Dokumen tersebut membahas pentingnya memperingati 100 tahun pekabaran yang disampaikan pada pertemuan para pendeta di Minneapolis tahun 1888. Pekabaran ini dikenal sebagai "permulaan dari terang malaikat yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi" dan membuka jalan bagi "kerja kuasa Allah" agar gereja dapat menyebarkan injil di seluruh dunia. Buku "Kabar Kesukaan" dipilih karena berisi catatan kata demi kata pelaj
1. Glad Tidings
Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah menyampaikan suatu
pekabaran yang indah kepada umat-Nya melalui pendeta E.J. Waggoner dan
A.T. Jones. Pekabaran ini harus disampaikan lebih tegas kepada dunia
Juruselamat yang ditinggikan itu, korban untuk seluruh dunia. Pekabaran itu
menyajikan pembenaran melalui iman dalam kepastian; pekabaran itu
menghimbau orang banyak untuk menerima kebenaran Kristus, yang
dinyatakan dalam penurutan terhadap semua hukum Allah. Banyak yang
telah kehilangan pandangan terhadap Kristus. Mereka perlu mengarahkan
mata mereka kepada pribadi Ilahi-Nya, jasa-jasa-Nya dan kasih-Nya yang tak
pernah berubah untuk keluarga manusia. Segala kuasa telah diberikan ke
dalam tangan-Nya, supaya Ia dapat membagikan karunia yang limpah
kepada manusia, memberikan karunia yang tak ternilai dari kebenaran-Nya
sendiri kepada manusia yang tak berdaya. Inilah pekabaran yang
diperintahkan Allah untuk di berikan kepada dunia. Itu adalah pekabaran
malaikat ketiga yang harus diberitakan dengan suara nyaring dan disertai
dengan pencurahan Roh Kudus dengan sebesar-besarnya. TM 91
E.G.WHITE
2. PENTINGNYA PEKABARAN 1888 OLEH E.G.WHITE
Apakah pekabaran yang harus diberitakan pada zaman ini?-itu
adalah pekabaran malaikat yang ketiga. Tetapi terang yang akan menerangi
bumi dengan kemuliaan-Nya telah diremehkan oleh beberapa orang yang
mengaku percaya akan kebenaran masa kini. Hati-hatilah bagaimana engkau
memperlakukannya. Nasihat Pada Pendeta dan Pelayan Injil hal 82
Pekabaran malaikat yang ketiga tidak akan dipahami, terang yang akan
menerangi bumi dengan kemuliaannya akan disebut terang palsu oleh
mereka yang menolak untuk berjalan di dalam kemuliaannya yang terus
maju. RH 27 May 1890
Beberapa orang telah menulis surat kepada saya apakah pekabaran
tentang Pembenaran Oleh Iman itu adalah pekabaran malaikat yang ketiga,
dan saya sudah menjawabnya,”itulah pekabaran malaikat ketiga yang
sebenarnya.” 1SM 372
Pembenaran Oleh Iman adalah pekerjaan Allah yang menurunkan
kemuliaan manusia kedalam debu tanah, dan melakukan kepada manusia
suatu hal yang tidak dapat dibuat oleh manusia itu untuk dirinya sendiri.
Pada saat manusia melihat ketidak-berdayaannya, maka mereka telah siap
untuk dikenakan dengan kebenaran Kristus. FLB 111.
Oh! sekiranya semua dapat melihat bahwa segala sesuatu penurutan,
pujian,ucapan syukur kita harus diletakkan pada api kebenaran Kristus, kalau
tidak semuanya tidak akan ada artinya di hadapan Allah. 1SM 344
Dari semua yang mengaku Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh
haruslah menjadi yang nomor satu dalam meninggikan Kristus dihadapan
dunia. Pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga memerlukan penyajian
tentang kebenaran sabat. Kebenaran ini, dengan lain-lain yang termasuk
dalam pekabaran harus diberitakan; tetapi pusat perhatian yang besar,
Yesus Kristus tidak boleh ditinggalkan. Di Salib Kristus terdapat Rahmat dan
3. Kebenaran bertemu bersama-sama, dan kebenaran serta damai sejahtera
bercium-ciuman. Orang berdosa harus dituntun untuk memandang ke
Golgota; dengan iman sederhana seorang anak kecil ia harus percaya dalam
jasa-jasa Kristus, menerima kebenaran-Nya, percaya akan Rahmat-Nya.
Pelayan Injil hal 138
Kristus yang disalibkan, Kristus yang bangkit, Kristus yang naik ke
Surga, Kristus yang datang kembali, yang begitu lembut, yang
menggembirakan, itulah yang mengisi pikiran pendeta sehingga ia akan
menyajikan kebenaran ini kepada orang banyak dengan kesungguhan dan
kasih yang amat mendalam. Pelayan Injil hal 141
Hendaklah Ilmu Keselamatan itu menjadi beban setiap khotbah, tema
setiap nyanyian. Hendaklah itu dicurahkan dalam setiap permohonan.
Jangan bawa sesuatu dalam pemberitaanmu kecuali Kristus, hikmat dan
kuasa Allah. Pelayan Injil hal 141
Hanya ada satu jalan yang menuntun dari kegelapan ke atas kepada
terang sampai jalan itu menyentuh takhta Allah, – jalan iman. Jalan ini bukan
gelap dan tidak pasti; itu bukanlah jalan pikiran-pikiran yang fana, bukan
jalan yang dibuat oleh tangan manusia, dimana bebas hambatan berasal dari
setiap orang yang mengadakan perjalanan. Jalan masuk kedalamnya tidak
dapat diperoleh dengan amal sebagai tebusan dosa.
Jalan yang disediakan Allah begitu lengkap, begitu sempurna sehingga
manusia bukannya dengan amal menambah kesempurnaan ini. Jalan itu
cukup lebar untuk menerima orang berdosa sekalipun, jika ia benar-benar
bertobat, namun begitu sempit sehingga dosa tidak beroleh tempat. Inilah
jalan yang dibentangkan untuk dijalani oleh umat tebusan Tuhan. Pelayan
Injil hal 141
Allah tidak berdusta; Ia bertindak diatas satu garis lurus. E.G.White
Christ Triumphant Jan 5.2000
4. Pemikiran bahwa pembenaran Kristus diberikan kepada kita, bukan
oleh sebab suatu jasa dipihak kita, melainkan suatu pemberian cuma-cuma
dari Allah, adalah suatu pemikiran yang indah. Musuh Allah dan manusia
tidak rela supaya kebenaran ini disampaikan dengan jelas; karena ia
mengetahui jika orang menerimanya dengan sepenuhnya, maka kuasanya
akan hancur. Pelayan Injil hal 142
Jikalau kita mau memiliki roh dan kuasa pekabaran malaikat ketiga,
kita harus menyajikan hukum dan injil bersama-sama, karena keduanya
berjalan bergandengan tangan. Pelayan Injil hal 142
Kristus adalah domba tersembelih sejak permulaan dunia. Bagi banyak
orang hal itu telah menjadi misteri. Mengapa begitu banyak persembahan-persembahan
korban yang dituntut dalam perjanjian lama, mengapa begitu
banyak darah korban dicurahkan di altar. Tetapi kebenaran besar yang
harus tetap dipelihara dihadapan manusia, dan diukir dalam hari dan pikiran
adalah ini, ’Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa.’ Dalam
setiap darah korban dilambangkan ’Domba Allah yang mengangkut dosa
dunia.’ E.G.W.Comments, The SDA Bible Commentary, vol 7 p. 912.
Allah sendiri disalibkan bersama Kristus, karena Kristus adalah satu
dengan Bapa.
Hanya sedikit yang memikirkannya sehubungan dengan Allah. Sedikit saja
pikiran yang dicurahkan terhadap penderitaan dosa yang menyusahkan
Khalik kita. Seluruh sorga menderita dalam kesengsaraan Kristus; tetapi
penderitaan itu tidak dimulai dan berakhir dengan penjelmaan-Nya menjadi
manusia. Salib merupakan suatu kenyataan bagi kita atas perasaan yang
timbul terhadap rasa sakit tersebut yang sejak mulanya dibawa oleh dosa
kepada hati Allah. Setiap perpisahan dari kebenaran, setiap perbuatan yang
kejam, setiap kegagalan manusia untuk mencapai cita-cita-Nya, telah
menyebabkan kesusahan bagi-Nya…..”Dalam segala kepicikan mereka itu Ia
pun kepicikan sertanya.” E.G.W. God Amazing Grace, Jan 30, 1989.
5. Dari Penerbit
Dalam Rapat Komite Tahunan (Annual Council) tahun 1986, atau keputusan
telah diambil untuk memperingati ulang tahun ke-100 General Conference
dan pertemuan para pendeta pada tahun 1888. - (Lihat Adventist Review,
22 Januari 1987, hal.17
Sebab itu pada tahun 1988, Gereja Masehi Advent di seluruh dunia
akan memperingati peristiwa itu. Mengapa peristiwa pada tahun 1888,
yang diadakan di Minnesota, Amerika Serikat itu perlu diperingati?
Sebab pada tahun 1888, Kristus telah menyampaikan suatu pekabaran
kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang dikenal sebagai “permulaan
dari terang malaikat yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”-
Selected Messeges I, 363. Jadi pekabaran itu merupakan permulaan dari
pekabaran yang akan menghasilkan kecurahan Roh Suci dalam peristiwa
hujan akhir. Ini berarti pekabaran itu membuka jalan bagi “kerja kuasa
Allah”agar Umat Masehi Advent Hari Ketujuh dapat menggenapi misinya
untuk memberitakan Injil di seluruh dunia. Pekabaran yang sama akan
mempersiapkan suatu umat yang “cemerlang tanpa cacat atau kerut atau
yang serupa dengan itu” (Ep 5:27) bagi kedatangan Kristus yang kedua kali.
Buku “Kabar Kesukaan” Ini diterbitkan sebagai peran serta penerbit
dalam memperingati ulang tahun yang ke-100 pekabaran itu. Buku ini
diterjemahkan dari buku “Glad Tidings” karangan dr.E.J.Waggoner yang
diterbitkan oleh Destiny Press, Australia. Mengapa dipilih buku “The Glad
Tidings”? karena buku ini merupakan transcript (catatan kata demi kata) dari
seri pelajaran yang diberikan oleh dr. E. J. Waggoner pada pertemuan para
pendeta yang diadakan di Minneapolis, Minnesota pada tahun 1888 itu. -
(Lihat pengantar buku The Glad Tidings yang diterbitkan oleh Pacific Press
Publishing Association dan juga “The Fascinating Story of Movement of
Destiny, karangan Dr.L.E.Froom hal.14)
6. Karenanya, penerbit merasa buku ini merupakan bagian yang penting dalam
memperingati 100 tahun sejarah peristiwa 1888.
Mudah-mudahan buku “Kabar Kesukaan” ini bermanfaat bagi hidup
kerohanian anggota gereja di seluruh Indonesia dan semoga Tuhan yang
Mahakasih memberkati para pembaca, sehingga sebagai satu jemaat kita
dapat menggenapi rencana-Nya.
Penerbit
Desember 1987
7. PENGANTAR
Dalam Rapat General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
yang diadakan di Minneapolis pada tahun 1888, pengalaman gereja dan
umat, khususnya sikap dan pendirian para pemimpin terhadap doktrin
gereja telah diuji. Doktrin kebenaran oleh iman, pembenaran dan
penyucian yang telah dikemukakan oleh E.G.White sejak tahun 1881, telah
ditegaskan kembali lebih luas dan terinci oleh E.J.Waggoner dan A.T.Jones.
E.G.White memberikan dukungan penuh atas pembahasan itu dan
menyatakan bahwa pelajaran yang dikemukakan itu sebagai suatu
kebangkitan kembali akan kebenaran-kebenaran yang sebagian besar telah
hilang dari penglihatan. Sebagian peserta menerimanya dengan sukacita,
namun sebagian lagi belum mengambil pendirian dan yang lain menolak.
G.I.Butler, Ketua General Conference tidak hadir dalam rapat itu karena
sakit, tetapi ia sendiri mengambil pendirian tidak menerima pekabaran itu.
Seperti halnya J.H.Morrison, Ketua Conference Iowa, ia berpendapat bahwa
kebenaran oleh iman memang sudah menjadi kepercayaan Gereja Advent,
tetapi pelajaran yang dikemukakan oleh E.J.Waggoner, bisa berakibat
hilangnya arti penurutan akan hukum Allah.
Namun demikian beberapa pemimpin yang sebelumnya menolak,
akhirnya mengubah sikap dan menerima pelajaran itu, termasuk tokoh
gereja Uriah Smith dan W.W.Prescott. Pada tahun berikutnya yaitu
sepanjang tahun 1889, E. G. White, A. T. Jones dan E. J. Waggoner bersama-sama
menyampaikan pekabaran kebenaran oleh iman dan kebenaran oleh
Kristus itu diberbagai perkumpulan perkemahan yang pada umumnya
menerima dengan tidak banyak kesulitan.
Kemudian untuk pertama kali pada tahun 1900, buku GLAD TIDINGS,
oleh E.G.Waggoner yang berisi pelajaran tentang hukum dan kebenaran
oleh iman dalam kitab Galatia, diterbitkan oleh Pasific Press Publishing Co.
8. dan telah menjadi bahan bacaan pelajaran yang sangat penting dan
menarik bagi umat Tuhan dan masyarakat luas. Kini dimana-mana timbul
keinginan umat Tuhan untuk dapat menimati kembali bacaan pelajaran yang
telah dikhotbahkan oleh para pemimpin gereja kita di zaman permulaan
sejarah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, khususnya oleh E.J.Waggoner
san A.T.Jones.
Kita sambut dengan gembira buku GLAD TIDINGS oleh E.J.Waggoner
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul KABAR
KESUKAAN, dengan tujuan kiranya umat Tuhan mendapat kesempatan
menikmati kembali pelajaran-pelajaran doktrin yang mulai dikemukakan
oleh para pemimpim gereja kita seratus tahun yang lalu dan yang terus
ditekankan hingga sekarang ini. Semoga para pembaca memperoleh berkat
rohani yang limpah dan kekuatan iman dari tiap halaman buku ini.
-
M.H.Wauran
9. PENDAHULUAN
Surat kepada Jemaat Galatia bersama-sama kepada Jemaat Roma
merupakan sumber reformasi yang digerakkan oleh Roh, pada abad keenam
belas. Kebenaran pokok yang ditekankan ialah “orang benar akan hidup
oleh iman.”
Reformasi yang telah dimulai itu masih belum selesai, kebenaran yang
sama perlu diserukan sekarang seperti pada waktu itu. Jika umat Allah rela
dipenuhi oleh kebenaran yang dengan sangat terang dikemukakan dalam
surat GALATIA ini, maka gereja maupun dunia akan digerakkan dengan
semangat yang mendalam sebagaimana pada zaman Luther. Kiramya hal ini
segera terjadi, sehingga pemulihan segala sesuatu akan dipercepat.
10. KABAR KESUKAAN
Adalah biasa dalam menulis tentang sebuah buku dalam Alkitab, untuk
menggunakan sebagian waktu bagi “pendahuluan” – mengemukakan
sifatnya, keadaan-keadaan pada waktu buku itu ditulis, dan kemungkinan
tujuan penulisnya serta banyak hal yang lain; sebagian merupakan terkaan-terkaan
dan sebagian merupakan kutipan-kutipan dari buku itu sendiri.
Semua pernyataan dalam “pendahuluan “itu diterima oleh si pembaca atas
dasar pengetahuan dari yang membuat pernyataan tersebut, karena
sebelum membaca bukunya, ia belum dapat membuat kesimpulan sendiri.
Jalan yang terbaik adalah memperkenalkan pembaca langsung kepada
bukunya, dan apabila ia rajin dan setia, segera ia akan mengetahui segala
sesuatu yang diungkapkan oleh buku itu. Kita belajar lebih banyak tentang
seseorang dengan bercakap-cakap dengan orangnya sendiri daripada
dengan mendengarkan orang lain berbicara tentang dia. Dengan demikian
kita akan segera belajar dari SURAT KEPADA ORANG-ORANG GALATIA, dan
membiarkan surat itu berbicara tentang dirinya sendiri.
Tidak ada sesuatu yang dapat mengambil tempat Alkitab. Apabila
semua orang mau mempelajari Alkitab dengan doa dan kesungguh-sungguhan
sebagaimana mestinya, memperhatikan setiap kata dan
menerimanya sebagai yang datang dari Allah, tidak akan ada kebutuhan
untuk buku agama lain. Apapun yang ditulis harus ditujukan untuk
mengarahkan perhatian orang kepada kata-kata Alkitab; semua karangan
manusia yang menggantikan Alkitab sehingga olehnya manusia menjadi
puas dan tidak lagi mempunyai keinginan untuk mempelajari Alkitab itu
sendiri, adalah lebih dari sia-sia. Oleh sebab itu, para pembaca dianjurkan
dengan sangat untuk terlebih dahulu membaca ayat-ayat Alkitabnya dengan
rajin dan teliti, sehingga setiap pengarahan kepadanya akan menjadi
pengarahan kepada sesuatu yang telah dikenal dengan akrab.
11. Semoga Allah berkenan agar buku yang kecil ini boleh membawa
pembaca lebih mengenal seluruh Alkitab yang akan menjadikannya
bijaksana bagi keselamatan.
12. GALATIA I
Wahyu Yesus Kristus, Injil Yang Benar
“(1) Dari paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan
oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, (2) dan dari semua
saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di
Galatia: (3) kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah,
Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, (4) yang telah menyerahkan dirinya
bagi dosa-sosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang
ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. (5) Bagi -Nyalah kemuliaan
selama-lamanya!” Amin.
“(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang
oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil
lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan
kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi
sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada
kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang pernah kami katakan dahulu,
sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan
kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima,
terkutuklah dia. (10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan
manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?
Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku
bukanlah hamba Kristus.”
(11) Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa
Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. (12) Karena aku bukan
menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya
9
13. kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. (13)
Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi:
tanpa batas aku menganiaya Jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
(14) Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman
yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin
memelihara adat istiadat nenek moyangku. (15) Tetapi waktu Ia, yang telah
memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh karena kasih
karunia-Nya, (16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun
aku tidak meminta pertimbangan kepada manusia; (17) juga aku tidak pergi
ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku,
tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
(18) Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem mengunjungi Kefas,
dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. (19) Tetapi aku tidak
melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara
Tuhan Yesus. (20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan
kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
(21) Kemudian aku pergi ke daerah–daerah Sirea dan Kilikia. (22)
Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23)
Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka,
sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. (24)
Dan mereka memuliakan Allah karena aku.” Galatia 1.
Salam Kerasulan (:1-5)
Lima ayat pertama merupakan suatu salam yang, dengan
pengecualian ayat-ayat pertama dalam buku Roma, tidak akan ditemukan di
manapun dalam Alkitab, dengan demikian tidak terdapat di manapun di
dunia. Itu berisi segenap Injil. Jikalau tidak ada bagian lain dari Alkitab yang
dapat diperoleh, maka ini sudah cukup untuk menyelamatkan dunia. Jikalau
10
14. kita mau mempelajari bagian yang kecil ini dengan rajin, dan menghargainya
setinggi-tingginya seakan-akan tidak ada lagi yang melebihinya maka kita
akan mendapati bahwa iman dan pengharapan serta kasih kita dikuatkan
dengan tidak terbatas, dan pengetahuan kita tentang bagian-bagian lain
dalam Alkitab akan sangat bertambah. Ketika membacanya, biarlah orang-orang
Galatia tidak dipikirkan dan tiap orang mengganggapnya sebagai suara
Allah yang berbicara kepadanya sekarang melalui rasul-Nya.
Suatu Tugas Yang Baik (: 1)
Rasul adalah seorang yang diutus. Paulus adalah rasul Yesus Kristus
dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia
mempunyai pendukung yang kuat. Keyakinan seorang utusan adalah
sebanding dengan kewibawaan yang mengutusnya dan imannya dalam
kewibawaan dan kuasa pengutusnya itu. Paulus tahu bahwa ia telah diutus
oleh Tuhan dan ia tahu bahwa kuasa Allah adalah kuasa yang dapat
membangkitkan dari antara orang mati. Sekarang, “siapa yang diutus Allah,
Dialah yang menyampaikan Firman Allah.” Yohanes 3:34. Dengan demikian
Paulus berbicara dengan penuh kuasa dan kata-kata yang diucapkannya
adalah perintah-perintah Allah. I Korintus 14:37. Jadi ketika membaca surat
ini atau Alkitab bagian lain, kita tidak boleh memperhitungkan sifat -sifat
atau kesukaan-kesukaan pribadi si penulis. Memang benar bahwa setiap
penulis mempertahankan kepribadiannya sendiri, karena Allah memilih
orang yang berlain-lainan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda
semata-mata karena kepribadian mereka yang berbeda-beda itu; tetapi
seluruhnya adalah firman Allah dan tidak ada yang perlu dianggap kurang
dari kewibawaan pekabaran itu lalu direndahkan seolah-olah telah
dipengaruhi oleh kepribadian atau pendidikan penulisnya.
Sebaiknyalah diingat bahwa bukan hanya para rasul tetapi masing-masing
orang di dalam gereja ditugaskan untuk “berbicara sebagai orang
11
15. yang menyampaikan firman Allah.” I Petrus 4:11. Semua orang yang berada
di dalam Kristus adalah ciptaan yang baru, karena telah didamaikan dengan
Allah oleh Yesus Kristus, dan semua orang yang telah didamaikan diberi
Firman dan pelayanan pendamaian, dengan demikian mereka menjadi
utusan-utusan untuk Kristus, seakan-akan Allah melalui mereka, seperti
melalui Kristus, sedang menghimbau manusia untuk didamaikan dengan
Diri-Nya. II Korintus 5:17-20. Ini merupakan suatu alasan yang luar biasa
untuk tidak merasa putus asa atau takut dalam memberitakan pekabaran
Allah. Para utusan pemerintah duniawi memiliki kewibawaan sebanding
dengan kekuasaan raja atau penguasa yang mereka wakili; tetapi orang-orang
Kristen mewakili Raja segala raja dan Tuan segala tuan.
Para Rasul Berasal Dari Allah
“Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama
sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya
mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk
menyembuhkan”, dan lain-lain. I Korintus 12:28. Biarlah selalu diingat
bahwa semua ini ditetapkan di dalam jemaat oleh Allah sendiri. Tidak
seorangpun yang dapat melakukannya. Tidak mungkin bagi manusia
membuat seseorang menjadi rasul atau nabi yang benar. Ada orang-orang
tertentu dalam dunia yang berkata, mengapa engkau tidak mempunyai rasul
dan nabi dan lain-lain dalam jemaat? Tanpa menyadari bahwa Allah
mempunyai rasul dan nabi di dalam jemaat-Nya sampai hari ini. Walaupun
seringkali mereka tidak dikenal, sebagaimana kerasulan Paulus dan yang
lain-lainnya sering ditolak. Kemudian ada beberapa golongan manusia yang
mengaku memiliki semua ini di antara mereka. Membaca bahwa Allah telah
menetapkan mereka di dalam jemaat, mereka menyadari bahwa gereja
Allah yang benar harus mempunyai rasul, nabi dan lain-lain. Untuk itu
mereka mengangkat beberapa orang menjadi rasul, yang lain menjadi nabi,
dan yang lain menjadi pengajar, kemudian mereka menyatakan hal ini
12
16. sebagai gereja Allah yang benar. Tetapi sesungguhnya inilah bukti yang
terkuat bahwa mereka bukanlah gereja Allah. Jikalau mereka adalah gereja
Allah, maka para rasul dan nabi akan ditetapkan di antara mereka oleh Allah
sendiri; tetapi kenyataan bahwa mereka sendirilah yang mengangkat rasul -
rasul dan nabi-nabi, menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak
mempunyai apapun. Mereka hanya sekedar menetapkan sesuatu yang
palsu untuk menyembunyikan tidaknya ada yang benar; tetapi adanya yang
palsu, hanyalah meneguhkan kenyataan bahwa yang benar sungguh-sungguh
tidak ada.
Bukan Dari Manusia
Semua pengajaran Injil didasarkan dan mengalaskan kewibawaanya
pada kenyataan ke-Ilahian Kristus. Rasul-rasul dan para nabi begitu penuh
diilhami dengan kebenaran ini sehingga hal itu muncul di mana saja dalam
tulisan-tulisan mereka. Pada ayat pertama surat ini kita dapati dalam
pernyataannya bahwa Paulus bukanlah seorang rasul karena manusia, juga
bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus, yang “adalah
gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kolose 1:15), “cahaya kemuliaan Allah
dan gambar wujud Allah (Ibrani 1:1-30; “Ia pada mulanya bersama-sama
dengan Allah, dan adalah Allah, sebelum dunia ada” Yohanes 1:1; 17:5. “Ia
ada terlebih dahulu dari segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kolose 1:17.
Bapa dan Anak
“Yesus Kristus dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dar i
antara orang mati”, dihubungkan dalam derajat yang sama. “Aku dan Bapa
adalah satu” Yohanes 10:30. Keduanya duduk di atas satu takhta, Ibrani 1:3;
8:1; Wahyu 3:21. Permufakatan tentang damai ada di antara mereka
berdua, Zakharia 6:12, 13. Yesus adalah Anak Allah selama hidup-Nya,
13
17. walaupun Ia adalah benih Daud menurut daging; tetapi oleh kebangkitan
dari antara orang mati, yang dilakukan oleh kuasa Roh kekudusan, maka
keadaannya sebagai Anak telah dinyatakan kepada semua orang. Roma 1: 3,
4. Surat ini mempunyai kewibawaan yang sama sebagaimana kerasulan
Paulus, ialah dari Dia yang mempunyai kuasa membangkitkan dari antara
orang mati, dan dari Dia yang di bangkitkan dari antara orang mati.
Gereja-gereja di Galatia (:2)
Galatia adalah sebuah propinsi di Asia kecil, yang diberi nama
demikian karena propinsi itu didiami oleh orang-orang Gaul, -yaitu orang
orang yang datang dari negeri yang kini dikenal sebagai Prancis. Mereka
menetap di wilayah yang namanya diambil dari nama mereka (Gaul-atia –
Galatia), pada abad ketiga sebelum Kristus. Tentu saja mereka adalah
orang-orang kafir yang menyembah berhala, agama mereka mirip dengan
agama orang-orang Druid, di Inggris. Paulus adalah orang yang mula-mula
mengajarkan keristenan kepada mereka, sebagaimana kita baca dalam Kisah
16:6; 18:23. Galatia juga mencakup Ikonium, Listra dan Derbe, yang
dikunjungi Paulus dan Barnabas, pada perjalanan missionarisnya yang
pertama. Kisah 14.
Kasih Karunia dan Damai Bagi Kamu (:3)
Ingat, ini adalah perkataan Tuhan, sebab itu mempunyai arti lebih dari
sekedar perkataan manusia. Tuhan tidak mengutarakan ucapan-ucapan
yang hampa. Perkataan-Nya itu berbobot, itu menyatakan apa yang
dimaksudkannya. Perkataan Allah itu mampu menciptakan, dan disinilah
kita menjumpai sifat perkataan yang sungguh-sungguh berkuasa untuk
menjadikan.
14
18. Allah berfirman, “Jadilah terang; lalu terang itu jadi” dan begitulah
yang terjadi. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan manusia
sudah nyata.” Titus 2:11. “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai
Sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti
yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Yohanes 14:27. “Damai, damai
sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat, Firman
Tuhan.” Yesaya 57:19. Allah telah mengirimkan kasih karunia dan damai
sejahtera, memberikan kebenaran dan keselamatan kepada semua manusia
bahkan kepada anda, siapapun anda, dan juga kepadaku. Apabila anda
membaca ayat yang ketiga dalam Galatia pasal pertama ini, janganlah
membacanya hanya sebagai ucapan biasa, - sebagai ucapan salam sepintas
untuk membuka persoalan yang sesungguhnya, tetapi terimalah sebagai
perkataan yang mendatangkan segala berkat damai sejahtera Allah kepada
anda pribadi yang melebihi segala pengertian. Kepada kita diucapkan
pernyataan yang sama sebagaimana perkataan Yesus yang diucapkan
kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” “Pergilah dengan
selamat.” Lukas 7:48-50. Damai sejahtera telah diberikan kepadamu; sebab
itu, “hendaklah damai sejahtera Allah tinggal di d alam hatimu.”
Pemberian Kristus (:4)
Kasih karunia dan damai sejahtera ini datang dari Kristus, “yang
menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita.” “Tetapi kepada kita masing-masing
telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian
Kristus.” Efesus 4:7. Tetapi kasih karunia ini adalah “kasih karunia dalam
Kristus Yesus.” II Timotius 2:1. Itulah sebabnya kita mengetahui bahwa
Kristus sendiri telah dikaruniakan kepada masing-masing kita. Kenyataan
bahwa manusia hidup adalah suatu bukti bahwa Kristus telah dikaruniakan
kepada mereka karena Kristus adalah “hidup” dan hidup itu terang manusia,
dan terang kehidupan ini “yang menerangi setiap orang, sedang datang ke
15
19. dalam dunia”. Yohanes 1:4, 9; 14:6. Di dalam Kristus segala sesuatu ada
(Kolose 1:17), dan demikianlah jadinya karena Allah “tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,” Ia tidak
dapat berbuat lain, selain daripada “mengaruniakan segala sesuatu kepada
kita bersama-sama dengan Dia,” dengan cuma-cuma. Roma 8:32. “Kuasa
Ilahi-Nya” telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna
untuk hidup yang saleh.” II Petrus 1:3. Segenap semesta alam telah
diberikan kepada kita di dalam Kristus, dan kepenuhan kuasa yang ada di
dalam-Nya telah menjadi bagian kita untuk mengalahkan dosa. Allah
menilai setiap jiwa sama besar harganya sebagaimana semua ciptaan.
Kristus, oleh kasih karunia Allah, telah mengalami maut bagi semua manusia
(Ibrani 2:9), sehingga dengan demikian semua manusia di dunia menerima
“karunia-Nya, yang tak terkatakan itu” (II Korintus 9:15). Kasih karunia Allah
dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang; karena “sama
seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh
pembenaran untuk hidup.” Roma 5:15, 18.
Kristus Tidak Terbagi-bagi
Pertanyaan dikemukakan, “Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah
Paulus disalibkan karena kamu?” (I Korintus 1:13), dengan jelas jawabannya
adalah tidak. Karena Kristus telah diberikan kepada semua manusia, maka
masing-masing orang memperoleh segala-galanya daripada-Nya. Kasih Allah
merangkul seluruh dunia, tetapi kasih itu juga berlaku bagi setiap orang
secara pribadi. Kasih seorang ibu tidak terbagi-bagi di antara anak-anaknya,
sehingga masing-masing hanya menerima sepertiga, sepermpat, atau
seperlima daripada kasihnya itu; melainkan masing-masing adalah sasaran
seluruh kasih sayangnya. Betapa lebih benarnya hal itu dengan Allah yang
kasih-Nya lebih sempurna dari kasih ibu yang manapun, bahkan Dia sendiri
16
20. adalah kasih? Yesaya 49: 15. Kristus adalah terang dunia, Matahari
Kebenaran. Tetapi terang tidak dibagi-bagi di antara manusia. Jikalau
sebuah ruangan yang penuh dengan orang diterangi dengan cahaya yang
terang, masing-masing orang meperoleh keuntungan dari seluruh terang itu,
sama seperti bilamana ia sendirian di ruangan itu. Begitulah kehidupan
Kristus menerangi setiap manusia yang lahir di dunia ini dan di dalam setiap
hati yang percaya, Kristus tinggal dengan segala kepenuhan-Nya. Taburlah
benih di dalam tanah, dan engkau akan mendapat banyak benih, masing-masing
memiliki hidup sama dengan satu benih yang mula-mula ditaburkan.
Begitulah Kristus, Benih yang sejati itu, dari mana segala sesuatu yang
berharga berasal, kepada semua diberikan-Nya seluruh kehidupan-Nya.
Dosa Kita Sudah Dibayar
Kristus “menyerahkan diri-Nya karena dosa kita”. Dapat dikatakan, Ia
membelinya dan telah membayar harganya. Ini merupakan pernyataan
sederhana dari suatu kenyataan; Bahasa yang digunakan adalah yang biasa
digunakan dalam soal jual beli. “Berapa yang telah engkau bayar?” atau,
“Berapa yang engkau inginkan? Merupakan pertanyaan -pertanyaan yang
sering muncul. Bilmana kita mendengar seorang berkata bahwa ia telah
membayar sekian untuk suatu barang, apakah yang segera kita ketahui? Kita
mengetahui bahwa barang itu telah menjadi miliknya, oleh sebab ia telah
membelinya. Jadi bilamana Roh Kudus mengatakan kepada kita bahwa
Kristus menyerahkan Diri-Nya sendiri karena dosa kita, dari hal apakah kita
harus juga merasa yakin? Bahwa Ia telah membeli dosa kita, dan itu adalah
milik-Nya, dan bukan milik kita lagi. Kita tidak berhak atasnya. Setiap kali
kita berbuat dosa kita merampok Tuhan, karena kita harus ingat bahwa
Kristus telah membeli bukan hanya dosa-dosa tertentu yang kita lakukan,
dan yang diperbuat pada waktu yang lalu tetapi dosa-dosa yang ada di
17
21. dalam diri kita yang selalu tampil. Di dalam keyakinan ini terdapat
kebenaran.
Ia Telah Membeli Kita Juga
Hal ini muncul dari kenyataan bahwa Ia telah membeli dosa kita untuk
melepaskan kita dari diri kita sendiri. Dosa kita merupakan bagian dari diri
kita bahkan lebih dari itu, dosa-dosa itu merupakan keseluruhan dari diri
kita, karena kehidupan alamiah kita tidak lain adalah dosa. Itulah sebabnya
Kristus tidak dapat membeli dosa-dosa kita tanpa membeli diri kita juga.
Mengenai kebenaran ini kita memiliki banyak pernyataan-pernyataan yang
jelas. Ia “telah meyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari
segala kejahatan.” Titus 2:14, “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri; sebab
kamu telah di beli dengan harganya telah lunas dibayar.” I Korintus 6:19
“Bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi
dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula
dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus, yang sama seperti darah Anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat.” I Petrus 1:18, 19.
“Diterima di Dalam Yang Kekasih”
Betapa sering pekerja Injil mendengar seorang berkata, “ saya sangat
berdosa sehingga saya takut Tuhan tidak akan menerima saya”, bahkan
orang-orang yang sudah lama mengaku sebagai orang Kristen, sering dengan
berduka cita mengira bahwa mereka tidak mempunyai kepastian tentang
penerimaan mereka oleh Allah. Tuhan tidak lagi memberikan alasan untuk
keragu-raguan seperti itu. Keragu-raguan tentang penerimaan sudah
diselesaikan untuk selama-lamanya oleh apa yang baru saja kita baca.
Kristus telah membeli kita bersama-sama dengan segala dosa kita, dan telah
18
22. membayar lunas harganya. Hal itu menunjukkan bahwa Ia telah menerima
kita. Mengapa seorang pergi ke toko dan membeli suatu barang? Oleh
sebab ia menginginkannya. Jikalau ia telah membayar harganya, setelah
memeriksanya sedemikian rupa untuk mengetahui apa yang dibelinya,
apakah si penjual merasa khawatir bahwa si pembeli tidak akan menerima
barang itu? Sama sekali tidak; si penjual menyadari bahwa kewajibannya
untuk menyampaikan barang itu kepada si pembeli secepat mungkin. Jika ia
tidak menyerahkan barang itu kepada si pembeli, maka ia bersalah karena
penipuan. Si pembeli tidak akan dengan tenang berkata, “Baik, saya sudah
melakukan bagian saya, dan ia tidak mau melakukan bagiannya, tidak apa-apa
– itu saja; ia boleh menyimpan barang itu jika ia mau.” Tidak, ia akan
pergi ke toko itu, dan berkata, “mengapa anda tidak menyerahkan apa yang
telah menjadi milik saya?” Ia akan berusaha sekuat tenaga agar dapat
memiliki barangnya. Lebih-lebih, masalahnya bukanlah masalah yang tidak
berarti bagi Yesus apakah kita menyerahkan diri kita kepada-Nya atau tidak.
Ia rindu dengan suatu kerinduan yang tidak terbatas akan jiwa-jiwa yang
telah dibeli-Nya dengan darah-Nya sendiri. “Sebab Anak Manusia datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Lukas 19:10. Allah telah
“memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan”, dan dengan demikian
Ia telah menerima kita di dalam Dia, yang dikasih-Nya. Efesus 1:4-6.
“Dunia Jahat Yang Sekarang Ini”
Kristus menyerahkan diri-Nya karena dosa kita, “untuk melepaskan
kita dari dunia jahat yang sekarang ini.” Ia akan mengambil dari kita apa
yang telah dibeli-Nya, yaitu dosa kita. Dengan berbuat demikian, Ia
melepaskan kita dari “dunia jahat yang sekarang ini”. Itu menunjukkan
kepada kita bahwa “dunia jahat sekarang ini” tidak lain adalah diri kita
sendiri yang berdosa. Ia tahu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup.” I Yohanes 2:16. Kita sendirilah yang melakukan segala
19
23. kejahatan yang ada di dunia ini. Manusialah yang menjadikan dunia itu
jahat. “Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12. Kita tidak perlu
melemparkan kesalahan kepada orang lain; kita sendirilah yang melakukan
segala kejahatan yang dapat menghancurkan diri kita.
Diceritakan tentang seorang yang dosanya adalah suatu sifat keras dan
pemarah. Ia seringkali menjadi sangat marah, tetapi ia melontarkan
kesalahan itu kepada orang-orang di sekelilingnya, yang begitu
menjengkelkan. Ia menyatakan, tidak akan ada orang yang dapat berbuat
benar di antara orang-orang seperti itu. Maka ia mengambil keputusan,
sebagaimana banyak orang lain telah melakukan, untuk “meninggalkan
dunia” dan menjadi seorang pertapa. Ia memilih sebuah gua di hutan untuk
menjadi tempat tinggalnya, jauh dari manusia yang lain. Pada pagi hari ia
membawa buyung ke suatu mata air yang tidak jauh dari tempatnya, guna
mengambil air untuk minum sarapan paginya. Batu-batu di mata air itu
ditumbuhi lumut dan aliran air yang terus menerus membuat batu itu
sangat licin. Ketika ia meletakkan buyungnya pada batu-batu di sungai itu,
buyung itu jatuh tergelincir. Ia meletakkannya lagi, dan kembali buyung itu
jatuh. Dua atau tiga kali hal itu diulanginya, dan setiap kali diletakkannya
buyung itu dengan lebih keras. Akhirnya kesabaran pertapa itu habis sama
sekali, dan dengan berseru, “aku mau tahu apakah engkau tidak akan tinggal
berdiri”, ia mengangkat buyung itu dan meletakkannya dengan begitu keras,
sehingga pecah berkeping-keping. Tidak ada orang lain yang dapat
dipersalahkan kecuali dirinya sendiri, dan ia mengerti bahwa bukanlah dunia
di sekitarnya, tatapi dunia di dalam dirinya yang membuat ia berdosa. Tidak
diragukan bahwa banyak orang akan melihat pengalaman mereka sendiri
dalam cerita yang pendek ini.
24. Luther, di dalam biaranya, tempat ke mana ia pergi supaya terlepas
dari dunia, mendapati dosa-dosanya lebih mencekam daripada sebelum dia
ke sana. Ke mana saja kita pergi, kita membawa dunia dengan kita, dunia itu
ada di dalam hati kita dan di atas punggung kita, suatu beban yang berat dan
meremukkan. Kita mendapati bahwa bilamana kita hendak berbuat baik,
“yang jahat itu ada” bersama kita. Roma 7:21. “Dunia jahat yang sekarang
ini” selalu muncul sampai kita putus asa dan berseru, “aku, manusia celaka!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” bahkan Kristus
menemui pencobaan-pencobaan-Nya yang terbesar di padang gurun, jauh
dari keramaian manusia. Semua ini mengajar kita bahwa pertapa dan padri
bukanlah rencana Allah. Umat Allah adalah garam di bumi; dan garam
betapapun baiknya, tidak berguna jika hanya disimpan di dalam sebuah peti;
itu harus bercampurkan dengan apa yang harus diawetkannya.
Kelepasan
Apa yang telah dijanjikan Allah, Ia “juga dapat melakukan”. Ia “dapat
melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. “
Efesus 3:20. Ia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di
hadapan kemuliaan-Nya.” Yudas 24. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena
dosa kita, supaya Ia dapat melepaskan kita, dan Ia tidak mati dengan sia-sia.
Kelepasan adalah milik kita. Kristus diutus “untuk membuka mata yang
buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan
mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Yesaya 42:7. Ia memberikan kelepasan kepada orang-orang yang tertawan.
Kepada mereka yang sedang terkurung Ia memaklumkan bahwa pintu-pintu
penjara sudah terbuka. Yesaya 61:1. Kepada semua orang yang terpenjara,
Ia berkata, “keluarlah.” Yesaya 49:9. Jika mau, setiap jiwa dapat berkata,
“Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu
20
25. perempuan; Engkau telah membuka ikatan-ikatanku.” Mazur 116:16. Hal itu
adalah benar apakah kita percaya atau tidak. Kita adalah hamba-hamba
Tuhan, walaupun dengan keras hati kita menolak untuk melayani -Nya,
sebab Ia telah membeli kita dan karena telah membeli kita Ia telah
membuka setiap ikatan yang menghalangi kita untuk melayani Dia. Jika saja
kita mau percaya, kita memiliki kemenangan yang telah mengalahkan dunia.
I Yohanes 5:4; Yohanes 16:33. Pekabaran bagi kita ialah bahwa
“perhambaan kita sudah berakhir”; ”kesalahan kita telah diampuni” Yesaya
40:2. Yang harus kita lakukan hanyalah berseru, sebagaimana yang Israel
lakukan di Yerikho, untuk melihat bahwa Allah telah memberikan
kemenangan kepada kita. Allah “melawat umat-Nya dan membawa
kelepasan baginya.” Lukas 1:68. “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan
menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.” Roma 11:26. “Syukur
kepada Allah, yang memberi kita kemenangan melalui Yesus Kristus Tuhan
kita.”
“Dosaku – Alangkah bahagianya pikiran yang mulia ini! Dosaku,
bukan hanya sebagian, malainkan seluruhnya, telah dipakukan
di salib-Nya, dan aku tidak menanggungnya lagi, Puji Tuhan,
pujilah Tuhan, hai jiwaku!”
Kehendak Allah
Seluruh kelepasan ini adalah “menurut kehendak Allah dan Bapa kita”
Kehendak Allah adalah pengudusan kita. I Tesalonika 4:3. Ia menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan dari hal
kebenaran. I Timotius 2:4. Dan Ia “di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya.” Efesus 1:11. “Bagaimana! Apakah anda
mengajarkan keselamatan untuk semua orang tanpa syarat?” kami hanya
bermaksud mengajarkan apa yang diajarkan firman Allah, bahwa, “kasih
karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.” Titus 2:11.
21
26. Allah telah menyediakan keselamatan bagi setiap orang, dan telah
memberikannya kepada mereka; tetapi sebagian besar menolaknya, dan
membuangnya. Penghakiman akan mengungkapkan kenyataan bahwa
keselamaan yang penuh dan lengkap telah diberikan kepada setiap manusia,
dan bahwa mereka yang hilang telah dengan sengaja membuang hak waris
mereka. Dengan demikian setiap mulut akan didiamkan.
Oleh sebab itu, kehendak Allah adalah sesuatu yang menyukakan hati,
bukan sesuatu yang harus diterima dengan wajah murung dan sesuatu
hanya untuk dipikul. Walaupun mencakup penderitaan, itu adalah demi
kebaikan kita, dan direncanakan untuk mengerjakan “bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya.” Roma 8:28; II Korintus 4: 17.
Kehendak-Nya itu dinyatakan dalam hukum-Nya, Roma 2:18, oleh sebab itu
kita harus mempelajarinya, sambil berkata bersama-sama dengan Kristus,
“aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku” Mazmur 40:9
Inilah penghiburan sebab mengetahui kehendak Allah, Kehendak-Nya
ialah kelepasan kita dari perhambaan dosa; oleh karena itu kita dapat
berdoa dengan penuh keyakinan, dan dengan mengcap syukur, karena
“Inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan
doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka
kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita
minta kepada-Nya. I Yohanes 5:14,15. Suatu jaminan kepastian yang
berbahagia! Biarlah kita dengan gembira dan rendah hati berdoa, “Jadilah
kehendak-Mu di bumi, seperti di dalam sorga”.
Kemuliaan Bagi Allah (:5)
Bukan hanya “bagi-Nya kemuliaan”, tetapi juga kemuliaan bagi
mereka yang percaya. “Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa, dan
22
27. kemuliaan.” Segala kemuliaan adalah bagi Allah, apakah manusia mau
mengakui atau tidak. Memberi kemuliaan kepada-Nya bukan berarti
memberikan sesuatu kepada-Nya, tetapi hanyalah mengakui suatu
kenyataan. Kita memberikan kemuliaan kepada-Nya dengan mengakui
bahwa Ia berkuasa. “Dialah yang menjadikan kita dan bukan kita sendiri.”
Mazmur 100:3. Kuasa dan kemuliaan adalah sama, sebagaimana yang kita
pelajari dari Efesus 1:19:20, yang mengatakan bahwa Kristus telah bangkit
dari antara orang mati oleh kebesaran kuasa Allah yang melebihi segala-galanya,
dan dari Roma 6:4, yang memberitahukan bahwa “Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa.” Juga ketika Yesus
dengan kuasa-Nya yang luar biasa mengubah air menjadi anggur, kepada
kita dikatakan bahwa dalam melakukan mujizat itu, Ia “telah menyatakan
kemuliaan-Nya” Yohanes 2:11. Jadi bilamana kita mengatakan bahwa bagi
Allahlah kemuliaan, kita mengatakan bahwa semua kuasa berasal dari Dia.
Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri karena kita “tidak berdaya”.
Tetapi Allah itu Mahakuasa, Ia dapat dan akan menyelamatkan. Jika kita
mengaku bahwa segala kemuliaan itu adalah milik Allah, maka kita tidak
akan mengangan-angankan kemuliaan yang sia-sia atau menyombongkan
diri, lalu menyangka bahwa Allah akan dimuliakan di dalam diri kita.
“Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius
5:16.
Pemberitaan “Injil yang kekal,” pada tahap yang terakhir yang
mengumumkan saa penghukuman Allah sudah tiba, mengemukakan pokok
berita. “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia” ; “dan sembahlah Dia
yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wahyu
14:6, 7. Jadi kita melihat bahwa surat yang dikirimkan kepada orang-orang
Galatia, yang mengatakan, “Bagi-Nyalah kemuliaan,” adalah Injil yang kekal
itu. Inilah sesungguhnya merupakan pekabaran untuk zaman akhir. Marilah
kita mempelajarinya, memperhatikannya, supaya kita boleh menolong
23
28. melekaskan waktu bilamana “bumi akan penuh dengan pengetahuan
tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.” Habakuk
2:14.
Suatu Keadaan Yang Kritis (:6)
Ketergesa-gesaan dengan mana rasul itu memasuki pokok
pembicaraannya menunjukkan betapa mendesaknya masalah yang
menyebabkan ia menulis suratnya. Rohnya seolah-olah terbakar dengan
api, dan dengan mengambil penanya, ia menulis bagaimana hanya seorang
saja yang dapat menulis yang merasakan dalam hatinya beban bagi jiwa-jiwa
yang dengan cepat sedang menuju kebinasaan.
Siapa Yang Memanggil Manusia?
“Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya
Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” I Korintus 1:9. “Dan Allah, sumber
segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada
kemuliaa-Nya yang kekal,” dan seterusnya, I Petrus 5:10. “Sebab bagi
kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh,
yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Kisah 2:39.
Mereka yang dekat dan mereka yang jauh, termasuk semua orang yang ada
di dunia; oleh karenanya, Allah memanggil semua orang. Namun, tidak
semua datang.” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu
seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang
memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” I Tesalonika
5:23, 24. Tuhanlah yang memanggil manusia.
24
29. Berpisah Dari Allah
Karena saudara-saudara di Galatia sedang berpisah dari Dia yang telah
memanggil mereka, sedangkan Tuhanlah yang memanggil mereka dengan
kasih karunia, maka nyatalah bahwa mereka sedang bepisah dari Allah.
Dengan demikian kita melihat bahwa bukanlah suatu masalah yang ringan
yang menyebabkan surat ini ditulis. Saudara-saudara, Paulus berada dalam
bahaya yang sangat besar, dan ia tidak dapat menggunakan waktu hanya
untuk memberikan salam, tetapi harus dengan segera menuju pokok
pembicaraan, dan mengemukankannya dengan sejelas dan selangsung
mungkin.
Mungkin ada baiknya apabila kita dengan sekilas memperhatikan
suatu pendapat yang kadang-kadang muncul, yang meyatakan bahwa Paulus
menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai orang yang telah memanggil
saudara-saudara di Galatia, karena dari dialah mereka telah berpisah.
Sedikit penjelasan akan meyakinkan setiap orang tentang kekeliruan
pendapat ini. Pertama, perhatikanlah kenyataan yang ada, yang sebagian
kecil telah dikemukakan, bahwa Allah itulah yang memanggil. Ingat juga
bahwa Paulus sendirilah yang mengatakan bahwa kemurtadan adalah akibat
dari usaha manusia untuk murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah
20:30); ia, sebagai hamba Kristus, akan menjadi orang terakhir yang akan
menarik orang kepada dirinya sendiri. Memang benar bahwa Allah
menggunakan wakil-wakil untuk memanggil manusia, salah satunya adalah
Paulus, tetapi bagaimanapun, Allah itulah yang memanggil. “Allah di dalam
Kristus, mendamaikan dunia dengan Dia sendiri; kita adalah para duta bagi
Kristus, dengan dimikian sekarang Allah memanggil manusia melalui kita
gantinya melalui Kristus, untuk mendamaikan dengan Dia sendiri. Boleh saja
terdapat banyak mulut, tetapi hanya ada satu suara dengan satu pekabaran.
Adalah suatu masalah yang kecil untuk bergabung atau berpisah dari
manusia, tetapi merupakan suatu masalah / hal yang sangat penting untuk
25
30. bergabung dengan Allah. Kelihatannya banyak yang mengira bahwa kalau
mereka sudah menjadi ”anggota yang baik” di gereja ini atau gereja itu,
mereka sudah aman. Tetapi satu-satunya yang patut dipikirkan ialah,
sudahkah saya bergabung dengan Allah dan berjalan di dalam kebenaran-
Nya? Jika seseorang telah bergabung dengan Tuhan, dengan segera ia akan
menemukan tempatnya di antara umat Allah, karena mereka yang bukan
umat Allah tidak akan memiliki pengikut-pengikut Tuhan yang tekun dan
bersungguh-sungguh untuk waktu yang cukup lama. Lihat Yesaya 66:5;
Yohanes 9:22, 33, 34; 15:18-21; 16:1-3; II Timotius 3:1-5, 12. Ketika Barnabas
pergi ke Antiokhia, ia mendesak saudara-saudara di sana agar dengan
segenap hati “bergantung pada Tuhan.” Kisah 11:22,23. Hanya itulah yang
dibutuhkan. Jikalau kita melakukan hal tersebut, maka kita dengan pasti
akan bersama-sama dengan umat Allah.
Tanpa Allah
Mereka yang meninggalkan Allah adalah “tanpa Allah di dunia,” dalam
arti kata bahwa mereka terpisah dari Allah. Mereka yang berada dalam
keadaan tersebut adalah orang kafir, atau penyembah-penyembah berhala.
Efesus 2:11, 12. Nyatalah bahwa saudara-saudara di Galatia sedang kembali
kepada kekafiran. Suatu hal yang tidak dapat dihindarkan, karena apabila
seorang Kristen kehilangan pegangannya pada Allah, maka mau atau tidak
bahkan tanpa sadar ia akan jatuh kembali ke dalam kehidupan yang lama
dari mana ia pernah diselamatkan. Setiap orang yang murtad akan kembali
kepada kebiasaan-kebiasaannya yang tertentu yang dulu
memperhambanya. Tidak ada keadaan di dunia ini yang lebih tidak
berpengharapan dari pada keadaan tanpa Allah.
26
31. Injil Yang Lain
Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya.” Roma 1:16. Allah sendiri adalah kekuatan, jadi berpisah dengan
Allah berarti berpisah dengan Injil Kristus, yang merupakan kekuatan Allah.
Tidak ada yang dapat disebut Injil kecuali yang memberikan keselamatan.
Apa yang tidak dapat memberikan sesuatu yang lain kecuali maut, tidak
dapat disebut injil. “Injil” artinya “kabar gembira”, “kabar baik” dan janji
kematian tidak memberikan gambaran tersebut. Agar suatu doktrin palsu
dapat diterima sebagai Injil, ia harus berpura-pura sebagai jalan kehidupan;
bila tidak ia tidak dapat menipu manusia. Nyatalah, bahwa orang-orang
Galatia sedang dibujuk supaya meninggalkan Allah, oleh sesuatu yang
menjanjikan kehidupan dan keselamatan, tetapi oleh kekuatan yang bukan
dari Allah, yaitu kekuatan mereka sendiri. Injil yang lain ini semata-mata
adalah injil manusia. Pertanyaannya adalah, manakah Injil yang benar?
Apakah yang dikhotbahkan Paulus? Atau yang dikemukakan oleh orang-orang
yang lain? Itu sebabnya kita melihat bahwa surat ini haruslah
merupakan suatu ketegasan dari hal Injil yang benar sebagaimana berbeda
dari setiap injil yang palsu.
Tidak Ada Injil Lain (:7)
Sama seperti Yesus Kristus adalah satu-satunya kuasa Allah, dan tidak
ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain Yesus, di mana
keselamatan dapat diperoleh, begitu juga hanya ada satu Injil. “Kuasa itu
dari Allah asalnya”, dan hanya ada pada-Nya saja. Lihat Mazmur 62:9-12.
Suatu tiruan tidak ada artinya. Sebuah topeng bukanlah manusia. Begitulah
injil yang lain ini, yang olehnya saudara-saudara di Galatia sedang terpikat,
hanyalah injil yang menyelewengkan, suatu pemalsuan, suatu kepura-puraan
dan sama sekali bukan Injil yang benar. Beberapa terjemahan
mengemukakan ayat 6 dan 7 sebagai berikut “Aku heran, bahwa kamu
27
32. begitu lekas dialihkan … dan mengikuti suatu injil lain, walaupun sebenarnya
tidak ada injil yang lain. Tidak akan pernah ada injil yang lain, karena Allah
itu tidak berubah. Jadi Injil yang diberitakan Paulus kepada orang-orang
Galatia, sebagaimana juga kepada orang-orang di Korintus. –“Yesus Kristus
dan Ia disalibkan”,-adalah Injil yang diberitakan oleh Henokh, Nuh,
Abraham, Musa dan Yesaya.” Tentang Dialah semua nabi bersaksi bahwa
barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa
oleh karena nama-Nya.” Kisah 10:43.
“Terkutuk” (:8, 9)
Jikalau ada orang, ataupun seorang malaikat dari sorga yang
memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang diberitakan Paulus,
maka terkutuklah ia. Tidak ada dua standar untuk yang benar dan yang
salah. Apa yang akan mendatangkan kutuk sekarang, sudah pasti
menghasilkan hal yang sama lima ribu tahun yang silam. Dengan demikian
kita mengetahui bahwa jalan keselamatan itu sungguh-sungguh sama untuk
setiap zaman. Injil itu diberitakan kepada Abraham (Galatia 3:8), malaikat -
malaikat diutus kepadanya; dan para nabi memberitakan Injil itu (I Petrus
1:11, 12). Tetapi jikalau injil yang diberitakan mereka berbeda dengan yang
diberitakan Paulus, maka mereka pastilah dikutuk.
Mengapa orang harus dikutuk bila memberitakan injil yang lain? –
Oleh sebeb ia adalah penyebab yang mengikat orang lain di dalam kutuk,
dengan membawa mereka percaya bahwa keselamatan mereka ada di
dalam apa yang diakui sebagai kuasa, tetapi yang sebenarya bukanlah kuasa.
Karena orang-orang Galatia undur dari Allah, nyatalah bahwa mereka telah
mempercayai kuasa manusia – Kuasa mereka sendiri – untuk keselamatan.
Tetapi tidak ada orang dapat menyelamatkan orang lain (Mazmur 49:8),
sebab itu, “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya jauh dari pada
28
33. Tuhan.” Yeremia 17:5. Orang yang memimpin manusia ke dalam kutuk
tentu saja ia sendiri juga mendapat kutuk.
“Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat.”
Ulangan 27:18. Jikalau hal ini benar untuk orang yang menyebabkan
seorang buta secara jasmani tersesat, betapa lebih benarnya hal itu harus
berlaku bagi orang yang menyebabkan satu jiwa tersesat kepada kebinasaan
yang kekal! Menyesatkan orang dengan suatu pengharapan palsu terhadap
keselamatan, membuat mereka mempercayai sesuatu yang tidak mungkin
dapat menyelamatkan mereka adalah suatu tindakan yang paling jahat. Hal
itu membuat manusia membangun rumah mereka di atas lubang yang tiada
terduga dalamnya. Itulah sebabnya rasul itu dengan leluasa mengulangi
pernyataan kutuknya. Sekali lagi kita melihat gawatnya keadaan yang
menyebabkan surat ini ditulis.
“Seorang Malaikat Dari Sorga”
Tapi apakah ada suatu bahaya, suatu kemungkinan, bahwa seorang
malaikat dari sorga akan memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil
yang benar itu? Sudah pasti, walaupun malaikat itu bukan baru saja datang
dari sorga. Sebab, kita membaca tentang “malaikat-malaikat yang berbuat
dosa” II Petrus 2: 4, dan “tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka,
tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka” (Yudas 6) dan tempat
kediaman dari mana mereka diusir dari sorga (Wahyu 12:7-9). Nah,
“Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang
ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan
kebenaran.” II Korintus 11: 14, 15. Adalah malaikat-malaikat ini yang datang
dengan mengaku bahwa mereka adalah roh-roh orang yang sudah
meninggal, dan membawakan pekabaran yang langsung dari kerajaan di atas
(di mana orang yang sudah meninggal sebenarnya tidak berada), dan tanpa
kekecualian memberitakan “Injil yang lain” daripada Injil Kristus.
34. Waspadalah terhadap mereka. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal
dari Allah.” I Yohanes 4:1. “Carilah pengajaran dan kesaksian; Siapa yang
tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.
Yesaya 8:20. Tidak seorangpun perlu tertipu, selama ia memiliki Firman
Allah. Sesungguhnya, tidaklah mungkin seseorang tertipu sementara ia
memegang Firman Allah. Itu adalah terang pada jalan kita.
Tidak Menyenangkan Manusia (:10)
Sudah diakui oleh umat Kristen bahwa pada tiga abad pertama jemaat
Kristen telah dipengaruhi oleh kekafiran, sehingga meskipun telah terjadi
reformasi-reformasi, masih ada banyak pengaruh kekafiran yang tinggal.
Inilah akibat dari usaha untuk menyenangkan manusia. Para pemimpin
gereja mengira bahwa mereka dapat mempengaruhi orang-orang kafir
dengan melonggarkan beberapa prinsip Injil yang ketat, dan mereka telah
melakukan hal itu dengan akibat bahwa gereja telah diselewengkan. Cinta
diri selalu melandasi usaha-usaha untuk berdamai dengan menyenangkan
manusia. Para pemimpin gereja berkeinginan (seringkali tanpa kesadaran)
untuk menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah 20:30).
Supaya disenangi orang banyak, mereka harus mengadakan kompromi dan
menyelewengkan kebenaran. Inilah yang telah dan sedang dilakukan di
Galatia; manusia menyelewengkan Injil Kristus. Tetapi Paulus bukanlah dari
golongan tersebut, ia berusaha menyenangkan Allah, dan bukan manusia. Ia
adalah hamba Allah, dan Allah adalah satu-satunya yang perlu ia senangkan.
Barangsiapa yang barusaha menyenangkan manusia, adalah hamba
manusia, dan bukan hamba Allah.
Prinsip ini adalah benar dalam setiap macam pelayanan. Para pelayan
di rumah atau pelayan di toko yang bekerja hanya untuk menyenangkan
manusia, tidak akan menjadi hamba-hamba yang setia, karena mereka akan
29
35. melakukan pekerjaan yang baik hanya apabila mereka dilihat, tetapi akan
meremehkan suatu tugas yang tidak dilihat oleh majikan mereka. Jadi
Paulus menasihatkan: “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini
dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk
menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan
Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa
dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai
upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Kolose 3:22-24. Barang
siapa tidak mempedulikan apapun kecuali melayani dan menyenangkan
Allah, akan menyajikan pelayanan yang terbaik kepada manusia.
Ini adalah hal yang perlu ditekankan kepada semua orang. Para
pekerja Kristen terutama memerlukannya. Ada suatu kecenderungan untuk
menumpulkan ketajaman kebenaran, agar kita tidak kehilangan kebaikan
beberapa orang kaya atau yang berpengaruh. Berapa banyak yang telah
memerangi keyakinannya karena takut kehilangan uang atau kedudukan!
Hendaklah kita masing-masing ingat akan hal ini: “Jikalau aku hanya
menyenangkan manusia, maka aku tidak akan menjadi hamba Kristus.”
Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus berlaku keras dan tidak sopan. Itu
tidak berarti bahwa kita sesuka hati membuat orang lain tersinggung. Allah
itu baik bagi semua orang. Ia baik kepada yang tidak berterima kasih dan
yang cemar. Yesus bekerja melakukan kebaikan, mengucapkan kata-kata
kasih dan penghiburan. Kita harus menjadi pemenang jiwa-jiwa, jadi dengan
demikian harus memilih suatu pembawaan yang menawan hati tetapi kita
harus memenangkan jiwa bagi Allah, itu sebabnya, kita harus menunjukkan
hanya penarikan dari Dia yang mengasihi dan yang disalibkan itu. “kita
melayani Kristus dengan membiarkan Roh-Nya mengendalikan kita.
Siapa yang terbaik
Memikul kuk-Nya yang ringan, merekalah yang terbaik melayani-Nya”
30
36. “Bukan Dari Manusia” (:11)
Perhatikan bagaimana surat ini menekankan kenyataan bahwa Injil
adalah dari Allah dan bukan dari manusia. Dalam ayat pertama rasul itu
menyatakan bahwa ia bukan diutus oleh manusia, atau mewakili manusia.
Kembali ia mengatakan bahwa ia tidak ingin menyenangkan manusia, tetapi
hanya Kristus dan sekarang dengan sangat jelas dikemukakan bahwa
pekabaran yang ia bawa seluruhnya berasal dari sorga. Dari kelahiran dan
pendidikannya ia melawan Injil itu, tetapi ketika ia dipertobatkan, hal itu
telah terjadi dengan suara dari sorga. Bacalah cerita tentang pertobatannya
dalam kisah 9:1-22; 22:3-16; 26:9-20. Tuhan sendiri muncul padanya di jalan
ketika ia sedang melontarkan ancaman-ancaman pembunuhan terhadap
umat kesucian Allah.
Tidak ada dua orang yang akan mempunyai pengalaman pertobatan
yang sama, namun prinsip umumnya adalah sama. Jadi, setiap orang
seharusnya dipertobatkan sebagaimana Paulus. Pengalamannya mungkin
tidak akan begitu menakjubkan, tetapi jika pertobatan itu tulen, itu akan
merupakan suatu penyataan dari sorga seperti halnya dengan pengalaman
Paulus. “Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan.” Yesaya 54:13;
Yohanes 6:45.
“Setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari
Bapa, datang kepada-Ku.” “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar
oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu
tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan
sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu
tetap tinggal di dalam Dia.” 1 Yohanes 2:27.
Jangan salah mengira bahwa hal ini meniadakan perlunya peranan
manusia dalam pemberitaan Injil. Jikalau benar demikian, maka rasul-rasul
akan dipersalahkan oleh diri mereka sendiri, sebab mereka adalah pekabar-
31
37. pekabar Injil itu. Allah telah menetapkan rasul-rasul, nabi-nabi, guru-guru,
dan lain-lain, di dalam gereja (I Korintus 12:28); tetapi Roh Allahlah yang
bekerja melalui orang-orang ini. “Siapa yang diutus Allah, Dialah yang
menyampaikan firman Allah.” Yohanes 3:34. Itulah sebabnya tidak menjadi
soal dari siapakah seseorang pertama-tama mendengar kebenaran itu, ia
harus menerimanya sebagai datang langsung dari sorga. Roh Kudus
menyanggupkan mereka yang ingin melakukan kehendak Allah untuk
mengenal kebenaran begitu mereka melihat atau mendengarnya, dan
mereka menerimanya, bukan berdasarkan orang yang telah menyampaikan
kebenaran itu kepada mereka, melainkan berdasarkan Allah sumber
kebenaran itu. Kita harus yakin seperti Paulus, tentang kebenaran yang kita
pegang dan ajarkan. Tetapi bilamana seseorang menyebut nama seorang
pendeta yang dihormati atau nama seorang doktor teologia untuk
membenarkan kepercayaannya, atau untuk mempengaruhi orang lain yang
hendak ia yakinkan, kita boleh memastikan bahwa ia sendiri tidak
memahami kebenaran yang dipegangnya itu. Ajarannya mungkin
merupakan kebenaran, tetapi ia tidak mengetahui bagi dirinya sendiri
bahwa hal itu adalah benar. Adalah kesempatan setiap orang untuk
mengenal kebenaran (Yohanes 8:31, 32); dan bilamana orang memegang
suatu kebenaran langsung dari Allah, sepuluh ribu kali sepuluh ribu nama
yang besar yang setuju dengan kebenaran tersebut tidak menambah
kewibawaan kebenaran itu walaupun seberat sehelai bulu sekalipun;
sebaliknya keyakinannya tidak akan bergoncang sedikitpun jikalau setiap
orang besar di bumi menentang kebenaran itu. Adalah suatu hal yang luar
biasa untuk dibangun dalam kekokohan Batu Karang itu.
Penyataan Yesus Kristus (:12)
Perhatikan bahwa itu bukan hanya sekedar suatu penyataan dari
Yesus Kristus, tetapi “penyataan Yesus Kristus”. Bukan hanya sekedar bahwa
32
38. Kristus mengatakan sesuatu kepada Paulus tetapi bahwa Kristus
menyatakan diri-Nya sendiri kepada Paulus, dan di dalam Dia dan Dialah
kebenaran itu. Bahwa inilah yang dimaksudkan dapat dilihat dari ayat 16, di
mana kita membaca bahwa Allah menyatakan Anak-Nya dalam diri Paulus,
supaya ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Rahasia Injil ialah
Kristus di dalam diri orang percaya, pengharapan kemuliaan. Kolose 1:25-27.
Roh kudus adalah wakil pribadi dari Kristus. Kristus mengutus-Nya, supaya Ia
boleh tinggal dengan kita selama-lamanya. Dunia tidak menerima-Nya, oleh
sebab dunia tidak mengenal-Nya; “tetapi kamu mengenal Dia”, kata Kristus;
“sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu,” Yohanes 14:16,
17. Hanya dengan jalan demikian kebenaran Allah dapat dikenal dan
diperkenalkan. Kristus tidak berdiri jauh-jauh lalu meletakkan prinsip-prinsip
yang benar untuk kita ikuti; tetapi Ia menanamkan diri-Nya sendiri di
dalam diri kita, memiliki kita manakala kita menyerahkan diri kita kepada-
Nya, dan menyatakan kehidupan-Nya di dalam daging kita yang fana. II
Korintus 4:11. Tanpa kehidupan ini memancarkan sinar, tidak akan ada
pemberitaan Injil. Perhatikan bahwa Yesus dinyatakan di dalam diri Paulus,
supaya Paulus dapat memberitakan Dia di antara orag kafir. Ia bukan saja
memberitakan tentang Kristus, tetapi memberitakan dan menyatakan
Kristus sendiri “bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus
sebagai Tuhan.” II Korintus 4:5.
Allah menunggu dan rindu menyatakaan Kristus kepada setiap
manusia. Kita membaca tentang orang-orang “yang menindas kebenaran
dengan kelaliman”, dan bahwa “apa yang dapat mereka ketahui tetang Allah
nyata bagi mereka”, bahkan sebagaimana dalam segala sesuatu yang telah
dijadikan Allah “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” telah nampak
dengan nyata. Roma 1:18-20. Sekarang Kristus adalah kebenaran (1
Korintus 1:24), dan ke-Ilahian Allah (Yohanes 1:1). Itulah sebabnya,
Kristuslah sesungguhnya yang ditindas oleh orang-orang berdosa. Ia adalah
Firman Allah yang Ilahi, yang bersemayam dalam manusia, supaya mereka
33
39. dapat melakukannya. Ulangan 30:14; Roma 10:6-8. Bahwa Kristus ada di
dalam semua orang terbukti dari kenyataan bahwa mereka hidup; tetapi Ia
begitu diabaikan dan disembunyikan sehingga sulitlah untuk melihat Dia.
Pada kebanyakan orang tabiat yang berlawanan dengan tabiat Kristus yang
dinyatakan dan satu-satuya tanda bahwa Kristus masih ada ialah bahwa
mereka hidup dan bernafas. Sesungguhnya Ia ada, menunggu dengan sabar
untuk dinyatakan –merindukan datangnya waktu bilamana Firman Allah
dapat bekerja tanpa rintangan dan dimuliakan, dan kehidupan Yesus dari
Nazaret yang sempurna itu dinyatakan di dalam daging yang fana. Hal ini
dapat terjadi pada “barang siapa yang mau”, tidak peduli betapa bedosa dan
merosotnya keadaannya sekarang. Allah senang melakukannya sekarang;
sebab itu berhenti melawan.
Sejarah Pribadi (: 13)
Dari ayat dua belas pasal pertama sampai pertengahan pasal kedua,
kita mendapati cerita tetang sejarah pribadi, yang diceritakan untuk suatu
maksud tertentu. Dalam pengalaman Paulus kita melihat kebenaran Injil itu,
bagaiman ia tidak mengambil sesuatupun dari manusia, tetapi memberikan
segala sesuatu kepadanya. Rasul ini menunjukkan bahwa segenap
kehidupannya yang mula-mula adalah bertentangan dengan Injil. Karena ia
mempelajari apa yang bertentangan dengan Injil itu.. Ia menentangnya
dengan sengit. Kemudian ia bertobat ketika tidak ada orang Kristen di
dekatnya, dan ia hampir-hampir tidak berhubungan dengan orang Kristen
selama bertahun-tahun selanjutnya. Semua ini, walaupun telah diberitakan
kepada orang-orang Galatia, perlu diulangi suapaya jelas bagi semua bahwa
Paulus tidak menyampaikan kepada mereka suatu penemuan manusia yang
lain.
34
40. “Tentang Kegiatan, Menganiaya Gereja”
Inilah yang Paulus katakan mengenai dirinya sendiri, dalam suratnya
kepada orang-orang Filipi. Filipi 3:6. Betapa besar kegiatan yang
diceritakannya sendiri. Ia mengatakan bahwa ia menganiaya gereja Allah
“dengan luar biasa, dan “menyia-nyiakannya”, atau sebagaimana dalam
terjemahan lain “membinasakannya”. Lihat Kisah 8:3. Di hadapan Agrippa
ia berkata: “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku
harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu
kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak
orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam
kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka dihukum mati. Dalam
rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk
menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar
mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.” Kisah 26:9-11. Dalam suatu
pembicaraan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem, yang mengetahui
kehidupannya, ia berkata, “aku telah menganiaya pengikut-pengikut jalan
Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan
kuserahkan ke dalam penjara.” Kisah 22:4. Hal ini dilakukannya oleh sebab
sebagaimana yang dikatakan dalam ayat sebelumnya, ia “giat terhadap
Allah.” Begitulah ia dipenuhi dengan semangat ini sehingga tidak ada yang
lain yang direncanakkanya kecuali “mengancam dan membunuh” Kisah 9:1
Tampaknya hampir tidak masuk akal bahwa ada orang yang mengaku
berbakti kepada Allah yang benar, namun mempunyai pendapat-pendapat
yang salah tentang Dia dengan mengira bahwa Ia merasa senang dengan
corak pelayanan seperti itu; tetapi Saul dari Tarsus, salah seorang dari para
penganiaya orang Kristen yang paling ganas dan tidak kenal lelah yang
pernah hidup, dapat berkata bertahun-tahun kemudian, “sampai kepada
hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah.
Kisah 23:1. Walaupun ia melawan bujukan-bujukan Roh (Kisah 9:5) dan
35
41. berusaha mematikan keyakinan yang makin mendesaknya ketika ia
menyaksikan kesabaran orang-orang Kristen, dan mendengarkan kesaksian-kesaksian
mereka bagi kebenaran tatkala mereka menghadapi kematian,
Saul sebetulnya tidak dengan sengaja melumpuhkan suara hati nuraninya.
Sebaliknya ia sedang berusaha memelihara hati nurani yang murni, dan
begitu dalam ia telah diindoktrinasi dengan tradisi-tradisi Farisi, sehingga ia
merasa pasti bahwa perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang
timbul dalam dirinya itu pastilah merupakan bujukan-bujukan roh jahat,
yang wajib ia tindas. Jadi bujukan-bujukan Roh Allah untuk sesuatu saat
hanya membuatnya melipat gandakan kegiatannya menentang orang-orang
Kristen. Dari semua orang di dunia, Saul, orang Farisi yang merasa benar diri
itu, tidak mempunyai kecenderungan apapun untuk menyukai Kekristenan.
Namun, kegiatannya yang salah arah adalah suatu “kegiatan untuk Allah,
dan kenyataan ini telah menjadikan dia bahan yang baik untuk diolah
sebagai seorang pekerja Kristen.
Kelebihan Paulus (:14)
“Kelebihan” Paulus ialah karena kemajuannya “dalam agama Yahudi”
yang melebihi rekan-rekannya, yaitu mereka yang sebaya dengan dia di
antara orang-orang senegerinya. Ia memiliki semua kelebihan yang mungkin
di dapati pada seorang pemuda Yahudi. Orang Ibrani asli (Filipi 3:5), namun
Ia juga adalah seorang yang dilahirkan sebagai warga Negara Roma (Kisah
22:26-28). Cekatan dan cerdas secara alamiah, ia telah memperoleh
pendidikan dari Gamaliel salah satu doktor hukum yang paling bijaksana dan
telah “dididik dengan teliti dalam hukum nenek moyang.” Kisah 22:3.
Sebagai golongan yang paling teguh di atara orang-orang Yahudi, ia hidup
sebagai orang Farisi, dan memang “seorang Farisi yang sejati, dengan
demikian ia adalah orang yang lebih dalam hal tradisi” nenek moyangnya
dibandingkan dengan orang lain segolongannya. Setelah menjadi dewasa ia
36
42. menjadi seorang anggota dari badan tertinggi di kalangan orang Yahudi –
Sanhedrin - sebagaimana terbukti bahwa ia memberikan suaranya (Kisah
26:10) ketika orang-orang Kristen dijatuhi hukuman mati. Lebih daripada
itu, ia mendapat kepercayaan dari imam besar, yang bersedia memberinya
surat-surat perkenalan kepada semua penguasa rumah ibadah di seluruh
negeri, dengan kekuasaan untuk menangkap dan memenjarakan orang yang
di dapati bersalah karena “kemurtadan”. Sesungguhnya ia adalah seorang
pemuda yang sedang menanjak, dan para penguasa Yahudi memandangnya
dengan bangga dan penuh pengharapan, percaya bahwa ia akan banyak
memberikan sumbangan untuk memulihkan bangsa dan agama Yahudi
kepada kebesaran yang semula. Dari segi duniawi, terbentang masa depan
yang gemilang di hadapan Saulus, tetapi apa yang merupakan keuntungan
baginya, semua itu dianggapnya suatu kerugian bagi Kristus, untuk siapa ia
telah kehilangan segala sesuatu. Filipi 3:7,8
Tradisi Nenek Moyang, Bukan Agama Kristen
Paulus mengatakan, “di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari
banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang
yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. “ Jelaslah
bahwa “Agama Yahudi”, bukanlah agama Allah dan Yesus Kristus, tetapi
adalah tradisi manusia. Orang-orang membuat kesalahan besar dengan
menganggap “Agama Yahudi” sebagai agama Perjanjian Lama. Agama
Perjanjian Lama adalah agama Yesus Kristus. Roh-Nyalah yang ada di dalam
diri para nabi yang menggerakkan mereka untuk menyatakan Injil yang sama
yang kemudian diberitakan para rasul. I Petrus 1:10-12. Ketika Paulus masih
di “dalam Agama Yahudi” ia tidak percaya Perjanjian Lama, yang ia baca dan
dengarkan dan dibaca setiap hari, sebab ia tidak mengerti tul isan itu. Jikalau
sekiranya ia mengerti, maka ia akan percaya pada Kristus. “Sebab penduduk
Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan
37
43. menjatukan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi -
nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Kisah 13:27
Tradisi-tadisi nenek moyang menyebabkan pelanggaran terhadap
hukum-hukum Allah. Matius 15:3. Allah berfirman tentang orang-orang
Yahudi (secara keseluruhan): “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Ayat 8:9.
Pada hari-hari Sabat para pemimpin membaca Kita Suci di rumah-rumah
ibadah, dan hal ini tidak salah. Yesus berkata: “Ahli -ahli taurat dan orang-orang
Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah
segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi jangalah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak
melakukannya.” Matius 23:2,3. Yesus tidak pernah menyalahkan Musa dan
tulisan-tulisannya. Ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Jikalau kamu
percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia
telah menulis tentang Aku.” Yohanes 5:46. Oleh sebab itu, segala sesuatu
yang dibaca dan diperintahkan para pemimpin dari tulisan-tulisan Musa
harus diikuti; tetapi contoh para pemimpin harus ditolak, karena mereka
tidak menurut kitab Suci. Kristus berkata tentang mereka, “Mereka
mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.” Matius 23:4. Ini bukanlah
perintah-perintah Allah, karena perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (I
Yohanes 5:3); dan tanggungan-tanggungan itu bukan dari Kristus, karena
beban-Nya ringan (Matius 11:30).
Kita banyak mendengar tentang “para guru yang mengajarkan ajaran
Yahudi”, yang berusaha menyesatkan orang-orang Galatia. Dan kita
mengatahui bahwa mereka yang mengajarkan “injil yang lain” adalah orang-orang
Yahudi. Tetapi kita tidak boleh mengira bahwa “guru-guru yang
mengajarkan ajaran Yahudi” ini sedang mengajarkan Alkitab atau sebagian
38
44. daripadanya, atau berusaha meminta orang-orang yang baru bertobat
mengikuti Kitab-kitab Suci yang ditulis oleh Musa. Jauh dari itu; mereka
sedang memimpin orang-orang Galatia itu menjauh dari Alkitab, dan
mengganti ajarannya dengan perintah-perintah manusia. Inilah yang
membangkitkan semangat Paulus “Agama Yahudi” itu sama sekali berbeda
dengan agama Allah, sebagaimana diajarkan dalam taurat, para nabi dan
Mazmur.
“Diasingkan Untuk Memberitakan Injil Allah” (: 15)
Inilah kata-kata yang digunakan oleh Paulus untuk melukiskan dirinya
sendiri di dalam suratnya kepada orang-orang di Roma: “Dipanggil menjadi
rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” Roma 1:1. Jadi di sini
ia mengatakan bahwa Allah “memilih aku sejak kandungan ibuku dan
memanggil aku oleh kasih karunia-Nya.” Galatia 1:15. Bahwa Allah memilih
Saul menjadi seorang rasul, sebelum Saul sendiri mengira bahwa ia harus
menjadi seorang Kristen kelak, adalah jelas dari cerita ini. Dalam
perjalanannya ke Damaskus, ke mana ia sedang menuju sambil mengancam
hendak membunuh dengan membawa kekuasaan penuh untuk menagkap,
mengikat, dan menyeret semua orang Kristen ke dalam penjara, baik pria
maupun wanita, tiba-tiba Saul dihentikan bukan oleh tangan manusia, tetapi
oleh kuasa kemuliaan Tuhan. Tiga hari kemudian Tuhan berfirman kepada
Ananias, ketika menyuruhnya pergi untuk menyembukan penglihatan Saul,
“orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada
bangsa-bangsa lain…” Kisah 9:15 Allah menahan Saul dalam karir gilanya
untuk menggantinya, oleh sebab Ia telah memilihnya menjadi seorang rasul.
Jadi kita melihat bahwa bisikan-bisikan yang diperangi oleh Saul adalah
usaha roh untuk mengalihkannya kepada pekerjaan untuk mana ia telah
dipanggil.
45. Tetapi berapa lama sebelum peristiwa ini Saul telah dipilih untuk
menjadi utusan Tuhan? – Ia sendiri mengatakan kepada kita bahwa ia
“diasingkan” – disendirikan – sejak ia dilahirkan. Ia bukanlah orang pertama
yang menyatakan bahwa sejak lahir ia telah di pilih untuk pekerjaannya.
Ingat Simson, Hakim-hakim 13:2-14. Yohanes Pembaptis diberi nama, dan
tabiatnya serta pekerjaannya telah dilukiskan, berulan-bulan sebelum
dilahirkan. Tuhan berkata kepada Yeremia: “Sebelum Aku membentuk
engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Yeremia 1:5. Koresy
seorang raja kafir telah diberi nama lebih dari seratus tahun sebelum ia
dilahirkan, dan bagiannya dalam pekerjaan Allah telah di tetapkan baginya.
Yesaya 44:28; 45:1-4.
Ini bukanlah catatan-catatan yang tidak mempunyai arti, melainkan
telah ditulis dengan maksud agar kita mengetahui bahwa Allah
mengendalikan dunia ini. Adalah benar bahwa bagi semua orang
sebagaimana halnya bagi orang-orang Tesalonika, “Allah dari mulanya telah
memilih” mereka “untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu
dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” II Tesalonika 2:13. Adalah
terserah pada setiap orang untuk menjadikan panggilan dan pilihan itu pasti.
Dan yang “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (I Timotius 2:3, 4), juga telah
menetapkan “masing-masing dengan tugasnya”, (Markus 13:34). Ia yang
membuat bagian dunia ciptaan-Nya yang tidak bernyawa bersaksi bagi Dia
(Kisah 14:17; Roma 1:20) tentu menghendaki manusia, yang menjadi
ciptaan-Nya yang tertinggi, rela memberikan kesaksian bagi Dia dengan cara
yang hanya dapat dilakukan oleh manusia yang cerdas. Semua orang telah
dipilih untuk menjadi saksi bagi Allah, dan kepada masing-masing telah
ditetapkan pekerjaannya. Sepanjang hidup Roh bergumul dengan setiap
orang, untuk membujuknya supaya rela digunakan dalam pekerjaan kepada
39
46. mana Allah telah memanggilnya. Hanyalah Hari Penghakiman yang akan
mengungkapkan kesempatan-kesempatan mulia apakah yang telah di sia-siakan
oleh manusia. Saul, si penganiaya yang ganas, telah menjadi rasul
yang besar. Siapakah yang dapat membayangkan betapa besarnya kebaikan
yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang memegang kuasa atas
sesamanya dan tidak menggunakan kuasa mereka untuk kejahatan jika
mereka mau menyerahkan diri kepada pengaruh Roh? Tidak semua orang
dapat menjadi seperti Paulus; tetapi pemikiran bahwa setiap orang, sesuai
dengan kesanggupan yang Allah berikan kepadanya, telah dipilih dan
dipanggil oleh Allah untuk bersaksi bagi Dia, akan memberikan suatu arti
yang baru pada kehidupan apabila perkara-perkara ini dimengerti.
Pengetahuan akan kebenaran ini bukan saja akan menjadikan hidup
lebih berarti bagi kita, membuat kita berusaha untuk mengetahui kehendak
Allah bagi kita secara pribadi, dan berserah sepenuhnya kepada-Nya supaya
Ia dapat menggunakan kita melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan-Nya
bagi kita, tetapi itu akan cenderung membuat kita lebih memikirkan orang
lain, dan tidak memandang rendah yang lemah, yang kecil dan yang hina.
Betapa indahnya, menyenangkannya dan khidmatnya pemikiran ini,
bilamana kita melihat orang-orang bergerak, karena mereka masing-masing
melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan oleh Allah untuk dikerjakan.
Mereka semua adalah hamba-hamba Allah yang Mahatinggi, masing-masing
ditetukan untuk suatu pekerjaan khusus. Itu adalah suatu kesempatan yang
indah, dan suatu tanggung jawab yang mulia. Betapa sedikitya orang
melakukan pekerjaan yang Allah menghendaki untuk dikerjakan! Kita harus
sangat berhati-hati supaya tidak menghalangi-halangi siapapun dalam hal-hal
yang kecil sekalipun, apabila ia sedang melakukan tugas yang ditetapkan
sorga baginya.
Hal ini yang harus kita ingat ialah bahwa Allah itulah yang memberikan
kepada setiap orang pekerjaannya. Masing-masing harus menerima
40
47. tugasnya dari Allah, dan bukan dari manusia. Oleh sebab itu kita harus
berhati-hati dalam mendikte orang mengenai kewajibannya. Allah dapat
menjelaskan tugas itu kepada mereka sama seperti kepada kita, dan jika
mereka tidak mau mendengar Dia, merekapun tidak akan mau mendengar
kita, meskipun kita dapat mengarahkan mereka ke jalan yang benar. “Orang
yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya” (Yeremia
10:23). Jika demikian bagaimanakah ia dapat menentukan langkah orang
lain?
Meminta Pertimbangan Manusia (: 16)
“Sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”.
Pernyataan ini dibuat dengan maksud menunjukkan bahwa rasul itu tidak
menerima Injil dari manusia siapapun. Ia melihat Kristus dan menerima-Nya
kemudian ia pergi ke Arabia, lalu kembali ke Damaskus dan baru setelah
genap tiga tahun sejak pertobatannya ia pergi ke Yerusalem, dimana Ia
tinggal hanya lima belas hari dan hanya bertemu dengan dua rasul.
Lagipula, umat percaya takut kepadanya, dan pada mulanya tidak percaya
bahwa ia sudah menjadi seorang murid, jadi nyatalah bahwa ia tidak
menerima Injil itu dari manusia yang manapun.
Banyak yang dapat dijadikan pelajaran dari hal Paulus yang tidak
meminta pertimbangan manusia. Ia tidak perlu melakukan hal ini sebab
yang telah ia terima adalah sabda dari Tuhan langsung; tetapi apa yang
dialami Paulus bukanlah sesuatu yang pada umumnya terjadi. Sebagai
penjelasan, orang membaca sesuatu dalam Alkitab lalu meminta pendapat
orang lain sebelum ia berani mempercayainya. Apabila tidak ada
seorangpun di antara sahabat-sahabatnya yang mempercayainya, iapun
tidak berani menerimanya. Bila pendetanya atau salah satu komentar tidak
sependapat dengannya, lenyaplah apa yang telah dibacanya itu sehingga
pendapat manusia telah menang atas kuasa kerja Roh dan Firman.
41
48. Atau, ada kemungkian perintah itu sudah begitu jelas sehingga tidak
ada alasan yang wajar untuk menanyakan kepada seseorang apa artinya.
Pertanyaannya ialah, dapatkah saya melakukannya? Tidakkah hal itu
menuntut pengorbanan yang besar? Dalam hal ini, manusia yang paling
berbahaya yang dapat dimintai pertimbangan adalah dirinya sendiri.
Tidaklah cukup hanya tidak bergantung pada orang lain; dalam soal
kebenaran orang perlu tidak bergantung pada dirinya sendiri. “Percayalah
kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada
pengertianmu sendiri.” Amsal 3:5. “Siapa percaya kepada hatinya sendiri
adalah orang bebal.” Amsal 28:26.
Seorang “bapa agama” adalah seorang yang dianggap menduduki
tempat sebagai penasihat yang sebenarnya adalah hak Allah saja. Orang
yang membuat dirinya sendiri menjadi seorang “bapa agama”, dengan
mengikuti pertimbangannya sendiri, adalah sama buruknya dengan orang
yang mendikte orang lain; bahkan lebih besar kemungkinannya ia menjadi
tersesat dibandingkan dengan apabila ia mengikuti seorang “bapa agama”
selain dirinya sendiri. Sesungguhnya kita tidak memerlukan seorang “bapa
agama” karena kita memiliki Firman Allah. Bilamana Allah berfirman, adalah
bijaksana untuk segera mematuhinya, tanpa meminta nasihat dari hatinya
sendiri sekalipun. Nama Tuhan adalah “Penasihat” (Yesaya 9:6), dan Ia
adalah “penasihat ajaib”. Dengarlah Dia! “Ia akan menjadi Penuntun kita
selama-lamanya.”
“Dengan Segera”
Perhatikan perkataan itu. Paulus tidak berhenti untuk berunding. Ia
tidak menyia-nyiakan waktu. Ia mengira bahwa ia sedang melayani Allah
ketika ia menganiaya gereja, dan pada saat ia menyadari kesalahannya
iapun segera berbalik. Ketika ia melihat Yesus dari Nazaret, ia mengenal -
Nya sebagai Tuhannya, dan dengan segera berseru, “Tuhan, apakah yang
42
49. Kau kehendaki aku perbuat?” Ia siap untuk segera dipekerjakan dengan cara
yang benar. Itu adalah teladan yang patut dipikirkan. Seyogianya setiap
orang dapat dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku bersegera dan tidak
berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.” Mazmur
119:60. “Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau
melapangkan hatiku.” Ayat 32.
Kafir – Bangsa-Bangsa di Luar Umat Allah
Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus dinyatakan di dalam
dirinya agar ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Dalam
terjemahan yang lain kita menemukan perkataan “Bangsa-Bangsa Lain” yang
digunakan gantinya “Kafir”. Tidak ada bedanya. Kedua perkataan itu
digunakan secara bergantian dalam Alkitab bahasa Inggris, karena di mana
saja kata-kata itu ditemukan, kata-kata itu diterjemahkan dari hanya satu
kata bahasa Yunani, atau kalau itu di dalam Perjanjian Lama, dari kata
bahasa Ibraninya. Mari kita perhatikan beberapa contoh.
Dalam I Korintus 12:2 kita membaca, “Kamu, tahu bahwa pada waktu
kamu masih belum mengenal Allah, (yaitu masih kafir) kamu tanpa berpikir
ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.” Ini berasal dari kata yang
digunakan untuk “kafir”, dan ayat itu sendiri menunjukkan bahwa kafir
adalah penyembah berhala. Perhatikan bahwa orang-orang Korintus
“adalah kafir”; mereka berhenti menyembah berhala ketika menjadi orang-orang
Kristen.
Efesus 2:11, 12 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu – sebagai
orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak
bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah
yang dikerjakan oleh tangan manusia; bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus,
tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
43
50. ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.” Sesungguhnya, menjadi seorang Kafir adalah berada dalam
keadaan yang tidak perlu dicemburui.
Kita diberi tahu bahwa “sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya
kepada bangasa-bangsa lain yaitu dengan memilih suatu umat dari antara
mereka bagi nama-Nya.” Kisah 15:14. Dan Yakobus meunjuk kepada orang-orang
percaya di Antiokhia dan di mana saja sebagai orang-orang yang “dari
antar bangsa-bangsa lain berpaling kepada Allah”. Umat Allah diambil dari
antara orag-orag kafir. Tetapi setelah dikeluarkan, mereka berhenti menjadi
orang kafir. Abraham, nenek moyang Israel, diambil dari antara orang-rang
kafir, (Yosua 24:2), sehingga seluruh Israel telah diambil dari antara orang-orang
kafir. Dengan demikian “seluruh Israel akan diselamatkan” apabila
segenap jumlah orang-orang kafir sudah masuk. Roma 11:25, 26.
Di dalam Mazmur 2:1-3 kita boleh membaca dengan sah, “mengapa
rusuh bangsa-bangsa (yaitu kafir), mengapa suku-suku bangsa mereka-reka
perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembersar
bermufakat bersama-sama (melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya (yaitu
melawan Kristus, karena Kristus artinya “yang diurapi”), sambil mengatakan,
marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali
mereka daripada kita.” Betapa sering kita melihat hal ini digenapi oleh
orang-orang yang dengan nada kemenangan berseru: “Tunjukkan kepadaku
dimana orang-orang kafir diperintahkan untuk memelihara sepuluh hukum!”
Ini berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang
kafir, dan dengan berpikir demikian berharap dapat membuang hukum-hukum
Allah dari mereka. Orang-orang ini tidak menempatkan diri mereka
dalam golongan yang terhormat. Memang benar bahwa orang-orang kafir
tidak diperintahkan untuk memelihara hukum-hukum itu, karena hal
tersebut tidaklah mungkin. Tetapi setelah mereka menerima Kristus dan
hukum roh kehidupan di dalam Dia, mereka berhenti menjadi orang kafir.
44
51. Betapa besarnya keinginan Allah untuk menyelamatkan orang-orang dari
keadaan mereka yang kafir itu ditunjukkan-Nya dengan mengutus rasul
Paulus (belum lagi Kristus) untuk membawa mereka kepada-Nya sendiri.
Seorang Nabi Bagi Orang-Orang Kafir
Sehubungan dengan hal ini patutlah diperhatikan bahwa Allah sangat
merindukan pertobatan orang-orang kafir tiga ribu tahun yang lalu
sebagaimana kerinduan-Nya sekarang. Injil diberitakan kepada mereka
sebelum kedatangan Kristus yang pertama kali, dan juga sesudahnya.
Paulus bukanlah orang pertama yang memberitakan Injil kepada orang kafir
sesudah Kristus, walaupun ia khususnya diutus kepada mereka. Ia dikenal
sebagai rasul kepada orang kafir, namun ke mana saja ia pergi mula-mula ia
memberitakan Injil itu kepada orang-orang Yahudi, selama mereka mau
mendengarkannya. Demikian juga keadannya sebelum Kristus. Melalui
banyak wakil-wakil-Nya, Allah memperkenalkan diri-Nya sendiri di antara
bangsa-bangsa kafir, atau yang menyembah berhala. Dalam Yeremia 1:5,
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku menguduskan
engaku, Aku menetapkan engaku menjadi nabi bagi bangsa-bangsa”, kata
Ibrani dari mana perkataan “bangsa-bangsa” diterjemahkan adalah kata
yang sama yang biasanya diterjemahkan “kafir”. “Mengapa rusuh bangsa -
bangsa?” Mazmur 2:1 “Maklumkanlah hal ini di antara bangsa -bangsa:
Bersiaplah untuk peperangan,”… “Bergeraklah dan datanglah hai segala
bangsa dari segenap penjuru.” Yoel 3:9-11. Perkataan “kafir” dan “bangsa
lain” dalam ayat-ayat ini adalah sama dengan perkataan “bangsa-bangsa”,
dalam Yeremia 1:5. Ini dapat di lihat dengan membandingkan beberapa
terjemahan. Jadi Tuhan mengatakan kepada Yeremia, “Aku menguduskan
engkau. Aku menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (yaitu
kafir)”. Biarlah tidak ada orang yang mengatakan bahwa Allah pernah
45
52. membatasi kebenaran-Nya kepada suatu bangsa saja, apakah orang Yahudi
atau kafir. “Tidak ada perbedaan antara orang Yahud i dan orang Yunani;
karena Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua
orang yang beseru kepada-Nya.” Roma 10:12
Yang Baru Bertobat Berkhotbah
Segera setelah Paulus bertobat, “ketika itu juga ia memberitahukan
Yesus dirumah-rumah ibadat. “ Kisah 9:20. Bukankah ajaib bahwa ia dengan
sekejap mata sanggup berkhotbah dengan begitu berkuasa? – Memang
demikian, sama ajaibnya dengan setiap orang yang dapat memberitakan
Kristus. Bahwa ada orang yang dapat memberitakan Kristus dalam
kebenaran yang sesungguhnya, merupakan suatu rahasia yang sama dengan
rahasia penjelmaan Kristus. Tetapi janganlah ada yang menyangka bahwa
Paulus memperoleh pengetahuannya dengan tiba-tiba tanpa belajar. Ingat
bahwa selama hidupnya ia adalah seorang pelajar Kitab Suci yang rajin.
Bukanlah suatu hal yang luar biasa bagi seorang nabi untuk menghafal
sebagian besar atau segenap Kitab Suci Ibrani, dan kita boleh yakin bahwa
Paulus, yang lebih maju dari pada orang lain yang sebaya dengan dia,
mengenal perkataan-perkataan Kitab Suci sama seperti seorang murid yang
cerdas memahami daftar perkalian. Tetapi pikirannya dibutakan oleh
tradisi-tradisi nenek moyang yang secara bersamaan sudah ditanamkan ke
dalam dirinya. Kebutaan yang menimpa dirinya ketika cahaya bersinar
kepadanya dalam perjalanan ke Damaskus, hanyalah merupakan gambaran
kebutaan pikirannya, dan selaput yang seolah-olah gugur dari matanya
ketika Ananias berbicara kepadanya, menunjukkan Firman di dalam dirinya,
dan tersingkirnya kegelapan tradisi. Masalah Paulus sangat berbeda dengan
masalah seorang yang baru bertobat yang tidak pernah membaca atau
mempelajari Alkitab. Sesungguhnya orang seperti itu, dapat menceritakan
apa yang Kristus telah lakukan baginya, dan dengan demikian melakukan
46
53. banyak kebaikan; tetapi ia perlu banyak mempelajari Kitab Suci agar
sanggup menunjukkan kepada manusia jalan kehidupan dengan sempurna,
dan menuntun mereka pada jalan kebenaran.
Paulus di Arabia (:17)
Banyak yang mengira bahwa ketika di negeri Arab, Paulus
memperoleh penyataan-penyataan yang ajaib itu, dan dibawa ke sorga, di
mana ia mendengar “perkataan-perkataan yang tidak boleh diucapkan oleh
manusia”. Boleh jadi demikin, walaupun hal itu tidak berarti bawa khayal -
khayal tentang perkara-perkara sorgawi hanya diperoleh waktu itu saja.
Selama hidupnya sebagai rasul, ia memiliki persekutuan yang erat dengan
sorga, dan kita yakin bahwa “khayal-khayal sorgawi” tidak pernah
disembunyikan dari penglihatannya. Begitu juga kita boleh yakin bahwa ia
tidak menggunakan semua waktunya yang berbulan-bulan di Arabia hanya
untuk belajar dan merenung sebab memberitakan Injil adalah pekerjaannya.
Tadinya ia adalah seorang penganiaya yang keras, dan karena kasih karunia
Allah yang diterimanya itu begitu limpah, ia menghitung semua waktu
terbuang apabila ia tidak menyatakan kasih karunia itu kepada orang lain,
dengan merasa, “celakalah aku, jika aku tidak memberitaka Injil itu”. Segera
setelah ia bertobat dan sebelum ia pergi ke Arabia; ia membertakan Yesus
dirumah-rumah ibadat di Damaskus; jadi wajarlah untuk menarik
kesimpulan bahwa ia juga memberikan Injil kepada orang-orang Arab. Di
sana ia dapat memberitakan Injil tanpa adanya perlawanan yang selalu
diterimanya bilamana berada di antara orang Yahudi, dan itulah sebabnya
pekerjaannya tidak begitu menyita waktu renungannya tentang dunia baru
yang sekarang terbuka dihadapannya.
54. Si Penganiaya Berkhotbah (:23)
Sesungguhnya adalah ajaib mendengar bahwa “ia yang tadinya
menganiaya kita sekarang memberitakan iman yang ia tadinya hendak
binasakan.” Sehubungan dengan masalah Saul dari Tarsus, biarlah tidak
seorangpun yang akan menganggap bahwa orang-orang yang menentang
Injil tidak dapat diperbaiki. Mereka yang menentang harus diberi petujuk
dengan lemah lembut, siapa tahu Allah akan memberi mereka pertobatan
untuk mengakui kebenaran itu? Orang mungkin berkata tentang Paulus, ia
memiliki terang sejelas dengan setiap orang dapat miliki. Ia memiliki setiap
kesempatan; ia bukan saja mendengar kesaksian Stefanus yang diilhamkan,
tetapi juga kesaksian orang-orang sahid pada saat hendak menemui ajal
mereka; ia adalah orang malang yang keras, dari siapa tidak dapat
diharapkan suatu kebaikan. Namun Paulus telah menjadi pemberita Injil
yang terbesar, sama halnya seperti tadinya ia adalah penganiaya yang paling
sengit. Adakah seorang penentang yang bengis? Janganlah bermusuhan
dengan dia, dan jangan melawannya. Biarlah ia mengalami semua
kepahitan dan pergumulan dengan dirinya sendiri, sementara engkau
berpegang pada Firman Allah dan pada doa. Mungkin tidak akan lama
sebelum Allah yang kini dihujatnya akan dimuliakan dalam dirinya.
Memuliakan Allah (:24)
“Dan mereka memuliakan Allah karena aku.”Betapa bedanya masalah
Paulus dengan mereka kepada siapa ia berkata, “Sebab karena kamulah
nama Allah di hujat di antara bangsa-bangsa” (Roma 2:24)! Setiap orang
yang mengaku menjadi pengikut Allah harus menjadi alat yang akan
membawa kemuliaan bagi nama-Nya, namun banyak yang akan
menyebabkan nama itu dihujat; dan menyebabkan nama Allah dihujat
karena kita adalah sama buruknya seperti kita dengan nyata-nyata menjadi
47
55. penghujat-penghujat itu sendiri. Bagaimanakah kita dapat menyebabkan
nama-Nya dimuliakan? – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16
Rekapitulasi/Ikhtisar
Sekarang mari kita melihat sejenak kepada pasal ini secara
keseluruhan. Ucapan salam yang mencakup lima ayat pertama
memperkenalkan kepada kita nama dan panggilan si penulis surat, dan
kewibawaannya. Secara sepintas juga diungkapkan kenyataan bahwa
Kristus adalah Ilahi. Suatu doa pemberkatan diucapkan dari Allah Bapa, dan
Yesus Kristus. Kristus menyerahkan diri-Nya untuk dosa kita – membelinya –
supaya dapat melepaskan kita dari dunia yang jahat sekarang ini. Dosa
kitalah yang merupakan dunia yang jahat sekarang ini. Dosa kita adalah
milik Kristus, bukan milik kita, sehingga dengan kuasa kematian dan
kebangkitan-Nya, di mana Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita,
kita dapat dihindarkan dari dosa-dosa itu. Adalah kehendak Allah untuk
menyelamatkan kita, sehingga tidak ada lagi keragu-raguan tentang
penerimaan kita. Allahlah yang memiliki kemuliaan oleh sebab itu kerajaan
dan kuasa adalah milik-Nya.
Dua ayat berikutnya menunjukkan kepada kita keadaan gereja-gerja di
Galatia pada waktu surat ini ditulis, dan dengan demikian menyatakan
kepada kita mengapa surat ini ditulis. Mereka sedang berpisah dari Allah,
karena disesatkan oleh beberapa orang yang menyelewengkan Injil Kristus,
memberitakan injil yang palsu gantinya Injil satu-satunya yang merupakan
kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang percaya. Keheranan
perkara ini adalah sama dengan yang dinyatakan dalam Yeremia 2:12, 13:
“Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan
sangat, demikianlah firman Tuhan, sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat,
48
56. mereka meninggikan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam
bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan
air.”
Kemudian dalam dua ayat berikutnya (8,9) kita menemukan kutuk
yang dinyatakan kepada setiap orang, bahkan kepada rasul itu sendiri, atau
malaikat dari sorga, yang berani mengajarkan suatu injil lain dari pada yang
ia beritakan. Hal itu menunjukkan gawatnya perkara yang sedang dihadapi.
Saudara-saudara di Galatia ditempatkan di bawah kutuk oleh para penginjil
sial yang memberitakan injil palsu.
Selanjutnya dalam ayat 10-12, rasul itu menunjukkan dirinya sendiri
sebagai hamba Kristus, oleh sebab ia berusaha hanya menyenangkan Allah,
bukan manusia. Para penginjil yang menyesatkan jiwa manusia, akan
memberitakan hal-hal yang menyenangkan – hal-hal yang cocok dengan
sifat manusia – untuk menarik murid-murid datang kepada mereka; Paulus
hanya memberitakan kebenaran Allah yang terus terang, yang tidak
diterimanya dari manusia siapapun, melainkan langsung dari sorga.
Akhirnya kita menemukan permulaan dari suatu cerita pendek
mengenai pengalaman pribadi, yang dilanjutkan sampai lebih dari setengah
pasal yang kedua. Di sini Paulus menceritakan mengenai kehidupannya
sebelum pertobatannya, ketika ia menganiaya gereja; menyebutkan
pertobatannya, yang merupakan pernyataan Kristus di dalam dirinya,
memberitahukan mengapa ia dipanggil, dan betapa segeranya ia menjawab
panggilan itu, dan akhirnya menyatakan bagaimana ia tidak mendapat
kesempatan, kalaupun ia menginginkan hal itu, untuk memperoleh Injil dari
para rasul dan saudara-saudara yang telah menjadi orang-orang percaya
sebelum dia, sebab ia tidak mempunyai hubungan dengan mereka selama
bertahun-tahun setelah ia bertobat. Perkara ini akan menjadi lebih jelas
bilamana kita melanjutkan pelajaran kita.
49