1. BAHASAKU MARTABAT BANGSA
OLEH: Sunarti
Pada Pasal 25 ayat (1) dan (2), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan menyatakan bahwa (1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai
bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang
dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. (2) Bahasa Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa,
kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana
komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
Bahasa Indonesia sebagai simbol Jati diri lazim juga disebut identitas suatu
bangsa yang sekaligus menunjukkan keberadaan bangsa Indonesia di antara
bangsa lain. jati diri tetap merupakan suatu hal yang amat penting untuk
dipertahankan agar kita tetap dapat menunjukkan keberadaan kita sebagai suatu
bangsa. Jati diri itu sama pentingnya dengan harga diri. Jika tanpa jati diri, berarti
kita tidak memiliki harga diri. Atas dasar itu, agar menjadi suatu bangsa yang
bermartabat, jati diri bangsa itu harus diperkuat, baik yang berupa bahasa dan
sastra, seni budaya, adat istiadat, tata nilai, maupun perilaku budaya dan kearifan
lokalnya.
Hal itu sejalan dengan ungkapan yang selama ini kita kenal, yaitu “bahasa
menunjukkan bangsa”, dan “sastra memperhalus jiwa”. Hal ini benar adanya
karena jika kita memiliki karakter yang santun maka bahasa akan sejalan. Jika kita
mempunyai bahasa yang santun maka karya sastra akan mengikuti, pesan-pesan
tersirat di dalam karya sastra akan mencerminkan keadaan masyarakat saat itu.
2. Ungkapan di atas jelas bahwa bahasa menunjukkan jati diri dan karakter bangsa
penuturnya. Tutur kata yang lembut dan santun, misalnya, juga dapat dipandang
sebagai pencerminan dari karakter pribadi penuturnya yang santun. Terkait
dengan hal tersebut, bahasa Indonesia termasuk sastra di dalamnya memegang
peranan yang amat penting dalam pendidikan karakter bangsa. Hal itu karena
dengan mencintai bahasa Indonesia berarti juga mencintai bangsa Indonesia.
Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa dan
bangsa pada dasarnya juga merupakan refleksi dari kecintaan dan kebanggaan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, dan
Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilarnya.
Secara tegas dalam KTSP dinyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam
pengajaran Bahasa Indonesia khususnya sastra di SMA adalah (1) menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (2)
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Penguatan jati diri dan karakter bangsa ini menjadi suatu keharusan agar bangsa
Indonesia dapat tetap eksis dan mampu menunjukkan jati dirinya sebagai suatu
bangsa di tengah-tengah derasnya arus kehidupan dan budaya global itu. Dengan
jati diri dan karakter yang kuat, diharapkan bangsa Indonesia tetap mampu
bersaing dan sekaligus ikut bermain peran dalam kancah kehidupan global.
Bangsa yang berkarakter dalam hal ini tidak saja bangsa yang mampu
memperlihatkan jati diri dan kepribadian yang kuat, tetapi juga penuh tanggung
jawab, jujur, disiplin, berkualitas, dan mempunyai kompetensi yang tinggi. Pada
akhirnya peranan bahasa Indonesia saat ini tentu tidak lagi sebagai alat perjuangan
dan sarana mempererat kesatuan bangsa, melainkan bagaimana bahasa Indonesia
mampu mengangkat citra/martabat bangsa di mata dunia.