Buku ini berisi profil kesehatan Indonesia tahun 2013 yang mencakup data demografi, sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan ibu dan anak, serta pengendalian penyakit dan lingkungan. Data dikumpulkan dari berbagai instansi terkait untuk memberikan gambaran menyeluruh kondisi kesehatan di Indonesia.
3. 351.770.212
Ind
P
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. --
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-645-5
1. Judul I. HEALTH STATISTICS
Buku ini diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950
Telepon no: 62-21-5229590, 5221432, 5277168
Fax no: 62-21-5203874
E-mail: pusdatin@depkes .go.id
Web site: http://www.kemkes.go.id
ii
4. TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
Ketua
drg. Oscar Primadi, MPH
Kepala Pusat Data dan Informasi
Editor
drg. Vensya Sitohang, M.Epid
Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes
Boga Hardhana, S.Si, MM
drg. Titi Aryati Soenardi, M.Kes
Anggota
Farida Sibuea, SKM, MScPH; Ir. Zulfi, MM;
Marlina Indah Susanti, SKM, M.Epid; Supriyono Pangribowo, SKM, MKM;
Budi Prihantoro, S.Si ; Margiyono, SKom;
Dewi Roro Kumbini, S.Pd, MKM; Annisa Harpini, SKM, MKM;
Sarinah Bintang, SKM, Eka Satriyani Sakti, SKM;
B.B. Sigit; Hellena Maslinda; Hadi Nuramsyah
Kontributor
Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Kepegawaian; Biro Keuangan dan BMN;
Pusat Promosi Kesehatan;Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
Set. Ditjen Bina Gizi dan KIA; Dit. Bina Kesehatan Ibu; Dit. Bina Kesehatan Anak;
Dit. Bina Gizi; Set. Ditjen Bina Upaya Kesehatan; Dit. Bina Upaya Kesehatan Dasar;
Dit. Bina Upaya Kesehatan Rujukan; Set. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
Set. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; Dit. Surveilans Imunisasi,
Karantina, dan Kesehatan Matra; Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung;
Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang; Dit. Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
Set. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; Set. Badan PPSDM Kesehatan;
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
iii
5. KATA PENGANTAR
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Indonesia 2013 ini
dengan baik. Profil Kesehatan Indonesia merupakan salah satu media
publikasi data dan informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi
kesehatan yang relatif komprehensif.
Sumber data Profil Kesehatan Indonesia berasal dari unit teknis di
lingkungan Kementerian Kesehatan serta institusi lain yang memiliki
data terkait bidang kesehatan seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Indonesia dapat membantu kita dalam
membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu provinsi dengan provinsi
lainnya, mengukur capaian pembangunan kesehatan di Indonesia, serta sebagai dasar untuk
perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.
Terdapat perbedaan Profil Kesehatan Indonesia 2013 dibandingkan dengan Profil Kesehatan
Indonesia yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu perubahan sistematika bab.
Pada Profil Kesehatan Indonesia terdahulu, sistematika bab secara berurutan terdiri dari ;
Pendahuluan, Gambaran Umum, Situasi Derajat Kesehatan, Upaya Kesehatan, Sumber Daya
Kesehatan, dan Perbandingan antara negara. Sedangkan pada Profil Kesehatan Indonesia 2013
urutan bab terdiri dari Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan
Kesehatan, Kesehatan Keluarga (Kesehatan Ibu & Kesehatan Anak), serta Pengendalian
Penyakit dan Kesehatan Lingkungan.
Buku Profil Kesehatan Indonesia 2013 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft copy (CD)
serta dapat diunduh di website www.kemkes.go.id. Semoga publikasi ini dapat berguna bagi
semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat
serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Kritik dan saran
kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datang.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia
2013 ini, kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, Juli 2014
Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan
dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
NIP. 195408112010061001
iv
6. KATA SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN RI
Data dan informasi merupakan salah satu komponen krusial dalam
pembangunan kesehatan yang berperan pada tahap perencanaan
sebelum pengambilan keputusan dilakukan. Oleh karena itu, Saya
menyambut gembira atas terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2013.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan secara
gamblang mengamanatkan bahwa setiap orang berhak atas informasi
dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.
Dengan demikian sudah menjadi tugas kita bersama selaku pemangku
kepentingan di sektor kesehatan untuk menyediakan data dan
informasi yang berkualitas.
Profil Kesehatan Indonesia 2013 sebagai media publikasi data dan informasi kesehatan terus
melakukan perbaikan dan pembenahan sehingga dapat menyajikan data dan informasi yang
lebih berkualitas, valid, dan konsisten. Pemenuhan kelengkapan data dan ketepatan waktu
pengiriman data baik dari segi cakupan wilayah maupun indikator merupakan masalah utama
yang ditemui dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan
penguatan komitmen terhadap integrasi data dan informasi serta koordinasi antara pusat dan
daerah.
Apresiasi yang setinggi-tingginya Saya berikan kepada semua pihak yang berperan dalam
proses penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2013 dari hulu sampai hilir. Saya sangat
berharap publikasi ini bisa menjadi acuan dalam hal data dan informasi bagi semua pihak yang
berkepentingan terhadap upaya pembangunan kesehatan di Indonesia.
Jakarta, Juli 2014
Menteri Kesehatan
v
7. DAFTAR SINGKATAN
3M Plus : Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari
gigitan nyamuk
ABH : Anak yang Berhadapan Hukum
ACT : Artemisinin-based Combination Therapy
ADB : Asian Development Bank
ADD : Anak Dengan Disabilitas
AFP : Acute Flaccid Paralysis
AHH : Angka Harapan Hidup
Jumlah rata-rata usia yang diperkirakan pada
seseorang atas dasar angka kematian pada masa
tersebut yang cenderung tidak berubah di masa
mendatang
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
AKABA : Angka Kematian Balita
AKB
- Infant Mortality Rate (IMR)
: Angka Kematian Bayi
AKI
- Maternal Mortalite Rate (MMR)
: Angka Kematian Ibu
AKN
- Neonatal Mortality Rate
: Angka Kematian Neonatal
AMH : Angka Melek Huruf
AMP : Audit Maternal Perinatal
Andikpas : Anak didik pemasyarakatan
APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
API : Annual Parasite Incidence
APK
: Angka Partisipasi Kasar
APM : Angka Partisipasi Murni
APS : Angka Partisipasi Sekolah
xvvii
8. ASEAN : Association of Southeast Asian Nations
ASI Eksklusif
: Pemberian Air Susu Ibu saja tanpa tambahan makanan
dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai usia
6 bulan.
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
BB/TB : Status gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi
Badan
BB/U : Status gizi berdasarkan Berat Badan menurut Umur
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
BCG
: Bacille Calmette-Guérin
BJP : Bukan Jaringan Perpipaan
BOK : Biaya Operasional Kesehatan
BPS : Badan Pusat Statistik
BTA + : Basil Tahan Asam positif
BUMN : Badan Umum Milik Negara
CBE : Clinical Breast Examiniation
CBR : Crude Birth Rate = Angka Kelahiran Kasar
CDR : Case Detection Rate
CFR : Case Fatality Rate
CNR : Case Notification Rate
CR : Cure Rate = Angka Kesembuhan
CRPD : Convention on the Rights of Persons with Disabilities
CSR : Corporate Social Responsibility
CTKI : Calon Tenaga Kerja Indonesia
D/S : Cakupan penimbangan balita di posyandu
DAK : Dana Alokasi Khusus
DBD
: Demam Berdarah Dengue
DBK : Daerah yang Bermasalah Kesehatan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
vii
9. DJJ : Denyut Jantung Janin
DO Rate : Drop Out Rate
DPT : Diphteri Pertusis Tetanus
DTPK : Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan
EKG : Elektrokardiogram
EMAS : Expanding Maternal and Neonatal Survival
FCP : Female Cancer Program
FGD : Focus Group Discussion
GHPR
: Gigitan Hewan Penular Rabies
HAM : Hak Asasi Manusia
Hb : Hemoglobin
HDI : Human Development Index
HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan
HIV : Human Immunodeficiency Virus
ICCP
: Indonesian Cancer Control Progam
ICWRMIP : Integrated Citarum Water Resources Management
Investment Program
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDU : Injecting Drug User
IEBA : Industri Ekstrak Bahan Alam
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
IMT
– Body Mass Index (BMI)
: Indeks Massa Tubuh
IMT/U : Status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut
Umur
IOT : Industri Obat Tradisional
IPM
: Indeks Pembangunan Manusia
IR : Incidence Rate
viii
10. ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akut
IVA : Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
IUD : Intra Uterine Device
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jampersal : Jaminan Persalinan
JMP : Joint Monitoring Program
K1
: Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil
pertama kali pada masa kehamilan.
K4 : Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri
atas minimal satu kali kontak pada trimester pertama,
satukali pada trimester kedua dan duakali pada
trimester ketiga.
KB : Keluarga Berencana
KF 3 : Kunjungan Nifas; Pelayanan kepada ibu nifas
sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3
hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI
termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan
dan/atau pemasangan KB pasca persalinan.
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KKI : Konsil Kedokteran Indonesia
KKS : Kabupaten/Kota Sehat
KLB : Kejadian Luar Biasa
KMS : Kartu Menuju Sehat
KN1 : Kunjungan Neonatus 1; pelayanan kesehatan neonatal
dasar, kunjungan ke-1 (pertama) pada 6-24 jam
setelah lahir.
KN Lengkap
: Kunjungan Neonatus Lengkap ; pelayanan kesehatan
neonatal dasar meliputi ASI ekslusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian
vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir,
pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan
pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda.
Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24
jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari
setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan
ix
11. maupun kunjungan rumah.
KOMNAS : Komisi Nasional
KPDT : Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
KT : Konseling dan Tes HIV
KtA : Kekerasan Terhadap Anak
KTR : Kawasan Tanpa Rokok
KUHAP : Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
KVA : Kekurangan Vitamin A
Lapas : Lembaga Pemasyarakatan
LBH : Lembaga Bantuan Hukum
LIL : Lima Imunisasi Dasar Lengkap
LILA : Lingkar Lengan Atas
LKSA : Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
LMKM : Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
LP/LS : Lintas Program / Lintas Sektor
LPA : Lembaga Perlindungan Anak
LPP : Laju Pertumbuhan Penduduk
LSL : Lelaki Seks dengan Lelaki
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MA : Madrasah Aliyah
MAK : Manajemen Aktif Kala
MB : Multi Basiler
MDGs
: Millenium Development Goals
MOP
: Metode Operatif Pria; cara kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan pada saluran sperma pria.
MOW
: Metode Operatif Wanita; cara kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita.
MP ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
MTBM
: ManajemenTerpadu Balita Muda; suatu pendekatan
keterpaduan dalam tata laksana bayi umur 1 hari – 2
bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang
x
12. datang ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan
dasar maupun yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan
pada saat kunjungan neonatal.
MTBS
: ManajemenTerpadu Balita Sakit; suatu pendekatan
yang terintegrasi/terpadu dalam tata laksana balita
sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
MTs
: Madrasah Tsanawiyah
NAPZA
: Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain
NCDR : Newly Case Detection Rate
NSPK : Norma Standar Prosedur Kriteria
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi
PAK : Penyakit Akibat Kerja
PAK : Penyalur Alat Kesehatan
PAMSTBM : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBF : Pedagang Besar Farmasi
PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
Perpres
: Peraturan Presiden
PET : Post Exposure Treatment
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PJK : Penyakit Jantung Koroner
PJPD : Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
PK : Penanganan Komplikasi Maternal
PKH : Program Keluarga Harapan
PKHS : Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
xi
13. PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PKRT : Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
PKT : Pusat Krisis Terpadu
PMS : Penyakit Menular Seksual
PN (Salinakes) : Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
PNS : Pegawai Negeri Sipil
POGI : Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia
Polindes : Pondok Bersalin Desa
POLRI : Polisi Republik Indonesia
Poltekkes : Politeknik Kesehatan
POMP : Pemberian Obat Massal Pencegahan; program untuk
filariasis
PONED : Pelayanan emergensi Obstetrik dan Neonatal Dasar
PONEK : Pelayanan emergensi Obstetrik dan Neonatal
Komprehensif
Posbindu : Pos Pembinaan Terpadu
Poskesdes
: Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpandu
PP : Peraturan Pemerintah
PPA : Project Partnership Agreement
PPT : Pusat Pelayanan Terpadu
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk
PTM : Penyakit Tidak Menular
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUS : Pasangan Usia Subur
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
Pustu : Puskesmas Pembantu
RAN : Rencana Aksi Nasional
xii
14. Renstra : Rencana Strategis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RITL : Rawat Inap Tingkat Lanjut
RITP : Rawat Inap Tingkat Pertama
RJTL : Rawat Jalan Tingkat Lanjut
RJTP : Rawat Jalan Tingkat Pertama
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPSA : Rumah Perlindungan Sosial Anak
RPTC : Rumah Perlindungan Trauma Center
RSIA : Rumah Sakit Ibu Anak
RSK : Rumah Sakit Khusus
RSU : Rumah Sakit Umum
Rutan : Rumah Tahanan
Satker : Satuan Kerja
SD : Sekolah Dasar
SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDM : Sumber Daya Manusia
SEARO : WHO South-East Asia Regional
Sentra P3T : Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan
Tradisional
SK : Surat Keputusan
SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga
SLB : Sekolah Luar Biasa
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah
xiii
15. SPM : Standar Pelayanan Minimal
SR
: Success Rate = Angka Keberhasilan Pengobatan
SpOG : Spesialis Obstetri Ginekologi/ Spesialis Kebidanan dan
Kandungan
Srikandi : Sistem Registrasi Kanker di Indonesia
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP : Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
STR : Surat Tanda Registrasi
STRA : Surat Tanda Registrasi Apoteker
STRTTK
: Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian
STTB
: Surat Tanda Tamat Belajar
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Indonesia
TB : Tuberkulosis
TB : Tinggi Badan
TB/U : Status gizi berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur
THT : Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
TKI : Tenaga Kerja Indonesia
TNI : Tentara Nasional Indonesia
Toga : Tokoh Agama
Toma : Tokoh Masyarakat
TOT : Training of Trainer
TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka
TT : Tetanus Toksoid
UCI
: Universal Child Immunization; tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu
hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat
dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1
dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis
B, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia
subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat
dasar rneliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis
TT.
xiv
16. UKBM : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat;
Bentuk UKBM yang adalah Poskesdes, Polindes, Pos
UKK, Poskestren, TOGA, Saka Bhakti Husada, dan lain-lain.
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
UKOT : Usaha Kecil Obat Tradisional
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
UMOT : Usaha Mikro Obat Tradisional
UNICEF : United Nations Children's Fund
UPPA : Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
UPT : Unit Pelaksana Teknis
VAR : Vaksin Anti Rabies
VCT : Voluntary, Counseling, and Testing
WDF : World Diabetes Foundation
WHO : World Health Organization
WNA : Warga Negara Asing
WUS
: Wanita Usia Subur; keadaan organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
xv
17. DAFTAR GAMBAR
BAB I. DEMOGRAFI
GAMBAR 1.1 JUMLAH PENDUDUK INDONESIA MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2010 – 2013 ............................................................................................................. 3
GAMBAR 1.2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ............................... 4
GAMBAR 1.3 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013 ............................................... 5
GAMBAR 1.4 PETA PERSEBARAN KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 6
GAMBAR 1.5 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 (%) ............ 9
GAMBAR 1.6 PERSENTASE RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA/BULAN
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 10
GAMBAR 1.7 PERSENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT
PENDIDIKAN DI INDONESIA KONDISI AGUSTUS 2013 ..................................... 12
GAMBAR 1.8 GARIS KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 ............................... 13
GAMBAR 1.9 PETA PERSEBARAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 14
GAMBAR 1.10 PETA PERSEBARAN PERSENTASE KABUPATEN TERTINGGAL
DI INDONESIA TAHUN 2013 ............................................................................................ 15
GAMBAR 1.11 RATA-RATA LAMA SEKOLAH PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE
ATAS MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 ................................ 16
GAMBAR 1.12 PERSENTASE PENDUDUK USIA 15 TAHUN KEATAS MENURUT STTB
TERTINGGI YANG DIMILIKI TAHUN 2012 ................................................................ 17
GAMBAR 1.13 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK
HURUF MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ............................................................ 18
GAMBAR 1.14 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH PENDIDIKAN MENURUT
USIA SEKOLAH DI INDONESIA TAHUN 2008 – 2013 .......................................... 19
GAMBAR 1.15 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI KASAR PENDIDIKAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 – 2013 ............................................................................................................. 20
GAMBAR 1.16 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI MURNI PENDIDIKAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 – 2013 ............................................................................................................. 21
GAMBAR 1.17 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA TAHUN 2008 – 2012 .... 22
GAMBAR 1.18 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2012 22
GAMBAR 1.19 ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (DALAM TAHUN) INDONESIA
TAHUN 2008 – 2012 ............................................................................................................. 23
xvi
18. BAB II. SARANA KESEHATAN
GAMBAR 2.1 JUMLAH PUSKESMAS TAHUN 2009 – 2013 ............................................................. 28
GAMBAR 2.2 RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK TAHUN 2009 – 2013 ............ 28
GAMBAR 2.3 RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK TAHUN 2013 ............................ 29
GAMBAR 2.4 JUMLAH PUSKESMAS RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP TAHUN
2009 – 2013 .............................................................................................................................. 30
GAMBAR 2.5 PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MEMENUHI SYARAT MINIMAL
4 PUSKESMAS PONED DI INDONESIA TAHUN 2013 ........................................... 31
GAMBAR 2.6 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN
KESEHATAN PEDULI REMAJA DI INDONESIA TAHUN 2013 .......................... 32
GAMBAR 2.7 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DAN RUMAH SAKIT
KHUSUS DI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 ......................................................... 36
GAMBAR 2.8 PERSENTASE RUMAH SAKIT KHUSUS (RSK) MENURUT JENIS DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 36
GAMBAR 2.9 RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT PER 1.000 PENDUDUK
DI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 ........................................................................... 37
GAMBAR 2.10 RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT PER 1.000 PENDUDUK DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 38
GAMBAR 2.11 PERSENTASE RUMAH SAKIT MENURUT KELAS DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 38
GAMBAR 2.12 JUMLAH SARANA PRODUKSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2013 ............................................................................................ 40
GAMBAR 2.13 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2013 ............................................................................................ 41
GAMBAR 2.14 PERSENTASE RATA-RATA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2013 ........................................... 42
GAMBAR 2.15 PERSENTASE DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF TAHUN 2013 ........... 43
GAMBAR 2.16 PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 44
GAMBAR 2.17 RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 45
GAMBAR 2.18 JUMLAH PROGRAM STUDI POLTEKKES DIPLOMA III DAN IV DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 46
GAMBAR 2.19 JUMLAH PESERTA DIDIK DIPLOMA III POLTEKKES DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 46
GAMBAR 2.20 JUMLAH LULUSAN DIPLOMA III POLTEKKES DI INDONESIA TAHUN
2013 ................................................................................................................................................ 47
xvii
19. BAB III. TENAGA KESEHATAN
GAMBAR 3.1 RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 52
GAMBAR 3.2 RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 53
GAMBAR 3.3 RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 54
GAMBAR 3.4 RASIO DOKTER UMUM DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH
PUSKESMAS DI INDONESIA TAHUN 2013 ................................................................ 55
GAMBAR 3.5 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DI PUSKESMAS DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 55
GAMBAR 3.6 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DI RUMAH SAKIT DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 56
GAMBAR 3.7 JUMLAH DOKTER UMUM PTT, DOKTER GIGI PTT DAN BIDAN PTT
AKTIF MENURUT KRITERIA WILAYAH DI INDONESIA TAHUN 2013 ....... 57
GAMBAR 3.8 JUMLAH PENGANGKATAN DOKTER/DOKTER GIGI SPESIALIS, DOKTER
UMUM, DOKTER GIGI DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP
(PTT) MENURUT KRITERIA WILAYAH DI INDONESIA TAHUN 2013 ........ 58
BAB IV. PEMBIAYAAN KESEHATAN
GAMBAR 4.1 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2008 – 2013 ............................................................................................................. 63
GAMBAR 4.2 PERSENTASE ANGGARAN KESEHATAN TERHADAP APBD MENURUT
PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 ..................................................................... 64
GAMBAR 4.3 JUMLAH KUNJUNGAN RJTP, RITP, RJTL & RITL DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 66
GAMBAR 4.4 PENCAPAIAN JUMLAH KUNJUNGAN RJTP, RITP, RJTL & RITL DI
INDONESIA TAHUN 2009-2013 ..................................................................................... 66
GAMBAR 4.5 PERSENTASE PENYERAPAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN (BOK) MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 .................................. 68
BAB V. KESEHATAN KELUARGA
GAMBAR 5.1 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI
INDONESIA TAHUN 2004 – 2013 .................................................................................. 73
GAMBAR 5.2 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K4 MENURUT
PROVINSI, TAHUN 2013 ..................................................................................................... 74
xviii
20. GAMBAR 5.3 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4 IDEAL DI
INDONESIA, TAHUN 2013 ................................................................................................. 75
GAMBAR 5.4 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2013 ............................................................................ 76
GAMBAR 5.5 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 .............................................................................. 76
GAMBAR 5.6 PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI
INDONESIA, RISKESDAS 2013 ......................................................................................... 77
GAMBAR 5.7 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN PERTOLONGAN
PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2004
– 2013 ........................................................................................................................................... 78
GAMBAR 5.8 PROPORSI PENOLONG PERSALINAN DENGAN KUALIFIKASI
TERTINGGI DI INDONESIA, RISKESDAS TAHUN 2013 ....................................... 78
GAMBAR 5.9 PROPORSI PERSALINAN SESAR DARI KELAHIRAN PERIODE 1 JANUARI
2010 SAMPAI SAAT WAWANCARA MENURUT KARAKTERISTIK DI
INDONESIA, RISKESDAS 2013 ......................................................................................... 79
GAMBAR 5.10 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DI INDONESIA TAHUN 2008 –
2013 ................................................................................................................................................ 80
GAMBAR 5.11 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 – 2013 ............................................................................................................. 81
GAMBAR 5.12 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT
PROVINSI TAHUN 2013 ...................................................................................................... 81
GAMBAR 5.13 PENYEBAB KEMATIAN IBU DI INDONESIA TAHUN 2010 ............................... 82
GAMBAR 5.14 PERSENTASE PEMAKAIAN ALAT/CARA KB PADA WANITA USIA SUBUR
(15-49 TAHUN) YANG BERSTATUS KAWIN DI INDONESIA, RISKESDAS
2013 .............................................................................................................................................. 84
GAMBAR 5.15 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI
DI INDONESIA TAHUN 2013 ............................................................................................ 84
GAMBAR 5.16 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ... 85
GAMBAR 5.17 PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 86
GAMBAR 5.18 CAKUPAN PESERTA KB BARU MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ........... 86
GAMBAR 5.19 PERSENTASE BERAT BAYI LAHIR RENDAH MENURUT PROVINSI,
RISKESDAS 2013 .................................................................................................................... 88
GAMBAR 5.20 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT
PROVINSI TAHUN 2013 ...................................................................................................... 89
GAMBAR 5.21 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 91
xix
21. GAMBAR 5.22 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 91
GAMBAR 5.23 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP DI INDONESIA TAHUN
2009-2013 .................................................................................................................................. 92
GAMBAR 5.24 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2013 ............................ 93
GAMBAR 5.25 PERSENTASE BAYI MULAI MENDAPAT ASI KURANG DARI 1 JAM
PERTAMA (INISIASI MENYUSU DINI) PADA ANAK UMUR 0-23 BULAN
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS TAHUN 2013 .................................................. 95
GAMBAR 5.26 CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN MENURUT PROVINSI
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 96
GAMBAR 5.27 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA ANAK UMUR (6-
59 BULAN) MENURUT PROVINSI, RISKESDAS TAHUN 2013 ......................... 99
GAMBAR 5.28 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA ANAK UMUR (6-
59 BULAN) SELAMA ENAM BULAN TERAKHIR MENURUT PROVINSI,
RISKESDAS TAHUN 2013 ................................................................................................... 100
GAMBAR 5.29 CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI INDONESIA TAHUN 2013 101
GAMBAR 5.30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI INDONESIA TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 103
GAMBAR 5.31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK UMUR 12-23
BULAN DI INDONESIA TAHUN 2013 ........................................................................... 104
GAMBAR 5.32 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 105
GAMBAR 5.33 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI DI INDONESIA TAHUN 2013 ............... 106
GAMBAR 5.34 ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB1 - CAMPAK PADA
BAYI DI INDONESIA TAHUN 2007-2013 .................................................................. 107
GAMBAR 5.35 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 108
GAMBAR 5.36 CAKUPAN SEKOLAH DASAR YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN
SISWA SD/SETINGKAT KELAS 1 DI INDONESIA TAHUN 2013 ..................... 110
GAMBAR 5.37 PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN MINIMAL 4 PUSKESMAS
MAMPU TATA LAKSANA PKPR DI INDONESIA TAHUN 2013 ........................ 112
GAMBAR 5.38 PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN MINIMAL 2 PUSKESMAS
MAMPU TATA LAKSANA KTA DI INDONESIA TAHUN 2013 ........................... 115
GAMBAR 5.39 PERSENTASE BALITA KEKURANGAN GIZI BERDASARKAN BERAT
BADAN MENURUT UMUR BB/U DI INDONESIA TAHUN 2013 ..................... 119
GAMBAR 5.40 PERSENTASE BALITA DENGAN TINGGI BADAN DI BAWAH NORMAL
BERDASARKAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR TB/U DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 120
GAMBAR 5.41 PERSENTASE BALITA KURUS BERDASARKAN BERAT BADAN
MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) DI INDONESIA, RISKESDAS TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 121
xx
22. GAMBAR 5.42 PERSENTASE KELEBIHAN BERAT BADAN PADA PENDUDUK DEWASA
BERDASARKAN KATEGORI INDEKS MASA TUBUH MENURUT
PROVINSI, RISKESDAS, TAHUN 2013 .......................................................................... 122
BAB VI. PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
GAMBAR 6.1 PROPORSI KASUS BARU BTA + MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN
2013 ............................................................................................................................................. 128
GAMBAR 6.2 PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH KASUS TB PARU DI
INDONESIA TAHUN 2008-2013 ..................................................................................... 128
GAMBAR 6.3 PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH KASUS TB PARU
MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 .............................................................................. 129
GAMBAR 6.4 ANGKA NOTIFIKASI KASUS BTA+ DAN SELURUH KASUS PER 100.000
PENDUDUK TAHUN 2008-2013 ..................................................................................... 130
GAMBAR 6.5 ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB PARU BTA+PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 .............................................................................. 130
GAMBAR 6.6 ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+DI
INDONESIA TAHUN 2008-2013 ..................................................................................... 131
GAMBAR 6.7 JUMLAH KASUS BARU HIV POSITIF DI INDONESIA SAMPAI TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 133
GAMBAR 6.8 PETA EPIDEMI HIV DI INDONESIA TAHUN 2012 ................................................ 134
GAMBAR 6.9 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA AIDS YANG
TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN DI INDONESIA
SAMPAI TAHUN 2013 .......................................................................................................... 134
GAMBAR 6.10 PROPORSI KASUS BARU AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 135
GAMBAR 6.11 PERSENTASE KASUS BARU AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 135
GAMBAR 6.12 PERSENTASE KASUS AIDS MENURUT FAKTOR RISIKO DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 136
GAMBAR 6.13 ANGKA KEMATIAN AKIBAT AIDS YANG DILAPORKAN DI INDONESIA
TAHUN 2000-2013 ................................................................................................................ 136
GAMBAR 6.14 PERIOD PREVALENCE PNEUMONIA MENURUT PROVINSI RISKESDAS
2007 DAN 2013 ....................................................................................................................... 139
GAMBAR 6.15 CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA DI INDONESIA
TAHUN 2008-2013 ................................................................................................................ 140
GAMBAR 6.16 ANGKA PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA
(NCDR) TAHUN 2008-2013 .............................................................................................. 141
GAMBAR 6.17 ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 ............................................. 141
xxi
23. GAMBAR 6.18 ANGKA CACAT TINGKAT II PER 1.000.000 PENDUDUK TAHUN 2008-
2013 .............................................................................................................................................. 142
GAMBAR 6.19 ANGKA CACAT TINGKAT II KUSTA PER 1.000.000 PENDUDUK PER
PROVINSI TAHUN 2013 ...................................................................................................... 142
GAMBAR 6.20 PROPORSI KUSTA MB DAN PROPORSI KUSTA PADA ANAK TAHUN
2008-2013 .................................................................................................................................. 143
GAMBAR 6.21 PERIOD PREVALENCE DIARE (> 2 MINGGU – 1 BULAN SEBELUM
WAWANCARA)MENURUT GEJALA, RISKESDAS 2013 ........................................ 144
GAMBAR 6.22 INCIDENCE RATE (IR) CAMPAK PER 100.000 PENDUDUK MENURUT
PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 ..................................................................... 145
GAMBAR 6.23 PROPORSI KASUS CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 146
GAMBAR 6.24 PROPORSI KASUS DIFTERI MENURUT KELOMPOK UMUR DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 147
GAMBAR 6.25 NON POLIO AFP RATE PER 100.000 ANAK < 15 TAHUN DI INDONESIA
TAHUN 2013 ............................................................................................................................ 147
GAMBAR 6.26 PERSENTASE SPESIMEN ADEKUAT AFP MENURUT PROVINSI TAHUN
2013 .............................................................................................................................................. 148
GAMBAR 6.27 ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000
PENDUDUK TAHUN 2008-2013 ..................................................................................... 149
GAMBAR 6.28 ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000
PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ................................................... 150
GAMBAR 6.29 JUMLAH KABUPATEN/KOTA TERJANGKIT DBD DI INDONESIA TAHUN
2008-2013 .................................................................................................................................. 150
GAMBAR 6.30 ANGKA BEBAS JENTIK DI INDONESIA TAHUN 2008-2013 ............................. 151
GAMBAR 6.31 JUMLAH KASUS CHIKUNGUNYA DI INDONESIA TAHUN 2008-2013 ......... 152
GAMBAR 6.32 JUMLAH KASUS KLINIS FILARIASIS DI INDONESIA TAHUN 2008 – 2013
........................................................................................................................................................... 152
GAMBAR 6.33 PETA ENDEMISITAS MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2012 DAN 2013 . 153
GAMBAR 6.34 PERSENTASE KABUPATEN/KOTA MENURUT TINGKAT ENDEMISITAS
TAHUN 2011-2013 ................................................................................................................ 153
GAMBAR 6.35 ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE /API)
PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO TAHUN 2005-2013 ....................................... 154
GAMBAR 6.36 SITUASI RABIES DI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 ....................................... 155
GAMBAR 6.37 SEBARAN KASUS GHPR DAN KEMATIAN AKIBAT RABIES (LYSSA) DI
INDONESIA TAHUN 2013 ................................................................................................. 156
GAMBAR 6.38 SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA TAHUN 2008 – 2013 ..................... 157
GAMBAR 6.39 JUMLAH KASUS DAN CFR ANTRAKS DI INDONESIA TAHUN 2008-2013 158
xxii
24. GAMBAR 6.40 JUMLAH KASUS, KEMATIAN, DAN CASE FATALITY RATE (CFR) FLU
BURUNG DI INDONESIA TAHUN 2005-2013 ........................................................... 159
GAMBAR 6.41 PREVALENSI STROKE PADA UMUR ≥ 15 TAHUN (‰) BERDASARKAN
DIAGNOSIS DOKTER MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 DAN 2013 ......... 162
GAMBAR 6.42 PREVALENSI PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA UMUR ≥ 15 TAHUN
BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA MENURUT PROVINSI
TAHUN 2013 ............................................................................................................................. 163
GAMBAR 6.43 PREVALENSI HIPERTENSI PADA UMUR ≥ 18 TAHUN BERDASARKAN
WAWANCARA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 DAN 2013....................... 163
GAMBAR 6.44 PREVALENSI PREVALENSI PENYAKIT KANKER (‰) BERDASARKAN
DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ............. 165
GAMBAR 6.45 PREVALENSI DIABETES PADA UMUR ≥ 15 TAHUN BERDASARKAN
DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007 DAN
2013 .............................................................................................................................................. 167
GAMBAR 6.46 PREVALENSI PPOK PADA UMUR > 30 TAHUN BERDASARKAN GEJALA
(%) MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 .............................................................. 170
GAMBAR 6.47 PETA PREVALENSI PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS PADA UMUR ≥
15 TAHUN DI INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................... 170
GAMBAR 6.48 PREVALENSI PENYAKIT ASMA BERDASARKAN GEJALA (%) MENURUT
ROVINSI TAHUN 2013 ......................................................................................................... 171
GAMBAR 6.49 PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN USIA PERTAMA KALI
MEROKOK TIAP HARI DI INDONESIA TAHUN 2013 .......................................... 172
GAMBAR 6.50 PROPORSI PENDUDUK BERUMUR ≥ 10 TAHUN YANG MEROKOK TIAP
HARI MENURUT PROVINSI TAHUN 2013 ................................................................. 172
GAMBAR 6.51 PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN JENIS SUMBER AIR
MINUM DI INDONESIA, RISKESDAS 2013 ................................................................. 174
GAMBAR 6.52 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MENGOLAH AIR MINUM SEBELUM
DIMINUM DI INDONESIA, RISKESDAS 2013 ............................................................ 175
GAMBAR 6.53 PROPORSI RUMAH BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN AIR MINUM
SEBELUM DIMINUM DI INDONESIA, RISKESDAS 2013 ..................................... 176
GAMBAR 6.54 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP
SUMBER AIR MINUM IMPROVED BERDASARKAN KRITERIA JMP WHO-UNICEF
2006, RISKESDAS 2013 ..................................................................................... 177
GAMBAR 6.55 PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN PENGGUNAAN FASILITAS
BUANG AIR BESAR DI INDONESIA, RISKESDAS 2013 ........................................ 178
GAMBAR 6.56 PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN JENIS TEMPAT BUANG
AIR BESAR DI INDONESIA, RISKESDAS 2013 ......................................................... 179
GAMBAR 6.57 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP
FASILITAS SANITASI IMPROVED BERDASARKAN KRITERIA JMP WHO-UNICEF
2006, RISKESDAS 2013 ..................................................................................... 180
xxiii
25. DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 JUMMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT
JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON
PRODUKTIF DI INDONESIA TAHUN 2013 ................................................................. 7
TABEL 1.2 PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI
INDONESIA TAHUN 2013 .................................................................................................. 8
TABEL 1.3 PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJADAN
PENGANGGURAN TERBUKA DI INDONESIA TAHUN 2011– 2013 ............... 11
TABEL 1.4 PERSEBARAN JUMLAH DAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN MENURUT
KELOMPOK BESAR PULAU DI INDONESIA TAHUN 2011 – 2013 ................. 14
TABEL 2.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN DI
INDONESIA TAHUN 2011 – 2013 .................................................................................. 35
TABEL 6.1 PREVALENSI TB PARU BERDASARKAN DIAGNOSIS DAN GEJALA TB
PARU MENURUT KARAKTERISTIK,RISKESDAS 2013 ........................................ 132
TABEL 6.2 PERSENTASE WANITA UMUR 15-49 TAHUN DAN PRIA KAWIN 15-54
TAHUN1 YANG PERNAH MENDENGAR TENTANG HIV AIDS MENURUT
KARAKTERISTIK LATAR BELAKANG TAHUN 2012 ............................................ 137
TABEL 6.3 PERSENTASE WANITA UMUR 15-49 TAHUN DAN PRIA KAWIN 15-541
TAHUN TENTANG CARA MENGURANGI RISIKO TERKENA HIV AIDS
MENURUT KARAKTERISTIK LATAR BELAKANG TAHUN 2012 .................... 138
TABEL 6.4 DISTRIBUSI KASUS LEPTOSPIROSIS DI 9 PROVINSI DI INDONESIA
TAHUN 2005 – 2013 ............................................................................................................. 157
****
xxiv
26. DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. DEMOGRAFI
Lampiran 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 1.2 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2013
Lampiran 1.3 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.4 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Luas Wilayah dan
Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.5 Estimasi Jumlah Lahir Hidup, Jumlah Bayi (0 Tahun), Jumlah Batita (0-2
Tahun), Jumlah Anak Balita (1 - 4 Tahun), Jumlah Balita (0 - 4 Tahun)
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.6 Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Penduduk Usia Muda, Usia Produktif dan
Usia Non Produktif Menurut Jenis Kelamin Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.7 Estimasi Jumlah Wanita Usia Subur (15 - 49 Tahun), WUS Imunisasi (15 - 39
Tahun), Ibu Hamil, Ibu Bersalin Dan Ibu Nifas Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.8 Estimasi Jumlah Anak Pra Sekolah, Jumlah Anak Usia Kelas 1 SD/Setingkat,
dan Jumlah Anak Usia SD/Setingkat Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.9 Indeks Gini Menurut Provinsi Tahun 2010 - 2013
Lampiran 1.10 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan
Tahun 2000 - 2013
Lampiran 1.11 Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi
dan Tipe Daerah Tahun 2013
Lampiran 1.12 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 1.13 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2010–
2012
Lampiran 1.14 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2010–
2012
Lampiran 1.15 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menurut Provinsi Tahun 2010-
2012
Lampiran 1.16 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf Menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin Tahun 2010 - 2012
Lampiran 1.17 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Menurut Provinsi Tahun 2011-
2012
Lampiran 1.18 Jumlah dan Persentase Kabupaten Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2010–
2013
xxv
27. BAB II. SARANA KESEHATAN
Lampiran 2.1 Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Menurut Provinsi
Tahun 2009 – 2013
Lampiran 2.2 Jumlah Puskesmas Perawatan Rawat Inap dan Non Rawat Inap Menurut
Provinsi Tahun 2009 - 2013
Lampiran 2.3 Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit dengan Pelayanan Pengembangan
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 2.4 Jumlah Kabupaten/Kota dengan Puskesmas yang Nakesnya Dilatih Kesehatan
Tradisional, Alternatif Dan Komplementer Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 2.5 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 2.6 Jumlah Rumah Sakit Umum dan Tempat Tidur Menurut Pengelola
Tahun 2009 - 2013
Lampiran 2.7 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidur Menurut Jenis Rumah Sakit
Tahun 2009 - 2013
Lampiran 2.8 Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur Menurut Kelas Rumah Sakit dan
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 2.9 Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Menurut Kelas Perawatan dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 2.10 Jumlah Sarana Produksi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menurut
Provinsi Tahun 2011-2013
Lampiran 2.11 Jumlah Sarana Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menurut
Provinsi Tahun 2011-2013
Lampiran 2.12 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 2.13 Jumlah RW, Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Serta Posyandu Menurut Provinsi
dan Tingkatan (Strata) di Indonesia Tahun 2013
Lampiran 2.14 Jumlah Program Studi Diploma IV Institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes)
Menurut Provinsi Sampai dengan Desember Tahun 2013
Lampiran 2.15 Jumlah Jurusan/Program Studi Diploma III Institusi Politeknik Kesehatan
(Poltekkes) Menurut Jurusan dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 2.16 Jumlah Perserta Didik Diploma III Poltekkes Menurut Jenis Tenaga Kesehatan
Tahun Ajaran 2011/2012 Sampai Dengan 2013/2014
Lampiran 2.17 Jumlah Peserta Didik Program Diploma III Poltekkes Berdasarkan Jenis
Tenaga Kesehatan Tahun 2013
Lampiran 2.18 Jumlah Lulusan Program Studi Diploma III Poltekkes Menurut Jenis Tenaga
Kesehatan Tahun 2011-2013
Lampiran 2.19 Jumlah Lulusan Program Studi Diploma III Poltekkes Menurut Jenis Program
Studi Tahun 2013
xxvi
28. Lampiran 2.20 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Indonesia Sampai Dengan Bulan
November 2013
Lampiran 2.21 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Indonesia Sampai Dengan Bulan
November 2013
Lampiran 2.22 Penggunaan Obat Generik pada Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Provinsi Tahun 2013
BAB III. TENAGA KESEHATAN
Lampiran 3.1 Rekapitulasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Menurut Jenis Tenaga
dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.2 Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis
Tenaga dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.3 Rasio Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, dan Bidan Terhadap Jumlah
Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.4 Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di Rumah Sakit Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.5 Jumlah Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis
yang Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Menurut Provinsi Sampai Dengan
Desember Tahun 2013
Lampiran 3.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
Menurut Provinsi Tahun 2011 Sampai Dengan Desember Tahun 2013
Lampiran 3.7 Jumlah Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Sebagai Pegawai Tidak
Tetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.8 Jumlah Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Aktif Menurut
Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.9 Jumlah Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria
Wilayah dan Provinsi Kondisi 31 Desember 2013
Lampiran 3.10 Jumlah Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria
Wilayah dan Provinsi Kondisi 31 Desember 2013
Lampiran 3.11 Jumlah Keberadaan Aktif Tenaga Residen dan Tenaga Penugasan Khusus D-III
Kesehatan Di Kabupaten Prioritas DTPK dan DBK Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 3.12 Jumlah Pengangkatan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Sebagai
Pegawai Tidak Tetap (PTT) Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 3.13 Jumlah Pengangkatan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT)
Menurut Kriteria Wilayah Dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.14 Jumlah Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT)
Menurut Kriteria Wilayah Dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 3.15 Jumlah Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Menurut
Kriteria Wilayah dan Provinsi Tahun 2013
xxvii
29. Lampiran 3.16 Jumlah Pengangkatan Tenaga Residen Dan Tenaga Penugasan Khusus D-III
Kesehatan di Kabupaten Prioritas DTPK dan DBK Menurut Provinsi Tahun
2013
BAB IV. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Lampiran 4.1 Alokasi Dan Realisasi Anggaran Kementerian Kesehatan Ri Menurut Eselon I
Tahun 2013
Lampiran 4.2 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi
Menurut Fungsi dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 4.3 Alokasi Dan Realisasi Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 4.4 Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahun 2013
Lampiran 4.5 Jumlah Kunjungan Peserta Jamkesmas di Puskesmas Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 4.6 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) Peserta Jamkesmas
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 4.7 Jumlah Kunjungan Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL) Peserta Jamkesmas
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 4.8 Jumlah Kunjungan Peserta Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Menurut
Provinsi Tahun 2013
BAB V. KESEHATAN KELUARGA
Lampiran 5.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1, K4, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan,
dan Kunjungan Ibu Nifas Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.2 Persentase Kelahiran Menurut Riwayat Pemeriksaan Kehamilan pada Masa
Kehamilannya, Serta Cakupan Indikator ANC Menurut Provinsi, Riskesdas
Tahun 2013
Lampiran 5.3 Cakupan Pemberian 90 Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.4 Persentase Kelahiran Berdasarkan Jumlah Hari Mengkonsumsi Zat Besi (Fe)
Selama Masa Kehamilan Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.5 Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.6 Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.7 Proporsi Penolong Persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.8 Proporsi Penolong Persalinan Dengan Kualifikasi Terendah Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.9 Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.10 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Provinsi Tahun 2013
xxviii
30. Lampiran 5.11 Proporsi Pelayanan Kesehatan Masa Nifas Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.12 Cakupan Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.13 Persentase Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 5.14 Persentase Peserta KB Baru Menurut Tempat Pelayanan dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 5.15 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 5.16 Persentase pemakaian Alat/Cara KB pada Wanita Usia Subur (15 – 49)
Tahun) Yang Berstatus Kawin Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.17 Persentase pemakaian Alat/Cara KB pada Wanita Usia Subur (15 – 49)
Tahun) Yang Berstatus Kawin Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.18 Proporsi WUS Kawin yang Menggunakan Alat/Cara KB Modern Berdasarkan
Jenis dan Jangka Waktu Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.19 Jumlah Kunjungan Peserta Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.20 Persentase Balita (0-59 Bulan) Menurut Berat Badan Lahir dan Provinsi,
Riskesdas Tahun 2013
Lampiran 5.21 Persentase Proses Mulai Mendapat ASI pada Anak Umur 0-23 Bulan Menurut
Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.22 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.23 Cakupan Penanganan Neonatal Dengan Komplikasi Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 5.24 Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.25 Cakupan Imunisasi Dasar Pada Anak Umur 12-23 Bulan Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.26 Drop Out Rate Cakupan Imunisasi Dpt/Hb(1) - Campak dan Cakupan
Imunisasi DPT/HB(1) – DPT/HB(3) pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2011-
2013
Lampiran 5.27 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Dan Anak Balita Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 5.28 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Umur 12-23 Bulan Menurut
Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.29 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut
Provinsi Tahun 2010-2013
Lampiran 5.30 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.31 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita 6-59 Bulan Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.32 Persentase Anak Umur 6-59 Bulan yang Menerima kapsul Vitamin A selama
Enam Bulan Terakhir Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
xxix
31. Lampiran 5.33 Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 5.34 Cakupan Balita Ditimbang Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.35 Kasus Gizi Buruk Pada Balita Ditemukan Dan Mendapat Perawatan Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.36 Persentase Kabupaten/Kota Dengan Minimal 2 Puskesmas Mampu
Tatalaksana Kasus Kekerasan Terhadap Anak Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.37 Persentase Kabupaten/Kota Dengan Minimal 4 Puskesmas Mampu Laksana
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.38 Jumlah Puskesmas Yang Melakukan Pembinaan Kesehatan Anak Di Panti
Anak Terlantar Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.39 Cakupan Sekolah Dasar (SD) Yang Melaksanakan Penjaringan Siswa SD/MI
Kelas 1 menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.40 Puskesmas Membina Lapas/Rutan Anak Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 5.41 Puskesmas Membina Kesehatan Anak Penyandang Cacat Melalui Program
UKS di Sekolah Luar Biasa Sampai Dengan Tahun 2013
Lampiran 5.42 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.43 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur
(TB/U) Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.44 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/TB) Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.45 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur Dan
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (TB/U Dan BB/TB) Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.46 Prevalensi Status Gizi Penduduk Dewasa (>18 Tahun) Berdasarkan Kategori
Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Provinsi, Riskesdas 2013
BAB VI. PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Lampiran 6.1 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 6.2 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Kelompok Umur, Jenis
Kelamin dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.3 Hasil Cakupan Penemuan Kasus Penyakit TB Paru Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 6.4 Prevalensi TB Paru Berdasarkan Diagnosis dan Gejala TB Paru Menurut
Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.5 Cakupan TB Paru BTA Positif Sembuh, Pengobatan Lengkap dan Angka
Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Menurut Provinsi Tahun 2013
xxx
32. Lampiran 6.6 Jumlah Kasus Baru Aids dan Kasus Kumulatif Aids Menurut Provinsi sampai
dengan Desember 2013Lampiran 6.7 Jumlah Kasus Baru Infeksi HIV Menurut
Provinsi Tahun 2011 - 2013
Lampiran 6.8 Jumlah Dan Persentase Kasus Aids pada Pengguna Napza Suntikan (IDU)
Menurut Provinsi Sampai Dengan Desember 2013
Lampiran 6.9 Jumlah Layanan dan Kunjungan Konseling Dan Tes HIV Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 6.10 Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita Menurut Provinsi Dan Kelompok Umur
Tahun 2013
Lampiran 6.11 Case Fatality Rate Pneumonia pada Balita Menurut Provinsi dan Kelompok
Umur Tahun 2013
Lampiran 6.12 Period Prevalence ISPA, Pneumonia, Pneumonia Balita, dan Prevalensi
Pneumonia Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.13 Insiden Diare dan Diare Balita serta Period Prevalence Diare Menurut
Provinsi, Riskesdas Tahun 2013
Lampiran 6.14 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Menurut Provinsi Tahun 2011 - 2013
Lampiran 6.15 Penemuan Kasus Diare Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.16 Jumlah Kasus Baru Kusta dan Case Detection Rate (CDR) Per 100.000
Penduduk Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Lampiran 6.17 Proporsi Kecacatan Kusta Tingkat 2 dan Kasus Kusta pada Anak 0-14 Tahun
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.18 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 6.19 Jumlah Kasus, Meninggal, dan Incidence Rate (IR) Campak Menurut Provinsi
Tahun 2013
Lampiran 6.20 Jumlah Kasus Campak dan Kasus Campak yang Divaksinasi Menurut
Kelompok Umur dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.21 Frekuensi KLB Dan Jumlah Kasus pada KLB Campak
Lampiran 6.22 KLB Campak Berdasarkan Konfirmasi Laboratorium Menurut Provinsi Tahun
2013
Lampiran 6.23 Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur Dan Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.24 Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun dan Persentase
Spesimen Adekuat Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.25 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk Berisiko
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.26 Insiden dan Prevalensi Malaria Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.27 Annual Parasite Insidence (API) Malaria Menurut Provinsi Tahun 2010-2013
Lampiran 6.28 Proporsi Penderita Malaria yang Diobati Dengan Pengobatan Sesuai Program
dan Penderita Malaria yang Mengobati Sendiri Menurut Provinsi, Riskesdas
2013
xxxi
33. Lampiran 6.29 Jumlah Penderita, Incidence Rate Per 100.000 Penduduk, Kasus Meninggal,
dan Case Fatality Rate (%)Demam Berdarah Dengue Lampiran 6.38
Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Menurut Provinsi
Tahun 2013 (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.30 Jumlah Kabupaten/Kota Yang Terjangkit Demam Berdarah Dengue Menurut
Provinsi Tahun 2011 - 2013
Lampiran 6.31 Situasi Rabies Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011-2013
Lampiran 6.32 Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2009-2013
Lampiran 6.33 Jumlah Kasus, Meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) Leptospirosis Menurut
Provinsi Tahun 2011 – 2013; Situasi Antraks Pada Manusia Menurut Provinsi
Tahun 2011 – 2013
Lampiran 6.34 Prevalensi Penyakit asma, PPOK, dan Kanker Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.35 Prevalensi Diabetes, Hipertiroid, dan Hipertensi pada Umur ≥ 18 Tahun
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.36 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner, Gagal Jantung, dan Stroke Pada Umur ≥
15 Tahun Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.37 Prevalensi Penyakit Gagal ginjal Kronis, Batu Ginjal, dan Sendi pada Umur ≥
15 Tahun Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.38 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Pengolahan Air Minum Sebelum
Diminum Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.39 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Kualitas Fisik Air Minum Menurut
Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.40 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Pengolahan Air Minum Sebelum
Diminum Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.41 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Cara Pengolahan Air Minum Sebelum
Diminum Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.42 Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum
Berdasarkan Kriteria JMP WHO - Unicef 2006 Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.43 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar
Menurut Provinsi Tahun 2013
Lampiran 6.44 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Tempat Buang Air Besar Menurut
Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.45 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Tempat Pembuangan Akhir Tinja
Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 6.46 Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
Berdasarkan Kriteria Jmp Who - Unicef 2006 Menurut Provinsi, Riskesdas
2013
Lampiran 6.47 Jumlah Lokasi Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tahun 2013
Lampiran 6.48 Pencapaian Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Tahun 2013
xxxii
34. Lampiran 6.49 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Lokasi Rumah Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 6.50 Jumlah Kabupaten/Kota Penyelenggara Kabupaten/Kota Sehat (KKS) di
Indonesia Tahun 2013
Lampiran 6.51 Peraturan Tentang Kawasan Tanpa Rokok Tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Kota Tahun 2013
***
xxxiii
35. DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................................................................. iv
Kata Sambutan .................................................................................................................................................................. v
Daftar Singkatan ............................................................................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................................................................................... xvi
Daftar Tabel ........................................................................................................................................................................ xxiv
Daftar Lampiran ............................................................................................................................................................... xxv
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................... xxxiv
BAB 1 DEMOGRAFI ....................................................................................................................................................... 3
A. KEADAAN PENDUDUK ................................................................................................................................. 3
B. KEADAAN EKONOMI ..................................................................................................................................... 9
C. KEADAAN PENDIDIKAN .............................................................................................................................. 16
D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA ...................................................................................................... 21
BAB 2 SARANA KESEHATAN.................................................................................................................................... 27
A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ....................................................................................................... 27
1. Puskesmas dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) ............................................................................................................................................... 30
2. Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) ......................... 32
3. Puskesmas dengan Upaya Kesehatan Kerja ...................................................................... 32
4. Puskesmas dengan Upaya Kesehatan Olahraga .............................................................. 33
5. Puskesmas dengan Tatalaksana Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA) .......... 34
6. Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer ........................ 34
B. RUMAH SAKIT.................................................................................................................................................... 34
1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit .................................................................................................. 35
2. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) ............ 39
C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ......................................................................... 39
1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan................ 39
2. Ketersediaan Obat dan Vaksin .................................................................................................. 41
3. Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan ................................... 42
D. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT ............................................................ 42
E. INSTITUSI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN POLTEKKES.................................................. 45
1. Jumlah Poltekkes ............................................................................................................................. 45
2. Peserta Didik ...................................................................................................................................... 46
3. Lulusan .................................................................................................................................................. 47
BAB 3 TENAGA KESEHATAN .................................................................................................................................. 51
A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN ...................................................................................... 51
1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas............................................................................................. 54
2. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit ......................................................................................... 56
B. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) ........................ 56
C. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PENUGASAN KHUSUS ............................................ 58
D. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN ........................................................................................................ 59
xxxiv
36. BAB 4 PEMBIAYAAN KESEHATAN ....................................................................................................................... 63
A. ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN ......................................................................................... 63
B. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) BIDANG KESEHATAN ... 64
C. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT ................................................................................................. 65
D. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN .............................................................................................. 67
BAB 5 KESEHATAN KELUARGA ............................................................................................................................ 71
A. KESEHATAN IBU .............................................................................................................................................. 71
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil .............................................................................................. 72
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin ......................................................................................... 75
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ................................................................................................ 79
4. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan ............................................................. 80
5. Pelayanan Kontrasepsi ................................................................................................................. 83
B. KESEHATAN ANAK.......................................................................................................................................... 87
1. Berat Badan Lahir Bayi ................................................................................................................. 87
2. Penanganan Komplikasi Neonatal .......................................................................................... 88
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal ................................................................................................ 89
4. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi .............................................................................................. 92
5. Proses Bayi Mulai Mendapat ASI ............................................................................................. 93
6. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif .......................................................................................... 95
7. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 – 59 Bulan ............................ 97
8. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) .......................................................... 100
9. Imunisasi ............................................................................................................................................. 102
a. Imunisasi Dasar pada Bayi ............................................................................................ 102
b. Universal Child Immunization ...................................................................................... 105
10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita........................................................................................... 107
11. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat ..................................................... 108
12. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) ................................................................... 110
13. Pelayanan Kesehatan pada Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA)..................... 113
14. Pelayanan Kesehatan Anak Terlantar dan Anak Jalanan di Panti .......................... 116
15. Pelayanan Kesehatan Anak Dengan Disabilitas (ADD) ................................................ 116
16. Pelayanan Kesehatan Anak yang Berhadapan Hukum (ABH) ................................. 118
C. STATUS GIZI ........................................................................................................................................................ 118
1. Status Gizi Balita .............................................................................................................................. 118
2. Status Gizi Penduduk Dewasa ................................................................................................... 122
BAB 6 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN .......................................... 127
A. PENGENDALIAN PENYAKIT ....................................................................................................................... 127
1. PenyakitMenular.............................................................................................................................. 127
a. Tuberkulosis Paru .............................................................................................................. 127
b. HIV & AIDS.............................................................................................................................. 133
c. Pneumonia.............................................................................................................................. 139
d. Kusta .......................................................................................................................................... 140
e. Diare .......................................................................................................................................... 143
f. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ............................... 144
g. Demam Berdarah Dengue (DBD) ............................................................................... 148
h. Chikungunya.......................................................................................................................... 151
i. Filariasis .................................................................................................................................. 152
xxxv
37. j. Malaria ...................................................................................................................................... 153
k. Rabies ........................................................................................................................................ 155
l. Leptospirosis ......................................................................................................................... 156
m. Antraks ..................................................................................................................................... 158
n. Flu Burung .............................................................................................................................. 158
2. PENYAKIT TIDAK MENULAR .................................................................................................... 159
a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah .................................................................. 161
b. Penyakit Kanker .................................................................................................................. 164
c. Penyakit Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik ......................................... 166
d. Penyakit Kronis dan Degeneratif ............................................................................... 167
B. KESEHATAN LINGKUNGAN ........................................................................................................................ 173
1. Air Minum ............................................................................................................................................ 173
2. SanitasiLayak ..................................................................................................................................... 178
3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ....................................................................................... 181
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ............................................................................................ 181
5. Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat ........................................................................... 182
xxxvi
38.
39.
40. Demografi 3
DEMOGRAFI
Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua, Benua Asia dan Australia, di
antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Secara astronomis Indonesia
terletak antara 6o Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan dan 95o sampai 141o Bujur Timur
yang meliputi rangkaian pulau antara Sabang sampai Merauke. Data yang bersumber dari
Badan Informasi Geospasial, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan
jumlah pulau sebesar 13.466, luas daratan sebesar 1.922.570 km2 dan luas perairan sebesar
3.257.483 km2.
Tahun 2013, secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 497
kabupaten/kota (399 kabupaten dan 98 kota), 6.994 kecamatan, 8.309 kelurahan dan 72.944
desa. Kondisi ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2013
tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, Kementerian Dalam Negeri.
Pembagian wilayah Indonesia secara administratif menurut provinsi pada tahun 2013 dapat
dilihat pada Lampiran 1.1.
A. KEADAAN PENDUDUK
Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat
Statistik menghitung estimasi penduduk dengan metode geometrik. Metode ini menggunakan
prinsip bahwa parameter dasar demografi yaitu parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi per
tahun tumbuh konstan. Metode ini lebih mudah dilakukan dengan mengkaji pertumbuhan
penduduk di dua atau lebih titik waktu yang berbeda.
GAMBAR 1.1
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2010 - 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010, Hasil Sensus Penduduk
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri
atas jumlah penduduk laki-laki sebesar 125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
41. 123.364.472 jiwa. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat dengan relatif cepat. Diperlukan
kebijakan untuk mengatur atau membatasi jumlah kelahiran agar kelahiran dapat dikendalikan
dan kesejahteraan penduduk makin meningkat. Rasio jenis kelamin pada tahun 2013 sebesar
101. Angka ini berarti bahwa terdapat 101 laki-laki diantara 100 perempuan. Rincian jumlah
penduduk menurut jenis kelamin dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 1.3.
4 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013
GAMBAR 1.2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2013
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
Pada Gambar 1.2, berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk tertinggi di Indonesia
terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebesar 45.472.830, Jawa Timur
sebesar 38.268.825 dan Jawa Tengah sebesar 32.684.579. Sedangkan jumlah penduduk
terendah terdapat di Provinsi Papua Barat dengan jumlah penduduk sebesar 846.711,
Gorontalo sebesar 1.110.294 dan Maluku Utara sebesar 1.114.917.
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk
piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk yang telah dilakukan, dapat
disusun sebuah piramida penduduk tahun 2013. Dasar piramida menunjukkan jumlah
penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan
piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut
merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa,
dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan
ekonomi.
42. Demografi 5
GAMBAR 1.3
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
Pada Gambar 1.3 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesia termasuk struktur
penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda yang
masih tinggi. Badan piramida besar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif
terutama pada kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar, terutama perempuan. Hal ini
dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, terutama perempuan. Kondisi ini
menuntut kebijakan terhadap penduduk usia tua. Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat
dimaknai sebagai meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan tetapi
juga dapat dimaknai sebagai beban karena kelompok usia tua ini sudah tidak produktif lagi.
Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Indonesia tahun 2013
dapat dilihat pada Lampiran 1.2.
Konsentrasi penduduk disuatu wilayah dapat di pelajari dengan menggunakan
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per 1
kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin
padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Kepadatan rata-rata penduduk di
Indonesia berdasarkan hasil estimasi sebesar 130 penduduk per km2. Kepadatan penduduk
berguna sebagai acuan dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.
Kepadatan penduduk menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 1.4.
43. 6 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013
GAMBAR 1.4
PETA PERSEBARAN KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
Pada Gambar 1.4, kepadatan penduduk di Indonesia belum merata. Kepadatan
penduduk tertinggi tertinggi terdapat di Pulau Jawa. Kepadatan penduduk terendah terdapat di
Pulau Papua dan Kalimantan. Kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia terdapat di Provinsi
DKI Jakarta sebesar 15.063 penduduk per km2, Jawa Barat sebesar 1.285 penduduk per km2,
dan Banten sebesar 1.193 penduduk per km2. Kepadatan penduduk terendah di Indonesia
terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 9 penduduk per km2, Papua sebesar 10 penduduk per
km2 dan Kalimantan Tengah sebesar 15 penduduk per km2.
Untuk pemerataan penduduk di Indonesia dapat digunakan cara, antara lain :
transmigrasi atau program memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang
jarang penduduknya baik dilakukan atas bantuan pemerintah maupun keinginan diri sendiri;
pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri, terutama untuk provinsi yang
berada di luar Pulau Jawa; pengendalian jumlah penduduk dengan menurunkan jumlah
kelahiran melalui program keluarga berencana atau penundaan umur nikah pertama.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan
untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau Dependency
Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas)
dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15–64 tahun). Secara kasar
perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur
produktif terhadap umur nonproduktif. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi persentase
dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
44. Demografi 7
TABEL 1.1
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF
DI INDONESIA TAHUN 2013
No Usia Laki-laki Perempuan
Laki-laki dan
Perempuan
1 0 – 14 Tahun 36.890.004 34.818.903 71.708.907
2 15 – 64 Tahun 82.545.369 81.615.459 164.160.828
3 65 Tahun ke atas 5.623.111 6.930.110 12.553.221
Jumlah 125.058.484 123.364.472 248.422.956
Angka Beban Tanggungan 51,5 51,2 51,3
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
Pada Tabel 1.1, Angka Beban Tanggungan penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar
51,3. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Indonesia yang produktif, di samping menanggung
dirinya sendiri, juga menanggung 51,3 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila
dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan laki-laki sedikit lebih besar
jika dibandingkan dengan perempuan. Pada tahun 2013, angka beban tanggungan laki-laki
sebesar 51,5, yang berarti bahwa 100 orang penduduk laki-laki yang produktif, di samping
menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 51,5 penduduk laki-laki yang
belum/sudah tidak produktif lagi.
Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang
serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan dibidang kesehatan, harus didasarkan
pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam
program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab
dari sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor penididikan, sektor
ekonomi, sektor sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar. Untuk
mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran
program pembangunan kesehatan.
45. 8 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013
TABEL 1.2
PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2013
No Sasaran Program
Kelompok
Umur/Formula
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Bayi 0 Tahun 2.360.851 2.235.686 4.596.537
2 Batita 0 – 2 Tahun 7.206.110 6.813.909 14.020.019
3 Anak Balita 1 – 4 Tahun 9.826.945 9.277.194 19.104.139
4 Balita 0 – 4 Tahun 12.187.810 11.512.866 23.700.676
5 Pra Sekolah 5 – 6 Tahun 4.910.185 4.627.189 9.537.374
6 Anak Usia Kelas 1 SD/Setingkat 7 Tahun 2.504.571 2.359.109 4.863.680
7 Anak Usia SD/Setingkat 7 – 12 Tahun 14.963.805 14.099.541 29.063.346
8 Penduduk Usia Muda < 15 Tahun 36.890.004 34.818.903 71.708.907
9 Penduduk Usia Produktif 15 – 64 Tahun 82.545.369 81.615.459 164.160.828
10 Penduduk Pra Usia Lanjut 45 – 59 Tahun 18.083.505 17.511.166 35.594.671
11 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 Tahun 8.666.060 10.195.760 18.861.820
12
Penduduk Usia Lanjut Risiko
Tinggi ≥ 70 Tahun 3.280.197 4.341.648 7.621.845
13 Wanita Usia Subur 15 – 49 Tahun - 68.133.634 68.133.634
14 Wanita Usia Subur Imunisasi 15 – 39 Tahun - 52.239.003 52.239.003
15 Ibu Hamil 1,1 X lahir hidup - 5.212.568 5.212.568
16 Ibu Bersalin 1,05 X lahir hidup - 4.975.633 4.975.633
17 Ibu Nifas 1,05 X lahir hidup - 4.975.633 4.975.633
18 Lahir Hidup - 2.433.864 2.304.828 4.738.692
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
Data penduduk sasaran program sangat diperlukan bagi pengelola program terutama
untuk menyusun perencanaan (tahunan, lima tahunan) serta evaluasi hasil pencapaian upaya
kesehatan yang telah dilaksanakan. Dalam perencanaan biasanya diperlukan untuk menghitung
sasaran, menyusun rencana kegiatan serta kebutuhan sumber daya dalam pelaksanaan
kegiatan.
46. Demografi 9
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu negara. Berdasarkan data dari BPS, Besaran Pertumbuhan
Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai
Rp 9.084,0 triliun, naik sebesar Rp 151,4 triliun dibandingkan tahun 2012. Atas dasar harga
konstan (tahun 2000) Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2013 mencapai Rp 2.770,3
triliun, naik Rp 151,4 triliun dibandingkan tahun 2012 (Rp 2.618,9 triliun).
Produk Domestik Bruto per kapita merupakan Produk Domestik Bruto atas dasar harga
berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam kurun waktu 2009–2013,
Produk Domestik Bruto per kapita atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan,
tahun 2009 sebesar Rp 23,9 juta, tahun 2010 sebesar Rp 27,0 juta, tahun 2011 sebesar
Rp 30,7 juta, tahun 2012 sebesar Rp 33,5 juta, dan tahun 2013 sebesar Rp 36,5 juta.
GAMBAR 1.5
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Gambar 1.5, data BPS menunjukkan bahwa Pertumbuhan Produk Domestik Bruto tahun
2013 meningkat sebesar 5,78% terhadap tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
tahun 2013 ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
tahun 2012 dan 2011. Hal ini disebabkan terjadinya krisis pada perekonomian global, sehingga
mempengaruhi pendapatan dari sektor ekspor dan kunjungan wisatawan di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2009-2013 belum stabil, yang antara lain
dipengaruhi oleh kondisi politik dan iklim investasi yang ada.
Besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan
kesejahteraan suatu masyarakat. Namun data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga
dilakukan pendekatan melalui data pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang
terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan dapat menggambarkan bagaimana
penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga antar daerah
berbeda, namun nilai pengeluaran rumah tangga masih dapat menunjukkan perbedaan tingkat
kesejahteraan penduduk antar provinsi khususnya dilihat dari segi ekonomi.
47. 10 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013
GAMBAR 1.6
PERSENTASE RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA/BULAN INDONESIA TAHUN 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Pada Gambar 1.6, berdasarkan hasi Susenas Modul Konsumsi Triwulan I tahun 2013,
persentase pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan non makanan lebih
rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan. Kondisi ini mencerminkan ciri
dari suatu negara berkembang. Pengeluaran untuk non makanan sebesar 49,34% dan
pengeluaran untuk makanan sebesar 50,66%. Pengeluaran makanan terbesar untuk makanan
jadi, padi-padian dan tembakau/sirih. Pengeluaran non makanan terbesar untuk perumahan
dan fasilitas rumah tangga, barang dan jasa serta barang-barang tahan lama. Biaya kesehatan
per kapita sebulan hanya sebesar 3,44% dari total pengeluaran per kapita sebulan. Nilai ini
masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan terhadap pengeluaran untuk tembakau
dan sirih sebesar 6,24%.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kesempatan kerja di Indonesia. Penduduk
dilihat dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar tenaga kerja, namun tidak semua
penduduk mampu melakukannya karena hanya penduduk yang masuk usia kerja yang dapat
menawarkan tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu
yang termasuk angkatan kerja dan yang bukan angkatan kerja. Angkatan kerja sendiri terdiri
dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Mereka yang
sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan suatu usaha dan mereka yang sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja itulah yang dinamakan sebagai pengangguran
terbuka.
48. Demografi 11
TABEL 1.3
PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA
DAN PENGANGGURAN TERBUKA DI INDONESIA TAHUN 2011– 2013
Keadaan
2011
Februari
2011
Agustus
2012
Februari
2012
Agustus
2013
Februari
2013
Agustus
Jumlah Angkatan
Kerja
119.399.375 117.370.485 120.417.046 118.053.110 121.191.712 118.192.778
Tingkat
Partisipasi
Angkatan Kerja
(%)
69,96 68,34 69,66 67,88 69,21 66,90
Jumlah penduduk
yang bekerja
111.281.744 109.670.399 112.802.805 110.808.154 114.021.189 110.804.041
Pengangguran
terbuka
8.117.631 7.700.086 7.614.241 7.244.956 7.170.523 7.388.737
Tingkat
pengangguran
terbuka (%)
6,80 6,56 6,32 6,14 5,92 6,25
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Pada Tabel 1.3 dapat diketahui keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Tahun 2013.
Kondisi Agustus 2013 terjadi penurunan jumlah angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan
terjadi peningkatan jumlah pengangguran terbuka dibandingkan dengan kondisi Februari 2013.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 118,2 juta orang, lebih rendah
jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja Februari 2013 sebanyak 121,2 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 110,8 juta orang,
lebih sedikit jika dibandingkan keadaan pada Februari 2013. Berdasarkan tingkat partisipasi
angkatan kerja pada bulan Agustus 2013 menurun jika dibandingkan dengan periode bulan
Februari 2013 maupun bulan Agustus 2012.
Berdasarkan publikasi data BPS, pada bulan Agustus 2013 terjadi kenaikan angka
pengangguran. Jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang, meningkat
dari kondisi Agustus 2012. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kondisi Agustus 2013 sebesar
6,25% meningkat jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2012 dan Februari 2013. Proporsi
pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna untuk acuan pemerintah dalam pembukaan
lapangan kerja baru di masa mendatang..
Pembahasan yang cukup menarik tentang pengangguran adalah pengangguran
berdasarkan tingkat pendidikan. Persentase pengangguran terbuka adalah perbandingan antara
jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Pengangguran terbuka di sini didefinisikan
sebagai orang yang sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan usaha atau
juga yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan,
termasuk juga mereka yang baru mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran
terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga
49. 12 Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013
GAMBAR 1.7
PERSENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENDIDIKAN
DI INDONESIA KONDISI AGUSTUS 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Pada Gambar 1.7, dapat ditunjukkan bahwa pengangguran tertinggi ada pada penduduk
yang pendidikan pada tingkat SLTA sebesar 43,11%. Pengangguran tertinggi kedua ada pada
penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP sebesar 22,76%. Tingkat pengangguran tertinggi
ketiga adalah penduduk dengan tingkat pendidikan SD sebesar 18,12%. Tingkat pengangguran
pada tingkat pendidikan diploma/universitas sebesar 8,50%. Hal ini menunjukkan bahwa pada
tahun 2013 masih terdapat pengangguran yang berpendidikan relatif tinggi (SLTA ke atas).
Pengukuran kemiskinan dari BPS menggunakan konsep memenuhi kebutuhan dasar
(basic need approach). Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak‐hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Distribusi pendapatan merupakan salah satu
aspek kemiskinan yang perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan
relatif. Karena data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan selama ini
didekati dengan menggunakan data pengeluaran. Kemiskinan dipahami sebagai
ketidakmampuan ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non
makanan yang diukur dari pengeluaran.
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan maupun untuk non makanan yang harus dipenuhi seseorang
untuk hidup secara layak. Nilai standar kebutuhan minimum tersebut digunakan sebagai garis
pembatas untuk memisahkan antara penduduk miskin dan tidak miskin. Garis pembatas
tersebut yang sering disebut dengan garis kemiskinan.Kategori penduduk miskin adalah
penduduk dengan tingkat pengeluaran per kapita per bulan kurang dari garis kemiskinan.
50. Demografi 13
GAMBAR 1.8
GARIS KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2009 – 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Gambar 1.8 menunjukkan peningkatan garis kemiskinan di Indonesia. Pada tahun 2013,
jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah penduduk dengan tingkat pengeluaran per kapita
per bulan kurang dari Rp 292.951,00 lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
Rp 259.520,00 per kapita per bulan. Perhitungan garis kemiskinan dilakukan 2 kali pengukuran
penduduk miskin, yaitu bulan Maret dan September. Pengukuran dibedakan atas wilayah desa,
kota serta desa dan kota. Pada perhitungan kondisi September 2013, kategori penduduk miskin
di desa adalah mereka dengan tingkat pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp
275.779,00 dan penduduk miskin di kota adalah mereka dengan tingkat pengeluaran per kapita
per bulan kurang dari Rp 308.826,00. Rincian lengkap mengenai garis kemiskinan per tahun
desa dan kota dapat dilihat pada Lampiran 1.11.
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga delapan
s.d. sepuluh persen pada akhir tahun 2014. Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin
berjumlah 28,55 jiwa, turun jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah 28,59 jiwa.
Secara persentase, penduduk miskin tahun 2013 sebesar 11,47%. Persentase ini masih cukup
tinggi bila dibandingkan dengan target yang telah dicanangkan pada tahun 2014, yaitu sebesar
delapan s.d. sepuluh persen. Secara persentase kemiskinan semakin turun jika dibandingkan
per tahun, tetapi jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar. Secara lengkap
jumlah dan persentase penduduk miskin terdapat pada Lampiran 1.11.