Kampanye ini bertujuan membentuk Green Leader untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di Yogyakarta melalui kegiatan pelatihan berbasis petualangan. Setelah kampanye, para peserta akan mendeklarasikan diri sebagai Green Leader dan melanjutkan kampanye di kampus dan tempat tinggal untuk memperluas cakupan kampanye dan membentuk kesadaran kolektif tentang krisis iklim.
2. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terbagi menjadi 4
Kabupaten dan 1 Kota. Yogyakarta dijuluki sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya. Julukan tersebut tentunya
tak lepas dari aura keraton yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat jogja sehingga setiap
aktivitas manusia disini selalu mempertimbangkan nilai budaya, sosial serta etika. Selain itu di Jogja juga
terdapat banyak perguruan tinggi dan sekolah yang hampir ada disetiap penjuru wilayah Jogja. Dengan
menyandang predikat tersebut menjadikan kota Yogyakarta menjadi pusat kajian dan sumber belajar.
Melihat kondisi saat ini, setiap tahunnya pasti banyak pendatang dari luar kota untuk menempuh
Pendidikan di Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan banyak sekolah dan perguruan tinggi di Yogyakarta yang
menjadi favorit di tingkat nasional. Dengan selalu adanya gelombang pendatang yang masuk di wilayah
Yogyakarta, tidak menutup kemungkinan kota Yogyakarta akan lebih padat setiap tahunnya dan menurunya
ruang terbuka hijau. Selain itu dengan banyaknya aktivitas masyarakat di Kota Yogyakarta maka produksi
sampah setiap harinya juga pasti bertambah. Kita ketahui Bersama, volume produksi sampah di DIY setiap
harinya mencapai ± 1000 ton sampah. Banyaknya volume sampah tersebut tidak diimbangi dengan
penambahan system pengolahan sampah yang memadai. Hampir seluruh volume sampah tersebut disalurkan
ke 3 TPA yang ada di DIY. Dengan semakin bertambahnya volume sampah setiap harinya, maka tidak menutup
kemunkinan tempat-tempat pembuangan sampah di DIY akan penuh. Hal tersebut sudah beberapa kali terjadi
di TPST Piyungan dimana tempat tersebut sempat penuh dan ditutup beberapa hari. Efek dari penutupan TPST
Piyungan tersebut juga sangat terasa di semua wilayah Kota Yogyakarta dimana banyak sampah yang akhirnya
tertumpuk di penjuru jalan raya.
Latar Belakang Kampanye
3. Apabila kasus menumpuknya sampah di Kota Yogyakarta tidak ditangani dengan baik maka tidak
menutup kemungkinan Kota Yogyakarta bisa terkena banjir seperti kota Jakarta. Bisa dilihat perbedaan
geografis Yogyakarta sekarang dibandingkan Yogyakarta 10 tahun lalu. Sekarang sudah mulai terlihat efek dari
krisis iklim di wilayah Yogyakarta seperti meningkatnya suhu udara yang menjadi lebih panas, terjadinya banjir
ketika hujan, dll. Banjir yang terjadi di Yogyakarta tidak hanya banjir di pinggiran sungai, akan tetapi juga banjir
di tengah kota. Hal tersebut disebabkan karena banyak tumpukan sampah di sungai dan selokan. Selain itu, hal
tersebut juga disebabkan karena menurunnya ruang terbuka hijau di wilayah kota Yogyakarta. Bisa kita lihat
sendiri bagaimana laju pembangunan di Yogyakarta, cepatnya laju pembangunan tersebut tidak diimbangi
dengan reboisasi atau penghijauan di beberapa wilayah kota sehingga menyebabkan kota Yogyakarta terasa
menjadi lebih panas dan riskan terkena banjir.
Dari keresahan tersebut, kelompok kami ingin mengajak generasi muda di Jogja untuk menjadi
pelopor kesadaran masyarakat sehingga menjadikan Kota Jogja lebih bersih dan aman dari banjir. Kami
mengajak generasi muda karena potensi dari generasi ini kedapannya sangat bagus untuk menjadi pelopor
kampanye. Kampanye yang akan kami buat bertema “Green Leader Camp: Pendidikan Lingkungan Berbasis
Petualangan”. Maksud dari tema tersebut adalah kami ingin menjadikan peserta kampanye menjadi seorang
“Green Leader” yang bisa mempelopori kampanye di masyarakat luas dan membuat kesadaran individu
maupun kolektif tentang krisis iklim yang terjadi. Kami membungkusnya dalam bentuk camp dan diisi dengan
beberapa kegiatan yang seru dan menyenangkan supaya menarik banyak kaum muda untuk bergabung dalam
kampanye.
Latar Belakang Kampanye
4. Target Kampanye
• Target Kampanye: Mahasiswa
• Karya Kampanye : Deklarasi Green Leader, Gerakan tanam pohon,
Gerakan bersih-bersih sampah.
• Bentuk kampanye : Online dan Offline
• Media Kampanye : Media sosial, Poster, Spanduk
• Indikator Keberhasilan : Berkurangnya sampah di wilayah kampanye,
terbentuknya Green Leader, Terbentuknya kesadaran kolektif
5. Aktifitas
April
1 2 3 4
1. Pencarian Green Leader
- Pembukaan pendaftaran calon peserta kampanye
- Seleksi peserta calon kampanye
- Penetapan peserta kampanye
2. Persiapan Camp
- Peserta kampanye membat video opini tentang krisis iklim
di Yogyakarta dan diposting di media social masing-masing
- Persiapan perkap dan tempat acara kampanye
- Pemberangkatan peserta kampanye ke lokasi camp
3. Pelaksanaan Camp
- Penyampaian materi tentang krisis iklim di Yogyakarta
- Penyampaian materi tentang pengolahan sampah
- Penyampaian materi tentang ruang terbuka hijau di
Yogyakarta
- Diskusi kelompok
- Deklarasi Green Leader dan pernyataan sikap
- Gerakan bersih-bersih pantai
- Gerakan tanam pohon
4. Rencana Tindak Lanjut
🡨 bulan
🡨 minggu ke
Timeline Kampanye
6. BUDGET
Item Jumlah Keterangan
Unit
(orang, paket,
lembar, dll)
Frekuensi
(berapa kali
pembelian)
Budget/harga
Satuan
(Unit Cost)
Sub Total
Konsumsi 50 paket 2 25000 2500000
Banner 2x3 meter 1 30000/m2 180000
Sewa tempat 1 Hari 1 1120000 1000000
Cetak
Pamflet/Poster
1000 lembar 1 1300 1300000
Spanduk 20 buah 1 20000 400000
TOTAL
5500000
Rencana Anggaran Kampanye
7. Analisis SWOT dari Kampanyemu
Weakness :
- Peserta kampanye terdiri dari berbagai wilayah dan
instansi yang berbeda
- Belum adanya kemistri antar peserta
Strengths :
- Banyaknya peserta kampanye
- Peserta terdiri dari mahasiswa yang masih memiliki
semangat kaum muda
- Peserta kampanye memiliki kapasitas dan kapabilitas
mengenai isu yang dikampanyekan
- Peserta memiliki kemampuan untuk menjadi pelopor
kampanye di masyarakat
Threats :
- Kurangnya dana untuk keberlanjutan kampanye
-
Opportunities :
- Bisa menggandeng beberapa dinas atau instansi untuk
kampanye
- Menarik perhatian kaum muda untuk bergabung ke
kampanye karena dibungkus dengan kegiatan yang
menyenangkan
- Mendapat dukungan dari masyarakat Yogyakarta
8. • Setelah kegiatan kampanye berakhir, rencana tindak lanjut dari kampanye ini adalah
peserta yang telah menyelesaikan pelatihan akan deklarasi Green Leader, yaitu seorang
yang menjadi aktivis lingkungan untuk menanggulangi krisis iklim di wilayah masing-
masing. Setiap dari green leader akan menjadi pelopor dan mengingkatkan kesadaran
individu di kampus dan tempat tinggalnya masing-masing sehingga kampanye bisa terus
digencarkan dan cakupannya semakin luas. Lalu kedepannya Green Leader ini akan
menjadi sebuah komunitas untuk orang-orang yang peduli terhadap krisis iklim dengan
berbagai kampanye dan gerakan aksi nyata pada setiap minggunya untuk mengurangi
krisis iklim ini.
• Selain memperlebar cakupan kampanye di wilayah kampus ataupuntempat tinggal green
leader, kami juga ingin menyasar wilayah-wilayah strategis di Yogyakarta, salah satunya
adalah deretan wilayah sumbu filosofi jogja. Hal ini, kami lakukan supaya masyarakat
luas juga tahu adanya Gerakan kamoanye ini dan bisa ikut bergabung Bersama kami.
Melihat dari budaya local masyarakat Yogyakarta yaitu jiwa gotong royongnya, kami yakin
Gerakan kampanye ini akan disambut positif oleh masyarakat. Dari awalnya yang hanya
terbentuk kesadaran individu, nantinya akan terbentuk kesadaran kolektif.
Rencana Tindak Lanjut