SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
       “GESEKAN PADA BIDANG MIRING”


                   Disusun oleh:
                 Mesa Fahjrul. I (0651-12-435)
                 Nurul Hanifah (0651-12-434)
                 Shara Deianira (0651-12-449)


                  Tanggal Praktikum:
                   05 November 2012


                   Asisten Dosen:
            1. Dra. Trirakhma S, Msi
            2. Rissa Ratimanjari S.Si
            3. Noorlela

                      Rekan Kerja:
                   Andhika Abduloh
                  Gilang Putra Ditama
                         Luthfi
                  Salzir Isa Al-habsyi




             LABORATORIUM FISIKA
         PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
              UNIVERSITAS PAKUAN
BAB I
                                      PENDAHULUAN


1.1. Tujuan percobaan
     Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat mencari koefisien gesekan
     statis dan kinetis, percepatan dan kecepatan benda yang bergerak meluncur pada bidang
     miring.


1.2. Dasar Teori
     1.2.1. Gaya Gesek
               Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
     kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
     bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat,
     melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda
     padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat
     dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Di mana suku pertama adalah gaya gesek yang
     dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah
     gaya gesek pada benda dalam fluida.
               Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada poros yang
     berputar, engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan
     oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat
     karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya
     gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil
     dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.


               Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak
     lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik
     sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk
     benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya
     gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada
     permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek
     antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos
     (viscous force).
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak
relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda
meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan
dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
       Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum
benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum
gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f =
μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol
hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum
yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan
yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih
besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan
terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika
benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
       Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan
dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material
yang sama.
BAB II
                                ALAT DAN BAHAN


2.1. Peralatan yang Digunakan
    1) Papan luncur
    2) Mistar ukur
    3) Stopwatch


2.2. Bahan yang Digunakan
    1) 3 buah balok kayu
BAB III
                                       METODA KERJA


1.   Diletakkan balok di atas bidang luncur pada tempat yang sudah diberi tanda. Ukur
     panjang lintasan yang akan dilalui oleh benda (St).
2.   Diangkat bidang luncur perlahan-lahan hingga balok pada kondisi akan meluncur. Diukur
     posisi vertikal (y) dan horizontal (x) balok.
3.   Diangkat         bidang luncur sedikit ke atas lagi hingga balok meluncur. Dengan
     menggunakan stopwatch diukur waktu yang diperlukan balok selama meluncur sepanjang
     lintasan tadi.
4.   Diulang percobaan nomor 1 sampai 3 lima kali, kemudian hitung koefisien gesek statis
     ( s), percepatan (a), koefisien gesek kinetis ( k), dan kecepatan benda pada saat mencapai
     ujung bawah bidang luncur (Vt).
5.   Dilakukan percobaan diatan dengan menggunakan benda lain.
BAB IV
                          DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


4.1. Data Pengamatan
    Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 05
    November 2012, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
     Keadaan ruangan                   P (cm)Hg                       T (oC)                  C (%)
     Sebelum percobaan                         75,5                    25                      76 %
     Sesudah percobaan                         75,2                    25                      72 %


    Balok A
    Massa        : 125,5 gram
     No      x        y           r            t      sin      cos              s         k       a    vt
      1     45       25      51,478 2,42 0,485                0,874     0,554        0,515 34,150 82,643 29,012
      2     55       25      60,415 2,58 0,413                0,910     0,453        0,420    30,05 77,529 24,393
            50       25      55,94         2,5      0,446     0,892     0,503        0,467     32,1   80,080 26,702

      x     0,55      0      4,468 0,113 0,036                0,018     0,050 0,0475           2,05   2,556   2,05


    Balok B
    Massa        : 93 gram
     No      x       y        r            t        sin       cos           s          k          a   vt
      1     55      26     60,835 5,05             0,427      0,904    0,472         0,463    7,842 39,602 25,77
      2     59      25     64,078 5,19             0,390      0,920    0,456         0,415    7,424 38,530 22,954
            57     25,5 62,456 5,12                0,408      0,912    0,464         0,439    7,633 39,066 24,362

      x      2      0,5    1,621 0,098 0,0261 0,0113 0,008 0,0339 0,208 0,3789 1,4079


    Balok C
    Massa        : 123,5 gram
     No      x       y        r        t           sin       cos        s             k       a       vt
      1     60       25      65       3,12         0,384     0,923    0,416         0,395 20,545 64,1004 22,581
      2     60       25      65       2,88         0,384     0,923    0,416         0,389 24,112 69,442 22,581
            60       25      65        3           0,384     0,923    0,416         0,396 22,328 66,771 22,581
x    0      0        0    0,12    0   0   0   0,003 1,7835   2,670   0

4.2 Perhitungan


1. Balok A
   Perhitungan x




                  cm




                           = 5 cm


      Ketelitian =

                  =
                  = 90 %


   Perhitungan y




                  cm
= 0 cm


  Ketelitian =

            =
            = 100 %


 Perhitungan r




                 cm                    cm




                  cm




                          = 4,468 cm
Ketelitian =

            =

            = 92,1 %


 Perhitungan t




             s




                       = 0,1131 s


  Ketelitian =

            =

            = 95,5 %


 Perhitungan sin
= 0,036


  Ketelitian =

            =

            = 92 %


 Perhitungan cos




                    cm
= 0,018 cm


  Ketelitian =

            =

            = 98 %


 Perhitungan s




                  cm




                       = 0,05052 cm
Ketelitian =

            =

            = 90,1 %


 Perhitungan k
  g = 980 cm/s2




                  cm




                       = 0,0475 cm



  Ketelitian =

            =

            = 89,9 %
 Perhitungan a
  st = 100cm




                 cm/det                   cm/det




                 cm/det




                          = 2,05 cm/det


  Ketelitian =

            =

            = 93,7 %


 Perhitungan Vt



                 cm/det                     cm/det
cm/det




                          = 2,556 cm/det


  Ketelitian =

            =

            = 96,81 %


 Perhitungan
= 2,05


      Ketelitian =

                =

                = 92,33 %


2. Balok B
     Perhitungan x




                cm




                     = 2 cm



      Ketelitian =

                =

                = 96,16 %


     Perhitungan y
cm




                           = 0,5 cm



  Ketelitian =

            =

            = 98,04 %


 Perhitungan r




                 cm                   cm




                      cm
= 1,621 cm



  Ketelitian =

            =

            = 97,41 %


 Perhitungan t




                 s




                        = 0,098 s



  Ketelitian =

            =

            = 98,09 %
 Perhitungan sin




                                   0,390




                        = 0,0261



  Ketelitian =

            =

            = 93,61 %


 Perhitungan cos
= 0,0113



  Ketelitian =

            =

            = 98,77 %


 Perhitungan s
= 0,008



  Ketelitian =

            =

            = 98,28 %


 Perhitungan k
  g = 980 cm/s2
= 0,0339



  Ketelitian =

            =

            = 92,31 %


 Perhitungan a
  st = 100cm




               cm/det                        cm/det




                  cm/det




                           = 0,2083 cm/det
Ketelitian =

            =

            = 97,28 %


 Perhitungan Vt



                 cm/det                      cm/det




                   cm/det




                            =0,3789 cm/det



  Ketelitian =

            =

            = 99,1 %


 Perhitungan
=1,4079


     Ketelitian =

               =

               = 94,23 %


1. Balok C
   Perhitungan x




                cm




                     = 0 cm
Ketelitian =

            =

            = 99,47 %
 Perhitungan y




              cm




                   = 0 cm


  Ketelitian =

            =

            = 100 %


 Perhitungan r




         cm                 cm
cm




                    = 0 cm


  Ketelitian =

               =

               = 100 %


 Perhitungan t




           s




                         = 0,12 s
Ketelitian =

            =

            = 96 %


 Perhitungan sin




                      =0


  Ketelitian =

            =

            = 100 %


 Perhitungan cos
=0


  Ketelitian =

            =

            = 100 %


 Perhitungan s
=0


  Ketelitian =

            =

            = 100 %


 Perhitungan k
  g = 980 cm/s2
= 0,003


  Ketelitian =

            =

            = 99,24 %


 Perhitungan a
  st = 100cm




                 cm/det                       cm/det




         22,328 cm/det




                            = 1,7835 cm/det


  Ketelitian =

            =

            = 92,11 %
 Perhitungan Vt




                   cm/det




                            = 2,670 cm/det


  Ketelitian =

            =

            = 96.01 %


 Perhitungan
=0


Ketelitian =

          =

          = 100 %
BAB V
                                        PEMBAHASAN


     Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Permukaan
bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju balok
sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus .
Jika benda tersebut permukaannya halus dan bidang luncurnya pun halus maka benda tersebut
akan lebih cepat meluncur dari pada benda yang meluncur pada permukaan bidang yang
permukaannya kasar.
   Kecepatan pada Balok A, massa = 125,5 gram



                               cm/det                            cm/det




                                  cm/det


   Kecepatan pada Balok B, massa 93 gram



                               cm/det                            cm/det




                                 cm/det
   Kecepatan pada Balok C, massa 123,5 gram



                               cm/det                                     cm/det
cm/det
BAB VI
                                    KESIMPULAN
    Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
  Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
  benda akan bergerak.
  Massa pada balok mempengaruhi kecepatan meluncur balok tersebut diatas bidang miring
  Sudut kemiringan bidang mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh balok saat meluncur
  Perhitungan hasil percobaan dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada kalkulator
LAMPIRAN


Tugas Akhir
1.   Apa yang dapat anda simpulkan hubungan antara kekasaran balok (koefisien gesek statis)
     dengan sudut kemiringan bidang luncur.
2.   Jika dua balok yang beratnya berbeda tetapi kekasarannya sama, apa yang dapat anda
     simpulkan mengenai:
     a.   Sudut kemiringan bidangnya
     b.   Percepatan (pada yang sama)
     c.   Kecepatan pada jarak tempuh dan waktu yang sama. Perkuat pendapat anda dengan
          rumus-rumus yang berlaku pada teori.


Jawab
1.   Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan
          laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus,
          pada saat mendorong benda secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya
          gesek) yang membesar sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya
          gesek menurun sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya
          gesek kinetis. Maka gesekan kinetis akan besar ketika sudut kemiringan itu rendah.


2.   a.   Sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat dikarenakan terjadi
          tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan hambatan,
          sedangkan benda yang lebih ringan akan mengalami tekanan pada bidang lebih kecil,
          yang menghasilkan sudut kemiringan lebih kecil pula.
     b.   Percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan dengan yang lebih
          berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada Hukum
          Newton 2
                                                 F = m. a
          Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding lurus.
     c.   Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan
          balok ke bidang kasar, sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan W
          = m x g. jadi ada gravitasi yang mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi terhadap
          kecepatan.
 Kecepatan pada Balok A, massa = 125,5 gram



                    cm/det                     cm/det




                      cm/det
 Kecepatan pada Balok B, massa 93 gram



                    cm/det                     cm/det




                      cm/det


 Kecepatan pada Balok C, massa 123, 5 gram



                    cm/det                              cm/det




                      cm/det
DAFTAR PUSTAKA




Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga


Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga


Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta :
     Penerbit Erlangga


Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta


Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

More Related Content

What's hot

1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
umammuhammad27
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
NovaPriyanaLestari
 

What's hot (20)

kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Modul 6-pipa-u 4
Modul 6-pipa-u 4Modul 6-pipa-u 4
Modul 6-pipa-u 4
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
Gerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasiGerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasi
 
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURANFISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 

Similar to Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring

Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegasLaporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Nurul Hanifah
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
su Herman
 
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
rozi arrozi
 
Metode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet C
Metode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet CMetode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet C
Metode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet C
guest5b160ded
 
Analisis Faktor Agus
Analisis Faktor AgusAnalisis Faktor Agus
Analisis Faktor Agus
guest294e7062
 
Analisis Faktor Agoez
Analisis Faktor AgoezAnalisis Faktor Agoez
Analisis Faktor Agoez
guest294e7062
 
Analisis Faktor Agus Mulyadi
Analisis Faktor Agus MulyadiAnalisis Faktor Agus Mulyadi
Analisis Faktor Agus Mulyadi
guest294e7062
 

Similar to Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring (20)

Dasar Pengukuran
Dasar PengukuranDasar Pengukuran
Dasar Pengukuran
 
Laporan fisika dasar pesawat atwood
Laporan fisika dasar pesawat atwoodLaporan fisika dasar pesawat atwood
Laporan fisika dasar pesawat atwood
 
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegasLaporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
Laporan praktikum fisika dasar tetapan pegas
 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
 
GLB dan GLBB
GLB dan GLBBGLB dan GLBB
GLB dan GLBB
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
 
Gelombang pada tali
Gelombang pada taliGelombang pada tali
Gelombang pada tali
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood2 hasil pengamata atwood
2 hasil pengamata atwood
 
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
 
Praktikum-VII-Pengukuran-Debit-Air.pdf
Praktikum-VII-Pengukuran-Debit-Air.pdfPraktikum-VII-Pengukuran-Debit-Air.pdf
Praktikum-VII-Pengukuran-Debit-Air.pdf
 
Persentasi Praktikum Gerak Lurus beraturan
Persentasi Praktikum Gerak Lurus beraturanPersentasi Praktikum Gerak Lurus beraturan
Persentasi Praktikum Gerak Lurus beraturan
 
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.pptBAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
 
121 el2f gmb
121 el2f gmb121 el2f gmb
121 el2f gmb
 
Metode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet C
Metode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet CMetode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet C
Metode Pengajaran Oleh Pengawas Terhadap Anak Anak Pakeyet C
 
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURANSAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
SAINS 1-KUANTITI FIZIK & PENGUKURAN
 
Presentasi Praktikum Fisika Modul GLB
Presentasi Praktikum Fisika Modul GLBPresentasi Praktikum Fisika Modul GLB
Presentasi Praktikum Fisika Modul GLB
 
Analisis Faktor Agus
Analisis Faktor AgusAnalisis Faktor Agus
Analisis Faktor Agus
 
Analisis Faktor Agoez
Analisis Faktor AgoezAnalisis Faktor Agoez
Analisis Faktor Agoez
 
Analisis Faktor Agus Mulyadi
Analisis Faktor Agus MulyadiAnalisis Faktor Agus Mulyadi
Analisis Faktor Agus Mulyadi
 

Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR “GESEKAN PADA BIDANG MIRING” Disusun oleh: Mesa Fahjrul. I (0651-12-435) Nurul Hanifah (0651-12-434) Shara Deianira (0651-12-449) Tanggal Praktikum: 05 November 2012 Asisten Dosen: 1. Dra. Trirakhma S, Msi 2. Rissa Ratimanjari S.Si 3. Noorlela Rekan Kerja: Andhika Abduloh Gilang Putra Ditama Luthfi Salzir Isa Al-habsyi LABORATORIUM FISIKA PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan percobaan Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat mencari koefisien gesekan statis dan kinetis, percepatan dan kecepatan benda yang bergerak meluncur pada bidang miring. 1.2. Dasar Teori 1.2.1. Gaya Gesek Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah gaya gesek pada benda dalam fluida. Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut. Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscous force).
  • 3. Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis. Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
  • 4. BAB II ALAT DAN BAHAN 2.1. Peralatan yang Digunakan 1) Papan luncur 2) Mistar ukur 3) Stopwatch 2.2. Bahan yang Digunakan 1) 3 buah balok kayu
  • 5. BAB III METODA KERJA 1. Diletakkan balok di atas bidang luncur pada tempat yang sudah diberi tanda. Ukur panjang lintasan yang akan dilalui oleh benda (St). 2. Diangkat bidang luncur perlahan-lahan hingga balok pada kondisi akan meluncur. Diukur posisi vertikal (y) dan horizontal (x) balok. 3. Diangkat bidang luncur sedikit ke atas lagi hingga balok meluncur. Dengan menggunakan stopwatch diukur waktu yang diperlukan balok selama meluncur sepanjang lintasan tadi. 4. Diulang percobaan nomor 1 sampai 3 lima kali, kemudian hitung koefisien gesek statis ( s), percepatan (a), koefisien gesek kinetis ( k), dan kecepatan benda pada saat mencapai ujung bawah bidang luncur (Vt). 5. Dilakukan percobaan diatan dengan menggunakan benda lain.
  • 6. BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN 4.1. Data Pengamatan Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 05 November 2012, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut. Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%) Sebelum percobaan 75,5 25 76 % Sesudah percobaan 75,2 25 72 % Balok A Massa : 125,5 gram No x y r t sin cos s k a vt 1 45 25 51,478 2,42 0,485 0,874 0,554 0,515 34,150 82,643 29,012 2 55 25 60,415 2,58 0,413 0,910 0,453 0,420 30,05 77,529 24,393 50 25 55,94 2,5 0,446 0,892 0,503 0,467 32,1 80,080 26,702 x 0,55 0 4,468 0,113 0,036 0,018 0,050 0,0475 2,05 2,556 2,05 Balok B Massa : 93 gram No x y r t sin cos s k a vt 1 55 26 60,835 5,05 0,427 0,904 0,472 0,463 7,842 39,602 25,77 2 59 25 64,078 5,19 0,390 0,920 0,456 0,415 7,424 38,530 22,954 57 25,5 62,456 5,12 0,408 0,912 0,464 0,439 7,633 39,066 24,362 x 2 0,5 1,621 0,098 0,0261 0,0113 0,008 0,0339 0,208 0,3789 1,4079 Balok C Massa : 123,5 gram No x y r t sin cos s k a vt 1 60 25 65 3,12 0,384 0,923 0,416 0,395 20,545 64,1004 22,581 2 60 25 65 2,88 0,384 0,923 0,416 0,389 24,112 69,442 22,581 60 25 65 3 0,384 0,923 0,416 0,396 22,328 66,771 22,581
  • 7. x 0 0 0 0,12 0 0 0 0,003 1,7835 2,670 0 4.2 Perhitungan 1. Balok A  Perhitungan x cm = 5 cm Ketelitian = = = 90 %  Perhitungan y cm
  • 8. = 0 cm Ketelitian = = = 100 %  Perhitungan r cm cm cm = 4,468 cm
  • 9. Ketelitian = = = 92,1 %  Perhitungan t s = 0,1131 s Ketelitian = = = 95,5 %  Perhitungan sin
  • 10. = 0,036 Ketelitian = = = 92 %  Perhitungan cos cm
  • 11. = 0,018 cm Ketelitian = = = 98 %  Perhitungan s cm = 0,05052 cm
  • 12. Ketelitian = = = 90,1 %  Perhitungan k g = 980 cm/s2 cm = 0,0475 cm Ketelitian = = = 89,9 %
  • 13.  Perhitungan a st = 100cm cm/det cm/det cm/det = 2,05 cm/det Ketelitian = = = 93,7 %  Perhitungan Vt cm/det cm/det
  • 14. cm/det = 2,556 cm/det Ketelitian = = = 96,81 %  Perhitungan
  • 15. = 2,05 Ketelitian = = = 92,33 % 2. Balok B  Perhitungan x cm = 2 cm Ketelitian = = = 96,16 %  Perhitungan y
  • 16. cm = 0,5 cm Ketelitian = = = 98,04 %  Perhitungan r cm cm cm
  • 17. = 1,621 cm Ketelitian = = = 97,41 %  Perhitungan t s = 0,098 s Ketelitian = = = 98,09 %
  • 18.  Perhitungan sin 0,390 = 0,0261 Ketelitian = = = 93,61 %  Perhitungan cos
  • 19. = 0,0113 Ketelitian = = = 98,77 %  Perhitungan s
  • 20. = 0,008 Ketelitian = = = 98,28 %  Perhitungan k g = 980 cm/s2
  • 21. = 0,0339 Ketelitian = = = 92,31 %  Perhitungan a st = 100cm cm/det cm/det cm/det = 0,2083 cm/det
  • 22. Ketelitian = = = 97,28 %  Perhitungan Vt cm/det cm/det cm/det =0,3789 cm/det Ketelitian = = = 99,1 %  Perhitungan
  • 23. =1,4079 Ketelitian = = = 94,23 % 1. Balok C  Perhitungan x cm = 0 cm
  • 24. Ketelitian = = = 99,47 %  Perhitungan y cm = 0 cm Ketelitian = = = 100 %  Perhitungan r cm cm
  • 25. cm = 0 cm Ketelitian = = = 100 %  Perhitungan t s = 0,12 s
  • 26. Ketelitian = = = 96 %  Perhitungan sin =0 Ketelitian = = = 100 %  Perhitungan cos
  • 27. =0 Ketelitian = = = 100 %  Perhitungan s
  • 28. =0 Ketelitian = = = 100 %  Perhitungan k g = 980 cm/s2
  • 29. = 0,003 Ketelitian = = = 99,24 %  Perhitungan a st = 100cm cm/det cm/det 22,328 cm/det = 1,7835 cm/det Ketelitian = = = 92,11 %
  • 30.  Perhitungan Vt cm/det = 2,670 cm/det Ketelitian = = = 96.01 %  Perhitungan
  • 31. =0 Ketelitian = = = 100 %
  • 32. BAB V PEMBAHASAN Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus . Jika benda tersebut permukaannya halus dan bidang luncurnya pun halus maka benda tersebut akan lebih cepat meluncur dari pada benda yang meluncur pada permukaan bidang yang permukaannya kasar.  Kecepatan pada Balok A, massa = 125,5 gram cm/det cm/det cm/det  Kecepatan pada Balok B, massa 93 gram cm/det cm/det cm/det  Kecepatan pada Balok C, massa 123,5 gram cm/det cm/det
  • 34. BAB VI KESIMPULAN Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Massa pada balok mempengaruhi kecepatan meluncur balok tersebut diatas bidang miring Sudut kemiringan bidang mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh balok saat meluncur Perhitungan hasil percobaan dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada kalkulator
  • 35. LAMPIRAN Tugas Akhir 1. Apa yang dapat anda simpulkan hubungan antara kekasaran balok (koefisien gesek statis) dengan sudut kemiringan bidang luncur. 2. Jika dua balok yang beratnya berbeda tetapi kekasarannya sama, apa yang dapat anda simpulkan mengenai: a. Sudut kemiringan bidangnya b. Percepatan (pada yang sama) c. Kecepatan pada jarak tempuh dan waktu yang sama. Perkuat pendapat anda dengan rumus-rumus yang berlaku pada teori. Jawab 1. Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus, pada saat mendorong benda secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang membesar sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek menurun sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek kinetis. Maka gesekan kinetis akan besar ketika sudut kemiringan itu rendah. 2. a. Sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat dikarenakan terjadi tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan hambatan, sedangkan benda yang lebih ringan akan mengalami tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut kemiringan lebih kecil pula. b. Percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan dengan yang lebih berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada Hukum Newton 2 F = m. a Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding lurus. c. Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan balok ke bidang kasar, sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan W = m x g. jadi ada gravitasi yang mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi terhadap kecepatan.
  • 36.  Kecepatan pada Balok A, massa = 125,5 gram cm/det cm/det cm/det  Kecepatan pada Balok B, massa 93 gram cm/det cm/det cm/det  Kecepatan pada Balok C, massa 123, 5 gram cm/det cm/det cm/det
  • 37. DAFTAR PUSTAKA Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta : Penerbit Erlangga Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor