SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
PANDUAN RINGKAS SURVAI KEUANGAN
(Untuk penyusunan Buku Putih dalam masa bridging)


Tujuan Umum: Mengetahui seberapa jauh kondisi keuangan suatu kabupaten/kota dan
mengetahui karakteristik pendanaan yang tengah berjalan.
Tujuan Khusus: Melalui Pemetaan Keuangan, kita dapat melihat seberapa jauh pola
pendanaan serta Kekuatan pendanaan yang tengah berjalan di kabupaten/kota dan selanjutnya
dapat dilacak pos-pos yang efektif guna pendanaan sanitasi yang berkelanjutan di Kota/ Kab.


A. Inventarisasi Dokumen Terkait Aspek Keuangan Kab/Kota

1. Dokumen Utama/Dokumen Langsung


 No    Jenis Data          Isi Dokumen                    Lokasi Sumber Data 
 1     Buku Realisasi      Data Pendapatan, Belanja       Bappeda, Sekda Kab/Kota
       APBD                dan Pembiayaan Kab/Kota 
 2     RPJMD (menjadi      Arah Kebijakan Keuangan;       Bappeda, masing – masing
       pedoman Renstra     Strategi Pemb.;Kebijakan       SKPD 
       SKPD)               Umum; Program SKPD 
 5     KUA                 Sinkronisasi kebijakan         Sekda, Bappenas, DPRD 
                           pemerintah dengan pemda;
                           prinsip dan kebijakan
                           penyusunan APBD; teknis
                           penyusunan APBD 
 6     PPAS                Skala prioritas untuk urusan   Sekda, Bappenas, DPRD 
                           wajib dan urusan pilihan ;
                           Menentukan urutan program
                           untuk masing – masing
                           urusan; menyususn plafon
                           anggaran sementara unt.
                           Masing-masing program 
 7     RKA - SKPD          Disusun setelah KUA/PPAS       Masing – masing SKPD 
                           dibuat, harus mencerminkan
                           hal-hal yang ada dalam KUA
                           & PPAS 
2. Dokumen Pendukung
No      Tentang           U r a i a n                                   Sumber Data 
(1)     (2)               (3)                                           (4) 
                                                                         
1.      Kinerja                  menggambarkan kondisi historis                Buku Realisasi
        Pendapatan dan           pendapatan dan belanja langsung               APBD lima
        Belanja                  (pembangunan) subsektor sanitasi              tahun terakhir
        Langsung                 (sampah, air limbah domestik, dan             Laporan
        (Pembangunan)            drainase lingkungan – jika ada)               Realisasi
        Sanitasi Kota)           berupa pendapatan retribusi yang              Anggaran lima
                                 ditetapkan berdasarkan Perda                  tahun terakhir 
                                 masing-masing,
                                 penjelasan tentang perkembangan
                                 naik-turun untuk masing-masing
                                 pendapatan dan belanja langsung
                                 (pembangunan) sanitasi daerah
                                 yang dijelaskan melalui Tabel-tabel,
                                 gambar grafik.
                                 penjelasan mengenai perbandingan
                                 antara pendapatan dengan belanja
                                 langsungnya pada suatu layanan
                                 sanitasi, dimana akan
                                 menghasilkan gambaran apakah
                                 pada layanan sektor sanitasi
                                 tertentu :


                          a) apabila pendapatan < belanja;
                             berarti non cost recovery-beban
                             subsidi naik atau,
                          b) apabila pendapatan > belanja;
                             berarti cost recovery-beban subsidi
                             turun 
2.      Pembiayaan               Pembiayaan subsektor sanitasi dari            Buku Realisasi
        Non APBD                 DAK sanitasi                                  APBD dan
        Kab/Kota                 Pendanaan dari pusat melalui K/L              laporan
                                 (Dana Belanja K/L)                            realisasi
                                                                               anggaran
                                 Pembiayaan subsektor sanitasi                 SKPD lima
                                 yang berasal dari anggaran                    tahun terakhir 
                                 pemerintah provinsi (satker propinsi
                                 – perpanjangan tangan pusat)
                                 Pendanaan pusat berupa dana
                                 dekonsentrasi dan dana tugas
                                 pembantuan, selama kurun waktu
                                 3-5 tahun terakhhir,
                                 Pembiayaan sanitasi yang berasal
                                 dari pinjaman / hibah dari pihak
                                 lender/donor, selama kurun waktu
                                 3-5 tahun terakhhir, 
No     Tentang            U r a i a n                                Sumber Data 
(1)    (2)                (3)                                        (4) 
4.     Partisipasi               Gambaran tentang peranan swasta            Laporan-
       Pembiayaan                dalam penyediaan pendanaan guna            laporan yang
       oleh Swasta dan           melakukan pelayanan sanitasi               diserahkan
       Masyarakat                (program fisik maupun non fisik).          kepada pemda
                                 Partisipasi kelompok                       (SKPD yang
                                 masyarakat/LSM dalam                       menangani –
                                 pembangunan sanitasi                       Bapermas,
                                                                            Dinas
                                                                            koperasi,dll.)  
5.     Belanja Sanitasi      Gambaran besarnya dana APBD                    Laporan-
       Perkapita             yang dialokasikan untuk belanja                laporan Jumlah
                             sanitasi di suatu kota, yang dihitung          penduduk
                             dari belanja sanitasi dibandingkan             (BPS,
                             dengan jumlah penduduk Kab/Kota                Bappeda,
                             ybs.                                           Bappermas)
                                                                            Realisasi
                                                                            APBD  
B. Langkah – langkah Pemetaan Dokumen Keuangan Kota
Dokumen utama dalam pemetaan keuangan dalam penyususnan buku putih adalah Dokumen
Realisasi APBD 5 tahun terakhir


B.1. Realisasi APBD
Pendapatan
Pendapatan terdiri dari a) PAD, b) Dana Perimbangan dan c) lain-lain pendapatan yang sah.
Dari sumber-sumber pendapatan daerah tersebut, pemda biasanya masih mengandalkan PAD
dan dana perimbangan. Namun dalam perkembangannya pos lainnya dalam akun lain-lain
pendapatan yang sah perlu dianalisa. Secara singkat masing – masing pos dari pendapatan
adalah sebagai berikut
   (a) PAD: Terdiri dari pajak daerah ; retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan daerah
       yang dipisahkan; dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
   (b) Dana Perimbangan: Terdiri dari dana bagi hasil pajak/ bukan pajak; DAU; DAK
   (c) Lain-lain pendapatan yang sah: Terdiri dari pendapatan hibah; dana darurat ; dana bagi
       hasil pajak dari propinsi dan pemda lainnya ; dana penyesuaian dan otonomi khusus;
       bantuan keuangan dari propinsi atau pemda lainnya.
Harus dianalisa tren dari masing – masing pos pendapatan tersebut, misalnya dibandingkan
antara besarnya PAD dengan total pendapatan dan bagaimana trendnya dari tahun ke tahun.
Khusus mengenai pos lain-lain pendapatanyang sah khususnya akun bantuan keuangan, harus
dianalisa trendnya, karena hal ini menyangkut aspek kelembagaan di propinsi dan kota serta
menyangkut aspek perencanaan keuangannya. Artinya, apakah bantuan keuangan yang ada
dapat dijadikan sumber pendanaan yang sustain atau hanya karena mendampingi pembiayaan
program kota/kab.


Belanja
Dari sisi belanja, harus dilihat bagaimana pemda membelanjakan APBD nya untuk kegiatan
operasional berupa belanja aparatur dibandingkan dengan belanja publik atau belanja
langsungnya. Perbandingan belanja aparatur/belanja tidak langsung terhadap belanja
publik/belanja langsung harus dihitung rata – ratanya sejak tahun 2005. Sehingga kita dapat
mengetahui berapa komposisi belanja langsungnya dari total belanja APBDnya. Hal ini
menunjukkan komitmen kota terhadap penyedian sarana publik termasuk sarana sanitasi.
CContoh Tabel: REKAPITULASI PENDAPATAN DAN BELANJA APBD LIMA TAHUN
 TERAKHIR Rp.(000)

           No     Mata Anggaran1)        2006     2007   2008    2009     2010

           (1)    (2)                    (3)      (4)     (5)     (6)      (7)
           A       Pendapatan
                  Pendapatan Asli
           1      Daerah
           2      Dana Perimbangan
                  Transfer Pem Pusat
                  lainnya
                  Lain-lain
                  Pendapatan yang
           3      Sah
           4      Transfer Propinsi
                   Jumlah
                  Pendapatan
           B       Belanja
                  Belanja
                  Rutin/Aparatur/Tidak
           1      Langsung
                  Belanja
                  Pembangunan/Publi
           2      k/Langsung
                  Belanja Tak
           3      Terduga
                   Jumlah Belanja



B.2. Realisasi Belanja Masing-masing SKPD


Dalam memetatakan masing-masing SKPD yang terkait dengan pembangunan sanitasi,
pertama-tama adalah mengetahui nama-nama SKPD nya (pemetaan), selanjutnya perlu
diketahui kebijakan pemda dari melalui RPJMDnya. Apakah bidang-bidang yang terkait sanitasi
sudah tercantum didalamnya, misalnya:


      o   Bidang Lingkungan hidup (Dinas Lingkungan, Dinkes,Dinas PU-CK)
      o   Bidang perumahan dan fasilitas umum (Dinas perumahan, Dinas PU)
      o   Bidang kesehatan (Dinas Kesehatan), dan
      o   Bidang perlindungan sosial (Bapermas)


Dari pemetaan kelembagaan, Lalu kita akan mengetahui bagaimana perkembangan masing-
masing belanja sanitasi pada masing-masing SKPD. Untuk bahan analisa, akan lebih baik jika
kita mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi di kota yang bersangkutan guna
membandingkannya dengan tingkat pertumbuhan masing – masing bidang yang menjadi
tanggung jawab masing-masing SKPD tersebut diatas.
Apabila suatu kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif baik, maka kota tersebut
relatif dapat dengan mudah melakukan pembangunan untuk sektor – sektor yang terkait
sanitasi. Namun karena kota pada saat dilakukan survey keuangan belum memiliki dokumen
perencanaan sanitasi yan terintegrasi maka pembangunan sanitasinya belum terfokus dan
masih terkesan berjalan sendiri – sendiri pada masing – masing SKPD.
Data pembangunan sanitasi dari masing-masing SKPD dapat dicocokkan (cross sheck) dengan
data belanja modal kota/kab. Yang ada dalam dokumen realisasi belanja APBD suatu kota.
Lebih jauh, kita dapat melihat sub sektor sanitasi apa yang menonjol kenaikannya atau
penurunannya bila dibandingkan dengan sub sektor sanitasi lainnya (subsektor persampahan,
air limbah, drainase lingkungan, dan PHBS (aspek non fisik). Hal ini dapat menunjukkan
potensi sekaligus titik lemah kota dalam pembangunan sanitasinya.
Prosentasi belanja sanitasi total suatu kota (yang dibandingkan dengan total belanja modal kota
ybs.) dapat kita bandingkan dengan prosentasi rata-rata belanja sanitasi kota/kabupaten secara
nasional. Rata – rata belanja sanitasi kota dan kabupaten di Indonesia berada pada kisaran
1%-2% dari total belanja APBD nya. Apabila suatu kota prosentasi belanja sanitasinya terhadap
total belanja APBDnya diatas rata-rata tersebut, maka hal tersebut berarti berita baik dan harus
ditingkatkan. Sebaliknya apabila dibawah rata-rata, maka perlu dianalisa lebih lanjut
penyebabnya.


Contoh Tabel BELANJA SANITASI PADA SKPD KOTA LIMA TAHUN TERAKHIR Rp. (000)
                                                                              

          No  SKPD                 2004     2005       2006*)     2007       2008 

                   DPU -
                                                                              
          1       Pengairan 
          2           PU - CK                                                 
          3           KLH                                                     
          4           Kimtaru                                                 
          5           Dinkes                                                  
          6           Bappeda                                                 
          7           Bapermas                                                
          8           dll.                                                    
                   Jumlah
                  Belanja                                                     
                  Sanitasi Kota 
                   Jumlah
                                                                              
                  Belanja Total 
                   Proporsi
                  Belanja
                  Sanitasi
                                                                              
                  terhadap
                  Belanja Total
                  (%) 
B.3. Besaran perhitungan pendanaan sanitasi perkapita


Untuk mengetahui apakah belanja APBD yang dialokasikan untuk pembangunan sanitasi sudah
mencukupi untuk masyarakat di suatu kota, maka harus dihitung besarnya biaya pembangunan
sanitasi perkapita. Perhitungannya adalah besarnya realisasi biaya pembangunan sanitasi di
suatu kota dibagi dengan jumlah penduduk kota tersebut. Namun guna melengkapi analisa,
maka harus juga diketahui jumlah penduduk terlayani (dalam jiwa dan %).
Selanjutnya, setelah diketahui jumlah penduduk terlayani dan belanja per kapita yang ideal
(standar nasional) maka akan dihitung :


   •    Belanja Ideal sanitasi kota berdasarkan jumlah penduduk (Dalam Rp.)
   •    Prosentasi belanja ideal terhadap total belanja
   •    Prosentasi belanja ideal terhadap belanja sanitasi


Dari data besarnya biaya pembangunan sanitasi yang didapat, maka besarnya biaya
pembangnan sanitasi perkapita dapat dilihat pada tabel berikut :


       Contoh Tabel BELANJA SANITASI PERKAPITA LIMA TAHUN
       TERAKHIR (Rp.000)


       N
           Deskripsi                       2006     2007     2008     2009      2010
       o
       A     Komponen Belanja
            Belanja Langsung
           (Sanitasi)


            Indikator Layanan
       B   Infrastruktur
             Jumlah Penduduk (jiwa)
            Jumlah Penduduk
           Terlayani (%)
            Jumlah Penduduk
           Terlayani (jiwa)


           Tingkat Belanja Sanitasi
       C   Perkapita (Rp) Pertahun
           Berdasarkan Jumlah
           Penduduk Kota (Rp.1.000)
           Berdasarkan Jumlah
           Penduduk Terlayani
           (Rp.1.000)
             Jika Belanja Sanitasi Ideal
            Perkapita Pertahun adalah;
            (Rp.)
             Belanja” Ideal” Sanitasi
Kota adalah (Rp.1.000);
           Realisasi Total Belanja
           Pemda (belanja langsung)
           Simulasi (%) belanja Ideal
           terhadap Total Belanja
           Realisasi Total Belanja
           Sanitasi
           Simulasi (%) belanja Ideal
           terhadap Total Realisasi
           Belanja Sanitasi
           Persentasi Belanja sanitasi
           Thd Belanja Total
      Sumber : realisasi APBD; *) anggaran


Pembangunan sanitasi perkapita kota tidak dapat dijadikan indikator pencapaian pembangunan
sanitasi. Pembangunan sanitasi di kota Pekalongan harus juga diikuti dengan kenyataan
dilapangan.
Kondisi riil dilapangan yang dapat menjadi indikator keberhasilan ataupun pencapaian
pembangunan sanitasi suatu kota, harus juga disertai peningkatan terhadap akses kepada
sarana dan prasarana sanitasi seperti naiknya akses masyarakat terhadap jamban; naiknya
rasio pelayanan parasaran dan sarana persampahan per area penduduk, dan berkurangnya
area genangan. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah indikator – indikator kesehatan
seperti berkurangnya masyarakat yang menderita penyakit – penyakit yang berasosiasi dengan
aspek sanitasi, seperti misalnya naik atau turunnya angka kematian bayi akibat diare, DBD, dll.
Atau secara umum naik atau turunnya masyarakat yang menderita penyakit yang berasosiasi
dengan faktor sanitasi.
Apabila alokasi anggaran pembangunan sanitasi baik fisik maupun non fisik mengalami
peningkatan dimana disertai dengan meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan
parasarana sanitasi serta menurunnya angka penderita penyakit berasosiasi dengan sanitasi
buruk, berarti pembangunan sanitasi yang dilakukan selama ini telah benar – benar efektif.
Namun apabila yang terjadi adalah kondisi sebaliknya, maka masih perlu peningkatan
pembangunan sarana dan parsarana sanitasi.


B.4. Pembiayaan Daerah


Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Dimana pembiayaan
adalah sebagai konsekuensi jika terjadi adanya deficit sebagai akibat besarnya belanja yang
melebihi pendapatan suatu kota.Pembiayaan neto merupakan selisih dari penerimaan
pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup
defisit anggaran.


Penerimaan pembiayaan
Terdiri dari : 1) SILPA tahun sebelumnya yang diakibatkan, diantaranya oleh : pelampauan
penerimaan PAD ; pelampauan penerimaan dana perimbangan; pelampauan penerimmaaan
lain-lain penerimaan daerah yang sah; kewajiban kepada pihak ke3 yang sampai akhir tahun
belum terselesaikan; dan kegiatan lanjutan.2) Pencairan dana cadangan, 3) Hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, 4)Penerimaan pinjaman daerah ( dari berbagai sumber), 5)
Penerimaan kembali pemberian pinjaman, 6) Penerimaan piutang daerah ( penerimaan piutang
dari pendapatan daerah; penerimaan piutang dari pemerintah, dan penerimaan piutang dari
daerah lain)


Pengeluaran pembiayaan
Terdiri dari : 1) Pembentukan dana cadangan; 2) Penyertaan modal (investasi) pemda; 3)
Pembayaran pokok hutang dan 4) pemberian pinjaman daerah


C. Opsi Pendanaan
Dalam survey keuangan juga harus dipetakan opsi-opsi pendanaan yang digunakan selama ini
dalam kaitannya dengan pembiayaan program dan kegiatan terkait aspek sanitasi. Harus
dijelaskan apa saja sumber dan mekanisme yang sudah ada selama ini, apa dan bagaimana
sumber dan mekanisme pendanaan yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, dan dari pemerintah kota/kabupaten sendiri atau bahkan dari sumber lainnya misalnya
partisipasi swasta.


Contoh Tabel SUMBER DAN MEKANISME PENDANAAN

                2005           2006            2007            2008            2009 
  Pem. Pusat    1.             1.              1.              1.              1.
                2.             2.              2.              2.              2.
                3.             3.              3.              3.              3.
                4.             4               4               4               4 
  Jumlah                                                                        
  Pem. Prop     1.             1.              1.              1.              1.
                2.             2.              2.              2.              2.
                3.             3.              3.              3.              3.
                4.             4               4               4               4 
  Jumlah                                                                        
  Pemda         1.             1.              1.              1.              1.
  Kab/Kota      2.             2.              2.              2.              2.
                3.             3.              3.              3.              3.
                4.             4               4               4               4 
  Jumlah                                                                        
   
Setelah kita memetakan apa saja sumber dan mekanisme pendanaan yang ada di suatu kota,
maka berdasarkan data teknis yang dimiliki, akan dilakukan analisa sumber dan kebutuhan
pendanaan untuk suatu sitem sanitasi atau program dan kegiatan sanitasi yang akan dijalankan
di suatu kota.
Dalam menganalisa masing-masing sumber pembiayaan, pertama-tama mengetahui apa saja
untuk kegiatan fisik (opsi teknologi) dan non fisik yang akan dibiayai, kemudian masing-masing
kegiatan fisik dan non fisik tersebut dijabarkan secara cukup mendetil, agar dapat dibuat skala
prioritas sederhana yang selanjutnya dapat prakiraan sumber-sumber pembiayaannya.
D. Integrasi Aspek Keuangan dengan Aspek-aspek lainnya

Integrasi aspek keuangan dengan aspek-aspek lainnya seperti aspek kelembagaan, aspek
teknis, dan aspek komunikasi. Hal ini sangat strategis karena akan memperlancar proses
penyusunan buku putih dan bahkan lebih lanjut akan menyumbang data dan informasi ketika
menyusun SSK.

Contoh Tabel Keterkaitan Aspek – aspek lain dengan aspek Keuangan


          Isu / Aspek       Keuangan                    Data Yang Diperlukan 
          Teknis            1.                          1.
                            2.                          2.
                            3.                          3.
                            4.                          4. 
          Kelembagaan       1.                          1.
                            2.                          2.
                            3.                          3.
                            4.                          4. 
          Komunikasi        1.                          1.
                            2.                          2.
                            3.                          3.
                            4.                          4. 


Aspek Teknis dengan Aspek Keuangan
Beberapa aspek teknis yang menyangkut aspek keuangan adalah meliputi kondisi sarana
sanitasi yang terdapat di suatu kota. Misalnya jumlah dan kondisinya serta biaya yang
dibutuhkan untuk : perbaikan dan operasionalisasi serta perawatan masing-masing sarana
sanitasi tersebut.
Lebih jauh, jika kota sudah memiliki cetak biru dan DED dari perencanaan suatu sarana
sanitasi, maka data dan informasi mengenai biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan
perbaikan masing-masing sarana sanitasi juga dibutuhkan dalam bentuk suatu matrik yang
ringkas


Aspek Kelembagaan dengan Aspek Keuangan
Terkait dengan aspek kelembagaan yang diperlukan oleh aspek keuangan, maka tupoksi dari
SKPD yang bertanggungjawab langsung terhadap masalah keuangan daerah harus diperoleh
oleh konsultan keuangan. Selain itu, data mengenai tupoksi SKPD lainnya yang terkait langsung
dengan pembangunan sarana sanitasi juga diperlukan.
Aspek regulasi juga harus dibahas, apakah secara kelembagan ada permasalahan yang timbul
dalam menjalankan perda yang terkait dengan sanitasi. Terkait dengan regulasi juga dibutuhkan
data mengenai komentar-komentar dari konsultan kelembagaan mengenai efektifitas dari
dijalankannya perda-perda sanitasi selama ini.


Aspek Komunikasi dengan Aspek Keuangan
Berbeda dengan dua aspek sebelumnya, aspek keuangan secara ideal harus selalu dapat
menjembatani antara rekomendasi-rekomendasi ataupun ide-ide konsultan terhadap
pemerintah kota yang disampaikan dengan cara yang paling dapat diterima dilingkungan pokja
dan secara efektif dan efisien diserap untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh pokja atau
pemerintah kota.
Maka aspek komunikasi harus dapat menentukan media dan event apa yang menurut analisa
konsultan komunikasi paling sesuai dengan karakteristik suatu kota, agar isu-isu terkait aspek
keuangan khususnya dalam pembangunan sanitasi dapat disampaikan kepada para pemangku
kepentingan.

More Related Content

What's hot

Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahinfosanitasi
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publikRESTU AGUSTI
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahAditya Arisandi
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanAhmad Abdul Haq
 
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan SanitasiAspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Pendanaan ke Daerah
Pendanaan ke DaerahPendanaan ke Daerah
Pendanaan ke Daerahinfosanitasi
 
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...Ahmad Abdul Haq
 
Analisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalAnalisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalJoseph Sitepu
 
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Joy Irman
 
Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015
Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015
Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015enzo rc
 

What's hot (20)

Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintah
 
Sakd modul 1
Sakd modul 1Sakd modul 1
Sakd modul 1
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
 
Aspek Hukum Penyusunan APBD
Aspek Hukum Penyusunan APBDAspek Hukum Penyusunan APBD
Aspek Hukum Penyusunan APBD
 
Paparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSRPaparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSR
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
 
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan SanitasiAspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
 
Presentasi dak
Presentasi dakPresentasi dak
Presentasi dak
 
Miching versi 2
Miching versi 2Miching versi 2
Miching versi 2
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
 
Pendanaan ke Daerah
Pendanaan ke DaerahPendanaan ke Daerah
Pendanaan ke Daerah
 
Investasi 03
Investasi 03Investasi 03
Investasi 03
 
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
 
Analisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalAnalisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasional
 
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
 
Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015
Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015
Paparan sosialisasi-pmk-revisi- ta 2015
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 

Viewers also liked

1 pp no 7 th 2010 jasa tirta 2
1   pp no 7 th 2010 jasa tirta 21   pp no 7 th 2010 jasa tirta 2
1 pp no 7 th 2010 jasa tirta 2infosanitasi
 
1 sekilas buku putih
1 sekilas buku putih1 sekilas buku putih
1 sekilas buku putihinfosanitasi
 
5 rsni m-08-2004 pintu rakitan
5   rsni m-08-2004 pintu rakitan5   rsni m-08-2004 pintu rakitan
5 rsni m-08-2004 pintu rakitaninfosanitasi
 
8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder
8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder
8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunderinfosanitasi
 
9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi
9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi
9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasiinfosanitasi
 
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta iinfosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...infosanitasi
 
Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantren
Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok PesantrenPerencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantren
Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantreninfosanitasi
 
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)infosanitasi
 
7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene
7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene
7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higieneinfosanitasi
 
Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)infosanitasi
 
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)infosanitasi
 
Municipal Sludge Treatment Plant
Municipal Sludge Treatment PlantMunicipal Sludge Treatment Plant
Municipal Sludge Treatment Plantinfosanitasi
 
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/KotaManual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kotainfosanitasi
 
Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013
Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013
Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013infosanitasi
 
Sistem pemompaan banjir
Sistem pemompaan banjirSistem pemompaan banjir
Sistem pemompaan banjirinfosanitasi
 
Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau
Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap BauSpesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau
Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bauinfosanitasi
 
2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota
2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota
2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kotainfosanitasi
 
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus PrefabSpesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefabinfosanitasi
 

Viewers also liked (20)

1 pp no 7 th 2010 jasa tirta 2
1   pp no 7 th 2010 jasa tirta 21   pp no 7 th 2010 jasa tirta 2
1 pp no 7 th 2010 jasa tirta 2
 
1 sekilas buku putih
1 sekilas buku putih1 sekilas buku putih
1 sekilas buku putih
 
5 rsni m-08-2004 pintu rakitan
5   rsni m-08-2004 pintu rakitan5   rsni m-08-2004 pintu rakitan
5 rsni m-08-2004 pintu rakitan
 
8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder
8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder
8 Pedoman Pengumpulan Data Sekunder
 
9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi
9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi
9 Studi Penyediaan Layanan Sanitasi
 
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i9   pp no 93 th 1999 jasa tirta i
9 pp no 93 th 1999 jasa tirta i
 
14 pt t-34-2000-c
14   pt t-34-2000-c14   pt t-34-2000-c
14 pt t-34-2000-c
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
 
Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantren
Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok PesantrenPerencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantren
Perencanaan Sarana Air Bersih dan PLP di Pondok Pesantren
 
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
 
7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene
7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene
7 Pemberdayaan Masyarakat, Pelibatan Jender, Kemiskinan, dan Higiene
 
Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Gas Khlor pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
 
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
 
Municipal Sludge Treatment Plant
Municipal Sludge Treatment PlantMunicipal Sludge Treatment Plant
Municipal Sludge Treatment Plant
 
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/KotaManual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
 
Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013
Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013
Penetapan Kabupaten atau Kota Peserta Program PPSP Tahun 2013
 
Sistem pemompaan banjir
Sistem pemompaan banjirSistem pemompaan banjir
Sistem pemompaan banjir
 
Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau
Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap BauSpesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau
Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau
 
2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota
2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota
2. Kelompok Kerja Kabupaten/Kota
 
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus PrefabSpesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
 

Similar to 5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi

Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasiinfosanitasi
 
Mekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan SanitasiMekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan SanitasiOswar Mungkasa
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan DaerahPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerahinfosanitasi
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiSumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiJoy Irman
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)infosanitasi
 
Penganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi TahunanPenganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi Tahunaninfosanitasi
 
ASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptx
ASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptxASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptx
ASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptxsatpolkota
 
Komitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan AnggaranKomitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan Anggaraninfosanitasi
 
PUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.ppt
PUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.pptPUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.ppt
PUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.pptexis3376
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii4545wr
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdfWildaFatmala
 

Similar to 5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi (20)

Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
 
Mekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan SanitasiMekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Pendanaan untuk Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan DaerahPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor SanitasiSumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi
 
Sakd modul 3
Sakd modul 3Sakd modul 3
Sakd modul 3
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
 
Sakd modul 4
Sakd modul 4Sakd modul 4
Sakd modul 4
 
Penganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi TahunanPenganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi Tahunan
 
ASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptx
ASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptxASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptx
ASP-Pertemuan-13-Analisis-LK-02122019.pptx
 
Komitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan AnggaranKomitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan Anggaran
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
PUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.ppt
PUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.pptPUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.ppt
PUBLIC-HEARING_3-NOVEMBER-2020-tambah.ppt
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
Investasi 02
Investasi 02Investasi 02
Investasi 02
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
 

More from infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

More from infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi

  • 1. PANDUAN RINGKAS SURVAI KEUANGAN (Untuk penyusunan Buku Putih dalam masa bridging) Tujuan Umum: Mengetahui seberapa jauh kondisi keuangan suatu kabupaten/kota dan mengetahui karakteristik pendanaan yang tengah berjalan. Tujuan Khusus: Melalui Pemetaan Keuangan, kita dapat melihat seberapa jauh pola pendanaan serta Kekuatan pendanaan yang tengah berjalan di kabupaten/kota dan selanjutnya dapat dilacak pos-pos yang efektif guna pendanaan sanitasi yang berkelanjutan di Kota/ Kab. A. Inventarisasi Dokumen Terkait Aspek Keuangan Kab/Kota 1. Dokumen Utama/Dokumen Langsung No  Jenis Data  Isi Dokumen Lokasi Sumber Data  1  Buku Realisasi Data Pendapatan, Belanja Bappeda, Sekda Kab/Kota APBD  dan Pembiayaan Kab/Kota  2  RPJMD (menjadi Arah Kebijakan Keuangan; Bappeda, masing – masing pedoman Renstra Strategi Pemb.;Kebijakan SKPD  SKPD)  Umum; Program SKPD  5  KUA   Sinkronisasi kebijakan Sekda, Bappenas, DPRD  pemerintah dengan pemda; prinsip dan kebijakan penyusunan APBD; teknis penyusunan APBD  6  PPAS  Skala prioritas untuk urusan Sekda, Bappenas, DPRD  wajib dan urusan pilihan ; Menentukan urutan program untuk masing – masing urusan; menyususn plafon anggaran sementara unt. Masing-masing program  7  RKA - SKPD Disusun setelah KUA/PPAS Masing – masing SKPD  dibuat, harus mencerminkan hal-hal yang ada dalam KUA & PPAS 
  • 2. 2. Dokumen Pendukung No   Tentang  U r a i a n  Sumber Data  (1)  (2)  (3)  (4)          1.  Kinerja menggambarkan kondisi historis Buku Realisasi Pendapatan dan pendapatan dan belanja langsung APBD lima Belanja (pembangunan) subsektor sanitasi tahun terakhir Langsung (sampah, air limbah domestik, dan Laporan (Pembangunan) drainase lingkungan – jika ada) Realisasi Sanitasi Kota)  berupa pendapatan retribusi yang Anggaran lima ditetapkan berdasarkan Perda tahun terakhir  masing-masing, penjelasan tentang perkembangan naik-turun untuk masing-masing pendapatan dan belanja langsung (pembangunan) sanitasi daerah yang dijelaskan melalui Tabel-tabel, gambar grafik. penjelasan mengenai perbandingan antara pendapatan dengan belanja langsungnya pada suatu layanan sanitasi, dimana akan menghasilkan gambaran apakah pada layanan sektor sanitasi tertentu : a) apabila pendapatan < belanja; berarti non cost recovery-beban subsidi naik atau, b) apabila pendapatan > belanja; berarti cost recovery-beban subsidi turun  2.  Pembiayaan Pembiayaan subsektor sanitasi dari Buku Realisasi Non APBD DAK sanitasi APBD dan Kab/Kota  Pendanaan dari pusat melalui K/L laporan (Dana Belanja K/L) realisasi anggaran Pembiayaan subsektor sanitasi SKPD lima yang berasal dari anggaran tahun terakhir  pemerintah provinsi (satker propinsi – perpanjangan tangan pusat) Pendanaan pusat berupa dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan, selama kurun waktu 3-5 tahun terakhhir, Pembiayaan sanitasi yang berasal dari pinjaman / hibah dari pihak lender/donor, selama kurun waktu 3-5 tahun terakhhir, 
  • 3. No   Tentang  U r a i a n  Sumber Data  (1)  (2)  (3)  (4)  4.  Partisipasi Gambaran tentang peranan swasta Laporan- Pembiayaan dalam penyediaan pendanaan guna laporan yang oleh Swasta dan melakukan pelayanan sanitasi diserahkan Masyarakat  (program fisik maupun non fisik). kepada pemda Partisipasi kelompok (SKPD yang masyarakat/LSM dalam menangani – pembangunan sanitasi Bapermas, Dinas   koperasi,dll.)   5.  Belanja Sanitasi Gambaran besarnya dana APBD Laporan- Perkapita  yang dialokasikan untuk belanja laporan Jumlah sanitasi di suatu kota, yang dihitung penduduk dari belanja sanitasi dibandingkan (BPS, dengan jumlah penduduk Kab/Kota Bappeda, ybs.  Bappermas) Realisasi APBD  
  • 4. B. Langkah – langkah Pemetaan Dokumen Keuangan Kota Dokumen utama dalam pemetaan keuangan dalam penyususnan buku putih adalah Dokumen Realisasi APBD 5 tahun terakhir B.1. Realisasi APBD Pendapatan Pendapatan terdiri dari a) PAD, b) Dana Perimbangan dan c) lain-lain pendapatan yang sah. Dari sumber-sumber pendapatan daerah tersebut, pemda biasanya masih mengandalkan PAD dan dana perimbangan. Namun dalam perkembangannya pos lainnya dalam akun lain-lain pendapatan yang sah perlu dianalisa. Secara singkat masing – masing pos dari pendapatan adalah sebagai berikut (a) PAD: Terdiri dari pajak daerah ; retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. (b) Dana Perimbangan: Terdiri dari dana bagi hasil pajak/ bukan pajak; DAU; DAK (c) Lain-lain pendapatan yang sah: Terdiri dari pendapatan hibah; dana darurat ; dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemda lainnya ; dana penyesuaian dan otonomi khusus; bantuan keuangan dari propinsi atau pemda lainnya. Harus dianalisa tren dari masing – masing pos pendapatan tersebut, misalnya dibandingkan antara besarnya PAD dengan total pendapatan dan bagaimana trendnya dari tahun ke tahun. Khusus mengenai pos lain-lain pendapatanyang sah khususnya akun bantuan keuangan, harus dianalisa trendnya, karena hal ini menyangkut aspek kelembagaan di propinsi dan kota serta menyangkut aspek perencanaan keuangannya. Artinya, apakah bantuan keuangan yang ada dapat dijadikan sumber pendanaan yang sustain atau hanya karena mendampingi pembiayaan program kota/kab. Belanja Dari sisi belanja, harus dilihat bagaimana pemda membelanjakan APBD nya untuk kegiatan operasional berupa belanja aparatur dibandingkan dengan belanja publik atau belanja langsungnya. Perbandingan belanja aparatur/belanja tidak langsung terhadap belanja publik/belanja langsung harus dihitung rata – ratanya sejak tahun 2005. Sehingga kita dapat mengetahui berapa komposisi belanja langsungnya dari total belanja APBDnya. Hal ini menunjukkan komitmen kota terhadap penyedian sarana publik termasuk sarana sanitasi.
  • 5. CContoh Tabel: REKAPITULASI PENDAPATAN DAN BELANJA APBD LIMA TAHUN TERAKHIR Rp.(000) No Mata Anggaran1) 2006 2007 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) A Pendapatan Pendapatan Asli 1 Daerah 2 Dana Perimbangan Transfer Pem Pusat lainnya Lain-lain Pendapatan yang 3 Sah 4 Transfer Propinsi Jumlah Pendapatan B Belanja Belanja Rutin/Aparatur/Tidak 1 Langsung Belanja Pembangunan/Publi 2 k/Langsung Belanja Tak 3 Terduga Jumlah Belanja B.2. Realisasi Belanja Masing-masing SKPD Dalam memetatakan masing-masing SKPD yang terkait dengan pembangunan sanitasi, pertama-tama adalah mengetahui nama-nama SKPD nya (pemetaan), selanjutnya perlu diketahui kebijakan pemda dari melalui RPJMDnya. Apakah bidang-bidang yang terkait sanitasi sudah tercantum didalamnya, misalnya: o Bidang Lingkungan hidup (Dinas Lingkungan, Dinkes,Dinas PU-CK) o Bidang perumahan dan fasilitas umum (Dinas perumahan, Dinas PU) o Bidang kesehatan (Dinas Kesehatan), dan o Bidang perlindungan sosial (Bapermas) Dari pemetaan kelembagaan, Lalu kita akan mengetahui bagaimana perkembangan masing- masing belanja sanitasi pada masing-masing SKPD. Untuk bahan analisa, akan lebih baik jika kita mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi di kota yang bersangkutan guna
  • 6. membandingkannya dengan tingkat pertumbuhan masing – masing bidang yang menjadi tanggung jawab masing-masing SKPD tersebut diatas. Apabila suatu kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif baik, maka kota tersebut relatif dapat dengan mudah melakukan pembangunan untuk sektor – sektor yang terkait sanitasi. Namun karena kota pada saat dilakukan survey keuangan belum memiliki dokumen perencanaan sanitasi yan terintegrasi maka pembangunan sanitasinya belum terfokus dan masih terkesan berjalan sendiri – sendiri pada masing – masing SKPD. Data pembangunan sanitasi dari masing-masing SKPD dapat dicocokkan (cross sheck) dengan data belanja modal kota/kab. Yang ada dalam dokumen realisasi belanja APBD suatu kota. Lebih jauh, kita dapat melihat sub sektor sanitasi apa yang menonjol kenaikannya atau penurunannya bila dibandingkan dengan sub sektor sanitasi lainnya (subsektor persampahan, air limbah, drainase lingkungan, dan PHBS (aspek non fisik). Hal ini dapat menunjukkan potensi sekaligus titik lemah kota dalam pembangunan sanitasinya. Prosentasi belanja sanitasi total suatu kota (yang dibandingkan dengan total belanja modal kota ybs.) dapat kita bandingkan dengan prosentasi rata-rata belanja sanitasi kota/kabupaten secara nasional. Rata – rata belanja sanitasi kota dan kabupaten di Indonesia berada pada kisaran 1%-2% dari total belanja APBD nya. Apabila suatu kota prosentasi belanja sanitasinya terhadap total belanja APBDnya diatas rata-rata tersebut, maka hal tersebut berarti berita baik dan harus ditingkatkan. Sebaliknya apabila dibawah rata-rata, maka perlu dianalisa lebih lanjut penyebabnya. Contoh Tabel BELANJA SANITASI PADA SKPD KOTA LIMA TAHUN TERAKHIR Rp. (000)               No  SKPD  2004  2005  2006*)  2007  2008  DPU -           1  Pengairan  2  PU - CK            3  KLH    4  Kimtaru            5  Dinkes            6  Bappeda    7  Bapermas            8  dll.            Jumlah Belanja             Sanitasi Kota  Jumlah             Belanja Total  Proporsi Belanja Sanitasi           terhadap Belanja Total   (%) 
  • 7. B.3. Besaran perhitungan pendanaan sanitasi perkapita Untuk mengetahui apakah belanja APBD yang dialokasikan untuk pembangunan sanitasi sudah mencukupi untuk masyarakat di suatu kota, maka harus dihitung besarnya biaya pembangunan sanitasi perkapita. Perhitungannya adalah besarnya realisasi biaya pembangunan sanitasi di suatu kota dibagi dengan jumlah penduduk kota tersebut. Namun guna melengkapi analisa, maka harus juga diketahui jumlah penduduk terlayani (dalam jiwa dan %). Selanjutnya, setelah diketahui jumlah penduduk terlayani dan belanja per kapita yang ideal (standar nasional) maka akan dihitung : • Belanja Ideal sanitasi kota berdasarkan jumlah penduduk (Dalam Rp.) • Prosentasi belanja ideal terhadap total belanja • Prosentasi belanja ideal terhadap belanja sanitasi Dari data besarnya biaya pembangunan sanitasi yang didapat, maka besarnya biaya pembangnan sanitasi perkapita dapat dilihat pada tabel berikut : Contoh Tabel BELANJA SANITASI PERKAPITA LIMA TAHUN TERAKHIR (Rp.000) N Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 o A Komponen Belanja Belanja Langsung (Sanitasi) Indikator Layanan B Infrastruktur Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk Terlayani (%) Jumlah Penduduk Terlayani (jiwa) Tingkat Belanja Sanitasi C Perkapita (Rp) Pertahun Berdasarkan Jumlah Penduduk Kota (Rp.1.000) Berdasarkan Jumlah Penduduk Terlayani (Rp.1.000) Jika Belanja Sanitasi Ideal Perkapita Pertahun adalah; (Rp.) Belanja” Ideal” Sanitasi
  • 8. Kota adalah (Rp.1.000); Realisasi Total Belanja Pemda (belanja langsung) Simulasi (%) belanja Ideal terhadap Total Belanja Realisasi Total Belanja Sanitasi Simulasi (%) belanja Ideal terhadap Total Realisasi Belanja Sanitasi Persentasi Belanja sanitasi Thd Belanja Total Sumber : realisasi APBD; *) anggaran Pembangunan sanitasi perkapita kota tidak dapat dijadikan indikator pencapaian pembangunan sanitasi. Pembangunan sanitasi di kota Pekalongan harus juga diikuti dengan kenyataan dilapangan. Kondisi riil dilapangan yang dapat menjadi indikator keberhasilan ataupun pencapaian pembangunan sanitasi suatu kota, harus juga disertai peningkatan terhadap akses kepada sarana dan prasarana sanitasi seperti naiknya akses masyarakat terhadap jamban; naiknya rasio pelayanan parasaran dan sarana persampahan per area penduduk, dan berkurangnya area genangan. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah indikator – indikator kesehatan seperti berkurangnya masyarakat yang menderita penyakit – penyakit yang berasosiasi dengan aspek sanitasi, seperti misalnya naik atau turunnya angka kematian bayi akibat diare, DBD, dll. Atau secara umum naik atau turunnya masyarakat yang menderita penyakit yang berasosiasi dengan faktor sanitasi. Apabila alokasi anggaran pembangunan sanitasi baik fisik maupun non fisik mengalami peningkatan dimana disertai dengan meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan parasarana sanitasi serta menurunnya angka penderita penyakit berasosiasi dengan sanitasi buruk, berarti pembangunan sanitasi yang dilakukan selama ini telah benar – benar efektif. Namun apabila yang terjadi adalah kondisi sebaliknya, maka masih perlu peningkatan pembangunan sarana dan parsarana sanitasi. B.4. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Dimana pembiayaan adalah sebagai konsekuensi jika terjadi adanya deficit sebagai akibat besarnya belanja yang melebihi pendapatan suatu kota.Pembiayaan neto merupakan selisih dari penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran. Penerimaan pembiayaan Terdiri dari : 1) SILPA tahun sebelumnya yang diakibatkan, diantaranya oleh : pelampauan penerimaan PAD ; pelampauan penerimaan dana perimbangan; pelampauan penerimmaaan lain-lain penerimaan daerah yang sah; kewajiban kepada pihak ke3 yang sampai akhir tahun belum terselesaikan; dan kegiatan lanjutan.2) Pencairan dana cadangan, 3) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, 4)Penerimaan pinjaman daerah ( dari berbagai sumber), 5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman, 6) Penerimaan piutang daerah ( penerimaan piutang
  • 9. dari pendapatan daerah; penerimaan piutang dari pemerintah, dan penerimaan piutang dari daerah lain) Pengeluaran pembiayaan Terdiri dari : 1) Pembentukan dana cadangan; 2) Penyertaan modal (investasi) pemda; 3) Pembayaran pokok hutang dan 4) pemberian pinjaman daerah C. Opsi Pendanaan Dalam survey keuangan juga harus dipetakan opsi-opsi pendanaan yang digunakan selama ini dalam kaitannya dengan pembiayaan program dan kegiatan terkait aspek sanitasi. Harus dijelaskan apa saja sumber dan mekanisme yang sudah ada selama ini, apa dan bagaimana sumber dan mekanisme pendanaan yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi, dan dari pemerintah kota/kabupaten sendiri atau bahkan dari sumber lainnya misalnya partisipasi swasta. Contoh Tabel SUMBER DAN MEKANISME PENDANAAN   2005  2006 2007 2008 2009  Pem. Pusat  1. 1. 1. 1. 1. 2. 2. 2. 2. 2. 3. 3. 3. 3. 3. 4.  4  4  4  4  Jumlah            Pem. Prop  1. 1. 1. 1. 1. 2. 2. 2. 2. 2. 3. 3. 3. 3. 3. 4.  4  4  4  4  Jumlah            Pemda 1. 1. 1. 1. 1. Kab/Kota  2. 2. 2. 2. 2. 3. 3. 3. 3. 3. 4.  4  4  4  4  Jumlah                Setelah kita memetakan apa saja sumber dan mekanisme pendanaan yang ada di suatu kota, maka berdasarkan data teknis yang dimiliki, akan dilakukan analisa sumber dan kebutuhan pendanaan untuk suatu sitem sanitasi atau program dan kegiatan sanitasi yang akan dijalankan di suatu kota. Dalam menganalisa masing-masing sumber pembiayaan, pertama-tama mengetahui apa saja untuk kegiatan fisik (opsi teknologi) dan non fisik yang akan dibiayai, kemudian masing-masing kegiatan fisik dan non fisik tersebut dijabarkan secara cukup mendetil, agar dapat dibuat skala prioritas sederhana yang selanjutnya dapat prakiraan sumber-sumber pembiayaannya.
  • 10. D. Integrasi Aspek Keuangan dengan Aspek-aspek lainnya Integrasi aspek keuangan dengan aspek-aspek lainnya seperti aspek kelembagaan, aspek teknis, dan aspek komunikasi. Hal ini sangat strategis karena akan memperlancar proses penyusunan buku putih dan bahkan lebih lanjut akan menyumbang data dan informasi ketika menyusun SSK. Contoh Tabel Keterkaitan Aspek – aspek lain dengan aspek Keuangan Isu / Aspek  Keuangan Data Yang Diperlukan  Teknis  1. 1. 2. 2. 3. 3. 4.  4.  Kelembagaan   1. 1. 2. 2. 3. 3. 4.  4.  Komunikasi   1. 1. 2. 2. 3. 3. 4.  4.  Aspek Teknis dengan Aspek Keuangan Beberapa aspek teknis yang menyangkut aspek keuangan adalah meliputi kondisi sarana sanitasi yang terdapat di suatu kota. Misalnya jumlah dan kondisinya serta biaya yang dibutuhkan untuk : perbaikan dan operasionalisasi serta perawatan masing-masing sarana sanitasi tersebut. Lebih jauh, jika kota sudah memiliki cetak biru dan DED dari perencanaan suatu sarana sanitasi, maka data dan informasi mengenai biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan perbaikan masing-masing sarana sanitasi juga dibutuhkan dalam bentuk suatu matrik yang ringkas Aspek Kelembagaan dengan Aspek Keuangan Terkait dengan aspek kelembagaan yang diperlukan oleh aspek keuangan, maka tupoksi dari SKPD yang bertanggungjawab langsung terhadap masalah keuangan daerah harus diperoleh oleh konsultan keuangan. Selain itu, data mengenai tupoksi SKPD lainnya yang terkait langsung dengan pembangunan sarana sanitasi juga diperlukan. Aspek regulasi juga harus dibahas, apakah secara kelembagan ada permasalahan yang timbul dalam menjalankan perda yang terkait dengan sanitasi. Terkait dengan regulasi juga dibutuhkan data mengenai komentar-komentar dari konsultan kelembagaan mengenai efektifitas dari dijalankannya perda-perda sanitasi selama ini. Aspek Komunikasi dengan Aspek Keuangan Berbeda dengan dua aspek sebelumnya, aspek keuangan secara ideal harus selalu dapat menjembatani antara rekomendasi-rekomendasi ataupun ide-ide konsultan terhadap pemerintah kota yang disampaikan dengan cara yang paling dapat diterima dilingkungan pokja
  • 11. dan secara efektif dan efisien diserap untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh pokja atau pemerintah kota. Maka aspek komunikasi harus dapat menentukan media dan event apa yang menurut analisa konsultan komunikasi paling sesuai dengan karakteristik suatu kota, agar isu-isu terkait aspek keuangan khususnya dalam pembangunan sanitasi dapat disampaikan kepada para pemangku kepentingan.