3. Unsur Internal
Unsur internal wacana terdiri atas satuan kata atau
kalimat. Yang dimaksud satuan kata ialah tuturan
yang berwujud satu kata.
Untuk menjadi susunan wacana yang lebih besar,
satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan
bergabung
4. 1. Kata & Kalimat
Jika dilihat di dalam struktur yang lebih besar (di dalam
kalimat, misalnya) kata merupakan bagian dari kalimat
karena sebuah kalimat bisa terdiri atas beberapa kata yang
membentuk satu pengertian yang utuh dan selesai jika
dilisankan, sebuah kalimat diakhiri dengan intonasi final.
Kalimat sering diandaikan seperti sebuah bangunan yang
terdiri atas beberapa ruang. Padahal, bisa saja sebuah kalimat
hanya terdiri atas satu kata. Namun, kalimat satu kata itu
harus merupakan pengungkapan atau tuturan pendek yang
memiliki esensi sebagai kalimat (satu ruang itu harus
dianggap sebuah rumah). Kalimat pendek seperti itu sering
terdapat pada dialog atau percakapan karena pada tempat
dan situasi tertentu orang cenderung bertanya jawab dengan
kalimat pendek, bahkan mungkin tidak berbentuk kalimat.
5. Ketika pulang dari sekolah si A bertemu dengan si B:
A: Kemana? Kuliah, ya?
B: Enggak, mau ke rumah teman, ngerjakan tugas
bersama.
Kata atau kalimat yang berkedudukan sebagai wacana
harus memiliki makna yang lengkap, informasi dan
konteksnya jelas untuk mendukung sebuah tuturan
yang utuh. Pada dasarnya, sebuah kata atau kalimat
menjadi bermakna karena selalu diandalkan adanya
unsur lain yang menjadi pasangannya.
6. 2. Teks dan Konteks
Teks merupakan hasil proses wacana. Di dalam
proses tersebut, terdapat nilai-nilai, ideologi, emosi,
kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Dengan
demikian memahami makna suatu teks itu, tidak
bisa dilepaskan dari hanya pemahaman tentang teks
itu tersendiri, namun juga harus memahami tentang
konteks yang menyertai teks tersebut. Jika salah
dalam menafsirkan konteksnya maka pemahaman
makna dan pesan teks akan terhambat. Perpaduan
teks dan konteks disebut wacana. Artinya, sebuah
teks disebut wacana berkat adanya konteks pada
pihak lain
7. “Saya lapar”
Kalimat di atas dapat dipahami pendengar atau
pembaca karena diandalkan adanya unsur lain,
seperti saya tidak lapar atau saya mau makan.
8. Istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan
bahasa tulis, dan wacana bahasa lisan. Dalam hal ini,
teks dapat disamakan dengan naskah.
Sedangkan istilah koteks adalah teks yang bersifat
sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan
teks lainnya, teks yang satu memiliki hubungan
dengan teks lainnya.
9. 2.1 Unsur dalam konteks
a.Latar (Setting and Scene).
Setting lebih bersifat fisik yang mengacu pada tempat
dan waktu terjadinya percakapan. Sedangkan scene
merupakan latar psikis yang lebih mengacu pada suasana
psikologis yang menyertai peristiwa tuturan.
Waktu pukul tujuh malam, desa Sukatani sudah tampak
sunyi seperti kuburan. Terpaksa aku menutup pintu
rumah dan meregangkan otot di tempat tidur. Aku
terbangun pukul tiga pagi. Tidak dikira, ternyata di jalan
sudah banyak orang yang berlalu lalang.
10. b.Peserta (Participants).
Peserta yaitu orang-orang yang terlibat dalam
percakapan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
c.Hasil (Ends).
Hasil mengacu pada tujuan akhir dan tanggapan dari
suatu pembicaraan yang memang diharapkan oleh
penutur.
11. d.Amanat (Act Sequence).
Amanat mengacu pada bentuk dan isi amanat.
Bentuk amanat dapat berupa surat, esai, iklan,
pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya.
e.Cara (Key).
Cara mengacu pada pelaksanaan percakapan,
misalnya dengan cara bersemangat, santai, maupun
tenang yang meliputi nada dan sikap.
12. f.Sarana (Instrumentalitis).
Sarana adalah wahana komunikasi yang dapat mengacu pada
pemakaian bahasa, apakah secara lisan atau tertulis.
g.Norma (Norm).
Norma mengacu pada aturan-aturan perilaku peserta
percakapan, misalnya diskusi yang cenderung bersifat dua
arah, sedangkan pidato cenderung satu arah. Aturan yang
membatasi percakapan, seperti bagaimana cara
membicarakannya;
h.Jenis (Genre).
Jenis mengacu pada jenis wacana yang disampaikan,
misalnya wacana koran dan wacana puisi.
13. Unsur Eksternal
Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu
yang menjadi bagian wacana, namun tidak nampak
eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual
wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap
keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal ini terdiri
atas implikatur, preuposisi, referensi, inferensi, dan
konteks. Analisis dan pemahaman terhadap unsurunsur tersebut dapat membantu pemahaman
tentang suatu wacana.
14. 1. Implikatur
Implikatur adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu
yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan.
Sesuatu yang “berbeda” tersebut adalah maksud
pembicara yang dikemukakan secara eksplisit.
Dengan kata lain, implikatur adalah maksud,
keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang
tersembunyi.
15. 2. Presuposisi
Istilah presuposisi adalah perkiraan, persangkaan,
atau rujukan. Dengan kata lain presuposisi adalah
anggapan dasar atau penyimpulan dasar mengenai
konteks dan situasi berbahasa yang membuatu
bentuk bahasa menjadi bermakna bagi
pendengar/pembicara.
16. 3. Referensi
Referensi adalah hubungan antar kata dengan benda
(orang, tumbuhan, buku, sesuatu lainnya) yang
dirujuknya. Referensi merupakan perilaku
pembicara/penulis.
17. 4. Inferensi
Inferensi berarti kesimpulan. Dalam bidang wacana
inferensi berarti sebagai proses yang harus
dilakukan pembaca untuk memahami makna yang
secara harfiah tidak terdapat di dalam wacana yang
diungkapkan oleh pembicara/penulis.
18. 5. Konteks
Konteks berarti yang berkenaan dengan teks, yakni
benda benda atau hal-hal yang ikut bersama teks
dan menjadi kesatuan. Menurut Brown dan Yulo
(1983), konteks adalah lingkungan (environment)
atau keadaan (circumstances) tempat bahasa
digunakan. Dapat pula dikatakan bahwa konteks
adalah lingkungan teks. Disamping istilah konteks
dalam hasanah istilah linguistik Indonesia juga
digunakan istilah lingkungan, lingkupan yang sama
mempunyai makna yang berbeda karena konteks
yang berbeda.
19. Apabila dicermati dengan saksama, konteks terjadinya
suatu percakapan terdiri dari empat macam, yaitu:
a.
Konteks linguistik, yaitu kalimat-kalimat dalam
percakapan;
b. Konteks epistemis, yaitu latar belakang pengetahuan
yang sama-sama diketahui oleh partisipant;
c.
Konteks fisik, yaitu tempat terjadinya percakapan
dan objek yang disajikan dalam percakapan;
d. Konteks sosial, yaitu relasi sosial yang melengkapi
hubungan antarpelaku atau partisipan dalam suatu
percakapan.
20. Kesimpulan
Wacana adalah kesatuan makna (temetik) antar bagian
didalam suatu bangun bahasa. Dengan ketentuan makna,
wacana dilihat sebagai bangunan bahasa yang utuh, karna
setiap bagian didalam wacana itu berhubungan secara padu.
Disamping itu wacana juga terikat pada konteks sebagai
kesatuan yang abstrak.
Wacana memiliki dua unsur pendukung utama yaitu unsur
dalam (internal) dan unsur has (eksternal). Unsur internal
berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan unsur
eksternal wacana merupakan suatu yang menjadi bagian
wacana tetapi tidak tampak secara eksplisit. Kehadiran unsur
eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana.
Unsur unsur eksternal itu terdiri atas implikatur, presuposisi,
referensi dalam konteks.