Dokumen tersebut membahas tentang rigid pavement pada jalan tol, mencakup pola sambungan memanjang dan melintang, perencanaan perkerasan, contoh pelaksanaan yang sesuai dan tidak sesuai standar, serta saran penanganan untuk mencegah kerusakan perkerasan.
1. RIGID PAVEMENT
DI JALAN TOL
Oleh : Ir. Agung Hari Prabowo M.T
dan Ir. Agus Wardono
February 2022
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DIREKTORAT JALAN BEBAS HAMBATAN
SUBDIT PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN
Revisi 2, November 2022
2. POLA SAMBUNGAN:
1. Sambungan memanjang.
Pemasangan sambungan memanjang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya retak memanjang dengan ketentuan:
a) Jarak antar sambungan memanjang sekitar 3 - 4 m ( P/L = 1.25).
b) Sambungan memanjang harus dilengkapi dengan Tie Bar berdiameter 16 mm jarak 600 mm dan panjang 700 mm
2. Sambungan melintang.
Pemasangan sambungan melintang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya retak melintang dengan ketentuan:
a) Jarak antar sambunan melintang sekitar 4,5 – 5 meter.
b) Sambungan melintang harus dilengkapi dengan Dowel panjang 450 mm jarak 300 mm.
c) Diameter Dowel mengacu pada Tabel. 5, atau 1/8 tebal Plat beton mengacu pada:
• SE: 08/P/BM/2021 tentang Gambar Standar dan,
• Nota Dinas Direktur Jalan Bebas Hambatan Nomor. BM.06.03.BK/130 9 November 2021 tentang Rekomendasi
Teknis dan Pelaksanaan Rigid Pavement pada Jalan Tol di Indonesia.
Penulisan untuk Tebal Slab (H)= 300 mm:
Dowel P38-30 / L45 Cm ,
Tiebar S16-60 / L70 Cm (Gambar Standar)
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN BETON SESUAI PEDOMAN BINA MARGA NO. Pd –T –14 – 2003
2
PERKERASAN
KAKU
3. Bahu Beton:
Yang dimaksud dengan bahu beton semen dalam pedoman ini adalah:
1. Bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan lebar minimum 150 Cm (menggunakan
sambungan memanjang) atau
2. Bahu yang menyatu dengan lajur lalu-lintas selebar 60 Cm untuk Bahu Luar dan 50 Cm bahu Dalam (tanpa
sambungan memanjang / monolit)
Publication Number: FHWA-04-122
Date: February 2005
Figure 88. Schematic of the geometry input in HIPERPAV II. 3
PERKERASAN
KAKU
DETAIL SAMBUNGAN MEMANJANG PERKERASAN KAKU DENGAN BAHU JALAN
6. Bila Subrade merupakan tanah A4 – A6:
o CBR ≥ 6% diberi Sparator layer 15 cm
o CBR < 6% diberi Capping layer 30 cm
Capping dan Sparator layer dapat berupa:
• Stabilisasi tanah atau
• Timbunan pilihan berbutir
MDP-2017
SPESIFIKASI UMUM 2018 revisi 2
CAPPING LAYER DAN SPARATOR LAYER
6
PERKERASAN
KAKU
Tanah Normal (A4-A6), CBR ≥ 2,5%
Tanah Lunak (A7), < 2,5%
7. Capping material
Performance requirements
1. The material for the capping layer shall be well graded, naturally or artificially blended gravel and soil.
2. The material shall have sufficient fines to permit it to be compacted to high densities by static or
vibratory steel tyred rollers or by ballasted pneumatic tyred rollers and to ensure sufficient binding
effect.
3. Finished capping material shall provide an impermeable layer to the underlying formation.
4. Materials such as natural ridge gravel free from vegetable matter, ripped sandstones with low clay
content and crushed and blended tough, durable rock or slag, have been found to meet the material
properties of this specification.
18. Keterangan
Sambungan memanjang :
- Ada / Benar.
- Tidak ada / Salah. `
Antara Shoulder dan Main line diberi Longitudinal joint
CONTOH PENERAPAN DI NEW YORK THRUWAY
8
PERKERASAN
KAKU
20. Jalan Tol di Amerika
PERKERASAN KAKU DENGAN BAHU DIPERKERAS
10
PERKERASAN
KAKU
21. Dampak Sealant yang keluar dari celah sambungan kemungkinan akibat:
1. Gejala Punchout akibat transfer beban tidak sempurna.
2. Lebar Slab melebihi standar, sehingga memicu Curling dan Warping,
displacement lebih besar.
A
A
Sealant pada sambungan melintang di Main line yang keluar dari celah,
akan lepas terbawa roda kendaraan. Bila terjadi hujan celah sambungan
yang terbuka menjadi jalan masuk air.
CONTOH KERUSAKAN
11
PERKERASAN
KAKU
Sealant pada sambungan melintang di Main line yang keluar dari celah,
akan lepas terbawa roda kendaraan. Bila terjadi hujan celah sambungan
yang terbuka menjadi jalan masuk air.
22. Sambungan memanjang pada daerah wheel tracking , seharusnya pada sisi luar
marka . Tegangan maksimum terjadi pada sudut plat beton (Westergaard)
CONTOH KERUSAKAN
12
PERKERASAN
KAKU
23. ❖ Sambungan memanjang terlalu jauh dari Center Line.
❖ Sambungan memanjang antara Lajur cepat dengan Bahu dalam tidak ada.
CONTOH PELAKSANAAN YANG TIDAK SESUAI STANDAR
13
PERKERASAN
KAKU
24. Jalan Tol di Indonesia
CONTOH PELAKSANAAN YANG SESUAI STANDAR
14
PERKERASAN
KAKU
27. SARAN PENANGANAN
17
PERKERASAN
KAKU
1. Dimensi serta konfigurasi Dowel dan Tie bar pada sambungan melintang dan memanjang
(Pola Sambungan) harus sesuai NSPK.
2. Bila dalam NSPK yang berlaku dilingkungan Direktorat Jendral Bina Marga belum ada,
Perencana dapat menggunakan standar Internasional.
3. Lebar Plat Bahu beton yang mempunyai lebar minimal 150 mm harus diberi sambungan
memanjang.
4. Bila Plat beton Jalur Lalu-lintas dan Bahu beton monolit dengan lebar melebihi Standar,
maka fenomena Curling dan Warping semakin besar sehingga beresiko terjadinya:
a) Retak memanjang.
b) Memicu Sealant pada Sambungan melintang terekspose keluar dari celah sambungan
yang dapat menyebabkan masuknya air sehingga akan memicu terjadinya Pumping.
5. Dimensi Plat Beton: Panjang maksimum 5 meter dan Lebar maksimum 4,3 meter.
6. Jarak antara tepi Marka dan Sambungan memanjang maksimal 5 Cm.
Bila terlalu jauh /lebar akan semakin dekat dengan Jejak roda (Wheel Tracking), sehingga
merupakan perlemahan yang beresiko terjadi Pumping.
Tulisan ini dibuat untuk bahan diskusi dan untuk perbaikan kedepan dalam membangun Perkerasan Jalan Tol yang handal dan
mempunyai Life Cycle Cost yang efisien