SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 1
Materi-5
E
EV
VA
AL
LU
UA
AS
SI
I K
KU
UR
RI
IK
KU
UL
LU
UM
M
Prof. Dr. R Ibrahim & Dra. Masitoh, M.Pd. )
1. Pendahuluan
Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan
adanya fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut
dirancang dengan cermat dan diuji-cobakan dalam lingkungan
terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebarluaskan ke semua
lembaga pendidikan. Ada juga yang menyebutkan fase ini sebagai
fase perintisan (pilot study). Berbagai upaya perlu dilakukan selama
fase pengembangan, termasuk ke dalamnya evaluasi dan perbaikan.
Melalui fase pengembangan, kurikulum yang baru tersebut akan
disesuaikan terlebih dahulu berdasarkan hasil evaluasi, sebelum
diberlakukan dalam sistem yang ada. Uraian singkat di atas
mengimplikasikan pentingnya fase ini dalam keseluruhan kegiatan
pengembangan kurikulum. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan
sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase
pengembangan ini dengan efektif dan bermakna. Dari hasil-hasil
evaluasi ini lah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan
penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebar
luaskan secara nasional.
Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari dan mencermati
tentang apa kurikulum dan bagaimana kurikulum dikembangkan.
Mudah-mudahan Anda telah memahami dengan jelas materi modul
sebelumnya karena erat kaitannya dengan materi yang akan dibahas
dalam modul tentang evaluasi kurikulum. Setelah mempelajari modul
ini anda Anda diharapkan dapat memiliki kompetensi dasar sebagai
berikut:
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 2
1. Memahami tujuan evaluasi kuri kulum
2. Memahami berbagai konsep/ model evaluasi kurikulum
3. Mengkaji secara mendalam masing-masing model
4. Memahami model yang disarankan
Untuk pencapaian kompetensi dasar tersebut perlu dijabarkan ke
dalam indikator-indikator sebagai berikut:
1. Menjelaskan secara rinci tentang tujuan evaluasi kurikulum
2. Menjelaskan beberapa konsep/ model evaluasi kurikulum
3. Menjelaskan perbedaan antara masing-masing konsep/model
evaluasi kurikulum
4. Menjelaskan tujuan, fungsi dan obyek dari masing-masing
model
5. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan masing-masing model
6. Menjelaskan model yang disarankan
Kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting dikuasai oleh guru
sebagai pelaksana kurikulum. Dengan memahami evaluasi kurikulum
guru memahami secara jelas mengapa suatu kurikulum harus
dievaluasi. apa tujuannya dan konsep/ model yang mana yang dapat
dipakai untuk mengevaluasi kurikulum.Untuk membantu Anda
mencapai kemampuan-kemampuan tersebut uraian dan latihan yang
disajikan dalam modul tersebut sebagai berikut:
1. Tujuan evaluasi kurikulum
2. Beberapa konsep/ model Evaluasi kurikulum
3. Penjelasan masing-masing konsep/ model (meassurment,
cngruence, illumination, dan educational system evaluation)
4. Model yang disarankan.
Supaya Anda dapat dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari
modul ini berikut beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda cermati
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 3
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul agar Anda
memahami secara utuh dan tuntas tentang apa, bagaimana,
serta pentingnya mempelajari modul tersebut
2. Baca sepintas bagian demi bagian serta temukan kata-kata
kunci dan kata-kata yang dianggap baru. Carilah dan baca
pengertian kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki.
3. Cermatilah konsep-konsep yang dibahas dalam modul ini
melalui pemahaman sendiri, diskusi dengan sesama teman
mahasiswa, atau dengan tutor Anda.
4. Carilah sumber atau referensi yang relevan untuk menambah
wawasan Anda, apabila materi yang dibahas dalam modul ini
menurut Anda masih kurang.
5. Mantapkan pemahaman Anda terhadap materi yang dipelajari
dengan mengerjakan latihan yang tersedia dalam modul.
6. Kerjakan setiap soal yang disediakan pada setiap kegiatan akhir
belajar. Hal ini penting untuk mengetahui pemahaman Anda
terhadap matei yang dipelajari dalam modul ini.
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 4
2. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang
perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum.Bagian-bagian
berikut dari modul ini akan difokuskan pada uraian tentang evaluasi
dalam fase pengembangan kurikulum -- tujuannya, berbagai
konsep/model evaluasi yang pernah dikembangkan, tinjauan masing-
masing konsep/model, dan akhirnya model evaluasi yang
disarankan. Sebagai seorang guru Anda tentunya harus memahami
betul mengapa suatu kurikulum harus dievaluasi dan apa yang
menjadi tujuan dari evaluasi kurikulum
2.1 Tujuan Evaluasi Kurikulum
Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum
dimaksudkan untuk keperluan :
a. Perbaikan Program Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi
lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan
input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum
yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan
kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena
evaluasi itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan
dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang
bersangkutan.
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak Selama dan
terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya
semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum
kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang
dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan
pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi
konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Dengan kata lain,
pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua,
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 5
petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut
mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang
bersangkutan.Bagi pihak pengembang kurikulum, tujuan yang kedua
ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan
lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar. Sekalipun demikian hal
ini tidak bisa kita hindari karena persoalan ini mencakup
pertanggungjawaban sosial, ekonomi dan moral, yang sudah
merupakan suatu konsekuensi logis dalam kegiatan pembaharuan
pendidikan. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah
dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan
kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan
serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan, jika ada, yang masih terdapat. Untuk menghasilkan
informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut di atas itulah
diperlukan kegiatan evaluasi.
c. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban
atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah
kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke
dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan
dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Ditinjau dari proses
pengembangan kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama
dipandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan.
Pertanyaan tersebut hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban –
ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi bahwa jawaban yang
diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan
pada situasi yang tidak menguntungkan – biaya, tenaga dan waktu
yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma;
peserta didik yang telah menggunakan kurikulum baru tersebut
selama fase pengembangan telah terlanjur dirugikan; sekolah-sekolah
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 6
dimana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali
menyesuaikan diri lagi kepada cara lama; dan lambat laun akan timbul
sikap skeptis di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap
pembaharuan pendidikan dalam bentuk apapun. Pertanyaan kedua
dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan
kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang-
kurangnya tiga anak pertanyaan – aspek-aspek mana dari kurikulum
tersebut yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi
penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan
persyaratan-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu
di dalam sistem yang ada. Pertanyaan-pertanyaan ini dirasakan lebih
bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial,
ekonomi, moral maupun teknis.
Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan kegiatan evaluasi.
2.2 Beberapa Konsep/Model Evaluasi
Setelah mencermati tentang tentang tujuan evaluasi kurikulum, Anda
sebagai pelaksana kurikulum harus memahami pula tentang
konsep/model evaluasi . Coba Anda cermati masing-masing
konsep/model evaluasi tsb. Secara garis besar, berbagai konsep/model
evaluasi yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan ke
dalam empat rumpun model – measurement, congruence,
illumination, dan educational system evaluation
a. Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk
mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil
evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa,
bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau
lebih program/metode pendidikan. Obyek evaluasi dititik
beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 7
khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif
dan dapat dibakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi
adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan
evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
1) Menempatkan `kedudukan` setiap siswa dalam kelompoknya
melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil
belajar.
2) Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok
yang menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-
beda, melalui analisis secara kuantitatif.
3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun
dalam bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk
menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid.
b. Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau
congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang
dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil
pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam
rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan.
Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk
kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang
dikumpulkan adalah data obyektif khususnya skor hasil tes.Dalam
kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
ƒ Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan
menempuh langkah- langkah pokok sebagai berikut:
penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan
penggunaan hasil evaluasi.
ƒ Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 8
ƒ Teknik evaluasi menackup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya
yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang
terkandung dalam tujuan.
ƒ Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua
atau lebih program.
c. Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan
program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan
kelemahan program serta pengaruh program terhadap
perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada
judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk
penyempurnaan program. Obyek evaluasi mencakup latar belakang
dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan
kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada
umumnya data subyektif (judgment data) Dalam kegiatan evaluasi,
cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
1. Menggunakan prosedur yang disebut Progressive focussing
dengan langkah-langkah pokok: orientasi, pengamatan yang
lebih terarah, analisis sebab-akibat.
2. Bersifat kualitatif-terbuka, dan flesksibel-eklektif.
3. Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket,
analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes.
d. Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance
setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir
dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi
diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil
program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan,
rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang
lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 9
maupun data subyektif (judgment data)Dalam kegiatan evaluasi,
cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
ƒ Membandingkan performance setiap dimensi program dengan
kriteria internal.
ƒ Membandingkan performance program dengan menggunakan
kriteria
• eksternal yaitu performance program yang lain.
ƒ Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket dan
analisis
• dokumen.
2.3 Tinjauan Masing-Masing Konsep/Model
Setelah Anda mencermati keempat model evaluasi tersebut, Anda
tentunya perlu pula mencermati secara rinci tinjauan dari
masing-masing konsep/ model tersebut supaya wawasan anda lebih
luas dan dapat memahami secara lebih mendalam makna dari
masing-masing konsep model tersebut. Tinjauan masing-masing
konsep/model akan dikaji secara rinci.
a. Measurement
Konsep measurement ini telah memberikan sumbangan yang sangat
berarti dalam
hal penekanannya terhadap pentingnya obyektivitas dalam proses
evaluasi. Aspek obyektivitas yang ditekankan oleh konsep ini
perlu dijadikan landasan yang terus menerus di dalam rangka
mengembangkan konsep dan sistem evaluasi kurikulum. samping itu,
pendekatan yang digunakan oleh konsep ini masih sangat besar
pengaruhnya dan dirasakan faedahnya dalam berbagai kegiatan
pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di
sekolah, dan kegiatan penelitian pendidikan. Kelemahan dari konsep
ini terletak pada penekanannya yang berlebih-lebihan pada spek
pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan. Aspek pengukuran itu
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 10
sendiri memang diperlukan dalam proses evaluasi, tapi tidak
dimaksudkan untuk menggantikan proses evaluasi itu sendiri :
“Measurement is not evaluation, but it can provide useful data for
evaluation.” Dalam evaluasi hasil belajar, misalnya, kita tidak dapat
mengelakkan penggunaan alat pengukuran hasil belajar untuk
menghasilkan data yang diperlukan dalam pemberian judgment
selanjutnya mengenai hasil belajar yang telah dicapai. Sebagai
konsekuensi dari penekanan yang berlebih-lebihan pada aspek
pengukuran, evaluasi cenderung dibatasi pada dimensi tertentu dari
program pendidikan yang ‘dapat diukur’, terutama hasil belajar yang
bersifat kognitif. Yang menjadi persoalan disini adalah bahwa hasil
belajar yang bersifat kognitif tersebut bukan lah merupakan satu-
satunya indikator bagi keberhasilan suatu kurikulum. Sebagai suatu
wahana untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum
diharapkan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada pada
diri siswa, tidak terbatas hanya pada potensi dibidang kognitif.
Disamping itu, peranan evaluasi yang diharapkan akan dapat
memberikan input bagi penyempurnaan program dalam setiap tahap,
menjadi kurang dapat terpenuhi dengan dibatasinya evaluasi pada
pengukuran hasil belajar saja, apalagi hanya ditekankan pada bidang
kognitif.
b. Congruence
Konsep ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan
untuk mengkaji
efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Dengan kata lain,
konsep congruence ini telah memperlihatkan adanya “high degree of
integration with the instructional process.” Dengan mengkaji
efektivitas kurikulum dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, hal ini akan memberikan balikan kepada
pengembang kurikulum tentang tujuan-tujuan mana yang sudah dan
yang belum dicapai. Hasil evaluasi yang diperoleh tidak bersifat
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 11
relatif karena selalu dihubungkan dengan tujuan yang hendak
dicapai sebagai kriteria perbandingan. Kelemahan dari konsep ini
terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Sekalipun tujuan evaluasi
diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi
konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai
obyek langsung evaluasi. Yang dijadikan perhatian oleh konsep ini
adalah hubungan antara tujuan dan hasil belajar. Faktor-faktor
penting yang terdapat diantara tujuan dan hasil yang dicapai kurang
mendapat perhatian, padahal yang dimensi akan disempurnakan
justru adalah faktor-faktor tersebut yaitu input dan proses belajar-
mengajar, yang keseluruhannya akan menciptakan suatu tipe
pengalaman belajar tertentu. Masih berhubungan dengan persoalan
ruang lingkup evaluasi di atas, pelaksanaan evaluasi dari konsep ini
terjadi pada saat kurikulum sudah selesai dilaksanakan, dengan jalan
membandingkan antara hasil pretest dan posttest. Sebagai akibatnya
informasi yang dihasilkan hanya dapat menjawab pertanyaan tentang
tujuan-tujuan mana yang telah dan yang belum dapat dicapai.
Pertanyaan tentang mengapa tujuan-tujuan tertentu belum dapat
dicapai, sukar untuk dapat dijawab melalui informasi perbedaan
pretest dan posttest. Dengan kata lain, pendekatan yang digunakan
oleh konsep ini menghasilkan suatu teknik evaluasi yang sifatnya
terminal / postfacto. Pendekatan semacam ini memang membantu
pengembang kurikulum dalam menentukan bagian-bagian mana dari
program yang masih lemah, tapi kurang membantu di dalam mencari
jawaban tentang segi-segi apanya yang masih lemah dan bagaimana
kemungkinan mengatasi kelemahan tersebut.
Terlepas dari beberapa kelemahan di atas, konsep ini telah
memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan
konsep evaluasi kurikulum, khususnya dalam usaha :
1). menghubungkan hasil belajar dengan tujuan-tujuan pendidikan
sebagai kriteria perbandingan; dan
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 12
2). memperkenalkan sistem pengolahan hasil evaluasi secara
bagian demi bagian, yang ternyata lebih relevan dengan kebutuhan
pengembangan kurikulum.
c. Illumination
Sebagai reaksi terhadap konsep measurement dan congruence yang
bersifat ‘terminal’ seperti telah disinggung dalam bagian yang lalu,
konsep illumination menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang
berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum sedang
berlangsung. Gagasan yang terkandung di dalam konsep ini memang
penting dan menunjang proses penyempurnaan kurikulum,
karena pihak pengembang kurikulum akan memperoleh informasi yang
cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi dan
menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan. Di samping
itu, jarak antara pengumpulan data dan laporan hasil evaluasi cukup
pendek sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan pada
waktunya. Kelemahan dari konsep ini terutama terletak pada teknis
pelaksanaannya. Pertama, kegiatan evaluasi tidak didahului oleh
adanya perumusan kriteria yang jelas sebagai dasar bagi pelaksanaan
dan penyimpulan hasil evaluasi. Ini dapat mengakibatkan bahwa
sejumlah segi-segi yang penting kurang mendapat perhatian, karena
evaluator hanyut di dalam mengamati segi-segi tertentu yang menarik
perhatiannya Kedua, obyektivitas dari evaluasi yang dilakukan perlu
dipersoalkan. Persoalan obyektivitas evaluasi inilah yang justru
dipandang sebagai salah satu kelemahan yang penting dari konsep ini.
Di samping konsep ini lebih menitik beratkan penggunaan judgment
dalam proses evaluasi, juga terdapat adanya kecenderungan untuk
menggunakan alat evaluasi yang ‘terbuka’ dalam arti kurang spesifik /
berstruktur. Disamping kedua kelemahan di atas, konsep ini juga tidak
menekankan pentingnya evaluasi terhadap bahan-bahan kurikulum
selama bahan-bahan tersebut disusun dalam tahap perencanaan.
Dengan kata lain, evaluasi yang diajukan oleh konsep ini lebih
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 13
berorientasi pada proses dan hasil yang dicapai oleh kurikulum yang
bersangkutan.
d. Educational System Evaluation
Ditinjau dari hakekat dan ruang lingkup evaluasi, konsep ini
memperlihatkan banyak segi-segi yang positif untu kepentingan
proses pengembangan kurikulum. Ditekankannya peranan kriteria
(absolut maupun relatif) dalam proses evaluasi sangat penting artinya
dalam memberikan ciri-ciri khas bagi kegiatan evaluasi. Tanpa kriteria
kita tidak akan dapat menghasilkan suatu informasi yang
menunjukkan ada tidaknya kesenjangan (discrepancy), sedangkan
informasi semacam inilah yang diharapkan dari hasil evaluasi.
Sehubungan dengan ruang lingkup evaluasi, konsep ini
mengemukakan perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap berbagai
dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai, tapi juga input
dan proses yang dilakukan tahap demi tahap. Ini penting sekali agar
peyempurnaan kurikulum dapat dilakukan pada setiap tahap sehingga
kelemahan yang masih terlihat pada suatu tahap tertentu tidak
sampai dibawa ke tahap berikutnya. Suatu bagian dari konsep ini
yang kiranya dapat dipandang sebagai kelemahan adalah mengenai
pandangannya tentang evaluasi untuk menyimpulkan kebaikan
program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang perlu
mendapatkan penegasan dari konsep ini, yang pertama menyangkut
segi teknis dan yang kedua menyangkut segi strategis. Persoalan
teknis berkenaan dengan prosedur yang ditempuh dalam
membandingkan hasil antara kurikulum yang baru dan kurikulum
yang ada. Pengalaman-pengalaman yang lalu menunjukkan bahwa
studi perbandingan semacam ini pada umumnya berakhir dengan
kesimpulan ‘tidak adanya perbedaan yang berarti’. Persoalan strategis
menyangkut persoalan ‘nasib’ dari kurikulum yang baru tersebut bila
hasil perbandingan yang dilakukan menunjukkan ‘perbedaan yang
tidak berarti’. Bila hal itu terjadi, apakah kita akan ‘menarik kembali’
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 14
kurikulum yang baru tersebut untuk kembali ke kurikulum
yang ada ataukah mengembangkan kurikulum baru yang lain lagi ?
Bagaimana kah hal ini dapat dipertanggung-jawabkan dari segi biaya
yang telah dikeluarkan maupun dari segi siswa-siswa yang telah
menggunakan kurikulum baru tersebut selama bertahun-tahun ?
Kedua persoalan di atas itulah yang terdapat dan belum
dibahas secara tuntas di dalam konsep ini.Secara keseluruhan, konsep
educational system evaluation ini relevan dengan peranan evaluasi
didalam proses pengembangan kurikulum dan dapat mengatasi
kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam konsep-konsep yang
terdahulu.
2.4 Model Yang Disarankan
Dengan mempelajari secara cermat tentang berbagai konsep/model
evaluasi kurikulum, Anda akhirnya dapat memahami pula bahwa
masing- masing konsep/model tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan. Dalam mengevaluasi kurikulum tentunya diperlukan
kecermatan Anda, dalam memilih model mana yang dianggap
tepat.Pada urian berikut Anda dapat mencermati konsep/model yang
disarankan dalam melaksanakan evaluasi kurikulum. Ketepatan suatu
model tak dapat dilepaskan dari tujuan yang ingin dicapai dari
kegiatan evaluasi yang kita adakan. Setiap model, termasuk model
yang keempat (educational system evaluation) memiliki kekuatan dan
kelemahan ditinjau dari berbagai segi. Sehubungan dengan itu,
berkenaan dengan model mana yang akan disarankan, dikemukakan
hal-hal sebagai berikut: Untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang kurikulum yang sedang dikembangkan, model
educational system evaluation, tampaknya merupakan model yang
paling tepat. Kelemahan masing-masing model yang lain dapat di-
tanggulangi oleh model yang keempat ini. Terlepas dari kenyataan
tersebut, untuk mencapai tujuan evaluasi yang bersifat khusus, ketiga
model yang lain pun masih dapat memberikan sumbangan:
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 15
1. Untuk keperluan seleksi dan klasifikasi siswa serta
membandingkan efektivitas kurikulum yang baru dengan
kurikulum yang ada, model measurement tepat untuk digunakan.
2. Untuk mengkaji efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan
dan untuk menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap
tujuan-tujuan pembelajaran, model congruence tergolong ampuh
untuk digunakan. Akhirnya, bila kita ingin memperoleh
gambaran yang lebih mendalam tentang proses pelaksanaan
kurikulum beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, model
illumination akan sangat membantu. -
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai evaluasi kurikulum
silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini!
1. Jelaskan tujuan evaluasi kurikulum dengan bahasa sendiri.!
2. Mengapa seorang guru harus memahami dan menguasai
evaluasi kurikulum?
3. Jelaskan keempat konsep/ model evaluasi kurikulum !
4. Pilih salah satu model yang Anda anggap tepat, kemukakan
alasannya.!
Petunjuk jawaban latihan
Agar Anda dapat menjawab tugas dan latihan tersebut coba
perhatikan rambu-rambu sebagai berikut: Untuk dapat menjawab
tugas ini anda harus mencermati kembali tentang tujuan evaluasi
kurikulum. Kemudian kaitkan dengan tugas anda sebagai pelaksana
kurikulum , analisi secara cermat tentang konsep/model kurikulum
sehingga anda dapat memilih salah satu model yang dianggap
tepat sesuai yang disarankan. Anda dapat mencari rujukan lain
sehingga lebih memperkaya wawasan Anda atau dapat
mendiskusikannya dengan tutor.
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 16
RANGKUMAN
Evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum betujuan untuk :
1. Perbaikan Program. Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi
lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan
input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum
yang sedang dikembangkan.
2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Selama dan
terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya
semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum
kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Tindak lanjut hasil
pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua
kemungkinan pertanyaan :
Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan
disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam
kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula
kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam sistem yang
ada ? Konsep model evaluasi meliputi:
a. Measurement Model ini menitik beratkan kegiatan pengukuran
prilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual/kelompok.
Obyeknya adalah hasil belajar siswa terutama aspek kognitif.
Fungsinya untuk: seleksi, bimbingan, perbandingan efektivitas
program. Cara yang digunakan adalah; membandingkan
kedudukan siswa dalam kelompok, membandingkan hasil belajar
antar kelompok, kuantitatif dengan tes tertulis terutama tes
objektif.
b. Congruence
Model ini menekankan pada pemeriksaan kesesuaian tujuan dan
hasil belajar. Fungsinya untuk penyempurnaan bimbingan siswa.
Obyeknya hasil belajar siswa kognitif, psikomotor dan afektif.
Caranya menggunakan pre dan post asessment, analisis bagian
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 17
demi bagian, kuantitatif dengan tes tertulis maupun jenis yang
lain
c. Illumination
Model illuminatif merupakan studi pelaksanaan program
,pengaruh lingkungan, pengaruh program terhadap hasil belajar.
Fungsinys untuk penyempurnaan program.
obyeknya latar belakang program, proses pelaksanaan, hasil
belajar, kesulitan yang dialami. Caranya melalui
orientasi,pengamatan yang terarah analisis sebab akibat
d. Model Educational system
Model ini untuk membandingkan antara performance dan kriteria
untuk setiap komponen program.Fungsinya untuk
penyempurnaan program
Obyeknya input, proses, out put.caranya membandingkan
performance dengan kriteria intern dan kriteria ekstern, kualitatif
dan kuantitatif dengan test dan teknik lain Model yang disarankan
Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang
kurikulum yang sedang dikembangkan, model educational system
evaluation, tampaknya merupakan model model yang paling
tepat. Kelemahan masing-masing model yang lain dapat
ditanggulangi oleh model yang keempat ini.
TES FORMATIF
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif
jawaban yang disediakan
1. Salah satu tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk perbaikan
program. Dalam konteks tujuan ini proses evaluasi lebih
bersifat:
A. Formatif
B. Sumatif
C. Konstruktif
D. Formatif dan sumatif
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 18
2. Yang menjadi obyek penilaian model measurement adalah:
A. Tingkah laku siswa
B. Kegiatan belajar
C. Situasi belajar
D. Kondisi belajar
3. Pendekatan atau cara yang dilakukan dalam model congruence
adalah:
A. Pretest and posttest
B. Paper and pencil test
C. Penilaian perbandingan
D. Test situation
4. Fungsi utama dari model educational system adalah untuk:
A. Perbaikan hasil belajar
B. Penyempurnaan program
C. Membandingkan hasil belajar
D. Membandingkan perbedaan individual dan kelompok
5. Penilaian itu adalah usaha untuk memeriksa kesesuaian antara
tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang
telah dicapai. Hal ini sesuai dengan pandangan model:
A. Educational system
B. Measurement
C. Illumination
D. Congruence
6. Untuk memperoleh gambaran yang lengkap dari kurikulum yang
sedang dikembangkan menurut Anda model yang paling tepat
adalah :
A. Illumination
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 19
B. Congruence
C. Educational system
D. Measurement
7. Bila Anda menilai suatu kurikulum dan ingin memperoleh
gambaran yang mendalam tentang proses pelaksanaan
kurikulum tersebut model yang paling tepat Anda gunakan
adalah:
A. Model congruence
B. Model Illumination
C. Model educational system
D. Model measurement
8. Kelemahan model congruence teletak terutama pada:
A. Ruang lingkup penilaiannya
B. Prosesnya
C. Pendekatannya
D. Hasilnya
9. Model measurement lebih tepat digunakan untuk:
A. Penyempurnaan kurikulum yang sudah ada
B. Menilai kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan lapangan
C. Membandingkan efektivitas kurikulum baru dan kurikulum
yang ada
D. Menilai proses pelaksanaan kurikulum
10. Di antara empat model penilaian yang telah dibahas, yang
paling tepat untuk
membandingkan kurikulum yang baru dengan kurikulum yang
ada adalah model:
A. Congruence
B. Illumination
C. Measurement
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 20
D. Educational System
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban test formatif
yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar evaluasi kurikulum.
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ----------------------------------------------
x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
< 70% = kurang
Apabila Anda tingkat penguasaan 80% at lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar berikutnya .Bagus! Tetapi
apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi kegiatan belajar sebelumnya, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. C
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 21
7. B
8. A
9. C
10.D
RUJUKAN TERPILIH
Bloom, B.S. et al. (1981). Evaluation to Improve Learning. New York:
McGraww-Hill
Brinkerhoff, R.O. et al . (1982). Program Evaluation: A Practitioner
Guide for Trainers
And Educators. Boston: MA Kluwer Nijhoff Publishing
Forsyth, I. et al. (1999). Evaluating a Course. London: Kogan Page
Ltd.
Gronlund, N.E. (1985). Measurement and Evaluation in Teaching. New
York: Macmillan
Publishing Company
Guba, E.G. and Lincoln, Y.S. (1983). Effective Evaluation. San
Francisco: Jossey – Bass
Publishers
Harlen, W. (ed.) (1994). Enhancing Quality in Assessment. London:
Paul Chapman
Publishing Ltd.
Harris, D. and Bell, C. (1986). Evaluating and Assessing for Learning.
London: Kogan
Page, Ltd.
Nana Sudjana & R. Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung: PT
Sinar Baru
Popham, W.J. (1978). Criterion Referenced Measurement. Englewood
Cliffs: Prentice
Hall, Inc,
Stufflebeam, D.L. et al. (1977). Educational Evaluation and Decision
Making. Illinois:
F.E. Peacock Publishers, Inc.
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum Pembelajaran 22
Sukartiwi. (1995). Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan.
Jakarta: Penerbit
Pustaka Jaya
Traub, R.E. (ed.). ( 1984). Journal of Educational Measurement
(Volume 21 Number 4).
Washington, D.C.: National Council on Measurement in
Education,Inc.

More Related Content

What's hot

Model evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulumModel evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulumAnis Ilahi
 
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)Ibenk Hallen
 
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Syaifi Al-Mahfudzi
 
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemNailul Hasibuan
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addieindrapratiwi86
 
Makalah penelitian-pengembangan
Makalah penelitian-pengembanganMakalah penelitian-pengembangan
Makalah penelitian-pengembanganWidi Nugroho
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiOperator Warnet Vast Raha
 
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
T U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S IT U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S I
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I20080210087
 

What's hot (17)

Evaluasi Kurikulum
Evaluasi KurikulumEvaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum
 
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi KurikulumEvaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum
 
Model model pengembangan instruksional
Model model pengembangan instruksionalModel model pengembangan instruksional
Model model pengembangan instruksional
 
Model evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulumModel evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulum
 
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
 
Telaah 2
Telaah 2Telaah 2
Telaah 2
 
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
 
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistemppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
ppt Desain pembelajaran sebagai suatu sistem
 
Model pengembangan addie
Model pengembangan addieModel pengembangan addie
Model pengembangan addie
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 2
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 2Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 2
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai 2
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulumEvaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum
 
Makalah penelitian-pengembangan
Makalah penelitian-pengembanganMakalah penelitian-pengembangan
Makalah penelitian-pengembangan
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
T U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S IT U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S I
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
 

Similar to Evaluasi kurikulum

Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumIgor Wijaya
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
 
Model tyler dan taba
Model tyler dan tabaModel tyler dan taba
Model tyler dan tabasyahmiamni
 
LK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docx
LK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docxLK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docx
LK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docxcicilia41
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaPrincess Indry
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxokaygafario
 
673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx
673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx
673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docxibnu320257
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxHasanCkp
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)sadirun
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxYohanisWeni1
 
Tugas P Point Nurjanah
Tugas P  Point NurjanahTugas P  Point Nurjanah
Tugas P Point Nurjanahnoerjanah
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
 

Similar to Evaluasi kurikulum (20)

7cpengembangan model-pembelajaran
7cpengembangan model-pembelajaran7cpengembangan model-pembelajaran
7cpengembangan model-pembelajaran
 
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan Kurikulum
 
Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Aji pk
Aji pkAji pk
Aji pk
 
Kurikulum Nia
Kurikulum NiaKurikulum Nia
Kurikulum Nia
 
Model tyler dan taba
Model tyler dan tabaModel tyler dan taba
Model tyler dan taba
 
LK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docx
LK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docxLK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docx
LK 2.3 Rencana Aksi SIKLUS (2).docx
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).docx
LK 2.3 Rencana Aksi (1).docxLK 2.3 Rencana Aksi (1).docx
LK 2.3 Rencana Aksi (1).docx
 
673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx
673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx
673705492-LK-2-3-Rencana-Aksi didalam melakukan sebuah aktivitas.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
 
HASTINI
HASTINIHASTINI
HASTINI
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
 
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
 
Tugas P Point Nurjanah
Tugas P  Point NurjanahTugas P  Point Nurjanah
Tugas P Point Nurjanah
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 

Recently uploaded

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 

Recently uploaded (20)

Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Evaluasi kurikulum

  • 1. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 1 Materi-5 E EV VA AL LU UA AS SI I K KU UR RI IK KU UL LU UM M Prof. Dr. R Ibrahim & Dra. Masitoh, M.Pd. ) 1. Pendahuluan Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diuji-cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebarluaskan ke semua lembaga pendidikan. Ada juga yang menyebutkan fase ini sebagai fase perintisan (pilot study). Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan, termasuk ke dalamnya evaluasi dan perbaikan. Melalui fase pengembangan, kurikulum yang baru tersebut akan disesuaikan terlebih dahulu berdasarkan hasil evaluasi, sebelum diberlakukan dalam sistem yang ada. Uraian singkat di atas mengimplikasikan pentingnya fase ini dalam keseluruhan kegiatan pengembangan kurikulum. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan ini dengan efektif dan bermakna. Dari hasil-hasil evaluasi ini lah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebar luaskan secara nasional. Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari dan mencermati tentang apa kurikulum dan bagaimana kurikulum dikembangkan. Mudah-mudahan Anda telah memahami dengan jelas materi modul sebelumnya karena erat kaitannya dengan materi yang akan dibahas dalam modul tentang evaluasi kurikulum. Setelah mempelajari modul ini anda Anda diharapkan dapat memiliki kompetensi dasar sebagai berikut:
  • 2. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 2 1. Memahami tujuan evaluasi kuri kulum 2. Memahami berbagai konsep/ model evaluasi kurikulum 3. Mengkaji secara mendalam masing-masing model 4. Memahami model yang disarankan Untuk pencapaian kompetensi dasar tersebut perlu dijabarkan ke dalam indikator-indikator sebagai berikut: 1. Menjelaskan secara rinci tentang tujuan evaluasi kurikulum 2. Menjelaskan beberapa konsep/ model evaluasi kurikulum 3. Menjelaskan perbedaan antara masing-masing konsep/model evaluasi kurikulum 4. Menjelaskan tujuan, fungsi dan obyek dari masing-masing model 5. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan masing-masing model 6. Menjelaskan model yang disarankan Kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum. Dengan memahami evaluasi kurikulum guru memahami secara jelas mengapa suatu kurikulum harus dievaluasi. apa tujuannya dan konsep/ model yang mana yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kurikulum.Untuk membantu Anda mencapai kemampuan-kemampuan tersebut uraian dan latihan yang disajikan dalam modul tersebut sebagai berikut: 1. Tujuan evaluasi kurikulum 2. Beberapa konsep/ model Evaluasi kurikulum 3. Penjelasan masing-masing konsep/ model (meassurment, cngruence, illumination, dan educational system evaluation) 4. Model yang disarankan. Supaya Anda dapat dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini berikut beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda cermati
  • 3. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 3 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul agar Anda memahami secara utuh dan tuntas tentang apa, bagaimana, serta pentingnya mempelajari modul tersebut 2. Baca sepintas bagian demi bagian serta temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki. 3. Cermatilah konsep-konsep yang dibahas dalam modul ini melalui pemahaman sendiri, diskusi dengan sesama teman mahasiswa, atau dengan tutor Anda. 4. Carilah sumber atau referensi yang relevan untuk menambah wawasan Anda, apabila materi yang dibahas dalam modul ini menurut Anda masih kurang. 5. Mantapkan pemahaman Anda terhadap materi yang dipelajari dengan mengerjakan latihan yang tersedia dalam modul. 6. Kerjakan setiap soal yang disediakan pada setiap kegiatan akhir belajar. Hal ini penting untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap matei yang dipelajari dalam modul ini.
  • 4. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 4 2. Evaluasi Kurikulum Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum.Bagian-bagian berikut dari modul ini akan difokuskan pada uraian tentang evaluasi dalam fase pengembangan kurikulum -- tujuannya, berbagai konsep/model evaluasi yang pernah dikembangkan, tinjauan masing- masing konsep/model, dan akhirnya model evaluasi yang disarankan. Sebagai seorang guru Anda tentunya harus memahami betul mengapa suatu kurikulum harus dievaluasi dan apa yang menjadi tujuan dari evaluasi kurikulum 2.1 Tujuan Evaluasi Kurikulum Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan : a. Perbaikan Program Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan. b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua,
  • 5. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 5 petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan.Bagi pihak pengembang kurikulum, tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar. Sekalipun demikian hal ini tidak bisa kita hindari karena persoalan ini mencakup pertanggungjawaban sosial, ekonomi dan moral, yang sudah merupakan suatu konsekuensi logis dalam kegiatan pembaharuan pendidikan. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan, jika ada, yang masih terdapat. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut di atas itulah diperlukan kegiatan evaluasi. c. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama dipandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan. Pertanyaan tersebut hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban – ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi bahwa jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan – biaya, tenaga dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma; peserta didik yang telah menggunakan kurikulum baru tersebut selama fase pengembangan telah terlanjur dirugikan; sekolah-sekolah
  • 6. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 6 dimana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali menyesuaikan diri lagi kepada cara lama; dan lambat laun akan timbul sikap skeptis di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pembaharuan pendidikan dalam bentuk apapun. Pertanyaan kedua dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang- kurangnya tiga anak pertanyaan – aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu di dalam sistem yang ada. Pertanyaan-pertanyaan ini dirasakan lebih bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral maupun teknis. Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan kegiatan evaluasi. 2.2 Beberapa Konsep/Model Evaluasi Setelah mencermati tentang tentang tujuan evaluasi kurikulum, Anda sebagai pelaksana kurikulum harus memahami pula tentang konsep/model evaluasi . Coba Anda cermati masing-masing konsep/model evaluasi tsb. Secara garis besar, berbagai konsep/model evaluasi yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan ke dalam empat rumpun model – measurement, congruence, illumination, dan educational system evaluation a. Measurement Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan
  • 7. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 7 khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut: 1) Menempatkan `kedudukan` setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar. 2) Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda- beda, melalui analisis secara kuantitatif. 3) Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid. b. Congruence Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar pendidikan. Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data obyektif khususnya skor hasil tes.Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut: ƒ Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh langkah- langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi. ƒ Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
  • 8. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 8 ƒ Teknik evaluasi menackup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan. ƒ Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program. c. Illumination Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Obyek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subyektif (judgment data) Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut: 1. Menggunakan prosedur yang disebut Progressive focussing dengan langkah-langkah pokok: orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-akibat. 2. Bersifat kualitatif-terbuka, dan flesksibel-eklektif. 3. Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes. d. Educational System Evaluation Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif
  • 9. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 9 maupun data subyektif (judgment data)Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut: ƒ Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal. ƒ Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria • eksternal yaitu performance program yang lain. ƒ Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket dan analisis • dokumen. 2.3 Tinjauan Masing-Masing Konsep/Model Setelah Anda mencermati keempat model evaluasi tersebut, Anda tentunya perlu pula mencermati secara rinci tinjauan dari masing-masing konsep/ model tersebut supaya wawasan anda lebih luas dan dapat memahami secara lebih mendalam makna dari masing-masing konsep model tersebut. Tinjauan masing-masing konsep/model akan dikaji secara rinci. a. Measurement Konsep measurement ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam hal penekanannya terhadap pentingnya obyektivitas dalam proses evaluasi. Aspek obyektivitas yang ditekankan oleh konsep ini perlu dijadikan landasan yang terus menerus di dalam rangka mengembangkan konsep dan sistem evaluasi kurikulum. samping itu, pendekatan yang digunakan oleh konsep ini masih sangat besar pengaruhnya dan dirasakan faedahnya dalam berbagai kegiatan pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah, dan kegiatan penelitian pendidikan. Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebih-lebihan pada spek pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan. Aspek pengukuran itu
  • 10. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 10 sendiri memang diperlukan dalam proses evaluasi, tapi tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses evaluasi itu sendiri : “Measurement is not evaluation, but it can provide useful data for evaluation.” Dalam evaluasi hasil belajar, misalnya, kita tidak dapat mengelakkan penggunaan alat pengukuran hasil belajar untuk menghasilkan data yang diperlukan dalam pemberian judgment selanjutnya mengenai hasil belajar yang telah dicapai. Sebagai konsekuensi dari penekanan yang berlebih-lebihan pada aspek pengukuran, evaluasi cenderung dibatasi pada dimensi tertentu dari program pendidikan yang ‘dapat diukur’, terutama hasil belajar yang bersifat kognitif. Yang menjadi persoalan disini adalah bahwa hasil belajar yang bersifat kognitif tersebut bukan lah merupakan satu- satunya indikator bagi keberhasilan suatu kurikulum. Sebagai suatu wahana untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri siswa, tidak terbatas hanya pada potensi dibidang kognitif. Disamping itu, peranan evaluasi yang diharapkan akan dapat memberikan input bagi penyempurnaan program dalam setiap tahap, menjadi kurang dapat terpenuhi dengan dibatasinya evaluasi pada pengukuran hasil belajar saja, apalagi hanya ditekankan pada bidang kognitif. b. Congruence Konsep ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Dengan kata lain, konsep congruence ini telah memperlihatkan adanya “high degree of integration with the instructional process.” Dengan mengkaji efektivitas kurikulum dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, hal ini akan memberikan balikan kepada pengembang kurikulum tentang tujuan-tujuan mana yang sudah dan yang belum dicapai. Hasil evaluasi yang diperoleh tidak bersifat
  • 11. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 11 relatif karena selalu dihubungkan dengan tujuan yang hendak dicapai sebagai kriteria perbandingan. Kelemahan dari konsep ini terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Sekalipun tujuan evaluasi diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai obyek langsung evaluasi. Yang dijadikan perhatian oleh konsep ini adalah hubungan antara tujuan dan hasil belajar. Faktor-faktor penting yang terdapat diantara tujuan dan hasil yang dicapai kurang mendapat perhatian, padahal yang dimensi akan disempurnakan justru adalah faktor-faktor tersebut yaitu input dan proses belajar- mengajar, yang keseluruhannya akan menciptakan suatu tipe pengalaman belajar tertentu. Masih berhubungan dengan persoalan ruang lingkup evaluasi di atas, pelaksanaan evaluasi dari konsep ini terjadi pada saat kurikulum sudah selesai dilaksanakan, dengan jalan membandingkan antara hasil pretest dan posttest. Sebagai akibatnya informasi yang dihasilkan hanya dapat menjawab pertanyaan tentang tujuan-tujuan mana yang telah dan yang belum dapat dicapai. Pertanyaan tentang mengapa tujuan-tujuan tertentu belum dapat dicapai, sukar untuk dapat dijawab melalui informasi perbedaan pretest dan posttest. Dengan kata lain, pendekatan yang digunakan oleh konsep ini menghasilkan suatu teknik evaluasi yang sifatnya terminal / postfacto. Pendekatan semacam ini memang membantu pengembang kurikulum dalam menentukan bagian-bagian mana dari program yang masih lemah, tapi kurang membantu di dalam mencari jawaban tentang segi-segi apanya yang masih lemah dan bagaimana kemungkinan mengatasi kelemahan tersebut. Terlepas dari beberapa kelemahan di atas, konsep ini telah memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan konsep evaluasi kurikulum, khususnya dalam usaha : 1). menghubungkan hasil belajar dengan tujuan-tujuan pendidikan sebagai kriteria perbandingan; dan
  • 12. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 12 2). memperkenalkan sistem pengolahan hasil evaluasi secara bagian demi bagian, yang ternyata lebih relevan dengan kebutuhan pengembangan kurikulum. c. Illumination Sebagai reaksi terhadap konsep measurement dan congruence yang bersifat ‘terminal’ seperti telah disinggung dalam bagian yang lalu, konsep illumination menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum sedang berlangsung. Gagasan yang terkandung di dalam konsep ini memang penting dan menunjang proses penyempurnaan kurikulum, karena pihak pengembang kurikulum akan memperoleh informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan. Di samping itu, jarak antara pengumpulan data dan laporan hasil evaluasi cukup pendek sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan pada waktunya. Kelemahan dari konsep ini terutama terletak pada teknis pelaksanaannya. Pertama, kegiatan evaluasi tidak didahului oleh adanya perumusan kriteria yang jelas sebagai dasar bagi pelaksanaan dan penyimpulan hasil evaluasi. Ini dapat mengakibatkan bahwa sejumlah segi-segi yang penting kurang mendapat perhatian, karena evaluator hanyut di dalam mengamati segi-segi tertentu yang menarik perhatiannya Kedua, obyektivitas dari evaluasi yang dilakukan perlu dipersoalkan. Persoalan obyektivitas evaluasi inilah yang justru dipandang sebagai salah satu kelemahan yang penting dari konsep ini. Di samping konsep ini lebih menitik beratkan penggunaan judgment dalam proses evaluasi, juga terdapat adanya kecenderungan untuk menggunakan alat evaluasi yang ‘terbuka’ dalam arti kurang spesifik / berstruktur. Disamping kedua kelemahan di atas, konsep ini juga tidak menekankan pentingnya evaluasi terhadap bahan-bahan kurikulum selama bahan-bahan tersebut disusun dalam tahap perencanaan. Dengan kata lain, evaluasi yang diajukan oleh konsep ini lebih
  • 13. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 13 berorientasi pada proses dan hasil yang dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan. d. Educational System Evaluation Ditinjau dari hakekat dan ruang lingkup evaluasi, konsep ini memperlihatkan banyak segi-segi yang positif untu kepentingan proses pengembangan kurikulum. Ditekankannya peranan kriteria (absolut maupun relatif) dalam proses evaluasi sangat penting artinya dalam memberikan ciri-ciri khas bagi kegiatan evaluasi. Tanpa kriteria kita tidak akan dapat menghasilkan suatu informasi yang menunjukkan ada tidaknya kesenjangan (discrepancy), sedangkan informasi semacam inilah yang diharapkan dari hasil evaluasi. Sehubungan dengan ruang lingkup evaluasi, konsep ini mengemukakan perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai, tapi juga input dan proses yang dilakukan tahap demi tahap. Ini penting sekali agar peyempurnaan kurikulum dapat dilakukan pada setiap tahap sehingga kelemahan yang masih terlihat pada suatu tahap tertentu tidak sampai dibawa ke tahap berikutnya. Suatu bagian dari konsep ini yang kiranya dapat dipandang sebagai kelemahan adalah mengenai pandangannya tentang evaluasi untuk menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang perlu mendapatkan penegasan dari konsep ini, yang pertama menyangkut segi teknis dan yang kedua menyangkut segi strategis. Persoalan teknis berkenaan dengan prosedur yang ditempuh dalam membandingkan hasil antara kurikulum yang baru dan kurikulum yang ada. Pengalaman-pengalaman yang lalu menunjukkan bahwa studi perbandingan semacam ini pada umumnya berakhir dengan kesimpulan ‘tidak adanya perbedaan yang berarti’. Persoalan strategis menyangkut persoalan ‘nasib’ dari kurikulum yang baru tersebut bila hasil perbandingan yang dilakukan menunjukkan ‘perbedaan yang tidak berarti’. Bila hal itu terjadi, apakah kita akan ‘menarik kembali’
  • 14. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 14 kurikulum yang baru tersebut untuk kembali ke kurikulum yang ada ataukah mengembangkan kurikulum baru yang lain lagi ? Bagaimana kah hal ini dapat dipertanggung-jawabkan dari segi biaya yang telah dikeluarkan maupun dari segi siswa-siswa yang telah menggunakan kurikulum baru tersebut selama bertahun-tahun ? Kedua persoalan di atas itulah yang terdapat dan belum dibahas secara tuntas di dalam konsep ini.Secara keseluruhan, konsep educational system evaluation ini relevan dengan peranan evaluasi didalam proses pengembangan kurikulum dan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam konsep-konsep yang terdahulu. 2.4 Model Yang Disarankan Dengan mempelajari secara cermat tentang berbagai konsep/model evaluasi kurikulum, Anda akhirnya dapat memahami pula bahwa masing- masing konsep/model tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam mengevaluasi kurikulum tentunya diperlukan kecermatan Anda, dalam memilih model mana yang dianggap tepat.Pada urian berikut Anda dapat mencermati konsep/model yang disarankan dalam melaksanakan evaluasi kurikulum. Ketepatan suatu model tak dapat dilepaskan dari tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan evaluasi yang kita adakan. Setiap model, termasuk model yang keempat (educational system evaluation) memiliki kekuatan dan kelemahan ditinjau dari berbagai segi. Sehubungan dengan itu, berkenaan dengan model mana yang akan disarankan, dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kurikulum yang sedang dikembangkan, model educational system evaluation, tampaknya merupakan model yang paling tepat. Kelemahan masing-masing model yang lain dapat di- tanggulangi oleh model yang keempat ini. Terlepas dari kenyataan tersebut, untuk mencapai tujuan evaluasi yang bersifat khusus, ketiga model yang lain pun masih dapat memberikan sumbangan:
  • 15. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 15 1. Untuk keperluan seleksi dan klasifikasi siswa serta membandingkan efektivitas kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada, model measurement tepat untuk digunakan. 2. Untuk mengkaji efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan pembelajaran, model congruence tergolong ampuh untuk digunakan. Akhirnya, bila kita ingin memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang proses pelaksanaan kurikulum beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, model illumination akan sangat membantu. - LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai evaluasi kurikulum silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini! 1. Jelaskan tujuan evaluasi kurikulum dengan bahasa sendiri.! 2. Mengapa seorang guru harus memahami dan menguasai evaluasi kurikulum? 3. Jelaskan keempat konsep/ model evaluasi kurikulum ! 4. Pilih salah satu model yang Anda anggap tepat, kemukakan alasannya.! Petunjuk jawaban latihan Agar Anda dapat menjawab tugas dan latihan tersebut coba perhatikan rambu-rambu sebagai berikut: Untuk dapat menjawab tugas ini anda harus mencermati kembali tentang tujuan evaluasi kurikulum. Kemudian kaitkan dengan tugas anda sebagai pelaksana kurikulum , analisi secara cermat tentang konsep/model kurikulum sehingga anda dapat memilih salah satu model yang dianggap tepat sesuai yang disarankan. Anda dapat mencari rujukan lain sehingga lebih memperkaya wawasan Anda atau dapat mendiskusikannya dengan tutor.
  • 16. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 16 RANGKUMAN Evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum betujuan untuk : 1. Perbaikan Program. Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. 2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. 3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Konsep model evaluasi meliputi: a. Measurement Model ini menitik beratkan kegiatan pengukuran prilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual/kelompok. Obyeknya adalah hasil belajar siswa terutama aspek kognitif. Fungsinya untuk: seleksi, bimbingan, perbandingan efektivitas program. Cara yang digunakan adalah; membandingkan kedudukan siswa dalam kelompok, membandingkan hasil belajar antar kelompok, kuantitatif dengan tes tertulis terutama tes objektif. b. Congruence Model ini menekankan pada pemeriksaan kesesuaian tujuan dan hasil belajar. Fungsinya untuk penyempurnaan bimbingan siswa. Obyeknya hasil belajar siswa kognitif, psikomotor dan afektif. Caranya menggunakan pre dan post asessment, analisis bagian
  • 17. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 17 demi bagian, kuantitatif dengan tes tertulis maupun jenis yang lain c. Illumination Model illuminatif merupakan studi pelaksanaan program ,pengaruh lingkungan, pengaruh program terhadap hasil belajar. Fungsinys untuk penyempurnaan program. obyeknya latar belakang program, proses pelaksanaan, hasil belajar, kesulitan yang dialami. Caranya melalui orientasi,pengamatan yang terarah analisis sebab akibat d. Model Educational system Model ini untuk membandingkan antara performance dan kriteria untuk setiap komponen program.Fungsinya untuk penyempurnaan program Obyeknya input, proses, out put.caranya membandingkan performance dengan kriteria intern dan kriteria ekstern, kualitatif dan kuantitatif dengan test dan teknik lain Model yang disarankan Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kurikulum yang sedang dikembangkan, model educational system evaluation, tampaknya merupakan model model yang paling tepat. Kelemahan masing-masing model yang lain dapat ditanggulangi oleh model yang keempat ini. TES FORMATIF Pilihlah jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan 1. Salah satu tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk perbaikan program. Dalam konteks tujuan ini proses evaluasi lebih bersifat: A. Formatif B. Sumatif C. Konstruktif D. Formatif dan sumatif
  • 18. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 18 2. Yang menjadi obyek penilaian model measurement adalah: A. Tingkah laku siswa B. Kegiatan belajar C. Situasi belajar D. Kondisi belajar 3. Pendekatan atau cara yang dilakukan dalam model congruence adalah: A. Pretest and posttest B. Paper and pencil test C. Penilaian perbandingan D. Test situation 4. Fungsi utama dari model educational system adalah untuk: A. Perbaikan hasil belajar B. Penyempurnaan program C. Membandingkan hasil belajar D. Membandingkan perbedaan individual dan kelompok 5. Penilaian itu adalah usaha untuk memeriksa kesesuaian antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hal ini sesuai dengan pandangan model: A. Educational system B. Measurement C. Illumination D. Congruence 6. Untuk memperoleh gambaran yang lengkap dari kurikulum yang sedang dikembangkan menurut Anda model yang paling tepat adalah : A. Illumination
  • 19. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 19 B. Congruence C. Educational system D. Measurement 7. Bila Anda menilai suatu kurikulum dan ingin memperoleh gambaran yang mendalam tentang proses pelaksanaan kurikulum tersebut model yang paling tepat Anda gunakan adalah: A. Model congruence B. Model Illumination C. Model educational system D. Model measurement 8. Kelemahan model congruence teletak terutama pada: A. Ruang lingkup penilaiannya B. Prosesnya C. Pendekatannya D. Hasilnya 9. Model measurement lebih tepat digunakan untuk: A. Penyempurnaan kurikulum yang sudah ada B. Menilai kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan lapangan C. Membandingkan efektivitas kurikulum baru dan kurikulum yang ada D. Menilai proses pelaksanaan kurikulum 10. Di antara empat model penilaian yang telah dibahas, yang paling tepat untuk membandingkan kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada adalah model: A. Congruence B. Illumination C. Measurement
  • 20. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 20 D. Educational System Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban test formatif yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar evaluasi kurikulum. Rumus Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang < 70% = kurang Apabila Anda tingkat penguasaan 80% at lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar berikutnya .Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar sebelumnya, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Kunci Jawaban 1. C 2. A 3. A 4. B 5. D 6. C
  • 21. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 21 7. B 8. A 9. C 10.D RUJUKAN TERPILIH Bloom, B.S. et al. (1981). Evaluation to Improve Learning. New York: McGraww-Hill Brinkerhoff, R.O. et al . (1982). Program Evaluation: A Practitioner Guide for Trainers And Educators. Boston: MA Kluwer Nijhoff Publishing Forsyth, I. et al. (1999). Evaluating a Course. London: Kogan Page Ltd. Gronlund, N.E. (1985). Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Macmillan Publishing Company Guba, E.G. and Lincoln, Y.S. (1983). Effective Evaluation. San Francisco: Jossey – Bass Publishers Harlen, W. (ed.) (1994). Enhancing Quality in Assessment. London: Paul Chapman Publishing Ltd. Harris, D. and Bell, C. (1986). Evaluating and Assessing for Learning. London: Kogan Page, Ltd. Nana Sudjana & R. Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT Sinar Baru Popham, W.J. (1978). Criterion Referenced Measurement. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc, Stufflebeam, D.L. et al. (1977). Educational Evaluation and Decision Making. Illinois: F.E. Peacock Publishers, Inc.
  • 22. Evaluasi Kurikulum Kurikulum Pembelajaran 22 Sukartiwi. (1995). Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan. Jakarta: Penerbit Pustaka Jaya Traub, R.E. (ed.). ( 1984). Journal of Educational Measurement (Volume 21 Number 4). Washington, D.C.: National Council on Measurement in Education,Inc.