Kajian ini membahas kampanye pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui perspektif agama. Peneliti akan mengkaji pandangan agama mengenai stigma dan diskriminasi, serta merancang kampanye persuasif yang melibatkan tokoh agama untuk mengubah paradigma masyarakat. Tujuannya adalah merumuskan kampanye efektif, mengubah pandangan masyarakat, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi agar h
1. KAMPANYE PENGURANGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI PADA ODHA [ORANG DENGAN HIV
DAN AIDS] MELALUI TEOLOGICAL PERSPEKTIVE LINTAS AGAMA
Oleh: Zainul Ahwan, S.Sos
Universitas DR. Soetomo Soerabaya
A LATAR BELAKANG PENELITIAN
Bermula dari data dari Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS bahwa Epidemi HIV
berkembang sangat pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini telah
mengakibatkan kematian 25 juta orang dan saat ini telah terdapat lebih dari 33 juta
orang yang hidup dengan HIV. Setiap hari terdapat 7.400 kasus baru HIV atau 5 orang
per menit dan 96% di antaranya merupakan populasi di negara berkembang. Di
Indonesia hampir tidak ada provinsi yang dinyatakan bebas dari HIV dan AIDS,
bahkan diperkirakan saat ini HIV dan AIDS sudah terdapat di lebih dari separuh
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Gambaran meluasnya epidemi terlihat dari
jumlah kasus kumulatif dilaporkan terjadinya peningkatan pada jumlah kasus AIDS.
Pada tahun 2007 terdapat 11.140 kasus, tahun 2008 terdapat 16.140 kasus, meningkat
menjadi 19.973 pada akhir tahun 2009 dan kemudian kembali meningkat pada tahun
2010 menjadi 22.726 kasus. [Data resmi dari Departemen Kesehatan RI], Jika dilihat
dari cara penularannya, mayoritas penularan melalui heteroseksual (48,8%), disusul
penggunaan narkoba suntik (41,5%), dan homoseksual (3,3%). Dari data penyebaran
HIV dan AIDS di Indonesia, Jawa Timur menduduki peringkat ke-3 Nasional setelah
Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan terdapat 2.652 kasus HIV & AIDS. Jumlah
peningkatan kasus HIV dan AIDS yang terjadi di Jawa Timur ini secara simplistik dapat
kita lihat dari peningkatan kasus di berbagai daerah di Jawa Timur. di Kabupaten
Pasuruan misalnya menurut data terakhir Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan
jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 226 kasus, 97 HIV dan 129 AIDS. 170 orang berusia
15-35 tahun, 33 orang diatas usia 36 tahun, 64 diantaranya perempuan dan yang
lainya tidak diketahui. Kondisi ini menempatkan Kabupaten Pasuruan menduduki
peringkat ke-5.
Dari data tersebut menunjukkan pada kita bahwa persoalah HIV dan AIDS bukan
permasalahan yang trivial dan simple. Ini membutuhkan kepedulian semua pihak
dalam penanganan permasalahan tersebut. Memang sejauh ini Komisi
Penanggulangan Aids (KPA) sudah melakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan melalui sosialisasi di berbagai tempat. Tetapi ini bukan berarti
permasalahan HIV dan AIDS sudah dapat diatasi sepenuhnya. Banyak hal yang
terjadi dengan permasalahan HIV dan AIDS yang perlu dikaji secara seksama. HIV
bukan saja menyangkut soal permasalahan medis atau kesehatan belaka tetapi juga
persoalan agama, budya dan ekonomi. Dalam konteks agama bahwa masih banyak
masyarakat yang memahami bahwa HIV dan AIDS merupakan penyakit semata-
mata karena kutukan Tuhan dari tindakan melanggar norma-norma agama.
Keyakinan inilah yang mejadi justifikasi dan legitimasi bagi tindakan stigmatisasi dan
diskriminasi dimasyarakat. Stigmatisasi dan diskriminasi ini tentunya akan berImplikasi
pada tidak terpenuhinya hak-hak social ODHA sebagai warga Negara yang
mempunyai hak yang sama baik dalam hak bekerja, kesehatan, pendidikan dan
seterusnya dan sebagainya.
2. Maka dari itu, Pendekatan agama dalam pengurangan stigma dan diskriminasi pada
ODHA mempunyai peranan yang vital dan signifikan. Lembaga agama atau tokoh
agama (komunikator) mempunyai peranan yang strategis dalam melakukan
perubahan sosial (social change). Tokoh agama sebagai source credibility akan
mampu mengubah paradigma HIV dan AIDS yang ada dimasyarakat. Potensi
kekuatan strategis tokoh lintas agama tersebut juga tentunya harus diikuti dengan
desain komunikasi persuasive yang efektif sehingga akan tepat sasaran. Dalam kajian
ilmu komunikasi, Bahwa perubahan dalam masyarakat yang diintervensi secara
sengaja (planed change) melalui agenda setting akan lebih cepat dari pada
perubahan yang berjalan secara natural tanpa disekenario. Selain plened change
yang telah dikonsep tersebut, pendekatan kampanye sebagai media penyadaran
dan perubahan carapandang, sikap dan perilaku dalam masyarakat juga harus
dilakukan secara strategis dan tepat. Maka dari itu kajian kampanye menjadi kajian
yang penting, menarik dan dinamis karena kajian kampanye selalau bisa masuk ke
berbagai sector permasalahan kehidupan manusia baik agama, pendidikan,
ekonomi, politik, kesehatan dan budaya baik kampanye itu berupa program yang
bersifat profit oriented maupun social oriented. Selain kajian kampanye bisa
memasuki berbagai sector kehidupan, kajian kampanye juga akan mengkaji tentang
strategi dan desain pesan kampanye yang disampaikan, media kampanye yang
digunakan, komunikator sebagai penyampai pesan. Basicly, komponen-komponen
inilah yang akan menjadi penentu tingkat keberhasilan sebuah kampanye yang akan
dilakukan.
B FOKUS PENELITIAN
Dalam penelitian pengurangan stigma dan diskriminasi pada ODHA [orang dengan
HIV dan AIDS] dengan pendekatan agama melalui kampanye yang dilakukan oleh
para tokoh agama di lembaganya masing-masing ini peneliti menfokuskan penelitian
pada dua kajian masalah. Pertama, kajian agama. Peneliti akan mengkaji
pandangan-pandangan agama baik yang berupa dalail ataupun ayat dari kitab
suci dimasing-masing agama yang berkenaan dengan permasalahan tindakan
menstigma dan mendiskriminasi. Kedua, kajian komunikasi. Pada kajian ini peneliti
akan mengkaji secara komprehensip tentang desain komunikasi persuasive, konten
pesan kampanye, media yang digunakan dalam penyampaian pesan serta
komunikator
C TUJUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1 Merumuskan persuasive campign yang efektif dan tepat sasaran
2 Melakukan counter paradigm terhadap paradigma masyarkat pada HIV dan
AIDS.
3 Menghilangkan stigmatisasi dan diskriminasi pada ODHA yang terjadi
dimasyarakat sehingga ODHA bisa memperoleh hak-hak sosialnya sebagai warga
Negara Indonesia.
D TARGET
1 Terkonsepnya persuasive campign yang efektif dan tepat sasaran
3. 2 Terbentuknya paradigm baru dalam masyarakat terkait permasalahan HIV
dan AIDS
3 Menguatnya nilai-nilai humanism yang kuat pada masyarakat dan
penghormatan terhadap pemenuhan hak asasi manusia (HAM) serta terpenuhinya
previlage ODHA sebagai warga Negara.
E MANFAAT
Penelitian ini diharapkan:
1. Menjadi kontribusi dan referensi bagi pengembangan kajian ilmu-ilmu sosial,
khususnya ilmu komunikasi yang berbasis pada pengembangan penelitian sosial
dari perspektif cultural studies dan komunikasi massa.
2. Dapat dipakai sebagai media literacy bagi penelitian-penelitian sejenis serta dapat
menjadi landasan dalam memahami fenomena sosial “HIV dan AIDS” yang
semakin menyebar ke seluruh penjuru dunia pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya.
3. Mengetahui peran strategis lembaga agama sebagai agen transformator dan
dinamisator perubahan sosial.
F METODE DAN STRATEGI PENGUMPULAN DATA.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatory. Metode ini akan
menjelaskan secara komprehensif tentang kegiatan kampanye yang dilakukan oleh
para tokoh agama kepada jamaat/ummatnya baik itu berupa pesan yang
disampaikan, media yang digunakan, metode penyampaian pesan, feed back
komunikan serta sikap dan perilaku yang ditimbulkan dari pesan yang disampaikan
oleh komunikator. Sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik-teknik di
bawah ini:
; FGD (focus group discussion), FGD ini dilakukan untuk mencari data dan informasi
awal tentang penyamaan persepsi pengurangan stigma dan diskriminasi dari dalil-
dalil di masing-masing agama.
; Observasi dan direct interview, dilakukan untuk memastikan efektivitas kampanye
dengan melihat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku komunikan.
G RELEVANSI DAN SIGNIFIKANSI TEORI YG DIGUNAKAN DENGAN KONTEKS MASALAH YANG
DITELITI.
Penelitian pada isu HIV dan AIDS dengan focus pengurangan stigma dan diskriminasi
ini sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan dan cara pandang
masyarakat terhadap permasalahan tersebut khususnya pada perspektif agama.
Ketika cara pandang tersebut tidak benar maka inilah yang menjadi primary caused
banyaknya dishumanisasi pada ODHA.
Mengubah cara pandang dalam masyarakat tidaklah mudah apalagi dalam hal
pandangan masyarakat tentang sesuatu hal tertentu yang dilegitimasi dengan
pemahaman agama. Sehingga kampanye yang dilakukan harus terencana secara
sistematis dan terukur dengan metode yang efektif.
Dalam kaitan kasus ini maka penggunaan teori agenda setting menjadi sangat tepat.
Chaffe dan Berger (1997) mengemukakan teori ini :
1 Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang
sama-sama menanggap penting suatu isu.
4. 2 Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan sebab memprediksi bahwa jika
orang-orang mengekpos pada satu media yang sama, mereka akan merasa isu
yang sama tersebut penting.
3 Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang
sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu media itu
penting.
Stephen W.Littlejohn (1992) mengatakan, agenda setting beroperasi dalam tiga
bagian sebagai berikut.
1 Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah
bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali.
2 Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda
publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan
pertanyaan, seberapa besar kekuatan media mampu memengaruhi agenda
publik dan bagaimana publik itu melakukannya.
3 Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan.
Agenda kebijakan adakah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting
bagi individu.
Salah satu efek penting yang menandai penggunaan media massa oleh khalayak
adalah munculnya kesadaran dan pengetahuan mengenai suatu topik atau
persoalan munculnya kesadaran dan pengetahuan tersebut sering tidak disadari
masyarakat sebagai suatu akibat yang memang diinginkan kalangan media massa
melalui penyajian suatu topik tertentu.
Menurut teori agenda setting, media massa memang tidak dapat mempengaruhi
orang untuk berubah sikap tetapi dengan fungsinya sebagai gate keeper (penjaga
gawang atau penyaring) yang memilih suatu topik dan persoalan tertentu dan
mengabaikan yang lain. Dengan menonjolkan suatu persoalan tertentu dan
mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau gambaran dunia seperti
yang disajikan dalam media massa. (Rakhmat, 1989), ini berarti media massa cukup
berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang dan mempengaruhi persepsi
khalayak tentang yang dianggap penting. Artinya ketika kampanye pengurangan
stigma dan diskriminasi pada ODHA ini dilakukan secara sistematis dan terencana oleh
semua tokoh agama dari lintas agama maka perubahan cara pandang masyarakat
yang salah terkait permasalahan HIV dan AIDS akan dapat direduksi secara signifikan
H PENUTUP
Demikian rancangan penelitian ini kami buat dengan harapan mendapatkan respon
positif dari berbagai pihak guna perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan yang
mencerahkan dan practicable khususnya dalam disiplin ilmu komunikasi.
Peneliti
Zainul Ahwan, S.Sos
Program Pasca Sarjana
Ilmu Komunikasi
Universitas DR. Soetomo
Soerabaya