SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
NORMA KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERUNDING




         DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN PEMASYARAKATAN
                     HUBUNGAN INDUSTRIAL
ADALAH HAK YANG DILINDUNGI
UNDANG-UNDANG UNTUK
MEMBENTUK, ATAU TIDAK
MEMBENTUK MENJADI ANGGOTA ,
TIDAK MENJADI ANGGOTA SERIKAT
PEKERJA/ SERIKAT BURUH ATAS
PILIHANNYA SENDIRI TANPA
PAKSAAN, ANCAMAN DAN
INTERVENSI SIAPAPUN
   Untuk    Meningkatkan  Potensi   Dan
    Kualitas    Hidup   Pekerja    Melalui
    Organisasi.
   Sebagai Media Pembelajaran Pekerja
    Dalam Segala Hal.
   Terciptanya Demokrasi Di Tempat Kerja.
   Terselenggaranya Nilai HAM Di Tempat
    Kerja.
   Perlindungan Pekerja.
   Pembelaan Hak Dan
    Kepentingan Anggota.
   Peningkatan Kesejahteraan
    Anggota.
   Penyalur Aspirasi Pekerja.
1.   UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat
     Buruh
2.   UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3.   Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
     Kep. 16/Men/2001 tentang Tata Cara Pencatatan Serikat
     Pekerja/Serikat Buruh
4.   Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
     Per. 06/Men/2001 tentang Pedoman Verifikasi Keanggotaan
     Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
IMPLEMENTASI
KEBEBASAN BERSERIKAT ATAS :




           KESADARAN
           KEJUJURAN
           MORAL NURANI
           TANGGUNG
            JAWAB
           NILAI KEPATUTAN
1. Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah organisasi yang
   dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di
   perusahaan, maupun diluar perusahaan, yang bersifat
   bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung
   jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi
   hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan
   kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
2.    Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Perusahaan adalah
     serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para
     pekerja/buruh di satu perusahaan atau di beberapa
     perusahaan.
3. Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Luar Perusahaan adalah
   serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para
   pekerja/buruh yang tidak bekerja di perusahaan.
lanjutan




4. Federasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah
   gabungan serikat pekerja/serikat buruh.
5. Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh
   adalah gabungan Federasi Serikat Pekerja/
   Serikat Buruh.
6. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang
   bekerja dengan menerima upah atau imbalan
   dalam bentuk lain
1.    Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan
     menjadi anggota SP/SB;
2.   SP/SB dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 orang
     pekerja/buruh;
3.   Federasi SP/SB dibentuk oleh sekurang-kurangnya
     5 SP/SB;
4.    Konfederasi SP/SB dibentuk oleh sekurang-
     kurangnya 3 Federasi SP/SB;
Catat                                  KONFEDERASI




Catat       FEDERASI                    FEDERASI               FEDERASI




Catat   x       x   x   x    x     x     x   x    x    x   x    x   x   x   x


        Ket :
        X = Perusahaan/tempat kerja dalam perusahaan
SP/SB, FEDERASI SP/SB, DAN
       KONFEDERASI SP/SB



         Memberitahukan
        perubahan AD/ART




      DINAS TENAGA KERJA
           SETEMPAT




MELAKUKAN PENCATAN PERUBAHAN
           AD/ART
1.   Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Federasi & Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat
     Buruh yang telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi
     yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/ kota
     berdasarkan domisili untuk di catat.
2.   Pengurus SP/SB yang telah tercatat memberitahukan secara tertulis kepada
     mitra kerjanya secara berjenjang.
3.    Instansi pemerintah harus mencatat SP/SB yang telah memenuhi syarat
     dengan melampirkan :
        Daftar nama pembentuk;
        Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
        Susunan dan nama pengurus
4.    Nama dan lambang SP/SB Federasi dan Konfederasi SP/SB yang akan
     diberitahukan tidak boleh sama dengan nama dan lambang SP/SB yang telah
     tercatat terlebih dahulu;
Hak SP/SB:

1.   Membuat PKB dengan Pengusaha.
2.   Mewakili pekerja/buruh dalam penyelesaian
     perselisihan industrial.
3.   Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga
     ketenagakerjaan.
4.   Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yg
     berkaitan dgn peningkatan kesja.
5.   Melakukan kegiatan lainnya yg tidak bertentangan dgn
     peraturan perundang-undangan.
La
                                           n   jut
                                                  a   n




1. Melindungi dan membela anggota dari
   pelanggaran hak dan memperjuangkan
   kepentingannya.
2. Memperjuangkan peningkatan kepentingan
   anggota dan keluarganya.
3. Mempertanggung      jawabkan   organisasi
   kepada anggotanya sesuai AD/ART.
A. Peran SP/SB dalam pelaksanaan Hubungan
   Industrial maupun sebagai Mitra Pengusaha dalam
   memajukan perusahaan :
     Ikut memikirkan masa depan pengaturan dibidang
      ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial;
     Memberikan kontribusi/sumbangan pemikiran yang
      positif bagi kemajuan perusahaan;
     Mengedepankan musyawarah, komunikasi dan
      konsultasi;
     Sedapat mungkin menghindari mogok kerja/unjuk
      rasa;
La
                                                  nju
                                                        tan




   Sebagai penyalur aspirasi anggota;
   Sebagai mitra pengusaha dan pemerintah dalam
    menciptakan HI yang harmonis, dinamis,
    demokratis   dan berkeadilan;
   Mewakili anggotanya dalam Kelembagaan
    dibidang ketenagakerjaan;
   Sebagai pihak untuk dan atas nama pekerja/
    buruh dalam Penyelesaian Perselisihan Industrial
    dan Pembuatan PKB.
   Sebagai Pihak Dalam Pembuatan PKB.
   Sebagai Pihak Dalam Perselisihan HI Dan PHK.
   Sebagai Wakil Pekerja     Dalam    Kelembagaan
    Hubungan Industrial.
   Sebagai Sarana Untuk H.I Yang         Harmonis,
    Dinamis, Demokratis Dan Sejahtera.
   Sebagai Perencana, Pelaksana Dan Penanggung
    Jawab Pemogokan.
A. Sebagai pelopor komunikasi dalam pelaksanaan HI
   di perusahaan

   Mengetahui situasi dan kondisi perusahaan.
   Mengetahui arah dan tujuan perusahaan.
   Menjembatani   keluhan    anggota   dalam
    memperjuangkan kesejahteraan pekerja dan
    keluarganya.
   Berpendapat dan bersikap obyektif            untuk
    kesejahteraan dan kemajuan perusahaan.
La
                                                    nj
                                                       u
b. Sebagai pelopor produktivitas dan kualitas              ta
                                                              n

    produk.


    Memberi kontribusi terbaik sebagai nilai tawar
     dan kesejahteraan.
    Pelopor inovasi dan kreativitas dalam proses
     produksi serta hubungan industrial.
    Respon positif terhadap segala perubahan yang
     terjadi di perusahaan.
    Pelopor aspirasi dan solusi dalam proses
      produksi.

c. Membangun kepercayaan dan nilai dalam proses
   produksi.
Peran SP / SB dalam
    meningkatkan
kemampuan berunding
1.   Siap berunding bukan mencari
     menang sendiri;
2.   Membatasi aspek yang
     dipersalahkan dan dirundingkan;
3.   Mampu meningkatkan hubungan;
4.   Saling percaya;
La
                                          nj
                                             u   ta
                                                      n



5.   Memahami prinsip mitra berunding;
6.   Argumentasi yang membuat mitra berunding;
7.   Mengendalikan emosi, dan menghindari
     argumentasi yang menimbulkan emosi mitra
     berunding;
8.   Mencari beberapa alternatif penyelesaian;
9.   Mengusahakan supaya perundingan tidak
     mengalami kegagalan.
1.   Saling ketergantungan
2.   Keterbatsan informasi
3.   Terputusnya komunikasi
4.   Keterbatasan konsesi atau kemudahan
5.   Kekuatan yang tidak setara
6.   Terganggunya proses komunikasi
     karena tidak dapat menyamakan
     persepsi, interpretasi, motivasi, dan
     empathy
Pengambilan keputusan adalah
tindakan untuk memilih.
Agar keputusan dapat diterima,
hindari       sikap     bahwa
pengambilan keputusan adalah
suatu upaya kompetisi.
1.   Selalu didasarkan pada pikiran menang atau
     kalah
2.   Selalu berpikir bahwa masalah yang akan
     diselesaikan adalah masalah lawan bukan
     masalah bersama
3.   Dalam menentukan pilihan tindakan, menilai
     terlampau dini dan puas dengan solusi
     pertama
4.   Selalu menggunakan standar berunding
     dengan menunjukkan kekuasaan/kekuatan
     dalam meyakinkan lawan
1.   Curah pendapat
     Menginventarisir masalah bersama, hindari mengkritik
     orang lain, hindari kata mematikan atau menghina,
     menyinggung orang lain, gunakan pikiran bebas dan
     imajinatif.

2.   Menginventarisir masalah bersama
     kembangkan, catat semua gagasan, posisikan diri
     sebagai mitra yang baik, catat dan tulis ringkasan
     semua pendapat, tulis dalam bentuk yang mudah
     dimengerti.
1.   Kembangkan nilai-nilai positif
2.   Identifikasi pendapat mitra berunding
3.   Uraikan nilai-nilai negatifnya
4.   Identifikasi setiap masalah
5.   Lakukan secara kreatif, adakan curah
     pendapat, sepakati aturan, susun teknis
     dan konsensus
1.   Banyak mendengar
2.   Yakin atas pendapat orang lain
3.   Simpati, toleran, menyenangkan
4.   Bila perlu tunda keputusan
5.   Proyeksikan pendapat para pihak
FUNGSI PEMERINTAH,

     PEKERJA/BURUH/SP/SB,
     PENGUSAHA/ORGANISASI
      PENGUSAHA DALAM
                                 KOMITMEN
       MELAKSANAKAN HI         MELAKSANAKAN
                                  FUNGSI
                                                  KETENANGAN
                                                  BEKERJA,
                                DINAMIKA          PENINGKATAN
                                HUBUNGAN          KESEJAHTERAAN DAN
                                                  PRODUKTIVITAS
                                  KERJA           PERUSAHAAN, SERTA
                                                  KELANGSUNGAN DAN
SARANA HI                                         PENGEMBANGAN
                                 PENGATURAN       USAHA
1.     SP/SB;                  SYAKER DALAM PK,
2.     ORGANISASI PENGUSAHA;        PP, PKB

3.     LKS BIPARTIT;
4.     LKS TRIPARTIT;
5.     PP;
6.     PKB;
7.     PERATURAN PER-UU KK;
       DAN
8.     LEMBAGA PPHI.
Hubungan industrial adalah suatu
hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang
dan / atau jasa yang terdiri dari unsur
pemgusaha,       pekerja/buruh,     dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945
FUNGSI MASING-MASING UNSUR DALAM
              MELAKSANAKAN
            HUBUNGAN INDUSTRIAL
   Pemerintah mempunyai fungsi :
    - menetapkan kebijakan;
    - memberikan pelayanan;
    - melaksanakan pengawasan; dan
    - melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan
    perundang-undangan ketenagakerjaan;

   Pekerja/buruh dan SP/SB-nya mempunyai fungsi :
    - menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya;
    - menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi;
    - menyalurkan aspirasi secara demokratis;
    - mengembangkan keterampilan dan keahliannya;
    - ikut memajukan perusahaan; dan
    - memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta
    keluarganya.
La
                                        nj
                                             ut
                                                  an



   Pengusaha dan Organisasi Pengusahanya
    mempunyai fungsi :
    - menciptakan kemitraan;
    - mengembangkan usaha;
    - memperluas lapangan kerja; dan
    - memberikan kesejahteraan
    pekerja/buruh secara terbuka,
    demokratis, dan berkeadilan
SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL

1.   Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
2.   Organisasi Pengusaha;
3.   Lembaga Kerjasama Bipartit;
4.   Lembaga Kerjasama Tripartit;
5.   Peraturan Perusahaan;
6.   Perjanjian Kerja Bersama;
7.   Peraturan Perundang-undangan
     Ketenagakerjaan; dan
8.   Lembaga Pemnyelesaian Perselisihan
     Hubungan Industrial.
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
1.   PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil
     perundingan antara SP/SB atau beberapa SP/SB yang
     tercatat pada instansi yang bertanggungjawab di bidang
     ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa
     pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
     syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah
     pihak.

2.   Pembuatan PKB harus dilandasi dengan itikad baik yang
     berarti harus ada kejujuran dan keterbukaan para pihak
     serta kesukarelaan/kesadaran, artinya tanpa ada
     tekanan dari satu pihak dengan pihak lain.
La
                                                     nj
                                                          ut
                                                            an



3. PKB nerupakan sarana pelaksanaan hubungan industrial.
4. Tujuan pembuatan PKB :
     mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban
       pekerja/SP/SB dan pengusaha.
     Secara bersama menetapkan syarat-syarat kerja yang
       belum diatur dalam perundang-undangan maupun
       peningkatan syarat-syarat kerja yang sudah diatur
       dalam peraturan perundang-undangan.
     menciptakan ketenangan bekerja dan pengembangan
       usaha.
TEKNIK PERUNDINGAN
            PENYUSUNAN PKB
1.   Penyusunan PKB merupakan hasil perundingan
     dilaksanakan secara musyawarah mufakat.

2.   Prinsip dasar perundingan mencapai
     musyawarah untuk mufakat:
     a. Tujuan                   : Kepuasan bersama
     b. Kerangka Waktu            : Jangka panjang
     c. Hubungan                  : Penting
     d. Sikap terhadap maslah     : Membantu
     e. Pihak lain                : Teman/Mitra
La
                                                       nj
                                                            ut
                                                              an



  f.   Proses                  : Kerjasama
  g.   Methode                 : Mencari alternatif
  h.   Hasil                   : Baik untuk keduanya
  i.   Hubungan lebih lanjut   : Baik, saling mempercayai


3. Perundingan PKB dimulai dengan menyepakati
  tata tertib perundingan yang sekurang-kurangnya
  memuat :
  a. tujuan pembuatan tata tertib;
La
                                           n   ju
                                                    ta
                                                       n



b.   Susunan tim perunding;
c.   Lamanya masa perundingan;
d.   Materi perundingan;
e.   Tempat perundingan;
f.   Tata cara perundingan;
g.   Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan
     perundingan;
h.   Sahnya perundingan;
i.   Biaya perundingan.
La
                                                                 nj
                                                                    u   ta
                                                                             n


4. Dalam hal terdapat SP/SB yang tidak terwakili dalam tim perunding,
   maka SP/SB yang bersangkutan dapat menyampaikan aspirasinya
   secara tertulis kepada tim perunding sebelum dimulai perundingan
   pembuatan PKB

5. Dalam hal perundingan pembuatan PKB masih belum selesai dalam
    waktu yang disepakati dalam tata tertib dan penjadwalan, maka para
    pihak harus membuat pernyataan secara tertulis bahwa perundingan
    tidak dapat diselesaikan pada waktunya, yang memuat :
          a. Materi PKB yang belum dicapai kesepakatan;
          b. pendirian para pihak;
          c. risalah perundingan;
          d. tempat, tanggal, dan tanda tangan para pihak.

   Selanjutnya salah satu atau kedua belah pihak melaporkan kepada
   instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan.
STRATEGI PERUNDINGAN
          PENYUSUNAN PKB

1.   Para pihak dalam penunjukan personil
     sebagai tim perunding memperhatikan :
     a. kemampuan melakukan komunikasi
        yang efektif, sabar, tekun, terbuka,
        dan transparan.
     b. memiliki pemahaman mengenai
     peraturan     perundangan
     ketenagakerjaan dan peraturan
     perundangan lainnya.
La
                                             nj
                                                ut
                                                     an



2.   Para pihak menyiapkan data pendukung yang
     berkaitan dengan perundingan.

3.   Draft PKB SP dan Pengusaha saling
     dipertukarkan untuk dipelajari oleh masing-
     masing team.

4.   Penyamaan pemahaman pekerja/SP/SB dan
     Pengusaha       terhadap  visi, misi, tujuan
     perusahaan dalam pelaksanaan hubungan
     industrial di perusahaan.
La
                                                    nj
                                                      ut
                                                           an



5. Mengoptimalkan fungsi HRD dan SP/SB secara terus
  menerus melakukan evaluasi pelaksanaan, penerapan
  dan perkembangan pengaturan syarat kerja terhadap
  PKB yang sedang berlaku untuk memperoleh bahan
  peningkatan kualitas PKB periode berikutnya.

6. Mengoptimalkan fungsi LKS Bipartit (jika di perusahaan
   telah terbentuk LKS Bipartit) untuk mendapatkan
   masukan secara dini yang berkaitan dengan
   ketenagakerjaan khususnya upaya peningkatan kualitas
   pengaturan syarat kerja.
La
                                      n   ju
                                               ta
                                                  n



7. Pegang prinsip-prinsip perundingan :
     - komunikatif
     - jujur
     - dapat dipertanggungjwabkan
     - saling menghormati
8. Persiapkan diri sebaik mungkin
TEHNIK NEGOSIASI
    PENGERTIAN

Negosiasi   adalah suatu proses dimana dua
        pihak atau lebih yang mempunyai
        kepentingan    yang    sama   atau
        bertentangan bertemu dan berbicara
        dengan maksud untuk mencapai
        suatu kesepakatan

Komunikasi      adalah    saluran    untuk
        menyampaikan informasi atau pesan
        dari komunikator (pemberi pesan)
        kepada komunikan (penerima pesan)
Komunikasi dapat dibagi :
   Komunikasi dialogis adalah
    Komunikasi terjadi dua arah dan
    banyak arah
   Komunikasi partisipatif adalah
    Komunikasi yang ditujukan untuk
    membangun suatu pemahaman
    tentang kehidupan dan lingkungan
    melalui penggunaan pengetahuan
    dan informasi yang relevan
STRUKTUR NEGOSIASI


      a. Persiapan
      b. Pelaksanaan
      c. Penutup dan Kesepakatan
A. PERSIAPAN

   Mengidentifikasi permasalahan
   Mengumpulkan informasi
   Menetapkan sasaran
   Menentukan prioritas
   Mempelajari situasi dan kondisi Pihak lawan
   Membuat tata tertib negosiasi (waktu, tanggal, tempat)
   Mengetahui keterikatan atau batasan mandat yg
    diberikan kepada anda
   Mempertimbangkan konsekwensi kegagalan
B. PELAKSANAAN :


      Menyampaikan tuntutan secara santun
      Memiliki Itikad baik/tidak anakhis
      Mentaati tata tertib perundingan
      Melakukan Komunikasi
      Menyampaikan beberapa Pertanyaan
      Memberi signal/penawaran
      Menyampaikan argumentasi
      Mengembangkan strategi negosiasi
C. PENUTUP DAN KESEPAKATAN :

 Dalam tahap ini kedua belah pihak mencari kesepakatan yang
 dapat mereka terima MENANG-MENANG
 Disini anda harus :
    1. Jelas apa yg telah disepakati
    2. Lingkup kesepakatan dan waktu
    3. Menulis apa saja yg telah disepakati
    4. Menutup dengan perjanjian secara tertulis/risalah/
       kesepakatan bersama
PRINSIP-PRINSIP NEGOSIASI



   Prinsip musyawarah untuk mufakat
   Mematuhi tata tertib perundingan
   Tuntutan dan tawaran berdasarkan logika dan
    bukti-bukti
   Kesadaran terhadap hak dan kewajiban masing-
    masing pihak
Lanjutan….


   Komitmen untuk menyelesaikan perundingan dengan
    cepat dan efektif
   Komitmen untuk mengeluarkan pendapat secara santun
   Kesadaran untuk memikirkan kepentingan bersama
   Apbila tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah
    pihak membuat komitmen untuk menyelesaikan
    masalah sesuai peraturan perundangan berlaku
Lanjutan….


   Negosiasi dilakukan bukan untuk mencari siapa yang
    menang dan siapa yang kalah
   Membatasi aspek yang dipermasalahkan
   Mempertahankan hubungan yang telah ada atau jangan
    sampai merusak hubungan yang telah terbina
   Saling percaya dan saling menghormati perbedaan
Lanjutan prinsip…..




   Mengetahui dan memahami kondisi mitra
    berunding

   Menghindari argumentasi yang dapat
    mempermalukan dan membosankan

   Mengendalikan emosi

   Bersama-sama mencari penyelesaian,dan memilih
    agenda yang dirundingkan
Lanjutan prinsip…..




              Tidak memaksakan kehendak untuk
               menyelesaikan satu masalah saja

              Menyelesaikan masalah melalui perundingan
               bukan untuk menambah masalah lain

              Membuat risalah perundingan

              Bila tercapai kesepakatan, membuata persetujuan
               bersama
PERMASALAHAN DALAM NEGOSIASI


   Terjebak dengan pendekatan aspek juridis
    semata
   Tidak terbuka
   Tidak rasional dan tidak realistis
   Tuntutan berkembang
   Kurangnya kemampuan tim berunding
   Kurang persiapan
   Memberikan tekanan dan tindakan
RISALAH PERUNDINGAN

1.   Nama Perusahaan             :
2.   Alamat                      :
3.   Nama pekerja/buruh/SP/SB :
4.   Alamat                      :
5.   Tanggal dan tempat perundingan:

6.   Pokok Masalah/Alasan Perselisihan :

7.   Pendapat Pengusaha           :…………………………

8.   Pendapat Pekerja             :………………………..

9.   Kesimpulan Perundingan       :


                                                 ……., ………………… 2008
                              TANDA TANGAN
      PIHAK PENGUSAHA                                    PIHAK
                                  PEKERJA
PERSETUJUAN BERSAMA
Pada Hari ini, hari…………….tanggal……..bulan………tahun……..,kami yang bertanda tangan di bawah ini;
1.   Nama (pengusaha) :
     Jabatan             :
     Perusahaan                       :
     Alamat                           :
     Disebut sebagai Pihak Pertama
2.   Nama (Pekerja/Buruh/SP/SB)       :
     Jabatan dlm Perusahaan           :
     Alamat Rumah                     :
     Disebut sebagai Pihak Kedua
Berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2004 antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua
telah mengadakan perundingan bipartit dan telah mencapai kesepakatan sebagai berikut

1. ………………………………………………………..
2. ………………………………………………………..
Kesepakatan ini merupakan perjanjian bersama yang berlaku sejak ditandatangani di atas meterai cukup

Demikian perjanjian bersama ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun juga,
dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab yang didasari itikad baik.
                                                    Para Pihak
Pihak Pertama                                                                          Pihak Kedua
PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
                  MENURUT UU. NO. 2 TAHUN 2004

                                  MAHKAMAH AGUNG
                                           (KASASI)                  30 HARI
            PEMBATALAN                                               KERJA
                                  P. HAK              P. PHK         Ps 115
       PUTUSAN                        PENGADILAN PHI                 50 HARI
        FINAL
                                                                     KERJA
                                 PB                            PB    Ps. 103
                                                                                   140
       ARBITER              KONSILIASI                    MEDIASI    30 HARI      HARI
                                                                     KERJA       KERJA
             SEPAKAT 2 PIHAK
                                                                      Ps 15,
                                                                      Ps 25,
                                                                     Ps 40 (1)

      DINAS YG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG KETENAGAKERJAAN


PB                        B I P A R T I T                            30 HARI
                                                                     KERJA
                                                                     Ps. 3 (2)
     KEPENTINGAN         SP/SB             HAK                 PHK
                           PERSELISIHAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjamuhammad hamdi
 
Hubungan industrial
Hubungan industrial Hubungan industrial
Hubungan industrial iv4nnavi
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganrintoriyan19
 
Ketahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di Indonesia
Ketahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di IndonesiaKetahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di Indonesia
Ketahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di IndonesiaKanaidi Ken Part II
 
Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?
Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?
Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?Kanaidi Ken Part II
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...gagantika
 
Hasil penelitian hubungan industrial
Hasil penelitian hubungan industrialHasil penelitian hubungan industrial
Hasil penelitian hubungan industrialRia Palupi
 
Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)
Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)
Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)Kanaidi Ken Part II
 

What's hot (11)

Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerja
 
Hubungan industrial
Hubungan industrial Hubungan industrial
Hubungan industrial
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
 
Ketahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di Indonesia
Ketahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di IndonesiaKetahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di Indonesia
Ketahui peranan dan hambatan pengembangan UMKM di Indonesia
 
Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?
Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?
Apa saja kekuatan Usaha Kecil dan Kiat Sukses dalam Usaha Kecil di indonesia?
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
 
Hasil penelitian hubungan industrial
Hasil penelitian hubungan industrialHasil penelitian hubungan industrial
Hasil penelitian hubungan industrial
 
Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)
Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)
Telah Terbit... Buku "KOPERASI & UMKM" (Pengarang: Kanaidi, SE., M.Si)
 
Modul 1 kab
Modul 1 kabModul 1 kab
Modul 1 kab
 
Majalah Gema Kreasi Indonesia
Majalah Gema Kreasi IndonesiaMajalah Gema Kreasi Indonesia
Majalah Gema Kreasi Indonesia
 
Hubungan industrial
Hubungan industrialHubungan industrial
Hubungan industrial
 

Similar to Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor

Business ethic & GG, stakeholder
Business ethic & GG, stakeholderBusiness ethic & GG, stakeholder
Business ethic & GG, stakeholderDede Anggraini
 
Contoh PPT Serikat Pekerja.pdf
Contoh PPT Serikat Pekerja.pdfContoh PPT Serikat Pekerja.pdf
Contoh PPT Serikat Pekerja.pdfBhillaAliffitria1
 
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.pptwongalus3
 
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfUnion Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfEngeChristina1
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...Deny Dermawan
 
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptxUmmuFaizah4
 
Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisHaniel Trisman
 
etika bisnis untuk kuliah presentasi individu
etika bisnis untuk kuliah presentasi individuetika bisnis untuk kuliah presentasi individu
etika bisnis untuk kuliah presentasi individuTempatBelajar1
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxzulfanerlansyah1
 
Peraturan Perusahaan
Peraturan PerusahaanPeraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaanguest64120f2
 
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...Friska Siahaan
 
30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesiaAlen Pepa
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnisFahmil M
 
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi PasarKEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi PasarDiana Amelia Bagti
 

Similar to Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor (20)

Business ethic & GG, stakeholder
Business ethic & GG, stakeholderBusiness ethic & GG, stakeholder
Business ethic & GG, stakeholder
 
Contoh PPT Serikat Pekerja.pdf
Contoh PPT Serikat Pekerja.pdfContoh PPT Serikat Pekerja.pdf
Contoh PPT Serikat Pekerja.pdf
 
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
 
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfUnion Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Norma Ethics dan Conflict Of...
 
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
 
Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnis
 
etika bisnis untuk kuliah presentasi individu
etika bisnis untuk kuliah presentasi individuetika bisnis untuk kuliah presentasi individu
etika bisnis untuk kuliah presentasi individu
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptx
 
Peraturan Perusahaan
Peraturan PerusahaanPeraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
ETIKA dan BISNIS.ppt
ETIKA  dan BISNIS.pptETIKA  dan BISNIS.ppt
ETIKA dan BISNIS.ppt
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
Tren Profesi Kehumasan
Tren Profesi KehumasanTren Profesi Kehumasan
Tren Profesi Kehumasan
 
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
BE & GG, Friska Y Siahaan, Hapzi Ali, Ethic & Business: The Corporate Culture...
 
30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia30 industrial-relations-in-indonesia
30 industrial-relations-in-indonesia
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi PasarKEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan  Strategi Pasar
KEWIRAUSAHAAN - Etika Bisnis dan Strategi Pasar
 

Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor

  • 1. NORMA KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERUNDING DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN PEMASYARAKATAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
  • 2. ADALAH HAK YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG UNTUK MEMBENTUK, ATAU TIDAK MEMBENTUK MENJADI ANGGOTA , TIDAK MENJADI ANGGOTA SERIKAT PEKERJA/ SERIKAT BURUH ATAS PILIHANNYA SENDIRI TANPA PAKSAAN, ANCAMAN DAN INTERVENSI SIAPAPUN
  • 3. Untuk Meningkatkan Potensi Dan Kualitas Hidup Pekerja Melalui Organisasi.  Sebagai Media Pembelajaran Pekerja Dalam Segala Hal.  Terciptanya Demokrasi Di Tempat Kerja.  Terselenggaranya Nilai HAM Di Tempat Kerja.
  • 4. Perlindungan Pekerja.  Pembelaan Hak Dan Kepentingan Anggota.  Peningkatan Kesejahteraan Anggota.  Penyalur Aspirasi Pekerja.
  • 5. 1. UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh 2. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep. 16/Men/2001 tentang Tata Cara Pencatatan Serikat Pekerja/Serikat Buruh 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per. 06/Men/2001 tentang Pedoman Verifikasi Keanggotaan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
  • 6. IMPLEMENTASI KEBEBASAN BERSERIKAT ATAS :  KESADARAN  KEJUJURAN  MORAL NURANI  TANGGUNG JAWAB  NILAI KEPATUTAN
  • 7. 1. Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan, maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. 2. Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh di satu perusahaan atau di beberapa perusahaan. 3. Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Luar Perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh yang tidak bekerja di perusahaan.
  • 8. lanjutan 4. Federasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah gabungan serikat pekerja/serikat buruh. 5. Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah gabungan Federasi Serikat Pekerja/ Serikat Buruh. 6. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain
  • 9. 1. Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota SP/SB; 2. SP/SB dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 orang pekerja/buruh; 3. Federasi SP/SB dibentuk oleh sekurang-kurangnya 5 SP/SB; 4. Konfederasi SP/SB dibentuk oleh sekurang- kurangnya 3 Federasi SP/SB;
  • 10. Catat KONFEDERASI Catat FEDERASI FEDERASI FEDERASI Catat x x x x x x x x x x x x x x x Ket : X = Perusahaan/tempat kerja dalam perusahaan
  • 11. SP/SB, FEDERASI SP/SB, DAN KONFEDERASI SP/SB Memberitahukan perubahan AD/ART DINAS TENAGA KERJA SETEMPAT MELAKUKAN PENCATAN PERUBAHAN AD/ART
  • 12. 1. Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Federasi & Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/ kota berdasarkan domisili untuk di catat. 2. Pengurus SP/SB yang telah tercatat memberitahukan secara tertulis kepada mitra kerjanya secara berjenjang. 3. Instansi pemerintah harus mencatat SP/SB yang telah memenuhi syarat dengan melampirkan :  Daftar nama pembentuk;  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;  Susunan dan nama pengurus 4. Nama dan lambang SP/SB Federasi dan Konfederasi SP/SB yang akan diberitahukan tidak boleh sama dengan nama dan lambang SP/SB yang telah tercatat terlebih dahulu;
  • 13. Hak SP/SB: 1. Membuat PKB dengan Pengusaha. 2. Mewakili pekerja/buruh dalam penyelesaian perselisihan industrial. 3. Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan. 4. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yg berkaitan dgn peningkatan kesja. 5. Melakukan kegiatan lainnya yg tidak bertentangan dgn peraturan perundang-undangan.
  • 14. La n jut a n 1. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak dan memperjuangkan kepentingannya. 2. Memperjuangkan peningkatan kepentingan anggota dan keluarganya. 3. Mempertanggung jawabkan organisasi kepada anggotanya sesuai AD/ART.
  • 15. A. Peran SP/SB dalam pelaksanaan Hubungan Industrial maupun sebagai Mitra Pengusaha dalam memajukan perusahaan :  Ikut memikirkan masa depan pengaturan dibidang ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial;  Memberikan kontribusi/sumbangan pemikiran yang positif bagi kemajuan perusahaan;  Mengedepankan musyawarah, komunikasi dan konsultasi;  Sedapat mungkin menghindari mogok kerja/unjuk rasa;
  • 16. La nju tan  Sebagai penyalur aspirasi anggota;  Sebagai mitra pengusaha dan pemerintah dalam menciptakan HI yang harmonis, dinamis, demokratis dan berkeadilan;  Mewakili anggotanya dalam Kelembagaan dibidang ketenagakerjaan;  Sebagai pihak untuk dan atas nama pekerja/ buruh dalam Penyelesaian Perselisihan Industrial dan Pembuatan PKB.
  • 17. Sebagai Pihak Dalam Pembuatan PKB.  Sebagai Pihak Dalam Perselisihan HI Dan PHK.  Sebagai Wakil Pekerja Dalam Kelembagaan Hubungan Industrial.  Sebagai Sarana Untuk H.I Yang Harmonis, Dinamis, Demokratis Dan Sejahtera.  Sebagai Perencana, Pelaksana Dan Penanggung Jawab Pemogokan.
  • 18. A. Sebagai pelopor komunikasi dalam pelaksanaan HI di perusahaan  Mengetahui situasi dan kondisi perusahaan.  Mengetahui arah dan tujuan perusahaan.  Menjembatani keluhan anggota dalam memperjuangkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.  Berpendapat dan bersikap obyektif untuk kesejahteraan dan kemajuan perusahaan.
  • 19. La nj u b. Sebagai pelopor produktivitas dan kualitas ta n produk.  Memberi kontribusi terbaik sebagai nilai tawar dan kesejahteraan.  Pelopor inovasi dan kreativitas dalam proses produksi serta hubungan industrial.  Respon positif terhadap segala perubahan yang terjadi di perusahaan.  Pelopor aspirasi dan solusi dalam proses produksi. c. Membangun kepercayaan dan nilai dalam proses produksi.
  • 20. Peran SP / SB dalam meningkatkan kemampuan berunding
  • 21. 1. Siap berunding bukan mencari menang sendiri; 2. Membatasi aspek yang dipersalahkan dan dirundingkan; 3. Mampu meningkatkan hubungan; 4. Saling percaya;
  • 22. La nj u ta n 5. Memahami prinsip mitra berunding; 6. Argumentasi yang membuat mitra berunding; 7. Mengendalikan emosi, dan menghindari argumentasi yang menimbulkan emosi mitra berunding; 8. Mencari beberapa alternatif penyelesaian; 9. Mengusahakan supaya perundingan tidak mengalami kegagalan.
  • 23. 1. Saling ketergantungan 2. Keterbatsan informasi 3. Terputusnya komunikasi 4. Keterbatasan konsesi atau kemudahan 5. Kekuatan yang tidak setara 6. Terganggunya proses komunikasi karena tidak dapat menyamakan persepsi, interpretasi, motivasi, dan empathy
  • 24. Pengambilan keputusan adalah tindakan untuk memilih. Agar keputusan dapat diterima, hindari sikap bahwa pengambilan keputusan adalah suatu upaya kompetisi.
  • 25. 1. Selalu didasarkan pada pikiran menang atau kalah 2. Selalu berpikir bahwa masalah yang akan diselesaikan adalah masalah lawan bukan masalah bersama 3. Dalam menentukan pilihan tindakan, menilai terlampau dini dan puas dengan solusi pertama 4. Selalu menggunakan standar berunding dengan menunjukkan kekuasaan/kekuatan dalam meyakinkan lawan
  • 26. 1. Curah pendapat Menginventarisir masalah bersama, hindari mengkritik orang lain, hindari kata mematikan atau menghina, menyinggung orang lain, gunakan pikiran bebas dan imajinatif. 2. Menginventarisir masalah bersama kembangkan, catat semua gagasan, posisikan diri sebagai mitra yang baik, catat dan tulis ringkasan semua pendapat, tulis dalam bentuk yang mudah dimengerti.
  • 27. 1. Kembangkan nilai-nilai positif 2. Identifikasi pendapat mitra berunding 3. Uraikan nilai-nilai negatifnya 4. Identifikasi setiap masalah 5. Lakukan secara kreatif, adakan curah pendapat, sepakati aturan, susun teknis dan konsensus
  • 28. 1. Banyak mendengar 2. Yakin atas pendapat orang lain 3. Simpati, toleran, menyenangkan 4. Bila perlu tunda keputusan 5. Proyeksikan pendapat para pihak
  • 29. FUNGSI PEMERINTAH, PEKERJA/BURUH/SP/SB, PENGUSAHA/ORGANISASI PENGUSAHA DALAM KOMITMEN MELAKSANAKAN HI MELAKSANAKAN FUNGSI KETENANGAN BEKERJA, DINAMIKA PENINGKATAN HUBUNGAN KESEJAHTERAAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA PERUSAHAAN, SERTA KELANGSUNGAN DAN SARANA HI PENGEMBANGAN PENGATURAN USAHA 1. SP/SB; SYAKER DALAM PK, 2. ORGANISASI PENGUSAHA; PP, PKB 3. LKS BIPARTIT; 4. LKS TRIPARTIT; 5. PP; 6. PKB; 7. PERATURAN PER-UU KK; DAN 8. LEMBAGA PPHI.
  • 30. Hubungan industrial adalah suatu hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan / atau jasa yang terdiri dari unsur pemgusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
  • 31. FUNGSI MASING-MASING UNSUR DALAM MELAKSANAKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL  Pemerintah mempunyai fungsi : - menetapkan kebijakan; - memberikan pelayanan; - melaksanakan pengawasan; dan - melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan;  Pekerja/buruh dan SP/SB-nya mempunyai fungsi : - menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya; - menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi; - menyalurkan aspirasi secara demokratis; - mengembangkan keterampilan dan keahliannya; - ikut memajukan perusahaan; dan - memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
  • 32. La nj ut an  Pengusaha dan Organisasi Pengusahanya mempunyai fungsi : - menciptakan kemitraan; - mengembangkan usaha; - memperluas lapangan kerja; dan - memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan
  • 33. SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL 1. Serikat Pekerja/Serikat Buruh; 2. Organisasi Pengusaha; 3. Lembaga Kerjasama Bipartit; 4. Lembaga Kerjasama Tripartit; 5. Peraturan Perusahaan; 6. Perjanjian Kerja Bersama; 7. Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan; dan 8. Lembaga Pemnyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
  • 34. PERJANJIAN KERJA BERSAMA 1. PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara SP/SB atau beberapa SP/SB yang tercatat pada instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. 2. Pembuatan PKB harus dilandasi dengan itikad baik yang berarti harus ada kejujuran dan keterbukaan para pihak serta kesukarelaan/kesadaran, artinya tanpa ada tekanan dari satu pihak dengan pihak lain.
  • 35. La nj ut an 3. PKB nerupakan sarana pelaksanaan hubungan industrial. 4. Tujuan pembuatan PKB :  mempertegas dan memperjelas hak dan kewajiban pekerja/SP/SB dan pengusaha.  Secara bersama menetapkan syarat-syarat kerja yang belum diatur dalam perundang-undangan maupun peningkatan syarat-syarat kerja yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan.  menciptakan ketenangan bekerja dan pengembangan usaha.
  • 36. TEKNIK PERUNDINGAN PENYUSUNAN PKB 1. Penyusunan PKB merupakan hasil perundingan dilaksanakan secara musyawarah mufakat. 2. Prinsip dasar perundingan mencapai musyawarah untuk mufakat: a. Tujuan : Kepuasan bersama b. Kerangka Waktu : Jangka panjang c. Hubungan : Penting d. Sikap terhadap maslah : Membantu e. Pihak lain : Teman/Mitra
  • 37. La nj ut an f. Proses : Kerjasama g. Methode : Mencari alternatif h. Hasil : Baik untuk keduanya i. Hubungan lebih lanjut : Baik, saling mempercayai 3. Perundingan PKB dimulai dengan menyepakati tata tertib perundingan yang sekurang-kurangnya memuat : a. tujuan pembuatan tata tertib;
  • 38. La n ju ta n b. Susunan tim perunding; c. Lamanya masa perundingan; d. Materi perundingan; e. Tempat perundingan; f. Tata cara perundingan; g. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan; h. Sahnya perundingan; i. Biaya perundingan.
  • 39. La nj u ta n 4. Dalam hal terdapat SP/SB yang tidak terwakili dalam tim perunding, maka SP/SB yang bersangkutan dapat menyampaikan aspirasinya secara tertulis kepada tim perunding sebelum dimulai perundingan pembuatan PKB 5. Dalam hal perundingan pembuatan PKB masih belum selesai dalam waktu yang disepakati dalam tata tertib dan penjadwalan, maka para pihak harus membuat pernyataan secara tertulis bahwa perundingan tidak dapat diselesaikan pada waktunya, yang memuat : a. Materi PKB yang belum dicapai kesepakatan; b. pendirian para pihak; c. risalah perundingan; d. tempat, tanggal, dan tanda tangan para pihak. Selanjutnya salah satu atau kedua belah pihak melaporkan kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan.
  • 40. STRATEGI PERUNDINGAN PENYUSUNAN PKB 1. Para pihak dalam penunjukan personil sebagai tim perunding memperhatikan : a. kemampuan melakukan komunikasi yang efektif, sabar, tekun, terbuka, dan transparan. b. memiliki pemahaman mengenai peraturan perundangan ketenagakerjaan dan peraturan perundangan lainnya.
  • 41. La nj ut an 2. Para pihak menyiapkan data pendukung yang berkaitan dengan perundingan. 3. Draft PKB SP dan Pengusaha saling dipertukarkan untuk dipelajari oleh masing- masing team. 4. Penyamaan pemahaman pekerja/SP/SB dan Pengusaha terhadap visi, misi, tujuan perusahaan dalam pelaksanaan hubungan industrial di perusahaan.
  • 42. La nj ut an 5. Mengoptimalkan fungsi HRD dan SP/SB secara terus menerus melakukan evaluasi pelaksanaan, penerapan dan perkembangan pengaturan syarat kerja terhadap PKB yang sedang berlaku untuk memperoleh bahan peningkatan kualitas PKB periode berikutnya. 6. Mengoptimalkan fungsi LKS Bipartit (jika di perusahaan telah terbentuk LKS Bipartit) untuk mendapatkan masukan secara dini yang berkaitan dengan ketenagakerjaan khususnya upaya peningkatan kualitas pengaturan syarat kerja.
  • 43. La n ju ta n 7. Pegang prinsip-prinsip perundingan : - komunikatif - jujur - dapat dipertanggungjwabkan - saling menghormati 8. Persiapkan diri sebaik mungkin
  • 44. TEHNIK NEGOSIASI PENGERTIAN Negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan bertemu dan berbicara dengan maksud untuk mencapai suatu kesepakatan Komunikasi adalah saluran untuk menyampaikan informasi atau pesan dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan)
  • 45. Komunikasi dapat dibagi :  Komunikasi dialogis adalah Komunikasi terjadi dua arah dan banyak arah  Komunikasi partisipatif adalah Komunikasi yang ditujukan untuk membangun suatu pemahaman tentang kehidupan dan lingkungan melalui penggunaan pengetahuan dan informasi yang relevan
  • 46. STRUKTUR NEGOSIASI a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Penutup dan Kesepakatan
  • 47. A. PERSIAPAN  Mengidentifikasi permasalahan  Mengumpulkan informasi  Menetapkan sasaran  Menentukan prioritas  Mempelajari situasi dan kondisi Pihak lawan  Membuat tata tertib negosiasi (waktu, tanggal, tempat)  Mengetahui keterikatan atau batasan mandat yg diberikan kepada anda  Mempertimbangkan konsekwensi kegagalan
  • 48. B. PELAKSANAAN :  Menyampaikan tuntutan secara santun  Memiliki Itikad baik/tidak anakhis  Mentaati tata tertib perundingan  Melakukan Komunikasi  Menyampaikan beberapa Pertanyaan  Memberi signal/penawaran  Menyampaikan argumentasi  Mengembangkan strategi negosiasi
  • 49. C. PENUTUP DAN KESEPAKATAN : Dalam tahap ini kedua belah pihak mencari kesepakatan yang dapat mereka terima MENANG-MENANG Disini anda harus : 1. Jelas apa yg telah disepakati 2. Lingkup kesepakatan dan waktu 3. Menulis apa saja yg telah disepakati 4. Menutup dengan perjanjian secara tertulis/risalah/ kesepakatan bersama
  • 50. PRINSIP-PRINSIP NEGOSIASI  Prinsip musyawarah untuk mufakat  Mematuhi tata tertib perundingan  Tuntutan dan tawaran berdasarkan logika dan bukti-bukti  Kesadaran terhadap hak dan kewajiban masing- masing pihak
  • 51. Lanjutan….  Komitmen untuk menyelesaikan perundingan dengan cepat dan efektif  Komitmen untuk mengeluarkan pendapat secara santun  Kesadaran untuk memikirkan kepentingan bersama  Apbila tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah pihak membuat komitmen untuk menyelesaikan masalah sesuai peraturan perundangan berlaku
  • 52. Lanjutan….  Negosiasi dilakukan bukan untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah  Membatasi aspek yang dipermasalahkan  Mempertahankan hubungan yang telah ada atau jangan sampai merusak hubungan yang telah terbina  Saling percaya dan saling menghormati perbedaan
  • 53. Lanjutan prinsip…..  Mengetahui dan memahami kondisi mitra berunding  Menghindari argumentasi yang dapat mempermalukan dan membosankan  Mengendalikan emosi  Bersama-sama mencari penyelesaian,dan memilih agenda yang dirundingkan
  • 54. Lanjutan prinsip…..  Tidak memaksakan kehendak untuk menyelesaikan satu masalah saja  Menyelesaikan masalah melalui perundingan bukan untuk menambah masalah lain  Membuat risalah perundingan  Bila tercapai kesepakatan, membuata persetujuan bersama
  • 55. PERMASALAHAN DALAM NEGOSIASI  Terjebak dengan pendekatan aspek juridis semata  Tidak terbuka  Tidak rasional dan tidak realistis  Tuntutan berkembang  Kurangnya kemampuan tim berunding  Kurang persiapan  Memberikan tekanan dan tindakan
  • 56. RISALAH PERUNDINGAN 1. Nama Perusahaan : 2. Alamat : 3. Nama pekerja/buruh/SP/SB : 4. Alamat : 5. Tanggal dan tempat perundingan: 6. Pokok Masalah/Alasan Perselisihan : 7. Pendapat Pengusaha :………………………… 8. Pendapat Pekerja :……………………….. 9. Kesimpulan Perundingan : ……., ………………… 2008 TANDA TANGAN PIHAK PENGUSAHA PIHAK PEKERJA
  • 57. PERSETUJUAN BERSAMA Pada Hari ini, hari…………….tanggal……..bulan………tahun……..,kami yang bertanda tangan di bawah ini; 1. Nama (pengusaha) : Jabatan : Perusahaan : Alamat : Disebut sebagai Pihak Pertama 2. Nama (Pekerja/Buruh/SP/SB) : Jabatan dlm Perusahaan : Alamat Rumah : Disebut sebagai Pihak Kedua Berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2004 antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah mengadakan perundingan bipartit dan telah mencapai kesepakatan sebagai berikut 1. ……………………………………………………….. 2. ……………………………………………………….. Kesepakatan ini merupakan perjanjian bersama yang berlaku sejak ditandatangani di atas meterai cukup Demikian perjanjian bersama ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun juga, dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab yang didasari itikad baik. Para Pihak Pihak Pertama Pihak Kedua
  • 58. PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MENURUT UU. NO. 2 TAHUN 2004 MAHKAMAH AGUNG (KASASI) 30 HARI PEMBATALAN KERJA P. HAK P. PHK Ps 115 PUTUSAN PENGADILAN PHI 50 HARI FINAL KERJA PB PB Ps. 103 140 ARBITER KONSILIASI MEDIASI 30 HARI HARI KERJA KERJA SEPAKAT 2 PIHAK Ps 15, Ps 25, Ps 40 (1) DINAS YG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG KETENAGAKERJAAN PB B I P A R T I T 30 HARI KERJA Ps. 3 (2) KEPENTINGAN SP/SB HAK PHK PERSELISIHAN