2. Frekuensi alel atau gen
dalam populasi dapat tetap
stabil dan tetap berada
dalam keseimbangan dari
satu generasi ke generasi
dengan syarat: jumlah
populasi besar, perkawinan
secara acak, tidak terjadi
mutasi, tidak ada seleksi
alam dan tidak ada migrasi
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
3. Jadi, untuk mencari frekuensi dari dua
buah alel didalam suatu populasi dapat
di gunakan Hukum Hardy-Weinberg
Pada hukum Hardy Weinberg berlaku
rumus:
untuk
pp + 2pq + qq = 1
mencari
2 + 2pq + q2 = 1
p
frekuensi
gen dan
(p + q)2 = 1
frekuensi
p+q=1
Ingat :
p = frekuensi gen A (gen dominan)
q = frekuensi gen a (gen resesif)
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
genotif dan
hanya
berlaku
pada dua
alel pada
suatu lokus
4. Contoh soal
Di desa Sukamaju yang berpenduduk
1000 jiwa, terdapat penderita albino
sebanyak 40 orang.
Hitunglah :
a. Frekuensi gen A (p)
b. Frekuensi gen a (q)
c. Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa
d. Jumlah penduduk normal
heterozigot (Aa).
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
5. Jawab
Populasi : 1000
Albino
: 40
Frekuensi albino = 40⁄1000
= 0,04
Frekuensi aa
= 0,04
q2
= 0,04
q
= 0,2 (frekuensi gen a)
p+q=1
p
=1-q
p
= 1 – 0,2
p
= 0,8 (frekuensi gen A)
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
6. Frekuensi AA = p2
= (0,8)2
= 0,64
Frekuensi Aa = 2pq
= 2 (0,8) (0,2)
= 0,32
Jumlah Aa = 0,32 x 1000
= 320 jiwa
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
7. Frekuensi alel ganda
Persamaan (p + q) = 1 seperti yang
digunakan pada contoh sebelumnya
hanya berlaku apabila terdapat
dua alel pada suatu lokus dalam
autosom. Apabila lebih banyak alel
ikut mengambil peranan, maka
dalam persamaan harus ditambah
lebih banyak symbol. Misalnya
pada golongan darah system ABO
dikenal tiga alel yaitu IA, IB dan I0 .
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
8. Untuk alela ganda, ada
sedikit perbedaan rumus yaitu
dengan penambahan satu
variabel lagi. Ini rumusnya:
(p + q + r)2 = 1
p2 + 2pr + q2 + 2qr + 2pq + r2 = 1
dimana p + q + r = 1
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
9. Jika langsung dianalogikan dengan
golongan darah ABO, maka rumusnya bisa
dimodifikasi sebagai berikut:
(A + B + O)2 = 1
A2 + 2AO + B2 + 2BO + 2AB + O2 = 1
dimana A + B + O = 1
Keterangan:
A2 = AA = A homozigot
2AO = A heterozigot
B2 = BB = B homozigot
2BO = B heterozigot
2AB = gol AB
O2 = OO = gol O
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
10. Contoh soal
LBB Superbodoh memiliki 2000 siswa
dengan komposisi golongan darah
sebagai berikut:
- golongan A = 800 siswa
- golongan B = 540 siswa
- golongan AB = 480 siswa
Pertanyaan:
a. Berapa frekuensi gen A, B, dan O?
b. Berapa jumlah siswa yang memiliki
golongan darah B heterozigot?
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
11. Nah, caranya gini:
pertama harus dicari dari golongan
yang resesif dulu, yaitu golongan
darah O. Pada contoh di atas jumlah
golongan O tidak disebutkan, tetapi
kamu bisa mencarinya kan? (Iya, anak
SD aja bisa). Jumlah total golongan
darah A + B + AB = 1.820 siswa, jadi
golongan O = 180
Golongan O = IOIO = OO = O2.
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
12. Bila sudah ketemu frekuensi gen
O, kamu bisa cari A atau B dulu.
Terserah yang mana. Misalnya kita
cari yang A dulu, maka tambahkan
jumlah golongan A dengan
golongan O. Jadinya begini:
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
13. Nah, sudah ketemu A dan O.
Sekarang untuk mencari B masukkan
ke sini A + B + O = 1.
Jadi B = 1 – (A + O)
= 1 – 0,7
B = 0,3
Jadi jawaban pertanyaannya adalah:
a. Frekuensi gen A = 0,4 B = 0,3 dan O =
0,3
b. Jumlah siswa golongan A heterozigot
= 2AO
A hetero = (2 . 0,4 . 0,3) x 2000
= 0,24 x 2000
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2
14. Frekuensi gen terpaut X
Persoalan-persoalan yang
dibicarakan sebelumnya merupakan
cara menghitung frekuensi gen yang
mempunyai lokus pada autosom. Namun,
disamping autosom terdapat pula
kromosom X. Oleh karena laki-laki
hanya mempunyai sebuah kromosom X
saja, maka cara menghitung frekuensi
gennya berbeda dengan cara menghitung
frekuensi gen pada kromosom X
perempuan. Distribusi kesetimbangan
dari genotip-genotip p untuk sifat yang
tertaut kelamin, dengan p + q = 1 adalah
sebagai berikut.
Untuk laki-laki = p + q , karena
SMAN 1 DUMAI | XII IPA 2