SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Unifikasi Robinson: Pendahuluan



      Diberikan dua buah formula logika predikat, ingin diketahui apakah
      kedua formula tersebut dapat diunifikasi atau tidak.
      Jika dapat diunifikasi, artinya kedua formula yang tampaknya
      berbeda secara sintaks, sesungguhnya sama satu sama lain.
      Jika dapat diunifikasi, maka salah satu formula dapat diubah
      menjadi bentuk yang sama secara sintaks ke menjadi bentuk formula
      lainnya melalui most general unifier (mgu).
      Salah satu metode untuk memeriksa apakah sepasang formula
      predikat dapat diunifikasi adalah Algoritma Unifikasi Robinson
      (Robinson’s Unification Algorithm).
Algoritma Unifikasi Robinson

      Algoritma unifikasi Robinson bekerja dengan membaca kedua
      formula dari kiri ke kanan sampai habis. Jika proses pembacaan
      menemukan disagreement set yang tidak dapat diunifikasi, maka
      kedua formula awal yang diberikan tidak dapat diunifikasi, atau
      dikatakan fail to unify. Jika proses pembacaan berhasil membaca
      kedua formula hingga selesai, maka artinya kedua formula awal yang
      diberikan dapat diunifikasi. Jika kedua formula dapat diunifikasi,
      maka algoritma unifikasi Robinson juga akan menghasilkan mgu.
      Dalam setiap langkah mencari unifikasi dari kedua formula predikat,
      algoritma unifikasi Robinson membangun disagreement set, yang
      menampung simbol-simbol yang ditemukan berbeda dari kedua
      formula tersebut. Berikut ini diberikan dua buah contoh sederhana
      yang dapat digunakan untuk menggambarkan proses yang terjadi
      ketika algoritma unifikasi Robinson diterapkan. Sebelum membahas
      kedua contoh, perlu diketahui bahwa algoritma unifikasi ini diusulkan
      oleh John Alan Robinson pada tahun 1965.
Contoh 1
  Diberikan dua formula predikat:

                            A0 : p(a; x; f (g (y )))
  dan
                            B0 : p(y ; f (z); f (z))
  Baca kedua formula tersebut mulai dari kiri ke kanan. Ketika membaca
  simbol predikat p, proses pembacaan tidak mengalami masalah, demikian
  juga ketika membaca tanda kurung buka. Perbedaan muncul ketika pada
  formula pertama dibaca simbol konstanta a sedangkan dari formula
  kedua dibaca simbol variabel y . Dari perbedaan ini dibentuk sebuah
  disagreement set

                                    {a, y }
  Dari disagreement set ini, bangun sebuah unifikator

                                σ1 : [y ← a]
Ketika sebuah unifikator dibentuk dari disagreement set, unifikator
tersebut langsung diterapkan kepada kedua formula predikat. Jika
unifikator σ1 ini langsung diterapkan kepada kedua formula predikat,
semua kemunculan variabel y diganti dengan konstanta a, sehingga
didapatkan sebuah pasangan formula predikat yang baru setelah
dilakukan unifikasi:

                          A1 : p(a; x; f (g (a)))
dan
                          B1 : p(a; f (z); f (z))
Perhatikan bahwa variabel y pada kedua formula diubah menjadi
konstanta a.
Dari pasangan formula predikat yang baru didapatkan dalam iterasi kedua
ini, proses pembacaan dilanjutkan. Proses pembacaan kedua formula
predikat langsung mendapatkan sebuah disagreement set yang lain yaitu:

                                {x, f (z)}
Dari diasgreement set ini dibentuk sebuah unifikator baru:

                            σ2 : [x ← f (z)]
dan unifikator ini pun langsung diterapkan kepada kedua formula predikat
dari iterasi ini sehingga didapatkan sebuah pasangan formula predikat
ketiga:

                        A2 : p(a; f (z); f (g (a)))
dan
                          B2 : p(a; f (z); f (z))
Dalam iterasi berikutnya, proses pembacaan dilanjutkan kepada kedua
formula predikat sehingga didapatkan sebuah disagreement set ketiga
yaitu:

                                {g (a), z}
yang membentuk unifikator ketiga:

                            σ3 : [z ← g (a)]
untuk digunakan membentuk pasangan formula:

                      A3 : p(a; f (g (a)); f (g (a)))
dan
                      B3 : p(a; f (g (a)); f (g (a)))
Perhatikan bahwa variabel z pada kedua formula juga ikut diubah.
Pada akhir iterasi ketiga ini didapatkan bahwa kedua formula tersebut
ternyata serupa. Artinya, pasangan formula yang diberikan di awal dapat
diunifikasi, dengan menggunakan mgu yang dibentuk dari unifikator σ1 ,
σ2 , dan σ3 :

              σ = σ1 σ2 σ3 = [y ← a, x ← f (z), z ← g (a)]
Contoh 2


  Diberikan dua formula predikat:

                          A0 : p(x; g (f (a)); f (x))
  dan
                             B0 : p(f (y ); z; y )
  Seperti pada contoh sebelumnya, proses pembacaan diterapkan kepada
  kedua formula. Disagreement set pertama yang didapatkan adalah

                                    {x, f (y )}
  untuk membentuk unifikator:

                              σ1 : [x ← f (y )]
Pada iterasi kedua, proses pembacaan dilanjutkan kpeada pasangan
formula yang baru:

                    A1 : p(f (y ); g (f (a)); f (f (y )))
dan
                           B1 : p(f (y ); z; y )
Disagreement set kedua adalah

                              {g (f (a)), z}
yang membentuk unifikator kedua:

                           σ2 : [z ← g (f (a))]
Unifikator ini digunakan untuk membentuk pasangan formula berikutnya:

                    A2 : p(f (y ); g (f (a)); f (f (y )))
dan
                       B2 : p(f (y ); g (f (a)); y )
Pasangan formula ini membentuk disagreement set

                             {f (f (y )), y }
Jika dibentuk sebuah unifikator, akan didapatkan

                          σ3 : [y ← f (f (y ))]
Unifikator ini tidak dapat digunakan untuk me-unifikasi kedua formula
yang diberikan, karena secara rekursif setiap kemunculan variabel y akan
berulang digantikan oleh simbol fungsi f . Artinya, pada contoh ini,
unifikator σ3 bukanlah unifikator, dan ini berarti bahwa pasangan formula
awal yang diberikan tidak dapat diunifikasi.
Proses unifikasi pada contoh ini gagal, atau fail.

More Related Content

What's hot

NOTA MATEMATIK SK
NOTA MATEMATIK SKNOTA MATEMATIK SK
NOTA MATEMATIK SKSayshare
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2
Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2
Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2Diyah Novi Sekarini
 
Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)risal07
 
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearBab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearKelinci Coklat
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logikaandrewaja
 
java lang
java langjava lang
java langnurma
 
Tugas selvi andini dan indarini 1
Tugas selvi andini dan indarini 1Tugas selvi andini dan indarini 1
Tugas selvi andini dan indarini 1INDA RINI
 
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometriPertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometriadi darmawan
 
Kuliah kalkulus 1 tatap muka 1
Kuliah kalkulus 1   tatap muka 1Kuliah kalkulus 1   tatap muka 1
Kuliah kalkulus 1 tatap muka 1Dearest Rome
 

What's hot (13)

Limit x mendekati 0
Limit x mendekati 0Limit x mendekati 0
Limit x mendekati 0
 
NOTA MATEMATIK SK
NOTA MATEMATIK SKNOTA MATEMATIK SK
NOTA MATEMATIK SK
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2
Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2
Limit Fungsi Aljabar KELAS X SEMESTER 2
 
Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)
 
Kekontiniuan
KekontiniuanKekontiniuan
Kekontiniuan
 
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearBab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
 
Regula falsi
Regula falsiRegula falsi
Regula falsi
 
Tugas Logika
Tugas LogikaTugas Logika
Tugas Logika
 
java lang
java langjava lang
java lang
 
Tugas selvi andini dan indarini 1
Tugas selvi andini dan indarini 1Tugas selvi andini dan indarini 1
Tugas selvi andini dan indarini 1
 
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometriPertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
Pertemuan 1-fungsi-invers-eksponensial-logaritma-dan-trigonometri
 
Kuliah kalkulus 1 tatap muka 1
Kuliah kalkulus 1   tatap muka 1Kuliah kalkulus 1   tatap muka 1
Kuliah kalkulus 1 tatap muka 1
 

Viewers also liked

Office 365 + Windows Azure (del 2)
Office 365 + Windows Azure (del 2)Office 365 + Windows Azure (del 2)
Office 365 + Windows Azure (del 2)Wictor Wilén
 
How Do You Measure The Power Of Words
How Do You Measure The Power Of WordsHow Do You Measure The Power Of Words
How Do You Measure The Power Of WordsPrashant Gandhi
 
Orange Language Travel Guide
Orange Language Travel GuideOrange Language Travel Guide
Orange Language Travel GuideOrange BG
 
Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...
Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...
Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...LINKInnovationStudies
 
Acrp Presentation Jan 2009
Acrp Presentation Jan 2009Acrp Presentation Jan 2009
Acrp Presentation Jan 2009thess1121
 
PHP & XML: SimpleXML, DOMDocument
PHP & XML: SimpleXML, DOMDocumentPHP & XML: SimpleXML, DOMDocument
PHP & XML: SimpleXML, DOMDocumentValentin Bora
 
James Powers CEO iLinc keynote at Enterprise Network
James Powers CEO iLinc keynote at Enterprise NetworkJames Powers CEO iLinc keynote at Enterprise Network
James Powers CEO iLinc keynote at Enterprise NetworkKathy Sacks
 
Web Application Security For Small and Medium Businesses
Web Application Security For Small and Medium BusinessesWeb Application Security For Small and Medium Businesses
Web Application Security For Small and Medium BusinessesSasha Nunke
 
SharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor Wilén
SharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor WilénSharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor Wilén
SharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor WilénWictor Wilén
 
Cценарий лучшей презентации стартапа
Cценарий лучшей презентации стартапаCценарий лучшей презентации стартапа
Cценарий лучшей презентации стартапаGregory Sitnin
 
The Class Action Fairness Act
The Class Action Fairness ActThe Class Action Fairness Act
The Class Action Fairness ActReed Kathrein
 
Jornada de puertas abiertas 2016
Jornada de puertas abiertas 2016Jornada de puertas abiertas 2016
Jornada de puertas abiertas 2016XXX XXX
 
Advanced OpenSplice Programming - Part I
Advanced OpenSplice Programming - Part IAdvanced OpenSplice Programming - Part I
Advanced OpenSplice Programming - Part IAngelo Corsaro
 

Viewers also liked (20)

Office 365 + Windows Azure (del 2)
Office 365 + Windows Azure (del 2)Office 365 + Windows Azure (del 2)
Office 365 + Windows Azure (del 2)
 
How Do You Measure The Power Of Words
How Do You Measure The Power Of WordsHow Do You Measure The Power Of Words
How Do You Measure The Power Of Words
 
Orange Language Travel Guide
Orange Language Travel GuideOrange Language Travel Guide
Orange Language Travel Guide
 
Bwg Apr09
Bwg Apr09Bwg Apr09
Bwg Apr09
 
Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...
Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...
Beyond Europe: Priorities for Strengthening Agricultural Innovation Capacity ...
 
Acrp Presentation Jan 2009
Acrp Presentation Jan 2009Acrp Presentation Jan 2009
Acrp Presentation Jan 2009
 
Sph 107 Ch 6
Sph 107 Ch 6Sph 107 Ch 6
Sph 107 Ch 6
 
PHP & XML: SimpleXML, DOMDocument
PHP & XML: SimpleXML, DOMDocumentPHP & XML: SimpleXML, DOMDocument
PHP & XML: SimpleXML, DOMDocument
 
James Powers CEO iLinc keynote at Enterprise Network
James Powers CEO iLinc keynote at Enterprise NetworkJames Powers CEO iLinc keynote at Enterprise Network
James Powers CEO iLinc keynote at Enterprise Network
 
Web Application Security For Small and Medium Businesses
Web Application Security For Small and Medium BusinessesWeb Application Security For Small and Medium Businesses
Web Application Security For Small and Medium Businesses
 
SharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor Wilén
SharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor WilénSharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor Wilén
SharePoint + Silverlight - new BFF's by Wictor Wilén
 
Riz's IRAP Slides
Riz's IRAP SlidesRiz's IRAP Slides
Riz's IRAP Slides
 
Cценарий лучшей презентации стартапа
Cценарий лучшей презентации стартапаCценарий лучшей презентации стартапа
Cценарий лучшей презентации стартапа
 
The Class Action Fairness Act
The Class Action Fairness ActThe Class Action Fairness Act
The Class Action Fairness Act
 
Portfolio
PortfolioPortfolio
Portfolio
 
Jornada de puertas abiertas 2016
Jornada de puertas abiertas 2016Jornada de puertas abiertas 2016
Jornada de puertas abiertas 2016
 
OpenSplice Cache
OpenSplice CacheOpenSplice Cache
OpenSplice Cache
 
Peqoud
PeqoudPeqoud
Peqoud
 
Advanced OpenSplice Programming - Part I
Advanced OpenSplice Programming - Part IAdvanced OpenSplice Programming - Part I
Advanced OpenSplice Programming - Part I
 
第4文型
第4文型第4文型
第4文型
 

More from Anung Ariwibowo (20)

isd314-06-association-mining
isd314-06-association-miningisd314-06-association-mining
isd314-06-association-mining
 
ikp213-06-horn-clause
ikp213-06-horn-clauseikp213-06-horn-clause
ikp213-06-horn-clause
 
ikp213-01-pendahuluan
ikp213-01-pendahuluanikp213-01-pendahuluan
ikp213-01-pendahuluan
 
ikd312-05-sqlite
ikd312-05-sqliteikd312-05-sqlite
ikd312-05-sqlite
 
ikd312-05-kalkulus-relasional
ikd312-05-kalkulus-relasionalikd312-05-kalkulus-relasional
ikd312-05-kalkulus-relasional
 
ikd312-04-aljabar-relasional
ikd312-04-aljabar-relasionalikd312-04-aljabar-relasional
ikd312-04-aljabar-relasional
 
ikd312-03-design
ikd312-03-designikd312-03-design
ikd312-03-design
 
ikd312-02-three-schema
ikd312-02-three-schemaikd312-02-three-schema
ikd312-02-three-schema
 
ikp213-02-pendahuluan
ikp213-02-pendahuluanikp213-02-pendahuluan
ikp213-02-pendahuluan
 
ikh311-08
ikh311-08ikh311-08
ikh311-08
 
ikh311-07
ikh311-07ikh311-07
ikh311-07
 
ikh311-06
ikh311-06ikh311-06
ikh311-06
 
ikh311-05
ikh311-05ikh311-05
ikh311-05
 
ikp321-svn
ikp321-svnikp321-svn
ikp321-svn
 
ikh311-04
ikh311-04ikh311-04
ikh311-04
 
ikp321-05
ikp321-05ikp321-05
ikp321-05
 
imsakiyah-jakarta-1433-09
imsakiyah-jakarta-1433-09imsakiyah-jakarta-1433-09
imsakiyah-jakarta-1433-09
 
ikh311-03
ikh311-03ikh311-03
ikh311-03
 
ikp321-04
ikp321-04ikp321-04
ikp321-04
 
ikp321-03
ikp321-03ikp321-03
ikp321-03
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

ikp213-unifikasi

  • 1. Unifikasi Robinson: Pendahuluan Diberikan dua buah formula logika predikat, ingin diketahui apakah kedua formula tersebut dapat diunifikasi atau tidak. Jika dapat diunifikasi, artinya kedua formula yang tampaknya berbeda secara sintaks, sesungguhnya sama satu sama lain. Jika dapat diunifikasi, maka salah satu formula dapat diubah menjadi bentuk yang sama secara sintaks ke menjadi bentuk formula lainnya melalui most general unifier (mgu). Salah satu metode untuk memeriksa apakah sepasang formula predikat dapat diunifikasi adalah Algoritma Unifikasi Robinson (Robinson’s Unification Algorithm).
  • 2. Algoritma Unifikasi Robinson Algoritma unifikasi Robinson bekerja dengan membaca kedua formula dari kiri ke kanan sampai habis. Jika proses pembacaan menemukan disagreement set yang tidak dapat diunifikasi, maka kedua formula awal yang diberikan tidak dapat diunifikasi, atau dikatakan fail to unify. Jika proses pembacaan berhasil membaca kedua formula hingga selesai, maka artinya kedua formula awal yang diberikan dapat diunifikasi. Jika kedua formula dapat diunifikasi, maka algoritma unifikasi Robinson juga akan menghasilkan mgu. Dalam setiap langkah mencari unifikasi dari kedua formula predikat, algoritma unifikasi Robinson membangun disagreement set, yang menampung simbol-simbol yang ditemukan berbeda dari kedua formula tersebut. Berikut ini diberikan dua buah contoh sederhana yang dapat digunakan untuk menggambarkan proses yang terjadi ketika algoritma unifikasi Robinson diterapkan. Sebelum membahas kedua contoh, perlu diketahui bahwa algoritma unifikasi ini diusulkan oleh John Alan Robinson pada tahun 1965.
  • 3. Contoh 1 Diberikan dua formula predikat: A0 : p(a; x; f (g (y ))) dan B0 : p(y ; f (z); f (z)) Baca kedua formula tersebut mulai dari kiri ke kanan. Ketika membaca simbol predikat p, proses pembacaan tidak mengalami masalah, demikian juga ketika membaca tanda kurung buka. Perbedaan muncul ketika pada formula pertama dibaca simbol konstanta a sedangkan dari formula kedua dibaca simbol variabel y . Dari perbedaan ini dibentuk sebuah disagreement set {a, y } Dari disagreement set ini, bangun sebuah unifikator σ1 : [y ← a]
  • 4. Ketika sebuah unifikator dibentuk dari disagreement set, unifikator tersebut langsung diterapkan kepada kedua formula predikat. Jika unifikator σ1 ini langsung diterapkan kepada kedua formula predikat, semua kemunculan variabel y diganti dengan konstanta a, sehingga didapatkan sebuah pasangan formula predikat yang baru setelah dilakukan unifikasi: A1 : p(a; x; f (g (a))) dan B1 : p(a; f (z); f (z)) Perhatikan bahwa variabel y pada kedua formula diubah menjadi konstanta a. Dari pasangan formula predikat yang baru didapatkan dalam iterasi kedua ini, proses pembacaan dilanjutkan. Proses pembacaan kedua formula predikat langsung mendapatkan sebuah disagreement set yang lain yaitu: {x, f (z)}
  • 5. Dari diasgreement set ini dibentuk sebuah unifikator baru: σ2 : [x ← f (z)] dan unifikator ini pun langsung diterapkan kepada kedua formula predikat dari iterasi ini sehingga didapatkan sebuah pasangan formula predikat ketiga: A2 : p(a; f (z); f (g (a))) dan B2 : p(a; f (z); f (z))
  • 6. Dalam iterasi berikutnya, proses pembacaan dilanjutkan kepada kedua formula predikat sehingga didapatkan sebuah disagreement set ketiga yaitu: {g (a), z} yang membentuk unifikator ketiga: σ3 : [z ← g (a)] untuk digunakan membentuk pasangan formula: A3 : p(a; f (g (a)); f (g (a))) dan B3 : p(a; f (g (a)); f (g (a))) Perhatikan bahwa variabel z pada kedua formula juga ikut diubah. Pada akhir iterasi ketiga ini didapatkan bahwa kedua formula tersebut ternyata serupa. Artinya, pasangan formula yang diberikan di awal dapat diunifikasi, dengan menggunakan mgu yang dibentuk dari unifikator σ1 , σ2 , dan σ3 : σ = σ1 σ2 σ3 = [y ← a, x ← f (z), z ← g (a)]
  • 7. Contoh 2 Diberikan dua formula predikat: A0 : p(x; g (f (a)); f (x)) dan B0 : p(f (y ); z; y ) Seperti pada contoh sebelumnya, proses pembacaan diterapkan kepada kedua formula. Disagreement set pertama yang didapatkan adalah {x, f (y )} untuk membentuk unifikator: σ1 : [x ← f (y )]
  • 8. Pada iterasi kedua, proses pembacaan dilanjutkan kpeada pasangan formula yang baru: A1 : p(f (y ); g (f (a)); f (f (y ))) dan B1 : p(f (y ); z; y ) Disagreement set kedua adalah {g (f (a)), z} yang membentuk unifikator kedua: σ2 : [z ← g (f (a))] Unifikator ini digunakan untuk membentuk pasangan formula berikutnya: A2 : p(f (y ); g (f (a)); f (f (y ))) dan B2 : p(f (y ); g (f (a)); y )
  • 9. Pasangan formula ini membentuk disagreement set {f (f (y )), y } Jika dibentuk sebuah unifikator, akan didapatkan σ3 : [y ← f (f (y ))] Unifikator ini tidak dapat digunakan untuk me-unifikasi kedua formula yang diberikan, karena secara rekursif setiap kemunculan variabel y akan berulang digantikan oleh simbol fungsi f . Artinya, pada contoh ini, unifikator σ3 bukanlah unifikator, dan ini berarti bahwa pasangan formula awal yang diberikan tidak dapat diunifikasi. Proses unifikasi pada contoh ini gagal, atau fail.