2. Keyakinanbahwakelembagaan (institution) dapatmenjadisumberefisiensidankemajuanekonomitelahditerimaolehsebagianbesarekonom, bahkan yang paling liberal sekalipun. Hinggakinimasihbelumterdapatkejelasanmengenaimaknadandefinisidarikelembagaan. Banyakekonom yang mendefinisikankelembagaandenganperspektif yang beranekaragam. Multiragamdefinisiinidikhawatirkanakanmenimbulkankekaburanterhadapkonsepkelembagaanitusendiri. Perluadanyaperumusansecaradefinitifpengertiankelembagaansehinggamendonorkanpanduanbagisiapapun yang berminatuntukmengkajinya.
3. PerilakudanNilai-nilai Fundamental Manusia Dalamkajianhistoris, akardariteorikelembagaansesungguhnyasudahdimulaisejak lama. Terutamaahlikelembagaandaritadisi AS (American Institutionalist Tradition) seperti: Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons, Clarence Ayres Di sampingituadajugavarian lain yang melekatpadaekonomklasikmisalnya: Adam Smith dan John Stuart Mill; Karl Marx, danaliran Marxian lainnya Mazhab Austria sepertiMenger, von Wieser, dan Hayek; Schumpeter Dan tokohneoklasikkhususnya Marshall
4. Tradisi yang pertama (American institutionalist tradition) kemudiandikenalsebagai “IlmuEkonomiKelembagaan Lama”. Sedangkan yang berikutnya, umumnyadipandangsebagaikelanjutandanperluasandarielemen-elemenkelembagaan yang ditemukandalamaliranekonomkiklasik, neoklasik, danmazhab Austria; biasanyadisebutsebagai: “IlmuEkonomiKelembagaanBaru” Penggunaanistilah “lama” dan “baru” tidakberarti yang lama telahmatidantidakdigunakanlagi, melainkanlebihdalamkontekspembedaantradisiberpikirdankonsentrasiisu. Istilah “New Institutional Economics” diambildari Oliver Williamson (1975). Biasanyadisebutdengan “Mathematical Institutional Economics”, “Theoritical Institutional Economics”, “Modern Institutional Economics” dan “Neo-Institutional Economics” (Shubik, 1975; Schotter, 1981; Coase, 1984) [Rutherford, 1994]
9. Lebihrumitlagi, apa pun yang berupayauntukmenghadapkanhal-hal yang ‘dinamis’ denganh ‘statis’, ‘proses’ dengan ‘komoditas’, kegiatandenganperasaan, tindakankolektifdenganindividu, manajemendengankeseimbangan, danpengawasandengankebebasan; dilihatsebagaiekonomikelembagaan. Namun, seperti yang dikonsepkanolehBardhan (1989:3), kelembagaanakanlebihakuratbiladidefinisikansebagaiaturan-aturansosial, kesepakatan (conventions), danelemen lain laindaristrukturkerangkakerjainteraksisosial.
10. Secaradefinitif, kelembagaandapat pula dimaknaisebagairegulasiperilaku yang secaraumumditerimaolehanggotakelompok-kelompoksosial. Baik yang dapatdiawasisendirimaupundimonitorolehotoritasluar (External Authority) [Rutherford, 1994:1]. Manig (1991:18) mencatatbahwakelembagaanmerefleksikansistemnilaidannormadalammasyarakat. Ekspresilainnya, North (1994:360) memaknaikelembagaansebagaiaturan-aturan yang membatasiperilakumenyimpangmanusiauntukmembangunstrukturinteraksipolitik, ekonomidansosial.
11. Melaluirentetansejarah, kelembagaan yang dapatmeminimalisasiperilakumanusia yang menyimpangtelahberhasilmenciptakanketertibandanmengurangiketidakpastiandalammelakukanpertukaran. Dalamkonteksinikelembagaanmemilikitigakomponen, yakni: Aturan Formal (Formal institutions) Aturan Informal (Informal institutions) MekanismePenegakan (enforcement mechanism)
16. SolusiPragmatisdanEvolusiSistemSosial Jikadidasarkanatasdefinisi-definisi yang telahdikemukakanmakaekonomikelembagaantidaklahberhubungandenganbatangpemikiranekonomisebagaimetodeuntukmendekatimasalah-masalahekonomi. Ekonomikelembagaanhanyaberfokuskepadapenyelesaianpersoalanekonomi yang spesifiksehinggadapatmenghasilkanperbaikan yang signifikan. Lebihspesifiklagi – ekonomikelembagaanpedulidenganjawaban-jawaban yang benarataspertanyaan-pertanyaankebijakanpublik. Dalamupayapencarianpenyelesaianatas problem-problem praktis, pendekatanekonomikelembagaanmencobauntukmemberipertimbanganterhadapseluruhaspekdarimasalah-masalahtersebut.
18. Samuels (1995:573; diikutioleh Prasad, 2003:744-745) menyimpulkan delapanaspekekonomikelembagaansebagaiberikut: Ekonomikelembagaancenderungmenekankankepadaprosesevolusionermelaluipenolakannyateoriekonomiklasik yang percayaterhadapmekanismepenyesuaianotomatis. Ahli-ahlikelembagaanmenolakpandanganneoklasikmengenaipasarbebasdanpasar yang efisien. Merekamengutamakanpandangantentangpandangantentangeksistensikelembagaan yang mengandaikanadanyatindakankolektifdariindividu-individudalammasyarakat. Merekajugaberargumentasibahwasistempasaritumerupakanhasildariperbedaankelembagaan yang telaheksisdalamkurunwaktutertentu.
19. Idepenting yang dibuatolehekonomikelembagaanadalahbahwafaktorteknologitidaklah “given”. Teknologimerupakanprosesperubahan yang berkesinambungandanhalitumenyebabkanperubahan yang penting pula. Denganpandanganitu, teknologidapatmenentukanketersediaandanketerjangkauansumberdayafisik. Ahlikelembagaanmengkampanyekanpandangan yang menyatakanbahwasumberdayadialokasikanmelaluistrukturkelembagaan yang bermacam-macamdandalamberagamhubungankekuasaan yang hidupdimasyarakat. Menurut Samuels, ‘teorikelembagaanmerupakannilai (value) yang tidakmelihatharga-hargarelatif (relative prices), namunnilaikepentinganterhadapkelembagaan, struktursosialdanperilaku.’
21. EkonomiKelembagaanBaru SecaragarisbesarNew Institutional Economics (NIE) merupakanupaya ‘perlawanan’ terhadapdansekaliguspengembanganideekonomineoklasik (neoclassical economics) NIE menempatkandirisebagaipembangunteorikelembagaannonpasar (non-market institutions) denganfondasiteoriekonomineoklasik. Seperti yang diungkapkan North, NIE masihmemakaidanmenerimaasumsidasardarineoklasikmengenai ‘kelangkaan’ dan ‘kompetisi’ tetapimenanggalkanasumsirasionalitas instrumental (instrumental rationality) NIE mengeksplorasigagasankelembagaannonpasarsebagaijalanuntukmengkompensasikegagalanpasar.
22. Menurut Williamson, istilah NIE digunakanuntukmemisahkandenganistilah lain yaitu OIE (Old Institutional Economics) yang dipeloporioleh Common dan Veblen. Mazhab OIE berargumentasibahwakelembagaanmerupakanfaktorkuncidalammenjelaskandanmempengaruhiperilakuekonomi, namundengansedikitanalisisdantanpakerangkateoritis yang mumpuni. NIE mencobamemperkenalkanpentingnyaperandarikelembagaan, namuntetapberargumentasibahwapendekataninidapatdipakaidenganmenggunakankerangkaekonomineoklasik.
23. Pendekatan OIE sangatmemfokuskankajiannyamengenai ‘kebiasaan’. Bagiparaahli OIE, kebiasaan/perilakudianggapsebagaifaktorkrusial yang akanmenentukanformasidansustenancekelembagaan. Sementara NIE lebihmemberikanperhatiankepadakendala yang menghalangiprosespenciptaan/pengondisiankelembagaandanutamanyamemfokuskankepadapentingnyakelembagaansebagaikerangkainteraksiantarindividu (Hodgson, 1998:180-181; Williamson, 1998:75). Karakteristikdariparaahli NIE adalahselalumencobamenjelaskanpentingnyapentingnyakelembagaan (emergency of institutions), sepertiperusahaanataunegara, sebagai model referensibagiperilakuindividu yang rasionaluntukmencegahkemungkinan yang tidakdiinginkandalaminteraksimanusia.
24. Padaakhirnya, NIE (danekonomibiayatransaksi) membangungagasanbahwakelembagaandanorganisasiberupayamencapaiefisiensi, meminimalisasikanbiayamenyeluruh (bukanhanyabiayaproduksi, seperti yang disuarakanolehpendekatanneoklasik, tetapijugabiayatransaksi). NIE beroperasipadadua level, yaknilingkungankelembagaan/institutional environment (makro level) dankesepakatankelembagaan/instituitonal arrangement (mikro level) Williamson mendeskripsikaninstitutional environmentsebagaiseperangkatstrukturaturanpolitik, sosialdan legal yang memapankankegiatanproduksi, pertukaran, dandistribusi. Sebaliknya, level analisismikroberkutatdenganmasalahtatakelolakelembagaan.
25. KarakteristikUmumEkonomiKelembagaan: Seluruhkelembagaanmemasukkaninteraksipelakudenganadanyaumpanbalik yang penting. Seluruhkelembagaanmemilikisatuankarakteristik, sertakonsepsidanrutinitasumum. Kelembagaanberlanjutdandilanjutkanoleh, ekspektasidankonsepsi yang terbagi. Meskipunkelembagaantidakabadi, namunmempunyaikemampuanrelatifuntukbertahan (durable), memaksakansendiri (self-enforcing) dankualitaskegigihan. Kelembagaanmemasukkannilai-nilaidanprosesevaluasinormatif. Secarakhusus, kelembagaanmemaksakankembalilegitimasi moral yang dimiliki: bahwadayatahansering kali (benaratausalah) merupakansoalapakahsecara moral diterimaatautidak.
26. Untuktujuananalisiskelembagaan, beberapaperubahankrusialdiperkenalkan kedalamteoriortodoksmengenaiproduksidanpertukaran (Furubotndan Richter, 1991:4): Metodologiindividualisme (methodological individualism): merupakaninterpretasibaru yang telahdiberikanuntukperanindividusebagaipengambilkeputusandalamsebuahorganisasi. Pusatgagasaniniadalah ‘masyarakat’, ‘negara’, ‘perusahaan’, atau ‘partai’ tidaklahdipahamisebagaientitaskolektif yang menyingkapiaktor-aktorindividu. Maksimisasikegunaan (utility maximization): Individudiasumsikanmencarikeuntunganpribadidanberupayamemaksimalkankepuasanberhadapandenganrintangan-rintangan yang eksisdalamstrukturorganisasi.
27. Rasionalitasterikat (bounded rationality): mendektaikondisidunianyatamelaluikelembagaansecaradekat. Adalahpentinguntukmemahamiidebahwaindividumemilikiketerbatasankemampuanuntukmendapatkandanmemprosesinformasi. Perilakuoportunistik (opportunistic behavior): Seperti yang dikemukakanoleh Williamson (1975), sementararasionalitasterikat/terbatasmencegahpembuatankontrak yang lengkap, dimanahalituterjadisecaraumumtidaklahmenjadimasalahapabilaseluruhpelakuekonomibertindakjujur.
28. NIE iniberanjakdarirealitasbahwainformasijarang yang kompletdanmasing-masingindividumemilikiide yang berbeda-bdea. Transaksikemudiandiasosiasikansebagaikeniscayaandalam model dansebaliknyatidakberlakudalam model neoklasik: yaitubiayauntukmencariharga yang relevan, negosiasidanmenyepakatikontrak, sertakemudianmengawasidanmemaksakannya. Secaradefinitifkelembagaanberartiupayauntukmengurangibiayainformasidantransaksitersebut. NIE adalahpengembangandariekonomineoklasik yang memasukkanperanbiayatransaksidalampertukarandanjutgamengambilkelembagaansebagairintangankritisdalamupayamemperolehkinerjaekonomi (Harris, et. al. 1995:3).
29. SistemKontrakdanMekanismePenegakan Dalampendekatanekonomibiayatransaksi (transaction costs economics/TCE), basis dari unit analisisadalah ‘kontrak’ atautransaksitunggalantaraduapihak (parties) yang melakukanhubunganekonomi. Dalam TCE, badanpenegakankontrakdariluar (external contract-enforcement agency), yang biasadisebutlembagahukum (legal institution) yang mengaturkontrak, diasumsikaneksis, meskipunkadangkalakinerjanyamengalamihambatan-hambatanakibatkesulitanmemverifikasi, baik-burukpelaku-pelaku yang terikatdalamkontrak. Dengankata lain, TCE mengasumsikanbahwakontrakdapatditegakkan (dipaksakan) dalamkoridorlembagahukum yang eksisdanketersediaanhinformasi yang cukup (Dixit, 1996:48).
30. Konsepkontrakdalam NIE, menurut Richter, sebetulnyaadalahkonsepmengenaihakkepemilikan (property rights) yang dalambanyakhallebihluasdibandingdengankonsephukumtentangkontrak. Asumsidasarnyaadalahmasing-masingjenisdaripertukaranhakkepemilikandapatdimodelkansebagaitransaksi yang mengaturkontraktersebut (Birner, 1999:48). Dalamteoristandar (neoklasik) kontrakbiasanyadisumsikandalamkondisilengkap (complete contract) yang dapatdibuatdanditegakkantanpabiaya (costlessty). Dalamrealitasnya, untukmembuatdanmenegakkankontrak yang kompletsangatlahsulitkarenaadanyabiayatransaksi. Secaraumumtidaklahmungkinuntukmenghitungseluruhpotensiketidakpastiandalammembuatkontrak. Salahsatucara yang mungkinadalahdenganmembuatpermodelanpersoalan-persoalan yang berkaitandenganinformasi yang terbatas – untukkemudiandigunakansebagaibahanreferensiuntukmembuatkontrak yang komplet.
31. Dalamkenyataannya, kontrakselalutidaklengkapkarenaduaalasan: Adanyaketidakpastian. Kinerjakontrakkhusus – misalnya, menentukanjumlahenergi yang dibutuhkanpekerjauntukmelakukanpekerjaanrumit. Olehkarenaitu, adanyapelanggarankontraksering kali menyulitkanpihakketiga (pengadilan) untukmemberikanbuktisebagaidasarkeputusan. Hampirseluruhkesepakatankontrak yang aktualberisikombinasieksplisitdanimplisitdarimekanismepenegakan. Sebagaitambahan, biayakontrak yang mengandaikanadanyaketidaklengkapandarikontrak yang eksplisit, membutuhkankehadiran ‘biayasemu’ yang dapatdigunakanbagiperusahaanuntukmelakukaninvestasi.
33. Teorikontrakagen (agency-contract theory) Terdapatduapelaku yang berhubungan; prinsipaldanagen – dalamposisiduapelakuiniinformasi (setelahkontrakdilakukan) diandaikanasimetriskarena: Tindakanagentidakdapatdiamatisecaralangsungolehprinsipal. Pihakagenmembuatbeberapapengamatan yang tidakdikerjakanolehprinsipal (dalamkasusshare-shopping, misalnyaagentahupersisberapa output yang dihasilkantetapiprinsipaltidakmengetahuinya) Padakasusinisangatmahalbagiprinsipaluntukmengawasitindakan agensecaralangsungataumendapatkanpengetahuan yang lengkap dariinformasi yang diperolehagen.
34. Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory) Dalamteoriiniasumsi yang bekerjaadalahtidakseluruhhubunganataupertukarandapatditegakkansecarahukum (Furubotndan Richter, 2000:156-157). Di sinidinyatakanbahwasistemhukumsangatmungkintidaksempurnaatauinformasi yang relevantidakdapatdiverifikasiolehpengadilan. Salahsatukemungkinanbagirelasibisnisdalamjangkapanjangadalahmembuatataumenemukansebuahkontrak yang berisikesepakatan yang dapatditegakkansecaraotomatis. Kontraksemacaminididesainuntukmemastikanbahwakeuntungandariberbuatcurangakanlebihkecildaripadakeuntungan yang didapatdenganmematuhiisikontrak.
35. Teorikontrak-relasional (relational-contract theory) Kontrakrelasionaldapatdipahamisebagaikontrak yang tidakdapatmenghitungseluruhketidakpastiandimasadepan, tetapihanyaberdasarkankesepakatandimasasilam, saatinidanekspektasiterhadaphubungandimasadepandiantarapelaku-pelaku yang terlibatdalamkontrak (Macneil, 1974; dalamFurubotndan Richter, 2000:158). Olehkarenaitu, kontrakdalampengertianinimengacukepadaderajat yang bersifatimplisit, informal dantanpaikatan
36. Dari review terhadapberagamstuditentangkontrak yang telahdilakukan, terdapatempataspek yang dapatdisimpulkanmenjadifaktorperedaanjenis kontrak (Menrad, 2000:236): Jangkawaktudarikontrak Derajatkelengkapan – mencakupvariabel-variabelharga, kualitas, aturanketerlambatan (delay), danpenalti. Insentif Prosedurpenegakan yang berlaku.
37. Dalammasyarakat yang kelembagaanpenegakannyatidakberjalandenganbaik, individu-individudanperusahaan-perusahaancenderungmenghindariuntukmembuatkesepakatan-kesepakatan yang kompleks, yaknitransaksi yang penegakannyatidaksecaraotomatis. Setidaknyaterdapatduatipepenegakan yang eksisdalammasyarakat, yakniaturan formal dan informal Derajataturan-aturan yang mencobauntukmengelolaperilakusangattergantungkepadapenegakantersebut. Penegakansendiridipengaruhiolehkekuasaanpenekanandarinegaraataunorma-normadalammasyarakat.
38. Kontrakmenghubungakanantarasatupelakudenganmitralainnyakarenaadanyaasassalingmenguntungkan, tetapipadasaat yang samakontrakjugaberesikomelaluipraktekoportunisme. Hasilnyaterdapatgodaanbagisatuataulebihpelakuuntukberbuatmenyimpang. Hal inimembuattugasmengaturhak-hakmenjadiisuutama, denganprosedurpenegakanmenjadikunciuntukmenentukanberhasilatautidaknyasebuahkesepakatan (Ménard, 2000:240). Isu yang utamaadalahmencarikesepakatan yang optimal, yaknikontrakdidesainsebegiturupasehinggapelaku (agents) memilikiinsentif yang memadaiuntukmematuhiataskontrak yang telahdisepakati.