Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya berilmu dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa berilmu artinya memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang sesuatu, serta menuntut ilmu merupakan perintah dan kewajiban bagi umat Islam. Dokumen tersebut juga menyebutkan beberapa hadis Nabi yang mendorong umat Islam untuk selalu menuntut ilmu.
1. Kelompok 4:
~ IQBAL
~ ADYA SARI
~ SELLICA WULAN SARI
MATERI : BERILMU
2. A. Pengertian Ilmu dan Pentingnya Berilmu
Kata berilmu berasal dari bahasa Arab علم yang berati pengetahuan, kepandaian
tentang sesuatu. Lawan kata ilmu ialah jahil ( جهل ) yang berarti kebodohan,
ketidaktahuan. Berimu artinya pandai atau tidak bodoh, cerdas atau pintar. Berilmu
adalah sikap perilaku yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Orang yang berilmu adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan, dan mau
menggunakan akal sehatnya untuk berfikir.
Seseorang yang dikatakan berilmu jika memiliki
kemampuan atau kepandaian tentang sesuatu. Orang
yang berilmu diibaratkan seperti pohon padi. Makin
berisi makin merunduk. Dengan memiliki ilmu tidak
malah sombong.
Ilmu merupakan pintu gerbang yang
menghantarkan seseorang meraih kesuksesan
dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di
akhirat.
3. Ilmu memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia. Ilmu dapat
membantu manusia melakukan sesuatu dengan mudah. Ilmu juga dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia. Hidup berilmu itu penting agar tidak
tersesat dan terasa berat, sebab dengan berilmu kita akan terbantu dalam
menjalankan aktivitas kehidupan. Sebab ilmu itu nur(cahaya) yang dapat
menunjukkan jalan yang tepat.
Tentang pentingnya ilmu bagi manusia, Rasulullah SAW. Bersabda, yang artinya:
“Barang siapa menginginkan kehidupan dunia, maka wajib baginya mempunyai
ilmu. Barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat, maka wajib baginya
mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan keduanya(dunia & akhirat), wajib
baginya mempunyai ilmu.” (H.R. At-Tabrani)
Dalam hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Orang yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu.
2. Orang yang tahu, tapi tidak tahu bahwa dirinya tahu.
3. Orang yang tidak tahu, tapi tahu bahwa dirinya tidak
tahu.
4. Orang yang tidak tahu, tapi tidak tahu bahwa dirinya
tidak tahu.
4. B. Perintah Menuntut Ilmu
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban. Dalam
sebuah hadits di sebutkan bahwa: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang
Islam laki-laki dan perempuan”. (H.R. Ibnu Abdul Barr)
Islam telah menetapkan bahwa setiap muslim dan muslimah harus menuntut
ilmu. Perintah untuk menuntut ilmu telah ditegaskan Allah SWT. Dalam wahyu
yang diturunkan pertama kali yakni sebagai berikut:
Artinya:
“Bacalah dengan(menyebut)nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
5. Berikut ini hadis yang berkaitan dengan perintah menuntut ilmu:
1. Dari Abi Darda dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda”:“Barang
siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat
membentangkan sayapnya karena ridha(rela) terhadap orang yang mencari
ilmu. Dan sesungguhnya orang yang mencari ilmu akan memintakan bagi
mereka siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di
air. Dan sesungguhnya keutamaaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh
cahaya bintang. Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi,
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi
mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil bagian untuk
mencari ilmu, maka dia sudah mengambil bagian yang besar.” (H.R. Ahmad,
Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah).
2. Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw,:“Barang siapa keluar
untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali.(H.R.Tirmidzi)
3. Telah bersabda Rasulullah saw.:“Jadilah engkau yang
berilmu (pandai), atau orang yang belajar, atau
orang yang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang
yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi
orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (H.R.
Baihaqi)