3. Apa itu Accumulator?
Accumulator (aki) adalah sebuah alat yang dapat
menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam
bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator
adalah baterai dan kapasitor.
Pada umumnya di Indonesia, kata accumulator
(sebagai aki) hanya dimengerti sebagai "baterai"
mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata
accumulator dapat mengacu kepada baterai,
kapasitor,kompulsator, dll.
4. Fungsi Accumulator
• Sebagai media penyimpan dan pensuplai arus listrik
pada waktu kendaraan distarter.
• Sebagai pemasok arus listrik untuk kebutuhan
lampu-lampu waktu kendaraan berhenti/parkir di
malam hari, alarm, jam elektronik, dan sebagainya
saat mesin mati.
5. Klasifikasi Accumulator
• Accu/Batttery Primer
adalah Accu/battery yang tidak dapat diisi kembali
setelah aki tersebut sudah menghantarkan semua
arus listriknya.
• Accu/battery Sekunder
adalah accu/battery yang dapat diisi kembali setelah
kekuatannya melemah karena pemakaian.
6. Jenis Pemakaian
• Aki Basah
Cairan elektrolit yang diisikan biasanya disebut air aki
atau air zuur (untuk aki baru), yang berfungsi untuk
merendam sel-sel aki. Volume air aki tersebut harus
selalu berada diatas batas minimal agar dapat tetap
merendam sel-sel yang berada di dalam wadah
tersebut. Jika volume air kurang dari batas minimal,
maka sel penyimpanan arus akan ter-oksidasi dan
berkarat.
Untuk menambah volume cairan, cukup gunakan air
destilasi, bukan air zuur.
7. Jenis Pemakaian
• Aki Kering
Cairan yang terdapat didalamnya berwujud gel,
yang digunakan sebagai pengganti cairan elektrolit.
Tingkat penguapan Gel ini sangat minim. Dan saat
menguap, uap tersebut tidak dibuang keluar, tetapi
tetap tertampung didalam wadah, sehingga
volumenya tetap terjaga. Dengan demikian, maka
aki jenis ini tidak membutuhkan perhatian khusus atau
umumnya disebut Maintenance Free.
9. Prinsip Kerja
Pada saat aki dipakai , kedua elektrodenya perlahanlahan akan menjadi timbal sulfat. Disebabkan, kedua
elektrode bereaksi dengan larutan asam sulfat. Pada
reaksi tersebut, elektrode timbal melepaskan banyak
elektron.
Akibatnya, terjadi aliran arus listrik dari pelat
timbal dioksidanya. Setelah beberapa lama dipakai,
akhirnya kedua elektrode tertutup oleh timbal sulfat .
Akibatnya diantara keduanya tidak ada lagi beda
potensial. Keadaan tersebut disebut , akinya soak /
mati.
10. Cara Kerja
Pada saat pemakaian
Pelat(+) PB02 Timbal
Peroksida
+
Elektrolit 2H2SO4
Pelat(-) Pb Timbal
Asam Sulfat dan berpori
Air
1.
PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PELEPASAN MUATAN
LISTRIK
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan
dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio dan lainlain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam
sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat
negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus,
elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan
terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada
permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi
timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik
pada voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan
lemah arus (soak).
11. Cara Kerja
Pada saat pengisian
Pelat(+) PbSO4Timbal
Sulfat
+
Elektrolit
2H2O air
+
Pelat(-) PbSO4Timbal
Sulfat
2.
PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PENGISIAN MUATAN
LISTRIK
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi
proses reaksi kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia
pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk
pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat
negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena
air digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali
dalam kondisi bermuatan penuh.
12. Dampak Bagi Lingkungan
• (-) Polusi air akibat merembesnya cairan asam
sulfat (H2SO4). Cairan ini juga sulit diuraikan oleh
dekomposer.
• (-) Membuat hewan-hewan yang ada di dalam
tanah mati karena akumulator juga dapat
menyebabkan polusi tanah.
• (-) Selain itu, aki yang sudah rusak atau tidak bisa
diisi ulang lagi akan menjadi limbah masyarakat
(sampah) yang sulit ataupun tidak bisa didaur
ulang lagi.