SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planet bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan memang lebih kecil
dibandingkan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan
air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan
seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik
untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industry, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk
keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat.
Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal
karena air sudah banyak yang tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia,
baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industry dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal
ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh berbagai hasil kegiatan manusia dan menghasilkan
adanya limbah cair.
B. RumusanMasalah
a. Apakah pengertian dari air?
b. Apakah pengertian dari limbah cair?
c. Apa sajakah parameter kesehatan air dan limbah cair?
d. Apa saja instrumentasi pada air dan limbah cair?
e. Bagaimanakah cara pengolahan limbah cair?
C. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian air.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian limbah cair.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui parameter kesehatan air dan limbah cair.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui instrumentasi pada air dan limbah cair.
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan limbah cair?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Bersih
a. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air lautdan air
fosil. (PP No. 8 Tahun 2001)
b. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990)
B. Pengertian Limbah Cair
a. Limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan.
(Keputusan Menperindang RI No. 231/MPP/KEP/7/1997 Pasal 1)
b. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan (Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Pasal 1 Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995)
C. A. Parameter Kesehatan Air
Permenkes RI Nomor 416/MENKES/PER//1990 tentang persyaratan kualitas air bersih.
N
o.
Parameter Satuan
Kadar Max
yang
diperbolehkan
Alat Cara Kerja*
Fisika
1. Bau - - Indra Penciuman -
2.
Jumlahzatpadatter
larut (TDS)
mg/l
1.500
3. Kekeruhan
Skala
NTU
25 Turbidimeter (A)
4. Rasa - - Indera Pengecap -
5. Suhu o
C
Suhu Udara (
+- 3 OC)
Termometer (B)
6. Warna
Skala
TCU
50 Kalorimeter /
spektofotometer
(C) / (D)
Kimia
a. Kimia
anorganik
1. Air raksa mg/l 0,001 AAS (E)
2. Arsen mg/l
0,05 Spektrofotometer,
AAS
(D) / (E)
3. Besi mg/l
1,0 Spektrofotometer,
AAS
(D) / (E)
4. Flourida mg/l 1,5 Spektrofotometer (D)
5. Kadmium mg/l 0,005 AAS (E)
6.
Kesadahan
(CaCO3)
mg/l
500
7. Khlorida mg/l 600 Buret (F)
8.
Kromium, valensi
6
mg/l
0,05
9. Mangan mg/l
0,5 Spektrofotometer,
AAS
(D) / (E)
10
.
Nitrat, sebagaiN mg/l
10 Spektrofotometer (D)
11
.
Nitritsebagai N mg/l
1,0 Spektrofotometer (D)
12
.
pH mg/l
6,5-9,0 pH meter (G).
13
.
Selenium mg/l
0,01 Spektrofotometer,
AAS
(D) / (E)
14
.
Seng mg/l
15 Spektrofotometer,
AAS
(D) / (E)
15
.
Sianida mg/l
0,1 Spektrofotometer,
AAS
(D) / (E)
16
.
Sulfat mg/l
400 Timbangananalitik (H)
17
.
Timbal mg/l
0,05 AAS (E)
b. Kimia organik - AAS (E)
1. AldrindanDieldrin mg/l
0,0007 Kromatografi Gas
(GC), HPLC,
Kromatografilapis
tipis (TLC)
(J)
2. Benzena mg/l 0,01
3. Benzo(a)pyrene mg/l 0,00001
4.
Chlordane (total
isomer)
mg/l
0,007
5. Chloroform mg/l 0,03
6. 2,4-D mg/l 0,10
7. DDT mg/l
0,03 Kromatografi Gas
(GC), HPLC,
Kromatografilapis
tipis (TLC)
8. Detergen mg/l 0,5
9. 1,2 Dicloroethane mg/l 0,01
10
.
1,1Dicloroethane mg/l
0,0003
11
.
Hepatachlordan
Heptachlor
epoxide
mg/l
0,003 Kromatografi Gas
(GC), HPLC,
Kromatografilapis
tipis (TLC)
12
.
Hexachlorobenze
na
mg/l
0,00001
13
.
Gamma-HCH
(Lindane)
mg/l
0,004
14
.
Methoxychlor mg/l
0,004
15
.
Pentacholorpheno
l
mg/l
0,10
16
.
Pestisida total mg/l
0,01
17
.
2.4.6
trichhlorophenol
mg/l
0,10
18
.
ZatOrganik
(KMnO4)
mg/l
0,01
Biologi
1. Koliformtinja
Jumlahoer
100 ml
50 Tabel MPN (I)
2. Total koliform Jumlah 10
per 100
ml
*Keterangan Cara Kerja :
(A) Cara kerja turbidimeter :
1. Menyimpan sampel dan standar pada botol kecil atau botol sampel.
2. Sebelum alat digunakan harus di set, dimana angka yang tertera pada layar harus nol atau dalam
keadaan netral.
3. Melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan menyesuaikan nilai
pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar
Turbidimeter sesuai dengan nilai standar.
4. Sampel dimasukkan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada Turbidimeter.
5. Hasilnya dapat langsung dibaca skala kekeruhan tertera pada layar dengan jelas.
6. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan agar pengukuran tepat dan valid.
(B) Cara kerja suhu :
Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm.
(C) Cara kerja spektofotometer:
Melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet.
(D) Cara kerja Kalorimeter :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang datar serta nyaman.
3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat.
4. Meminimalkan neraca sampaibernilai nol (0).
5. Mengatur beban pada neraca sampaiseimbang.
6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya.
7. Mengisi air pada kalori meter.
8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air
9. Mengukur suhu air pada kalorimeter
10. Menimbang gelas beker (Gelaskimia)
11. Masukkan air pada calorimeter ke dalam gelas kimia
12. Mempersiapkan alat pendidih
13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air
14. Menimbang air yang sudah mendidih
15. Mengukur suhu air panas
16. Memindahkan air panas ke dalam kalorimeter
17. Mengaduk air panas pada calorimeter sebanyak 30 kali
18. Mengukur suhu air yang telah diaduk
19. Mencatat hasil pengamatan
(E) Cara kerja Atomic Absorbtion Spektrophotometer (AAS)
1. Pertama-tama gas dibuka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan
komputer secara berurutan.
2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin
mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.
3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang
dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan
berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau
ditambahkan dengan mudah.
4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan
dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang
dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ;
unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap
digunakan untuk mengukur logam.
9. Pada menu measurements pilih measure sample.
10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1
ppm hingga data keluar.
11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3
ppm dan 9 ppm.
12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko,
hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris
menu dengan mengklik file lalu print.
16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10
menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS,
kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.
(F) Cara kerja buret :
Setelah bahan yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer tepat di
bawah buret. tangan kiri memegang Erlenmeyer, sedang tangan kanan mengontrol kran buret agar
aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah indikator analisa
menampakan warnanya,biasanya titrasi dianggap selesai. Selanjutnya tinggal menghitung berapa
banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera pada
buret.
(G) Cara kerja pH meter :
Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm.
(H) Cara kerja timbangan analitik :
1. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut.
2. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbang.
(I) Cara kerja tabel MPN :
Dengan cara menccokkan jumlah bakteri positif yang terdapat pada suatu larutan dengan angka
yang ada di dalam tabel MPN.
(J) Cara kerja Kromatografi Gas :
B. Parameter Limbah cair
Baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi menurut Keputusan Menteri
Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1992 :
No. Parameter Satuan
GolonganBakuMutu Air Limbah
I II III IV
FISIKA
1. Temperatur o
C 35 38 40 45
2. Zat padat terlarut mg/l 1500 2000 4000 50000
3. Zat padat tersuspensi mg/l 100 200 400 500
KIMIA
1. pH - 6-9 6-9 6-9 5-9
2. Besi terlarut mg/l 1 5 10 20
3. Mangan terlarut mg/l 0,5 2 5 10
4. Barium mg/l 1 2 3 5
5. Tembaga mg/l 1 2 3 5
6. Seng mg/l 2 5 10 15
7. Khrom hexavalent mg/l 0,05 0,1 0,5 1
8. Khrom total mg/l 0,1 0,5 1 2
9. Kadmium mg/l 0,01 0,05 0,1 0,5
10. Raksa mg/l 0,001 0,002 0,005 0,01
11. Timbal mg/l 0,03 0,1 1 2
12. Stanum mg/l 1 2 3 5
13. Arsen mg/l 0,05 0,1 0,5 1
14. Selenium mg/l 0,01 0,05 0,5 1
15. Nikel mg/l 0,1 0,2 0,5 1
16. Kobalt mg/l 0,2 0,4 0,6 1
17. Sianida mg/l 0,02 0,05 0,5 1
18. Sulfida mg/l 0,01 0,05 0,1 1
19. Flourida mg/l 1,5 2 3 5
20. Khlorin bebas mg/l 0,5 1 2 5
21. Amoniak bebas mg/l 0,02 1 5 20
22. Nitrat mg/l 10 20 30 50
23. Nitrit BOD6 mg/l 20 50 150 300
24. COD mg/l 40 100 300 600
25. Senyawa aktif
birumetilen
mg/l 0,5 5 10 15
26. Fenol mg/l 0,01 0,5 1 2
27. Minyak nabati mg/l 1 5 10 20
28. Minyak mineral mg/l 1 10 50 100
D. Instrumentasi pada air dan limbah cair.
Selain pada parameter, air dan limbah cair mempunyai banyak instrumrentasi lainnya,
diantaranya :
No Nama Alat Fungsi Cara Kerja
1. Shock T Untuk menyambung 3
pipa.
Sambungkan pada pipa pralon
2. Shock Drat Dalam Untuk penyambungan Pasangkan pada pralon
3. Sock L Untuk membelokkan
aliran
Sambungkan padapralon yang akan di
pasangkan
4. Shock Kran Untuk
menghentikan/memutus
aliran.
Putar bagian atas shock kran bila ingin
menghentikan aliran air dari sumber.
5. Batu Zeolit Untuk penyaringan air Susunlah batu-batu tersebut pada suatu
tempat yang akan dijadikan untuk tempat
penyaringan air.
6. Arang aktif Untuk penyaringan dan
mengurangi bau pada
air.
Susunlah arang aktif tersebut pada suatu
tempat yang akan dijadikan untuk tempat
penyaringan air.
7. Pasir Kuarsa Untuk penyaringan air. Susunlah pasir tersebut pada suatu tempat
yang akan dijadikan untuk tempat
penyaringan air.
8. Tawas Untuk penjernihan air
memakai bahan kimia
1. Endapkan (Penjernihan)
Air kotor yang hendak dipakai
diendapkan dalam sebuah tendon
besar,dan sediakan tawas ½ sendok
makan halus untuk setiap 20 liter air.
Aduk air dan tawas tersebut 5 menit
saja. Setelah 10-20 menit akan
terlihat hasilnya. Kotoran akan
mengendap di bawah, dan air dapat
dipakai. Jika ini di lakukan, kira-kira
80% bakteri akan mati dan air aman
digunakan.
2. Gunakan Aquatabs (sterilisasi)
Air yang telah diendapkan masih
mungkin mengandung 20% bakteri di
dalam air. Untuk memusnahkannya
dapat menggunakan Aquatabs.
Campur air yang telah disaring
tersebut dan biarkan selama 30 menit.
Aquatabs ini berbentuk tablet dan
mengandung kaporit (70% khlor
aktif) yang dapat mematikan bakteri.
Seluruh bakteri dalam air akan
terbakar dan mati dan mampu
mengurangi kadar besi dan mangan
dalam air. Campur setiap satu tablet
Aquatabs 8,5 miligram ke dalam 2,5-
5 liter air bersih.
Kedua cara tersebut tidak dapat
menyaring logam berat selain
Besi(Fe) dan Mangan(Mn), jadi air
tetap tidak layak minum.
9. Resin Untuk menambah zat
besi dalam air.
Masukan resin pada air secukuonya
10
.
Yeolit Media pengolahan air. Susunlah batu-batu tersebut pada suatu
tempat yang akan di jadikan untuk tempat
penyaringan air.
11
.
Spektor Fotometer Untuk pemeriksaan
parameter kimia air.
Melewatkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu pada suatu obyek
kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
12
.
Turbidimeter Digunakan untuk
menguji kekeruhan.
Turbidimeter umum
yang sering dipakai
sekarang. Ada yang
1. Menyimpan sampel dan standar pada
botol kecil atau botol sampel.
2. Sebelum alat digunakan harus di set,
dimana angka yang tertera pada layar
harus nol atau dalam keadaan netral.
disebut sebagai Bench
Top, Portable, dan On-
line Instruments.
3. Melakukan pengukuran dengan
menyesuaikan nilai pengukuran
dengan menyesuaikan nilai
pengukuran dengan cara memutar
tombol pengatur hingga nilai yang
tertera pada layar Turbidimeter sesuai
dengan nilai standar.
4. Sampel dimasukkan pada tempat
pengukuran sampel yang ada pada
Turbidimeter.
5. Hasilnya dapat langsung dibaca skala
kekeruhan tertera pada layar dengan
jelas.
6. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak
tiga kali pengulangan agar
pengukuran tepat dan valid.
13
.
Yart test Alat untuk menentukan
dosis koagulan (tawas)
Tekan tombol power , nyalakan
lampunya.
14
.
BOD Indikator Alat untuk menyimpan
specimen atau media.
Botol oksigen dimasukkan dalam BOD
Incubator lalu dieramkan selama kurang
lebih 5 hari.
15
.
Water Bath Digunakan untuk
inkubasi pada analisis
mikrobiologi, serta
digunakan untuk
melebur basis,
menguapkan ekstrak.
Steker dihidupkan, dipilih suhu
(Temperatur) yang diinginkan (jika
memungkinkan) dan atur.
16
.
Botol oksigen Alat untuk pemeriksaan
kadar BOD.
Masukkan cairan dalam botol dari
praktikum BOD.
17
.
Corong Menyaring cairan kimia Letakkan corong pada mulut botol dan
kemudian dapat dimasukkan cairan atau
lainnya yang akan dimasukkan dalam
botol.
18
.
Gelas ukur Mengukur volume
larutan.
Masukkan larutan yang akan diukur ke
dalam gelas ukur lalu lakukanlah
pengukuran larutan tersebut.
19
.
Labu erlemenyer Menyimpan dan
memanaskan larutan
dab menampung filtrate
hasil penyaringan.
Tuangkan media padat/cair yang akan
diteliti ke dalam labu erlenmeyer.
20
.
COD Reaktor Pemeriksaan limbah
dengan suhu 150
derajat C
Tabung dimasukkan ke dalam alat
disetting sesuai yang dikehendaki
21
.
Inkubator Alat untuk pengeraman
sampel/media yang
akan di teliti.
Masukkan media yang akan diteliti ke
dalam Inkubator
22
.
Chlorine Defuser Untuk mencegah
maupun menanggulangi
pencemar bakteri
dengan indikator E.
Coli baik E. Coli Tinja
atau Coliform.
 Pemasangan pada sumur gali dengan
kerekan timba: Pasang chlorine
diffuser menggunakan tali merapat
dinding sumur hingga setengah
kedalaman sumur. Ikatkan ujung pada
tiang penimba atau paku yang
menempel pada bibir sumur.
 Pemasangan pada bak penampung air
: Clorine diffuser dipasang pada
setengah ketinggian/kedalaman bak
bagian dalam
 Pemasangan pada sumur gali yang
dilengkapi pompa listrik : Chlorine
diffuser dipasang didekat footklep
pada ujung pipa hisap.
23
.
pH meter Alat elektronik yang
digunakan untuk
mengukur pH
Dicelupkan dalam cairan dengan
kedalaman 5 cm.
(keasaman atau
alkalinitas) dari cairan
(meskipun probe
khusus terkadang
digunakan untuk
mengukur pH zat semi
padat). Sebuah pH
meter khas terdiri dari
probe pengukuran
khusus atau elektroda
yang terhubung ke
meteran elektrolit yang
mengukur dan
menampilkan
pembacaan pH.
E. Pengolahan air limbah
Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan pengolahan limbah namun tidak semua jenis kegiatan
dipraktekkan, mungkin dengan kombinasi dari beberapa kegiatan saja limbah susah bebas polusi.
Adapun jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dalam diurai kan dalam tabel:
No JenisKegiatan Peralatan Gambar Tujuanpengolahan
1. Penyaringan Barscreen dan
mackskasar
Untuk menyaring bahan
kasar dan padat.
2. Menangkap
pasir
Grit chamber Menhilangkan pasir dan
koral.
3. Menangkap
lemak dan buih
Skimmer &
greasetrap
Memisahkan bahan- bahan
terapung
4. Perataan air Tangki
ekualisasi
Meratakan konsentrasi
5. Netralisasi Bahan kimia Menetralkan air
6. Pengendapan Tangki
pengendap
Mengendapkan lumpur
dengan bahan kimia
7. Pengapungan Tangki
pengapung
Menghilangkan senyawa
terlarut dengan bantuan
udara
8. Lumpraktif Bak (kolam) Menghilangkan larutan
organic biologis
9. Trickling filter Saringan Menghilangkan larutan
organic biologis
10. Aerasi Tangki dan
kompresor
Menghilangkan larutan
organik
11. Karbonaktif Saringandenga
nkarbonaktif
Menghilangkan senyawa
organic yang tidak dapat
terurai
12. Pengendapan
kimia
Tangki
pengendap dan
bahan kimia
Mengendapkan bahan kimia
13 Nitrifikasi Menara Menghilangkan nitrat dan
nitrit
14 Chlorinasi Bahan kimia Menghancurkan bakteri
patogen
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut PP No 8 Tahun 2001, air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan
tanah, kecuali air laut dan air fosil. Sedangkan limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang
dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
Air dan limbah cair memiliki parameter kesehatan masing-masing yaitu menurut PP No 8 Tahun
2001, parameter air terdiri dari fisik, kimia, biologi, dan mikrobiologi serta parameter limbah cair yaitu
menurut Keputusan Menteri Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1992 terdiri dari fisika dan
kimia.
Instrumentasi dalam air dan limbah cair diantaranya penyaringan, pH meter, dan lain-lain.
Instrumentasi tersebut berguna untuk pengolahan limbah cair.

More Related Content

What's hot

Sop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medisSop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medisYadiSupriyadi20
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Gilang Rupaka
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasDR Irene
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumSuryanata Kesuma
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitanwar marzuki
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriNovita Anggraini
 
Program kesling di puskesmas
Program kesling di puskesmasProgram kesling di puskesmas
Program kesling di puskesmasJoni Iswanto
 

What's hot (20)

SOP BENDA TAJAM.docx
SOP BENDA TAJAM.docxSOP BENDA TAJAM.docx
SOP BENDA TAJAM.docx
 
Sop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medisSop sterilisasi alat medis
Sop sterilisasi alat medis
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
Mekanisme dan dampak pencemaran air
Mekanisme dan dampak pencemaran airMekanisme dan dampak pencemaran air
Mekanisme dan dampak pencemaran air
 
Jamban
JambanJamban
Jamban
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
 
monitoring-pollutants
monitoring-pollutantsmonitoring-pollutants
monitoring-pollutants
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakit
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Program kesling di puskesmas
Program kesling di puskesmasProgram kesling di puskesmas
Program kesling di puskesmas
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 

Similar to Instrumentasi pengelolaan limbah cair

F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)deden marwan
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangIrJum Jaya
 
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahdasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahbagusbuko
 
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapa
Portofolio PPPA  pada industri pengolahan tepung kelapaPortofolio PPPA  pada industri pengolahan tepung kelapa
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapamsubhan7
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulanghabib fahmi
 
1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf
1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf
1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdfAriSutrisno5
 
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdfPermen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdflilyoktavia2
 
Portofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptxPortofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptxjumawanalexa
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPeople Power
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 

Similar to Instrumentasi pengelolaan limbah cair (20)

Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003
 
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
F kepmen lh_115_2003_pedoman_penentuan_status_mutu_air(1)
 
Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003Kepmen no 115 tahun 2003
Kepmen no 115 tahun 2003
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
 
PPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptxPPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptx
 
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahdasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Ringkasan Jurnal
Ringkasan JurnalRingkasan Jurnal
Ringkasan Jurnal
 
Tugas uts kimia
Tugas uts kimiaTugas uts kimia
Tugas uts kimia
 
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapa
Portofolio PPPA  pada industri pengolahan tepung kelapaPortofolio PPPA  pada industri pengolahan tepung kelapa
Portofolio PPPA pada industri pengolahan tepung kelapa
 
Depot air isi ulang
Depot air isi ulangDepot air isi ulang
Depot air isi ulang
 
PERUMAHAN (1).pptx
PERUMAHAN (1).pptxPERUMAHAN (1).pptx
PERUMAHAN (1).pptx
 
1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf
1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf
1 Identifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah.pdf
 
Bab10 semi komunal
Bab10 semi komunalBab10 semi komunal
Bab10 semi komunal
 
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdfPermen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
Portofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptxPortofolio PPPA.pptx
Portofolio PPPA.pptx
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Limbah industri
Limbah industriLimbah industri
Limbah industri
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 

Instrumentasi pengelolaan limbah cair

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Planet bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan memang lebih kecil dibandingkan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industry, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal karena air sudah banyak yang tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industry dan kegiatan-kegiatan lainnya. Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh berbagai hasil kegiatan manusia dan menghasilkan adanya limbah cair. B. RumusanMasalah a. Apakah pengertian dari air? b. Apakah pengertian dari limbah cair? c. Apa sajakah parameter kesehatan air dan limbah cair? d. Apa saja instrumentasi pada air dan limbah cair? e. Bagaimanakah cara pengolahan limbah cair? C. Tujuan a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian air. b. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian limbah cair. c. Agar mahasiswa dapat mengetahui parameter kesehatan air dan limbah cair. d. Agar mahasiswa dapat mengetahui instrumentasi pada air dan limbah cair. e. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan limbah cair?
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Air Bersih a. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air lautdan air fosil. (PP No. 8 Tahun 2001) b. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990) B. Pengertian Limbah Cair a. Limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan. (Keputusan Menperindang RI No. 231/MPP/KEP/7/1997 Pasal 1) b. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Pasal 1 Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995) C. A. Parameter Kesehatan Air Permenkes RI Nomor 416/MENKES/PER//1990 tentang persyaratan kualitas air bersih. N o. Parameter Satuan Kadar Max yang diperbolehkan Alat Cara Kerja* Fisika 1. Bau - - Indra Penciuman - 2. Jumlahzatpadatter larut (TDS) mg/l 1.500 3. Kekeruhan Skala NTU 25 Turbidimeter (A) 4. Rasa - - Indera Pengecap - 5. Suhu o C Suhu Udara ( +- 3 OC) Termometer (B) 6. Warna Skala TCU 50 Kalorimeter / spektofotometer (C) / (D) Kimia
  • 3. a. Kimia anorganik 1. Air raksa mg/l 0,001 AAS (E) 2. Arsen mg/l 0,05 Spektrofotometer, AAS (D) / (E) 3. Besi mg/l 1,0 Spektrofotometer, AAS (D) / (E) 4. Flourida mg/l 1,5 Spektrofotometer (D) 5. Kadmium mg/l 0,005 AAS (E) 6. Kesadahan (CaCO3) mg/l 500 7. Khlorida mg/l 600 Buret (F) 8. Kromium, valensi 6 mg/l 0,05 9. Mangan mg/l 0,5 Spektrofotometer, AAS (D) / (E) 10 . Nitrat, sebagaiN mg/l 10 Spektrofotometer (D) 11 . Nitritsebagai N mg/l 1,0 Spektrofotometer (D) 12 . pH mg/l 6,5-9,0 pH meter (G). 13 . Selenium mg/l 0,01 Spektrofotometer, AAS (D) / (E) 14 . Seng mg/l 15 Spektrofotometer, AAS (D) / (E) 15 . Sianida mg/l 0,1 Spektrofotometer, AAS (D) / (E) 16 . Sulfat mg/l 400 Timbangananalitik (H) 17 . Timbal mg/l 0,05 AAS (E) b. Kimia organik - AAS (E) 1. AldrindanDieldrin mg/l 0,0007 Kromatografi Gas (GC), HPLC, Kromatografilapis tipis (TLC) (J)
  • 4. 2. Benzena mg/l 0,01 3. Benzo(a)pyrene mg/l 0,00001 4. Chlordane (total isomer) mg/l 0,007 5. Chloroform mg/l 0,03 6. 2,4-D mg/l 0,10 7. DDT mg/l 0,03 Kromatografi Gas (GC), HPLC, Kromatografilapis tipis (TLC) 8. Detergen mg/l 0,5 9. 1,2 Dicloroethane mg/l 0,01 10 . 1,1Dicloroethane mg/l 0,0003 11 . Hepatachlordan Heptachlor epoxide mg/l 0,003 Kromatografi Gas (GC), HPLC, Kromatografilapis tipis (TLC) 12 . Hexachlorobenze na mg/l 0,00001 13 . Gamma-HCH (Lindane) mg/l 0,004 14 . Methoxychlor mg/l 0,004 15 . Pentacholorpheno l mg/l 0,10 16 . Pestisida total mg/l 0,01 17 . 2.4.6 trichhlorophenol mg/l 0,10 18 . ZatOrganik (KMnO4) mg/l 0,01 Biologi 1. Koliformtinja Jumlahoer 100 ml 50 Tabel MPN (I) 2. Total koliform Jumlah 10
  • 5. per 100 ml *Keterangan Cara Kerja : (A) Cara kerja turbidimeter : 1. Menyimpan sampel dan standar pada botol kecil atau botol sampel. 2. Sebelum alat digunakan harus di set, dimana angka yang tertera pada layar harus nol atau dalam keadaan netral. 3. Melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar Turbidimeter sesuai dengan nilai standar. 4. Sampel dimasukkan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada Turbidimeter. 5. Hasilnya dapat langsung dibaca skala kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. 6. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan agar pengukuran tepat dan valid. (B) Cara kerja suhu : Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm. (C) Cara kerja spektofotometer: Melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. (D) Cara kerja Kalorimeter : 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang datar serta nyaman. 3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat. 4. Meminimalkan neraca sampaibernilai nol (0). 5. Mengatur beban pada neraca sampaiseimbang. 6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya. 7. Mengisi air pada kalori meter. 8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air 9. Mengukur suhu air pada kalorimeter 10. Menimbang gelas beker (Gelaskimia) 11. Masukkan air pada calorimeter ke dalam gelas kimia 12. Mempersiapkan alat pendidih 13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air 14. Menimbang air yang sudah mendidih 15. Mengukur suhu air panas 16. Memindahkan air panas ke dalam kalorimeter 17. Mengaduk air panas pada calorimeter sebanyak 30 kali 18. Mengukur suhu air yang telah diaduk 19. Mencatat hasil pengamatan
  • 6. (E) Cara kerja Atomic Absorbtion Spektrophotometer (AAS) 1. Pertama-tama gas dibuka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan komputer secara berurutan. 2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No. 3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah. 4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru. 5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan 6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm. 7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up. 8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam. 9. Pada menu measurements pilih measure sample. 10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar. 11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm. 12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus. 13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran. 14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2. 15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print. 16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas. (F) Cara kerja buret : Setelah bahan yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer tepat di bawah buret. tangan kiri memegang Erlenmeyer, sedang tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur setetes demi setetes. Setelah indikator analisa menampakan warnanya,biasanya titrasi dianggap selesai. Selanjutnya tinggal menghitung berapa
  • 7. banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang tertera pada buret. (G) Cara kerja pH meter : Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm. (H) Cara kerja timbangan analitik : 1. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut. 2. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang. (I) Cara kerja tabel MPN : Dengan cara menccokkan jumlah bakteri positif yang terdapat pada suatu larutan dengan angka yang ada di dalam tabel MPN. (J) Cara kerja Kromatografi Gas : B. Parameter Limbah cair Baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi menurut Keputusan Menteri Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1992 : No. Parameter Satuan GolonganBakuMutu Air Limbah I II III IV FISIKA 1. Temperatur o C 35 38 40 45 2. Zat padat terlarut mg/l 1500 2000 4000 50000 3. Zat padat tersuspensi mg/l 100 200 400 500 KIMIA 1. pH - 6-9 6-9 6-9 5-9 2. Besi terlarut mg/l 1 5 10 20 3. Mangan terlarut mg/l 0,5 2 5 10 4. Barium mg/l 1 2 3 5 5. Tembaga mg/l 1 2 3 5 6. Seng mg/l 2 5 10 15 7. Khrom hexavalent mg/l 0,05 0,1 0,5 1 8. Khrom total mg/l 0,1 0,5 1 2 9. Kadmium mg/l 0,01 0,05 0,1 0,5 10. Raksa mg/l 0,001 0,002 0,005 0,01 11. Timbal mg/l 0,03 0,1 1 2 12. Stanum mg/l 1 2 3 5
  • 8. 13. Arsen mg/l 0,05 0,1 0,5 1 14. Selenium mg/l 0,01 0,05 0,5 1 15. Nikel mg/l 0,1 0,2 0,5 1 16. Kobalt mg/l 0,2 0,4 0,6 1 17. Sianida mg/l 0,02 0,05 0,5 1 18. Sulfida mg/l 0,01 0,05 0,1 1 19. Flourida mg/l 1,5 2 3 5 20. Khlorin bebas mg/l 0,5 1 2 5 21. Amoniak bebas mg/l 0,02 1 5 20 22. Nitrat mg/l 10 20 30 50 23. Nitrit BOD6 mg/l 20 50 150 300 24. COD mg/l 40 100 300 600 25. Senyawa aktif birumetilen mg/l 0,5 5 10 15 26. Fenol mg/l 0,01 0,5 1 2 27. Minyak nabati mg/l 1 5 10 20 28. Minyak mineral mg/l 1 10 50 100 D. Instrumentasi pada air dan limbah cair. Selain pada parameter, air dan limbah cair mempunyai banyak instrumrentasi lainnya, diantaranya : No Nama Alat Fungsi Cara Kerja 1. Shock T Untuk menyambung 3 pipa. Sambungkan pada pipa pralon 2. Shock Drat Dalam Untuk penyambungan Pasangkan pada pralon 3. Sock L Untuk membelokkan aliran Sambungkan padapralon yang akan di pasangkan
  • 9. 4. Shock Kran Untuk menghentikan/memutus aliran. Putar bagian atas shock kran bila ingin menghentikan aliran air dari sumber. 5. Batu Zeolit Untuk penyaringan air Susunlah batu-batu tersebut pada suatu tempat yang akan dijadikan untuk tempat penyaringan air. 6. Arang aktif Untuk penyaringan dan mengurangi bau pada air. Susunlah arang aktif tersebut pada suatu tempat yang akan dijadikan untuk tempat penyaringan air. 7. Pasir Kuarsa Untuk penyaringan air. Susunlah pasir tersebut pada suatu tempat yang akan dijadikan untuk tempat penyaringan air. 8. Tawas Untuk penjernihan air memakai bahan kimia 1. Endapkan (Penjernihan) Air kotor yang hendak dipakai diendapkan dalam sebuah tendon besar,dan sediakan tawas ½ sendok makan halus untuk setiap 20 liter air. Aduk air dan tawas tersebut 5 menit saja. Setelah 10-20 menit akan terlihat hasilnya. Kotoran akan mengendap di bawah, dan air dapat
  • 10. dipakai. Jika ini di lakukan, kira-kira 80% bakteri akan mati dan air aman digunakan. 2. Gunakan Aquatabs (sterilisasi) Air yang telah diendapkan masih mungkin mengandung 20% bakteri di dalam air. Untuk memusnahkannya dapat menggunakan Aquatabs. Campur air yang telah disaring tersebut dan biarkan selama 30 menit. Aquatabs ini berbentuk tablet dan mengandung kaporit (70% khlor aktif) yang dapat mematikan bakteri. Seluruh bakteri dalam air akan terbakar dan mati dan mampu mengurangi kadar besi dan mangan dalam air. Campur setiap satu tablet Aquatabs 8,5 miligram ke dalam 2,5- 5 liter air bersih. Kedua cara tersebut tidak dapat menyaring logam berat selain Besi(Fe) dan Mangan(Mn), jadi air tetap tidak layak minum. 9. Resin Untuk menambah zat besi dalam air. Masukan resin pada air secukuonya 10 . Yeolit Media pengolahan air. Susunlah batu-batu tersebut pada suatu tempat yang akan di jadikan untuk tempat penyaringan air. 11 . Spektor Fotometer Untuk pemeriksaan parameter kimia air. Melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. 12 . Turbidimeter Digunakan untuk menguji kekeruhan. Turbidimeter umum yang sering dipakai sekarang. Ada yang 1. Menyimpan sampel dan standar pada botol kecil atau botol sampel. 2. Sebelum alat digunakan harus di set, dimana angka yang tertera pada layar harus nol atau dalam keadaan netral.
  • 11. disebut sebagai Bench Top, Portable, dan On- line Instruments. 3. Melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar Turbidimeter sesuai dengan nilai standar. 4. Sampel dimasukkan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada Turbidimeter. 5. Hasilnya dapat langsung dibaca skala kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. 6. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan agar pengukuran tepat dan valid. 13 . Yart test Alat untuk menentukan dosis koagulan (tawas) Tekan tombol power , nyalakan lampunya. 14 . BOD Indikator Alat untuk menyimpan specimen atau media. Botol oksigen dimasukkan dalam BOD Incubator lalu dieramkan selama kurang lebih 5 hari. 15 . Water Bath Digunakan untuk inkubasi pada analisis mikrobiologi, serta digunakan untuk melebur basis, menguapkan ekstrak. Steker dihidupkan, dipilih suhu (Temperatur) yang diinginkan (jika memungkinkan) dan atur. 16 . Botol oksigen Alat untuk pemeriksaan kadar BOD. Masukkan cairan dalam botol dari praktikum BOD. 17 . Corong Menyaring cairan kimia Letakkan corong pada mulut botol dan kemudian dapat dimasukkan cairan atau lainnya yang akan dimasukkan dalam botol.
  • 12. 18 . Gelas ukur Mengukur volume larutan. Masukkan larutan yang akan diukur ke dalam gelas ukur lalu lakukanlah pengukuran larutan tersebut. 19 . Labu erlemenyer Menyimpan dan memanaskan larutan dab menampung filtrate hasil penyaringan. Tuangkan media padat/cair yang akan diteliti ke dalam labu erlenmeyer. 20 . COD Reaktor Pemeriksaan limbah dengan suhu 150 derajat C Tabung dimasukkan ke dalam alat disetting sesuai yang dikehendaki 21 . Inkubator Alat untuk pengeraman sampel/media yang akan di teliti. Masukkan media yang akan diteliti ke dalam Inkubator 22 . Chlorine Defuser Untuk mencegah maupun menanggulangi pencemar bakteri dengan indikator E. Coli baik E. Coli Tinja atau Coliform.  Pemasangan pada sumur gali dengan kerekan timba: Pasang chlorine diffuser menggunakan tali merapat dinding sumur hingga setengah kedalaman sumur. Ikatkan ujung pada tiang penimba atau paku yang menempel pada bibir sumur.  Pemasangan pada bak penampung air : Clorine diffuser dipasang pada setengah ketinggian/kedalaman bak bagian dalam  Pemasangan pada sumur gali yang dilengkapi pompa listrik : Chlorine diffuser dipasang didekat footklep pada ujung pipa hisap. 23 . pH meter Alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH Dicelupkan dalam cairan dengan kedalaman 5 cm.
  • 13. (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektrolit yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH. E. Pengolahan air limbah Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan pengolahan limbah namun tidak semua jenis kegiatan dipraktekkan, mungkin dengan kombinasi dari beberapa kegiatan saja limbah susah bebas polusi. Adapun jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dalam diurai kan dalam tabel: No JenisKegiatan Peralatan Gambar Tujuanpengolahan 1. Penyaringan Barscreen dan mackskasar Untuk menyaring bahan kasar dan padat. 2. Menangkap pasir Grit chamber Menhilangkan pasir dan koral. 3. Menangkap lemak dan buih Skimmer & greasetrap Memisahkan bahan- bahan terapung
  • 14. 4. Perataan air Tangki ekualisasi Meratakan konsentrasi 5. Netralisasi Bahan kimia Menetralkan air 6. Pengendapan Tangki pengendap Mengendapkan lumpur dengan bahan kimia 7. Pengapungan Tangki pengapung Menghilangkan senyawa terlarut dengan bantuan udara 8. Lumpraktif Bak (kolam) Menghilangkan larutan organic biologis 9. Trickling filter Saringan Menghilangkan larutan organic biologis 10. Aerasi Tangki dan kompresor Menghilangkan larutan organik 11. Karbonaktif Saringandenga nkarbonaktif Menghilangkan senyawa organic yang tidak dapat terurai 12. Pengendapan kimia Tangki pengendap dan bahan kimia Mengendapkan bahan kimia 13 Nitrifikasi Menara Menghilangkan nitrat dan
  • 15. nitrit 14 Chlorinasi Bahan kimia Menghancurkan bakteri patogen
  • 16. BAB III PENUTUP Kesimpulan Menurut PP No 8 Tahun 2001, air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. Sedangkan limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Air dan limbah cair memiliki parameter kesehatan masing-masing yaitu menurut PP No 8 Tahun 2001, parameter air terdiri dari fisik, kimia, biologi, dan mikrobiologi serta parameter limbah cair yaitu menurut Keputusan Menteri Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1992 terdiri dari fisika dan kimia. Instrumentasi dalam air dan limbah cair diantaranya penyaringan, pH meter, dan lain-lain. Instrumentasi tersebut berguna untuk pengolahan limbah cair.