2. Asal Nama Syawal
Ibnul ‘Allan asy-Syafii,
“Penamaan bulan Syawal itu diambil dari
kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta
itu mengangkat ekornya. Syawal dimaknai
demikian, karena dulu orang-orang Arab
menggantungkan alat-alat perang mereka,
disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan
haram, yaitu bulan larangan untuk
berperang.
(Dalil al-Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin)
4. Tradisi Jahiliyah
Orang arab menganggap bulan Syawal
sebagai bulan pantangan. Sehingga mereka
melarang mengadakan acara pernikahan di
bulan Syawal. Mereka sebut bulan ini
dengan bulan Syawal karena para wanita
menolak untuk dinikahi sebagaimana onta
betina yang menolak sambil sya-lat
(mengangkat) ekornya, setelah didekati onta
jantan. (Lisanul 'Arab)
5. Anjuran Menikah
• A'isyah menceritakan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menikahiku di bulan Syawal, dan beliau tinggal
satu rumah denganku juga di bulan Syawal.
Siapakah diantara istri beliau yang lebih
beruntung dari pada aku. (HR. Ahmad & Muslim)
• Nawawi: “Tujuan Aisyah mengatakan demikian
adalah sebagai bantahan terhadap keyakinan
jahiliah dan khurafat yang beredar di kalangan
masyarakat awam, bahwa dimakruhkan
menikah atau melakukan malam pertama di
bulan Syawal.
6. Qadha Itikaf
A'isyah menceritakan i'tikafnya Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam,
Di pagi harinya, Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam melihat ada banyak kemah para
istrinya. Beliau bertanya: Apa-apaan ini?
Setelah diberi tahu, beliau bersabda kepada
para istrinya: “Apakah kalian menganggap
ini baik?” kemudian beliau tidak i'tikaf di
bulan ramadhan itu, dan beliau i'tikaf pada
sepuluh hari di bulan Syawal.” (HR. Al
Bukhari & Muslim)
7. • Abu Thayib Abadi mengatakan:
I'tikaf beliau di bulan Syawal sebagai ganti
(qadla) untuk i'tikaf bulan Ramadlan yang
beliau tinggalkan...(Aunul Ma'bud-syarah
Abu Daud, 7/99)
8. Puasa 6 Hari Syawal
Dari Abu Ayyub al-Anshari, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ مثَُّ أَتْبَعَمه سِ تًّا مِ نْ لََََّّ،ٍ نَََ اََََِِمِ لدََّّ رِ
“Siapa yang puasa ramadhan, kemudian dia
ikuti dengan 6 hari puasa syawal, maka
seperti puasa setahun.” (HR. Muslim 1164)
9. 1. Boleh dilakukan selama syawal
2. Tidak harus berurutan
3. Harus genap ramadhannya
4. Tidak boleh digabung niat dengan puasa
qadha
5. Bisa digabung niat dengan puasa senin
kamis atau ayamul bidh
6. Semakin cepat, semakin besar
pahalanya
10. Minta Maaf di Bulan Syawal
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
من نَت له مظلمة ألخيه من عرضه أأو شيء فل تَحلله منه لل مََّ قبل أأن لا يك نَّ دينار ولا درهم لن نَ له
عمل صالح أأخذ منه بقدر مظلمته و لن لم تكن له حس نات أأخذ من سيئات صاحبه فحمل عل هَ
“Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam
hal apa pun, maka hari ini ia wajib meminta agar
perbuatannya tersebut dihalalkan oleh
saudaranya, sebelum datang hari saat tidak ada
ada dinar dan dirham, karena jika orang tersebut
memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan
dikurangi untuk melunasi kezalimannya. Namun,
jika ia tidak memiliki amal saleh maka
ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang
yang ia zalimi.” (HR. Bukhari, no. 2449)
11. • Tidak ada dalil khusus di bulan syawal
• Jangan sampai menimbulkan maksiat
baru
• Segera minta maaf jika ada kesalahan