4. Produk Domestik Regional Bruto (PBRB) Jumlah Nilai keseluruhan
barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu wilayah/region dalam
waktu tertentu
5. Metode Pendekatan
1. Pendekatan Produksi
Untuk menghindari double
counting digunakan pendekatan
nilai tambah (Value added)
Pendekatan produksi, PDRB merupakan
penjumlahan nilai tambah sektor 1 s/d sektor 9.
Output adhb,t = Produksit x Hargat
NTBadhb,t
= Outputt – Biaya Antarat
Dimana :
NTBadhb,t =Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke t
Produksit = Kuantum produksi tahun ke t
Hargat = Harga produksi tahun ke t
7. 3. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan (upah dan gaji
+ surplus usaha + penyusutan + pajak
tak langsung – subsidi).
BPS belum menghitung PDRB melalui pendekatan pendapatan
8. PDRB meningkat, dapat disebabkan:
1. Peningkatkan Harga Barang
dan jasa
2. Peningkatan QUANTITAS
Barang dan Jasa
9. Untuk menghilangkan pengaruh
perubahan harga, Kita hitung PDRB Riil ,
= PDRB atas dasar harga Konstan
= harga pada Tahun dasar x Produksi pada tahun
berjalan
10. PDRB Berlaku vs. PDRB Konstan
Menghitung PDRB Riil–Ikan Kembung (kg)
di Tempat Pelelangan Ikan
(1)
Units
Tahun Produksi
2010
2011
2012
5
7
8
(2)
harga
(Rp)
5000
6000
8000
(3)
Price Index
Year 2010 =
100
5000
5000
5000
(4)
Nominal,
PDRB,
(1)x(2)
(5)
Real,
PDRB
25000
42000
64000
25000
35000
40000
11. MANFAAT
1. NILAI PDRB ADHB
PDRBt
NTB
ti
Digunakan sebagai dasar analisis untuk
mengetahui potensi ekonomi suatu daerah dalam
STRUKTUR EKONOMI Adhb (SE)
mengelola SDA dan SDM-nya
12. PDRB Triwulan III 2013 Provinsi Lampung
menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)
Lapangan Usaha
(1)
5.
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
6.
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7.
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Pershn
Jasa-Jasa
PDRB
1.
2.
3.
4.
8.
9.
Harga Berlaku
(2)
15.905,74
774,91
6.609,30
238,07
1.365,54
Harga Konstan Tahun
2000
(3)
4.457,30
215,30
1.570,17
49,47
559,22
6.886,59
5.359,09
1.854,57
1.012,62
2.663,72
4.025,60
43.828,56
1.321,35
933,06
11.973,06
13. Perkembangan PDRB dan Sektor Pertanian Atas Dasar Harga
Berlaku 2009 - 2013 Triwulan III (triliun rupiah)
50
43.83
45
37.75
40
33.63
35
28.55
30
23.13
25
20
15
10
9.26
10.55
12.18
14.04
15.91
5
0
III 2009
III 2010
Sektor Pertanian
III 2011
III 2012
PDRB
III 2013
PDRB Lampung
triwulan III naik
hampir 2 kali lipat
dalam waktu lima
tahun terakhir. Nilai
PDRB Provinsi
Lampung atas dasar
harga berlaku
mencapai 43,83 Triliun
rupiah
14. MANFAAT
2. PERTUMBUHAN EKONOMI Adhk (PE)
PE
{
PDRB
PDRB
t
t
100 } 100
1
Digunakan sebagai dasar analisis untuk
mengukur kinerja ekonomi suatu daerah
pada suatu periode tertentu (kenaikan produksi
STRUKTUR EKONOMI Adhb (SE)
barang dan jasa).
15.
16. Laju Pertumbuhan PDRB Triwulan III se- Sumatera 2013
Provinsi / Wilayah
(1)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep, Bangka Belitung
Kepulauan Riau
SUMATERA
JAWA
BALI & NUSRA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU & PAPUA
Pertumbuhan Ekonomi Trw III - 2013
q-to-q
y-on-y
c-to-c
(2)
(3)
(4)
1.28
3.37
2.44
2.67
2.58
4.15
2.68
1.27
1.17
0.31
2.57
2.01
4.35
2.53
3.85
13.13
4.18
5.95
5.95
2.35
7.59
5.37
5.69
6.03
4.67
3.48
4.84
6.06
5.72
3.67
7.91
11.38
4.32
6.07
6.35
2.14
8.08
5.88
5.52
5.96
5.41
5.50
5.14
6.22
5.71
3.31
7.89
8.20
Jambi menempati
posisi tertinggi
pertumbuhan
ekonomi Y on Y
di sumatera
sebesar 7,59
persen, Lampung
berada di urutan
kedua sebesar
6,03 persen.
Sebaliknya Riau
hanya bertumbuh
sebesar 2,35
persen
17. Trend Pertumbuhan Ekonomi
Lampung dan Nasional 2009 - 2013
8
7
6.45
6.26
6
6.5
6.03
6.02
5.81
5.82
6.11
5.62
5
4.27
4
3
2
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2009
2010
NASIONAL
2011
2012
LAMPUNG
2013
Pertumbuhan
ekonomi
Lampung
Triwulan III 2013
tercatat sebesar
6,03 persen,
lebih tinggi dari
pertumbuhan
nasional sebesar
5,62 persen.
18. Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulan III 2013 Provinsi
Lampung menurut Lapangan Usaha (Persen)
Pertumbuhan Trw III
2013 Terhadap
Lapangan Usaha
(1)
Trw II 2013 Trw III 2013
( q to q )
( y on y)
(3)
s.d Trw
III 2013
( c to c )
Sumber Pertumbuhan
(q to q)
(y on y)
(c to c)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Angkutan dan Komunikasi
(2)
0,35
-3,71
2,97
3,03
0,32
2,01
4,77
3,28
5,54
8,05
11,39
5,27
5,24
8,16
(4)
2,32
4,30
9,07
10,93
5,73
6,97
9,26
(5)
0,13
-0,07
0,38
0,01
0,02
0,31
0,39
(6)
1,25
0,10
1,04
0,04
0,25
0,82
0,68
(7)
0,91
0,08
1,14
0,04
0,27
1,07
0,74
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Prshn
3,11
10,08
10,25
0,34
1,07
1,06
9.
Jasa-jasa
-2,90
10,42
8,37
-0,24
0,78
0,64
PDRB
1,27
6,03
5,96
1,27
6,03
5,96
PDRB TANPA MIGAS
1,33
6,04
6,00
xxx
xxx
xxx
19. MANFAAT
3. STRUKTUR EKONOMI WILAYAH
SE
PDRB
i
PDRB
100
i
Digunakan sebagai dasar analisis untuk
mengetahui sektor-sektor ekonomi yang dominan
(leading sector) dalam perekonomian suatu
STRUKTUR EKONOMI Adhb (SE)
daerah serta untuk mengetahui pergeseran
struktur ekonomi suatu daerah).
20. Kontribusi sektor penyumbang terbesar terhadap
PDRB Lampung 2009 – 2013 tw III (persen)
100%
90%
80%
13.40
12.58
12.07
12.29
12.62
10.17
9.87
8.92
8.60
9.18
11.06
11.11
LAIN-LAIN
JASA-JASA
70%
9.33
9.25
11.11
60%
13.54
16.04
15.63
15.28
15.08
PENGANGKUTAN
& KOMUNIKASI
15.33
16.05
15.59
15.71
INDUSTRI
PENGOLAHAN
50%
13.54
40%
PERDAGANGAN,
HOTEL &
RESTORAN
30%
20%
10%
0%
40.02
36.94
36.22
37.19
36.29
PERTANIAN
Peranan Sektor
Pertanian terhadap
PDRB TW III 2013
tercatat sebesar
36,29 persen, diikuti
Sektor
Perdagangan,
restauran dan Hotel
sebesar 15,71
persen Sektor
industri sebesar
15,08 persen.
menempati
peringkat ketiga
21. Struktur PDRB Triwulan III Provinsi Lampung
Menurut Pengeluaran (Persen).
Komponen
(1)
2011
2012
(2)
(3)
Trw II
Trw III
2013
2013
(5)
(6)
1.
Konsumsi Rumahtangga
51,31
52,02
51,38
50,11
2.
3.
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,97
10,96
0,98
10,58
0,93
10,45
0,92
10,02
4.
5.
6.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Ekspor Barang dan Jasa
17,30
-0,16
42,69
17,75
0,27
44,90
17,32
1,84
41,30
16,83
1,43
42,73
7.
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
23,06
26,49
23,23
22,03
100,00
100,00
100,00
100,00
Konsumsi Pemerintah
Perubahan Inventori/Stok
PDRB
Komponen
pengeluaran
Konsumsi Rumah
Tangga
mendominasi
struktur PDRB
Lampung pada
triwulan III-2013
sebesar 50,11
persen
22. MANFAAT
4. PENDAPATAN PER KAPITA
PENDPT
PDRB
i
100
PERKAPITA
PENDUDUK
TENGAHTHNi
Digunakan sebagai dasar analisis untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat
suatu daerah secara umum.
24. PDRB dapat disajikan, Sbb:
PRDB Triwulanan, Istilah “triwulanan”
diartikan sebagai periode tiga bulanan
yaitu Januari-Februari-Maret, April-MeiJuni, Juli-Agustus-September dan
Oktober-November-Desember.
PRDB Tahunan, Istilah “tahunan”
diartikan sebagai periode JanuariDesember.
26. PERTUMBUHAN EKONOMI
q-to-q
Pertumbuhan ekonomi q-to-q (quarter to quarter):
pertumbuhan ekonomi suatu triwulan terhadap triwulan
sebelumnya (mis: triwulan III/2013 terhadap tiwulan
II/2013; triwulan I/2013 terhadap triwulan IV/2012)
27. Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulan III 2013
Provinsi Lampung menurut Pengeluaran (Persen)
Lapangan Usaha
(1)
Trw III-2013
Terhadap
Trw II-2013
q-to-q
Trw III-2013
Terhadap
Trw III-2012
y-on-y
2013(s/d
Trw III)
Terhadap
2012 (s/d
Trw III)c-toc
(2)
(3)
(4)
Sumber Pertumbuhan
Trw III 2013
q-to-q
y-on-y
c-to-c
(5)
(6)
(7)
1.
Konsumsi Rumahtangga
2,95
6,91
7,06
1,62
3,83
3,88
2.
Konsumsi Lembaga
SwastaNirlaba
2,41
4,39
3,88
0,03
0,05
0,04
3.
Konsumsi Pemerintah
1,17
4,87
3,65
0,13
0,56
0,39
4.
Pembentukan Modal Tetap
Bruto
2,06
5,51
6,70
0,34
0,91
1,09
5.
Perubahan Inventori/Stok
44,13
187,91
-485,51
-1,81
-4,04
-6,98
6.
Ekspor Barang dan Jasa
4,84
14,55
21,00
2,86
8,25
10,92
7.
Dikurangi Impor Barang dan
Jasa
4,89
9,03
9,28
1,90
3,53
3,40
PDRB
1,27
6,03
5,96
1,27
6,03
5,96
28. PENGELUARAN
PRODUKSI
Konsumsi RT
2,95 %
Konsumsi
Pemerintah
1,17 %
Pembentukan
Modal 2,43 %
Ekspor
4,84 %
-Impor
4,89 %
PERTUMBUHAN EKONOMI
TRIWULAN III 2013 (Q-to-Q)
Sebesar 1,27 persen
Pertanian
0,35 %
Pertambangan
-3,71 %
Industri
2,97%
Listrik, Gas dan
Air 3,03%
Bangunan
0,32%
Perdagangan
2,01%
Pengangkutan
4,77 %
Keuangan
3,11%
Jasa-Jasa
-2,90%
29. PERTUMBUHAN EKONOMI y-on-y
(digunakan sebagai PE triwulanan)
Pertumbuhan ekonomi y-on-y (year on year):
pertumbuhan ekonomi suatu triwulan terhadap triwulan
yang sama pada tahun sebelumnya (mis: triwulan
III/2013 terhadap triwulan III/2012; triwulan I/2013
terhadap triwulan I/2012)
30. PENGELUARAN
PRODUKSI
Konsumsi RT
6,91 %
Konsumsi
Pemerintah
4,87 %
Pembentukan
Modal 5,51%
Ekspor
14,55%
-Impor
9,03 %
PERTUMBUHAN EKONOMI
TRIWULAN III 2013 (Y-to-Y)
Sebesar 6,03 persen
Pertanian
3,28 %
Pertambangan
-5,54 %
Industri
8,05%
Listrik, Gas dan
Air 11,39%
Bangunan
5,27%
Perdagangan
5,24%
Pengangkutan
8,16%
Keuangan
10,08%
Jasa-Jasa
10,42%
31. PERTUMBUHAN EKONOMI
KUMULATIF (c-to-c)
Pertumbuhan ekonomi kumulatif (c-to-c):
pertumbuhan ekonomi kumulatif sampai suatu
triwulan terhadap kumulatif triwulan tersebut pada
tahun sebelumnya (mis: triwulan I-III/2013
terhadap triwulan I-III/2012)
32. PENGELUARAN
PRODUKSI
Konsumsi RT
7,06 %
Konsumsi
Pemerintah
3,65 %
Pembentukan
Modal 6,70 %
Ekspor
21,00 %
-Impor
9,28 %
PERTUMBUHAN EKONOMI
TRIWULAN III 2013 (C-to-C)
Sebesar 5,96 persen
Pertanian
2,32 %
Pertambangan
4,30%
Industri
9,07%
Listrik, Gas dan
Air 10,93%
Bangunan
5,73%
Perdagangan
6,97%
Pengangkutan
9,26%
Keuangan
10,25%
Jasa-Jasa
8,37%
33. ISTILAH ISTILAH YANG UMUM
DIGUNAKAN
1. Pertumbuhan Ekonomi mengalami peningkatan.
Pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding
periode sebelumnya
2. Pertumbuhan Ekonomi mengalami perlambatan.
Pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibanding
periode sebelumnya
3. Pertumbuhan Ekonomi mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan
negatif
34. Dalam menerjemahkan angka pertumbuhan
ekonomi perlu kehati-hatian dan kecermatan
Kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu kurun waktu tertentu
belum tentu langsung terkait dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Itu
akan tergantung bagaimana struktur dari PDB itu sendiri atau struktur dari
pertumbuhan yang terjadi.
35. contoh, walaupun sektor pertanian tumbuh, tetapi kalau
pertumbuhan itu hanya diperoleh dari petani yang
memiliki lahan luas, besar kemungkinan angka
kemiskinan petani lapisan bawah tidak akan banyak
mengalami perubahan
Contoh lainnya pertumbuhan yang digambarkan oleh
sektor industri. Jika pertumbuhan itu hanya berasal dari
kelompok usaha tertentu yang sangat padat modal,
belum tentu akan membawa kemajuan bagi kelompok
industri yang lain, apalagi dengan industri kecil dan
mikro.
36. OLEH SEBAB ITU terkadang ekonomi menunjukkan
pertumbuhannya, tetapi angka kemiskinan relatif
tetap dan angka pengangguran bahkan meningkat.
Demikian untuk memahami data kita terlebih dahulu
perlu memahami konsep definisinya, metodologi
pengumpulan datanya, dan substansi keilmuan yang
ada di balik angka-angka tersebut. Sangat merugi andai
kita terjebak dan masih terbelenggu dengan sikap-sikap
yang cenderung begitu sederhana dan prematur dalam
menerjemahkan angka statistik. Apalagi kalau kita
menerjemahkan suatu angka melalui persepsi subjektif
dari kacamata yang terbatas.
37. Enrico Giovannini, Direktur Statistik OECD (Organisation
for Economic Co-operation and Development yang
berkedudukan di Paris) mengingatkan kita
“Sometimes, the fault does not lie with the indicators but
in their inappropriate use-because the message
provided by them may be misinterpreted by the
audience to which they are addressed... “ Tampaknya
itulah esensi penting dari diadakannya training atau
workshop wartawan ini.
38. BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI LAMPUNG
DATA MENCERDASKAN BANGSA
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Disampaikan dalam Worshop wartawan
Arinas, desember 2013