Skripsi ini membahas tentang efektivitas hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman kepada malaikat-malaikat Allah dan makhluk gaib selain malaikat pada siswa kelas VII MTs NU 1 Bumijawa dengan menggunakan mind mapping dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan penggunaan mind mapping lebih efektif dari pada pembelajaran konven
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
JUDUL
1. EFEKTIVITAS HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH
DAN MAKHLUK GAIB SELAIN MALAIKAT PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII MTS NU 01 BUMIJAWA
DENGAN PENGGUNAAN MIND MAPPING
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun oleh
SAMSUL MA'ARIF
3105430
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
i
2. KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387
PENGESAHAN
Skripsi Saudara
Nomor Induk
Jurusan
Judul
: Samsul Ma'arif
: 3105430
: Pendidikan Agama Islam
: Efektivitas Hasil Belajar Mata
Akhlak Materi Iman Kepada
Allah Dan Makhluk Gaib
Pelajaran Aqidah
Malaikat-Malaikat
Selain Malaikat Pada
Peserta Didik Kelas VII MTs NU 1 Bumijawa Dengan
Penggunaan Mind Mapping.
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal: 24 Juni
2010 dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S.
1) tahun akademik 2009/2010.
Ketua Sidang
Semarang, 24 Juni 2010
Sekretaris Sidang
Dra. Miswari, M.Ag
NIP. 15027433 700000 2 000
Rosidi, M.S.I
NIP. 19770131 2006041 1 011
Penguji I Penguji II
Drs. H. Soediyono, M.Pd.
NIP. 19680317 199403 1 003
Pembimbing I
Nasirudin, M.Ag.
NIP. 19691012 199603 1 002
Pembimbing II
Dr. H. Ruswan, M.A.
NIP. 19680424 199303 1 004
Drs. Wahyudi, M.Pd.
NIP. 19680314 199603 1 001
ii
3. DR. H. Ruswan, MA
Drs. Wahyudi, M. Pd
Dosen Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
An. Samsul Ma'arif
Assalamu_¶alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi saudara:
Nama
NIM
Judul Skripsi
: Samsul Ma'arif
: 3105430
: Efektivitas Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah
Akhlak Materi Iman Kepada Malaikat-Malaikat
Allah Dan Makhluk Gaib Selain Malaikat Pada
Peserta Didik Kelas VII MTs NU 1 Bumijawa
Dengan Penggunaan Mind Mapping.
Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi tersebut di atas dapat segera
dimunaqasyahkan.
Demikian harap maklum adanya.
Wassalamu_¶alaikum Wr. Wb.
Semarang, 01 Juni 2010
Pembimbing I Pembimbing II
DR. H. Ruswan, MA
NIP. 19680424 199303 1 004
Drs. Wahyudi, M. Pd
NIP. 19680314 199603 1 001
iii
5. PERSEMBAHAN
Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan
senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang
dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini
untuk
q Ayahanda Zharqoni dan Ibunda Umi Latifah Tercinta yang telah
mendidik dan membesarkanku serta mencurahkan kasih
sayangnya.
Saudara-saudaraku (M. Khaerul Umam dan Achmad Mazidul Fatin) yang senantiasa
memberi semangat hidupku.
Keluarga besar K. Zaeruqi dan Keluarga Besar H. Chamim yang selalu
memberikan motivasi dan doa yang tulus.
Keluarga besar PAI C 2005 selamat berjuang semoga sukses.
Keluarga besar kos Hallowen (Fathuri, Ulung, Soqi, Mizan, Amir, Munir,
Topik) yang bisa membuat tersenyum dengan candaan-candaan yang lucu.
Keluarga besar IMT (Ikatan Mahasiswa Tegal) IAIN Walisongo
Semarang.
Keluarga besar IKTASABA (Ikatan Alumni Babakan) IAIN Walisongo
Semarang.
Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan tak lupa pembaca budiman sekalian
Semoga amal dan Baik mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah Yang Maha Kuasa.
q
q
q
q
q
q
q
q
q
v
6. PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang, 01 Juni 2010
Deklarator,
Samsul Ma'arif
NIM. 3105430
vi
7. ABSTRAK
Samsul Ma'arif (Nim. 3105430) Efektivitas Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Materi Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Makhluk Gaib Selain Malaikat Kelas VII
MTs NU 1 Bumijawa Dengan Penggunaan Mind Mapping. Skripsi. Semarang: Program Strata 1
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan penggunaan
mind mapping lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, yang dilaksanakan di MTs NU 1 Bumijawa. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII, sedangkan sampelnya adalah kelas VII A yang terdiri dari 30 siswa
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B yang terdiri dari 30 siswa sebagai kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
metode dokumentasi dan metode tes. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas diuji
keseimbangannya dengan uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan
hasil nilai tes awal. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen
menggunakan mind mapping dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Setelah data nilai akhir didapat terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas dan homogenitas.
Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan uji t-tes. Berdasarkan perhitungan t-tes
dengan taraf signifikasi = 5% diperoleh thitung = 2,693, sedangkan
ttabel = 1,672. Karena thitung > ttabel maka berarti rata-rata hasil belajar Aqidah Akhlak siswa yang
diajar dengan penggunaan mind mapping lebih baik daripada
siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata
nilai tes akhir kelas eksperimen = 80,733dan kelompok kontrol
= 76,833, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan
mind mapping lebih baik daripada hasil belajar dengan pembelajaran
konvensional.
Dengan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dam menjadi inovasi
bagi civitas akademik, para mahasiswa dan para pendidik agar
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan bagi para peserta didik agar
dapat menggunakan mind mapping dalam proses pembelajaran.
vii
8. KATA PENGANTAR
•â_ô_£_®_ß _•___æ_ä_£_®_ß_•____•___â_´_'
dengan hati yang tulusPuji dan syukur dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari Zaman Jahiliyah ke Zaman
Islamiyah.
Skripsi berjudul "Efektivitas Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi
Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah Dan Makhluk Gaib Selain Malaikat Pada Peserta
Didik Kelas VII MTs NU 1 Bumijawa Dengan Penggunaan Mind Mapping". Skripsi ini
disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada
Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang
dalam penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
2.
3.
4.
Bapak Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan
ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Bapak Dr. H. Ruswan M.A selaku dosen pembimbing I dan bapak Drs. Wahyudi, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penulisan skripsi ini.
Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Bapak Busyro, S. Pd. I, selaku Kepala MTs NU 1 Bumijawa yang telah memberikan izin
untuk mengadakan penelitian.
viii
9. 5.
6.
7.
8.
9.
Bapak Imam Faqih, selaku guru Aqidah Akhlak MTs NU 1 Bumijawa, yang
telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang rela dan ikhlas dalam doa, restu serta materi yang tiada
henti dan tidak mengharap balasan.
Keluarga besar K. Zaeruqi (Almarhum) dan Keluarga Besar H. Chamim (Almarhum) yang
selalu memberi motivasi dan do'a.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran
dalam proses penulisan skripsi ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis
hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis berdo'a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat
diterima di sisi Allah SWT. serta mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil
yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdo'a, semoga bermanfa'at adanya
dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal _µaalamin.
Semarang, 01 Juni 2010
Penulis
Samsul Ma'arif
NIM. 3105430
ix
10. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii HALAMAN
PENGESAHAN .......................................................................... iii ABSTRAK
...................................................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................... v PERNYATAAN
.............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN............................................................................................ vii KATA
PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI
................................................................................................... x DAFTAR TABEL
........................................................................................... xii DAFTAR
LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah................................................................. 4
D. Perumusan Masalah .................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ......................................................................... 7
1.
2.
3.
4.
Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar.............................. 7
Mind Map (Peta Pikiran)..................................................... 13
Pembelajaran Konvensional. ............................................... 23 Materi
Pokok Iman Kepada Malaikat dan Makhluk Gaib .... 25
B. Kajian Penelitian Yang Relevan................................................ 35
C. Hipotesis................................................................................... 36 BAB III :
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ...................................................................... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 37
x
11. C. Variabel Penelitian.................................................................... 38
D. Metode Penelitian ..................................................................... 38
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.................. 39
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 40
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 42 BAB IV :
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian......................................................................... 50
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...................................... 50
C. Pembahasan Penelitian.............................................................. 57
D. Keterbatasan Penelitian............................................................. 58 BAB V :
KESIMPULAN
A. Kesimpulan............................................................................... 60
B. Saran-Saran .............................................................................. 60
C. Penutup..................................................................................... 61 DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
xi
12. DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
2
3
4
5
6
Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping........................................ 17
Prosentase Validitas Butir Soal............................................................. 51 Prosentase
Indeks Kesukaran Butir Soal............................................... 51 Prosentase Daya Beda
Butir Soal ......................................................... 52 Nilai Pre Test Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ............................... 52
Nilai Post Tes Kelompok Eksperimen dan Kontrol............................... 55
xii
13. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Analisis item pilihan ganda
Lampiran 2: Contoh perhitungan Uji Validitas Butir Soal
Lampiran 3: Uji Reliabilitas Butir Soal
Lampiran 4: Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Lampiran 5: Uji Daya Beda Butir Soal
Lampiran 6: Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba
Lampiran 7: Soal Test Uji Coba
Lampiran 8: Kunci jawaban test uji coba
Lampiran 9: Daftar Siswa Kelas Uji Coba Soal Tes
Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-1 Lampiran 11:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-2 Lampiran 12: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)-3 Lampiran 13: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)-4 & 5 Lampiran 14: Soal Post Test
Lampiran 15: Kunci Jawaban Soal Post Test
Lampiran 16: Daftar Nilai Awal Kelas Eksperimen
Lampiran 17: Daftar Nilai Awal Kelas Kelas Kontrol
Lampiran 18: Uji Normalitas Nilai Awal Kelas Eksperimen Lampiran 19:
Uji Normalitas Nilai Awal Kelas Kontrol
Lampiran 20: Uji Homogenitas Nilai Awal Kelas
Lampiran 21: Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Lampiran 22: Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen
Lampiran 23: Daftar Nilai Akhir Kelas Kontrol
Lampiran 24: Uji Normalitas Nilai Akhir Kelas eksperimen Lampiran 25:
Uji Normalitas Nilai Akhir Kelas Kontrol
Lampiran 26: Uji Homogenitas
Lampiran 27: Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Lampiran 28: Lembar Mind Mapping
Lampiran 29: Foto Kegiatan Belajar Mengajar
xiii
14. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam pandangan Islam adalah makhluk unggulan yang
dikaruniai akal kreatif, sehingga memungkinkannya untuk mengembangkan
peradaban dan kebudayaannya. 2
Dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan
yang baik dan sesuai dengan perkembangan zaman semuanya dapat dilakukan,
karena pendidikan pada dasarnya memang usaha pengembangan sumber daya manusia
(SDM).
Di dalam Islam ada dua tujuan pendidikan, tujuan yang berorientasi
pada ukhrawi, yaitu membentuk seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah
dan orientasi duniawi yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk
kebutuhan dan tantangan kehidupan, agar hidupnya
lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain. Belajar sudah menjadi kebutuhan
3
pokok pada masa kini. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini
telah menyebabkan informasi dapat tersedia dalam jumlah yang tak terbatas
dan dengan akses yang mudah. Hal ini menjadikan banyak perubahan serta perkembangan
dari berbagai aspek kehidupan. Perubahan ini tentunya perlu direspon oleh kinerja
pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Kualitas yang demikian sangat diperlukan
untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara
terbuka di era
global.
Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan
memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan
mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri
dibimbing. 4
belajar
maupun
Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap
2Muhammad Tholhah Hasan, Islam
Lantabora Press,2005), hlm. 34.
3
hlm. 81.
dan Masalah Sumberdaya Manusia, (Jakarta:
4
Abdul Mujib Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) Cet. 1,
Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: UPI, 2000), hlm. 8.
1
15. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. 5
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala
terjadi interaksi guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,
pada saat pengajaran itu berlangsung. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai suatu
proses interaksi guru dengan peserta didik. Sebagai makna utama, proses pembelajaran
memegang peranan penting untuk mencapai
tujuan pengajaran yang efektif. Keberhasilan pendidikan formal akan banyak
6
ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar yang merupakan
perpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari keseluruhan sistem pendidikan untuk
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tentunya tidak akan terlepas
dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Misalnya dengan
adanya penataran guru, penyediaan buku paket, dan alat-alat laboratorium
serta penyempurnaan kurikulum. Namun berdasarkan evaluasi, upaya-upaya tersebut
ternyata belum berhasil dalam meningkatkan prestasi peserta didik
secara optimal sebagaimana yang diinginkan. 7
Di hampir setiap pelajaran, kegiatan yang sering sekali dilakukan
siswa ketika menerima pelajaran adalah mencatat. Umumnya siswa membuat catatan dalam
bentuk tulisan panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat
sangat monoton dan membosankan. Dan
ketika dilakukan ulangan atau mengerjakan soal latihan, siswa akan mengerahkan energi
yang sangat besar untuk dapat mengingat dan menuliskan
5Ibid., hlm. 13.
6Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002), hlm. 40.
7
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 2.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
2
16. kembali catatan-catatan yang pernah dibuatnya. Tentu saja, hal tersebut
merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan dan siswa hanya mampu mengingat sebagian
kecil saja materi yang diajarkan.
Metode mencatat yang baik harus membantu mengingat perkataan dan bacaan,
mengingatkan pemahaman terhadap materi, membantu
8
mencatat yang baik dan mudah untuk digunakan oleh peserta didik, karena
catatan merupakan alat bagi peserta didik untuk mengingat materi-materi yang disampaikan
oleh guru pada waktu proses pembelajaran. Catatan di gunakan
oleh para peserta didik untuk membantunya dalam belajar, karena tidak semua
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diingat semua oleh para
peserta didik.
Dengan menggunakan metode mind mapping atau bisa disebut juga dengan metode
peta pikiran oleh para peserta didik memungkinkan semua hal
diatas dapat terjadi. Karena peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan
peserta didik untuk mengingat banyak informasi yang diperoleh
pada saat proses pembelajaran.
Mata pelajaran Aqidah Akhlak mengajarkan materi-materi yang berisi tentang
konsep Aqidah Islam yang merupakan dasar-dasar ajaran Islam dan
juga ajaran tentang akhlak yang harus diketahui dan dipahami oleh umat Islam
sejak dini. pelajaran aqidah akhlak sangat penting sekali karena mengajarkan dasar-dasar
pokok ajaran Islam, seperti rukun islam, rukun iman, akhlak dan
lain sebagainya yang semuanya merupakan dasar pokok ajaran Islam. Untuk
itu peserta didik perlu mencatatnya karena catatan dapat membantu pada saat
belajar.
Dari uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah "Efektivitas Hasil Belajar
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman kepada Malaikat- Malaikat Allah dan
Makhluk Gaib Selain Malaikat Pada Peserta Didik Kelas VII MTs NU 01 Bumijawa
Dengan Penggunaan Mind Mapping".
mengorganisasi materi dan memberikan wawasan baru. Perlu adanya metode
8Bobi de Porter dkk., Quantum Teaching: Orchestrating Student Success, (Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2003), hlm. 175.
3
17. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat permasalahan
yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
2.
Metode pencatatan memiliki peranan penting dalam belajar, karena catatan
membantu para siswa dalam mengingat materi yang telah disampaikan
oleh guru pada waktu proses pembelajaran. Sehingga perlu ada metode mencatat yang
tepat.
Adanya kesulitan bagi para peserta didik dalam memahami materi pelajaran karena
diperlukan daya ingat yang kuat untuk mempelajarinya.
Tidak semua materi yang disampaikan guru dapat diingat semua oleh peserta didik,
sehingga peserta didik harus mencatatnya karena catatan
dapat membantu peserta didik dalam belajar.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan dan menghindari kesalahan dalam memahami
judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah dalam
judul yang berbunyi "Efektivitas belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi
iman kepada Malaikat-malaikat Allah dan Makhluk Gaib selain Malaikat kelas
VII MTS NU 01 Bumijawa dengan Penggunaan Mind Mapping" sebagai
berikut:
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya,
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya). 9
Sehingga Efektivitas diartikan
adanya kesesuaian antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang
kan dicapai. 10
Suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai
tujuannya. sedangkan efektifitas menunjukkan taraf tercapainya suatu
tujuan.
9
Sugono Dedy, Tim Redaksi Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2004), hlm. 173.
10
11, hlm. 82.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.
4
18. 2. Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. 11
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap organisme atau pribadi. 12
Hasil belajar yang
3.
menyangkut pengetahuan dapat diukur dengan nilai-nilai setelah proses
pembelajaran.
Mind Mapping
Mind Mapping disebut juga peta pikiran. Yakni suatu cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-
pikiran. 13
peta pikiran membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan
4.
pada kertas dengan jelas, lengkap dan mudah.
Materi Pokok Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Materi pokok iman kepada malaikat-malaikat Allah merupakan pokok bahasan
dari mata pelajaran aqidah akhlak yang ada di Madrasah
Tsanawiyah (MTs). 14
D. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana efektivitas hasil
belajar mata pelajaran aqidah akhlak materi iman kepada malaikat-malaikat
Allah dan makhluk gaib selain malaikat pda peserta didik kelas VII MTs NU
01 Bumijawa dengan penggunaan mind mapping?
11Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995), Cet. 3, hlm. 2.
12
Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 11.
13
Cet. 6, hlm. 4.
14
Madrasah Tsanawiyah, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009).
Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008),
T. Ibrahim dan H. Darsono, Membangun Aqidah dan Akhlak Jilid 1 Untuk Kelas VII
5
19. E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a.
b.
Memberikan gambaran kepada guru tentang pembelajaran metode
Mind Mapping.
Digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya perbaikan hasil
belajar siswa
2. Bagi Siswa
a.
b.
Memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami pelajaran
aqidah akhlak.
Meningkatkan daya ingat dan ketrampilan berfikir para siswa.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah
dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran
aqidah akhlak yang lebih efektif.
Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti khususnya dalam bidang
pendidikan.
4.
6
20. BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar sebagai karakteristik
yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan
suatu aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat
manusia.
Belajar
15
Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang.
belajar dapat
16
Perubahan sebagai hasil dari proses
ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut. Belajar bukan
suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan. 17
Jadi, belajar merupakan langkah-langkah atau
prosedur yang ditempuh dalam mencapai tujuan.
Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para pakar
pendidikan, diantaranya: Belajar adalah suatu proses perubahan, yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 18
Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology belajar
adalah sebagai berikut "Learning may be defined as any relatively
15Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz, 2007) , hlm. 13.
16
Rosdakarya, 2004), hlm. 28.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
17
hlm. 29.
hlm. 2.
18
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003 ), Cet.3,
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
7
22. Menurut pendapat W.S Winkel: Belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. 23
Menurut pendapat Mulyono Abdurrahman: Belajar merupakan
suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau
yang biasa disebut hasil belajar, yaitu: suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dari pengertian di atas,
24
dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan individu. Perubahan itu hasil
yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar adalah suatu
proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil dan
hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar.
b. Pengertian Pembelajaran
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa
belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan
tingkah laku, Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Maka
pengertian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik. 25
Pembelajaran merupakan aktualisasi
kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan
23
24
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), hlm. 53.
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 28.
25
hlm. 24.
Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press, 2000),
9
23. menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan. 26
Pengertian di atas menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkanproses
kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik, serta meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
2) Pembelajaran dapat menambahkan perhatian dan motivasi peserta
didik dalam belajar.
3) Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima
pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
4) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi peserta didik.
5) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
6) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi peserta didik.
Proses pembelajaran pada
komunikasi yaitu proses
27
hakekatnya
pesan dari
adalah
sumberpenyampaian
proses
pesan,
saluran atau melalui media tertentu ke penerima pesan. Di dalam dunia
pendidikan, pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran atau yang
ada di kurikulum. Sumber pesan bisa berupa guru, siswa, atau orang
lain. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah
siswa atau juga guru.
Tahap awal dari proses pembelajaran yaitu bagaimana dapat
menyiapkan suasana yang kondusif.28 Untuk dapat menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung
proses
26
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 117.
27
28
Accelerated Learning, (Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2004), hlm. 310.
Max Darsono, op.cit., hlm. 25.
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategi Petunjuk Praktis untuk Menerapkan
10
24. pembelajaran, sekolah harus memberikan kesan sebagai suatu tempat
yang menghargai peserta didik sebagai seorang manusia yang
pemikiran dan idenya dihargai sepenuhnya.
Pembelajaran bertujuan membantu peserta didik agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah
laku peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai
atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku peserta didik
menjadi bertambah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Pengertian Hasil Belajar
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta dididik
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan gabungan dua
kata yang masing-masing mempunyai arti yaitu hasil dan belajar. Hasil
adalah sesuatu yang telah dicapai.
mendapat kepandaian. 30
29
Belajar adalah berusaha supaya
c.
Sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 31
Bagi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta
didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Jadi, hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik. 32
Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan,
juga kecakapan dan keterampilan melihat, menganalisis,tetapi
memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian
kerja. Dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar
ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya
29Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: P.N. Balai pustaka,1990),
hlm. 362.
30
31
hlm. 3.
32
Ibid., hlm. 108.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 179.
11
25. dilakukan secara
perbuatan.
Berikut
tertulis, tetapi juga secara lisan serta penilaian
ini beberapa pengertian tentang hasil belajar atau
prestasi belajar, antara lain: Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil
belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Menurut Nana Sudjana,
33
Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. 34
Menurut Sadiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi:
1) Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)
2) Personal, kepribadian atau sikap (afektif)
3) Kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik)
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan
35
perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah
laku sebagai pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengertian, pemahaman,
keterampilan, kecakapan serta aspek-aspek lain yang ada pada individu
yang belajar.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam
mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar itu:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam) meliputi:
a) Faktor jasmaniah (fisiologi) meliputi: faktor kesehatan dan
cacat tubuh.
33
34
Ibid., hlm. 102.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. 6., hlm. 22.
35
2001), hlm. 28-29.
Sadiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
12
26. b) Faktor psikologis yang meliputi: inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kesiapan, kematangan.
c) Faktor kelelahan.
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar) yang meliputi:
a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, keadaan
ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian
orang tua, suasana rumah.
b) Faktor sekolah, yang meliputi: metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, waktu sekolah, metode belajar, tugas rumah.
36
c) Faktor masyarakat, yang terdiri dari: kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat. 37
2. Mind Map (Peta Pikiran)
a. Pengertian Mind Map (Peta Pikiran)
Metode mind mapping
adalah
cara termudah untuk
menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar
dari otak mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.38
Metode
mencatat yang baik harus membantu kita mengingat perkataan dan
bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru. Peta pikiran
(Mind Mapping) memungkinkan terjadinya semua hal itu. 39
Teknik mencatat ini dikembangkan oleh Toni Buzan 1970-an
dan didasarkan pada riset bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Otak anda
sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol suara,
bentuk-bentuk, dan perasaan. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat
visual dan sensorik ini dalam suatu pola ide-ide
yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,
mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan
36
37
38
Slameto, op.cit., hlm. 54.
Ibid., hlm. 60.
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009),
Cet. 7, hlm. 4.
39
Mizan Pustaka, 2003), hlm. 175.
Bobi de Porter dkk., Quantum Teaching: Orchestrating Student Success (Bandung: PT
13
27. ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah
dari metode pencatatan tradisional karena ini mengaktifkan kedua belahan otak
anda (karena itu disebut dengan istilah "pendekatan keseluruhan otak"). Cara
ini menenangkan, menyenangkan, dan kreatif. Pikiran anda tidak akan mandeg
karena mengulangi catatan
anda jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran. 40
Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting
yang pernah dipelajari orang. Bagi pelajar hal ini seringkali berarti perbedaan
antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian. Alasan utama mencatat
adalah bahwa mencatat meningkatkan daya
ingat kebanyakan diri kita mengingat dengan sangat
menuliskannya. Tanpa mencatat dan mengulanginya,
baik ketika
kebanyakan
orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka
baca atau dengar kemarin. 41
Pencatatan yang efektif dapat menghemat
waktu dengan membantu anda menyimpan informasi secara mudah
dan mengingatnya kembali jika diperlukan.
Selain metode yang efektif dalam pencatatan, peta pikiran berfungsi untuk
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Peta pikiran juga ideal untuk menulis presentasi yang
akan dilakukan karena dapat meringkas keseluruhan isi presentasi dalam satu
halaman. Hanya memandang sekilas kertas catatan dapat mengingatkan topik
diskusi selanjutnya, dengan kata-kata kunci yang segera membangkitkan ingatan.
Peta pikiran juga akan berhasil untuk menulis laporan atau makalah, walaupun
mungkin memerlukan lebih dari satu peta untuk topik-topik
dengan banyak detail.
Mind map
42
juga merupakan peta hebat bagi ingatan,
memungkinkan kita menyusun dan pikiran sedemikian rupa sehingga
40
Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, Penerjemah Alwiyah Abdurahman (Bandung: Mizan pustaka 1999), Cet. V.
hlm. 152.
41
42
Ibid., hlm. 146-148.
Ibid., hlm. 160.
14
28. cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat
informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan dari pada teknik
pencatatan tradisional. 43
Tujuan mencatat adalah mendapatkan poin-poin kunci dari
buku-buku, laporan, kuliah dan sebagainya. Catatan yang baik dan efektif
membantu kita untuk mengingat detail-detail tentang poin-poin
kunci, memahami konsep utama dan melihat kaitannya.
atau mind map
menghasilkan
44
Peta pikiran
merupakan cara kreatif bagi setiap siswa untuk
gagasan, mencatat apa yang dipelajari atau
merencanakan tugas baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak
menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi
melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang
yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.
Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi
seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak
dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita
akan semakin mudah.
Dalam peta pikiran, kita dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide
lainnya dengan tetap memahami konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk
memahami dan menyerap suatu informasi. Mengapa? karena cara kerjanya mirip
dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di samping itu, peta pikiran juga
memudahkan kita untuk mengembangkan ide karena kita bisa mulai dengan suatu
ide utama
dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi di otak kita untuk memecahnya
menjadi ide-ide yang lebih rinci.
Otak manusia terdiri dari 2 belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right
hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss
callosum. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk
43
44
Tony Buzan, op.cit., hlm. 5.
Bobi De Porter dan Mike Hernacki, op.cit., hlm. 150.
15
29. berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca,
bahasa, dan berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk
mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Kedua belahan otak
tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons berbeda dan harus tumbuh dalam
keseimbangan.
Dalam proses menuangkan pikiran, manusia berusaha
mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian
rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal, dengan harapan bahwa
akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi dikemudian
hari. Tetapi, sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan
untuk memilih keterampilan-keterampilan
"otak kiri" yaitu matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan dari pada seni,
musik, dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama
keterampilan berpikir secara kreatif. 45
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan cara kerja peta pikiran
adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral (tengah) dan memikirkan
cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari
titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap
kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema
utamanya, poin-poin penting dari tema
yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting
tersebut, dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan
cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita
ketahui dan mana saja yang masih belum dikuasai dengan
baik.
Mind map (peta pikiran) adalah suatu metode pencatatan yang
berbeda dari bentuk pencatatan secara konvensional. 46
Lebih lanjut,
45
46
peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan
memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
http//ksupointer.com/2009/pembelajaran-dengan-peta-pikiran tgl 20 Februari 2009.
Yovan P. Putra, Memori dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: CV: Yrama Widya,
2008), hlm. 257.
16
30. teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Berikut ini
disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan
catatan pemetaan pikiran (mind mapping). 47
Tabel 2.1.
Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping.
Catatan Biasa
Hanya berupa tulisan-tulisan
saja
Hanya dalam satu warna
Untuk mereview ulang
Memerlukan waktu yang lama
waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih lama
Statis
Peta Pikiran (Mind Mapping)
1. Berupa tulisan, symbol1.
2.
3.
2.
3.
dan gambar
Berwarna-warni
Untuk mereview
diperlukan waktu
pendek
Waktu
ulang
yang
4.
4. yang diperlukan
5. untuk belajar lebih cepat
dan efektif
Membuat
individu menjadi lebih kreatif.
5.
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah suatu
mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Petateknik
pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang
terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua
belahan otak maka kan memudahkan seseorang untuk mengatur dan
mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara
verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
b. Cara Membuat Mind Map (Peta Pikiran)
Karena mind map begitu mudah dan alami, bahan-bahan untuk
membuat mind map sangatlah sedikit antara lain:
47Iwan Sugiarto, Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik dan Kreatif,
(Jakarta: PT. Gramedia, 2004), hlm. 76.
17
31. •
•
•
•
Kertas kosong yang tak bergaris
Pena dan pensil warna
Otak
Imajinasi
Cara membuat mind mapping adalah sebagai berikut:
1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjang nya
diletakkan mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah
kebebasan pada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk
mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Mengapa?
Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita
menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan
menarik, membuat kita tetap lebih fokus,
membantu
berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
3) Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warnamenariknya dengan gambar. Warna membuat mind
hidup, menambah energi kepada pemikiran
menyenangkan.
4) Hubungkan gambar-gambar utama ke gambar
lebih
kita
sama
map lebih
kreatif,
pusat
dan
dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan
dua, dan seterusnya. Mengapa? Karena otak bekerja menurut
asosiasi. Otak senang mengingatkan dua atau tiga atau empat hal
sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan
lebih mengerti dan mengingat.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Mengapa? Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-
cabang yang lurus dan organis, seperti cabang pohon jauh lebih
menarik bagi mata.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata
kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada
mind map. Setiap kata tunggal atau seperti pengganda,
menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. bila kita
menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih bebas dan
karena lebih bisa memicu ide dan pikiran baru.
7) Gunakan gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap
gambar bermakna seribu kata. Jadi bila kita mempunyai 10 gambar
di dalam mind map kita, mind map kita sudah setara dengan
10.000 kata catatan. 48
Kiat-kiat untuk membuat mind mapping (peta pikiran)
Ada beberapa kiat dalam pembuatan mind mapping (peta pikiran)
antara lain:
48Tony Buzan, op.cit., hlm. 14-16.
18
32. 1) Di tengah kertas buatlah lingkaran dari gagasan utama
2) Tambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci
gunakan pulpen warna-warni.
3) Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang, kembangkan
untuk menambahkan detail-detail.
4) Tambahkan simbol dan ilustrasi.
5) Gunakan huruf kapital
6) Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf yang lebih besar.
7) Hidupkanlah peta pikiran anda.
8) Garis bawahi kata-kata tersebut dan gunakan huruf-huruf tebal.
9) Bersikap kreatif dan berani
10) Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau
gagasan-gagasan.
11) Buatlah peta pikiran secara horisontal. 49
c. Fungsi Mind Map (Peta Pikiran)
Menurut Tony Buzan, peta pikiran dapat membantu kita untuk
banyak hal, yaitu :
1) Merencanakan
2) Berkomunikasi
3) Menjadi lebih kreatif
4) Menyelesaikan masalah
5) Memusatkan perhatian
6) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
7) Mengingat dengan lebih baik
8) Belajar lebih cepat dan efisien
Menurut Michael Michaliko dalam buku Cracking Creative Mind
Mapping, mengatakan bahwa kegunaan peta pikiran adalah :
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari kekusutan mental
3) Memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan.
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian informasi-
informasi yang saling terpisah.
5) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, dan membantu kita
dalam membandingkan. 50
d. Tujuan Pembuatan Mind map (Peta Pikiran)
Peta pikiran mengajarkan cara mencatat yang sistematis dan
mendorong aliran proses berfikir yang alami, yakni
dengan
49
50
menciptakan putaran umpan balik yang positif antara otak dan catatan.
Bobi De Poter dan Mike Hernacki, op.cit., hlm. 157.
Tony Buzan, op.cit., hlm. 6.
19
33. Potensi otak menghasilkan
ini dicapai
gagasan yang sangat
jika
tidak terbatas.
Kemampuan secara maksimal membiarkan ide
mengembara seperti air yang mengalir, bebas belum ada keinginan
untuk menatanya.
Tujuan
51
peta pikiran adalah menciptakan atau menangkap
pikiran serta data yang dianggap penting sesuai dengan cara sendiri,
sedang membuat catatan merupakan kegiatan mengorganisasikan pikiran sendiri
(kreativ, inovatif). Mencatat berarti meringkas pikiran
orang lain seperti diekspresikan dalam buku, artikel, ceramah dan
sebagainya. 52
Tujuan membuat mind mapping adalah untuk mengingat segala
sesuatu yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagas sentral. Karena
pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan ditulis. Maka tidak
boleh ada waktu sela dalam menulis.
Jika berhenti akan melihat pena atau pensil bergetar diatas kertas. 53
e. Manfaat Mind Mapping
Ada beberapa manfaat dalam penggunaan Mind mapping atau peta
pikiran antara lain:
1) Fleksibel, jika seorang pembicara tiba-tiba teringat
menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, anda dapat
mudah menambahkannya
untuk
dengan
ditempat yang sesuai dalam peta pikiran
anda tanpa harus kebingungan.
2) Dapat memusatkan perhatian, anda tidak perlu berfikir untuk
menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, anda dapat
berkonsentrasi pada gagasan-gagasannya.
3) Meningkatkan pemahaman, ketika membaca tulisan atau laporan
teknik, peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan
memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.
4) Menyenangkan, imajinasi dan kreativitas anda tidak terbatas. Dan
hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih
menyenangkan. 54
51
P. Pasaribu, T. Lukman, Melipatgandakan Potensi Otak Teknik Praktis Melejitkan Daya
Ingat, (Jakarta: Gramedia 2005), hlm. 69.
52
53
54
Ibid., hlm. 70.
Tony Buzan. op.cit. hlm. 106.
Bobi De Poter dan Mike Hernacki, op.cit., hlm. 172.
20
34. Menurut Tony Buzan manfaat Mind Mapping adalah :
1) Memberi pandangan yang menyeluruh pokok masalah atau area
yang luas.
2) Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-
pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita
berada.
3) Menghimpun dan menyimpan sejumlah data.
4) Mendorong pemecahan masalah dengan menemukan jalan baru
yang kreatif.
5) membuat anda mampu bersikap efisien.
6) Enak dilihat, dibaca, direnungkan dan diingat.
55
7) Menarik dan menahan perhatian mata/otak.
Sistem Pembelajaran Mind Mapping
Semua mind map mempunyai
menggunakan warna. Semuanya
56
f.
kesamaan
struktur
semuanya
alami yangmempunyai
memancar dari pusat, semuanya menggunakan garis lengkung, symbol,
kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana,
mendasar, alami dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar
informasi yang panjang dapat dialihkan menjadi diagram wana-warni, sangat
teratur dan yang bekerja selaras dengan
cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.
Mind map menjadi
cara
57
mencatat/meringkas yang
mengakomodir cara kerja otak secara natural. Berbeda dengan catatan
konvensional yang ditulis dalam daftar panjang kebawah, maka pada konsep mind
map akan mengajak pikiran untuk membayangkan suatu
subjek sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan. 58
Jika dengan
55
56
catatan konvensional anak harus menghafal daftar panjang yang sudah
anak buat dan seringkali ada yang terlewati. Sebaliknya dengan konsep
mind map, secara mental anak membangun sebuah gambar yang dapat
dibayangkan.
Tony Buzan, op.cit., hlm. 5.
Tony Buzan, Brain Child Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2005), hlm. 71.
57
58
Tony Buzan, op.cit., hlm. 5.
Caroline Edward, Mind Mapping untuk Anak Sehat dan Cerdas, (Yogyakarta: Sakti,
2009), hlm. 63.
21
35. Meringkas yang sering digunakan dalam dunia pendidikan
sesungguhnya hanya mengeksploitasi kerja otak kiri. Tak jarang anak menjadi
bosan, karena bentuk ringkasannya tak jauh beda dengan teks
inti. Mind map merupakan sistem terbaru yang didisain sesuai dengan
kerja alami otak manusia. Gambar-gambar yang bebas dilukiskan anak
dan bentuknya yang unik akan menyeimbangkan kerja kedua otak anak.
Keseimbangan kerja otak inilah yang menyebabkan rasa senang pada anak saat
belajar.
Sistem mind map juga bisa digunakan anak pada saat menjelang ujian. Jadi
anak tidak perlu membaca buku paket untuk mempelajari materi yang diujikan.
Anak cukup membuka kembali
hasil mind map yang sudah dibuatnya. 59
Tentu ini membantu anak
g.
dalam proses belajarnya.
Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses
pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:
1) Overview, tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat
proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk
memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan
dipelajari.
2) Preview, tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview
sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail
daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari
Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki
pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan
sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai.
3) Inview, tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail,
terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan
dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta
grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam
memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
4) Review, Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam
pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan
serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang
harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat
59Ibid., hlm. 67.
22
36. membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh
bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat
juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan
berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan
yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. 60
Pembelajaran Konvensional
a. Definisi Pembelajaran Konvensional
Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas, pada
umumnya ditentukan oleh peranan guru dan peserta didik. Dewasa ini
pembelajaran masih menggunakan model konvensional, pembelajaran
yang menjadi guru sebagai subjek yang aktif sedangkan peserta didik
sebagai obyek yang pasif. Menurut Djamarah (1996) metode
pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional
atau disebut juga metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
didik dalam proses belajar dan pembelajaran. 61
Sedangkan peranan
3.
murid dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan
dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh
guru.
Berkenaan dengan sifatnya metode yang demikian maka
biasanya secara wajar metode ceramah dilaksanakan dalam hal
apabila:
1) Guru akan menyampaikan fakta-fakta/kenyataan atau pendapat-
pendapat di mana tidak ada bahan bacaan yang menerangkan fakta-
fakta tersebut.
2) Guru harus menyampaikan fakta kepada murid-murid yang besar
jumlahnya, sehingga metode lain tak mungkin dapat.
3) Guru menghendaki berbicara yang semangat untuk merangsang
murid-murid mengerjakan sesuatu.
60http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-
mind-mapping/. 21 Februari 2010 14:30.
61
Pendidikan/Pembelajaran-Konvensional/. 21 Februari 2010 14:30.
Pembelajaran Konvensional, http://Xpresriau.Com/Toroka/Artikel-Tulisan-
23
37. b.
4) Guru akan menyimpulkan pokok penting yang telah dipelajari
untuk memperjelas murid dalam melihat hubungan antara hal-hal
yang penting lainnya.
5) Guru akan memperkenalkan hal-hal baru dalam rangka pelajaran
yang lalu.
Keuntungan Pembelajaran Konvensional
Sebagai metode maka pemberian pembelajaran konvensional
atau dengan ceramah memberi keuntungan dalam hal sebagai berikut:
1) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas
Sebab guru semata-mata berbicara langsung sehingga ia dapat
menentukan arah itu dengan jalan menetapkan sendiri apa yang
akan dibicarakan.
2) Organisasi kelas sederhana
Dengan berceramah, persiapan satu-satunya yang diperlukan guru
ialah buku cetak/bahan pelajaran. Pembicaraan ada kemungkinan
sambil duduk atau berdiri. Murid-murid diharapkan mendengarkan
secara diam. Maka mudah dimengerti bahwa jalan ini adalah yang
paling sederhana untuk mengatur kelas dari pada penggunaan
metode lain misalnya demonstrasi yang perlu alat-alat banyak, atau
metode kelompok yang memerlukan pembagian kelas dalam
kesatuan-kesatuan kecil untuk sesuatu tugas dan lain sebagainya.
Meskipun demikian di atas dikatakan sederhana dan begitu pula
tugas guru adalah lebih mudah dalam suasana tersebut, tetapi metode ceramah
mempunyai batas-batas atau kelemahan-kelemahan dipandang dari
segi kepentingan belajar murid-murid. Keburukan
dalam hal ini yang pokok sebagai berikut:
1) Guru sukar mengetahui sampai di mana murid-murid telah
mengerti pembicaraannya.
Guru-guru sering menganggap bahwa karena murid-muridnya
duduk dengan diam serta mendengarkan pembicaraannya, mereka
itu sedang belajar.
24
39. ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu_´. (QS. Fatir 35: 1) 65
Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang ke dua.
Yang dimaksud iman kepada Malaikat adalah mempercayai bahwa Allah
mempunyai makhluk yang bernama malaikat yang diberi tugas untuk
melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan dan menjadi penghubung
antara Allah SWT dan para Rasul Nya untuk menyampaikan wahyu. Iman
kepada Malaikat bersumber dari keimanan kepada Allah sebab
keberadaan dan perintah
mengimaninya berasal dari Allah. 66
2) Sifat-sifat Malaikat Allah SWT
Al-Qur'an menjelaskan bahwa Malaikat adalah hamba
Allah yang mulia, tidak pernah durhaka, tidak pernah maksiat dan
tidak pernah menentang Allah SWT.
surat Al-Anbiya ayat 26-27.
¼çmtRqà)Î7ó¡o„ w
67
Seperti dalam firman Allah
ÇËÏÈ šcqãBt•õ3•B ׊$t6Ïã ö@t/ 4 ¼çmoY»ysö7ß™ 3 #V$s!ur
ß`»oH÷q§•9$# x‹sƒªB$# (#qä9$s%ur
ÇËÐÈ šcqè=yJ÷ètƒ ¾ÍnÌ•øBr'Î/ Nèdur
ÉAöqs)ø9$$Î/Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya
(malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu
tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintahNya. (QS. Al-Anbiya: 26-27)
Malaikat adalah makhluk Allah yang gaib
68
yang
mempunyai sifat yang berbeda dengan manusia dan makhluk bumi
lainnya. Diantara sifat-sifat malaikat adalah:
a) Malaikat diciptakan dari Nur (Cahaya)
b) Malaikat selalu taat tan berbakti serta bersujud pada Allah
SWT, tidak pernah ingkar kepada Allah.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur_¶an dan Terjemahanya, (Semarang:65
CV Andi Gravika, 1994), hlm. 695.
66
16.
67
68
Forum MGMP Aqidah Akhlak MTs Kabupaten Tegal, Aqidah Akhlak Kelas VII, hlm.
T. Ibrahim dan H. Darsono, op.cit., hlm. 85.
Departemen Agama Republik Indonesia, op.cit., hlm. 498.
26
41. b) Mikail
Pada dasarnya semua rezeki datangnya dari Allah yang
diturunkan melalui malaikat Mikail. Tugas dari malaikat Israfil
antara lain:
(1) Memberikan rezeki yang kepada semua makhluk yang ada
di alam ini
(2) Mengatur angin, hujan dan tanaman.
c) Israfil
Malaikat Izrafil bertugas meniup sangka kala (terompet) pada hari
kiamat, peniupan sangka kala itu ada 3 (tiga) macam.
(1) Nafhul faza yaitu peniupan yang
menakutkan
(mengejutkan) yang menyebabkan rusak binasanya alam
jagad raya pada hari kiamat.
(2) Nafhul Shaqi yaitu peniupan yang memusnahkan segala
sesuatu.
(3) Nafhul Ba_¶ats yaitu peniupan yang membangkitkan
manusia seluruhnya untuk dikumpulkan dan dihisab
amalnya. Tiupan sangka kala malaikat Isrofil merupakanawal kehidupan di Akhirat. 74
Seperti dalam Al-Qur'an surat Yasin ayat 51
ÇÎÊÈ šcqè=Å¡Ytƒ öNÎgÎn/u' 4'n<Î) Ï^#y‰÷`F{$# z`ÏiB Nèd #sŒÎ*sù
Í'q•Á9$# 'Îû y‡ÏÿçRur
Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar
dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.(QS. Yasin: 51) 75
74
75
d) Izrail
Bertugas mencabut nyawa makhluk hidup bila ajal telah
tiba. Pada garis besarnya ada dua macam cara malaikat dalam
mengambil nyawa manusia. Cara pertama adalah mencabut
nyawa dengan keras dan cara yang kedua mencabut nyawa
Forum MGMP Aqidah Akhlak MTs Kabupaten Tegal, op.cit., hlm. 19.
Departemen Agama Republik Indonesia, op. cit., hlm. 711.
28
47. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus,. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur
(taat). QS. Al-Araf: 16-17) 93
Dengan memperhatikan beberapa ayat diatas, kita dapat
mengetahui bahwa iblis atau setan adalah makhluk yang senantiasa
menggoda manusia agar berbuat durhaka kepada Allah swt.
Berbagai cara diupayakan iblis atau setan sehingga banyak
manusia yang tergoda.
Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah dan
Makhluk Gaib Selain Malaikat
Iman terdiri dari tiga unsur, yaitu kemantapan hati, ucapan dan perbuatan.
Iman kepada Malaikatpun perlu dibuktikan dengan perbuatan nyata setiap
hari, antara lain meneladani sifat taat Malaikat kepada Allah SWT. Adapun sekap
meneladani ketaatan Malaikat kepada Allah SWT antara lain:
1) Senantiasa berusaha untuk menaati Allah SWT.
melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan
(baik
Nya)
c.
sebagaimana ketaatan Malaikat kepada Allah SWT.
2) Bersikap tawaduk kepada Allah SWT dan mengagungkan Nya,
misalnya membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.
3) Bersikap hati-hati dalam hidup ini, tidak melanggar hukum Allah
SWT sebagaimana Malaikat tidak maksiat kepada Nya. 94
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Buku yang berjudul Buku Pintar Mind Map, Tony Buzan menyatakan
bahwa Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi
kedalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Mind Map adalah
93
94
Ibid., 223.
T. Ibrahim dan H. Darsono, op.cit., hlm. 91.
34
48. cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan
pikiran-pikiran kita. Mind Map juga merupakan peta perjalanan yang hebat
bagi ingatan. Karena memberikan kemudahan dalam mengatur segala fakta
dan hasil pemikiran yang melibatkan cara kerja alami otak sejak awal. Ini
berarti bahwa upaya untuk mengingat dan menarik kembali informasi di kemudian hari akan
lebih mudah, serta lebih dapat diandalkan daripada
menggunakan cara pencatatan tradisional. 95
Buku yang berjudul Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum
Learning di Ruang Kelas karya Bobbi Deporter dkk, yang diterjemahkan oleh
Ary Nilandari mengatakan bahwa peta pikiran membantu siswa menangkap pikiran dan
gagasan pada kertas dengan jelas, lengkap dan mudah. Metode
yang sesuai dengan otak ini membuat informasi lebih mudah dimengerti dan
diingat kembali dan memaksimalkan momen belajar. Metode mencatat yang
baik harus membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, mengingatkan pemahaman
terhadap materi, dan memberikan wawasan baru, peta pikiran
(Mind Mapping) memungkinkan terjadinya semua itu. 96
Skripsi Kristanti (4401405010) FMIPA Jurusan Biologi UNNES yang
berjudul Efektivitas Pembelajaran Sistem Pencernaan melalui Kombinasi Model Jigsaw dan
Peta Pikiran di SMA N Jumapolo Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009.
Menyimpulkan bahwa kombinasi metode jigsaw
dan peta pikiran dapat dipertimbangkan guru sebagai metode alternatif metode
pembelajaran, karena secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar para
peserta didik. 97
Skripsi Arif Purnawan (4301401035) FMIPA Jurusan Kimia UNNES
yang berjudul Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Kimia Siswa SMA kelas
X dengan Metode Pemetaan Pikiran (Mind-Mapping) Menggunakan CD
95
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008),
Cet. 6, hlm. 4
96
Mizan Pustaka, 2003), hlm. 175.
97
peta pikiran di SMA N Jumapolo Kab. Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009. (Semarang FMIPA
UNNES Semarang 2009), hlm iv
Bobi de Porter dkk., Quantum Teaching: Orchestrating Student Success (Bandung: PT
Kristiani, Efektivitas belajar system pencernaan melaui kombinasi model jigsaw dan
35
49. Pembelajaran Interaktif pada Materi Pokok Hidrokarbon Tahun Pelajaran
2004/2005 menyimpulkan bahwa metode mind mapping menggunakan CD
pembelajaran sangat efektif dalam pembelajaran kimia.
Dari kajian penelitian yang telah diteliti
98
tersebut, penelitian ini
mencoba bagaimana efektifitas mind mapping dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak materi iman kepada malaikat dan makhluk gaib selain malaikat, tanpa disertai
dengan metode pembelajaran lainnya.
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu dugaan sementara yang
diajukan seorang peneliti yang berupa pernyataan-pernyataan untuk diuji
kebenarannya. 99
Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang
mungkin benar juga mungkin salah, akan ditolak jika salah dan akan diterima
jika fakta-fakta membenarkan.
Adapun hipotesis
100
yang diajukan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan penggunaan mind mapping akan lebih efektif dari pada
pembelajaran konvensional pada materi pokok Iman Kepada Malaikat- Malaikat Allah
dan Makhluk Gaib Selain Malaikat pada peserta didik kelas
VII MTs NU 1 Bumijawa tahun ajaran 2009/2010.
98
Arif Purnawan, Efektifitas Pembelajaran Kimia Siswa SMA kelas X dengan Metode
Pemetaan Pikiran (Mind-Mapping) Menggunakan CD Pembelajaran Interaktif pada Materi Pokok
Hidrokarbon Tahun Pelajaran 2004/2005. (Semarang FMIPA UNNES Semarang 2005), hlm iv
99
UMM Press, 2007), Cet. 4, hlm. 9.
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:
100
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 63.
36
50. BAB III
METODE PENELITIAN
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan alasan pemilihan judul di atas, maka dalam
penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: Untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar materi pokok iman kepada
malaikat-malaikat Allah dan makhluk gaib selain malaikat antara siswa yang
pembelajarannya dengan menggunakan mind mapping dibanding dengan
pembelajaran yang tidak menggunakan mind mapping.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret s.d. 15 April 2010 yang
meliputi perencanaan penelitian, pelaksanaan, analisis data,
dan
penyusunan laporan. Perincian waktunya sebagai berikut:
Tabel 2
Perincian Waktu PenelitianBulan, Tahun 2010
Januari Februari Maret
_ ¥_
_
_ _
_
_
No Nama Kegiatan
1 Perencanaan
2 Pelaksanaan
3 Analisis Data
4 Penyusunan Laporan
_
April
•
_
•
•
•_ • _
_
_
•
•
2. Tempat penelitian
Penelitian ini berlokasi di MTs NU 01 Bumijawa.
37
51. F. Variabel Penelitian
Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fokus
penelitian kuantitatif, pusat studi hampir sepenuhnya pada variabel. Studi
tentang variabel tersebut dilakukan secara individual (terisolasi dari variabel
lain) atau secara stimulan (dikaitkan dengan variabel lain) untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas. Kata variabel berasal dari bahasa inggris variable
dengan arti ubahan, faktor tak tetap, gejala yang dapat diubah-ubah, atau
keadaan yang kemunculannya berbeda-beda pada setiap subjek. 101
Sebagaimana judul yang tertera pada bagian awal skripsi dalam penelitian
komparasi ini terdapat 2 variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah yang penggunaan Mind Mapping.
Variabel terikat
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. 102
Variabel
2.
terikat dalam penelitian ini hasil belajar siswa kelas VII semester II MTs
NU 01 Bumijawa tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok iman kepada
malaikat-malaikat Allah dan makhluk gaib selain malaikat.
G. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara/teknik yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
bidang ilmu pengetahuan yang
prinsip-prinsip dengan sabar,
103
Sedangkan penelitian adalah upaya dalam
dijalankan untuk memperoleh fakta dan hati-hati
dan sistematis untuk menjawab
101Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Angkasa, 1993), hlm.
102
103
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), Cet. 12, hlm. 4.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
26.
Rineka Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 53.
38
52. kebenaran. 104
Jadi metode penelitian adalah cara seseorang untuk
mendapatkan fakta/ kebenaran dengan sabar, hati-hati dan sistematis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
metode
eksperimen yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel
dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar. penelitian
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap kondisi yang terkendalikan.
Oleh karena itu, dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), dan
adanya kelompok kontrol. 105
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data
tentang efektifitas pembelajaran dengan penggunaan mind mapping dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik
Rancangan penelitian menggunakan desain control group pre-test and post-test.
Sebelum pelajaran Aqidah Akhlak diberikan, siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
diberi pre-test untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa. Hasil pre-test
tersebut digunakan untuk membentuk kelompok-kelompok belajar, yang
masing-masing memiliki kemampuan berbeda-beda. Kelompok yang diteliti ada 2 yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kondisi perlakuan pada kelompok eksperimen
adalah pemberian pembelajaran dengan mind mapping, sedangkan kelompok kontrol
tidak. Kelompok kontrol ini berfungsi sebagai pembanding.
H. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII MTs
NU 01 Bumijawa. Populasi ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII A
dan kelas VII B.
2. Sampel
104Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 24
.
105Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfa Beta, 2006), hlm. 80
.
39
53. Sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung
dalam penelitian. Disini tidak menggunakan sampel karena semua populasi dijadikan
sampel. Sampel yang digunakan adalah semua populasi kelas VII-A yang berjumlah
30 peserta didik dan kelas VII-B
yang berjumlah 30 peserta didik.
Teknik pengambilan sampel.
Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah tehnik
cluster sampling yaitu pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan. Salah satu kelas bertindak sebagai kelas eksperimen yang diajar
dengan penggunaan metode mind mapping yaitu
kelas VII A, sedangkan kelas lainnya sebagai kelas kontrol yang diajar dengan metode
ceramah yaitu kelas VII B.
3.
I. Tehnik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,
seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.
Metode
106
dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
2.
mengenai data nama peserta didik yang termasuk populasi dan sampel
penelitian, data nilai ulangan harian peserta didik, dan data lain yang
berkaitan.
Tes hasil belajar
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. 107
Tes adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian 108
.
106Ibid., hlm. 181.
107
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet.
2, hlm. 170.
108
Ibid., hlm. 66.
40
54. Tes dipergunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Bentuk
tes yang digunakan berupa tes objektif (multiple choice) yang berbentuk
pilihan ganda. Masing-masing item soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban
dengan 1 jawaban yang benar. Dalam penelitian ini , tes digunakan untuk mengukur
hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes hasil belajar
yang digunakan adalah pre
tes dan post tes. Bentuk tes yang digunakan adalah tes bentuk objektif.
Tes ini dilaksanakan setelah kelompok eksperimen (kelas VII-A) dikenai
perlakuan yaitu melalui pembelajaran dengan mind mapping. Sebelum tes diberikan,
soal tes terlebih dahulu diujicobakan kepada kelas
selain kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukaran dari tiap-tiap butir soal.
Jika ada butir-butir soal yang tidak valid maka dilakukan perbaikan pada
soal tes tersebut. Tes yang sudah melewati tahap perbaikan dan valid akan diberikan
pada kelas sampel.
Langkah-langkah penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Menentukan tujuan tes.
Menetapkan ruang lingkup tes. Membuat
kisi-kisi.
Menentukan jumlah soal dengan mempertimbangkan waktu dan
e.
f.
g.
kesulitan soal.
Uji coba instrumen.
Menganalisis hasil uji coba yang meliputi analisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.
Mengadakan revisi terhadap soal-soal yang dirasa kurang baik dengan
mendasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba 109
.
J. Tehnik Analisis Data
109Inc I. Amirman Yousda, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1993), hlm. 61.
41
55. Dari semua data yang terkumpul selama penelitian, kemudian
dianalisis secara teoritik yaitu dengan:
1. Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen yang telah disusun kemudian diujicobakan pada kelas
lain yaitu kelas uji coba. Dari hasil uji coba kemudian dianalisis untuk,
menentukan soal-soal yang layak dipakai untuk instrumen penelitian.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah item-item tes tersebut sudah
memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.
Instrumen merupakan alat pengumpulan data penelitian. Adapun
langkah-langkah penelitian merancang instrument penelitian:
a.
b.
Mengidentifikasi variable-variabel dalam rumusan penelitian.
Mengembangkan variabel-variabel ke dalam konstruk dimensi-dimensi
yang mana dapat dikaji dalam teori yang telah dirumuskan oleh
peneliti.
Merumuskan kisi-kisi instrumen. 110
c.
Adapun analisis yang digunakan untuk menguji instrumen adalah :
a. Uji Instrumen
1) Validitas
Untuk menguji validitas soal pilihan ganda digunakan
korelasi point biserial karena skor 1 dan 0 saja. Adapun korelasi
point biserial sebagai berikut.
M M
St
rpbis
Keterangan:
rpbis=
Mp =
p t p
q
Mt =
St =
Koefisien korelasi point biseral
Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir
soal
Rata-rata skor total
Standar deviasi skor total
110
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif),
(Jakarta: GP Press, 2008), Cet. 1, hlm. 94.
42
56. p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
(p
banyaknya siswa yang menjawab benar
jumlah seluruh siswa
)
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah
(q = 1 - p)
Setelah dihitung r dibandingkan dengan rtabel (r-point biseral)
dengan taraf signifikansi 5%, jika rhitung > rtabel maka dikatakan
soal valid. 111
2) Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk perhitungan
reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
k 2
pq
r
11
S
k 1
S2
Keterangan:
r11
p
q
pq
k
S2
= reliabilitas instrumen
= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q =
1-p)
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
= jumlah butir soal
= varian total
Rumus varian:
2
x
2
x
N
S 2
N
111
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Cet.9, hlm.79.
43
57. Setelah dihitung, kemudian hasil r11 yang didapat
dibandingkan dengan harga r product moment. Harga rtabel dihitung
dengan taraf signifikansi 5% dan k sesuai dengan jumlah butir soal.
Jika r11___• rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut reliabel.
3) Tingkat Kesukaran Soal
Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesukaran soal
adalah:
112
P
B
JS
Keterangan:
P
B
JS
= Indeks kesukaran
= Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar
= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
IK = 0.00
0,00 < IK 0,30
0,30 < IK 0,70
0,70 < IK 1
IK = 1
4) Daya Pembeda Soal
: Butir soal terlalu sukar
: Butir soal sukar
: Butir soal sedang
: Butir soal mudah
: Butir soal terlalu mudah
Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan
metode split half yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua bagian,
kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang
pandai atau kelompok bawah. Angka yang menunjukkan daya
pembeda disebut indeks diskriminasi
D BA
JA
BB
JB
113
, menggunakan rumus:
Keterangan:
D = Daya beda
soal
112Ibid., hlm. 208.
113Ib
id., hlm.213-214.
44
58. BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
=
=
Jumlah kelompok atas
Jumlah kelompok bawah
JA
JB
Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berikut:
= 0.00 - 0,20
= 0,02 - 0,40
= 0,40 - 0,70
= 0,70 - 1,00
: Daya beda jelek
: Daya beda cukup
: Daya beda baik
: Daya beda baik sekali
D
D
D
D
D = negatif, semuanya tidak baik.
b. Uji Prasyarat
1) Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang
akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah
untuk menentukan apakah kelas tersebut berdistribusi normal atau
tidak. Rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Analisis
Chi-Kuadrat merupakan analisis statistik nonparametric, dengan
menggunakan skala nominal dan ordinal dalam bentuk angka dan
frekuensi yang berupa data skor.
a)
114
Prosedur penggunaan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut:
Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
b) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus:
k = 1 + (3,3) log n
c) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:
P
Re n tan g(R)
Banyakkelas
114
d) Membuat table distribusi frekuensi.
Iskandar, op.cit., hlm. 111.
45
59. e)
f)
Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval.
Menghitung rata-rata Xi( X ), dengan rumus:
X
f xi
f i
i
fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
xi = Tanda kelas interval
g) Menghitung variansi, dengan rumus:
n
2 2
f xi
s 2 i
f xi i
n
n 1
h) Menghitung nilai Z, dengan rumus:
Z
X X
s
i)
j)
Menentukan luas daerah tiap kelas interval (Ld).
Z 1 - Z2
Menghitung frekuensi ekspositori (Ei), dengan rumus: Ei = n x
Ld dengan n jumlah sampel.
k) Membuat daftar frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi
ekspositori sebagai berikut:
O Ei
i
Ei
Kelas Bk Z Ld Ei
Oi
l) Menghitung nilai Chi-Kuadrat (X ), dengan rumus:
K
i 1
O E 2
i
i
E i
X 2
2
m) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k
buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria
pengujian digunakan rumus: dk = k - 1 adalah banyaknya kelas
interval, dan taraf nyata = 0,05.
46
60. n) Menentukan harga X tabel.
o) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian:
Tolak Ho X hitung
2 2
X
2
Terima Ho jika X hitung
2
tabel
2
< X tabel.
115
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data
dilakukan dengan uji Bartllet yang langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan
jumlah kelas
b) Membuat tabel uji Bartlett seperti di bawah ini:
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett
Ho : 1
2 2 ....... 22
Sampel ke Dk
1 n 1 -
1
2 n 2 -
1
.
.
.
.
k
Jumlah
.
.
.
.
nk - 1
k
1/dk
1/(n1 - 1)
1/(n2 - 1)
.
.
.
.
1/(nk - 1)
S
S
S
2
i
2
i
2
2
log S
log S
log S
.
.
.
2
i
2
i
2
2
(dk) log Si
2
(n1 - 1) log S
(n2 - 1) log S
.
.
.
(nk - 1) log S
.
.
.
2
Sk
2
i
2
2
log Sk
2 2
k
n 1 1i
/ n 1i n 1 log Si
2
i
c)
Dimana:
ni = frekuensi kelas ke-i
Si = variansi kelas ke-i
Menguji varians gabungan dari semua sampel
S2
= n 1 S /
2
ii
n 1i
d) Menghitung satuan B dengan rumus:
B = (log S )
2
n 1i
115Sudjana, Metode Statistik, (Bandung, Tarsito, 2002), hlm. 47-236 .
47
61. e) Menghitung X dengan rumus:
X 2
ln
10 B
ni
1 log)
2
i
2
Membandingkan X hitung dengan X
2
f) 2
tabel dengan peluang
(1- ) dan dk = (k - 1). Apabila X hitung < X
data berdistribusi homogen.
Analisis data
Analisis
116
2 2
tabel maka
c.
data adalah proses pengolahan data guna
menyederhanakan fenomena yang ada, agar lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan guna digeneralisasi. Dalam proses ini seringkali
digunakan fungsi statistik.
Untuk
117
menganalisis data penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus t-test sebagai berikut:
Misal :
adalah rata-rata
adalah simpangan baku
Jika:
1) 1
t
2
X 1
X2
S
1
2
n
1
S22
n
2
2) Jika 1
t
2
X X 21
1
n1
1
n2
dengan S2
n 1 S) 2 n1
1
n1 n 2
2
1 S
2
2
2
S
Keterangan:
X1
=
X 2
=
Ibid., hlm. 237-238.
Iskandar, loc.cit.
rata-rata sampel kelas eksperimen
rata-rata sampel kelas kontrol
116
117
48
62. S1
S2
n1
n2
=
=
=
=
simpangan bake kelas eksperimen
simpangan buku gabungan banyaknya
kelas eksperimen
banyaknya kelas kontrol. 118
Kriteria pengujian yang berlaku adalah terima Ho jika t hitung < t
tabel dengan menentukan dk = (n1 + n2 - 2), taraf signifikan = 5 %
dan peluang (1 - ).
118
Sudjana, op.cit., hlm. 239.
49
63. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi
lapangan untuk memperoleh data dengan teknis test setelah dilakukan suatu
pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pembelajaran yang digunakan pada kelompok eksperimen
menggunakan mind mapping, sedangkan kelompok kontrol dengan model
pembelajaran konvensional.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 Maret sampai
dengan 15 April 2010, bertempat di MTs NU 1 Bumijawa, Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal di kelas VII semester genap tahun ajaran
2009/2010. Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, peneliti menentukan
materi pelajaran yaitu materi iman kepada malaikat Allah dan makhluk gaib
selain Malaikat serta menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk
kelas eksperimen.
B. Analisis data dan Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan analisis data hasil penelitian terlebih dahulu
dilakukan analisis soal uji coba yang digunakan untuk menganalisis test
sebagai instrument dalam penelitian ini. Hasil analisis butir soal adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Validitas Test
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang tidak valid berarti
memiliki validitas rendah. Berdasarkan perhitungan validitas butir soal
diperoleh:
50
64. Tabel 4.1
Prosentase Validitas Butir Soal
Kriteria
Valid
Nomor Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 19,
21, 23, 24, 27, 28, 31, 32,
34, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50
17, 18, 20, 22, 25, 26, 27,
No
1
Jumlah
_ff_™)
38
2 Tidak Valid
Prosentase
(%)
76 %
12 24 %
2.
3.
29, 30, 33, 35, 46
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Analisis Reliabilitas
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas instrument digunakan untuk mengetahui
ketepatan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir soal diperoleh r11 = 0.9487.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
Analisis Indeks Kesukaran
Uji Indeks Kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil perhitungan
indeks kesukaran butir soal diperoleh:
Tabel 4.2
Prosentase Indeks Kesukaran Butir Soal
No Kriteria
1 Sukar
2 Cukup (sedang)
Nomor Soal
-
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 36, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 46, 47, 50
16, 27, 35, 37, 45,48, 49
Jumlah
_ff_™)
0
41
Prosentase
(%)
0 %
82 %
3 Mudah 9 18 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
51
65. 4. Analisis Daya Beda
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Prosentase Daya Beda Butir Soal
No
Kriteria
1 Baik
Nomor Soal
1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 19, 21,
23, 24, 27, 28, 31, 32, 34,
36, 37, 39, 40, 41, 42, 43,
44, 45, 47, 48, 49, 50.
4, 17, 18 20, 22, 25, 29, 30,
33, 35, 38.
26, 46.
Jumlah
_ff_™)
37
2
3
Cukup
Jelek
Prosentase
(%)
74 %
11
2
22 %
4 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.
Setelah instrumen penelitian yang berupa tes diujicobakan dan
dianalisis kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari data hasil belajar.
1. Analisis Tahap Awal
Tabel 4.4
Nilai Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kelompok Eksperimen Kelompok
Kontrol Kode Pre Test
Kode
E - 01
E - 02 E
- 03 E -
04 E -
05 E -
06 E -
07 E -
08 E -
09 E -
10
45
78
60
54
56
43
60
32
36
53
K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pre Test
50
53
43
56
52
63
53
73
53
70
52