SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BAB II
                               PEMBAHASAN


II.1.   Pengertian Panca Indera
               Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk
        menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya
        merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression)
        dari organ indra menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa
        kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan,
        penciuman dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus
        dan rasa sakit.
        Indera yang kita kenal ada lima, yaitu:
               Indera penglihat (mata)
               Indera pendengar (telinga)
               Indera peraba (kulit)
               Indera pengecap (lidah)
               Indera pencium (hidung)
               Kelima indera berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
        luar, oleh karenanya disebut Eksoreseptor.
        Adapun fungsi organ indera yaitu :
               Menerima stimulus
               Menghasilkan kesan dan
               Mengirim impuls saraf.
II.2. Indera Penglihat (Mata)
               Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan
        sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola
        mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga
        tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.




                                         3
4


a. Bagian-bagian mata:




      Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan
   bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5
   sentimeter, bagian depannya bening, serta terdiri atas tiga lapisan :
   1. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan penyangga
   2. Lapisan tengah, vaskuler
   3. Lapisan dalam, lapisan saraf
      Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya adalah lurus, sementara
   dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan
   bergerak dari dinding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus
   sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas otot rektus
   mata superior, inferior, medial dan lateral. Otot-otot ini menggerakkan mata
   ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar bergantian.
      Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior
   menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior
   menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak serentak,
   dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke atas atau
   ke bawah dan seterusnya.
      Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih
   mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran
   yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus,
   serta membantu mempertahankan bentuk bola mata.
5


   Koroidmerupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang
memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid
berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan,
koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris
yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata).
Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol
ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk
ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari
otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
   Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian
retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk
urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat
saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
   Jika diteliti biji mata mulai dari depan hingga belakang, akan terlihat
bagian-bagian berikut.
1. Kornea, merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan
   sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa
   lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan
   konjungtiva
2. Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris
3. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
   koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos –
   kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok yang
   lain melebarkan ukuran pupil itu.
4. Pupil, bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam
   iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina
5. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak di antara iris dan lensa.
   Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor.
6. Akueus humor. Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali
   ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus
   yang dikenal dengan saluran Schlemm.
6


7. Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan-
   belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terbentuk persis di
   belakang iris. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium
   terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi
   mengaitkan lensa itu pada korpus siliare. Bila ligamentum suspensorium
   mengendur, lensa mengendur, lensa mengerut dan menebal, sebaliknya
   bila ligament menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendurnya lensa
   dikendalikan kontraksi otot siliare.
8. Vitreus humor. Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga
   retina, diisi cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-
   agar, yaitu vitreus humor. Vitreus humor berfungsi memberi bentuk dan
   kekokohan pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan
   selaput koroid dan sklerotik.
Mata sebagai kamera
   Mata secara optic dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa.
Mata mempunyai sistem lensa, sistem aperture yang dapat berubah-ubah
(pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa mata
terdiri atas empat perbatasan refraksi : (1) perbatasan antara permukaan
anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara permukaan posterior kornea
dan dan humor aquosus, (3) perbatasan antara humor aquosus dan permukaan
anterior lensa mata, dan (4) perbatasan antara permukaan posterior lensa dan
homor vitreous. Indeks internal udara adalah 1 ; kornea, 1,38 ; humor aquosus,
lensa kristalina (rata-rata) 1,40 ; dan homur vitreous 1,34
Pembentukan Bayangan di Retina
   Sama seperti pembentukan bayangan oleh lensa kaca pada secarik kertas,
sistem lensa mata juga dapat membentuk bayangan di retina. Bayangan ini
terbalik dari benda aslinya. Namun demikian persepsi otak terhadap benda
tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di
retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu
sebagai keadaan normal.
7


Mekanisme akomodasi
   Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 dioptri
menjadi kira-kira 34 dioptri; ini berarti terjadi “akomodasi” sebesar 14 dioptri.
Untuk mencapai ini, bentuk lensa diubah dari yang tadinya konveks-se-dang
menjadi lensa yang sangat konveks. Mekanismenya adalah sbb.
   Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastik yang kuat dan berisi
cairan kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada
dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa dianggap
berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi elastic dari kapsul lensa.
Namun, seperti terlihat dalam gambar 49-10, terdapat kira-kira 70 ligamen
suspensorium yang melekat di sekeliling lensa, menarik tepi lensa ke arah
lingkar luar bola mata. Ligamen ini secara konstan diregangkan oleh
perlekatannya pada tepi anterior koroid dan retina. Regangan pada ligament
ini menyebabkan lensa tetap relative datar dalam keadaan mata istirahat.
   Walaupun demikian, tempat perlekatan lateral ligamen lensa pada bola
mata juga dilekati oleh otot siliaris, yang memiliki 2 set serabut otot polos
yang terpisah-serabut meridional dan serabut sirkular. Serabut meridional
membentang dari ujung perifer ligamen suspensorium sampai peralihan
kornea-sklera. Kalau serabut otot ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen
lensa tadi akan tertarik secara medial kea rah tepi kornea, sehingga regangan
ligamen terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun melingkar
mengelilingi perlekatan ligamen, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi
gerak seperti sfingter, mengurangi diameter lingkar perlekatan ligamen; hal ini
juga menyebabkan regangan ligamen terhadap kapsul lensa berkurang.
   Jadi; kontraksi salah satu set serabut otot polos dalam otot siliaris akan
mengendurkan ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk lebih
cembung, seperti balon akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.
Diameter pupil
   Fungsi utama iris ialah untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata pada waktu gelap, dan untuk mengurangi jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata pada waktu terang.
8


      Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas
   pupil atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil manusia dapat mengecil
   sampai 1,5 mm dan membesar sampai 8 mm. jumlah cahaya yang memasuki
   mata dapat berubah sekitar 30 kali lipat sebagai akibat dari perubahan
   diameter pupil.
b. Kelainan pada mata
   1. Emetropia
          Seperti terlihat dalam gambar 49-12 mata akan dianggap normal atau
      “emetrop” bila cahaya sejajar dari objek jauh difokuskan di retina pada
      keadaan otot siliarisrelaksasi total. Hal ini berarti bahwa mata emetrop
      dapat melihat semua objek jauh secara jelas dengan otot siliaris yang
      relaksasi. Namun untuk melihat objek dekat, otot siliaris harus
      berkontraksi agar mata dapat berakomodasi dengan baik.
   2. Hiperopia (penglihatan jauh)
          Hiperopia dikenal pula sebagai “penglihatan jauh”, biasanya akibat
      bola mata yang terlalu pendek atau kadang-kadang karena sistem lensa
      terlalu lemah. Pada keadaan ini, yang ditunjukkan oleh gambar 49-12
      bagian tengah, terlihat bahwa cahaya sejajar kurang dibelokkan oleh
      sistem lensa sehingga tidak terfokus di retina. Untuk mengatasi kelainan
      ini otot siliaris berkontraksi untuk meningkatkan kekuatan lensa. Dengan
      menggunakan       mekanisme    akomodasi,    pasien    hiperopia   dapat
      memfokuskan bayangan dari objek jauh di retina. Bila pasien
      menggunakan sebagian dari kekuatan otot siliarisnya untuk melalukan
      akomodasi jarak jauh, ia tetap masih mempunyai sisa daya akomodasi
      untuk melihat dengan tegas objek yang mendekati mata sampai otot siliaris
      telah berkontraksi maksimum. Pada orang tua, sewaktu lensa menjadi
      “presbiop”, pasien hiperopia sering tidak dapat berakomodasi cukup kuat
      untuk memfokuskan objek jauh sekalipun, apalagi untuk memfokuskan
      objek dekat.
9


        3. Miopia (Penglihatan dekat)
              Pada miopia atau “penglihatan dekat”, sewaktu otot siliaris relaksasi
           total cahaya dari objek jauh difokuskan di depan retina, seperti terlihat
           pada gambar 49-12. Keadaan ini biasanya akibat bola mata yang terlalu
           panjang, atau kadang-kadang karena daya bias sistem lensa terlalu kuat.
        4. Astigmatisma
              Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan
           bayangan penglihatan pada suatu bidang difokuskan pada jarak yang
           berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap bidang tersebut. Hal ini
           sering disebabkan oleh terlalu besarnya lengkung kornea pada salah satu
           bidang di mata.
        5. Katarak
              “Katarak” adalah kelainan mata yang terutama terjadi pada orang tua.
           Katarak adalah suatu daerah berkabut atau keruh di dalam lensa. Pada
           stadium dini, pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa di
           bawah kapsul mengalami denaturasi. Lebih lanjut, protein tadi
           berkoagulasi membentuk daerah keruh menggantikan serabut-serabut
           protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya transparan.
           Bila suatu katarak telah menghalangi cahaya dengan hebat sehingga
           mengganggu penglihatan, keadaan itu dapat diperbaiki dengan cara
           mengangkat lensa melalui operasi.


II.3.   Indera Pendengar (Telinga)
           Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal
        suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara
        adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
        dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi
        pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
        Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan
        telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
10


      Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
    telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran
    bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga
    dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi
    dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
a. Bagian-bagian telinga




                     Gambar Struktur telinga pada manusia
   1. Telinga luar
          Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus
      auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian daun telinga
      berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan
      akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada
      telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting
      adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan
      yang dilapisi kulit tipis. Di dalam saluran ini terdapat banyak kelenjar
      yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran
      telinga. Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki
      rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan
      suara ke telinga dalam.
          Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
      kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran
      suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah
11


   daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran
   menuju gendang telinga.
2. Telinga tengah
      Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang
   mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani
   atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius
   eksterna. Rongga itu sempit setra memilki dinding tulang dan dinding
   membrannosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan
   antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis,
   melalui sebuah celah yang disebut aditus.
      Tuba eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju
   naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua
   sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius
   eksterna, serta melalui tuba eustakhius (Faringo timpani). Celah tuba
   eustakhius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap
   kali kita menelan.
      Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan
   tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera
   atau ketulian akibat tidak seimbang tekanan udara dapat dihindarkan.
   Adanya hubungan dengan naso-faring ini memungkinkan infeksi pada
   hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk kedalam rongga telinga
   tengah.
      Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada
   rongga telinga tengah seperti rantai yang bersmabung dari membrane
   timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah maleus,
   berbentuk seperti martil dengan gagang yang terkait pada membrane
   timpani, sementara kepalanya menjulur kedalam ruang timpani.
      Tulang yang berada ditengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya
   bersendi dengan maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi
   dalam sebuah tulang kecil yaitu stapes.
12


       Stapes atau tulang sanggurdi dikaitkan pada infus dengan ujungnya
   yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada
   membrane yang menutup fenestra vestibuli, atau tingkap-jorong.
   Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi mengalirkan getaran suara dari
   gendang telinga menuju rongga telinga dalam.
3. Rongga telinga dalam
       Rongga ini berada dalam os petrosum tulang temporalis. Rongga
   telinga dalam itu terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
   saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang
   dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrane nosa.
   Salauran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung
   akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
   Labirin tulang terdiri atas tiga bagian :
   1. Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya
       bagian-bagian yang lain, ibarat sebuah pintu yang menuju ruang
       tengah (vestibula) pada sebuah rumah.
   2. Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga
       jenis saluran-saluran itu, yaitu saluran superior, posterior dan lateral.
       Saluran lateral letaknya horizontal, sementara ketiganya saling
       membuat sudut tegak lurus. Pada salah satu ujung setiap saluran
       terdapat penebalan yang disebut ampula. (gerakan cairan yang
       merangsang ujung-ujung akhir saraf khusus dalam ampula inilah yang
       menyebabkan kita sadar akan kedudukan kita. Bagian telinga dalam ini
       berfungsi membantu serebelum dalam mengendalikan keseimbangan,
       serta kesadaran akan kedudukan tubuh kita).
   3. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya
       laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah
       sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan
       disebut modiolus.
       Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang
   mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin
13


     membranosa     disebut   endolimfa,    sementara   cairan   diluar   labirin
     membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfa. Ada dua tingkap
     dalam ruang melingkar ini yaitu :
     1. Fenestra vestibule (yang juga disebut fenestra ovalis, karena bentuknya
         yang bulat panjang) ditutup tulang stapes.
     2. Fenestra koklea (yang juga disebut fenestra rotunda karena bentuknya
         bundar) ditutup sebuah membrane.
         Keduanya menghadap ketelinga dalam. Adanya tingkap-tingkap ini
     dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat dialihkan dari rongga
     teling tengah untuk dilangsungkan dalam perilimfa (perilimfa adalah
     cairan yang praktis tidak dapat dipadatkan). Getaran dalam perilimfa
     dialihkan menuju endolimfa dan dengan demikian merangsang ujung-
     ujung akhir saraf pendengaran.
         Nervus auditorius (saraf pendengaran) terdiri atas dua bagian : salah
     satunya pengumpulan sensibiltas dari bagian vestibuler rongga teling
     dalam, yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut
     saraf ini bergerak menuju nucleus vestibularis yang berada pada titik
     pertemuan antara pons dan medulla oblongata, kemudian bergerak terus
     menuju serebelum.
         Bagian koklearis pada nevus auditorius adalah saraf pendengar yang
     sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan pada sebuah
     nucleus khusus yang berada tepat dibelakang thalamus, kemudian
     dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang
     terletak pada bagian bawah lobus temporalis.
c. Mekanisme Pendengaran
     Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfir yang dikenal sebagai
  gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang
  suara bergerak mealalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrane
  timpani bergetar. Getran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju infus
  dan stapes, melalui maleus yang terikat pada membrane itu. Karena gerakan-
  gerakan yang timbul pada setiap tulang ini, tulang-tulang itu memperbesar
14


    getaran, yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibular menuju
    perilimfa. Getaran perilimfa dialihkan melalui membrane menuju endolimfa
    dalam saluran koklea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf
    dalam organ korti, untuk kemudian di hantarkan menuju otak oleh nervus
    auditorius.
d. Kelainan Pendengaran
    Tipe-tipe tuli
        Tuli biasanya dibagi menjadi dua tipe : (1) disebabkan oleh kerusakan
    koklea atau nervus auditorius, yang biasanya digolongkan dalam “tuli saraf”,
    dan (2) disebabkan oleh kerusakan struktur fisik telinga yang menjalarkan
    suara kedalam koklea, yang biasanya disebut “tuli konduksi”.
        Jika koklea atau nervus auditorius dirusak, orang tersebut akan mengalami
    tuli permanen. Tetapi jika koklea dan nervus tetap utuh tetapi sistem tulang
    pendengaran-timpani telah hancur atau mengalami ankilosis (membeku)
    ditempat akibat fibrosis atau klasifikasi, gelombang suara masih dapat
    dikonduksikan kedalam koklea melalui konduksi tulang dari pembangkit suara
    yang diletakkan pada diatas telinga.


II.4.   Indera Peraba (Kulit)
           Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
        sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit
        ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
        ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
        rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
        epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya
        otot dan tulang.
        a. Bagian-bagian kulit
                  Kulit dibagi menjadi dua lapisan yaitu epidermis atau kutikula dan
           dermis atau kolium
15


     Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah
  lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak : selapis
  lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.




Gambar Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya
     Lapisan epidermal. Lapisan tanduk yang terletak paling luar, dan
  tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis.
     Stratum korneum. Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus
  menerus dilepaskan. Stratum lusidum. Selnya mempunyai batas tegas
  tetapi tidak ada intinya.Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas
  tampak berisi inti dan granulosum.
     Zona germinalisi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas
  dua lapisan epitel yang berbentuk tegas. Sel berduri yaitu sel dengan
  fibril halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di
  dalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-akan berduri.
     Sel basal. Sel ini terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
  Sel ini disusun dengan teratur, berderet dengan rapat membentuk
  lapisan pertama atau lapisan dua sel pertama dari sel basal yang duduk
  di atas papila dermis.
     Epidermis tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat
  menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis
  membatasi folikel rambut. Di atas permukaaan epidermis terdapat
16


   garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya.
   Garis-garis ini berbeda-beda, pada ujung jari berbentuk ukiran yang
   jelas, yang pada setiap orang berbeda-beda.
      Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat
   yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang
   berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler.
      Ujung akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam
   dermis. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan
   banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam dermis, dan salurannya
   yang keluar melalui dermis dan epidermis bermuara di atas permukaan
   kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar
   keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam
   telinga, yaitu kelenjar serumen.
      Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit.
   Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut.
   Kelenjar ini paling banyak terdapat di kepala dan wajah, yaitu sekitar
   hidung, mulut dan telinga dan sama sekali tak terdapat dalam kulit
   telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi
   sel epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang
   disebut sebum.
b. Cara Kerja Kulit
      Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas,
   dingin,tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang
   tersebutditerima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan
   diteruskan keotak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah.
   Akibatnya,kita     merasakan   adanya   suatu     rangsang.   Otak     pun
   memerintahkantubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
c. Kelainan pada kulit
      Kulit    merupakan     bagian   tubuh      terluar   sehingga     selalu
   berhubungandengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kulit mudah
17


           terluka sertaterserang jamur dan bibit penyakit lainnya. Beberapa
           penyakit kulityang sering kita temui yaitu:

           1. Jerawat.    Jerawat   mudah        menyerang    kulit     wajah,   leher,
              punggung,dan dada. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan
              hormon dan kulit yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa
              remaja sertaorang-orang yang memiiki jenis kulit berminyak
              sangat rentanterhadap jerawat.
           2. Panu. Panu disebabkan oleh jamuryang menempel di kulit. Panu
              tampaksebagai bercak atau bulatan putih di kulitdan disertai rasa
              gatal. Panu timbul karenapenderita tidak menjaga kebersihan kulit.
           3. Kadas. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada
              setiap bulatanterdapat garis tepi yang jelas dengan kulityang tidak
              terkena. Kadas juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini
              disebabkan oleh jamur.
        4. Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut
           disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
           dan dapat menular pada orang lain.
        5. Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis.
           Penyakit tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-
           merahan, gatal-gatal, dan bersisik.
        6. Biang keringat. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat
           tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara
           sempurna.     Keringat   yang terperangkap        tersebut    menyebabkan
           timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan
           kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
II.5.   Indera Pengecap (Lidah)
           Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
        dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
        Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur
18


tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-
macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
   Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,
bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian
samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk
benang.
a. Bagian-bagian lidah
       Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
   tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di
   tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik
   dan intrinsik. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus,
   sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian
   sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang penting
   pada saat mengunyah dan menelan.
       Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan
   yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
   1. Papilla sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas jenis ini yang
       terletak pada bagian dasar lidah. Papilla sirkumvalata adalah jenis
       papilla yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam
       lekukan seperti parit. Papilla ini tersusun berjajar membentuk huruf
       V pada bagian belakang lidah.
   2. Papilla fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi
       lidah, dan berbentuk jamur.
   3. Papila filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
       permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-
       putting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding
       papilla sirkumvalata dan fungiformis.
19


      Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh
      daripada pengecapan yang sebenarnya. Selaput lender langit-langit
      dan faring juga bermuatan putting-putting pengecap.




    Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya
      Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir
   papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel
   pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong
   berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
   1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
   2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan
      asam.
   3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
      Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan
   enzim amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung
   (amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah
   atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di
   bagian bawah lidah.
b. Taste bud dan Fungsinya
      Taste bud mempunyai diameter sekitar 1/30 mm dan panjang
   sekitar 1/16 mm. Taste bud terdiri atas kurang lebih 50 sel epitel yang
   termodifikasi, beberapa diantaranya adalah sel penyokong yang
   disebut sebagai sel sustentakular
20


        c. Kelainan pada lidah
           1. Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida
               albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih
               yang dapat dikerok.
           2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
               seluruh hbagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab
               yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi
               banyak ditemukan pada penderita anemia.
           3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-
               pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila
               parah akan dikelilingi pita putih tebal.
           4. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.


II.5.   Indera Pembau (Hidung)
           Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia
        dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera
        penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda.
        Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan
        dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium
        tidak bergerombol seperti tunas pengecap.




                         Gambar Struktur indera pembau
        a. Bagian-bagian hidung
               Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama
           besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan
21


   septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di
   lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
   1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara
      dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di
      hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung
      di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan
      palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau
      ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul
      bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang
      berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan
      baik.
   2. Mucous      membrane,   berfungsi   menghangatkan      udara    dan
      melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus)
      yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel
      kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
b. Cara kerja hidung
      Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-
   molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium
   yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada
   bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini
   jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau
   tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb
   melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
   dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh
   hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya
   bau selokan.
c. Kelainan pada hidung
      Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan.
   Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak
   dapat mencium bau suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
22


1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian
   belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang
   mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan
   pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber.
2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring).
   Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada
   anak usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang
   cukup berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa
   menyumbat saluran udara.
3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi.
   Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang
   ditimbulkan oleh masuknya substansi asing ke dalam saluran
   tenggorokan.
4. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam
   tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan
   biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
5. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan
   yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan
   batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada
   persendian.
6. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan
   kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena
   beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala,
   keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian
   depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu
   penyebabnya.

More Related Content

What's hot (20)

5 indera
5 indera5 indera
5 indera
 
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatanPersepsi dan Mekanisme penglihatan
Persepsi dan Mekanisme penglihatan
 
4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata
 
Sistem Penglihatan
Sistem PenglihatanSistem Penglihatan
Sistem Penglihatan
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Alat indra (mata)
Alat indra (mata)Alat indra (mata)
Alat indra (mata)
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Biologi ppt (mata)
Biologi ppt (mata)Biologi ppt (mata)
Biologi ppt (mata)
 
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalisAnatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
Anatomi dan fisiologi aparatus lakrimalis
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Power point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mataPower point anatomi_&_fisio._mata
Power point anatomi_&_fisio._mata
 
Alat indra mata
Alat indra mataAlat indra mata
Alat indra mata
 
Anatomi Fisiologi Pengindraan
Anatomi Fisiologi PengindraanAnatomi Fisiologi Pengindraan
Anatomi Fisiologi Pengindraan
 
PANCA INDERA (MATA)
PANCA INDERA (MATA)PANCA INDERA (MATA)
PANCA INDERA (MATA)
 
Sistem panca indera mata dan hidung (29)
Sistem panca indera mata dan hidung (29)Sistem panca indera mata dan hidung (29)
Sistem panca indera mata dan hidung (29)
 
Review anfis mata 1
Review anfis mata 1 Review anfis mata 1
Review anfis mata 1
 
Mata
MataMata
Mata
 
Bagian mata dan fungsinya
Bagian mata dan fungsinyaBagian mata dan fungsinya
Bagian mata dan fungsinya
 

Similar to Panca Indera

Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)HimalaAP
 
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptxApraSalsabilaFitri1
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxAhmadRosuli
 
Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera pjj_kemenkes
 
Makalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAMakalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAAi Roudatul
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamAsmira Aliens
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamAsmira Aliens
 
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)Ferdiana Agustin
 
Bagian Bagian Mata
Bagian Bagian MataBagian Bagian Mata
Bagian Bagian Matafkhansabyl_
 
Sistem organ tubuh manusia
Sistem organ tubuh manusiaSistem organ tubuh manusia
Sistem organ tubuh manusiaFelix net
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataWarnet Raha
 

Similar to Panca Indera (20)

Indra Pada Manusia
Indra Pada ManusiaIndra Pada Manusia
Indra Pada Manusia
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)
 
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx
 
Sistem penglihatan
Sistem penglihatanSistem penglihatan
Sistem penglihatan
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
Mata
MataMata
Mata
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera
 
Makalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAMakalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATA
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
 
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalamStruktur jantung dan peredaran darah dalam
Struktur jantung dan peredaran darah dalam
 
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Mata
MataMata
Mata
 
Mata
MataMata
Mata
 
Bagian Bagian Mata
Bagian Bagian MataBagian Bagian Mata
Bagian Bagian Mata
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem organ tubuh manusia
Sistem organ tubuh manusiaSistem organ tubuh manusia
Sistem organ tubuh manusia
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 

Panca Indera

  • 1. BAB II PEMBAHASAN II.1. Pengertian Panca Indera Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indra menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus dan rasa sakit. Indera yang kita kenal ada lima, yaitu: Indera penglihat (mata) Indera pendengar (telinga) Indera peraba (kulit) Indera pengecap (lidah) Indera pencium (hidung) Kelima indera berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut Eksoreseptor. Adapun fungsi organ indera yaitu : Menerima stimulus Menghasilkan kesan dan Mengirim impuls saraf. II.2. Indera Penglihat (Mata) Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata. 3
  • 2. 4 a. Bagian-bagian mata: Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 sentimeter, bagian depannya bening, serta terdiri atas tiga lapisan : 1. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan penyangga 2. Lapisan tengah, vaskuler 3. Lapisan dalam, lapisan saraf Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya adalah lurus, sementara dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas otot rektus mata superior, inferior, medial dan lateral. Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar bergantian. Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak serentak, dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke atas atau ke bawah dan seterusnya. Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk bola mata.
  • 3. 5 Koroidmerupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa. Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Jika diteliti biji mata mulai dari depan hingga belakang, akan terlihat bagian-bagian berikut. 1. Kornea, merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan konjungtiva 2. Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris 3. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos – kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok yang lain melebarkan ukuran pupil itu. 4. Pupil, bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina 5. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak di antara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor. 6. Akueus humor. Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal dengan saluran Schlemm.
  • 4. 6 7. Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan- belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terbentuk persis di belakang iris. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada korpus siliare. Bila ligamentum suspensorium mengendur, lensa mengendur, lensa mengerut dan menebal, sebaliknya bila ligament menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendurnya lensa dikendalikan kontraksi otot siliare. 8. Vitreus humor. Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar- agar, yaitu vitreus humor. Vitreus humor berfungsi memberi bentuk dan kekokohan pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan selaput koroid dan sklerotik. Mata sebagai kamera Mata secara optic dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata mempunyai sistem lensa, sistem aperture yang dapat berubah-ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa mata terdiri atas empat perbatasan refraksi : (1) perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara permukaan posterior kornea dan dan humor aquosus, (3) perbatasan antara humor aquosus dan permukaan anterior lensa mata, dan (4) perbatasan antara permukaan posterior lensa dan homor vitreous. Indeks internal udara adalah 1 ; kornea, 1,38 ; humor aquosus, lensa kristalina (rata-rata) 1,40 ; dan homur vitreous 1,34 Pembentukan Bayangan di Retina Sama seperti pembentukan bayangan oleh lensa kaca pada secarik kertas, sistem lensa mata juga dapat membentuk bayangan di retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya. Namun demikian persepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
  • 5. 7 Mekanisme akomodasi Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 dioptri menjadi kira-kira 34 dioptri; ini berarti terjadi “akomodasi” sebesar 14 dioptri. Untuk mencapai ini, bentuk lensa diubah dari yang tadinya konveks-se-dang menjadi lensa yang sangat konveks. Mekanismenya adalah sbb. Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastik yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa dianggap berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi elastic dari kapsul lensa. Namun, seperti terlihat dalam gambar 49-10, terdapat kira-kira 70 ligamen suspensorium yang melekat di sekeliling lensa, menarik tepi lensa ke arah lingkar luar bola mata. Ligamen ini secara konstan diregangkan oleh perlekatannya pada tepi anterior koroid dan retina. Regangan pada ligament ini menyebabkan lensa tetap relative datar dalam keadaan mata istirahat. Walaupun demikian, tempat perlekatan lateral ligamen lensa pada bola mata juga dilekati oleh otot siliaris, yang memiliki 2 set serabut otot polos yang terpisah-serabut meridional dan serabut sirkular. Serabut meridional membentang dari ujung perifer ligamen suspensorium sampai peralihan kornea-sklera. Kalau serabut otot ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen lensa tadi akan tertarik secara medial kea rah tepi kornea, sehingga regangan ligamen terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun melingkar mengelilingi perlekatan ligamen, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerak seperti sfingter, mengurangi diameter lingkar perlekatan ligamen; hal ini juga menyebabkan regangan ligamen terhadap kapsul lensa berkurang. Jadi; kontraksi salah satu set serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk lebih cembung, seperti balon akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa. Diameter pupil Fungsi utama iris ialah untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata pada waktu gelap, dan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata pada waktu terang.
  • 6. 8 Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas pupil atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil manusia dapat mengecil sampai 1,5 mm dan membesar sampai 8 mm. jumlah cahaya yang memasuki mata dapat berubah sekitar 30 kali lipat sebagai akibat dari perubahan diameter pupil. b. Kelainan pada mata 1. Emetropia Seperti terlihat dalam gambar 49-12 mata akan dianggap normal atau “emetrop” bila cahaya sejajar dari objek jauh difokuskan di retina pada keadaan otot siliarisrelaksasi total. Hal ini berarti bahwa mata emetrop dapat melihat semua objek jauh secara jelas dengan otot siliaris yang relaksasi. Namun untuk melihat objek dekat, otot siliaris harus berkontraksi agar mata dapat berakomodasi dengan baik. 2. Hiperopia (penglihatan jauh) Hiperopia dikenal pula sebagai “penglihatan jauh”, biasanya akibat bola mata yang terlalu pendek atau kadang-kadang karena sistem lensa terlalu lemah. Pada keadaan ini, yang ditunjukkan oleh gambar 49-12 bagian tengah, terlihat bahwa cahaya sejajar kurang dibelokkan oleh sistem lensa sehingga tidak terfokus di retina. Untuk mengatasi kelainan ini otot siliaris berkontraksi untuk meningkatkan kekuatan lensa. Dengan menggunakan mekanisme akomodasi, pasien hiperopia dapat memfokuskan bayangan dari objek jauh di retina. Bila pasien menggunakan sebagian dari kekuatan otot siliarisnya untuk melalukan akomodasi jarak jauh, ia tetap masih mempunyai sisa daya akomodasi untuk melihat dengan tegas objek yang mendekati mata sampai otot siliaris telah berkontraksi maksimum. Pada orang tua, sewaktu lensa menjadi “presbiop”, pasien hiperopia sering tidak dapat berakomodasi cukup kuat untuk memfokuskan objek jauh sekalipun, apalagi untuk memfokuskan objek dekat.
  • 7. 9 3. Miopia (Penglihatan dekat) Pada miopia atau “penglihatan dekat”, sewaktu otot siliaris relaksasi total cahaya dari objek jauh difokuskan di depan retina, seperti terlihat pada gambar 49-12. Keadaan ini biasanya akibat bola mata yang terlalu panjang, atau kadang-kadang karena daya bias sistem lensa terlalu kuat. 4. Astigmatisma Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan bayangan penglihatan pada suatu bidang difokuskan pada jarak yang berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap bidang tersebut. Hal ini sering disebabkan oleh terlalu besarnya lengkung kornea pada salah satu bidang di mata. 5. Katarak “Katarak” adalah kelainan mata yang terutama terjadi pada orang tua. Katarak adalah suatu daerah berkabut atau keruh di dalam lensa. Pada stadium dini, pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa di bawah kapsul mengalami denaturasi. Lebih lanjut, protein tadi berkoagulasi membentuk daerah keruh menggantikan serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya transparan. Bila suatu katarak telah menghalangi cahaya dengan hebat sehingga mengganggu penglihatan, keadaan itu dapat diperbaiki dengan cara mengangkat lensa melalui operasi. II.3. Indera Pendengar (Telinga) Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
  • 8. 10 Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. a. Bagian-bagian telinga Gambar Struktur telinga pada manusia 1. Telinga luar Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan yang dilapisi kulit tipis. Di dalam saluran ini terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam. Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah
  • 9. 11 daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. 2. Telinga tengah Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius eksterna. Rongga itu sempit setra memilki dinding tulang dan dinding membrannosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus. Tuba eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius eksterna, serta melalui tuba eustakhius (Faringo timpani). Celah tuba eustakhius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbang tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan naso-faring ini memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk kedalam rongga telinga tengah. Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersmabung dari membrane timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah maleus, berbentuk seperti martil dengan gagang yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya menjulur kedalam ruang timpani. Tulang yang berada ditengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil yaitu stapes.
  • 10. 12 Stapes atau tulang sanggurdi dikaitkan pada infus dengan ujungnya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang menutup fenestra vestibuli, atau tingkap-jorong. Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam. 3. Rongga telinga dalam Rongga ini berada dalam os petrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran- saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrane nosa. Salauran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian : 1. Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya bagian-bagian yang lain, ibarat sebuah pintu yang menuju ruang tengah (vestibula) pada sebuah rumah. 2. Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga jenis saluran-saluran itu, yaitu saluran superior, posterior dan lateral. Saluran lateral letaknya horizontal, sementara ketiganya saling membuat sudut tegak lurus. Pada salah satu ujung setiap saluran terdapat penebalan yang disebut ampula. (gerakan cairan yang merangsang ujung-ujung akhir saraf khusus dalam ampula inilah yang menyebabkan kita sadar akan kedudukan kita. Bagian telinga dalam ini berfungsi membantu serebelum dalam mengendalikan keseimbangan, serta kesadaran akan kedudukan tubuh kita). 3. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan disebut modiolus. Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin
  • 11. 13 membranosa disebut endolimfa, sementara cairan diluar labirin membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfa. Ada dua tingkap dalam ruang melingkar ini yaitu : 1. Fenestra vestibule (yang juga disebut fenestra ovalis, karena bentuknya yang bulat panjang) ditutup tulang stapes. 2. Fenestra koklea (yang juga disebut fenestra rotunda karena bentuknya bundar) ditutup sebuah membrane. Keduanya menghadap ketelinga dalam. Adanya tingkap-tingkap ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat dialihkan dari rongga teling tengah untuk dilangsungkan dalam perilimfa (perilimfa adalah cairan yang praktis tidak dapat dipadatkan). Getaran dalam perilimfa dialihkan menuju endolimfa dan dengan demikian merangsang ujung- ujung akhir saraf pendengaran. Nervus auditorius (saraf pendengaran) terdiri atas dua bagian : salah satunya pengumpulan sensibiltas dari bagian vestibuler rongga teling dalam, yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nucleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata, kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian koklearis pada nevus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan pada sebuah nucleus khusus yang berada tepat dibelakang thalamus, kemudian dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis. c. Mekanisme Pendengaran Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfir yang dikenal sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak mealalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrane timpani bergetar. Getran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju infus dan stapes, melalui maleus yang terikat pada membrane itu. Karena gerakan- gerakan yang timbul pada setiap tulang ini, tulang-tulang itu memperbesar
  • 12. 14 getaran, yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibular menuju perilimfa. Getaran perilimfa dialihkan melalui membrane menuju endolimfa dalam saluran koklea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti, untuk kemudian di hantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. d. Kelainan Pendengaran Tipe-tipe tuli Tuli biasanya dibagi menjadi dua tipe : (1) disebabkan oleh kerusakan koklea atau nervus auditorius, yang biasanya digolongkan dalam “tuli saraf”, dan (2) disebabkan oleh kerusakan struktur fisik telinga yang menjalarkan suara kedalam koklea, yang biasanya disebut “tuli konduksi”. Jika koklea atau nervus auditorius dirusak, orang tersebut akan mengalami tuli permanen. Tetapi jika koklea dan nervus tetap utuh tetapi sistem tulang pendengaran-timpani telah hancur atau mengalami ankilosis (membeku) ditempat akibat fibrosis atau klasifikasi, gelombang suara masih dapat dikonduksikan kedalam koklea melalui konduksi tulang dari pembangkit suara yang diletakkan pada diatas telinga. II.4. Indera Peraba (Kulit) Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang. a. Bagian-bagian kulit Kulit dibagi menjadi dua lapisan yaitu epidermis atau kutikula dan dermis atau kolium
  • 13. 15 Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak : selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis. Gambar Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya Lapisan epidermal. Lapisan tanduk yang terletak paling luar, dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis. Stratum korneum. Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus menerus dilepaskan. Stratum lusidum. Selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan granulosum. Zona germinalisi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapisan epitel yang berbentuk tegas. Sel berduri yaitu sel dengan fibril halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di dalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-akan berduri. Sel basal. Sel ini terus-menerus memproduksi sel epidermis baru. Sel ini disusun dengan teratur, berderet dengan rapat membentuk lapisan pertama atau lapisan dua sel pertama dari sel basal yang duduk di atas papila dermis. Epidermis tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut. Di atas permukaaan epidermis terdapat
  • 14. 16 garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya. Garis-garis ini berbeda-beda, pada ujung jari berbentuk ukiran yang jelas, yang pada setiap orang berbeda-beda. Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis dan epidermis bermuara di atas permukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam telinga, yaitu kelenjar serumen. Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak terdapat di kepala dan wajah, yaitu sekitar hidung, mulut dan telinga dan sama sekali tak terdapat dalam kulit telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang disebut sebum. b. Cara Kerja Kulit Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin,tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebutditerima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan keotak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya,kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkantubuh untuk menanggapi rangsang tersebut. c. Kelainan pada kulit Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungandengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kulit mudah
  • 15. 17 terluka sertaterserang jamur dan bibit penyakit lainnya. Beberapa penyakit kulityang sering kita temui yaitu: 1. Jerawat. Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung,dan dada. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa remaja sertaorang-orang yang memiiki jenis kulit berminyak sangat rentanterhadap jerawat. 2. Panu. Panu disebabkan oleh jamuryang menempel di kulit. Panu tampaksebagai bercak atau bulatan putih di kulitdan disertai rasa gatal. Panu timbul karenapenderita tidak menjaga kebersihan kulit. 3. Kadas. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada setiap bulatanterdapat garis tepi yang jelas dengan kulityang tidak terkena. Kadas juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini disebabkan oleh jamur. 4. Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain. 5. Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah- merahan, gatal-gatal, dan bersisik. 6. Biang keringat. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat. II.5. Indera Pengecap (Lidah) Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur
  • 16. 18 tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam- macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang. a. Bagian-bagian lidah Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu: 1. Papilla sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papilla sirkumvalata adalah jenis papilla yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papilla ini tersusun berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah. 2. Papilla fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur. 3. Papila filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting- putting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papilla sirkumvalata dan fungiformis.
  • 17. 19 Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada pengecapan yang sebenarnya. Selaput lender langit-langit dan faring juga bermuatan putting-putting pengecap. Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah: 1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis. 2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam. 3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit. Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah. b. Taste bud dan Fungsinya Taste bud mempunyai diameter sekitar 1/30 mm dan panjang sekitar 1/16 mm. Taste bud terdiri atas kurang lebih 50 sel epitel yang termodifikasi, beberapa diantaranya adalah sel penyokong yang disebut sebagai sel sustentakular
  • 18. 20 c. Kelainan pada lidah 1. Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok. 2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh hbagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada penderita anemia. 3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau- pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal. 4. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah. II.5. Indera Pembau (Hidung) Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap. Gambar Struktur indera pembau a. Bagian-bagian hidung Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan
  • 19. 21 septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket. 1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan baik. 2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru. b. Cara kerja hidung Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul- molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan. c. Kelainan pada hidung Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
  • 20. 22 1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber. 2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran udara. 3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya substansi asing ke dalam saluran tenggorokan. 4. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis). 5. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian. 6. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.