SlideShare a Scribd company logo
1 of 449
Download to read offline
Koperasi dan UMKM
Basis Kekuatan Ekonomi
Rakyat Penopang
Pertumbuhan
UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang
terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat ciptaan dan/atau produk hak terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk kepentingan penelitian
ilmu pengetahuan;
iii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk keperluan pengajaran,
kecuali pertunjukan dan fonogram yang telah dilakukan pengumuman sebagai bahan
ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu ciptaan dan/atau produk hak terkait dapat digunakan tanpa izin
pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Basis Kekuatan Ekonomi
Rakyat Penopang
Pertumbuhan
Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM.
Ir. H. Deddy Supriady Bratakusumah, BE. MURP. M.Sc, PhD
Koperasi dan UMKM
Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM. dan Ir. H. Deddy Supriady Bratakusumah, BE. MURP.
M.Sc, PhD
Editor :
Aysha Aulia Amril
Desainer:
Fenilda Junica Mutiara
Sumber :
www.mitracendekiamedia.com
Penata Letak:
Aysha Aulia Amril
Proofreader :
Tim Mitra Cendekia Media
Ukuran :
xvi, 455 hlm., 15,5x23 cm
ISBN :
Cetakan Pertama :
Desember 2022
Hak Cipta 2022, pada Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM. dan Ir. H. Deddy Supriady Bratakusumah,
BE. MURP. M.Sc, PhD
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Anggota IKAPI: 022/SBA/20
PENERBIT MITRA CENDEKIA MEDIA
Kapalo Koto No. 8, Selayo, Kec. Kubung, Kab. Solok
Sumatra Barat – Indonesia 27361
HP/WA: 0812-7574-0738
Website: www.mitracendekiamedia.com
E-mail: mitracendekiamedia@gmail.com
v
DAFTAR ISI
a. Pengertian Koperasi | 1
b. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) | 23
c. Usaha Mikro | 26
d. Usaha Kecil | 28
e. Usaha Menengah | 30
Daftar Tabel | xi
Daftar Gambar | xiii
Daftar Grafik | xv
BAB 1 KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
BAB 2 LANDASAN DAN ASAS KOPERASI
a. Landasan dan Asas Koperasi | 23
b. Fungsi dan Peran Koperasi | 27
c. Penggolongan Koperasi | 31
d. Ciri-ciri Koperasi | 33
e. Aliran-aliran Koperasi
1. UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian
di halalkan Mahkamah Konstitusi | 37
2. Pedoman Umum Akuntansi Koperasi
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Republik Indonesia | 40
BAB 3 KELEMBAGAAN KOPERASI
a. Unsur-unsur Kelembagaan Koperasi | 53
b. Koperasi sebagai Sistem Ekonomi | 61
c. Koperasi sebagai Badan Usaha | 63
d. Definisi Koperasi dalam berbagai Dimensi | 67
e. Prinsip dan Kegiatan Swadaya Koperasi | 86
PRAKATA | xvii
vi Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
BAB 4 ORGANISASI KOPERASI
a. Pendahuluan | 95
b. Definisi Koperasi | 100
BAB 5 ANALISIS GERAKAN KOPERASI DI BERBAGAI NEGARA
a. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Eropa | 129
b. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Selandia Baru dan
Australia | 138
c. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Amerika | 190
d. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Afrika | 195
e. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Asia | 197
f. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Indonesia | 158
BAB 6 BISNIS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
a. Bisnis UMKM | 183
b. Karakteristik UMKM | 191
c. Peluang dan Kendala | 195
d. Bisnis UMKM Pilihan | 202
BAB 7 PROFIL BISNIS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
a. Profil Bisnis UMKM Sektor Perdagangan | 207
b. Profil Bisnis UMKM Sektor Usaha Jasa | 225
c. Profil Bisnis UMKM Sektor Industri Pengolahan |239
d. Profil Bisnis UMKM Sektor Industri Pertanian | 246
e. Profil Bisnis UMKM Sektor Perkebunan | 259
f. Profil Bisnis UMKM Sektor Peternakan | 274
g. Profil Bisnis UMKM Sektor Perikanan | 285
BAB 8 MANAJEMEN RESIKO UMKM
a. Etika dan Etika Bisnis | 303
b. Risiko Bisnis UMKM | 315
ix
DAFTAR PUSTAKA | 427
PROFIL PENULIS | 453
BAB 9 PEMBERDAYAAN UMKM
a. Dasar Pemikiran Pemberdayaan UMKM | 327
b. Berbagai Masalah dalam UMKM | 331
c. Alternatif Pembinaan Koperasi dan UMKM | 343
d. Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM | 348
BAB 10 EKONOMI KERAKYATAN DAN SISTEM PEREKONOMIAN
a. Penguatan Ekonomi Indonesia | 356
b. Ekonomi Kerakyatan, Sistem Perekonomian dalam
Koperasi dan UMKM | 357
c. Politik Ekonomi dalam Memberdayakan Koperasi dan
UKM | 364
d. Koperasi dan UMKM sebagai Kekuatan Ekonomi
Kerakyatan | 372
BAB 11 KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI BASIS KEKUATAN
EKONOMI RAKYAT
b. Peran Koperasi dalam Perekonomian Nasional | 385
c. Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional | 393
BAB 12 KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI BASIS KEKUATAN
EKONOMI RAKYAT
a. Pengertian Perdagangan Internasional dan Global | 411
b. Ciri-ciri Khas Tiap Dekade Perusahaan Internasional |
418
c. Upaya Integrasi Global Koperasi dan UMKM Indonesia |
421
d. Hambatan UMKM Dalam Menerapkan e-Business | 424
x Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
xi
Tabel 1.1 Arti Lambang Koperasi Lama | 18
Tabel 2.1 Jumlah Pengusaha Anggota Koperasi dan
UMKM Tahun 2006 | 36
Tabel 2.2 Perbedaan Berbagai Aliran Koperasi
Berdasarkan Peran dan Fungsi serta Hubungannya dengan
Negara | 44
Tabel 2.3 Gagasan, Prinsip, dan Praktik Koperasi | 48
Tabel 5.1 Koperasi Italia yang masuk ICA | 137
Tabel 5.2 Lima Besar Koperasi Non Keuangan di
Kanada | 167
Tabel 6.1 Sembilan Penggolongan Utama | 192
Tabel 6.2 Karakteristik UMKM dan Usaha Besar | 196
Tabel 6.3 Kriteria UMKM &Usaha Besar Berdasarkan
Aset dan Omset | 198
Tabel 6.4 Aspek Lingkungan Strategis | 203
Tabel 6.5 Produk Domestik Bruto Menurut Sektor
Usaha 2010 – 2011 106 | 276
Tabel 7.1 Kebutuhan Daging di Indonesia | 307
DAFTAR TABEL
xii Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Tabel 8.1 Ragam Risiko Etika dan Kaitan Dengan
Stakeholder | 312
Tabel 8.2 Risiko Murni | 313
Tabel 8.3 Risiko Spekulatif | 329
Tabel 9.1 Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan dan
Pedesaan | 329
Tabel 9.2. Persentase Status Badan Hukum UMKM | 339
Tabel 9.3. Program Pengembangan UMKM dengan
Pendekatan Cluster | 349
Tabel 10.1 Perkembangan Unit Usaha Menurut Skala
Usaha Tahun 2008 sampai tahun 2012 | 382
Tabel 11.1 Perkembangan Tenaga Kerja Menurut Skala
Usaha |386
Tabel 11.2 Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omzet
| 396
Tabel 11.3 Karakteristik-Karakteristik Utama UMKM |
406
Tabel 12.1 Tipologi Perusahaan | 416
xiii
Gambar 1.1 Lambang Koperasi (Lama) | 17
Gambar 1.2 Lambang Koperasi (Baru) | 22
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi | 100
Gambar 6.1 Lingkungan Strategis UMKM | 199
Gambar 7.1 Rangkaian Aktivitas Bisnis Perdagangan | 207
Gambar 7.2 Sektor Perdagangan Umum | 208
Gambar 7.3 Bisnis Penyalur | 209
Gambar 7.4 Skema Rantai Nilai Bisnis Sektor Perdagangan
| 216
Gambar 7.5 Rantai Nilai Bisnis | 230
Gambar 7.6 Bisnis Jasa Pengiriman Barang | 236
Gambar 7.7 Kontribusi Empat Sektor Industri Terhadap
PDB Tahun 2012 | 241
Gambar 7.8 Rantai Nilai Bisnis Industri Pengolahan | 243
Gambar 7.9 Skema Jalur Pemasaran Industri Pengolahan |
244
Gambar 7.10 Rantai Nilai Bisnis Sektor Pertanian | 254
Gambar 7.11 Bisnis Sektor Perkebunan | 259
DAFTAR GAMBAR
xiv Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Gambar 7.12 Rantai Nilai Bisnis Perkebunan 264
Gambar 7.13 Rantai Bisnis Sektor Peternakan | 279
Gambar 7.14 Kompleksitas Usaha Ikan Laut Tangkap | 291
Gambar 7.15. Rantai Nilai Bisnis Ikan Laut Tangkap | 291
Gambar 7.16. Rantai Nilai Bisnis Budidaya Ikan Air Tawar |
299
Gambar 8.1 Tahapan Identifikasi dan Penilaian Risiko | 311
Gambar 8.2 Pengukuran Risiko | 319
xv
Grafik 6.1. Perkembangan Usaha Besar dan UMKM
Tahun 2011 – 2012 | 184
Grafik 6.2. Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar
Tahun 2011-2012 |185
Grafik 6.3. Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar
Tahun 2011-2012 | 185
Grafik 6.4. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 | 186
Grafik 6.5. Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar
Tahun 2011-2012 186
Grafik 6.6. Perkembangan Jumlah UMKM Menurut
Sektor Ekonomi Tahun 2011 | 190
Grafik 7.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor
Perdagangan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2011 |
210
Grafik 7.2 Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor
Perdagangan atas dasar Harga Konstant Tahun 2010 – 2011
| 211
DAFTAR GRAFIK
xvi Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
xvii
Dalam konteks Sistem Perekonomian Indonesia memiliki
kekhususan, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi UUD
1945. Para pendiri Indonesia secara tegas menyatakan bahwa
sistem ekonomi Indonesia adalah sistem yang mendasarkan pada
Ekonomi Kerakyatan. Ini artinya, Sistem Perekonomian
Indonesia berbeda dengan sistem perekonomian yang diterapkan
di negara lain.
Sistem Perekonomian Indonesia mengamanatkan bahwa
derap langkah perekonomian harus dijalankan oleh Tiga Pilar,
yakni; (1) Negara, melalui Badan Usaha Milik Negara, (2)
Swasta, melalui Perusahaan, dan (3) Rakyat, melalui Koperasi.
Nyatanya pilar-pilar perekonomian Indonesia yang dicanangkan
oleh para Sesepuh Bangsa ternyata diadopsi dalam Paradigma
Governance yang diterapkan secara Global. Artinya kita harus
bersyukur memiliki Sesepuh Bangsa yang sangat visioner.
Di dalam perjalanannya terbukti bahwa berbagai krisis
Ekonomi yang menerpa dunia, dampak negatifnya sangat minim
bagi perekonomian Indonesia. Kenapa demikian, karena
Indonesia memiliki ketahanan dari Tiga Pilar pelaku ekonomi.
Yang mengajukan, bahwa dalam di dalam masa krisis, Pilar yang
tahan banting dan tetap eksis adalah Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM).
PRAKATA
xviii Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Karenanya, kami ingin berbagi pengetahuan melalui buku
ini ihwal Koperasi dan UMKM sebagai Basis Kekuatan
Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan. Kami sampaikan
mulai dari filosofi, struktur kelembagaan, sampai dengan profil
dari masing-masing kelompok. Semoga dapat memperkaya
khasanah kepustakaan terkait dengan Koperasi dan UMKM.
Buku ini dapat diterbitkan atas dorongan dan bantuan dari
Universitas Esa Unggul. Untuk itu kami sangat berterima kasih
atas dukungan yang sangat berharga ini. Dan kami mohonkan
maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
buku ini.
Jakarta, September 2022
Penulis
1
A. Pengertian Koperasi
Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992,
didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip
koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967
dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia
kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia
internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya
penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).
Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung
dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip
Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar
dengan biaya yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki
dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Koperasi
bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi
anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung
dengan koperasi. Dari pengertian di atas dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB 1
KOPERASI DAN USAHA MIKRO
KECIL MENENGAH
2 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
a) Asosiasi orang-orang.
Artinya, Koperasi adalah organisasi yang terdiri dari
orang-orang yang terdiri dari orang-orang yang merasa
senasib dan sepenanggungan, serta memiliki
kepentingan ekonomi dan tujuan yang sama.
b) Usaha bersama.
Artinya, Koperasi adalah badan usaha yang tunduk pada
kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya
modal sendiri, menanggung risiko, penyedia agunan,
dan lain-lain.
c) Manfaat yang lebih besar.
Artinya, Koperasi didirikan untuk menekan biaya,
sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi
lebih besar.
d) Biaya yang lebih rendah.
Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan
aturan, harga sesuai dengan biaya yang sesungguhnya,
ditambah komponen lain bila dianggap perlu, seperti
untuk kepentingan investasi.
Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah
berkata: “bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya
tidak ada pendidikan tentang Koperasi.” Menurut UU Nomor
25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengertian Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
3
Koperasi dan UMKM
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
1) Prinsip-prinsip Koperasi
Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip
ini merupakan pedoman bagi Koperasi dalam
melaksanakan nilai-nilai Koperasi. Keanggotaan
sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang
keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua
orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan
bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa
membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik,
atau agama. Pengawasan oleh anggota secara
demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang
diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan
kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan
perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas
bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam
Koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama
(satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis.
Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota
menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan
pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal
tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa
terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota
mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari
tujuan seperti di bawah ini:
4 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
a) Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan
membentuk dana cadangan, yang sebagian dari
dana itu tidak dapat dibagikan.
b) Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang
berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi.
c) Mendukung keanggotaan lainnya yang
disepakati dalam Rapat Anggota.
d) Otonomi dan kemandirian.
e) Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri
yang diawasi oleh anggotanya. Apabila Koperasi
membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk
pemerintah, atau memperoleh modal dari luar,
maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang
tetap menjamin adanya upaya:
f) Pengawasan yang demokratis dari anggotanya.
g) Mempertahankan otonomi koperasi.
h) Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi
memberikan pendidikan dan pelatihan bagi
anggota, pengurus, pengawas, manajer, dan
karyawan.
Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas
dengan lebih efektif bagi perkembangan Koperasi.
Koperasi memberikan informasi kepada masyarakat
umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh
masyarakat mengenai hakikat dan manfaat berkoperasi.
Kerja sama antar koperasi. Dengan bekerja sama pada
5
Koperasi dan UMKM
tingkat lokal, regional dan internasional, maka gerakan
Koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif,
dapat memperkuat gerakan Koperasi, serta ada
kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan
kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya
secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan
oleh Rapat Anggota.
2) Ide Dasar Koperasi
Dalam pengertian yang amat umum, ide adalah suatu
cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi juga
tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang
melandasinya. Ide berkoperasi, telah berkembang jauh
sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi.
Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian
melebur ke dalam prinsip-prinsip, asas-asas, atau sendi-
sendi dasar koperasi. Dunia perkoperasian mencatat
nama seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia, Ivan
Emelianoft (1860-1900), yang melarikan diri ke
Amerika, kemudian membuat disertasi doktornya
berjudul: “Economic Theory Of Cooperation”. Buku ini
kemudian menjadi buku teori koperasi yang terkenal.
Demikian juga Paul Lambert, seorang aktivis koperasi di
Eropa, dalam bukunya yang terkenal: “Studies On The
Social Philosophy Of Cooperation” Disadur dari buku
Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia oleh H.M.
Iskandar Soesilo telah mengupas tentang ide dasar
6 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
falsafah koperasi yang berangkat dari nilai-nilai kerja
sama. Kerja sama (cooperation), memang bukan hal
yang baru. Bahkan secara universal, mungkin sama
panjangnya dengan sejarah umat manusia itu sendiri.
Sangat mustahil seseorang dapat hidup sendiri. Bergaul,
bersosialisasi dan ber homo homini socius adalah naluri
setiap manusia. Sebagai anggota masyarakat, seseorang
tentu memiliki naluri untuk bekerja sama dan tolong
menolong. Di berbagai belahan dunia akan dengan
mudah dapat ditemukan bentuk-bentuk kerja sama yang
bersifat “gemeinschaft” atau semacam paguyuban.
Antara lain misalnya: perkumpulan tolong menolong,
perkumpulan yang mengurus acara perkawinan,
perkumpulan yang mengurus pembuatan rumah secara
bersama-sama, perkumpulan yang mengurus acara
kematian, perkumpulan persaudaraan dan sebagainya,
yang pada umumnya diikat kuat oleh semangat solid
yang tinggi. Secara teoritis, beberapa ide yang
melandasi lahirnya prinsip-prinsip koperasi antara lain
adalah solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, altruisme
(sikap memperhatikan kepentingan orang lain selain
kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan
perekonomian negara dan peningkatan kesejahteraan
(Ima Suwandi, 1980).
7
Koperasi dan UMKM
3) Definisi Koperasi
Calvert memberi definisi tentang koperasi sebagai
organisasi orang-orang yang hasratnya dilakukan
sebagai manusia atas dasar kesamaan untuk mencapai
tujuan ekonomi masing-masing. A. Chaniago memberi
definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang
memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan
usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya. Organisasi Buruh Sedunia
(Interactional Labor Organization/ILO), dalam
resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966,
membuat batasan mengenai ciri-ciri utama koperasi
yaitu:
a) Merupakan perkumpulan orang-orang;
b) Yang secara sukarela bergabung bersama;
c) Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama;
d) Melalui pembentukan organisasi bisnis yang
diawasi secara demokratis dan;
e) Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan
menerima bagian risiko dan manfaat yang adil dari
perusahaan di mana anggota aktif berpartisipasi.
Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi,
terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang
koperasi, antara lain yaitu:
8 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang
mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi
yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama
melalui pembentukan perusahaan bersama yang
dikelola dan diawasi secara demokratis;
b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang
berkumpul tidak untuk menyatukan modal atau
uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan
kebutuhan dan kepentingan ekonomi;
c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi
pelayanan ekonomi kepada anggota.
4) Nilai-nilai Koperasi
Dalam pernyataan Aliansi Koperasi Sedunia, tahun
1995, tentang jati diri koperasi dirumuskan sebagai
berikut:
a) Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai:
1) Nilai-nilai organisasi,
2) Menolong diri sendiri,
3) Tanggung jawab sendiri,
4) Demokratis,
5) Persamaan,
6) Keadilan,
7) Kesetiakawanan.
b) Nilai-nilai etis:
1) Kejujuran,
2) Tanggung jawab sosial,
9
Koperasi dan UMKM
3) Kepedulian terhadap orang lain.
5) Beberapa Aliran Koperasi
Beberapa pakar koperasi menengarai adanya beberapa
aliran dalam koperasi, seperti;
a) Aliran Socialist School, yang berkeinginan untuk
menjadikan koperasi sebagai batu loncatan untuk
mencapai sosialisme.
b) Aliran Commonwealth School, yang menginginkan
agar koperasi dapat menguasai kehidupan ekonomi,
dan ini umumnya terjadi di Inggris dan negara-
negara persemakmuran.
c) Aliran Competitive Yardstict School, yang
menginginkan agar tumbuhnya koperasi dapat
berperan sebagai penghilang dampak negatif yang
diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Aliran ini
banyak dianut di Swedia, dan merupakan bagian
dari apa yang disebut sebagai Institutional
Economic Balance Theory.
d) Aliran Pendidikan, yang menginginkan hendaknya
koperasi berperan untuk meningkatkan pendidikan
demi tercapainya tujuan peningkatan ekonomi.
e) Aliran Nimes, yang menghendaki agar keberhasilan
koperasi dapat memperbaiki perekonomian semua
golongan.
10 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Beberapa hal pokok yang membedakan koperasi dengan
badan usaha non koperasi. Hal tersebut antara lain
adalah:
a) Koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan
modal sebagaimana perusahaan non koperasi.
b) Kalau di dalam suatu badan usaha lain yang non
koperasi, suara ditentukan oleh besarnya jumlah
saham atau modal yang dimiliki oleh pemegang
saham, dalam koperasi setiap anggota memiliki
jumlah suara yang sama, yaitu satu orang
mempunyai satu suara dan tidak bisa diwakilkan
(one man, one vote, by proxy).
c) Pada koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus
pelanggan (owner & user), oleh karena itu kegiatan
usaha yang dijalankan oleh koperasi harus sesuai
dan berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan
ekonomi anggota. Hal yang demikian itu berbeda
dengan badan usaha yang non koperasi. Pemegang
saham tidak harus menjadi pelanggan. Badan
usahanya pun tidak perlu harus memberikan atau
melayani kepentingan ekonomi pemegang saham.
d) Tujuan badan usaha non koperasi pada umumnya
adalah mengejar laba yang setinggi-tingginya.
Sedangkan koperasi adalah memberikan manfaat
pelayanan ekonomi yang sebaik-baiknya (benefit)
bagi anggota.
11
Koperasi dan UMKM
e) Anggota koperasi memperoleh bagian dari sisa basil
usaha sebanding dengan besarnya transaksi usaha
masing-masing anggota kepada koperasinya,
sedangkan pada badan usaha non koperasi,
pemegang saham memperoleh bagian keuntungan
sebanding dengan saham yang dimilikinya.
6) Syarat-syarat Pendirian
Syarat utama mendirikan sebuah koperasi hanya
memerlukan calon pendiri sebanyak minimal 20 orang;
dari dua puluh orang tersebut kemudian dapat menjadi
anggota semua, dan di antara mereka dapat dipilih
menjadi anggota pengurus, maupun anggota pengawas.
Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan ke semua
anggota telah memahami betul mengenai tujuan
hubungan hukum dan aturan main dalam koperasi yang
hendak mereka dirikan tersebut, maka proses
selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama
tersebut ke dalam Anggaran Dasar; yang berbentuk akta
pendirian koperasi. Di dalam Anggaran Dasar tersebut,
para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang-
kurangnya hal-hal sebagai berikut:
a) Daftar nama pendiri,
b) Nama dan tempat kedudukan koperasi,
c) Maksud dan tujuan serta bidang usaha,
d) Ketentuan mengenai keanggotaan,
e) Ketentuan mengenai rapat anggota,
12 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
f) Ketentuan mengenai pengelolaan,
g) Ketentuan mengenai permodalan,
h) Ketentuan mengenai jangka watu berdirinya,
i) Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha,
j) Ketentuan mengenai sanksi.
7) Sejarah Koperasi di Indonesia
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-
20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang
tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang
sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat,
ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial
yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin
memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya
sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas,
terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang
sama, secara spontan mempersatukan diri untuk
menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya. Pada
tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria
Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk
para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh
keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin
menderita karena terjerat oleh lintah darat yang
memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi.
Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit
model seperti di Jerman. Cita-cita semangat tersebut
selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode,
13
Koperasi dan UMKM
seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan
Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman
dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan
Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan,
Tabungan dan Pertanian. Selain pegawai negeri juga
para petani perlu dibantu karena mereka makin
menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga
menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi
koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-
lumbung desa yang menganjurkan para petani
menyimpan pada musim panen dan memberikan
pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun
berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi
Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada
waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan,
Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak
dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda
membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank-bank
Desa, rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian
menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Semua itu adalah
badan usaha Pemerintah dan dipimpin oleh orang-orang
Pemerintah.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat
terlaksana karena:
14 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
a) Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non
pemerintah yang memberikan penerangan dan
penyuluhan tentang koperasi.
b) Belum ada Undang-undang yang mengatur
kehidupan koperasi.
c) Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu
menganjurkan koperasi karena pertimbangan
politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh
kaum politik untuk tujuan yang membahayakan
pemerintah jajahan itu.
Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah
mulai memasyarakat, Pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang
perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan
Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, kemudian
pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91,
Tahun 1927, yang mengatur perkumpulan-perkumpulan
Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun 1933,
Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Peraturan
Umum Perkumpulan-perkumpulan Koperasi No. 21,
Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu, hanya
diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan
hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku
bagi golongan Bumiputra. Diskriminasi pun
diberlakukan pada tataran kehidupan berkoperasi. Pada
tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr.
15
Koperasi dan UMKM
Soetomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi
untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915
dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve
Vereeniging dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatieve. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Islam,
yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan
ekonomi pengusaha-pengusaha Pribumi. Kemudian
pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang
memperjuangkan penyebar luasan semangat koperasi.
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no.
43 Tahun 1915 sehingga mematikan usaha koperasi
untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang
menduduki Indonesia. Jepang kemudian mendirikan
koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus.
Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat
Jepang untuk mengeruk keuntungan dan
menyengsarakan rakyat Indonesia. Setelah Indonesia
merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi
di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang
pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sekaligus membentuk
Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)
yang berkedudukan di Tasikmalaya (Bandung sebagai
ibukota provinsi, pada saat itu sedang diduduki oleh
tentara Belanda).
16 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
8) Fungsi dan peran koperasi Indonesia
Menurut undang-undang No. 25 Tahun 1992, Pasal 4
dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan
antara lain yaitu mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia,
memperkukuh perekonomian rakyat, mengembangkan
perekonomian nasional, serta mengembangkan
kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.
Koperasi berlandaskan hukum. Koperasi berbentuk
Badan Hukum menurut Undang-undang No.12 Tahun
1967 adalah Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai
usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja
koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus
bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum
mengenai organisasi usaha persekutuan, dan sebagainya,
serta hukum dagang dan hukum pajak. Dengan demikian
fungsi Koperasi antara lain adalah:
a) Memenuhi kebutuhan anggota untuk memajukan
kesejahteraannya;
b) Membangun sumber daya anggota dan masyarakat;
c) Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota;
17
Koperasi dan UMKM
d) Mengembangkan aspirasi ekonomi anggota dan
masyarakat di lingkungan kegiatan koperasi;
e) Membuka peluang kepada anggotanya untuk
mengaktualisasikan diri dalam bidang ekonomi
secara optimal.
Sedangkan peran Koperasi antara lain adalah sebagai:
a) Wadah peningkatan taraf hidup dan ketangguhan
berdaya saing para anggota koperasi dan masyarakat
di lingkungannya;
b) Bagian integral dari sistem ekonomi nasional;
c) Pelaku strategis dalam sistem ekonomi rakyat;
d) Wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di
lingkungannya.
9) Lambang
Arti Lambang Koperasi yang sudah tidak digunakan
dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan arti dari lambang pada
Tabel 1.1.
Gambar 1.1 Lambang Koperasi (Lama)
18 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Tabel 1.1 Arti Lambang Koperasi Lama
No. Lambang Arti
1. Gerigi roda/
gigi roda
Upaya keras yang ditempuh secara terus
menerus. Hanya orang yang pekerja keras
yang bisa menjadi calon Anggota dengan
memenuhi beberapa persyaratannya.
2. Rantai (di
sebelah kiri)
Ikatan kekeluargaan, persatuan dan
persahabatan yang kokoh. Bahwa anggota
sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi
tersebut, maka semua Anggota menjadi
bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan
yang mengikat sesama anggota adalah hukum
yang dirancang sebagai Anggaran Dasar
(AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART)
Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat
menaati AD/ART, maka Padi dan Kapas akan
mudah diperoleh.
3. Kapas dan
Padi (di
sebelah kanan)
Kemakmuran anggota koperasi secara khusus
dan rakyat secara umum yang diusahakan
oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar
sandang (pakaian),dan Padi sebagai bahan
dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah
disebut makmur-sejahtera jika cukup
sandang dan pangan.
1. Timbangan Keadilan sosial sebagai salah satu dasar
koperasi. Biasanya menjadi simbol hukum.
Semua Anggota koperasi harus adil dan
seimbang antara "Rantai" dan "Padi-Kapas",
antara "Kewajiban" dan "Hak". Dan yang
menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam
Perisai.
5. Bintang dalam
perisai
Dalam perisai yang dimaksud adalah
Pancasila, merupakan landasan idiil
koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang
baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai
keyakinan dan kepercayaan, yang
mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa
berarti "tubuh", dan Bintang bisa diartikan
"Hati".
6. Pohon
Beringin
Simbol kehidupan, sebagaimana pohon
dalam Gunungan wayang yang dirancang
oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut
kayu (dari bahasa Arab "Hayyu"/kehidupan).
Timbangan dan Bintang dalam Perisai
19
Koperasi dan UMKM
No. Lambang Arti
menjadi nilai hidup yang harus dijunjung
tinggi.
7. Koperasi
Indonesia
Koperasi yang dimaksud adalah koperasi
rakyat Indonesia, bukan Koperasi negara lain.
Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di
luar negeri juga baik, namun sebagai Bangsa
Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
8. Warna Merah
Putih
Warna merah dan putih yang menjadi
background logo menggambarkan sifat
nasional Indonesia
10) Arti Lambang Koperasi Baru
a) Lambang Koperasi Indonesia terkini dalam bentuk
gambar bunga yang memberi kesan akan
perkembangan dan kemajuan terhadap
perkoperasian di Indonesia, mengandung makna
bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang,
cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus
produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan
berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
b) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar
4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata
angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
1) Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk
menyalurkan aspirasi;
2) Sebagai dasar perekonomian nasional yang
bersifat kerakyatan;
3) Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai
kebersamaan, kemandirian, keadilan dan
demokrasi;
20 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
4) Selalu menuju pada keunggulan dalam
persaingan global.
c) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks
Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern,
menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta
mengikuti kemajuan zaman yang bercermin pada
perekonomian yang bersemangat tinggi, teks
Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar
rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat,
baik di dalam lingkungan internal Koperasi
Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan
para anggotanya;
d) Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel
memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain
Koperasi Indonesia bergerak pada sektor
perekonomian, warna pastel melambangkan adanya
suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan
serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu
hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya
diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
e) Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada
papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut
yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan
emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan
administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh
Indonesia;
21
Koperasi dan UMKM
f) Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan
falsafah hidup berkoperasi yang memuat : Tulisan:
Koperasi Indonesia yang merupakan identitas
lambang;
1) Gambar: 4 (empat) kuncup bunga yang saling
bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran
yang menghubungkan satu kuncup dengan
kuncup lainnya, menggambarkan seluruh
pemangku kepentingan saling bekerja sama
secara terpadu dan berkoordinasi secara
harmonis dalam membangun Koperasi
Indonesia;
2) Tata Warna:
a. Warna hijau muda dengan kode warna C:10,
M:3, Y:22, K:9
b. Warna hijau tua dengan kode warna C:20,
M:0, Y:30, K:25
c. Warna merah tua dengan kode warna C:5,
M:56, Y:76, K:21
d. Perbandingan skala 1 : 20.
22 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Gambar 1.2 Lambang Koperasi (Baru)
11) Penggunaan Lambang Koperasi Baru
Logo Baru Koperasi Indonesia, sesuai dengan Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Permen
KUKM) NOMOR: 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang
Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia, maka mulai
tanggal 12 April 2012 telah terjadi penggantian lambang
koperasi. Pada Pasal 2 tertulis bahwa: "Bagi Gerakan
Koperasi di seluruh Indonesia agar segera menyesuaikan
penggunaan lambang koperasi Indonesia, sebagaimana
pada Lampiran Peraturan Menteri ini." Pada Pasal 3
tertulis: "Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat
dan tatalaksana administrasi lainnya dengan
menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama,
diberi kesempatan selambat-lambatnya pada tanggal 12
Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi
Indonesia yang baru." Pada pasal 6 tertulis bahwa:
23
Koperasi dan UMKM
"Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka
Lambang Koperasi yang lama dinyatakan tidak berlaku."
B. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering
disingkat (UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara
yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Dari statistik
dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah
kelompok usaha terbesar. UMKM telah diatur secara hukum
melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM merupakan
kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.
Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya
terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam
negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi
pengangguran. Mengelola Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Terdapat empat aspek yang perlu diperhatikan
dalam mengelola UMKM, yaitu:
1) Aspek Pengelolaan Keuangan;
2) Aspek Pengelolaan SDM;
3) Aspek Pengelolaan Operasional;
4) Aspek Pengelolaan Pemasaran.
24 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Berikut ini adalah uraian dari masing-masing aspek yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan UMKM, sehingga
akan terwujud suatu pengelolaan yang profesional.
a) Aspek Pengelolaan Keuangan
1) Masalah permodalan menjadi masalah yang patut
diperhatikan bagi UMKM. Kredit Usaha Rakyat
(KUR) merupakan salah satu solusi atas masalah
permodalan yang dihadapi UMKM.
2) UMKM yang baik harus dapat menerapkan
pengelolaan keuangan dengan baik dan disiplin.
3) UMKM yang tidak memiliki pengelolaan keuangan
yang baik akan dapat memisahkan keuangan pribadi
dengan keuangan usaha mengakibatkan beberapa
masalah pembayaran kredit yang disebut kredit macet
pada bank pemberi KUR/ Lembaga-lembaga lainnya.
b) Pengelolaan SDM
1) Pengelolaan SDM untuk UMKM biasanya tidak
membutuhkan terlalu banyak tenaga kerja dan
dengan sistem perekrutan yang cukup sederhana.
2) Namun tetap dibutuhkan keterampilan yang memadai
guna mendukung sistem operasional dan untuk itu
diperlukan beberapa pelatihan kecil.
3) Jumlah Tenaga Kerja:
a. Usaha Mikro: 1-4 orang.
b. Usaha Kecil: 5-19 orang.
c. Usaha Menengah: 20-99 orang.
25
Koperasi dan UMKM
c) Pengelolaan Operasional
1) Mikro: Pengelolaan manajemennya hanya ditangani
sendiri dengan teknik sederhana. Usaha mikro
tergolong ke dalam usaha produksi rumah tangga.
Karena pengelolaan operasionalnya di lakukan di
dalam rumah
2) Kecil: Pengelolaan manajemennya juga ditangani
secara sederhana namun sedikit lebih kompleks
dibanding Mikro. Pengelolaan operasional usaha
kecil pada dasarnya hampir sama dengan usaha
mikro, namun bedanya terletak pada skalanya yang
lebih besar.
3) Menengah: Biasanya sudah mengenal sistem
organisasi yang mempermudah pembagian tugas
operasional meskipun masih tergolong sederhana.
d) Pengelolaan Pemasaran
1) Mikro: Dapat melalui penitipan produk di warung-
warung yang memperbolehkan penitipan. Biasanya
pemasaran seperti ini memakai sistem bagi hasil.
2) Kecil: Sudah melakukan promosi terutama promosi
dari mulut ke mulut dan selebaran-selebaran foto
copy brosur.
3) Menengah: Pemasaran sudah lebih kompleks dan
terarah. Hampir sama dengan usaha kecil, namun
lebih banyak media yang digunakan seperti
teknologi, koran, & papan reklame.
26 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
C. Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Undang-
undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha produktif
milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-undang. Adapun kriteria usaha Mikro
menurut undang-undang tersebut antara lain:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000.
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
2) Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 300.000.000.
(nilai nominal dapat diubah sesuai dengan perkembangan
perekonomian yang diatur oleh Peraturan Presiden).
Ciri-ciri usaha mikro antara lain:
1) Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap,
sewaktu-waktu dapat berganti;
2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu
dapat pindah tempat;
3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga
dengan keuangan usaha;
4) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum
memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
27
Koperasi dan UMKM
6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun
sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan
non bank;
7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan
legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh usaha mikro antara lain:
1) Usaha rumah tangga;
2) Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak,
nelayan dan pembudidaya;
3) Industri makanan dan minuman, industri meubelair
pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat
alat-alat;
4) Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di
pasar;
5) Peternakan ayam, itik dan perikanan; dan
6) Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan,
ojek dan penjahit (konveksi).
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah
suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani
dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena
usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang
tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain:
a) Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi,
kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam
situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap
berjalan bahkan terus berkembang;
28 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
b) Tidak sensitif terhadap suku bunga;
c) Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi
dan moneter;
d) Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat
menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan
yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih
banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit
perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha
mikro maupun pada sisi perbankan sendiri. Profil usaha
mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga
Keuangan, adalah:
a) Tenaga kerja, memperkerjakan 1-5 orang termasuk
anggota keluarganya.
b) Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor intensive.
c) Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis.
d) Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat
kegiatan ekspor- impor.
e) Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana.
f) Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur
hukum: perijinan, pajak, perburuhan, dan lain-lain.
D. Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia
usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan
peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan
pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan
29
Koperasi dan UMKM
ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga
merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan
pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas,
agar dapat mempercepat proses pemerataan dan pendapatan
ekonomi masyarakat.
Definisi usaha kecil menurut Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan yang
dilakukan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang. Adapun kriteria usaha kecil Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dan/atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
30 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
E. Usaha Menengah
Definisi usaha menengah menurut Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar. Jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
F. Latihan Soal
1. Sebutkan dan jelaskan definisi Koperasi ?
2. Sebutkan dan jelaskan definisi Usaha Menengah Kecil
Mikro (UMKM) ?
3. Sebutkan dan jelaskan definisi Usaha Mikro?
33
A. Landasan dan Asas Koperasi
Meskipun lahirnya koperasi sebagai sebuah bentuk
perlawanan terhadap ketidakadilan ekonomi yang diciptakan
kapitalis, tetapi dalam perkembangannya, baik landasan,
asas, maupun tujuan koperasi sangat tergantung kepada
lokasi koperasi itu berada. Khusus di Indonesia, landasan,
asas, dan tujuan koperasi diatur dalam konstitusi negara
melalui UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
Landasan koperasi di Indonesia adalah Pancasila dan UUD
1945 yang secara umum mengatur mekanisme serta
hubungan-hubungan ekonomi. Secara ringkas, mekanisme
serta hubungan-hubungan yang dimaksud sebagaimana
dijelaskan secara mendalam pada bab sebelumnya, terutama
dalam pembahasan yang menyangkut dengan sistem
ekonomi kerakyatan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012
Tentang Perkoperasian dibatalkan oleh Mahkamah
Konstitusi (MK) pada 28 Mei 2014. Undang-undang tersebut
dinilai telah menggerus jati diri koperasi (bernuansa
korporasi). MK membatalkan seluruh materi muatan undang-
undang tersebut. Selain karena bernuansa korporasi, undang-
BAB 2
LANDASAN DAN ASAS KOPERASI
34 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
undang tersebut telah menghilangkan asas kekeluargaan dan
gotong-royong yang menjadi ciri khas koperasi.
Menurut MK, UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian 2012 bertentangan dengan UUD 1945 dan
menjadi tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat setelah
putusan ini. Untuk menghindari kekosongan hukum, MK
menyatakan UU Nomor 17 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian berlaku kembali. Dalam UU Nomor 17 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian terdapat kekuatan utama yang
juga menunjukkan keunggulan komparatif koperasi,
kekeluargaan juga menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia
yang menjunjung tinggi kebersamaan sebagai sebuah sikap
sebagaimana pepatah klasik bersatu kita teguh, bercerai kita
runtuh. Kesadaran yang demikian yang diharapkan
mendorong tumbuhnya sikap mental yang diharapkan
bermuara kepada semangat kekeluargaan dalam ekonomi.
B. Fungsi dan Peran Koperasi
Koperasi diharapkan mampu mengangkat harkat dan derajat
ekonomi UMKM dengan menyatukan diri dan
mengakumulasikan berbagai sumber daya yang dimiliki.
Fungsi koperasi sebagai lembaga yang menyatukan
kepentingan-kepentingan ekonomi dibutuhkan karena peran
tersebut dibutuhkan untuk mengatur penggunaan sumber-
sumber ekonomi secara efektif serta memobilisasi potensi
ekonomi lokal sebagai sebuah kekuatan komparatif. Dengan
35
Landasan dan Azas Koperasi
kondisi yang demikian, koperasi mungkin mampu
mengambil peran dan berfungsi sebagaimana yang
diamanatkan undang-undang, yaitu:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota, pada khususnya, dan
masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3) memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan
koperasi sebagai soko gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Dengan fungsi dan peran yang dimiliki koperasi, ke
depannya koperasi diharapkan mampu menciptakan berbagai
peluang usaha dan kesempatan kerja baru. Dengan kondisi
ini, maka koperasi dapat menjadi inspirasi terciptanya
demokrasi ekonomi dan keadilan berusaha guna terciptanya
kemakmuran bagi seluruh rakyat. Meskipun peran dan fungsi
koperasi sangat ideal bagi pengembangan UMKM tetapi
kenyataannya, fungsi dan peran koperasi tersebut belum
mampu mengakomodasi berbagai persoalan yang dihadapi
UMKM. Kenyataan ini tergambar pada Tabel 2.1, yang
36 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
menunjukkan sedikitnya kelompok UMKM yang menjadi
anggota koperasi. Dari 51 juta UMKM, hanya 5,81% saja
yang menjadi anggota koperasi. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa sebagian besar UMKM tidak menganggap koperasi
dapat dijadikan wadah bagi pengembangan UMKM,
terutama dalam memerankan keunggulan kompetitif.
Tabel 2.1. Jumlah Pengusaha Anggota Koperasi dan UMKM Tahun
2006 (Dalam %)
Anggota UMKM Mikro Kecil Menengah UMKM
Anggota Koperasi 4,91 7,50 12,31 5,81
Bukan Anggota 95,9 92,50 87,69 94,19
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS 2006
Berdasarkan Pasal 3 UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian ini, tujuan koperasi secara garis besar
meliputi:
1) Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Merupakan wujud kepedulian koperasi dalam membantu
sesama yang menjadi kekuatan utama koperasi.
Kepedulian ditunjukkan dengan sikap tolong-menolong
antar anggota guna menciptakan kekuatan ekonomi.
2) Membangun tatanan ekonomi. Koperasi diharapkan
mampu menjadi penyeimbang berbagai badan usaha
yang ada sekaligus menjembatani berbagai kepentingan,
baik sosial maupun ekonomi.
3) Terwujudnya masyarakat adil dan makmur merupakan
perekat kepentingan-kepentingan ekonomi masyarakat
dengan menjadikan koperasi sebagai wadah untuk
37
Landasan dan Azas Koperasi
mengakumulasikan individu sebagai sebuah kekuatan
guna menghadapi kekuatan kapital. Kekuatan orang-
orang yang dimaksud adalah kekuatan sosial untuk
tolong menolong sehingga tercipta negara dan bangsa
yang adil, damai, dan sejahtera.
Agar tujuan koperasi dapat tercapai, maka dalam
pengelolaan koperasi, selain memenuhi aspek sosial dengan
menjadikan anggotanya sebagai kekuatan, koperasi juga
harus menjalankan usaha riil sesuai dengan kondisi
anggotanya. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ekonomi
yang dijalankan akan memberikan manfaat langsung kepada
anggota, baik sebagai pemilik maupun sebagai pemakai jasa
koperasi. Jika ini terpenuhi, maka tahap berikutnya adalah
aktualisasi tujuan utama koperasi, yaitu menyejahterakan
masyarakat secara luas.
Jika koperasi beranggotakan individu-individu dengan
latar belakang profesi yang berbeda, maka tujuan koperasi
akan sulit dicapai. Hal ini dikarenakan tidak fokusnya usaha
yang dijalankan koperasi sehingga berdampak kepada tidak
optimalnya pelayanan yang mampu diberikan pada anggota.
C. Penggolongan Koperasi
Koperasi dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu
berdasarkan fungsi dan berdasarkan tingkat dan luas wilayah
kerja. Berdasarkan fungsinya, koperasi dapat digolongkan ke
38 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
dalam koperasi konsumsi, koperasi jasa, dan koperasi
produksi. Berikut penjelasannya:
1) Koperasi konsumsi didirikan untuk memenuhi kebutuhan
umum sehari-hari anggotanya. Barang kebutuhan yang
dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di
tempat lain karena koperasi bertujuan untuk
menyejahterakan anggotanya.
2) Koperasi jasa diperuntukkan bagi kegiatan di bidang
pemberian jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada
para anggotanya. Tentu, bunga yang dipatok harus lebih
rendah daripada tempat peminjaman uang yang lain.
3) Koperasi produksi terutama diperuntukkan untuk
membantu penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan
produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu,
serta membantu menjual dan memasarkan hasil produksi
tersebut. Sebaiknya, anggotanya terdiri atas unit produksi
yang sejenis. Semakin banyak jumlah penyediaan barang
maupun penjualan barang, maka semakin kuat daya
tawar koperasi terhadap pemasok dan pembeli.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian, penggolongan koperasi didasarkan
pada jumlah anggota yang dapat dibagi menjadi koperasi
primer dan sekunder. Berikut perbedaan di antara keduanya.
a) Koperasi primer ialah koperasi yang minimal memiliki
anggota sebanyak 20 orang.
39
Landasan dan Azas Koperasi
b) Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari
gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan
wilayah kerja yang lebih luas dibandingkan dengan
koperasi primer.
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi:
a) Koperasi pusat, yaitu koperasi yang beranggotakan
paling sedikit 5 koperasi primer.
b) Gabungan koperasi, yaitu koperasi yang anggotanya
minimal koperasi primer.
c) Pusat induk koperasi, yaitu koperasi yang minimum
anggotanya adalah 3 gabungan koperasi.
Penggolongan koperasi berdasarkan jenis usaha dapat dibagi
menjadi :
a) Koperasi konsumsi,
b) Koperasi kredit, dan
c) Koperasi produksi.
Perbedaan di antara ketiganya adalah sebagai berikut:
a) Koperasi konsumsi, adalah koperasi yang mengelola
usaha penjualan barang-barang konsumsi.
b) Koperasi kredit, adalah koperasi yang mengelola usaha
simpan pinjam atau perkreditan.
c) Koperasi produksi, adalah koperasi yang mengelola
usaha produksi barang tertentu.
Penggolongan koperasi berdasarkan fungsionalitas dapat
dibagi menjadi :
a) Koperasi pegawai negeri,
40 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
b) Koperasi karyawan,
c) Koperasi siswa,
d) Koperasi mahasiswa,
e) Koperasi pasar,
f) Koperasi angkatan darat,
g) Koperasi pondok pesantren, dan
h) Koperasi pramuka.
Prinsip penggolongan koperasi hendaknya didasarkan
atas kepentingan-kepentingan usaha atau penggolongan
berdasarkan potensi. Jika kegiatan ekonomi suatu
masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian, maka
koperasi yang dibentuk adalah koperasi produksi di bidang
pertanian. Jika masyarakat didominasi oleh petani karet,
maka koperasi yang dibentuk adalah koperasi produksi di
bidang perkebunan. Dengan spesifikasi tersebut atau
berdasarkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat,
maka berbagai kepentingan ekonomi masyarakat ditujukan
untuk memajukan usahanya. Sementara jika koperasi yang
dibuat lebih menekankan pada pendekatan kepentingan
usaha, maka berbagai kepentingan yang ada akan lebih
mudah untuk diakomodasi. Dengan prinsip tersebut,
sesungguhnya inilah awal pendekatan ekonomi lokal yang
bermuara kepada terciptanya sistem ekonomi kerakyatan
secara bertahap.
41
Landasan dan Azas Koperasi
D. Ciri-ciri Koperasi
Sebagai sebuah gerakan ekonomi yang sekaligus berfungsi
sebagai badan usaha, koperasi memiliki beberapa ciri khas
yang tidak dimiliki oleh badan usaha lainnya. Ciri-ciri
tersebut di antaranya adalah:
1) Para pelaku dalam koperasi umumnya adalah individu
atau kelompok usaha yang memiliki kepentingan
ekonomi yang sama dan bergerak pada kegiatan ekonomi
yang sama. Sebagai contoh adalah Gabungan Koperasi
Batik Indonesia (GKBI). Di dalam koperasi ini, baik
individu-individu yang tergabung di dalam koperasi
primer maupun koperasi-koperasi primer yang tergabung
dalam gabungan koperasi adalah mereka yang memiliki
kegiatan usaha yang sama. Dengan bergabungnya
mereka dalam koperasi, diharapkan akan tercipta
kekuatan baru guna menghadapi berbagai persoalan
dalam usaha mereka, seperti pasar, bahan baku, dan
sebagainya. Inti dari para pelaku usaha batik ini
bergabung dengan koperasi adalah mengantisipasi dan
bahkan menghapus berbagai kendala yang terdapat di
antara mereka. Dengan kata lain, para pelaku di dalam
koperasi adalah pengusaha yang berupaya menciptakan
kekuatan melalui anggota-anggotanya sehingga dengan
semakin banyak anggota yang bergabung, semakin besar
pula daya saing yang dimiliki koperasi. Sejatinya,
berbagai UMKM yang ada menyatukan diri dengan
42 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
menggunakan koperasi sebagai wadah guna membangun
kekuatan baru, misalnya petani, nelayan, dan pedagang
yang hanya berusaha dalam skala kecil. Jika mereka
tergabung dalam wadah koperasi, maka akan sangat
mungkin untuk bahu membahu dalam menghadapi
berbagai persoalan yang mereka hadapi selama ini.
2) Motif kerja yang terdapat di dalam koperasi adalah
tolong-menolong guna meminimalkan kelemahan yang
terdapat di antara anggota, terutama pada bidang
produksi, modal, dan pasar. Oleh karena itu, terdapat dua
motif yang harus dijalankan secara bersamaan di dalam
koperasi, yaitu motif sosial yang menjadikan koperasi
sebagai gerakan ekonomi rakyat dan motif ekonomi yang
menjadikan koperasi sebagai badan usaha.
3) Tujuan utama usaha koperasi adalah memajukan seluruh
perekonomian anggotanya, bukan kesejahteraan pemilik
modal atau investor sebagaimana bentuk badan usaha
lainnya seperti PT, CV, Firma, dan sebagainya. Dengan
tujuan tersebut, maka pendirian koperasi atau orang yang
masuk menjadi anggota koperasi haruslah menyesuaikan
kepentingan-kepentingan ekonomi yang terdapat dalam
koperasi. Dengan kata lain, pendirian koperasi haruslah
disesuaikan dengan kepentingan-kepentingan anggota
agar tujuan koperasi dapat tercapai dalam memenuhi
kesejahteraan seluruh anggotanya.
43
Landasan dan Azas Koperasi
Jika ketiga ciri tersebut tidak ditemukan dalam badan usaha
yang bernama koperasi, maka badan usaha tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai sebuah koperasi meskipun badan
usaha tersebut menggunakan nama koperasi. Dalam banyak
kasus, ditemukan koperasi yang menjual barang dengan
harga yang lebih tinggi dari yang dijual di pasar, kualitas
barang yang lebih rendah, pembelian tidak secara tunai,
pinjaman lebih bersifat konsumtif, dan sebagainya. Dapat
dipastikan, koperasi yang melakukan praktik semacam itu
tidak mencapai tujuan sejati koperasi karena tidak ada
keuntungan yang diperoleh anggota, selain kemudahan untuk
hal-hal yang bersifat konsumtif. Pada akhirnya, kegiatan
yang demikian justru menjerumuskan anggota dan
menciptakan persoalan-persoalan baru bagi kegiatan
ekonomi para anggota.
E. Aliran-aliran Koperasi
Dalam perkembangannya, terdapat berbagai aliran koperasi
yang seluruhnya sangat bergantung kepada penerapan sistem
ekonomi pada sebuah negara. Paling tidak, terdapat tiga
aliran utama di dalam koperasi, yaitu aliran yardstick,
sosialis, dan persemakmuran. Secara umum, perbedaan
maupun kesamaan aliran-aliran dimaksud dapat
diperbandingkan seperti yang tampak pada Tabel 2.2.
Setelah melihat perbedaan ketiga aliran tersebut pada Tabel
2.2, mari kita simak bahasan lebih lanjut mengenai ketiga
aliran koperasi tersebut.
44 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
a) Aliran Yardstick
Dalam pandangan aliran yardstick, koperasi lebih
merupakan penyeimbang atau penetral pasar bagi
kepentingan-kepentingan individu maupun kelompok
yang tidak begitu memiliki kemampuan dalam berbagai
sumber ekonomi, terutama modal, mesin, dan tanah.
Lebih jauh dalam pandangan yardstick, sesungguhnya
koperasi tidak akan dapat berbuat lebih banyak dan lebih
baik dalam menghadapi kapitalisasi ekonomi yang
memang telah mendunia dan menguasai berbagai aspek
kehidupan masyarakat dan dalam berbagai sektor
ekonomi. Tujuan utama dalam aliran yardstick adalah
melakukan gerakan yang membatasi monopoli yang
dilakukan kaum kapitalis. Dengan demikian dalam
gerakan aliran yardstick, koperasi berusaha menghambat
persaingan yang tidak sehat yang selama ini dilakukan
oleh kekuatan yang menguasai kapital dalam sistem pasar
yang bersaing secara terbuka dengan melakukan gerakan
efisiensi secara besar-besaran.
45
Landasan dan Azas Koperasi
Tabel 2.2 Perbedaan Berbagai Aliran Koperasi Berdasarkan Peran
dan Fungsi serta Hubungannya dengan Negara
Aliran Peran dan Fungsi Hubungan dengan
Negara
Yardstick Koperasi berperan
sebagai penetral atau
penyeimbang bagi
kepentingan-
kepentingan individu
maupun kelompok yang
tidak begitu memiliki
kemampuan dalam
berbagai sumber
ekonomi, terutama
modal, mesin dan tanah
di dalam pasar.
Hubungan koperasi
dengan negara sama
hubungannya dengan
badan usaha lainnya.
Pemerintah tidak ikut
campur dalam
pembangunan koperasi.
Koperasi dengan badan
usaha lainnya diberikan
kesempatan yang sama
untuk berkompetisi dalam
pasar yang terbuka.
Sosialis Koperasi merupakan
sistem dalam
membangun ekonomi
negara. Ini dikarenakan
dalam negara yang
menggunakan sistem
ekonomi sosialis, segala
sesuatu menyangkut
penggunaan dan
peruntukkan sumber-
sumber ekonomi diatur
dan ditentukan negara.
Dalam aliran sosialis,
koperasi merupakan
sistem ekonomi bagi
negara. Koperasi berperan
dalam berbagai aspek
ekonomi yang diatur
secara penuh oleh negara.
Persemakmuran Koperasi merupakan
alternatif dalam
membangun ekonomi
secara bersama, terutama
bagi individu dan
kelompok yang tidak
begitu memiliki sumber
ekonomi. Dalam aliran
ini, koperasi merupakan
kekuatan utama, di mana
anggota memosisikan diri
sebagai pemilik usaha
dan juga sebagai
pelanggan.
Dalam aliran
persemakmuran, berbagai
badan usaha termasuk
koperasi merupakan mitra
dalam usaha. Negara
menempatkan koperasi
sebagai salah satu pilar
ekonomi bagi kelompok
yang tidak begitu
memiliki kemampuan
dalam sumber-sumber
ekonomi.
46 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
b) Aliran Sosialis
Pendekatan aliran sosialis dalam memerankan koperasi
lebih kepada membangun sistem ekonomi negara. Ini
dikarenakan dalam negara yang menggunakan sistem
ekonomi sosialis, segala sesuatu menyangkut
penggunaan dan peruntukan sumber- sumber ekonomi
diatur dan ditentukan oleh negara. Koperasi tidak terlepas
dari peran negara yang mengatur segala sesuatu sesuai
dengan kepentingan negara. Fungsi koperasi dalam aliran
sosialis lebih dari sekadar penyeimbang atau penetral
pasar bagi kepentingan-kepentingan individu maupun
kelompok. Aliran ini berusaha menjadikan koperasi
sebagai kekuatan untuk menghambat dan bahkan
mematikan sistem ekonomi kapitalis.
c) Aliran Persemakmuran
Aliran persemakmuran merupakan aliran jalan tengah
dalam koperasi. Dalam aliran persemakmuran, sistem
kapitalis tidak harus dihambat, apalagi dihancurkan.
Sebaliknya, koperasi tidak pula sekedar penyeimbang
atau penetral pasar. Dalam pandangan aliran
persemakmuran, berbagai aliran dan sistem ekonomi
bukan merupakan sebuah hambatan dalam membangun
koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi maupun badan
usaha yang dapat memfasilitasi kepentingan-kepentingan
ekonomi. Dalam aliran ini, koperasi merupakan alternatif
dalam membangun ekonomi secara bersama, terutama
47
Landasan dan Azas Koperasi
bagi individu dan kelompok yang tidak begitu memiliki
sumber ekonomi. Sumber kekuatan utama dalam aliran
persemakmuran adalah anggota yang memosisikan diri
sebagai pemilik usaha di satu pihak dan sebagai
pelanggan di pihak lain. Dengan demikian, aliran
persemakmuran menjadikan koperasi sebagai alternatif
utama dalam membangun kepentingan-kepentingan para
anggota.
Pada saat ini, hubungan koperasi di Indonesia dengan
negara masih sebatas aliran yardstick. Sejatinya
berdasarkan amanat konstitusi, hubungan koperasi
dengan negara sudah masuk pada fase aliran
persemakmuran, koperasi dengan badan usaha lainnya
merupakan mitra dalam perekonomian nasional. Dalam
konteks ini, Münkner (2005) membedakan konsep
koperasi menjadi dua: Pertama, konsep koperasi barat:
koperasi merupakan organisasi swasta yang dibentuk
secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai
persamaan kepentingan dengan maksud mengurusi
kepentingan para anggotanya serta menciptakan
keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi, maupun
perusahaan koperasi; dan Kedua, konsep koperasi
sosialis: koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh
pemerintah, serta dibentuk dengan tujuan merasionalkan
produksi untuk menunjang perencanaan nasional.
Münkner merumuskan secara sederhana gagasan,
48 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
prinsip, dan praktik koperasi yang banyak diterapkan
oleh banyak negara sebagaimana tergambar pada Tabel
2.3 berikut.
Tabel 2.3 Gagasan, Prinsip, dan Praktik Koperasi
Gagasan
Umum
Prinsip Koperasi Praktek Koperasi
Menolong diri
sendiri
• Menolong
berdasarkan pada
solidaritas
• Keanggotaan
sukarela dan
terbatas .
• Pelayanan
kepada anggota
sebagai motivasi
kegiatan
menolong diri
sendiri dan
sebagai upaya
untuk
melaksanakan
prinsip saling
menolong.
• Identitas :
Pemilik bersama
dan pelanggan
perusahaan
koperasi
• Perkumpulan pada
tingkat wilayah,
nasional, dan
internasional
• Kerja sama antar
koperasi
• Bantuan dari luar, jika
ada, hanya untuk
sementara dan hanya
untuk tujuan
mengembangkan
semangat menolong
diri sendiri
• Tidak ada gunanya
nama koperasi untuk
tujuan lain, selain
untuk melayani
anggota
• Perumusan kebijakan
oleh anggota
• Pelayanan menekan
biaya
• Membatasi transaksi
dengan anggota
• Pengawasan tahunan
oleh auditor
• Persyaratan untuk
berpartisipasi secara
dan dari segi
keuangan bagi setiap
anggota
• Hanya anggota yang
memenuhi syarat yang
dapat menjadi
pengurus
49
Landasan dan Azas Koperasi
Gagasan
Umum
Prinsip Koperasi Praktek Koperasi
• Saham/modal hanya
diawasi oleh anggota
• Membatasi transaksi
dengan bukan anggota
Demokrasi • Manajemen dan
pengawasan
secara
demokratis, pada
koperasi secara
keseluruhan dan
pada perusahaan
koperasi
• Kedudukan yang sama
bagi anggota
• Satu anggota satu
suara
• Keputusan oleh suara
terbanyak
• Rapat anggota sebagai
pemegang kekuasaan
tertinggi
• Partisipasi langsung
dan tidak langsung
dari anggota dalam
pengawasan terhadap
koperasi
Ekonomi • Efisiensi
ekonomi pada
perusahaan
koperasi yang
diukur dari
efeknya (jangka
panjang dan
pendek) bagi
pelayanan
kepada anggota
• Penerapan metode
administrasi usaha dan
manajemen modern
• Perumusan kebijakan
oleh anggota atau
wakil-wakil
terpilihnya
Manajemen yang
diberi kepercayaan
untuk memilih,
pelaksana yang digaji
• Memperkerjakan staf
yang kompeten dan
terlatih dengan baik
• Ketentuan untuk
sarana keuangan yang
layak
• Transaksi tambahan
dengan bukan anggota,
jika perlu.
50 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Gagasan
Umum
Prinsip Koperasi Praktek Koperasi
Kemerdekaan • Keanggotaan
sukarela,
otonomi dalam
menetapkan
tujuan dan
mengambil
keputusan
manajemen
• Tidak ada
penggabungan secara
paksa
• Tidak ada pembatas
yang dibuat-buat
mengenai hak untuk
mengundurkan diri
dari koperasi
• Hak anggota untuk
membuat dan
mengubah Anggaran
Dasar
• Hak anggota untuk
memutuskan untuk
menerima anggota
baru
• Hak anggota untuk
mengelola usaha
bersama menurut
kebijaksanaan mereka
sendiri dalam sistem
ekonomi negara
Keadilan • Pembagian hasil
secara adil yang
diperoleh dari
kegiatan
perusahaan
koperasi
• Imbalan yang terbatas
terhadap modal yang
ditanam
• Dividen yang terbatas
atas bunga
• Dividen / Sisa Hasil
Usaha sebanding
dengan transaksi
dengan perusahaan
koperasi
Altruisme • Keanggotaan
terbuka
Dana cadangan
yang
tidak bisa dibagi
(sebagai modal;
sosial)
• Tidak ada batasan
yang dibuat-buat bagi
penerimaan anggota
• Tidak ada diskriminasi
terhadap setiap orang
karena agama, ras, dan
kepercayaan politik
• Tidak ada pembagian
dana kepada anggota
yang tidak dituntut
51
Landasan dan Azas Koperasi
Gagasan
Umum
Prinsip Koperasi Praktek Koperasi
pihak lain setelah
dilikuidasi
• Tidak ada tuntutan dari
anggota untuk
meminta bagian dana
cadangan
Kemajuan
sosial melalui
pendidikan
• Pengembangan
pendidikan
• Kebijakan mengenai
komite pendidikan di
setiap koperasi sebagai
bagian dari struktur
organisasinya
• Kebijakan untuk
mengalokasikan
sejumlah persentase
tertentu dari
• SHU atau perputaran
uang sebagai dana
pendidikan
• Persyaratan mengenai
standar pendidikan
minimum sebelum
diterima sebagai
anggota
• Pendidikan dan
pelatihan bagi
pengurus, karyawan,
dan anggota, serta
informasi kepada
masyarakat umum
F. UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
Dibatalkan Mahkamah Konstitusi
UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian dalam
kenyataannya banyak mengingkari UUD 1945. Karenanya
undang-undang ini mendapatkan kritik dari banyak penggiat
koperasi, baik pelaku maupun akademisi termasuk dalam hal
ini, dari penulis. Beberapa kritik terhadap UU Nomor 17
Tahun 2012 Tentang Perkoperasian adalah:
52 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
1) Membuka peluang bagi non anggota untuk mengurus
koperasi tanpa ada pembatasan jumlah dan perannya,
padahal koperasi sejatinya dari anggota untuk anggota.
2) Pengawas diberi peran sangat besar, termasuk
mengusulkan dan memberhentikan pengurus. Hal ini
jelas bertentangan dengan prinsip demokratis yang
selama ini diusung koperasi.
3) Membuka peluang intervensi pihak luar, termasuk
pemerintah dan pihak asing, melalui permodalan.
Sejatinya, modal utama koperasi bersumber dari
anggota.
Demokrasi ekonomi sebagai Pilar utama gerakannya.
Ketiga poin di atas seolah menunjukkan adanya usaha
kapitalisasi koperasi sehingga meniadakan kesetaraan dan
kesamaan hak dalam koperasi ditampikan. Karena kuatnya
desakan untuk membatalkan UU Nomor 17 Tahun 2012
Tentang Perkoperasian, maka pada tanggal 28 Mei 2014,
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 28/PUU-XI/20 1 3,
Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan undang-undang
tersebut. Filosofi dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian, tidak sesuai dengan hakikat susunan
perekonomian sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas
kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 ayat ( l ) UUD
1945. Dengan demikian, UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian berlaku untuk sementara waktu sampai
dengan terbentuknya UU yang baru. Dalam publikasinya,
53
Landasan dan Azas Koperasi
MK menerangkan bahwa dalam pertimbangannya, hakim
MK menyatakan bahwa filosofi dalam Undang-undang
Perkoperasian ternyata tidak sesuai dengan hakikat susunan
perekonomian sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas
kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 Ayat (l ) UUD
1945. Demikian halnya dengan pengertian koperasi ternyata
telah dielaborasi dalam pasal di dalam undang-undang
tersebut, sehingga di suatu sisi mereduksi atau bahkan
menegasikan hak dan kewajiban anggota dengan menjadikan
kewenangan pengawas terlalu luas dan skema permodalan
materiil dan finansial serta mengesampingkan modal sosial
yang menjadi ciri fundamental koperasi sebagai suatu entitas
khas pelaku ekonomi berdasarkan UUD 1945.
Pada sisi lain, koperasi menjadi sama dan tidak berbeda
dengan perseroan terbatas dan kehilangan roh
konstitusionalnya sebagai entitas pelaku ekonomi khas bagi
bangsa yang berfilosofi gotong royong
G. Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia
Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm
/VII/2012 Tugas Pemerintah dalam membangun dan
mengembangkan koperasi sebagai badan usaha sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat adalah untuk mewujudkan
koperasi yang dikelola secara profesional dengan
54 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan
akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan dipercaya, baik
oleh anggota pada khususnya maupun oleh masyarakat luas
pada umumnya.
Salah satu indikator terlaksananya penerapan prinsip
tersebut adalah melalui penyelenggaraan akuntansi secara
benar dan tertib. Oleh karena koperasi memiliki identitas,
maka penerapan akuntansi dan penyampaian laporan
keuangannya juga menunjukkan kekhususan dibanding
dengan akuntansi dan laporan keuangan badan usaha lain
pada umumnya. Laporan keuangan koperasi menyajikan
informasi yang menyangkut kondisi, kinerja dan perubahan
posisi keuangan koperasi, yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan
koperasi. Pedoman ini merupakan penyempurnaan atas
Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia sebelumnya,
yang berisi praktik penerapan akuntansi pada koperasi
dengan memperhatikan perubahan pada perkembangan
Standar Akuntansi Keuangan yang mengacu pada laporan
keuangan internasional (International Financial Reporting
Standard atau IFRS). Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 8 April 2011 telah
menerbitkan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi
Keuangan 8 (PPSAK 8) atas pencabutan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan 27 (PSAK 27) mengenai Akuntansi
Koperasi. Standar Akuntansi keuangan yang mengacu pada
55
Landasan dan Azas Koperasi
IFRS dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) dan Standar Akuntansi Keuangan Umum
(SAK Umum). Mengingat koperasi sejauh ini termasuk
dalam entitas tanpa akuntabilitas publik, maka
memberlakukan akuntansi koperasi dengan SAK ETAP.
Pedoman ini menetapkan bentuk, isi penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan koperasi untuk kepentingan
internal koperasi maupun pihak lain selaku pengguna laporan
keuangan koperasi. Pedoman ini merupakan acuan yang
harus dipatuhi oleh koperasi dan aparat dalam melakukan
pembinaan dalam menyusun laporan keuangan.
H. Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan landasan dan peran serta tujuan
koperasi?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi dan peran koperasi ?
3. Sebutkan dan jelaskan penggolongan koperasi serta
aliran koperasi ?
4. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri koperasi ?
56 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
57
Kelembagaan koperasi pembentukannya diawali dengan
memperhatikan peranan koperasi dalam berbagai kegiatan
ekonomi melalui keunggulan komparatif. Terutama dengan
mengombinasikan prinsip-prinsip koperasi dan prinsip-prinsip
ekonomi menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru. Kekuatan
ekonomi baru yang dimaksud adalah kekuatan yang tidak hanya
bertumpu kepada kekuatan kapital atau modal semata, tetapi lebih
kepada kekuatan sosial yang menjadikan individu-individu
sebagai kekuatan utamanya. Dengan kekuatan tersebut,
diharapkan koperasi mampu berkompetisi dengan badan usaha
lainnya dalam sistem pasar yang sama-sama memberikan
pelayanan, nilai, dan kepuasan kepada konsumen.
Berbagai teori yang dibangun dalam koperasi, seperti
rumusan definisi dan prinsip pengelolaan, sering kali tidak
mampu menjawab berbagai persoalan yang tengah dihadapi unit-
unit usaha yang tidak memiliki kekuatan secara kapital. Latar
belakang, baik historis maupun empiris, lahirnya koperasi adalah
sebagai sebuah bentuk perlawanan dari kekuatan ekonomi yang
bertumpu kepada kapital. Fakta yang harus diakui adalah koperasi
BAB 3
KELEMBAGAAN KOPERASI
58 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
umumnya hanya bagian kecil dari keseluruhan transaksi ekonomi
yang terjadi di pasar.
Terhadap fenomena ini, dapat dijelaskan bahwasanya
koperasi pada sebagian besar negara hanya memiliki keunggulan
komparatif dalam berkompetisi dengan badan usaha lain yang
memiliki kekuatan kapital. Jika keunggulan komparatif tersebut
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, koperasi dapat
dipastikan tidak akan mampu bersaing dengan badan usaha
Iainnya dalam sistem pasar. Misalnya, kekuatan anggota sebagai
pasar dan kekuatan komoditas lokal yang tidak dimiliki pasar
global. Khusus di Indonesia, beberapa keunggulan yang
seharusnya dimiliki koperasi juga dapat diciptakan melalui
beberapa potensi. Potensi-potensi tersebut di antaranya adalah:
1. Sumber daya alam yang dimiliki masih sangat mungkin
untuk dimanfaatkan secara positif, di antaranya adalah
potensi laut yang masih belum banyak tergarap. Begitu pula
potensi tanah yang dapat dikelola bagi kegiatan unggulan di
bidang pertanian dan perkebunan.
2. Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi tersendiri
tanpa harus takut kehilangan pangsa pasar.
3. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis
memungkinkan koperasi mengambil bagian dari kegiatan
perdagangan, khususnya produk-produk yang memiliki
keunggulan komparatif, seperti hasil laut, pertanian,
kerajinan, makanan, dan sebagainya.
59
Kelembagaan Koperasi
4. Jumlah pengusaha berskala mikro dan kecil merupakan
potensi yang dapat diorganisasi menjadi kekuatan baru bagi
peningkatan daya tawar terhadap badan usaha Iainnya.
Dengan kondisi yang demikian, sesungguhnya koperasi
sangat mungkin bersaing dengan berbagai badan usaha Iainnya,
seperti yang tengah terjadi di Eropa pada awal berdirinya
koperasi. Agar tidak terjebak dalam berbagai persoalan empiris
yang tengah terjadi di kelembagaan koperasi, berikut akan
dibahas berbagai pendekatan koperasi, baik ditinjau dari
pendekatan koperasi sebagai gerakan ekonomi dan badan usaha,
pemaknaan definisi, prinsip, tujuan, dan sebagainya. Pembahasan
berikut bertujuan agar koperasi dapat dirumuskan secara hakiki,
sekaligus membedakan koperasi dengan badan usaha Iainnya.
A. Unsur-unsur Kelembagaan Koperasi
Oleh karena kepemilikan koperasi tidak dapat dimonopoli
oleh perorangan dalam bentuk kepemilikan modal atau
saham, unsur-unsur kelembagaan yang terdapat dalam
koperasi tidak didasari oleh kekuatan-kekuatan sumber daya
ekonomi selain sumber daya manusia (sebagai anggota dan
unsur utama dalam koperasi). Anggota adalah pemilik,
pengelola, dan sekaligus pengawas bagi badan usaha
koperasi. Oleh karena itu, unsur-unsur yang terdapat di dalam
koperasi berbeda dengan unsur-unsur yang terdapat di dalam
badan usaha Iainnya. Unsur di dalam koperasi meliputi rapat
anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.
60 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
Rapat anggota merupakan representasi dari kekuasaan
kolektif anggota yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi, terutama untuk menetapkan berbagai kebijakan
umum, seperti memilih dan menetapkan pengurus dan
pengawas serta berbagai kebijakan pengelolaan usaha
koperasi. Pengurus merupakan pemegang mandat rapat
anggota guna melaksanakan berbagai kebijakan umum serta
mengelola organisasi dan usaha koperasi sesuai dengan rapat
anggota. Pengawas merupakan perwakilan anggota untuk
melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan
hasil rapat anggota yang dijalankan pengurus dan pengelola.
Selain pengurus dan pengawas, dalam kelembagaan koperasi
juga dapat dibentuk pengelola yang bertugas mengelola
usaha koperasi sesuai dengan kuasa dan kewenangan yang
ditetapkan pengurus. Dalam operasionalnya, pengelola dapat
dijadikan sebagai struktur baru dalam bentuk yang lebih
operasional yang dipimpin oleh seorang manajer.
Dengan ketiga unsur yang dimiliki koperasi, maka
berbagai mekanisme pengambilan keputusan dan pembagian
tugas akan dapat dilaksanakan secara baik sehingga dapat
memenuhi kaidah bisnis dalam kelembagaan koperasi.
Masing-masing akan memiliki kejelasan terhadap hak
maupun kewajiban di dalam koperasi.
Setelah dilakukan perubahan undang-undang terkait
Koperasi dari UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian menjadi UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
61
Kelembagaan Koperasi
Perkoperasian, terdapat perubahan yang sangat mendasar
dalam unsur-unsur kelembagaan koperasi. Perubahan yang
mendasar ini mendapat kritik tajam dari banyak penggiat
koperasi, termasuk dari penulis. Perubahan tersebut terutama
menempatkan pengawas sebagai unsur yang dominan dalam
pengambilan keputusan dalam koperasi di mana pengawas
diberi peran yang sangat besar, termasuk dalam mengusulkan
dan memberhentikan pengurus. Hal ini jelas mengingkari
prinsip demokrasi yang selama ini diusung koperasi, yakni
kekuasaan tertinggi ada pada anggota. Namun akhirnya UU
Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian tersebut
dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, yang tertuang di
dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 28/PUU-
XI/2013. Karenanya dengan adanya Putusan MK ini maka
undang-undang yang berlaku saat ini adalah UU Nomor 25
Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
B. Koperasi sebagai Sistem Ekonomi
Aspek sosial dan ekonomi yang diusung koperasi sebagai jati
dirinya menunjukkan bahwa koperasi merupakan bangunan
ekonomi tersendiri dalam sistem perekonomian, meskipun
tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi merupakan
manifestasi dari berkembangnya sistem ekonomi yang
diusung kelompok sosialis, terutama oleh Owen, King,
Howarth, Raiffeisen, dan Schulze di pedesaan, untuk
menghadapi kekuatan kapitalis yang menindas. Secara garis
besar, konsep gerakan koperasi mengacu kepada gerakan
62 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
untuk memperkukuh tiga Pilar kekuatan ekonomi yang
meliputi:
1) Meningkatkan produksi yang mengacu pada
peningkatan produktivitas dan kemandirian. Gerakan
koperasi diharapkan mampu mengembangkan sistem
yang bertumpu pada potensi lokal. Dengan sentuhan
teknologi tepat guna, produksi lambat laun meningkat
dengan kualitas yang lebih baik. Sementara itu, ongkos
produksi dapat ditekan. Lebih penting lagi, UMKM
tidak bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan
oleh industri yang berasal dari luar wilayah.
2) Membangun "serikat dagang rakyat" sebagai wadah
UMKM. UMKM tidak boleh dibiarkan langsung
menghadapi kekuatan kapitalis. Kekuatan kolektif
UMKM akan mengangkat harga produksi UMKM
sehingga nilai tambah hasil UMKM lebih banyak
dinikmati oleh UMKM itu sendiri. Jaringan distribusi
yang efisien juga akan menekan selisih harga jual di
tingkat konsumen dan harga di tingkat UMKM.
3) Mendorong Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan
membentuk LKM induk (semacam holding company)
agar perputaran dana semakin meluas (melintasi
kecamatan dan kabupaten/kota, bahkan suatu saat nanti,
melintasi provinsi).
Dengan menegaskan bahwasanya koperasi merupakan
gerakan ekonomi rakyat, maka bangunan koperasi
63
Kelembagaan Koperasi
sesungguhnya sangat bergantung dengan potensi yang
dimiliki rakyat setempat, baik potensi sumber daya manusia
(SDM) maupun sumber-sumber ekonomi Iainnya. Dengan
kata Iain, gerakan koperasi hendaknya disesuaikan dengan
kondisi rakyat setempat sebagai kekuatan yang dimiliki
dalam bentuk keunggulan komparatif. Dengan gerakan
ekonomi rakyat, diharapkan keunggulan komparatif dapat
dijadikan sebuah kekuatan kompetitif yang mampu
menyejahterakan ekonomi anggota, khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya. Selain dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berhubungan dengan keterbatasan
sumber-sumber ekonomi, sesungguhnya faktor dominan
yang mengakibatkan lemahnya koperasi di Indonesia adalah
tidak fokusnya koperasi dalam menjalankan usahanya
sebagaimana gerakan yang dilakukan koperasi di negara-
negara lain. Koperasi di Indonesia lebih banyak bergerak di
bidang serba usaha sehingga tidak mampu memberikan
kontribusi besar kepada anggota yang berusaha di sektor
produksi atau pemasaran. Begitu pula bagi anggota yang
membutuhkan penambahan modal untuk usahanya.
Dikarenakan koperasi yang didirikan adalah koperasi serba
usaha dan bukan koperasi kredit, maka kebutuhan akan
besarnya kredit akan semakin membatasi modal usaha.
C. Koperasi sebagai Badan Usaha
Selain sebagai gerakan ekonomi, koperasi juga berperan
sebagai badan usaha, terutama dengan mengorganisasi
64 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
berbagai sumber ekonomi guna menghasilkan barang dan
jasa. Dengan dua peran tersebut (gerakan ekonomi dan badan
usaha), koperasi diharapkan mampu menghadapi distorsi
pasar serta menciptakan keseimbangan sebagai akibat
pemberlakuan prinsip bisnis yang semata-mata bermotif
ekonomi. Dengan memainkan dua peran tersebut, koperasi
diharapkan akan dapat menjadi wadah ekonomi yang mampu
menciptakan efektivitas dan efisiensi yang tinggi karena
selain bertumpu pada kekuatan manusia (anggota) sebagai
pemilik sekaligus pelanggan bisnis, koperasi juga ditopang
oleh kekuatan sumber-sumber ekonomi Iainnya, seperti
pasar, mesin, metode, modal, dan lain sebagainya.
Eksistensi koperasi sebagai badan usaha tercantum
dalam Pasal 1 Ayat 1, Undang-undang Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian yang menjelaskan bahwa
koperasi adalah lembaga usaha yang berbadan hukum yang
dalam operasionalnya dijalankan berdasarkan manajemen
koperasi, yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan
badan pemeriksa. Dalam menjalankan usahanya, status
hukum koperasi sama dengan badan usaha Iainnya, yaitu
tunduk pada peraturan-peraturan yang mengatur tentang
kewajiban sebagai badan usaha, seperti kewajiban memiliki
status hukum seperti akta pendirian, NPWP, TDP, SIUP, dan
sebagainya. Selain itu, koperasi sebagai badan usaha
haruslah dicirikan oleh beberapa karakteristik yang di
antaranya adalah:
65
Kelembagaan Koperasi
1) Badan usaha yang didirikan dimiliki oleh anggota yang
bergabung atas dasar adanya suatu kepentingan ekonomi
yang sama.
2) Kepentingan ekonomi yang sama setidaknya diwakili
oleh satu kepentingan ekonomi yang berlandaskan
kepada aspek sosial yang tercermin dari sikap saling
tolong menolong.
3) Koperasi didirikan atas kesepakatan untuk membangun
usaha bersama atas dasar kekuatannya sendiri dan atas
asas kekeluargaan.
4) Koperasi didirikan berdasarkan kekuatan sumber-
sumber ekonomi yang dimiliki para anggota, baik aspek
manusia, modal, pasar, jaringan, dan sebagainya.
5) Pengelolaan dan pengawasan koperasi harus dilakukan
sepenuhnya oleh anggota yang mekanismenya
berdasarkan rapat anggota koperasi.
6) Dalam menjalankan usahanya, tugas pokok koperasi
adalah menunjang dan memperjuangkan kepentingan-
kepentingan ekonomi anggota.
Status koperasi sebagai badan usaha memiliki posisi
yang sama dengan badan usaha lainnya, seperti Firma, CV,
PT, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam menjalankan
usahanya, prinsip bisnis secara umum mutlak untuk
diterapkan dalam menjalankan usaha koperasi selain
menggunakan prinsip-prinsip koperasi. Dengan demikian,
maka tiga kegiatan pokok dalam kegiatan mikro yang
66 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
meliputi kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
distribusi mutlak dijalankan koperasi sebagai sebuah badan
usaha yang bergerak untuk memperjuangkan kepentingan-
kepentingan ekonomi anggotanya.
Kegiatan produksi yang diciptakan Rumah Tangga
Produsen (RTP) merupakan kegiatan yang menghasilkan
berbagai produk, baik barang maupun jasa. Pentingnya
koperasi melakukan kegiatan produksi terutama
diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan atau konsumsi
para anggota, di samping sebagai penyeimbang kekuatan
ekonomi yang semata-mata bertumpu pada kapital. Dengan
kegiatan produksi, seseorang sekaligus melakukan kegiatan
kedua dalam bentuk konsumsi. Kegiatan ini dapat
menimbulkan kekuatan pada permintaan terhadap barang
dan jasa sebab Rumah Tangga Konsumen (RTK) memiliki
kemampuan untuk membeli barang dan jasa karena adanya
penciptaan lapangan pekerjaan yang dibuat RTP.
Kegiatan distribusi atau kegiatan pertukaran dapat
menciptakan kegiatan baru dalam bentuk pasar, yaitu sebuah
kekuatan yang mempertemukan keseimbangan antara
penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa yang
diproduksi. Dengan ketiga kegiatan ini, diharapkan koperasi
juga mampu menjadi sebuah gerakan ekonomi dalam
menjawab berbagai distorsi yang diciptakan pasar yang
terlalu bertumpu kepada kekuatan modal. Dengan
kemampuan memainkan ketiga peran di atas, maka koperasi
67
Kelembagaan Koperasi
sebagai sistem sosial ekonomi akan mampu menggerakkan
potensi sumber daya ekonomi dalam rangka mencapai tujuan
utama koperasi, yaitu memajukan ekonomi anggota,
khususnya, dan ekonomi masyarakat luas pada umumnya.
Untuk dapat mencapai semua tujuan itu, maka partisipasi
anggota mutlak dibutuhkan guna menggerakkan berbagai
potensi yang dimiliki koperasi.
D. Definisi Koperasi dalam Berbagai Dimensi
Sejak terbentuknya koperasi di Rochdale pada tahun 1844
koperasi didefinisikan dalam berbagai pendekatan dan sudut
pandang. Perbedaan pendekatan dan sudut pandang tersebut
lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat situasional
dan kondisional. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah
perilaku sosial, fenomena empiris, pragmatisme ekonomi,
hukum suatu negara, fungsional, dan lain sebagainya.
Terminologi koperasi yang diadopsi dari kata co (bersama)
dan operation (bekerja). Pada akhirnya, koperasi
mengandung berbagai makna, meskipun tidak keluar dari
konteks pendirian awal sebagaimana yang telah ditegaskan
Robert Owen dan kaum buruh di kota Rochdale. Jika
merujuk kepada awal didirikannya koperasi, maka koperasi
dapat didefinisikan sebagai wadah gerakan ekonomi yang
bertumpu kepada kekuatan anggota guna meningkatkan
kesejahteraan dan daya tawar ekonomi anggota.
Definisi yang dimaksud di sini lebih kepada bagaimana
menciptakan kekuatan ekonomi berdasarkan potensi yang
68 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
dimiliki para anggota. Koperasi tidak dimaksudkan sebagai
lembaga yang mengharapkan belas kasih, terlepas dari
adanya berbagai kemungkinan fasilitas yang diberikan
negara sebagaimana fasilitas yang selama ini dinikmati
BUMN dan usaha besar. Makna yang terkandung dalam kata
koperasi adalah bagaimana menciptakan sebuah kekuatan
baru yang tidak semata-mata bertumpu kepada kekuatan
kapital sebagaimana gagasan ekonomi kapitalis. Kekuatan
koperasi lebih kepada gerakan sosial ekonomi. Kekuatan
social ekonomi tersebut hanya akan dapat diwujudkan jika
para anggota memiliki kepentingan dan tujuan yang sama di
dalam koperasi. Untuk mewujudkan kepentingan dan tujuan
yang sama tersebut, maka para anggota koperasi haruslah
berlatar belakang dari profesi yang sama.
Kesalahan pemaknaan yang terjadi selama ini
dikarenakan koperasi digeneralisasi sebagai kekuatan yang
semata-mata sosial sehingga lahirlah apa yang pernah kita
kenal dengan Koperasi Unit Desa (KUD) yang anggotanya
memiliki latar belakang dan profesi yang berbeda dan
memonopoli kegiatan-kegiatan sosial hampir di dalam setiap
lini kemasyarakatan desa. Hakikat koperasi tidak boleh lepas
dari jati dirinya dengan gagasan bekerja dan bersama.
Bekerja mengandung makna profesi atau bermakna
penghidupan atau bermakna ekonomi. Bersama bermakna
sosial, tolong-menolong saling memperkuat. Dengan kedua
kata ini maka koperasi tidak dapat didefinisikan sebagai
69
Kelembagaan Koperasi
badan usaha semata, tetapi lebih dari itu. Koperasi haruslah
dimaknai sebagai sebuah gerakan ekonomi yang bertujuan
menyejahterakan seluruh anggota bukan sebagian anggota,
apalagi hanya sebagian kecil anggota sehingga koperasi
sering kali ditunggangi oleh pengurus yang bertujuan
memperkaya diri sendiri.
Mohammad Hatta mendefinisikan koperasi berdasarkan
perilaku sosial masyarakat Indonesia, terutama dengan
menonjolkan sikap tolong-menolong dan kepedulian antar
sesama yang tinggi. Bapak koperasi Indonesia ini secara
sederhana mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama
untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan
berdasarkan satu untuk semua dan semua untuk satu (Hatta,
1987). Semangat tolong menolong dalam definisi Hatta
menunjukkan sikap hidup rakyat Indonesia pada masa-masa
penjajahan yang banyak terjerat berbagai persoalan ekonomi,
terutama terlilit utang dan ketidakberdayaan mereka untuk
mengakses sumber-sumber ekonomi. Kondisi ini terjadi
akibat perilaku buruk sebagian pribumi yang berkecukupan
dan dekat dengan pihak penjajah, terutama perilaku rentenir
yang menjajah kaum tidak berpunya secara ekonomi.
Pemikiran-pemikiran Hatta banyak memengaruhi pasal-
pasal dalam UUD 1945 terutama Pasal 33 dan 34. Tidak
heran jika dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 sebelum
70 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
amandemen kita dapat melihat gagasan Hatta. Dalam Pasal
33 UUD 1945 dinyatakan secara tegas tentang koperasi
sebagai wadah bagi gerakan ekonomi rakyat.
Gagasan Hatta yang ditunjukkan dengan memasukkan
berbagai kepentingan ekonomi ke dalam pasal-pasal UUD
1945 sesungguhnya lebih kepada keinginan beliau untuk
membangun ideologi ekonomi dengan koperasi sebagai
wadah perekonomian Indonesia. Rumusan Hatta
menunjukkan sebuah konsep yang membedakan badan usaha
koperasi dan badan usaha bukan koperasi secara substansial.
Unsur utama koperasi adalah memenuhi kepentingan-
kepentingan ekonomi anggota terutama menyangkut harga
yang murah dan kualitas yang baik. Unsur kedua adalah
unsur sosial yang diwujudkan dengan menggalang kekuatan
perseorangan (bukan modal), pengelolaan secara demokratis,
dan lain sebagainya.
Jika definisi Hatta lebih menonjolkan perilaku sosial
rakyat Indonesia sebagai basis kekuatan koperasi. Arifinal
Chaniago lebih mendefinisikan koperasi sebagai suatu badan
usaha. Koperasi didefinisikan Arifinal (1984) sebagai
perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk
masuk dan keluar dengan bekerja sama secara kekeluargaan
untuk menjalankan usaha guna meningkatkan kesejahteraan
jasmani para anggotanya. Sementara RM. Margono
Djojohadikoesoemo (1941) mendefinisikan koperasi sebagai
71
Kelembagaan Koperasi
perkumpulan manusia orang perorangan yang dengan
suasananya tersendiri hendak bekerja sama untuk
memajukan ekonomi.
Berbagai definisi koperasi dikemukakan oleh tokoh
mancanegara. Salah satu tokoh tersebut adalah Calvert.
Dalam bukunya The Law and Principles of Cooperation
(Calvert, 1959) mendefinisikan koperasi sebagai organisasi
perseorangan yang dilakukan secara sukarela sebagai
manusia atas dasar kemampuan untuk mencapai tujuan
ekonomi masing-masing. Definisi Calvert lebih
menunjukkan pesan ideologis berupa pemanfaatan secara
positif organisasi atau perhimpunan secara sukarela untuk
pemenuhan kebutuhan ekonomi, yaitu kepentingan
menolong diri sendiri dengan kekuatan kerja sama antar
individu dan bukan modal. Dengan bertumpu kepada
kepentingan masing-masing dan kesamaan-kesamaan hak
para anggota dalam organisasi, diyakini kesejahteraan bagi
anggota akan mampu tercipta. Kesejahteraan yang dimaksud
bukan saja kesejahteraan ekonomi, tetapi juga sosial. Paul
Hubert Casselman (1952) dalam bukunya The Cooperative
Movement and Some of Its Problems mendefinisikan
koperasi sebagai suatu sistem ekonomi yang mengandung
unsur sosial.
Lebih jauh Casselman mendeskripsikan berbagai
karakteristik koperasi sebagai berikut:
72 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
1) Kerja koperasi harus menurut prinsip-prinsip ekonomi
dengan melandaskan unsur-unsur sosial di dalamnya.
2) Unsur sosial yang dimaksud lebih menekankan kepada
hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan
pengurus, hak suara, dan cara pembagian Sisa Hasil
Usaha (SHU).
3) Kesamaan hak dalam kepemilikan badan usaha yang
diwujudkan dalam one man one vote, yaitu satu orang
memiliki satu suara. Konsesi ini tidak seperti pada usaha
lain, di mana suara ditentukan oleh kepemilikan saham.
4) Pola pengelolaan dilaksanakan secara demokratis yang
diwujudkan dalam pengelolaan dan pengawasan oleh
anggota secara langsung.
5) Keanggotaan sukarela dengan mewujudkan sikap
kekeluargaan yang diperuntukkan untuk menolong diri
sendiri.
6) Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara
proporsional sesuai dengan jasa-jasa anggota.
Definisi lain dikemukakan Jochen Röpke (2000),
seorang pakar koperasi dari Philipps University, Marburg,
Jerman. Röpke mendefinisikan koperasi sebagai organisasi
bisnis yang pemilik atau anggotanya adalah juga pelanggan
utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria
identitas yang dimaksud Röpke adalah jika sekelompok
orang yang merdeka secara hukum atau unit-unit ekonomi
bekerja sama untuk memiliki dan bertanggung jawab atas
73
Kelembagaan Koperasi
manajemen suatu badan usaha dan bermaksud untuk
menggunakan output-output ekonomis dari badan usaha
tersebut. Selain bertindak sebagai pemilik, pelaku ekonomi
dalam koperasi secara bersamaan juga bertindak sebagai
pelanggan maupun pemasok. Kedua tindakan yang dilakukan
secara bersamaan inilah yang menjadi identitas koperasi,
yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya.
Dengan karakter yang demikian, maka selain unsur ekonomi,
unsur sosial akan terpenuhi secara bersamaan oleh para
anggota koperasi. Ini artinya, berbagai bentuk pelayanan
yang diberikan koperasi, seperti harga yang murah
(bersaing), kualitas yang baik sebagai manifestasi dari sisi
pelanggan, kesempatan memperoleh Sisa Hasil Usaha
(SHU), pengelolaan dan pengawasan sebagai manifestasi
dari Sisi pemilik akan terpenuhi sekaligus jika seseorang
menjadi anggota koperasi.
Selain Röpke, pakar koperasi yang juga berasal dari
Jerman, Hans Münkner (1989), dalam bukunya Cooperative
Ideas, Principles and Practices mendefinisikan koperasi
sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan "urus
niaga" secara kolektif dan berasaskan konsep tolong-
menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata-mata bertujuan
ekonomi bukan sosial seperti yang dikandung gotong-
royong. Münker mendeskripsikan koperasi secara lebih rinci,
terutama menyangkut jati diri koperasi yang membedakan
74 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
koperasi dengan bentuk badan usaha lain (Djabaruddin
Djohan, 2008). Pendapat Münkner meliputi:
1) Hanya koperasi yang secara sadar bertujuan untuk
melayani kebutuhan anggotanya dan melakukan
berbagai usaha untuk membuktikan/melaksanakan
tujuan tersebut adalah koperasi yang berada di dalam
koridor koperasi;
2) Hubungan usaha/transaksi dengan pelanggan bukan
anggota hanya dapat diterima apabila transaksi tersebut
merupakan usaha sampingan dari tujuan utama, yaitu
melayani anggotanya, serta untuk menarik anggota baru.
Dalam hubungan ini, sasaran koperasi adalah
menjadikan “pelanggan bukan anggota” menjadi
anggota;
3) Dalam kegiatan usaha, transaksi dengan bukan anggota
tidak boleh melampaui transaksi dengan anggota;
4) Pemupukan modal sendiri harus seimbang antara yang
tergantung dengan anggota dan yang tidak tergantung
dengan anggota. Hal ini dilakukan agar secara finansial,
koperasi tidak terlepas dari basis keanggotaannya;
5) Manajer koperasi harus memahami falsafah koperasi
sehingga perusahaan koperasi tidak hanya mewakili
rasionalitas manajemen, tetapi juga tetap berorientasi
pada pelayanan kepada anggota. Manajer yang diangkat
dari luar kelembagaan koperasi diwajibkan untuk
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan

More Related Content

Similar to Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan

3. manajemen pengembangan usaha koperasi
3. manajemen pengembangan usaha koperasi3. manajemen pengembangan usaha koperasi
3. manajemen pengembangan usaha koperasi
Arya Hista
 
draft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptx
draft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptxdraft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptx
draft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptx
octabangle3
 

Similar to Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan (20)

MEA
MEAMEA
MEA
 
3. manajemen pengembangan usaha koperasi
3. manajemen pengembangan usaha koperasi3. manajemen pengembangan usaha koperasi
3. manajemen pengembangan usaha koperasi
 
draft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptx
draft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptxdraft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptx
draft materi kewirausahaan dan BUMDes.pptx
 
(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...
(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...
(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...
 
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDesMenggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
 
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalSinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
 
Laporan Kegiatan
Laporan KegiatanLaporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
 
Presentasi AEC 2015 dan IKM
Presentasi AEC 2015 dan IKMPresentasi AEC 2015 dan IKM
Presentasi AEC 2015 dan IKM
 
Visi misi adil makmur bersama prabowo sandi (2)
Visi misi adil makmur bersama prabowo sandi (2)Visi misi adil makmur bersama prabowo sandi (2)
Visi misi adil makmur bersama prabowo sandi (2)
 
Visi misi adil makmur bersama prabowo sandi
Visi misi adil makmur bersama prabowo sandiVisi misi adil makmur bersama prabowo sandi
Visi misi adil makmur bersama prabowo sandi
 
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
 
POTENSI PENGEMBANGAN KOPERASI.pptx
POTENSI PENGEMBANGAN KOPERASI.pptxPOTENSI PENGEMBANGAN KOPERASI.pptx
POTENSI PENGEMBANGAN KOPERASI.pptx
 
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal DaerahKerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
 
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASIPROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
 
Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)
Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)
Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)
 
UPDATE 2021_Paparan Rajutan SIBAKUL PEMDA DIY_TERBARU.pptx
UPDATE 2021_Paparan Rajutan SIBAKUL PEMDA DIY_TERBARU.pptxUPDATE 2021_Paparan Rajutan SIBAKUL PEMDA DIY_TERBARU.pptx
UPDATE 2021_Paparan Rajutan SIBAKUL PEMDA DIY_TERBARU.pptx
 
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxPengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
 
inkubasi bisnis bumdes dan umkm pedesaan - Sarapan SDGs Desa
inkubasi bisnis bumdes dan umkm pedesaan - Sarapan SDGs Desainkubasi bisnis bumdes dan umkm pedesaan - Sarapan SDGs Desa
inkubasi bisnis bumdes dan umkm pedesaan - Sarapan SDGs Desa
 
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
 
Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6
Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6
Makalah perekonomian indonesia,, Kel_6
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Jakarta ( Ampuh _ No. 1 ) Kandungan Jakarta
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...
FORTRESS
 
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
FORTRESS
 
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptxPT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
aciambarwati
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
imrotus nur istiqomah
 
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
b54037163
 

Recently uploaded (20)

Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
Obat Aborsi Papua ( Ampuh _ No. 1 ) 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur K...
 
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
 
UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...
UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...
UNIKBET : Situs Slot Resmi Pragmatic Play Deposit Via Bank Danamon Ada Bonus ...
 
Judul: Mengenal Lebih Dekat Casino Online
Judul: Mengenal Lebih Dekat Casino OnlineJudul: Mengenal Lebih Dekat Casino Online
Judul: Mengenal Lebih Dekat Casino Online
 
Jasa Pasang Stiker Kaca Mobil, Motor, Dinding, Snablast di Solo, Call 0856-48...
Jasa Pasang Stiker Kaca Mobil, Motor, Dinding, Snablast di Solo, Call 0856-48...Jasa Pasang Stiker Kaca Mobil, Motor, Dinding, Snablast di Solo, Call 0856-48...
Jasa Pasang Stiker Kaca Mobil, Motor, Dinding, Snablast di Solo, Call 0856-48...
 
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah""Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
"Mengenal Kumbang4D: Situs Judi Online yang Meriah"
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
 
PERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBER
PERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBERPERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBER
PERSPEKTIF_MODUL_8_PPT KELAS PGSD UT JEMBER
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Jual Pintu Aluminium Modern Warna Pu...
 
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
EKSKLUSIF!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Aluminium Modern Kamar Mandi ...
 
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptxPT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
PT Gudang Garam tugas kelompok..ppt.pptx
 
tarian tradisional 38 provinsi di indonesia
tarian tradisional 38 provinsi di indonesiatarian tradisional 38 provinsi di indonesia
tarian tradisional 38 provinsi di indonesia
 
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIKKONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Kurir Shopee, Pusat Tas Selempang Kurir, ...
 
Mengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino Online
Mengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino OnlineMengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino Online
Mengungkap Dunia Perjudian: Panduan Lengkap Kasino Online
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Sesama Bank UOB Aman Dan Te...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Sesama Bank UOB Aman Dan Te...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Sesama Bank UOB Aman Dan Te...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Sesama Bank UOB Aman Dan Te...
 
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
IN RAK City,+2773(7758)/557\ Abortion pills for sale in Dubai, Abu Dhabi, Sha...
 
Mengenal Lele 4D: Situs Dana Terpercaya Mengenal Lele 4D
Mengenal Lele 4D: Situs Dana Terpercaya Mengenal Lele 4DMengenal Lele 4D: Situs Dana Terpercaya Mengenal Lele 4D
Mengenal Lele 4D: Situs Dana Terpercaya Mengenal Lele 4D
 
In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
In &QATAR^*[☎️+2773-7758-557]]@ @# Abortion pills for sale in Doha Qatar/ Dub...
 

Buku Koperasi dan UMKM, Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan

  • 1. Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
  • 2. UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap: i. penggunaan kutipan singkat ciptaan dan/atau produk hak terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual; ii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan; iii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan fonogram yang telah dilakukan pengumuman sebagai bahan ajar; dan iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu ciptaan dan/atau produk hak terkait dapat digunakan tanpa izin pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
  • 3. Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM. Ir. H. Deddy Supriady Bratakusumah, BE. MURP. M.Sc, PhD Koperasi dan UMKM
  • 4. Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM. dan Ir. H. Deddy Supriady Bratakusumah, BE. MURP. M.Sc, PhD Editor : Aysha Aulia Amril Desainer: Fenilda Junica Mutiara Sumber : www.mitracendekiamedia.com Penata Letak: Aysha Aulia Amril Proofreader : Tim Mitra Cendekia Media Ukuran : xvi, 455 hlm., 15,5x23 cm ISBN : Cetakan Pertama : Desember 2022 Hak Cipta 2022, pada Prof. Dr. Lia Amalia., SE., MM. dan Ir. H. Deddy Supriady Bratakusumah, BE. MURP. M.Sc, PhD Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Anggota IKAPI: 022/SBA/20 PENERBIT MITRA CENDEKIA MEDIA Kapalo Koto No. 8, Selayo, Kec. Kubung, Kab. Solok Sumatra Barat – Indonesia 27361 HP/WA: 0812-7574-0738 Website: www.mitracendekiamedia.com E-mail: mitracendekiamedia@gmail.com
  • 5. v DAFTAR ISI a. Pengertian Koperasi | 1 b. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) | 23 c. Usaha Mikro | 26 d. Usaha Kecil | 28 e. Usaha Menengah | 30 Daftar Tabel | xi Daftar Gambar | xiii Daftar Grafik | xv BAB 1 KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH BAB 2 LANDASAN DAN ASAS KOPERASI a. Landasan dan Asas Koperasi | 23 b. Fungsi dan Peran Koperasi | 27 c. Penggolongan Koperasi | 31 d. Ciri-ciri Koperasi | 33 e. Aliran-aliran Koperasi 1. UU No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian di halalkan Mahkamah Konstitusi | 37 2. Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia | 40 BAB 3 KELEMBAGAAN KOPERASI a. Unsur-unsur Kelembagaan Koperasi | 53 b. Koperasi sebagai Sistem Ekonomi | 61 c. Koperasi sebagai Badan Usaha | 63 d. Definisi Koperasi dalam berbagai Dimensi | 67 e. Prinsip dan Kegiatan Swadaya Koperasi | 86 PRAKATA | xvii
  • 6. vi Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… BAB 4 ORGANISASI KOPERASI a. Pendahuluan | 95 b. Definisi Koperasi | 100 BAB 5 ANALISIS GERAKAN KOPERASI DI BERBAGAI NEGARA a. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Eropa | 129 b. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Selandia Baru dan Australia | 138 c. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Amerika | 190 d. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Afrika | 195 e. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Asia | 197 f. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Indonesia | 158 BAB 6 BISNIS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH a. Bisnis UMKM | 183 b. Karakteristik UMKM | 191 c. Peluang dan Kendala | 195 d. Bisnis UMKM Pilihan | 202 BAB 7 PROFIL BISNIS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH a. Profil Bisnis UMKM Sektor Perdagangan | 207 b. Profil Bisnis UMKM Sektor Usaha Jasa | 225 c. Profil Bisnis UMKM Sektor Industri Pengolahan |239 d. Profil Bisnis UMKM Sektor Industri Pertanian | 246 e. Profil Bisnis UMKM Sektor Perkebunan | 259 f. Profil Bisnis UMKM Sektor Peternakan | 274 g. Profil Bisnis UMKM Sektor Perikanan | 285 BAB 8 MANAJEMEN RESIKO UMKM a. Etika dan Etika Bisnis | 303 b. Risiko Bisnis UMKM | 315
  • 7. ix DAFTAR PUSTAKA | 427 PROFIL PENULIS | 453 BAB 9 PEMBERDAYAAN UMKM a. Dasar Pemikiran Pemberdayaan UMKM | 327 b. Berbagai Masalah dalam UMKM | 331 c. Alternatif Pembinaan Koperasi dan UMKM | 343 d. Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM | 348 BAB 10 EKONOMI KERAKYATAN DAN SISTEM PEREKONOMIAN a. Penguatan Ekonomi Indonesia | 356 b. Ekonomi Kerakyatan, Sistem Perekonomian dalam Koperasi dan UMKM | 357 c. Politik Ekonomi dalam Memberdayakan Koperasi dan UKM | 364 d. Koperasi dan UMKM sebagai Kekuatan Ekonomi Kerakyatan | 372 BAB 11 KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI BASIS KEKUATAN EKONOMI RAKYAT b. Peran Koperasi dalam Perekonomian Nasional | 385 c. Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional | 393 BAB 12 KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI BASIS KEKUATAN EKONOMI RAKYAT a. Pengertian Perdagangan Internasional dan Global | 411 b. Ciri-ciri Khas Tiap Dekade Perusahaan Internasional | 418 c. Upaya Integrasi Global Koperasi dan UMKM Indonesia | 421 d. Hambatan UMKM Dalam Menerapkan e-Business | 424
  • 8. x Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
  • 9. xi Tabel 1.1 Arti Lambang Koperasi Lama | 18 Tabel 2.1 Jumlah Pengusaha Anggota Koperasi dan UMKM Tahun 2006 | 36 Tabel 2.2 Perbedaan Berbagai Aliran Koperasi Berdasarkan Peran dan Fungsi serta Hubungannya dengan Negara | 44 Tabel 2.3 Gagasan, Prinsip, dan Praktik Koperasi | 48 Tabel 5.1 Koperasi Italia yang masuk ICA | 137 Tabel 5.2 Lima Besar Koperasi Non Keuangan di Kanada | 167 Tabel 6.1 Sembilan Penggolongan Utama | 192 Tabel 6.2 Karakteristik UMKM dan Usaha Besar | 196 Tabel 6.3 Kriteria UMKM &Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset | 198 Tabel 6.4 Aspek Lingkungan Strategis | 203 Tabel 6.5 Produk Domestik Bruto Menurut Sektor Usaha 2010 – 2011 106 | 276 Tabel 7.1 Kebutuhan Daging di Indonesia | 307 DAFTAR TABEL
  • 10. xii Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Tabel 8.1 Ragam Risiko Etika dan Kaitan Dengan Stakeholder | 312 Tabel 8.2 Risiko Murni | 313 Tabel 8.3 Risiko Spekulatif | 329 Tabel 9.1 Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan dan Pedesaan | 329 Tabel 9.2. Persentase Status Badan Hukum UMKM | 339 Tabel 9.3. Program Pengembangan UMKM dengan Pendekatan Cluster | 349 Tabel 10.1 Perkembangan Unit Usaha Menurut Skala Usaha Tahun 2008 sampai tahun 2012 | 382 Tabel 11.1 Perkembangan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha |386 Tabel 11.2 Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omzet | 396 Tabel 11.3 Karakteristik-Karakteristik Utama UMKM | 406 Tabel 12.1 Tipologi Perusahaan | 416
  • 11. xiii Gambar 1.1 Lambang Koperasi (Lama) | 17 Gambar 1.2 Lambang Koperasi (Baru) | 22 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi | 100 Gambar 6.1 Lingkungan Strategis UMKM | 199 Gambar 7.1 Rangkaian Aktivitas Bisnis Perdagangan | 207 Gambar 7.2 Sektor Perdagangan Umum | 208 Gambar 7.3 Bisnis Penyalur | 209 Gambar 7.4 Skema Rantai Nilai Bisnis Sektor Perdagangan | 216 Gambar 7.5 Rantai Nilai Bisnis | 230 Gambar 7.6 Bisnis Jasa Pengiriman Barang | 236 Gambar 7.7 Kontribusi Empat Sektor Industri Terhadap PDB Tahun 2012 | 241 Gambar 7.8 Rantai Nilai Bisnis Industri Pengolahan | 243 Gambar 7.9 Skema Jalur Pemasaran Industri Pengolahan | 244 Gambar 7.10 Rantai Nilai Bisnis Sektor Pertanian | 254 Gambar 7.11 Bisnis Sektor Perkebunan | 259 DAFTAR GAMBAR
  • 12. xiv Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Gambar 7.12 Rantai Nilai Bisnis Perkebunan 264 Gambar 7.13 Rantai Bisnis Sektor Peternakan | 279 Gambar 7.14 Kompleksitas Usaha Ikan Laut Tangkap | 291 Gambar 7.15. Rantai Nilai Bisnis Ikan Laut Tangkap | 291 Gambar 7.16. Rantai Nilai Bisnis Budidaya Ikan Air Tawar | 299 Gambar 8.1 Tahapan Identifikasi dan Penilaian Risiko | 311 Gambar 8.2 Pengukuran Risiko | 319
  • 13. xv Grafik 6.1. Perkembangan Usaha Besar dan UMKM Tahun 2011 – 2012 | 184 Grafik 6.2. Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 |185 Grafik 6.3. Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 | 185 Grafik 6.4. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 | 186 Grafik 6.5. Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 186 Grafik 6.6. Perkembangan Jumlah UMKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2011 | 190 Grafik 7.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Perdagangan atas dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2011 | 210 Grafik 7.2 Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Perdagangan atas dasar Harga Konstant Tahun 2010 – 2011 | 211 DAFTAR GRAFIK
  • 14. xvi Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
  • 15. xvii Dalam konteks Sistem Perekonomian Indonesia memiliki kekhususan, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi UUD 1945. Para pendiri Indonesia secara tegas menyatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah sistem yang mendasarkan pada Ekonomi Kerakyatan. Ini artinya, Sistem Perekonomian Indonesia berbeda dengan sistem perekonomian yang diterapkan di negara lain. Sistem Perekonomian Indonesia mengamanatkan bahwa derap langkah perekonomian harus dijalankan oleh Tiga Pilar, yakni; (1) Negara, melalui Badan Usaha Milik Negara, (2) Swasta, melalui Perusahaan, dan (3) Rakyat, melalui Koperasi. Nyatanya pilar-pilar perekonomian Indonesia yang dicanangkan oleh para Sesepuh Bangsa ternyata diadopsi dalam Paradigma Governance yang diterapkan secara Global. Artinya kita harus bersyukur memiliki Sesepuh Bangsa yang sangat visioner. Di dalam perjalanannya terbukti bahwa berbagai krisis Ekonomi yang menerpa dunia, dampak negatifnya sangat minim bagi perekonomian Indonesia. Kenapa demikian, karena Indonesia memiliki ketahanan dari Tiga Pilar pelaku ekonomi. Yang mengajukan, bahwa dalam di dalam masa krisis, Pilar yang tahan banting dan tetap eksis adalah Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). PRAKATA
  • 16. xviii Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Karenanya, kami ingin berbagi pengetahuan melalui buku ini ihwal Koperasi dan UMKM sebagai Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan. Kami sampaikan mulai dari filosofi, struktur kelembagaan, sampai dengan profil dari masing-masing kelompok. Semoga dapat memperkaya khasanah kepustakaan terkait dengan Koperasi dan UMKM. Buku ini dapat diterbitkan atas dorongan dan bantuan dari Universitas Esa Unggul. Untuk itu kami sangat berterima kasih atas dukungan yang sangat berharga ini. Dan kami mohonkan maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan buku ini. Jakarta, September 2022 Penulis
  • 17. 1 A. Pengertian Koperasi Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha). Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan koperasi. Dari pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut: BAB 1 KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
  • 18. 2 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… a) Asosiasi orang-orang. Artinya, Koperasi adalah organisasi yang terdiri dari orang-orang yang terdiri dari orang-orang yang merasa senasib dan sepenanggungan, serta memiliki kepentingan ekonomi dan tujuan yang sama. b) Usaha bersama. Artinya, Koperasi adalah badan usaha yang tunduk pada kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya modal sendiri, menanggung risiko, penyedia agunan, dan lain-lain. c) Manfaat yang lebih besar. Artinya, Koperasi didirikan untuk menekan biaya, sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi lebih besar. d) Biaya yang lebih rendah. Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan aturan, harga sesuai dengan biaya yang sesungguhnya, ditambah komponen lain bila dianggap perlu, seperti untuk kepentingan investasi. Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah berkata: “bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang Koperasi.” Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
  • 19. 3 Koperasi dan UMKM berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. 1) Prinsip-prinsip Koperasi Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi Koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai Koperasi. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam Koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini:
  • 20. 4 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… a) Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. b) Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi. c) Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota. d) Otonomi dan kemandirian. e) Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila Koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya: f) Pengawasan yang demokratis dari anggotanya. g) Mempertahankan otonomi koperasi. h) Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manajer, dan karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan Koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada masyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh masyarakat mengenai hakikat dan manfaat berkoperasi. Kerja sama antar koperasi. Dengan bekerja sama pada
  • 21. 5 Koperasi dan UMKM tingkat lokal, regional dan internasional, maka gerakan Koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif, dapat memperkuat gerakan Koperasi, serta ada kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota. 2) Ide Dasar Koperasi Dalam pengertian yang amat umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita berkoperasi juga tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide berkoperasi, telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi. Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian melebur ke dalam prinsip-prinsip, asas-asas, atau sendi- sendi dasar koperasi. Dunia perkoperasian mencatat nama seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia, Ivan Emelianoft (1860-1900), yang melarikan diri ke Amerika, kemudian membuat disertasi doktornya berjudul: “Economic Theory Of Cooperation”. Buku ini kemudian menjadi buku teori koperasi yang terkenal. Demikian juga Paul Lambert, seorang aktivis koperasi di Eropa, dalam bukunya yang terkenal: “Studies On The Social Philosophy Of Cooperation” Disadur dari buku Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia oleh H.M. Iskandar Soesilo telah mengupas tentang ide dasar
  • 22. 6 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… falsafah koperasi yang berangkat dari nilai-nilai kerja sama. Kerja sama (cooperation), memang bukan hal yang baru. Bahkan secara universal, mungkin sama panjangnya dengan sejarah umat manusia itu sendiri. Sangat mustahil seseorang dapat hidup sendiri. Bergaul, bersosialisasi dan ber homo homini socius adalah naluri setiap manusia. Sebagai anggota masyarakat, seseorang tentu memiliki naluri untuk bekerja sama dan tolong menolong. Di berbagai belahan dunia akan dengan mudah dapat ditemukan bentuk-bentuk kerja sama yang bersifat “gemeinschaft” atau semacam paguyuban. Antara lain misalnya: perkumpulan tolong menolong, perkumpulan yang mengurus acara perkawinan, perkumpulan yang mengurus pembuatan rumah secara bersama-sama, perkumpulan yang mengurus acara kematian, perkumpulan persaudaraan dan sebagainya, yang pada umumnya diikat kuat oleh semangat solid yang tinggi. Secara teoritis, beberapa ide yang melandasi lahirnya prinsip-prinsip koperasi antara lain adalah solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, altruisme (sikap memperhatikan kepentingan orang lain selain kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan perekonomian negara dan peningkatan kesejahteraan (Ima Suwandi, 1980).
  • 23. 7 Koperasi dan UMKM 3) Definisi Koperasi Calvert memberi definisi tentang koperasi sebagai organisasi orang-orang yang hasratnya dilakukan sebagai manusia atas dasar kesamaan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing. A. Chaniago memberi definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Organisasi Buruh Sedunia (Interactional Labor Organization/ILO), dalam resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966, membuat batasan mengenai ciri-ciri utama koperasi yaitu: a) Merupakan perkumpulan orang-orang; b) Yang secara sukarela bergabung bersama; c) Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama; d) Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis dan; e) Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima bagian risiko dan manfaat yang adil dari perusahaan di mana anggota aktif berpartisipasi. Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu:
  • 24. 8 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis; b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi; c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan ekonomi kepada anggota. 4) Nilai-nilai Koperasi Dalam pernyataan Aliansi Koperasi Sedunia, tahun 1995, tentang jati diri koperasi dirumuskan sebagai berikut: a) Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai: 1) Nilai-nilai organisasi, 2) Menolong diri sendiri, 3) Tanggung jawab sendiri, 4) Demokratis, 5) Persamaan, 6) Keadilan, 7) Kesetiakawanan. b) Nilai-nilai etis: 1) Kejujuran, 2) Tanggung jawab sosial,
  • 25. 9 Koperasi dan UMKM 3) Kepedulian terhadap orang lain. 5) Beberapa Aliran Koperasi Beberapa pakar koperasi menengarai adanya beberapa aliran dalam koperasi, seperti; a) Aliran Socialist School, yang berkeinginan untuk menjadikan koperasi sebagai batu loncatan untuk mencapai sosialisme. b) Aliran Commonwealth School, yang menginginkan agar koperasi dapat menguasai kehidupan ekonomi, dan ini umumnya terjadi di Inggris dan negara- negara persemakmuran. c) Aliran Competitive Yardstict School, yang menginginkan agar tumbuhnya koperasi dapat berperan sebagai penghilang dampak negatif yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Aliran ini banyak dianut di Swedia, dan merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai Institutional Economic Balance Theory. d) Aliran Pendidikan, yang menginginkan hendaknya koperasi berperan untuk meningkatkan pendidikan demi tercapainya tujuan peningkatan ekonomi. e) Aliran Nimes, yang menghendaki agar keberhasilan koperasi dapat memperbaiki perekonomian semua golongan.
  • 26. 10 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Beberapa hal pokok yang membedakan koperasi dengan badan usaha non koperasi. Hal tersebut antara lain adalah: a) Koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan modal sebagaimana perusahaan non koperasi. b) Kalau di dalam suatu badan usaha lain yang non koperasi, suara ditentukan oleh besarnya jumlah saham atau modal yang dimiliki oleh pemegang saham, dalam koperasi setiap anggota memiliki jumlah suara yang sama, yaitu satu orang mempunyai satu suara dan tidak bisa diwakilkan (one man, one vote, by proxy). c) Pada koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan (owner & user), oleh karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi harus sesuai dan berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan ekonomi anggota. Hal yang demikian itu berbeda dengan badan usaha yang non koperasi. Pemegang saham tidak harus menjadi pelanggan. Badan usahanya pun tidak perlu harus memberikan atau melayani kepentingan ekonomi pemegang saham. d) Tujuan badan usaha non koperasi pada umumnya adalah mengejar laba yang setinggi-tingginya. Sedangkan koperasi adalah memberikan manfaat pelayanan ekonomi yang sebaik-baiknya (benefit) bagi anggota.
  • 27. 11 Koperasi dan UMKM e) Anggota koperasi memperoleh bagian dari sisa basil usaha sebanding dengan besarnya transaksi usaha masing-masing anggota kepada koperasinya, sedangkan pada badan usaha non koperasi, pemegang saham memperoleh bagian keuntungan sebanding dengan saham yang dimilikinya. 6) Syarat-syarat Pendirian Syarat utama mendirikan sebuah koperasi hanya memerlukan calon pendiri sebanyak minimal 20 orang; dari dua puluh orang tersebut kemudian dapat menjadi anggota semua, dan di antara mereka dapat dipilih menjadi anggota pengurus, maupun anggota pengawas. Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan ke semua anggota telah memahami betul mengenai tujuan hubungan hukum dan aturan main dalam koperasi yang hendak mereka dirikan tersebut, maka proses selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama tersebut ke dalam Anggaran Dasar; yang berbentuk akta pendirian koperasi. Di dalam Anggaran Dasar tersebut, para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang- kurangnya hal-hal sebagai berikut: a) Daftar nama pendiri, b) Nama dan tempat kedudukan koperasi, c) Maksud dan tujuan serta bidang usaha, d) Ketentuan mengenai keanggotaan, e) Ketentuan mengenai rapat anggota,
  • 28. 12 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… f) Ketentuan mengenai pengelolaan, g) Ketentuan mengenai permodalan, h) Ketentuan mengenai jangka watu berdirinya, i) Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha, j) Ketentuan mengenai sanksi. 7) Sejarah Koperasi di Indonesia Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke- 20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya. Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode,
  • 29. 13 Koperasi dan UMKM seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung- lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank-bank Desa, rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerintah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah. Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
  • 30. 14 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… a) Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi. b) Belum ada Undang-undang yang mengatur kehidupan koperasi. c) Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu. Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai memasyarakat, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, kemudian pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur perkumpulan-perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra. Diskriminasi pun diberlakukan pada tataran kehidupan berkoperasi. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr.
  • 31. 15 Koperasi dan UMKM Soetomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha Pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebar luasan semangat koperasi. Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 43 Tahun 1915 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang kemudian mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sekaligus membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya (Bandung sebagai ibukota provinsi, pada saat itu sedang diduduki oleh tentara Belanda).
  • 32. 16 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… 8) Fungsi dan peran koperasi Indonesia Menurut undang-undang No. 25 Tahun 1992, Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkukuh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Koperasi berlandaskan hukum. Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang-undang No.12 Tahun 1967 adalah Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha persekutuan, dan sebagainya, serta hukum dagang dan hukum pajak. Dengan demikian fungsi Koperasi antara lain adalah: a) Memenuhi kebutuhan anggota untuk memajukan kesejahteraannya; b) Membangun sumber daya anggota dan masyarakat; c) Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota;
  • 33. 17 Koperasi dan UMKM d) Mengembangkan aspirasi ekonomi anggota dan masyarakat di lingkungan kegiatan koperasi; e) Membuka peluang kepada anggotanya untuk mengaktualisasikan diri dalam bidang ekonomi secara optimal. Sedangkan peran Koperasi antara lain adalah sebagai: a) Wadah peningkatan taraf hidup dan ketangguhan berdaya saing para anggota koperasi dan masyarakat di lingkungannya; b) Bagian integral dari sistem ekonomi nasional; c) Pelaku strategis dalam sistem ekonomi rakyat; d) Wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di lingkungannya. 9) Lambang Arti Lambang Koperasi yang sudah tidak digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan arti dari lambang pada Tabel 1.1. Gambar 1.1 Lambang Koperasi (Lama)
  • 34. 18 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Tabel 1.1 Arti Lambang Koperasi Lama No. Lambang Arti 1. Gerigi roda/ gigi roda Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa persyaratannya. 2. Rantai (di sebelah kiri) Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Bahwa anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat menaati AD/ART, maka Padi dan Kapas akan mudah diperoleh. 3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan) Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang (pakaian),dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan. 1. Timbangan Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara "Rantai" dan "Padi-Kapas", antara "Kewajiban" dan "Hak". Dan yang menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam Perisai. 5. Bintang dalam perisai Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan idiil koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti "tubuh", dan Bintang bisa diartikan "Hati". 6. Pohon Beringin Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab "Hayyu"/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam Perisai
  • 35. 19 Koperasi dan UMKM No. Lambang Arti menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi. 7. Koperasi Indonesia Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri. 8. Warna Merah Putih Warna merah dan putih yang menjadi background logo menggambarkan sifat nasional Indonesia 10) Arti Lambang Koperasi Baru a) Lambang Koperasi Indonesia terkini dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi; b) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia: 1) Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi; 2) Sebagai dasar perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan; 3) Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi;
  • 36. 20 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… 4) Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global. c) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan zaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya; d) Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya; e) Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
  • 37. 21 Koperasi dan UMKM f) Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat : Tulisan: Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang; 1) Gambar: 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia; 2) Tata Warna: a. Warna hijau muda dengan kode warna C:10, M:3, Y:22, K:9 b. Warna hijau tua dengan kode warna C:20, M:0, Y:30, K:25 c. Warna merah tua dengan kode warna C:5, M:56, Y:76, K:21 d. Perbandingan skala 1 : 20.
  • 38. 22 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Gambar 1.2 Lambang Koperasi (Baru) 11) Penggunaan Lambang Koperasi Baru Logo Baru Koperasi Indonesia, sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Permen KUKM) NOMOR: 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia, maka mulai tanggal 12 April 2012 telah terjadi penggantian lambang koperasi. Pada Pasal 2 tertulis bahwa: "Bagi Gerakan Koperasi di seluruh Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang koperasi Indonesia, sebagaimana pada Lampiran Peraturan Menteri ini." Pada Pasal 3 tertulis: "Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru." Pada pasal 6 tertulis bahwa:
  • 39. 23 Koperasi dan UMKM "Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka Lambang Koperasi yang lama dinyatakan tidak berlaku." B. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat (UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah kelompok usaha terbesar. UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Mengelola Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terdapat empat aspek yang perlu diperhatikan dalam mengelola UMKM, yaitu: 1) Aspek Pengelolaan Keuangan; 2) Aspek Pengelolaan SDM; 3) Aspek Pengelolaan Operasional; 4) Aspek Pengelolaan Pemasaran.
  • 40. 24 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Berikut ini adalah uraian dari masing-masing aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan UMKM, sehingga akan terwujud suatu pengelolaan yang profesional. a) Aspek Pengelolaan Keuangan 1) Masalah permodalan menjadi masalah yang patut diperhatikan bagi UMKM. Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu solusi atas masalah permodalan yang dihadapi UMKM. 2) UMKM yang baik harus dapat menerapkan pengelolaan keuangan dengan baik dan disiplin. 3) UMKM yang tidak memiliki pengelolaan keuangan yang baik akan dapat memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan usaha mengakibatkan beberapa masalah pembayaran kredit yang disebut kredit macet pada bank pemberi KUR/ Lembaga-lembaga lainnya. b) Pengelolaan SDM 1) Pengelolaan SDM untuk UMKM biasanya tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga kerja dan dengan sistem perekrutan yang cukup sederhana. 2) Namun tetap dibutuhkan keterampilan yang memadai guna mendukung sistem operasional dan untuk itu diperlukan beberapa pelatihan kecil. 3) Jumlah Tenaga Kerja: a. Usaha Mikro: 1-4 orang. b. Usaha Kecil: 5-19 orang. c. Usaha Menengah: 20-99 orang.
  • 41. 25 Koperasi dan UMKM c) Pengelolaan Operasional 1) Mikro: Pengelolaan manajemennya hanya ditangani sendiri dengan teknik sederhana. Usaha mikro tergolong ke dalam usaha produksi rumah tangga. Karena pengelolaan operasionalnya di lakukan di dalam rumah 2) Kecil: Pengelolaan manajemennya juga ditangani secara sederhana namun sedikit lebih kompleks dibanding Mikro. Pengelolaan operasional usaha kecil pada dasarnya hampir sama dengan usaha mikro, namun bedanya terletak pada skalanya yang lebih besar. 3) Menengah: Biasanya sudah mengenal sistem organisasi yang mempermudah pembagian tugas operasional meskipun masih tergolong sederhana. d) Pengelolaan Pemasaran 1) Mikro: Dapat melalui penitipan produk di warung- warung yang memperbolehkan penitipan. Biasanya pemasaran seperti ini memakai sistem bagi hasil. 2) Kecil: Sudah melakukan promosi terutama promosi dari mulut ke mulut dan selebaran-selebaran foto copy brosur. 3) Menengah: Pemasaran sudah lebih kompleks dan terarah. Hampir sama dengan usaha kecil, namun lebih banyak media yang digunakan seperti teknologi, koran, & papan reklame.
  • 42. 26 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… C. Usaha Mikro Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Undang- undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Adapun kriteria usaha Mikro menurut undang-undang tersebut antara lain: 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000. tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 2) Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 300.000.000. (nilai nominal dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur oleh Peraturan Presiden). Ciri-ciri usaha mikro antara lain: 1) Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti; 2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; 3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; 4) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; 5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
  • 43. 27 Koperasi dan UMKM 6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; 7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Contoh usaha mikro antara lain: 1) Usaha rumah tangga; 2) Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya; 3) Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat; 4) Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar; 5) Peternakan ayam, itik dan perikanan; dan 6) Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi). Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain: a) Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;
  • 44. 28 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… b) Tidak sensitif terhadap suku bunga; c) Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter; d) Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri. Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga Keuangan, adalah: a) Tenaga kerja, memperkerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya. b) Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor intensive. c) Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis. d) Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor- impor. e) Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana. f) Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur hukum: perijinan, pajak, perburuhan, dan lain-lain. D. Usaha Kecil Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan
  • 45. 29 Koperasi dan UMKM ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat. Definisi usaha kecil menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan yang dilakukan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. Adapun kriteria usaha kecil Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan/atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
  • 46. 30 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… E. Usaha Menengah Definisi usaha menengah menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar. Jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). F. Latihan Soal 1. Sebutkan dan jelaskan definisi Koperasi ? 2. Sebutkan dan jelaskan definisi Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) ? 3. Sebutkan dan jelaskan definisi Usaha Mikro?
  • 47. 33 A. Landasan dan Asas Koperasi Meskipun lahirnya koperasi sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan ekonomi yang diciptakan kapitalis, tetapi dalam perkembangannya, baik landasan, asas, maupun tujuan koperasi sangat tergantung kepada lokasi koperasi itu berada. Khusus di Indonesia, landasan, asas, dan tujuan koperasi diatur dalam konstitusi negara melalui UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Landasan koperasi di Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945 yang secara umum mengatur mekanisme serta hubungan-hubungan ekonomi. Secara ringkas, mekanisme serta hubungan-hubungan yang dimaksud sebagaimana dijelaskan secara mendalam pada bab sebelumnya, terutama dalam pembahasan yang menyangkut dengan sistem ekonomi kerakyatan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada 28 Mei 2014. Undang-undang tersebut dinilai telah menggerus jati diri koperasi (bernuansa korporasi). MK membatalkan seluruh materi muatan undang- undang tersebut. Selain karena bernuansa korporasi, undang- BAB 2 LANDASAN DAN ASAS KOPERASI
  • 48. 34 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… undang tersebut telah menghilangkan asas kekeluargaan dan gotong-royong yang menjadi ciri khas koperasi. Menurut MK, UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian 2012 bertentangan dengan UUD 1945 dan menjadi tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat setelah putusan ini. Untuk menghindari kekosongan hukum, MK menyatakan UU Nomor 17 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian berlaku kembali. Dalam UU Nomor 17 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian terdapat kekuatan utama yang juga menunjukkan keunggulan komparatif koperasi, kekeluargaan juga menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kebersamaan sebagai sebuah sikap sebagaimana pepatah klasik bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kesadaran yang demikian yang diharapkan mendorong tumbuhnya sikap mental yang diharapkan bermuara kepada semangat kekeluargaan dalam ekonomi. B. Fungsi dan Peran Koperasi Koperasi diharapkan mampu mengangkat harkat dan derajat ekonomi UMKM dengan menyatukan diri dan mengakumulasikan berbagai sumber daya yang dimiliki. Fungsi koperasi sebagai lembaga yang menyatukan kepentingan-kepentingan ekonomi dibutuhkan karena peran tersebut dibutuhkan untuk mengatur penggunaan sumber- sumber ekonomi secara efektif serta memobilisasi potensi ekonomi lokal sebagai sebuah kekuatan komparatif. Dengan
  • 49. 35 Landasan dan Azas Koperasi kondisi yang demikian, koperasi mungkin mampu mengambil peran dan berfungsi sebagaimana yang diamanatkan undang-undang, yaitu: 1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2) Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3) memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Dengan fungsi dan peran yang dimiliki koperasi, ke depannya koperasi diharapkan mampu menciptakan berbagai peluang usaha dan kesempatan kerja baru. Dengan kondisi ini, maka koperasi dapat menjadi inspirasi terciptanya demokrasi ekonomi dan keadilan berusaha guna terciptanya kemakmuran bagi seluruh rakyat. Meskipun peran dan fungsi koperasi sangat ideal bagi pengembangan UMKM tetapi kenyataannya, fungsi dan peran koperasi tersebut belum mampu mengakomodasi berbagai persoalan yang dihadapi UMKM. Kenyataan ini tergambar pada Tabel 2.1, yang
  • 50. 36 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… menunjukkan sedikitnya kelompok UMKM yang menjadi anggota koperasi. Dari 51 juta UMKM, hanya 5,81% saja yang menjadi anggota koperasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM tidak menganggap koperasi dapat dijadikan wadah bagi pengembangan UMKM, terutama dalam memerankan keunggulan kompetitif. Tabel 2.1. Jumlah Pengusaha Anggota Koperasi dan UMKM Tahun 2006 (Dalam %) Anggota UMKM Mikro Kecil Menengah UMKM Anggota Koperasi 4,91 7,50 12,31 5,81 Bukan Anggota 95,9 92,50 87,69 94,19 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS 2006 Berdasarkan Pasal 3 UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian ini, tujuan koperasi secara garis besar meliputi: 1) Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Merupakan wujud kepedulian koperasi dalam membantu sesama yang menjadi kekuatan utama koperasi. Kepedulian ditunjukkan dengan sikap tolong-menolong antar anggota guna menciptakan kekuatan ekonomi. 2) Membangun tatanan ekonomi. Koperasi diharapkan mampu menjadi penyeimbang berbagai badan usaha yang ada sekaligus menjembatani berbagai kepentingan, baik sosial maupun ekonomi. 3) Terwujudnya masyarakat adil dan makmur merupakan perekat kepentingan-kepentingan ekonomi masyarakat dengan menjadikan koperasi sebagai wadah untuk
  • 51. 37 Landasan dan Azas Koperasi mengakumulasikan individu sebagai sebuah kekuatan guna menghadapi kekuatan kapital. Kekuatan orang- orang yang dimaksud adalah kekuatan sosial untuk tolong menolong sehingga tercipta negara dan bangsa yang adil, damai, dan sejahtera. Agar tujuan koperasi dapat tercapai, maka dalam pengelolaan koperasi, selain memenuhi aspek sosial dengan menjadikan anggotanya sebagai kekuatan, koperasi juga harus menjalankan usaha riil sesuai dengan kondisi anggotanya. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ekonomi yang dijalankan akan memberikan manfaat langsung kepada anggota, baik sebagai pemilik maupun sebagai pemakai jasa koperasi. Jika ini terpenuhi, maka tahap berikutnya adalah aktualisasi tujuan utama koperasi, yaitu menyejahterakan masyarakat secara luas. Jika koperasi beranggotakan individu-individu dengan latar belakang profesi yang berbeda, maka tujuan koperasi akan sulit dicapai. Hal ini dikarenakan tidak fokusnya usaha yang dijalankan koperasi sehingga berdampak kepada tidak optimalnya pelayanan yang mampu diberikan pada anggota. C. Penggolongan Koperasi Koperasi dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu berdasarkan fungsi dan berdasarkan tingkat dan luas wilayah kerja. Berdasarkan fungsinya, koperasi dapat digolongkan ke
  • 52. 38 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… dalam koperasi konsumsi, koperasi jasa, dan koperasi produksi. Berikut penjelasannya: 1) Koperasi konsumsi didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari anggotanya. Barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat lain karena koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. 2) Koperasi jasa diperuntukkan bagi kegiatan di bidang pemberian jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para anggotanya. Tentu, bunga yang dipatok harus lebih rendah daripada tempat peminjaman uang yang lain. 3) Koperasi produksi terutama diperuntukkan untuk membantu penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu, serta membantu menjual dan memasarkan hasil produksi tersebut. Sebaiknya, anggotanya terdiri atas unit produksi yang sejenis. Semakin banyak jumlah penyediaan barang maupun penjualan barang, maka semakin kuat daya tawar koperasi terhadap pemasok dan pembeli. Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, penggolongan koperasi didasarkan pada jumlah anggota yang dapat dibagi menjadi koperasi primer dan sekunder. Berikut perbedaan di antara keduanya. a) Koperasi primer ialah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang.
  • 53. 39 Landasan dan Azas Koperasi b) Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan wilayah kerja yang lebih luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi: a) Koperasi pusat, yaitu koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer. b) Gabungan koperasi, yaitu koperasi yang anggotanya minimal koperasi primer. c) Pusat induk koperasi, yaitu koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi. Penggolongan koperasi berdasarkan jenis usaha dapat dibagi menjadi : a) Koperasi konsumsi, b) Koperasi kredit, dan c) Koperasi produksi. Perbedaan di antara ketiganya adalah sebagai berikut: a) Koperasi konsumsi, adalah koperasi yang mengelola usaha penjualan barang-barang konsumsi. b) Koperasi kredit, adalah koperasi yang mengelola usaha simpan pinjam atau perkreditan. c) Koperasi produksi, adalah koperasi yang mengelola usaha produksi barang tertentu. Penggolongan koperasi berdasarkan fungsionalitas dapat dibagi menjadi : a) Koperasi pegawai negeri,
  • 54. 40 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… b) Koperasi karyawan, c) Koperasi siswa, d) Koperasi mahasiswa, e) Koperasi pasar, f) Koperasi angkatan darat, g) Koperasi pondok pesantren, dan h) Koperasi pramuka. Prinsip penggolongan koperasi hendaknya didasarkan atas kepentingan-kepentingan usaha atau penggolongan berdasarkan potensi. Jika kegiatan ekonomi suatu masyarakat didominasi oleh kegiatan pertanian, maka koperasi yang dibentuk adalah koperasi produksi di bidang pertanian. Jika masyarakat didominasi oleh petani karet, maka koperasi yang dibentuk adalah koperasi produksi di bidang perkebunan. Dengan spesifikasi tersebut atau berdasarkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat, maka berbagai kepentingan ekonomi masyarakat ditujukan untuk memajukan usahanya. Sementara jika koperasi yang dibuat lebih menekankan pada pendekatan kepentingan usaha, maka berbagai kepentingan yang ada akan lebih mudah untuk diakomodasi. Dengan prinsip tersebut, sesungguhnya inilah awal pendekatan ekonomi lokal yang bermuara kepada terciptanya sistem ekonomi kerakyatan secara bertahap.
  • 55. 41 Landasan dan Azas Koperasi D. Ciri-ciri Koperasi Sebagai sebuah gerakan ekonomi yang sekaligus berfungsi sebagai badan usaha, koperasi memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh badan usaha lainnya. Ciri-ciri tersebut di antaranya adalah: 1) Para pelaku dalam koperasi umumnya adalah individu atau kelompok usaha yang memiliki kepentingan ekonomi yang sama dan bergerak pada kegiatan ekonomi yang sama. Sebagai contoh adalah Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Di dalam koperasi ini, baik individu-individu yang tergabung di dalam koperasi primer maupun koperasi-koperasi primer yang tergabung dalam gabungan koperasi adalah mereka yang memiliki kegiatan usaha yang sama. Dengan bergabungnya mereka dalam koperasi, diharapkan akan tercipta kekuatan baru guna menghadapi berbagai persoalan dalam usaha mereka, seperti pasar, bahan baku, dan sebagainya. Inti dari para pelaku usaha batik ini bergabung dengan koperasi adalah mengantisipasi dan bahkan menghapus berbagai kendala yang terdapat di antara mereka. Dengan kata lain, para pelaku di dalam koperasi adalah pengusaha yang berupaya menciptakan kekuatan melalui anggota-anggotanya sehingga dengan semakin banyak anggota yang bergabung, semakin besar pula daya saing yang dimiliki koperasi. Sejatinya, berbagai UMKM yang ada menyatukan diri dengan
  • 56. 42 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… menggunakan koperasi sebagai wadah guna membangun kekuatan baru, misalnya petani, nelayan, dan pedagang yang hanya berusaha dalam skala kecil. Jika mereka tergabung dalam wadah koperasi, maka akan sangat mungkin untuk bahu membahu dalam menghadapi berbagai persoalan yang mereka hadapi selama ini. 2) Motif kerja yang terdapat di dalam koperasi adalah tolong-menolong guna meminimalkan kelemahan yang terdapat di antara anggota, terutama pada bidang produksi, modal, dan pasar. Oleh karena itu, terdapat dua motif yang harus dijalankan secara bersamaan di dalam koperasi, yaitu motif sosial yang menjadikan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan motif ekonomi yang menjadikan koperasi sebagai badan usaha. 3) Tujuan utama usaha koperasi adalah memajukan seluruh perekonomian anggotanya, bukan kesejahteraan pemilik modal atau investor sebagaimana bentuk badan usaha lainnya seperti PT, CV, Firma, dan sebagainya. Dengan tujuan tersebut, maka pendirian koperasi atau orang yang masuk menjadi anggota koperasi haruslah menyesuaikan kepentingan-kepentingan ekonomi yang terdapat dalam koperasi. Dengan kata lain, pendirian koperasi haruslah disesuaikan dengan kepentingan-kepentingan anggota agar tujuan koperasi dapat tercapai dalam memenuhi kesejahteraan seluruh anggotanya.
  • 57. 43 Landasan dan Azas Koperasi Jika ketiga ciri tersebut tidak ditemukan dalam badan usaha yang bernama koperasi, maka badan usaha tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sebuah koperasi meskipun badan usaha tersebut menggunakan nama koperasi. Dalam banyak kasus, ditemukan koperasi yang menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dari yang dijual di pasar, kualitas barang yang lebih rendah, pembelian tidak secara tunai, pinjaman lebih bersifat konsumtif, dan sebagainya. Dapat dipastikan, koperasi yang melakukan praktik semacam itu tidak mencapai tujuan sejati koperasi karena tidak ada keuntungan yang diperoleh anggota, selain kemudahan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif. Pada akhirnya, kegiatan yang demikian justru menjerumuskan anggota dan menciptakan persoalan-persoalan baru bagi kegiatan ekonomi para anggota. E. Aliran-aliran Koperasi Dalam perkembangannya, terdapat berbagai aliran koperasi yang seluruhnya sangat bergantung kepada penerapan sistem ekonomi pada sebuah negara. Paling tidak, terdapat tiga aliran utama di dalam koperasi, yaitu aliran yardstick, sosialis, dan persemakmuran. Secara umum, perbedaan maupun kesamaan aliran-aliran dimaksud dapat diperbandingkan seperti yang tampak pada Tabel 2.2. Setelah melihat perbedaan ketiga aliran tersebut pada Tabel 2.2, mari kita simak bahasan lebih lanjut mengenai ketiga aliran koperasi tersebut.
  • 58. 44 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… a) Aliran Yardstick Dalam pandangan aliran yardstick, koperasi lebih merupakan penyeimbang atau penetral pasar bagi kepentingan-kepentingan individu maupun kelompok yang tidak begitu memiliki kemampuan dalam berbagai sumber ekonomi, terutama modal, mesin, dan tanah. Lebih jauh dalam pandangan yardstick, sesungguhnya koperasi tidak akan dapat berbuat lebih banyak dan lebih baik dalam menghadapi kapitalisasi ekonomi yang memang telah mendunia dan menguasai berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dalam berbagai sektor ekonomi. Tujuan utama dalam aliran yardstick adalah melakukan gerakan yang membatasi monopoli yang dilakukan kaum kapitalis. Dengan demikian dalam gerakan aliran yardstick, koperasi berusaha menghambat persaingan yang tidak sehat yang selama ini dilakukan oleh kekuatan yang menguasai kapital dalam sistem pasar yang bersaing secara terbuka dengan melakukan gerakan efisiensi secara besar-besaran.
  • 59. 45 Landasan dan Azas Koperasi Tabel 2.2 Perbedaan Berbagai Aliran Koperasi Berdasarkan Peran dan Fungsi serta Hubungannya dengan Negara Aliran Peran dan Fungsi Hubungan dengan Negara Yardstick Koperasi berperan sebagai penetral atau penyeimbang bagi kepentingan- kepentingan individu maupun kelompok yang tidak begitu memiliki kemampuan dalam berbagai sumber ekonomi, terutama modal, mesin dan tanah di dalam pasar. Hubungan koperasi dengan negara sama hubungannya dengan badan usaha lainnya. Pemerintah tidak ikut campur dalam pembangunan koperasi. Koperasi dengan badan usaha lainnya diberikan kesempatan yang sama untuk berkompetisi dalam pasar yang terbuka. Sosialis Koperasi merupakan sistem dalam membangun ekonomi negara. Ini dikarenakan dalam negara yang menggunakan sistem ekonomi sosialis, segala sesuatu menyangkut penggunaan dan peruntukkan sumber- sumber ekonomi diatur dan ditentukan negara. Dalam aliran sosialis, koperasi merupakan sistem ekonomi bagi negara. Koperasi berperan dalam berbagai aspek ekonomi yang diatur secara penuh oleh negara. Persemakmuran Koperasi merupakan alternatif dalam membangun ekonomi secara bersama, terutama bagi individu dan kelompok yang tidak begitu memiliki sumber ekonomi. Dalam aliran ini, koperasi merupakan kekuatan utama, di mana anggota memosisikan diri sebagai pemilik usaha dan juga sebagai pelanggan. Dalam aliran persemakmuran, berbagai badan usaha termasuk koperasi merupakan mitra dalam usaha. Negara menempatkan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi bagi kelompok yang tidak begitu memiliki kemampuan dalam sumber-sumber ekonomi.
  • 60. 46 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… b) Aliran Sosialis Pendekatan aliran sosialis dalam memerankan koperasi lebih kepada membangun sistem ekonomi negara. Ini dikarenakan dalam negara yang menggunakan sistem ekonomi sosialis, segala sesuatu menyangkut penggunaan dan peruntukan sumber- sumber ekonomi diatur dan ditentukan oleh negara. Koperasi tidak terlepas dari peran negara yang mengatur segala sesuatu sesuai dengan kepentingan negara. Fungsi koperasi dalam aliran sosialis lebih dari sekadar penyeimbang atau penetral pasar bagi kepentingan-kepentingan individu maupun kelompok. Aliran ini berusaha menjadikan koperasi sebagai kekuatan untuk menghambat dan bahkan mematikan sistem ekonomi kapitalis. c) Aliran Persemakmuran Aliran persemakmuran merupakan aliran jalan tengah dalam koperasi. Dalam aliran persemakmuran, sistem kapitalis tidak harus dihambat, apalagi dihancurkan. Sebaliknya, koperasi tidak pula sekedar penyeimbang atau penetral pasar. Dalam pandangan aliran persemakmuran, berbagai aliran dan sistem ekonomi bukan merupakan sebuah hambatan dalam membangun koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi maupun badan usaha yang dapat memfasilitasi kepentingan-kepentingan ekonomi. Dalam aliran ini, koperasi merupakan alternatif dalam membangun ekonomi secara bersama, terutama
  • 61. 47 Landasan dan Azas Koperasi bagi individu dan kelompok yang tidak begitu memiliki sumber ekonomi. Sumber kekuatan utama dalam aliran persemakmuran adalah anggota yang memosisikan diri sebagai pemilik usaha di satu pihak dan sebagai pelanggan di pihak lain. Dengan demikian, aliran persemakmuran menjadikan koperasi sebagai alternatif utama dalam membangun kepentingan-kepentingan para anggota. Pada saat ini, hubungan koperasi di Indonesia dengan negara masih sebatas aliran yardstick. Sejatinya berdasarkan amanat konstitusi, hubungan koperasi dengan negara sudah masuk pada fase aliran persemakmuran, koperasi dengan badan usaha lainnya merupakan mitra dalam perekonomian nasional. Dalam konteks ini, Münkner (2005) membedakan konsep koperasi menjadi dua: Pertama, konsep koperasi barat: koperasi merupakan organisasi swasta yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan dengan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi, maupun perusahaan koperasi; dan Kedua, konsep koperasi sosialis: koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah, serta dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi untuk menunjang perencanaan nasional. Münkner merumuskan secara sederhana gagasan,
  • 62. 48 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… prinsip, dan praktik koperasi yang banyak diterapkan oleh banyak negara sebagaimana tergambar pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Gagasan, Prinsip, dan Praktik Koperasi Gagasan Umum Prinsip Koperasi Praktek Koperasi Menolong diri sendiri • Menolong berdasarkan pada solidaritas • Keanggotaan sukarela dan terbatas . • Pelayanan kepada anggota sebagai motivasi kegiatan menolong diri sendiri dan sebagai upaya untuk melaksanakan prinsip saling menolong. • Identitas : Pemilik bersama dan pelanggan perusahaan koperasi • Perkumpulan pada tingkat wilayah, nasional, dan internasional • Kerja sama antar koperasi • Bantuan dari luar, jika ada, hanya untuk sementara dan hanya untuk tujuan mengembangkan semangat menolong diri sendiri • Tidak ada gunanya nama koperasi untuk tujuan lain, selain untuk melayani anggota • Perumusan kebijakan oleh anggota • Pelayanan menekan biaya • Membatasi transaksi dengan anggota • Pengawasan tahunan oleh auditor • Persyaratan untuk berpartisipasi secara dan dari segi keuangan bagi setiap anggota • Hanya anggota yang memenuhi syarat yang dapat menjadi pengurus
  • 63. 49 Landasan dan Azas Koperasi Gagasan Umum Prinsip Koperasi Praktek Koperasi • Saham/modal hanya diawasi oleh anggota • Membatasi transaksi dengan bukan anggota Demokrasi • Manajemen dan pengawasan secara demokratis, pada koperasi secara keseluruhan dan pada perusahaan koperasi • Kedudukan yang sama bagi anggota • Satu anggota satu suara • Keputusan oleh suara terbanyak • Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi • Partisipasi langsung dan tidak langsung dari anggota dalam pengawasan terhadap koperasi Ekonomi • Efisiensi ekonomi pada perusahaan koperasi yang diukur dari efeknya (jangka panjang dan pendek) bagi pelayanan kepada anggota • Penerapan metode administrasi usaha dan manajemen modern • Perumusan kebijakan oleh anggota atau wakil-wakil terpilihnya Manajemen yang diberi kepercayaan untuk memilih, pelaksana yang digaji • Memperkerjakan staf yang kompeten dan terlatih dengan baik • Ketentuan untuk sarana keuangan yang layak • Transaksi tambahan dengan bukan anggota, jika perlu.
  • 64. 50 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Gagasan Umum Prinsip Koperasi Praktek Koperasi Kemerdekaan • Keanggotaan sukarela, otonomi dalam menetapkan tujuan dan mengambil keputusan manajemen • Tidak ada penggabungan secara paksa • Tidak ada pembatas yang dibuat-buat mengenai hak untuk mengundurkan diri dari koperasi • Hak anggota untuk membuat dan mengubah Anggaran Dasar • Hak anggota untuk memutuskan untuk menerima anggota baru • Hak anggota untuk mengelola usaha bersama menurut kebijaksanaan mereka sendiri dalam sistem ekonomi negara Keadilan • Pembagian hasil secara adil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan koperasi • Imbalan yang terbatas terhadap modal yang ditanam • Dividen yang terbatas atas bunga • Dividen / Sisa Hasil Usaha sebanding dengan transaksi dengan perusahaan koperasi Altruisme • Keanggotaan terbuka Dana cadangan yang tidak bisa dibagi (sebagai modal; sosial) • Tidak ada batasan yang dibuat-buat bagi penerimaan anggota • Tidak ada diskriminasi terhadap setiap orang karena agama, ras, dan kepercayaan politik • Tidak ada pembagian dana kepada anggota yang tidak dituntut
  • 65. 51 Landasan dan Azas Koperasi Gagasan Umum Prinsip Koperasi Praktek Koperasi pihak lain setelah dilikuidasi • Tidak ada tuntutan dari anggota untuk meminta bagian dana cadangan Kemajuan sosial melalui pendidikan • Pengembangan pendidikan • Kebijakan mengenai komite pendidikan di setiap koperasi sebagai bagian dari struktur organisasinya • Kebijakan untuk mengalokasikan sejumlah persentase tertentu dari • SHU atau perputaran uang sebagai dana pendidikan • Persyaratan mengenai standar pendidikan minimum sebelum diterima sebagai anggota • Pendidikan dan pelatihan bagi pengurus, karyawan, dan anggota, serta informasi kepada masyarakat umum F. UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian Dibatalkan Mahkamah Konstitusi UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian dalam kenyataannya banyak mengingkari UUD 1945. Karenanya undang-undang ini mendapatkan kritik dari banyak penggiat koperasi, baik pelaku maupun akademisi termasuk dalam hal ini, dari penulis. Beberapa kritik terhadap UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian adalah:
  • 66. 52 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… 1) Membuka peluang bagi non anggota untuk mengurus koperasi tanpa ada pembatasan jumlah dan perannya, padahal koperasi sejatinya dari anggota untuk anggota. 2) Pengawas diberi peran sangat besar, termasuk mengusulkan dan memberhentikan pengurus. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip demokratis yang selama ini diusung koperasi. 3) Membuka peluang intervensi pihak luar, termasuk pemerintah dan pihak asing, melalui permodalan. Sejatinya, modal utama koperasi bersumber dari anggota. Demokrasi ekonomi sebagai Pilar utama gerakannya. Ketiga poin di atas seolah menunjukkan adanya usaha kapitalisasi koperasi sehingga meniadakan kesetaraan dan kesamaan hak dalam koperasi ditampikan. Karena kuatnya desakan untuk membatalkan UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, maka pada tanggal 28 Mei 2014, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 28/PUU-XI/20 1 3, Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan undang-undang tersebut. Filosofi dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, tidak sesuai dengan hakikat susunan perekonomian sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 ayat ( l ) UUD 1945. Dengan demikian, UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian berlaku untuk sementara waktu sampai dengan terbentuknya UU yang baru. Dalam publikasinya,
  • 67. 53 Landasan dan Azas Koperasi MK menerangkan bahwa dalam pertimbangannya, hakim MK menyatakan bahwa filosofi dalam Undang-undang Perkoperasian ternyata tidak sesuai dengan hakikat susunan perekonomian sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan yang termuat dalam Pasal 33 Ayat (l ) UUD 1945. Demikian halnya dengan pengertian koperasi ternyata telah dielaborasi dalam pasal di dalam undang-undang tersebut, sehingga di suatu sisi mereduksi atau bahkan menegasikan hak dan kewajiban anggota dengan menjadikan kewenangan pengawas terlalu luas dan skema permodalan materiil dan finansial serta mengesampingkan modal sosial yang menjadi ciri fundamental koperasi sebagai suatu entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan UUD 1945. Pada sisi lain, koperasi menjadi sama dan tidak berbeda dengan perseroan terbatas dan kehilangan roh konstitusionalnya sebagai entitas pelaku ekonomi khas bagi bangsa yang berfilosofi gotong royong G. Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm /VII/2012 Tugas Pemerintah dalam membangun dan mengembangkan koperasi sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat adalah untuk mewujudkan koperasi yang dikelola secara profesional dengan
  • 68. 54 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan dipercaya, baik oleh anggota pada khususnya maupun oleh masyarakat luas pada umumnya. Salah satu indikator terlaksananya penerapan prinsip tersebut adalah melalui penyelenggaraan akuntansi secara benar dan tertib. Oleh karena koperasi memiliki identitas, maka penerapan akuntansi dan penyampaian laporan keuangannya juga menunjukkan kekhususan dibanding dengan akuntansi dan laporan keuangan badan usaha lain pada umumnya. Laporan keuangan koperasi menyajikan informasi yang menyangkut kondisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan koperasi, yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan koperasi. Pedoman ini merupakan penyempurnaan atas Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Indonesia sebelumnya, yang berisi praktik penerapan akuntansi pada koperasi dengan memperhatikan perubahan pada perkembangan Standar Akuntansi Keuangan yang mengacu pada laporan keuangan internasional (International Financial Reporting Standard atau IFRS). Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 8 April 2011 telah menerbitkan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan 8 (PPSAK 8) atas pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27 (PSAK 27) mengenai Akuntansi Koperasi. Standar Akuntansi keuangan yang mengacu pada
  • 69. 55 Landasan dan Azas Koperasi IFRS dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum). Mengingat koperasi sejauh ini termasuk dalam entitas tanpa akuntabilitas publik, maka memberlakukan akuntansi koperasi dengan SAK ETAP. Pedoman ini menetapkan bentuk, isi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan koperasi untuk kepentingan internal koperasi maupun pihak lain selaku pengguna laporan keuangan koperasi. Pedoman ini merupakan acuan yang harus dipatuhi oleh koperasi dan aparat dalam melakukan pembinaan dalam menyusun laporan keuangan. H. Soal Latihan 1. Sebutkan dan jelaskan landasan dan peran serta tujuan koperasi? 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi dan peran koperasi ? 3. Sebutkan dan jelaskan penggolongan koperasi serta aliran koperasi ? 4. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri koperasi ?
  • 70. 56 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi…
  • 71. 57 Kelembagaan koperasi pembentukannya diawali dengan memperhatikan peranan koperasi dalam berbagai kegiatan ekonomi melalui keunggulan komparatif. Terutama dengan mengombinasikan prinsip-prinsip koperasi dan prinsip-prinsip ekonomi menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru. Kekuatan ekonomi baru yang dimaksud adalah kekuatan yang tidak hanya bertumpu kepada kekuatan kapital atau modal semata, tetapi lebih kepada kekuatan sosial yang menjadikan individu-individu sebagai kekuatan utamanya. Dengan kekuatan tersebut, diharapkan koperasi mampu berkompetisi dengan badan usaha lainnya dalam sistem pasar yang sama-sama memberikan pelayanan, nilai, dan kepuasan kepada konsumen. Berbagai teori yang dibangun dalam koperasi, seperti rumusan definisi dan prinsip pengelolaan, sering kali tidak mampu menjawab berbagai persoalan yang tengah dihadapi unit- unit usaha yang tidak memiliki kekuatan secara kapital. Latar belakang, baik historis maupun empiris, lahirnya koperasi adalah sebagai sebuah bentuk perlawanan dari kekuatan ekonomi yang bertumpu kepada kapital. Fakta yang harus diakui adalah koperasi BAB 3 KELEMBAGAAN KOPERASI
  • 72. 58 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… umumnya hanya bagian kecil dari keseluruhan transaksi ekonomi yang terjadi di pasar. Terhadap fenomena ini, dapat dijelaskan bahwasanya koperasi pada sebagian besar negara hanya memiliki keunggulan komparatif dalam berkompetisi dengan badan usaha lain yang memiliki kekuatan kapital. Jika keunggulan komparatif tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, koperasi dapat dipastikan tidak akan mampu bersaing dengan badan usaha Iainnya dalam sistem pasar. Misalnya, kekuatan anggota sebagai pasar dan kekuatan komoditas lokal yang tidak dimiliki pasar global. Khusus di Indonesia, beberapa keunggulan yang seharusnya dimiliki koperasi juga dapat diciptakan melalui beberapa potensi. Potensi-potensi tersebut di antaranya adalah: 1. Sumber daya alam yang dimiliki masih sangat mungkin untuk dimanfaatkan secara positif, di antaranya adalah potensi laut yang masih belum banyak tergarap. Begitu pula potensi tanah yang dapat dikelola bagi kegiatan unggulan di bidang pertanian dan perkebunan. 2. Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi tersendiri tanpa harus takut kehilangan pangsa pasar. 3. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis memungkinkan koperasi mengambil bagian dari kegiatan perdagangan, khususnya produk-produk yang memiliki keunggulan komparatif, seperti hasil laut, pertanian, kerajinan, makanan, dan sebagainya.
  • 73. 59 Kelembagaan Koperasi 4. Jumlah pengusaha berskala mikro dan kecil merupakan potensi yang dapat diorganisasi menjadi kekuatan baru bagi peningkatan daya tawar terhadap badan usaha Iainnya. Dengan kondisi yang demikian, sesungguhnya koperasi sangat mungkin bersaing dengan berbagai badan usaha Iainnya, seperti yang tengah terjadi di Eropa pada awal berdirinya koperasi. Agar tidak terjebak dalam berbagai persoalan empiris yang tengah terjadi di kelembagaan koperasi, berikut akan dibahas berbagai pendekatan koperasi, baik ditinjau dari pendekatan koperasi sebagai gerakan ekonomi dan badan usaha, pemaknaan definisi, prinsip, tujuan, dan sebagainya. Pembahasan berikut bertujuan agar koperasi dapat dirumuskan secara hakiki, sekaligus membedakan koperasi dengan badan usaha Iainnya. A. Unsur-unsur Kelembagaan Koperasi Oleh karena kepemilikan koperasi tidak dapat dimonopoli oleh perorangan dalam bentuk kepemilikan modal atau saham, unsur-unsur kelembagaan yang terdapat dalam koperasi tidak didasari oleh kekuatan-kekuatan sumber daya ekonomi selain sumber daya manusia (sebagai anggota dan unsur utama dalam koperasi). Anggota adalah pemilik, pengelola, dan sekaligus pengawas bagi badan usaha koperasi. Oleh karena itu, unsur-unsur yang terdapat di dalam koperasi berbeda dengan unsur-unsur yang terdapat di dalam badan usaha Iainnya. Unsur di dalam koperasi meliputi rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.
  • 74. 60 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… Rapat anggota merupakan representasi dari kekuasaan kolektif anggota yang memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, terutama untuk menetapkan berbagai kebijakan umum, seperti memilih dan menetapkan pengurus dan pengawas serta berbagai kebijakan pengelolaan usaha koperasi. Pengurus merupakan pemegang mandat rapat anggota guna melaksanakan berbagai kebijakan umum serta mengelola organisasi dan usaha koperasi sesuai dengan rapat anggota. Pengawas merupakan perwakilan anggota untuk melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan hasil rapat anggota yang dijalankan pengurus dan pengelola. Selain pengurus dan pengawas, dalam kelembagaan koperasi juga dapat dibentuk pengelola yang bertugas mengelola usaha koperasi sesuai dengan kuasa dan kewenangan yang ditetapkan pengurus. Dalam operasionalnya, pengelola dapat dijadikan sebagai struktur baru dalam bentuk yang lebih operasional yang dipimpin oleh seorang manajer. Dengan ketiga unsur yang dimiliki koperasi, maka berbagai mekanisme pengambilan keputusan dan pembagian tugas akan dapat dilaksanakan secara baik sehingga dapat memenuhi kaidah bisnis dalam kelembagaan koperasi. Masing-masing akan memiliki kejelasan terhadap hak maupun kewajiban di dalam koperasi. Setelah dilakukan perubahan undang-undang terkait Koperasi dari UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian menjadi UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
  • 75. 61 Kelembagaan Koperasi Perkoperasian, terdapat perubahan yang sangat mendasar dalam unsur-unsur kelembagaan koperasi. Perubahan yang mendasar ini mendapat kritik tajam dari banyak penggiat koperasi, termasuk dari penulis. Perubahan tersebut terutama menempatkan pengawas sebagai unsur yang dominan dalam pengambilan keputusan dalam koperasi di mana pengawas diberi peran yang sangat besar, termasuk dalam mengusulkan dan memberhentikan pengurus. Hal ini jelas mengingkari prinsip demokrasi yang selama ini diusung koperasi, yakni kekuasaan tertinggi ada pada anggota. Namun akhirnya UU Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, yang tertuang di dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 28/PUU- XI/2013. Karenanya dengan adanya Putusan MK ini maka undang-undang yang berlaku saat ini adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. B. Koperasi sebagai Sistem Ekonomi Aspek sosial dan ekonomi yang diusung koperasi sebagai jati dirinya menunjukkan bahwa koperasi merupakan bangunan ekonomi tersendiri dalam sistem perekonomian, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi merupakan manifestasi dari berkembangnya sistem ekonomi yang diusung kelompok sosialis, terutama oleh Owen, King, Howarth, Raiffeisen, dan Schulze di pedesaan, untuk menghadapi kekuatan kapitalis yang menindas. Secara garis besar, konsep gerakan koperasi mengacu kepada gerakan
  • 76. 62 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… untuk memperkukuh tiga Pilar kekuatan ekonomi yang meliputi: 1) Meningkatkan produksi yang mengacu pada peningkatan produktivitas dan kemandirian. Gerakan koperasi diharapkan mampu mengembangkan sistem yang bertumpu pada potensi lokal. Dengan sentuhan teknologi tepat guna, produksi lambat laun meningkat dengan kualitas yang lebih baik. Sementara itu, ongkos produksi dapat ditekan. Lebih penting lagi, UMKM tidak bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh industri yang berasal dari luar wilayah. 2) Membangun "serikat dagang rakyat" sebagai wadah UMKM. UMKM tidak boleh dibiarkan langsung menghadapi kekuatan kapitalis. Kekuatan kolektif UMKM akan mengangkat harga produksi UMKM sehingga nilai tambah hasil UMKM lebih banyak dinikmati oleh UMKM itu sendiri. Jaringan distribusi yang efisien juga akan menekan selisih harga jual di tingkat konsumen dan harga di tingkat UMKM. 3) Mendorong Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan membentuk LKM induk (semacam holding company) agar perputaran dana semakin meluas (melintasi kecamatan dan kabupaten/kota, bahkan suatu saat nanti, melintasi provinsi). Dengan menegaskan bahwasanya koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat, maka bangunan koperasi
  • 77. 63 Kelembagaan Koperasi sesungguhnya sangat bergantung dengan potensi yang dimiliki rakyat setempat, baik potensi sumber daya manusia (SDM) maupun sumber-sumber ekonomi Iainnya. Dengan kata Iain, gerakan koperasi hendaknya disesuaikan dengan kondisi rakyat setempat sebagai kekuatan yang dimiliki dalam bentuk keunggulan komparatif. Dengan gerakan ekonomi rakyat, diharapkan keunggulan komparatif dapat dijadikan sebuah kekuatan kompetitif yang mampu menyejahterakan ekonomi anggota, khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Selain dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan keterbatasan sumber-sumber ekonomi, sesungguhnya faktor dominan yang mengakibatkan lemahnya koperasi di Indonesia adalah tidak fokusnya koperasi dalam menjalankan usahanya sebagaimana gerakan yang dilakukan koperasi di negara- negara lain. Koperasi di Indonesia lebih banyak bergerak di bidang serba usaha sehingga tidak mampu memberikan kontribusi besar kepada anggota yang berusaha di sektor produksi atau pemasaran. Begitu pula bagi anggota yang membutuhkan penambahan modal untuk usahanya. Dikarenakan koperasi yang didirikan adalah koperasi serba usaha dan bukan koperasi kredit, maka kebutuhan akan besarnya kredit akan semakin membatasi modal usaha. C. Koperasi sebagai Badan Usaha Selain sebagai gerakan ekonomi, koperasi juga berperan sebagai badan usaha, terutama dengan mengorganisasi
  • 78. 64 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… berbagai sumber ekonomi guna menghasilkan barang dan jasa. Dengan dua peran tersebut (gerakan ekonomi dan badan usaha), koperasi diharapkan mampu menghadapi distorsi pasar serta menciptakan keseimbangan sebagai akibat pemberlakuan prinsip bisnis yang semata-mata bermotif ekonomi. Dengan memainkan dua peran tersebut, koperasi diharapkan akan dapat menjadi wadah ekonomi yang mampu menciptakan efektivitas dan efisiensi yang tinggi karena selain bertumpu pada kekuatan manusia (anggota) sebagai pemilik sekaligus pelanggan bisnis, koperasi juga ditopang oleh kekuatan sumber-sumber ekonomi Iainnya, seperti pasar, mesin, metode, modal, dan lain sebagainya. Eksistensi koperasi sebagai badan usaha tercantum dalam Pasal 1 Ayat 1, Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian yang menjelaskan bahwa koperasi adalah lembaga usaha yang berbadan hukum yang dalam operasionalnya dijalankan berdasarkan manajemen koperasi, yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan badan pemeriksa. Dalam menjalankan usahanya, status hukum koperasi sama dengan badan usaha Iainnya, yaitu tunduk pada peraturan-peraturan yang mengatur tentang kewajiban sebagai badan usaha, seperti kewajiban memiliki status hukum seperti akta pendirian, NPWP, TDP, SIUP, dan sebagainya. Selain itu, koperasi sebagai badan usaha haruslah dicirikan oleh beberapa karakteristik yang di antaranya adalah:
  • 79. 65 Kelembagaan Koperasi 1) Badan usaha yang didirikan dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar adanya suatu kepentingan ekonomi yang sama. 2) Kepentingan ekonomi yang sama setidaknya diwakili oleh satu kepentingan ekonomi yang berlandaskan kepada aspek sosial yang tercermin dari sikap saling tolong menolong. 3) Koperasi didirikan atas kesepakatan untuk membangun usaha bersama atas dasar kekuatannya sendiri dan atas asas kekeluargaan. 4) Koperasi didirikan berdasarkan kekuatan sumber- sumber ekonomi yang dimiliki para anggota, baik aspek manusia, modal, pasar, jaringan, dan sebagainya. 5) Pengelolaan dan pengawasan koperasi harus dilakukan sepenuhnya oleh anggota yang mekanismenya berdasarkan rapat anggota koperasi. 6) Dalam menjalankan usahanya, tugas pokok koperasi adalah menunjang dan memperjuangkan kepentingan- kepentingan ekonomi anggota. Status koperasi sebagai badan usaha memiliki posisi yang sama dengan badan usaha lainnya, seperti Firma, CV, PT, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam menjalankan usahanya, prinsip bisnis secara umum mutlak untuk diterapkan dalam menjalankan usaha koperasi selain menggunakan prinsip-prinsip koperasi. Dengan demikian, maka tiga kegiatan pokok dalam kegiatan mikro yang
  • 80. 66 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… meliputi kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi mutlak dijalankan koperasi sebagai sebuah badan usaha yang bergerak untuk memperjuangkan kepentingan- kepentingan ekonomi anggotanya. Kegiatan produksi yang diciptakan Rumah Tangga Produsen (RTP) merupakan kegiatan yang menghasilkan berbagai produk, baik barang maupun jasa. Pentingnya koperasi melakukan kegiatan produksi terutama diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan atau konsumsi para anggota, di samping sebagai penyeimbang kekuatan ekonomi yang semata-mata bertumpu pada kapital. Dengan kegiatan produksi, seseorang sekaligus melakukan kegiatan kedua dalam bentuk konsumsi. Kegiatan ini dapat menimbulkan kekuatan pada permintaan terhadap barang dan jasa sebab Rumah Tangga Konsumen (RTK) memiliki kemampuan untuk membeli barang dan jasa karena adanya penciptaan lapangan pekerjaan yang dibuat RTP. Kegiatan distribusi atau kegiatan pertukaran dapat menciptakan kegiatan baru dalam bentuk pasar, yaitu sebuah kekuatan yang mempertemukan keseimbangan antara penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi. Dengan ketiga kegiatan ini, diharapkan koperasi juga mampu menjadi sebuah gerakan ekonomi dalam menjawab berbagai distorsi yang diciptakan pasar yang terlalu bertumpu kepada kekuatan modal. Dengan kemampuan memainkan ketiga peran di atas, maka koperasi
  • 81. 67 Kelembagaan Koperasi sebagai sistem sosial ekonomi akan mampu menggerakkan potensi sumber daya ekonomi dalam rangka mencapai tujuan utama koperasi, yaitu memajukan ekonomi anggota, khususnya, dan ekonomi masyarakat luas pada umumnya. Untuk dapat mencapai semua tujuan itu, maka partisipasi anggota mutlak dibutuhkan guna menggerakkan berbagai potensi yang dimiliki koperasi. D. Definisi Koperasi dalam Berbagai Dimensi Sejak terbentuknya koperasi di Rochdale pada tahun 1844 koperasi didefinisikan dalam berbagai pendekatan dan sudut pandang. Perbedaan pendekatan dan sudut pandang tersebut lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat situasional dan kondisional. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah perilaku sosial, fenomena empiris, pragmatisme ekonomi, hukum suatu negara, fungsional, dan lain sebagainya. Terminologi koperasi yang diadopsi dari kata co (bersama) dan operation (bekerja). Pada akhirnya, koperasi mengandung berbagai makna, meskipun tidak keluar dari konteks pendirian awal sebagaimana yang telah ditegaskan Robert Owen dan kaum buruh di kota Rochdale. Jika merujuk kepada awal didirikannya koperasi, maka koperasi dapat didefinisikan sebagai wadah gerakan ekonomi yang bertumpu kepada kekuatan anggota guna meningkatkan kesejahteraan dan daya tawar ekonomi anggota. Definisi yang dimaksud di sini lebih kepada bagaimana menciptakan kekuatan ekonomi berdasarkan potensi yang
  • 82. 68 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… dimiliki para anggota. Koperasi tidak dimaksudkan sebagai lembaga yang mengharapkan belas kasih, terlepas dari adanya berbagai kemungkinan fasilitas yang diberikan negara sebagaimana fasilitas yang selama ini dinikmati BUMN dan usaha besar. Makna yang terkandung dalam kata koperasi adalah bagaimana menciptakan sebuah kekuatan baru yang tidak semata-mata bertumpu kepada kekuatan kapital sebagaimana gagasan ekonomi kapitalis. Kekuatan koperasi lebih kepada gerakan sosial ekonomi. Kekuatan social ekonomi tersebut hanya akan dapat diwujudkan jika para anggota memiliki kepentingan dan tujuan yang sama di dalam koperasi. Untuk mewujudkan kepentingan dan tujuan yang sama tersebut, maka para anggota koperasi haruslah berlatar belakang dari profesi yang sama. Kesalahan pemaknaan yang terjadi selama ini dikarenakan koperasi digeneralisasi sebagai kekuatan yang semata-mata sosial sehingga lahirlah apa yang pernah kita kenal dengan Koperasi Unit Desa (KUD) yang anggotanya memiliki latar belakang dan profesi yang berbeda dan memonopoli kegiatan-kegiatan sosial hampir di dalam setiap lini kemasyarakatan desa. Hakikat koperasi tidak boleh lepas dari jati dirinya dengan gagasan bekerja dan bersama. Bekerja mengandung makna profesi atau bermakna penghidupan atau bermakna ekonomi. Bersama bermakna sosial, tolong-menolong saling memperkuat. Dengan kedua kata ini maka koperasi tidak dapat didefinisikan sebagai
  • 83. 69 Kelembagaan Koperasi badan usaha semata, tetapi lebih dari itu. Koperasi haruslah dimaknai sebagai sebuah gerakan ekonomi yang bertujuan menyejahterakan seluruh anggota bukan sebagian anggota, apalagi hanya sebagian kecil anggota sehingga koperasi sering kali ditunggangi oleh pengurus yang bertujuan memperkaya diri sendiri. Mohammad Hatta mendefinisikan koperasi berdasarkan perilaku sosial masyarakat Indonesia, terutama dengan menonjolkan sikap tolong-menolong dan kepedulian antar sesama yang tinggi. Bapak koperasi Indonesia ini secara sederhana mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan satu untuk semua dan semua untuk satu (Hatta, 1987). Semangat tolong menolong dalam definisi Hatta menunjukkan sikap hidup rakyat Indonesia pada masa-masa penjajahan yang banyak terjerat berbagai persoalan ekonomi, terutama terlilit utang dan ketidakberdayaan mereka untuk mengakses sumber-sumber ekonomi. Kondisi ini terjadi akibat perilaku buruk sebagian pribumi yang berkecukupan dan dekat dengan pihak penjajah, terutama perilaku rentenir yang menjajah kaum tidak berpunya secara ekonomi. Pemikiran-pemikiran Hatta banyak memengaruhi pasal- pasal dalam UUD 1945 terutama Pasal 33 dan 34. Tidak heran jika dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 sebelum
  • 84. 70 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… amandemen kita dapat melihat gagasan Hatta. Dalam Pasal 33 UUD 1945 dinyatakan secara tegas tentang koperasi sebagai wadah bagi gerakan ekonomi rakyat. Gagasan Hatta yang ditunjukkan dengan memasukkan berbagai kepentingan ekonomi ke dalam pasal-pasal UUD 1945 sesungguhnya lebih kepada keinginan beliau untuk membangun ideologi ekonomi dengan koperasi sebagai wadah perekonomian Indonesia. Rumusan Hatta menunjukkan sebuah konsep yang membedakan badan usaha koperasi dan badan usaha bukan koperasi secara substansial. Unsur utama koperasi adalah memenuhi kepentingan- kepentingan ekonomi anggota terutama menyangkut harga yang murah dan kualitas yang baik. Unsur kedua adalah unsur sosial yang diwujudkan dengan menggalang kekuatan perseorangan (bukan modal), pengelolaan secara demokratis, dan lain sebagainya. Jika definisi Hatta lebih menonjolkan perilaku sosial rakyat Indonesia sebagai basis kekuatan koperasi. Arifinal Chaniago lebih mendefinisikan koperasi sebagai suatu badan usaha. Koperasi didefinisikan Arifinal (1984) sebagai perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar dengan bekerja sama secara kekeluargaan untuk menjalankan usaha guna meningkatkan kesejahteraan jasmani para anggotanya. Sementara RM. Margono Djojohadikoesoemo (1941) mendefinisikan koperasi sebagai
  • 85. 71 Kelembagaan Koperasi perkumpulan manusia orang perorangan yang dengan suasananya tersendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonomi. Berbagai definisi koperasi dikemukakan oleh tokoh mancanegara. Salah satu tokoh tersebut adalah Calvert. Dalam bukunya The Law and Principles of Cooperation (Calvert, 1959) mendefinisikan koperasi sebagai organisasi perseorangan yang dilakukan secara sukarela sebagai manusia atas dasar kemampuan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing. Definisi Calvert lebih menunjukkan pesan ideologis berupa pemanfaatan secara positif organisasi atau perhimpunan secara sukarela untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, yaitu kepentingan menolong diri sendiri dengan kekuatan kerja sama antar individu dan bukan modal. Dengan bertumpu kepada kepentingan masing-masing dan kesamaan-kesamaan hak para anggota dalam organisasi, diyakini kesejahteraan bagi anggota akan mampu tercipta. Kesejahteraan yang dimaksud bukan saja kesejahteraan ekonomi, tetapi juga sosial. Paul Hubert Casselman (1952) dalam bukunya The Cooperative Movement and Some of Its Problems mendefinisikan koperasi sebagai suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial. Lebih jauh Casselman mendeskripsikan berbagai karakteristik koperasi sebagai berikut:
  • 86. 72 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… 1) Kerja koperasi harus menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan melandaskan unsur-unsur sosial di dalamnya. 2) Unsur sosial yang dimaksud lebih menekankan kepada hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, hak suara, dan cara pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). 3) Kesamaan hak dalam kepemilikan badan usaha yang diwujudkan dalam one man one vote, yaitu satu orang memiliki satu suara. Konsesi ini tidak seperti pada usaha lain, di mana suara ditentukan oleh kepemilikan saham. 4) Pola pengelolaan dilaksanakan secara demokratis yang diwujudkan dalam pengelolaan dan pengawasan oleh anggota secara langsung. 5) Keanggotaan sukarela dengan mewujudkan sikap kekeluargaan yang diperuntukkan untuk menolong diri sendiri. 6) Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara proporsional sesuai dengan jasa-jasa anggota. Definisi lain dikemukakan Jochen Röpke (2000), seorang pakar koperasi dari Philipps University, Marburg, Jerman. Röpke mendefinisikan koperasi sebagai organisasi bisnis yang pemilik atau anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria identitas yang dimaksud Röpke adalah jika sekelompok orang yang merdeka secara hukum atau unit-unit ekonomi bekerja sama untuk memiliki dan bertanggung jawab atas
  • 87. 73 Kelembagaan Koperasi manajemen suatu badan usaha dan bermaksud untuk menggunakan output-output ekonomis dari badan usaha tersebut. Selain bertindak sebagai pemilik, pelaku ekonomi dalam koperasi secara bersamaan juga bertindak sebagai pelanggan maupun pemasok. Kedua tindakan yang dilakukan secara bersamaan inilah yang menjadi identitas koperasi, yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya. Dengan karakter yang demikian, maka selain unsur ekonomi, unsur sosial akan terpenuhi secara bersamaan oleh para anggota koperasi. Ini artinya, berbagai bentuk pelayanan yang diberikan koperasi, seperti harga yang murah (bersaing), kualitas yang baik sebagai manifestasi dari sisi pelanggan, kesempatan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU), pengelolaan dan pengawasan sebagai manifestasi dari Sisi pemilik akan terpenuhi sekaligus jika seseorang menjadi anggota koperasi. Selain Röpke, pakar koperasi yang juga berasal dari Jerman, Hans Münkner (1989), dalam bukunya Cooperative Ideas, Principles and Practices mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan "urus niaga" secara kolektif dan berasaskan konsep tolong- menolong. Aktivitas dalam urus niaga semata-mata bertujuan ekonomi bukan sosial seperti yang dikandung gotong- royong. Münker mendeskripsikan koperasi secara lebih rinci, terutama menyangkut jati diri koperasi yang membedakan
  • 88. 74 Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi… koperasi dengan bentuk badan usaha lain (Djabaruddin Djohan, 2008). Pendapat Münkner meliputi: 1) Hanya koperasi yang secara sadar bertujuan untuk melayani kebutuhan anggotanya dan melakukan berbagai usaha untuk membuktikan/melaksanakan tujuan tersebut adalah koperasi yang berada di dalam koridor koperasi; 2) Hubungan usaha/transaksi dengan pelanggan bukan anggota hanya dapat diterima apabila transaksi tersebut merupakan usaha sampingan dari tujuan utama, yaitu melayani anggotanya, serta untuk menarik anggota baru. Dalam hubungan ini, sasaran koperasi adalah menjadikan “pelanggan bukan anggota” menjadi anggota; 3) Dalam kegiatan usaha, transaksi dengan bukan anggota tidak boleh melampaui transaksi dengan anggota; 4) Pemupukan modal sendiri harus seimbang antara yang tergantung dengan anggota dan yang tidak tergantung dengan anggota. Hal ini dilakukan agar secara finansial, koperasi tidak terlepas dari basis keanggotaannya; 5) Manajer koperasi harus memahami falsafah koperasi sehingga perusahaan koperasi tidak hanya mewakili rasionalitas manajemen, tetapi juga tetap berorientasi pada pelayanan kepada anggota. Manajer yang diangkat dari luar kelembagaan koperasi diwajibkan untuk