1. THAHARAH
BAB 1 : HUKUM SEPUTAR BERSUCI (THAHARAH) DAN AIR
▼ Makna Thaharah, Pentingnya dan Pembagiannya
▼ Makna Thaharah Secara Istilah
▼ Air yang Digunakan untuk Bersuci
Jenis dan sifat air yang bisa digunakan untuk berwudhu atau
bersuci
Pengertian dan definisiair mutlak.
Apakah air hujan, air laut, salju, bisa digunakan untuk
berwudhu/bersuci?
Bolehkah cairan selain air digunakan untuk berwudhu/bersuci?
▼ Air Apabila Bercampur dengan Najis
Bagaimana hukum berwudhu/bersuci menggunakan air yang
diambil dengan cara dirampas tanpa keridhaan pemiliknya atau
diambil tanpa sepengetahuan pemiliknya?
Apakah wudhunya sah atau tidak?
Bagaimana hukum air yang terkena atau tercampur najis?
Kondisi seperti apa yang membuat air yang terkena najis tidak
boleh digunakan untuk bersuci/berwudhu?
Bagaimana hukum air yang tercampur/terkena najis namun
tidak merubah bau, rasa, atau warnanya? Bolehkan digunakan
untuk bersuciatau berwudhu?
Ukuran air dua kullah itu sama dengan berapa liter?
Penjelasan perbedaan pendapat 'ulama tentang ukuran dua
kullah.
▼ Air Apabila Bercampur dengan Sesuatu yang Suci
▼ Hukum Air Musta'mal (yang Telah Digunakan)
untuk Bersuci
2. Pembagian jenis air
Definisi air musta'mal. Apa itu air musta'mal? Bagaimana
hukum air musta'mal? Bolehkah air musta'mal digunakan untuk
berwudhu atau mandi wajib?
Dalil tentang air musta'mal.
▼ Bekas Air Minumatau Liur Manusia atau Hewan
Ternak
▼ Bekas Air Minumatau Liur Hewan yang Tidak
Dimakan
▼ Bekas Air Minumatau Liur Anjing dan Babi
BAB 2 : BEJANA
▼ Menggunakan Bejana Emas, Perak, atau Selain
Keduanya untuk Bersuci
▼ Hukum Menggunakan Bejana yang Disambung
dengan Emas atau Perak
▼ Hukum Bejana Milik Orang Kafir
▼ Sucinya Bejana yang Terbuatdari Kulit Bangkai
▼ KulitBangkai yang Boleh dan Tidak Boleh
Digunakan
BAB 3 : ADAB BUANG HAJAT
▼ Istinja dan Istijmar
▼ Istijmar
▼ Hukum Menghadap atau Membelakangi Qiblat
Saat Buang Hajat
▼ Lanjutan Hukum Menghadap atau Membelakangi
Qiblat Saat Buang Hajat
▼ Apa yg Disunnahkan Saat Masuk ke Toilet
▼ Larangan Buang Air Kecil di Air Tergenang
▼ Larangan Buang Hajat di Jalan, Tempat Berteduh,
dan sebagainya
3. ▼ Apa yang Makruh Dilakukan oleh Orang yang
Buang Hajat
▼ Makruh Buang Air Kecil di Lubang dan
Semisalnya
BAB 4 : BERSIWAK DAN SUNNAH - SUNNAH FITRAH
▼ Hukum Bersiwak
▼ Waktu Dianjurkan Bersiwak
▼ Yang Digunakan untuk Bersiwak
▼ Manfaat Bersiwak
▼ Sunnah - sunnah Fitrah
▼ Mencukur Kumis dan Membiarkan Jenggot
Bagaimana sebenarnya hukum memanjangkan dan
memelihara jenggotdalam Islam?
Memelihara jenggothukumnya wajib atau sunnah?
Apa hukum mencukur jenggotmenurut salaf?
▼ Memotong Kuku
▼ Sunnah Fitrah Lainnya
BAB 5 : WUDHU
▼ Definisi Wudhu dan Hukum Berwudhu
▼ Dalil Wajibnya Berwudhu, Siapa yang Diwajibkan
Berwudhu, dan Kapan Diwajibkan Berwudhu
Dalil-dalil tentang kewajiban berwudhu
1. Quran surat Al Maidah ayat 6
2. Hadits riwayat Muslim no 329
▼ Syarat - syarat Berwudhu
▼ Lanjutan Syarat -syarat Berwudhu
▼ Lanjutan Rukun - rukun Wudhu
▼ Sunnah-sunnah dalam Berwudhu
▼ Lanjutan Sunnah - sunnah dalam Berwudhu
4. ▼ Lanjutan Sunnah - sunnah dalam Berwudhu
▼ Pembatal - pembatal Wudhu
▼ Lanjutan Pembatal - pembatal Wudhu
▼ Lanjutan Pembatal - pembatal Wudhu
▼ Lanjutan Pembatal - pembatal Wudhu (Makan
Daging Onta)
▼ Kapan Seseorang Diwajibkan Berwudhu
▼ Kapan Seseorang Dianjurkan Berwudhu
BAB 6 : MENGUSAP KHUF, IMAMAH, DAN PERBAN
▼ Hukum Mengusap Khuf dan Dalilnya
▼ Bolehnya Mengusap Kaos Kaki
▼ Syarat - syarat Dibolehkannya Mengusap Khuf dan
yang Semisalnya
▼ Lanjutan Syarat - syarat Dibolehkannya Mengusap
Khuf dan yang Semisalnya
▼ Tata Cara Mengusap Khuf dan Sifatnya
▼ Batasan Waktu Dibolehkannya Mengusap Khuf
▼ Pembatal - pembatal Mengusap Khuf
▼ Awal Hitungan Waktu Mengusap Khuf
▼ Mengusap Jabirah, Perban, dan Semisalnya
▼ Lanjutan Mengusap Jabirah, Perban, dan
Semisalnya
▼ Mengusap Imamah, Sorban, dan Kerudung Wanita
BAB 7 : HUKUM HUKUM SEPUTARMANDI JUNUB
▼ Makna Mandi Junub, Hukum, dan Dalilnya
▼ Perkara - perkara yang Mewajibkan untuk Mandi
▼ Perkara - perkara yang Mewajibkan untuk Mandi
▼ Sifat dan Tata Cara Mandi Junub
▼ Hukum Memakai HandukSetelah Mandi
▼ Hukum Wanita Menguraikan Rambutnya saat
Mandi Haidh
5. ▼ Mandi - mandi yang Disunnahkan
▼ Mandi - mandi yang Disunnahkan
▼ Hukum - hukumatas Orang yang dalam Keadaan
Junub atau Haidh
▼ Larangan Menyentuh Mushaf bagi Orang yang
Junub atau Haidh
▼ Orang yang Junub atau Haidh Dilarang Membaca
al Quran, Sholat, dan Thawaf di Kabah
▼ Fatwa tentang Orang yang Junub Menyentuh al
Qur'an dan Memasuki Kamar Mandi Membawa
Sesuatu yang Mengandung Qur'an
BAB 8 : TAYAMMUM
▼ Hukum Tayammum dan Dalil Disyariatkannya
Tayammum
▼ Syarat syarat Tayammum dan Sebab sebab yang
Membolehkannya
▼ Lanjutan Syarat syarat Tayammum(Tidak
Mendapatkan Air)
▼ Lanjutan Syarat syarat Tayammum (Menggunakan
Tanah)
▼ Pembatal pembatal Tayammum
▼ Sifat dan Tata Cara Tayammum
▼ Tentang Orang yang Tidak Mampu untuk Bersuci
BAB 9 : NAJIS DAN BAGAIMANA CARA MEMBERSIHKAN NAJIS
▼ Definisi Najisdan Jenisnya
Definisinajis dalam Islam.
Bolehkah najis dimanfaatkan sebagai obat?
Apakah orang kafir itu najis?
Najis terbagi menjadi 2
1. Najis hakiki, yaitu sesuatu yang zatnya najis sehingga tidak
6. memungkinkan untuk disucikan seperti kotoran himar, darah,
air kencing dsb
2. Najis secara hukum. Pada asalnya sesuatu itu suci namun
dihukumi najis karena bersentuhan dengan sesuatu yang najis.
Misalnya suatu tempat disebut tempat najis namun karena di
tempat tersebut ada najis maka dihukumi tempat tersebut najis.
Namun tempat teresbutmemungkinkan untuk dibersihkan.
Perbedaan hukum antaranajis dengan hadats.
1. Najis merupakan sesuatu yg memiliki bentuk atau zat
sementara hadats adalah sifat yang ada atau melekat pada
seseorang. Misalnya pada seseorang yang junub. Bisa jadi
padanya tidak ada najis namun dia tetap berhadats selama
belum mandi junub.
2. Najis untuk menghilangkannya tidak harus dengan niat
sementara hadats untuk mengangkatnya harus berniat.
3. Najis harus dihilangkan di tempat dimana terdapatnya najis.
Sementara hadats tidak mesti dihilangkan pada tempatnya.
Misalnya seseorang buang angin berarti dia berhadats dan
untuk mengangkatnya dilakukan dengan berwudhu bukan
dengan membasuhpada tempat keluarnya angin.
4. Apabila seseorang sedang shalat dalam keadaan dalam
tubuhnya ada najis dan dia tidak mengetahui maka shalatnya
sah. Sementara apabila seseorang tidak sadar berhadats maka
shalatnya tidak sah.
▼ Hukum Asal Membersihkan Najis adalah
Menggunakan Air
Hukum asal untuk menghilangkan najis adalah dengan air.
Seseorang diperintahkan untuk segeramembersihkan najis.
Dalil quran dan sunnah dianjurkannya seseorang untuk segera
membersihkan najis
Hukum asal dalam mengangkat hadats yang kecil dan besar harus
7. menggunakan air.
Apabila tidak ada air maka dengan tayammum.
Dalam menghilangkan najis apakah harus menggunakan air atau
boleh menggunakan zat selain air?
Pembagian najis menjadi 3:
Najis mugholazhoh: najisnya anjing dan apa yg berasal dari
anjing.
Najis mukhoffafah: air kencing anak kecil laki laki yang belum
makan
Najis mutawassithah: najis najis lainnya seperti air kencing,
kotoran dan bangkai.
▼ Yang Merupakan Najis Berdasarkan Dalil
▼ Darah yang Mengalir dari Hewan yang Dimakan
termasuk Najis
▼ Kencing dan Kotoran Hewan yang Tidak Halal
Dimakan termasuk Najis
▼ Bangkai, Madzi, Wadi, Darah Haidh termasuk Najis
▼ Beberapa Perselisihan Ulama tentang Najis
▼ Tata Cara Menghilangkan Najis
BAB 10 : HAIDH DAN NIFAS
▼ Definisi Haidh dan Nifas
▼ Permulaan dan Akhir Waktu Haidh
▼ Mayoritas Kebiasaan Masa Haidh
▼ Hal hal yang Diharamkan bagi Wanita Haidh dan
Nifas
▼ Lanjutan Hal hal yang Diharamkan bagi Wanita
Haidh dan Nifas
▼ Hal hal yang Diwajibkan bagi Wanita Haidh
▼ Peringatan bagi Wanita yang Telah Suci Sebelum
TenggelamMatahari dan SebelumTerbit Matahari
▼ Tiga Keadaan Wanita yang Mengalami Istihadhoh