KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
14 materi
1. KATA PENGANTAR
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang
Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya
Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu
bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.
Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian
Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan
perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi
target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah
tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang
SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah
menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk
program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan
kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan
Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan
Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi.
Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah
ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan
SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing
program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah.
Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah,
efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana,
pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.
Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan
seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan
seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama tahun anggaran 2010.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama,
Didik Suhardi, SH., M.Si
NIP. 196312031983031004
iii
2.
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Rasional...................................................................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan Pedoman .................................................................... 1
BAB II PENILAIAN HASIL BELAJAR................................................................. 3
A. Penilaian oleh Pendidik .............................................................................. 3
B. Prinsip-Prinsip Penilaian ............................................................................ 3
C. Teknik dan Instrumen Penilaian................................................................. 4
D. Mekanisme Penilaian oleh Pendidik .......................................................... 5
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ......................................................... 5
BAB III KONSEP TES DIAGNOSTIK.................................................................. 7
A. Pengertian Tes Diagnostik.......................................................................... 7
B. Fungsi Tes Diagnostik................................................................................ 8
C. Posisi Tes Diagnostik ................................................................................. 8
D. Sasaran Tes Diagnostik ............................................................................ 10
BAB IV PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK.............................................. 11
A. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar yang Bermasalah............................ 11
B. Menentukan Kemungkinan Sumber Masalah........................................... 11
C. Menentukan Bentuk dan Jumlah Soal yang Sesuai .................................. 12
D. Menyusun Kisi-Kisi Soal ......................................................................... 12
E. Menulis Soal............................................................................................. 12
F. Mengkaji Soal .......................................................................................... 12
G. Menyusun Kriteria Penilaian.................................................................... 13
BAB V TEKNIK PELAKSANAAN TES DIAGNOSTIK .................................... 15
A. Waktu Pelaksanaan Tes Diagnostik ......................................................... 15
B. Mekanisme Pelaksanaan Tes Diagnostik ................................................. 15
BAB VI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT...................................................... 19
A. Penskoran dan Interpretasi Tes Diagnostik .............................................. 19
B. Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik ..................................................... 21
BAB VII PENUTUP .............................................................................................. 23
LAMPIRAN Contoh Kisi-kisi dan Butir-Butir Soal Tes Diagnostik ..................... 27
v
4.
5. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat
mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru yang baik selalu
berusaha menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik, sesuai
kebutuhan dan karakteristik siswa.
Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai kemajuan
secara maksimal dalam proses belajarnya. Siswa sering menghadapi
kesulitan atau masalah dan membutuhkan bantuan serta dukungan dari
lingkungan sekitarnya untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah
tersebut. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diketahui
terlebih dahulu apakah kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa
tersebut, baru kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahannya.
Untuk keperluan ini diperlukan tes diagnostik.
Dalam konteks pendidikan, istilah tes diagnostik mengacu kepada
kegiatan guru mencari dan menemukan akar masalah kesulitan belajar
yang dialami siswa. Dalam konteks belajar tuntas (mastery learning)
masalah kesulitan belajar siswa terutama ditekankan pada penyebab
kesulitan belajar yang bersifat individual. Walaupun demikian
dimungkinkan pula adanya kesimpulan tentang akar masalah yang
bersifat kelompok.
B. Tujuan Penyusunan Pedoman
Melalui buku pedoman penilaian diagnostik ini diharapkan pembaca
terutama para guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat
memperoleh pemahaman yang memadai mengenai apa yang
dimaksud penilaian diagnostik, mengapa diperlukan, bagaimana
mengembangkan dan mengimplementasikan, serta memanfaatkan
hasilnya sesuai mata pelajaran di sekolah. Pada akhirnya, diharapkan
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran sehingga dicapai hasil
belajar siswa secara optimal.
1
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
6.
7. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB II
PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Penilaian oleh Pendidik
Pasal 63 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian
hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan dilaksanakan dalam bentuk ujian
sekolah. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui
ujian nasional. Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik
pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi siswa,
dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar siswa.
Berdasarkan ketentuan pada Permen Diknas Nomor 20 tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan, pendidik melaporkan hasil
penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan
satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar siswa
disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Penilaian
oleh masing-masing pendidik tersebut secara keseluruhan selanjutnya
dilaporkan kepada orang tua/wali siswa dalam bentuk rapor.
B. Prinsip-Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, termasuk untuk SMP didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut ini.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
3
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
8. Belajar Untuk Masa Depanku
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan siswa.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
C. Teknik dan Instrumen Penilaian
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai
teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan siswa.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes
kinerja.
3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan
kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik
dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan
siswa.
4
Direktorat PSMP - QEC24711
9. Belajar Untuk Masa Depanku
D. Mekanisme Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya
memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
2. Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dasar (KD)
dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun
silabus mata pelajaran.
3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih.
4. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain
yang diperlukan.
5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar dan kesulitan belajar siswa.
6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai
balikan/komentar yang mendidik.
7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir
semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk
SATU NILAI PRESTASI BELAJAR siswa disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
9. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan
Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai
akhlak dan kepribadian siswa pada akhir semester dengan
kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM setiap mata pelajaran
ditetapkan oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan
karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik. Namun demikian,
seyogyanya KKM tidak lebih rendah dibandingkan dengan batas
kelulusan minimal pada ujian nasional.
5
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
10.
11. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB III
KONSEP TES DIAGNOSTIK
A. Pengertian Tes Diagnostik
Dalam terminologi, istilah tes dapat diartikan sebagai serangkaian
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu.
Istilah diagnostik dapat diuraikan dari asal katanya yaitu diagnosis
yang berarti mengidentifikasi penyakit dari gejala-gejala yang
ditimbulkannya. Seperti halnya kerja seorang dokter, sebelum
menentukan penyakit dan obat yang tepat untuk menyembuhkannya,
seorang dokter akan mengadakan pemeriksaan secara teliti, misalnya:
memeriksa denyut nadi, suara napas, refleks lutut, refleks pupil mata,
urine, darah, dan sebagainya. Pemeriksaan awal seperti ini disebut
mendiagnosa. Sedangkan mengobati disebut terapi. Demikian juga
seorang guru terhadap siswanya. Sebelum dapat memberikan bantuan
dengan tepat, guru harus mengadakan tes untuk mengadakan
diagnosis.
Bila dianalogikan antara kerja seorang dokter dan seorang guru, maka
akan terlihat seperti bagan di bawah.
DOKTER GURU
DIAGNOSIS TES DIAGNOSTIK
TERAPI TINDAK LANJUT
Berdasar bagan di atas dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik adalah
tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk
memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat sesuai dengan
kelemahan yang dimiliki oleh siswa.
7
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
12. Belajar Untuk Masa Depanku
B. Fungsi Tes Diagnostik
Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa
2. merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan
sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi
C. Posisi Tes Diagnostik
Dalam menuntaskan sebuah kompetensi dasar, guru dihadapkan pada
sebuah pertanyaan yang harus dijawab, yaitu: Pertama: Manakah
tugas-tugas belajar siswa yang telah dicapai dengan memuaskan?
Tugas-tugas belajar manakah yang masih memerlukan bantuan?
Kedua: Siswa manakah yang mengalami permasalahan dalam
belajarnya, dan memerlukan remedial?
Tes yang digunakan untuk memantau kemajuan siswa biasa disebut
tes formatif. Tes ini disusun untuk mengukur ketuntasan belajar siswa
dalam satu unit kecil, misalnya satu kompetensi atau satu materi/
pokok bahasan tertentu. Apabila dari hasil tes ada siswa yang belum
tuntas dalam belajarnya, maka guru akan memberikan remidi, bisa
dalam bentuk individual maupun kelompok.
8
Direktorat PSMP - QEC24711
13. Belajar Untuk Masa Depanku
TES FORMATIF
Untuk memantau kemajuan belajar
Apakah siswa mencapai hasil
belajar yang diharapkan?
TIDAK YA
Memberikan remediasi Memberikan umpan balik
secara individu maupun untuk menguatkan belajar
kelompok
TES DIAGNOSTIK Melanjutkan pembelajaran
Untuk mengkaji kesulitan- ke kompetensi dasar
kesulitan belajar yang selalu berikutnya.
muncul
Agar remidi yang dilakukan tepat sasaran maka disusun satu tes yang
dapat digunakan untuk mendiagnosis kemungkinan-kemungkinan
sumber masalah. Tes ini yang kemudian disebut sebagai Tes
Diagnostik. Dari remidi inilah diharapkan masalah siswa dapat teratasi
sehingga diperoleh ketuntasan belajar. Di samping itu guru juga bisa
mengadakan Tes Diagnostik untuk memperkirakan kemungkinan-
kemungkinan ketidaktuntasan sebuah KD secara lebih dini.
Kemudian, dari hasil analisis tes ini dilakukan tindak lanjut berupa
9
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
14. Belajar Untuk Masa Depanku
kegiatan remidi. Uraian tersebut bila disajikan dalam skema, akan
tampak seperti di atas.
Apabila siswa telah berhasil menuntaskan beberapa KD dalam satu
semester, maka ada sebuah tes yang digunakan untuk menentukan
performa akhir siswa. Tes ini disebut sebagai Tes Sumatif, yang
disusun lebih komprehensif melibatkan tes kognitif maupun performa.
Hasil tes ini lebih diutamakan untuk menentukan posisi siswa
(grading).
D. Sasaran Tes Diagnostik
Sasaran tes diagnostik adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar
untuk mencapai KD dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang ada
pada kurikulum (KTSP). Sasarannya bisa siswa secara individual
maupun siswa-siswa dalam suatu kelas yang mengalami kesulitan
belajar. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia,
sasaran tes diagnostik adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis; baik kemampuan
berbahasa maupun bersastra. Contoh dalam mata pelajaran TIK,
sasaran tes diagnostik adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam
menggunakan program aplikasi pengolah kata (MS Word),
manajemen file, dan berbagai hal terkait dengan komputer. Contoh
dalam mata pelajaran Matematika, sasaran tes diagnostik adalah siswa
yang mengalami kesulitan dalam Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel, dan materi terkait lainnya.
10
Direktorat PSMP - QEC24711
15. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB IV
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK
Berbagai cara atau pendekatan dapat digunakan untuk mengembangkan tes
diagnostik. Karena kurikulum yang diterapkan sekolah sekarang adalah
kurikulum berbasis kompetensi, maka tes diagnostik yang dikembangkan
guru akan menjadi lebih efektif bila difokuskan untuk mendeteksi dan
menggali tindakan-tindakan ”penyembuhan” pada kompetensi-kompetensi
dasar yang ber”penyakit”.
Di bawah ini diuraikan secara garis besar langkah-langkah pengembangan
tes diagnostik berangkat dari kompetensi dasar yang bermasalah.
A. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar yang Bermasalah
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa tes
diagnostik dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan atau masalah
belajar yang dialami oleh siswa. Dalam KTSP yang berbasis
kompetensi kesulitan belajar tersebut mengacu pada kesulitan untuk
mencapai kompetensi dasar, karena itu sebelum menyusun tes
diagnostik harus diidentifikasi terlebih dahulu kompetensi dasar-
kompetensi dasar manakah yang bermasalah. Guru yang telah
berpengalaman dan selalu mencermati kegiatan belajar mengajarnya
tentu dapat melakukan kegiatan di atas dengan mudah.
Untuk mengetahui tercapainya suatu kompetensi dasar dapat dilihat
dari munculnya sejumlah indikator, karena itu bila suatu kompetensi
dasar tidak tercapai, perlu didiagnosis indikator-indikator mana saja
yang tidak mampu dimunculkan. Mungkin saja masalah hanya terjadi
pada indikator-indikator tertentu, maka pada indikator-indikator itulah
disusun tes diagnostik yang sesuai.
B. Menentukan Kemungkinan Sumber Masalah
Setelah kompetensi dasar atau indikator yang bermasalah
teridentifikasi, mulai ditemukan (dilokalisasi) kemungkinan sumber
masalahnya. Sebagai contoh; dalam pembelajaran IPA terdapat tiga
sumber utama yang sering menimbulkan masalah, yaitu: a) tidak
terpenuhinya kemampuan prasyarat; b) terjadinya miskonsepsi; dan c)
rendahnya kemampuan memecahkan masalah (problem solving). Di
11
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
16. Belajar Untuk Masa Depanku
samping itu, harus diperhatikan hakikat IPA yang memiliki dimensi
sikap, proses, dan produk. Sumber masalah bisa terjadi pada masing-
masing dimensi tersebut.
C. Menentukan Bentuk dan Jumlah Soal yang Sesuai
Sebagaimana kegiatan seorang dokter dalam mendiagnosis suatu
penyakit, ketika seorang guru ingin menemukan “penyakit“ (baca:
masalah) yang dialami siswanya, maka perlu dipilih alat diagnosis
yang tepat berupa butir-butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes
tersebut dapat berupa tes pilihan, esai (uraian), maupun kinerja
(performa) sesuai dengan sumber masalah yang diduga dan pada
dimensi mana masalah tersebut terjadi.
D. Menyusun Kisi-Kisi Soal
Sebagaimana ketika mengembangkan jenis tes yang lain, sebelum
menulis butir soal dalam tes diagnostik harus disusun terlebih dahulu
kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: a) kompetensi
dasar beserta indikator yang diduga bermasalah; b) materi pokok yang
terkait; c) dugaan sumber masalah; d) bentuk dan jumlah soal; dan e)
indikator soal.
E. Menulis Soal
Setelah kisi-kisi soal/tersusun kemudian ditulis butir-butir soal. Soal
tes diagnostik memiliki karakteristik yang berbeda dengan butir soal
tes yang lain. Jawaban atau respons yang diberikan oleh siswa harus
memberikan informasi yang cukup untuk menduga masalah atau
kesulitan yang dialaminya (memiliki fungsi diagnosis). Untuk soal
berbentuk pilihan ganda, agar analisis respons bebas dari faktor
tebakan (guessing), salah satu caranya adalah siswa diminta
menyertakan alasan atau penjelasan ketika memilih option (alternatif
jawaban) tertentu.
F. Mengkaji Soal
Butir soal yang baik harus memenuhi validitas isi. Karena itu bila soal
yang telah ditulis oleh guru tidak memungkinkan untuk divalidasi oleh
seorang pakar, soal tersebut dapat dikaji ulang oleh guru-guru bidang
studi sejenis dalam MGMP atau setidaknya oleh guru-guru bidang
studi sejenis dalam satu sekolah.
12
Direktorat PSMP - QEC24711
17. Belajar Untuk Masa Depanku
G. Menyusun Kriteria Penilaian
Jawaban atau respon yang diberikan oleh siswa terhadap soal tes
diagnostik bisa bervariasi, karena itu untuk memberikan penilaian
yang adil dan interpretasi diagnosis yang akurat harus disusun suatu
kriteria penilaian, apalagi bila tes yang sama dilakukan oleh guru yang
berbeda atau dilakukan oleh lebih dari satu orang guru.
Kriteria penilaian memuat rentang skor yang menggambarkan pada
rentang berapa saja siswa didiagnosis sebagai mastery yaitu sudah
menguasai kompetensi dasar atau belum mastery yaitu belum
menguasai kompetensi dasar tertentu. Di samping itu, bisa berupa
rambu-rambu bahwa dengan jumlah type error tertentu siswa yang
bersangkutan dinyatakan ber”penyakit” sehingga harus diberikan
perlakuan yang sesuai.
Sebagai gambaran untuk memperjelas pengembangan tes diagnostik,
dalam pedoman ini dilengkapi dengan beberapa contoh kisi-kisi soal
dan buti-butir soal tes diagnostik untuk beberapa mata pelajaran.
Secara lengkap, contoh tersebut dapat dilihat pada lampiran.
13
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
18.
19. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB V
TEKNIK PELAKSANAAN TES DIAGNOSTIK
A. Waktu Pelaksanaan Tes Diagnostik
Berdasarkan tujuannya, untuk mengetahui jenis kelemahan-kelemahan
siswa, guru dapat melakukan tes diagnostik beberapa kali pada
beberapa waktu. Apabila disusun sebuah diagram tentang kapan
sebuah tes diagnostik dilakukan, maka akan terlihat sebagai berikut:
1 2 3
Tes Diagnostik 1
Tes diagnostik 1 dilakukan untuk mengetahui apakah siswa telah
mempunyai pengetahuan prasyarat untuk masuk pada materi
pelajaran.
Tes Diagnostik 2
Tek diagnostik 2 dilakukan terhadap siswa yang sudah mulai masuk
pada materi pelajaran tertentu. Tidak semua siswa dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik, tanpa merasakan adanya masalah.
Guru yang bijaksana, sesuai keperluan harus memberikan tes
diagnostik untuk mengetahui bagian mana dari kegiatan pembelajaran
yang menimbulkan masalah bagi siswa. Guru juga harus dapat
mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya masalah tersebut. Hasil
identifikasi digunakan sebagai dasar untuk memberikan bantuan yang
diperlukan oleh siswa.
Tes Diagnostik 3
Tes diagnostik 3 dilakukan pada waktu siswa akan mengakhiri
pelajaran tetapi sebelum diadakan ulangan atau ujian akhir sehingga
masih tersedia waktu untuk memberikan tindakan atau remidial
seandainya ditemukan permasalahan atau kesulitan-kesulitan belajar.
B. Mekanisme Pelaksanaan Tes Diagnostik
Pertanyaan tentang ”bagaimana mekanisme pelaksanaan tes
diagnostik” bisa dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan lain yang
15
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
20. Belajar Untuk Masa Depanku
lebih konkrit, misalnya: Siapa yang perlu menjalani tes diagnostik? Di
mana bisa dilakukan, di kelas, di laboratorium, atau bisakah di luar
kelas. Berapa lama idealnya sebuah tes diagnostik dilakukan?
1. Siswa yang Perlu Menjalani Tes Diagnostik
Siswa yang perlu didiagnosis, bergantung pada macam
permasalahan yang menyebabkan ketidaktuntasan KD.
Berdasarkan masalah tersebut guru bisa menentukan apakah tes
diberikan pada semua siswa atau khusus pada siswa yang diduga
mempunyai masalah saja. Tetapi berdasar hasilnya, hanya yang
bermasalah saja yang mendapat tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
remidiasi bisa dilakukan pada:
a. individu, apabila permasalahan hanya dialami oleh beberapa
orang siswa saja,
b. kelompok siswa, apabila beberapa kelompok siswa mengalami
kesulitan belajar.
2. Tempat Tes Diagnostik Dilakukan
Tempat di mana tes diagnostik bisa dilakukan erat kaitannya
dengan karakteristik materi tes diagnostik. Misalkan tes performa
keterampilan menggunakan mikroskop, dilakukan di laboratorium
dengan alasan keamanan, keselamatan kerja, daya dukung
pencahayaan dan sebagainya.
Tidak tepat apabila tes diagnostik dilakukan di kelas yang gelap,
atau di lapangan terbuka. Bisakah dilakukan di luar kelas? Tentu
bisa, tergantung fokus atau penekanan materi tes diagnostik. Guru
bisa melakukan tes diagnostik performa bila tujuannya untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam membedakan biji monokotil
dan dikotil, atau kemampuan siswa dalam mengelompokkan
tanaman berdasarkan bentuk pertulangan daun, atau kemampuan
siswa dalam mengoperasikan program komputer aplikasi pengolah
kata.
3. Pihak yang Melaksanakan Tes Diagnostik
Tes diagnostik bisa dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, wali
kelas, atau orang tua siswa di rumah. Namun yang terpenting
bahwa penyusun/ perancang tes adalah guru mata pelajaran yang
bersangkutan yang tahu persis bagaimana menyusun tes
diagnostik. Bila tes diagnostik ini menyangkut aspek afektif siswa,
16
Direktorat PSMP - QEC24711
21. Belajar Untuk Masa Depanku
maka guru bisa meminta tolong pada pihak lain untuk ikut
memonitor tingkah laku siswa terkait dengan aspek afektif yang
diteskan. Misalnya masalah berupa rendahnya motivasi siswa
terhadap mata pelajaran, maka wali kelas, atau orang tua di rumah
dapat diminta untuk mengisi cek lis, angket tentang aspek afekfif
siswa yang berkaitan dengan motivasi siswa terhadap mata
pelajaran.
4. Lama Tes Diagnostik Dilakukan
Kita bisa menganalogikan kembali kegiatan dokter dalam
mendiagnosis penyakit pasien. Dokter akan berusaha melakukan
diagnosis secara cepat, tepat, dan berhasil guna dengan
mendapatkan gambaran akurat tentang penyakit yang diderita oleh
pasien tersebut. Proses ini bervariasi waktunya bergantung dengan
jenis dan tingkat keparahan penyakit yang didiagnosis. Demikian
juga pelaksanaan tes diagnostik oleh guru, waktu tes diagnostik
sangat bergantung dari jenis masalah yang muncul atau diduga
muncul.
17
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
22.
23. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB VI
ANALISIS DAN TINDAK LANJUT
Pada bagian sebelumnya telah dikembangkan sejumlah butir soal untuk tes
diagnostik dan bagaimana tes tersebut dilaksanakan. Setelah tes tersebut
direspons oleh siswa, kegiatan penting berikutnya adalah bagaimana
menganalisis respons siswa tersebut secara cermat dan akurat sehingga
dapat digunakan secara efektif untuk memberikan tindak lanjut.
Di bawah ini akan diuraikan secara ringkas cara menganalisis hasil tes
(meliputi penskoran (scoring) dan interpretasi), kemudian melakukan tindak
lanjut berdasar hasil analisis tersebut.
A. Penskoran dan Interpretasi Tes Diagnostik
Kegiatan penskoran diperlukan karena sesuatu yang diukur dengan tes
diagnostik merupakan besaran non fisis yang tidak dapat diukur secara
langsung sebagaimana kita mengukur panjang kayu menggunakan
mistar. Penskoran tes diagnostik secara prinsip tidak berbeda dengan
penskoran pada tes-tes yang lain, tetapi membutuhkan penelusuran
dan interpretasi respons yang lebih cermat karena harus menemukan
fungsi diagnostiknya.
Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
melakukan penskoran dan interpretasi hasil tes diagnostik.
1. Selain memberikan hasil kuantitatif berupa skor tertinggi bila
responsnya lengkap dan skor terendah bila responsnya paling
minim, kegiatan penskoran juga harus mampu merekam type
error yang ada dalam respons siswa. Siswa dengan skor sama,
misalnya sama-sama 0 (berarti responsnya salah) belum tentu
memiliki type error yang sama juga, karena itu mengidentifikasi
penyebab terjadinya kesalahan jauh lebih bermakna dibandingkan
dengan menentukan berapa jumlah kesalahannya atau berapa skor
total yang dicapainya. Hasil identifikasi type error menjadi dasar
interpretasi yang akurat.
2. Untuk memudahkan identifikasi dan analisis terhadap berbagai
type error yang terjadi, setiap type error dapat diberi kode yang
spesifik, sesuai selera guru asalkan konsisten, misalnya:
19
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
24. Belajar Untuk Masa Depanku
A = terjadi miskonsepsi
B = kesalahan mengubah satuan
C = kesalahan menggunakan formula
D = kesalahan perhitungan
dan seterusnya.
3. Bila tes diagnostik dibangun oleh sejumlah butir soal perlu
ditentukan batas pencapaian (passing score) untuk menentukan
bahwa seorang siswa itu dinyatakan “sakit” (bermasalah). Juga
perlu ditentukan batas toleransi untuk jumlah dan jenis type error
yang boleh terjadi. Batas pencapaian ini dapat ditentukan sendiri
oleh guru berdasar pengalamannya atau berdiskusi dengan guru-
guru bidang studi sejenis. Namun karena tes diagnostik bukan
dimaksudkan untuk pengukuran prestasi belajar melainkan
sebagai dasar untuk memberikan bantuan, maka lebih aman jika
menggunakan batas pencapaian tinggi, misalnya di atas 80%.
4. Penskoran terhadap butir soal pemecahan masalah (problem
solving) hendaknya mampu merekam setiap kemampuan yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut. Sebagai contoh
untuk IPA, meliputi:
• kemampuan menerjemahkan masalah ke dalam bahasa sains
(linguistic knowledge);
• kemampuan mengidentifikasi skema penyelesaian masalah
(schematic knowledge);
• kemampuan mengidentifikasi tahapan-tahapan penyelesaian
masalah (strategy knowledge); dan
• kemampuan melakukan tahapan-tahapan penyelesaian
masalah (algorithmic knowledge).
Masing-masing komponen kemampuan di atas mendapat skor
sesuai kompleksitas cakupannya dan dapat berbeda antara soal
satu dengan lainnya.
5. Tes diagnostik menggunakan acuan kriteria (criterion-
referenced), karena hasil tes diagnostik yang dicapai oleh seorang
siswa tidak digunakan untuk membandingkan siswa tersebut
dengan kelompoknya melainkan terhadap kriteria tertentu
sehingga ia dapat diklasifikasikan “sakit dan membutuhkan
terapi” ataukah “sehat” sehingga dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran berikutnya.
20
Direktorat PSMP - QEC24711
25. Belajar Untuk Masa Depanku
B. Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik
Kegiatan guru menindaklanjuti hasil tes diagnostik siswanya, analog
dengan kegiatan pengobatan oleh dokter kepada pasiennya setelah
dilakukan serangkaian diagnosis. Tindak lanjut tersebut berupa
perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan permasalahan atau kesulitan
yang dihadapi siswa. Ibarat pemberian obat, dosisnya tidak boleh
terlalu rendah atau terlalu tinggi, apalagi sampai salah memberikan
obat. Karena hal yang demikian justru akan memperberat atau
menimbulkan masalah baru bagi siswa.
Kesembuhan pasien di rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh jenis
dan dosis obat yang diberikan oleh dokter, tetapi dipengaruhi juga
oleh pribadi pasien, sikap dokter, lingkungan rumah sakit, perhatian
keluarga dan lain-lain. Demikian juga kegiatan tindak lanjut untuk
menyelesaikan permasalahan siswa, tidak hanya tertuju kepada siswa
itu sendiri, melainkan juga kepada semua pihak yang terkait dengan
kegiatan pembelajaran dan berkontribusi menimbulkan permasalahan
siswa, misalnya profesionalitas guru, lingkungan sekolah, masyarakat,
dan keluarga. Bahkan menyelesaikan permasalahan belajar siswa
terkadang bisa menjadi lebih rumit dibandingkan mengobati suatu
penyakit, karena keunikan dan kompleksitas faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Di bawah ini diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
dapat menindaklanjuti hasil tes diagnostik dengan baik.
1. Kegiatan tindak lanjut dilakukan betul-betul berdasarkan hasil
analisis tes diagnostik secara cermat. Tindak lanjut tidak selalu
berupa kegiatan remidial di kelas, tetapi dapat juga berupa tugas
rumah, observasi lingkungan, kegiatan tutor sebaya, dan lain-lain
sesuai masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa.
2. Mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh miskonsepsi
membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kecerdasan guru.
Penelitian Berg (1991) menunjukkan bahwa miskonsepsi sulit
diatasi walaupun menggunakan pengamatan secara langsung,
apalagi bila hanya melalui informasi atau penjelasan. Bahkan
21
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
26. Belajar Untuk Masa Depanku
menurut penelitian tersebut, sumber miskonsepsi bukan hanya
dari siswa, melainkan juga dari guru.
3. Kegiatan tindak lanjut diberikan secara bertahap dan
berkelanjutan. Tes diagnostik pada hakikatnya merupakan bagian
dari tes formatif, maka pelaksanaannya juga perlu diatur sehingga
tidak tumpang tindih (overlapping) dan tidak memberatkan siswa
maupun guru.
4. Perlu dirancang program sekolah yang mendukung dan
memberikan kemudahan bagi guru untuk mengadministrasi,
melaporkan, dan menindaklanjuti hasil tes diagnostik, misalnya
penyediaan sarana dan tenaga teknis khusus, pemberian insentif
atau penghargaan, dan program-program lain yang mendukung
profesionalitas guru, misalnya lokakarya, workshop, dan
penelitian yang mengangkat hasil-hasil tes diagnostik. Selain
untuk evaluasi di sekolah, bila memungkinkan hasil analisis tes
diagnostik juga dikirimkan atau dilaporkan kepada orang tua
siswa, sehingga secara bersama-sama dapat membantu siswa
dalam memecahkan masalahnya.
Contoh analisis dan menindaklanjuti hasil tes diagnostik dapat
dilihat pada lampiran.
22
Direktorat PSMP - QEC24711
27. Belajar Untuk Masa Depanku
BAB VII
PENUTUP
Penilaian diagnostik merupakan salah suatu penilaian yang sangat
penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Keragaman
potensi dan kecepatan belajar siswa menuntut pelayanan pembelajaran
yang optimal dari guru. Guru yang baik akan berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Bahkan, para siswa yang
sangat lemah sekalipun perlu dibimbing secara seksama.
Melalui pedoman ini diharapkan para guru dapat menguasai penilaian
diagnostik, baik pada tataran konsep maupun teknis pelaksanaan dan
pemanfaatannya. Guru yang baik tidak akan pernah berhenti belajar
guna meningkatkan kompetensi dan performansinya. Semoga, para
guru diberi kemudahan dalam memahami pedoman ini dan
menerapkannya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pada
akhirnya, siswa yang lemah potensi akademiknya atau yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dapat
terbantu secara berarti dalam menguasai materi pelajaran. Sehingga,
upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkeadilan dapat tercapai.
23
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
28.
29. Belajar Untuk Masa Depanku
LAMPIRAN
25
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
30.
31. Belajar Untuk Masa Depanku
LAMPIRAN
Contoh Kisi-kisi dan Butir-Butir Soal Tes Diagnostik
A. Ilmu Pengetahuan Alam
Kemungkinan
Kompetensi Bentuk &
No Materi Sumber Indikator Soal
Dasar No. Soal
Masalah
Disajikan dua
benda dengan
massa berbeda
dijatuhkan dari
Terjadi ketinggian yang
Gerak
miskonsepsi sama, siswa dapat Pilihan
jatuh
karena membandingkan Ganda
bebas
pengaruh waktu yang (1)
intuisi dibutuhkan kedua
benda tersebut
Menganalisis untuk sampai di
data tanah
percobaan Disajikan data
gerak lurus sebuah benda
beraturan dan yang bergerak
gerak lurus maju sampai jarak
berubah dan waktu
1 beraturan tertentu, kemudian
serta Tidak dapat Uraian
Kelajuan mundur pada jarak
penerapannya membedakan bebas-
dan dan waktu yang
dalam kelajuan dan objektif
kecepatan sama, siswa dapat
kehidupan kecepatan (2)
menghitung
sehari-hari kelajuan dan
kecepatan rata-
rata benda tersebut
Tidak dapat Disediakan
membuat dan potongan pita
Gerak
membaca ketik (ticker timer)
lurus
grafik yang masih utuh,
berubah Performa
siswa dapat
beraturan (3)
Tidak dapat menentukan
menentukan percepatan gerak
besaran gerak berdasar grafik
27
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
32. Belajar Untuk Masa Depanku
Kemungkinan
Kompetensi Bentuk &
No Materi Sumber Indikator Soal
Dasar No. Soal
Masalah
darai suatu yang dibentuk
grafik oleh pite ketik
tersebut
Mengklasifik
Disajikan
asikan
beberapa hewan ,
makhluk Terjadi
Ciri ciri siswa dapat
hidup miskonsepsi Uraian
makhlu menentukan
2 berdasarkan dalam singkat
k hidup manakah yang
ciri-ciri yang memahami (4)
termasuk anggota
dimiliki konsep amfibi
kelompok hewan
amfibi
Diberikan
gambaran tentang
Menganalisis proses yang terjadi
pentingnya pada sebuah biji
Tidak dapat
pertumbuhan Ciri-ciri jagung. Siswa
membedakan Uraian
dan perkemba dapat menentukan
antara bebas-non
3 perkembanga ngan dan ciri-ciri
pertumbuhan objektif
n pada pertumbu pertumbuhan dan
dan (5)
makhluk han perkembangan
perkembangan
hidup sehingga dapat
membedakan
antar kedua proses
tersebut.
Contoh Butir Soal Tes Diagnostik
1. Dua buah benda A dan B memiliki massa berbeda, benda A
lebih berat dibandingkan benda B. Bila kedua benda tersebut
dijatuhkan secara bersamaan dari ketinggian yang sama, maka:
a. benda A jatuh lebih dulu
b. benda B jatuh lebih dulu
c. benda A dan B jatuh secara bersamaan
Alasan memilih jawaban di atas:
_________________________________________
28
Direktorat PSMP - QEC24711
33. Belajar Untuk Masa Depanku
2. Sebuah mobil bergerak maju sejauh 10 meter dalam waktu 1
sekon, kemudian bergerak mundur sejauh 10 meter dalam waktu
yang sama.
a). Tuliskan semua besaran yang diketahui dan ditanyakan
b). Hitunglah kelajuan dan kecepatan rata-rata mobil selama
geraknya (maju dan mundur). Nyatakan dalam satuan km/jam.
3. Menentukan percepatan gerak suatu benda berdasarkan grafik
yang dibentuk oleh pita ketik
Alat dan bahan :
- Pita ketik utuh (memiliki
sekitar 26 noktah) 1 buah
- Kertas milimeter blok 1 lembar
- Gunting 1 buah
- Lem secukupnya
Langkah kerja :
a). Buat rangkaian tertutup dengan menghubungkan kabel
dengan baterai dan lampu.
b). Rangkaikan amperemeter pada rangkaian untuk mengukur
besar kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
Lakukan beberapa kali pengukuran, catat hasilnya dalam
tabel.
c). Lepaskan amperemeter, kemudian rangkaikan voltmeter
untuk mengukur beda potensial listrik pada lampu. Lakukan
beberapa kali pengukuran, catat hasilnya dalam tabel.
4. Perhatikan nama-nama hewan di bawah ini:
1. anjing laut
2. kepiting
3. katak hijau
Di antara ketiga hewan di atas, yang termasuk anggota kelompok
Amfibia adalah _______________________________________
Alasan memilih jawaban di atas:
____________________________________________________
__________________________________________
5. Aji menanam sebuah biji jagung. Biji tadi bertunas, dan lama
kelamaan menjadi besar. Tiga bulan kemudian tanaman tersebut
mulai berbunga, dan akhirnya menghasilkan buah. Tanaman Aji
telah mengalami proses pertumbuhan maupun perkembangan.
29
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
34. Belajar Untuk Masa Depanku
Tulislah perbedaan antara proses pertumbuhan dan
perkembangan?
Contoh Analisis dan Menindaklanjuti Hasil Tes Diagnostik
Soal nomor 1 (Pilihan Ganda)
Dua buah benda A dan B memiliki massa berbeda, benda A lebih berat
dibandingkan benda B. Bila kedua benda tersebut dijatuhkan secara
bersamaan dari ketinggian yang sama, maka:
a. benda A jatuh lebih dulu
b. benda B jatuh lebih dulu
c. benda A dan B jatuh secara bersamaan
Alasan memilih jawaban di atas:
_____________________________________________
Pedoman Penskoran
Jawaban yang benar dari soal di atas adalah option c) benda A dan B jatuh
secara bersamaan. Bila siswa memilih jawaban tersebut diberi skor 1 bila
memilih jawaban yang lain mendapat skor 0.
Interpretasi
Ketidakmampuan menjawab soal ini dengan benar umumnya karena
pemahaman siswa tentang gerak jatuh dipengaruhi oleh intuisi. Secara
intuitif, semakin berat suatu benda semakin cepat mencapai tanah,
sehingga siswa yang pemahamannya belum kokoh akan memilih option a)
benda A jatuh lebih dulu. Padahal secara empiris dan analitis, untuk gerak
jatuh bebas dipenuhi formula h = 1 gt 2 . Dari formula ini terlihat bahwa
2
waktu jatuh (t) hanya dipengaruhi oleh ketinggian (h) dan percepatan
gravitasi (g), tidak dipengaruhi oleh massa atau berat.
Tindak lanjut
Pengalaman empirik menunjukkan bahwa miskonsepsi seperti pada soal di
atas tidak efektif bila diatasi hanya melalui pemberian informasi atau
penjelasan. Lebih efektif bila siswa yang mengalami miskonsepsi diajak
melakukan pengamatan secara langsung melalui kegiatan eksperimen.
30
Direktorat PSMP - QEC24711
35. Belajar Untuk Masa Depanku
Soal nomor 2 (uraian/esai)
Sebuah mobil bergerak maju sejauh 10 meter dalam waktu 1 sekon,
kemudian bergerak mundur sejauh 10 meter dalam waktu yang sama.
a). Tuliskan semua besaran yang diketahui dan ditanyakan
b). Hitunglah kelajuan dan kecepatan rata-rata mobil selama
geraknya (maju dan mundur). Nyatakan dalam satuan km/jam.
Pedoman Penskoran
Pada contoh penskoran di bawah ini setiap langkah dalam menyelesaikan
masalah diberi skor 1, tanpa diberikan pembobotan yang berbeda.
Kunci Jawaban Skor Langkah
Diketahui : jarak tempuh maju = 10 m................................... 1 1
jarak tempuh mundur = 10 m............................... 1 2
waktu tempuh maju = 1 sekon ........................... 1 3
waktu tempuh mundur = 1 sekon ....................... 1 4
Ditanyakan : - kelajuan rata-rata ........................................... 1 5
- kecepatan rata-rata ........................................ 1 6
Jawaban :
Jarak yang ditempuh mobil = 10 m + 10 m = 20 m ................. 1 7
Kelajuan = jarak / waktu ......................................................... 1 8
= 20 m / 2 s ............................................................ 1 9
= 10 m/s ................................................................. 1 10
= 36 km/jam ............................................................ 1 11
Perpindahan = 0 , karena mobil kembali ke posisi semula
Dengan jarak yang sama ......................... 1 12
Kecepatan = perpindahan/waktu ............................................ 1 13
= 0 m / 2 s ............................................................. 1 14
= 0 ......................................................................... 1 15
Skor maksimum 15
Interpretasi
Langkah 1-6 membutuhkan linguistic knowledge, langkah 7-8 dan 12-13
membutuhkan schematic knowledge, langkah 8-11 dan 13-15
membutuhkan algorithmic knowledge, dan kemampuan strategy
knowledge terdapat dalam langkah 7-15. Bila terjadi kesalahan pada
langkah 11, berarti siswa tidak dapat mengubah satuan dengan benar. Bila
menjawab kecepatan sama dengan kelajuan berarti siswa mengalami
miskonsepsi yang menganggap bahwa kecepatan dan kelajuan merupakan
besaran yang sama.
31
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
36. Belajar Untuk Masa Depanku
Tindak lanjut
Kesalahan yang terjadi karena tidak dimilikinya kemampuan linguistic
knowledge, schematic knowledge, algorithmic knowledge, dan strategy
knowledge ditindak lanjuti dengan pemberian latihan yang sejenis.
Demikian Tindak lanjut yang sama juga diberikan untuk kesalahan pada
langkah 11, yakni siswa tidak dapat mengubah satuan dengan benar.
Karena tindak lanjut ini merupakan pelatihan tentang pengetahuan
prosedural maka model pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru
adalah direct instruction (pengajaran langsung). Sedangkan untuk
miskonsepsi tentang kecepatan dan kelajuan diatasi dengan meminta siswa
untuk membaca konsep besaran vektor dan skalar kemudian diaplikasikan
untuk gerak dengan lintasan tidak lurus.
Soal Nomor 3 (Performa)
Mengukur beda potensial dan kuat arus dalam suatu rangkaian
Alat dan bahan :
- Baterai 1 buah
- Lampu pijar 1 buah
- Kabel dan penjepit secukupnya
- Voltmeter 1 buah
- Amperemeter 1 buah
Langkah kerja :
a). Buat rangkaian tertutup dengan menghubungkan kabel dengan
baterai dan lampu.
b). Rangkaikan amperemeter pada rangkaian untuk mengukur besar
kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Lakukan
beberapa kali pengukuran, catat hasilnya dalam tabel.
c). Lepaskan amperemeter, kemudian rangkaikan voltmeter untuk
mengukur beda potensial listrik pada lampu. Lakukan beberapa
kali pengukuran, catat hasilnya dalam tabel.
32
Direktorat PSMP - QEC24711
37. Belajar Untuk Masa Depanku
Pedoman Penskoran
Nilai =
Jumlah Jumlahskor
Aspek Yang Dinilai Skor Skormaks
xbobot
Kegiatan No Skor
0 1 2 3
Persiapan 1. Kelengkapan alat-alat dan
(bobot 10) bahan
Pelaksanaan 2. Membuat rangkaian kabel,
(bobot 70) lampu dan baterai
3. Posisi amperemeter pada
rangkaian benar
4. Melakukan pengukuran
dengan kuat arus dengan
benar
5. Posisi voltmeter pada
rangkaian benar
6. Melakukan pengukuran
beda potensial dengan
benar
Hasil 7. Mengisi tabel pengukuran
(bobot 20) arus dan beda potensial
8. Melaporkan hasil akhir
pengukuran
Jumlah Nilai
Penskoran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom skor,
kemudian dijumlahkan dan dihitung nilainya menggunakan formula di atas.
Kriteria Penskoran:
3= baik
2= cukup
1= kurang
0= jika tidak mengerjakan
Interpretasi
Pada tes performa penentuan kelemahan didasarkan pada perolehan skor
untuk setiap aspek yang dinilai. Jika pada aspek tertentu mendapat skor
rendah, berarti perlu dilatihkan keterampilan-keterampilan tertentu yang
mendukung.
33
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
38. Belajar Untuk Masa Depanku
B. Matematika
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES DIAGNOSTIK
Jenis Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kurikulum : KTSP
Bahan Kelas : IX Semester 1
Jumlah Soal :5
Kemungkinan
Kompetensi Bentuk/J
No Topik Sumber Materi Indikator Soal
Dasar ml soal
Kesulitan
1. Memecahka Volume Pengetahuan Lingkaran Siswa dapat Uraian/5
n masalah kerucut prasyarat menentukan luas
yang lingkaran
berkaitan Pecahan Siswa dapat
dengan menentukan hasil
tabung, operasi hitung
kerucut dan pecahan
bola. Teorema Siswa dapat
Pythagoras menentukan
panjang salah satu
sisi segitiga siku-
siku dengan
menggunakan
teorema Pythagoras
Daya Pandang Gambar Siswa dapat
ruang kerucut menggambar
kerucut dalam
berbagai posisi
Pemahaman Volume Siswa dapat
konsep dan kerucut menjelaskan
prinsip volume kerucut
Penguasaan skill Volume Siswa dapat
kerucut menentukan
volume kerucut bila
diketahui luas alas
dan tinggi kerucut.
Penalaran dan Volume Siswa dapat
Komunikasi kerucut menjelaskan rumus
volume kerucut
Pemecahan Volume Siswa dapat
Masalah kerucut menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
volume kerucut
34
Direktorat PSMP - QEC24711
39. Belajar Untuk Masa Depanku
Contoh Butir Soal Tes Diagnostik
Sebagai contoh, berdasarkan kisi-kisi pada langkah keempat
terdahulu, maka dapat dibuat soal sebagai berikut:
1) Gambarlah kerucut yang alasnya nampak langsung (tanpa
halangan),
Soal tersebut di atas untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memandang ruang suatu kerucut.
2) Suatu kerucut dengan tinggi 21 cm dan luas lingkaran alas 314
cm2 (π = 3,14),
Tentukan:
a. Jari-jari lingkaran alas kerucut
b. Volume kerucut
Soal (1) digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang pengetahuan prasyarat, yaitu kemampuan siswa untuk
menentukan jari-jari lingkaran alas kerucut.
Soal (2) digunakan untuk mengetahui penguasaan skill siswa
ketika siswa menggunakan algoritma dalam menghitung
volume kerucut soal (2) dapat juga digunakan untuk melihat
penguasaan prasyarat tentang operasi perkalian pada pecahan
ketika siswa menghitung volume kerucut.
3) Suatu kerucut volumenya adalah 1200 cm3, coba jelaskan apa
arti dari 1200 cm3!
Soal di atas digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang konsep volume
1
4) Telah kalian ketahui bahwa volume kerucut (V) adalah V =
3
π r2 t dengan r adalah jari-jari lingkaran alas dan t adalah tinggi
kerucut. Coba jelaskan mengapa demikian!
Soal di atas digunakan untuk mengetahui pemahaman prinsip
tentang volume kerucut yang difahami siswa .
5) Sebuah bak berbentuk balok berukuran 70 cm x 30 cm x 50
cm, di dalamnya terdapat kerucut pejal (padat) dengan alas
berjari-jari 28 cm, dan panjang garis pelukisnya 35 cm. Jika
bak tersebut diisi air sampai penuh, berapakah volume air yang
ada dalam kotak?
35
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
40. Belajar Untuk Masa Depanku
C. Bahasa Inggris
Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik
Kelas : VII
Semester : 1
Bentuk/
Kompetensi Sumber Indikator
No Keterampilan Materi Jumlah
Dasar Masalah Soal
Soal
1. Mendengarkan 1.1 Merespon Dialog Siswa kurang Siswa dapat Pilihan
makna dalam Transaksional mampu menentukan Ganda
percakapan dan Interper- membedakan ungkapan 5 butir
transaksional (to sonal tentang suara ungkapan yang benar soal
get things done) menyapa dalam bahasa dalam
dan orang yang Inggris. percakapan
interpersonal belum dike- tran-
(bersosiali-sasi) nal saksional (to
yang meng- get things
gunakan ragam done) yang
bahasa lisan me-libatkan
sangat sederhana tindak tutur
secara akurat, menyapa
lancar, dan ber- orang yang
terima untuk belum
berinterak-si dikenal.
dengan
lingkungan ter-
dekat yang
melibatkan
tindak tutur:
menyapa orang
yang belum
/sudah dikenal,
memper-
kenalkan diri
sendiri/orang
lain, dan
memerintah atau
melarang.
2. Berbicara Mengungkapkan Percakapan Siswa kurang Siswa dapat Lisan / 5
makna dalam transaksional memahami kosa me-minta butir
percakapan dan kata yang informasi
transak-sional interpersonal digunakan dengan
(to get things yang meng-
done) dan melibatkan gunakan
interpersonal tindak tutur ungkap-an
(berso-sialisasi) meminta yang benar
dengan meng- meminta dan
gunakan ragam memberi
36
Direktorat PSMP - QEC24711
41. Belajar Untuk Masa Depanku
Bentuk/
Kompetensi Sumber Indikator
No Keterampilan Materi Jumlah
Dasar Masalah Soal
Soal
bahasa lisan informasi
sangat seder-
hana secara
akurat, lancar,
dan ber-terima
untuk ber-
interaksi dengan
lingkungan ter-
dekat yang
melibatkan
tindak tutur:
meminta dan
memberi
informasi,
meng-ucapkan
terima kasih,
me-minta maaf,
dan meng-
ungkapkan
kesantunan
3. Membaca Membaca Pengumuman Siswa kurang Diberi Membaca
nyaring bermak- singkat memahami kosa sebuah teks nyaring
na kata, frasa, kata, intonasi pengumuman (lisan)
dan kalimat dan pendek, Satu teks
dengan ucapan, tekanan/stressing siswa dapat dengan
tekanan dan membaca skor 5
intonasi yang teks tersebut
berterima yang dengan
berkaitan nyaring
dengan ling- dengan ucap-
kungan terdekat an, tekanan,
intonasi yang
benar.
4. Menulis Mengungkapkan Teks Siswa kurang Siswa dapat 1 teks
makna gagasan fungsional menguasai menuliskan dengan
dalam teks tulis pendek daftar makna kata, daftar skor 5
fungsional belanja ejaan, huruf belanja bila
pendek besar dan tanda seseorang
(misalnya pesan baca akan
tertulis, daftar berbelanja ke
belanja, kartu pasar
ucapan selamat, swalayan.
pengumuman)
sangat
sederhana
dengan
menggunakan
37
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
42. Belajar Untuk Masa Depanku
Bentuk/
Kompetensi Sumber Indikator
No Keterampilan Materi Jumlah
Dasar Masalah Soal
Soal
ragam bahasa
tulis secara
akurat, lancar
dan berterima
untuk
berinteraksi
dengan
lingkungan
terdekat
Butir Soal
1. Mendengarkan
Anda akan mendengarkan ungkapan-ungkapan dalam bahasa
Inggris, pilihlah ungkapan yang ada di dalam lembar kerja
Anda yang sesuai dengan ungkapan yang Anda dengar.
a. Murid mendengar : “How do you do?”
Murid membaca :
a. How are you?
b. How old are you?
c. What do you do?
d. How do you do?
b. Murid mendengar : “May I know your name?”
Murid membaca :
a. What’s your name?
b. Who are you?
c. What are you?
d. May I know your name?
c. Murid mendengar : “Nice to see you.”
Murid membaca :
a. It is nice.
b. Nice to see you.
c. This ice is for you.
d. This is nice.
d. Murid mendengar : “Glad to meet you.”
Murid membaca :
38
Direktorat PSMP - QEC24711
43. Belajar Untuk Masa Depanku
a. Nice to meet you.
b. Happy to see you.
c. It’s nice to meet you.
d. How about you?
e. Murid mendengar : “Where are you from?”
Murid membaca :
a. How are you ma’am?
b. What is your uniform?
c. Where do you come from?
d. Where are they from?
2. Berbicara
Guru memberikan catatan kecil kepada masing-masing siswa
dalam bahasa Inggris yang berisi situasi yang mewarnai
ungkapan yang akan diucapkan oleh siswa.
Contoh: What will you say if you want to ask where your
English book is.
Ungkapan yang diucapkan siswa seharusnya adalah:
“Where is my English book, ma’am/sir?
Aspek Penilaian: intonasi, tekanan, penggunaan kosa
kata, tata bahasa, dan kelancaran. Nilai maksimal adalah
5.
3. Membaca
Read aloud the text.
Announcement
Dear students,
You are all supposed to bring a piece of English advertisement next Monday.
We will use your advertisement for our discussion in our English class.
Thanks.
Mrs. Sudarsono.
39
QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penilaian Diagnostik SMP
44. Belajar Untuk Masa Depanku
Setiap kalimat yang dibaca benar skor 1. Jawaban yang
diharapkan membaca dengan benar kalimat–kalimat di dalam
teks berbentuk pengumuman pendek yang terdiri dari 2
kalimat. Jadi total skor adalah 2. Tes ini tujuannya untuk
mengetes keterampilan reseptif.
4. Menulis
Write down 10 shopping list that you want to buy in the
supermarket.
Penilaian :
Siswa menulis satu kata dinilai 1
Nilai maksimal 10 untuk daftar belanja yang ditulis.
40
Direktorat PSMP - QEC24711