SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
TEKSTUR TANAH

Oleh:
MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI
105040201111091

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang
telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan
Induk,

Iklim,

Organisme,

Topografi,

dan

Waktu.

(Sumber:

http://dasar2

ilmu

tanah.blogspot.com/search/label/Definisi Tanah).
Tanah juga memiliki tekstur. Yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah proporsi relatif
dari partikel pasir, debu, dan liat (jumlahnya 100%). Proporsi tersebut dikelompokkan dalam
kelas tekstur.
Komponen tanah yang ideal adalah:
•

Bahan padat (50%)
-bahan mineral (45%)
-bahan organik (5%)

•

Ruang antar bahan padat (50%)
-air (25%)
-udara (25%)
Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan tumbuh dan berkembang di

atas tanah. Tanah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup. Apabila tidak ada tanah, lalu dimana kita harus berpijak. Mengingat fungsi tanah itu
sendiri yaitu;
-

Sebagai pengendali air
-

Sebagai filter bahan termar

-

Sebagai siklus unsure hara

-

Tanah juga dapat sebagai tempat untuk mempertahankan tanaman dan hewan

-

Sebagai penyangga struktur

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tekstur dari tanah
2. Untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah
3. Untuk mengetahui perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari fisik, kimia, dan
biologinya
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah
5. Untuk mengetahui hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya
6. Untuk mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian

1.3 Manfaat
Kita dapat mengetahui tekstur tanah, macam-macam tekstur tanah, perbedaan tekstur utama
(pasir, debu, liat) dari fisik, kimia, dan biologinya, mengetahui faktor yang mempengaruhi dan
dipengaruhi tekstur tanah, mengetahui hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya dan
mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan bahan
•

Alat

1. Wadah sebagai tempat tanah komposit
•

Bahan

1. Tanah Komposit
2. Air

2.2 Alur kerja

Siapkan alat dan
bahan

Pijat-pijat tanah
dengan jari

Tambahkan tanah
dg air

Analisis presentasi
debu, liat dan pasir

Buatlah gulungan
dari tanah+air

Lekatkan tanah
dengan jari
telunjuk dan ibu
jari

Berikan nama
yang sesuai
2.3 Analisis perlakuan (perbandingan jurnal)

 Penetapan tekstur dengan cara pipet
Dasar Penetapan:
Bahan organic dioksidasi dengan H2O2 dan garam-garam yang mudah larut dihilangkan
dari tanah dengan HCL sambil dipanaskan. Bahan yang tersisa adalah mineral yang terdiri atas
pasir, debu, dan liat.
Pasir dapat dipisahkan dengan cara pengayakan basah, sedangkan debu dan liat
dipisahkan dengan cara pengendapan yang di dasarkan pada hokum Stoke.
Peralatan:
-

Piala gelas 800 ml

-

Penyarik Berkefield

-

Ayakan 500 mikron

-

Gelas ukur 500 ml

-

Pipet 20 ml

-

Pinggan almunium

-

Dispenser 50 ml

-

Gelas ukur 200 ml

-

Stop watch

-

Oven berkipas

-

Pemanas listrik

-

Neraca analitik ketelitian 4 desimal
Pereaksi:
-

H2O2 30%

-

H2O2 10%

-

H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air bebas ion

-

HCL 2N

Encerkan 170 ml HCL 37% teknis dengan air bebas ion dan diimpitkan hingga 1l.
-

Larutan Na4P2O7 4%

Larutkan 40 g Na4P2O7.10 H2O dengan air bebas ion dan diimpitkan 1l.
Cara Kerja:
Timbang 10,00 g contoh tanah ≤ 2 mm, masukkan ke dalam piala gelas 800 ml, ditambah
50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalaman. Keesokan harinya di tambahkan 25 ml H 2O2
30% dipanaskan sampai tidak berbusa, selanjutnya ditambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml
HCL 2N.
Didihkan di atas pemanas listrik selama lebih kurang 10 menit. Angkat dan setelah agak
dingin diencerkan dengan air bebas ion menjadi 700ml, dicuci dengan air bebas ion
menggunakan penyaring Berkefield atau dienap-tuangkan sampai bebas asam, kemudian
ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%.
Pemisahan pasir:
Suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan menggunakan ayakkan 50
mikron sambil di cuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500ml untuk
pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam pinggan
aluminium yang telah diketahhui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot.
Keringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 105 0 C, didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang (berat pasir=A g).
Pemisahan debu dan liat:
Filtrat dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera
dipipet sebanyaj 20 ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrate dikeringkan pada suhu 105 0C
(biasanya 1 malam), di dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu+liat+peptisator = B
g)
Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30 menit
pada suhu kamar. Suspense liat dipipet sebanyak 20 ml pada ke dalaman 5,2 cm dari permukaan
cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspense liat dikeringkan pada suhu 1050
C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat+peptisator = C g).
Perhitungan:
Fraksi pasir

:Ag

Fraksi debu

: 25 (B-C) g

Fraksi liat

: 25 (C-0.0095) g

Jumlah fraksi : A+25 (B-0.0095) g
Pasir (%)

: A/ {A+25 (B-0.0095)} x 100

Debu (%)

: {25 (B-C)}/ {A+25(B- 0,0095)} x 100

Liat (%)

: {25 (C-0,0095)}/ {A+25(B-0,0095)} x 100
Sumber:Sulaeman.2005.Jurnal Tanah.Bogor: Balai Penelitian Tanah

 Metode Penelitian:
Pemilihan pendahuluan dilakukan dengan menentukan lokasi profil pewakil tanah pada
lokasi. Penelitian utama dilakukan dengan jalan mendiskripsikan

profil tanah, kemudian

mengambil cuplikan tiap lapisan tanah yang diperlukan untuk analisis laboratorium.
Berbagai analisis yang dilakukan yaitu; sifat fisik dan kimia tanah antara lain; tekstur
tanah (liat, debu, pasir), berat jenis, berat volume, porositat, C-organik, bahan organic, N-total,
nisbah C/N, kapasitas pertukaran kation, pH (H2O), pH (NaF), retensi fosfat, Fe-ditionit dan Sitotal, Fe-total, al-total.
Perbandingan sifat fisik dan kimia tanah dapat digunakan indeks kemiripan. Mula-mula
semua harga pada horizon diubah menjadi nilai nisbi. Harga sebenarnya yang terbesar diberi
nilai (100) dan nilai yang terkecil diberi nilai (1), nilai yang terletak antara nilai terbesar dan
terkecil dihitung dengan cara (interpolasi). Dengan rumus:
I= (2W/A+B) x 100 %
Keterangan:
I= Indeks kemiripan
W= jumlah nilai nista terkecil diantara dua parameter dari horizon yang dibandingkan.
Adan B= jumlai nilai niisbi dari dua parameter dari horizon yang dibandingkan.
Jika indeks kemiripan (I) mempunyai nilai > 80 , berarti kedua horizon yang
dibandingkan adalah mirip.Bila nilai (I) terletak diantara 50 dan 79 kemiripan kedua horizon
yang dibandingkan diragukan. Sedangkan bila nilai kemiripan (I) < 50, berarti kedua horizon
yang dibandingkan tidak mirip.
Sumber: Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2)(2006) p:101-108
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis tekstur
Setelah melakukan penelitian dengan metode kualitatif yaitu metode feeling didapatkan
bahwa tanah komposit tersebut agak halus ketika di sentuh dengan jari tangan, ketika di tetesi air
dapat menggumpaul. Tanah tersebut dapat dibuat gulungan. Namun ketika dibuat cincin
melingkar, dapat dilakukan tapi pecah. Cincin melingkar yang dihasilkan tidak sempurna.
Dapat disimpulakan bahwa tanah tersebut mengandung komposisi liat: 45%, debu: 40%,
dan pasir: 15%.Sehingga nama dari tanah tersebut adalah Silty Clay.

3.2 Macam-macam tekstur tanah
1.Pasir (Sandy) : pasir >85 %, debu<15%, liat<10%
2.Pasir berlempung (Loam sandy) : pasir 70%-90%, debu <30%, liat <15%
3. Lempung berpasir (Sandy Loam) : pasir 40%-87,5%, debu <50%, liat<20%
4. Lempung (Loam) : pasir 22,5%-52,5%, debu 30%-50%, liat 10%-30%
5. Lempung liat berdebu (Sandy Silt Loam) : pasir <20%, debu 40%- 70%, liat 27,5%-40%
6. Lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam) : pasir 45%-80%, debu<30%, liat 20%-37,5%
7. Lempung berliat (Clay Loam) : pasir 20%-45%, debu 15%- 52,5%, liat 27,5%-40%
8. Lempung berdebu (Silt Loam) : pasir <47,5%, debu 50%-87,5%, liat <27,5%
9. Debu (Silt) : pasir <20%, debu >80%, liat <12,5%
10.Liat berpasir (Sandy Clay) : pasir 45%-62,55, debu <20%, liat 37,5%- 57,5%
11.Liat berdebu (Silty Clay) : pasir <20%, debu 40%-60%, liat 40%-60%
12.Liat (Clay) : pasir <45%, debu< 40%, liat >40%

3.3 Perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari kemampuan fisik, kimia, dan
biologinya
Sifat fisik pisahan tanah:
Perpisahan kasar. Batu, kerikil dan pasir, karena ukurannya, berfungsi sebagai zarah
terpisah. Yang kedua berdiameter lebih dari 2mm dan berbentuk bulat, bersudut (angular), atau
pipih. Pasir dapat berbentuk bulat atau tidak menentu bergangtung dari asahan selama diangkut.
Tidak terdapat pada tanah komposit tersebut. Presentasi pasir sangat sedikit.
Liat dan debu, zarah liat biasanya berbentuk seperti mika dan bila basah sangat plastis.
Bila liat dibasahi dengan air ia mengembang dan menjadi lengket. Bila liat dikeringkan ia
menciut dan banyak menyerap energi. Bila kembali dibasahi, terjadi pengembangan dan pada
saat bersamaan menghasilkan panas. Ini dinamakan panas pembasahan (heat of wetting). Daya
jerap liat terhadap air, gas dan garam sangat tinggi. Makin kecil ukuran zara makin luas
permukaan efektifnya, demikian pula daya jerap mengembang, plastisitasnya, kohesi dan panas
pertukaran menaik dengan cepat. Berbeda dengan liat, zara berukuran debu cenderung
mempunyai ukuran berbeda dan jarang mempunyai permukaan yang halus dan rata. Sebenarnya
mereka itu merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Pisahan debu mempunyai
sedikit sifat plastisitas, kohesi, dan jerapan. Sebenarnya debu tidak banyak berperan. Tanpa pasir
dan/atau debu, liat atau bahan organic secara fisik tidak berarti bagi tanah.
Adanya debu dan liat dalam tanah menyebabkan terciptanya suatu tekstur halus yang
dapat menyebabkan pergerakan air dan udara menjadi lambat. Tanah semacam itu sangat plastis,
menjadi sangat lekat bila basah dank eras membongkah bila kering. Pemuaian dan penciutan
biasanya nyata. Daya menahan air tanah berliat dan berdebu adalah besar.
Dalam tanah komposit tersebut (yang kami teliti) banyak mengandung liat dan debu. Antara
keduanya (liat dan debu) cenderung sama dan sulit dibedakan. Namun presentasi nya lebih
banyak liat dibandingkan dengan debu. Dapat disimpulakn secara fisik tanah komposit tersebut
mudah untuk diolah dan akan banyak vegetasi dan organism yang hidup dalam tanah tersebut.
Karena mengingat penyusunnya yang paling besar adalah tanah liat.

Susunan kimia:
Pasir dan debu pada umumnya adalah kuarsa, secara kimia keduanya tidak aktif. Juga
mineral primer yang mengandung unsure hara tidak banyak berarti ditinjau dari segi penyediaan
unsure hara secara langsung bagi tanaman. Kekecualian terhadap hal diatas ialah mineral primer
berukuran debu mengandung kalium, seperti mika. Mineral ini telah diketahui melepaskan
kalium pada kecepatan yang cukup bagi keperluan tanaman.
Liat berdebu (Silty Clay) yang telah kami teliti tersebut sama dengan liat yang halus
karena penyusun terbanyak kedua yaitu debu, bukan pasir, mengandung susunan kimia sebagai
berikut:
SiO2 : 30,2
Fe 2O3: 17,10
Al2O3 : 22,80
TiO3 : 0,88
CaO

: 0,08

MgO : 1,77
Liat berdebu memperlihatkan bahwa tanah tersebut mudah diolah dan mengandung cukuup
unsure hara yang dibutuhkan tanaman.
Sumber: Joffee, J.S. and r. Kunin.1942. Mechanical Separates and Their Fraction in The Soil
Profile: Pedogenic and Agropedogenic Implications. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 7: 187-193.
Secara Biologi:
Tanah komposit dapat dilihat dari vegetasi yang ada dimana tanah itu diambil. Sehingga
tanah komposit yang kami teliti merupakan tanah yang baik dan subur serta mudah diolah
mengingat tanah tersebut diambil dimana disekitarnya banyak terdapat vegetasi-vegetasi. Hal
tersebut menandakan bahwa tanah tersebut baik untuk dijadikan tempat tumbuh tanaman dan
organism lain.

3.4 Gambar segitiga tekstur
3.5 Faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur
Faktor-faktor yang mempengaruhi tektur tanah adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi tekstur tanah mengingat tanah terbentuk juga karena iklim.
Diantara komponen iklim yang paling berperan dalam curah hujan dan temperature. Proses fisik
dalam pembentukan liat dari mineral-mineral bahan induk tanah, dengan mekanisme identik
proses pelapukan bebatuan telah diuraikan.
2. Organisme
Organism merupakan yang paling berperan dalam mempengaruhi proses genesis dan
perkembangan tekstur tanah. Karena merupakan sumber utama biomass atau bahan organic
tanah.
3. Bahan induk
Jenis bahan induk tanah dapat menentukan sifat fisik maupun kimiawi tanah yang
terbentuk secara endodinamomorf. Tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas terhadap tanah-tanah
yang terbentuk secara ektodinamomorf.
4. Waktu
`Semakin banyak atau lama waktu yang diperlukan tanah maka akan menentukan jenis
dan sifat-sifat tanah serta tekstur tanah.
5. Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan
kecuraman dan bentuk lereng. Peran topografi dalam proses genesis dan perkembangan profil
tanah adalah melalui empat cara, yaitu lewat pengaruhnya dalam menentukan:
1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
2. Kedalaman air tanah
3. Besarnya erosi yang dapat terjadi
Faktor-faktor yang dipengaruhi adalah:
1. Konsistensi
Merupakan suatu ketahanan dari tanah terhadap perubahan bentuk dan tekanan gaya-gaya dari
luar yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan corak. Gaya fisik (kohesi dan
adhesi) yang bekerja dalam tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya.
Dimana konsistensi tersebut dibagi menjadi 3 kadar air tanah antara lain:
•

Konsistensi basah

Konsistensi pada kadar air sekitar kapasitas lapangan (field capacity).
•

Konsistensi lembab

Konsistensi dengan kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara.
•

Konsistensi kering

Konsistensi dengan kadar air pada konsistensi kering udara
(Hardjowigeno, 2007)
2. Kadar air
Tinggi rendahnya kadar dipengaruhi oleh jenis dari fraksi-fraksi yang ada dalam tekstur tanah,
misalnya: tanah liat kadar airnya tinggi dan mampu menahan air, sedangkan pasir kadar airnya
rendah dan kurang mampu menahan air.
3. Organisme
Bahan organic banyak terdapat pada tekstur tanah, karena di dalam tanah terdapat banyak
mikroorganisme yang membuat dan mengolah bahan-bahan tersebut.
(Hardjowigeno, 2007)
4. Perakaran
Akar berperan sebagai jangkar dari tanamn agar dapat berdiri tegak. Misalnya tekstur tanah yang
berpasir mudah ditembus oleh perakaran tanaman, sedangkan testur tanah liat sulit untuk
ditembus oleh perakaran tanaman.
(Rafi’i,1990)
5. Pengolahan
Tekstur tanah yang muda atau yang baik untuk pengolahan tanah khususnya di bidang pertanian
yaitu jika tanah disuatu wilayah tertentu mempunyai kandungan pasir dan liat yang seimbang.
(Rafi’i, 1990)

3.6 Hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya
Tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman yaitu dari fraksi-fraksi
atau partikel-partikel yang dikandung didalamnya,apabila tekstur mencerminkan ukuran partikel
dari fraksi-fraksi tanah ,maka struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikelpartikel primer tanah hingga partikel sekunder. Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh
tekstur terhadap kondisi drinase aerasi tanah.
Apabila struktur merupakan hasil keragaman gaya-gaya fisik(kimiawi dan biologi)yang
bekerja dari dalam tanah maka konsistensi merupakan ketahan tanah terhadap gaya-gaya dari
luar,yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik(kohesi
dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan air. Sedangkan porositas
adalah proporsi ruang pori total (r uang kosong) yang terdapat dalam satuan volum tanah yang
dapat di tempati air dan udara,sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi
tanah.dan tempratur tanah merupakan salah satu factor tumbuh tumbuhan yang penting
sebagaimana halnya air ,udara dan unsur hara,warna tanah juga merupakan sifat fisik,meskipun
tidak berperan penting namun tanah secara tidak langsung berpengaruh lewat dmpaknya
terhadap terhadap temperature dan kelembaban tanah.
Itulah hubungan tekstur tanah dengan sifat fisik lainnya,yaitu berkaitan erat seperti
kapasitas menahan air, kapasitas tukar kation, porositas, kecepatan infiltrasi serta pergerakan air
dan udara dalam tanah.
Dengan demikian tekstur tanah akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap
kecepatan pertumbuhan akar.
Tekstur juga bisa digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi tanah maupun
kesesuaian lahan
3.7 Kajian mengenai pengaruh tekstur dalam usaha pertanian
Tekstur tanah dapat mempengaruhi Lingkungan tanah itu sendiri. Pengaruh tekstur pada
lingkungan tanah adalah:
-Pergerakan dan retensi air
- Pergerakan udara tanah
- Serapan hara dan bahan pencemar (pollutans)
- Mudah tidaknya tanah tersebut diolah

3.8 Data hasil praktikum
Tanah Komposit
Presentase(%)

Nama tanah

Liat

Pasir

Debu

45

40

15

Silty Clay
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa tekstur tanah terdiri dari komposisi pasir, debu,
dan liat. Ketiga komposisi tersebut sangat penting dalam pembentukan tekstur tanah.
Dari hasil praktikum dapat diketahui factor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah :
Iklim, organism, waktu, bahan induk, topografi. Sedangkan factor yang dipengaruhi adalah:
Konsistensi, kadar air, organism, perakaran, dan pengolahan.
Dapat kita ketahui juga bahwa tanah komposit yang kami teliti merupakan jenis tanah Silty
Clay. Tanah tersebut mengandung 45% liat, 40% debu, dan 15%pasir.

4.2 Saran
Praktikum mengenai tekstur, struktur, dan konsistensi tanah ini sanagt bermanfaat bagi
mahasiswa. Untuk lebih mendukung apabila praktikum dilaksanakan langsung di lapang
sehingga praktikum bisa langsung mengaplikasikannya di kehidupan nyata.
DAFTAR PUSTAKA

•

Joffee, J.S. and r. Kunin.1942. Mechanical Separates and Their Fraction in The Soil
Profile: Pedogenic and Agropedogenic Implications. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 7: 187193.

•
•

Sumber: Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2)(2006) p:101-108

More Related Content

What's hot

Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
Rizki Widiantoro
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
UNIMUS
 
Rancangan acak kelompok faktorial
Rancangan acak kelompok faktorialRancangan acak kelompok faktorial
Rancangan acak kelompok faktorial
Arif Hermanto
 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Ade Setiawan
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
diana novitasari
 

What's hot (20)

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
12.analisa regresi
12.analisa regresi12.analisa regresi
12.analisa regresi
 
Instrumentasi pengelolaan limbah cair
Instrumentasi pengelolaan limbah cairInstrumentasi pengelolaan limbah cair
Instrumentasi pengelolaan limbah cair
 
Urea
UreaUrea
Urea
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Air
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Rancangan acak kelompok faktorial
Rancangan acak kelompok faktorialRancangan acak kelompok faktorial
Rancangan acak kelompok faktorial
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
 
Tugas Ilmu Ukur tanah
Tugas Ilmu Ukur tanahTugas Ilmu Ukur tanah
Tugas Ilmu Ukur tanah
 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
Erosi
ErosiErosi
Erosi
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 

Viewers also liked

Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
fahmiganteng
 
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Agus Adipura
 

Viewers also liked (18)

Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu Tanah
 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
 
Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015
Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015
Laporan resmi klimatologi dasar 2014/2015
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 
Laporan praktikum geografi tanah maryam
Laporan praktikum geografi tanah   maryamLaporan praktikum geografi tanah   maryam
Laporan praktikum geografi tanah maryam
 
Cara Uji Tekstur Tanah
Cara Uji Tekstur TanahCara Uji Tekstur Tanah
Cara Uji Tekstur Tanah
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Laporan dit
Laporan ditLaporan dit
Laporan dit
 
Laporan Studi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan
Laporan Studi Pengadaan Tanah untuk PembangunanLaporan Studi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan
Laporan Studi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan
 
91198304 praktikum-3
91198304 praktikum-391198304 praktikum-3
91198304 praktikum-3
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
 
Juknis tanah
Juknis tanahJuknis tanah
Juknis tanah
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 

Similar to Laporan tanah 1 (15)

Semen teknologi bahan
Semen teknologi bahanSemen teknologi bahan
Semen teknologi bahan
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Lampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahLampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanah
 
4.pdf
4.pdf4.pdf
4.pdf
 
Fisika Tanah -- Pertanian
Fisika Tanah -- PertanianFisika Tanah -- Pertanian
Fisika Tanah -- Pertanian
 
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
 
Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
Tekstur
TeksturTekstur
Tekstur
 
Laporan Praktikum Ilmu Tanah
Laporan Praktikum Ilmu TanahLaporan Praktikum Ilmu Tanah
Laporan Praktikum Ilmu Tanah
 
8 sifat fisika tanah 23 juli 07
8 sifat fisika tanah 23 juli 078 sifat fisika tanah 23 juli 07
8 sifat fisika tanah 23 juli 07
 
2. Tanah.pdf
2. Tanah.pdf2. Tanah.pdf
2. Tanah.pdf
 
Kuliah ke-2 Fase Padat Tanah-tekstur.pptx
Kuliah ke-2 Fase Padat Tanah-tekstur.pptxKuliah ke-2 Fase Padat Tanah-tekstur.pptx
Kuliah ke-2 Fase Padat Tanah-tekstur.pptx
 
komponen komponen dan sifat tanah
komponen komponen dan sifat tanahkomponen komponen dan sifat tanah
komponen komponen dan sifat tanah
 
Kul infiltrasi 1
Kul infiltrasi 1Kul infiltrasi 1
Kul infiltrasi 1
 

More from fahmiganteng

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
fahmiganteng
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
fahmiganteng
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
fahmiganteng
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
fahmiganteng
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
fahmiganteng
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
fahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
fahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
fahmiganteng
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
fahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
fahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainase
fahmiganteng
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualLaporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
fahmiganteng
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
fahmiganteng
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
fahmiganteng
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
fahmiganteng
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
fahmiganteng
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
fahmiganteng
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
fahmiganteng
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
fahmiganteng
 

More from fahmiganteng (20)

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainase
 
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktualLaporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 

Laporan tanah 1

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH TEKSTUR TANAH Oleh: MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI 105040201111091 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu. (Sumber: http://dasar2 ilmu tanah.blogspot.com/search/label/Definisi Tanah). Tanah juga memiliki tekstur. Yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah proporsi relatif dari partikel pasir, debu, dan liat (jumlahnya 100%). Proporsi tersebut dikelompokkan dalam kelas tekstur. Komponen tanah yang ideal adalah: • Bahan padat (50%) -bahan mineral (45%) -bahan organik (5%) • Ruang antar bahan padat (50%) -air (25%) -udara (25%) Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan tumbuh dan berkembang di atas tanah. Tanah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Apabila tidak ada tanah, lalu dimana kita harus berpijak. Mengingat fungsi tanah itu sendiri yaitu; - Sebagai pengendali air
  • 3. - Sebagai filter bahan termar - Sebagai siklus unsure hara - Tanah juga dapat sebagai tempat untuk mempertahankan tanaman dan hewan - Sebagai penyangga struktur 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui tekstur dari tanah 2. Untuk mengetahui macam-macam tekstur tanah 3. Untuk mengetahui perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari fisik, kimia, dan biologinya 4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah 5. Untuk mengetahui hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya 6. Untuk mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian 1.3 Manfaat Kita dapat mengetahui tekstur tanah, macam-macam tekstur tanah, perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari fisik, kimia, dan biologinya, mengetahui faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur tanah, mengetahui hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya dan mengetahui pengaruh tekstur tanah dalam usaha pertanian.
  • 4. BAB II METODOLOGI 2.1 Alat dan bahan • Alat 1. Wadah sebagai tempat tanah komposit • Bahan 1. Tanah Komposit 2. Air 2.2 Alur kerja Siapkan alat dan bahan Pijat-pijat tanah dengan jari Tambahkan tanah dg air Analisis presentasi debu, liat dan pasir Buatlah gulungan dari tanah+air Lekatkan tanah dengan jari telunjuk dan ibu jari Berikan nama yang sesuai
  • 5. 2.3 Analisis perlakuan (perbandingan jurnal)  Penetapan tekstur dengan cara pipet Dasar Penetapan: Bahan organic dioksidasi dengan H2O2 dan garam-garam yang mudah larut dihilangkan dari tanah dengan HCL sambil dipanaskan. Bahan yang tersisa adalah mineral yang terdiri atas pasir, debu, dan liat. Pasir dapat dipisahkan dengan cara pengayakan basah, sedangkan debu dan liat dipisahkan dengan cara pengendapan yang di dasarkan pada hokum Stoke. Peralatan: - Piala gelas 800 ml - Penyarik Berkefield - Ayakan 500 mikron - Gelas ukur 500 ml - Pipet 20 ml - Pinggan almunium - Dispenser 50 ml - Gelas ukur 200 ml - Stop watch - Oven berkipas - Pemanas listrik - Neraca analitik ketelitian 4 desimal
  • 6. Pereaksi: - H2O2 30% - H2O2 10% - H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air bebas ion - HCL 2N Encerkan 170 ml HCL 37% teknis dengan air bebas ion dan diimpitkan hingga 1l. - Larutan Na4P2O7 4% Larutkan 40 g Na4P2O7.10 H2O dengan air bebas ion dan diimpitkan 1l. Cara Kerja: Timbang 10,00 g contoh tanah ≤ 2 mm, masukkan ke dalam piala gelas 800 ml, ditambah 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalaman. Keesokan harinya di tambahkan 25 ml H 2O2 30% dipanaskan sampai tidak berbusa, selanjutnya ditambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml HCL 2N. Didihkan di atas pemanas listrik selama lebih kurang 10 menit. Angkat dan setelah agak dingin diencerkan dengan air bebas ion menjadi 700ml, dicuci dengan air bebas ion menggunakan penyaring Berkefield atau dienap-tuangkan sampai bebas asam, kemudian ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%. Pemisahan pasir: Suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan menggunakan ayakkan 50 mikron sambil di cuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500ml untuk pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam pinggan aluminium yang telah diketahhui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot. Keringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 105 0 C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat pasir=A g). Pemisahan debu dan liat:
  • 7. Filtrat dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera dipipet sebanyaj 20 ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrate dikeringkan pada suhu 105 0C (biasanya 1 malam), di dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu+liat+peptisator = B g) Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu kamar. Suspense liat dipipet sebanyak 20 ml pada ke dalaman 5,2 cm dari permukaan cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspense liat dikeringkan pada suhu 1050 C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat+peptisator = C g). Perhitungan: Fraksi pasir :Ag Fraksi debu : 25 (B-C) g Fraksi liat : 25 (C-0.0095) g Jumlah fraksi : A+25 (B-0.0095) g Pasir (%) : A/ {A+25 (B-0.0095)} x 100 Debu (%) : {25 (B-C)}/ {A+25(B- 0,0095)} x 100 Liat (%) : {25 (C-0,0095)}/ {A+25(B-0,0095)} x 100 Sumber:Sulaeman.2005.Jurnal Tanah.Bogor: Balai Penelitian Tanah  Metode Penelitian: Pemilihan pendahuluan dilakukan dengan menentukan lokasi profil pewakil tanah pada lokasi. Penelitian utama dilakukan dengan jalan mendiskripsikan profil tanah, kemudian mengambil cuplikan tiap lapisan tanah yang diperlukan untuk analisis laboratorium. Berbagai analisis yang dilakukan yaitu; sifat fisik dan kimia tanah antara lain; tekstur tanah (liat, debu, pasir), berat jenis, berat volume, porositat, C-organik, bahan organic, N-total, nisbah C/N, kapasitas pertukaran kation, pH (H2O), pH (NaF), retensi fosfat, Fe-ditionit dan Sitotal, Fe-total, al-total.
  • 8. Perbandingan sifat fisik dan kimia tanah dapat digunakan indeks kemiripan. Mula-mula semua harga pada horizon diubah menjadi nilai nisbi. Harga sebenarnya yang terbesar diberi nilai (100) dan nilai yang terkecil diberi nilai (1), nilai yang terletak antara nilai terbesar dan terkecil dihitung dengan cara (interpolasi). Dengan rumus: I= (2W/A+B) x 100 % Keterangan: I= Indeks kemiripan W= jumlah nilai nista terkecil diantara dua parameter dari horizon yang dibandingkan. Adan B= jumlai nilai niisbi dari dua parameter dari horizon yang dibandingkan. Jika indeks kemiripan (I) mempunyai nilai > 80 , berarti kedua horizon yang dibandingkan adalah mirip.Bila nilai (I) terletak diantara 50 dan 79 kemiripan kedua horizon yang dibandingkan diragukan. Sedangkan bila nilai kemiripan (I) < 50, berarti kedua horizon yang dibandingkan tidak mirip. Sumber: Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2)(2006) p:101-108
  • 9. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis tekstur Setelah melakukan penelitian dengan metode kualitatif yaitu metode feeling didapatkan bahwa tanah komposit tersebut agak halus ketika di sentuh dengan jari tangan, ketika di tetesi air dapat menggumpaul. Tanah tersebut dapat dibuat gulungan. Namun ketika dibuat cincin melingkar, dapat dilakukan tapi pecah. Cincin melingkar yang dihasilkan tidak sempurna. Dapat disimpulakan bahwa tanah tersebut mengandung komposisi liat: 45%, debu: 40%, dan pasir: 15%.Sehingga nama dari tanah tersebut adalah Silty Clay. 3.2 Macam-macam tekstur tanah 1.Pasir (Sandy) : pasir >85 %, debu<15%, liat<10% 2.Pasir berlempung (Loam sandy) : pasir 70%-90%, debu <30%, liat <15% 3. Lempung berpasir (Sandy Loam) : pasir 40%-87,5%, debu <50%, liat<20% 4. Lempung (Loam) : pasir 22,5%-52,5%, debu 30%-50%, liat 10%-30% 5. Lempung liat berdebu (Sandy Silt Loam) : pasir <20%, debu 40%- 70%, liat 27,5%-40% 6. Lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam) : pasir 45%-80%, debu<30%, liat 20%-37,5% 7. Lempung berliat (Clay Loam) : pasir 20%-45%, debu 15%- 52,5%, liat 27,5%-40% 8. Lempung berdebu (Silt Loam) : pasir <47,5%, debu 50%-87,5%, liat <27,5% 9. Debu (Silt) : pasir <20%, debu >80%, liat <12,5%
  • 10. 10.Liat berpasir (Sandy Clay) : pasir 45%-62,55, debu <20%, liat 37,5%- 57,5% 11.Liat berdebu (Silty Clay) : pasir <20%, debu 40%-60%, liat 40%-60% 12.Liat (Clay) : pasir <45%, debu< 40%, liat >40% 3.3 Perbedaan tekstur utama (pasir, debu, liat) dari kemampuan fisik, kimia, dan biologinya Sifat fisik pisahan tanah: Perpisahan kasar. Batu, kerikil dan pasir, karena ukurannya, berfungsi sebagai zarah terpisah. Yang kedua berdiameter lebih dari 2mm dan berbentuk bulat, bersudut (angular), atau pipih. Pasir dapat berbentuk bulat atau tidak menentu bergangtung dari asahan selama diangkut. Tidak terdapat pada tanah komposit tersebut. Presentasi pasir sangat sedikit. Liat dan debu, zarah liat biasanya berbentuk seperti mika dan bila basah sangat plastis. Bila liat dibasahi dengan air ia mengembang dan menjadi lengket. Bila liat dikeringkan ia menciut dan banyak menyerap energi. Bila kembali dibasahi, terjadi pengembangan dan pada saat bersamaan menghasilkan panas. Ini dinamakan panas pembasahan (heat of wetting). Daya jerap liat terhadap air, gas dan garam sangat tinggi. Makin kecil ukuran zara makin luas permukaan efektifnya, demikian pula daya jerap mengembang, plastisitasnya, kohesi dan panas pertukaran menaik dengan cepat. Berbeda dengan liat, zara berukuran debu cenderung mempunyai ukuran berbeda dan jarang mempunyai permukaan yang halus dan rata. Sebenarnya mereka itu merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Pisahan debu mempunyai sedikit sifat plastisitas, kohesi, dan jerapan. Sebenarnya debu tidak banyak berperan. Tanpa pasir dan/atau debu, liat atau bahan organic secara fisik tidak berarti bagi tanah. Adanya debu dan liat dalam tanah menyebabkan terciptanya suatu tekstur halus yang dapat menyebabkan pergerakan air dan udara menjadi lambat. Tanah semacam itu sangat plastis, menjadi sangat lekat bila basah dank eras membongkah bila kering. Pemuaian dan penciutan biasanya nyata. Daya menahan air tanah berliat dan berdebu adalah besar.
  • 11. Dalam tanah komposit tersebut (yang kami teliti) banyak mengandung liat dan debu. Antara keduanya (liat dan debu) cenderung sama dan sulit dibedakan. Namun presentasi nya lebih banyak liat dibandingkan dengan debu. Dapat disimpulakn secara fisik tanah komposit tersebut mudah untuk diolah dan akan banyak vegetasi dan organism yang hidup dalam tanah tersebut. Karena mengingat penyusunnya yang paling besar adalah tanah liat. Susunan kimia: Pasir dan debu pada umumnya adalah kuarsa, secara kimia keduanya tidak aktif. Juga mineral primer yang mengandung unsure hara tidak banyak berarti ditinjau dari segi penyediaan unsure hara secara langsung bagi tanaman. Kekecualian terhadap hal diatas ialah mineral primer berukuran debu mengandung kalium, seperti mika. Mineral ini telah diketahui melepaskan kalium pada kecepatan yang cukup bagi keperluan tanaman. Liat berdebu (Silty Clay) yang telah kami teliti tersebut sama dengan liat yang halus karena penyusun terbanyak kedua yaitu debu, bukan pasir, mengandung susunan kimia sebagai berikut: SiO2 : 30,2 Fe 2O3: 17,10 Al2O3 : 22,80 TiO3 : 0,88 CaO : 0,08 MgO : 1,77 Liat berdebu memperlihatkan bahwa tanah tersebut mudah diolah dan mengandung cukuup unsure hara yang dibutuhkan tanaman. Sumber: Joffee, J.S. and r. Kunin.1942. Mechanical Separates and Their Fraction in The Soil Profile: Pedogenic and Agropedogenic Implications. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 7: 187-193.
  • 12. Secara Biologi: Tanah komposit dapat dilihat dari vegetasi yang ada dimana tanah itu diambil. Sehingga tanah komposit yang kami teliti merupakan tanah yang baik dan subur serta mudah diolah mengingat tanah tersebut diambil dimana disekitarnya banyak terdapat vegetasi-vegetasi. Hal tersebut menandakan bahwa tanah tersebut baik untuk dijadikan tempat tumbuh tanaman dan organism lain. 3.4 Gambar segitiga tekstur
  • 13. 3.5 Faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi tekstur Faktor-faktor yang mempengaruhi tektur tanah adalah: 1. Iklim Iklim dapat mempengaruhi tekstur tanah mengingat tanah terbentuk juga karena iklim. Diantara komponen iklim yang paling berperan dalam curah hujan dan temperature. Proses fisik dalam pembentukan liat dari mineral-mineral bahan induk tanah, dengan mekanisme identik proses pelapukan bebatuan telah diuraikan. 2. Organisme Organism merupakan yang paling berperan dalam mempengaruhi proses genesis dan perkembangan tekstur tanah. Karena merupakan sumber utama biomass atau bahan organic tanah. 3. Bahan induk Jenis bahan induk tanah dapat menentukan sifat fisik maupun kimiawi tanah yang terbentuk secara endodinamomorf. Tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas terhadap tanah-tanah yang terbentuk secara ektodinamomorf. 4. Waktu `Semakin banyak atau lama waktu yang diperlukan tanah maka akan menentukan jenis dan sifat-sifat tanah serta tekstur tanah. 5. Topografi Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peran topografi dalam proses genesis dan perkembangan profil tanah adalah melalui empat cara, yaitu lewat pengaruhnya dalam menentukan: 1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah 2. Kedalaman air tanah
  • 14. 3. Besarnya erosi yang dapat terjadi Faktor-faktor yang dipengaruhi adalah: 1. Konsistensi Merupakan suatu ketahanan dari tanah terhadap perubahan bentuk dan tekanan gaya-gaya dari luar yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan corak. Gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja dalam tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Dimana konsistensi tersebut dibagi menjadi 3 kadar air tanah antara lain: • Konsistensi basah Konsistensi pada kadar air sekitar kapasitas lapangan (field capacity). • Konsistensi lembab Konsistensi dengan kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara. • Konsistensi kering Konsistensi dengan kadar air pada konsistensi kering udara (Hardjowigeno, 2007) 2. Kadar air Tinggi rendahnya kadar dipengaruhi oleh jenis dari fraksi-fraksi yang ada dalam tekstur tanah, misalnya: tanah liat kadar airnya tinggi dan mampu menahan air, sedangkan pasir kadar airnya rendah dan kurang mampu menahan air. 3. Organisme Bahan organic banyak terdapat pada tekstur tanah, karena di dalam tanah terdapat banyak mikroorganisme yang membuat dan mengolah bahan-bahan tersebut. (Hardjowigeno, 2007)
  • 15. 4. Perakaran Akar berperan sebagai jangkar dari tanamn agar dapat berdiri tegak. Misalnya tekstur tanah yang berpasir mudah ditembus oleh perakaran tanaman, sedangkan testur tanah liat sulit untuk ditembus oleh perakaran tanaman. (Rafi’i,1990) 5. Pengolahan Tekstur tanah yang muda atau yang baik untuk pengolahan tanah khususnya di bidang pertanian yaitu jika tanah disuatu wilayah tertentu mempunyai kandungan pasir dan liat yang seimbang. (Rafi’i, 1990) 3.6 Hubungan tekstur dengan fisik tanah lainnya Tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman yaitu dari fraksi-fraksi atau partikel-partikel yang dikandung didalamnya,apabila tekstur mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah ,maka struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikelpartikel primer tanah hingga partikel sekunder. Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drinase aerasi tanah. Apabila struktur merupakan hasil keragaman gaya-gaya fisik(kimiawi dan biologi)yang bekerja dari dalam tanah maka konsistensi merupakan ketahan tanah terhadap gaya-gaya dari luar,yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik(kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan air. Sedangkan porositas adalah proporsi ruang pori total (r uang kosong) yang terdapat dalam satuan volum tanah yang dapat di tempati air dan udara,sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah.dan tempratur tanah merupakan salah satu factor tumbuh tumbuhan yang penting sebagaimana halnya air ,udara dan unsur hara,warna tanah juga merupakan sifat fisik,meskipun
  • 16. tidak berperan penting namun tanah secara tidak langsung berpengaruh lewat dmpaknya terhadap terhadap temperature dan kelembaban tanah. Itulah hubungan tekstur tanah dengan sifat fisik lainnya,yaitu berkaitan erat seperti kapasitas menahan air, kapasitas tukar kation, porositas, kecepatan infiltrasi serta pergerakan air dan udara dalam tanah. Dengan demikian tekstur tanah akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kecepatan pertumbuhan akar. Tekstur juga bisa digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi tanah maupun kesesuaian lahan 3.7 Kajian mengenai pengaruh tekstur dalam usaha pertanian Tekstur tanah dapat mempengaruhi Lingkungan tanah itu sendiri. Pengaruh tekstur pada lingkungan tanah adalah: -Pergerakan dan retensi air - Pergerakan udara tanah - Serapan hara dan bahan pencemar (pollutans) - Mudah tidaknya tanah tersebut diolah 3.8 Data hasil praktikum Tanah Komposit Presentase(%) Nama tanah Liat Pasir Debu 45 40 15 Silty Clay
  • 17. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa tekstur tanah terdiri dari komposisi pasir, debu, dan liat. Ketiga komposisi tersebut sangat penting dalam pembentukan tekstur tanah. Dari hasil praktikum dapat diketahui factor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah : Iklim, organism, waktu, bahan induk, topografi. Sedangkan factor yang dipengaruhi adalah: Konsistensi, kadar air, organism, perakaran, dan pengolahan. Dapat kita ketahui juga bahwa tanah komposit yang kami teliti merupakan jenis tanah Silty Clay. Tanah tersebut mengandung 45% liat, 40% debu, dan 15%pasir. 4.2 Saran Praktikum mengenai tekstur, struktur, dan konsistensi tanah ini sanagt bermanfaat bagi mahasiswa. Untuk lebih mendukung apabila praktikum dilaksanakan langsung di lapang sehingga praktikum bisa langsung mengaplikasikannya di kehidupan nyata.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA • Joffee, J.S. and r. Kunin.1942. Mechanical Separates and Their Fraction in The Soil Profile: Pedogenic and Agropedogenic Implications. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 7: 187193. • • Sumber: Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2)(2006) p:101-108