1. BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Panca Indera
Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk
menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya
merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression)
dari organ indra menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa
kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan,
penciuman dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lain lapar, haus
dan rasa sakit.
Indera yang kita kenal ada lima, yaitu:
Indera penglihat (mata)
Indera pendengar (telinga)
Indera peraba (kulit)
Indera pengecap (lidah)
Indera pencium (hidung)
Kelima indera berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
luar, oleh karenanya disebut Eksoreseptor.
Adapun fungsi organ indera yaitu :
Menerima stimulus
Menghasilkan kesan dan
Mengirim impuls saraf.
II.2. Indera Penglihat (Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola
mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga
tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
3
2. 4
a. Bagian-bagian mata:
Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan
bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5
sentimeter, bagian depannya bening, serta terdiri atas tiga lapisan :
1. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan penyangga
2. Lapisan tengah, vaskuler
3. Lapisan dalam, lapisan saraf
Ada enam otot penggerak mata, empat diantaranya adalah lurus, sementara
dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak di sebelah dalam orbita, dan
bergerak dari dinding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus
sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus terdiri atas otot rektus
mata superior, inferior, medial dan lateral. Otot-otot ini menggerakkan mata
ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar bergantian.
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior
menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior
menggerakkan mata ke atas dan juga ke sisi luar. Mata bergerak serentak,
dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke atas atau
ke bawah dan seterusnya.
Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih
mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran
yang bening, yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus,
serta membantu mempertahankan bentuk bola mata.
3. 5
Koroidmerupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang
memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid
berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan,
koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris
yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata).
Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol
ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk
ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari
otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian
retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk
urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat
saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Jika diteliti biji mata mulai dari depan hingga belakang, akan terlihat
bagian-bagian berikut.
1. Kornea, merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan
sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa
lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan
konjungtiva
2. Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris
3. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos –
kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok yang
lain melebarkan ukuran pupil itu.
4. Pupil, bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam
iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina
5. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak di antara iris dan lensa.
Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor.
6. Akueus humor. Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali
ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus
yang dikenal dengan saluran Schlemm.
4. 6
7. Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan-
belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terbentuk persis di
belakang iris. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium
terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi
mengaitkan lensa itu pada korpus siliare. Bila ligamentum suspensorium
mengendur, lensa mengendur, lensa mengerut dan menebal, sebaliknya
bila ligament menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendurnya lensa
dikendalikan kontraksi otot siliare.
8. Vitreus humor. Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga
retina, diisi cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-
agar, yaitu vitreus humor. Vitreus humor berfungsi memberi bentuk dan
kekokohan pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dan
selaput koroid dan sklerotik.
Mata sebagai kamera
Mata secara optic dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa.
Mata mempunyai sistem lensa, sistem aperture yang dapat berubah-ubah
(pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa mata
terdiri atas empat perbatasan refraksi : (1) perbatasan antara permukaan
anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara permukaan posterior kornea
dan dan humor aquosus, (3) perbatasan antara humor aquosus dan permukaan
anterior lensa mata, dan (4) perbatasan antara permukaan posterior lensa dan
homor vitreous. Indeks internal udara adalah 1 ; kornea, 1,38 ; humor aquosus,
lensa kristalina (rata-rata) 1,40 ; dan homur vitreous 1,34
Pembentukan Bayangan di Retina
Sama seperti pembentukan bayangan oleh lensa kaca pada secarik kertas,
sistem lensa mata juga dapat membentuk bayangan di retina. Bayangan ini
terbalik dari benda aslinya. Namun demikian persepsi otak terhadap benda
tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di
retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu
sebagai keadaan normal.
5. 7
Mekanisme akomodasi
Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 dioptri
menjadi kira-kira 34 dioptri; ini berarti terjadi “akomodasi” sebesar 14 dioptri.
Untuk mencapai ini, bentuk lensa diubah dari yang tadinya konveks-se-dang
menjadi lensa yang sangat konveks. Mekanismenya adalah sbb.
Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastik yang kuat dan berisi
cairan kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada
dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa dianggap
berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi elastic dari kapsul lensa.
Namun, seperti terlihat dalam gambar 49-10, terdapat kira-kira 70 ligamen
suspensorium yang melekat di sekeliling lensa, menarik tepi lensa ke arah
lingkar luar bola mata. Ligamen ini secara konstan diregangkan oleh
perlekatannya pada tepi anterior koroid dan retina. Regangan pada ligament
ini menyebabkan lensa tetap relative datar dalam keadaan mata istirahat.
Walaupun demikian, tempat perlekatan lateral ligamen lensa pada bola
mata juga dilekati oleh otot siliaris, yang memiliki 2 set serabut otot polos
yang terpisah-serabut meridional dan serabut sirkular. Serabut meridional
membentang dari ujung perifer ligamen suspensorium sampai peralihan
kornea-sklera. Kalau serabut otot ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen
lensa tadi akan tertarik secara medial kea rah tepi kornea, sehingga regangan
ligamen terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun melingkar
mengelilingi perlekatan ligamen, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi
gerak seperti sfingter, mengurangi diameter lingkar perlekatan ligamen; hal ini
juga menyebabkan regangan ligamen terhadap kapsul lensa berkurang.
Jadi; kontraksi salah satu set serabut otot polos dalam otot siliaris akan
mengendurkan ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk lebih
cembung, seperti balon akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.
Diameter pupil
Fungsi utama iris ialah untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata pada waktu gelap, dan untuk mengurangi jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata pada waktu terang.
6. 8
Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas
pupil atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil manusia dapat mengecil
sampai 1,5 mm dan membesar sampai 8 mm. jumlah cahaya yang memasuki
mata dapat berubah sekitar 30 kali lipat sebagai akibat dari perubahan
diameter pupil.
b. Kelainan pada mata
1. Emetropia
Seperti terlihat dalam gambar 49-12 mata akan dianggap normal atau
“emetrop” bila cahaya sejajar dari objek jauh difokuskan di retina pada
keadaan otot siliarisrelaksasi total. Hal ini berarti bahwa mata emetrop
dapat melihat semua objek jauh secara jelas dengan otot siliaris yang
relaksasi. Namun untuk melihat objek dekat, otot siliaris harus
berkontraksi agar mata dapat berakomodasi dengan baik.
2. Hiperopia (penglihatan jauh)
Hiperopia dikenal pula sebagai “penglihatan jauh”, biasanya akibat
bola mata yang terlalu pendek atau kadang-kadang karena sistem lensa
terlalu lemah. Pada keadaan ini, yang ditunjukkan oleh gambar 49-12
bagian tengah, terlihat bahwa cahaya sejajar kurang dibelokkan oleh
sistem lensa sehingga tidak terfokus di retina. Untuk mengatasi kelainan
ini otot siliaris berkontraksi untuk meningkatkan kekuatan lensa. Dengan
menggunakan mekanisme akomodasi, pasien hiperopia dapat
memfokuskan bayangan dari objek jauh di retina. Bila pasien
menggunakan sebagian dari kekuatan otot siliarisnya untuk melalukan
akomodasi jarak jauh, ia tetap masih mempunyai sisa daya akomodasi
untuk melihat dengan tegas objek yang mendekati mata sampai otot siliaris
telah berkontraksi maksimum. Pada orang tua, sewaktu lensa menjadi
“presbiop”, pasien hiperopia sering tidak dapat berakomodasi cukup kuat
untuk memfokuskan objek jauh sekalipun, apalagi untuk memfokuskan
objek dekat.
7. 9
3. Miopia (Penglihatan dekat)
Pada miopia atau “penglihatan dekat”, sewaktu otot siliaris relaksasi
total cahaya dari objek jauh difokuskan di depan retina, seperti terlihat
pada gambar 49-12. Keadaan ini biasanya akibat bola mata yang terlalu
panjang, atau kadang-kadang karena daya bias sistem lensa terlalu kuat.
4. Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata yang menyebabkan
bayangan penglihatan pada suatu bidang difokuskan pada jarak yang
berbeda dari bidang yang tegak lurus terhadap bidang tersebut. Hal ini
sering disebabkan oleh terlalu besarnya lengkung kornea pada salah satu
bidang di mata.
5. Katarak
“Katarak” adalah kelainan mata yang terutama terjadi pada orang tua.
Katarak adalah suatu daerah berkabut atau keruh di dalam lensa. Pada
stadium dini, pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa di
bawah kapsul mengalami denaturasi. Lebih lanjut, protein tadi
berkoagulasi membentuk daerah keruh menggantikan serabut-serabut
protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya transparan.
Bila suatu katarak telah menghalangi cahaya dengan hebat sehingga
mengganggu penglihatan, keadaan itu dapat diperbaiki dengan cara
mengangkat lensa melalui operasi.
II.3. Indera Pendengar (Telinga)
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal
suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara
adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi
pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan
telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
8. 10
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga
dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi
dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
a. Bagian-bagian telinga
Gambar Struktur telinga pada manusia
1. Telinga luar
Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus
auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian daun telinga
berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan
akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada
telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting
adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang rawan
yang dilapisi kulit tipis. Di dalam saluran ini terdapat banyak kelenjar
yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran
telinga. Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki
rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan
suara ke telinga dalam.
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran
suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah
9. 11
daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran
menuju gendang telinga.
2. Telinga tengah
Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani
atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius
eksterna. Rongga itu sempit setra memilki dinding tulang dan dinding
membrannosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan
antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis,
melalui sebuah celah yang disebut aditus.
Tuba eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju
naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua
sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius
eksterna, serta melalui tuba eustakhius (Faringo timpani). Celah tuba
eustakhius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap
kali kita menelan.
Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan
tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera
atau ketulian akibat tidak seimbang tekanan udara dapat dihindarkan.
Adanya hubungan dengan naso-faring ini memungkinkan infeksi pada
hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk kedalam rongga telinga
tengah.
Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai yang bersmabung dari membrane
timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah luar adalah maleus,
berbentuk seperti martil dengan gagang yang terkait pada membrane
timpani, sementara kepalanya menjulur kedalam ruang timpani.
Tulang yang berada ditengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya
bersendi dengan maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi
dalam sebuah tulang kecil yaitu stapes.
10. 12
Stapes atau tulang sanggurdi dikaitkan pada infus dengan ujungnya
yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada
membrane yang menutup fenestra vestibuli, atau tingkap-jorong.
Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi mengalirkan getaran suara dari
gendang telinga menuju rongga telinga dalam.
3. Rongga telinga dalam
Rongga ini berada dalam os petrosum tulang temporalis. Rongga
telinga dalam itu terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang
dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrane nosa.
Salauran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung
akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
Labirin tulang terdiri atas tiga bagian :
1. Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya
bagian-bagian yang lain, ibarat sebuah pintu yang menuju ruang
tengah (vestibula) pada sebuah rumah.
2. Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga
jenis saluran-saluran itu, yaitu saluran superior, posterior dan lateral.
Saluran lateral letaknya horizontal, sementara ketiganya saling
membuat sudut tegak lurus. Pada salah satu ujung setiap saluran
terdapat penebalan yang disebut ampula. (gerakan cairan yang
merangsang ujung-ujung akhir saraf khusus dalam ampula inilah yang
menyebabkan kita sadar akan kedudukan kita. Bagian telinga dalam ini
berfungsi membantu serebelum dalam mengendalikan keseimbangan,
serta kesadaran akan kedudukan tubuh kita).
3. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya
laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah
sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan
disebut modiolus.
Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang
mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin
11. 13
membranosa disebut endolimfa, sementara cairan diluar labirin
membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfa. Ada dua tingkap
dalam ruang melingkar ini yaitu :
1. Fenestra vestibule (yang juga disebut fenestra ovalis, karena bentuknya
yang bulat panjang) ditutup tulang stapes.
2. Fenestra koklea (yang juga disebut fenestra rotunda karena bentuknya
bundar) ditutup sebuah membrane.
Keduanya menghadap ketelinga dalam. Adanya tingkap-tingkap ini
dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat dialihkan dari rongga
teling tengah untuk dilangsungkan dalam perilimfa (perilimfa adalah
cairan yang praktis tidak dapat dipadatkan). Getaran dalam perilimfa
dialihkan menuju endolimfa dan dengan demikian merangsang ujung-
ujung akhir saraf pendengaran.
Nervus auditorius (saraf pendengaran) terdiri atas dua bagian : salah
satunya pengumpulan sensibiltas dari bagian vestibuler rongga teling
dalam, yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut
saraf ini bergerak menuju nucleus vestibularis yang berada pada titik
pertemuan antara pons dan medulla oblongata, kemudian bergerak terus
menuju serebelum.
Bagian koklearis pada nevus auditorius adalah saraf pendengar yang
sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan pada sebuah
nucleus khusus yang berada tepat dibelakang thalamus, kemudian
dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang
terletak pada bagian bawah lobus temporalis.
c. Mekanisme Pendengaran
Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfir yang dikenal sebagai
gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang
suara bergerak mealalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrane
timpani bergetar. Getran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju infus
dan stapes, melalui maleus yang terikat pada membrane itu. Karena gerakan-
gerakan yang timbul pada setiap tulang ini, tulang-tulang itu memperbesar
12. 14
getaran, yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibular menuju
perilimfa. Getaran perilimfa dialihkan melalui membrane menuju endolimfa
dalam saluran koklea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf
dalam organ korti, untuk kemudian di hantarkan menuju otak oleh nervus
auditorius.
d. Kelainan Pendengaran
Tipe-tipe tuli
Tuli biasanya dibagi menjadi dua tipe : (1) disebabkan oleh kerusakan
koklea atau nervus auditorius, yang biasanya digolongkan dalam “tuli saraf”,
dan (2) disebabkan oleh kerusakan struktur fisik telinga yang menjalarkan
suara kedalam koklea, yang biasanya disebut “tuli konduksi”.
Jika koklea atau nervus auditorius dirusak, orang tersebut akan mengalami
tuli permanen. Tetapi jika koklea dan nervus tetap utuh tetapi sistem tulang
pendengaran-timpani telah hancur atau mengalami ankilosis (membeku)
ditempat akibat fibrosis atau klasifikasi, gelombang suara masih dapat
dikonduksikan kedalam koklea melalui konduksi tulang dari pembangkit suara
yang diletakkan pada diatas telinga.
II.4. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk
sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit
ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
epidermis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya
otot dan tulang.
a. Bagian-bagian kulit
Kulit dibagi menjadi dua lapisan yaitu epidermis atau kutikula dan
dermis atau kolium
13. 15
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah
lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak : selapis
lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
Gambar Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya
Lapisan epidermal. Lapisan tanduk yang terletak paling luar, dan
tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis.
Stratum korneum. Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus
menerus dilepaskan. Stratum lusidum. Selnya mempunyai batas tegas
tetapi tidak ada intinya.Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas
tampak berisi inti dan granulosum.
Zona germinalisi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas
dua lapisan epitel yang berbentuk tegas. Sel berduri yaitu sel dengan
fibril halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di
dalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-akan berduri.
Sel basal. Sel ini terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
Sel ini disusun dengan teratur, berderet dengan rapat membentuk
lapisan pertama atau lapisan dua sel pertama dari sel basal yang duduk
di atas papila dermis.
Epidermis tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat
menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis
membatasi folikel rambut. Di atas permukaaan epidermis terdapat
14. 16
garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya.
Garis-garis ini berbeda-beda, pada ujung jari berbentuk ukiran yang
jelas, yang pada setiap orang berbeda-beda.
Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat
yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang
berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler.
Ujung akhir saraf sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam
dermis. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan
banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam dermis, dan salurannya
yang keluar melalui dermis dan epidermis bermuara di atas permukaan
kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar
keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam
telinga, yaitu kelenjar serumen.
Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit.
Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut.
Kelenjar ini paling banyak terdapat di kepala dan wajah, yaitu sekitar
hidung, mulut dan telinga dan sama sekali tak terdapat dalam kulit
telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi
sel epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang
disebut sebum.
b. Cara Kerja Kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas,
dingin,tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang
tersebutditerima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan
diteruskan keotak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah.
Akibatnya,kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun
memerintahkantubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
c. Kelainan pada kulit
Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu
berhubungandengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kulit mudah
15. 17
terluka sertaterserang jamur dan bibit penyakit lainnya. Beberapa
penyakit kulityang sering kita temui yaitu:
1. Jerawat. Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher,
punggung,dan dada. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan
hormon dan kulit yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa
remaja sertaorang-orang yang memiiki jenis kulit berminyak
sangat rentanterhadap jerawat.
2. Panu. Panu disebabkan oleh jamuryang menempel di kulit. Panu
tampaksebagai bercak atau bulatan putih di kulitdan disertai rasa
gatal. Panu timbul karenapenderita tidak menjaga kebersihan kulit.
3. Kadas. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada
setiap bulatanterdapat garis tepi yang jelas dengan kulityang tidak
terkena. Kadas juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini
disebabkan oleh jamur.
4. Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut
disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain.
5. Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis.
Penyakit tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-
merahan, gatal-gatal, dan bersisik.
6. Biang keringat. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat
tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara
sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan
timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan
kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
II.5. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur
16. 18
tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-
macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,
bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian
samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk
benang.
a. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di
tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik
dan intrinsik. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus,
sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian
sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang penting
pada saat mengunyah dan menelan.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan
yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papilla sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Papilla sirkumvalata adalah jenis
papilla yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam
lekukan seperti parit. Papilla ini tersusun berjajar membentuk huruf
V pada bagian belakang lidah.
2. Papilla fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi
lidah, dan berbentuk jamur.
3. Papila filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-
putting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding
papilla sirkumvalata dan fungiformis.
17. 19
Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh
daripada pengecapan yang sebenarnya. Selaput lender langit-langit
dan faring juga bermuatan putting-putting pengecap.
Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir
papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel
pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong
berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan
asam.
3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan
enzim amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung
(amilum) menjadi zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah
atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di
bagian bawah lidah.
b. Taste bud dan Fungsinya
Taste bud mempunyai diameter sekitar 1/30 mm dan panjang
sekitar 1/16 mm. Taste bud terdiri atas kurang lebih 50 sel epitel yang
termodifikasi, beberapa diantaranya adalah sel penyokong yang
disebut sebagai sel sustentakular
18. 20
c. Kelainan pada lidah
1. Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida
albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih
yang dapat dikerok.
2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
seluruh hbagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab
yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi
banyak ditemukan pada penderita anemia.
3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-
pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila
parah akan dikelilingi pita putih tebal.
4. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
II.5. Indera Pembau (Hidung)
Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia
dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera
penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda.
Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan
dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium
tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Gambar Struktur indera pembau
a. Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama
besar yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan
19. 21
septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di
lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara
dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di
hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung
di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan
palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau
ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul
bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang
berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan
baik.
2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus)
yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel
kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
b. Cara kerja hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-
molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium
yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada
bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini
jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau
tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb
melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh
hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya
bau selokan.
c. Kelainan pada hidung
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan.
Akibatnya, kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak
dapat mencium bau suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
20. 22
1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian
belakang atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang
mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering ditemukan
pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber.
2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring).
Papiloma disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada
anak usia 1 tahun. Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang
cukup berat sehingga anak tidak dapat berbicara dan bisa
menyumbat saluran udara.
3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi.
Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang
ditimbulkan oleh masuknya substansi asing ke dalam saluran
tenggorokan.
4. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam
tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan
biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
5. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan
yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan
batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada
persendian.
6. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan
kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena
beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala,
keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian
depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu
penyebabnya.