SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
TUGAS 
MODERNISASI DI JANTUNG BUDAYA JAWA 
Disusun untuk memenuhi tugas 
Mata kuliah Ekonomi Indonesia 
Dosen: Prof.Dr.Wasino,M.Hum. 
Oleh: 
Heni Rina Setiyawati 
NIM : S 861402020 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 
PROGRAM PASCASARJANA (S-2) 
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 
SURAKARTA 
2014 
PENJAJAHAN DAN WESTERNISASI 
1
Awal abad ke-20 Jawa mulai terjadi banyak perubahan. Perubahan itu mencakup 
banyak aspek kehidupan, baik politik, sosial budaya maupun ekonomi. Faktor-faktor yang 
menyebabkan perubahan itu sendiri adalah dari dalam dan luar masyarakat Jawa, tatapi 
yang paling domonan adalah faktor dari luar yang disebut Westernisasi ( proses masuknnya 
budaya barat). Secara sederhana perembesan kebudayaan Barat ke masyarakat Jawa 
melalui tiga tahap, antara lain : 
1. Tahap kontrak antara VOC dan para Raja atau Sultan yang terdaji pada abad ke-17. 
2. Tahap kontrak VOC dan penguasa Bumi putra yang lebih rendah, yaitu para bupati. 
3. Tahap merembesnya kebudayaan Barat sampai pada Masyarakat Jawa, ini berlangsung 
awal abad ke-19 sampai akhir abad ke-20. 
Sistem sosial dan sistem nilai budaya Jawa mengalami perubahan drastis, yaitu sejak 
terjadinya kebijakan tanam Paksa hingga politik Etis. Dampak ini secara tidak langsung 
membawa kaum Bumiputra ikut berakulturasi dengan budaya Barat. Dengan masuknya 
birokrasi Barat ini, Jawa mulai dikenalkan Budaya barat yang legal, rasional sebagai 
penganti birokrasi tradisional yang feodalistik. Dalam bidang ekonomi dampak 
westernisasi melahirkan ekonomi dualistic yaitu, suatu tatanan ekonomi yang terpecah 
menjadi dua, meliputi; Ekonomi modern yang adat modal dan dikelola sesuai managemen 
tradisional. Suatu fenomena baru karena belum pernah ada diperkenalkanya sistim 
pendidikan Barat. Dengan diperkenalkanya pendidikan barat itu maka pengaruh budaya 
Barat semakin mendalam terhadap budaya Jawa. 
Proses modernisasi dan westernisasi ternyata membawa beberapa reaksi, antara lain : 
1. Kelompok pertama adalah mereka yang menentang westernisasi dengan segala 
dampaknya karena dianggap menguncangkan tatanan lama. 
2. Kelompok kedua adalah mereka yang bersifat konformis dengan hadirnya budaya baru 
itu, tetapi berprinsip pada gagasan lama. 
3. Kelompok ketiga adalah mereka yang cenderung menjadi sama dengan barat dengan 
mengikuti saja budaya yang baru masuk tersebut. 
Kerajaan Jawa di Surakarta, termasuk Mangkunegaran, juga dihadapkan pilihan untuk 
mengahadapi zaman baru yang telah mengalami proses tersebut. Rinkes seorang ahli 
2
kebudayaan Jawa yang hidup pada masa pemerintahan Mangkunegaran VI dan VII, 
menyatakan bahwa Mangkunegaran merupakan kerajaan yang memiliki sifat yang khas 
Jawa, dalam arti menjunjung tinggi apa yang hidup dalam dalam hati rakyat Jawa, dan 
menjalankan hidup tanpa menghilangka pribadi yang dimilikinya 
Perubahan Soaial 
Perubaha sosial yang terjadi ini bisa bersifat kontektual, perubahan ini juga bisa 
bersumber dari faktor biologi, fisik maupun sosial budaya. Dari ketiga faktor tersebut 
faktor budayalah yang paling bertaggungjawab untuk sebagian besar perubahan 
masyarakat dan untuk perubahan cepat. Sehingga dalam menangapi perubahan sosial ini 
sebagai akibat dari modernosasi dan westernisasi itu sendiri, para penggageng Praja 
Mangkunegaran lebih bersikap inovatif. Maka dengan demikian mereka tidak akan 
menolak kehadiran budaya Barat itu, tapi berusaha untuk mengadopsi mana nilai dari 
kebudayan barat itu yang di anggap baik, kemudian di olah sesuai nilai kebudayaan Jawa, 
melalui kebijakan yang di keluarkan. 
Terbebtuknya Trah mangkunegaran 
Diawali Pura Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said atauPangeran Samber 
Nyowo yang bergelar Pangeran Adipati Mangkunegaran. Pura ini berdiri sebagai akibat 
dari konflik perebutan tahta. Konflik Geger Pacina yaitu pembrontakan orang Cinadi 
Batavia tahun 1740, hingga ke utara pantai Jawa dan melibatkan bangsawan Mataram. 
Akhirnya tahun 1743 Mataran dan Madura berhasil mengusir pembrontak. Pakubuwana II 
dan VOC sangat gerah terhadap Mas Said yang tidak mau menyerah, untuk menangkap 
pembrontak ini, Pakubuwana menjanjikan lunggug di daerah Sragen, setelah Raden Said 
berhasil mengusir pembrontak, namun janji tersebut tidak ditepatinya, ahkhiryan 
pembrontak bersatu dengan Mas said untuk bersatu dan membrontak. Hal ini sangat 
merisaukan Pakubuwana II, karena pamor mas Said semakin cermelang. Persekutuan ini 
menjadi kuat setelah magkunegaran menikah dengan putri mangkubumi yang bernama 
Ratu Bandara. 
Tawaran perdamaian melelui perundingan kepada Suna dan Pangeran Timur, dilain 
sisi pihak VOC juga mendesak agar diadakan perundidngan untuk mengakhiri perang 
saudara yang terus berlarut-larut. Setelah terjadi tawar-menawar ahkhirnya terjadi 
kesepakatan antara lain : 
3
1. Mas Said di angkat oleh Susuhunan menjadi Pangeran Miji, yakni Pangeren 
Mangkunegaran 
2. Sebagai konsekuesi dari jabatanya, ia mendapatkan tanah seluas 4.000 karya. 
3. Ia harus tinggal di Surakarta, dan pada hari pisowanan, yakni senin dan kamis, ia harus 
hadir menerima perintah Sunan. 
Menguatnya posisi tawar 
Pada tahun 1772 Magkunegaran mencoba melepaskan ketergantunganya pada Sunan, 
dengan cara mengirim surat pada Gurbernur Van der Burgh, isinya tentang tuntutan wilayah 
yang lebih luas dan dikembalikanya uang yang telah dikirim ke Pakubuwana III. 
Tahun 1774 Mangunegaran minta kepadaKompeni agar Puteranya dijinkan untuk 
menggantikanya, akan tetapi permintaan itu ditolaknya. Hal serupa dilakukan kembali tapi Ia 
minta agar cucunya dimintakan gelar, karena diharapkan untuk menggantikan dirinya. 
Kemudian tgl 28dan 29 September 1790 ditandatangani perjanjian tentang Persetujuan dan 
perdamaian antara sultan dengan sunan, dan antara Sultan dengan Mangkunegara. Sejak saat 
Mangkunegaran tidak lagi memiliki kekuasaan memerintah, kecuali dilingkungan 
keluarganya, yang kemudian bergabung dalam yayasan Surya Sumirat dan hanya bergerak 
dalam bidang sosial dan kebudayaan. 
Wilayah yang Bertambah 
Mangkunegaran menempati wilayah dibagian timur dan utar Karisidenan Surakarta, 
tapi daerahnya terpencar menjadi Kasunanan dan Kasultanan. Masa pemerintahan 
Mangkunegaran II, wilayah ini mengalami perubahan dua kali. Selain itu wilayah terjadi 
perubahan kebijakan sebagai akibat dari tukar menukar tanah antara Mangkunegaran dan 
Kasunanan. Pembagian Wilayah Kasunanan dan kasultanan : 
1. Sebelah barat terdiri dataran rendah yang membentang sepanjang Bengawan Solo sampai 
ujung kaki gunung Marapi dan Merbabu. 
2. Sebelah timur dan selatan, wilayahnya sangat subur. Pemisah antara kasunanan dan 
Mangkunegaran adalah Jalan slamet Riyadi. 
3. Sebelah Utara tanah yang cocok untuk pertanian dan kehutanan. 
4
4. Sebelah Selatan masuk Kab Wonogiri, tanah tidak cocok untuk pertanian lahan basah, 
melainkan cocok untuk pertanian lahan basah. 
Sebagian Karesidenan Surakarta, daerah ini beriklim tropis, sehingga mengakibatkan 
dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.Dari gambaran tersebut terlihat 
keadaan geografis dan tpopgrafis wilayah mangkunegarn tidak meguntungkan bagi sebuan 
Negara Tradisional yang bisnis ekonominya pertanian. 
Tatanan Masyarakat 
Masyarakat Mangkunegaran termasuk masyarakat yag tradisional, karena ciri cultural 
pada masyarakat ini adalah teknologinya masih sederhana, pengetahuan kaum elite terbatas, 
produksi banyak memakai tenagan manusia dan hewan, tahan tidak produktif, pupuk masih 
tradisional. Sebagai pendukung kebudayaan Jawa , Masyarakat Mangkungaran dikenal 
hubungan Kawulu-gusti, maka ada dua golongan dalam masyarakat yaitu; Piyayi dan wong 
cilik. Posisi dalam masyarakat tradisional diperlukan dua karakter, yaitu : 
1. Prinsip kebangsawanan yang ditentukan oleh hubungan daerah sesorang dengan 
penguasa. 
2. Posisi seseorang dalam birokrasi. 
Pembagian Wedana dalan Mangkunegaran , meliputi : 
Wedana Hamong Praja, Reksa Praja, Karta Praja, marta Praja,Karti Praja, Reksa Wibawa, 
Mantrapura, Pura Beksana, dan Yogiswara. Selain pejabat sipil terdapat pula pejabat 
kemiliteran. Diluar Piyayi baik dari sipil, militer, maupun para putra Raja adalah Rakyat 
kebanyakanyang disebut Kawulo atau Wong Cilik. 
Mangkunegaran VI, Raja Pembongkat Tradisi 
G.R.M. Soejito, putra keempat Mangkunegaran VI dari garwa Padmi. Pada masa ini 
hidupnya makmur. Lingkungan budaya dan kultur yang membentuk kepribadianya adalah 
kultur jawa dan kultur barat, pendidikan yang diajarkan oleh ayahnya mengikuti ajaran 
masyarakat Jawa. Ia dididik di sekolah formil Eropa, tapi tidak sampai selesai kemudian 
dimasukan ke sekolah Pamong Siswa, yang menggunakan pengantar Bahasa Jawa. Tujuan 
ditariknya kebali ini untuk menghindari efek negatif yang makin timbul dari sekolah formal 
5
Barat terhadap kepribadianya. Tampaknya pendidikan yang paling menentukan bagi 
kepribadian Mangunegaran VI adalah yang diperolehnya dalam pendidikan militer. 
Tahun 1876 Ia bersama kakankya selama empat bulan mengelilingi Pulau Jawa 
dengan mengendarai Kereta Pos. Tujuan dari perjalanan ini adalah memperluas pandangan 
agar bermanfaat dalam kehidupan yang akan datang. Dengan demikian setelah menduduki 
istana Mangkunegran, Ia paham betul apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang 
Mangkunegaran untuk memimpin Prajanya. Dan tentu saja pengalaman hidup itulah yang 
telah membentuk kepribadianya. 
Naik Tahta Dan persoalan yang di hadapi 
Tanggal 2 Oktober 1896, Mangkunegara V wafat karena sakit, maka diangkatlah 
Mangkunegara VI atas perintah K.B.R. Aryu Mangkunegara. Ketika Beliau naik tahta 
kondisi kerajaan sangat buruk, faktor buruknya kondisi itu antara lain : 
1. Terjadinya krisis ekonomi dunia. 
2. Hama tanaman yang merusak tananman industri milik Praja Mangkunegaran. 
3. Kesalahan managemen keuangan Praja oleh Mangkunegaran. 
Persoalan-persoalan yang dialami Mangkunegara VI dalam memegang pemerintahan 
antara lain : 
1. Adanya deficit keuangan praja yang berakibat hilangnya otonomi praja Mangkunegara 
dalam mengelola keuangan Negara. 
2. Perubahan kebijakan politik colonial adari politik liberak ke politik etis, yang membawa 
dampak modernisasi lebih dalam ke kalangan masyarakat jawa. 
3. Pilihan antara mengikuti kultur Barat dan kultur Jawa dalam mengelola Prajanya. 
Mangkunegaran VII 
Nama kecilnya Mangkunegaran VII adalah R.M.Soeryo soeprapto adalah anak ke tiga 
dari12 putr laki-laki mangkunegaran V, lahir pada tanggal 15 Agustus 1885 di kota Praja. 
Kehidupanya dulu sangatlah sulit, karena ekonomi dan keuangan Praja mengalami defisit. Ia 
hanya di batasi sekolah Rendah Eropa, dan pendidikan lebih tinggi tidak bisa ia lakukan. 
Kerena itulah Ia mengalami frustasi, dan pada usia 16 tahun akhirnya menikah dengan Mas 
6
Rara Mardewi, dan dikarunia seorang putrid bernama B.R.A. partini. Kemudian Ia 
meninggalkan anak dan istrinya dan mengembara , dengan cara berjalan kaki dari wilayah 
yang satu ke wilayah yang lain, sehingga Ia tahu kehidupan masyarakat sekitarnya. Setelah 
menjadi mangkunegaran ia sangat memikirkan rakyatnya, hal itu dilakukan kerena ia sudah 
punya banyak pengalaman dalam mengembara. 
Naik Tahta dan Persoalanya 
Pada usia 21 tahun Ia naik tahta, yang mengangkat pemerintah Hindia belanda, 
tepatnya pada tangggal13 Maret 1916. Keadaan keunagan praja dalam kondisi sehat. Situasi 
yang menghadang Mangkunegaran VII ketika memegang pemerintahan adalah terjadinya 
perubahan sosial politik dan perubahan sosial budaya di Hindia Belanda, termasuk wilayah 
kekuasaanya. 
Abad ke-20, ppemerintahan Belanda mulai longgar terhadap daerah jajahanya. 
Dengan adanya perubahan sikap pemerintahan belanda itu, mangkunegaran VII mengatur 
strategi untuk mengadakan pembaruan-pembaruan dalam praja dan masyarakatnya. Di 
wilayah swapraja telah tumbuh organisasi kebangsaan, antara lain Serikat Islam, Budi 
Utomo, Indische Partj dan Indische Social Democcratische Vereeniging (ISDV). Lahirnya 
organisasi tersebut menandakan kesadaran politik rakyat untuk memperjuangkan tanah 
airnya. 
Sejalan dengan perubahan sosial politik, di wilayah Hindia belanda pada umumnya 
dan swapraja pada khususnya telah terjadi perubahan social budaya. Perubahan ini sebagai 
akibat masuknya kebudayaan Barat dalam tatanan masyarakat Jawa melalui perkembangan 
birokrasi administrasi, industrialisasi, menciptakan golongan masyarakat terdidik yang mulai 
memikirkan kemajuan masyarakat, bangsa dan negaranya. 
Pembaharuan Dalam Pemerintah, Etiket Dan Hukum 
Mangkuneragan mempunyai tatanan stuktur birokrasi yang baik, maka basis dari praja 
ini adalah kerajaan tradisional. Dalam tatanan birokrasi tersebut pengageng pura merupakan 
jabatan puncak dan mengendalikan semua aparat yang berada dibawahnya. Sebagai 
pemimpin puncak swapraja Mangkunegaran, pegangeng pura memegang sendiri kendali 
pemerintahan. Berdasarka sifat kekuasaanyan itu, pangageng pura dapat mengontrol semua 
aparat yang ada di bawahnya untuk hanya tunduk kepada dirinya.atau loyalitas aparat 
7
mangkunegaran hanya satu yaitu Adipati Mangkunegaran, dan tidak terjadi loyalitas ganda. 
Dibawah pengageng pura ada jabatan Patih Mangkunegaran. Jumlah patih ini berubah-ubah. 
Pada tanggal 11 Agustus 1867, Mangkunegaran IV mengadakan pembaharuan 
organisasi dalam pemerintahan yaitu adanya departemen dalam pemerintahan praja 
Mangkunegaran diluar kesentanaan dan Legiun. 
Pembaharuan dalam Etiket kenegaraan. 
Dengan berpedoman pada aturan dan sustu kedisiplinan, mangkunegaran VII telah 
data menunjukan essistensinya sebagai penguasa swapraja sejati. Senagai penguasa sebuah 
kerajaan yang sebenarnya, ia berani menghukum siapa saja , termasuk Sunan, apabila 
ternyata melanggar peraturan yang berlaku di prajanya. Hal ini jelas bertentangan dengan 
konsepsi kekuasaan Jawa yang mengatur bahwa semua tanah adalah milik raja dan seorang 
pangeran Adipati sereti mangkunegaran seharusnya juga tidak akan berani melakukan 
tindakan menentang rajanya seperti itu. 
Hukum dan Peradilan mangkunegaran. 
Dalam hal hukum dan peradilan, semula Kadipaten Mangkunegaran tidak memilki 
wewenang membuat hokum secara bebas. Walaupun pihak Mangkunegran memiliki hak 
untuk membut peraturan hukumnya sendiri setelah kondifikasi hokum jawa, dalam kenyataan 
abad ke-19, banyak pranatan yang digunakan di Mangkunegaran hanyalah pelaksanaan dari 
pranata yang berlaku di kasunanan. 
Awal abad ke -20 wewang pembuatan hukum dan peraturan di pihak Mangkunegaran 
semakin kuat. Selain persoala hokum masalah lain yang dikupas adalah ppengawasan 
terhadap pelaksanaan hokum itu. Mulai tahun 1915 di Mangkunegaran diadakan re-organisasi 
polisi. Pemerintah Praja Mangkunergaran memiliki polisi dibawah praja, yaitu : 
1. Polisi dalam Kota disebut Standpolitie,. 
2. Polisi untuk Daerah luar kota, terdiri dari Reksa Praja dan Kajineman. 
3. Veld politie, yaitu polisi yng berada diluar kota Afdeeling. 
Peraturan tahun 1903, menunjukan adanya pembahruan dalan tata peradilan di 
wilayah Mangkunegaran, yaitu dilakuakn menurut standar Eropa, tapi dilain sisi berti 
8
hilangnya peradilan yang berdaarkan hokum jawa dan tidak berdayanya Praja 
mangkunegaran dalam pelaksanaan peradilan di wilayahnya. 
Sumber Pendapatan Praja 
Ketika Mangkunegaran VII memegang tampuk pemeriintahan, tanah apanage 
ditarik kembali dan dan dikuasai secara langsung. Diantara perusahaan-perusahan yang 
dikelola mangkunegaran, perusahaan kopi dan gulalah yang banyak menyumbang bagi 
pendapatan Praja mangkunegaran. Selain perusahaan juga merintis unit ekonomi, diantanya : 
1. Perusahaan pengilingan padi di desa-desa Boga 
2. Percobaan penanaman tembakau di daerah wonogiri. 
3. Penanaman kina di daerah Tawangmanggu 
4. Pemeliharaan ulat sutra di Tawangmanggu, tapi gagal. 
5. Usaha persawahan di demak. 
6. Usaha tambak di terboyo, semarang. 
7. Usawa sewa rumah di kampong pindrikan, semarang 
Akhirnya kehancuran keuangan praja Mangkunegaran itu, disebabkan karena 
faktor resensi ekonomi dunia, serta akibat rusaknya tanaman kopi dan tebu milik 
Mangkunegaran karena serangan hama. 
Pembaharuan dalam Keuangan dan Perekonomian Praja 
Usaha penataan perekonmian kembali dilakukan oleh mangkunegran VI, setelah 
mengalami kehancuran, kemudian dilanjutkan Mangkunegaran VII degan mengeluarkan 
berbagai kebijakan, antara lain : 
1. Pemisahan keuangan Negara dan keuangan pribadi atau keluaraga. 
2. Penghematan dan efisiensi 
3. Pengelolaan sumber-sumber Negara secara efisien. 
9
4. Pemanfaatan keuanagan Negara untuk kemakmuran Negara secara efektif dan efisien. 
Dengan adanya pembaharuan itu, perusahaan gula di Mangkunegaran telah 
mendatangkan hasil yang cukup banyak.Maka Praja Mangkunegaran selalu berusaha 
memperbarui pengelolaan keuangan dan perekonomian prajanya sesuain dengan tantangan 
lingkungan di sekitar yang dihadapinya. Adanya pembaharuan dalam pengelolaan keuangan , 
baik sumber dana maupun managemen penggunaanya, telah menyebabkan Praja 
mangkunegaran dapat menjalankan pemerintahanya. 
Menghitung sumbangan Dana milik terhadap Praja 
Dana sumbangan ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : 
1. Sumbangan langsung yaitu sejumplah dana yang diberikan kepada praja Mangkunegaran 
melalui anggaran setiap tahun. 
2. Sumbangan tidak langsung yaitu manfaat dari kehadiran perusahaan itu terhadap wilayah 
dan rakyat di praja Mangkunegaran. 
Sejak tahun 1918 sumbangan itu dikategorikan luar biasa. Maka dana anggaran praja 
mangkunegaran di bagi menjadi 2 , yaitu : 
1. Anggaran untuk dinas biasa 
2. Anggaran dinas luar biasa. 
Dengan demikian sumber penopang praja Mangkunegaran dan sumber pendapatan 
lainya, terutama dari pajak dan sewa. Jika berkurangnya satu atau kedua sumber pendapatan 
itu berakibat timpangnya roda pemerintahan Praja Mangkunegaran. 
Pembangunan Infrastruktur 
1. Irigasi 
Bangunan ini sejak abad ke-19 sudah ada, berupa waduk yang fungsinya untuk 
pengairan sawah atau pertanian.Karena Mangkunegaran VII memendang bahwa irigasi ini 
sangat mendesak mengingant keadaan tanah dan topografi daerah Mangkunegaran, yaitu 
wilaya selatan Sangat tidak cocok untuk pertanian basah, terutama padi. Dalam rangka 
pembangunan ini Ia menggunakan arsitektur dari Belanda, untuk irigasi di wilayahnya. 
Pemimpin dari dinas irigasi kerajaan yang semula dipegang pejabat berkebangsaan Belanda 
10
digantikan oleh orang mangkunegaran sendiri yaitu Ir.Sarsito Mangoen Koesoema, setelah 
Wolf berhenti dari jabatanya. 
2. Jalan dan Jembatan 
Selain irigasi yang dianggap penting adalah jalan dan jembatan, ini di anggap 
mendesak karena teknik lalu lintas tidak baik. Selain jalan untuk umum juga dibangun jalan 
kereta api NIS. Jalan itu meliputi wonogori, karanganyar, kemuning, batujamus, mojogedang 
dan lain-lain. Hingga tahun 1940, ketika situasi menjadi panas menjelang Perang Dunia II, 
pembangunan jalan di dalam skala besar yang sudan direncanakan sudah tidak ada lagi. 
3. Pertanian dan politik agraria 
Suatu Negara tradisional, bidang pertanian dan penguasaan tanah merupakan hal 
terpenting. Tapi hal ini bukan satu-satunya faktor yang menentukan jalanya roda 
perekonomian dan kerajaan itu, karena sumber Praja Mangkunegaran berasal dari sumber-sumber 
bidang lain terutama industri. 
4. Pendidikan Dan kebudayaan 
Mulai abad ke-20, pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan sistim pendidikan 
untuk penduduk bumiputra di Tanah air. Hal ini dilaksanakan dengan mengikuti pola Barat 
dalam pembangunan pendidikan. 
Kebudayaan jawa sangat diperhatikandalam perkembangan di Mangkunegaran , ini 
bertujuan untuk memberikan pengajaran yang baik kepada narapraja maupun rakyatnya. 
Karya sastra seperti Tripama, saloka Tama, dan sebagainya merupakan contoh karya sastra 
yang cukup berbobot pada zamannya dan banyak dijadikan acuan bagi rakyat 
Mangkunegaran pada masa selanjutnya bahkan hingga sekarang untuk orang-orang Jawa. 
` 
11
12

More Related Content

Similar to Heni rina setiyawati

Kerajaan islam di indonesia
Kerajaan islam di indonesia Kerajaan islam di indonesia
Kerajaan islam di indonesia
ayu larissa
 
Kerajaan Singasari dan Banten
Kerajaan Singasari dan BantenKerajaan Singasari dan Banten
Kerajaan Singasari dan Banten
bellaAArindy
 
PPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptx
PPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptxPPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptx
PPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptx
PusakaPasundan
 
Sejarah perkembangan hindu budha di indonesia
Sejarah perkembangan hindu budha di indonesiaSejarah perkembangan hindu budha di indonesia
Sejarah perkembangan hindu budha di indonesia
Chatrine Lau
 

Similar to Heni rina setiyawati (20)

SEJARAH KELAS X K13
SEJARAH KELAS X K13SEJARAH KELAS X K13
SEJARAH KELAS X K13
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS  kerajaan hindu budha islam.pptxIPS  kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 
Media Mengajar Sejarah Indonesia-Ratna & Adil-KIKD 2018-Kelas X SMK-Bab 4.pptx
Media Mengajar Sejarah Indonesia-Ratna & Adil-KIKD 2018-Kelas X SMK-Bab 4.pptxMedia Mengajar Sejarah Indonesia-Ratna & Adil-KIKD 2018-Kelas X SMK-Bab 4.pptx
Media Mengajar Sejarah Indonesia-Ratna & Adil-KIKD 2018-Kelas X SMK-Bab 4.pptx
 
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNAMAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
 
Tugas pkl
Tugas pklTugas pkl
Tugas pkl
 
Kerajaan islam di indonesia
Kerajaan islam di indonesia Kerajaan islam di indonesia
Kerajaan islam di indonesia
 
kerajaan hindu buddha
kerajaan hindu buddhakerajaan hindu buddha
kerajaan hindu buddha
 
Kerajaan_Islam_di_Indonesia.pptx
Kerajaan_Islam_di_Indonesia.pptxKerajaan_Islam_di_Indonesia.pptx
Kerajaan_Islam_di_Indonesia.pptx
 
T2 BAB 4 4.2 KEUNIKAN WARISAN MASYARAKAT KERAJAAN ALAM MELAYU
T2 BAB 4 4.2 KEUNIKAN WARISAN MASYARAKAT KERAJAAN ALAM MELAYUT2 BAB 4 4.2 KEUNIKAN WARISAN MASYARAKAT KERAJAAN ALAM MELAYU
T2 BAB 4 4.2 KEUNIKAN WARISAN MASYARAKAT KERAJAAN ALAM MELAYU
 
Presentasi Sejarah SMA kelas X Kerajaan Mataram islam
Presentasi Sejarah SMA kelas X Kerajaan Mataram islamPresentasi Sejarah SMA kelas X Kerajaan Mataram islam
Presentasi Sejarah SMA kelas X Kerajaan Mataram islam
 
Mataramislam
Mataramislam Mataramislam
Mataramislam
 
Budaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNA
Budaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNABudaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNA
Budaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNA
 
Kerajaan misol, sumber sejarah, letak geografis, politik dan ekonomi
Kerajaan misol, sumber sejarah, letak geografis, politik dan ekonomiKerajaan misol, sumber sejarah, letak geografis, politik dan ekonomi
Kerajaan misol, sumber sejarah, letak geografis, politik dan ekonomi
 
Kerajaan Singasari dan Banten
Kerajaan Singasari dan BantenKerajaan Singasari dan Banten
Kerajaan Singasari dan Banten
 
PPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptx
PPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptxPPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptx
PPT KERAJAAN HINDU-BUDHA MAJAPAHIT & SRIWIJAYA.pptx
 
Kerajaan singosari
Kerajaan singosariKerajaan singosari
Kerajaan singosari
 
Sejarah perkembangan hindu budha di indonesia
Sejarah perkembangan hindu budha di indonesiaSejarah perkembangan hindu budha di indonesia
Sejarah perkembangan hindu budha di indonesia
 
kerajaan mataram kuno
kerajaan mataram kunokerajaan mataram kuno
kerajaan mataram kuno
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 

Heni rina setiyawati

  • 1. TUGAS MODERNISASI DI JANTUNG BUDAYA JAWA Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ekonomi Indonesia Dosen: Prof.Dr.Wasino,M.Hum. Oleh: Heni Rina Setiyawati NIM : S 861402020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA (S-2) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PENJAJAHAN DAN WESTERNISASI 1
  • 2. Awal abad ke-20 Jawa mulai terjadi banyak perubahan. Perubahan itu mencakup banyak aspek kehidupan, baik politik, sosial budaya maupun ekonomi. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan itu sendiri adalah dari dalam dan luar masyarakat Jawa, tatapi yang paling domonan adalah faktor dari luar yang disebut Westernisasi ( proses masuknnya budaya barat). Secara sederhana perembesan kebudayaan Barat ke masyarakat Jawa melalui tiga tahap, antara lain : 1. Tahap kontrak antara VOC dan para Raja atau Sultan yang terdaji pada abad ke-17. 2. Tahap kontrak VOC dan penguasa Bumi putra yang lebih rendah, yaitu para bupati. 3. Tahap merembesnya kebudayaan Barat sampai pada Masyarakat Jawa, ini berlangsung awal abad ke-19 sampai akhir abad ke-20. Sistem sosial dan sistem nilai budaya Jawa mengalami perubahan drastis, yaitu sejak terjadinya kebijakan tanam Paksa hingga politik Etis. Dampak ini secara tidak langsung membawa kaum Bumiputra ikut berakulturasi dengan budaya Barat. Dengan masuknya birokrasi Barat ini, Jawa mulai dikenalkan Budaya barat yang legal, rasional sebagai penganti birokrasi tradisional yang feodalistik. Dalam bidang ekonomi dampak westernisasi melahirkan ekonomi dualistic yaitu, suatu tatanan ekonomi yang terpecah menjadi dua, meliputi; Ekonomi modern yang adat modal dan dikelola sesuai managemen tradisional. Suatu fenomena baru karena belum pernah ada diperkenalkanya sistim pendidikan Barat. Dengan diperkenalkanya pendidikan barat itu maka pengaruh budaya Barat semakin mendalam terhadap budaya Jawa. Proses modernisasi dan westernisasi ternyata membawa beberapa reaksi, antara lain : 1. Kelompok pertama adalah mereka yang menentang westernisasi dengan segala dampaknya karena dianggap menguncangkan tatanan lama. 2. Kelompok kedua adalah mereka yang bersifat konformis dengan hadirnya budaya baru itu, tetapi berprinsip pada gagasan lama. 3. Kelompok ketiga adalah mereka yang cenderung menjadi sama dengan barat dengan mengikuti saja budaya yang baru masuk tersebut. Kerajaan Jawa di Surakarta, termasuk Mangkunegaran, juga dihadapkan pilihan untuk mengahadapi zaman baru yang telah mengalami proses tersebut. Rinkes seorang ahli 2
  • 3. kebudayaan Jawa yang hidup pada masa pemerintahan Mangkunegaran VI dan VII, menyatakan bahwa Mangkunegaran merupakan kerajaan yang memiliki sifat yang khas Jawa, dalam arti menjunjung tinggi apa yang hidup dalam dalam hati rakyat Jawa, dan menjalankan hidup tanpa menghilangka pribadi yang dimilikinya Perubahan Soaial Perubaha sosial yang terjadi ini bisa bersifat kontektual, perubahan ini juga bisa bersumber dari faktor biologi, fisik maupun sosial budaya. Dari ketiga faktor tersebut faktor budayalah yang paling bertaggungjawab untuk sebagian besar perubahan masyarakat dan untuk perubahan cepat. Sehingga dalam menangapi perubahan sosial ini sebagai akibat dari modernosasi dan westernisasi itu sendiri, para penggageng Praja Mangkunegaran lebih bersikap inovatif. Maka dengan demikian mereka tidak akan menolak kehadiran budaya Barat itu, tapi berusaha untuk mengadopsi mana nilai dari kebudayan barat itu yang di anggap baik, kemudian di olah sesuai nilai kebudayaan Jawa, melalui kebijakan yang di keluarkan. Terbebtuknya Trah mangkunegaran Diawali Pura Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said atauPangeran Samber Nyowo yang bergelar Pangeran Adipati Mangkunegaran. Pura ini berdiri sebagai akibat dari konflik perebutan tahta. Konflik Geger Pacina yaitu pembrontakan orang Cinadi Batavia tahun 1740, hingga ke utara pantai Jawa dan melibatkan bangsawan Mataram. Akhirnya tahun 1743 Mataran dan Madura berhasil mengusir pembrontak. Pakubuwana II dan VOC sangat gerah terhadap Mas Said yang tidak mau menyerah, untuk menangkap pembrontak ini, Pakubuwana menjanjikan lunggug di daerah Sragen, setelah Raden Said berhasil mengusir pembrontak, namun janji tersebut tidak ditepatinya, ahkhiryan pembrontak bersatu dengan Mas said untuk bersatu dan membrontak. Hal ini sangat merisaukan Pakubuwana II, karena pamor mas Said semakin cermelang. Persekutuan ini menjadi kuat setelah magkunegaran menikah dengan putri mangkubumi yang bernama Ratu Bandara. Tawaran perdamaian melelui perundingan kepada Suna dan Pangeran Timur, dilain sisi pihak VOC juga mendesak agar diadakan perundidngan untuk mengakhiri perang saudara yang terus berlarut-larut. Setelah terjadi tawar-menawar ahkhirnya terjadi kesepakatan antara lain : 3
  • 4. 1. Mas Said di angkat oleh Susuhunan menjadi Pangeran Miji, yakni Pangeren Mangkunegaran 2. Sebagai konsekuesi dari jabatanya, ia mendapatkan tanah seluas 4.000 karya. 3. Ia harus tinggal di Surakarta, dan pada hari pisowanan, yakni senin dan kamis, ia harus hadir menerima perintah Sunan. Menguatnya posisi tawar Pada tahun 1772 Magkunegaran mencoba melepaskan ketergantunganya pada Sunan, dengan cara mengirim surat pada Gurbernur Van der Burgh, isinya tentang tuntutan wilayah yang lebih luas dan dikembalikanya uang yang telah dikirim ke Pakubuwana III. Tahun 1774 Mangunegaran minta kepadaKompeni agar Puteranya dijinkan untuk menggantikanya, akan tetapi permintaan itu ditolaknya. Hal serupa dilakukan kembali tapi Ia minta agar cucunya dimintakan gelar, karena diharapkan untuk menggantikan dirinya. Kemudian tgl 28dan 29 September 1790 ditandatangani perjanjian tentang Persetujuan dan perdamaian antara sultan dengan sunan, dan antara Sultan dengan Mangkunegara. Sejak saat Mangkunegaran tidak lagi memiliki kekuasaan memerintah, kecuali dilingkungan keluarganya, yang kemudian bergabung dalam yayasan Surya Sumirat dan hanya bergerak dalam bidang sosial dan kebudayaan. Wilayah yang Bertambah Mangkunegaran menempati wilayah dibagian timur dan utar Karisidenan Surakarta, tapi daerahnya terpencar menjadi Kasunanan dan Kasultanan. Masa pemerintahan Mangkunegaran II, wilayah ini mengalami perubahan dua kali. Selain itu wilayah terjadi perubahan kebijakan sebagai akibat dari tukar menukar tanah antara Mangkunegaran dan Kasunanan. Pembagian Wilayah Kasunanan dan kasultanan : 1. Sebelah barat terdiri dataran rendah yang membentang sepanjang Bengawan Solo sampai ujung kaki gunung Marapi dan Merbabu. 2. Sebelah timur dan selatan, wilayahnya sangat subur. Pemisah antara kasunanan dan Mangkunegaran adalah Jalan slamet Riyadi. 3. Sebelah Utara tanah yang cocok untuk pertanian dan kehutanan. 4
  • 5. 4. Sebelah Selatan masuk Kab Wonogiri, tanah tidak cocok untuk pertanian lahan basah, melainkan cocok untuk pertanian lahan basah. Sebagian Karesidenan Surakarta, daerah ini beriklim tropis, sehingga mengakibatkan dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.Dari gambaran tersebut terlihat keadaan geografis dan tpopgrafis wilayah mangkunegarn tidak meguntungkan bagi sebuan Negara Tradisional yang bisnis ekonominya pertanian. Tatanan Masyarakat Masyarakat Mangkunegaran termasuk masyarakat yag tradisional, karena ciri cultural pada masyarakat ini adalah teknologinya masih sederhana, pengetahuan kaum elite terbatas, produksi banyak memakai tenagan manusia dan hewan, tahan tidak produktif, pupuk masih tradisional. Sebagai pendukung kebudayaan Jawa , Masyarakat Mangkungaran dikenal hubungan Kawulu-gusti, maka ada dua golongan dalam masyarakat yaitu; Piyayi dan wong cilik. Posisi dalam masyarakat tradisional diperlukan dua karakter, yaitu : 1. Prinsip kebangsawanan yang ditentukan oleh hubungan daerah sesorang dengan penguasa. 2. Posisi seseorang dalam birokrasi. Pembagian Wedana dalan Mangkunegaran , meliputi : Wedana Hamong Praja, Reksa Praja, Karta Praja, marta Praja,Karti Praja, Reksa Wibawa, Mantrapura, Pura Beksana, dan Yogiswara. Selain pejabat sipil terdapat pula pejabat kemiliteran. Diluar Piyayi baik dari sipil, militer, maupun para putra Raja adalah Rakyat kebanyakanyang disebut Kawulo atau Wong Cilik. Mangkunegaran VI, Raja Pembongkat Tradisi G.R.M. Soejito, putra keempat Mangkunegaran VI dari garwa Padmi. Pada masa ini hidupnya makmur. Lingkungan budaya dan kultur yang membentuk kepribadianya adalah kultur jawa dan kultur barat, pendidikan yang diajarkan oleh ayahnya mengikuti ajaran masyarakat Jawa. Ia dididik di sekolah formil Eropa, tapi tidak sampai selesai kemudian dimasukan ke sekolah Pamong Siswa, yang menggunakan pengantar Bahasa Jawa. Tujuan ditariknya kebali ini untuk menghindari efek negatif yang makin timbul dari sekolah formal 5
  • 6. Barat terhadap kepribadianya. Tampaknya pendidikan yang paling menentukan bagi kepribadian Mangunegaran VI adalah yang diperolehnya dalam pendidikan militer. Tahun 1876 Ia bersama kakankya selama empat bulan mengelilingi Pulau Jawa dengan mengendarai Kereta Pos. Tujuan dari perjalanan ini adalah memperluas pandangan agar bermanfaat dalam kehidupan yang akan datang. Dengan demikian setelah menduduki istana Mangkunegran, Ia paham betul apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang Mangkunegaran untuk memimpin Prajanya. Dan tentu saja pengalaman hidup itulah yang telah membentuk kepribadianya. Naik Tahta Dan persoalan yang di hadapi Tanggal 2 Oktober 1896, Mangkunegara V wafat karena sakit, maka diangkatlah Mangkunegara VI atas perintah K.B.R. Aryu Mangkunegara. Ketika Beliau naik tahta kondisi kerajaan sangat buruk, faktor buruknya kondisi itu antara lain : 1. Terjadinya krisis ekonomi dunia. 2. Hama tanaman yang merusak tananman industri milik Praja Mangkunegaran. 3. Kesalahan managemen keuangan Praja oleh Mangkunegaran. Persoalan-persoalan yang dialami Mangkunegara VI dalam memegang pemerintahan antara lain : 1. Adanya deficit keuangan praja yang berakibat hilangnya otonomi praja Mangkunegara dalam mengelola keuangan Negara. 2. Perubahan kebijakan politik colonial adari politik liberak ke politik etis, yang membawa dampak modernisasi lebih dalam ke kalangan masyarakat jawa. 3. Pilihan antara mengikuti kultur Barat dan kultur Jawa dalam mengelola Prajanya. Mangkunegaran VII Nama kecilnya Mangkunegaran VII adalah R.M.Soeryo soeprapto adalah anak ke tiga dari12 putr laki-laki mangkunegaran V, lahir pada tanggal 15 Agustus 1885 di kota Praja. Kehidupanya dulu sangatlah sulit, karena ekonomi dan keuangan Praja mengalami defisit. Ia hanya di batasi sekolah Rendah Eropa, dan pendidikan lebih tinggi tidak bisa ia lakukan. Kerena itulah Ia mengalami frustasi, dan pada usia 16 tahun akhirnya menikah dengan Mas 6
  • 7. Rara Mardewi, dan dikarunia seorang putrid bernama B.R.A. partini. Kemudian Ia meninggalkan anak dan istrinya dan mengembara , dengan cara berjalan kaki dari wilayah yang satu ke wilayah yang lain, sehingga Ia tahu kehidupan masyarakat sekitarnya. Setelah menjadi mangkunegaran ia sangat memikirkan rakyatnya, hal itu dilakukan kerena ia sudah punya banyak pengalaman dalam mengembara. Naik Tahta dan Persoalanya Pada usia 21 tahun Ia naik tahta, yang mengangkat pemerintah Hindia belanda, tepatnya pada tangggal13 Maret 1916. Keadaan keunagan praja dalam kondisi sehat. Situasi yang menghadang Mangkunegaran VII ketika memegang pemerintahan adalah terjadinya perubahan sosial politik dan perubahan sosial budaya di Hindia Belanda, termasuk wilayah kekuasaanya. Abad ke-20, ppemerintahan Belanda mulai longgar terhadap daerah jajahanya. Dengan adanya perubahan sikap pemerintahan belanda itu, mangkunegaran VII mengatur strategi untuk mengadakan pembaruan-pembaruan dalam praja dan masyarakatnya. Di wilayah swapraja telah tumbuh organisasi kebangsaan, antara lain Serikat Islam, Budi Utomo, Indische Partj dan Indische Social Democcratische Vereeniging (ISDV). Lahirnya organisasi tersebut menandakan kesadaran politik rakyat untuk memperjuangkan tanah airnya. Sejalan dengan perubahan sosial politik, di wilayah Hindia belanda pada umumnya dan swapraja pada khususnya telah terjadi perubahan social budaya. Perubahan ini sebagai akibat masuknya kebudayaan Barat dalam tatanan masyarakat Jawa melalui perkembangan birokrasi administrasi, industrialisasi, menciptakan golongan masyarakat terdidik yang mulai memikirkan kemajuan masyarakat, bangsa dan negaranya. Pembaharuan Dalam Pemerintah, Etiket Dan Hukum Mangkuneragan mempunyai tatanan stuktur birokrasi yang baik, maka basis dari praja ini adalah kerajaan tradisional. Dalam tatanan birokrasi tersebut pengageng pura merupakan jabatan puncak dan mengendalikan semua aparat yang berada dibawahnya. Sebagai pemimpin puncak swapraja Mangkunegaran, pegangeng pura memegang sendiri kendali pemerintahan. Berdasarka sifat kekuasaanyan itu, pangageng pura dapat mengontrol semua aparat yang ada di bawahnya untuk hanya tunduk kepada dirinya.atau loyalitas aparat 7
  • 8. mangkunegaran hanya satu yaitu Adipati Mangkunegaran, dan tidak terjadi loyalitas ganda. Dibawah pengageng pura ada jabatan Patih Mangkunegaran. Jumlah patih ini berubah-ubah. Pada tanggal 11 Agustus 1867, Mangkunegaran IV mengadakan pembaharuan organisasi dalam pemerintahan yaitu adanya departemen dalam pemerintahan praja Mangkunegaran diluar kesentanaan dan Legiun. Pembaharuan dalam Etiket kenegaraan. Dengan berpedoman pada aturan dan sustu kedisiplinan, mangkunegaran VII telah data menunjukan essistensinya sebagai penguasa swapraja sejati. Senagai penguasa sebuah kerajaan yang sebenarnya, ia berani menghukum siapa saja , termasuk Sunan, apabila ternyata melanggar peraturan yang berlaku di prajanya. Hal ini jelas bertentangan dengan konsepsi kekuasaan Jawa yang mengatur bahwa semua tanah adalah milik raja dan seorang pangeran Adipati sereti mangkunegaran seharusnya juga tidak akan berani melakukan tindakan menentang rajanya seperti itu. Hukum dan Peradilan mangkunegaran. Dalam hal hukum dan peradilan, semula Kadipaten Mangkunegaran tidak memilki wewenang membuat hokum secara bebas. Walaupun pihak Mangkunegran memiliki hak untuk membut peraturan hukumnya sendiri setelah kondifikasi hokum jawa, dalam kenyataan abad ke-19, banyak pranatan yang digunakan di Mangkunegaran hanyalah pelaksanaan dari pranata yang berlaku di kasunanan. Awal abad ke -20 wewang pembuatan hukum dan peraturan di pihak Mangkunegaran semakin kuat. Selain persoala hokum masalah lain yang dikupas adalah ppengawasan terhadap pelaksanaan hokum itu. Mulai tahun 1915 di Mangkunegaran diadakan re-organisasi polisi. Pemerintah Praja Mangkunergaran memiliki polisi dibawah praja, yaitu : 1. Polisi dalam Kota disebut Standpolitie,. 2. Polisi untuk Daerah luar kota, terdiri dari Reksa Praja dan Kajineman. 3. Veld politie, yaitu polisi yng berada diluar kota Afdeeling. Peraturan tahun 1903, menunjukan adanya pembahruan dalan tata peradilan di wilayah Mangkunegaran, yaitu dilakuakn menurut standar Eropa, tapi dilain sisi berti 8
  • 9. hilangnya peradilan yang berdaarkan hokum jawa dan tidak berdayanya Praja mangkunegaran dalam pelaksanaan peradilan di wilayahnya. Sumber Pendapatan Praja Ketika Mangkunegaran VII memegang tampuk pemeriintahan, tanah apanage ditarik kembali dan dan dikuasai secara langsung. Diantara perusahaan-perusahan yang dikelola mangkunegaran, perusahaan kopi dan gulalah yang banyak menyumbang bagi pendapatan Praja mangkunegaran. Selain perusahaan juga merintis unit ekonomi, diantanya : 1. Perusahaan pengilingan padi di desa-desa Boga 2. Percobaan penanaman tembakau di daerah wonogiri. 3. Penanaman kina di daerah Tawangmanggu 4. Pemeliharaan ulat sutra di Tawangmanggu, tapi gagal. 5. Usaha persawahan di demak. 6. Usaha tambak di terboyo, semarang. 7. Usawa sewa rumah di kampong pindrikan, semarang Akhirnya kehancuran keuangan praja Mangkunegaran itu, disebabkan karena faktor resensi ekonomi dunia, serta akibat rusaknya tanaman kopi dan tebu milik Mangkunegaran karena serangan hama. Pembaharuan dalam Keuangan dan Perekonomian Praja Usaha penataan perekonmian kembali dilakukan oleh mangkunegran VI, setelah mengalami kehancuran, kemudian dilanjutkan Mangkunegaran VII degan mengeluarkan berbagai kebijakan, antara lain : 1. Pemisahan keuangan Negara dan keuangan pribadi atau keluaraga. 2. Penghematan dan efisiensi 3. Pengelolaan sumber-sumber Negara secara efisien. 9
  • 10. 4. Pemanfaatan keuanagan Negara untuk kemakmuran Negara secara efektif dan efisien. Dengan adanya pembaharuan itu, perusahaan gula di Mangkunegaran telah mendatangkan hasil yang cukup banyak.Maka Praja Mangkunegaran selalu berusaha memperbarui pengelolaan keuangan dan perekonomian prajanya sesuain dengan tantangan lingkungan di sekitar yang dihadapinya. Adanya pembaharuan dalam pengelolaan keuangan , baik sumber dana maupun managemen penggunaanya, telah menyebabkan Praja mangkunegaran dapat menjalankan pemerintahanya. Menghitung sumbangan Dana milik terhadap Praja Dana sumbangan ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Sumbangan langsung yaitu sejumplah dana yang diberikan kepada praja Mangkunegaran melalui anggaran setiap tahun. 2. Sumbangan tidak langsung yaitu manfaat dari kehadiran perusahaan itu terhadap wilayah dan rakyat di praja Mangkunegaran. Sejak tahun 1918 sumbangan itu dikategorikan luar biasa. Maka dana anggaran praja mangkunegaran di bagi menjadi 2 , yaitu : 1. Anggaran untuk dinas biasa 2. Anggaran dinas luar biasa. Dengan demikian sumber penopang praja Mangkunegaran dan sumber pendapatan lainya, terutama dari pajak dan sewa. Jika berkurangnya satu atau kedua sumber pendapatan itu berakibat timpangnya roda pemerintahan Praja Mangkunegaran. Pembangunan Infrastruktur 1. Irigasi Bangunan ini sejak abad ke-19 sudah ada, berupa waduk yang fungsinya untuk pengairan sawah atau pertanian.Karena Mangkunegaran VII memendang bahwa irigasi ini sangat mendesak mengingant keadaan tanah dan topografi daerah Mangkunegaran, yaitu wilaya selatan Sangat tidak cocok untuk pertanian basah, terutama padi. Dalam rangka pembangunan ini Ia menggunakan arsitektur dari Belanda, untuk irigasi di wilayahnya. Pemimpin dari dinas irigasi kerajaan yang semula dipegang pejabat berkebangsaan Belanda 10
  • 11. digantikan oleh orang mangkunegaran sendiri yaitu Ir.Sarsito Mangoen Koesoema, setelah Wolf berhenti dari jabatanya. 2. Jalan dan Jembatan Selain irigasi yang dianggap penting adalah jalan dan jembatan, ini di anggap mendesak karena teknik lalu lintas tidak baik. Selain jalan untuk umum juga dibangun jalan kereta api NIS. Jalan itu meliputi wonogori, karanganyar, kemuning, batujamus, mojogedang dan lain-lain. Hingga tahun 1940, ketika situasi menjadi panas menjelang Perang Dunia II, pembangunan jalan di dalam skala besar yang sudan direncanakan sudah tidak ada lagi. 3. Pertanian dan politik agraria Suatu Negara tradisional, bidang pertanian dan penguasaan tanah merupakan hal terpenting. Tapi hal ini bukan satu-satunya faktor yang menentukan jalanya roda perekonomian dan kerajaan itu, karena sumber Praja Mangkunegaran berasal dari sumber-sumber bidang lain terutama industri. 4. Pendidikan Dan kebudayaan Mulai abad ke-20, pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan sistim pendidikan untuk penduduk bumiputra di Tanah air. Hal ini dilaksanakan dengan mengikuti pola Barat dalam pembangunan pendidikan. Kebudayaan jawa sangat diperhatikandalam perkembangan di Mangkunegaran , ini bertujuan untuk memberikan pengajaran yang baik kepada narapraja maupun rakyatnya. Karya sastra seperti Tripama, saloka Tama, dan sebagainya merupakan contoh karya sastra yang cukup berbobot pada zamannya dan banyak dijadikan acuan bagi rakyat Mangkunegaran pada masa selanjutnya bahkan hingga sekarang untuk orang-orang Jawa. ` 11
  • 12. 12