Dokumen tersebut membahas tentang arti ikhlas dalam beribadah dan perbuatan menurut ajaran Islam. Ikhlas dijelaskan sebagai melakukan semua perbuatan hanya untuk meraih ridha Allah tanpa mengharap pujian atau balasan dari manusia. Syarat utama agar amal diterima Allah adalah dilakukan dengan niat ikhlas semata untuk beribadah kepada-Nya.
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan
1. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak
menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan
mengharap ridha-Nya.”
2. Apa itu ikhlas ?
Imam Ali bin Abu Thalib r.a juga berkata, “orang yang ikhlas adalah
orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh
Allah.ikhlas adalah buah dan intisari dari iman.
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya segala
amal perbuatan bergantung kepada niatnya dan tiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya
kepada Allah dan RasulNya, maka ia akan mendapatkan pahala hijrah
karena Allah dan Rasulullah. Barang siapa yang hijrahnya karena
faktor duniawi yang akan ia dapatkan atau karena wanita yang akan
ia nikahi, maka ia dalam hijrahnya itu ia hanya akan mendapatkan
apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari-Muslim)
“Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan
ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu Daud dan
Nasa’i)
3. Apa itu ikhlas ?
Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang
temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad
dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat
seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan
terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan
niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Ibnu Qayyim al-Jauziyah ngasih perumpamaan seperti
ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi
kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak
bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau menulis,
“Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin
Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu
bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah
mencela orang-orang munafik.”
4. Syarat amal diterima Allah
Ikhlas
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS al-An’aam [6]: 162)
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus.” (QS al-Bayyinah
[98]: 5)
. Benar : jika perbuatan dan ibadah dilakukan sesuai
dengan syariat
5. Sebuah Contoh oleh Rasulullah saw
Diriwayatkan Anas bin Malik ra., ia berkata: Aku pernah berjalan
bersama Rasulullah saw. Beliau mengenakan selendang dari
Najran yang kasar pinggirnya. Tiba-tiba seorang badui berpapasan
dengan beliau, lalu menarik selendang beliau dengan kuat. Ketika
aku memandang ke sisi leher Rasulullah saw. ternyata pinggiran
selendang telah membekas di sana, karena kuatnya tarikan.
Orang itu kemudian berkata: Hai Muhammad, berikan aku
sebagian dari harta Allah yang ada padamu. Rasulullah saw.
berpaling kepadanya, lalu tertawa dan memberikan suatu
pemberian kepadanya. (HR Muslim)
Subhanallah, Rasulullah saw. malah memberikan harta (berinfak),
padahal orang badui itu memintanya dengan kasar. Tapi itulah
Rasulullah saw. sudah mengajarkan kepada umatnya bahwa
beramal baik harus ikhlas dan tanpa pertimbangan untung-rugi
lagi.
6. Ikhlas Yang Utama
“Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak,
sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya
rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan”
Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak
ikhlas, tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT,
sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar
biasa dihadapan Allah SWT bila disertai dengan ikhlas.
Tidaklah heran seandainya shalat yang kita kerjakan
belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah
dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia, karena
kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah
keikhlasan
7. 1. Hidupnya jarang sekali merasa
kecewa
Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah
sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu
kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang
memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap
tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk
mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah
tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan
penilaian yang sempurna dari Allah SWT.
8. 2.Tidak tergantung / berharap
pada makhluk
Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu
jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan
terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah
mengharapkannya, karena setiap kita beramal
hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah,
oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa
tertuju kepada keridhaan Allah semata.
9. 3.Tidak pernah membedakan
antara amal besar dan amal kecil
Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi,
dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa
amalan yang besar yang pernah beliau lakukan
diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat
yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat
lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan
sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang
dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila
kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada
harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan
menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT
10. 4. Banyak Amal Kebaikan Yang
Rahasia
Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak
maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan
penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi
sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi
apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar
yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal
kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih
lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa
diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila
yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita
belumlah ikhlas.
11. 5. Tidak membedakan antara
bendera, golongan, ras, atau
organisasi
Fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan
dan penilaian dari keberadaannya dan segala
aktivitasnya, namun pengakuan dan penilaian makhluk,
baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja
itu relatif dan akan senantiasa berubah, banyak orang
yang pernah dianggap sebagai pahlawan namun seiring
waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok
penjahat yang patut diwaspadai.
Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik
dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah
penilaian dan pengakuan dari Allah SWT.
12. 6 Dalam hati rasa kasih sayang
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”
(QS. Maryam: 96)
13. 7.Senantiasa beramal dan
bersungguh-sungguh dalam beramal
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki
beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di
hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam
beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
14. 8. Terjaga dr segala yg diharamkan
Allah, baik dlm bersama manusia atau
jauh dr mereka
Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku
datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung
Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti
debu-debu yang beterbangan.
Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya
sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti
kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri
melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)
15. Ikhlas Merupakan Ke kuatan
Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga
dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus
ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan,
diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu
mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat
ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan
taat terhadap apa yang beliau sampaikan.
Bahkan orang yang ikhlas bisa membuat iblis (syaitan)
tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk
menggoda orang ikhlas tersebut. Ingatlah, apapun
masalah kita kita janganlah hati kita sampai pada
masalah itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja
yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya
tertambat pada Allah SWt yang Maha Mengetahui akan
masalah yang kita hadapi tersebut.
16. Tujuan yg hendak dicapai
Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah
ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka
senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik
dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau
tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka
yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk
sekecil apapun.