SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Kiat Meningkatkan Kualitas Partai
Politik dan Ormas untuk Meraih
Dukungan Publik
Oleh Musni Umar
Sosiolog, Direktur Eksekutif Institute for Social
Empowerment and Democracy (INSED)
Pengantar
Partai politik (parpol) dan organisasi kemasyarakatan (ormas)
dalam Negara demokrasi merupakan pilar demokrasi. Keberadaan
parpol dan ormas merupakan condition sine qua non (syarat
mutlak). Maka dapat dikatakan bahwa parpol dan ormas
merupakan instrument demokrasi, sehingga tanpa parpol dan
ormas sulit dikatakan ada demokrasi.
Akan tetapi publik Indonesia saat ini sangat alergi dengan partai
politik pada khususnya. Penyebabnya banyak sekal diantaranya
kasus korupsi yang dilakukan para aktivis partai politik. Laporan
Transparancy International Indonesia (TII) yang dikemukakan
Adnan Pandu Praja, Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) bahwa Kepolisian, Dewan Rerwakilan Rakyat, dan
Pengadilan, secara berurutan menjadi lembaga negara terkorup di
Indonesia (16/9/2013), merupakan tamparan untuk kesekian
kalinya bagi parlemen Indonesia (DPR RI) yang para anggotanya
adalah dari berbagai partai politik dan ormas.
Selain itu, berbagai pemberitaan media terhadap DPR
RI, di mana para anggotnya adalah aktivis partai politik,
malas menghadiri rapat paripurna, dan rapat komisi
DPR, serta banyak pengurus dan anggota partai politik
dan ormas yang duduk di parlemen (DPR) melakukan
korupsi dan sudah di vonis bersalah, serta mereka yang
sudah ditahan oleh KPK atau Kejaksaan, dan mereka
yang sudah dijadikan tersangka melakukan tindak
pidana korupsi, dan banyak anggota DPR disebut 5 D
(Datang, Duduk, Dengar, Diam, Duit), telah semakin
memberi citra negatif dan menenggelamkan nama baik
parlemen Indonesia di mata publik. Akan tetapi
mereka itu, sekitar 90 anggota parlemen sekarang,
masih mencalonkan kembali untuk dipilih oleh rakyat
dalam pemilu 2014.
Permasalahan Parpol dan Ormas
Pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris dalam Sarasehan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dengan Media Massa, LSM, dan Ormas
bertajuk "KPU Menyongsong Pemilu 2014" di Jakarta, Senin
(28/1/2011) mengemukakan “1.001 Masalah Partai Politik”
(Kompas.com, Senin, 28 Februari 2011 | 12:44 WIB). Dia
menegaskan bahwa Undang-Undang Partai Politik boleh saja
berganti setiap musim pemilihan umum. Syarat pendirian parpol
pun dipandang semakin sulit. Namun, kontribusi parpol sebagai
salah satu pilar demokrasi di Indonesia terhadap pembangunan
dan kemajuan bangsa masih jauh panggang dari api. Partai politik
dinilai masih gagal menyejahterakan rakyat.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa partai politik (parpol) telah
berada di bumi Nusantara sejak puluhan tahun silam masih dililit
persoalan klasik dan tak kunjung tuntas. Parpol dianggap masih
memiliki problem ideologi, visi, dan haluan politik. "Ideologi
bukan hanya tidak jelas dan tidak dirumuskan secara spesifik,
tetapi juga sekadar dokumen tertulis untuk memenuhi persyaratan
undang-undang".
Sebagian besar parpol juga dinilai tidak memiliki basis
sosial yang jelas dan spesifik. Tak hanya itu, dari sisi
komitmen, parpol dipandang hanya bekerja menjelang
pemilu dan "tidur panjang" di antara dua pemilu
sehingga tak terbangun format relasi yang melembaga
dengan konstituen. Ada pula problem institusionalisasi
dan representasi. "Parpol belum berfungsi sebagai
'jembatan' kepentingan rakyat dan pemerintah. Selain
itu, suara keras dan 'vokal' parpol juga belum tentu
merupakan suara dan aspirasi rakyat," katanya.
Selain itu, "Kepemimpinan personal lebih melembaga
ketimbang kepemimpinan institusional. Dalam hal
kaderisasi, sebagian besar parpol tidak memiliki sistem
yang jelas sehingga sumber rekrutmen politik
cenderung bersifat oligarki".
Problem relasi dengan konstituen pun dipandang masih
saja terjadi. "Karena lemahnya komitmen ideologis,
kepentingan (interest) belum menjadi dasar relasi
antara parpol dan konstituen sehingga elite parpol
cenderung mengingkari konstituen dengan cara
transaksional, yakni membeli dukungan dan
memanipulasi sentimen kultural, terutama agama,
untuk memobilisasi dukungan". Juga dikemukakan
bahwa problem moralitas pun masih melilit parpol.
Pada masa lalu parpol merupakan wadah untuk
mengabdi kepada bangsa, tetapi saat ini parpol
dipandang menjadi sarana untuk mengambil
kepentingan tertentu.
Permasalahan yang dialami parpol hampir mirip
dengan ormas, kecuali Muhammadiyah dan mungkin
juga NU yang sudah mampu mandiri.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa permasalahan partai
politik dan ormas dapat diperincikan:
1) Kepemimpinan
2) Rekrutmen kader dan kaderisasi
3) Relasi dengan rakyat
4) Pendanaan
5) Wadah perjuangan
Kepemimpinan partai politik dan ormas masih menghadapi
permasalahan. Penyebabnya, pertama, proses pemilihan ketua
umum parpol pada khususnya sarat dengan politik uang, kecuali
beberapa partai yang tidak melakukannya seperti PDIP, PKS dan
……?
Kedua, pemimpin partai politik dan ormas sekarang pada
umumnya tidak berasal dari bawah, sehingga kurang
berpengalaman dan kurang berakar kuat di bawah.
Ketiga, kepemimpinan parpol dan juga ormas bersifat
oligarki, hanya dikendalikan ketua umum dan orang-orang
dekatnya.
Keempat, pengelolaan manajemen parpol dan ormas belum
berdasarkan planning, organizing, actuating, controlling (POAC).
Permasalahan lain partai politik dan ormas adalah rekrutmen kader dan
kaderisasi. Pemimpin dan para pengurus, banyak yang tidak melalui
rekrutmen yang wajar dan rasional. Hanya karena memiliki dana yang besar
dapat terpilih menjadi ketua umum, yang kemudian merekrut teman-teman
dekat untuk menjadi pengurus teras parpol atau ormas. Tidak jelas kriteria
seseorang bisa menjadi kader, pengurus dan ketua umum, sehingga banyak
kader yang sudah lama di partai politik misalnya putus asa karena kurang
uang dan tidak punya akses kepada ketua umum dan pengurus
teras, kehilangan harapan untuk berkembang dan maju. Masalah
rekrutmen dan kaderisasi merupakan titik lemah untuk meningkatkan
performance parpol dan ormas.
Selain itu, parpol dan ormas memiliki pula permasalahan relasi dengan
rakyat. Demokrasi yang diamalkan parpol dan ormas sekarang, tidak lebih
dan tidak kurang adalah dari rakyat, oleh elit untuk elit. Para pemilik modal
yang menguasai parpol dan ormas, kemudian mengoptasi parpol-ormas dan
menjadikan demokrasi hanya sebagai sarana meraih kekuasaan dan
semakin memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Rakyat tidak
mendapatkan apa-apa dari partai politik dan ormas dalam
demokrasi, kecuali menjelang pemilu/pemilukada, rakyat didatangi dengan
sejumlah oleh-oleh dan diminta memilih calon yang sudah ditetapkan.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah pendanaan
partai politik dan Ormas. Masalah tersebut telah
menyeret kader-kader parpol pada khususnya ke
dalam pusaran korupsi dan sudah banyak yang
masuk buih, karena terlibat dalam korupsi. Proyek
APBN dan APBD paling sering dimainkan untuk
mendapatkan dana tunai untuk kepentingan yang
bersangkutan dan untuk dana partai politik dan
ormas yang dipimpinnya.
Permasalahn terakhir, parpol dan ormas belum
dijadikan sebagai sarana perjuangan dan
pengabdian. Dalam kenyataan sekarang, hanya
wadah untuk menjadi calon parlemen yang popular
dengan sebutan caleg dan untuk bargaining (tawar-
menawar) untuk duduk di pemerintahan.
Kiat Memajukan Parpol dan Ormas
Kalau mau memajukan parpol dan ormas, maka
suka tidak suka dan mau tidak mau, harus
memecahkan permasalahan yang dihadapi partai
politik dengan kiat:
(1) Pemimpin yang dipilih adalah yang terbaik.
(2) Rekrutmen kader melalui proses kaderisasi.
(3) Pemihakan kepada rakyat jelata (wong cilik)
(4) Partai politik dan ormas dibiayai oleh negara
(5) Partai politik dan ormas wadah pengabdian
kepada bangsa dan Negara.
Kiat pertama untuk meningkatkan manajemen partai politik dan
ormas supaya bisa meraih dukungan publik, maka merupakan
condition sine qua non (syarat mutlak) setiap parpol dan ormas
supaya memilih ketua umum dan pengurus teras yang
amanah, jujur, cerdas dan mampu berkomunikasi dan
mengkomunikasikan pikiran dan memiliki pandangan untuk
memajukan partai politik dan ormas yang dipimpinnya dan rakyat
jelata yang menjadi anggota dan pendukung dari parpol dan
ormas yang bersangkutan. Ini penting untuk menumbuhkan dan
meraih kepercayaan (trust) dari masyarakat.
Kiat kedua yang sangat mendasar dan menentukan masa depan
suatu parpol dan ormas ialah rekrutmen kader dan proses
kaderisasi. Masalah SDM partai politik pada khususnya menjadi
persoalan besar di Indonesia, karena setelah keluar peraturan yang
melarang PNS menjadi anggota dan pengurus parpol, pada hal
SDM yang siap pakai adalah dari PNS yang secara berkala
mengikuti pendidikan dan peningkatan kualitas. Sementara
anggota, kader dan pengurus parpol, sekarang sumbernya hanya
dari swasta yang hampir tidak pernah mengikuti pendidikan untuk
meningkatkan kualitas (SDM).
Kiat ketiga untuk meningkatkan manajemen partai
politik dan ormas supaya meraih dukungan publik ialah
memberi pemihakan kepada rakyat jelata untuk
mengembangkan dan memajukan mereka. Pemihakan
dengan memberi special treatment kepada rakyat jelata
merupakan jalan yang harus ditempuh untuk meraih
dukungan publik. Selama ini parpol dan ormas kurang
memberi manfaat kepada rakyat jelata, sehingga rakyat
frustrasi dan hilang kepercayaan terhadap parpol dan
ormas. Contoh yang baik ditiru oleh parpol dan ormas
ialah pemberdayaan dan pemihakan kepada pedagang
kaki lima (PKL) yang dilakukan Gubernur Jokowi dan
Wagub Ahok. Mereka menertibkan PKL dengan
memindahkan ke suatu gedung. Setelah diberi tempat
berdagang yang layak, dipromosikan, dilindungi, akan
diberi modal kerja dan investasi dengan suku bunga
murah, izin usaha dan lain sebagainya.
Kiat keempat, partai politik dan ormas dibiayai oleh
Negara. Sudah merupakan kenyataan bahwa anggota
parpol dan ormas belum mempunyai kemampuan
membiayai parpol. Selama ini, anggaran biaya setiap
parpol dan ormas ditanggung oleh para kader parpol
dan ormas. Konsekuensinya, banyak parpol dan ormas
kadernya terjerat kasus korupsi karena mereka harus
mencari dana untuk biaya parpol dan ormasnya. Kalau
parpol dibiayai Negara misalnya, maka secara otomatis
akan berkurang kader parpol yang terlibat korupsi.
Selain itu, para kader parpol bisa berkonsentrasi untuk
meningkatkan kepedulian dan pemihakan kepada
rakyat jelata yang masih susah.
Kiat kelima, berpartai adalah sarana untuk
mengabdikan diri kepada kemajuan rakyat, bangsa dan
Negara. Sudah otomatis kalau rakyat maju, maka para
wakil rakyat akan turut maju dan sejahtera. Melalui
pengabdian, rakyat akan maju, sejahtera dan damai.
Kesimpulan
Mengamalkan kiat yang dikemukakan diatas merupakan cara yang
jitu untuk meraih dukungan publik. Pengamalannya harus
sepanjang masa bukan hanya menjelang pemilu, parpol dan ormas
berbenah diri dan melakukan berbagai hal untuk mendapat
simpati dan dukungan masyarakat.
Pepatah mengatakan “siapa menanam akan memanen” (man
zara’a hashada). Kalau parpol dan ormas sejak lima tahun lalu
sudah menanam berbagai kebaikan kepada masyarakat, maka
setelah lima tahun, akan memanem hasilnya. Inilah yang kurang
dilakukan parpol dan ormas sehingga masyarakat frustrasi dan
apatis terhadap para pemimpinnya.
Untuk mencegah berlanjutnya frustrasi sosial, maka kita harus
bersama memperbaiki parpol pada khususnya dengan memberi
pencerahan, penyadaran dan pencerdasan kepada masyarakat
bahwa perubahan dan perbaikan bisa bermula dari berpartispasi
dalam pemilu dengan memilih parpol dan caleg yang baik.
Pemilihan umum (pemilu) merupakan sarana untuk mmilih wakil
rakyat dan pemimpin pemerintahan dalam lima tahun mendatang.
Peningkatan kualitas manajemen partai politik dan ormas, bisa
datang dari dalam parpol dan ormas dan bisa melalui rakyat lewat
pemilu khususnya untuk memperbaiki parpol. Dua hal itu bisa
dilakukan secara berbarengan, bisa sendiri-sendiri. Oleh karena,
tidak banyak diharapkan dari pemimpin sekarang untuk melakukan
perubahan dan restorasi, maka saatnya rakyat ambil alih
perubahan dengan memilih pemimpin pemerintahan yang
sederhana, tidak bermasalah, tulus, tegas dan berani. Selain itu,
pilih caleg (calon legislative) yang diharapkan bisa amanah, jujur,
dan berani memperjuangkan kemajuan masyarakat, bangsa dan
Negara.
Semoga tulisan ini memberi manfaat dan kemajuan kepada
masyarakat, bangsa dan Negara melalui Peningkatan Kualitas
Partai Politik dan Ormas di Indonesia.
* Tulisan ini adalah makalah singkat penulis bertajuk
“Peningkatan Kualitas Parpol dan Ormas untuk Meriah Fukungan
Publik”, yang dipresentasikan dalam program Kesbangpol Jakarta
Utara, pada 26 September 2013 di Hotel Poencer Cipayung Bogor,
Jawa Barat

More Related Content

What's hot

Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam PilegMenjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pilegsipri jemalur
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...Dadang Solihin
 
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD Dadang Solihin
 
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdfTugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdfDoniGorio
 

What's hot (6)

Parpol dan pemilu
Parpol dan pemiluParpol dan pemilu
Parpol dan pemilu
 
Koperasi
Koperasi Koperasi
Koperasi
 
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam PilegMenjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
 
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
 
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdfTugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
Tugas_Pkn_Pertemuan 1.pdf
 

Similar to Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

Kaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai PolitikKaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai PolitikLestari Moerdijat
 
Review hanta yuda + analisa politik poltracking
Review hanta yuda + analisa politik poltrackingReview hanta yuda + analisa politik poltracking
Review hanta yuda + analisa politik poltrackingekho109
 
PENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
PENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERAPENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
PENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERAMuhamad Yogi
 
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di IndonesiaPeran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesiavina irodatul afiyah
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA vina irodatul afiyah
 
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kotaA Boyoz
 
Subsidi negara kepada partai politik
Subsidi negara kepada partai politikSubsidi negara kepada partai politik
Subsidi negara kepada partai politikAhsanul Minan
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaDewi Ratna
 
Uu parpol & prospek berkarir dalam partai ganjar pranowo
Uu parpol & prospek berkarir dalam partai   ganjar pranowoUu parpol & prospek berkarir dalam partai   ganjar pranowo
Uu parpol & prospek berkarir dalam partai ganjar pranowoDendy Borman
 
Pragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptx
Pragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptxPragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptx
Pragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptxswd65511
 
Partai politik dan perkembangannya ppt
Partai politik dan perkembangannya pptPartai politik dan perkembangannya ppt
Partai politik dan perkembangannya pptALFARIDSAMNUGRAHAFAR
 

Similar to Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik (20)

Kaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai PolitikKaderisasi dalam Partai Politik
Kaderisasi dalam Partai Politik
 
Review hanta yuda + analisa politik poltracking
Review hanta yuda + analisa politik poltrackingReview hanta yuda + analisa politik poltracking
Review hanta yuda + analisa politik poltracking
 
Transfusi parpol
Transfusi parpolTransfusi parpol
Transfusi parpol
 
Makalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartaiMakalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartai
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Skripsi heri
Skripsi heriSkripsi heri
Skripsi heri
 
ABC PSI
ABC PSI ABC PSI
ABC PSI
 
Psi abc psi
Psi abc psiPsi abc psi
Psi abc psi
 
PPT PARPOL KELOMPOK 2.pptx
PPT PARPOL KELOMPOK 2.pptxPPT PARPOL KELOMPOK 2.pptx
PPT PARPOL KELOMPOK 2.pptx
 
Asp
AspAsp
Asp
 
PENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
PENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERAPENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
PENGKADERAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
 
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di IndonesiaPeran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
 
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
 
Hubungan warga negara(mustina 2)
Hubungan warga negara(mustina 2)Hubungan warga negara(mustina 2)
Hubungan warga negara(mustina 2)
 
Subsidi negara kepada partai politik
Subsidi negara kepada partai politikSubsidi negara kepada partai politik
Subsidi negara kepada partai politik
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesia
 
Uu parpol & prospek berkarir dalam partai ganjar pranowo
Uu parpol & prospek berkarir dalam partai   ganjar pranowoUu parpol & prospek berkarir dalam partai   ganjar pranowo
Uu parpol & prospek berkarir dalam partai ganjar pranowo
 
Pragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptx
Pragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptxPragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptx
Pragmatisme politisi_20231124_114253_0000.pptx
 
Partai politik dan perkembangannya ppt
Partai politik dan perkembangannya pptPartai politik dan perkembangannya ppt
Partai politik dan perkembangannya ppt
 

More from musniumar

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosialmusniumar
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...musniumar
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakartamusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...musniumar
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasilamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsamusniumar
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuanmusniumar
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesiamusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"musniumar
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014musniumar
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktikmusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"musniumar
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnyamusniumar
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani musniumar
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madanimusniumar
 

More from musniumar (20)

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 

Musni Umar: Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik

  • 1.
  • 2. Kiat Meningkatkan Kualitas Partai Politik dan Ormas untuk Meraih Dukungan Publik Oleh Musni Umar Sosiolog, Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment and Democracy (INSED)
  • 3. Pengantar Partai politik (parpol) dan organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam Negara demokrasi merupakan pilar demokrasi. Keberadaan parpol dan ormas merupakan condition sine qua non (syarat mutlak). Maka dapat dikatakan bahwa parpol dan ormas merupakan instrument demokrasi, sehingga tanpa parpol dan ormas sulit dikatakan ada demokrasi. Akan tetapi publik Indonesia saat ini sangat alergi dengan partai politik pada khususnya. Penyebabnya banyak sekal diantaranya kasus korupsi yang dilakukan para aktivis partai politik. Laporan Transparancy International Indonesia (TII) yang dikemukakan Adnan Pandu Praja, Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa Kepolisian, Dewan Rerwakilan Rakyat, dan Pengadilan, secara berurutan menjadi lembaga negara terkorup di Indonesia (16/9/2013), merupakan tamparan untuk kesekian kalinya bagi parlemen Indonesia (DPR RI) yang para anggotanya adalah dari berbagai partai politik dan ormas.
  • 4. Selain itu, berbagai pemberitaan media terhadap DPR RI, di mana para anggotnya adalah aktivis partai politik, malas menghadiri rapat paripurna, dan rapat komisi DPR, serta banyak pengurus dan anggota partai politik dan ormas yang duduk di parlemen (DPR) melakukan korupsi dan sudah di vonis bersalah, serta mereka yang sudah ditahan oleh KPK atau Kejaksaan, dan mereka yang sudah dijadikan tersangka melakukan tindak pidana korupsi, dan banyak anggota DPR disebut 5 D (Datang, Duduk, Dengar, Diam, Duit), telah semakin memberi citra negatif dan menenggelamkan nama baik parlemen Indonesia di mata publik. Akan tetapi mereka itu, sekitar 90 anggota parlemen sekarang, masih mencalonkan kembali untuk dipilih oleh rakyat dalam pemilu 2014.
  • 5. Permasalahan Parpol dan Ormas Pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris dalam Sarasehan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Media Massa, LSM, dan Ormas bertajuk "KPU Menyongsong Pemilu 2014" di Jakarta, Senin (28/1/2011) mengemukakan “1.001 Masalah Partai Politik” (Kompas.com, Senin, 28 Februari 2011 | 12:44 WIB). Dia menegaskan bahwa Undang-Undang Partai Politik boleh saja berganti setiap musim pemilihan umum. Syarat pendirian parpol pun dipandang semakin sulit. Namun, kontribusi parpol sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa masih jauh panggang dari api. Partai politik dinilai masih gagal menyejahterakan rakyat. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa partai politik (parpol) telah berada di bumi Nusantara sejak puluhan tahun silam masih dililit persoalan klasik dan tak kunjung tuntas. Parpol dianggap masih memiliki problem ideologi, visi, dan haluan politik. "Ideologi bukan hanya tidak jelas dan tidak dirumuskan secara spesifik, tetapi juga sekadar dokumen tertulis untuk memenuhi persyaratan undang-undang".
  • 6. Sebagian besar parpol juga dinilai tidak memiliki basis sosial yang jelas dan spesifik. Tak hanya itu, dari sisi komitmen, parpol dipandang hanya bekerja menjelang pemilu dan "tidur panjang" di antara dua pemilu sehingga tak terbangun format relasi yang melembaga dengan konstituen. Ada pula problem institusionalisasi dan representasi. "Parpol belum berfungsi sebagai 'jembatan' kepentingan rakyat dan pemerintah. Selain itu, suara keras dan 'vokal' parpol juga belum tentu merupakan suara dan aspirasi rakyat," katanya. Selain itu, "Kepemimpinan personal lebih melembaga ketimbang kepemimpinan institusional. Dalam hal kaderisasi, sebagian besar parpol tidak memiliki sistem yang jelas sehingga sumber rekrutmen politik cenderung bersifat oligarki".
  • 7. Problem relasi dengan konstituen pun dipandang masih saja terjadi. "Karena lemahnya komitmen ideologis, kepentingan (interest) belum menjadi dasar relasi antara parpol dan konstituen sehingga elite parpol cenderung mengingkari konstituen dengan cara transaksional, yakni membeli dukungan dan memanipulasi sentimen kultural, terutama agama, untuk memobilisasi dukungan". Juga dikemukakan bahwa problem moralitas pun masih melilit parpol. Pada masa lalu parpol merupakan wadah untuk mengabdi kepada bangsa, tetapi saat ini parpol dipandang menjadi sarana untuk mengambil kepentingan tertentu. Permasalahan yang dialami parpol hampir mirip dengan ormas, kecuali Muhammadiyah dan mungkin juga NU yang sudah mampu mandiri.
  • 8. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa permasalahan partai politik dan ormas dapat diperincikan: 1) Kepemimpinan 2) Rekrutmen kader dan kaderisasi 3) Relasi dengan rakyat 4) Pendanaan 5) Wadah perjuangan Kepemimpinan partai politik dan ormas masih menghadapi permasalahan. Penyebabnya, pertama, proses pemilihan ketua umum parpol pada khususnya sarat dengan politik uang, kecuali beberapa partai yang tidak melakukannya seperti PDIP, PKS dan ……? Kedua, pemimpin partai politik dan ormas sekarang pada umumnya tidak berasal dari bawah, sehingga kurang berpengalaman dan kurang berakar kuat di bawah. Ketiga, kepemimpinan parpol dan juga ormas bersifat oligarki, hanya dikendalikan ketua umum dan orang-orang dekatnya. Keempat, pengelolaan manajemen parpol dan ormas belum berdasarkan planning, organizing, actuating, controlling (POAC).
  • 9. Permasalahan lain partai politik dan ormas adalah rekrutmen kader dan kaderisasi. Pemimpin dan para pengurus, banyak yang tidak melalui rekrutmen yang wajar dan rasional. Hanya karena memiliki dana yang besar dapat terpilih menjadi ketua umum, yang kemudian merekrut teman-teman dekat untuk menjadi pengurus teras parpol atau ormas. Tidak jelas kriteria seseorang bisa menjadi kader, pengurus dan ketua umum, sehingga banyak kader yang sudah lama di partai politik misalnya putus asa karena kurang uang dan tidak punya akses kepada ketua umum dan pengurus teras, kehilangan harapan untuk berkembang dan maju. Masalah rekrutmen dan kaderisasi merupakan titik lemah untuk meningkatkan performance parpol dan ormas. Selain itu, parpol dan ormas memiliki pula permasalahan relasi dengan rakyat. Demokrasi yang diamalkan parpol dan ormas sekarang, tidak lebih dan tidak kurang adalah dari rakyat, oleh elit untuk elit. Para pemilik modal yang menguasai parpol dan ormas, kemudian mengoptasi parpol-ormas dan menjadikan demokrasi hanya sebagai sarana meraih kekuasaan dan semakin memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Rakyat tidak mendapatkan apa-apa dari partai politik dan ormas dalam demokrasi, kecuali menjelang pemilu/pemilukada, rakyat didatangi dengan sejumlah oleh-oleh dan diminta memilih calon yang sudah ditetapkan.
  • 10. Permasalahan lain yang dihadapi adalah pendanaan partai politik dan Ormas. Masalah tersebut telah menyeret kader-kader parpol pada khususnya ke dalam pusaran korupsi dan sudah banyak yang masuk buih, karena terlibat dalam korupsi. Proyek APBN dan APBD paling sering dimainkan untuk mendapatkan dana tunai untuk kepentingan yang bersangkutan dan untuk dana partai politik dan ormas yang dipimpinnya. Permasalahn terakhir, parpol dan ormas belum dijadikan sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dalam kenyataan sekarang, hanya wadah untuk menjadi calon parlemen yang popular dengan sebutan caleg dan untuk bargaining (tawar- menawar) untuk duduk di pemerintahan.
  • 11. Kiat Memajukan Parpol dan Ormas Kalau mau memajukan parpol dan ormas, maka suka tidak suka dan mau tidak mau, harus memecahkan permasalahan yang dihadapi partai politik dengan kiat: (1) Pemimpin yang dipilih adalah yang terbaik. (2) Rekrutmen kader melalui proses kaderisasi. (3) Pemihakan kepada rakyat jelata (wong cilik) (4) Partai politik dan ormas dibiayai oleh negara (5) Partai politik dan ormas wadah pengabdian kepada bangsa dan Negara.
  • 12. Kiat pertama untuk meningkatkan manajemen partai politik dan ormas supaya bisa meraih dukungan publik, maka merupakan condition sine qua non (syarat mutlak) setiap parpol dan ormas supaya memilih ketua umum dan pengurus teras yang amanah, jujur, cerdas dan mampu berkomunikasi dan mengkomunikasikan pikiran dan memiliki pandangan untuk memajukan partai politik dan ormas yang dipimpinnya dan rakyat jelata yang menjadi anggota dan pendukung dari parpol dan ormas yang bersangkutan. Ini penting untuk menumbuhkan dan meraih kepercayaan (trust) dari masyarakat. Kiat kedua yang sangat mendasar dan menentukan masa depan suatu parpol dan ormas ialah rekrutmen kader dan proses kaderisasi. Masalah SDM partai politik pada khususnya menjadi persoalan besar di Indonesia, karena setelah keluar peraturan yang melarang PNS menjadi anggota dan pengurus parpol, pada hal SDM yang siap pakai adalah dari PNS yang secara berkala mengikuti pendidikan dan peningkatan kualitas. Sementara anggota, kader dan pengurus parpol, sekarang sumbernya hanya dari swasta yang hampir tidak pernah mengikuti pendidikan untuk meningkatkan kualitas (SDM).
  • 13. Kiat ketiga untuk meningkatkan manajemen partai politik dan ormas supaya meraih dukungan publik ialah memberi pemihakan kepada rakyat jelata untuk mengembangkan dan memajukan mereka. Pemihakan dengan memberi special treatment kepada rakyat jelata merupakan jalan yang harus ditempuh untuk meraih dukungan publik. Selama ini parpol dan ormas kurang memberi manfaat kepada rakyat jelata, sehingga rakyat frustrasi dan hilang kepercayaan terhadap parpol dan ormas. Contoh yang baik ditiru oleh parpol dan ormas ialah pemberdayaan dan pemihakan kepada pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan Gubernur Jokowi dan Wagub Ahok. Mereka menertibkan PKL dengan memindahkan ke suatu gedung. Setelah diberi tempat berdagang yang layak, dipromosikan, dilindungi, akan diberi modal kerja dan investasi dengan suku bunga murah, izin usaha dan lain sebagainya.
  • 14. Kiat keempat, partai politik dan ormas dibiayai oleh Negara. Sudah merupakan kenyataan bahwa anggota parpol dan ormas belum mempunyai kemampuan membiayai parpol. Selama ini, anggaran biaya setiap parpol dan ormas ditanggung oleh para kader parpol dan ormas. Konsekuensinya, banyak parpol dan ormas kadernya terjerat kasus korupsi karena mereka harus mencari dana untuk biaya parpol dan ormasnya. Kalau parpol dibiayai Negara misalnya, maka secara otomatis akan berkurang kader parpol yang terlibat korupsi. Selain itu, para kader parpol bisa berkonsentrasi untuk meningkatkan kepedulian dan pemihakan kepada rakyat jelata yang masih susah. Kiat kelima, berpartai adalah sarana untuk mengabdikan diri kepada kemajuan rakyat, bangsa dan Negara. Sudah otomatis kalau rakyat maju, maka para wakil rakyat akan turut maju dan sejahtera. Melalui pengabdian, rakyat akan maju, sejahtera dan damai.
  • 15. Kesimpulan Mengamalkan kiat yang dikemukakan diatas merupakan cara yang jitu untuk meraih dukungan publik. Pengamalannya harus sepanjang masa bukan hanya menjelang pemilu, parpol dan ormas berbenah diri dan melakukan berbagai hal untuk mendapat simpati dan dukungan masyarakat. Pepatah mengatakan “siapa menanam akan memanen” (man zara’a hashada). Kalau parpol dan ormas sejak lima tahun lalu sudah menanam berbagai kebaikan kepada masyarakat, maka setelah lima tahun, akan memanem hasilnya. Inilah yang kurang dilakukan parpol dan ormas sehingga masyarakat frustrasi dan apatis terhadap para pemimpinnya. Untuk mencegah berlanjutnya frustrasi sosial, maka kita harus bersama memperbaiki parpol pada khususnya dengan memberi pencerahan, penyadaran dan pencerdasan kepada masyarakat bahwa perubahan dan perbaikan bisa bermula dari berpartispasi dalam pemilu dengan memilih parpol dan caleg yang baik.
  • 16. Pemilihan umum (pemilu) merupakan sarana untuk mmilih wakil rakyat dan pemimpin pemerintahan dalam lima tahun mendatang. Peningkatan kualitas manajemen partai politik dan ormas, bisa datang dari dalam parpol dan ormas dan bisa melalui rakyat lewat pemilu khususnya untuk memperbaiki parpol. Dua hal itu bisa dilakukan secara berbarengan, bisa sendiri-sendiri. Oleh karena, tidak banyak diharapkan dari pemimpin sekarang untuk melakukan perubahan dan restorasi, maka saatnya rakyat ambil alih perubahan dengan memilih pemimpin pemerintahan yang sederhana, tidak bermasalah, tulus, tegas dan berani. Selain itu, pilih caleg (calon legislative) yang diharapkan bisa amanah, jujur, dan berani memperjuangkan kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara. Semoga tulisan ini memberi manfaat dan kemajuan kepada masyarakat, bangsa dan Negara melalui Peningkatan Kualitas Partai Politik dan Ormas di Indonesia. * Tulisan ini adalah makalah singkat penulis bertajuk “Peningkatan Kualitas Parpol dan Ormas untuk Meriah Fukungan Publik”, yang dipresentasikan dalam program Kesbangpol Jakarta Utara, pada 26 September 2013 di Hotel Poencer Cipayung Bogor, Jawa Barat