SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Glad Tidings 
Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah menyampaikan suatu 
pekabaran yang indah kepada umat-Nya melalui pendeta E.J. Waggoner dan 
A.T. Jones. Pekabaran ini harus disampaikan lebih tegas kepada dunia 
Juruselamat yang ditinggikan itu, korban untuk seluruh dunia. Pekabaran itu 
menyajikan pembenaran melalui iman dalam kepastian; pekabaran itu 
menghimbau orang banyak untuk menerima kebenaran Kristus, yang 
dinyatakan dalam penurutan terhadap semua hukum Allah. Banyak yang 
telah kehilangan pandangan terhadap Kristus. Mereka perlu mengarahkan 
mata mereka kepada pribadi Ilahi-Nya, jasa-jasa-Nya dan kasih-Nya yang tak 
pernah berubah untuk keluarga manusia. Segala kuasa telah diberikan ke 
dalam tangan-Nya, supaya Ia dapat membagikan karunia yang limpah 
kepada manusia, memberikan karunia yang tak ternilai dari kebenaran-Nya 
sendiri kepada manusia yang tak berdaya. Inilah pekabaran yang 
diperintahkan Allah untuk di berikan kepada dunia. Itu adalah pekabaran 
malaikat ketiga yang harus diberitakan dengan suara nyaring dan disertai 
dengan pencurahan Roh Kudus dengan sebesar-besarnya. TM 91 
E.G.WHITE
PENTINGNYA PEKABARAN 1888 OLEH E.G.WHITE 
Apakah pekabaran yang harus diberitakan pada zaman ini?-itu 
adalah pekabaran malaikat yang ketiga. Tetapi terang yang akan menerangi 
bumi dengan kemuliaan-Nya telah diremehkan oleh beberapa orang yang 
mengaku percaya akan kebenaran masa kini. Hati-hatilah bagaimana engkau 
memperlakukannya. Nasihat Pada Pendeta dan Pelayan Injil hal 82 
Pekabaran malaikat yang ketiga tidak akan dipahami, terang yang akan 
menerangi bumi dengan kemuliaannya akan disebut terang palsu oleh 
mereka yang menolak untuk berjalan di dalam kemuliaannya yang terus 
maju. RH 27 May 1890 
Beberapa orang telah menulis surat kepada saya apakah pekabaran 
tentang Pembenaran Oleh Iman itu adalah pekabaran malaikat yang ketiga, 
dan saya sudah menjawabnya,”itulah pekabaran malaikat ketiga yang 
sebenarnya.” 1SM 372 
Pembenaran Oleh Iman adalah pekerjaan Allah yang menurunkan 
kemuliaan manusia kedalam debu tanah, dan melakukan kepada manusia 
suatu hal yang tidak dapat dibuat oleh manusia itu untuk dirinya sendiri. 
Pada saat manusia melihat ketidak-berdayaannya, maka mereka telah siap 
untuk dikenakan dengan kebenaran Kristus. FLB 111. 
Oh! sekiranya semua dapat melihat bahwa segala sesuatu penurutan, 
pujian,ucapan syukur kita harus diletakkan pada api kebenaran Kristus, kalau 
tidak semuanya tidak akan ada artinya di hadapan Allah. 1SM 344 
Dari semua yang mengaku Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh 
haruslah menjadi yang nomor satu dalam meninggikan Kristus dihadapan 
dunia. Pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga memerlukan penyajian 
tentang kebenaran sabat. Kebenaran ini, dengan lain-lain yang termasuk 
dalam pekabaran harus diberitakan; tetapi pusat perhatian yang besar, 
Yesus Kristus tidak boleh ditinggalkan. Di Salib Kristus terdapat Rahmat dan
Kebenaran bertemu bersama-sama, dan kebenaran serta damai sejahtera 
bercium-ciuman. Orang berdosa harus dituntun untuk memandang ke 
Golgota; dengan iman sederhana seorang anak kecil ia harus percaya dalam 
jasa-jasa Kristus, menerima kebenaran-Nya, percaya akan Rahmat-Nya. 
Pelayan Injil hal 138 
Kristus yang disalibkan, Kristus yang bangkit, Kristus yang naik ke 
Surga, Kristus yang datang kembali, yang begitu lembut, yang 
menggembirakan, itulah yang mengisi pikiran pendeta sehingga ia akan 
menyajikan kebenaran ini kepada orang banyak dengan kesungguhan dan 
kasih yang amat mendalam. Pelayan Injil hal 141 
Hendaklah Ilmu Keselamatan itu menjadi beban setiap khotbah, tema 
setiap nyanyian. Hendaklah itu dicurahkan dalam setiap permohonan. 
Jangan bawa sesuatu dalam pemberitaanmu kecuali Kristus, hikmat dan 
kuasa Allah. Pelayan Injil hal 141 
Hanya ada satu jalan yang menuntun dari kegelapan ke atas kepada 
terang sampai jalan itu menyentuh takhta Allah, – jalan iman. Jalan ini bukan 
gelap dan tidak pasti; itu bukanlah jalan pikiran-pikiran yang fana, bukan 
jalan yang dibuat oleh tangan manusia, dimana bebas hambatan berasal dari 
setiap orang yang mengadakan perjalanan. Jalan masuk kedalamnya tidak 
dapat diperoleh dengan amal sebagai tebusan dosa. 
Jalan yang disediakan Allah begitu lengkap, begitu sempurna sehingga 
manusia bukannya dengan amal menambah kesempurnaan ini. Jalan itu 
cukup lebar untuk menerima orang berdosa sekalipun, jika ia benar-benar 
bertobat, namun begitu sempit sehingga dosa tidak beroleh tempat. Inilah 
jalan yang dibentangkan untuk dijalani oleh umat tebusan Tuhan. Pelayan 
Injil hal 141 
Allah tidak berdusta; Ia bertindak diatas satu garis lurus. E.G.White 
Christ Triumphant Jan 5.2000
Pemikiran bahwa pembenaran Kristus diberikan kepada kita, bukan 
oleh sebab suatu jasa dipihak kita, melainkan suatu pemberian cuma-cuma 
dari Allah, adalah suatu pemikiran yang indah. Musuh Allah dan manusia 
tidak rela supaya kebenaran ini disampaikan dengan jelas; karena ia 
mengetahui jika orang menerimanya dengan sepenuhnya, maka kuasanya 
akan hancur. Pelayan Injil hal 142 
Jikalau kita mau memiliki roh dan kuasa pekabaran malaikat ketiga, 
kita harus menyajikan hukum dan injil bersama-sama, karena keduanya 
berjalan bergandengan tangan. Pelayan Injil hal 142 
Kristus adalah domba tersembelih sejak permulaan dunia. Bagi banyak 
orang hal itu telah menjadi misteri. Mengapa begitu banyak persembahan-persembahan 
korban yang dituntut dalam perjanjian lama, mengapa begitu 
banyak darah korban dicurahkan di altar. Tetapi kebenaran besar yang 
harus tetap dipelihara dihadapan manusia, dan diukir dalam hari dan pikiran 
adalah ini, ’Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa.’ Dalam 
setiap darah korban dilambangkan ’Domba Allah yang mengangkut dosa 
dunia.’ E.G.W.Comments, The SDA Bible Commentary, vol 7 p. 912. 
Allah sendiri disalibkan bersama Kristus, karena Kristus adalah satu 
dengan Bapa. 
Hanya sedikit yang memikirkannya sehubungan dengan Allah. Sedikit saja 
pikiran yang dicurahkan terhadap penderitaan dosa yang menyusahkan 
Khalik kita. Seluruh sorga menderita dalam kesengsaraan Kristus; tetapi 
penderitaan itu tidak dimulai dan berakhir dengan penjelmaan-Nya menjadi 
manusia. Salib merupakan suatu kenyataan bagi kita atas perasaan yang 
timbul terhadap rasa sakit tersebut yang sejak mulanya dibawa oleh dosa 
kepada hati Allah. Setiap perpisahan dari kebenaran, setiap perbuatan yang 
kejam, setiap kegagalan manusia untuk mencapai cita-cita-Nya, telah 
menyebabkan kesusahan bagi-Nya…..”Dalam segala kepicikan mereka itu Ia 
pun kepicikan sertanya.” E.G.W. God Amazing Grace, Jan 30, 1989.
Dari Penerbit 
Dalam Rapat Komite Tahunan (Annual Council) tahun 1986, atau keputusan 
telah diambil untuk memperingati ulang tahun ke-100 General Conference 
dan pertemuan para pendeta pada tahun 1888. - (Lihat Adventist Review, 
22 Januari 1987, hal.17 
Sebab itu pada tahun 1988, Gereja Masehi Advent di seluruh dunia 
akan memperingati peristiwa itu. Mengapa peristiwa pada tahun 1888, 
yang diadakan di Minnesota, Amerika Serikat itu perlu diperingati? 
Sebab pada tahun 1888, Kristus telah menyampaikan suatu pekabaran 
kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang dikenal sebagai “permulaan 
dari terang malaikat yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”- 
Selected Messeges I, 363. Jadi pekabaran itu merupakan permulaan dari 
pekabaran yang akan menghasilkan kecurahan Roh Suci dalam peristiwa 
hujan akhir. Ini berarti pekabaran itu membuka jalan bagi “kerja kuasa 
Allah”agar Umat Masehi Advent Hari Ketujuh dapat menggenapi misinya 
untuk memberitakan Injil di seluruh dunia. Pekabaran yang sama akan 
mempersiapkan suatu umat yang “cemerlang tanpa cacat atau kerut atau 
yang serupa dengan itu” (Ep 5:27) bagi kedatangan Kristus yang kedua kali. 
Buku “Kabar Kesukaan” Ini diterbitkan sebagai peran serta penerbit 
dalam memperingati ulang tahun yang ke-100 pekabaran itu. Buku ini 
diterjemahkan dari buku “Glad Tidings” karangan dr.E.J.Waggoner yang 
diterbitkan oleh Destiny Press, Australia. Mengapa dipilih buku “The Glad 
Tidings”? karena buku ini merupakan transcript (catatan kata demi kata) dari 
seri pelajaran yang diberikan oleh dr. E. J. Waggoner pada pertemuan para 
pendeta yang diadakan di Minneapolis, Minnesota pada tahun 1888 itu. - 
(Lihat pengantar buku The Glad Tidings yang diterbitkan oleh Pacific Press 
Publishing Association dan juga “The Fascinating Story of Movement of 
Destiny, karangan Dr.L.E.Froom hal.14)
Karenanya, penerbit merasa buku ini merupakan bagian yang penting dalam 
memperingati 100 tahun sejarah peristiwa 1888. 
Mudah-mudahan buku “Kabar Kesukaan” ini bermanfaat bagi hidup 
kerohanian anggota gereja di seluruh Indonesia dan semoga Tuhan yang 
Mahakasih memberkati para pembaca, sehingga sebagai satu jemaat kita 
dapat menggenapi rencana-Nya. 
Penerbit 
Desember 1987
PENGANTAR 
Dalam Rapat General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh 
yang diadakan di Minneapolis pada tahun 1888, pengalaman gereja dan 
umat, khususnya sikap dan pendirian para pemimpin terhadap doktrin 
gereja telah diuji. Doktrin kebenaran oleh iman, pembenaran dan 
penyucian yang telah dikemukakan oleh E.G.White sejak tahun 1881, telah 
ditegaskan kembali lebih luas dan terinci oleh E.J.Waggoner dan A.T.Jones. 
E.G.White memberikan dukungan penuh atas pembahasan itu dan 
menyatakan bahwa pelajaran yang dikemukakan itu sebagai suatu 
kebangkitan kembali akan kebenaran-kebenaran yang sebagian besar telah 
hilang dari penglihatan. Sebagian peserta menerimanya dengan sukacita, 
namun sebagian lagi belum mengambil pendirian dan yang lain menolak. 
G.I.Butler, Ketua General Conference tidak hadir dalam rapat itu karena 
sakit, tetapi ia sendiri mengambil pendirian tidak menerima pekabaran itu. 
Seperti halnya J.H.Morrison, Ketua Conference Iowa, ia berpendapat bahwa 
kebenaran oleh iman memang sudah menjadi kepercayaan Gereja Advent, 
tetapi pelajaran yang dikemukakan oleh E.J.Waggoner, bisa berakibat 
hilangnya arti penurutan akan hukum Allah. 
Namun demikian beberapa pemimpin yang sebelumnya menolak, 
akhirnya mengubah sikap dan menerima pelajaran itu, termasuk tokoh 
gereja Uriah Smith dan W.W.Prescott. Pada tahun berikutnya yaitu 
sepanjang tahun 1889, E. G. White, A. T. Jones dan E. J. Waggoner bersama-sama 
menyampaikan pekabaran kebenaran oleh iman dan kebenaran oleh 
Kristus itu diberbagai perkumpulan perkemahan yang pada umumnya 
menerima dengan tidak banyak kesulitan. 
Kemudian untuk pertama kali pada tahun 1900, buku GLAD TIDINGS, 
oleh E.G.Waggoner yang berisi pelajaran tentang hukum dan kebenaran 
oleh iman dalam kitab Galatia, diterbitkan oleh Pasific Press Publishing Co.
dan telah menjadi bahan bacaan pelajaran yang sangat penting dan 
menarik bagi umat Tuhan dan masyarakat luas. Kini dimana-mana timbul 
keinginan umat Tuhan untuk dapat menimati kembali bacaan pelajaran yang 
telah dikhotbahkan oleh para pemimpin gereja kita di zaman permulaan 
sejarah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, khususnya oleh E.J.Waggoner 
san A.T.Jones. 
Kita sambut dengan gembira buku GLAD TIDINGS oleh E.J.Waggoner 
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul KABAR 
KESUKAAN, dengan tujuan kiranya umat Tuhan mendapat kesempatan 
menikmati kembali pelajaran-pelajaran doktrin yang mulai dikemukakan 
oleh para pemimpim gereja kita seratus tahun yang lalu dan yang terus 
ditekankan hingga sekarang ini. Semoga para pembaca memperoleh berkat 
rohani yang limpah dan kekuatan iman dari tiap halaman buku ini. 
- 
M.H.Wauran
PENDAHULUAN 
Surat kepada Jemaat Galatia bersama-sama kepada Jemaat Roma 
merupakan sumber reformasi yang digerakkan oleh Roh, pada abad keenam 
belas. Kebenaran pokok yang ditekankan ialah “orang benar akan hidup 
oleh iman.” 
Reformasi yang telah dimulai itu masih belum selesai, kebenaran yang 
sama perlu diserukan sekarang seperti pada waktu itu. Jika umat Allah rela 
dipenuhi oleh kebenaran yang dengan sangat terang dikemukakan dalam 
surat GALATIA ini, maka gereja maupun dunia akan digerakkan dengan 
semangat yang mendalam sebagaimana pada zaman Luther. Kiramya hal ini 
segera terjadi, sehingga pemulihan segala sesuatu akan dipercepat.
KABAR KESUKAAN 
Adalah biasa dalam menulis tentang sebuah buku dalam Alkitab, untuk 
menggunakan sebagian waktu bagi “pendahuluan” – mengemukakan 
sifatnya, keadaan-keadaan pada waktu buku itu ditulis, dan kemungkinan 
tujuan penulisnya serta banyak hal yang lain; sebagian merupakan terkaan-terkaan 
dan sebagian merupakan kutipan-kutipan dari buku itu sendiri. 
Semua pernyataan dalam “pendahuluan “itu diterima oleh si pembaca atas 
dasar pengetahuan dari yang membuat pernyataan tersebut, karena 
sebelum membaca bukunya, ia belum dapat membuat kesimpulan sendiri. 
Jalan yang terbaik adalah memperkenalkan pembaca langsung kepada 
bukunya, dan apabila ia rajin dan setia, segera ia akan mengetahui segala 
sesuatu yang diungkapkan oleh buku itu. Kita belajar lebih banyak tentang 
seseorang dengan bercakap-cakap dengan orangnya sendiri daripada 
dengan mendengarkan orang lain berbicara tentang dia. Dengan demikian 
kita akan segera belajar dari SURAT KEPADA ORANG-ORANG GALATIA, dan 
membiarkan surat itu berbicara tentang dirinya sendiri. 
Tidak ada sesuatu yang dapat mengambil tempat Alkitab. Apabila 
semua orang mau mempelajari Alkitab dengan doa dan kesungguh-sungguhan 
sebagaimana mestinya, memperhatikan setiap kata dan 
menerimanya sebagai yang datang dari Allah, tidak akan ada kebutuhan 
untuk buku agama lain. Apapun yang ditulis harus ditujukan untuk 
mengarahkan perhatian orang kepada kata-kata Alkitab; semua karangan 
manusia yang menggantikan Alkitab sehingga olehnya manusia menjadi 
puas dan tidak lagi mempunyai keinginan untuk mempelajari Alkitab itu 
sendiri, adalah lebih dari sia-sia. Oleh sebab itu, para pembaca dianjurkan 
dengan sangat untuk terlebih dahulu membaca ayat-ayat Alkitabnya dengan 
rajin dan teliti, sehingga setiap pengarahan kepadanya akan menjadi 
pengarahan kepada sesuatu yang telah dikenal dengan akrab.
Semoga Allah berkenan agar buku yang kecil ini boleh membawa 
pembaca lebih mengenal seluruh Alkitab yang akan menjadikannya 
bijaksana bagi keselamatan.
GALATIA I 
Wahyu Yesus Kristus, Injil Yang Benar 
“(1) Dari paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan 
oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang 
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, (2) dan dari semua 
saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di 
Galatia: (3) kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, 
Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, (4) yang telah menyerahkan dirinya 
bagi dosa-sosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang 
ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. (5) Bagi -Nyalah kemuliaan 
selama-lamanya!” Amin. 
“(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang 
oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil 
lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan 
kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi 
sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada 
kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan 
kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang pernah kami katakan dahulu, 
sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan 
kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, 
terkutuklah dia. (10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan 
manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? 
Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku 
bukanlah hamba Kristus.” 
(11) Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa 
Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. (12) Karena aku bukan 
menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya 
9
kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. (13) 
Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: 
tanpa batas aku menganiaya Jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. 
(14) Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman 
yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin 
memelihara adat istiadat nenek moyangku. (15) Tetapi waktu Ia, yang telah 
memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh karena kasih 
karunia-Nya, (16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku 
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun 
aku tidak meminta pertimbangan kepada manusia; (17) juga aku tidak pergi 
ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, 
tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. 
(18) Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem mengunjungi Kefas, 
dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. (19) Tetapi aku tidak 
melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara 
Tuhan Yesus. (20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan 
kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. 
(21) Kemudian aku pergi ke daerah–daerah Sirea dan Kilikia. (22) 
Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23) 
Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, 
sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. (24) 
Dan mereka memuliakan Allah karena aku.” Galatia 1. 
Salam Kerasulan (:1-5) 
Lima ayat pertama merupakan suatu salam yang, dengan 
pengecualian ayat-ayat pertama dalam buku Roma, tidak akan ditemukan di 
manapun dalam Alkitab, dengan demikian tidak terdapat di manapun di 
dunia. Itu berisi segenap Injil. Jikalau tidak ada bagian lain dari Alkitab yang 
dapat diperoleh, maka ini sudah cukup untuk menyelamatkan dunia. Jikalau 
10
kita mau mempelajari bagian yang kecil ini dengan rajin, dan menghargainya 
setinggi-tingginya seakan-akan tidak ada lagi yang melebihinya maka kita 
akan mendapati bahwa iman dan pengharapan serta kasih kita dikuatkan 
dengan tidak terbatas, dan pengetahuan kita tentang bagian-bagian lain 
dalam Alkitab akan sangat bertambah. Ketika membacanya, biarlah orang-orang 
Galatia tidak dipikirkan dan tiap orang mengganggapnya sebagai suara 
Allah yang berbicara kepadanya sekarang melalui rasul-Nya. 
Suatu Tugas Yang Baik (: 1) 
Rasul adalah seorang yang diutus. Paulus adalah rasul Yesus Kristus 
dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia 
mempunyai pendukung yang kuat. Keyakinan seorang utusan adalah 
sebanding dengan kewibawaan yang mengutusnya dan imannya dalam 
kewibawaan dan kuasa pengutusnya itu. Paulus tahu bahwa ia telah diutus 
oleh Tuhan dan ia tahu bahwa kuasa Allah adalah kuasa yang dapat 
membangkitkan dari antara orang mati. Sekarang, “siapa yang diutus Allah, 
Dialah yang menyampaikan Firman Allah.” Yohanes 3:34. Dengan demikian 
Paulus berbicara dengan penuh kuasa dan kata-kata yang diucapkannya 
adalah perintah-perintah Allah. I Korintus 14:37. Jadi ketika membaca surat 
ini atau Alkitab bagian lain, kita tidak boleh memperhitungkan sifat -sifat 
atau kesukaan-kesukaan pribadi si penulis. Memang benar bahwa setiap 
penulis mempertahankan kepribadiannya sendiri, karena Allah memilih 
orang yang berlain-lainan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda 
semata-mata karena kepribadian mereka yang berbeda-beda itu; tetapi 
seluruhnya adalah firman Allah dan tidak ada yang perlu dianggap kurang 
dari kewibawaan pekabaran itu lalu direndahkan seolah-olah telah 
dipengaruhi oleh kepribadian atau pendidikan penulisnya. 
Sebaiknyalah diingat bahwa bukan hanya para rasul tetapi masing-masing 
orang di dalam gereja ditugaskan untuk “berbicara sebagai orang 
11
yang menyampaikan firman Allah.” I Petrus 4:11. Semua orang yang berada 
di dalam Kristus adalah ciptaan yang baru, karena telah didamaikan dengan 
Allah oleh Yesus Kristus, dan semua orang yang telah didamaikan diberi 
Firman dan pelayanan pendamaian, dengan demikian mereka menjadi 
utusan-utusan untuk Kristus, seakan-akan Allah melalui mereka, seperti 
melalui Kristus, sedang menghimbau manusia untuk didamaikan dengan 
Diri-Nya. II Korintus 5:17-20. Ini merupakan suatu alasan yang luar biasa 
untuk tidak merasa putus asa atau takut dalam memberitakan pekabaran 
Allah. Para utusan pemerintah duniawi memiliki kewibawaan sebanding 
dengan kekuasaan raja atau penguasa yang mereka wakili; tetapi orang-orang 
Kristen mewakili Raja segala raja dan Tuan segala tuan. 
Para Rasul Berasal Dari Allah 
“Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama 
sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya 
mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk 
menyembuhkan”, dan lain-lain. I Korintus 12:28. Biarlah selalu diingat 
bahwa semua ini ditetapkan di dalam jemaat oleh Allah sendiri. Tidak 
seorangpun yang dapat melakukannya. Tidak mungkin bagi manusia 
membuat seseorang menjadi rasul atau nabi yang benar. Ada orang-orang 
tertentu dalam dunia yang berkata, mengapa engkau tidak mempunyai rasul 
dan nabi dan lain-lain dalam jemaat? Tanpa menyadari bahwa Allah 
mempunyai rasul dan nabi di dalam jemaat-Nya sampai hari ini. Walaupun 
seringkali mereka tidak dikenal, sebagaimana kerasulan Paulus dan yang 
lain-lainnya sering ditolak. Kemudian ada beberapa golongan manusia yang 
mengaku memiliki semua ini di antara mereka. Membaca bahwa Allah telah 
menetapkan mereka di dalam jemaat, mereka menyadari bahwa gereja 
Allah yang benar harus mempunyai rasul, nabi dan lain-lain. Untuk itu 
mereka mengangkat beberapa orang menjadi rasul, yang lain menjadi nabi, 
dan yang lain menjadi pengajar, kemudian mereka menyatakan hal ini 
12
sebagai gereja Allah yang benar. Tetapi sesungguhnya inilah bukti yang 
terkuat bahwa mereka bukanlah gereja Allah. Jikalau mereka adalah gereja 
Allah, maka para rasul dan nabi akan ditetapkan di antara mereka oleh Allah 
sendiri; tetapi kenyataan bahwa mereka sendirilah yang mengangkat rasul - 
rasul dan nabi-nabi, menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak 
mempunyai apapun. Mereka hanya sekedar menetapkan sesuatu yang 
palsu untuk menyembunyikan tidaknya ada yang benar; tetapi adanya yang 
palsu, hanyalah meneguhkan kenyataan bahwa yang benar sungguh-sungguh 
tidak ada. 
Bukan Dari Manusia 
Semua pengajaran Injil didasarkan dan mengalaskan kewibawaanya 
pada kenyataan ke-Ilahian Kristus. Rasul-rasul dan para nabi begitu penuh 
diilhami dengan kebenaran ini sehingga hal itu muncul di mana saja dalam 
tulisan-tulisan mereka. Pada ayat pertama surat ini kita dapati dalam 
pernyataannya bahwa Paulus bukanlah seorang rasul karena manusia, juga 
bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus, yang “adalah 
gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kolose 1:15), “cahaya kemuliaan Allah 
dan gambar wujud Allah (Ibrani 1:1-30; “Ia pada mulanya bersama-sama 
dengan Allah, dan adalah Allah, sebelum dunia ada” Yohanes 1:1; 17:5. “Ia 
ada terlebih dahulu dari segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kolose 1:17. 
Bapa dan Anak 
“Yesus Kristus dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dar i 
antara orang mati”, dihubungkan dalam derajat yang sama. “Aku dan Bapa 
adalah satu” Yohanes 10:30. Keduanya duduk di atas satu takhta, Ibrani 1:3; 
8:1; Wahyu 3:21. Permufakatan tentang damai ada di antara mereka 
berdua, Zakharia 6:12, 13. Yesus adalah Anak Allah selama hidup-Nya, 
13
walaupun Ia adalah benih Daud menurut daging; tetapi oleh kebangkitan 
dari antara orang mati, yang dilakukan oleh kuasa Roh kekudusan, maka 
keadaannya sebagai Anak telah dinyatakan kepada semua orang. Roma 1: 3, 
4. Surat ini mempunyai kewibawaan yang sama sebagaimana kerasulan 
Paulus, ialah dari Dia yang mempunyai kuasa membangkitkan dari antara 
orang mati, dan dari Dia yang di bangkitkan dari antara orang mati. 
Gereja-gereja di Galatia (:2) 
Galatia adalah sebuah propinsi di Asia kecil, yang diberi nama 
demikian karena propinsi itu didiami oleh orang-orang Gaul, -yaitu orang 
orang yang datang dari negeri yang kini dikenal sebagai Prancis. Mereka 
menetap di wilayah yang namanya diambil dari nama mereka (Gaul-atia – 
Galatia), pada abad ketiga sebelum Kristus. Tentu saja mereka adalah 
orang-orang kafir yang menyembah berhala, agama mereka mirip dengan 
agama orang-orang Druid, di Inggris. Paulus adalah orang yang mula-mula 
mengajarkan keristenan kepada mereka, sebagaimana kita baca dalam Kisah 
16:6; 18:23. Galatia juga mencakup Ikonium, Listra dan Derbe, yang 
dikunjungi Paulus dan Barnabas, pada perjalanan missionarisnya yang 
pertama. Kisah 14. 
Kasih Karunia dan Damai Bagi Kamu (:3) 
Ingat, ini adalah perkataan Tuhan, sebab itu mempunyai arti lebih dari 
sekedar perkataan manusia. Tuhan tidak mengutarakan ucapan-ucapan 
yang hampa. Perkataan-Nya itu berbobot, itu menyatakan apa yang 
dimaksudkannya. Perkataan Allah itu mampu menciptakan, dan disinilah 
kita menjumpai sifat perkataan yang sungguh-sungguh berkuasa untuk 
menjadikan. 
14
Allah berfirman, “Jadilah terang; lalu terang itu jadi” dan begitulah 
yang terjadi. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan manusia 
sudah nyata.” Titus 2:11. “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai 
Sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti 
yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Yohanes 14:27. “Damai, damai 
sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat, Firman 
Tuhan.” Yesaya 57:19. Allah telah mengirimkan kasih karunia dan damai 
sejahtera, memberikan kebenaran dan keselamatan kepada semua manusia 
bahkan kepada anda, siapapun anda, dan juga kepadaku. Apabila anda 
membaca ayat yang ketiga dalam Galatia pasal pertama ini, janganlah 
membacanya hanya sebagai ucapan biasa, - sebagai ucapan salam sepintas 
untuk membuka persoalan yang sesungguhnya, tetapi terimalah sebagai 
perkataan yang mendatangkan segala berkat damai sejahtera Allah kepada 
anda pribadi yang melebihi segala pengertian. Kepada kita diucapkan 
pernyataan yang sama sebagaimana perkataan Yesus yang diucapkan 
kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” “Pergilah dengan 
selamat.” Lukas 7:48-50. Damai sejahtera telah diberikan kepadamu; sebab 
itu, “hendaklah damai sejahtera Allah tinggal di d alam hatimu.” 
Pemberian Kristus (:4) 
Kasih karunia dan damai sejahtera ini datang dari Kristus, “yang 
menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita.” “Tetapi kepada kita masing-masing 
telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian 
Kristus.” Efesus 4:7. Tetapi kasih karunia ini adalah “kasih karunia dalam 
Kristus Yesus.” II Timotius 2:1. Itulah sebabnya kita mengetahui bahwa 
Kristus sendiri telah dikaruniakan kepada masing-masing kita. Kenyataan 
bahwa manusia hidup adalah suatu bukti bahwa Kristus telah dikaruniakan 
kepada mereka karena Kristus adalah “hidup” dan hidup itu terang manusia, 
dan terang kehidupan ini “yang menerangi setiap orang, sedang datang ke 
15
dalam dunia”. Yohanes 1:4, 9; 14:6. Di dalam Kristus segala sesuatu ada 
(Kolose 1:17), dan demikianlah jadinya karena Allah “tidak menyayangkan 
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,” Ia tidak 
dapat berbuat lain, selain daripada “mengaruniakan segala sesuatu kepada 
kita bersama-sama dengan Dia,” dengan cuma-cuma. Roma 8:32. “Kuasa 
Ilahi-Nya” telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna 
untuk hidup yang saleh.” II Petrus 1:3. Segenap semesta alam telah 
diberikan kepada kita di dalam Kristus, dan kepenuhan kuasa yang ada di 
dalam-Nya telah menjadi bagian kita untuk mengalahkan dosa. Allah 
menilai setiap jiwa sama besar harganya sebagaimana semua ciptaan. 
Kristus, oleh kasih karunia Allah, telah mengalami maut bagi semua manusia 
(Ibrani 2:9), sehingga dengan demikian semua manusia di dunia menerima 
“karunia-Nya, yang tak terkatakan itu” (II Korintus 9:15). Kasih karunia Allah 
dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang; karena “sama 
seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, 
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh 
pembenaran untuk hidup.” Roma 5:15, 18. 
Kristus Tidak Terbagi-bagi 
Pertanyaan dikemukakan, “Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah 
Paulus disalibkan karena kamu?” (I Korintus 1:13), dengan jelas jawabannya 
adalah tidak. Karena Kristus telah diberikan kepada semua manusia, maka 
masing-masing orang memperoleh segala-galanya daripada-Nya. Kasih Allah 
merangkul seluruh dunia, tetapi kasih itu juga berlaku bagi setiap orang 
secara pribadi. Kasih seorang ibu tidak terbagi-bagi di antara anak-anaknya, 
sehingga masing-masing hanya menerima sepertiga, sepermpat, atau 
seperlima daripada kasihnya itu; melainkan masing-masing adalah sasaran 
seluruh kasih sayangnya. Betapa lebih benarnya hal itu dengan Allah yang 
kasih-Nya lebih sempurna dari kasih ibu yang manapun, bahkan Dia sendiri 
16
adalah kasih? Yesaya 49: 15. Kristus adalah terang dunia, Matahari 
Kebenaran. Tetapi terang tidak dibagi-bagi di antara manusia. Jikalau 
sebuah ruangan yang penuh dengan orang diterangi dengan cahaya yang 
terang, masing-masing orang meperoleh keuntungan dari seluruh terang itu, 
sama seperti bilamana ia sendirian di ruangan itu. Begitulah kehidupan 
Kristus menerangi setiap manusia yang lahir di dunia ini dan di dalam setiap 
hati yang percaya, Kristus tinggal dengan segala kepenuhan-Nya. Taburlah 
benih di dalam tanah, dan engkau akan mendapat banyak benih, masing-masing 
memiliki hidup sama dengan satu benih yang mula-mula ditaburkan. 
Begitulah Kristus, Benih yang sejati itu, dari mana segala sesuatu yang 
berharga berasal, kepada semua diberikan-Nya seluruh kehidupan-Nya. 
Dosa Kita Sudah Dibayar 
Kristus “menyerahkan diri-Nya karena dosa kita”. Dapat dikatakan, Ia 
membelinya dan telah membayar harganya. Ini merupakan pernyataan 
sederhana dari suatu kenyataan; Bahasa yang digunakan adalah yang biasa 
digunakan dalam soal jual beli. “Berapa yang telah engkau bayar?” atau, 
“Berapa yang engkau inginkan? Merupakan pertanyaan -pertanyaan yang 
sering muncul. Bilmana kita mendengar seorang berkata bahwa ia telah 
membayar sekian untuk suatu barang, apakah yang segera kita ketahui? Kita 
mengetahui bahwa barang itu telah menjadi miliknya, oleh sebab ia telah 
membelinya. Jadi bilamana Roh Kudus mengatakan kepada kita bahwa 
Kristus menyerahkan Diri-Nya sendiri karena dosa kita, dari hal apakah kita 
harus juga merasa yakin? Bahwa Ia telah membeli dosa kita, dan itu adalah 
milik-Nya, dan bukan milik kita lagi. Kita tidak berhak atasnya. Setiap kali 
kita berbuat dosa kita merampok Tuhan, karena kita harus ingat bahwa 
Kristus telah membeli bukan hanya dosa-dosa tertentu yang kita lakukan, 
dan yang diperbuat pada waktu yang lalu tetapi dosa-dosa yang ada di 
17
dalam diri kita yang selalu tampil. Di dalam keyakinan ini terdapat 
kebenaran. 
Ia Telah Membeli Kita Juga 
Hal ini muncul dari kenyataan bahwa Ia telah membeli dosa kita untuk 
melepaskan kita dari diri kita sendiri. Dosa kita merupakan bagian dari diri 
kita bahkan lebih dari itu, dosa-dosa itu merupakan keseluruhan dari diri 
kita, karena kehidupan alamiah kita tidak lain adalah dosa. Itulah sebabnya 
Kristus tidak dapat membeli dosa-dosa kita tanpa membeli diri kita juga. 
Mengenai kebenaran ini kita memiliki banyak pernyataan-pernyataan yang 
jelas. Ia “telah meyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari 
segala kejahatan.” Titus 2:14, “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri; sebab 
kamu telah di beli dengan harganya telah lunas dibayar.” I Korintus 6:19 
“Bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi 
dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula 
dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah 
Kristus, yang sama seperti darah Anak domba yang tak bernoda dan tak 
bercacat.” I Petrus 1:18, 19. 
“Diterima di Dalam Yang Kekasih” 
Betapa sering pekerja Injil mendengar seorang berkata, “ saya sangat 
berdosa sehingga saya takut Tuhan tidak akan menerima saya”, bahkan 
orang-orang yang sudah lama mengaku sebagai orang Kristen, sering dengan 
berduka cita mengira bahwa mereka tidak mempunyai kepastian tentang 
penerimaan mereka oleh Allah. Tuhan tidak lagi memberikan alasan untuk 
keragu-raguan seperti itu. Keragu-raguan tentang penerimaan sudah 
diselesaikan untuk selama-lamanya oleh apa yang baru saja kita baca. 
Kristus telah membeli kita bersama-sama dengan segala dosa kita, dan telah 
18
membayar lunas harganya. Hal itu menunjukkan bahwa Ia telah menerima 
kita. Mengapa seorang pergi ke toko dan membeli suatu barang? Oleh 
sebab ia menginginkannya. Jikalau ia telah membayar harganya, setelah 
memeriksanya sedemikian rupa untuk mengetahui apa yang dibelinya, 
apakah si penjual merasa khawatir bahwa si pembeli tidak akan menerima 
barang itu? Sama sekali tidak; si penjual menyadari bahwa kewajibannya 
untuk menyampaikan barang itu kepada si pembeli secepat mungkin. Jika ia 
tidak menyerahkan barang itu kepada si pembeli, maka ia bersalah karena 
penipuan. Si pembeli tidak akan dengan tenang berkata, “Baik, saya sudah 
melakukan bagian saya, dan ia tidak mau melakukan bagiannya, tidak apa-apa 
– itu saja; ia boleh menyimpan barang itu jika ia mau.” Tidak, ia akan 
pergi ke toko itu, dan berkata, “mengapa anda tidak menyerahkan apa yang 
telah menjadi milik saya?” Ia akan berusaha sekuat tenaga agar dapat 
memiliki barangnya. Lebih-lebih, masalahnya bukanlah masalah yang tidak 
berarti bagi Yesus apakah kita menyerahkan diri kita kepada-Nya atau tidak. 
Ia rindu dengan suatu kerinduan yang tidak terbatas akan jiwa-jiwa yang 
telah dibeli-Nya dengan darah-Nya sendiri. “Sebab Anak Manusia datang 
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Lukas 19:10. Allah telah 
“memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan”, dan dengan demikian 
Ia telah menerima kita di dalam Dia, yang dikasih-Nya. Efesus 1:4-6. 
“Dunia Jahat Yang Sekarang Ini” 
Kristus menyerahkan diri-Nya karena dosa kita, “untuk melepaskan 
kita dari dunia jahat yang sekarang ini.” Ia akan mengambil dari kita apa 
yang telah dibeli-Nya, yaitu dosa kita. Dengan berbuat demikian, Ia 
melepaskan kita dari “dunia jahat yang sekarang ini”. Itu menunjukkan 
kepada kita bahwa “dunia jahat sekarang ini” tidak lain adalah diri kita 
sendiri yang berdosa. Ia tahu keinginan daging dan keinginan mata serta 
keangkuhan hidup.” I Yohanes 2:16. Kita sendirilah yang melakukan segala 
19
kejahatan yang ada di dunia ini. Manusialah yang menjadikan dunia itu 
jahat. “Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan 
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua 
orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12. Kita tidak perlu 
melemparkan kesalahan kepada orang lain; kita sendirilah yang melakukan 
segala kejahatan yang dapat menghancurkan diri kita. 
Diceritakan tentang seorang yang dosanya adalah suatu sifat keras dan 
pemarah. Ia seringkali menjadi sangat marah, tetapi ia melontarkan 
kesalahan itu kepada orang-orang di sekelilingnya, yang begitu 
menjengkelkan. Ia menyatakan, tidak akan ada orang yang dapat berbuat 
benar di antara orang-orang seperti itu. Maka ia mengambil keputusan, 
sebagaimana banyak orang lain telah melakukan, untuk “meninggalkan 
dunia” dan menjadi seorang pertapa. Ia memilih sebuah gua di hutan untuk 
menjadi tempat tinggalnya, jauh dari manusia yang lain. Pada pagi hari ia 
membawa buyung ke suatu mata air yang tidak jauh dari tempatnya, guna 
mengambil air untuk minum sarapan paginya. Batu-batu di mata air itu 
ditumbuhi lumut dan aliran air yang terus menerus membuat batu itu 
sangat licin. Ketika ia meletakkan buyungnya pada batu-batu di sungai itu, 
buyung itu jatuh tergelincir. Ia meletakkannya lagi, dan kembali buyung itu 
jatuh. Dua atau tiga kali hal itu diulanginya, dan setiap kali diletakkannya 
buyung itu dengan lebih keras. Akhirnya kesabaran pertapa itu habis sama 
sekali, dan dengan berseru, “aku mau tahu apakah engkau tidak akan tinggal 
berdiri”, ia mengangkat buyung itu dan meletakkannya dengan begitu keras, 
sehingga pecah berkeping-keping. Tidak ada orang lain yang dapat 
dipersalahkan kecuali dirinya sendiri, dan ia mengerti bahwa bukanlah dunia 
di sekitarnya, tatapi dunia di dalam dirinya yang membuat ia berdosa. Tidak 
diragukan bahwa banyak orang akan melihat pengalaman mereka sendiri 
dalam cerita yang pendek ini.
Luther, di dalam biaranya, tempat ke mana ia pergi supaya terlepas 
dari dunia, mendapati dosa-dosanya lebih mencekam daripada sebelum dia 
ke sana. Ke mana saja kita pergi, kita membawa dunia dengan kita, dunia itu 
ada di dalam hati kita dan di atas punggung kita, suatu beban yang berat dan 
meremukkan. Kita mendapati bahwa bilamana kita hendak berbuat baik, 
“yang jahat itu ada” bersama kita. Roma 7:21. “Dunia jahat yang sekarang 
ini” selalu muncul sampai kita putus asa dan berseru, “aku, manusia celaka! 
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” bahkan Kristus 
menemui pencobaan-pencobaan-Nya yang terbesar di padang gurun, jauh 
dari keramaian manusia. Semua ini mengajar kita bahwa pertapa dan padri 
bukanlah rencana Allah. Umat Allah adalah garam di bumi; dan garam 
betapapun baiknya, tidak berguna jika hanya disimpan di dalam sebuah peti; 
itu harus bercampurkan dengan apa yang harus diawetkannya. 
Kelepasan 
Apa yang telah dijanjikan Allah, Ia “juga dapat melakukan”. Ia “dapat 
melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. “ 
Efesus 3:20. Ia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan 
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di 
hadapan kemuliaan-Nya.” Yudas 24. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena 
dosa kita, supaya Ia dapat melepaskan kita, dan Ia tidak mati dengan sia-sia. 
Kelepasan adalah milik kita. Kristus diutus “untuk membuka mata yang 
buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan 
mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.” 
Yesaya 42:7. Ia memberikan kelepasan kepada orang-orang yang tertawan. 
Kepada mereka yang sedang terkurung Ia memaklumkan bahwa pintu-pintu 
penjara sudah terbuka. Yesaya 61:1. Kepada semua orang yang terpenjara, 
Ia berkata, “keluarlah.” Yesaya 49:9. Jika mau, setiap jiwa dapat berkata, 
“Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu 
20
perempuan; Engkau telah membuka ikatan-ikatanku.” Mazur 116:16. Hal itu 
adalah benar apakah kita percaya atau tidak. Kita adalah hamba-hamba 
Tuhan, walaupun dengan keras hati kita menolak untuk melayani -Nya, 
sebab Ia telah membeli kita dan karena telah membeli kita Ia telah 
membuka setiap ikatan yang menghalangi kita untuk melayani Dia. Jika saja 
kita mau percaya, kita memiliki kemenangan yang telah mengalahkan dunia. 
I Yohanes 5:4; Yohanes 16:33. Pekabaran bagi kita ialah bahwa 
“perhambaan kita sudah berakhir”; ”kesalahan kita telah diampuni” Yesaya 
40:2. Yang harus kita lakukan hanyalah berseru, sebagaimana yang Israel 
lakukan di Yerikho, untuk melihat bahwa Allah telah memberikan 
kemenangan kepada kita. Allah “melawat umat-Nya dan membawa 
kelepasan baginya.” Lukas 1:68. “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan 
menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.” Roma 11:26. “Syukur 
kepada Allah, yang memberi kita kemenangan melalui Yesus Kristus Tuhan 
kita.” 
“Dosaku – Alangkah bahagianya pikiran yang mulia ini! Dosaku, 
bukan hanya sebagian, malainkan seluruhnya, telah dipakukan 
di salib-Nya, dan aku tidak menanggungnya lagi, Puji Tuhan, 
pujilah Tuhan, hai jiwaku!” 
Kehendak Allah 
Seluruh kelepasan ini adalah “menurut kehendak Allah dan Bapa kita” 
Kehendak Allah adalah pengudusan kita. I Tesalonika 4:3. Ia menghendaki 
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan dari hal 
kebenaran. I Timotius 2:4. Dan Ia “di dalam segala sesuatu bekerja menurut 
keputusan kehendak-Nya.” Efesus 1:11. “Bagaimana! Apakah anda 
mengajarkan keselamatan untuk semua orang tanpa syarat?” kami hanya 
bermaksud mengajarkan apa yang diajarkan firman Allah, bahwa, “kasih 
karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.” Titus 2:11. 
21
Allah telah menyediakan keselamatan bagi setiap orang, dan telah 
memberikannya kepada mereka; tetapi sebagian besar menolaknya, dan 
membuangnya. Penghakiman akan mengungkapkan kenyataan bahwa 
keselamaan yang penuh dan lengkap telah diberikan kepada setiap manusia, 
dan bahwa mereka yang hilang telah dengan sengaja membuang hak waris 
mereka. Dengan demikian setiap mulut akan didiamkan. 
Oleh sebab itu, kehendak Allah adalah sesuatu yang menyukakan hati, 
bukan sesuatu yang harus diterima dengan wajah murung dan sesuatu 
hanya untuk dipikul. Walaupun mencakup penderitaan, itu adalah demi 
kebaikan kita, dan direncanakan untuk mengerjakan “bagi kami kemuliaan 
kekal yang melebihi segala-galanya.” Roma 8:28; II Korintus 4: 17. 
Kehendak-Nya itu dinyatakan dalam hukum-Nya, Roma 2:18, oleh sebab itu 
kita harus mempelajarinya, sambil berkata bersama-sama dengan Kristus, 
“aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku” Mazmur 40:9 
Inilah penghiburan sebab mengetahui kehendak Allah, Kehendak-Nya 
ialah kelepasan kita dari perhambaan dosa; oleh karena itu kita dapat 
berdoa dengan penuh keyakinan, dan dengan mengcap syukur, karena 
“Inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan 
doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 
Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka 
kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita 
minta kepada-Nya. I Yohanes 5:14,15. Suatu jaminan kepastian yang 
berbahagia! Biarlah kita dengan gembira dan rendah hati berdoa, “Jadilah 
kehendak-Mu di bumi, seperti di dalam sorga”. 
Kemuliaan Bagi Allah (:5) 
Bukan hanya “bagi-Nya kemuliaan”, tetapi juga kemuliaan bagi 
mereka yang percaya. “Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa, dan 
22
kemuliaan.” Segala kemuliaan adalah bagi Allah, apakah manusia mau 
mengakui atau tidak. Memberi kemuliaan kepada-Nya bukan berarti 
memberikan sesuatu kepada-Nya, tetapi hanyalah mengakui suatu 
kenyataan. Kita memberikan kemuliaan kepada-Nya dengan mengakui 
bahwa Ia berkuasa. “Dialah yang menjadikan kita dan bukan kita sendiri.” 
Mazmur 100:3. Kuasa dan kemuliaan adalah sama, sebagaimana yang kita 
pelajari dari Efesus 1:19:20, yang mengatakan bahwa Kristus telah bangkit 
dari antara orang mati oleh kebesaran kuasa Allah yang melebihi segala-galanya, 
dan dari Roma 6:4, yang memberitahukan bahwa “Kristus telah 
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa.” Juga ketika Yesus 
dengan kuasa-Nya yang luar biasa mengubah air menjadi anggur, kepada 
kita dikatakan bahwa dalam melakukan mujizat itu, Ia “telah menyatakan 
kemuliaan-Nya” Yohanes 2:11. Jadi bilamana kita mengatakan bahwa bagi 
Allahlah kemuliaan, kita mengatakan bahwa semua kuasa berasal dari Dia. 
Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri karena kita “tidak berdaya”. 
Tetapi Allah itu Mahakuasa, Ia dapat dan akan menyelamatkan. Jika kita 
mengaku bahwa segala kemuliaan itu adalah milik Allah, maka kita tidak 
akan mengangan-angankan kemuliaan yang sia-sia atau menyombongkan 
diri, lalu menyangka bahwa Allah akan dimuliakan di dalam diri kita. 
“Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat 
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 
5:16. 
Pemberitaan “Injil yang kekal,” pada tahap yang terakhir yang 
mengumumkan saa penghukuman Allah sudah tiba, mengemukakan pokok 
berita. “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia” ; “dan sembahlah Dia 
yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wahyu 
14:6, 7. Jadi kita melihat bahwa surat yang dikirimkan kepada orang-orang 
Galatia, yang mengatakan, “Bagi-Nyalah kemuliaan,” adalah Injil yang kekal 
itu. Inilah sesungguhnya merupakan pekabaran untuk zaman akhir. Marilah 
kita mempelajarinya, memperhatikannya, supaya kita boleh menolong 
23
melekaskan waktu bilamana “bumi akan penuh dengan pengetahuan 
tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.” Habakuk 
2:14. 
Suatu Keadaan Yang Kritis (:6) 
Ketergesa-gesaan dengan mana rasul itu memasuki pokok 
pembicaraannya menunjukkan betapa mendesaknya masalah yang 
menyebabkan ia menulis suratnya. Rohnya seolah-olah terbakar dengan 
api, dan dengan mengambil penanya, ia menulis bagaimana hanya seorang 
saja yang dapat menulis yang merasakan dalam hatinya beban bagi jiwa-jiwa 
yang dengan cepat sedang menuju kebinasaan. 
Siapa Yang Memanggil Manusia? 
“Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya 
Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” I Korintus 1:9. “Dan Allah, sumber 
segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada 
kemuliaa-Nya yang kekal,” dan seterusnya, I Petrus 5:10. “Sebab bagi 
kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, 
yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Kisah 2:39. 
Mereka yang dekat dan mereka yang jauh, termasuk semua orang yang ada 
di dunia; oleh karenanya, Allah memanggil semua orang. Namun, tidak 
semua datang.” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu 
seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna 
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang 
memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” I Tesalonika 
5:23, 24. Tuhanlah yang memanggil manusia. 
24
Berpisah Dari Allah 
Karena saudara-saudara di Galatia sedang berpisah dari Dia yang telah 
memanggil mereka, sedangkan Tuhanlah yang memanggil mereka dengan 
kasih karunia, maka nyatalah bahwa mereka sedang bepisah dari Allah. 
Dengan demikian kita melihat bahwa bukanlah suatu masalah yang ringan 
yang menyebabkan surat ini ditulis. Saudara-saudara, Paulus berada dalam 
bahaya yang sangat besar, dan ia tidak dapat menggunakan waktu hanya 
untuk memberikan salam, tetapi harus dengan segera menuju pokok 
pembicaraan, dan mengemukankannya dengan sejelas dan selangsung 
mungkin. 
Mungkin ada baiknya apabila kita dengan sekilas memperhatikan 
suatu pendapat yang kadang-kadang muncul, yang meyatakan bahwa Paulus 
menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai orang yang telah memanggil 
saudara-saudara di Galatia, karena dari dialah mereka telah berpisah. 
Sedikit penjelasan akan meyakinkan setiap orang tentang kekeliruan 
pendapat ini. Pertama, perhatikanlah kenyataan yang ada, yang sebagian 
kecil telah dikemukakan, bahwa Allah itulah yang memanggil. Ingat juga 
bahwa Paulus sendirilah yang mengatakan bahwa kemurtadan adalah akibat 
dari usaha manusia untuk murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah 
20:30); ia, sebagai hamba Kristus, akan menjadi orang terakhir yang akan 
menarik orang kepada dirinya sendiri. Memang benar bahwa Allah 
menggunakan wakil-wakil untuk memanggil manusia, salah satunya adalah 
Paulus, tetapi bagaimanapun, Allah itulah yang memanggil. “Allah di dalam 
Kristus, mendamaikan dunia dengan Dia sendiri; kita adalah para duta bagi 
Kristus, dengan dimikian sekarang Allah memanggil manusia melalui kita 
gantinya melalui Kristus, untuk mendamaikan dengan Dia sendiri. Boleh saja 
terdapat banyak mulut, tetapi hanya ada satu suara dengan satu pekabaran. 
Adalah suatu masalah yang kecil untuk bergabung atau berpisah dari 
manusia, tetapi merupakan suatu masalah / hal yang sangat penting untuk 
25
bergabung dengan Allah. Kelihatannya banyak yang mengira bahwa kalau 
mereka sudah menjadi ”anggota yang baik” di gereja ini atau gereja itu, 
mereka sudah aman. Tetapi satu-satunya yang patut dipikirkan ialah, 
sudahkah saya bergabung dengan Allah dan berjalan di dalam kebenaran- 
Nya? Jika seseorang telah bergabung dengan Tuhan, dengan segera ia akan 
menemukan tempatnya di antara umat Allah, karena mereka yang bukan 
umat Allah tidak akan memiliki pengikut-pengikut Tuhan yang tekun dan 
bersungguh-sungguh untuk waktu yang cukup lama. Lihat Yesaya 66:5; 
Yohanes 9:22, 33, 34; 15:18-21; 16:1-3; II Timotius 3:1-5, 12. Ketika Barnabas 
pergi ke Antiokhia, ia mendesak saudara-saudara di sana agar dengan 
segenap hati “bergantung pada Tuhan.” Kisah 11:22,23. Hanya itulah yang 
dibutuhkan. Jikalau kita melakukan hal tersebut, maka kita dengan pasti 
akan bersama-sama dengan umat Allah. 
Tanpa Allah 
Mereka yang meninggalkan Allah adalah “tanpa Allah di dunia,” dalam 
arti kata bahwa mereka terpisah dari Allah. Mereka yang berada dalam 
keadaan tersebut adalah orang kafir, atau penyembah-penyembah berhala. 
Efesus 2:11, 12. Nyatalah bahwa saudara-saudara di Galatia sedang kembali 
kepada kekafiran. Suatu hal yang tidak dapat dihindarkan, karena apabila 
seorang Kristen kehilangan pegangannya pada Allah, maka mau atau tidak 
bahkan tanpa sadar ia akan jatuh kembali ke dalam kehidupan yang lama 
dari mana ia pernah diselamatkan. Setiap orang yang murtad akan kembali 
kepada kebiasaan-kebiasaannya yang tertentu yang dulu 
memperhambanya. Tidak ada keadaan di dunia ini yang lebih tidak 
berpengharapan dari pada keadaan tanpa Allah. 
26
Injil Yang Lain 
Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang 
percaya.” Roma 1:16. Allah sendiri adalah kekuatan, jadi berpisah dengan 
Allah berarti berpisah dengan Injil Kristus, yang merupakan kekuatan Allah. 
Tidak ada yang dapat disebut Injil kecuali yang memberikan keselamatan. 
Apa yang tidak dapat memberikan sesuatu yang lain kecuali maut, tidak 
dapat disebut injil. “Injil” artinya “kabar gembira”, “kabar baik” dan janji 
kematian tidak memberikan gambaran tersebut. Agar suatu doktrin palsu 
dapat diterima sebagai Injil, ia harus berpura-pura sebagai jalan kehidupan; 
bila tidak ia tidak dapat menipu manusia. Nyatalah, bahwa orang-orang 
Galatia sedang dibujuk supaya meninggalkan Allah, oleh sesuatu yang 
menjanjikan kehidupan dan keselamatan, tetapi oleh kekuatan yang bukan 
dari Allah, yaitu kekuatan mereka sendiri. Injil yang lain ini semata-mata 
adalah injil manusia. Pertanyaannya adalah, manakah Injil yang benar? 
Apakah yang dikhotbahkan Paulus? Atau yang dikemukakan oleh orang-orang 
yang lain? Itu sebabnya kita melihat bahwa surat ini haruslah 
merupakan suatu ketegasan dari hal Injil yang benar sebagaimana berbeda 
dari setiap injil yang palsu. 
Tidak Ada Injil Lain (:7) 
Sama seperti Yesus Kristus adalah satu-satunya kuasa Allah, dan tidak 
ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain Yesus, di mana 
keselamatan dapat diperoleh, begitu juga hanya ada satu Injil. “Kuasa itu 
dari Allah asalnya”, dan hanya ada pada-Nya saja. Lihat Mazmur 62:9-12. 
Suatu tiruan tidak ada artinya. Sebuah topeng bukanlah manusia. Begitulah 
injil yang lain ini, yang olehnya saudara-saudara di Galatia sedang terpikat, 
hanyalah injil yang menyelewengkan, suatu pemalsuan, suatu kepura-puraan 
dan sama sekali bukan Injil yang benar. Beberapa terjemahan 
mengemukakan ayat 6 dan 7 sebagai berikut “Aku heran, bahwa kamu 
27
begitu lekas dialihkan … dan mengikuti suatu injil lain, walaupun sebenarnya 
tidak ada injil yang lain. Tidak akan pernah ada injil yang lain, karena Allah 
itu tidak berubah. Jadi Injil yang diberitakan Paulus kepada orang-orang 
Galatia, sebagaimana juga kepada orang-orang di Korintus. –“Yesus Kristus 
dan Ia disalibkan”,-adalah Injil yang diberitakan oleh Henokh, Nuh, 
Abraham, Musa dan Yesaya.” Tentang Dialah semua nabi bersaksi bahwa 
barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa 
oleh karena nama-Nya.” Kisah 10:43. 
“Terkutuk” (:8, 9) 
Jikalau ada orang, ataupun seorang malaikat dari sorga yang 
memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang diberitakan Paulus, 
maka terkutuklah ia. Tidak ada dua standar untuk yang benar dan yang 
salah. Apa yang akan mendatangkan kutuk sekarang, sudah pasti 
menghasilkan hal yang sama lima ribu tahun yang silam. Dengan demikian 
kita mengetahui bahwa jalan keselamatan itu sungguh-sungguh sama untuk 
setiap zaman. Injil itu diberitakan kepada Abraham (Galatia 3:8), malaikat - 
malaikat diutus kepadanya; dan para nabi memberitakan Injil itu (I Petrus 
1:11, 12). Tetapi jikalau injil yang diberitakan mereka berbeda dengan yang 
diberitakan Paulus, maka mereka pastilah dikutuk. 
Mengapa orang harus dikutuk bila memberitakan injil yang lain? – 
Oleh sebeb ia adalah penyebab yang mengikat orang lain di dalam kutuk, 
dengan membawa mereka percaya bahwa keselamatan mereka ada di 
dalam apa yang diakui sebagai kuasa, tetapi yang sebenarya bukanlah kuasa. 
Karena orang-orang Galatia undur dari Allah, nyatalah bahwa mereka telah 
mempercayai kuasa manusia – Kuasa mereka sendiri – untuk keselamatan. 
Tetapi tidak ada orang dapat menyelamatkan orang lain (Mazmur 49:8), 
sebab itu, “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang 
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya jauh dari pada 
28
Tuhan.” Yeremia 17:5. Orang yang memimpin manusia ke dalam kutuk 
tentu saja ia sendiri juga mendapat kutuk. 
“Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat.” 
Ulangan 27:18. Jikalau hal ini benar untuk orang yang menyebabkan 
seorang buta secara jasmani tersesat, betapa lebih benarnya hal itu harus 
berlaku bagi orang yang menyebabkan satu jiwa tersesat kepada kebinasaan 
yang kekal! Menyesatkan orang dengan suatu pengharapan palsu terhadap 
keselamatan, membuat mereka mempercayai sesuatu yang tidak mungkin 
dapat menyelamatkan mereka adalah suatu tindakan yang paling jahat. Hal 
itu membuat manusia membangun rumah mereka di atas lubang yang tiada 
terduga dalamnya. Itulah sebabnya rasul itu dengan leluasa mengulangi 
pernyataan kutuknya. Sekali lagi kita melihat gawatnya keadaan yang 
menyebabkan surat ini ditulis. 
“Seorang Malaikat Dari Sorga” 
Tapi apakah ada suatu bahaya, suatu kemungkinan, bahwa seorang 
malaikat dari sorga akan memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil 
yang benar itu? Sudah pasti, walaupun malaikat itu bukan baru saja datang 
dari sorga. Sebab, kita membaca tentang “malaikat-malaikat yang berbuat 
dosa” II Petrus 2: 4, dan “tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, 
tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka” (Yudas 6) dan tempat 
kediaman dari mana mereka diusir dari sorga (Wahyu 12:7-9). Nah, 
“Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang 
ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan 
kebenaran.” II Korintus 11: 14, 15. Adalah malaikat-malaikat ini yang datang 
dengan mengaku bahwa mereka adalah roh-roh orang yang sudah 
meninggal, dan membawakan pekabaran yang langsung dari kerajaan di atas 
(di mana orang yang sudah meninggal sebenarnya tidak berada), dan tanpa 
kekecualian memberitakan “Injil yang lain” daripada Injil Kristus.
Waspadalah terhadap mereka. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah 
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal 
dari Allah.” I Yohanes 4:1. “Carilah pengajaran dan kesaksian; Siapa yang 
tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar. 
Yesaya 8:20. Tidak seorangpun perlu tertipu, selama ia memiliki Firman 
Allah. Sesungguhnya, tidaklah mungkin seseorang tertipu sementara ia 
memegang Firman Allah. Itu adalah terang pada jalan kita. 
Tidak Menyenangkan Manusia (:10) 
Sudah diakui oleh umat Kristen bahwa pada tiga abad pertama jemaat 
Kristen telah dipengaruhi oleh kekafiran, sehingga meskipun telah terjadi 
reformasi-reformasi, masih ada banyak pengaruh kekafiran yang tinggal. 
Inilah akibat dari usaha untuk menyenangkan manusia. Para pemimpin 
gereja mengira bahwa mereka dapat mempengaruhi orang-orang kafir 
dengan melonggarkan beberapa prinsip Injil yang ketat, dan mereka telah 
melakukan hal itu dengan akibat bahwa gereja telah diselewengkan. Cinta 
diri selalu melandasi usaha-usaha untuk berdamai dengan menyenangkan 
manusia. Para pemimpin gereja berkeinginan (seringkali tanpa kesadaran) 
untuk menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah 20:30). 
Supaya disenangi orang banyak, mereka harus mengadakan kompromi dan 
menyelewengkan kebenaran. Inilah yang telah dan sedang dilakukan di 
Galatia; manusia menyelewengkan Injil Kristus. Tetapi Paulus bukanlah dari 
golongan tersebut, ia berusaha menyenangkan Allah, dan bukan manusia. Ia 
adalah hamba Allah, dan Allah adalah satu-satunya yang perlu ia senangkan. 
Barangsiapa yang barusaha menyenangkan manusia, adalah hamba 
manusia, dan bukan hamba Allah. 
Prinsip ini adalah benar dalam setiap macam pelayanan. Para pelayan 
di rumah atau pelayan di toko yang bekerja hanya untuk menyenangkan 
manusia, tidak akan menjadi hamba-hamba yang setia, karena mereka akan 
29
melakukan pekerjaan yang baik hanya apabila mereka dilihat, tetapi akan 
meremehkan suatu tugas yang tidak dilihat oleh majikan mereka. Jadi 
Paulus menasihatkan: “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini 
dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk 
menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan 
Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap 
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa 
dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai 
upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Kolose 3:22-24. Barang 
siapa tidak mempedulikan apapun kecuali melayani dan menyenangkan 
Allah, akan menyajikan pelayanan yang terbaik kepada manusia. 
Ini adalah hal yang perlu ditekankan kepada semua orang. Para 
pekerja Kristen terutama memerlukannya. Ada suatu kecenderungan untuk 
menumpulkan ketajaman kebenaran, agar kita tidak kehilangan kebaikan 
beberapa orang kaya atau yang berpengaruh. Berapa banyak yang telah 
memerangi keyakinannya karena takut kehilangan uang atau kedudukan! 
Hendaklah kita masing-masing ingat akan hal ini: “Jikalau aku hanya 
menyenangkan manusia, maka aku tidak akan menjadi hamba Kristus.” 
Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus berlaku keras dan tidak sopan. Itu 
tidak berarti bahwa kita sesuka hati membuat orang lain tersinggung. Allah 
itu baik bagi semua orang. Ia baik kepada yang tidak berterima kasih dan 
yang cemar. Yesus bekerja melakukan kebaikan, mengucapkan kata-kata 
kasih dan penghiburan. Kita harus menjadi pemenang jiwa-jiwa, jadi dengan 
demikian harus memilih suatu pembawaan yang menawan hati tetapi kita 
harus memenangkan jiwa bagi Allah, itu sebabnya, kita harus menunjukkan 
hanya penarikan dari Dia yang mengasihi dan yang disalibkan itu. “kita 
melayani Kristus dengan membiarkan Roh-Nya mengendalikan kita. 
Siapa yang terbaik 
Memikul kuk-Nya yang ringan, merekalah yang terbaik melayani-Nya” 
30
“Bukan Dari Manusia” (:11) 
Perhatikan bagaimana surat ini menekankan kenyataan bahwa Injil 
adalah dari Allah dan bukan dari manusia. Dalam ayat pertama rasul itu 
menyatakan bahwa ia bukan diutus oleh manusia, atau mewakili manusia. 
Kembali ia mengatakan bahwa ia tidak ingin menyenangkan manusia, tetapi 
hanya Kristus dan sekarang dengan sangat jelas dikemukakan bahwa 
pekabaran yang ia bawa seluruhnya berasal dari sorga. Dari kelahiran dan 
pendidikannya ia melawan Injil itu, tetapi ketika ia dipertobatkan, hal itu 
telah terjadi dengan suara dari sorga. Bacalah cerita tentang pertobatannya 
dalam kisah 9:1-22; 22:3-16; 26:9-20. Tuhan sendiri muncul padanya di jalan 
ketika ia sedang melontarkan ancaman-ancaman pembunuhan terhadap 
umat kesucian Allah. 
Tidak ada dua orang yang akan mempunyai pengalaman pertobatan 
yang sama, namun prinsip umumnya adalah sama. Jadi, setiap orang 
seharusnya dipertobatkan sebagaimana Paulus. Pengalamannya mungkin 
tidak akan begitu menakjubkan, tetapi jika pertobatan itu tulen, itu akan 
merupakan suatu penyataan dari sorga seperti halnya dengan pengalaman 
Paulus. “Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan.” Yesaya 54:13; 
Yohanes 6:45. 
“Setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari 
Bapa, datang kepada-Ku.” “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan 
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar 
oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu 
tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan 
sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu 
tetap tinggal di dalam Dia.” 1 Yohanes 2:27. 
Jangan salah mengira bahwa hal ini meniadakan perlunya peranan 
manusia dalam pemberitaan Injil. Jikalau benar demikian, maka rasul-rasul 
akan dipersalahkan oleh diri mereka sendiri, sebab mereka adalah pekabar- 
31
pekabar Injil itu. Allah telah menetapkan rasul-rasul, nabi-nabi, guru-guru, 
dan lain-lain, di dalam gereja (I Korintus 12:28); tetapi Roh Allahlah yang 
bekerja melalui orang-orang ini. “Siapa yang diutus Allah, Dialah yang 
menyampaikan firman Allah.” Yohanes 3:34. Itulah sebabnya tidak menjadi 
soal dari siapakah seseorang pertama-tama mendengar kebenaran itu, ia 
harus menerimanya sebagai datang langsung dari sorga. Roh Kudus 
menyanggupkan mereka yang ingin melakukan kehendak Allah untuk 
mengenal kebenaran begitu mereka melihat atau mendengarnya, dan 
mereka menerimanya, bukan berdasarkan orang yang telah menyampaikan 
kebenaran itu kepada mereka, melainkan berdasarkan Allah sumber 
kebenaran itu. Kita harus yakin seperti Paulus, tentang kebenaran yang kita 
pegang dan ajarkan. Tetapi bilamana seseorang menyebut nama seorang 
pendeta yang dihormati atau nama seorang doktor teologia untuk 
membenarkan kepercayaannya, atau untuk mempengaruhi orang lain yang 
hendak ia yakinkan, kita boleh memastikan bahwa ia sendiri tidak 
memahami kebenaran yang dipegangnya itu. Ajarannya mungkin 
merupakan kebenaran, tetapi ia tidak mengetahui bagi dirinya sendiri 
bahwa hal itu adalah benar. Adalah kesempatan setiap orang untuk 
mengenal kebenaran (Yohanes 8:31, 32); dan bilamana orang memegang 
suatu kebenaran langsung dari Allah, sepuluh ribu kali sepuluh ribu nama 
yang besar yang setuju dengan kebenaran tersebut tidak menambah 
kewibawaan kebenaran itu walaupun seberat sehelai bulu sekalipun; 
sebaliknya keyakinannya tidak akan bergoncang sedikitpun jikalau setiap 
orang besar di bumi menentang kebenaran itu. Adalah suatu hal yang luar 
biasa untuk dibangun dalam kekokohan Batu Karang itu. 
Penyataan Yesus Kristus (:12) 
Perhatikan bahwa itu bukan hanya sekedar suatu penyataan dari 
Yesus Kristus, tetapi “penyataan Yesus Kristus”. Bukan hanya sekedar bahwa 
32
Kristus mengatakan sesuatu kepada Paulus tetapi bahwa Kristus 
menyatakan diri-Nya sendiri kepada Paulus, dan di dalam Dia dan Dialah 
kebenaran itu. Bahwa inilah yang dimaksudkan dapat dilihat dari ayat 16, di 
mana kita membaca bahwa Allah menyatakan Anak-Nya dalam diri Paulus, 
supaya ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Rahasia Injil ialah 
Kristus di dalam diri orang percaya, pengharapan kemuliaan. Kolose 1:25-27. 
Roh kudus adalah wakil pribadi dari Kristus. Kristus mengutus-Nya, supaya Ia 
boleh tinggal dengan kita selama-lamanya. Dunia tidak menerima-Nya, oleh 
sebab dunia tidak mengenal-Nya; “tetapi kamu mengenal Dia”, kata Kristus; 
“sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu,” Yohanes 14:16, 
17. Hanya dengan jalan demikian kebenaran Allah dapat dikenal dan 
diperkenalkan. Kristus tidak berdiri jauh-jauh lalu meletakkan prinsip-prinsip 
yang benar untuk kita ikuti; tetapi Ia menanamkan diri-Nya sendiri di 
dalam diri kita, memiliki kita manakala kita menyerahkan diri kita kepada- 
Nya, dan menyatakan kehidupan-Nya di dalam daging kita yang fana. II 
Korintus 4:11. Tanpa kehidupan ini memancarkan sinar, tidak akan ada 
pemberitaan Injil. Perhatikan bahwa Yesus dinyatakan di dalam diri Paulus, 
supaya Paulus dapat memberitakan Dia di antara orag kafir. Ia bukan saja 
memberitakan tentang Kristus, tetapi memberitakan dan menyatakan 
Kristus sendiri “bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus 
sebagai Tuhan.” II Korintus 4:5. 
Allah menunggu dan rindu menyatakaan Kristus kepada setiap 
manusia. Kita membaca tentang orang-orang “yang menindas kebenaran 
dengan kelaliman”, dan bahwa “apa yang dapat mereka ketahui tetang Allah 
nyata bagi mereka”, bahkan sebagaimana dalam segala sesuatu yang telah 
dijadikan Allah “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” telah nampak 
dengan nyata. Roma 1:18-20. Sekarang Kristus adalah kebenaran (1 
Korintus 1:24), dan ke-Ilahian Allah (Yohanes 1:1). Itulah sebabnya, 
Kristuslah sesungguhnya yang ditindas oleh orang-orang berdosa. Ia adalah 
Firman Allah yang Ilahi, yang bersemayam dalam manusia, supaya mereka 
33
dapat melakukannya. Ulangan 30:14; Roma 10:6-8. Bahwa Kristus ada di 
dalam semua orang terbukti dari kenyataan bahwa mereka hidup; tetapi Ia 
begitu diabaikan dan disembunyikan sehingga sulitlah untuk melihat Dia. 
Pada kebanyakan orang tabiat yang berlawanan dengan tabiat Kristus yang 
dinyatakan dan satu-satuya tanda bahwa Kristus masih ada ialah bahwa 
mereka hidup dan bernafas. Sesungguhnya Ia ada, menunggu dengan sabar 
untuk dinyatakan –merindukan datangnya waktu bilamana Firman Allah 
dapat bekerja tanpa rintangan dan dimuliakan, dan kehidupan Yesus dari 
Nazaret yang sempurna itu dinyatakan di dalam daging yang fana. Hal ini 
dapat terjadi pada “barang siapa yang mau”, tidak peduli betapa bedosa dan 
merosotnya keadaannya sekarang. Allah senang melakukannya sekarang; 
sebab itu berhenti melawan. 
Sejarah Pribadi (: 13) 
Dari ayat dua belas pasal pertama sampai pertengahan pasal kedua, 
kita mendapati cerita tetang sejarah pribadi, yang diceritakan untuk suatu 
maksud tertentu. Dalam pengalaman Paulus kita melihat kebenaran Injil itu, 
bagaiman ia tidak mengambil sesuatupun dari manusia, tetapi memberikan 
segala sesuatu kepadanya. Rasul ini menunjukkan bahwa segenap 
kehidupannya yang mula-mula adalah bertentangan dengan Injil. Karena ia 
mempelajari apa yang bertentangan dengan Injil itu.. Ia menentangnya 
dengan sengit. Kemudian ia bertobat ketika tidak ada orang Kristen di 
dekatnya, dan ia hampir-hampir tidak berhubungan dengan orang Kristen 
selama bertahun-tahun selanjutnya. Semua ini, walaupun telah diberitakan 
kepada orang-orang Galatia, perlu diulangi suapaya jelas bagi semua bahwa 
Paulus tidak menyampaikan kepada mereka suatu penemuan manusia yang 
lain. 
34
“Tentang Kegiatan, Menganiaya Gereja” 
Inilah yang Paulus katakan mengenai dirinya sendiri, dalam suratnya 
kepada orang-orang Filipi. Filipi 3:6. Betapa besar kegiatan yang 
diceritakannya sendiri. Ia mengatakan bahwa ia menganiaya gereja Allah 
“dengan luar biasa, dan “menyia-nyiakannya”, atau sebagaimana dalam 
terjemahan lain “membinasakannya”. Lihat Kisah 8:3. Di hadapan Agrippa 
ia berkata: “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku 
harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu 
kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak 
orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam 
kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka dihukum mati. Dalam 
rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk 
menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar 
mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.” Kisah 26:9-11. Dalam suatu 
pembicaraan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem, yang mengetahui 
kehidupannya, ia berkata, “aku telah menganiaya pengikut-pengikut jalan 
Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan 
kuserahkan ke dalam penjara.” Kisah 22:4. Hal ini dilakukannya oleh sebab 
sebagaimana yang dikatakan dalam ayat sebelumnya, ia “giat terhadap 
Allah.” Begitulah ia dipenuhi dengan semangat ini sehingga tidak ada yang 
lain yang direncanakkanya kecuali “mengancam dan membunuh” Kisah 9:1 
Tampaknya hampir tidak masuk akal bahwa ada orang yang mengaku 
berbakti kepada Allah yang benar, namun mempunyai pendapat-pendapat 
yang salah tentang Dia dengan mengira bahwa Ia merasa senang dengan 
corak pelayanan seperti itu; tetapi Saul dari Tarsus, salah seorang dari para 
penganiaya orang Kristen yang paling ganas dan tidak kenal lelah yang 
pernah hidup, dapat berkata bertahun-tahun kemudian, “sampai kepada 
hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. 
Kisah 23:1. Walaupun ia melawan bujukan-bujukan Roh (Kisah 9:5) dan 
35
berusaha mematikan keyakinan yang makin mendesaknya ketika ia 
menyaksikan kesabaran orang-orang Kristen, dan mendengarkan kesaksian-kesaksian 
mereka bagi kebenaran tatkala mereka menghadapi kematian, 
Saul sebetulnya tidak dengan sengaja melumpuhkan suara hati nuraninya. 
Sebaliknya ia sedang berusaha memelihara hati nurani yang murni, dan 
begitu dalam ia telah diindoktrinasi dengan tradisi-tradisi Farisi, sehingga ia 
merasa pasti bahwa perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang 
timbul dalam dirinya itu pastilah merupakan bujukan-bujukan roh jahat, 
yang wajib ia tindas. Jadi bujukan-bujukan Roh Allah untuk sesuatu saat 
hanya membuatnya melipat gandakan kegiatannya menentang orang-orang 
Kristen. Dari semua orang di dunia, Saul, orang Farisi yang merasa benar diri 
itu, tidak mempunyai kecenderungan apapun untuk menyukai Kekristenan. 
Namun, kegiatannya yang salah arah adalah suatu “kegiatan untuk Allah, 
dan kenyataan ini telah menjadikan dia bahan yang baik untuk diolah 
sebagai seorang pekerja Kristen. 
Kelebihan Paulus (:14) 
“Kelebihan” Paulus ialah karena kemajuannya “dalam agama Yahudi” 
yang melebihi rekan-rekannya, yaitu mereka yang sebaya dengan dia di 
antara orang-orang senegerinya. Ia memiliki semua kelebihan yang mungkin 
di dapati pada seorang pemuda Yahudi. Orang Ibrani asli (Filipi 3:5), namun 
Ia juga adalah seorang yang dilahirkan sebagai warga Negara Roma (Kisah 
22:26-28). Cekatan dan cerdas secara alamiah, ia telah memperoleh 
pendidikan dari Gamaliel salah satu doktor hukum yang paling bijaksana dan 
telah “dididik dengan teliti dalam hukum nenek moyang.” Kisah 22:3. 
Sebagai golongan yang paling teguh di atara orang-orang Yahudi, ia hidup 
sebagai orang Farisi, dan memang “seorang Farisi yang sejati, dengan 
demikian ia adalah orang yang lebih dalam hal tradisi” nenek moyangnya 
dibandingkan dengan orang lain segolongannya. Setelah menjadi dewasa ia 
36
menjadi seorang anggota dari badan tertinggi di kalangan orang Yahudi – 
Sanhedrin - sebagaimana terbukti bahwa ia memberikan suaranya (Kisah 
26:10) ketika orang-orang Kristen dijatuhi hukuman mati. Lebih daripada 
itu, ia mendapat kepercayaan dari imam besar, yang bersedia memberinya 
surat-surat perkenalan kepada semua penguasa rumah ibadah di seluruh 
negeri, dengan kekuasaan untuk menangkap dan memenjarakan orang yang 
di dapati bersalah karena “kemurtadan”. Sesungguhnya ia adalah seorang 
pemuda yang sedang menanjak, dan para penguasa Yahudi memandangnya 
dengan bangga dan penuh pengharapan, percaya bahwa ia akan banyak 
memberikan sumbangan untuk memulihkan bangsa dan agama Yahudi 
kepada kebesaran yang semula. Dari segi duniawi, terbentang masa depan 
yang gemilang di hadapan Saulus, tetapi apa yang merupakan keuntungan 
baginya, semua itu dianggapnya suatu kerugian bagi Kristus, untuk siapa ia 
telah kehilangan segala sesuatu. Filipi 3:7,8 
Tradisi Nenek Moyang, Bukan Agama Kristen 
Paulus mengatakan, “di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari 
banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang 
yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. “ Jelaslah 
bahwa “Agama Yahudi”, bukanlah agama Allah dan Yesus Kristus, tetapi 
adalah tradisi manusia. Orang-orang membuat kesalahan besar dengan 
menganggap “Agama Yahudi” sebagai agama Perjanjian Lama. Agama 
Perjanjian Lama adalah agama Yesus Kristus. Roh-Nyalah yang ada di dalam 
diri para nabi yang menggerakkan mereka untuk menyatakan Injil yang sama 
yang kemudian diberitakan para rasul. I Petrus 1:10-12. Ketika Paulus masih 
di “dalam Agama Yahudi” ia tidak percaya Perjanjian Lama, yang ia baca dan 
dengarkan dan dibaca setiap hari, sebab ia tidak mengerti tul isan itu. Jikalau 
sekiranya ia mengerti, maka ia akan percaya pada Kristus. “Sebab penduduk 
Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan 
37
menjatukan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi - 
nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Kisah 13:27 
Tradisi-tadisi nenek moyang menyebabkan pelanggaran terhadap 
hukum-hukum Allah. Matius 15:3. Allah berfirman tentang orang-orang 
Yahudi (secara keseluruhan): “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, 
padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, 
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Ayat 8:9. 
Pada hari-hari Sabat para pemimpin membaca Kita Suci di rumah-rumah 
ibadah, dan hal ini tidak salah. Yesus berkata: “Ahli -ahli taurat dan orang-orang 
Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah 
segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi jangalah kamu turuti 
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak 
melakukannya.” Matius 23:2,3. Yesus tidak pernah menyalahkan Musa dan 
tulisan-tulisannya. Ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Jikalau kamu 
percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia 
telah menulis tentang Aku.” Yohanes 5:46. Oleh sebab itu, segala sesuatu 
yang dibaca dan diperintahkan para pemimpin dari tulisan-tulisan Musa 
harus diikuti; tetapi contoh para pemimpin harus ditolak, karena mereka 
tidak menurut kitab Suci. Kristus berkata tentang mereka, “Mereka 
mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi 
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.” Matius 23:4. Ini bukanlah 
perintah-perintah Allah, karena perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (I 
Yohanes 5:3); dan tanggungan-tanggungan itu bukan dari Kristus, karena 
beban-Nya ringan (Matius 11:30). 
Kita banyak mendengar tentang “para guru yang mengajarkan ajaran 
Yahudi”, yang berusaha menyesatkan orang-orang Galatia. Dan kita 
mengatahui bahwa mereka yang mengajarkan “injil yang lain” adalah orang-orang 
Yahudi. Tetapi kita tidak boleh mengira bahwa “guru-guru yang 
mengajarkan ajaran Yahudi” ini sedang mengajarkan Alkitab atau sebagian 
38
daripadanya, atau berusaha meminta orang-orang yang baru bertobat 
mengikuti Kitab-kitab Suci yang ditulis oleh Musa. Jauh dari itu; mereka 
sedang memimpin orang-orang Galatia itu menjauh dari Alkitab, dan 
mengganti ajarannya dengan perintah-perintah manusia. Inilah yang 
membangkitkan semangat Paulus “Agama Yahudi” itu sama sekali berbeda 
dengan agama Allah, sebagaimana diajarkan dalam taurat, para nabi dan 
Mazmur. 
“Diasingkan Untuk Memberitakan Injil Allah” (: 15) 
Inilah kata-kata yang digunakan oleh Paulus untuk melukiskan dirinya 
sendiri di dalam suratnya kepada orang-orang di Roma: “Dipanggil menjadi 
rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” Roma 1:1. Jadi di sini 
ia mengatakan bahwa Allah “memilih aku sejak kandungan ibuku dan 
memanggil aku oleh kasih karunia-Nya.” Galatia 1:15. Bahwa Allah memilih 
Saul menjadi seorang rasul, sebelum Saul sendiri mengira bahwa ia harus 
menjadi seorang Kristen kelak, adalah jelas dari cerita ini. Dalam 
perjalanannya ke Damaskus, ke mana ia sedang menuju sambil mengancam 
hendak membunuh dengan membawa kekuasaan penuh untuk menagkap, 
mengikat, dan menyeret semua orang Kristen ke dalam penjara, baik pria 
maupun wanita, tiba-tiba Saul dihentikan bukan oleh tangan manusia, tetapi 
oleh kuasa kemuliaan Tuhan. Tiga hari kemudian Tuhan berfirman kepada 
Ananias, ketika menyuruhnya pergi untuk menyembukan penglihatan Saul, 
“orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada 
bangsa-bangsa lain…” Kisah 9:15 Allah menahan Saul dalam karir gilanya 
untuk menggantinya, oleh sebab Ia telah memilihnya menjadi seorang rasul. 
Jadi kita melihat bahwa bisikan-bisikan yang diperangi oleh Saul adalah 
usaha roh untuk mengalihkannya kepada pekerjaan untuk mana ia telah 
dipanggil.
Tetapi berapa lama sebelum peristiwa ini Saul telah dipilih untuk 
menjadi utusan Tuhan? – Ia sendiri mengatakan kepada kita bahwa ia 
“diasingkan” – disendirikan – sejak ia dilahirkan. Ia bukanlah orang pertama 
yang menyatakan bahwa sejak lahir ia telah di pilih untuk pekerjaannya. 
Ingat Simson, Hakim-hakim 13:2-14. Yohanes Pembaptis diberi nama, dan 
tabiatnya serta pekerjaannya telah dilukiskan, berulan-bulan sebelum 
dilahirkan. Tuhan berkata kepada Yeremia: “Sebelum Aku membentuk 
engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum 
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah 
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Yeremia 1:5. Koresy 
seorang raja kafir telah diberi nama lebih dari seratus tahun sebelum ia 
dilahirkan, dan bagiannya dalam pekerjaan Allah telah di tetapkan baginya. 
Yesaya 44:28; 45:1-4. 
Ini bukanlah catatan-catatan yang tidak mempunyai arti, melainkan 
telah ditulis dengan maksud agar kita mengetahui bahwa Allah 
mengendalikan dunia ini. Adalah benar bahwa bagi semua orang 
sebagaimana halnya bagi orang-orang Tesalonika, “Allah dari mulanya telah 
memilih” mereka “untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu 
dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” II Tesalonika 2:13. Adalah 
terserah pada setiap orang untuk menjadikan panggilan dan pilihan itu pasti. 
Dan yang “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan 
memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (I Timotius 2:3, 4), juga telah 
menetapkan “masing-masing dengan tugasnya”, (Markus 13:34). Ia yang 
membuat bagian dunia ciptaan-Nya yang tidak bernyawa bersaksi bagi Dia 
(Kisah 14:17; Roma 1:20) tentu menghendaki manusia, yang menjadi 
ciptaan-Nya yang tertinggi, rela memberikan kesaksian bagi Dia dengan cara 
yang hanya dapat dilakukan oleh manusia yang cerdas. Semua orang telah 
dipilih untuk menjadi saksi bagi Allah, dan kepada masing-masing telah 
ditetapkan pekerjaannya. Sepanjang hidup Roh bergumul dengan setiap 
orang, untuk membujuknya supaya rela digunakan dalam pekerjaan kepada 
39
mana Allah telah memanggilnya. Hanyalah Hari Penghakiman yang akan 
mengungkapkan kesempatan-kesempatan mulia apakah yang telah di sia-siakan 
oleh manusia. Saul, si penganiaya yang ganas, telah menjadi rasul 
yang besar. Siapakah yang dapat membayangkan betapa besarnya kebaikan 
yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang memegang kuasa atas 
sesamanya dan tidak menggunakan kuasa mereka untuk kejahatan jika 
mereka mau menyerahkan diri kepada pengaruh Roh? Tidak semua orang 
dapat menjadi seperti Paulus; tetapi pemikiran bahwa setiap orang, sesuai 
dengan kesanggupan yang Allah berikan kepadanya, telah dipilih dan 
dipanggil oleh Allah untuk bersaksi bagi Dia, akan memberikan suatu arti 
yang baru pada kehidupan apabila perkara-perkara ini dimengerti. 
Pengetahuan akan kebenaran ini bukan saja akan menjadikan hidup 
lebih berarti bagi kita, membuat kita berusaha untuk mengetahui kehendak 
Allah bagi kita secara pribadi, dan berserah sepenuhnya kepada-Nya supaya 
Ia dapat menggunakan kita melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan-Nya 
bagi kita, tetapi itu akan cenderung membuat kita lebih memikirkan orang 
lain, dan tidak memandang rendah yang lemah, yang kecil dan yang hina. 
Betapa indahnya, menyenangkannya dan khidmatnya pemikiran ini, 
bilamana kita melihat orang-orang bergerak, karena mereka masing-masing 
melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan oleh Allah untuk dikerjakan. 
Mereka semua adalah hamba-hamba Allah yang Mahatinggi, masing-masing 
ditetukan untuk suatu pekerjaan khusus. Itu adalah suatu kesempatan yang 
indah, dan suatu tanggung jawab yang mulia. Betapa sedikitya orang 
melakukan pekerjaan yang Allah menghendaki untuk dikerjakan! Kita harus 
sangat berhati-hati supaya tidak menghalangi-halangi siapapun dalam hal-hal 
yang kecil sekalipun, apabila ia sedang melakukan tugas yang ditetapkan 
sorga baginya. 
Hal ini yang harus kita ingat ialah bahwa Allah itulah yang memberikan 
kepada setiap orang pekerjaannya. Masing-masing harus menerima 
40
tugasnya dari Allah, dan bukan dari manusia. Oleh sebab itu kita harus 
berhati-hati dalam mendikte orang mengenai kewajibannya. Allah dapat 
menjelaskan tugas itu kepada mereka sama seperti kepada kita, dan jika 
mereka tidak mau mendengar Dia, merekapun tidak akan mau mendengar 
kita, meskipun kita dapat mengarahkan mereka ke jalan yang benar. “Orang 
yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya” (Yeremia 
10:23). Jika demikian bagaimanakah ia dapat menentukan langkah orang 
lain? 
Meminta Pertimbangan Manusia (: 16) 
“Sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”. 
Pernyataan ini dibuat dengan maksud menunjukkan bahwa rasul itu tidak 
menerima Injil dari manusia siapapun. Ia melihat Kristus dan menerima-Nya 
kemudian ia pergi ke Arabia, lalu kembali ke Damaskus dan baru setelah 
genap tiga tahun sejak pertobatannya ia pergi ke Yerusalem, dimana Ia 
tinggal hanya lima belas hari dan hanya bertemu dengan dua rasul. 
Lagipula, umat percaya takut kepadanya, dan pada mulanya tidak percaya 
bahwa ia sudah menjadi seorang murid, jadi nyatalah bahwa ia tidak 
menerima Injil itu dari manusia yang manapun. 
Banyak yang dapat dijadikan pelajaran dari hal Paulus yang tidak 
meminta pertimbangan manusia. Ia tidak perlu melakukan hal ini sebab 
yang telah ia terima adalah sabda dari Tuhan langsung; tetapi apa yang 
dialami Paulus bukanlah sesuatu yang pada umumnya terjadi. Sebagai 
penjelasan, orang membaca sesuatu dalam Alkitab lalu meminta pendapat 
orang lain sebelum ia berani mempercayainya. Apabila tidak ada 
seorangpun di antara sahabat-sahabatnya yang mempercayainya, iapun 
tidak berani menerimanya. Bila pendetanya atau salah satu komentar tidak 
sependapat dengannya, lenyaplah apa yang telah dibacanya itu sehingga 
pendapat manusia telah menang atas kuasa kerja Roh dan Firman. 
41
Atau, ada kemungkian perintah itu sudah begitu jelas sehingga tidak 
ada alasan yang wajar untuk menanyakan kepada seseorang apa artinya. 
Pertanyaannya ialah, dapatkah saya melakukannya? Tidakkah hal itu 
menuntut pengorbanan yang besar? Dalam hal ini, manusia yang paling 
berbahaya yang dapat dimintai pertimbangan adalah dirinya sendiri. 
Tidaklah cukup hanya tidak bergantung pada orang lain; dalam soal 
kebenaran orang perlu tidak bergantung pada dirinya sendiri. “Percayalah 
kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada 
pengertianmu sendiri.” Amsal 3:5. “Siapa percaya kepada hatinya sendiri 
adalah orang bebal.” Amsal 28:26. 
Seorang “bapa agama” adalah seorang yang dianggap menduduki 
tempat sebagai penasihat yang sebenarnya adalah hak Allah saja. Orang 
yang membuat dirinya sendiri menjadi seorang “bapa agama”, dengan 
mengikuti pertimbangannya sendiri, adalah sama buruknya dengan orang 
yang mendikte orang lain; bahkan lebih besar kemungkinannya ia menjadi 
tersesat dibandingkan dengan apabila ia mengikuti seorang “bapa agama” 
selain dirinya sendiri. Sesungguhnya kita tidak memerlukan seorang “bapa 
agama” karena kita memiliki Firman Allah. Bilamana Allah berfirman, adalah 
bijaksana untuk segera mematuhinya, tanpa meminta nasihat dari hatinya 
sendiri sekalipun. Nama Tuhan adalah “Penasihat” (Yesaya 9:6), dan Ia 
adalah “penasihat ajaib”. Dengarlah Dia! “Ia akan menjadi Penuntun kita 
selama-lamanya.” 
“Dengan Segera” 
Perhatikan perkataan itu. Paulus tidak berhenti untuk berunding. Ia 
tidak menyia-nyiakan waktu. Ia mengira bahwa ia sedang melayani Allah 
ketika ia menganiaya gereja, dan pada saat ia menyadari kesalahannya 
iapun segera berbalik. Ketika ia melihat Yesus dari Nazaret, ia mengenal - 
Nya sebagai Tuhannya, dan dengan segera berseru, “Tuhan, apakah yang 
42
Kau kehendaki aku perbuat?” Ia siap untuk segera dipekerjakan dengan cara 
yang benar. Itu adalah teladan yang patut dipikirkan. Seyogianya setiap 
orang dapat dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku bersegera dan tidak 
berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.” Mazmur 
119:60. “Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau 
melapangkan hatiku.” Ayat 32. 
Kafir – Bangsa-Bangsa di Luar Umat Allah 
Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus dinyatakan di dalam 
dirinya agar ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Dalam 
terjemahan yang lain kita menemukan perkataan “Bangsa-Bangsa Lain” yang 
digunakan gantinya “Kafir”. Tidak ada bedanya. Kedua perkataan itu 
digunakan secara bergantian dalam Alkitab bahasa Inggris, karena di mana 
saja kata-kata itu ditemukan, kata-kata itu diterjemahkan dari hanya satu 
kata bahasa Yunani, atau kalau itu di dalam Perjanjian Lama, dari kata 
bahasa Ibraninya. Mari kita perhatikan beberapa contoh. 
Dalam I Korintus 12:2 kita membaca, “Kamu, tahu bahwa pada waktu 
kamu masih belum mengenal Allah, (yaitu masih kafir) kamu tanpa berpikir 
ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.” Ini berasal dari kata yang 
digunakan untuk “kafir”, dan ayat itu sendiri menunjukkan bahwa kafir 
adalah penyembah berhala. Perhatikan bahwa orang-orang Korintus 
“adalah kafir”; mereka berhenti menyembah berhala ketika menjadi orang-orang 
Kristen. 
Efesus 2:11, 12 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu – sebagai 
orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak 
bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah 
yang dikerjakan oleh tangan manusia; bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, 
tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam 
43
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di 
dalam dunia.” Sesungguhnya, menjadi seorang Kafir adalah berada dalam 
keadaan yang tidak perlu dicemburui. 
Kita diberi tahu bahwa “sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya 
kepada bangasa-bangsa lain yaitu dengan memilih suatu umat dari antara 
mereka bagi nama-Nya.” Kisah 15:14. Dan Yakobus meunjuk kepada orang-orang 
percaya di Antiokhia dan di mana saja sebagai orang-orang yang “dari 
antar bangsa-bangsa lain berpaling kepada Allah”. Umat Allah diambil dari 
antara orag-orag kafir. Tetapi setelah dikeluarkan, mereka berhenti menjadi 
orang kafir. Abraham, nenek moyang Israel, diambil dari antara orang-rang 
kafir, (Yosua 24:2), sehingga seluruh Israel telah diambil dari antara orang-orang 
kafir. Dengan demikian “seluruh Israel akan diselamatkan” apabila 
segenap jumlah orang-orang kafir sudah masuk. Roma 11:25, 26. 
Di dalam Mazmur 2:1-3 kita boleh membaca dengan sah, “mengapa 
rusuh bangsa-bangsa (yaitu kafir), mengapa suku-suku bangsa mereka-reka 
perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembersar 
bermufakat bersama-sama (melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya (yaitu 
melawan Kristus, karena Kristus artinya “yang diurapi”), sambil mengatakan, 
marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali 
mereka daripada kita.” Betapa sering kita melihat hal ini digenapi oleh 
orang-orang yang dengan nada kemenangan berseru: “Tunjukkan kepadaku 
dimana orang-orang kafir diperintahkan untuk memelihara sepuluh hukum!” 
Ini berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang 
kafir, dan dengan berpikir demikian berharap dapat membuang hukum-hukum 
Allah dari mereka. Orang-orang ini tidak menempatkan diri mereka 
dalam golongan yang terhormat. Memang benar bahwa orang-orang kafir 
tidak diperintahkan untuk memelihara hukum-hukum itu, karena hal 
tersebut tidaklah mungkin. Tetapi setelah mereka menerima Kristus dan 
hukum roh kehidupan di dalam Dia, mereka berhenti menjadi orang kafir. 
44
Betapa besarnya keinginan Allah untuk menyelamatkan orang-orang dari 
keadaan mereka yang kafir itu ditunjukkan-Nya dengan mengutus rasul 
Paulus (belum lagi Kristus) untuk membawa mereka kepada-Nya sendiri. 
Seorang Nabi Bagi Orang-Orang Kafir 
Sehubungan dengan hal ini patutlah diperhatikan bahwa Allah sangat 
merindukan pertobatan orang-orang kafir tiga ribu tahun yang lalu 
sebagaimana kerinduan-Nya sekarang. Injil diberitakan kepada mereka 
sebelum kedatangan Kristus yang pertama kali, dan juga sesudahnya. 
Paulus bukanlah orang pertama yang memberitakan Injil kepada orang kafir 
sesudah Kristus, walaupun ia khususnya diutus kepada mereka. Ia dikenal 
sebagai rasul kepada orang kafir, namun ke mana saja ia pergi mula-mula ia 
memberitakan Injil itu kepada orang-orang Yahudi, selama mereka mau 
mendengarkannya. Demikian juga keadannya sebelum Kristus. Melalui 
banyak wakil-wakil-Nya, Allah memperkenalkan diri-Nya sendiri di antara 
bangsa-bangsa kafir, atau yang menyembah berhala. Dalam Yeremia 1:5, 
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal 
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku menguduskan 
engaku, Aku menetapkan engaku menjadi nabi bagi bangsa-bangsa”, kata 
Ibrani dari mana perkataan “bangsa-bangsa” diterjemahkan adalah kata 
yang sama yang biasanya diterjemahkan “kafir”. “Mengapa rusuh bangsa - 
bangsa?” Mazmur 2:1 “Maklumkanlah hal ini di antara bangsa -bangsa: 
Bersiaplah untuk peperangan,”… “Bergeraklah dan datanglah hai segala 
bangsa dari segenap penjuru.” Yoel 3:9-11. Perkataan “kafir” dan “bangsa 
lain” dalam ayat-ayat ini adalah sama dengan perkataan “bangsa-bangsa”, 
dalam Yeremia 1:5. Ini dapat di lihat dengan membandingkan beberapa 
terjemahan. Jadi Tuhan mengatakan kepada Yeremia, “Aku menguduskan 
engkau. Aku menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (yaitu 
kafir)”. Biarlah tidak ada orang yang mengatakan bahwa Allah pernah 
45
membatasi kebenaran-Nya kepada suatu bangsa saja, apakah orang Yahudi 
atau kafir. “Tidak ada perbedaan antara orang Yahud i dan orang Yunani; 
karena Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua 
orang yang beseru kepada-Nya.” Roma 10:12 
Yang Baru Bertobat Berkhotbah 
Segera setelah Paulus bertobat, “ketika itu juga ia memberitahukan 
Yesus dirumah-rumah ibadat. “ Kisah 9:20. Bukankah ajaib bahwa ia dengan 
sekejap mata sanggup berkhotbah dengan begitu berkuasa? – Memang 
demikian, sama ajaibnya dengan setiap orang yang dapat memberitakan 
Kristus. Bahwa ada orang yang dapat memberitakan Kristus dalam 
kebenaran yang sesungguhnya, merupakan suatu rahasia yang sama dengan 
rahasia penjelmaan Kristus. Tetapi janganlah ada yang menyangka bahwa 
Paulus memperoleh pengetahuannya dengan tiba-tiba tanpa belajar. Ingat 
bahwa selama hidupnya ia adalah seorang pelajar Kitab Suci yang rajin. 
Bukanlah suatu hal yang luar biasa bagi seorang nabi untuk menghafal 
sebagian besar atau segenap Kitab Suci Ibrani, dan kita boleh yakin bahwa 
Paulus, yang lebih maju dari pada orang lain yang sebaya dengan dia, 
mengenal perkataan-perkataan Kitab Suci sama seperti seorang murid yang 
cerdas memahami daftar perkalian. Tetapi pikirannya dibutakan oleh 
tradisi-tradisi nenek moyang yang secara bersamaan sudah ditanamkan ke 
dalam dirinya. Kebutaan yang menimpa dirinya ketika cahaya bersinar 
kepadanya dalam perjalanan ke Damaskus, hanyalah merupakan gambaran 
kebutaan pikirannya, dan selaput yang seolah-olah gugur dari matanya 
ketika Ananias berbicara kepadanya, menunjukkan Firman di dalam dirinya, 
dan tersingkirnya kegelapan tradisi. Masalah Paulus sangat berbeda dengan 
masalah seorang yang baru bertobat yang tidak pernah membaca atau 
mempelajari Alkitab. Sesungguhnya orang seperti itu, dapat menceritakan 
apa yang Kristus telah lakukan baginya, dan dengan demikian melakukan 
46
banyak kebaikan; tetapi ia perlu banyak mempelajari Kitab Suci agar 
sanggup menunjukkan kepada manusia jalan kehidupan dengan sempurna, 
dan menuntun mereka pada jalan kebenaran. 
Paulus di Arabia (:17) 
Banyak yang mengira bahwa ketika di negeri Arab, Paulus 
memperoleh penyataan-penyataan yang ajaib itu, dan dibawa ke sorga, di 
mana ia mendengar “perkataan-perkataan yang tidak boleh diucapkan oleh 
manusia”. Boleh jadi demikin, walaupun hal itu tidak berarti bawa khayal - 
khayal tentang perkara-perkara sorgawi hanya diperoleh waktu itu saja. 
Selama hidupnya sebagai rasul, ia memiliki persekutuan yang erat dengan 
sorga, dan kita yakin bahwa “khayal-khayal sorgawi” tidak pernah 
disembunyikan dari penglihatannya. Begitu juga kita boleh yakin bahwa ia 
tidak menggunakan semua waktunya yang berbulan-bulan di Arabia hanya 
untuk belajar dan merenung sebab memberitakan Injil adalah pekerjaannya. 
Tadinya ia adalah seorang penganiaya yang keras, dan karena kasih karunia 
Allah yang diterimanya itu begitu limpah, ia menghitung semua waktu 
terbuang apabila ia tidak menyatakan kasih karunia itu kepada orang lain, 
dengan merasa, “celakalah aku, jika aku tidak memberitaka Injil itu”. Segera 
setelah ia bertobat dan sebelum ia pergi ke Arabia; ia membertakan Yesus 
dirumah-rumah ibadat di Damaskus; jadi wajarlah untuk menarik 
kesimpulan bahwa ia juga memberikan Injil kepada orang-orang Arab. Di 
sana ia dapat memberitakan Injil tanpa adanya perlawanan yang selalu 
diterimanya bilamana berada di antara orang Yahudi, dan itulah sebabnya 
pekerjaannya tidak begitu menyita waktu renungannya tentang dunia baru 
yang sekarang terbuka dihadapannya.
Si Penganiaya Berkhotbah (:23) 
Sesungguhnya adalah ajaib mendengar bahwa “ia yang tadinya 
menganiaya kita sekarang memberitakan iman yang ia tadinya hendak 
binasakan.” Sehubungan dengan masalah Saul dari Tarsus, biarlah tidak 
seorangpun yang akan menganggap bahwa orang-orang yang menentang 
Injil tidak dapat diperbaiki. Mereka yang menentang harus diberi petujuk 
dengan lemah lembut, siapa tahu Allah akan memberi mereka pertobatan 
untuk mengakui kebenaran itu? Orang mungkin berkata tentang Paulus, ia 
memiliki terang sejelas dengan setiap orang dapat miliki. Ia memiliki setiap 
kesempatan; ia bukan saja mendengar kesaksian Stefanus yang diilhamkan, 
tetapi juga kesaksian orang-orang sahid pada saat hendak menemui ajal 
mereka; ia adalah orang malang yang keras, dari siapa tidak dapat 
diharapkan suatu kebaikan. Namun Paulus telah menjadi pemberita Injil 
yang terbesar, sama halnya seperti tadinya ia adalah penganiaya yang paling 
sengit. Adakah seorang penentang yang bengis? Janganlah bermusuhan 
dengan dia, dan jangan melawannya. Biarlah ia mengalami semua 
kepahitan dan pergumulan dengan dirinya sendiri, sementara engkau 
berpegang pada Firman Allah dan pada doa. Mungkin tidak akan lama 
sebelum Allah yang kini dihujatnya akan dimuliakan dalam dirinya. 
Memuliakan Allah (:24) 
“Dan mereka memuliakan Allah karena aku.”Betapa bedanya masalah 
Paulus dengan mereka kepada siapa ia berkata, “Sebab karena kamulah 
nama Allah di hujat di antara bangsa-bangsa” (Roma 2:24)! Setiap orang 
yang mengaku menjadi pengikut Allah harus menjadi alat yang akan 
membawa kemuliaan bagi nama-Nya, namun banyak yang akan 
menyebabkan nama itu dihujat; dan menyebabkan nama Allah dihujat 
karena kita adalah sama buruknya seperti kita dengan nyata-nyata menjadi 
47
penghujat-penghujat itu sendiri. Bagaimanakah kita dapat menyebabkan 
nama-Nya dimuliakan? – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di 
depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan 
memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16 
Rekapitulasi/Ikhtisar 
Sekarang mari kita melihat sejenak kepada pasal ini secara 
keseluruhan. Ucapan salam yang mencakup lima ayat pertama 
memperkenalkan kepada kita nama dan panggilan si penulis surat, dan 
kewibawaannya. Secara sepintas juga diungkapkan kenyataan bahwa 
Kristus adalah Ilahi. Suatu doa pemberkatan diucapkan dari Allah Bapa, dan 
Yesus Kristus. Kristus menyerahkan diri-Nya untuk dosa kita – membelinya – 
supaya dapat melepaskan kita dari dunia yang jahat sekarang ini. Dosa 
kitalah yang merupakan dunia yang jahat sekarang ini. Dosa kita adalah 
milik Kristus, bukan milik kita, sehingga dengan kuasa kematian dan 
kebangkitan-Nya, di mana Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita, 
kita dapat dihindarkan dari dosa-dosa itu. Adalah kehendak Allah untuk 
menyelamatkan kita, sehingga tidak ada lagi keragu-raguan tentang 
penerimaan kita. Allahlah yang memiliki kemuliaan oleh sebab itu kerajaan 
dan kuasa adalah milik-Nya. 
Dua ayat berikutnya menunjukkan kepada kita keadaan gereja-gerja di 
Galatia pada waktu surat ini ditulis, dan dengan demikian menyatakan 
kepada kita mengapa surat ini ditulis. Mereka sedang berpisah dari Allah, 
karena disesatkan oleh beberapa orang yang menyelewengkan Injil Kristus, 
memberitakan injil yang palsu gantinya Injil satu-satunya yang merupakan 
kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang percaya. Keheranan 
perkara ini adalah sama dengan yang dinyatakan dalam Yeremia 2:12, 13: 
“Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan 
sangat, demikianlah firman Tuhan, sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat, 
48
mereka meninggikan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam 
bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan 
air.” 
Kemudian dalam dua ayat berikutnya (8,9) kita menemukan kutuk 
yang dinyatakan kepada setiap orang, bahkan kepada rasul itu sendiri, atau 
malaikat dari sorga, yang berani mengajarkan suatu injil lain dari pada yang 
ia beritakan. Hal itu menunjukkan gawatnya perkara yang sedang dihadapi. 
Saudara-saudara di Galatia ditempatkan di bawah kutuk oleh para penginjil 
sial yang memberitakan injil palsu. 
Selanjutnya dalam ayat 10-12, rasul itu menunjukkan dirinya sendiri 
sebagai hamba Kristus, oleh sebab ia berusaha hanya menyenangkan Allah, 
bukan manusia. Para penginjil yang menyesatkan jiwa manusia, akan 
memberitakan hal-hal yang menyenangkan – hal-hal yang cocok dengan 
sifat manusia – untuk menarik murid-murid datang kepada mereka; Paulus 
hanya memberitakan kebenaran Allah yang terus terang, yang tidak 
diterimanya dari manusia siapapun, melainkan langsung dari sorga. 
Akhirnya kita menemukan permulaan dari suatu cerita pendek 
mengenai pengalaman pribadi, yang dilanjutkan sampai lebih dari setengah 
pasal yang kedua. Di sini Paulus menceritakan mengenai kehidupannya 
sebelum pertobatannya, ketika ia menganiaya gereja; menyebutkan 
pertobatannya, yang merupakan pernyataan Kristus di dalam dirinya, 
memberitahukan mengapa ia dipanggil, dan betapa segeranya ia menjawab 
panggilan itu, dan akhirnya menyatakan bagaimana ia tidak mendapat 
kesempatan, kalaupun ia menginginkan hal itu, untuk memperoleh Injil dari 
para rasul dan saudara-saudara yang telah menjadi orang-orang percaya 
sebelum dia, sebab ia tidak mempunyai hubungan dengan mereka selama 
bertahun-tahun setelah ia bertobat. Perkara ini akan menjadi lebih jelas 
bilamana kita melanjutkan pelajaran kita. 
49

More Related Content

What's hot

Teori berkhotbah
Teori berkhotbahTeori berkhotbah
Teori berkhotbahHarley Woy
 
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)Johan Setiawan
 
Vatican II
Vatican IIVatican II
Vatican IIBach Hop
 
Seminar hewan haram dan halal revised (2)
Seminar hewan haram dan halal revised (2)Seminar hewan haram dan halal revised (2)
Seminar hewan haram dan halal revised (2)David Syahputra
 
Makalah Tentang Roh Kudus
Makalah  Tentang  Roh KudusMakalah  Tentang  Roh Kudus
Makalah Tentang Roh Kudussalmonkabak
 
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenSABDA
 
Baptism
BaptismBaptism
BaptismGrassy
 
Petrine periodrel8
Petrine periodrel8Petrine periodrel8
Petrine periodrel8MrsSevCTK
 
Sakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptSakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptDinarDorotea
 
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10Adam Hiola
 
Christology debates
Christology debatesChristology debates
Christology debatestgmiddleton
 

What's hot (20)

Teori berkhotbah
Teori berkhotbahTeori berkhotbah
Teori berkhotbah
 
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
The Master Plan of Evangelism (Robert E. Coleman)
 
Foundation of Catechesis
Foundation of CatechesisFoundation of Catechesis
Foundation of Catechesis
 
Vatican II
Vatican IIVatican II
Vatican II
 
Seminar hewan haram dan halal revised (2)
Seminar hewan haram dan halal revised (2)Seminar hewan haram dan halal revised (2)
Seminar hewan haram dan halal revised (2)
 
THE SACRAMENT OF BAPTISM
THE SACRAMENT OF BAPTISMTHE SACRAMENT OF BAPTISM
THE SACRAMENT OF BAPTISM
 
the trinity
the trinitythe trinity
the trinity
 
tanggung jawab berhenti disini
tanggung jawab berhenti disini   tanggung jawab berhenti disini
tanggung jawab berhenti disini
 
Grow-Your-Church.pptx
Grow-Your-Church.pptxGrow-Your-Church.pptx
Grow-Your-Church.pptx
 
Makalah Tentang Roh Kudus
Makalah  Tentang  Roh KudusMakalah  Tentang  Roh Kudus
Makalah Tentang Roh Kudus
 
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
 
Baptism
BaptismBaptism
Baptism
 
Petrine periodrel8
Petrine periodrel8Petrine periodrel8
Petrine periodrel8
 
Sakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptSakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.ppt
 
Dogmatika
Dogmatika Dogmatika
Dogmatika
 
Discipleship 101
Discipleship 101Discipleship 101
Discipleship 101
 
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2023 - Pelajaran 10
 
Jangan Lupa Getsemani
Jangan Lupa GetsemaniJangan Lupa Getsemani
Jangan Lupa Getsemani
 
Hatiku Rumah Kristus
Hatiku Rumah KristusHatiku Rumah Kristus
Hatiku Rumah Kristus
 
Christology debates
Christology debatesChristology debates
Christology debates
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Sanitarium SOP (indo rev. 16.6)
Sanitarium SOP (indo rev. 16.6)Sanitarium SOP (indo rev. 16.6)
Sanitarium SOP (indo rev. 16.6)
 
Memaknai Baptisan
Memaknai BaptisanMemaknai Baptisan
Memaknai Baptisan
 
Khotbah ke 12 A. T. Jones (GC session 1893)
Khotbah ke 12 A. T. Jones (GC session 1893)Khotbah ke 12 A. T. Jones (GC session 1893)
Khotbah ke 12 A. T. Jones (GC session 1893)
 
Tiga Sabat
Tiga SabatTiga Sabat
Tiga Sabat
 
Seri Reformasi - Musik Sakral
Seri Reformasi - Musik SakralSeri Reformasi - Musik Sakral
Seri Reformasi - Musik Sakral
 
Injil kekal dalam kitab wahyu 14:6 by Danny Kastanya
Injil kekal dalam kitab wahyu 14:6 by Danny KastanyaInjil kekal dalam kitab wahyu 14:6 by Danny Kastanya
Injil kekal dalam kitab wahyu 14:6 by Danny Kastanya
 
Antikristus 42 bulan
Antikristus 42 bulanAntikristus 42 bulan
Antikristus 42 bulan
 
The Science of Love
The Science of LoveThe Science of Love
The Science of Love
 
Xi gunawan bhs
Xi gunawan bhsXi gunawan bhs
Xi gunawan bhs
 
the Last message of mercy
the Last message of mercythe Last message of mercy
the Last message of mercy
 
Alfa dan Omega
Alfa dan OmegaAlfa dan Omega
Alfa dan Omega
 
Ibadah keluarga dalam roh dan kebenaran
Ibadah keluarga dalam roh dan kebenaranIbadah keluarga dalam roh dan kebenaran
Ibadah keluarga dalam roh dan kebenaran
 
Pesan 3 Malaikat
Pesan 3 MalaikatPesan 3 Malaikat
Pesan 3 Malaikat
 
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhsIntisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
Intisari pl 1 ringkasan (FULL EDITION) nrhs
 
Makalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorikaMakalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorika
 
MATERI PELATIHAN KOMUNITAS MESSIANIK
MATERI PELATIHAN KOMUNITAS MESSIANIKMATERI PELATIHAN KOMUNITAS MESSIANIK
MATERI PELATIHAN KOMUNITAS MESSIANIK
 
Hermeneutika ready to show
Hermeneutika ready to showHermeneutika ready to show
Hermeneutika ready to show
 
The best of me
The best of meThe best of me
The best of me
 
Bolehkah makan makan maka nan yang dipersembahkan kepada berhala
Bolehkah makan makan maka nan yang dipersembahkan kepada berhalaBolehkah makan makan maka nan yang dipersembahkan kepada berhala
Bolehkah makan makan maka nan yang dipersembahkan kepada berhala
 
Personalisasi
PersonalisasiPersonalisasi
Personalisasi
 

Similar to Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?
Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?
Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?gmahkjerusalem
 
12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf
12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf
12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdfgerejatambran
 
Teks Misa Hr pembaptisan tuhan c (9-10 jan 2016)
Teks Misa Hr pembaptisan tuhan   c (9-10 jan 2016)Teks Misa Hr pembaptisan tuhan   c (9-10 jan 2016)
Teks Misa Hr pembaptisan tuhan c (9-10 jan 2016)karangpanas
 
Pengakuan Iman Rasuli Syahadat para Rasul
Pengakuan Iman Rasuli Syahadat para RasulPengakuan Iman Rasuli Syahadat para Rasul
Pengakuan Iman Rasuli Syahadat para Rasulsuitbertusmarsanto1
 
Jumat Agung, 15 April 2022.pdf
Jumat Agung, 15 April  2022.pdfJumat Agung, 15 April  2022.pdf
Jumat Agung, 15 April 2022.pdfNyomanSupartha
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran Tiga
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran TigaSekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran Tiga
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran TigaAdam Hiola
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivtomisibarani
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13Adam Hiola
 
Katolik_Perayaan Krisma
Katolik_Perayaan KrismaKatolik_Perayaan Krisma
Katolik_Perayaan KrismaLusius Sinurat
 
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)aldimbuik
 
Pelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayani
Pelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayaniPelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayani
Pelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayaniDavid Syahputra
 
Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi Chatarina Pantja W
 
Multiply april for view
Multiply april for viewMultiply april for view
Multiply april for viewaudhie senas
 

Similar to Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner) (20)

Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?
Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?
Haruskah Seluruh Dunia Mendengar ?
 
Paper roh kudus dan misi
Paper roh kudus dan misiPaper roh kudus dan misi
Paper roh kudus dan misi
 
12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf
12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf
12 Okt 2022 murnikan diri untuk menjalankan panggilan dengan tulus.pdf
 
Teks Misa Hr pembaptisan tuhan c (9-10 jan 2016)
Teks Misa Hr pembaptisan tuhan   c (9-10 jan 2016)Teks Misa Hr pembaptisan tuhan   c (9-10 jan 2016)
Teks Misa Hr pembaptisan tuhan c (9-10 jan 2016)
 
Pengakuan Iman Rasuli Syahadat para Rasul
Pengakuan Iman Rasuli Syahadat para RasulPengakuan Iman Rasuli Syahadat para Rasul
Pengakuan Iman Rasuli Syahadat para Rasul
 
Jumat Agung, 15 April 2022.pdf
Jumat Agung, 15 April  2022.pdfJumat Agung, 15 April  2022.pdf
Jumat Agung, 15 April 2022.pdf
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran Tiga
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran TigaSekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran Tiga
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran Tiga
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Gereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu BaruGereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu Baru
 
Wawancara xiii
Wawancara xiiiWawancara xiii
Wawancara xiii
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Upacara Malam Vigili
Upacara Malam VigiliUpacara Malam Vigili
Upacara Malam Vigili
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 13
 
Katolik_Perayaan Krisma
Katolik_Perayaan KrismaKatolik_Perayaan Krisma
Katolik_Perayaan Krisma
 
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
 
Pelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayani
Pelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayaniPelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayani
Pelajaran sekolah sabat ke 4 bersaksi dan melayani
 
Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi Misi Evangelisasi, Introduksi
Misi Evangelisasi, Introduksi
 
misi kita
misi kitamisi kita
misi kita
 
Multiply april for view
Multiply april for viewMultiply april for view
Multiply april for view
 

Recently uploaded

Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxMarto Marbun
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...RobertusLolok1
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 

Recently uploaded (8)

Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 

Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

  • 1. Glad Tidings Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah menyampaikan suatu pekabaran yang indah kepada umat-Nya melalui pendeta E.J. Waggoner dan A.T. Jones. Pekabaran ini harus disampaikan lebih tegas kepada dunia Juruselamat yang ditinggikan itu, korban untuk seluruh dunia. Pekabaran itu menyajikan pembenaran melalui iman dalam kepastian; pekabaran itu menghimbau orang banyak untuk menerima kebenaran Kristus, yang dinyatakan dalam penurutan terhadap semua hukum Allah. Banyak yang telah kehilangan pandangan terhadap Kristus. Mereka perlu mengarahkan mata mereka kepada pribadi Ilahi-Nya, jasa-jasa-Nya dan kasih-Nya yang tak pernah berubah untuk keluarga manusia. Segala kuasa telah diberikan ke dalam tangan-Nya, supaya Ia dapat membagikan karunia yang limpah kepada manusia, memberikan karunia yang tak ternilai dari kebenaran-Nya sendiri kepada manusia yang tak berdaya. Inilah pekabaran yang diperintahkan Allah untuk di berikan kepada dunia. Itu adalah pekabaran malaikat ketiga yang harus diberitakan dengan suara nyaring dan disertai dengan pencurahan Roh Kudus dengan sebesar-besarnya. TM 91 E.G.WHITE
  • 2. PENTINGNYA PEKABARAN 1888 OLEH E.G.WHITE Apakah pekabaran yang harus diberitakan pada zaman ini?-itu adalah pekabaran malaikat yang ketiga. Tetapi terang yang akan menerangi bumi dengan kemuliaan-Nya telah diremehkan oleh beberapa orang yang mengaku percaya akan kebenaran masa kini. Hati-hatilah bagaimana engkau memperlakukannya. Nasihat Pada Pendeta dan Pelayan Injil hal 82 Pekabaran malaikat yang ketiga tidak akan dipahami, terang yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya akan disebut terang palsu oleh mereka yang menolak untuk berjalan di dalam kemuliaannya yang terus maju. RH 27 May 1890 Beberapa orang telah menulis surat kepada saya apakah pekabaran tentang Pembenaran Oleh Iman itu adalah pekabaran malaikat yang ketiga, dan saya sudah menjawabnya,”itulah pekabaran malaikat ketiga yang sebenarnya.” 1SM 372 Pembenaran Oleh Iman adalah pekerjaan Allah yang menurunkan kemuliaan manusia kedalam debu tanah, dan melakukan kepada manusia suatu hal yang tidak dapat dibuat oleh manusia itu untuk dirinya sendiri. Pada saat manusia melihat ketidak-berdayaannya, maka mereka telah siap untuk dikenakan dengan kebenaran Kristus. FLB 111. Oh! sekiranya semua dapat melihat bahwa segala sesuatu penurutan, pujian,ucapan syukur kita harus diletakkan pada api kebenaran Kristus, kalau tidak semuanya tidak akan ada artinya di hadapan Allah. 1SM 344 Dari semua yang mengaku Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh haruslah menjadi yang nomor satu dalam meninggikan Kristus dihadapan dunia. Pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga memerlukan penyajian tentang kebenaran sabat. Kebenaran ini, dengan lain-lain yang termasuk dalam pekabaran harus diberitakan; tetapi pusat perhatian yang besar, Yesus Kristus tidak boleh ditinggalkan. Di Salib Kristus terdapat Rahmat dan
  • 3. Kebenaran bertemu bersama-sama, dan kebenaran serta damai sejahtera bercium-ciuman. Orang berdosa harus dituntun untuk memandang ke Golgota; dengan iman sederhana seorang anak kecil ia harus percaya dalam jasa-jasa Kristus, menerima kebenaran-Nya, percaya akan Rahmat-Nya. Pelayan Injil hal 138 Kristus yang disalibkan, Kristus yang bangkit, Kristus yang naik ke Surga, Kristus yang datang kembali, yang begitu lembut, yang menggembirakan, itulah yang mengisi pikiran pendeta sehingga ia akan menyajikan kebenaran ini kepada orang banyak dengan kesungguhan dan kasih yang amat mendalam. Pelayan Injil hal 141 Hendaklah Ilmu Keselamatan itu menjadi beban setiap khotbah, tema setiap nyanyian. Hendaklah itu dicurahkan dalam setiap permohonan. Jangan bawa sesuatu dalam pemberitaanmu kecuali Kristus, hikmat dan kuasa Allah. Pelayan Injil hal 141 Hanya ada satu jalan yang menuntun dari kegelapan ke atas kepada terang sampai jalan itu menyentuh takhta Allah, – jalan iman. Jalan ini bukan gelap dan tidak pasti; itu bukanlah jalan pikiran-pikiran yang fana, bukan jalan yang dibuat oleh tangan manusia, dimana bebas hambatan berasal dari setiap orang yang mengadakan perjalanan. Jalan masuk kedalamnya tidak dapat diperoleh dengan amal sebagai tebusan dosa. Jalan yang disediakan Allah begitu lengkap, begitu sempurna sehingga manusia bukannya dengan amal menambah kesempurnaan ini. Jalan itu cukup lebar untuk menerima orang berdosa sekalipun, jika ia benar-benar bertobat, namun begitu sempit sehingga dosa tidak beroleh tempat. Inilah jalan yang dibentangkan untuk dijalani oleh umat tebusan Tuhan. Pelayan Injil hal 141 Allah tidak berdusta; Ia bertindak diatas satu garis lurus. E.G.White Christ Triumphant Jan 5.2000
  • 4. Pemikiran bahwa pembenaran Kristus diberikan kepada kita, bukan oleh sebab suatu jasa dipihak kita, melainkan suatu pemberian cuma-cuma dari Allah, adalah suatu pemikiran yang indah. Musuh Allah dan manusia tidak rela supaya kebenaran ini disampaikan dengan jelas; karena ia mengetahui jika orang menerimanya dengan sepenuhnya, maka kuasanya akan hancur. Pelayan Injil hal 142 Jikalau kita mau memiliki roh dan kuasa pekabaran malaikat ketiga, kita harus menyajikan hukum dan injil bersama-sama, karena keduanya berjalan bergandengan tangan. Pelayan Injil hal 142 Kristus adalah domba tersembelih sejak permulaan dunia. Bagi banyak orang hal itu telah menjadi misteri. Mengapa begitu banyak persembahan-persembahan korban yang dituntut dalam perjanjian lama, mengapa begitu banyak darah korban dicurahkan di altar. Tetapi kebenaran besar yang harus tetap dipelihara dihadapan manusia, dan diukir dalam hari dan pikiran adalah ini, ’Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa.’ Dalam setiap darah korban dilambangkan ’Domba Allah yang mengangkut dosa dunia.’ E.G.W.Comments, The SDA Bible Commentary, vol 7 p. 912. Allah sendiri disalibkan bersama Kristus, karena Kristus adalah satu dengan Bapa. Hanya sedikit yang memikirkannya sehubungan dengan Allah. Sedikit saja pikiran yang dicurahkan terhadap penderitaan dosa yang menyusahkan Khalik kita. Seluruh sorga menderita dalam kesengsaraan Kristus; tetapi penderitaan itu tidak dimulai dan berakhir dengan penjelmaan-Nya menjadi manusia. Salib merupakan suatu kenyataan bagi kita atas perasaan yang timbul terhadap rasa sakit tersebut yang sejak mulanya dibawa oleh dosa kepada hati Allah. Setiap perpisahan dari kebenaran, setiap perbuatan yang kejam, setiap kegagalan manusia untuk mencapai cita-cita-Nya, telah menyebabkan kesusahan bagi-Nya…..”Dalam segala kepicikan mereka itu Ia pun kepicikan sertanya.” E.G.W. God Amazing Grace, Jan 30, 1989.
  • 5. Dari Penerbit Dalam Rapat Komite Tahunan (Annual Council) tahun 1986, atau keputusan telah diambil untuk memperingati ulang tahun ke-100 General Conference dan pertemuan para pendeta pada tahun 1888. - (Lihat Adventist Review, 22 Januari 1987, hal.17 Sebab itu pada tahun 1988, Gereja Masehi Advent di seluruh dunia akan memperingati peristiwa itu. Mengapa peristiwa pada tahun 1888, yang diadakan di Minnesota, Amerika Serikat itu perlu diperingati? Sebab pada tahun 1888, Kristus telah menyampaikan suatu pekabaran kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang dikenal sebagai “permulaan dari terang malaikat yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”- Selected Messeges I, 363. Jadi pekabaran itu merupakan permulaan dari pekabaran yang akan menghasilkan kecurahan Roh Suci dalam peristiwa hujan akhir. Ini berarti pekabaran itu membuka jalan bagi “kerja kuasa Allah”agar Umat Masehi Advent Hari Ketujuh dapat menggenapi misinya untuk memberitakan Injil di seluruh dunia. Pekabaran yang sama akan mempersiapkan suatu umat yang “cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan itu” (Ep 5:27) bagi kedatangan Kristus yang kedua kali. Buku “Kabar Kesukaan” Ini diterbitkan sebagai peran serta penerbit dalam memperingati ulang tahun yang ke-100 pekabaran itu. Buku ini diterjemahkan dari buku “Glad Tidings” karangan dr.E.J.Waggoner yang diterbitkan oleh Destiny Press, Australia. Mengapa dipilih buku “The Glad Tidings”? karena buku ini merupakan transcript (catatan kata demi kata) dari seri pelajaran yang diberikan oleh dr. E. J. Waggoner pada pertemuan para pendeta yang diadakan di Minneapolis, Minnesota pada tahun 1888 itu. - (Lihat pengantar buku The Glad Tidings yang diterbitkan oleh Pacific Press Publishing Association dan juga “The Fascinating Story of Movement of Destiny, karangan Dr.L.E.Froom hal.14)
  • 6. Karenanya, penerbit merasa buku ini merupakan bagian yang penting dalam memperingati 100 tahun sejarah peristiwa 1888. Mudah-mudahan buku “Kabar Kesukaan” ini bermanfaat bagi hidup kerohanian anggota gereja di seluruh Indonesia dan semoga Tuhan yang Mahakasih memberkati para pembaca, sehingga sebagai satu jemaat kita dapat menggenapi rencana-Nya. Penerbit Desember 1987
  • 7. PENGANTAR Dalam Rapat General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang diadakan di Minneapolis pada tahun 1888, pengalaman gereja dan umat, khususnya sikap dan pendirian para pemimpin terhadap doktrin gereja telah diuji. Doktrin kebenaran oleh iman, pembenaran dan penyucian yang telah dikemukakan oleh E.G.White sejak tahun 1881, telah ditegaskan kembali lebih luas dan terinci oleh E.J.Waggoner dan A.T.Jones. E.G.White memberikan dukungan penuh atas pembahasan itu dan menyatakan bahwa pelajaran yang dikemukakan itu sebagai suatu kebangkitan kembali akan kebenaran-kebenaran yang sebagian besar telah hilang dari penglihatan. Sebagian peserta menerimanya dengan sukacita, namun sebagian lagi belum mengambil pendirian dan yang lain menolak. G.I.Butler, Ketua General Conference tidak hadir dalam rapat itu karena sakit, tetapi ia sendiri mengambil pendirian tidak menerima pekabaran itu. Seperti halnya J.H.Morrison, Ketua Conference Iowa, ia berpendapat bahwa kebenaran oleh iman memang sudah menjadi kepercayaan Gereja Advent, tetapi pelajaran yang dikemukakan oleh E.J.Waggoner, bisa berakibat hilangnya arti penurutan akan hukum Allah. Namun demikian beberapa pemimpin yang sebelumnya menolak, akhirnya mengubah sikap dan menerima pelajaran itu, termasuk tokoh gereja Uriah Smith dan W.W.Prescott. Pada tahun berikutnya yaitu sepanjang tahun 1889, E. G. White, A. T. Jones dan E. J. Waggoner bersama-sama menyampaikan pekabaran kebenaran oleh iman dan kebenaran oleh Kristus itu diberbagai perkumpulan perkemahan yang pada umumnya menerima dengan tidak banyak kesulitan. Kemudian untuk pertama kali pada tahun 1900, buku GLAD TIDINGS, oleh E.G.Waggoner yang berisi pelajaran tentang hukum dan kebenaran oleh iman dalam kitab Galatia, diterbitkan oleh Pasific Press Publishing Co.
  • 8. dan telah menjadi bahan bacaan pelajaran yang sangat penting dan menarik bagi umat Tuhan dan masyarakat luas. Kini dimana-mana timbul keinginan umat Tuhan untuk dapat menimati kembali bacaan pelajaran yang telah dikhotbahkan oleh para pemimpin gereja kita di zaman permulaan sejarah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, khususnya oleh E.J.Waggoner san A.T.Jones. Kita sambut dengan gembira buku GLAD TIDINGS oleh E.J.Waggoner yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul KABAR KESUKAAN, dengan tujuan kiranya umat Tuhan mendapat kesempatan menikmati kembali pelajaran-pelajaran doktrin yang mulai dikemukakan oleh para pemimpim gereja kita seratus tahun yang lalu dan yang terus ditekankan hingga sekarang ini. Semoga para pembaca memperoleh berkat rohani yang limpah dan kekuatan iman dari tiap halaman buku ini. - M.H.Wauran
  • 9. PENDAHULUAN Surat kepada Jemaat Galatia bersama-sama kepada Jemaat Roma merupakan sumber reformasi yang digerakkan oleh Roh, pada abad keenam belas. Kebenaran pokok yang ditekankan ialah “orang benar akan hidup oleh iman.” Reformasi yang telah dimulai itu masih belum selesai, kebenaran yang sama perlu diserukan sekarang seperti pada waktu itu. Jika umat Allah rela dipenuhi oleh kebenaran yang dengan sangat terang dikemukakan dalam surat GALATIA ini, maka gereja maupun dunia akan digerakkan dengan semangat yang mendalam sebagaimana pada zaman Luther. Kiramya hal ini segera terjadi, sehingga pemulihan segala sesuatu akan dipercepat.
  • 10. KABAR KESUKAAN Adalah biasa dalam menulis tentang sebuah buku dalam Alkitab, untuk menggunakan sebagian waktu bagi “pendahuluan” – mengemukakan sifatnya, keadaan-keadaan pada waktu buku itu ditulis, dan kemungkinan tujuan penulisnya serta banyak hal yang lain; sebagian merupakan terkaan-terkaan dan sebagian merupakan kutipan-kutipan dari buku itu sendiri. Semua pernyataan dalam “pendahuluan “itu diterima oleh si pembaca atas dasar pengetahuan dari yang membuat pernyataan tersebut, karena sebelum membaca bukunya, ia belum dapat membuat kesimpulan sendiri. Jalan yang terbaik adalah memperkenalkan pembaca langsung kepada bukunya, dan apabila ia rajin dan setia, segera ia akan mengetahui segala sesuatu yang diungkapkan oleh buku itu. Kita belajar lebih banyak tentang seseorang dengan bercakap-cakap dengan orangnya sendiri daripada dengan mendengarkan orang lain berbicara tentang dia. Dengan demikian kita akan segera belajar dari SURAT KEPADA ORANG-ORANG GALATIA, dan membiarkan surat itu berbicara tentang dirinya sendiri. Tidak ada sesuatu yang dapat mengambil tempat Alkitab. Apabila semua orang mau mempelajari Alkitab dengan doa dan kesungguh-sungguhan sebagaimana mestinya, memperhatikan setiap kata dan menerimanya sebagai yang datang dari Allah, tidak akan ada kebutuhan untuk buku agama lain. Apapun yang ditulis harus ditujukan untuk mengarahkan perhatian orang kepada kata-kata Alkitab; semua karangan manusia yang menggantikan Alkitab sehingga olehnya manusia menjadi puas dan tidak lagi mempunyai keinginan untuk mempelajari Alkitab itu sendiri, adalah lebih dari sia-sia. Oleh sebab itu, para pembaca dianjurkan dengan sangat untuk terlebih dahulu membaca ayat-ayat Alkitabnya dengan rajin dan teliti, sehingga setiap pengarahan kepadanya akan menjadi pengarahan kepada sesuatu yang telah dikenal dengan akrab.
  • 11. Semoga Allah berkenan agar buku yang kecil ini boleh membawa pembaca lebih mengenal seluruh Alkitab yang akan menjadikannya bijaksana bagi keselamatan.
  • 12. GALATIA I Wahyu Yesus Kristus, Injil Yang Benar “(1) Dari paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, (2) dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia: (3) kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, (4) yang telah menyerahkan dirinya bagi dosa-sosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. (5) Bagi -Nyalah kemuliaan selama-lamanya!” Amin. “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang pernah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. (10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” (11) Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. (12) Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya 9
  • 13. kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. (13) Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya Jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. (14) Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. (15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh karena kasih karunia-Nya, (16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak meminta pertimbangan kepada manusia; (17) juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. (18) Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. (19) Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. (20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (21) Kemudian aku pergi ke daerah–daerah Sirea dan Kilikia. (22) Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23) Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. (24) Dan mereka memuliakan Allah karena aku.” Galatia 1. Salam Kerasulan (:1-5) Lima ayat pertama merupakan suatu salam yang, dengan pengecualian ayat-ayat pertama dalam buku Roma, tidak akan ditemukan di manapun dalam Alkitab, dengan demikian tidak terdapat di manapun di dunia. Itu berisi segenap Injil. Jikalau tidak ada bagian lain dari Alkitab yang dapat diperoleh, maka ini sudah cukup untuk menyelamatkan dunia. Jikalau 10
  • 14. kita mau mempelajari bagian yang kecil ini dengan rajin, dan menghargainya setinggi-tingginya seakan-akan tidak ada lagi yang melebihinya maka kita akan mendapati bahwa iman dan pengharapan serta kasih kita dikuatkan dengan tidak terbatas, dan pengetahuan kita tentang bagian-bagian lain dalam Alkitab akan sangat bertambah. Ketika membacanya, biarlah orang-orang Galatia tidak dipikirkan dan tiap orang mengganggapnya sebagai suara Allah yang berbicara kepadanya sekarang melalui rasul-Nya. Suatu Tugas Yang Baik (: 1) Rasul adalah seorang yang diutus. Paulus adalah rasul Yesus Kristus dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia mempunyai pendukung yang kuat. Keyakinan seorang utusan adalah sebanding dengan kewibawaan yang mengutusnya dan imannya dalam kewibawaan dan kuasa pengutusnya itu. Paulus tahu bahwa ia telah diutus oleh Tuhan dan ia tahu bahwa kuasa Allah adalah kuasa yang dapat membangkitkan dari antara orang mati. Sekarang, “siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan Firman Allah.” Yohanes 3:34. Dengan demikian Paulus berbicara dengan penuh kuasa dan kata-kata yang diucapkannya adalah perintah-perintah Allah. I Korintus 14:37. Jadi ketika membaca surat ini atau Alkitab bagian lain, kita tidak boleh memperhitungkan sifat -sifat atau kesukaan-kesukaan pribadi si penulis. Memang benar bahwa setiap penulis mempertahankan kepribadiannya sendiri, karena Allah memilih orang yang berlain-lainan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda semata-mata karena kepribadian mereka yang berbeda-beda itu; tetapi seluruhnya adalah firman Allah dan tidak ada yang perlu dianggap kurang dari kewibawaan pekabaran itu lalu direndahkan seolah-olah telah dipengaruhi oleh kepribadian atau pendidikan penulisnya. Sebaiknyalah diingat bahwa bukan hanya para rasul tetapi masing-masing orang di dalam gereja ditugaskan untuk “berbicara sebagai orang 11
  • 15. yang menyampaikan firman Allah.” I Petrus 4:11. Semua orang yang berada di dalam Kristus adalah ciptaan yang baru, karena telah didamaikan dengan Allah oleh Yesus Kristus, dan semua orang yang telah didamaikan diberi Firman dan pelayanan pendamaian, dengan demikian mereka menjadi utusan-utusan untuk Kristus, seakan-akan Allah melalui mereka, seperti melalui Kristus, sedang menghimbau manusia untuk didamaikan dengan Diri-Nya. II Korintus 5:17-20. Ini merupakan suatu alasan yang luar biasa untuk tidak merasa putus asa atau takut dalam memberitakan pekabaran Allah. Para utusan pemerintah duniawi memiliki kewibawaan sebanding dengan kekuasaan raja atau penguasa yang mereka wakili; tetapi orang-orang Kristen mewakili Raja segala raja dan Tuan segala tuan. Para Rasul Berasal Dari Allah “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan”, dan lain-lain. I Korintus 12:28. Biarlah selalu diingat bahwa semua ini ditetapkan di dalam jemaat oleh Allah sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukannya. Tidak mungkin bagi manusia membuat seseorang menjadi rasul atau nabi yang benar. Ada orang-orang tertentu dalam dunia yang berkata, mengapa engkau tidak mempunyai rasul dan nabi dan lain-lain dalam jemaat? Tanpa menyadari bahwa Allah mempunyai rasul dan nabi di dalam jemaat-Nya sampai hari ini. Walaupun seringkali mereka tidak dikenal, sebagaimana kerasulan Paulus dan yang lain-lainnya sering ditolak. Kemudian ada beberapa golongan manusia yang mengaku memiliki semua ini di antara mereka. Membaca bahwa Allah telah menetapkan mereka di dalam jemaat, mereka menyadari bahwa gereja Allah yang benar harus mempunyai rasul, nabi dan lain-lain. Untuk itu mereka mengangkat beberapa orang menjadi rasul, yang lain menjadi nabi, dan yang lain menjadi pengajar, kemudian mereka menyatakan hal ini 12
  • 16. sebagai gereja Allah yang benar. Tetapi sesungguhnya inilah bukti yang terkuat bahwa mereka bukanlah gereja Allah. Jikalau mereka adalah gereja Allah, maka para rasul dan nabi akan ditetapkan di antara mereka oleh Allah sendiri; tetapi kenyataan bahwa mereka sendirilah yang mengangkat rasul - rasul dan nabi-nabi, menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak mempunyai apapun. Mereka hanya sekedar menetapkan sesuatu yang palsu untuk menyembunyikan tidaknya ada yang benar; tetapi adanya yang palsu, hanyalah meneguhkan kenyataan bahwa yang benar sungguh-sungguh tidak ada. Bukan Dari Manusia Semua pengajaran Injil didasarkan dan mengalaskan kewibawaanya pada kenyataan ke-Ilahian Kristus. Rasul-rasul dan para nabi begitu penuh diilhami dengan kebenaran ini sehingga hal itu muncul di mana saja dalam tulisan-tulisan mereka. Pada ayat pertama surat ini kita dapati dalam pernyataannya bahwa Paulus bukanlah seorang rasul karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus, yang “adalah gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kolose 1:15), “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibrani 1:1-30; “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah, dan adalah Allah, sebelum dunia ada” Yohanes 1:1; 17:5. “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kolose 1:17. Bapa dan Anak “Yesus Kristus dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dar i antara orang mati”, dihubungkan dalam derajat yang sama. “Aku dan Bapa adalah satu” Yohanes 10:30. Keduanya duduk di atas satu takhta, Ibrani 1:3; 8:1; Wahyu 3:21. Permufakatan tentang damai ada di antara mereka berdua, Zakharia 6:12, 13. Yesus adalah Anak Allah selama hidup-Nya, 13
  • 17. walaupun Ia adalah benih Daud menurut daging; tetapi oleh kebangkitan dari antara orang mati, yang dilakukan oleh kuasa Roh kekudusan, maka keadaannya sebagai Anak telah dinyatakan kepada semua orang. Roma 1: 3, 4. Surat ini mempunyai kewibawaan yang sama sebagaimana kerasulan Paulus, ialah dari Dia yang mempunyai kuasa membangkitkan dari antara orang mati, dan dari Dia yang di bangkitkan dari antara orang mati. Gereja-gereja di Galatia (:2) Galatia adalah sebuah propinsi di Asia kecil, yang diberi nama demikian karena propinsi itu didiami oleh orang-orang Gaul, -yaitu orang orang yang datang dari negeri yang kini dikenal sebagai Prancis. Mereka menetap di wilayah yang namanya diambil dari nama mereka (Gaul-atia – Galatia), pada abad ketiga sebelum Kristus. Tentu saja mereka adalah orang-orang kafir yang menyembah berhala, agama mereka mirip dengan agama orang-orang Druid, di Inggris. Paulus adalah orang yang mula-mula mengajarkan keristenan kepada mereka, sebagaimana kita baca dalam Kisah 16:6; 18:23. Galatia juga mencakup Ikonium, Listra dan Derbe, yang dikunjungi Paulus dan Barnabas, pada perjalanan missionarisnya yang pertama. Kisah 14. Kasih Karunia dan Damai Bagi Kamu (:3) Ingat, ini adalah perkataan Tuhan, sebab itu mempunyai arti lebih dari sekedar perkataan manusia. Tuhan tidak mengutarakan ucapan-ucapan yang hampa. Perkataan-Nya itu berbobot, itu menyatakan apa yang dimaksudkannya. Perkataan Allah itu mampu menciptakan, dan disinilah kita menjumpai sifat perkataan yang sungguh-sungguh berkuasa untuk menjadikan. 14
  • 18. Allah berfirman, “Jadilah terang; lalu terang itu jadi” dan begitulah yang terjadi. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan manusia sudah nyata.” Titus 2:11. “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai Sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Yohanes 14:27. “Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat, Firman Tuhan.” Yesaya 57:19. Allah telah mengirimkan kasih karunia dan damai sejahtera, memberikan kebenaran dan keselamatan kepada semua manusia bahkan kepada anda, siapapun anda, dan juga kepadaku. Apabila anda membaca ayat yang ketiga dalam Galatia pasal pertama ini, janganlah membacanya hanya sebagai ucapan biasa, - sebagai ucapan salam sepintas untuk membuka persoalan yang sesungguhnya, tetapi terimalah sebagai perkataan yang mendatangkan segala berkat damai sejahtera Allah kepada anda pribadi yang melebihi segala pengertian. Kepada kita diucapkan pernyataan yang sama sebagaimana perkataan Yesus yang diucapkan kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” “Pergilah dengan selamat.” Lukas 7:48-50. Damai sejahtera telah diberikan kepadamu; sebab itu, “hendaklah damai sejahtera Allah tinggal di d alam hatimu.” Pemberian Kristus (:4) Kasih karunia dan damai sejahtera ini datang dari Kristus, “yang menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita.” “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.” Efesus 4:7. Tetapi kasih karunia ini adalah “kasih karunia dalam Kristus Yesus.” II Timotius 2:1. Itulah sebabnya kita mengetahui bahwa Kristus sendiri telah dikaruniakan kepada masing-masing kita. Kenyataan bahwa manusia hidup adalah suatu bukti bahwa Kristus telah dikaruniakan kepada mereka karena Kristus adalah “hidup” dan hidup itu terang manusia, dan terang kehidupan ini “yang menerangi setiap orang, sedang datang ke 15
  • 19. dalam dunia”. Yohanes 1:4, 9; 14:6. Di dalam Kristus segala sesuatu ada (Kolose 1:17), dan demikianlah jadinya karena Allah “tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,” Ia tidak dapat berbuat lain, selain daripada “mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia,” dengan cuma-cuma. Roma 8:32. “Kuasa Ilahi-Nya” telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.” II Petrus 1:3. Segenap semesta alam telah diberikan kepada kita di dalam Kristus, dan kepenuhan kuasa yang ada di dalam-Nya telah menjadi bagian kita untuk mengalahkan dosa. Allah menilai setiap jiwa sama besar harganya sebagaimana semua ciptaan. Kristus, oleh kasih karunia Allah, telah mengalami maut bagi semua manusia (Ibrani 2:9), sehingga dengan demikian semua manusia di dunia menerima “karunia-Nya, yang tak terkatakan itu” (II Korintus 9:15). Kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang; karena “sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.” Roma 5:15, 18. Kristus Tidak Terbagi-bagi Pertanyaan dikemukakan, “Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu?” (I Korintus 1:13), dengan jelas jawabannya adalah tidak. Karena Kristus telah diberikan kepada semua manusia, maka masing-masing orang memperoleh segala-galanya daripada-Nya. Kasih Allah merangkul seluruh dunia, tetapi kasih itu juga berlaku bagi setiap orang secara pribadi. Kasih seorang ibu tidak terbagi-bagi di antara anak-anaknya, sehingga masing-masing hanya menerima sepertiga, sepermpat, atau seperlima daripada kasihnya itu; melainkan masing-masing adalah sasaran seluruh kasih sayangnya. Betapa lebih benarnya hal itu dengan Allah yang kasih-Nya lebih sempurna dari kasih ibu yang manapun, bahkan Dia sendiri 16
  • 20. adalah kasih? Yesaya 49: 15. Kristus adalah terang dunia, Matahari Kebenaran. Tetapi terang tidak dibagi-bagi di antara manusia. Jikalau sebuah ruangan yang penuh dengan orang diterangi dengan cahaya yang terang, masing-masing orang meperoleh keuntungan dari seluruh terang itu, sama seperti bilamana ia sendirian di ruangan itu. Begitulah kehidupan Kristus menerangi setiap manusia yang lahir di dunia ini dan di dalam setiap hati yang percaya, Kristus tinggal dengan segala kepenuhan-Nya. Taburlah benih di dalam tanah, dan engkau akan mendapat banyak benih, masing-masing memiliki hidup sama dengan satu benih yang mula-mula ditaburkan. Begitulah Kristus, Benih yang sejati itu, dari mana segala sesuatu yang berharga berasal, kepada semua diberikan-Nya seluruh kehidupan-Nya. Dosa Kita Sudah Dibayar Kristus “menyerahkan diri-Nya karena dosa kita”. Dapat dikatakan, Ia membelinya dan telah membayar harganya. Ini merupakan pernyataan sederhana dari suatu kenyataan; Bahasa yang digunakan adalah yang biasa digunakan dalam soal jual beli. “Berapa yang telah engkau bayar?” atau, “Berapa yang engkau inginkan? Merupakan pertanyaan -pertanyaan yang sering muncul. Bilmana kita mendengar seorang berkata bahwa ia telah membayar sekian untuk suatu barang, apakah yang segera kita ketahui? Kita mengetahui bahwa barang itu telah menjadi miliknya, oleh sebab ia telah membelinya. Jadi bilamana Roh Kudus mengatakan kepada kita bahwa Kristus menyerahkan Diri-Nya sendiri karena dosa kita, dari hal apakah kita harus juga merasa yakin? Bahwa Ia telah membeli dosa kita, dan itu adalah milik-Nya, dan bukan milik kita lagi. Kita tidak berhak atasnya. Setiap kali kita berbuat dosa kita merampok Tuhan, karena kita harus ingat bahwa Kristus telah membeli bukan hanya dosa-dosa tertentu yang kita lakukan, dan yang diperbuat pada waktu yang lalu tetapi dosa-dosa yang ada di 17
  • 21. dalam diri kita yang selalu tampil. Di dalam keyakinan ini terdapat kebenaran. Ia Telah Membeli Kita Juga Hal ini muncul dari kenyataan bahwa Ia telah membeli dosa kita untuk melepaskan kita dari diri kita sendiri. Dosa kita merupakan bagian dari diri kita bahkan lebih dari itu, dosa-dosa itu merupakan keseluruhan dari diri kita, karena kehidupan alamiah kita tidak lain adalah dosa. Itulah sebabnya Kristus tidak dapat membeli dosa-dosa kita tanpa membeli diri kita juga. Mengenai kebenaran ini kita memiliki banyak pernyataan-pernyataan yang jelas. Ia “telah meyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan.” Titus 2:14, “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri; sebab kamu telah di beli dengan harganya telah lunas dibayar.” I Korintus 6:19 “Bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah Anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” I Petrus 1:18, 19. “Diterima di Dalam Yang Kekasih” Betapa sering pekerja Injil mendengar seorang berkata, “ saya sangat berdosa sehingga saya takut Tuhan tidak akan menerima saya”, bahkan orang-orang yang sudah lama mengaku sebagai orang Kristen, sering dengan berduka cita mengira bahwa mereka tidak mempunyai kepastian tentang penerimaan mereka oleh Allah. Tuhan tidak lagi memberikan alasan untuk keragu-raguan seperti itu. Keragu-raguan tentang penerimaan sudah diselesaikan untuk selama-lamanya oleh apa yang baru saja kita baca. Kristus telah membeli kita bersama-sama dengan segala dosa kita, dan telah 18
  • 22. membayar lunas harganya. Hal itu menunjukkan bahwa Ia telah menerima kita. Mengapa seorang pergi ke toko dan membeli suatu barang? Oleh sebab ia menginginkannya. Jikalau ia telah membayar harganya, setelah memeriksanya sedemikian rupa untuk mengetahui apa yang dibelinya, apakah si penjual merasa khawatir bahwa si pembeli tidak akan menerima barang itu? Sama sekali tidak; si penjual menyadari bahwa kewajibannya untuk menyampaikan barang itu kepada si pembeli secepat mungkin. Jika ia tidak menyerahkan barang itu kepada si pembeli, maka ia bersalah karena penipuan. Si pembeli tidak akan dengan tenang berkata, “Baik, saya sudah melakukan bagian saya, dan ia tidak mau melakukan bagiannya, tidak apa-apa – itu saja; ia boleh menyimpan barang itu jika ia mau.” Tidak, ia akan pergi ke toko itu, dan berkata, “mengapa anda tidak menyerahkan apa yang telah menjadi milik saya?” Ia akan berusaha sekuat tenaga agar dapat memiliki barangnya. Lebih-lebih, masalahnya bukanlah masalah yang tidak berarti bagi Yesus apakah kita menyerahkan diri kita kepada-Nya atau tidak. Ia rindu dengan suatu kerinduan yang tidak terbatas akan jiwa-jiwa yang telah dibeli-Nya dengan darah-Nya sendiri. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Lukas 19:10. Allah telah “memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan”, dan dengan demikian Ia telah menerima kita di dalam Dia, yang dikasih-Nya. Efesus 1:4-6. “Dunia Jahat Yang Sekarang Ini” Kristus menyerahkan diri-Nya karena dosa kita, “untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini.” Ia akan mengambil dari kita apa yang telah dibeli-Nya, yaitu dosa kita. Dengan berbuat demikian, Ia melepaskan kita dari “dunia jahat yang sekarang ini”. Itu menunjukkan kepada kita bahwa “dunia jahat sekarang ini” tidak lain adalah diri kita sendiri yang berdosa. Ia tahu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup.” I Yohanes 2:16. Kita sendirilah yang melakukan segala 19
  • 23. kejahatan yang ada di dunia ini. Manusialah yang menjadikan dunia itu jahat. “Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12. Kita tidak perlu melemparkan kesalahan kepada orang lain; kita sendirilah yang melakukan segala kejahatan yang dapat menghancurkan diri kita. Diceritakan tentang seorang yang dosanya adalah suatu sifat keras dan pemarah. Ia seringkali menjadi sangat marah, tetapi ia melontarkan kesalahan itu kepada orang-orang di sekelilingnya, yang begitu menjengkelkan. Ia menyatakan, tidak akan ada orang yang dapat berbuat benar di antara orang-orang seperti itu. Maka ia mengambil keputusan, sebagaimana banyak orang lain telah melakukan, untuk “meninggalkan dunia” dan menjadi seorang pertapa. Ia memilih sebuah gua di hutan untuk menjadi tempat tinggalnya, jauh dari manusia yang lain. Pada pagi hari ia membawa buyung ke suatu mata air yang tidak jauh dari tempatnya, guna mengambil air untuk minum sarapan paginya. Batu-batu di mata air itu ditumbuhi lumut dan aliran air yang terus menerus membuat batu itu sangat licin. Ketika ia meletakkan buyungnya pada batu-batu di sungai itu, buyung itu jatuh tergelincir. Ia meletakkannya lagi, dan kembali buyung itu jatuh. Dua atau tiga kali hal itu diulanginya, dan setiap kali diletakkannya buyung itu dengan lebih keras. Akhirnya kesabaran pertapa itu habis sama sekali, dan dengan berseru, “aku mau tahu apakah engkau tidak akan tinggal berdiri”, ia mengangkat buyung itu dan meletakkannya dengan begitu keras, sehingga pecah berkeping-keping. Tidak ada orang lain yang dapat dipersalahkan kecuali dirinya sendiri, dan ia mengerti bahwa bukanlah dunia di sekitarnya, tatapi dunia di dalam dirinya yang membuat ia berdosa. Tidak diragukan bahwa banyak orang akan melihat pengalaman mereka sendiri dalam cerita yang pendek ini.
  • 24. Luther, di dalam biaranya, tempat ke mana ia pergi supaya terlepas dari dunia, mendapati dosa-dosanya lebih mencekam daripada sebelum dia ke sana. Ke mana saja kita pergi, kita membawa dunia dengan kita, dunia itu ada di dalam hati kita dan di atas punggung kita, suatu beban yang berat dan meremukkan. Kita mendapati bahwa bilamana kita hendak berbuat baik, “yang jahat itu ada” bersama kita. Roma 7:21. “Dunia jahat yang sekarang ini” selalu muncul sampai kita putus asa dan berseru, “aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” bahkan Kristus menemui pencobaan-pencobaan-Nya yang terbesar di padang gurun, jauh dari keramaian manusia. Semua ini mengajar kita bahwa pertapa dan padri bukanlah rencana Allah. Umat Allah adalah garam di bumi; dan garam betapapun baiknya, tidak berguna jika hanya disimpan di dalam sebuah peti; itu harus bercampurkan dengan apa yang harus diawetkannya. Kelepasan Apa yang telah dijanjikan Allah, Ia “juga dapat melakukan”. Ia “dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. “ Efesus 3:20. Ia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.” Yudas 24. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita, supaya Ia dapat melepaskan kita, dan Ia tidak mati dengan sia-sia. Kelepasan adalah milik kita. Kristus diutus “untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.” Yesaya 42:7. Ia memberikan kelepasan kepada orang-orang yang tertawan. Kepada mereka yang sedang terkurung Ia memaklumkan bahwa pintu-pintu penjara sudah terbuka. Yesaya 61:1. Kepada semua orang yang terpenjara, Ia berkata, “keluarlah.” Yesaya 49:9. Jika mau, setiap jiwa dapat berkata, “Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu 20
  • 25. perempuan; Engkau telah membuka ikatan-ikatanku.” Mazur 116:16. Hal itu adalah benar apakah kita percaya atau tidak. Kita adalah hamba-hamba Tuhan, walaupun dengan keras hati kita menolak untuk melayani -Nya, sebab Ia telah membeli kita dan karena telah membeli kita Ia telah membuka setiap ikatan yang menghalangi kita untuk melayani Dia. Jika saja kita mau percaya, kita memiliki kemenangan yang telah mengalahkan dunia. I Yohanes 5:4; Yohanes 16:33. Pekabaran bagi kita ialah bahwa “perhambaan kita sudah berakhir”; ”kesalahan kita telah diampuni” Yesaya 40:2. Yang harus kita lakukan hanyalah berseru, sebagaimana yang Israel lakukan di Yerikho, untuk melihat bahwa Allah telah memberikan kemenangan kepada kita. Allah “melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.” Lukas 1:68. “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.” Roma 11:26. “Syukur kepada Allah, yang memberi kita kemenangan melalui Yesus Kristus Tuhan kita.” “Dosaku – Alangkah bahagianya pikiran yang mulia ini! Dosaku, bukan hanya sebagian, malainkan seluruhnya, telah dipakukan di salib-Nya, dan aku tidak menanggungnya lagi, Puji Tuhan, pujilah Tuhan, hai jiwaku!” Kehendak Allah Seluruh kelepasan ini adalah “menurut kehendak Allah dan Bapa kita” Kehendak Allah adalah pengudusan kita. I Tesalonika 4:3. Ia menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan dari hal kebenaran. I Timotius 2:4. Dan Ia “di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.” Efesus 1:11. “Bagaimana! Apakah anda mengajarkan keselamatan untuk semua orang tanpa syarat?” kami hanya bermaksud mengajarkan apa yang diajarkan firman Allah, bahwa, “kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.” Titus 2:11. 21
  • 26. Allah telah menyediakan keselamatan bagi setiap orang, dan telah memberikannya kepada mereka; tetapi sebagian besar menolaknya, dan membuangnya. Penghakiman akan mengungkapkan kenyataan bahwa keselamaan yang penuh dan lengkap telah diberikan kepada setiap manusia, dan bahwa mereka yang hilang telah dengan sengaja membuang hak waris mereka. Dengan demikian setiap mulut akan didiamkan. Oleh sebab itu, kehendak Allah adalah sesuatu yang menyukakan hati, bukan sesuatu yang harus diterima dengan wajah murung dan sesuatu hanya untuk dipikul. Walaupun mencakup penderitaan, itu adalah demi kebaikan kita, dan direncanakan untuk mengerjakan “bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya.” Roma 8:28; II Korintus 4: 17. Kehendak-Nya itu dinyatakan dalam hukum-Nya, Roma 2:18, oleh sebab itu kita harus mempelajarinya, sambil berkata bersama-sama dengan Kristus, “aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku” Mazmur 40:9 Inilah penghiburan sebab mengetahui kehendak Allah, Kehendak-Nya ialah kelepasan kita dari perhambaan dosa; oleh karena itu kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan, dan dengan mengcap syukur, karena “Inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. I Yohanes 5:14,15. Suatu jaminan kepastian yang berbahagia! Biarlah kita dengan gembira dan rendah hati berdoa, “Jadilah kehendak-Mu di bumi, seperti di dalam sorga”. Kemuliaan Bagi Allah (:5) Bukan hanya “bagi-Nya kemuliaan”, tetapi juga kemuliaan bagi mereka yang percaya. “Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa, dan 22
  • 27. kemuliaan.” Segala kemuliaan adalah bagi Allah, apakah manusia mau mengakui atau tidak. Memberi kemuliaan kepada-Nya bukan berarti memberikan sesuatu kepada-Nya, tetapi hanyalah mengakui suatu kenyataan. Kita memberikan kemuliaan kepada-Nya dengan mengakui bahwa Ia berkuasa. “Dialah yang menjadikan kita dan bukan kita sendiri.” Mazmur 100:3. Kuasa dan kemuliaan adalah sama, sebagaimana yang kita pelajari dari Efesus 1:19:20, yang mengatakan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati oleh kebesaran kuasa Allah yang melebihi segala-galanya, dan dari Roma 6:4, yang memberitahukan bahwa “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa.” Juga ketika Yesus dengan kuasa-Nya yang luar biasa mengubah air menjadi anggur, kepada kita dikatakan bahwa dalam melakukan mujizat itu, Ia “telah menyatakan kemuliaan-Nya” Yohanes 2:11. Jadi bilamana kita mengatakan bahwa bagi Allahlah kemuliaan, kita mengatakan bahwa semua kuasa berasal dari Dia. Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri karena kita “tidak berdaya”. Tetapi Allah itu Mahakuasa, Ia dapat dan akan menyelamatkan. Jika kita mengaku bahwa segala kemuliaan itu adalah milik Allah, maka kita tidak akan mengangan-angankan kemuliaan yang sia-sia atau menyombongkan diri, lalu menyangka bahwa Allah akan dimuliakan di dalam diri kita. “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16. Pemberitaan “Injil yang kekal,” pada tahap yang terakhir yang mengumumkan saa penghukuman Allah sudah tiba, mengemukakan pokok berita. “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia” ; “dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wahyu 14:6, 7. Jadi kita melihat bahwa surat yang dikirimkan kepada orang-orang Galatia, yang mengatakan, “Bagi-Nyalah kemuliaan,” adalah Injil yang kekal itu. Inilah sesungguhnya merupakan pekabaran untuk zaman akhir. Marilah kita mempelajarinya, memperhatikannya, supaya kita boleh menolong 23
  • 28. melekaskan waktu bilamana “bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.” Habakuk 2:14. Suatu Keadaan Yang Kritis (:6) Ketergesa-gesaan dengan mana rasul itu memasuki pokok pembicaraannya menunjukkan betapa mendesaknya masalah yang menyebabkan ia menulis suratnya. Rohnya seolah-olah terbakar dengan api, dan dengan mengambil penanya, ia menulis bagaimana hanya seorang saja yang dapat menulis yang merasakan dalam hatinya beban bagi jiwa-jiwa yang dengan cepat sedang menuju kebinasaan. Siapa Yang Memanggil Manusia? “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” I Korintus 1:9. “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaa-Nya yang kekal,” dan seterusnya, I Petrus 5:10. “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Kisah 2:39. Mereka yang dekat dan mereka yang jauh, termasuk semua orang yang ada di dunia; oleh karenanya, Allah memanggil semua orang. Namun, tidak semua datang.” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” I Tesalonika 5:23, 24. Tuhanlah yang memanggil manusia. 24
  • 29. Berpisah Dari Allah Karena saudara-saudara di Galatia sedang berpisah dari Dia yang telah memanggil mereka, sedangkan Tuhanlah yang memanggil mereka dengan kasih karunia, maka nyatalah bahwa mereka sedang bepisah dari Allah. Dengan demikian kita melihat bahwa bukanlah suatu masalah yang ringan yang menyebabkan surat ini ditulis. Saudara-saudara, Paulus berada dalam bahaya yang sangat besar, dan ia tidak dapat menggunakan waktu hanya untuk memberikan salam, tetapi harus dengan segera menuju pokok pembicaraan, dan mengemukankannya dengan sejelas dan selangsung mungkin. Mungkin ada baiknya apabila kita dengan sekilas memperhatikan suatu pendapat yang kadang-kadang muncul, yang meyatakan bahwa Paulus menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai orang yang telah memanggil saudara-saudara di Galatia, karena dari dialah mereka telah berpisah. Sedikit penjelasan akan meyakinkan setiap orang tentang kekeliruan pendapat ini. Pertama, perhatikanlah kenyataan yang ada, yang sebagian kecil telah dikemukakan, bahwa Allah itulah yang memanggil. Ingat juga bahwa Paulus sendirilah yang mengatakan bahwa kemurtadan adalah akibat dari usaha manusia untuk murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah 20:30); ia, sebagai hamba Kristus, akan menjadi orang terakhir yang akan menarik orang kepada dirinya sendiri. Memang benar bahwa Allah menggunakan wakil-wakil untuk memanggil manusia, salah satunya adalah Paulus, tetapi bagaimanapun, Allah itulah yang memanggil. “Allah di dalam Kristus, mendamaikan dunia dengan Dia sendiri; kita adalah para duta bagi Kristus, dengan dimikian sekarang Allah memanggil manusia melalui kita gantinya melalui Kristus, untuk mendamaikan dengan Dia sendiri. Boleh saja terdapat banyak mulut, tetapi hanya ada satu suara dengan satu pekabaran. Adalah suatu masalah yang kecil untuk bergabung atau berpisah dari manusia, tetapi merupakan suatu masalah / hal yang sangat penting untuk 25
  • 30. bergabung dengan Allah. Kelihatannya banyak yang mengira bahwa kalau mereka sudah menjadi ”anggota yang baik” di gereja ini atau gereja itu, mereka sudah aman. Tetapi satu-satunya yang patut dipikirkan ialah, sudahkah saya bergabung dengan Allah dan berjalan di dalam kebenaran- Nya? Jika seseorang telah bergabung dengan Tuhan, dengan segera ia akan menemukan tempatnya di antara umat Allah, karena mereka yang bukan umat Allah tidak akan memiliki pengikut-pengikut Tuhan yang tekun dan bersungguh-sungguh untuk waktu yang cukup lama. Lihat Yesaya 66:5; Yohanes 9:22, 33, 34; 15:18-21; 16:1-3; II Timotius 3:1-5, 12. Ketika Barnabas pergi ke Antiokhia, ia mendesak saudara-saudara di sana agar dengan segenap hati “bergantung pada Tuhan.” Kisah 11:22,23. Hanya itulah yang dibutuhkan. Jikalau kita melakukan hal tersebut, maka kita dengan pasti akan bersama-sama dengan umat Allah. Tanpa Allah Mereka yang meninggalkan Allah adalah “tanpa Allah di dunia,” dalam arti kata bahwa mereka terpisah dari Allah. Mereka yang berada dalam keadaan tersebut adalah orang kafir, atau penyembah-penyembah berhala. Efesus 2:11, 12. Nyatalah bahwa saudara-saudara di Galatia sedang kembali kepada kekafiran. Suatu hal yang tidak dapat dihindarkan, karena apabila seorang Kristen kehilangan pegangannya pada Allah, maka mau atau tidak bahkan tanpa sadar ia akan jatuh kembali ke dalam kehidupan yang lama dari mana ia pernah diselamatkan. Setiap orang yang murtad akan kembali kepada kebiasaan-kebiasaannya yang tertentu yang dulu memperhambanya. Tidak ada keadaan di dunia ini yang lebih tidak berpengharapan dari pada keadaan tanpa Allah. 26
  • 31. Injil Yang Lain Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.” Roma 1:16. Allah sendiri adalah kekuatan, jadi berpisah dengan Allah berarti berpisah dengan Injil Kristus, yang merupakan kekuatan Allah. Tidak ada yang dapat disebut Injil kecuali yang memberikan keselamatan. Apa yang tidak dapat memberikan sesuatu yang lain kecuali maut, tidak dapat disebut injil. “Injil” artinya “kabar gembira”, “kabar baik” dan janji kematian tidak memberikan gambaran tersebut. Agar suatu doktrin palsu dapat diterima sebagai Injil, ia harus berpura-pura sebagai jalan kehidupan; bila tidak ia tidak dapat menipu manusia. Nyatalah, bahwa orang-orang Galatia sedang dibujuk supaya meninggalkan Allah, oleh sesuatu yang menjanjikan kehidupan dan keselamatan, tetapi oleh kekuatan yang bukan dari Allah, yaitu kekuatan mereka sendiri. Injil yang lain ini semata-mata adalah injil manusia. Pertanyaannya adalah, manakah Injil yang benar? Apakah yang dikhotbahkan Paulus? Atau yang dikemukakan oleh orang-orang yang lain? Itu sebabnya kita melihat bahwa surat ini haruslah merupakan suatu ketegasan dari hal Injil yang benar sebagaimana berbeda dari setiap injil yang palsu. Tidak Ada Injil Lain (:7) Sama seperti Yesus Kristus adalah satu-satunya kuasa Allah, dan tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain Yesus, di mana keselamatan dapat diperoleh, begitu juga hanya ada satu Injil. “Kuasa itu dari Allah asalnya”, dan hanya ada pada-Nya saja. Lihat Mazmur 62:9-12. Suatu tiruan tidak ada artinya. Sebuah topeng bukanlah manusia. Begitulah injil yang lain ini, yang olehnya saudara-saudara di Galatia sedang terpikat, hanyalah injil yang menyelewengkan, suatu pemalsuan, suatu kepura-puraan dan sama sekali bukan Injil yang benar. Beberapa terjemahan mengemukakan ayat 6 dan 7 sebagai berikut “Aku heran, bahwa kamu 27
  • 32. begitu lekas dialihkan … dan mengikuti suatu injil lain, walaupun sebenarnya tidak ada injil yang lain. Tidak akan pernah ada injil yang lain, karena Allah itu tidak berubah. Jadi Injil yang diberitakan Paulus kepada orang-orang Galatia, sebagaimana juga kepada orang-orang di Korintus. –“Yesus Kristus dan Ia disalibkan”,-adalah Injil yang diberitakan oleh Henokh, Nuh, Abraham, Musa dan Yesaya.” Tentang Dialah semua nabi bersaksi bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.” Kisah 10:43. “Terkutuk” (:8, 9) Jikalau ada orang, ataupun seorang malaikat dari sorga yang memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang diberitakan Paulus, maka terkutuklah ia. Tidak ada dua standar untuk yang benar dan yang salah. Apa yang akan mendatangkan kutuk sekarang, sudah pasti menghasilkan hal yang sama lima ribu tahun yang silam. Dengan demikian kita mengetahui bahwa jalan keselamatan itu sungguh-sungguh sama untuk setiap zaman. Injil itu diberitakan kepada Abraham (Galatia 3:8), malaikat - malaikat diutus kepadanya; dan para nabi memberitakan Injil itu (I Petrus 1:11, 12). Tetapi jikalau injil yang diberitakan mereka berbeda dengan yang diberitakan Paulus, maka mereka pastilah dikutuk. Mengapa orang harus dikutuk bila memberitakan injil yang lain? – Oleh sebeb ia adalah penyebab yang mengikat orang lain di dalam kutuk, dengan membawa mereka percaya bahwa keselamatan mereka ada di dalam apa yang diakui sebagai kuasa, tetapi yang sebenarya bukanlah kuasa. Karena orang-orang Galatia undur dari Allah, nyatalah bahwa mereka telah mempercayai kuasa manusia – Kuasa mereka sendiri – untuk keselamatan. Tetapi tidak ada orang dapat menyelamatkan orang lain (Mazmur 49:8), sebab itu, “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya jauh dari pada 28
  • 33. Tuhan.” Yeremia 17:5. Orang yang memimpin manusia ke dalam kutuk tentu saja ia sendiri juga mendapat kutuk. “Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat.” Ulangan 27:18. Jikalau hal ini benar untuk orang yang menyebabkan seorang buta secara jasmani tersesat, betapa lebih benarnya hal itu harus berlaku bagi orang yang menyebabkan satu jiwa tersesat kepada kebinasaan yang kekal! Menyesatkan orang dengan suatu pengharapan palsu terhadap keselamatan, membuat mereka mempercayai sesuatu yang tidak mungkin dapat menyelamatkan mereka adalah suatu tindakan yang paling jahat. Hal itu membuat manusia membangun rumah mereka di atas lubang yang tiada terduga dalamnya. Itulah sebabnya rasul itu dengan leluasa mengulangi pernyataan kutuknya. Sekali lagi kita melihat gawatnya keadaan yang menyebabkan surat ini ditulis. “Seorang Malaikat Dari Sorga” Tapi apakah ada suatu bahaya, suatu kemungkinan, bahwa seorang malaikat dari sorga akan memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang benar itu? Sudah pasti, walaupun malaikat itu bukan baru saja datang dari sorga. Sebab, kita membaca tentang “malaikat-malaikat yang berbuat dosa” II Petrus 2: 4, dan “tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka” (Yudas 6) dan tempat kediaman dari mana mereka diusir dari sorga (Wahyu 12:7-9). Nah, “Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran.” II Korintus 11: 14, 15. Adalah malaikat-malaikat ini yang datang dengan mengaku bahwa mereka adalah roh-roh orang yang sudah meninggal, dan membawakan pekabaran yang langsung dari kerajaan di atas (di mana orang yang sudah meninggal sebenarnya tidak berada), dan tanpa kekecualian memberitakan “Injil yang lain” daripada Injil Kristus.
  • 34. Waspadalah terhadap mereka. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah.” I Yohanes 4:1. “Carilah pengajaran dan kesaksian; Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar. Yesaya 8:20. Tidak seorangpun perlu tertipu, selama ia memiliki Firman Allah. Sesungguhnya, tidaklah mungkin seseorang tertipu sementara ia memegang Firman Allah. Itu adalah terang pada jalan kita. Tidak Menyenangkan Manusia (:10) Sudah diakui oleh umat Kristen bahwa pada tiga abad pertama jemaat Kristen telah dipengaruhi oleh kekafiran, sehingga meskipun telah terjadi reformasi-reformasi, masih ada banyak pengaruh kekafiran yang tinggal. Inilah akibat dari usaha untuk menyenangkan manusia. Para pemimpin gereja mengira bahwa mereka dapat mempengaruhi orang-orang kafir dengan melonggarkan beberapa prinsip Injil yang ketat, dan mereka telah melakukan hal itu dengan akibat bahwa gereja telah diselewengkan. Cinta diri selalu melandasi usaha-usaha untuk berdamai dengan menyenangkan manusia. Para pemimpin gereja berkeinginan (seringkali tanpa kesadaran) untuk menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah 20:30). Supaya disenangi orang banyak, mereka harus mengadakan kompromi dan menyelewengkan kebenaran. Inilah yang telah dan sedang dilakukan di Galatia; manusia menyelewengkan Injil Kristus. Tetapi Paulus bukanlah dari golongan tersebut, ia berusaha menyenangkan Allah, dan bukan manusia. Ia adalah hamba Allah, dan Allah adalah satu-satunya yang perlu ia senangkan. Barangsiapa yang barusaha menyenangkan manusia, adalah hamba manusia, dan bukan hamba Allah. Prinsip ini adalah benar dalam setiap macam pelayanan. Para pelayan di rumah atau pelayan di toko yang bekerja hanya untuk menyenangkan manusia, tidak akan menjadi hamba-hamba yang setia, karena mereka akan 29
  • 35. melakukan pekerjaan yang baik hanya apabila mereka dilihat, tetapi akan meremehkan suatu tugas yang tidak dilihat oleh majikan mereka. Jadi Paulus menasihatkan: “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Kolose 3:22-24. Barang siapa tidak mempedulikan apapun kecuali melayani dan menyenangkan Allah, akan menyajikan pelayanan yang terbaik kepada manusia. Ini adalah hal yang perlu ditekankan kepada semua orang. Para pekerja Kristen terutama memerlukannya. Ada suatu kecenderungan untuk menumpulkan ketajaman kebenaran, agar kita tidak kehilangan kebaikan beberapa orang kaya atau yang berpengaruh. Berapa banyak yang telah memerangi keyakinannya karena takut kehilangan uang atau kedudukan! Hendaklah kita masing-masing ingat akan hal ini: “Jikalau aku hanya menyenangkan manusia, maka aku tidak akan menjadi hamba Kristus.” Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus berlaku keras dan tidak sopan. Itu tidak berarti bahwa kita sesuka hati membuat orang lain tersinggung. Allah itu baik bagi semua orang. Ia baik kepada yang tidak berterima kasih dan yang cemar. Yesus bekerja melakukan kebaikan, mengucapkan kata-kata kasih dan penghiburan. Kita harus menjadi pemenang jiwa-jiwa, jadi dengan demikian harus memilih suatu pembawaan yang menawan hati tetapi kita harus memenangkan jiwa bagi Allah, itu sebabnya, kita harus menunjukkan hanya penarikan dari Dia yang mengasihi dan yang disalibkan itu. “kita melayani Kristus dengan membiarkan Roh-Nya mengendalikan kita. Siapa yang terbaik Memikul kuk-Nya yang ringan, merekalah yang terbaik melayani-Nya” 30
  • 36. “Bukan Dari Manusia” (:11) Perhatikan bagaimana surat ini menekankan kenyataan bahwa Injil adalah dari Allah dan bukan dari manusia. Dalam ayat pertama rasul itu menyatakan bahwa ia bukan diutus oleh manusia, atau mewakili manusia. Kembali ia mengatakan bahwa ia tidak ingin menyenangkan manusia, tetapi hanya Kristus dan sekarang dengan sangat jelas dikemukakan bahwa pekabaran yang ia bawa seluruhnya berasal dari sorga. Dari kelahiran dan pendidikannya ia melawan Injil itu, tetapi ketika ia dipertobatkan, hal itu telah terjadi dengan suara dari sorga. Bacalah cerita tentang pertobatannya dalam kisah 9:1-22; 22:3-16; 26:9-20. Tuhan sendiri muncul padanya di jalan ketika ia sedang melontarkan ancaman-ancaman pembunuhan terhadap umat kesucian Allah. Tidak ada dua orang yang akan mempunyai pengalaman pertobatan yang sama, namun prinsip umumnya adalah sama. Jadi, setiap orang seharusnya dipertobatkan sebagaimana Paulus. Pengalamannya mungkin tidak akan begitu menakjubkan, tetapi jika pertobatan itu tulen, itu akan merupakan suatu penyataan dari sorga seperti halnya dengan pengalaman Paulus. “Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan.” Yesaya 54:13; Yohanes 6:45. “Setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.” “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.” 1 Yohanes 2:27. Jangan salah mengira bahwa hal ini meniadakan perlunya peranan manusia dalam pemberitaan Injil. Jikalau benar demikian, maka rasul-rasul akan dipersalahkan oleh diri mereka sendiri, sebab mereka adalah pekabar- 31
  • 37. pekabar Injil itu. Allah telah menetapkan rasul-rasul, nabi-nabi, guru-guru, dan lain-lain, di dalam gereja (I Korintus 12:28); tetapi Roh Allahlah yang bekerja melalui orang-orang ini. “Siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah.” Yohanes 3:34. Itulah sebabnya tidak menjadi soal dari siapakah seseorang pertama-tama mendengar kebenaran itu, ia harus menerimanya sebagai datang langsung dari sorga. Roh Kudus menyanggupkan mereka yang ingin melakukan kehendak Allah untuk mengenal kebenaran begitu mereka melihat atau mendengarnya, dan mereka menerimanya, bukan berdasarkan orang yang telah menyampaikan kebenaran itu kepada mereka, melainkan berdasarkan Allah sumber kebenaran itu. Kita harus yakin seperti Paulus, tentang kebenaran yang kita pegang dan ajarkan. Tetapi bilamana seseorang menyebut nama seorang pendeta yang dihormati atau nama seorang doktor teologia untuk membenarkan kepercayaannya, atau untuk mempengaruhi orang lain yang hendak ia yakinkan, kita boleh memastikan bahwa ia sendiri tidak memahami kebenaran yang dipegangnya itu. Ajarannya mungkin merupakan kebenaran, tetapi ia tidak mengetahui bagi dirinya sendiri bahwa hal itu adalah benar. Adalah kesempatan setiap orang untuk mengenal kebenaran (Yohanes 8:31, 32); dan bilamana orang memegang suatu kebenaran langsung dari Allah, sepuluh ribu kali sepuluh ribu nama yang besar yang setuju dengan kebenaran tersebut tidak menambah kewibawaan kebenaran itu walaupun seberat sehelai bulu sekalipun; sebaliknya keyakinannya tidak akan bergoncang sedikitpun jikalau setiap orang besar di bumi menentang kebenaran itu. Adalah suatu hal yang luar biasa untuk dibangun dalam kekokohan Batu Karang itu. Penyataan Yesus Kristus (:12) Perhatikan bahwa itu bukan hanya sekedar suatu penyataan dari Yesus Kristus, tetapi “penyataan Yesus Kristus”. Bukan hanya sekedar bahwa 32
  • 38. Kristus mengatakan sesuatu kepada Paulus tetapi bahwa Kristus menyatakan diri-Nya sendiri kepada Paulus, dan di dalam Dia dan Dialah kebenaran itu. Bahwa inilah yang dimaksudkan dapat dilihat dari ayat 16, di mana kita membaca bahwa Allah menyatakan Anak-Nya dalam diri Paulus, supaya ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Rahasia Injil ialah Kristus di dalam diri orang percaya, pengharapan kemuliaan. Kolose 1:25-27. Roh kudus adalah wakil pribadi dari Kristus. Kristus mengutus-Nya, supaya Ia boleh tinggal dengan kita selama-lamanya. Dunia tidak menerima-Nya, oleh sebab dunia tidak mengenal-Nya; “tetapi kamu mengenal Dia”, kata Kristus; “sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu,” Yohanes 14:16, 17. Hanya dengan jalan demikian kebenaran Allah dapat dikenal dan diperkenalkan. Kristus tidak berdiri jauh-jauh lalu meletakkan prinsip-prinsip yang benar untuk kita ikuti; tetapi Ia menanamkan diri-Nya sendiri di dalam diri kita, memiliki kita manakala kita menyerahkan diri kita kepada- Nya, dan menyatakan kehidupan-Nya di dalam daging kita yang fana. II Korintus 4:11. Tanpa kehidupan ini memancarkan sinar, tidak akan ada pemberitaan Injil. Perhatikan bahwa Yesus dinyatakan di dalam diri Paulus, supaya Paulus dapat memberitakan Dia di antara orag kafir. Ia bukan saja memberitakan tentang Kristus, tetapi memberitakan dan menyatakan Kristus sendiri “bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan.” II Korintus 4:5. Allah menunggu dan rindu menyatakaan Kristus kepada setiap manusia. Kita membaca tentang orang-orang “yang menindas kebenaran dengan kelaliman”, dan bahwa “apa yang dapat mereka ketahui tetang Allah nyata bagi mereka”, bahkan sebagaimana dalam segala sesuatu yang telah dijadikan Allah “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” telah nampak dengan nyata. Roma 1:18-20. Sekarang Kristus adalah kebenaran (1 Korintus 1:24), dan ke-Ilahian Allah (Yohanes 1:1). Itulah sebabnya, Kristuslah sesungguhnya yang ditindas oleh orang-orang berdosa. Ia adalah Firman Allah yang Ilahi, yang bersemayam dalam manusia, supaya mereka 33
  • 39. dapat melakukannya. Ulangan 30:14; Roma 10:6-8. Bahwa Kristus ada di dalam semua orang terbukti dari kenyataan bahwa mereka hidup; tetapi Ia begitu diabaikan dan disembunyikan sehingga sulitlah untuk melihat Dia. Pada kebanyakan orang tabiat yang berlawanan dengan tabiat Kristus yang dinyatakan dan satu-satuya tanda bahwa Kristus masih ada ialah bahwa mereka hidup dan bernafas. Sesungguhnya Ia ada, menunggu dengan sabar untuk dinyatakan –merindukan datangnya waktu bilamana Firman Allah dapat bekerja tanpa rintangan dan dimuliakan, dan kehidupan Yesus dari Nazaret yang sempurna itu dinyatakan di dalam daging yang fana. Hal ini dapat terjadi pada “barang siapa yang mau”, tidak peduli betapa bedosa dan merosotnya keadaannya sekarang. Allah senang melakukannya sekarang; sebab itu berhenti melawan. Sejarah Pribadi (: 13) Dari ayat dua belas pasal pertama sampai pertengahan pasal kedua, kita mendapati cerita tetang sejarah pribadi, yang diceritakan untuk suatu maksud tertentu. Dalam pengalaman Paulus kita melihat kebenaran Injil itu, bagaiman ia tidak mengambil sesuatupun dari manusia, tetapi memberikan segala sesuatu kepadanya. Rasul ini menunjukkan bahwa segenap kehidupannya yang mula-mula adalah bertentangan dengan Injil. Karena ia mempelajari apa yang bertentangan dengan Injil itu.. Ia menentangnya dengan sengit. Kemudian ia bertobat ketika tidak ada orang Kristen di dekatnya, dan ia hampir-hampir tidak berhubungan dengan orang Kristen selama bertahun-tahun selanjutnya. Semua ini, walaupun telah diberitakan kepada orang-orang Galatia, perlu diulangi suapaya jelas bagi semua bahwa Paulus tidak menyampaikan kepada mereka suatu penemuan manusia yang lain. 34
  • 40. “Tentang Kegiatan, Menganiaya Gereja” Inilah yang Paulus katakan mengenai dirinya sendiri, dalam suratnya kepada orang-orang Filipi. Filipi 3:6. Betapa besar kegiatan yang diceritakannya sendiri. Ia mengatakan bahwa ia menganiaya gereja Allah “dengan luar biasa, dan “menyia-nyiakannya”, atau sebagaimana dalam terjemahan lain “membinasakannya”. Lihat Kisah 8:3. Di hadapan Agrippa ia berkata: “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.” Kisah 26:9-11. Dalam suatu pembicaraan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem, yang mengetahui kehidupannya, ia berkata, “aku telah menganiaya pengikut-pengikut jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.” Kisah 22:4. Hal ini dilakukannya oleh sebab sebagaimana yang dikatakan dalam ayat sebelumnya, ia “giat terhadap Allah.” Begitulah ia dipenuhi dengan semangat ini sehingga tidak ada yang lain yang direncanakkanya kecuali “mengancam dan membunuh” Kisah 9:1 Tampaknya hampir tidak masuk akal bahwa ada orang yang mengaku berbakti kepada Allah yang benar, namun mempunyai pendapat-pendapat yang salah tentang Dia dengan mengira bahwa Ia merasa senang dengan corak pelayanan seperti itu; tetapi Saul dari Tarsus, salah seorang dari para penganiaya orang Kristen yang paling ganas dan tidak kenal lelah yang pernah hidup, dapat berkata bertahun-tahun kemudian, “sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah. Kisah 23:1. Walaupun ia melawan bujukan-bujukan Roh (Kisah 9:5) dan 35
  • 41. berusaha mematikan keyakinan yang makin mendesaknya ketika ia menyaksikan kesabaran orang-orang Kristen, dan mendengarkan kesaksian-kesaksian mereka bagi kebenaran tatkala mereka menghadapi kematian, Saul sebetulnya tidak dengan sengaja melumpuhkan suara hati nuraninya. Sebaliknya ia sedang berusaha memelihara hati nurani yang murni, dan begitu dalam ia telah diindoktrinasi dengan tradisi-tradisi Farisi, sehingga ia merasa pasti bahwa perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang timbul dalam dirinya itu pastilah merupakan bujukan-bujukan roh jahat, yang wajib ia tindas. Jadi bujukan-bujukan Roh Allah untuk sesuatu saat hanya membuatnya melipat gandakan kegiatannya menentang orang-orang Kristen. Dari semua orang di dunia, Saul, orang Farisi yang merasa benar diri itu, tidak mempunyai kecenderungan apapun untuk menyukai Kekristenan. Namun, kegiatannya yang salah arah adalah suatu “kegiatan untuk Allah, dan kenyataan ini telah menjadikan dia bahan yang baik untuk diolah sebagai seorang pekerja Kristen. Kelebihan Paulus (:14) “Kelebihan” Paulus ialah karena kemajuannya “dalam agama Yahudi” yang melebihi rekan-rekannya, yaitu mereka yang sebaya dengan dia di antara orang-orang senegerinya. Ia memiliki semua kelebihan yang mungkin di dapati pada seorang pemuda Yahudi. Orang Ibrani asli (Filipi 3:5), namun Ia juga adalah seorang yang dilahirkan sebagai warga Negara Roma (Kisah 22:26-28). Cekatan dan cerdas secara alamiah, ia telah memperoleh pendidikan dari Gamaliel salah satu doktor hukum yang paling bijaksana dan telah “dididik dengan teliti dalam hukum nenek moyang.” Kisah 22:3. Sebagai golongan yang paling teguh di atara orang-orang Yahudi, ia hidup sebagai orang Farisi, dan memang “seorang Farisi yang sejati, dengan demikian ia adalah orang yang lebih dalam hal tradisi” nenek moyangnya dibandingkan dengan orang lain segolongannya. Setelah menjadi dewasa ia 36
  • 42. menjadi seorang anggota dari badan tertinggi di kalangan orang Yahudi – Sanhedrin - sebagaimana terbukti bahwa ia memberikan suaranya (Kisah 26:10) ketika orang-orang Kristen dijatuhi hukuman mati. Lebih daripada itu, ia mendapat kepercayaan dari imam besar, yang bersedia memberinya surat-surat perkenalan kepada semua penguasa rumah ibadah di seluruh negeri, dengan kekuasaan untuk menangkap dan memenjarakan orang yang di dapati bersalah karena “kemurtadan”. Sesungguhnya ia adalah seorang pemuda yang sedang menanjak, dan para penguasa Yahudi memandangnya dengan bangga dan penuh pengharapan, percaya bahwa ia akan banyak memberikan sumbangan untuk memulihkan bangsa dan agama Yahudi kepada kebesaran yang semula. Dari segi duniawi, terbentang masa depan yang gemilang di hadapan Saulus, tetapi apa yang merupakan keuntungan baginya, semua itu dianggapnya suatu kerugian bagi Kristus, untuk siapa ia telah kehilangan segala sesuatu. Filipi 3:7,8 Tradisi Nenek Moyang, Bukan Agama Kristen Paulus mengatakan, “di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. “ Jelaslah bahwa “Agama Yahudi”, bukanlah agama Allah dan Yesus Kristus, tetapi adalah tradisi manusia. Orang-orang membuat kesalahan besar dengan menganggap “Agama Yahudi” sebagai agama Perjanjian Lama. Agama Perjanjian Lama adalah agama Yesus Kristus. Roh-Nyalah yang ada di dalam diri para nabi yang menggerakkan mereka untuk menyatakan Injil yang sama yang kemudian diberitakan para rasul. I Petrus 1:10-12. Ketika Paulus masih di “dalam Agama Yahudi” ia tidak percaya Perjanjian Lama, yang ia baca dan dengarkan dan dibaca setiap hari, sebab ia tidak mengerti tul isan itu. Jikalau sekiranya ia mengerti, maka ia akan percaya pada Kristus. “Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan 37
  • 43. menjatukan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi - nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Kisah 13:27 Tradisi-tadisi nenek moyang menyebabkan pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Matius 15:3. Allah berfirman tentang orang-orang Yahudi (secara keseluruhan): “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Ayat 8:9. Pada hari-hari Sabat para pemimpin membaca Kita Suci di rumah-rumah ibadah, dan hal ini tidak salah. Yesus berkata: “Ahli -ahli taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi jangalah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak melakukannya.” Matius 23:2,3. Yesus tidak pernah menyalahkan Musa dan tulisan-tulisannya. Ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.” Yohanes 5:46. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang dibaca dan diperintahkan para pemimpin dari tulisan-tulisan Musa harus diikuti; tetapi contoh para pemimpin harus ditolak, karena mereka tidak menurut kitab Suci. Kristus berkata tentang mereka, “Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.” Matius 23:4. Ini bukanlah perintah-perintah Allah, karena perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (I Yohanes 5:3); dan tanggungan-tanggungan itu bukan dari Kristus, karena beban-Nya ringan (Matius 11:30). Kita banyak mendengar tentang “para guru yang mengajarkan ajaran Yahudi”, yang berusaha menyesatkan orang-orang Galatia. Dan kita mengatahui bahwa mereka yang mengajarkan “injil yang lain” adalah orang-orang Yahudi. Tetapi kita tidak boleh mengira bahwa “guru-guru yang mengajarkan ajaran Yahudi” ini sedang mengajarkan Alkitab atau sebagian 38
  • 44. daripadanya, atau berusaha meminta orang-orang yang baru bertobat mengikuti Kitab-kitab Suci yang ditulis oleh Musa. Jauh dari itu; mereka sedang memimpin orang-orang Galatia itu menjauh dari Alkitab, dan mengganti ajarannya dengan perintah-perintah manusia. Inilah yang membangkitkan semangat Paulus “Agama Yahudi” itu sama sekali berbeda dengan agama Allah, sebagaimana diajarkan dalam taurat, para nabi dan Mazmur. “Diasingkan Untuk Memberitakan Injil Allah” (: 15) Inilah kata-kata yang digunakan oleh Paulus untuk melukiskan dirinya sendiri di dalam suratnya kepada orang-orang di Roma: “Dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” Roma 1:1. Jadi di sini ia mengatakan bahwa Allah “memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya.” Galatia 1:15. Bahwa Allah memilih Saul menjadi seorang rasul, sebelum Saul sendiri mengira bahwa ia harus menjadi seorang Kristen kelak, adalah jelas dari cerita ini. Dalam perjalanannya ke Damaskus, ke mana ia sedang menuju sambil mengancam hendak membunuh dengan membawa kekuasaan penuh untuk menagkap, mengikat, dan menyeret semua orang Kristen ke dalam penjara, baik pria maupun wanita, tiba-tiba Saul dihentikan bukan oleh tangan manusia, tetapi oleh kuasa kemuliaan Tuhan. Tiga hari kemudian Tuhan berfirman kepada Ananias, ketika menyuruhnya pergi untuk menyembukan penglihatan Saul, “orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain…” Kisah 9:15 Allah menahan Saul dalam karir gilanya untuk menggantinya, oleh sebab Ia telah memilihnya menjadi seorang rasul. Jadi kita melihat bahwa bisikan-bisikan yang diperangi oleh Saul adalah usaha roh untuk mengalihkannya kepada pekerjaan untuk mana ia telah dipanggil.
  • 45. Tetapi berapa lama sebelum peristiwa ini Saul telah dipilih untuk menjadi utusan Tuhan? – Ia sendiri mengatakan kepada kita bahwa ia “diasingkan” – disendirikan – sejak ia dilahirkan. Ia bukanlah orang pertama yang menyatakan bahwa sejak lahir ia telah di pilih untuk pekerjaannya. Ingat Simson, Hakim-hakim 13:2-14. Yohanes Pembaptis diberi nama, dan tabiatnya serta pekerjaannya telah dilukiskan, berulan-bulan sebelum dilahirkan. Tuhan berkata kepada Yeremia: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Yeremia 1:5. Koresy seorang raja kafir telah diberi nama lebih dari seratus tahun sebelum ia dilahirkan, dan bagiannya dalam pekerjaan Allah telah di tetapkan baginya. Yesaya 44:28; 45:1-4. Ini bukanlah catatan-catatan yang tidak mempunyai arti, melainkan telah ditulis dengan maksud agar kita mengetahui bahwa Allah mengendalikan dunia ini. Adalah benar bahwa bagi semua orang sebagaimana halnya bagi orang-orang Tesalonika, “Allah dari mulanya telah memilih” mereka “untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” II Tesalonika 2:13. Adalah terserah pada setiap orang untuk menjadikan panggilan dan pilihan itu pasti. Dan yang “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (I Timotius 2:3, 4), juga telah menetapkan “masing-masing dengan tugasnya”, (Markus 13:34). Ia yang membuat bagian dunia ciptaan-Nya yang tidak bernyawa bersaksi bagi Dia (Kisah 14:17; Roma 1:20) tentu menghendaki manusia, yang menjadi ciptaan-Nya yang tertinggi, rela memberikan kesaksian bagi Dia dengan cara yang hanya dapat dilakukan oleh manusia yang cerdas. Semua orang telah dipilih untuk menjadi saksi bagi Allah, dan kepada masing-masing telah ditetapkan pekerjaannya. Sepanjang hidup Roh bergumul dengan setiap orang, untuk membujuknya supaya rela digunakan dalam pekerjaan kepada 39
  • 46. mana Allah telah memanggilnya. Hanyalah Hari Penghakiman yang akan mengungkapkan kesempatan-kesempatan mulia apakah yang telah di sia-siakan oleh manusia. Saul, si penganiaya yang ganas, telah menjadi rasul yang besar. Siapakah yang dapat membayangkan betapa besarnya kebaikan yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang memegang kuasa atas sesamanya dan tidak menggunakan kuasa mereka untuk kejahatan jika mereka mau menyerahkan diri kepada pengaruh Roh? Tidak semua orang dapat menjadi seperti Paulus; tetapi pemikiran bahwa setiap orang, sesuai dengan kesanggupan yang Allah berikan kepadanya, telah dipilih dan dipanggil oleh Allah untuk bersaksi bagi Dia, akan memberikan suatu arti yang baru pada kehidupan apabila perkara-perkara ini dimengerti. Pengetahuan akan kebenaran ini bukan saja akan menjadikan hidup lebih berarti bagi kita, membuat kita berusaha untuk mengetahui kehendak Allah bagi kita secara pribadi, dan berserah sepenuhnya kepada-Nya supaya Ia dapat menggunakan kita melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan-Nya bagi kita, tetapi itu akan cenderung membuat kita lebih memikirkan orang lain, dan tidak memandang rendah yang lemah, yang kecil dan yang hina. Betapa indahnya, menyenangkannya dan khidmatnya pemikiran ini, bilamana kita melihat orang-orang bergerak, karena mereka masing-masing melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan oleh Allah untuk dikerjakan. Mereka semua adalah hamba-hamba Allah yang Mahatinggi, masing-masing ditetukan untuk suatu pekerjaan khusus. Itu adalah suatu kesempatan yang indah, dan suatu tanggung jawab yang mulia. Betapa sedikitya orang melakukan pekerjaan yang Allah menghendaki untuk dikerjakan! Kita harus sangat berhati-hati supaya tidak menghalangi-halangi siapapun dalam hal-hal yang kecil sekalipun, apabila ia sedang melakukan tugas yang ditetapkan sorga baginya. Hal ini yang harus kita ingat ialah bahwa Allah itulah yang memberikan kepada setiap orang pekerjaannya. Masing-masing harus menerima 40
  • 47. tugasnya dari Allah, dan bukan dari manusia. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati dalam mendikte orang mengenai kewajibannya. Allah dapat menjelaskan tugas itu kepada mereka sama seperti kepada kita, dan jika mereka tidak mau mendengar Dia, merekapun tidak akan mau mendengar kita, meskipun kita dapat mengarahkan mereka ke jalan yang benar. “Orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya” (Yeremia 10:23). Jika demikian bagaimanakah ia dapat menentukan langkah orang lain? Meminta Pertimbangan Manusia (: 16) “Sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”. Pernyataan ini dibuat dengan maksud menunjukkan bahwa rasul itu tidak menerima Injil dari manusia siapapun. Ia melihat Kristus dan menerima-Nya kemudian ia pergi ke Arabia, lalu kembali ke Damaskus dan baru setelah genap tiga tahun sejak pertobatannya ia pergi ke Yerusalem, dimana Ia tinggal hanya lima belas hari dan hanya bertemu dengan dua rasul. Lagipula, umat percaya takut kepadanya, dan pada mulanya tidak percaya bahwa ia sudah menjadi seorang murid, jadi nyatalah bahwa ia tidak menerima Injil itu dari manusia yang manapun. Banyak yang dapat dijadikan pelajaran dari hal Paulus yang tidak meminta pertimbangan manusia. Ia tidak perlu melakukan hal ini sebab yang telah ia terima adalah sabda dari Tuhan langsung; tetapi apa yang dialami Paulus bukanlah sesuatu yang pada umumnya terjadi. Sebagai penjelasan, orang membaca sesuatu dalam Alkitab lalu meminta pendapat orang lain sebelum ia berani mempercayainya. Apabila tidak ada seorangpun di antara sahabat-sahabatnya yang mempercayainya, iapun tidak berani menerimanya. Bila pendetanya atau salah satu komentar tidak sependapat dengannya, lenyaplah apa yang telah dibacanya itu sehingga pendapat manusia telah menang atas kuasa kerja Roh dan Firman. 41
  • 48. Atau, ada kemungkian perintah itu sudah begitu jelas sehingga tidak ada alasan yang wajar untuk menanyakan kepada seseorang apa artinya. Pertanyaannya ialah, dapatkah saya melakukannya? Tidakkah hal itu menuntut pengorbanan yang besar? Dalam hal ini, manusia yang paling berbahaya yang dapat dimintai pertimbangan adalah dirinya sendiri. Tidaklah cukup hanya tidak bergantung pada orang lain; dalam soal kebenaran orang perlu tidak bergantung pada dirinya sendiri. “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.” Amsal 3:5. “Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal.” Amsal 28:26. Seorang “bapa agama” adalah seorang yang dianggap menduduki tempat sebagai penasihat yang sebenarnya adalah hak Allah saja. Orang yang membuat dirinya sendiri menjadi seorang “bapa agama”, dengan mengikuti pertimbangannya sendiri, adalah sama buruknya dengan orang yang mendikte orang lain; bahkan lebih besar kemungkinannya ia menjadi tersesat dibandingkan dengan apabila ia mengikuti seorang “bapa agama” selain dirinya sendiri. Sesungguhnya kita tidak memerlukan seorang “bapa agama” karena kita memiliki Firman Allah. Bilamana Allah berfirman, adalah bijaksana untuk segera mematuhinya, tanpa meminta nasihat dari hatinya sendiri sekalipun. Nama Tuhan adalah “Penasihat” (Yesaya 9:6), dan Ia adalah “penasihat ajaib”. Dengarlah Dia! “Ia akan menjadi Penuntun kita selama-lamanya.” “Dengan Segera” Perhatikan perkataan itu. Paulus tidak berhenti untuk berunding. Ia tidak menyia-nyiakan waktu. Ia mengira bahwa ia sedang melayani Allah ketika ia menganiaya gereja, dan pada saat ia menyadari kesalahannya iapun segera berbalik. Ketika ia melihat Yesus dari Nazaret, ia mengenal - Nya sebagai Tuhannya, dan dengan segera berseru, “Tuhan, apakah yang 42
  • 49. Kau kehendaki aku perbuat?” Ia siap untuk segera dipekerjakan dengan cara yang benar. Itu adalah teladan yang patut dipikirkan. Seyogianya setiap orang dapat dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.” Mazmur 119:60. “Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku.” Ayat 32. Kafir – Bangsa-Bangsa di Luar Umat Allah Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus dinyatakan di dalam dirinya agar ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Dalam terjemahan yang lain kita menemukan perkataan “Bangsa-Bangsa Lain” yang digunakan gantinya “Kafir”. Tidak ada bedanya. Kedua perkataan itu digunakan secara bergantian dalam Alkitab bahasa Inggris, karena di mana saja kata-kata itu ditemukan, kata-kata itu diterjemahkan dari hanya satu kata bahasa Yunani, atau kalau itu di dalam Perjanjian Lama, dari kata bahasa Ibraninya. Mari kita perhatikan beberapa contoh. Dalam I Korintus 12:2 kita membaca, “Kamu, tahu bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, (yaitu masih kafir) kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.” Ini berasal dari kata yang digunakan untuk “kafir”, dan ayat itu sendiri menunjukkan bahwa kafir adalah penyembah berhala. Perhatikan bahwa orang-orang Korintus “adalah kafir”; mereka berhenti menyembah berhala ketika menjadi orang-orang Kristen. Efesus 2:11, 12 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu – sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia; bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam 43
  • 50. ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.” Sesungguhnya, menjadi seorang Kafir adalah berada dalam keadaan yang tidak perlu dicemburui. Kita diberi tahu bahwa “sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangasa-bangsa lain yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya.” Kisah 15:14. Dan Yakobus meunjuk kepada orang-orang percaya di Antiokhia dan di mana saja sebagai orang-orang yang “dari antar bangsa-bangsa lain berpaling kepada Allah”. Umat Allah diambil dari antara orag-orag kafir. Tetapi setelah dikeluarkan, mereka berhenti menjadi orang kafir. Abraham, nenek moyang Israel, diambil dari antara orang-rang kafir, (Yosua 24:2), sehingga seluruh Israel telah diambil dari antara orang-orang kafir. Dengan demikian “seluruh Israel akan diselamatkan” apabila segenap jumlah orang-orang kafir sudah masuk. Roma 11:25, 26. Di dalam Mazmur 2:1-3 kita boleh membaca dengan sah, “mengapa rusuh bangsa-bangsa (yaitu kafir), mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembersar bermufakat bersama-sama (melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya (yaitu melawan Kristus, karena Kristus artinya “yang diurapi”), sambil mengatakan, marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka daripada kita.” Betapa sering kita melihat hal ini digenapi oleh orang-orang yang dengan nada kemenangan berseru: “Tunjukkan kepadaku dimana orang-orang kafir diperintahkan untuk memelihara sepuluh hukum!” Ini berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang kafir, dan dengan berpikir demikian berharap dapat membuang hukum-hukum Allah dari mereka. Orang-orang ini tidak menempatkan diri mereka dalam golongan yang terhormat. Memang benar bahwa orang-orang kafir tidak diperintahkan untuk memelihara hukum-hukum itu, karena hal tersebut tidaklah mungkin. Tetapi setelah mereka menerima Kristus dan hukum roh kehidupan di dalam Dia, mereka berhenti menjadi orang kafir. 44
  • 51. Betapa besarnya keinginan Allah untuk menyelamatkan orang-orang dari keadaan mereka yang kafir itu ditunjukkan-Nya dengan mengutus rasul Paulus (belum lagi Kristus) untuk membawa mereka kepada-Nya sendiri. Seorang Nabi Bagi Orang-Orang Kafir Sehubungan dengan hal ini patutlah diperhatikan bahwa Allah sangat merindukan pertobatan orang-orang kafir tiga ribu tahun yang lalu sebagaimana kerinduan-Nya sekarang. Injil diberitakan kepada mereka sebelum kedatangan Kristus yang pertama kali, dan juga sesudahnya. Paulus bukanlah orang pertama yang memberitakan Injil kepada orang kafir sesudah Kristus, walaupun ia khususnya diutus kepada mereka. Ia dikenal sebagai rasul kepada orang kafir, namun ke mana saja ia pergi mula-mula ia memberitakan Injil itu kepada orang-orang Yahudi, selama mereka mau mendengarkannya. Demikian juga keadannya sebelum Kristus. Melalui banyak wakil-wakil-Nya, Allah memperkenalkan diri-Nya sendiri di antara bangsa-bangsa kafir, atau yang menyembah berhala. Dalam Yeremia 1:5, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku menguduskan engaku, Aku menetapkan engaku menjadi nabi bagi bangsa-bangsa”, kata Ibrani dari mana perkataan “bangsa-bangsa” diterjemahkan adalah kata yang sama yang biasanya diterjemahkan “kafir”. “Mengapa rusuh bangsa - bangsa?” Mazmur 2:1 “Maklumkanlah hal ini di antara bangsa -bangsa: Bersiaplah untuk peperangan,”… “Bergeraklah dan datanglah hai segala bangsa dari segenap penjuru.” Yoel 3:9-11. Perkataan “kafir” dan “bangsa lain” dalam ayat-ayat ini adalah sama dengan perkataan “bangsa-bangsa”, dalam Yeremia 1:5. Ini dapat di lihat dengan membandingkan beberapa terjemahan. Jadi Tuhan mengatakan kepada Yeremia, “Aku menguduskan engkau. Aku menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (yaitu kafir)”. Biarlah tidak ada orang yang mengatakan bahwa Allah pernah 45
  • 52. membatasi kebenaran-Nya kepada suatu bangsa saja, apakah orang Yahudi atau kafir. “Tidak ada perbedaan antara orang Yahud i dan orang Yunani; karena Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang beseru kepada-Nya.” Roma 10:12 Yang Baru Bertobat Berkhotbah Segera setelah Paulus bertobat, “ketika itu juga ia memberitahukan Yesus dirumah-rumah ibadat. “ Kisah 9:20. Bukankah ajaib bahwa ia dengan sekejap mata sanggup berkhotbah dengan begitu berkuasa? – Memang demikian, sama ajaibnya dengan setiap orang yang dapat memberitakan Kristus. Bahwa ada orang yang dapat memberitakan Kristus dalam kebenaran yang sesungguhnya, merupakan suatu rahasia yang sama dengan rahasia penjelmaan Kristus. Tetapi janganlah ada yang menyangka bahwa Paulus memperoleh pengetahuannya dengan tiba-tiba tanpa belajar. Ingat bahwa selama hidupnya ia adalah seorang pelajar Kitab Suci yang rajin. Bukanlah suatu hal yang luar biasa bagi seorang nabi untuk menghafal sebagian besar atau segenap Kitab Suci Ibrani, dan kita boleh yakin bahwa Paulus, yang lebih maju dari pada orang lain yang sebaya dengan dia, mengenal perkataan-perkataan Kitab Suci sama seperti seorang murid yang cerdas memahami daftar perkalian. Tetapi pikirannya dibutakan oleh tradisi-tradisi nenek moyang yang secara bersamaan sudah ditanamkan ke dalam dirinya. Kebutaan yang menimpa dirinya ketika cahaya bersinar kepadanya dalam perjalanan ke Damaskus, hanyalah merupakan gambaran kebutaan pikirannya, dan selaput yang seolah-olah gugur dari matanya ketika Ananias berbicara kepadanya, menunjukkan Firman di dalam dirinya, dan tersingkirnya kegelapan tradisi. Masalah Paulus sangat berbeda dengan masalah seorang yang baru bertobat yang tidak pernah membaca atau mempelajari Alkitab. Sesungguhnya orang seperti itu, dapat menceritakan apa yang Kristus telah lakukan baginya, dan dengan demikian melakukan 46
  • 53. banyak kebaikan; tetapi ia perlu banyak mempelajari Kitab Suci agar sanggup menunjukkan kepada manusia jalan kehidupan dengan sempurna, dan menuntun mereka pada jalan kebenaran. Paulus di Arabia (:17) Banyak yang mengira bahwa ketika di negeri Arab, Paulus memperoleh penyataan-penyataan yang ajaib itu, dan dibawa ke sorga, di mana ia mendengar “perkataan-perkataan yang tidak boleh diucapkan oleh manusia”. Boleh jadi demikin, walaupun hal itu tidak berarti bawa khayal - khayal tentang perkara-perkara sorgawi hanya diperoleh waktu itu saja. Selama hidupnya sebagai rasul, ia memiliki persekutuan yang erat dengan sorga, dan kita yakin bahwa “khayal-khayal sorgawi” tidak pernah disembunyikan dari penglihatannya. Begitu juga kita boleh yakin bahwa ia tidak menggunakan semua waktunya yang berbulan-bulan di Arabia hanya untuk belajar dan merenung sebab memberitakan Injil adalah pekerjaannya. Tadinya ia adalah seorang penganiaya yang keras, dan karena kasih karunia Allah yang diterimanya itu begitu limpah, ia menghitung semua waktu terbuang apabila ia tidak menyatakan kasih karunia itu kepada orang lain, dengan merasa, “celakalah aku, jika aku tidak memberitaka Injil itu”. Segera setelah ia bertobat dan sebelum ia pergi ke Arabia; ia membertakan Yesus dirumah-rumah ibadat di Damaskus; jadi wajarlah untuk menarik kesimpulan bahwa ia juga memberikan Injil kepada orang-orang Arab. Di sana ia dapat memberitakan Injil tanpa adanya perlawanan yang selalu diterimanya bilamana berada di antara orang Yahudi, dan itulah sebabnya pekerjaannya tidak begitu menyita waktu renungannya tentang dunia baru yang sekarang terbuka dihadapannya.
  • 54. Si Penganiaya Berkhotbah (:23) Sesungguhnya adalah ajaib mendengar bahwa “ia yang tadinya menganiaya kita sekarang memberitakan iman yang ia tadinya hendak binasakan.” Sehubungan dengan masalah Saul dari Tarsus, biarlah tidak seorangpun yang akan menganggap bahwa orang-orang yang menentang Injil tidak dapat diperbaiki. Mereka yang menentang harus diberi petujuk dengan lemah lembut, siapa tahu Allah akan memberi mereka pertobatan untuk mengakui kebenaran itu? Orang mungkin berkata tentang Paulus, ia memiliki terang sejelas dengan setiap orang dapat miliki. Ia memiliki setiap kesempatan; ia bukan saja mendengar kesaksian Stefanus yang diilhamkan, tetapi juga kesaksian orang-orang sahid pada saat hendak menemui ajal mereka; ia adalah orang malang yang keras, dari siapa tidak dapat diharapkan suatu kebaikan. Namun Paulus telah menjadi pemberita Injil yang terbesar, sama halnya seperti tadinya ia adalah penganiaya yang paling sengit. Adakah seorang penentang yang bengis? Janganlah bermusuhan dengan dia, dan jangan melawannya. Biarlah ia mengalami semua kepahitan dan pergumulan dengan dirinya sendiri, sementara engkau berpegang pada Firman Allah dan pada doa. Mungkin tidak akan lama sebelum Allah yang kini dihujatnya akan dimuliakan dalam dirinya. Memuliakan Allah (:24) “Dan mereka memuliakan Allah karena aku.”Betapa bedanya masalah Paulus dengan mereka kepada siapa ia berkata, “Sebab karena kamulah nama Allah di hujat di antara bangsa-bangsa” (Roma 2:24)! Setiap orang yang mengaku menjadi pengikut Allah harus menjadi alat yang akan membawa kemuliaan bagi nama-Nya, namun banyak yang akan menyebabkan nama itu dihujat; dan menyebabkan nama Allah dihujat karena kita adalah sama buruknya seperti kita dengan nyata-nyata menjadi 47
  • 55. penghujat-penghujat itu sendiri. Bagaimanakah kita dapat menyebabkan nama-Nya dimuliakan? – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16 Rekapitulasi/Ikhtisar Sekarang mari kita melihat sejenak kepada pasal ini secara keseluruhan. Ucapan salam yang mencakup lima ayat pertama memperkenalkan kepada kita nama dan panggilan si penulis surat, dan kewibawaannya. Secara sepintas juga diungkapkan kenyataan bahwa Kristus adalah Ilahi. Suatu doa pemberkatan diucapkan dari Allah Bapa, dan Yesus Kristus. Kristus menyerahkan diri-Nya untuk dosa kita – membelinya – supaya dapat melepaskan kita dari dunia yang jahat sekarang ini. Dosa kitalah yang merupakan dunia yang jahat sekarang ini. Dosa kita adalah milik Kristus, bukan milik kita, sehingga dengan kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, di mana Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita, kita dapat dihindarkan dari dosa-dosa itu. Adalah kehendak Allah untuk menyelamatkan kita, sehingga tidak ada lagi keragu-raguan tentang penerimaan kita. Allahlah yang memiliki kemuliaan oleh sebab itu kerajaan dan kuasa adalah milik-Nya. Dua ayat berikutnya menunjukkan kepada kita keadaan gereja-gerja di Galatia pada waktu surat ini ditulis, dan dengan demikian menyatakan kepada kita mengapa surat ini ditulis. Mereka sedang berpisah dari Allah, karena disesatkan oleh beberapa orang yang menyelewengkan Injil Kristus, memberitakan injil yang palsu gantinya Injil satu-satunya yang merupakan kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang percaya. Keheranan perkara ini adalah sama dengan yang dinyatakan dalam Yeremia 2:12, 13: “Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman Tuhan, sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat, 48
  • 56. mereka meninggikan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.” Kemudian dalam dua ayat berikutnya (8,9) kita menemukan kutuk yang dinyatakan kepada setiap orang, bahkan kepada rasul itu sendiri, atau malaikat dari sorga, yang berani mengajarkan suatu injil lain dari pada yang ia beritakan. Hal itu menunjukkan gawatnya perkara yang sedang dihadapi. Saudara-saudara di Galatia ditempatkan di bawah kutuk oleh para penginjil sial yang memberitakan injil palsu. Selanjutnya dalam ayat 10-12, rasul itu menunjukkan dirinya sendiri sebagai hamba Kristus, oleh sebab ia berusaha hanya menyenangkan Allah, bukan manusia. Para penginjil yang menyesatkan jiwa manusia, akan memberitakan hal-hal yang menyenangkan – hal-hal yang cocok dengan sifat manusia – untuk menarik murid-murid datang kepada mereka; Paulus hanya memberitakan kebenaran Allah yang terus terang, yang tidak diterimanya dari manusia siapapun, melainkan langsung dari sorga. Akhirnya kita menemukan permulaan dari suatu cerita pendek mengenai pengalaman pribadi, yang dilanjutkan sampai lebih dari setengah pasal yang kedua. Di sini Paulus menceritakan mengenai kehidupannya sebelum pertobatannya, ketika ia menganiaya gereja; menyebutkan pertobatannya, yang merupakan pernyataan Kristus di dalam dirinya, memberitahukan mengapa ia dipanggil, dan betapa segeranya ia menjawab panggilan itu, dan akhirnya menyatakan bagaimana ia tidak mendapat kesempatan, kalaupun ia menginginkan hal itu, untuk memperoleh Injil dari para rasul dan saudara-saudara yang telah menjadi orang-orang percaya sebelum dia, sebab ia tidak mempunyai hubungan dengan mereka selama bertahun-tahun setelah ia bertobat. Perkara ini akan menjadi lebih jelas bilamana kita melanjutkan pelajaran kita. 49