SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN PREVALENSI
KURANG TIDUR KRONIS PADA MAHASISWA
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh : *Syamsumin Kurnia Dewi
ABSTRACT
Background: Sleep is a part of human biological rhytm that is important for nervous cells
relaxation and body stamina recovery. By its complex and multifacet stages, sleep gives
a very important role for our daily function. On the other way, chronic sleep loss is an
under- recognized public health problem that has a cumulative effects on physical and mental
health. It can reduce quality of life and productivity, increase use of health care services, and
result in injuries, illness, or deaths.The previous studies in United States and Europe
showed that junior high shool and college students had higher risk of suffered from
chronic sleep loss. Objectives: To know the prevalence of chronic sleep loss among college
students in Special Province of Yogyakarta and its relation with genders, field of the
study, and strata of the study.
Methods: This is a quantitative non-experimental research in Cross sectional way with
modified Sleep Diagnostic Test Qestionnaire from Maas used as the tool. Subjects were
diagnosed suffered from chronic sleep loss when there were three or more statements of this
questionnaire that same as with their daily conditions. After the prevalence of chronic
sleep loss was counted, the relationship between it and genders (male/female), field of the
study (medical field/nonmedical field), and strata of the study (Srata 1/Diploma III) were
analized by Chi Square Test.
Results: It was found that 47 of 104 (45.19%) subjects suffered from chronic sleep loss. The
prevalence among male students was greater than female, but not statistically significant
(25% vs 20.19%, p>0.05), so did the medical field students (29.81% vs 15.38%, p>0.05) and
the Diploma III students (25.96% vs 19.23%, p>0.05) The prevalence of chronic sleep loss
among college students in Special Province of Yogyakarta was 45.19%, and there were no
relationship between genders, field of the study, and strata of the study with this prevalence.
Keywords: chronic sleep loss, prevalence, college
students
* Staf pengajar Negeri DPK pada Akademi Fisioterapi “YAB” Yogyakarta
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidur yang didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana
orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau
dengan rangsang lainnya (Guyton AC, 1997) merupakan bagian dari ritme
biologis tubuh manusia yang penting untuk relaksasi sel saraf dan
memulihkan stamina tubuh. (Astrawan M, 2007). Melalui serangkaian tahapan
yang berbeda-beda, kompleks, dan multifaset, tidur memberikan sumbangan
yang penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi kita pada siang hari. Tidur yang
cukup dan berkualitas mampu memulihkan, meremajakan, dan memberikan
energi bagi tubuh dan otak sehingga meningkatkan kewaspadaan, persepsi,
daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan,
komunikasi, kreativitas, berat badan, mempengaruhi suasana hati,
keselamatan, serta kesehatan yang prima (Maas JB, 2002).
Dalam era globalisasi ini pola kehidupan modern cenderung
mengutamakan pekerjaan sehingga membuat ritme biologis tubuh menjadi
terganggu, termasuk jadwal tidur (Astrawan M, 2007). Menurut beberapa
survei Gallup, 56% penduduk dewasa sering mengalami masalah mengantuk
pada siang hari. Dalam jajak pendapat Gallup tahun 1995 ditemukan
sebanyak 49% orang dewasa di Amerika Serikat menderita insomnia dan
beberapa gangguan lain terkait tidur (Maas JB, 2002). Padahal berdasarkan
penelitian-penelitian yang ada (Astrawan M, 2007; Maas JB, 2002; Kotagal S,
Pinosi P, 2006; Ohayon MM et al, 2000; Ellis J, Fox P, 2004; Teixeira LR et
al, 2007; Liu X, Buysse DJ, 2006; Amschler DH, McKenzie JF, 2005;
Johnston SL, 2005; McKnight-Eily LR et al, 2008) kurang tidur kronis dapat
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
menyebabkan turunnya metabolisme dan fungsi tubuh, terutama otak,
sehingga kesehatan dan potensi kita di siang hari menurun secara signifikan
atau bahkan rusak. Akibatnya banyak pendidikan dan pelatihan yang sia-sia,
kinerja yang tidak sempurna, produktivitas yang terus menurun, hilangnya
pendapatan, terjadinya kecelakaan, penyakit, turunnya kualitas hidup, bahkan
hilangnya nyawa.
Sampai saat ini di Indonesia masih jarang dilakukan penelitian yang
berkaitan dengan tidur dan permasalahannya, terutama di kalangan
mahasiswa. Ironisnya, berdasarkan penelitian-penelitian di Amerika Serikat
dan Eropa, siswa SMA dan mahasiswa merupakan kelompok yang paling
rentan menderita kurang tidur kronis. Akibatnya mereka mempunyai risiko
yang lebih tinggi dalam mengalami dampak negatif yang ditimbulkannya
(Maas JB, 2002; Kotagal S, Pinosi P, 2006; Ohayon MM et al, 2000; Liu X,
Buysse DJ, 2006; McKnight-Eily LR et al, 2008) Mengingat besarnya kerugian
yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.Berdasarkan latar belakang di atas,
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama.
Berapakah prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah
Istimewa Yogyakarta? Kedua. Adakah hubungan antara jenis kelamin, bidang
ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi dengan prevalensi
kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama. Mengetahui besarnya prevalensi
kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua.
Mengetahui ada/tidaknya hubungan antara jenis kelamin, bidang ilmu yang
dipelajari, serta jenjang strata program studi dengan prevalensi kurang tidur
kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif noneksperimental yang
bersifat deskriptif-analitik dengan menggunakan metode rancangan Cross
Sectional Survey (Sastroasmoro S, 2006 ).
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri
maupun Swasta di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dengan jenjang
program studi Strata-1 (S1) maupun Diploma III (D III). Sampel penelitian
adalah anggota populasi yang terpilih melalui metode purposive sampling
(Sastroasmoro S, 2006 ). dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian. Kriteria inklusi meliputi: mahasiswa S1 atau D III yang masih
terdaftar aktif di perguruan tingginya, usia 18 s.d 25 tahun, bersedia
berperan serta dalam penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi:
mahasiswa sedang menjalani cuti akademik atau tidak aktif lagi, usia melebihi
25 tahun.
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh melalui metode kuesioner yang dibagikan secara insidental kepada
sampel. Setelah diisi, kuesioner tersebut dikumpulkan untuk dianalisis lebih
lanjut.
Variabel-variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut: Variabel bebas:
jenis kelamin, bidang ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi
mahasiswa, dan variabel tergantung: prevalensi kurang tidur kronis.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang merupakan modifikasi dari
kuesioner Uji Diagnostik Tidur yang disusun oleh Prof. James B. Maas
(Cornell University) dan telah lolos dalam uji validitas dan uji reliabilitas dalam
uji pendahuluan (Maas JB, 2002).
Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
Pertama, jawaban kuesioner dinilai keabsahannya. Apabila ada butir
pertanyaan yang tidak ada jawabannya atau ada jawaban ganda maka
jawaban kuesioner tersebut dianggap tidak sah dan tidak dimasukkan dalam
analisis selanjutnya.
Tahap kedua adalah penegakan diagnosis. Diagnosis kurang tidur kronis
ditegakkan apabila ada 3 atau lebih pernyataan dalam kuesioner yang sesuai
dengan kondisi responden sehari-hari. (Maas JB, 2002)
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
Tahap ketiga adalah penghitungan prevalensi kurang tidur kronis dengan
menggunakan rumus (Sastroasmoro S, 2006 ).
Jumlah kasus kurang tidur kronis pada sampel
Prevalensi = X
100%
Jumlah sampel penelitian
Setelah didapatkan nilai prevalensinya, data disajikan dalam bentuk tabel 2x2
untuk mengetahui besarnya prevalensi kurang tidur kronis berdasarkan jenis
kelamin, bidang ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi
mahasiswa.
Tahap keempat adalah analisis ada/tidaknya hubungan antar variabel
dengan menggunakan analisis Chi Square(Sastroasmoro S, 2006 ) melalui
program SPSS versi 10.0. Dengan menggunakan derajat kemaknaan 0,05,
Confidence Interval (CI): 95%, adanya hubungan bermakna antar variabel
ditandai dengan p < 0,05, dan sebaliknya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sebanyak 110 kuesioner dibagikan secara insidental kepada mahasiswa
dari 15 program studi di 7 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Daerah
Istimewa Yogyakarta mulai bulan Maret hingga akhir Mei 2008. Berdasarkan
jawaban yang masuk, yang memenuhi syarat sebanyak 104 responden dan 6
sisanya dianggap tidak memenuhi syarat karena tidak diisi dengan lengkap
sehingga tidak diikutsertakan dalam analisis.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47 orang
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
(45,19%), dan perempuan 57 orang (54,81%). Responden yang kuliah di
bidang medis sebanyak 60 orang (57,69%), dan di bidang nonmedis
sebanyak 44 orang (42,31%). Sedangkan responden yang strata program
studinya S1 sebanyak 54 orang (51,92%), dan yang D III 50 orang (48,08%).
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari 104 responden terdapat 47
orang (45,19%) yang didiagnosis menderita kurang tidur kronis. Dari angka
prevalensi sebesar 45,19% ini sebanyak 26 orang (25%) adalah laki-laki dan
21 orang lainnya (20,19%) adalah perempuan. Apabila dikelompokkan
berdasarkan kelompok ilmu yang dipelajari, maka sebanyak 31 orang
(29,81%) yang kuliah di bidang medis, dan 16 orang (15,38%) yang kuliah di
bidang nonmedis. Sedangkan bila dikelompokkan berdasarkan strata
program studinya, sebanyak 20 orang (19,23%) berjenjang S1 dan 27 orang
(25,96%) berjenjang D III.
Prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa laki-laki lebih tinggi
daripada mahasiswa perempuan (Tabel 1), namun setelah dianalisis secara
statistik dengan uji Chi Square hal tersebut tidak signifikan (CI: 95%, p>0,05).
Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang kuliah di bidang
medis lebih tinggi daripada yang nonmedis (Tabel 2). Meskipun demikian, hal
tersebut tidak bermakna secara statistik (CI: 95%, p >0,05). Prevalensi
kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang jenjang strata program studinya
D III lebih tinggi daripada yang S1 (Tabel 3), namun tidak bermakna secara
statistik (CI: 95%, p>0,05). Data terperinci dari ketiga variabel tersebut
terhadap prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa dapat dilihat pada
tabel 1, 2 dan 3 berikut ini :
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
Tabel 1 Prevalensi Kurang Tidur Kronis berdasarkan Jenis Kelamin
Mahasiswa
Jenis Kelamin Kurang Tidur Cukup Tidur Jumlah
n % n % n %
Laki-laki 26 25 21 20,19 47 45,19
Perempuan 21 20,19 36 34,62 57 54,81
Jumlah 47 45,19 57 54,81 104 100
Tabel 2. Prevalensi Kurang Tidur Kronis berdasarkan Bidang Ilmu yang
Dipelajari
Bidang Ilmu yang
Dipelajari
Kurang
Tidur
Cukup Tidur Jumlah
n % n % n %
Medis 31 29,81 29 27,88 60 57,69
Nonmedis 16 15,38 28 26,93 44 42,31
Jumlah 47 45,19 57 54,81 104 100
Tabel 3. Prevalensi Kurang Tidur Kronis berdasarkan Strata Program Studi
Strata Kurang Tidur Cukup Tidur Jumlah
Program Studi n % n % n %
S1 20 19,23 34 32,69 54 51,92
D III 27 25,96 23 22,12 50 48,08
Jumlah 47 45,19 57 54,81 104 100
Pembahasan
Idealnya, diagnosis kurang tidur kronis dilakukan dengan melakukan
pengujian Multiple Sleep Latency Test (MSLT) di laboratorium tidur. Metode
yang dikembangkan oleh Dr. William Dement (Stanford University) ini terbukti
akurat sehingga beberapa kali digunakan dalam penelitian ilmuwan lainnya.
Namun, cara ini kurang praktis dan tidak semua negara memiliki fasilitasnya
sehingga pada penelitian ini digunakan alat diagnostik berupa kuesioner yang
merupakan modifikasi dari kuesioner Uji Diagnostik Tidur dari Prof. James B.
Maas, yang berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan indikator yang
baik akan kurang tidur. Berdasarkan metode ini seseorang dinyatakan
menderita kurang tidur kronis bila ada 3 atau lebih pernyataan dalam
kuesioner yang sesuai dengan kondisinya sehari-hari (Maas JB, 2002).
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari 104 responden terdapat 47
orang (45,19%) yang didiagnosis menderita kurang tidur kronis Prevalensi ini
hampir sama dengan hasil survei dari The National Sleep Foundation (2006)
yang menunjukkan sebanyak 45% remaja Amerika Serikat menderita kurang
tidur kronis (Hitti M, 2008), namun sedikit lebih tinggi daripada hasil survei
dari Wolfson & Carskadon (1998) yang menunjukkan sekitar 40% murid SMA
dan mahasiswa di Amerika Serikat menderita kurang tidur (Wolfson AR,
Carskadon MA, 1998)
Prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa laki-laki lebih tinggi
daripada mahasiswa perempuan (Tabel 1), namun setelah dianalisis secara
statistik dengan uji Chi Square hal tersebut tidak signifikan (CI: 95%, p>0,05).
Hasil ini sesuai dengan penelitian dari McKnight-Eily et al (2008), Chen et al
(2005), serta Feng et al (2005) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara jenis kelamin dengan prevalensi kurang tidur kronis pada murid SMA
dan mahasiswa.
Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang kuliah di
bidang medis lebih tinggi daripada yang nonmedis (Tabel 2). Meskipun
demikian, hal tersebut tidak bermakna secara statistik (CI: 95%, p >0,05). Hal
ini sesuai dengan survei dari Chen et al (2005). Penyebabnya adalah karena
mahasiswa yang kuliah di bidang medis mempunyai stresor dan kecemasan
yang lebih besar (Maas, 2002 dan Feng GS, Chen JW, Yang XZ, 2005) akibat
padatnya jadwal perkuliahan dan praktikum serta banyaknya tugas yang
dihadapi.
Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang jenjang strata
program studinya D III lebih tinggi daripada yang S1 (Tabel 3), namun tidak
bermakna secara statistik (CI: 95%, p>0,05). Penelitian-penelitian yang ada,
termasuk penelitian ini belum menggali faktor-faktor penyebab yang mungkin.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang lebih terperinci untuk mengetahui hal
tersebut.
Meskipun terdapat perbedaan prevalensi pada masing-masing
kelompok dalam ketiga variabel tersebut, namun semuanya tidak bermakna
secara statistik. Penyebab yang mungkin adalah kurangnya jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini (Sastroasmoro S, 2006). Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis lebih dalam tentang
faktor-faktor risiko yang terkait dengan prevalensi kurang tidur pada
mahasiswa dengan sampel yang lebih variatif dan jumlah yang lebih besar.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah : Pertama. Prevalensi
kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
45, 19 %. Kedua. Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin, bidang
ilmu yang dipelajari serta strata program studi terhadap prevalensi kurang
tidur kronis pada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amschler DH, McKenzie JF, Elementary Student’s Sleep Habits and Teacher
Observations of Sleep-Related Problems, J Sch Health. 2005; 75(2):50-6
Astrawan M, Tidur Jadi Lebih Berkualitas, dikutip 18/5/2007 dari
http://www.medicastore.com,
Carskadon MA, Patterns of Sleep and Sleepiness in Adolescents,
Paediatrician. 1990; 17(1):5-12
Chen W, Shen YD, Chen R, Ding GX, Investigation on Sleep Status of
College and High School Students, Zhonghua Yu Fang Yi Xue Za Zhi,
2005; 39(1):48-50
Ellis J, Fox P, Promoting Mental Health in Students; is there a role for sleep?,
J R Soc Health. 2004; 124(3):129-33
Feng GS, Chen JW, Yang XZ, Study on The Status and Quality of Sleep-
Related Influencing Factors in Medical College Students, Zhonghua Liu
Xing Bing Xue Za Zhi, 2005; 26(5):328-31
Guyton AC, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Cetakan I, EGC, Jakarta,
1997: 945-948
Hitti M, WebMD Health News: U.S. Teens Falling Short on Sleep, dikutip
19/6/2008 dari http://www.medscape.com/viewarticle/528662
Johnston SL, Societal and Workplace Consequences of Insomnia,
Sleepiness, and Fatique, Medscape Neurology & Neurosurgery. 2005;
7(2)
Kotagal S, Pinosi P, Sleep Disorders in Children and Adolescents, BMJ. 2006;
332:828-832.
Liu X, Buysse DJ, Sleep and Youth Suicidal Behaviour: a neglected field, Curr
Opin Psychiatry. 2006; 19(3):288-293
Maas JB, 2002. Power Sleep: Kiat-kiat tidur sehat untuk mencapai kondisi
dan Prestasi Puncak, Cetakan I, Kaifa, Bandung.
McKnight-Eily LR et al, Perceived Insufficient Rest or Sleep—Four States,
2006, MMWR. 2008; 57(8);200-203
Ohayon MM et al, Prevalence and Patterns of Problematic Sleep Among
Older Adolescents, J Am Acad Child Adolesc Psychiatry. 2000;
Dec;39(12):1549-56
Sastroasmoro S, 2006. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-2,
Cetakan ke-2, CV Sagung Seto, Jakarta
Teixeira LR et al, 2007.Sleep and Sleepiness Among Working and Non-
Working High School Evening Students, Chronobiol Int. 2007; 24(1):99-
113
Wolfson AR, Carskadon MA,1998. Sleep Schedules and Daytime Functioning
in Adolescents, Child Dev. 1998; 69:875-887

More Related Content

What's hot

Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Operator Warnet Vast Raha
 
Kualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaKualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd Lansia
Reni Rn Fauziah
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
rsd kol abundjani
 

What's hot (14)

Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
145 287-1-sm
145 287-1-sm145 287-1-sm
145 287-1-sm
 
Laporan tahap 1
Laporan tahap 1Laporan tahap 1
Laporan tahap 1
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
 
522 1181-1-sm
522 1181-1-sm522 1181-1-sm
522 1181-1-sm
 
Adddnn
AdddnnAdddnn
Adddnn
 
Kualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaKualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd Lansia
 
1
11
1
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
Epidemiology nutritional status of hyperlipidemics elderly in indonesia accor...
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 

Similar to Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa

Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Sii AQyuu
 
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Operator Warnet Vast Raha
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
Ratih Aini
 
359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf
359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf
359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf
nurjannahnjee
 
BUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdf
BUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdfBUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdf
BUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdf
INyomanMurjana
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
Sii AQyuu
 
Pendidikan Seksual
Pendidikan SeksualPendidikan Seksual
Pendidikan Seksual
Engku Fatin
 
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptxWarna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
lenarainy13
 
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
Dian631634
 

Similar to Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa (20)

13516-Article Text-42498-1-10-20211119 (1).pdf
13516-Article Text-42498-1-10-20211119 (1).pdf13516-Article Text-42498-1-10-20211119 (1).pdf
13516-Article Text-42498-1-10-20211119 (1).pdf
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
 
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
01 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku sek...
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
 
359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf
359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf
359-Article Text-1321-2-10-20200529.pdf
 
BUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdf
BUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdfBUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdf
BUDIONO & RIVAI. 2021. Faktor yg mempengaruhi kualitas hidup lansia.pdf
 
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAKORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
 
Tugas akhir kuliah
Tugas akhir kuliahTugas akhir kuliah
Tugas akhir kuliah
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Pendidikan Seksual
Pendidikan SeksualPendidikan Seksual
Pendidikan Seksual
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptxWarna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
Warna Warni Ilustratif Jamu Presentasi.pptx
 
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
22870-ID-peranan-program-pkpr-pelayanan-kesehatan-peduli-remaja-terhadap-kese...
 
Deskripsi Pengetahuan Remaja Tentang Dismenore (1).pdf
Deskripsi Pengetahuan Remaja Tentang Dismenore (1).pdfDeskripsi Pengetahuan Remaja Tentang Dismenore (1).pdf
Deskripsi Pengetahuan Remaja Tentang Dismenore (1).pdf
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
 
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
234024-pengaruh-pendidikan-kesehatan-dalam-meni-0bdd569d.pdf
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnalUlasan jurnal
Ulasan jurnal
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 

Recently uploaded (20)

ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 

Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa

  • 1. JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA http://www.skripsistikes.wordpress.com FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN PREVALENSI KURANG TIDUR KRONIS PADA MAHASISWA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : *Syamsumin Kurnia Dewi ABSTRACT Background: Sleep is a part of human biological rhytm that is important for nervous cells relaxation and body stamina recovery. By its complex and multifacet stages, sleep gives a very important role for our daily function. On the other way, chronic sleep loss is an under- recognized public health problem that has a cumulative effects on physical and mental health. It can reduce quality of life and productivity, increase use of health care services, and result in injuries, illness, or deaths.The previous studies in United States and Europe showed that junior high shool and college students had higher risk of suffered from chronic sleep loss. Objectives: To know the prevalence of chronic sleep loss among college students in Special Province of Yogyakarta and its relation with genders, field of the study, and strata of the study. Methods: This is a quantitative non-experimental research in Cross sectional way with modified Sleep Diagnostic Test Qestionnaire from Maas used as the tool. Subjects were diagnosed suffered from chronic sleep loss when there were three or more statements of this questionnaire that same as with their daily conditions. After the prevalence of chronic sleep loss was counted, the relationship between it and genders (male/female), field of the study (medical field/nonmedical field), and strata of the study (Srata 1/Diploma III) were analized by Chi Square Test. Results: It was found that 47 of 104 (45.19%) subjects suffered from chronic sleep loss. The prevalence among male students was greater than female, but not statistically significant (25% vs 20.19%, p>0.05), so did the medical field students (29.81% vs 15.38%, p>0.05) and the Diploma III students (25.96% vs 19.23%, p>0.05) The prevalence of chronic sleep loss among college students in Special Province of Yogyakarta was 45.19%, and there were no relationship between genders, field of the study, and strata of the study with this prevalence. Keywords: chronic sleep loss, prevalence, college students * Staf pengajar Negeri DPK pada Akademi Fisioterapi “YAB” Yogyakarta
  • 2. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA PENDAHULUAN Latar Belakang Tidur yang didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton AC, 1997) merupakan bagian dari ritme biologis tubuh manusia yang penting untuk relaksasi sel saraf dan memulihkan stamina tubuh. (Astrawan M, 2007). Melalui serangkaian tahapan yang berbeda-beda, kompleks, dan multifaset, tidur memberikan sumbangan yang penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi kita pada siang hari. Tidur yang cukup dan berkualitas mampu memulihkan, meremajakan, dan memberikan energi bagi tubuh dan otak sehingga meningkatkan kewaspadaan, persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan, komunikasi, kreativitas, berat badan, mempengaruhi suasana hati, keselamatan, serta kesehatan yang prima (Maas JB, 2002). Dalam era globalisasi ini pola kehidupan modern cenderung mengutamakan pekerjaan sehingga membuat ritme biologis tubuh menjadi terganggu, termasuk jadwal tidur (Astrawan M, 2007). Menurut beberapa survei Gallup, 56% penduduk dewasa sering mengalami masalah mengantuk pada siang hari. Dalam jajak pendapat Gallup tahun 1995 ditemukan sebanyak 49% orang dewasa di Amerika Serikat menderita insomnia dan beberapa gangguan lain terkait tidur (Maas JB, 2002). Padahal berdasarkan penelitian-penelitian yang ada (Astrawan M, 2007; Maas JB, 2002; Kotagal S, Pinosi P, 2006; Ohayon MM et al, 2000; Ellis J, Fox P, 2004; Teixeira LR et al, 2007; Liu X, Buysse DJ, 2006; Amschler DH, McKenzie JF, 2005; Johnston SL, 2005; McKnight-Eily LR et al, 2008) kurang tidur kronis dapat
  • 3. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA menyebabkan turunnya metabolisme dan fungsi tubuh, terutama otak, sehingga kesehatan dan potensi kita di siang hari menurun secara signifikan atau bahkan rusak. Akibatnya banyak pendidikan dan pelatihan yang sia-sia, kinerja yang tidak sempurna, produktivitas yang terus menurun, hilangnya pendapatan, terjadinya kecelakaan, penyakit, turunnya kualitas hidup, bahkan hilangnya nyawa. Sampai saat ini di Indonesia masih jarang dilakukan penelitian yang berkaitan dengan tidur dan permasalahannya, terutama di kalangan mahasiswa. Ironisnya, berdasarkan penelitian-penelitian di Amerika Serikat dan Eropa, siswa SMA dan mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan menderita kurang tidur kronis. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih tinggi dalam mengalami dampak negatif yang ditimbulkannya (Maas JB, 2002; Kotagal S, Pinosi P, 2006; Ohayon MM et al, 2000; Liu X, Buysse DJ, 2006; McKnight-Eily LR et al, 2008) Mengingat besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama. Berapakah prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta? Kedua. Adakah hubungan antara jenis kelamin, bidang ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi dengan prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?
  • 4. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama. Mengetahui besarnya prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua. Mengetahui ada/tidaknya hubungan antara jenis kelamin, bidang ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi dengan prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif noneksperimental yang bersifat deskriptif-analitik dengan menggunakan metode rancangan Cross Sectional Survey (Sastroasmoro S, 2006 ). Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dengan jenjang program studi Strata-1 (S1) maupun Diploma III (D III). Sampel penelitian adalah anggota populasi yang terpilih melalui metode purposive sampling (Sastroasmoro S, 2006 ). dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Kriteria inklusi meliputi: mahasiswa S1 atau D III yang masih terdaftar aktif di perguruan tingginya, usia 18 s.d 25 tahun, bersedia berperan serta dalam penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi: mahasiswa sedang menjalani cuti akademik atau tidak aktif lagi, usia melebihi 25 tahun.
  • 5. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode kuesioner yang dibagikan secara insidental kepada sampel. Setelah diisi, kuesioner tersebut dikumpulkan untuk dianalisis lebih lanjut. Variabel-variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut: Variabel bebas: jenis kelamin, bidang ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi mahasiswa, dan variabel tergantung: prevalensi kurang tidur kronis. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang merupakan modifikasi dari kuesioner Uji Diagnostik Tidur yang disusun oleh Prof. James B. Maas (Cornell University) dan telah lolos dalam uji validitas dan uji reliabilitas dalam uji pendahuluan (Maas JB, 2002). Analisis Data Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. Pertama, jawaban kuesioner dinilai keabsahannya. Apabila ada butir pertanyaan yang tidak ada jawabannya atau ada jawaban ganda maka jawaban kuesioner tersebut dianggap tidak sah dan tidak dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Tahap kedua adalah penegakan diagnosis. Diagnosis kurang tidur kronis ditegakkan apabila ada 3 atau lebih pernyataan dalam kuesioner yang sesuai dengan kondisi responden sehari-hari. (Maas JB, 2002)
  • 6. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA Tahap ketiga adalah penghitungan prevalensi kurang tidur kronis dengan menggunakan rumus (Sastroasmoro S, 2006 ). Jumlah kasus kurang tidur kronis pada sampel Prevalensi = X 100% Jumlah sampel penelitian Setelah didapatkan nilai prevalensinya, data disajikan dalam bentuk tabel 2x2 untuk mengetahui besarnya prevalensi kurang tidur kronis berdasarkan jenis kelamin, bidang ilmu yang dipelajari, serta jenjang strata program studi mahasiswa. Tahap keempat adalah analisis ada/tidaknya hubungan antar variabel dengan menggunakan analisis Chi Square(Sastroasmoro S, 2006 ) melalui program SPSS versi 10.0. Dengan menggunakan derajat kemaknaan 0,05, Confidence Interval (CI): 95%, adanya hubungan bermakna antar variabel ditandai dengan p < 0,05, dan sebaliknya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebanyak 110 kuesioner dibagikan secara insidental kepada mahasiswa dari 15 program studi di 7 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai bulan Maret hingga akhir Mei 2008. Berdasarkan jawaban yang masuk, yang memenuhi syarat sebanyak 104 responden dan 6 sisanya dianggap tidak memenuhi syarat karena tidak diisi dengan lengkap sehingga tidak diikutsertakan dalam analisis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47 orang
  • 7. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA (45,19%), dan perempuan 57 orang (54,81%). Responden yang kuliah di bidang medis sebanyak 60 orang (57,69%), dan di bidang nonmedis sebanyak 44 orang (42,31%). Sedangkan responden yang strata program studinya S1 sebanyak 54 orang (51,92%), dan yang D III 50 orang (48,08%). Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari 104 responden terdapat 47 orang (45,19%) yang didiagnosis menderita kurang tidur kronis. Dari angka prevalensi sebesar 45,19% ini sebanyak 26 orang (25%) adalah laki-laki dan 21 orang lainnya (20,19%) adalah perempuan. Apabila dikelompokkan berdasarkan kelompok ilmu yang dipelajari, maka sebanyak 31 orang (29,81%) yang kuliah di bidang medis, dan 16 orang (15,38%) yang kuliah di bidang nonmedis. Sedangkan bila dikelompokkan berdasarkan strata program studinya, sebanyak 20 orang (19,23%) berjenjang S1 dan 27 orang (25,96%) berjenjang D III. Prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa laki-laki lebih tinggi daripada mahasiswa perempuan (Tabel 1), namun setelah dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square hal tersebut tidak signifikan (CI: 95%, p>0,05). Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang kuliah di bidang medis lebih tinggi daripada yang nonmedis (Tabel 2). Meskipun demikian, hal tersebut tidak bermakna secara statistik (CI: 95%, p >0,05). Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang jenjang strata program studinya D III lebih tinggi daripada yang S1 (Tabel 3), namun tidak bermakna secara statistik (CI: 95%, p>0,05). Data terperinci dari ketiga variabel tersebut terhadap prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3 berikut ini :
  • 8. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA Tabel 1 Prevalensi Kurang Tidur Kronis berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Jenis Kelamin Kurang Tidur Cukup Tidur Jumlah n % n % n % Laki-laki 26 25 21 20,19 47 45,19 Perempuan 21 20,19 36 34,62 57 54,81 Jumlah 47 45,19 57 54,81 104 100 Tabel 2. Prevalensi Kurang Tidur Kronis berdasarkan Bidang Ilmu yang Dipelajari Bidang Ilmu yang Dipelajari Kurang Tidur Cukup Tidur Jumlah n % n % n % Medis 31 29,81 29 27,88 60 57,69 Nonmedis 16 15,38 28 26,93 44 42,31 Jumlah 47 45,19 57 54,81 104 100 Tabel 3. Prevalensi Kurang Tidur Kronis berdasarkan Strata Program Studi Strata Kurang Tidur Cukup Tidur Jumlah Program Studi n % n % n % S1 20 19,23 34 32,69 54 51,92 D III 27 25,96 23 22,12 50 48,08 Jumlah 47 45,19 57 54,81 104 100
  • 9. Pembahasan Idealnya, diagnosis kurang tidur kronis dilakukan dengan melakukan pengujian Multiple Sleep Latency Test (MSLT) di laboratorium tidur. Metode yang dikembangkan oleh Dr. William Dement (Stanford University) ini terbukti akurat sehingga beberapa kali digunakan dalam penelitian ilmuwan lainnya. Namun, cara ini kurang praktis dan tidak semua negara memiliki fasilitasnya sehingga pada penelitian ini digunakan alat diagnostik berupa kuesioner yang merupakan modifikasi dari kuesioner Uji Diagnostik Tidur dari Prof. James B. Maas, yang berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan indikator yang baik akan kurang tidur. Berdasarkan metode ini seseorang dinyatakan menderita kurang tidur kronis bila ada 3 atau lebih pernyataan dalam kuesioner yang sesuai dengan kondisinya sehari-hari (Maas JB, 2002). Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari 104 responden terdapat 47 orang (45,19%) yang didiagnosis menderita kurang tidur kronis Prevalensi ini hampir sama dengan hasil survei dari The National Sleep Foundation (2006) yang menunjukkan sebanyak 45% remaja Amerika Serikat menderita kurang tidur kronis (Hitti M, 2008), namun sedikit lebih tinggi daripada hasil survei dari Wolfson & Carskadon (1998) yang menunjukkan sekitar 40% murid SMA dan mahasiswa di Amerika Serikat menderita kurang tidur (Wolfson AR, Carskadon MA, 1998) Prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa laki-laki lebih tinggi daripada mahasiswa perempuan (Tabel 1), namun setelah dianalisis secara statistik dengan uji Chi Square hal tersebut tidak signifikan (CI: 95%, p>0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian dari McKnight-Eily et al (2008), Chen et al (2005), serta Feng et al (2005) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
  • 10. antara jenis kelamin dengan prevalensi kurang tidur kronis pada murid SMA dan mahasiswa. Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang kuliah di bidang medis lebih tinggi daripada yang nonmedis (Tabel 2). Meskipun demikian, hal tersebut tidak bermakna secara statistik (CI: 95%, p >0,05). Hal ini sesuai dengan survei dari Chen et al (2005). Penyebabnya adalah karena mahasiswa yang kuliah di bidang medis mempunyai stresor dan kecemasan yang lebih besar (Maas, 2002 dan Feng GS, Chen JW, Yang XZ, 2005) akibat padatnya jadwal perkuliahan dan praktikum serta banyaknya tugas yang dihadapi. Prevalensi kurang tidur pada kelompok mahasiswa yang jenjang strata program studinya D III lebih tinggi daripada yang S1 (Tabel 3), namun tidak bermakna secara statistik (CI: 95%, p>0,05). Penelitian-penelitian yang ada, termasuk penelitian ini belum menggali faktor-faktor penyebab yang mungkin. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang lebih terperinci untuk mengetahui hal tersebut. Meskipun terdapat perbedaan prevalensi pada masing-masing kelompok dalam ketiga variabel tersebut, namun semuanya tidak bermakna secara statistik. Penyebab yang mungkin adalah kurangnya jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini (Sastroasmoro S, 2006). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis lebih dalam tentang faktor-faktor risiko yang terkait dengan prevalensi kurang tidur pada mahasiswa dengan sampel yang lebih variatif dan jumlah yang lebih besar.
  • 11. KESIMPULAN Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah : Pertama. Prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 45, 19 %. Kedua. Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin, bidang ilmu yang dipelajari serta strata program studi terhadap prevalensi kurang tidur kronis pada mahasiswa.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Amschler DH, McKenzie JF, Elementary Student’s Sleep Habits and Teacher Observations of Sleep-Related Problems, J Sch Health. 2005; 75(2):50-6 Astrawan M, Tidur Jadi Lebih Berkualitas, dikutip 18/5/2007 dari http://www.medicastore.com, Carskadon MA, Patterns of Sleep and Sleepiness in Adolescents, Paediatrician. 1990; 17(1):5-12 Chen W, Shen YD, Chen R, Ding GX, Investigation on Sleep Status of College and High School Students, Zhonghua Yu Fang Yi Xue Za Zhi, 2005; 39(1):48-50 Ellis J, Fox P, Promoting Mental Health in Students; is there a role for sleep?, J R Soc Health. 2004; 124(3):129-33 Feng GS, Chen JW, Yang XZ, Study on The Status and Quality of Sleep- Related Influencing Factors in Medical College Students, Zhonghua Liu Xing Bing Xue Za Zhi, 2005; 26(5):328-31 Guyton AC, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997: 945-948 Hitti M, WebMD Health News: U.S. Teens Falling Short on Sleep, dikutip 19/6/2008 dari http://www.medscape.com/viewarticle/528662 Johnston SL, Societal and Workplace Consequences of Insomnia, Sleepiness, and Fatique, Medscape Neurology & Neurosurgery. 2005; 7(2) Kotagal S, Pinosi P, Sleep Disorders in Children and Adolescents, BMJ. 2006; 332:828-832. Liu X, Buysse DJ, Sleep and Youth Suicidal Behaviour: a neglected field, Curr Opin Psychiatry. 2006; 19(3):288-293 Maas JB, 2002. Power Sleep: Kiat-kiat tidur sehat untuk mencapai kondisi dan Prestasi Puncak, Cetakan I, Kaifa, Bandung. McKnight-Eily LR et al, Perceived Insufficient Rest or Sleep—Four States, 2006, MMWR. 2008; 57(8);200-203 Ohayon MM et al, Prevalence and Patterns of Problematic Sleep Among Older Adolescents, J Am Acad Child Adolesc Psychiatry. 2000; Dec;39(12):1549-56
  • 13. Sastroasmoro S, 2006. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-2, Cetakan ke-2, CV Sagung Seto, Jakarta Teixeira LR et al, 2007.Sleep and Sleepiness Among Working and Non- Working High School Evening Students, Chronobiol Int. 2007; 24(1):99- 113 Wolfson AR, Carskadon MA,1998. Sleep Schedules and Daytime Functioning in Adolescents, Child Dev. 1998; 69:875-887