SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB I
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI

BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Pada banyak pasien dengan
usia diatas 50 tahun, kelenjar prostatnya mengalami pembesaran. Kelenjar prostat
membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat
aliran keluar urine dengan menutupi orifisium uretra, dapat menyebabkan
hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya
tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat,
tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasia nodula-nodula
fibroadenomatosa majemuk dalam prostat (sel-selnya bertambah banyak).
Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul
surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau
adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. Lobus yang
mengalami hipertrofi dapat menyumbat kolum vesikal atau uretra prostatik,
dengan demikian menyebabkan pensongongan urine inkomplit atau retensi urine,
dimana sebagian urine tetap berada dalam saluran kemih dan berfungsi sebagai
media untuk organisme infektif.
B. PATOLOGI ANATOMI PROSTAT

Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar
Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang
dewasa kira-kira 20 gram dengan ukuran rata-rata:
- Panjang 3.4 cm
- Lebar 4.4 cm
- Tebal 2.6
Secara embriologis terdiri dari 5 lobur:
- Lobus medius 1 buah

1
- Lobus anterior 1 buah
- Lobus posterior 1 buah
- Lobus lateral 2 buah
Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior
akan menjadi satu disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadangkadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna
abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar
prostat. Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri
dari:
- Kapsul anatomis
- Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler
- Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian:
Ø Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya
Ø Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai
adenomatus zone
Ø Di sekitar uretra disebut periuretral gland
Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari
vesika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara
ke dalam uretra. Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur,
sedangkan pada oran dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah
teraba.
Sedangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat,
jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan warna
kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat
yang terdesak berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu
ditekan keluar cairan seperti susu. Apabila jaringan fibromuskuler yang
bertambah tonjolan berwarna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan
sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga
lumen uretra menyerupai celah. Terkadang juga penonjolan ini dapat menutupi

2
lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang berangsur-angsur mendesak
prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat mengakibatkan peradangan.
C. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara
pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat
pula dianggap undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi
adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu
Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari BPH adalah:
Adanya

hiperplasia

periuretral

yang

disebabkan

karena

perubahan

keseimbangan testosteron dan estrogen. Dengan penuaan kadar testosteron
serum menurun, dan kadarestrogen serum meningkat. Terdapat teori bahwa
rasio estrogen/androgen yang lebih tinggi akan merangsang hiperplasia
jaringan prostat.
Ketidakseimbangan endokrin.
Faktor umur / usia lanjut.

D. MANIFESTASI KLINIS

Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi
tak selalu disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu:
1.Penyempitan

uretra

yang

menyebabkan

kesulitan

berkemih

2.Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih,
hipertrofi kandung kemih dan cystitis. Adapun gejala dan tanda yang tampak pada
pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi:
a. Retensi urin
b. Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing
c. Miksi yang tidak puas
d. Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia)
e. Pada malam hari miksi harus mengejan

3
f. Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria)
g. Massa pada abdomen bagian bawah
h. Hematuria
i. Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan urin)
j. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi
k. Kolik renal
l. Berat badan turun
m. Anemia
Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, pasien sama sekali tidak dapat
berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu terisi
dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak
ginjal.

D. PATOFISIOLOGI

Hiperplasia

prostatik

merupakan

pertumbuhan

nodul-nodul

fibroadenomatosa majemuk dalam prostat. Pertumbuhan tersebut dimulai dari
bagian periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan
kelenjar normal yang tersisa. Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar
dengan stroma fibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda-beda. Prostat
tersebut mengelilingi uretra, dan perbesaran bagian periuretral akan menyebabkan
obstruksi leher kandung kemih dan uretra pars prostatika, yang mengakibatkan
berkurangnya aliran kemih dari kandung kemih.
Menurut syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 adalah Umumnya
gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Bagian
paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar.
Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak jaringan prostat yang
normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini
menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju
lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan
penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor

4
berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih.
Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi
kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi
secara efektif. Karena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan
batu

kandung

kemih.

Peningkatan

tekanan

balik

dapat

menyebabkan

hidronefrosis.
Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema
hebat. Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi
dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah
dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban solutlainya
meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresif bisa
merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan
natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan
hipovelemia.
Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara
perlahan-lahan pada traktus urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap awal
terjadi

pembesaran

prostat

sehingga

terjadi

perubahan

fisiologis

yang

mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor
mengatasi dengan kontraksi lebih kuat. Sebagai akibatnya serat detrusor akan
menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan
terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam
vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat
detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula
dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase
kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan
mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi
retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih
atas.

5
H. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah
a.Retensi

kronik

dapat

menyebabkan

refluks

vesiko-ureter,

hidroureter,

hidronefrosis, gagal ginjal.
b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi
c. Hernia / hemoroid
d. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batu
e. Hematuria
f. Sistitis dan Pielonefritis

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan:
1. Laboratorium
Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin
2. Radiologis
Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning,
cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila
fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau
trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui
pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli,
mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan
batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997).
3. Prostatektomi Retro Pubis, Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi
kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat
diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.
4. Prostatektomi Parineal
Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.

6

More Related Content

What's hot

47476385 laporan-pendahuluan-bph
47476385 laporan-pendahuluan-bph47476385 laporan-pendahuluan-bph
47476385 laporan-pendahuluan-bphI Gede Kusuma Pro
 
Ikd sistem reproduksi pria 2
Ikd sistem reproduksi  pria 2Ikd sistem reproduksi  pria 2
Ikd sistem reproduksi pria 2Chiyapuri
 
Referat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalReferat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalSetyawan TaxTax
 
[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx
[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx
[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docxGitaRizky6
 
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Anno Making
 
Rangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiRangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiEvan Permana
 
52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urine52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urinesusanrusli
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyEgy Bora
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Kelompok 5 NRA/lll
Kelompok 5 NRA/lllKelompok 5 NRA/lll
Kelompok 5 NRA/lllAgnes Putri
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Ruptur esofagus&trauma hepar
Ruptur esofagus&trauma heparRuptur esofagus&trauma hepar
Ruptur esofagus&trauma heparasdar tadjuddin
 
Komplikasi pada luka
Komplikasi pada lukaKomplikasi pada luka
Komplikasi pada lukaAsnani Baru
 

What's hot (20)

47476385 laporan-pendahuluan-bph
47476385 laporan-pendahuluan-bph47476385 laporan-pendahuluan-bph
47476385 laporan-pendahuluan-bph
 
Ikd sistem reproduksi pria 2
Ikd sistem reproduksi  pria 2Ikd sistem reproduksi  pria 2
Ikd sistem reproduksi pria 2
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 
Referat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalReferat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma Rektal
 
[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx
[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx
[BEDAH] KEGANASAN TRAKTUS URINARIUS.docx
 
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
Laporan pendahuluan benign prostatic hyperplasia (bph)
 
Rangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiRangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi Urologi
 
52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urine52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urine
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti Egy
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
General Peritonitis
General PeritonitisGeneral Peritonitis
General Peritonitis
 
Koledokolitiasis
KoledokolitiasisKoledokolitiasis
Koledokolitiasis
 
Peritonitis
PeritonitisPeritonitis
Peritonitis
 
Atresia biliaris
Atresia biliarisAtresia biliaris
Atresia biliaris
 
PERITONITIS
PERITONITISPERITONITIS
PERITONITIS
 
Ca recti
Ca rectiCa recti
Ca recti
 
Kelompok 5 NRA/lll
Kelompok 5 NRA/lllKelompok 5 NRA/lll
Kelompok 5 NRA/lll
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Ruptur esofagus&trauma hepar
Ruptur esofagus&trauma heparRuptur esofagus&trauma hepar
Ruptur esofagus&trauma hepar
 
Komplikasi pada luka
Komplikasi pada lukaKomplikasi pada luka
Komplikasi pada luka
 

Similar to BPH: Konsep Medis BPH (20)

Bph
BphBph
Bph
 
Bph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNA Bph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNA
 
Bph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNABph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNA
 
Benigna prostat hiperplasia
Benigna prostat hiperplasiaBenigna prostat hiperplasia
Benigna prostat hiperplasia
 
Bph
BphBph
Bph
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Prolaps Rektum
Prolaps RektumProlaps Rektum
Prolaps Rektum
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptxAskep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).pptx
 
131550624 makalah-askep-pielonefritis
131550624 makalah-askep-pielonefritis131550624 makalah-askep-pielonefritis
131550624 makalah-askep-pielonefritis
 
ureterokel-dikonversi.pptx
ureterokel-dikonversi.pptxureterokel-dikonversi.pptx
ureterokel-dikonversi.pptx
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
 
Hipertropi prostat
Hipertropi prostatHipertropi prostat
Hipertropi prostat
 
Asuhan keperawatan retensi urin
Asuhan keperawatan retensi urinAsuhan keperawatan retensi urin
Asuhan keperawatan retensi urin
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_HYPERTROPI PROSTAT.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_HYPERTROPI PROSTAT.docxASUHAN_KEPERAWATAN_HYPERTROPI PROSTAT.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_HYPERTROPI PROSTAT.docx
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Batu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOBatu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TO
 
Bab iibhb
Bab iibhbBab iibhb
Bab iibhb
 
Obstruksi distal
Obstruksi distalObstruksi distal
Obstruksi distal
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

BPH: Konsep Medis BPH

  • 1. BAB I KONSEP MEDIS A. DEFINISI BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Pada banyak pasien dengan usia diatas 50 tahun, kelenjar prostatnya mengalami pembesaran. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine dengan menutupi orifisium uretra, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasia nodula-nodula fibroadenomatosa majemuk dalam prostat (sel-selnya bertambah banyak). Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. Lobus yang mengalami hipertrofi dapat menyumbat kolum vesikal atau uretra prostatik, dengan demikian menyebabkan pensongongan urine inkomplit atau retensi urine, dimana sebagian urine tetap berada dalam saluran kemih dan berfungsi sebagai media untuk organisme infektif. B. PATOLOGI ANATOMI PROSTAT Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-kira 20 gram dengan ukuran rata-rata: - Panjang 3.4 cm - Lebar 4.4 cm - Tebal 2.6 Secara embriologis terdiri dari 5 lobur: - Lobus medius 1 buah 1
  • 2. - Lobus anterior 1 buah - Lobus posterior 1 buah - Lobus lateral 2 buah Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi satu disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadangkadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari: - Kapsul anatomis - Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler - Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian: Ø Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya Ø Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatus zone Ø Di sekitar uretra disebut periuretral gland Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam uretra. Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada oran dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba. Sedangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti susu. Apabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan berwarna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang juga penonjolan ini dapat menutupi 2
  • 3. lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat mengakibatkan peradangan. C. ETIOLOGI Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari BPH adalah: Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen. Dengan penuaan kadar testosteron serum menurun, dan kadarestrogen serum meningkat. Terdapat teori bahwa rasio estrogen/androgen yang lebih tinggi akan merangsang hiperplasia jaringan prostat. Ketidakseimbangan endokrin. Faktor umur / usia lanjut. D. MANIFESTASI KLINIS Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu: 1.Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih 2.Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih, hipertrofi kandung kemih dan cystitis. Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi: a. Retensi urin b. Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing c. Miksi yang tidak puas d. Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia) e. Pada malam hari miksi harus mengejan 3
  • 4. f. Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria) g. Massa pada abdomen bagian bawah h. Hematuria i. Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan urin) j. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi k. Kolik renal l. Berat badan turun m. Anemia Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal. D. PATOFISIOLOGI Hiperplasia prostatik merupakan pertumbuhan nodul-nodul fibroadenomatosa majemuk dalam prostat. Pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang tersisa. Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar dengan stroma fibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda-beda. Prostat tersebut mengelilingi uretra, dan perbesaran bagian periuretral akan menyebabkan obstruksi leher kandung kemih dan uretra pars prostatika, yang mengakibatkan berkurangnya aliran kemih dari kandung kemih. Menurut syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998 adalah Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor 4
  • 5. berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih. Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih. Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidronefrosis. Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat. Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresif bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia. Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat. Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. 5
  • 6. H. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah a.Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal. b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi c. Hernia / hemoroid d. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batu e. Hematuria f. Sistitis dan Pielonefritis I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan: 1. Laboratorium Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin 2. Radiologis Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997). 3. Prostatektomi Retro Pubis, Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat. 4. Prostatektomi Parineal Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum. 6