SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
KARET ALAM DAN SINTESIS
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengetahuan Bahan Teknik
yang dibina oleh Dr. Hj. Sukarnati, MM
Oleh:
Dewi Izzatus Tsamroh 130511616269
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
September 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Karet Alam
dan Sintesis”.
Makalah ini berisikan informasi tentang masalah pengetahuan bahan teknik
yang banyak digunakan dalam dunia industri/teknik. Proses bagaimana cara
memperolah bahan tersebut hingga proses pengolahan serta pemanfaatannya
dalam dunia industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca tentang bagaimana mengelola karet yang baik dan benar. Ketika
penyusunan makalah pembelajaran ini, banyak pihak yang turut membantu serta
memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi
sumbangan dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun
sampaikan kepada Ibu Sukarnati atas bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama
proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, November 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan Penyusunan.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahan Baku Karet Alam ...................................................... 3
2.2 Pengolahan Lateks ................................................................ 8
2.3 Bahan Baku Karet Sintesis ................................................... 9
2.4 Pengolahan Karet Sintesis ..................................................... 10
2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik.. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................. 18
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknik tentunya banyak bahan teknik yang digunakan
dalam kegiatan produksi. Terdapat banyak macam bahan teknik yang dapat
diklasifikasikan dari logam hingga non-logam. Bahan teknik non-logam
sendiri dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu plastik, karet, kayu dan
lain-lain.
Bahan teknik non-logam sendiri banyak ditemukan di Indonesia,
terutama karet, karena Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara
produsen karet terbesar di dunia. Tanaman karet kebanyakan hidup di negara
beriklim tropis, tanaman ini memiliki nama ilmiah Havea brasiliensis.
Berdasarkan asalnya, karet dapat dibedakan menjadi karet alam dan karet
sintesis yang mana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing
Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun tertarik untuk mengkaji
karet alam dan karet sintesis dalam industri. Baik bagaimana cara
memperolehnya dan cara pengolahannya dengan judul “Karet Alam dan
Sintesis”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara memperoleh bahan baku karet alam?
2. Bagaimana cara mengolah karet alam?
3. Bagaimana cara memperoleh bahan baku karet sintesis?
4. Bagaimana cara mengolah karet sintesis?
5. Apakah pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam dunia teknik?
2
1.3 Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan
penyusunan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet alam
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah karet alam
3. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet sintesis
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah karet sintesis
5. Untuk mengetahui pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam
dunia teknik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Baku Karet Alam
2.1.1 Bahan Baku Karet Alam
Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknik
didapatkan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh
para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan
tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari.
Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik
Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta.
Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan
(lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik
yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus
berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik
melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada
waktu-waktu tertentu.
Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada
perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang
berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi
kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan
pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.
1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember
pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar
dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang
terjadi karena prakoagulasi.
4
2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat
penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki
kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks,
sebagai berikut.
1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-
lain).
2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau
keadaan lateks tidak stabil).
3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang
baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).
4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).
5. Kualitas air dalam pengolahan.
6. Bahan-bahan kimia yang digunakan.
7. Komposisi lateks.
Untuk mengetahui susunan bahan-bahan yang terkandung dalam
lateks dapat dilihat pada tabel Dari bahan-bahan yang terkandung dalam lateks
segar masih terdapat fraksi kuning latoid (2-10 ppm), enzim peroksidase dan
tyrozinase. Fraksi kuning dianggap normal bila mencapai 0,1-1,0 mg tiap 100
gram lateks kering.
Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan
Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%)
Kandungan karet 35,62 88,28
Resin 1,65 4,10
Protein 2,03 5,04
Abu 0,70 0,84
Zat gula 0,34 0,84
Air 59,62 1,00
Sumber: Setyamidjaja (1993)
5
Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam :
lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar.
a. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon
karet. Cairan getah ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan
tambahan atau tanpa bahan pemantap ( zat anti koagulan). Lateks kebun
mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2
mempunyai kadar karet kering 20%.
b. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah
disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang
sudah digiling tetapi belum jadi. Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar
karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 mempunyai kadar karet kering
80%. Tingkat ketebalan pertama 3mm dan tingkat ketebalan kedua 5mm.
c. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah
digumpalkan dengan asam semut. Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar
karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai kadar karet kering
60%. Tingkat ketebalan pertama 30mm dan tingkat ketebalan kedua 40mm
d. Lump segar adalah bahan oalh karet yang bukan berasal dari gumpalan
lateks kebun yang terjadi secara ilmiah dalam amngkuk penampungan.
Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar
mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%. Tingkat ketebalan pertama
40mm dan tingkat ketebalan kedua 60mm.
2.1.2 Karet Alam Konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam
konvensional. Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet
dan crepe. Jenis-jenis karet olahan yang tegolong konvensional beserta
standar mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut
a. Ribbed smoked seheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa
lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.
b. White crepe dan pale crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih
atau muda. White crepe dan pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.
6
c. Estate brown crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna coklat.
Disebut estate brown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunan-
perkebunan besar atau estate.
d. Thin brown crepe remilis, jenis ini merupakan crepe coklat yang tipis
karena digiling ulang. Bahan pembuat crepe ini sama dengan bentuk crepe
lain, tetepi digiling lagi untuk menghasilkan crepe yang tebalnya sesuai
dengan yang telah ditentukan.
e. Combo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap
pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
f. Thick blanket crepes ambers, jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal
dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses
pengasapan, dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang
baik mutunya.
g. Flat bark crepe, sebenarnya jenis ini merupakan karet tanah atau earth
rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum
diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.
h. Pure smoked blanket crepe jenis ini merupakan crepe yang diperoleh dari
penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet,
termasuk juga block sheet atau sheet bongkah atau dari sisa potongan
ribbed smoked sheet.
2.1.3 Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak
berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran
ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui
proses pemusingan atau centrifuged lateks biasanya lateks pekat banyak
digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
Standar mutu lateks pekat baik lateks pusingan atau lateks dadih dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
7
Tabel Standard Mutu Lateks Pekat
Lateks pusingan
(Centrifugated
latex)
Lateks dadih
(Creamed
Latex)
1. Jumlah padatan (total solids)
minimum
2. Kadar Karet Kering (KKK)
minimum
3. Perbedaan angka butir 1 dan 2
maksimum
4. Kadar amoniak (berdasar jumlah
air yang terdapat dalam lateks
pekat) minimum
5. Viskositas maksimum pada suhu
25°C
6. Endapan (sludge) dari berat basah
maksimum
7. Kadar koagulan dari jumlah
padatan, maksimum
8. Bilangan KOH (KOH number)
maksimum
9. Kemantapan mekanis
(mechanical stability) minimum
10. Persentase kadar tembaga dari
jumlah padatan maksimum
11. Persentase kadar mangan dari
jumlah padatan maksimum
12. Warna
13. Bau setelah dinetralkan dengan
asam borat
61,5%
60,0%
2,0%
1,6%
50
Centipoises
0,10%
0,08%
0,80
475 detik
0,001%
0,001%
Tidak biru
Tidak kelabu
Tidak boleh
64,0%
62,0%
2,0%
1,6%
50
Centipoises
0,10%
0,08%
0,80
475 detik
0,001%
0,001%
Tidak biru
Tidak
kelabu
8
Berbau busuk Tidak boleh
Berbau busuk
Sumber : Thio Goan Loo,1980.
2.2 Pengolahan Lateks
1. Penerimaan Lateks Kebun
Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari
pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan
dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta
bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses
penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi
untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk
menyeragamkan Kadar Karet Kering.
2. Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta
menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan
mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan
penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air
antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi
0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks
dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu
disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan
Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan
dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).
3. Pembekuan
Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan
menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan
larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan
konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar
Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks
telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut
9
didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH
lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan
bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk
menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan
membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam
hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa
lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada
lateks.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke
dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses
pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur
secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan
dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga
diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat.
Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah
pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum
dalam lembaran yang seragam.
2.3 Bahan Baku Karet Sintesis
Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan
bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran
dilakukan sejak zaman perang dunia II. Negara –negara industri maju
merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang
banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat
tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi,
minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap air.
Sifat Karet Buatan (Sintesis)
1. Memiliki daya elastisitas atau daya lenting sempurna.
2. Memiliki plastisitas baik, sehingga mudah diolah.
3. Mempunyai daya aus tinggi
10
4. Tidak mudah panas (low heat build up)
5. Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan (groove cracking
resistance)
2.4 Pengolahan Karet Sintesis
a. Polimerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada
tahap ini ada tiga metode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and
suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon.
b. Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan.
Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh
compounder.
c. Compounding(mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2
tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder
meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai
keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder pada tahap
ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.
d. Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran
dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses
pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk
menyerupai kabel panjang.
e. Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir.
dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk
akhir yang sempurna.
f. Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat
sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan
sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.
11
g. Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi
dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan
proses curing.
h. Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan
dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
i. Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah
sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang
mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.
j. Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan.
sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan
luar.
2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik
2.5.1 Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintesis
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah prroduksi dan konsumsinya
jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya
karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun,
keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Ada
pun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis
adalah sebagai berikut:
- Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
- Mempunyai daya aus yang tinggi,
- Tidak mudah panas (low heat build up),dan
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove
cracking resistance)
Walaupun demikian,karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan
terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan
12
supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam
jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang
mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga
dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang-kadang
bergejolak. Harga bisa turun drastis sehingga merusak pasaran dan
merisaukan para produsennya. Kadang-kadang karena suatu sebab seperti
keluarnya peraturan pemerintah di negara produsen yang menginginkan suatu
kondisi tertentu terhadap industri karet dalam negrinya,maka akan
mempengaruhi pasaran internasional. Suatu kebijaksanaan politik entah itu
dari pihak penguasa maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar
terhadap usaha perkarettan alam secara luas.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia
maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam akan tetap
mempunyai pngsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki
ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri
ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam.
2.5.2 Pemanfaatan Karet Alam
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Barang
yang dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kenderaan (dari sepeda,
motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang) sepatu karet, sabuk, penggerak
mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan
pembungkus logam. Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat
perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan
getaran, misalnya shockabsorbers. Karet juga bisa dgunakan untuk tahanan
dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil
dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getar serta
tidak tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga
digunakan karet. Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga
cukup kuat, elastis dan tidak menimbulkan suara yang berisik dapat dipakai
sebagai tali kipas mesin. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara dan
macam-macam oil seals banyak juga yang menggunakan bahan baku karet,
13
walau kini ada yang menggunakan bahan plastik. Bagian-bagian ruang atau
peralatan-peralatan yang terdapat dalam bagunan-bangunan besar banyak yang
dibuat dari bahan karet, seperti alas lantai dari karet yang dapat dibentuk
dengan bermacam-macam warna dan desain yang menarik. Alat-alat rumah
tangga dan kantor seperti kursi, lem, perekat barang, selang air, kasur busa
serta peralatan menulis juga menggunakan karet sebagai bahan pembuatnya.
Peralatan dan kenderaan perang juga banyak yang bagian - bagiannya dibuat
dari karet, misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja, truk-truk
besar, dan jeep. Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak
karena lantai semen yang keras, maka alas lantai yang dibuat dari karet banyak
dipergunakan di peternakan-peternakan besar. Alas lantai dari karet ini mudah
dibersihkan dan cukup meyehatkan bagi ternak seperti sapi dan kerbau.
2.5.3 Pemanfaatan Karet Sintetik
Umumnya karet sintetik diklasifikasikan kedalam 2(dua) kelompok
utama,yaitu :
a. Kegunaan Umum
Karet jenis ini sebanyak 60 persen untuk keperluan pembuatan ban
pneumatik. Contoh: karet SBR,poliisoprena,polibutadiena,EPDM
b. Kegunaan Khusus
Karet jenis ini untuk keperluan pembuatan produk-produk karet yang
tahan terhadap aksi bahan kimia. Contoh : karet-karet IIR, polikloroprena,
NBR
2.5.3.1 Karet Untuk Kegunaan Umum
1. Karet Stirena Butadiena
Karet Stirena Butadiena adalah karet sintetik yang paling populer,
merupakan kopolimer acak dari butadiena dan stirena (25% stirena dan
75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi
Dibanding karet alam, karet Stirena Butadiena memiliki beberapa
kelebihan seperti : tidak memerlukan proses mastikasi, lebih toleran
14
terhadap extender oil tanpa menyebabkan terjadinya penurunan sifat
(deteoriozation in properties), dan ketahanan terhadap penuaan
dan abrasi seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga tidak tahan
terhadap minyak api, karena gugus sisi (stirena) yang besar, maka karet
Stirena Butadiena merupakan polimer amorfus yang tidak menguat
sendiri (self reinforced rubber), sehingga perlu penambahan pengisi
penguat saat komponding. Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena
juga divulkanisasi dengan mengguanakan sistem vulkanisasi sulfur
terakselerasi, oleh karena ikatan gandanya lebih sedikit dibandingkan
karet alam maka jumlah hidrogen alilik juga lebih sedikit, sehingga
jumlah sulfur yang dipakai tidak sebanyak yang digunakan untuk karet
alam, tetapi bahan pencepat digunakan lebih banyak.
2. Karet Polibutadiena (Butadiene Rubber/BR)
Dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan, Polimerisasi
larutan menghasilkan karet karet BR yang stereo regular, untuk
keperluan pembuatan ban yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya,
lebih lentur dan resilien dibanding karet alam. Polimerisasi emulsi
menghasilkan polimer campuran yang acak (Cis dan Trans poli
butadiene). Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat ban,
karena dapat meningkatkan ketahanan abrasi. Digunakan secara adonan
(campuran ) dengan karet SBR maupun karet alam, kelebihan terutama
dalam mengurangi terjadinya pemanasan dalam (hysteresis) pada
produk ban.
3 Karet Isobutilena-Isoprena (Isobutylene-Isoprena Rubber/IIR)
Karet Butil (IIR) terdiri dari kopolimer isobutilena dan Isoprena
merupakan karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak
berkutub (nonpolar) tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar
seperti ester fosfat. Karet yang dapat mengkristal sehingga mempunyai
kekuatan gum (vulkanisasi tanpa pengisi penguat) yang tinggi.
Kegunaan utama untuk pipa gas, berbagai barang mekanik, tube dalam
15
untuk ban pneumatic, produk karet yang terkena sinar matahari, barang-
barang untuk kegunaan suhu tinggi seperti gasket,pipa dan selang
radiator,penebalan kabel,produk tahan bahan kimia atau barang-barang
yang tahan terhadap bahan kimia seperti pembuatan pipa untuk industri
kimia.
2.5.3.2 Karet Untuk Kegunaan Khusus
1. Karet Akrilonitril Butadiena (NBR)
Disebut juga dengan karet nitril, seperti karet stirena butadena,
diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi. Karet nitril terdiri dari
kopolimer butadiena dan akrilonitril. Jenis karet nitril tergantung
kepada kandungan akrilonitril (25 s/d 50%), gugus akrilonitril (AcN)
menyebabkan karet ini berkutub serta tahan terhadap bahan yang tidak
berkutub seperti minyak bumi/minyak mineral, dan gugus akrilonitril
pada sisi tulang belakang molekul karet ini menghalangi terjadinya
penghabluran atau penguatan sendiri. Semakin meningkat kadar
akrilonitril, maka semakin baik ketahanan pengembangan rantai
molekul (swelling resistance), suhu peralihan glass (Tg), kekerasan,
kekuatan tarik. Semakin buruk resiliens, sifat-sifat elastisitas ( terutama
suhu rendah).
2. Karet Polikloroprena (CR)
Polikloroprena terdiri dari 88-92 persen gugus-gugus trans-1,4-kloro-2
butenilena,7-12 persen cis-1,4 dan penambahan 1,2 yaitu 1,5 persen dan
penambahan 3,4,1 persen. Kehadiran atom klorin yang bermuatan
negatif menjadikan polimer ini berkutub dan tahan terhadap serangan
minyak. Kebanyakan kloroprena mempolimer dalam konfigurasi trans.
Akibatnya suatu polimer yang menguat sendiri dihasilkan. CR banyak
digunakan karena sifatnya yang tahan terhadap serangan ozon, minyak,
panas, dan lentur. Ia juga mempunyai ketahanan kepada cuaca
sekitaran. Sifat-sifat dinamik yang amat baik,rintangan api dan juga
rintangan lelasan. Antara kegunaan CR dalam industri ialah dalam
16
pembuatan hose tube, hose hidraulik, tube dan penutup untuk kegunaan
industri, dalam automotif untuk pembuatan tube, barangan teracuan dan
tali sawat berprestasi tinggi. Dalam industri pembinaan-pipa gasket,
gasket pelabuhan dan filem untuk bumbung bangunan.
3. Elastomer Uretana
Uretana dihasilkan dengan mereaksikan bahan-bahan yang
mengandung hidroksil dengan bahagian yang bersentuhan dengan
bahan organik isosianat. Dengan pemilihan isosianat, poliol dan bahan
pematangan yang sesuia, resin penyalutan, busa uretana,polimer cair
dan polimer gam dapat dihasilkan polimer gam yang digunakan dalam
industri karet dibuat dengan mereaksikan poliol yang berlebih sedikit
dengan isosianat. Untuk pematangan dengan sulfur, sedikit monomer
tak jenuh digunakan. Polimer yang terhasil adalah tahan kepada ozon
dan mempunyai sifat-sifat penuaan yang baik. Ia juga tahan kepada
minyak dan mempunyai kekeuatan tensil,koyok yang tinggi serta
rintangan lelasan yang amat baik.
4. Elastomer Polisulfida
Elastomer polisulfida juga dinamakan “Thiokol” oleh Thiokol
Chemical Corporation. Thiokol digunakan dalam pembuatan barangan
mekanik dan hose karena sifat keboleh telapannya yang rendah dan
ketahanannya kepada pelarut keton dan ester. Ia juga digunakan dalam
sektor pembinaan dan marina karena ketahanan cuaca persekitaran yang
baik, merupakan polimer yang stabil dan tahan kepada bahan kimia
serta untuk membuat bahan tampal. Polimer polisulfida disediakan
dengan reaksi kimia kondensasi dengan mereaksikan dihalida organik
dengan larutan cairan natrium polisulfida dalam kehadiran agen
penyebaran dan pembahasan. Hasil ini kemudian dibasuh untuk
menyingkirkan garam terlarut dan seterusnya digumpalkan dengan
asam. Reaksi kimia seperti ditunjukkan dibawah
C1CH2CH2CL + Na2S4 (CH2CH2S4)11 + 2 NaCl
17
Dua jenis Thiokol dihasilkan.(Indra Surya,.2006). Peremahan karet
memungkinkan pembersihan karet dengan lebih sempurna dan
memungkinkan tercapainya hasil yang lebih seragam. Kedua sifat inilah
kebersihan dan uniformitas karet sangat penting bagi karet alam, karena
justru kekurangan dalam dua hal ini menyebabkan kurang menariknya
karet alam terhadap karet sintetis. Dengan cara peremahan ini maka
upgrading karet-karet mutu rendah dapat dilaksanakan lebih
muda.(Sumarno kartowardojo.1970)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana
Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut
bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam
dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil
penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet
buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya
memiliki kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai
berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya
mudah, tidak mudah aus, tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket
yang tinggi terhadap bahan, serta tidak mudah panas. Karet alam biasanya
digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap.
Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan
terhadap berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya
jarang mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah
sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR. Proses pengolahan karet alam adalah
sebagai berikut: penerimaan lateks kebun-pengenceran-pembekuan.
Sedangkan proses pengolahan karet sintesis adalah sebagai berikut:
polymerization-isolation-compounding-extrusion-molding-flash removal-post
curing-finishing & inspection-cleaning-packaging.
19
DAFTAR PUSTAKA
Aghil, Ibrahim. 2012. Laporan Lateks. (Online)
http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-pengolahan-lateks.html
diakses pada 10 Oktober 2014
Nafiati, Cholifa. 2012. Industri Karet Buatan. (Online)
http://karetbuatan.blogspot.com/ diakses pada 30 Oktober 2014
Supardianningsih. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Klaten:
Intan Pariwara
_______________. 2013. Pengolahan 2013.Pengolahan Karet dan Pengolahan
Getah Karet (Lateks). (Online)
http://www.pupukkaretdansawit.com/2013/02/12/pengolahan-karet-dan-
pengolahan-getah-karet-lateks/ diakses pada 10 Oktober 2014

More Related Content

What's hot

Proses industri kimia dan perkembanganya
Proses industri kimia dan perkembanganyaProses industri kimia dan perkembanganya
Proses industri kimia dan perkembanganyaReza Mhk
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudafirmanahyuda
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
 
MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)
MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)
MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)Sri Nur Haslinda
 
Polimer PET Polyethylene Terephthalate
Polimer PET Polyethylene TerephthalatePolimer PET Polyethylene Terephthalate
Polimer PET Polyethylene TerephthalateAkhmad Kautsar
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRsartikot
 
Proses Industri Kimia
Proses Industri KimiaProses Industri Kimia
Proses Industri KimialombkTBK
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaLaporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaNurlita Yuliandari
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriBonita Susimah
 
penggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinpenggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinAndi Suciana Malla
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Gayuh Permadi
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 

What's hot (20)

Industri polimer
Industri polimerIndustri polimer
Industri polimer
 
Proses industri kimia dan perkembanganya
Proses industri kimia dan perkembanganyaProses industri kimia dan perkembanganya
Proses industri kimia dan perkembanganya
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasi
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)
MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)
MATERIAL TEKNIK : (LOGAM, KERAMIK, POLIMER, DAN KOMPOSIT)
 
Polimer PET Polyethylene Terephthalate
Polimer PET Polyethylene TerephthalatePolimer PET Polyethylene Terephthalate
Polimer PET Polyethylene Terephthalate
 
Dasar2 Elektroplating
Dasar2 ElektroplatingDasar2 Elektroplating
Dasar2 Elektroplating
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Proses pengolahan karet
Proses pengolahan karetProses pengolahan karet
Proses pengolahan karet
 
Proses Industri Kimia
Proses Industri KimiaProses Industri Kimia
Proses Industri Kimia
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha teaLaporan ilmiah pembuatan kombucha tea
Laporan ilmiah pembuatan kombucha tea
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
penggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinpenggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesin
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 

Similar to Karet Alam dan Sintesis

Persentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetPersentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetHerry Mulyadie
 
1.proses pembuatan bahan karet
1.proses pembuatan bahan karet1.proses pembuatan bahan karet
1.proses pembuatan bahan karetAlex Fernandez
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxekooke12
 
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptxMaryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptxMaryMaryam7
 
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Miftakhul Khoiri
 
Lateks pekat-dan-pemanfaatannya
Lateks pekat-dan-pemanfaatannyaLateks pekat-dan-pemanfaatannya
Lateks pekat-dan-pemanfaatannyairfanmuhfi
 
RPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahan
RPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahanRPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahan
RPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahansajidinbulu
 
Pabrik gondorukem terpentin 2
Pabrik gondorukem terpentin 2Pabrik gondorukem terpentin 2
Pabrik gondorukem terpentin 2fani russady
 
manfaat sabut kelapa sebagai media tanam
manfaat sabut kelapa sebagai media tanammanfaat sabut kelapa sebagai media tanam
manfaat sabut kelapa sebagai media tanamdebora sumarti
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposJuleha Usmad
 
947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ixAlen Pepa
 
Rpp sifat bahan
Rpp sifat bahanRpp sifat bahan
Rpp sifat bahanLisna M
 
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...John Kelik
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposalSeno Waluyo
 
makalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulpingmakalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulpingFhyuzha MinhoOppa
 
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)AsusZenfone6
 
Rangkuman Jurnal 2
Rangkuman Jurnal 2Rangkuman Jurnal 2
Rangkuman Jurnal 2Viarin Falla
 
Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...
Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...
Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...Repository Ipb
 

Similar to Karet Alam dan Sintesis (20)

Persentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetPersentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karet
 
1.proses pembuatan bahan karet
1.proses pembuatan bahan karet1.proses pembuatan bahan karet
1.proses pembuatan bahan karet
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptx
 
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptxMaryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
Maryam_Bahan ajar NATA DE COCO ppt.pptx
 
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
 
Lateks pekat-dan-pemanfaatannya
Lateks pekat-dan-pemanfaatannyaLateks pekat-dan-pemanfaatannya
Lateks pekat-dan-pemanfaatannya
 
RPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahan
RPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahanRPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahan
RPP IPA SMP KURIKULUM13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab4 sifat bahan
 
Kertas
KertasKertas
Kertas
 
Nps1 e
Nps1 eNps1 e
Nps1 e
 
Pabrik gondorukem terpentin 2
Pabrik gondorukem terpentin 2Pabrik gondorukem terpentin 2
Pabrik gondorukem terpentin 2
 
manfaat sabut kelapa sebagai media tanam
manfaat sabut kelapa sebagai media tanammanfaat sabut kelapa sebagai media tanam
manfaat sabut kelapa sebagai media tanam
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix
 
Rpp sifat bahan
Rpp sifat bahanRpp sifat bahan
Rpp sifat bahan
 
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposal
 
makalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulpingmakalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulping
 
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
Pertemuan 1 (pengertian, jenis dan karakteristik serat)
 
Rangkuman Jurnal 2
Rangkuman Jurnal 2Rangkuman Jurnal 2
Rangkuman Jurnal 2
 
Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...
Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...
Analisa struktur mikro pemanfaatan limbah kulit rotan menjadi nanopartikel se...
 

More from Dewi Izza

Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)
Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)
Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)Dewi Izza
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMKManajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMKDewi Izza
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
 
Bahan Bakar Cair dan Gas
Bahan Bakar Cair dan GasBahan Bakar Cair dan Gas
Bahan Bakar Cair dan GasDewi Izza
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaDewi Izza
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranDewi Izza
 
Rancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Rancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan KejuruanRancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Rancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan KejuruanDewi Izza
 
Evaluasi Kurikulum 2013
Evaluasi Kurikulum 2013Evaluasi Kurikulum 2013
Evaluasi Kurikulum 2013Dewi Izza
 
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Dewi Izza
 
Makalah Ketel Uap
Makalah Ketel UapMakalah Ketel Uap
Makalah Ketel UapDewi Izza
 
Makalah: Mengembangkan Butir Soal
Makalah: Mengembangkan Butir SoalMakalah: Mengembangkan Butir Soal
Makalah: Mengembangkan Butir SoalDewi Izza
 

More from Dewi Izza (15)

Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)
Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)
Pesawat angkat kelompok b (Dongkrak)
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMKManajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
Manajemen Pendidikan Kejuruan - Kurikulum SMK
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
 
Bahan Bakar Cair dan Gas
Bahan Bakar Cair dan GasBahan Bakar Cair dan Gas
Bahan Bakar Cair dan Gas
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 
Rancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Rancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan KejuruanRancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Rancangan Diklat - Kurikulum Pendidikan Kejuruan
 
Evaluasi Kurikulum 2013
Evaluasi Kurikulum 2013Evaluasi Kurikulum 2013
Evaluasi Kurikulum 2013
 
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1
 
Makalah Ketel Uap
Makalah Ketel UapMakalah Ketel Uap
Makalah Ketel Uap
 
Makalah: Mengembangkan Butir Soal
Makalah: Mengembangkan Butir SoalMakalah: Mengembangkan Butir Soal
Makalah: Mengembangkan Butir Soal
 

Recently uploaded

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 

Recently uploaded (10)

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 

Karet Alam dan Sintesis

  • 1. KARET ALAM DAN SINTESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengetahuan Bahan Teknik yang dibina oleh Dr. Hj. Sukarnati, MM Oleh: Dewi Izzatus Tsamroh 130511616269 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN September 2014
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Karet Alam dan Sintesis”. Makalah ini berisikan informasi tentang masalah pengetahuan bahan teknik yang banyak digunakan dalam dunia industri/teknik. Proses bagaimana cara memperolah bahan tersebut hingga proses pengolahan serta pemanfaatannya dalam dunia industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana mengelola karet yang baik dan benar. Ketika penyusunan makalah pembelajaran ini, banyak pihak yang turut membantu serta memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi sumbangan dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu Sukarnati atas bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama proses penyusunan makalah ini. Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Malang, November 2014 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1 1.3 Tujuan Penyusunan.................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bahan Baku Karet Alam ...................................................... 3 2.2 Pengolahan Lateks ................................................................ 8 2.3 Bahan Baku Karet Sintesis ................................................... 9 2.4 Pengolahan Karet Sintesis ..................................................... 10 2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik.. 11 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan .............................................................................. 18 DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 19
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik tentunya banyak bahan teknik yang digunakan dalam kegiatan produksi. Terdapat banyak macam bahan teknik yang dapat diklasifikasikan dari logam hingga non-logam. Bahan teknik non-logam sendiri dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu plastik, karet, kayu dan lain-lain. Bahan teknik non-logam sendiri banyak ditemukan di Indonesia, terutama karet, karena Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara produsen karet terbesar di dunia. Tanaman karet kebanyakan hidup di negara beriklim tropis, tanaman ini memiliki nama ilmiah Havea brasiliensis. Berdasarkan asalnya, karet dapat dibedakan menjadi karet alam dan karet sintesis yang mana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun tertarik untuk mengkaji karet alam dan karet sintesis dalam industri. Baik bagaimana cara memperolehnya dan cara pengolahannya dengan judul “Karet Alam dan Sintesis”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara memperoleh bahan baku karet alam? 2. Bagaimana cara mengolah karet alam? 3. Bagaimana cara memperoleh bahan baku karet sintesis? 4. Bagaimana cara mengolah karet sintesis? 5. Apakah pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam dunia teknik?
  • 5. 2 1.3 Tujuan Penyusunan Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan penyusunan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet alam 2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah karet alam 3. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet sintesis 4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah karet sintesis 5. Untuk mengetahui pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam dunia teknik.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bahan Baku Karet Alam 2.1.1 Bahan Baku Karet Alam Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknik didapatkan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari. Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu. Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi kualitasnya. Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan. 1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.
  • 7. 4 2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap. Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut. 1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain- lain). 2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil). 3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat). 4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu). 5. Kualitas air dalam pengolahan. 6. Bahan-bahan kimia yang digunakan. 7. Komposisi lateks. Untuk mengetahui susunan bahan-bahan yang terkandung dalam lateks dapat dilihat pada tabel Dari bahan-bahan yang terkandung dalam lateks segar masih terdapat fraksi kuning latoid (2-10 ppm), enzim peroksidase dan tyrozinase. Fraksi kuning dianggap normal bila mencapai 0,1-1,0 mg tiap 100 gram lateks kering. Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%) Kandungan karet 35,62 88,28 Resin 1,65 4,10 Protein 2,03 5,04 Abu 0,70 0,84 Zat gula 0,34 0,84 Air 59,62 1,00 Sumber: Setyamidjaja (1993)
  • 8. 5 Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam : lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar. a. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap ( zat anti koagulan). Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%. b. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi. Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 mempunyai kadar karet kering 80%. Tingkat ketebalan pertama 3mm dan tingkat ketebalan kedua 5mm. c. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut. Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai kadar karet kering 60%. Tingkat ketebalan pertama 30mm dan tingkat ketebalan kedua 40mm d. Lump segar adalah bahan oalh karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara ilmiah dalam amngkuk penampungan. Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%. Tingkat ketebalan pertama 40mm dan tingkat ketebalan kedua 60mm. 2.1.2 Karet Alam Konvensional Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis-jenis karet olahan yang tegolong konvensional beserta standar mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut a. Ribbed smoked seheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik. b. White crepe dan pale crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda. White crepe dan pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.
  • 9. 6 c. Estate brown crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna coklat. Disebut estate brown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunan- perkebunan besar atau estate. d. Thin brown crepe remilis, jenis ini merupakan crepe coklat yang tipis karena digiling ulang. Bahan pembuat crepe ini sama dengan bentuk crepe lain, tetepi digiling lagi untuk menghasilkan crepe yang tebalnya sesuai dengan yang telah ditentukan. e. Combo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah. f. Thick blanket crepes ambers, jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan, dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. g. Flat bark crepe, sebenarnya jenis ini merupakan karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam. h. Pure smoked blanket crepe jenis ini merupakan crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah atau dari sisa potongan ribbed smoked sheet. 2.1.3 Lateks pekat Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Standar mutu lateks pekat baik lateks pusingan atau lateks dadih dapat dilihat pada tabel berikut ini.
  • 10. 7 Tabel Standard Mutu Lateks Pekat Lateks pusingan (Centrifugated latex) Lateks dadih (Creamed Latex) 1. Jumlah padatan (total solids) minimum 2. Kadar Karet Kering (KKK) minimum 3. Perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum 4. Kadar amoniak (berdasar jumlah air yang terdapat dalam lateks pekat) minimum 5. Viskositas maksimum pada suhu 25°C 6. Endapan (sludge) dari berat basah maksimum 7. Kadar koagulan dari jumlah padatan, maksimum 8. Bilangan KOH (KOH number) maksimum 9. Kemantapan mekanis (mechanical stability) minimum 10. Persentase kadar tembaga dari jumlah padatan maksimum 11. Persentase kadar mangan dari jumlah padatan maksimum 12. Warna 13. Bau setelah dinetralkan dengan asam borat 61,5% 60,0% 2,0% 1,6% 50 Centipoises 0,10% 0,08% 0,80 475 detik 0,001% 0,001% Tidak biru Tidak kelabu Tidak boleh 64,0% 62,0% 2,0% 1,6% 50 Centipoises 0,10% 0,08% 0,80 475 detik 0,001% 0,001% Tidak biru Tidak kelabu
  • 11. 8 Berbau busuk Tidak boleh Berbau busuk Sumber : Thio Goan Loo,1980. 2.2 Pengolahan Lateks 1. Penerimaan Lateks Kebun Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering. 2. Pengenceran Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum). 3. Pembekuan Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut
  • 12. 9 didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks. Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam. 2.3 Bahan Baku Karet Sintesis Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman perang dunia II. Negara –negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap air. Sifat Karet Buatan (Sintesis) 1. Memiliki daya elastisitas atau daya lenting sempurna. 2. Memiliki plastisitas baik, sehingga mudah diolah. 3. Mempunyai daya aus tinggi
  • 13. 10 4. Tidak mudah panas (low heat build up) 5. Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance) 2.4 Pengolahan Karet Sintesis a. Polimerization Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini ada tiga metode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon. b. Isolation Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder. c. Compounding(mixing) Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas. d. Extrusion/Forming/Premolding Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang. e. Molding Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna. f. Flash Removal Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.
  • 14. 11 g. Post Curing Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing. h. Finishing & Inspection Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. i. Cleaning Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya. j. Packaging Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar. 2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik 2.5.1 Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintesis Walaupun karet alam sekarang ini jumlah prroduksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Ada pun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah sebagai berikut: - Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, - Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah. - Mempunyai daya aus yang tinggi, - Tidak mudah panas (low heat build up),dan - Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove cracking resistance) Walaupun demikian,karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan
  • 15. 12 supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang-kadang bergejolak. Harga bisa turun drastis sehingga merusak pasaran dan merisaukan para produsennya. Kadang-kadang karena suatu sebab seperti keluarnya peraturan pemerintah di negara produsen yang menginginkan suatu kondisi tertentu terhadap industri karet dalam negrinya,maka akan mempengaruhi pasaran internasional. Suatu kebijaksanaan politik entah itu dari pihak penguasa maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap usaha perkarettan alam secara luas. Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam akan tetap mempunyai pngsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam. 2.5.2 Pemanfaatan Karet Alam Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Barang yang dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kenderaan (dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang) sepatu karet, sabuk, penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam. Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran, misalnya shockabsorbers. Karet juga bisa dgunakan untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getar serta tidak tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan karet. Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga cukup kuat, elastis dan tidak menimbulkan suara yang berisik dapat dipakai sebagai tali kipas mesin. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara dan macam-macam oil seals banyak juga yang menggunakan bahan baku karet,
  • 16. 13 walau kini ada yang menggunakan bahan plastik. Bagian-bagian ruang atau peralatan-peralatan yang terdapat dalam bagunan-bangunan besar banyak yang dibuat dari bahan karet, seperti alas lantai dari karet yang dapat dibentuk dengan bermacam-macam warna dan desain yang menarik. Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem, perekat barang, selang air, kasur busa serta peralatan menulis juga menggunakan karet sebagai bahan pembuatnya. Peralatan dan kenderaan perang juga banyak yang bagian - bagiannya dibuat dari karet, misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja, truk-truk besar, dan jeep. Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak karena lantai semen yang keras, maka alas lantai yang dibuat dari karet banyak dipergunakan di peternakan-peternakan besar. Alas lantai dari karet ini mudah dibersihkan dan cukup meyehatkan bagi ternak seperti sapi dan kerbau. 2.5.3 Pemanfaatan Karet Sintetik Umumnya karet sintetik diklasifikasikan kedalam 2(dua) kelompok utama,yaitu : a. Kegunaan Umum Karet jenis ini sebanyak 60 persen untuk keperluan pembuatan ban pneumatik. Contoh: karet SBR,poliisoprena,polibutadiena,EPDM b. Kegunaan Khusus Karet jenis ini untuk keperluan pembuatan produk-produk karet yang tahan terhadap aksi bahan kimia. Contoh : karet-karet IIR, polikloroprena, NBR 2.5.3.1 Karet Untuk Kegunaan Umum 1. Karet Stirena Butadiena Karet Stirena Butadiena adalah karet sintetik yang paling populer, merupakan kopolimer acak dari butadiena dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi Dibanding karet alam, karet Stirena Butadiena memiliki beberapa kelebihan seperti : tidak memerlukan proses mastikasi, lebih toleran
  • 17. 14 terhadap extender oil tanpa menyebabkan terjadinya penurunan sifat (deteoriozation in properties), dan ketahanan terhadap penuaan dan abrasi seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga tidak tahan terhadap minyak api, karena gugus sisi (stirena) yang besar, maka karet Stirena Butadiena merupakan polimer amorfus yang tidak menguat sendiri (self reinforced rubber), sehingga perlu penambahan pengisi penguat saat komponding. Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga divulkanisasi dengan mengguanakan sistem vulkanisasi sulfur terakselerasi, oleh karena ikatan gandanya lebih sedikit dibandingkan karet alam maka jumlah hidrogen alilik juga lebih sedikit, sehingga jumlah sulfur yang dipakai tidak sebanyak yang digunakan untuk karet alam, tetapi bahan pencepat digunakan lebih banyak. 2. Karet Polibutadiena (Butadiene Rubber/BR) Dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan, Polimerisasi larutan menghasilkan karet karet BR yang stereo regular, untuk keperluan pembuatan ban yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya, lebih lentur dan resilien dibanding karet alam. Polimerisasi emulsi menghasilkan polimer campuran yang acak (Cis dan Trans poli butadiene). Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat ban, karena dapat meningkatkan ketahanan abrasi. Digunakan secara adonan (campuran ) dengan karet SBR maupun karet alam, kelebihan terutama dalam mengurangi terjadinya pemanasan dalam (hysteresis) pada produk ban. 3 Karet Isobutilena-Isoprena (Isobutylene-Isoprena Rubber/IIR) Karet Butil (IIR) terdiri dari kopolimer isobutilena dan Isoprena merupakan karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak berkutub (nonpolar) tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar seperti ester fosfat. Karet yang dapat mengkristal sehingga mempunyai kekuatan gum (vulkanisasi tanpa pengisi penguat) yang tinggi. Kegunaan utama untuk pipa gas, berbagai barang mekanik, tube dalam
  • 18. 15 untuk ban pneumatic, produk karet yang terkena sinar matahari, barang- barang untuk kegunaan suhu tinggi seperti gasket,pipa dan selang radiator,penebalan kabel,produk tahan bahan kimia atau barang-barang yang tahan terhadap bahan kimia seperti pembuatan pipa untuk industri kimia. 2.5.3.2 Karet Untuk Kegunaan Khusus 1. Karet Akrilonitril Butadiena (NBR) Disebut juga dengan karet nitril, seperti karet stirena butadena, diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi. Karet nitril terdiri dari kopolimer butadiena dan akrilonitril. Jenis karet nitril tergantung kepada kandungan akrilonitril (25 s/d 50%), gugus akrilonitril (AcN) menyebabkan karet ini berkutub serta tahan terhadap bahan yang tidak berkutub seperti minyak bumi/minyak mineral, dan gugus akrilonitril pada sisi tulang belakang molekul karet ini menghalangi terjadinya penghabluran atau penguatan sendiri. Semakin meningkat kadar akrilonitril, maka semakin baik ketahanan pengembangan rantai molekul (swelling resistance), suhu peralihan glass (Tg), kekerasan, kekuatan tarik. Semakin buruk resiliens, sifat-sifat elastisitas ( terutama suhu rendah). 2. Karet Polikloroprena (CR) Polikloroprena terdiri dari 88-92 persen gugus-gugus trans-1,4-kloro-2 butenilena,7-12 persen cis-1,4 dan penambahan 1,2 yaitu 1,5 persen dan penambahan 3,4,1 persen. Kehadiran atom klorin yang bermuatan negatif menjadikan polimer ini berkutub dan tahan terhadap serangan minyak. Kebanyakan kloroprena mempolimer dalam konfigurasi trans. Akibatnya suatu polimer yang menguat sendiri dihasilkan. CR banyak digunakan karena sifatnya yang tahan terhadap serangan ozon, minyak, panas, dan lentur. Ia juga mempunyai ketahanan kepada cuaca sekitaran. Sifat-sifat dinamik yang amat baik,rintangan api dan juga rintangan lelasan. Antara kegunaan CR dalam industri ialah dalam
  • 19. 16 pembuatan hose tube, hose hidraulik, tube dan penutup untuk kegunaan industri, dalam automotif untuk pembuatan tube, barangan teracuan dan tali sawat berprestasi tinggi. Dalam industri pembinaan-pipa gasket, gasket pelabuhan dan filem untuk bumbung bangunan. 3. Elastomer Uretana Uretana dihasilkan dengan mereaksikan bahan-bahan yang mengandung hidroksil dengan bahagian yang bersentuhan dengan bahan organik isosianat. Dengan pemilihan isosianat, poliol dan bahan pematangan yang sesuia, resin penyalutan, busa uretana,polimer cair dan polimer gam dapat dihasilkan polimer gam yang digunakan dalam industri karet dibuat dengan mereaksikan poliol yang berlebih sedikit dengan isosianat. Untuk pematangan dengan sulfur, sedikit monomer tak jenuh digunakan. Polimer yang terhasil adalah tahan kepada ozon dan mempunyai sifat-sifat penuaan yang baik. Ia juga tahan kepada minyak dan mempunyai kekeuatan tensil,koyok yang tinggi serta rintangan lelasan yang amat baik. 4. Elastomer Polisulfida Elastomer polisulfida juga dinamakan “Thiokol” oleh Thiokol Chemical Corporation. Thiokol digunakan dalam pembuatan barangan mekanik dan hose karena sifat keboleh telapannya yang rendah dan ketahanannya kepada pelarut keton dan ester. Ia juga digunakan dalam sektor pembinaan dan marina karena ketahanan cuaca persekitaran yang baik, merupakan polimer yang stabil dan tahan kepada bahan kimia serta untuk membuat bahan tampal. Polimer polisulfida disediakan dengan reaksi kimia kondensasi dengan mereaksikan dihalida organik dengan larutan cairan natrium polisulfida dalam kehadiran agen penyebaran dan pembahasan. Hasil ini kemudian dibasuh untuk menyingkirkan garam terlarut dan seterusnya digumpalkan dengan asam. Reaksi kimia seperti ditunjukkan dibawah C1CH2CH2CL + Na2S4 (CH2CH2S4)11 + 2 NaCl
  • 20. 17 Dua jenis Thiokol dihasilkan.(Indra Surya,.2006). Peremahan karet memungkinkan pembersihan karet dengan lebih sempurna dan memungkinkan tercapainya hasil yang lebih seragam. Kedua sifat inilah kebersihan dan uniformitas karet sangat penting bagi karet alam, karena justru kekurangan dalam dua hal ini menyebabkan kurang menariknya karet alam terhadap karet sintetis. Dengan cara peremahan ini maka upgrading karet-karet mutu rendah dapat dilaksanakan lebih muda.(Sumarno kartowardojo.1970)
  • 21. 18 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya mudah, tidak mudah aus, tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi terhadap bahan, serta tidak mudah panas. Karet alam biasanya digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap. Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya jarang mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR. Proses pengolahan karet alam adalah sebagai berikut: penerimaan lateks kebun-pengenceran-pembekuan. Sedangkan proses pengolahan karet sintesis adalah sebagai berikut: polymerization-isolation-compounding-extrusion-molding-flash removal-post curing-finishing & inspection-cleaning-packaging.
  • 22. 19 DAFTAR PUSTAKA Aghil, Ibrahim. 2012. Laporan Lateks. (Online) http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-pengolahan-lateks.html diakses pada 10 Oktober 2014 Nafiati, Cholifa. 2012. Industri Karet Buatan. (Online) http://karetbuatan.blogspot.com/ diakses pada 30 Oktober 2014 Supardianningsih. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara _______________. 2013. Pengolahan 2013.Pengolahan Karet dan Pengolahan Getah Karet (Lateks). (Online) http://www.pupukkaretdansawit.com/2013/02/12/pengolahan-karet-dan- pengolahan-getah-karet-lateks/ diakses pada 10 Oktober 2014