SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
ACARA VI
PERHITUNGAN KECUKUPAN ENERGI
A TUJUAN
Tujuan dari praktikum Acara VI Perhitungan Kecukupan Energi ini
adalah sebagai berikut :
1 Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara perhitungan kecukupan energi.
2 Mahasiswa dapat menghitung kecukupan energi.
B TINJAUAN PUSTAKA
1 Tinjauan Teori
Penggunaan nilai kalori (energi) dan nilai protein sudah cukup untuk
menggambarkan kecukupan pangan rumah tangga karena konsumsi kalori
terkait erat dngan kemampuan manusia untuk hidup secara aktif sedang
konsumsi protein dibutuhkan untuk memulihkan sel-sek tubuh yang rusak
pada usia dewasa atau untuk menjamin pertumbuhan normal pada usia
muda. Namun demikian, bukan hanya jumlahnya harus mencukupi, tapi
keanekaragaman pangan sumber energi yang dikonsumsi tidak kalah juga
pentingnya (Ariningsih, 2005).
Kekurangan energi dan protein menyebabkan tubuh menjadi kurang
bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan munculnya berbagai
penyakit infeksi yang pada akhirnya menurunkan produktivitas kerja.
Meskipun masalah gizi kurang atau kekurangan asupan gizi dan protein
TKBM memiliki dampak yang buruk pada produktivitas kerja, dalam
kenyataannya hingga saat ini TKBM masih saja dihadapkan pada berbagai
macam permasalahan pangan dan gizi. Manejemen perusahaan masih saja
belum menyadari bahwa kurangnya gairah atau malasnya tenaga kerja
bekerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan dan kecukupan gizi
TKBM tersebut (Ratnawati, 2009).
Energi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan, di lepaskan
di dalam tubuh pada proses pembakaran zat-zat makanan. Perlulah diingat
1
2
bahwa tidak semua energi yang terkandung dalam bahan makanan itu
dapat diubah oleh tubuh ke dalam tenaga kerja. Dalam pelajaran ilmu alam
kita ketahui, bahwa hanya sebagian saja energi dapat diubah ke dalam
tenaga kerja. Berbagai mesin umumnya hanya dapat mengubah 10-20%
dari energi potensial menjadi tenaga kerja, sedangkan sisanya diubah
menjadi panas (Soedarmo, 1969).
2 Tinjauan Bahan
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-
rata gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencegah terjadinya
defisiensi gizi. Dalam dunia internasional istilah yang banyak digunakan
adalah Recommended Diatery Allowances (RDA). Zat gizi memegang
peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia, tanpa zat gizi
manusia akan mati kelaparan (Tandyo, 2000).
Kebutuhan energi selama kehamilan berdasarkan penimbunan lemak
dan protein pada ibu dan janin, kebutuhan metabolisme adalah sekitar
75.000 kkal, bila dibagi dalam 250 hari kehamilan, maka tambahan energi
adalah sekitar 300 kkal/ hari, ekuivalen dengan 15 % di atas kebutuhan
pada waktu sebelum hamil. Normalnya untuk wanita hamil harus ada
tambahan energi 300 kalori perhari,terutama selama trimester dua dan tiga.
Protein juga diperlukan terutama asam amino yang berfungsi untuk
pertumbuhan dan pembentukan komponen janin seperti plasenta, uterus,
volume darah, dan menyusui (Muwakhidah, 2004).
Konsumsi energi di supermarket biasanya ditentukan dalam kWh/m2
wilayah penjualan per tahun dan dapat didefinisikan sebagai intensitas
energi supermarket. Intensitas energi dapat digunakan untuk
membandingkan supermarket bahwa barang dalam jumlah yang sama dari
produk makanan ambien dan didinginkan dan produk makanan dan non-
makanan. Meskipun toko-toko biasanya akan menyimpan inti terutama
kelontong produk, supermarket dan superstore dalam sebagian besar kasus
akan juga merchandise beberapa produk bahan makanan non dan
2
3
hypermarket akan mencurahkan sebagian besar wilayah penjualan mereka
untuk produk non kelontong, tidak ada definisi yang diterima secara
universal bahwa mencirikan konsumsi energi dalam hal bauran produk
(Tassou et al. 2011).
C METODOLOGI
1 Alat
a Alat tulis
2 Bahan
a Tabel aktivitas
3 Cara Kerja
3
4
D HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6.1. Tabel Analisa Kecukupan Energi
Nama Aktivitas Waktu
Safira Bangun Tidur 0,08
Sholat Subuh dan Mengaji 0,75
Belajar 0,75
Mandi dan Ganti Pakaian 0,50
Sholat Dhuha 0,25
Berangkat 0,50
UKD Agama Islam 1,17
Kuliah Pancasila 1,42
Makan Siang dan Sholat Dhuhur 1,25
Asistensi RO 0,25
Sholat Asar 0,83
Pretes Pangan Gizi 0,75
Pulang 0,88
Makan Malam 0,25
Sholat Maghrib dan Ngaji 0,50
Membersihkan Kamar 0,50
Sholat Isya 0,50
Sutopo Sholat Subuh 0,16
Mandi 0,16
Makan 0,25
Kuliah 2,00
Makan 0,50
Kuliah 0,16
Pulang Kuliah 0,50
Mandi 0,16
Sholat Jumat 0,42
Berangkat Asistensi RO 1,50
Makan 0,50
Pre Test Pangan Gizi 1,49
Pulang 0,83
Mandi 0,60
Sholat Maghrib 0,16
Mengemudikan Mobil 2,66
Makan 0,50
Mengemudikan Mobil 3,00
Makan 0,33
Pulang ke Rumah 0,50
Sumber : Laporan sementara
4
5
Tabel 6.2 Hasil Kecukupan Energi
No Nama Umur BB Tabel
AKE
BMR AKE
1
2
Sutopo
Safira
19
18
64
49
1,55
1,55
776,92
568,03
1204,23
880,45
Sumber : Laporan sementara
BMR
; Sutopo = 15,3 x BB + 679
= 15,3 x 64 + 679
= 776,92
; Safira = 14,7 x BB + 496
= 14,7 x 49 + 496
= 568,03
AKE
; Sutopo = tabel AKE x BMR Safira = tabel AKE x BMR
= 1,55 x 776,92 = 1,55 x 568,03
= 1204,23 kal = 880,45 kal
Fungsi energi di dalam tubuh sebagai energi basal, untuk melakukan
kegiatan, membantu sistem pencernaan, pertumbuhan, dan adaptasi serta
pengatur suhu tubuh. Anak yang kekurangan energi akan mudah lelah,
pencernaannya terganggu, pertumbuhannya terlambat dan sebagainya.
Sumber pangan yang nantinya diolah menjadi energi, antara lain serelia,
umbi-umbian, biji-bijian, kacang-kacangan, lemak dan minyak, serta buah
yang kaya akan karbohidrat.
Angka kecukupan energi (AKE) adalah banyaknya asupan makanan
dari seseorang yang seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan
susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat
dan mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam
jangka waktu lama. Bagi anak-anak, wanita hamil dan laktasi, kecukupan
energi meliputi pula kebutuhan untuk pertumbuhan dan pembentukan
5
6
jaringan tubuh serta pembentukan air susu. Untuk menaksir angka
kecukupan energi dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan.
Pertama yaitu dengan mengetahui energi yang digunakan tubuh
untuk berbagai aktifitas dan kegunaan lainnya bagi tubuh, seperti energi
untuk pertumbuhan, pencernaan, dan metabolisme. Kedua dengan
mengetahui jumlah energi yang dikonsumsi oleh seseorang yang sehat dan
mampu mempertahankan kesehatannya. Biasanya angka kecukupan energi
dinyatakan dalam satuan Kalori (1 Kalori – 1 kilo kalori = 1 k kal = 1000
kalori) per orang per hari. Semua taksiran akan kecukupan energi hanya
berlaku selang waktu tertentu dan sesuai dengan pola kegiatan hidup dan
pola pangan yang biasa dialami. Idealnya memang angka kecukupan energi
dinyatakan dalam selang terendah sampai tertinggi, tetapi sulit dalam
penerapannya. Oleh karena itu angka kecukupan energi dinyatakan dalam
nilai asupan per hari, namun tidak berarti bahwa demikianlah seharusnya
setiap hari.
Untuk menghitung Angka Kecukupan Energi (AKE) didasarkan
pada BMR. Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal
yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital.
Kebutuhan energi metabolisme termasuk jumlah energi yang diperlukan
untuk pernafasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pancreas, dan lain-lain
alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel dan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam
kilo kalori / kilo gram berat badan / jam. Angka ini berbeda antar orang dan
mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik
dan lingkungan.
Percobaan kali ini menghitung kecukupan energi menggunakan AKE
(Angka Kecukupan Energi). Untuk menghitung AKE seseorang dengan
menentukan nilai tabel AKE seseorang, laki-laki mempunyai nilai tabel
AKE 1204,23 kal sedangkan wanita mempunyai nilai tabel AKE 880,45 kal.
Nilai AKE yang telah didapatkan kemudian dikalikan dengan nilai BMR.
BMR dapat dicari dengan, laki-laki dengan menggunakan rumus 15,3
6
7
dikalikan berat badan kemudian ditambah 679. Apabila jumlah energi yang
dikonsumsi lebih besar dari hasil AKE berarti orang ini kelebihan energi
sebesar selisih diantara hasil AKE dan jumlah energi. Begitu juga sebaliknya,
apabila jumlah energi yang dikonsumsi lebih kecil dari AKE berarti orang ini
kekurangan energi kekurangan energi sebesar selisih AKE dengan jumlah
energi yang dikonsumsi.
Dalam praktikum acara VI ini menggunakan metode recall. Metode
recall merupakan metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
dengan meminta responden untuk mengingat seluruh makanan yang
dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Hal penting yang perlu diketahui
bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat
kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif maka jumlah
konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan
alat Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti sendok, gelas, piring dan lain-lain
atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Metode recall tidak cocok bila dilakukan pada responden yang di
bawah 7 tahun dan diatas 70 tahun. Recall dapat menimbulkan the flat slope
syndrome, yaitu kecenderungan responden untuk melaporkan konsumsinya.
Responden kurus akan melaporkan konsumsinya lebih banyak dan
responden gemuk akan melaporkan konsumsi lebih sedikit, sehingga kurang
menggambarkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak yang
sebenarnya.
Sedangkan kelebihan dari metode recall adalah, mudah
melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden, biaya relatif
murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara, cepat,sehingga dapat mencakup banyak responden.
Selain itu, juga dapat digunakan untuk responden yang buta huruf, dapat
memberikan gambaran nyata yang benar–benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
7
8
Untuk kelompok 12 yang di-recall adalah Sutopo dan Safira dengan
cara me-recall jumlah konsumsi dan aktivitas mereka selama 24 jam. Dari
hasil me-recall aktivitas teman selama 24 jam yaitu Sutopo dan Safira,
diperoleh nilai AKE 1204,23 kal/hari dan 880,45 kal/ hari. Sedangkan
BMR diperoleh 776,92 dan 568,03. Dari data tersebut dapat dibandingkan
bahwa kebutuhan atau kecukupan energi yang diperlukan Sutopo lebih besar
daripada kebutuhan energi Safira. Apabila jumlah energi yang dikonsumsi
lebih besar dari hasil AKE berarti orang ini kelebihan energi sebesar selisih
diantara hasil AKE dan jumlah energi. Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah
energi yang dikonsumsi lebih kecil dari AKE berarti orang ini kekurangan
energi kekurangan energi sebesar selisih AKE dengan jumlah energi yang
dikonsumsi. Berat badan juga akan mempengaruhi besarnya AKE, berat
badan yang lebih besar pemenuhan energinya juga akan semakin besar
begitupun sebaliknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi juga
mempengaruhi besar kecilnya kecukupan gizi. Untuk menghitung
kecukupan energi individu dapat dilakukan dengan menghitung jumlah
pengeluaran energi total selama sehari. Kebutuhan energi seseorang sehari
ditafsirkan dari kebutuhan energi untuk komponen-komponen yaitu Basal
Metabolic Rate (BMR), Aktivitas Fisik, Pengaruh Dinamik Khusus
Makanan/SDA (dapat diabaikan). Perkiraan BMR yang akurat dapat
membantu mengurangi komplikasi akibat kelebihan pemberian nutrisi
(overfeeding) seperti infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary
compromise. Faktor yang mempengaruhi BMR seseorang adalah ukuran
tubuh, umur, kegiatan, kelenjar tiroid, aksi dinamik khusus, serta kurang
gizi.
8
9
E; KESIMPULAN
Dari percobaan acara VI “Perhitungan Kecukupan Energi” dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1; AKE adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang
seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran
tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu
menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu
lama
2; Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal
yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang fital.
3; Untuk menghitung kecukupan energi individu dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah pengeluaran energi total selama sehari, untuk
mengetahui kecukupan energinya adalah dengan metode metode recall.
4; Nilai AKE laki-laki 1204,23 kal/hari dan wanita 880,45 kal/ hari.
5; BMR laki-laki diperoleh 776,92 dan wanita 568,03.
6; BMR laki-laki lebih besar dari pada BMR wanita.
7; Berat badan juga mempengaruhi besarnya AKE dan BMR. Berat
badan yang lebih besar hasil perhitungan AKE dan BMR juga akan lebih
besar pula, begitupun berlaku sebaliknya.
8; Besarnya nilai BMR sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia,
komposisi/ukuran tubuh, keaktifan kelenjar penghasil hormon (tiroid,
insulin, glukagon, hormon pertumbuhan, prolaktin, dan MSH), status gizi,
tidur, demam, dan kegiatan.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Ariningsih, Ening. 2005. Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah
Tangga Perdesaan di Indonesia.
Muwakhidah. 2004. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat
Bayi Lahir Di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. Vol. 5. No. 1. Hal. 11-20.
Ratnawati, Kadek S. 2009. Kajian Tingkat Kecukupan Energi dan Protein serta
Status Gizi Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Laut Tenau
Kupang Tahun 2009.
Soedarmo, Poerwo. 1969. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta.
Tandyo, Djuanda. 2000. Faktor Gizi dalam Upaya Pencegahan Generasi yang
Hilang. UNS Press. Surakarta.
Tassou et al. 2011. Energy Consumption And Conservation In Food Retailing.
Applied Thermal Engineering 31 (2011) 147-148.
10

More Related Content

What's hot

DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganSutyawan
 
Laporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKLaporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKdinamuslimah
 
Cara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptx
Cara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptxCara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptx
Cara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptxFadhlynz1
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZIApapunituzar
 
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAKACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAKMelina Eka
 
Alat pengolahan makanan (finish) 2
Alat pengolahan makanan (finish) 2Alat pengolahan makanan (finish) 2
Alat pengolahan makanan (finish) 2Annisa Larasati
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Firda Amalia
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
Kasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaKasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaFeny Kartika
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetiksis mkes
 

What's hot (20)

Makanan formula
Makanan formulaMakanan formula
Makanan formula
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Laporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKLaporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDK
 
Cara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptx
Cara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptxCara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptx
Cara Menghitung Kebutuhan Gizi ibu Hamil.pptx
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZI
 
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAKACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
 
Alat pengolahan makanan (finish) 2
Alat pengolahan makanan (finish) 2Alat pengolahan makanan (finish) 2
Alat pengolahan makanan (finish) 2
 
Bahan makan penukar
Bahan makan penukarBahan makan penukar
Bahan makan penukar
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Kasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tikaKasus dislipidemia tika
Kasus dislipidemia tika
 
4 Pilar Gizi Seimbang
4 Pilar Gizi Seimbang4 Pilar Gizi Seimbang
4 Pilar Gizi Seimbang
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
 

Viewers also liked

Acara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah TanggaAcara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah TanggaMelina Eka
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratMelina Eka
 
Laporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBM
Laporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBMLaporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBM
Laporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBMMelina Eka
 
diagram ishikawa
diagram ishikawadiagram ishikawa
diagram ishikawaMelina Eka
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Pengemasan
Laporan Praktikum Alat dan Mesin PengemasanLaporan Praktikum Alat dan Mesin Pengemasan
Laporan Praktikum Alat dan Mesin PengemasanMelina Eka
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirMelina Eka
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiMelina Eka
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakMelina Eka
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryMelina Eka
 
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodLaporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodMelina Eka
 
Laporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de cocoLaporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de cocoMelina Eka
 

Viewers also liked (11)

Acara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah TanggaAcara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah Tangga
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
 
Laporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBM
Laporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBMLaporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBM
Laporan Pangan dan Gizi - Acara 2 DKBM
 
diagram ishikawa
diagram ishikawadiagram ishikawa
diagram ishikawa
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Pengemasan
Laporan Praktikum Alat dan Mesin PengemasanLaporan Praktikum Alat dan Mesin Pengemasan
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Pengemasan
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
 
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodLaporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
 
Laporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de cocoLaporan praktikum nata de coco
Laporan praktikum nata de coco
 

Similar to Acara 6 perhitungan kecukupan energi

MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxAlyLiah
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbanganita sriwaty
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanShelfi Steiv
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal nisha althaf
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahHardi Maifra
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
 
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].pptGrahaMedika
 
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptxAtikaJatimi
 
Menu Makanan Sehat ala hijau.pptx
Menu Makanan Sehat ala hijau.pptxMenu Makanan Sehat ala hijau.pptx
Menu Makanan Sehat ala hijau.pptxEsSemuSeger
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi sterilFransiska Vita
 

Similar to Acara 6 perhitungan kecukupan energi (20)

Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
 
Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
 
Nutrisi 2
Nutrisi 2Nutrisi 2
Nutrisi 2
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatanKebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
Kebutuhan gizi dan akg untuk keperawatan
 
Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal Tugas nutrasetikal
Tugas nutrasetikal
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
12918612
1291861212918612
12918612
 
Klp 3
Klp 3Klp 3
Klp 3
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
410358242-Akg-Ppt-Lola [Autosaved].ppt
 
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
2. KESEIMBANGAN ENERGI & PENGELOLAAN BB.pptx
 
Menu Makanan Sehat ala hijau.pptx
Menu Makanan Sehat ala hijau.pptxMenu Makanan Sehat ala hijau.pptx
Menu Makanan Sehat ala hijau.pptx
 
Makanan rda
Makanan rdaMakanan rda
Makanan rda
 
Gagal langsing karena produk diet
Gagal langsing karena produk dietGagal langsing karena produk diet
Gagal langsing karena produk diet
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi steril
 
Makanan dan minuman sehat
Makanan dan minuman sehat Makanan dan minuman sehat
Makanan dan minuman sehat
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Acara 6 perhitungan kecukupan energi

  • 1. 1 ACARA VI PERHITUNGAN KECUKUPAN ENERGI A TUJUAN Tujuan dari praktikum Acara VI Perhitungan Kecukupan Energi ini adalah sebagai berikut : 1 Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara perhitungan kecukupan energi. 2 Mahasiswa dapat menghitung kecukupan energi. B TINJAUAN PUSTAKA 1 Tinjauan Teori Penggunaan nilai kalori (energi) dan nilai protein sudah cukup untuk menggambarkan kecukupan pangan rumah tangga karena konsumsi kalori terkait erat dngan kemampuan manusia untuk hidup secara aktif sedang konsumsi protein dibutuhkan untuk memulihkan sel-sek tubuh yang rusak pada usia dewasa atau untuk menjamin pertumbuhan normal pada usia muda. Namun demikian, bukan hanya jumlahnya harus mencukupi, tapi keanekaragaman pangan sumber energi yang dikonsumsi tidak kalah juga pentingnya (Ariningsih, 2005). Kekurangan energi dan protein menyebabkan tubuh menjadi kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan munculnya berbagai penyakit infeksi yang pada akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Meskipun masalah gizi kurang atau kekurangan asupan gizi dan protein TKBM memiliki dampak yang buruk pada produktivitas kerja, dalam kenyataannya hingga saat ini TKBM masih saja dihadapkan pada berbagai macam permasalahan pangan dan gizi. Manejemen perusahaan masih saja belum menyadari bahwa kurangnya gairah atau malasnya tenaga kerja bekerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan dan kecukupan gizi TKBM tersebut (Ratnawati, 2009). Energi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan, di lepaskan di dalam tubuh pada proses pembakaran zat-zat makanan. Perlulah diingat 1
  • 2. 2 bahwa tidak semua energi yang terkandung dalam bahan makanan itu dapat diubah oleh tubuh ke dalam tenaga kerja. Dalam pelajaran ilmu alam kita ketahui, bahwa hanya sebagian saja energi dapat diubah ke dalam tenaga kerja. Berbagai mesin umumnya hanya dapat mengubah 10-20% dari energi potensial menjadi tenaga kerja, sedangkan sisanya diubah menjadi panas (Soedarmo, 1969). 2 Tinjauan Bahan Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata- rata gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencegah terjadinya defisiensi gizi. Dalam dunia internasional istilah yang banyak digunakan adalah Recommended Diatery Allowances (RDA). Zat gizi memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia, tanpa zat gizi manusia akan mati kelaparan (Tandyo, 2000). Kebutuhan energi selama kehamilan berdasarkan penimbunan lemak dan protein pada ibu dan janin, kebutuhan metabolisme adalah sekitar 75.000 kkal, bila dibagi dalam 250 hari kehamilan, maka tambahan energi adalah sekitar 300 kkal/ hari, ekuivalen dengan 15 % di atas kebutuhan pada waktu sebelum hamil. Normalnya untuk wanita hamil harus ada tambahan energi 300 kalori perhari,terutama selama trimester dua dan tiga. Protein juga diperlukan terutama asam amino yang berfungsi untuk pertumbuhan dan pembentukan komponen janin seperti plasenta, uterus, volume darah, dan menyusui (Muwakhidah, 2004). Konsumsi energi di supermarket biasanya ditentukan dalam kWh/m2 wilayah penjualan per tahun dan dapat didefinisikan sebagai intensitas energi supermarket. Intensitas energi dapat digunakan untuk membandingkan supermarket bahwa barang dalam jumlah yang sama dari produk makanan ambien dan didinginkan dan produk makanan dan non- makanan. Meskipun toko-toko biasanya akan menyimpan inti terutama kelontong produk, supermarket dan superstore dalam sebagian besar kasus akan juga merchandise beberapa produk bahan makanan non dan 2
  • 3. 3 hypermarket akan mencurahkan sebagian besar wilayah penjualan mereka untuk produk non kelontong, tidak ada definisi yang diterima secara universal bahwa mencirikan konsumsi energi dalam hal bauran produk (Tassou et al. 2011). C METODOLOGI 1 Alat a Alat tulis 2 Bahan a Tabel aktivitas 3 Cara Kerja 3
  • 4. 4 D HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6.1. Tabel Analisa Kecukupan Energi Nama Aktivitas Waktu Safira Bangun Tidur 0,08 Sholat Subuh dan Mengaji 0,75 Belajar 0,75 Mandi dan Ganti Pakaian 0,50 Sholat Dhuha 0,25 Berangkat 0,50 UKD Agama Islam 1,17 Kuliah Pancasila 1,42 Makan Siang dan Sholat Dhuhur 1,25 Asistensi RO 0,25 Sholat Asar 0,83 Pretes Pangan Gizi 0,75 Pulang 0,88 Makan Malam 0,25 Sholat Maghrib dan Ngaji 0,50 Membersihkan Kamar 0,50 Sholat Isya 0,50 Sutopo Sholat Subuh 0,16 Mandi 0,16 Makan 0,25 Kuliah 2,00 Makan 0,50 Kuliah 0,16 Pulang Kuliah 0,50 Mandi 0,16 Sholat Jumat 0,42 Berangkat Asistensi RO 1,50 Makan 0,50 Pre Test Pangan Gizi 1,49 Pulang 0,83 Mandi 0,60 Sholat Maghrib 0,16 Mengemudikan Mobil 2,66 Makan 0,50 Mengemudikan Mobil 3,00 Makan 0,33 Pulang ke Rumah 0,50 Sumber : Laporan sementara 4
  • 5. 5 Tabel 6.2 Hasil Kecukupan Energi No Nama Umur BB Tabel AKE BMR AKE 1 2 Sutopo Safira 19 18 64 49 1,55 1,55 776,92 568,03 1204,23 880,45 Sumber : Laporan sementara BMR ; Sutopo = 15,3 x BB + 679 = 15,3 x 64 + 679 = 776,92 ; Safira = 14,7 x BB + 496 = 14,7 x 49 + 496 = 568,03 AKE ; Sutopo = tabel AKE x BMR Safira = tabel AKE x BMR = 1,55 x 776,92 = 1,55 x 568,03 = 1204,23 kal = 880,45 kal Fungsi energi di dalam tubuh sebagai energi basal, untuk melakukan kegiatan, membantu sistem pencernaan, pertumbuhan, dan adaptasi serta pengatur suhu tubuh. Anak yang kekurangan energi akan mudah lelah, pencernaannya terganggu, pertumbuhannya terlambat dan sebagainya. Sumber pangan yang nantinya diolah menjadi energi, antara lain serelia, umbi-umbian, biji-bijian, kacang-kacangan, lemak dan minyak, serta buah yang kaya akan karbohidrat. Angka kecukupan energi (AKE) adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu lama. Bagi anak-anak, wanita hamil dan laktasi, kecukupan energi meliputi pula kebutuhan untuk pertumbuhan dan pembentukan 5
  • 6. 6 jaringan tubuh serta pembentukan air susu. Untuk menaksir angka kecukupan energi dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan. Pertama yaitu dengan mengetahui energi yang digunakan tubuh untuk berbagai aktifitas dan kegunaan lainnya bagi tubuh, seperti energi untuk pertumbuhan, pencernaan, dan metabolisme. Kedua dengan mengetahui jumlah energi yang dikonsumsi oleh seseorang yang sehat dan mampu mempertahankan kesehatannya. Biasanya angka kecukupan energi dinyatakan dalam satuan Kalori (1 Kalori – 1 kilo kalori = 1 k kal = 1000 kalori) per orang per hari. Semua taksiran akan kecukupan energi hanya berlaku selang waktu tertentu dan sesuai dengan pola kegiatan hidup dan pola pangan yang biasa dialami. Idealnya memang angka kecukupan energi dinyatakan dalam selang terendah sampai tertinggi, tetapi sulit dalam penerapannya. Oleh karena itu angka kecukupan energi dinyatakan dalam nilai asupan per hari, namun tidak berarti bahwa demikianlah seharusnya setiap hari. Untuk menghitung Angka Kecukupan Energi (AKE) didasarkan pada BMR. Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernafasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pancreas, dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilo kalori / kilo gram berat badan / jam. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan. Percobaan kali ini menghitung kecukupan energi menggunakan AKE (Angka Kecukupan Energi). Untuk menghitung AKE seseorang dengan menentukan nilai tabel AKE seseorang, laki-laki mempunyai nilai tabel AKE 1204,23 kal sedangkan wanita mempunyai nilai tabel AKE 880,45 kal. Nilai AKE yang telah didapatkan kemudian dikalikan dengan nilai BMR. BMR dapat dicari dengan, laki-laki dengan menggunakan rumus 15,3 6
  • 7. 7 dikalikan berat badan kemudian ditambah 679. Apabila jumlah energi yang dikonsumsi lebih besar dari hasil AKE berarti orang ini kelebihan energi sebesar selisih diantara hasil AKE dan jumlah energi. Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah energi yang dikonsumsi lebih kecil dari AKE berarti orang ini kekurangan energi kekurangan energi sebesar selisih AKE dengan jumlah energi yang dikonsumsi. Dalam praktikum acara VI ini menggunakan metode recall. Metode recall merupakan metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu dengan meminta responden untuk mengingat seluruh makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Hal penting yang perlu diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. Metode recall tidak cocok bila dilakukan pada responden yang di bawah 7 tahun dan diatas 70 tahun. Recall dapat menimbulkan the flat slope syndrome, yaitu kecenderungan responden untuk melaporkan konsumsinya. Responden kurus akan melaporkan konsumsinya lebih banyak dan responden gemuk akan melaporkan konsumsi lebih sedikit, sehingga kurang menggambarkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak yang sebenarnya. Sedangkan kelebihan dari metode recall adalah, mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden, biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara, cepat,sehingga dapat mencakup banyak responden. Selain itu, juga dapat digunakan untuk responden yang buta huruf, dapat memberikan gambaran nyata yang benar–benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. 7
  • 8. 8 Untuk kelompok 12 yang di-recall adalah Sutopo dan Safira dengan cara me-recall jumlah konsumsi dan aktivitas mereka selama 24 jam. Dari hasil me-recall aktivitas teman selama 24 jam yaitu Sutopo dan Safira, diperoleh nilai AKE 1204,23 kal/hari dan 880,45 kal/ hari. Sedangkan BMR diperoleh 776,92 dan 568,03. Dari data tersebut dapat dibandingkan bahwa kebutuhan atau kecukupan energi yang diperlukan Sutopo lebih besar daripada kebutuhan energi Safira. Apabila jumlah energi yang dikonsumsi lebih besar dari hasil AKE berarti orang ini kelebihan energi sebesar selisih diantara hasil AKE dan jumlah energi. Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah energi yang dikonsumsi lebih kecil dari AKE berarti orang ini kekurangan energi kekurangan energi sebesar selisih AKE dengan jumlah energi yang dikonsumsi. Berat badan juga akan mempengaruhi besarnya AKE, berat badan yang lebih besar pemenuhan energinya juga akan semakin besar begitupun sebaliknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi juga mempengaruhi besar kecilnya kecukupan gizi. Untuk menghitung kecukupan energi individu dapat dilakukan dengan menghitung jumlah pengeluaran energi total selama sehari. Kebutuhan energi seseorang sehari ditafsirkan dari kebutuhan energi untuk komponen-komponen yaitu Basal Metabolic Rate (BMR), Aktivitas Fisik, Pengaruh Dinamik Khusus Makanan/SDA (dapat diabaikan). Perkiraan BMR yang akurat dapat membantu mengurangi komplikasi akibat kelebihan pemberian nutrisi (overfeeding) seperti infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary compromise. Faktor yang mempengaruhi BMR seseorang adalah ukuran tubuh, umur, kegiatan, kelenjar tiroid, aksi dinamik khusus, serta kurang gizi. 8
  • 9. 9 E; KESIMPULAN Dari percobaan acara VI “Perhitungan Kecukupan Energi” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1; AKE adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu lama 2; Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang fital. 3; Untuk menghitung kecukupan energi individu dapat dilakukan dengan menghitung jumlah pengeluaran energi total selama sehari, untuk mengetahui kecukupan energinya adalah dengan metode metode recall. 4; Nilai AKE laki-laki 1204,23 kal/hari dan wanita 880,45 kal/ hari. 5; BMR laki-laki diperoleh 776,92 dan wanita 568,03. 6; BMR laki-laki lebih besar dari pada BMR wanita. 7; Berat badan juga mempengaruhi besarnya AKE dan BMR. Berat badan yang lebih besar hasil perhitungan AKE dan BMR juga akan lebih besar pula, begitupun berlaku sebaliknya. 8; Besarnya nilai BMR sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, komposisi/ukuran tubuh, keaktifan kelenjar penghasil hormon (tiroid, insulin, glukagon, hormon pertumbuhan, prolaktin, dan MSH), status gizi, tidur, demam, dan kegiatan. 9
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Ariningsih, Ening. 2005. Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga Perdesaan di Indonesia. Muwakhidah. 2004. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Bayi Lahir Di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Vol. 5. No. 1. Hal. 11-20. Ratnawati, Kadek S. 2009. Kajian Tingkat Kecukupan Energi dan Protein serta Status Gizi Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Laut Tenau Kupang Tahun 2009. Soedarmo, Poerwo. 1969. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta. Tandyo, Djuanda. 2000. Faktor Gizi dalam Upaya Pencegahan Generasi yang Hilang. UNS Press. Surakarta. Tassou et al. 2011. Energy Consumption And Conservation In Food Retailing. Applied Thermal Engineering 31 (2011) 147-148. 10