2. Mempelajari Bahasa Indonesia dari segi Fonologis,
Morfologis, Sintaksis dan Semantik. Seolah-olah
Bahasa itu merupakan sesuatu yang terlepas-
lepas. Dalam kenyataan komunikasi, hal itu tidak
demikian. Kalimat-kalimat berkaitan satu sama
lain. Rentetan kalimat itu menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain
dan membentuk kesatuan. Kesatuan yang
demikian disebut Wacana. Dengan begini, tataran
wacana berada di atas kalimat.
I 5’ 2
3. Dalam hubungan dengan penggunaan kohesi, selain
teks dalam konsep pengertian dalam bahasa
tertulis, kohesi juga akan berhubungan dengan
konsep wacana yaitu sebagai kesinambungan
cerita dengan bahasa yang mudah dan
kesinambungan ini ditunjang oleh jalinan
informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, wacana didefenisikan sebagai: (1)
ucapan, perkataan, tutur; (2) keseluruhan tutur
yang merupakan satu kesatuan; (3) satuan bahasa
terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk
karangan utuh seperti novel, buku, atau artikel,
atau pada pidato, khotbah, dan sebagainya.
C 5’
3
4. “Assalamualaikum?”
“Waalaikumsalam!”
Antara pembicara dan penjawab sama-sama tahu
dengan makna yang khas. Pernyataan/pertanyaan
dan jawaban terdapat keruntutan makna, ada
pertalian Semantis. Hal demikian dikatakan
Koheren.
C 5’
4
5. Konteks Wacana
A 15’
Pembicara : Seorang Guru TK Pembicara : Seorang Guru Olahraga SMA
Pendengar : Murid-murid TK Pendengar : Murid-murid SMA
Tempat : di halaman sekolah Tempat : lapangan basket
Waktu : pagi hari waktu istirahat Waktu : Jam olahraga, pagi hari setelah
Situasi : Seorang murid melerai dua istirahat
kawannya yang berkelahi. Dengan Situasi : Seorang murid dengan sengaja
meninju hidung lawan mainnya,
jujur, murid pelerai tadi karena merasa malu kalah
melaporkan bertanding basket. Oleh kawan-
segala yang terjadi, termasuk kawannya tindakan tersebut
tindakan melerai itu. Mendengar dilaporkan kepada guru olahraga.
laporan murid ini, guru TK berkata, Guru Olahraga mendekat dan
“Bagus sekali tindakanmu.” berkata,“Bagus sekali
tindakanmu.”
B
A
5
6. Pada teks A dan teks B jelas berbeda makna.
Faktor Usia pembicara juga menimbulkan kewajaran
atau ketidak-wajaran suatu ungkapan kalimat.
A 5’
6
7. Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur
yang satu dengan unsur yang lain dalam Wacana
sehingga tercipta pengertian yang apik atau
koheren.
Dalam kohesi, kaedah-kaedah yang digunakan adalah berdasarkan
penyampaian informasi lama dan informasi baru. Kaedah-kaedah
itu adalah seperti kaedah perujukan, kaedah penggantian, kaedah
pengguguran, kaedah konjungsi. Wacana juga dicirikan oleh
kesinambungan informasi yang diartikan sebagai kesatuan makna.
Kesatuan makna dalam wacana ini pula dapat dilihat dari segi
makna logik dan makna kohesi.
A 5’
7
8. Perujukan eksoforik
Pengertian eksoforik adalah berasal dari kata “ekso” yaitu
“keluar” yang berarti apabila kita tidak dapat menemukan rujukan dalam
teks maka kita akan keluar dari teks agar dapat memahami teks tersebut.
Selain itu perujukan eksoforik ini digunakan untuk merujuk kepada hal-hal
yang mempunyai kaitan dengan situasi yang berkembang di depan penutur
ataupun pendengar yang menerima pesan ataupun informasi yang telah
disampaikan kepadanya.
Halliday dan Hasan (1976:8) mengatakan bahwa perujukan
eksoforik ini menerangkan tentang situasi yang merujuk kepada sesuatu
yang telah diidentifikasi dalam sesuatu konteks bagi sebuah situasi.
Sedangkan, Harimurti Kridalaksana (1982) memberikan pengertian bahwa
perujukan eksoforik ini adalah hal ataupun fungsi yang menunjukkan
kembali kepada sesuatu yang ada di luar daripada sebuah situasi. Hal ini
berarti bahwa perujukan eksoforik ini adalah merujuk kepada hal-hal yang
di luar daripada konteks. Dalam situasi ini kaedah perujukan eksoforik inilah
yang akan digunakan bagi menunjuk sesuatu yang telah berlaku pada saat
ujaran itu disampaikan.
A 5’ 8
9. Penggantian
• Penggantian ini dikenali sebagai substitution.
Penggantian adalah pengambilan alihan atau
pertukaran bagi sesuatu segmen kata, frasa atau
klausa oleh kata ganti yang lainnya. Penggantian ini
juga ada penggantian nomina, penggantian verba
dan penggantian klausa.
A 5’
9
10. Pengguguran
• Ada yang mengatakan bahwa pengguguran ini juga
sebagai penghilangan dan juga ia lebih dikenali
sebagai elipsis. Pengguguran ini mengandung
pengguguran nomina, pengguguran verbal dan
pengguguran klausa.
A 5’
10
11. Konjungsi
• Konjungsi ini juga dikenali sebagai “conjunction”. Ada
konjungsi yang mempunyai kebalikan, tambahan, temporal
dan sebab.
Contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat berikut ini:
• Dengan ini kami beritahukan bahwa dalam rangka
melaksanakan kegiatan Bulan Bahasa tahun 1996 kami
mengadakan penyuluhan kebahasaan (1). Pesertanya adalah
para Kepala Tata Usaha (2). Oleh karena itu, kami memberi
kesempatan Saudara untuk mengirimkan nama calon peserta
selambat-lambatnya pada tangal 30 September 1996 (3).
• Penggunaan konjungsi pada teks di atas dapat ditemukan
dalam penggunaan bentuk oleh karena itu dalam kalimat (3).
Konjungsi ini menghubungkan kalimat (3) dengan kalimat (2).
Dalam hal ini, bentuk konjungsi itu adalah konjungsi antar
kalimat. 11
A 5’