1. Respons Tubuh Terhadap Gangguan Sistem Pernapasan
oleh, Yuli Astuti (1206247852)
Batuk dan sesak napas merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan.
Keduanya bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang
menyerang saluran pernafasan. Penyakit yang bisa menyebabkan batuk dan sesak napas sangat
banyak sekali mulai dari infeksi, alergi, inflamasi bahkan keganasan. Sehingga banyak sekali
pasien yang datang ke dokter karena kedua keluhan ini.
Secara umum saluran udara pernapasan adalah sebagai berikut : dari nares anterior
menuju ke cavitas nasalis, choanae, nasopharynx, larynx, trachea, bronchus primarius, bronchus
secundus, bronchus tertius, bronchiolus, bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus
alveolaris, atrium alveolaris, sacculus alveolaris, kemudian berakhir pada alveolus tempat
terjadinya pertukaran udara.
Beberapa gangguan sistem pernapasan antara lain, Batuk, Dispnea, Sputum, Hemoptisis, dan Jari
Tabuh. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang
pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit
kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada,
penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
Batuk adalah gejala umum penyakit pernapasan. Hal ini disebabkan oleh (1) stimulasi
refleks batuk oleh benda asing yang masuk ke dalam larink, (2) akumulasi sekret pada saluran
pernapasan bawah. Bronkitis kronik, asma, tuberkulosis, dan pneumonia merupakan penyakit
dengan gejala batuk yang mencolok (Chandrasoma, 2006).
Pemeriksaan sputum/ dahak sangat berguna untuk mengevaluasi penyakit paru. Sediaan
apusan gram dan biakan sputum berguna untuk menilai adanya infeksi. Pemeriksaan sitologi
untuk sel-sel ganas. Selain itu, dari warna, volum, konsistensi, dan sumber sputum dapat
diidentifikasi jenis penyakitnya.Hemoptisis adalah batuk darah atau sputum dengan sedikit
darah. Hemoptisis berulang biasanya terdapat pada bronkitis akut atau kronik, pneumonia,
karsinoma bronkogenik, tuberkulosis, bronkiektasis, dan emboli paru.(Price&Wilson, 2006)
Batuk dapat dipicu secara refleks ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri,
batuk dipengaruhi oleh jalur sarad aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi dalam
diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang
menutup. Hasilnya akan terjadi tekanan positif pada intratoraks yang menyebabkan penyempitan
trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antara saluran napas dan udara luar
2. bersama dengan penyempitan trakea akan menghasilkan aliran udara yang melalui trakea.
Kekuatan eksplosif ini akan ”menyapu” sekret dan benda asing yang ada di saluran napas.
(Ikawati, 2008).
Hal-hal yang bisa menyebabkan sesak napas antara lain, (1) Faktor Psikis; 2) Peningkatan
Kerja Pernapasan yang didalamnya mencakup peningkatan ventilasi dan perubahan sifat-sifat
fisik; (3) otot pernapasan yang abnormal. Dan faktor-faktor penyebab sesak napas antara lain,
Oksigenasi jaringan menurun, kebutuhan oksigen meningkat, kerja pernapasan meningkat,
rangsangan pada sistem saraf pusat, penyakit neuromuskuler.
Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada. Ini
adalah refleks normal untuk melindungi tubuh. Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama :
reseptor batuk, serabut saraf aferen, pusat batuk, susunan saraf eferen, dan efektor batuk.
Reseptor batuk terdapat di larink, trakea, carina, dan daerah percabangan bronkus. Pada dasarnya
mekanisme batuk dibagi menjadi 3 fase : inspirasi, kompresi, dan ekspirasi. Fase inspirasi
dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat. Kemudian dimulailah fase kompresi dimana glotis
akan tertutup selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen meningkat. Lalu
secara aktif glotis membuka dan berlangsung lah fase ekspirasi, udara terdorong keluar
menimbulkan batuk.
Dahak/ sputum diproduksi sel goblet dan epitel untuk mengikat kotoran/ benda asing
yang masuk ke dalam saluran napas agar lebih mudah dikeluarkan oleh silia. Produksi dahak
berlebih ditemukan pada penyakit paru obstruktif, infeksi, asma, dan lain sebagainya.Sesak
napas/ dispnea merupakan gejala penyakit kardiovaskuler, emboli paru, penyakit paru obstruktif
dan restriktif, gangguan dinding dada, kecemasan. Pada penyakit obstruktif, dispnea terjadi
karena terhalangnya udara saat masuk ke dalam paru akibat sempitnya jalan napas, begitu pun
saat ekspirasi.Pada kasus, pasien juga mengalami demam. Demam adalah salah satu tanda
inflamasi dan infeksi. Demam berfungsi untuk mengoptimalkan kerja sel darah putih untuk
menyingkirkan zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Daftar Pustaka
1. Chandrasoma& Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta : EGC.
2. Ikawati, Zullies. 2008. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan. Yogyakarta :
Pustaka Adipura.
3. Price&Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6.
Jakarta: EGC.
4. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC