1. Nabilah Abdullah
Matekstosi B
Entrepreneur
Reza Nurhilman (AXL) “MAICHI”
Belum genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi ikon jajanan yang fenomenal di
Bandung. Bak tersihir, saat ini banyak orang yang penasaran akan cemilan pedas yang satu ini. Sosok
dibalik kesuksesan Maicih adalah Reza Nurhilman atau yang akran disapa Axl. Laki-laki berumur 23
tahun inilah yang menemukan resep keripik dari seorang nenek-nenek. Axl bertemu sosok emak-emak
(Nenek-nenek ) yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak.
Sosok emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Axl sendiri membuat nama tersebut agar lebih
nyeleneh dan mudah diingat orang.
Biodata Owner Maicih
Nama : Reza Nurhilman
Panggilan : Axl
Tempat tanggal lair : Bandung, 29 September 1987
Alamat : Jl.Padaringan 40 A, Kompleks
KPAD,GegerKalong, Bandung
Pendidikan : SMPN 1 Cimahi 2002
SMAN 2 Bandung 2005
Univ. Kristen Maranatha , Jur
Manajemen 2009
Profil Produk
Keripik singkong pedas ( level 3,5,10)
Baso Goreng
Gurilem
Seblak
Profil Bisnis
Dengan Tagline : “ For Ichiher With Love “ maicih ingin tampul dekat dengan para
penggemarnya, selalu memanjakan penggemarnya di seantero nusantara dengan cita rasa yang
berkualitas.
Awal Usaha
Dimulai pada pertengahan 2010
Dengan modal 15 juta
Produksi 50 bungkus per hari
Varian awal yang keluar keripik dan gurilem
Memproduksi level 1 sampai level 5
Dipasarkan dengan cara kelililing
Cerita Dibalik sukses Maicih
Keripik pedas sering diidentikan dengan makanan kampung. Produk popular ini biasanya gampang
ditemukan di warung dan dijual secara eceran. Namun, ada pula keripik pedas yang dapat dipesan
2. melalui jejaring sosial Twitter atau Facebook. Reza Nurhilman, menyulap keripik pedas biasa
menjadi keripik pedas yang dicari-cari oleh banyak konsumen.
Dengan brand Maicih, keripik produksi Reza sedang digandrungi oleh masyarakat Bandung,
terutama anak muda.
Nama brand Maicih diambil dari kisah masa lalu yang selalu teringat olehnya, “Maicih itu terlahir
waktu saya masih kecil. Biasanya, kalau saya dibawa mama ke pasar, suka ada ibu-ibu tua pake
ciput dengan baju alakadarnya.
Setiap belanja dia ngeluarin dompet, bonus dari toko emas yang ada resletingnya untuk masukin
receh. Mama saya bilangnya itu dompet Maicih”.
Ungkapnya.Beberapa tahun lalu, ia ketemu ibu-ibu yang sosoknya menyerupai Maicih dalam
memorinya. Ibu-ibu paruh baya yang pakaiannya tradisional membuat bumbu kripik pedas.
Kemudian ia terinspirasi untuk membuat brand Maicihdan ternyata orang lain sangat
menyukainya, karena nyeleneh dan unik.
Maicih mampu diproduksi 75 ribu bungkus per minggu. Pada semua varian dari kripik, jeblak,
gurilem. Dan, selalu habis. Ia mematok harga maicih di daerah Bandung, keripik level 3-5, gurilam
dan jeblak itu Rp11 ribu, untuk keripik yang level 10 Rp15 ribu. Di luar Bandung, keripik level 3-
5, gurilam dan jeblak Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18 ribu.
Memilih rasa pedas karena memberikan efek kecanduan untuk yang mencobanya. Namun
konsumen tidak perlu khawatir karena dalam komposisi Maicih tidak memakai bahan pengawet
dan bisa awet sampai delapan bulan. Rasa pedas Maicih dari rempah pilihan dan cabai yang segar.
Dan produk ini sangat baik untuk kesehatan, fungsi jantung, dan detoksifikasi. Keripik Maicih juga
enak dimakan pakai nasi, atau dicampur di lotek, mi rebus. Maicih lebih enak kalau
dikombinasikan dengan makanan-makanan lainnya.
Awalnya, pemasaran Maicih melalui teman-teman saja yang bertestimoni di media sosial twitter.
Kemudian ia lebih fokus untuk memasarkannya. “Mereka yang sudah merasakan Maicih punya
testimoni masing-masing. Jadi, saya tidak usah capek-capek promosi. Dengan Twitter, promosi
seperti bola salju, terus membesar.” Ujarnya. Alasan pemasaran hanya melalui Twitter dan
Facebook. Selain gratis, promosi di Twitter bisa menjadi gong karena kekuatan marketingnya
dibuat orang-orang yang beli Maicih. Orang yang belum tahu Maicih akan bertanya dan mereka
yang nge-tweet soal Maicih akan dengan antusias menjelaskan.
Strategi itu sukses. Keripiknya menjadi barang buruan. Konsumen harus mengantre berjam-jam
demi mendapatkan keripik superpedas itu. Bahkan, antrean pernah memanjang hingga satu
kilometer. Mereka rela mengantre walau hujan badai. Di setiap kota juga ngantre. Sekarang
Jenderal-jenderal punya fans dan komunitasnya masing-masing.
Waktu awal-awal, ia masih memakai sistem cash on delivery (COD), ia mau mengantar walau satu
bungkus. Waktu itu Ia percaya, “Sekarang saya ngejar-ngejar konsumen, tapi nanti suatu waktu
konsumen yang ngejar-ngejar saya.” Dan, sekarang terbukti. Karena, memang pemasaran addicted.
Ia tidak mempunyai karyawan yang banyak, untuk segi pekerja itu sendiri sekitar 10 orang
termasuk bagian packing, masak, pembuat bumbu, dan distribusi. Selebihnya agen, yang disebut
jenderal maicih. Ia membuat bahasa marketing dengan nuansa yang berbeda supaya lebih menarik.
Menurutnya, kalau saya sebutnya, “ya ini agen maicih,” sepertinya kurang keren. Kalau disebut
agen, seperti agen minyak dan kurang menjual. Bukan bermaksud mendeskritkan pekerjaan
diluaran sana. Disebut jenderal agar value-nya bertambah, karena produk saya cuma keripik. Kami
juga punya menteri perhubungan, yang megang jalur distribusi dan penjualan ke luar pulau. Ia
seperti ingin membangun kerajaan sendiri.
3. Syarat untuk menjadi jenderal orang yang menjadi jenderal dipilih yang memiliki intelektual baik,
dan berkompeten. Dari segi SDM, kami nggak hanya asal menerima jenderal, tetapi ada proses
interview dan training. Kualitas mereka harus yang terbaik. Jenderal bukan karyawan tapi mitra
usaha. Mereka membeli lisensi untuk izin usaha. Jadi istilahnya, mereka adalah distributor atau
agen resmi yang menjual kripik Maicih. Jadi bisa dipertanggung jawabkan.
Karena banyak yang mengatasnamakan Maicih atau memakai nama maicih dengan cara yang tidak
baik. Banyak konsumen yang dirugikan karena tertipu. Sementara maicih yang asli itu hanya
diinfokan oleh akun twitter @infomaicih dan yang hanya dijual oleh para jenderal.
Training jenderal seputar caracter building, knowledge, sikap, serta bagaimana menyikapi bisnis
ini ke konsumen. Karena, mereka tidak hanya menjual keripik, tetapi juga education. Ia sendiri
sering sharing knowledge di training. Dengan mengikuti training mereka akan siap menjadi
pengusaha dari segi mental. Mereka tidak hanya jual beli putus, tapi juga bisa dibilang independent
bussiness owner (IBO). Jadi, merasa sebagai pemilik Maicih di kotanya masing-masing. Dan
setiap bulan ia dan para jenderalnya mengevaluasi penjualannya dengan mengadakan event-event.
Harapan kedepannya, ia ingin pemasaran tidak hanya nasional tetapi go internasional. Sekarang
sudah masuk sampai singapura dan jepang. Tetapi masih sistem kirim, jendralnya para TKI di
sana.
Anak-anak muda itu harus jauh lebih yakin. Jika ingin menekuni sesuatu harus konsisten dan
antusias. Kita harus yakin dan semangat jika kita mempunyai cita-cita dan tujuan. Untuk menuju
puncak itu memang tidak mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi ketika kita
mengejarnya dengan yakin dan percaya, pasti akan tercapai.
Namanya berkibar di dunia maya berkat strategi pemasaran lewat jejaring sosial Twitter.
Ketenaran keripik pedas Maicih menimbulkan rasa penasaran bagi mereka yang belum mencoba,
dan rasa ketagihan bagi mereka yang sudah. Maicih ingin mengangkat jajanan kampung untuk bisa
„naik kelas. Bungkus keripiknya saat itu pun masih sederhana, polos tanpa sablonan logo. Berapa
pun jumlah pesanan keripik, ia akan mengantarnya sendiri. Awalnya, Axl memasarkan keripik
pedas Maicih dengan lima level atau tingkat kepedasan, mulai dari level 1 hingga 5. Setelah dua
bulan, tes pasar menunjukkan bahwa keripik level 3 dan 5 adalah yang paling laris. Kini, dua level
keripik itulah yang diproduksi massal.
Januari 2011, Maicih kembali berinovasi dengan menciptakan keripik Maicih edisi spesial, level
10. Ada orang-orang yang merasa tertantang, wah, level 5 ternyata kurang pedas dan mencari yang
lebih. Berkat inovasi marketing cerdasnya itu, kini Maicih diproduksi sekitar 2.000 bungkus per
hari untuk semua varian produknya. Ia memberi harga satu bungkus keripiknya sebesar Rp11 ribu.
Axl pun ketiban rezeki, bisa meraih keuntung an per hari antara Rp1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tentu
saja penghasilan itu lebih besar jika dibandingkan dengan gaji pejabat selevel menteri sekalipun.
Mimpi Axl untuk terus memopulerkan Maicih pun tak tanggung-tanggung. Pemasaran luar kota
akan diprioritaskan. Karena di Bandung sudah cukup happening, jadi kita akan ke luar kota, luar
pulau, bahkan luar negeri. Kita mengenal Sumedang dengan tahu, Bandung dengan peuyeum. Axl
ingin Bandung juga bisa dikenal sebagai kota asal Maicih.
Pada bulan mei 2011 , tepatnya tanggal 07 mei 2011 maicih melaunching produk terbarunya yaitu
seblak, sejenis krupuk pipih pedas, dengan varian level yang berbeda-beda. Axl akan terus
melakukan inovasinya tetapi dengan tidak meninggalkan ciri khas mengangkat camilan kelas
rendahan menjadi berkelas dan diminati orang banyak. Kemungkinan pada masa mendatang akan
muncul produk-produk lain yang lebih Inovatif lagi.