SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
REKAYASA
HIDROLOGI
INFILTRASI
HABIB MARJUN SYAFA’AT
NIM. 61221362
Definisi
Infirtrasi
Infiltarsi adalah proses aliran air (umumnya be
rasal dari curah hujan) masuk kedalam tanah.
Dengan kata lain aliran air masuk kedalam tan
ah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke
arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian at
as jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke ta
nah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gra
vitasi bumi dikenal sebagai proses perkolasi.
Konsep
Infiltrasi
Menurut Asdak (1995), ketika air hujan jatuh ke permukaan ta
nah atau lapisan permukaan, sebagian air tertahan di cekung
an-cekungan, sebagian air mengalir sebagai limpasan(run off
) dan sebagian lainnya meresap kedalam tanah. Saat hujan
mencapai permukaan lahan maka akan terdapat bagian huja
n yang mengisi ruang kosong (void) dalam tanah yang terisi u
dara (soil moisture deficiency) sampai mencapai kapasitas la
pang (field capacity) dan berikutnya bergerak kebawah secar
a gravitasi akibat berat sendiri dan bergerak terus kebawah (
pekolasi) kedalam daerah jenuh (saturated zone) yang terdap
at di bawah permukaan air tanah (phreatik). Air yang berada
pada lapisan air tanah jenuh dapat pula bergerak ke segala a
rah (ke samping dan ke atas) dengan gaya kapiler atau deng
an bantuan penyerapan oleh tanaman melalui tudung akar.
Proses masukknya air hujan melalui pori
-pori permukaan tanah
Tertampungnya air hujan tersebut di dalam
tanah
Proses mengalirnya air tersebut ke tempat
lain (bawah, samping, dan atas)
Proses
infiltrasi
melibatkan
tiga proses
yang tidak
saling
bergantung
Laju Maksimal gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan
kapasitas infiltrasi. semakin tinggi kepadatan tanah, maka infi
ltrasi akan semakin kecil. Penentuan besar infiltrasi dapat dil
akukan dengan tiga cara yaitu :
Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian
pada percobaan labolatorium menggunakan simulasi hujan buatan
(metode simulasi labolatorium).
Menggunakan alat ring infiltrometer (metode pengukuran lapangan)
Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode
separasi hidrograf).
KAPASITAS INFILTRASI
Kapasitas infiltrasi ditentukan oleh laju infiltrasi dan laju
penyediaan air (Intensitas hujan). Selama intensitas hujan lebih kecil dari
kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika
intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan di
atas permukaan atau aliran permukaan. Dengan demikian laju infiltrasi
berubah-ubah sesuai dengan variasi intensitas curah hujan.
Laju Infiltrasi
Laju infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan variasi int
ensitas curah hujan. Infiltrasi yang terjadi pada suatu
tempat berbeda-beda dengan tempat yang lain dan w
aktu yang lain, salah satunya ditentukan oleh tipe pe
nggunaan lahan dan kondisi tanah.
Laju Penyediaan Air (Intensitas
Hujan )
Intensitas curah hujan adalah besarnya jumlah h
ujan yang turun yang dinyatakan dalam tinggi cur
ah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu.Be
sarnya intensitas curah hujan berbeda-beda terg
antung dari lamanya curah hujan dan frekuensi k
ejadiannya.
Kapasitas Infiltrasi ditentukan oleh :
Infiltrometer
Laju Infiltrasi
Laju infiltrasi dapat di ukur dilapangan dengan
mengukur curah hujan permukaan, dan mendu
ga fakto-faktor lain dari siklus air, atau menghit
ung laju infiltrasi dengan analisis hidrograf. Me
ngingat cara tersebut memerlukan biaya yang r
elatif mahal, maka penetapan infiltrasi sering dil
akukan pada luasan yang sangat kecil dengan
menggunakan suatu alat yang dinamai infiltrom
eter.
Laju infiltrasi/ perkolasi ditentukan oleh :
1. Jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah
2. Sifat permukaan tanah
3. Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas per
mukaan tanah.
Dari ketiga unsur di atas, ketersediaan air (kelembaban ta
nah) adalah yang terpenting karena ia akan menentukan
besarnya tekanan potensial pada permukaan tanah.
Berkurangnya laju infiltrasi/ perkolasi dapat terjadi karena
dua alasan. Pertama, bertambahnya kelembaban tanah
menyebabkan butiran tanah berkembang dan dengan de
mikian akan menutup ruang pori-pori tanah. Kedua, aliran
air ke bawah tertahan oleh gaya tarik butir-butir tanah.
Infiltrometer
Infiltrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi air ke dalam tanah atau media berpori lainnya.
 Sebuah infiltrometer cincin tunggal melibatkan
mendorong cincin ke tanah dan memasok air dicincin
baik pada kondisi head konstan atau head jatuh.
 Head konstan mengacu pada kondisi dimana jumlah
air dalam cincin selalu dijaga konstan.
 Head jatuh mengacu pada kondisi dimana air disuplay
dalam cincin, dan air dibiarkan turun seiring waktu.
 Operator mencatat berapa banyak air yang masuk ke
tanah untuk periode waktu tertentu.
Infiltrometer cincin tunggal
Infiltrometer
Infiltrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi air ke dalam tanah atau media berpori lainnya.
 Infiltrometer cincin ganda membutuhkan dua cincin :
cincin dalam dan cincin luar. Tujuannya adalah untuk
menciptakan aliran air satu dimensi dari cincin bagian
dalam karena analisis data disederhanakan.
 Cincin bagian dalam didorong ke tanah, dan cincin
yang lebih besar kedua disekitarnya untuk membantu
mengendalikan aliran air melalui cincin pertama
 Air disuplay dengan kondisi head yang konstan atau
jatuh, dan operator mencatat berapa banyak air yang
meresap dari cincin bagian dalam ke tanah selama
periode waktu tertentu.
Infiltrometer cincin ganda
Besarnya laju suatu infiltrasi dapat ditentukan dengan beberapa macam model persamaan salah satunya
adalah model persamaan Horton yang merupakan model persamaan empiris yang bergantung pada waktu.
Horton mengemukakan bahwa laju infiltrasi akan berkurang seiring bertambahnya waktu hingga laju infiltrasi
mendekati konstan.
Model Horton dapat dinyatakan secara matematis mengikuti persamaan berikut:
𝑓 = 𝑓𝑐 + (𝑓𝑜 − 𝑓𝑐) 𝑒−𝑘𝑡
𝑘 =
𝑓𝑜 − 𝑓𝑐
𝐹𝑐
Keterangan:
f = laju infiltrasi nyata (cm/jam)
fc = laju infiltrasi tetap (cm/jam)
fo = laju infiltrasi awal (cm/jam)
k = konstanta geofisik
e = 2,71828
t = waktu yang dihitung dari mulainya hujan (jam)
Fc = selisih total volume infiltrasi dengan volume infiltrasi konstan (cm3)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Infiltrasi
Dalamnya
Genangan
Genangan yang
semakin dalam dapat
menghambat laju
infiltrasi begitupun
sebaliknya.
Kadar Air Dalam
Tanah
Jika sebelum hujan
turun permukaan tanah
sudah lembab, daya
infiltrasi akan lebih
rendah di bandingkan
dengan jika pada
permukaan tanah yang
semula kering.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Infiltrasi
Pemampatan oleh Butiran
Hujan
Akibat jatuhnya air hujan, butir-
butir tanah yang lebih halus
dilapisan permukaan tanah akan
terpencar dan masuk kedalam
ruang-ruang antar butir-butir
tanah, sehingga terjadi efek
pemampatan.
Tumbuhan -
Tumbuhan
Akar-akar tumbuhan
membantu memberikan
celah pada tanah dan
tumbuhan mengambil air
dari dalam tanah sehingga
memberikan ruang bagi
proses infiltrasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Infiltrasi
Pemampatan oleh Orang dan Hewan
Pada bagian lalu lintas orang atau kendaraan,
permeabilitas tanah berkurang karena struktur
butir-butir tanah dan ruang-ruang yang berbentuk
pipa yang halus telah dirusak dan mengakibatkan
tanah menjadi padat, sehingga laju infiltrasi pada
daerah tersebut sangat rendah.
Kelembaban Tanah
Potensi kapiler bagian lapisan tanah yang
menjadi kering (oleh evaporasi) kurang dari kapasitas
menahan air normal akan meningkat jika lapisan
tanah dibasahi oleh curah hujan. Peningkatan
potensial kapiler ini bersama-sama dengan grafitasi
akan mempercepat infiltrasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Infiltrasi
Karakteristik Air yang Berinfiltrasi
Liat halus pada partikel debu yang dibawa
dengan air ketika perkolasi kebawah dapat
menghambat ruang pori yang lebih kecil.
Kanduangan garam dapur air mempengaruhi
visikositas air dan laju pengembangan koploid.
Tekstur Tanah
Pada tekstur tanah pasir, laju perkolasi akan sangat
cepat, pada tekstur tanah lempung laju perkolasi
adalah sedang hingga cepat dan pada tekstur liat
laju perkolasi akan lambat.
Thank you

More Related Content

Similar to Presentasi Infiltrasi.pptx (20)

Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Asal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 bAsal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 b
 
Media Pembelajaran Infiltrasi
Media Pembelajaran InfiltrasiMedia Pembelajaran Infiltrasi
Media Pembelajaran Infiltrasi
 
Akuifer
AkuiferAkuifer
Akuifer
 
Dinamika Perubahan Hidrosfer
Dinamika Perubahan HidrosferDinamika Perubahan Hidrosfer
Dinamika Perubahan Hidrosfer
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 

Recently uploaded (8)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 

Presentasi Infiltrasi.pptx

  • 2. Definisi Infirtrasi Infiltarsi adalah proses aliran air (umumnya be rasal dari curah hujan) masuk kedalam tanah. Dengan kata lain aliran air masuk kedalam tan ah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian at as jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke ta nah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gra vitasi bumi dikenal sebagai proses perkolasi.
  • 3. Konsep Infiltrasi Menurut Asdak (1995), ketika air hujan jatuh ke permukaan ta nah atau lapisan permukaan, sebagian air tertahan di cekung an-cekungan, sebagian air mengalir sebagai limpasan(run off ) dan sebagian lainnya meresap kedalam tanah. Saat hujan mencapai permukaan lahan maka akan terdapat bagian huja n yang mengisi ruang kosong (void) dalam tanah yang terisi u dara (soil moisture deficiency) sampai mencapai kapasitas la pang (field capacity) dan berikutnya bergerak kebawah secar a gravitasi akibat berat sendiri dan bergerak terus kebawah ( pekolasi) kedalam daerah jenuh (saturated zone) yang terdap at di bawah permukaan air tanah (phreatik). Air yang berada pada lapisan air tanah jenuh dapat pula bergerak ke segala a rah (ke samping dan ke atas) dengan gaya kapiler atau deng an bantuan penyerapan oleh tanaman melalui tudung akar.
  • 4. Proses masukknya air hujan melalui pori -pori permukaan tanah Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas) Proses infiltrasi melibatkan tiga proses yang tidak saling bergantung
  • 5. Laju Maksimal gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi. semakin tinggi kepadatan tanah, maka infi ltrasi akan semakin kecil. Penentuan besar infiltrasi dapat dil akukan dengan tiga cara yaitu : Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian pada percobaan labolatorium menggunakan simulasi hujan buatan (metode simulasi labolatorium). Menggunakan alat ring infiltrometer (metode pengukuran lapangan) Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi hidrograf).
  • 6. KAPASITAS INFILTRASI Kapasitas infiltrasi ditentukan oleh laju infiltrasi dan laju penyediaan air (Intensitas hujan). Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan di atas permukaan atau aliran permukaan. Dengan demikian laju infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan variasi intensitas curah hujan.
  • 7. Laju Infiltrasi Laju infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan variasi int ensitas curah hujan. Infiltrasi yang terjadi pada suatu tempat berbeda-beda dengan tempat yang lain dan w aktu yang lain, salah satunya ditentukan oleh tipe pe nggunaan lahan dan kondisi tanah. Laju Penyediaan Air (Intensitas Hujan ) Intensitas curah hujan adalah besarnya jumlah h ujan yang turun yang dinyatakan dalam tinggi cur ah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu.Be sarnya intensitas curah hujan berbeda-beda terg antung dari lamanya curah hujan dan frekuensi k ejadiannya. Kapasitas Infiltrasi ditentukan oleh :
  • 8. Infiltrometer Laju Infiltrasi Laju infiltrasi dapat di ukur dilapangan dengan mengukur curah hujan permukaan, dan mendu ga fakto-faktor lain dari siklus air, atau menghit ung laju infiltrasi dengan analisis hidrograf. Me ngingat cara tersebut memerlukan biaya yang r elatif mahal, maka penetapan infiltrasi sering dil akukan pada luasan yang sangat kecil dengan menggunakan suatu alat yang dinamai infiltrom eter.
  • 9. Laju infiltrasi/ perkolasi ditentukan oleh : 1. Jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah 2. Sifat permukaan tanah 3. Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas per mukaan tanah. Dari ketiga unsur di atas, ketersediaan air (kelembaban ta nah) adalah yang terpenting karena ia akan menentukan besarnya tekanan potensial pada permukaan tanah. Berkurangnya laju infiltrasi/ perkolasi dapat terjadi karena dua alasan. Pertama, bertambahnya kelembaban tanah menyebabkan butiran tanah berkembang dan dengan de mikian akan menutup ruang pori-pori tanah. Kedua, aliran air ke bawah tertahan oleh gaya tarik butir-butir tanah.
  • 10. Infiltrometer Infiltrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi air ke dalam tanah atau media berpori lainnya.  Sebuah infiltrometer cincin tunggal melibatkan mendorong cincin ke tanah dan memasok air dicincin baik pada kondisi head konstan atau head jatuh.  Head konstan mengacu pada kondisi dimana jumlah air dalam cincin selalu dijaga konstan.  Head jatuh mengacu pada kondisi dimana air disuplay dalam cincin, dan air dibiarkan turun seiring waktu.  Operator mencatat berapa banyak air yang masuk ke tanah untuk periode waktu tertentu. Infiltrometer cincin tunggal
  • 11. Infiltrometer Infiltrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi air ke dalam tanah atau media berpori lainnya.  Infiltrometer cincin ganda membutuhkan dua cincin : cincin dalam dan cincin luar. Tujuannya adalah untuk menciptakan aliran air satu dimensi dari cincin bagian dalam karena analisis data disederhanakan.  Cincin bagian dalam didorong ke tanah, dan cincin yang lebih besar kedua disekitarnya untuk membantu mengendalikan aliran air melalui cincin pertama  Air disuplay dengan kondisi head yang konstan atau jatuh, dan operator mencatat berapa banyak air yang meresap dari cincin bagian dalam ke tanah selama periode waktu tertentu. Infiltrometer cincin ganda
  • 12. Besarnya laju suatu infiltrasi dapat ditentukan dengan beberapa macam model persamaan salah satunya adalah model persamaan Horton yang merupakan model persamaan empiris yang bergantung pada waktu. Horton mengemukakan bahwa laju infiltrasi akan berkurang seiring bertambahnya waktu hingga laju infiltrasi mendekati konstan. Model Horton dapat dinyatakan secara matematis mengikuti persamaan berikut: 𝑓 = 𝑓𝑐 + (𝑓𝑜 − 𝑓𝑐) 𝑒−𝑘𝑡 𝑘 = 𝑓𝑜 − 𝑓𝑐 𝐹𝑐 Keterangan: f = laju infiltrasi nyata (cm/jam) fc = laju infiltrasi tetap (cm/jam) fo = laju infiltrasi awal (cm/jam) k = konstanta geofisik e = 2,71828 t = waktu yang dihitung dari mulainya hujan (jam) Fc = selisih total volume infiltrasi dengan volume infiltrasi konstan (cm3)
  • 13. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi Dalamnya Genangan Genangan yang semakin dalam dapat menghambat laju infiltrasi begitupun sebaliknya. Kadar Air Dalam Tanah Jika sebelum hujan turun permukaan tanah sudah lembab, daya infiltrasi akan lebih rendah di bandingkan dengan jika pada permukaan tanah yang semula kering.
  • 14. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi Pemampatan oleh Butiran Hujan Akibat jatuhnya air hujan, butir- butir tanah yang lebih halus dilapisan permukaan tanah akan terpencar dan masuk kedalam ruang-ruang antar butir-butir tanah, sehingga terjadi efek pemampatan. Tumbuhan - Tumbuhan Akar-akar tumbuhan membantu memberikan celah pada tanah dan tumbuhan mengambil air dari dalam tanah sehingga memberikan ruang bagi proses infiltrasi.
  • 15. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi Pemampatan oleh Orang dan Hewan Pada bagian lalu lintas orang atau kendaraan, permeabilitas tanah berkurang karena struktur butir-butir tanah dan ruang-ruang yang berbentuk pipa yang halus telah dirusak dan mengakibatkan tanah menjadi padat, sehingga laju infiltrasi pada daerah tersebut sangat rendah. Kelembaban Tanah Potensi kapiler bagian lapisan tanah yang menjadi kering (oleh evaporasi) kurang dari kapasitas menahan air normal akan meningkat jika lapisan tanah dibasahi oleh curah hujan. Peningkatan potensial kapiler ini bersama-sama dengan grafitasi akan mempercepat infiltrasi.
  • 16. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi Karakteristik Air yang Berinfiltrasi Liat halus pada partikel debu yang dibawa dengan air ketika perkolasi kebawah dapat menghambat ruang pori yang lebih kecil. Kanduangan garam dapur air mempengaruhi visikositas air dan laju pengembangan koploid. Tekstur Tanah Pada tekstur tanah pasir, laju perkolasi akan sangat cepat, pada tekstur tanah lempung laju perkolasi adalah sedang hingga cepat dan pada tekstur liat laju perkolasi akan lambat.