SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 1
A. FILSAFAT
Kata “filsafat” berasal dari Yunani “Philein” yang
artinya mencintai dan “Sophia” yang artinya
kebijaksanaan. Kedua kata tersebut dapat
diartikan “mencintai kebijaksanaa”.
Bijaksana merupakan kemampuan menggunakan
akal dan budi, berarti pula kebenaran didalam
perbuatan. Dimana terdapat adanya kesadaran
bahwa kebenaran mutlak hanya pada Allah Swt.
Karena itu filsafat merupakan kegiatan akal budi
dan perenungan.
Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan
dengan akal budi mengenai hakikat segala yang
ada, sebab, asal dan hukumnya.
Filsafat adalah pikiran yang sistematis dan refleksi
tentang hidup.
Filsafat adalah ilmu yang menelaah hal-hal yang
menjadi obyeknya dari sudut intinya yang mutlak
dan terdalam, yang tetap dan tidak berubah (inilah
yang disebut hakikat). Oleh karena itu, filsafat juga
disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang hakikat.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 2
B. ETIKA
Etika merupakan salah satu bidang filsafat yang
berfokus pada kajian apa yang dianggap baik
dan buruk. Sedangkan yang mengkaji apa yang
disebut benar dan salah adalah logika, serta yang
mengkaji apa yang termasuk indah, dan tidak
indah atau jelek disebut estetika
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “Ethos” yang berarti kebiasaan
atau watak, dapat juga diartikan sebagai adat-
istiadat dan kesusilaan (norma, kaidah,
peraturan hidup dan perintah).
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan
kewajiban moral/akhlak (2002 ; 309).
Etika sebenarnya menyangkut bidang normatif,
sebab etika hendak menjawab pertanyaan :
- Bagaimana seharusnya perbuatan manusia ?
- Bagaimana manusia harus bertindak ?
- Prilaku mana yang baik dan buruk ?
- Apakah tujuan manusia ?
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 4
C. NORMA
Dalam KBBI (2002 ; 787), Norma diartikan
sebagai aturan atau ketentuan yang mengikat
warga kelompok dalam masyarakat, dipakai
sebagai panduan, tatanan, dan pengendali
tingkah laku. Selain itu norma juga sebagai
aturan , ukuran atau kaidah yang dipakai
sebagai tolok ukur untuk menilai atau
membandingkan sesuatu.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 5
D. MORAL
Moral, dalam pengertiannya yang umum
menaruh penekanan pada karakter dan sifat-
sifat individu yang khusus, diluar ketaatan
pada peraturan. Oleh karena itu moral merujuk
kepada tingkah laku yang bersifat spontan,
seperti rasa kasih, kemurahan hati, kebesaran
jiwa dan lain-lain, yang tidak terdapat pada
peraturan-peraturan hukum.
Moral mempunyai makna yang khusus
sebagai bagian dari etika. Moral berfokus pada
hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang
abstrak dan bebas.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 6
Orang yang mengingkari janji yang telah diucap-
kan dapat dianggap sebagai orang yang tidak bisa
dipercaya atau tidak etis, tetapi bukan berarti
tidak bermoral. Jadi tekanannya adalah pada
unsur keseriusan pelanggaran.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 7
A. Perkembangan Pikiran Manusia
Perkembangan pikiran manusia tentang etika,
moral atau tingkah laku melalui 3 tahapan :
1. Tingkat Insting
Insting diartikan sebagai pola tingkah laku yang
bersifat turun temurun yang dibawa sejak lahir,
insting juga merupakan daya dorong bagi manusia
pada kelangsungan hidupnya . Karena insting,
suatu tindakan tidak memerlukan suatu proses
pengambilan keputusan, tetapi secara instingtif
langsung dilaksanakan atau langsung bertindak.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 8
Contoh : kalau kita terkena bara api, maka secara
insting berteriak . Berteriak bukan
tindakan etis. Karena itu insting disebut pula
sebagai tingkat pra-etika atau sebagai ilham
bawaan.
2. Tingkat Kebiasaan
Seseorang berbuat atau bertindak sesuai dengan
kebiasaan yang dianggap benar, dan baisanya
dilakukan secara berulang untuk hal yang sama.
Pada tingkat kebiasaan, yang dianggap benar
adalah tindakan yang sesuai dengan kebiasaan
umum, yaitu kebiasaan setempat, budaya dalam
suatu masyarakat.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 9
Contoh : Apa yang benar dan salah ditentukan oleh
masyarakat setempat, dan bukan individu. Ini
berarti pada tingkat kebiasan, pikiran manusia
diarahkan dan ditentukan oleh pikiran dan
kebiasaan bersama atau oleh masyarakat setempat.
3. Tingkat Kesadaran
Pada tingkat ini peranan individu sangat penting
dalam menentukan keputusan atau pilihan
tindakan tentang apa yang akan dilakukan. Karena
itu seseorang mendapatkan kebebasan untuk
menentukan keputusan moralnya sendiri dan ia
pun harus mempertanggung jawabkan sendiri.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 10
B. Kebebasan Manusia
Zubair (1987 : 41-43), ada tiga macam kebebasan,
yaitu :
1. Kebebasan Jasmaniah ; jangkauan kebebasan
jasmaniah ini ditentukan oleh kemampuan
badan kita sendiri. Jadi jangkauan itu tentu saja
tidak terbatas.
2. Kebebasan Kehendak ; jangkauan kebebasan
kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan
untuk berpikir, karena manusia dapat
memikirkan apa saja yang ia dapat, juga
menghendaki apa saja.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 11
Contoh : ancaman apapun yang diterima
seseorang tidak dapat dipaksa mencintai orang
yang dibenci, walaupun mungkin dapat kawin
dengan orang tersebut.
Namun demikian kebebasan berpikir dan
berkehendak dapat saja dipengaruhi dari luar,
misalnya dengan informasi-informasi, tekanan
fisik atau psikis, hipnotis, dan obat-obatan.
3. Kebebasan Moral ; contoh konkrit pada
kebebsasan moral ini adalah manusia dalam
bertindak dipengaruhi oleh lingkungan luar ,
tetapi juga dapat mengambil sikap dan
menentukan dirinya sendiri.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 12
C. Tingkah Laku Manusia
Perbuatan manusia disebut dengan tingkah laku.
Tujuan hidup adalah bertingkah laku sedemikian
rupa , sehingga manusia dapat mencapai
kebahagiaan yang sempurna.
Manusia adalah mahluk sosial, karena itu
hidupnya tidak terlepas dari kehidupan bersama
dengan sesamanya. Apa pun yang diperbuat
manusia akan mempunyai dampak dan makna
bagi masyarakat pada umumnya.
Ada tiga unsur pokok dalam kehidupan bersama
dalam tingkah laku manusia :
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 13
1. Kehendak, adalah sesuatu yang mendorong
apa yang ada di dalam jiwa manusia.
Kehendak inilah yang memberi alasan dan
dasar seseorang berbuat sesuatu ;
2. Manifestasi kehendak, adalah cara-cara dalam
melaksanakan suatu perbuatan yang mana
ditentukan oleh situasi, kondisi dan keadaan
yang menyertai setiap perbuatan;
3. Perbuatan yang dikehendaki, setiap perbuatan
manusia tidak terjadi dalam ruang hampa,
melainkan suatu perbuatan yang sadar dan
dikehendaki untuk mencapai tujuan. Tujuan
inilah yang mendorong perbuatan manusia.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 14
D. Hak Asasi Manusia
Manusia dianugerahi oleh Allah SWT akal, budi
dan nurani yang memberikan kepadanya
kemampuan untuk membedakan yang baik dan
buruk, yang akan membimbing dan
mengarahkan sikap dan perilaku dalam
menjalani kehidupan.
Dengan akal, budi dan nurani itu, maka
manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan
sendiri perilaku atau perbuatannya. Karena itu
untuk mengimbangi kebebasan tersebut,
manusia memiliki juga kemampuan untuk
bertanggung jawab atas semua perilaku dan
perbuatannya.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 15
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang
disebut hak asasi manusia (HAM) yang melekat
pada manusia secara kodrati sebagai anugerah dari
Allah SWT, dan hak-hak tersebut tidak dapat
diingkari. Pengingkaran terhadap hak tersebut,
berarti mengingkari martabat kemanusiaan.
Karena itu negara, atau organisasi apapun
mengemban kewajiban untuk mengakui dan
melindungi hak asasi manusia pada setiap
manusia tanpa kecuali. Karena itu HAM harus
selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 16
HAM dan kebebasan dasar manusiayang diatur
dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (HAM) sebagai berikut :
1). Hak untuk hidup, 2). Hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, 3). Hak mengembangkan
diri, 4). Hak memperoleh keadilan, 5). Hak atas
kebebasan pribadi, 6). Hak atas rasa aman, 7). Hak
atas kesejahteraan, 8). Hak turut serta dalam
pemerintahan, 9). Hak wanita, dan 10). Hak anak.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 17
HAM yang diatur dalam Deklarasi HAM Islam se-
Dunia pada tahun 1981 di Kota Paris (Husain,
1996: 141-153) :
1). Hak hidup, 2). Hak kemerdekaan, 3). Hak
persamaan dan larangan diskriminasi, 4). Hak
mendapat keadilan, 5). Hak atas proses hukum
yang adil, 6). Hak mendapatkan perlindungan dari
penguasa, 7). Hak mendapatkan perlindungan dari
penyiksaan, 8). Hak mendapatkan kehormatan dan
nama baik, 9). Hak memperoleh suaka, 10). Hak-
hak minoritas, 11). Hak dan kewajiban untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan urusan publik,
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 18
12). Hak kebebasan percaya, berpikir dan
berbicara, 13). Hak kebebasan beragama, 14). Hak
berserikat bebas, 15). Susunan ekonomi dan hak
berkembang darinya, 16). Hak mendapatkan
perlindungan atas harta benda dan masalah2nya,
17). Status dan martabat pekerja dan buruh, 18).
Hak membentuk sebuah keluarga, 19). Hak-hak
wanita yang sudah menikah, 20). Hak
mendapatkan pendidikan, 21). Hak menikmati
keleluasaan pribadi (privacy), 22). Hak
mendapatkan kebebasan beribadah dan bertempat
tinggal.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 19
A. Etika Normastif
Ukuran untuk menerima atau menolak suatu teori
normatif adalah apakah teori itu dapat menerangkan
pendapat-pendapat moral yang paling dasar dan
umum diterima dikalangan masyarakat.
Ada dua teori yang digunakan dalam memahami
etika normatif :
1. Teori Deontologis, yang menyatakan bahwa salah
tidaknya suatu tindakan tidak dapat ditentukan dari
akibat tindakan itu, melainkan ada dua cara
bertindak yaitu begitu saja terlarang atau begini saja
wajib.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 20
2. Teori Teleologis, menyatakan bahwa betul
tidaknya tindakan justru tergantung pada
akibatnya. Kalau akibatnya baik, saya boleh lakukan,
kalau akibantnya buruk tidak boleh dilakukan. Jadi
berbohong untuk melindungi seseorang dari
pembunuhan misalnya, boleh saja dilakukan
menurut teori ini.
Kedua teori ini sangat berbeda, teori deontologis
membutuhakn suatu “teori nilai”yaitu suatu teori
tentang apa yang baik dan apa yang buruk bagi
manusia, sementara teori teleologis tidak
membutuhkan teori nilai karena mengukur baik atau
buruknya tindakan itu pada akibatnya.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 21
B. Manfaat Etika
Pada dasarnya, etika membantu memahami
situasi dan kegiatan manusia, yang berarti setiap
kegiatan dan perbuatan yang dilakukan
selayaknya diketahui mengapa kita lakukan,
dimana kita perbuat, dalam posisi atau kondisi
yang bagaimana perbuatan itu dilaksanakan.
Manfaat lain etika adalah memberi bantuan
kepada manusia untuk memilih, menentukan
dirinya sendiri dan perbuatannya sendiri secara
bebas dan bertanggung jawab.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 22
C. Obyek Etika
Etika adalah cabang dari ilmu filsafat yang
mengkaji tetang tingkah laku manusia, ini berarti
bahwa obyek studi etika adalah tingkah laku
manusia itu sendiri, , baik secara individu
maupun secara berkelompok.
Sastrosupono (1983 : 31-32), pada pokoknya etika
mempunyai cakupan atas dua bagian : 1). Etika
umum, 2). Etika khusus.
Etika umum ; etika yang pokok, sedangkan etika
khusus merupakan etika praktis yang terjadi
dalam realitas kehidupan manusia, yang
membahas bentuk tingkah laku manusia baik
individu maupun sosial.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 23
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 24
D. Etika Sosial
Dilihat dari aspek sifatnya, manusia dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Manusia sebagai mahluk individu
Manusia memiliki sifat individu, yakni karakter
kepribadian serta memiliki pendirian. Didalam
diri setiap manusia terdapat “ego” yang akan
mewarnai karakter dan prilaku manusia sebagai
mahluk individu. Karena itu yang dinilai baik
adalah sesuatu yang memberi manfaat bagi
kepentingan dirinya. Orang seperti ini disebut
“egois”
2. Manusia sebagai mahluk sosial
Sifat sosial yaitu adanya keinginan manusia
untuk hidup bersama dengan manusia lainnya,
berkomunikasi dan berbagi rasa dengan orang
lain.
Aristoteles, mengatakan bahwa manusia adalah
“zoon politicon”, mahluk yang senantiasa ingin
hidup berkelompok.
Pendapat diatas menghasilkan dua kutub, yaitu
paham individualisme dan paham kolektivisme
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 25
Tujuan etika sosial adalah memberitahukan
bagaimana kita dapat menolong manusia di
dalam kebutuhan riil yang secara susila dapat
dipertanggung jawabkan.
Persoalan etika sosial menyeruak karena
semakin kompleksnya kehidupan masyarakat
modern yang berbarengan dengan blobalisasi
masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Jangkauan etika sosial pun semakin luas, bukan
saja melibatkan hubungan antar kelompok
masyarakat, namun juga antar etnik dan negara
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 26
Kumorotomo (1992 : 28), menyatakan bahwa
untuk memperoleh pemahaman tentang etika
secara menyeluruh, kita harus mengkaji kembali
perkembangan ilmu sejak awal.
Paham kosmosentris yang menyatakan bahwa
manusia adalah bagian dari alam, merupakan
aliran atau paham yang pertama kali berkembang
pada zaman Yunani kuno. Aliran ini secara praktis
mengajarkan manusia untuk senantiasa berserah
diri pada kehendak alam, sehingga pola pikir
yang dianut kemudian lebih banyak bersifat
fatalistik dan kurang memiliki daya hidup.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 27
Dalam perkembangannya, aliran atau paham ini
mengalami evolusi sehingga penyerahan diri pada
alam berubah menjadi penyerahan diri kepada
Sang Pencipta.
Perubahan nyata terjadi pada zaman Renaissance
(sekitar abad ke-15), ketika orang tidak hanya
menggantungkan diri pada kehendak alam secara
total, tetapi mulai tumbuh “rasa percaya diri”
untuk bertindak.
Berbagai paham atau aliran yang berkembang
sebagai paham etika sebagai berikut :
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 28
A. Naturalisme
Paham atau aliran naturalisme berpendapat
bahwa sistem etika dalam kesusilaan mempunyai
dasar alami, yaitu pembenaran-pembenaran
hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas
fakta, bukan atas teori-teori yang sangat metafisis
Aliran naturalisme berpendapat bahwa manusia
pada kodratnya adalah “baik”, sehingga manusia
harus dihargai dan menjadi ukuran, sehingga
paham ini bertolak dari sesuatu yang ditinjau
secara psikologis berdasarkan pengalaman.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 29
B. Individualisme
Esensi aliran individualisme adalah ajaran bahwa
didalam hubungan sosial yang paling pokok
adalah individunya. Semua interaksi dalam
masyarakat harus dilakukan demi keuntungan
individu.
Dampak positif dari individualisme adalah
terpacunya prestasi dan kreatifitas individu. Orang
akan memiliki etos kerja yang kuat dan selalu ingin
berbuat yang terbaik bagi dirinya. Namun juga
mengandung dampak negatifm bahwa setiap
orang akan mementingkan diri sendiri dan
bersikap egosentris.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 30
Pandangan yang mirip dengan individualisme
adalah penganut paham liberalisme, yang
berpendapat bahwa setiap individu berhak
menentukan hidupnya sendiri. Setiap orang punya
hak untuk bertindak sesuai dengan pilihan
batinnya dan tidak boleh dihalangi oleh siapapun.
Liberalisme berpendapat bahwa cara hidup
seseorang bukan merupakan tanggung jawab dari
orang lain. Kebebasan yang dimiliki manusia
memunculkan masalah bahwa tindakan yang
diambil seseorang seringkali mengganggu
kebebasan orang lain. Karena itu kebebasan
seseorang dibatasi oleh hak azasi orang lain.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 31
c. Hedonisme
Titik tolak pemikiran hedonisme (hedone =
kenikmtan, Yunani) adalah bahwa menurut kodrat
manusia selalu berusaha mendapatkan
kenikmatan hidup dan berusaha untuk
memperoleh kenikmatan sepuas-puasnya.
Sayangnya dalam kenyataan, kaum hedonis tidak
pernah mencapai tujuannya.
Upaya sesungguhnya yang dilakukan oleh
manusia adalah “hal-hal yang menimbulkan
kenikmatan”, bukan kenikmatan itu sendiri.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 32
Pemikiran dari paham hedonisme terungkap
dalam pola materialisme, dimana gagasan
utamanya adalah alat pokok untuk memenuhi
kepuasan manusia adalah materi..
Orang yang menganut aliran ini menjadikan
kesenangan sebagai tujuan hidupnya. Mereka
biasanya hidup boros, memburu kesenangan tanpa
memperhitungkan halal haramnya.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 33
D. Eudemonisme
Eudemonisme berarti roh pengawal yang baik,
kemujuran atau keuntungan. Orang yang telah
mencapai tingkatan “eudemonia” akan memiliki
keinsafan tentang kepuasan yangt sempurna, tidak
saja secara jasmani tetapi juga rohani. Cita-citanya
adalah suasana bathiniah yang disebut “bahagia”.
Bahagia berbeda dengan kesenangan, bahagia
lebih banyak menitik beratkan pada rasa, sehingga
boleh jadi untuk mendapatkan rasa bahagia itu
harus menempuh jlan yang tidak menyenangkan,
tetapi dapat menimbulkan rasa bahagia.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 34
E. Utilitarianisme / Pragmatisme
Pragmatisme diartikan sebagai perbuatan atau
tindakan. Aliran ini berpendapat bahwa yang
benar itu dibuktikan dengan kegunaanya.
Selain itu terdapat pula aliran positivisme yang
menterjemahkan nilai-nilai manfaat secara
kualitatif, yang kemudian berkembang menjadi
neo-positivisme atau scientisme yang
menghubungkan kebenaran dengan ilmu, bahwa
diluar ilmu tidak ada kebenaran.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 35
F. Idealisme
Idealisme lahir dari kesadaran akan adanya
lingkungan normativitas, kenyataan yang bersifat
normatif yang mendorong manusia untuk berbuat.
Berdasarkan aspek cipta, rasa dan karsa, yang
terdapat dalam bathin manusia, maka idealisme
dibagi menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu :
1. Idealisme rasionalistik ; aliran ini menyatakan
bahwa dengan menggunakan pikiran dan akal
manusia dapat mengenal norma-norma yang
menuntun prilakunya.
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 36
2. Idealisme Estetik ; aliran ini berpandangan
bahwa dunia serta kehidupan manusia dapat
dilihat dari perspektif ”karya seni”. Dengan
demikian manusia merupakan mahluk yang serba
selaras.
3. Idealisme Etik ; aliran ini pada intinya ingin
menentukan ukuran-ukuran moral dan kesusilaan
terhadap dunia dan kehidupan manusia.
“Orang yang terlalu idealis seringkali tidak melakukan
tindakan apapun”
March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 37

More Related Content

What's hot

Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaErnita Mijil
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010swirawan
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKPRAMITHA GALUH
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptxTeori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptxBellaDwiLestari2
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Pointalekbadrudin
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 

What's hot (20)

Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
 
moral dan etika.pptx
moral dan etika.pptxmoral dan etika.pptx
moral dan etika.pptx
 
psikologi individual adler 1
psikologi individual adler 1psikologi individual adler 1
psikologi individual adler 1
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Hati Nurani
Hati NuraniHati Nurani
Hati Nurani
 
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu PengetahuanHakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu Pengetahuan
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptxTeori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
 
Kependudukan dan lingkungan hidup
Kependudukan dan lingkungan hidupKependudukan dan lingkungan hidup
Kependudukan dan lingkungan hidup
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 

Viewers also liked

Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaMakalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaAbror Alatqo
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapodaxboy
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Nanang Galing
 
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilaetika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilarizka_pratiwi
 
Dasar-dasar Organisasi
Dasar-dasar OrganisasiDasar-dasar Organisasi
Dasar-dasar OrganisasiIfwhar Yuhono
 
Ilmu organisasi
Ilmu organisasiIlmu organisasi
Ilmu organisasiRifky Ocen
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPoetra Chebhungsu
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaaufia w
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikapjj_kemenkes
 
Ppt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRI
Ppt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRIPpt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRI
Ppt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRIReni H_dika BK
 
Up cycling ppt_JINHANSOL
Up cycling ppt_JINHANSOLUp cycling ppt_JINHANSOL
Up cycling ppt_JINHANSOLJin Hansol
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaNovi Suryani
 

Viewers also liked (15)

Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaMakalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
 
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilaetika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
 
Dasar-dasar Organisasi
Dasar-dasar OrganisasiDasar-dasar Organisasi
Dasar-dasar Organisasi
 
Ilmu organisasi
Ilmu organisasiIlmu organisasi
Ilmu organisasi
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Dasar-Dasar Organisasi
Dasar-Dasar OrganisasiDasar-Dasar Organisasi
Dasar-Dasar Organisasi
 
Ppt teori organisasi
Ppt teori organisasiPpt teori organisasi
Ppt teori organisasi
 
Ppt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRI
Ppt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRIPpt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRI
Ppt. integrasi nasional dari kelompok 2 prodi pend. BK UNSRI
 
Up cycling ppt_JINHANSOL
Up cycling ppt_JINHANSOLUp cycling ppt_JINHANSOL
Up cycling ppt_JINHANSOL
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Etika
Etika Etika
Etika
 

Similar to Materi etika dan moral

TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxTUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxadi setianegara
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)ahmad sururi
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktMimi Mimi
 
20130911070905 kuliah 1.
20130911070905 kuliah 1.20130911070905 kuliah 1.
20130911070905 kuliah 1.Mohammad Wahab
 
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docxETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docxRIFATSALIMUDDIN
 
Materi pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuMateri pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuLaurenzoTalaud
 
Pert 1. pengantar etika profesi
Pert 1. pengantar etika profesiPert 1. pengantar etika profesi
Pert 1. pengantar etika profesiTri Sugihartono
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiFarRhah Ay
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: SosiologiRingkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: SosiologiIswi Haniffah
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumPotpotya Fitri
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docxRirikErtiga
 

Similar to Materi etika dan moral (20)

TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxTUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
Prinsip moral agama katolik 1 lia
Prinsip moral agama katolik 1 liaPrinsip moral agama katolik 1 lia
Prinsip moral agama katolik 1 lia
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
 
Moral
MoralMoral
Moral
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
 
Spe Bab4
Spe Bab4Spe Bab4
Spe Bab4
 
Etika pmrintahan
Etika pmrintahanEtika pmrintahan
Etika pmrintahan
 
20130911070905 kuliah 1.
20130911070905 kuliah 1.20130911070905 kuliah 1.
20130911070905 kuliah 1.
 
ULASAN ARTIKEL 4
ULASAN ARTIKEL 4ULASAN ARTIKEL 4
ULASAN ARTIKEL 4
 
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docxETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
 
Materi pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuMateri pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmu
 
Pert 1. pengantar etika profesi
Pert 1. pengantar etika profesiPert 1. pengantar etika profesi
Pert 1. pengantar etika profesi
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesi
 
Ciri ciri moral
Ciri ciri moralCiri ciri moral
Ciri ciri moral
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: SosiologiRingkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
 

Materi etika dan moral

  • 1. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 1 A. FILSAFAT Kata “filsafat” berasal dari Yunani “Philein” yang artinya mencintai dan “Sophia” yang artinya kebijaksanaan. Kedua kata tersebut dapat diartikan “mencintai kebijaksanaa”. Bijaksana merupakan kemampuan menggunakan akal dan budi, berarti pula kebenaran didalam perbuatan. Dimana terdapat adanya kesadaran bahwa kebenaran mutlak hanya pada Allah Swt. Karena itu filsafat merupakan kegiatan akal budi dan perenungan.
  • 2. Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Filsafat adalah pikiran yang sistematis dan refleksi tentang hidup. Filsafat adalah ilmu yang menelaah hal-hal yang menjadi obyeknya dari sudut intinya yang mutlak dan terdalam, yang tetap dan tidak berubah (inilah yang disebut hakikat). Oleh karena itu, filsafat juga disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang hakikat. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 2
  • 3. B. ETIKA Etika merupakan salah satu bidang filsafat yang berfokus pada kajian apa yang dianggap baik dan buruk. Sedangkan yang mengkaji apa yang disebut benar dan salah adalah logika, serta yang mengkaji apa yang termasuk indah, dan tidak indah atau jelek disebut estetika Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Ethos” yang berarti kebiasaan atau watak, dapat juga diartikan sebagai adat- istiadat dan kesusilaan (norma, kaidah, peraturan hidup dan perintah). March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 3
  • 4. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral/akhlak (2002 ; 309). Etika sebenarnya menyangkut bidang normatif, sebab etika hendak menjawab pertanyaan : - Bagaimana seharusnya perbuatan manusia ? - Bagaimana manusia harus bertindak ? - Prilaku mana yang baik dan buruk ? - Apakah tujuan manusia ? March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 4
  • 5. C. NORMA Dalam KBBI (2002 ; 787), Norma diartikan sebagai aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku. Selain itu norma juga sebagai aturan , ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 5
  • 6. D. MORAL Moral, dalam pengertiannya yang umum menaruh penekanan pada karakter dan sifat- sifat individu yang khusus, diluar ketaatan pada peraturan. Oleh karena itu moral merujuk kepada tingkah laku yang bersifat spontan, seperti rasa kasih, kemurahan hati, kebesaran jiwa dan lain-lain, yang tidak terdapat pada peraturan-peraturan hukum. Moral mempunyai makna yang khusus sebagai bagian dari etika. Moral berfokus pada hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang abstrak dan bebas. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 6
  • 7. Orang yang mengingkari janji yang telah diucap- kan dapat dianggap sebagai orang yang tidak bisa dipercaya atau tidak etis, tetapi bukan berarti tidak bermoral. Jadi tekanannya adalah pada unsur keseriusan pelanggaran. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 7
  • 8. A. Perkembangan Pikiran Manusia Perkembangan pikiran manusia tentang etika, moral atau tingkah laku melalui 3 tahapan : 1. Tingkat Insting Insting diartikan sebagai pola tingkah laku yang bersifat turun temurun yang dibawa sejak lahir, insting juga merupakan daya dorong bagi manusia pada kelangsungan hidupnya . Karena insting, suatu tindakan tidak memerlukan suatu proses pengambilan keputusan, tetapi secara instingtif langsung dilaksanakan atau langsung bertindak. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 8
  • 9. Contoh : kalau kita terkena bara api, maka secara insting berteriak . Berteriak bukan tindakan etis. Karena itu insting disebut pula sebagai tingkat pra-etika atau sebagai ilham bawaan. 2. Tingkat Kebiasaan Seseorang berbuat atau bertindak sesuai dengan kebiasaan yang dianggap benar, dan baisanya dilakukan secara berulang untuk hal yang sama. Pada tingkat kebiasaan, yang dianggap benar adalah tindakan yang sesuai dengan kebiasaan umum, yaitu kebiasaan setempat, budaya dalam suatu masyarakat. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 9
  • 10. Contoh : Apa yang benar dan salah ditentukan oleh masyarakat setempat, dan bukan individu. Ini berarti pada tingkat kebiasan, pikiran manusia diarahkan dan ditentukan oleh pikiran dan kebiasaan bersama atau oleh masyarakat setempat. 3. Tingkat Kesadaran Pada tingkat ini peranan individu sangat penting dalam menentukan keputusan atau pilihan tindakan tentang apa yang akan dilakukan. Karena itu seseorang mendapatkan kebebasan untuk menentukan keputusan moralnya sendiri dan ia pun harus mempertanggung jawabkan sendiri. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 10
  • 11. B. Kebebasan Manusia Zubair (1987 : 41-43), ada tiga macam kebebasan, yaitu : 1. Kebebasan Jasmaniah ; jangkauan kebebasan jasmaniah ini ditentukan oleh kemampuan badan kita sendiri. Jadi jangkauan itu tentu saja tidak terbatas. 2. Kebebasan Kehendak ; jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan untuk berpikir, karena manusia dapat memikirkan apa saja yang ia dapat, juga menghendaki apa saja. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 11
  • 12. Contoh : ancaman apapun yang diterima seseorang tidak dapat dipaksa mencintai orang yang dibenci, walaupun mungkin dapat kawin dengan orang tersebut. Namun demikian kebebasan berpikir dan berkehendak dapat saja dipengaruhi dari luar, misalnya dengan informasi-informasi, tekanan fisik atau psikis, hipnotis, dan obat-obatan. 3. Kebebasan Moral ; contoh konkrit pada kebebsasan moral ini adalah manusia dalam bertindak dipengaruhi oleh lingkungan luar , tetapi juga dapat mengambil sikap dan menentukan dirinya sendiri. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 12
  • 13. C. Tingkah Laku Manusia Perbuatan manusia disebut dengan tingkah laku. Tujuan hidup adalah bertingkah laku sedemikian rupa , sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan yang sempurna. Manusia adalah mahluk sosial, karena itu hidupnya tidak terlepas dari kehidupan bersama dengan sesamanya. Apa pun yang diperbuat manusia akan mempunyai dampak dan makna bagi masyarakat pada umumnya. Ada tiga unsur pokok dalam kehidupan bersama dalam tingkah laku manusia : March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 13
  • 14. 1. Kehendak, adalah sesuatu yang mendorong apa yang ada di dalam jiwa manusia. Kehendak inilah yang memberi alasan dan dasar seseorang berbuat sesuatu ; 2. Manifestasi kehendak, adalah cara-cara dalam melaksanakan suatu perbuatan yang mana ditentukan oleh situasi, kondisi dan keadaan yang menyertai setiap perbuatan; 3. Perbuatan yang dikehendaki, setiap perbuatan manusia tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan suatu perbuatan yang sadar dan dikehendaki untuk mencapai tujuan. Tujuan inilah yang mendorong perbuatan manusia. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 14
  • 15. D. Hak Asasi Manusia Manusia dianugerahi oleh Allah SWT akal, budi dan nurani yang memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk, yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam menjalani kehidupan. Dengan akal, budi dan nurani itu, maka manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perilaku atau perbuatannya. Karena itu untuk mengimbangi kebebasan tersebut, manusia memiliki juga kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua perilaku dan perbuatannya. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 15
  • 16. Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut hak asasi manusia (HAM) yang melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugerah dari Allah SWT, dan hak-hak tersebut tidak dapat diingkari. Pengingkaran terhadap hak tersebut, berarti mengingkari martabat kemanusiaan. Karena itu negara, atau organisasi apapun mengemban kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia tanpa kecuali. Karena itu HAM harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 16
  • 17. HAM dan kebebasan dasar manusiayang diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai berikut : 1). Hak untuk hidup, 2). Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, 3). Hak mengembangkan diri, 4). Hak memperoleh keadilan, 5). Hak atas kebebasan pribadi, 6). Hak atas rasa aman, 7). Hak atas kesejahteraan, 8). Hak turut serta dalam pemerintahan, 9). Hak wanita, dan 10). Hak anak. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 17
  • 18. HAM yang diatur dalam Deklarasi HAM Islam se- Dunia pada tahun 1981 di Kota Paris (Husain, 1996: 141-153) : 1). Hak hidup, 2). Hak kemerdekaan, 3). Hak persamaan dan larangan diskriminasi, 4). Hak mendapat keadilan, 5). Hak atas proses hukum yang adil, 6). Hak mendapatkan perlindungan dari penguasa, 7). Hak mendapatkan perlindungan dari penyiksaan, 8). Hak mendapatkan kehormatan dan nama baik, 9). Hak memperoleh suaka, 10). Hak- hak minoritas, 11). Hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan urusan publik, March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 18
  • 19. 12). Hak kebebasan percaya, berpikir dan berbicara, 13). Hak kebebasan beragama, 14). Hak berserikat bebas, 15). Susunan ekonomi dan hak berkembang darinya, 16). Hak mendapatkan perlindungan atas harta benda dan masalah2nya, 17). Status dan martabat pekerja dan buruh, 18). Hak membentuk sebuah keluarga, 19). Hak-hak wanita yang sudah menikah, 20). Hak mendapatkan pendidikan, 21). Hak menikmati keleluasaan pribadi (privacy), 22). Hak mendapatkan kebebasan beribadah dan bertempat tinggal. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 19
  • 20. A. Etika Normastif Ukuran untuk menerima atau menolak suatu teori normatif adalah apakah teori itu dapat menerangkan pendapat-pendapat moral yang paling dasar dan umum diterima dikalangan masyarakat. Ada dua teori yang digunakan dalam memahami etika normatif : 1. Teori Deontologis, yang menyatakan bahwa salah tidaknya suatu tindakan tidak dapat ditentukan dari akibat tindakan itu, melainkan ada dua cara bertindak yaitu begitu saja terlarang atau begini saja wajib. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 20
  • 21. 2. Teori Teleologis, menyatakan bahwa betul tidaknya tindakan justru tergantung pada akibatnya. Kalau akibatnya baik, saya boleh lakukan, kalau akibantnya buruk tidak boleh dilakukan. Jadi berbohong untuk melindungi seseorang dari pembunuhan misalnya, boleh saja dilakukan menurut teori ini. Kedua teori ini sangat berbeda, teori deontologis membutuhakn suatu “teori nilai”yaitu suatu teori tentang apa yang baik dan apa yang buruk bagi manusia, sementara teori teleologis tidak membutuhkan teori nilai karena mengukur baik atau buruknya tindakan itu pada akibatnya. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 21
  • 22. B. Manfaat Etika Pada dasarnya, etika membantu memahami situasi dan kegiatan manusia, yang berarti setiap kegiatan dan perbuatan yang dilakukan selayaknya diketahui mengapa kita lakukan, dimana kita perbuat, dalam posisi atau kondisi yang bagaimana perbuatan itu dilaksanakan. Manfaat lain etika adalah memberi bantuan kepada manusia untuk memilih, menentukan dirinya sendiri dan perbuatannya sendiri secara bebas dan bertanggung jawab. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 22
  • 23. C. Obyek Etika Etika adalah cabang dari ilmu filsafat yang mengkaji tetang tingkah laku manusia, ini berarti bahwa obyek studi etika adalah tingkah laku manusia itu sendiri, , baik secara individu maupun secara berkelompok. Sastrosupono (1983 : 31-32), pada pokoknya etika mempunyai cakupan atas dua bagian : 1). Etika umum, 2). Etika khusus. Etika umum ; etika yang pokok, sedangkan etika khusus merupakan etika praktis yang terjadi dalam realitas kehidupan manusia, yang membahas bentuk tingkah laku manusia baik individu maupun sosial. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 23
  • 24. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 24 D. Etika Sosial Dilihat dari aspek sifatnya, manusia dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Manusia sebagai mahluk individu Manusia memiliki sifat individu, yakni karakter kepribadian serta memiliki pendirian. Didalam diri setiap manusia terdapat “ego” yang akan mewarnai karakter dan prilaku manusia sebagai mahluk individu. Karena itu yang dinilai baik adalah sesuatu yang memberi manfaat bagi kepentingan dirinya. Orang seperti ini disebut “egois”
  • 25. 2. Manusia sebagai mahluk sosial Sifat sosial yaitu adanya keinginan manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya, berkomunikasi dan berbagi rasa dengan orang lain. Aristoteles, mengatakan bahwa manusia adalah “zoon politicon”, mahluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok. Pendapat diatas menghasilkan dua kutub, yaitu paham individualisme dan paham kolektivisme March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 25
  • 26. Tujuan etika sosial adalah memberitahukan bagaimana kita dapat menolong manusia di dalam kebutuhan riil yang secara susila dapat dipertanggung jawabkan. Persoalan etika sosial menyeruak karena semakin kompleksnya kehidupan masyarakat modern yang berbarengan dengan blobalisasi masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya. Jangkauan etika sosial pun semakin luas, bukan saja melibatkan hubungan antar kelompok masyarakat, namun juga antar etnik dan negara March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 26
  • 27. Kumorotomo (1992 : 28), menyatakan bahwa untuk memperoleh pemahaman tentang etika secara menyeluruh, kita harus mengkaji kembali perkembangan ilmu sejak awal. Paham kosmosentris yang menyatakan bahwa manusia adalah bagian dari alam, merupakan aliran atau paham yang pertama kali berkembang pada zaman Yunani kuno. Aliran ini secara praktis mengajarkan manusia untuk senantiasa berserah diri pada kehendak alam, sehingga pola pikir yang dianut kemudian lebih banyak bersifat fatalistik dan kurang memiliki daya hidup. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 27
  • 28. Dalam perkembangannya, aliran atau paham ini mengalami evolusi sehingga penyerahan diri pada alam berubah menjadi penyerahan diri kepada Sang Pencipta. Perubahan nyata terjadi pada zaman Renaissance (sekitar abad ke-15), ketika orang tidak hanya menggantungkan diri pada kehendak alam secara total, tetapi mulai tumbuh “rasa percaya diri” untuk bertindak. Berbagai paham atau aliran yang berkembang sebagai paham etika sebagai berikut : March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 28
  • 29. A. Naturalisme Paham atau aliran naturalisme berpendapat bahwa sistem etika dalam kesusilaan mempunyai dasar alami, yaitu pembenaran-pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta, bukan atas teori-teori yang sangat metafisis Aliran naturalisme berpendapat bahwa manusia pada kodratnya adalah “baik”, sehingga manusia harus dihargai dan menjadi ukuran, sehingga paham ini bertolak dari sesuatu yang ditinjau secara psikologis berdasarkan pengalaman. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 29
  • 30. B. Individualisme Esensi aliran individualisme adalah ajaran bahwa didalam hubungan sosial yang paling pokok adalah individunya. Semua interaksi dalam masyarakat harus dilakukan demi keuntungan individu. Dampak positif dari individualisme adalah terpacunya prestasi dan kreatifitas individu. Orang akan memiliki etos kerja yang kuat dan selalu ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya. Namun juga mengandung dampak negatifm bahwa setiap orang akan mementingkan diri sendiri dan bersikap egosentris. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 30
  • 31. Pandangan yang mirip dengan individualisme adalah penganut paham liberalisme, yang berpendapat bahwa setiap individu berhak menentukan hidupnya sendiri. Setiap orang punya hak untuk bertindak sesuai dengan pilihan batinnya dan tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Liberalisme berpendapat bahwa cara hidup seseorang bukan merupakan tanggung jawab dari orang lain. Kebebasan yang dimiliki manusia memunculkan masalah bahwa tindakan yang diambil seseorang seringkali mengganggu kebebasan orang lain. Karena itu kebebasan seseorang dibatasi oleh hak azasi orang lain. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 31
  • 32. c. Hedonisme Titik tolak pemikiran hedonisme (hedone = kenikmtan, Yunani) adalah bahwa menurut kodrat manusia selalu berusaha mendapatkan kenikmatan hidup dan berusaha untuk memperoleh kenikmatan sepuas-puasnya. Sayangnya dalam kenyataan, kaum hedonis tidak pernah mencapai tujuannya. Upaya sesungguhnya yang dilakukan oleh manusia adalah “hal-hal yang menimbulkan kenikmatan”, bukan kenikmatan itu sendiri. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 32
  • 33. Pemikiran dari paham hedonisme terungkap dalam pola materialisme, dimana gagasan utamanya adalah alat pokok untuk memenuhi kepuasan manusia adalah materi.. Orang yang menganut aliran ini menjadikan kesenangan sebagai tujuan hidupnya. Mereka biasanya hidup boros, memburu kesenangan tanpa memperhitungkan halal haramnya. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 33
  • 34. D. Eudemonisme Eudemonisme berarti roh pengawal yang baik, kemujuran atau keuntungan. Orang yang telah mencapai tingkatan “eudemonia” akan memiliki keinsafan tentang kepuasan yangt sempurna, tidak saja secara jasmani tetapi juga rohani. Cita-citanya adalah suasana bathiniah yang disebut “bahagia”. Bahagia berbeda dengan kesenangan, bahagia lebih banyak menitik beratkan pada rasa, sehingga boleh jadi untuk mendapatkan rasa bahagia itu harus menempuh jlan yang tidak menyenangkan, tetapi dapat menimbulkan rasa bahagia. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 34
  • 35. E. Utilitarianisme / Pragmatisme Pragmatisme diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Aliran ini berpendapat bahwa yang benar itu dibuktikan dengan kegunaanya. Selain itu terdapat pula aliran positivisme yang menterjemahkan nilai-nilai manfaat secara kualitatif, yang kemudian berkembang menjadi neo-positivisme atau scientisme yang menghubungkan kebenaran dengan ilmu, bahwa diluar ilmu tidak ada kebenaran. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 35
  • 36. F. Idealisme Idealisme lahir dari kesadaran akan adanya lingkungan normativitas, kenyataan yang bersifat normatif yang mendorong manusia untuk berbuat. Berdasarkan aspek cipta, rasa dan karsa, yang terdapat dalam bathin manusia, maka idealisme dibagi menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu : 1. Idealisme rasionalistik ; aliran ini menyatakan bahwa dengan menggunakan pikiran dan akal manusia dapat mengenal norma-norma yang menuntun prilakunya. March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 36
  • 37. 2. Idealisme Estetik ; aliran ini berpandangan bahwa dunia serta kehidupan manusia dapat dilihat dari perspektif ”karya seni”. Dengan demikian manusia merupakan mahluk yang serba selaras. 3. Idealisme Etik ; aliran ini pada intinya ingin menentukan ukuran-ukuran moral dan kesusilaan terhadap dunia dan kehidupan manusia. “Orang yang terlalu idealis seringkali tidak melakukan tindakan apapun” March 11, 2015 Pendidikan Etika & Moral 37