SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
KOHESI DAN KOHERENSI

       Pertemuan 6




     Moch. Bayu Firmansyah, S.S
                                  1
Mempelajari Bahasa Indonesia dari segi Fonologis,
 Morfologis, Sintaksis dan Semantik. Seolah-olah
 Bahasa itu merupakan sesuatu yang terlepas-
 lepas. Dalam kenyataan komunikasi, hal itu tidak
 demikian. Kalimat-kalimat berkaitan satu sama
 lain. Rentetan kalimat itu menghubungkan
 proposisi yang satu dengan proposisi yang lain
 dan membentuk kesatuan. Kesatuan yang
 demikian disebut Wacana. Dengan begini, tataran
 wacana berada di atas kalimat.



                       I 5’                     2
Dalam hubungan dengan penggunaan kohesi, selain
  teks dalam konsep pengertian dalam bahasa
  tertulis, kohesi juga akan berhubungan dengan
  konsep wacana yaitu sebagai kesinambungan
  cerita dengan bahasa yang mudah dan
  kesinambungan ini ditunjang oleh jalinan
  informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
  (KBBI) Pusat Pembinaan dan Pengembangan
  Bahasa, wacana didefenisikan sebagai: (1)
  ucapan, perkataan, tutur; (2) keseluruhan tutur
  yang merupakan satu kesatuan; (3) satuan bahasa
  terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk
  karangan utuh seperti novel, buku, atau artikel,
  atau pada pidato, khotbah, dan sebagainya.


                       C 5’
                                                3
“Assalamualaikum?”
“Waalaikumsalam!”
Antara pembicara dan penjawab sama-sama tahu
  dengan makna yang khas. Pernyataan/pertanyaan
  dan jawaban terdapat keruntutan makna, ada
  pertalian Semantis. Hal demikian dikatakan
  Koheren.

                     C 5’




                                             4
Konteks Wacana
                                          A        15’

Pembicara : Seorang Guru TK                        Pembicara : Seorang Guru Olahraga SMA
Pendengar : Murid-murid TK                         Pendengar : Murid-murid SMA
Tempat     : di halaman sekolah                    Tempat     : lapangan basket
Waktu      : pagi hari waktu istirahat             Waktu      : Jam olahraga, pagi hari setelah
Situasi   : Seorang murid melerai dua                            istirahat
             kawannya yang berkelahi. Dengan       Situasi   : Seorang murid dengan sengaja
                                                                meninju hidung lawan mainnya,
             jujur, murid pelerai tadi                          karena merasa malu kalah
melaporkan                                                      bertanding basket. Oleh kawan-
             segala yang terjadi, termasuk                      kawannya tindakan tersebut
              tindakan melerai itu. Mendengar                   dilaporkan kepada guru olahraga.
             laporan murid ini, guru TK berkata,                Guru Olahraga mendekat dan
             “Bagus sekali tindakanmu.”                         berkata,“Bagus sekali
                                                   tindakanmu.”

                                                                         B
                        A


                                                                                             5
Pada teks A dan teks B jelas berbeda makna.
Faktor Usia pembicara juga menimbulkan kewajaran
  atau ketidak-wajaran suatu ungkapan kalimat.
                      A 5’




                                              6
Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur
  yang satu dengan unsur yang lain dalam Wacana
  sehingga tercipta pengertian yang apik atau
  koheren.

Dalam kohesi, kaedah-kaedah yang digunakan adalah berdasarkan
  penyampaian informasi lama dan informasi baru. Kaedah-kaedah
  itu adalah seperti kaedah perujukan, kaedah penggantian, kaedah
  pengguguran, kaedah konjungsi. Wacana juga dicirikan oleh
  kesinambungan informasi yang diartikan sebagai kesatuan makna.
  Kesatuan makna dalam wacana ini pula dapat dilihat dari segi
  makna logik dan makna kohesi.
                               A 5’



                                                              7
Perujukan eksoforik

               Pengertian eksoforik adalah berasal dari kata “ekso” yaitu
“keluar” yang berarti apabila kita tidak dapat menemukan rujukan dalam
teks maka kita akan keluar dari teks agar dapat memahami teks tersebut.
Selain itu perujukan eksoforik ini digunakan untuk merujuk kepada hal-hal
yang mempunyai kaitan dengan situasi yang berkembang di depan penutur
ataupun pendengar yang menerima pesan ataupun informasi yang telah
disampaikan kepadanya.
                Halliday dan Hasan (1976:8) mengatakan bahwa perujukan
eksoforik ini menerangkan tentang situasi yang merujuk kepada sesuatu
yang telah diidentifikasi dalam sesuatu konteks bagi sebuah situasi.
Sedangkan, Harimurti Kridalaksana (1982) memberikan pengertian bahwa
perujukan eksoforik ini adalah hal ataupun fungsi yang menunjukkan
kembali kepada sesuatu yang ada di luar daripada sebuah situasi. Hal ini
berarti bahwa perujukan eksoforik ini adalah merujuk kepada hal-hal yang
di luar daripada konteks. Dalam situasi ini kaedah perujukan eksoforik inilah
yang akan digunakan bagi menunjuk sesuatu yang telah berlaku pada saat
ujaran itu disampaikan.
                                     A 5’                                 8
Penggantian
• Penggantian ini dikenali sebagai substitution.
  Penggantian adalah pengambilan alihan atau
  pertukaran bagi sesuatu segmen kata, frasa atau
  klausa oleh kata ganti yang lainnya. Penggantian ini
  juga ada penggantian nomina, penggantian verba
  dan penggantian klausa.


                         A 5’




                                                     9
Pengguguran
• Ada yang mengatakan bahwa pengguguran ini juga
  sebagai penghilangan dan juga ia lebih dikenali
  sebagai elipsis. Pengguguran ini mengandung
  pengguguran nomina, pengguguran verbal dan
  pengguguran klausa.

                       A 5’




                                               10
Konjungsi
• Konjungsi ini juga dikenali sebagai “conjunction”. Ada
  konjungsi yang mempunyai kebalikan, tambahan, temporal
  dan sebab.

Contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat berikut ini:
• Dengan ini kami beritahukan bahwa dalam rangka
  melaksanakan kegiatan Bulan Bahasa tahun 1996 kami
  mengadakan penyuluhan kebahasaan (1). Pesertanya adalah
  para Kepala Tata Usaha (2). Oleh karena itu, kami memberi
  kesempatan Saudara untuk mengirimkan nama calon peserta
  selambat-lambatnya pada tangal 30 September 1996 (3).
• Penggunaan konjungsi pada teks di atas dapat ditemukan
  dalam penggunaan bentuk oleh karena itu dalam kalimat (3).
  Konjungsi ini menghubungkan kalimat (3) dengan kalimat (2).
  Dalam hal ini, bentuk konjungsi itu adalah konjungsi antar
  kalimat.                                                   11
                              A 5’

More Related Content

What's hot

Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
ahmad sururi
 
Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik
Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantikAnalisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik
Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik
AjengIlla
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra
Coral Reef
 

What's hot (20)

Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : Artikel
 
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAPPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
 
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam IlmiahBhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
 
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorialKalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
 
Penerjemahan sastra
Penerjemahan sastraPenerjemahan sastra
Penerjemahan sastra
 
Contoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa IndonesiaContoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa Indonesia
 
Penyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karanganPenyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karangan
 
Pendahuluan & Hakikat Pengkajian Drama
Pendahuluan & Hakikat Pengkajian DramaPendahuluan & Hakikat Pengkajian Drama
Pendahuluan & Hakikat Pengkajian Drama
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksiPpt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
 
Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik
Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantikAnalisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik
Analisis kesalahan berbahasa - kesalahan berbahasa tataran semantik
 
Bahasa Indonesia : Teks Editorial
Bahasa Indonesia : Teks EditorialBahasa Indonesia : Teks Editorial
Bahasa Indonesia : Teks Editorial
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Makalah Penulisan Karangan
Makalah Penulisan KaranganMakalah Penulisan Karangan
Makalah Penulisan Karangan
 
Makalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeMakalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kode
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
 

Similar to Pertemuan 6 kohesi dan koherensi

MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdfMAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
sdn2gununggede
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
wahyu islami
 
Assinhnment bmm 3114
Assinhnment bmm 3114Assinhnment bmm 3114
Assinhnment bmm 3114
Shila Daly
 
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zamanKonsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
SKPA_2
 
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zamanKonsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
SKPA_2
 
Konsep modul literasi (program l inus) asas 3
Konsep modul literasi (program l inus) asas 3Konsep modul literasi (program l inus) asas 3
Konsep modul literasi (program l inus) asas 3
Mohd Junal Seman
 
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Andrea Camizzwhara
 
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdfCokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
sariningsih15
 

Similar to Pertemuan 6 kohesi dan koherensi (20)

7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
7. KOHESI GRAMATIKAL Subtitusi Dan Elipsis_Kelompok 7 ANAS KHOLIK, ANDHIA, WA...
 
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANAWACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
 
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdfMAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
 
Makalah definisi nominal dan operasional
Makalah definisi nominal dan operasionalMakalah definisi nominal dan operasional
Makalah definisi nominal dan operasional
 
Pentaksiran dalam Pendidikan Khas
Pentaksiran dalam Pendidikan KhasPentaksiran dalam Pendidikan Khas
Pentaksiran dalam Pendidikan Khas
 
Makalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiffMakalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiff
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
Bahasa melayu Sem 3 F6 (wacana)
 
Assinhnment bmm 3114
Assinhnment bmm 3114Assinhnment bmm 3114
Assinhnment bmm 3114
 
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zamanKonsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
 
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zamanKonsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
Konsep modul literasi asas 3 hj khairul zaman
 
Makalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiffMakalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiff
 
Makalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiffMakalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiff
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Konsep modul literasi (program l inus) asas 3
Konsep modul literasi (program l inus) asas 3Konsep modul literasi (program l inus) asas 3
Konsep modul literasi (program l inus) asas 3
 
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
Pleonasme merupakan pemakaian kata yang mubazir 2
 
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdfCokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
 

More from Ainul Fikri

Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Ainul Fikri
 
Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45
Ainul Fikri
 
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 23.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
Ainul Fikri
 
Slide model pembelajaran..
Slide   model pembelajaran..Slide   model pembelajaran..
Slide model pembelajaran..
Ainul Fikri
 
Pertemuan 8 tema, topik, judul
Pertemuan 8 tema, topik, judulPertemuan 8 tema, topik, judul
Pertemuan 8 tema, topik, judul
Ainul Fikri
 
Pertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaranPertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaran
Ainul Fikri
 
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanPertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Ainul Fikri
 
Pertemuan 4 kata baku-kata-tdk-baku
Pertemuan 4 kata baku-kata-tdk-bakuPertemuan 4 kata baku-kata-tdk-baku
Pertemuan 4 kata baku-kata-tdk-baku
Ainul Fikri
 
Pertemuan 3 medan makna
Pertemuan 3 medan maknaPertemuan 3 medan makna
Pertemuan 3 medan makna
Ainul Fikri
 
Pertemuan penalaran
Pertemuan  penalaranPertemuan  penalaran
Pertemuan penalaran
Ainul Fikri
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
Ainul Fikri
 

More from Ainul Fikri (11)

Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45
 
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 23.proklamasi kemerdekaan bab 2
3.proklamasi kemerdekaan bab 2
 
Slide model pembelajaran..
Slide   model pembelajaran..Slide   model pembelajaran..
Slide model pembelajaran..
 
Pertemuan 8 tema, topik, judul
Pertemuan 8 tema, topik, judulPertemuan 8 tema, topik, judul
Pertemuan 8 tema, topik, judul
 
Pertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaranPertemuan 7 penalaran
Pertemuan 7 penalaran
 
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanPertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
 
Pertemuan 4 kata baku-kata-tdk-baku
Pertemuan 4 kata baku-kata-tdk-bakuPertemuan 4 kata baku-kata-tdk-baku
Pertemuan 4 kata baku-kata-tdk-baku
 
Pertemuan 3 medan makna
Pertemuan 3 medan maknaPertemuan 3 medan makna
Pertemuan 3 medan makna
 
Pertemuan penalaran
Pertemuan  penalaranPertemuan  penalaran
Pertemuan penalaran
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 

Pertemuan 6 kohesi dan koherensi

  • 1. KOHESI DAN KOHERENSI Pertemuan 6 Moch. Bayu Firmansyah, S.S 1
  • 2. Mempelajari Bahasa Indonesia dari segi Fonologis, Morfologis, Sintaksis dan Semantik. Seolah-olah Bahasa itu merupakan sesuatu yang terlepas- lepas. Dalam kenyataan komunikasi, hal itu tidak demikian. Kalimat-kalimat berkaitan satu sama lain. Rentetan kalimat itu menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk kesatuan. Kesatuan yang demikian disebut Wacana. Dengan begini, tataran wacana berada di atas kalimat. I 5’ 2
  • 3. Dalam hubungan dengan penggunaan kohesi, selain teks dalam konsep pengertian dalam bahasa tertulis, kohesi juga akan berhubungan dengan konsep wacana yaitu sebagai kesinambungan cerita dengan bahasa yang mudah dan kesinambungan ini ditunjang oleh jalinan informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, wacana didefenisikan sebagai: (1) ucapan, perkataan, tutur; (2) keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan; (3) satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan utuh seperti novel, buku, atau artikel, atau pada pidato, khotbah, dan sebagainya. C 5’ 3
  • 4. “Assalamualaikum?” “Waalaikumsalam!” Antara pembicara dan penjawab sama-sama tahu dengan makna yang khas. Pernyataan/pertanyaan dan jawaban terdapat keruntutan makna, ada pertalian Semantis. Hal demikian dikatakan Koheren. C 5’ 4
  • 5. Konteks Wacana A 15’ Pembicara : Seorang Guru TK Pembicara : Seorang Guru Olahraga SMA Pendengar : Murid-murid TK Pendengar : Murid-murid SMA Tempat : di halaman sekolah Tempat : lapangan basket Waktu : pagi hari waktu istirahat Waktu : Jam olahraga, pagi hari setelah Situasi : Seorang murid melerai dua istirahat kawannya yang berkelahi. Dengan Situasi : Seorang murid dengan sengaja meninju hidung lawan mainnya, jujur, murid pelerai tadi karena merasa malu kalah melaporkan bertanding basket. Oleh kawan- segala yang terjadi, termasuk kawannya tindakan tersebut tindakan melerai itu. Mendengar dilaporkan kepada guru olahraga. laporan murid ini, guru TK berkata, Guru Olahraga mendekat dan “Bagus sekali tindakanmu.” berkata,“Bagus sekali tindakanmu.” B A 5
  • 6. Pada teks A dan teks B jelas berbeda makna. Faktor Usia pembicara juga menimbulkan kewajaran atau ketidak-wajaran suatu ungkapan kalimat. A 5’ 6
  • 7. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam Wacana sehingga tercipta pengertian yang apik atau koheren. Dalam kohesi, kaedah-kaedah yang digunakan adalah berdasarkan penyampaian informasi lama dan informasi baru. Kaedah-kaedah itu adalah seperti kaedah perujukan, kaedah penggantian, kaedah pengguguran, kaedah konjungsi. Wacana juga dicirikan oleh kesinambungan informasi yang diartikan sebagai kesatuan makna. Kesatuan makna dalam wacana ini pula dapat dilihat dari segi makna logik dan makna kohesi. A 5’ 7
  • 8. Perujukan eksoforik Pengertian eksoforik adalah berasal dari kata “ekso” yaitu “keluar” yang berarti apabila kita tidak dapat menemukan rujukan dalam teks maka kita akan keluar dari teks agar dapat memahami teks tersebut. Selain itu perujukan eksoforik ini digunakan untuk merujuk kepada hal-hal yang mempunyai kaitan dengan situasi yang berkembang di depan penutur ataupun pendengar yang menerima pesan ataupun informasi yang telah disampaikan kepadanya. Halliday dan Hasan (1976:8) mengatakan bahwa perujukan eksoforik ini menerangkan tentang situasi yang merujuk kepada sesuatu yang telah diidentifikasi dalam sesuatu konteks bagi sebuah situasi. Sedangkan, Harimurti Kridalaksana (1982) memberikan pengertian bahwa perujukan eksoforik ini adalah hal ataupun fungsi yang menunjukkan kembali kepada sesuatu yang ada di luar daripada sebuah situasi. Hal ini berarti bahwa perujukan eksoforik ini adalah merujuk kepada hal-hal yang di luar daripada konteks. Dalam situasi ini kaedah perujukan eksoforik inilah yang akan digunakan bagi menunjuk sesuatu yang telah berlaku pada saat ujaran itu disampaikan. A 5’ 8
  • 9. Penggantian • Penggantian ini dikenali sebagai substitution. Penggantian adalah pengambilan alihan atau pertukaran bagi sesuatu segmen kata, frasa atau klausa oleh kata ganti yang lainnya. Penggantian ini juga ada penggantian nomina, penggantian verba dan penggantian klausa. A 5’ 9
  • 10. Pengguguran • Ada yang mengatakan bahwa pengguguran ini juga sebagai penghilangan dan juga ia lebih dikenali sebagai elipsis. Pengguguran ini mengandung pengguguran nomina, pengguguran verbal dan pengguguran klausa. A 5’ 10
  • 11. Konjungsi • Konjungsi ini juga dikenali sebagai “conjunction”. Ada konjungsi yang mempunyai kebalikan, tambahan, temporal dan sebab. Contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat berikut ini: • Dengan ini kami beritahukan bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan Bulan Bahasa tahun 1996 kami mengadakan penyuluhan kebahasaan (1). Pesertanya adalah para Kepala Tata Usaha (2). Oleh karena itu, kami memberi kesempatan Saudara untuk mengirimkan nama calon peserta selambat-lambatnya pada tangal 30 September 1996 (3). • Penggunaan konjungsi pada teks di atas dapat ditemukan dalam penggunaan bentuk oleh karena itu dalam kalimat (3). Konjungsi ini menghubungkan kalimat (3) dengan kalimat (2). Dalam hal ini, bentuk konjungsi itu adalah konjungsi antar kalimat. 11 A 5’