1. 1
ACARA VI
PERHITUNGAN KECUKUPAN ENERGI
A TUJUAN
Tujuan dari praktikum Acara VI Perhitungan Kecukupan Energi ini
adalah sebagai berikut :
1 Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara perhitungan kecukupan energi.
2 Mahasiswa dapat menghitung kecukupan energi.
B TINJAUAN PUSTAKA
1 Tinjauan Teori
Penggunaan nilai kalori (energi) dan nilai protein sudah cukup untuk
menggambarkan kecukupan pangan rumah tangga karena konsumsi kalori
terkait erat dngan kemampuan manusia untuk hidup secara aktif sedang
konsumsi protein dibutuhkan untuk memulihkan sel-sek tubuh yang rusak
pada usia dewasa atau untuk menjamin pertumbuhan normal pada usia
muda. Namun demikian, bukan hanya jumlahnya harus mencukupi, tapi
keanekaragaman pangan sumber energi yang dikonsumsi tidak kalah juga
pentingnya (Ariningsih, 2005).
Kekurangan energi dan protein menyebabkan tubuh menjadi kurang
bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan munculnya berbagai
penyakit infeksi yang pada akhirnya menurunkan produktivitas kerja.
Meskipun masalah gizi kurang atau kekurangan asupan gizi dan protein
TKBM memiliki dampak yang buruk pada produktivitas kerja, dalam
kenyataannya hingga saat ini TKBM masih saja dihadapkan pada berbagai
macam permasalahan pangan dan gizi. Manejemen perusahaan masih saja
belum menyadari bahwa kurangnya gairah atau malasnya tenaga kerja
bekerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan dan kecukupan gizi
TKBM tersebut (Ratnawati, 2009).
Energi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan, di lepaskan
di dalam tubuh pada proses pembakaran zat-zat makanan. Perlulah diingat
1
2. 2
bahwa tidak semua energi yang terkandung dalam bahan makanan itu
dapat diubah oleh tubuh ke dalam tenaga kerja. Dalam pelajaran ilmu alam
kita ketahui, bahwa hanya sebagian saja energi dapat diubah ke dalam
tenaga kerja. Berbagai mesin umumnya hanya dapat mengubah 10-20%
dari energi potensial menjadi tenaga kerja, sedangkan sisanya diubah
menjadi panas (Soedarmo, 1969).
2 Tinjauan Bahan
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-
rata gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencegah terjadinya
defisiensi gizi. Dalam dunia internasional istilah yang banyak digunakan
adalah Recommended Diatery Allowances (RDA). Zat gizi memegang
peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia, tanpa zat gizi
manusia akan mati kelaparan (Tandyo, 2000).
Kebutuhan energi selama kehamilan berdasarkan penimbunan lemak
dan protein pada ibu dan janin, kebutuhan metabolisme adalah sekitar
75.000 kkal, bila dibagi dalam 250 hari kehamilan, maka tambahan energi
adalah sekitar 300 kkal/ hari, ekuivalen dengan 15 % di atas kebutuhan
pada waktu sebelum hamil. Normalnya untuk wanita hamil harus ada
tambahan energi 300 kalori perhari,terutama selama trimester dua dan tiga.
Protein juga diperlukan terutama asam amino yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan pembentukan komponen janin seperti plasenta, uterus,
volume darah, dan menyusui (Muwakhidah, 2004).
Konsumsi energi di supermarket biasanya ditentukan dalam kWh/m2
wilayah penjualan per tahun dan dapat didefinisikan sebagai intensitas
energi supermarket. Intensitas energi dapat digunakan untuk
membandingkan supermarket bahwa barang dalam jumlah yang sama dari
produk makanan ambien dan didinginkan dan produk makanan dan non-
makanan. Meskipun toko-toko biasanya akan menyimpan inti terutama
kelontong produk, supermarket dan superstore dalam sebagian besar kasus
akan juga merchandise beberapa produk bahan makanan non dan
2
3. 3
hypermarket akan mencurahkan sebagian besar wilayah penjualan mereka
untuk produk non kelontong, tidak ada definisi yang diterima secara
universal bahwa mencirikan konsumsi energi dalam hal bauran produk
(Tassou et al. 2011).
C METODOLOGI
1 Alat
a Alat tulis
2 Bahan
a Tabel aktivitas
3 Cara Kerja
3
4. 4
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6.1. Tabel Analisa Kecukupan Energi
Nama Aktivitas Waktu
Safira Bangun Tidur 0,08
Sholat Subuh dan Mengaji 0,75
Belajar 0,75
Mandi dan Ganti Pakaian 0,50
Sholat Dhuha 0,25
Berangkat 0,50
UKD Agama Islam 1,17
Kuliah Pancasila 1,42
Makan Siang dan Sholat Dhuhur 1,25
Asistensi RO 0,25
Sholat Asar 0,83
Pretes Pangan Gizi 0,75
Pulang 0,88
Makan Malam 0,25
Sholat Maghrib dan Ngaji 0,50
Membersihkan Kamar 0,50
Sholat Isya 0,50
Sutopo Sholat Subuh 0,16
Mandi 0,16
Makan 0,25
Kuliah 2,00
Makan 0,50
Kuliah 0,16
Pulang Kuliah 0,50
Mandi 0,16
Sholat Jumat 0,42
Berangkat Asistensi RO 1,50
Makan 0,50
Pre Test Pangan Gizi 1,49
Pulang 0,83
Mandi 0,60
Sholat Maghrib 0,16
Mengemudikan Mobil 2,66
Makan 0,50
Mengemudikan Mobil 3,00
Makan 0,33
Pulang ke Rumah 0,50
Sumber : Laporan sementara
4
5. 5
Tabel 6.2 Hasil Kecukupan Energi
No Nama Umur BB Tabel
AKE
BMR AKE
1
2
Sutopo
Safira
19
18
64
49
1,55
1,55
776,92
568,03
1204,23
880,45
Sumber : Laporan sementara
BMR
; Sutopo = 15,3 x BB + 679
= 15,3 x 64 + 679
= 776,92
; Safira = 14,7 x BB + 496
= 14,7 x 49 + 496
= 568,03
AKE
; Sutopo = tabel AKE x BMR Safira = tabel AKE x BMR
= 1,55 x 776,92 = 1,55 x 568,03
= 1204,23 kal = 880,45 kal
Fungsi energi di dalam tubuh sebagai energi basal, untuk melakukan
kegiatan, membantu sistem pencernaan, pertumbuhan, dan adaptasi serta
pengatur suhu tubuh. Anak yang kekurangan energi akan mudah lelah,
pencernaannya terganggu, pertumbuhannya terlambat dan sebagainya.
Sumber pangan yang nantinya diolah menjadi energi, antara lain serelia,
umbi-umbian, biji-bijian, kacang-kacangan, lemak dan minyak, serta buah
yang kaya akan karbohidrat.
Angka kecukupan energi (AKE) adalah banyaknya asupan makanan
dari seseorang yang seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan
susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat
dan mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam
jangka waktu lama. Bagi anak-anak, wanita hamil dan laktasi, kecukupan
energi meliputi pula kebutuhan untuk pertumbuhan dan pembentukan
5
6. 6
jaringan tubuh serta pembentukan air susu. Untuk menaksir angka
kecukupan energi dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan.
Pertama yaitu dengan mengetahui energi yang digunakan tubuh
untuk berbagai aktifitas dan kegunaan lainnya bagi tubuh, seperti energi
untuk pertumbuhan, pencernaan, dan metabolisme. Kedua dengan
mengetahui jumlah energi yang dikonsumsi oleh seseorang yang sehat dan
mampu mempertahankan kesehatannya. Biasanya angka kecukupan energi
dinyatakan dalam satuan Kalori (1 Kalori – 1 kilo kalori = 1 k kal = 1000
kalori) per orang per hari. Semua taksiran akan kecukupan energi hanya
berlaku selang waktu tertentu dan sesuai dengan pola kegiatan hidup dan
pola pangan yang biasa dialami. Idealnya memang angka kecukupan energi
dinyatakan dalam selang terendah sampai tertinggi, tetapi sulit dalam
penerapannya. Oleh karena itu angka kecukupan energi dinyatakan dalam
nilai asupan per hari, namun tidak berarti bahwa demikianlah seharusnya
setiap hari.
Untuk menghitung Angka Kecukupan Energi (AKE) didasarkan
pada BMR. Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal
yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital.
Kebutuhan energi metabolisme termasuk jumlah energi yang diperlukan
untuk pernafasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pancreas, dan lain-lain
alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel dan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam
kilo kalori / kilo gram berat badan / jam. Angka ini berbeda antar orang dan
mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik
dan lingkungan.
Percobaan kali ini menghitung kecukupan energi menggunakan AKE
(Angka Kecukupan Energi). Untuk menghitung AKE seseorang dengan
menentukan nilai tabel AKE seseorang, laki-laki mempunyai nilai tabel
AKE 1204,23 kal sedangkan wanita mempunyai nilai tabel AKE 880,45 kal.
Nilai AKE yang telah didapatkan kemudian dikalikan dengan nilai BMR.
BMR dapat dicari dengan, laki-laki dengan menggunakan rumus 15,3
6
7. 7
dikalikan berat badan kemudian ditambah 679. Apabila jumlah energi yang
dikonsumsi lebih besar dari hasil AKE berarti orang ini kelebihan energi
sebesar selisih diantara hasil AKE dan jumlah energi. Begitu juga sebaliknya,
apabila jumlah energi yang dikonsumsi lebih kecil dari AKE berarti orang ini
kekurangan energi kekurangan energi sebesar selisih AKE dengan jumlah
energi yang dikonsumsi.
Dalam praktikum acara VI ini menggunakan metode recall. Metode
recall merupakan metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
dengan meminta responden untuk mengingat seluruh makanan yang
dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Hal penting yang perlu diketahui
bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat
kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif maka jumlah
konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan
alat Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti sendok, gelas, piring dan lain-lain
atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Metode recall tidak cocok bila dilakukan pada responden yang di
bawah 7 tahun dan diatas 70 tahun. Recall dapat menimbulkan the flat slope
syndrome, yaitu kecenderungan responden untuk melaporkan konsumsinya.
Responden kurus akan melaporkan konsumsinya lebih banyak dan
responden gemuk akan melaporkan konsumsi lebih sedikit, sehingga kurang
menggambarkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak yang
sebenarnya.
Sedangkan kelebihan dari metode recall adalah, mudah
melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden, biaya relatif
murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara, cepat,sehingga dapat mencakup banyak responden.
Selain itu, juga dapat digunakan untuk responden yang buta huruf, dapat
memberikan gambaran nyata yang benar–benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
7
8. 8
Untuk kelompok 12 yang di-recall adalah Sutopo dan Safira dengan
cara me-recall jumlah konsumsi dan aktivitas mereka selama 24 jam. Dari
hasil me-recall aktivitas teman selama 24 jam yaitu Sutopo dan Safira,
diperoleh nilai AKE 1204,23 kal/hari dan 880,45 kal/ hari. Sedangkan
BMR diperoleh 776,92 dan 568,03. Dari data tersebut dapat dibandingkan
bahwa kebutuhan atau kecukupan energi yang diperlukan Sutopo lebih besar
daripada kebutuhan energi Safira. Apabila jumlah energi yang dikonsumsi
lebih besar dari hasil AKE berarti orang ini kelebihan energi sebesar selisih
diantara hasil AKE dan jumlah energi. Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah
energi yang dikonsumsi lebih kecil dari AKE berarti orang ini kekurangan
energi kekurangan energi sebesar selisih AKE dengan jumlah energi yang
dikonsumsi. Berat badan juga akan mempengaruhi besarnya AKE, berat
badan yang lebih besar pemenuhan energinya juga akan semakin besar
begitupun sebaliknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi juga
mempengaruhi besar kecilnya kecukupan gizi. Untuk menghitung
kecukupan energi individu dapat dilakukan dengan menghitung jumlah
pengeluaran energi total selama sehari. Kebutuhan energi seseorang sehari
ditafsirkan dari kebutuhan energi untuk komponen-komponen yaitu Basal
Metabolic Rate (BMR), Aktivitas Fisik, Pengaruh Dinamik Khusus
Makanan/SDA (dapat diabaikan). Perkiraan BMR yang akurat dapat
membantu mengurangi komplikasi akibat kelebihan pemberian nutrisi
(overfeeding) seperti infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary
compromise. Faktor yang mempengaruhi BMR seseorang adalah ukuran
tubuh, umur, kegiatan, kelenjar tiroid, aksi dinamik khusus, serta kurang
gizi.
8
9. 9
E; KESIMPULAN
Dari percobaan acara VI “Perhitungan Kecukupan Energi” dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1; AKE adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang
seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran
tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu
menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu
lama
2; Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal
yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang fital.
3; Untuk menghitung kecukupan energi individu dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah pengeluaran energi total selama sehari, untuk
mengetahui kecukupan energinya adalah dengan metode metode recall.
4; Nilai AKE laki-laki 1204,23 kal/hari dan wanita 880,45 kal/ hari.
5; BMR laki-laki diperoleh 776,92 dan wanita 568,03.
6; BMR laki-laki lebih besar dari pada BMR wanita.
7; Berat badan juga mempengaruhi besarnya AKE dan BMR. Berat
badan yang lebih besar hasil perhitungan AKE dan BMR juga akan lebih
besar pula, begitupun berlaku sebaliknya.
8; Besarnya nilai BMR sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia,
komposisi/ukuran tubuh, keaktifan kelenjar penghasil hormon (tiroid,
insulin, glukagon, hormon pertumbuhan, prolaktin, dan MSH), status gizi,
tidur, demam, dan kegiatan.
9
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, Ening. 2005. Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah
Tangga Perdesaan di Indonesia.
Muwakhidah. 2004. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat
Bayi Lahir Di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. Vol. 5. No. 1. Hal. 11-20.
Ratnawati, Kadek S. 2009. Kajian Tingkat Kecukupan Energi dan Protein serta
Status Gizi Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Laut Tenau
Kupang Tahun 2009.
Soedarmo, Poerwo. 1969. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta.
Tandyo, Djuanda. 2000. Faktor Gizi dalam Upaya Pencegahan Generasi yang
Hilang. UNS Press. Surakarta.
Tassou et al. 2011. Energy Consumption And Conservation In Food Retailing.
Applied Thermal Engineering 31 (2011) 147-148.
10