1. Carding
KELOMPOK 4:
Pengertian Cyber crime
Cyber crime adalah sebuah bentuk kriminal yang mana menggunakan internet dan
komputer sebagai alat atau cara untuk melakukan tindakan kriminal. Masalah yang berkaitan
dengan kejahatan jenis ini misalnya hacking, pelanggaran hak cipta, pornografi anak,
eksploitasi anak, carding dan masih banyak kejahatan melalui media internet. Juga termasuk
pelanggaran terhadap privasi ketika informasi rahasia hilang atau dicuri, dan lainnya.
Dalam definisi lain, kejahatan dunia maya adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan
lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan
identitas, pornografi anak, dan lain-lain.
Undang-undang IT di Indonesia
Di negara kita terkenal dengan Undang-Undang yang berlaku untuk semua masyarakat
Indonesia yang melakukan pelanggaran baik itu pemerintahan ataupun masyarakat umum.
Untuk dunia informasi teknologi dan elektronik dikenal dengan UU ITE. Undang-Undang
2. ITE ini sendiri dibuat berdasarkan keputusan anggota dewan yang menghasilkan undang-
undang nomor 11 tahun 2008. Keputusan ini dibuat berdasarkan musyawarah mufakat untuk
melakukan hukuman bagi para pelanggar terutama di bidang informasi teknologi elektronik.
Berikut sebagian inti dari undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi &
Transaksi Elektronik (ITE) mengenai hukuman dan denda untuk setiap pelanggarannya:
Pasal 27
Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang membuat, mendistribusikan,
mentransmisikan, materi yang melanggar kesusilaan, judi, menghina dan mencemari nama
baik, memeras dan mengancam.
Pasal 28
Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan, sehingga merugikan konsumen transaksi elektronik dan menimbulkan
kebencian dan permusuhan antarkelompok.
Pasal 30
Denda Rp 600-800 juta dan penjara 6-8 tahun bagi orang yang memasuki komputer atau
sistem elektronik orang lain, menerobos, sampai menjebol sistem pengamanan.
Pasal 31
Denda Rp 800 juta dan penjara 10 tahun bagi orang yang menyadap informasi elektronik
atau dokumen elektronik di komputer atau sistem elektronik –mengubah maupun tidak
dokumen itu.
Pasal 32
Denda Rp 2-5 miliar dan penjara 8-10 tahun bagi orang yang mengubah, merusak,
memindahkan, dan menyembunyikan informasi atau dokumen elektronik.
Pasal 34
Denda Rp 10 miliar dan penjara 10 tahun bagi orang yang memproduksi, menjual,
mengimpor, mendistribusikan, atau memiliki perangkat keras dan lunak sebagaimana di Pasal
27-34.
sumber : http://teknoinfo.web.id/undang-undang-baru-di-indonesia/
Contoh Kasus:
3. Belasan nasabah Bank Central Asia (BCA) di Bali selama dua
hari ini mengaku saldonya berkurang secara misterius tanpa
transaksi. Laporan yang terbanyak berada di wilayah Kuta. Polisi
pun langsung menurunkan tim cyber crime guna mengusut kasus di
dunia maya yang diduga dilakukan para hacker. Informasi yang
dihimpun di lapangan, peristiwa ini di terjadi sejak 16-19
Januari. Hari ini sudah masuk laporan sebanyak 13 nasabah, 12 di
antaranya berada di Kuta. Satu nasabah bernamaWayan Suparta (46)
asal Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas, Ubud, Gianyar. Suparta
mengaku kehilangan saldonya di ATM Bank Permata Jalan Hanoman,
Padang Tegal, Ubud, Gianyar sebesar Rp11,5 juta ketika akan
melakukan transaksi. Sementara 12 laporan yang lain, dua di
antaranya adalah warga Amerika Serikat yaitu Robert Allan Nicksic
(53) yang tinggal di Perumahan Seminyak Asri No 41, Kuta, dan
Richard Lewis Garrison (62) yang seorang pensiunan. Sama seperti
yang dialami Suparta, keduanya baru menyadari saldonya berkurang
saat mengecek saldonya di ATM BCA di Jalan Dewi
Sri, Kuta. Ketika dilakukan pengecekan transaksi, Robert mendapati
ada pengiriman uang yang tak diketahui sebanyak dua kali yaitu Rp
20 juta dan Rp 5 juta pada 16 Januari 2010 sekitar pukul 15.00
WITA, dan transaksi keduanya hanya berselang semenit
kemudian. Sementara Richard yang tinggal di Uma Alas Kauh No
60, Kerobokan Kelod, Kuta Utara ini mengecek saldonya di ATM
BCA Jalan Laksmana, Kuta ini kehilangan uang sebesar Rp18,5
juta. Setelah dilakukan pengecekan, ada lima kali transaksi pada 16
Januari 2010 ke rekening berbeda ke rekening yang berbeda. Ada
pengiriman uang ke rekening 0401541470 atas nama Gusti Putra
Suardika, kemudian nomor rekening 5390183218 atas namaYan
Palayuan Rp5 juta, rekening nomor 8820250941 atas nama Teguh
Budi Santosa Rp5 juta. Kemudian ada penarikan sebesar Rp 1,5 juta
yang tak terdeteksi nomor rekeningnya.
Analisa Kasus:
4. berdasarkan kasus ini, diduga ini adalah ulah pelaku yang
menggunakan internet banking palsu. Pelaku menggunakan alamat
internet lain tapi membuat alamatnya mirip dengan internet banking
yang asli dan secara otomatis bisa merekam nomor rekening dan PIN
penggunanya. Pelaku akan dikenakan dengan pelanggaran pasal 378
KUHP tentang Penipuan, Pasal 363 tentang pencurian dan Pasal 263
tentang Pemalsuan Identitas.
Kesimpulan
Ternyata tidak dapat dipungkiri bahwasanya kejahatan tidak selalu terjadi didalam
kehidupan “Nyata” namun juga dapat terjadi didalam dunia yang bersifat “Maya” namun juga
tetap dapat menyebabkan kerugian yang bersifat materil ataupun non materil.
Saran dan Kritik
Masyarakat sebagai subjek hukum yang akan menjalankan setiap peraturan hukum
positif di Indonesia, tidak seharusnya hanya bisa menuntut kepada pemerintah dan juga
aparat tetapi harus memiliki kesadaran untuk taat hukum. Masyarakat juga dalam memakai
internet dan menikmati fasilitas dunia maya agar tidak menjadi korban kejahatan dunia cyber.