekonomi modern yang melihatkekuasaanpolitikdanekonomidarikepentingankorporasibesar.
  • 7. Commons lebihberkonsentrasikepadahukum, hakkepemilikan (properti rights), danorganisasi yang memilikiimplikasiterhadapkekuatanekonomi, transaksiekonomi, dandistribusipendapatan. Di sini, kelembagaandilihatsebagaipencapaiandariproses formal dan informal dariresolusikonflik. Jikakonfliktersebutbermuarakepadapenciptaan (perubahan) kelembagaan yang memiliki ‘nilaiyang masukakal’ (reasonable value) ataumenghasilkan ‘iramakerja yang salingmenguntungkan’ (workable mutually), makadapatdikatakanprosestersebuttelahberhasil. Demikiansebaliknya.
  • 8. Kesulitanterbesardalammenjelaskanilmuekonomikelembagaanadalahpada saatmendefinisikankelembagaanitusendiri. Untukmemudahkan, kadang-kadangkelembagaandipandangsebagaikerangkahukumatauhak-hakalamiah (natural rights) yang mengaturtindakanindividu. Padasaat lain kelembagaandimengertisebagaiapa pun yang bernilaitambahanataukritikterhadapilmuekonomiklasikatauhedonik (hedonic economics). Bahkan, kelembagaanjugadimaknaisebagaiapa pun yang berhubungandengan ‘perilakuekonomi’ (economics behavior)
  • 9. Lebihrumitlagi, apa pun yang berupayauntukmenghadapkanhal-hal yang ‘dinamis’ denganh ‘statis’, ‘proses’ dengan ‘komoditas’, kegiatandenganperasaan, tindakankolektifdenganindividu, manajemendengankeseimbangan, danpengawasandengankebebasan; dilihatsebagaiekonomikelembagaan. Namun, seperti yang dikonsepkanolehBardhan (1989:3), kelembagaanakanlebihakuratbiladidefinisikansebagaiaturan-aturansosial, kesepakatan (conventions), danelemen lain laindaristrukturkerangkakerjainteraksisosial.
  • 10. Secaradefinitif, kelembagaandapat pula dimaknaisebagairegulasiperilaku yang secaraumumditerimaolehanggotakelompok-kelompoksosial. Baik yang dapatdiawasisendirimaupundimonitorolehotoritasluar (External Authority) [Rutherford, 1994:1]. Manig (1991:18) mencatatbahwakelembagaanmerefleksikansistemnilaidannormadalammasyarakat. Ekspresilainnya, North (1994:360) memaknaikelembagaansebagaiaturan-aturan yang membatasiperilakumenyimpangmanusiauntukmembangunstrukturinteraksipolitik, ekonomidansosial.
  • 11. Melaluirentetansejarah, kelembagaan yang dapatmeminimalisasiperilakumanusia yang menyimpangtelahberhasilmenciptakanketertibandanmengurangiketidakpastiandalammelakukanpertukaran. Dalamkonteksinikelembagaanmemilikitigakomponen, yakni: Aturan Formal (Formal institutions) Aturan Informal (Informal institutions) MekanismePenegakan (enforcement mechanism)
  • 12. Aturan formal membentuksistempolitik (strukturpemerintahan, hak-hakindividu), sistemekonomi (hakkepemilikandalamkondisikelangkaansumberdaya, kontrak), dansistemkeamanan (peradilan, polisi). Aturan informal meliputipengalaman, nilai-nilaitradisional, agama, danseluruhfaktor yang mempengaruhibentukperspektifsubyektifindividutentangduniatempathidupmereka (Pejovic, 1999:4-5) Mekanismepenegakan – bahwasemuakelembagaantersebuttidakakanefektifapabilatidakdiiringidenganmekanismepenegakan. Adanya UU danupayapemerintahsuatunegaradalammenegakkan UU merupakansalahsatubentukmekanismepenegakan.
  • 13.
  • 14. Sebagaiabstraksi, Challen (2000:13-14) mengungkapkanbeberapakarakteristik umumdarikelembagaan, yakni: Kelembagaansecarasosialdiorganisasikandandidukung. Kelembagaanadalahaturan-aturan formal dankonvensi informal, sertatataperilaku. [North, 1990] Kelembagaansecaraperlahan-lahanberubahataskegiatan-kegiatan yang telahdipandumaupundihalangi. Kelembagaanjugamengaturlarangan-larangandanpersyaratan-persyaratan[North, 1990]
  • 15. Ekonomikelembagaanmemfokuskankepadastudimengenaistrukturdanfungsidarisistemhubunganmanusiaataubudaya, yang secaraeksplisitmencakupperilakudankeinginanindividudenganmempertimbangkanperilakukelompokdantujuan-tujuanumummasyarakat (publik) Ekonomikelembagaantidakberupayauntukmempelajariperilakurasionaltetapijugaberusahauntukmengenalibentuk-bentukperilakusepertipolaperilakutradisionaldariindividu-individudankelompok-kelompok – yaknipolamendonorkanstabilitasdankeseragaman yang dapatdilembagakan. Dalamkonteksindustri, kelembagaanmerupakanseperangkataturan yang mempengaruhibagaimanaperusahaanmengorganisasiuntukmemproduksidanmenyediakanbarang/jasamaupunberinteraksidenganpelakuekonomi lain.
  • 16. SolusiPragmatisdanEvolusiSistemSosial Jikadidasarkanatasdefinisi-definisi yang telahdikemukakanmakaekonomikelembagaantidaklahberhubungandenganbatangpemikiranekonomisebagaimetodeuntukmendekatimasalah-masalahekonomi. Ekonomikelembagaanhanyaberfokuskepadapenyelesaianpersoalanekonomi yang spesifiksehinggadapatmenghasilkanperbaikan yang signifikan. Lebihspesifiklagi – ekonomikelembagaanpedulidenganjawaban-jawaban yang benarataspertanyaan-pertanyaankebijakanpublik. Dalamupayapencarianpenyelesaianatas problem-problem praktis, pendekatanekonomikelembagaanmencobauntukmemberipertimbanganterhadapseluruhaspekdarimasalah-masalahtersebut.
  • 17. Secarasingkat, ciriekonomikelembagaandapatditandaidaritigakarakteristik Berikut (Kapp, 1988a:99): Adanyakritikumumterhadapanggapanawaldanelemennormatif yang tersembunyidarianalisisekonomitradisional (konvensional). Pandanganumumprosesekonomisebagaisebuahsistemterbukadansebagaibagiandarijaringansosio-kulturalsebuahhubungan (socio-cultural network of relationship). Penerimaanumumatasprinsip ‘aliransebabakibat’ (circular causation) sebagaihipotesisutamauntukmenjelaskandinamikaprosesekonomi, termasukprosesketerbelakangandanpembangunan.
  • 18. Samuels (1995:573; diikutioleh Prasad, 2003:744-745) menyimpulkan delapanaspekekonomikelembagaansebagaiberikut: Ekonomikelembagaancenderungmenekankankepadaprosesevolusionermelaluipenolakannyateoriekonomiklasik yang percayaterhadapmekanismepenyesuaianotomatis. Ahli-ahlikelembagaanmenolakpandanganneoklasikmengenaipasarbebasdanpasar yang efisien. Merekamengutamakanpandangantentangpandangantentangeksistensikelembagaan yang mengandaikanadanyatindakankolektifdariindividu-individudalammasyarakat. Merekajugaberargumentasibahwasistempasaritumerupakanhasildariperbedaankelembagaan yang telaheksisdalamkurunwaktutertentu.
  • 19. Idepenting yang dibuatolehekonomikelembagaanadalahbahwafaktorteknologitidaklah “given”. Teknologimerupakanprosesperubahan yang berkesinambungandanhalitumenyebabkanperubahan yang penting pula. Denganpandanganitu, teknologidapatmenentukanketersediaandanketerjangkauansumberdayafisik. Ahlikelembagaanmengkampanyekanpandangan yang menyatakanbahwasumberdayadialokasikanmelaluistrukturkelembagaan yang bermacam-macamdandalamberagamhubungankekuasaan yang hidupdimasyarakat. Menurut Samuels, ‘teorikelembagaanmerupakannilai (value) yang tidakmelihatharga-hargarelatif (relative prices), namunnilaikepentinganterhadapkelembagaan, struktursosialdanperilaku.’
  • 20. Kulturdankekuasaanmenentukancarabagaimanaindividuberperilaku. Individu-individudiikatolehmasyarakatmelaluinorma-normadannilai-nilaisehinggamerekacenderungbertindaksecarakolektifdaripadapribadi-pribadi. Samuels berpandanganbahwaahliekonomikelembagaanlebih ‘pluralistik’ ataudemokratisdalamorientasinya. Diameyakinibahwapandanganneoklasiksering kali menerimastruktursepertiapaadanyadanberdasarkanhalitumenganggapstruktursosialdankekuasaanjugatelahadadengansendirinya. Akhirnya, ekonomkelembagaanmelihatekonomimerupakancarapandang yang menyeluruh (holistic way) danmencobauntukmenjelaskanaktivitasekonomidalamperspektifmultidisipliner.
  • 21. EkonomiKelembagaanBaru SecaragarisbesarNew Institutional Economics (NIE) merupakanupaya ‘perlawanan’ terhadapdansekaliguspengembanganideekonomineoklasik (neoclassical economics) NIE menempatkandirisebagaipembangunteorikelembagaannonpasar (non-market institutions) denganfondasiteoriekonomineoklasik. Seperti yang diungkapkan North, NIE masihmemakaidanmenerimaasumsidasardarineoklasikmengenai ‘kelangkaan’ dan ‘kompetisi’ tetapimenanggalkanasumsirasionalitas instrumental (instrumental rationality) NIE mengeksplorasigagasankelembagaannonpasarsebagaijalanuntukmengkompensasikegagalanpasar.
  • 22. Menurut Williamson, istilah NIE digunakanuntukmemisahkandenganistilah lain yaitu OIE (Old Institutional Economics) yang dipeloporioleh Common dan Veblen. Mazhab OIE berargumentasibahwakelembagaanmerupakanfaktorkuncidalammenjelaskandanmempengaruhiperilakuekonomi, namundengansedikitanalisisdantanpakerangkateoritis yang mumpuni. NIE mencobamemperkenalkanpentingnyaperandarikelembagaan, namuntetapberargumentasibahwapendekataninidapatdipakaidenganmenggunakankerangkaekonomineoklasik.
  • 23. Pendekatan OIE sangatmemfokuskankajiannyamengenai ‘kebiasaan’. Bagiparaahli OIE, kebiasaan/perilakudianggapsebagaifaktorkrusial yang akanmenentukanformasidansustenancekelembagaan. Sementara NIE lebihmemberikanperhatiankepadakendala yang menghalangiprosespenciptaan/pengondisiankelembagaandanutamanyamemfokuskankepadapentingnyakelembagaansebagaikerangkainteraksiantarindividu (Hodgson, 1998:180-181; Williamson, 1998:75). Karakteristikdariparaahli NIE adalahselalumencobamenjelaskanpentingnyapentingnyakelembagaan (emergency of institutions), sepertiperusahaanataunegara, sebagai model referensibagiperilakuindividu yang rasionaluntukmencegahkemungkinan yang tidakdiinginkandalaminteraksimanusia.
  • 24. Padaakhirnya, NIE (danekonomibiayatransaksi) membangungagasanbahwakelembagaandanorganisasiberupayamencapaiefisiensi, meminimalisasikanbiayamenyeluruh (bukanhanyabiayaproduksi, seperti yang disuarakanolehpendekatanneoklasik, tetapijugabiayatransaksi). NIE beroperasipadadua level, yaknilingkungankelembagaan/institutional environment (makro level) dankesepakatankelembagaan/instituitonal arrangement (mikro level) Williamson mendeskripsikaninstitutional environmentsebagaiseperangkatstrukturaturanpolitik, sosialdan legal yang memapankankegiatanproduksi, pertukaran, dandistribusi. Sebaliknya, level analisismikroberkutatdenganmasalahtatakelolakelembagaan.
  • 25. KarakteristikUmumEkonomiKelembagaan: Seluruhkelembagaanmemasukkaninteraksipelakudenganadanyaumpanbalik yang penting. Seluruhkelembagaanmemilikisatuankarakteristik, sertakonsepsidanrutinitasumum. Kelembagaanberlanjutdandilanjutkanoleh, ekspektasidankonsepsi yang terbagi. Meskipunkelembagaantidakabadi, namunmempunyaikemampuanrelatifuntukbertahan (durable), memaksakansendiri (self-enforcing) dankualitaskegigihan. Kelembagaanmemasukkannilai-nilaidanprosesevaluasinormatif. Secarakhusus, kelembagaanmemaksakankembalilegitimasi moral yang dimiliki: bahwadayatahansering kali (benaratausalah) merupakansoalapakahsecara moral diterimaatautidak.
  • 26. Untuktujuananalisiskelembagaan, beberapaperubahankrusialdiperkenalkan kedalamteoriortodoksmengenaiproduksidanpertukaran (Furubotndan Richter, 1991:4): Metodologiindividualisme (methodological individualism): merupakaninterpretasibaru yang telahdiberikanuntukperanindividusebagaipengambilkeputusandalamsebuahorganisasi. Pusatgagasaniniadalah ‘masyarakat’, ‘negara’, ‘perusahaan’, atau ‘partai’ tidaklahdipahamisebagaientitaskolektif yang menyingkapiaktor-aktorindividu. Maksimisasikegunaan (utility maximization): Individudiasumsikanmencarikeuntunganpribadidanberupayamemaksimalkankepuasanberhadapandenganrintangan-rintangan yang eksisdalamstrukturorganisasi.
  • 27. Rasionalitasterikat (bounded rationality): mendektaikondisidunianyatamelaluikelembagaansecaradekat. Adalahpentinguntukmemahamiidebahwaindividumemilikiketerbatasankemampuanuntukmendapatkandanmemprosesinformasi. Perilakuoportunistik (opportunistic behavior): Seperti yang dikemukakanoleh Williamson (1975), sementararasionalitasterikat/terbatasmencegahpembuatankontrak yang lengkap, dimanahalituterjadisecaraumumtidaklahmenjadimasalahapabilaseluruhpelakuekonomibertindakjujur.
  • 28. NIE iniberanjakdarirealitasbahwainformasijarang yang kompletdanmasing-masingindividumemilikiide yang berbeda-bdea. Transaksikemudiandiasosiasikansebagaikeniscayaandalam model dansebaliknyatidakberlakudalam model neoklasik: yaitubiayauntukmencariharga yang relevan, negosiasidanmenyepakatikontrak, sertakemudianmengawasidanmemaksakannya. Secaradefinitifkelembagaanberartiupayauntukmengurangibiayainformasidantransaksitersebut. NIE adalahpengembangandariekonomineoklasik yang memasukkanperanbiayatransaksidalampertukarandanjutgamengambilkelembagaansebagairintangankritisdalamupayamemperolehkinerjaekonomi (Harris, et. al. 1995:3).
  • 29. SistemKontrakdanMekanismePenegakan Dalampendekatanekonomibiayatransaksi (transaction costs economics/TCE), basis dari unit analisisadalah ‘kontrak’ atautransaksitunggalantaraduapihak (parties) yang melakukanhubunganekonomi. Dalam TCE, badanpenegakankontrakdariluar (external contract-enforcement agency), yang biasadisebutlembagahukum (legal institution) yang mengaturkontrak, diasumsikaneksis, meskipunkadangkalakinerjanyamengalamihambatan-hambatanakibatkesulitanmemverifikasi, baik-burukpelaku-pelaku yang terikatdalamkontrak. Dengankata lain, TCE mengasumsikanbahwakontrakdapatditegakkan (dipaksakan) dalamkoridorlembagahukum yang eksisdanketersediaanhinformasi yang cukup (Dixit, 1996:48).
  • 30. Konsepkontrakdalam NIE, menurut Richter, sebetulnyaadalahkonsepmengenaihakkepemilikan (property rights) yang dalambanyakhallebihluasdibandingdengankonsephukumtentangkontrak. Asumsidasarnyaadalahmasing-masingjenisdaripertukaranhakkepemilikandapatdimodelkansebagaitransaksi yang mengaturkontraktersebut (Birner, 1999:48). Dalamteoristandar (neoklasik) kontrakbiasanyadisumsikandalamkondisilengkap (complete contract) yang dapatdibuatdanditegakkantanpabiaya (costlessty). Dalamrealitasnya, untukmembuatdanmenegakkankontrak yang kompletsangatlahsulitkarenaadanyabiayatransaksi. Secaraumumtidaklahmungkinuntukmenghitungseluruhpotensiketidakpastiandalammembuatkontrak. Salahsatucara yang mungkinadalahdenganmembuatpermodelanpersoalan-persoalan yang berkaitandenganinformasi yang terbatas – untukkemudiandigunakansebagaibahanreferensiuntukmembuatkontrak yang komplet.
  • 31. Dalamkenyataannya, kontrakselalutidaklengkapkarenaduaalasan: Adanyaketidakpastian. Kinerjakontrakkhusus – misalnya, menentukanjumlahenergi yang dibutuhkanpekerjauntukmelakukanpekerjaanrumit. Olehkarenaitu, adanyapelanggarankontraksering kali menyulitkanpihakketiga (pengadilan) untukmemberikanbuktisebagaidasarkeputusan. Hampirseluruhkesepakatankontrak yang aktualberisikombinasieksplisitdanimplisitdarimekanismepenegakan. Sebagaitambahan, biayakontrak yang mengandaikanadanyaketidaklengkapandarikontrak yang eksplisit, membutuhkankehadiran ‘biayasemu’ yang dapatdigunakanbagiperusahaanuntukmelakukaninvestasi.
  • 32. Dalamkegiatanekonomi modern saatini, tipekontraksetidaknyadapat Dipilahdalamtigajenis: Teorikontrakagen (agency-contract theory) Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory) Teorikontrak-relasional (relational-contract theory)
  • 33. Teorikontrakagen (agency-contract theory) Terdapatduapelaku yang berhubungan; prinsipaldanagen – dalamposisiduapelakuiniinformasi (setelahkontrakdilakukan) diandaikanasimetriskarena: Tindakanagentidakdapatdiamatisecaralangsungolehprinsipal. Pihakagenmembuatbeberapapengamatan yang tidakdikerjakanolehprinsipal (dalamkasusshare-shopping, misalnyaagentahupersisberapa output yang dihasilkantetapiprinsipaltidakmengetahuinya) Padakasusinisangatmahalbagiprinsipaluntukmengawasitindakan agensecaralangsungataumendapatkanpengetahuan yang lengkap dariinformasi yang diperolehagen.
  • 34. Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory) Dalamteoriiniasumsi yang bekerjaadalahtidakseluruhhubunganataupertukarandapatditegakkansecarahukum (Furubotndan Richter, 2000:156-157). Di sinidinyatakanbahwasistemhukumsangatmungkintidaksempurnaatauinformasi yang relevantidakdapatdiverifikasiolehpengadilan. Salahsatukemungkinanbagirelasibisnisdalamjangkapanjangadalahmembuatataumenemukansebuahkontrak yang berisikesepakatan yang dapatditegakkansecaraotomatis. Kontraksemacaminididesainuntukmemastikanbahwakeuntungandariberbuatcurangakanlebihkecildaripadakeuntungan yang didapatdenganmematuhiisikontrak.
  • 35. Teorikontrak-relasional (relational-contract theory) Kontrakrelasionaldapatdipahamisebagaikontrak yang tidakdapatmenghitungseluruhketidakpastiandimasadepan, tetapihanyaberdasarkankesepakatandimasasilam, saatinidanekspektasiterhadaphubungandimasadepandiantarapelaku-pelaku yang terlibatdalamkontrak (Macneil, 1974; dalamFurubotndan Richter, 2000:158). Olehkarenaitu, kontrakdalampengertianinimengacukepadaderajat yang bersifatimplisit, informal dantanpaikatan
  • 36. Dari review terhadapberagamstuditentangkontrak yang telahdilakukan, terdapatempataspek yang dapatdisimpulkanmenjadifaktorperedaanjenis kontrak (Menrad, 2000:236): Jangkawaktudarikontrak Derajatkelengkapan – mencakupvariabel-variabelharga, kualitas, aturanketerlambatan (delay), danpenalti. Insentif Prosedurpenegakan yang berlaku.
  • 37. Dalammasyarakat yang kelembagaanpenegakannyatidakberjalandenganbaik, individu-individudanperusahaan-perusahaancenderungmenghindariuntukmembuatkesepakatan-kesepakatan yang kompleks, yaknitransaksi yang penegakannyatidaksecaraotomatis. Setidaknyaterdapatduatipepenegakan yang eksisdalammasyarakat, yakniaturan formal dan informal Derajataturan-aturan yang mencobauntukmengelolaperilakusangattergantungkepadapenegakantersebut. Penegakansendiridipengaruhiolehkekuasaanpenekanandarinegaraataunorma-normadalammasyarakat.
  • 38. Kontrakmenghubungakanantarasatupelakudenganmitralainnyakarenaadanyaasassalingmenguntungkan, tetapipadasaat yang samakontrakjugaberesikomelaluipraktekoportunisme. Hasilnyaterdapatgodaanbagisatuataulebihpelakuuntukberbuatmenyimpang. Hal inimembuattugasmengaturhak-hakmenjadiisuutama, denganprosedurpenegakanmenjadikunciuntukmenentukanberhasilatautidaknyasebuahkesepakatan (Ménard, 2000:240). Isu yang utamaadalahmencarikesepakatan yang optimal, yaknikontrakdidesainsebegiturupasehinggapelaku (agents) memilikiinsentif yang memadaiuntukmematuhiataskontrak yang telahdisepakati.