2. Infiltrasi bagian dari fase siklus
hidrologi
3 proses Mekanisme Infiltrasi
1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah
2. Tertampungnya air Hujan kdalam tanah
3. Proses mengalirnya air tersebut ketempat lain
3. Ketika hujan, air hujan mulai
membasahi permukaan
tanah
Tanah yang alami dengan
tetumbuhan di atasnya
menyediakan pori-pori, rongga-
rongga dan celah tanah bagi air
hujan sehingga air hujan bisa
leluasa merembes atau meresap ke
dalam tanah.
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan
terus bergerak ke bawah sampai dia mencapai
lapisan tanah atau batuan yang jarak antar
butirannya sangat-sangat sempit yang tidak
memungkinkan bagi air untuk melewatinya
Air yang datang kemudian akan menambah volume
air yang mengisi rongga-rongga antar butiran dan
akan tersimpan disana. Penambahan volume air
akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan
Ilustrasi Pergerakan air di bawah tanah
Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water table tersebut — selalu
mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.
4. air sungai tidak hanya berasal dari mata air pegunungan, melainkan
ia juga disuplai dari water table pada dataran tinggi akibat tekanan
hidrostatik
Posisi permukaan water table di tiap musim
5. Laju infiltrasi (f) : kecepatan masuknya air
kedalam tanah pada waktu tertentu.LajuInfiltrasi(f)
Pada awalnya kering
Pada awalnya basah
Kapasitas infiltrasi : Kemampuan Tanah untuk
menyerap air infiltrasi pada sauatu saat
Waktu (T)
Laju Infiltrasi (f) ditentukan oleh :
Besarnya kapasitas infiltrasi (fp)
Laju Penyediaan Air (R)
R < fp f = R; f < fp
R > fp f = fp; R > f
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi
•Kandungan air tanah
•(Semakin tinggi, maka laju infiltrasi semakin rendah)
• Ukuran pori
•Kemantapan pori
•Profil Tanah
7. Cara memperbesar Infiltrasi
• Meningkatkan simpanan Depresi
• Pembuatan galengan/ pengolahan menurut kontur
• Mengurangi Evaporasi
• Pemupukan dengan Pupuk Organik dan Penutupan
dengan tanaman sisa
8. Macam kegiatan KTA yang bertujuan memperbesar infiltrasi
Penemu LRB, Kamir R. Brata. Sumber: Kompas
Pembuatan Biopori
Pembuatan Sumur Resapan
Pengolahan tanah Menurut Kontur
Pembuatan guludan
Rorak bergulud
9. Hasil Penelitian
no Teknik KTA Awal Hasil
1 Rorak + Mulsa vertikal 2,90 cm/jam 3,45 cm/jam
2 Rorak bergulud + Mulsa vertikal 2,90 cm/jam 3,67 cm/jam
3 Rorak bergulud 2,90 cm/jam 3.07 cm/jam
Hasil Penelitian Asmiun Noeralam (2001) pada tanah Lithic Dystropepts, Malang- Jawa Timur
Menurut Fairbourn dan Gardner (1972) dalam Noeralam (2002), alur yang diberi mulsa
vertikal meningkatkan infiltrasi lebih besar dari pada alur tanpa mulsa, mulsa vertikal
juga bisa mengurangi laju evaporasi. Dilaporkan juga bahwa mulsa vertikal dapat
menghemat air 41% lebih besar dibanding tanpa mulsa. Kombinasi mulsa vertikal
dengan teras gulud juga sangat efektif menekan laju aliran permukaan (67 – 82%)
(Brata, 1995a; Brata 1992b
10. Kapasitas Infiltrasi (fp)
Kapasitas infiltrasi (fp) adalah maksimum kecepatan masuknya air infiltrasi pada suatu waktu tertentu
Tekstur Tanah Kapasitas Infiltrasi (mm per jam)
Pasir berlempung 25 - 50
Lempung 12,5 - 25
Lempung berdebu 7,5 – 15,0
Lempung berliat 0,5 – 2,5
Liat < 0,5
Kapasitas infiltrasi (fp) beberapa Tipe Tanah dari pengukuran
lapangan (Kohnke dan Bertand,1959)
11. Hujan(R)mm/jam
Waktu (T)
50 f (Laju Infiltrasi)
R < fp f = R; f < fp
R > fp f = fp; R > f
Hubungan Laju Infiltrasi dengan air larian
RO
Curah hujan 87,5 mm/jam
0 30 402 0
fo
fc
501 0 60
100
150
250
12. Hujan(R)
R1
Fo (kapasitas infiltrasi pd permulaan hujan)
Waktu (T)
R2
Fc (kapasitas infiltrasi konstan
f (kapasitas)
Tp
R3
R < fp f = R; f < fp
R > fp f = fp; R > f
13. Persamaan Horton untuk menghitung Kapasitas Infiltrasi
f = fc + (f0 – fc) e
-kt
f = kapasitas infiltrasi pada suatu waktu (inci/jam)
Fc = kapasitas infiltrasi pada saat laju infiltrasi telah konstan (inci/jam)
fo = kapasitas infiltrasi pada saat laju infiltrasi awal (inci/jam)
e = Bilangan dasar alami napierian , e = 2,71828
K = konstanta bagi suatu tanah
t = waktu
14. Pengukuran infiltrasi dan perkolasi
Dalam Skala DAS , f (laju infiltrasi) dpt di ukur dengan mengukur
1. Curah Hujan (R)
2. Aliran permukaan (Ro)
3. Menduga Faktor Siklus air lainnya / atau analisis Hidrograf
4. Luas (A)
Metoda yang umum dipakai dalam menentukan infiltrasi adalah infiltrometer
15. Dengan cara air diberikan ketanah
dengan laju yang sama dengan
kapasitas infiltrasi, jumlah air yang
meresap dalam satu jangka waktu
tertentu diukur, infiltrometer ada
yang bekerja secara otomatik
(pittman dan konhken, 1942)
Untuk mengurangi pengaruh
rembesan digunakan double ring
infiltrometer