SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Unsur-unsur Wacana
(Internal dan Eksternal)
ERNA WATI, M.ST
Internal

Kata dan Kalimat

Eksternal

Implikatur

Preuposisi
Teks dan Konteks
Referensi & Inferensi

Konteks
Unsur Internal
 Unsur internal wacana terdiri atas satuan kata atau

kalimat. Yang dimaksud satuan kata ialah tuturan
yang berwujud satu kata.
 Untuk menjadi susunan wacana yang lebih besar,
satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan
bergabung
1. Kata & Kalimat
 Jika dilihat di dalam struktur yang lebih besar (di dalam

kalimat, misalnya) kata merupakan bagian dari kalimat
karena sebuah kalimat bisa terdiri atas beberapa kata yang
membentuk satu pengertian yang utuh dan selesai jika
dilisankan, sebuah kalimat diakhiri dengan intonasi final.
 Kalimat sering diandaikan seperti sebuah bangunan yang
terdiri atas beberapa ruang. Padahal, bisa saja sebuah kalimat
hanya terdiri atas satu kata. Namun, kalimat satu kata itu
harus merupakan pengungkapan atau tuturan pendek yang
memiliki esensi sebagai kalimat (satu ruang itu harus
dianggap sebuah rumah). Kalimat pendek seperti itu sering
terdapat pada dialog atau percakapan karena pada tempat
dan situasi tertentu orang cenderung bertanya jawab dengan
kalimat pendek, bahkan mungkin tidak berbentuk kalimat.
 Ketika pulang dari sekolah si A bertemu dengan si B:

A: Kemana? Kuliah, ya?
B: Enggak, mau ke rumah teman, ngerjakan tugas
bersama.

Kata atau kalimat yang berkedudukan sebagai wacana
harus memiliki makna yang lengkap, informasi dan
konteksnya jelas untuk mendukung sebuah tuturan
yang utuh. Pada dasarnya, sebuah kata atau kalimat
menjadi bermakna karena selalu diandalkan adanya
unsur lain yang menjadi pasangannya.
2. Teks dan Konteks
 Teks merupakan hasil proses wacana. Di dalam

proses tersebut, terdapat nilai-nilai, ideologi, emosi,
kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Dengan
demikian memahami makna suatu teks itu, tidak
bisa dilepaskan dari hanya pemahaman tentang teks
itu tersendiri, namun juga harus memahami tentang
konteks yang menyertai teks tersebut. Jika salah
dalam menafsirkan konteksnya maka pemahaman
makna dan pesan teks akan terhambat. Perpaduan
teks dan konteks disebut wacana. Artinya, sebuah
teks disebut wacana berkat adanya konteks pada
pihak lain
 “Saya lapar”

Kalimat di atas dapat dipahami pendengar atau
pembaca karena diandalkan adanya unsur lain,
seperti saya tidak lapar atau saya mau makan.
 Istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan

bahasa tulis, dan wacana bahasa lisan. Dalam hal ini,
teks dapat disamakan dengan naskah.
 Sedangkan istilah koteks adalah teks yang bersifat
sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan
teks lainnya, teks yang satu memiliki hubungan
dengan teks lainnya.
2.1 Unsur dalam konteks
 a.Latar (Setting and Scene).

Setting lebih bersifat fisik yang mengacu pada tempat
dan waktu terjadinya percakapan. Sedangkan scene
merupakan latar psikis yang lebih mengacu pada suasana
psikologis yang menyertai peristiwa tuturan.
Waktu pukul tujuh malam, desa Sukatani sudah tampak
sunyi seperti kuburan. Terpaksa aku menutup pintu
rumah dan meregangkan otot di tempat tidur. Aku
terbangun pukul tiga pagi. Tidak dikira, ternyata di jalan
sudah banyak orang yang berlalu lalang.
 b.Peserta (Participants).

Peserta yaitu orang-orang yang terlibat dalam
percakapan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
 c.Hasil (Ends).

Hasil mengacu pada tujuan akhir dan tanggapan dari
suatu pembicaraan yang memang diharapkan oleh
penutur.
 d.Amanat (Act Sequence).

Amanat mengacu pada bentuk dan isi amanat.
Bentuk amanat dapat berupa surat, esai, iklan,
pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya.
 e.Cara (Key).

Cara mengacu pada pelaksanaan percakapan,
misalnya dengan cara bersemangat, santai, maupun
tenang yang meliputi nada dan sikap.
 f.Sarana (Instrumentalitis).

Sarana adalah wahana komunikasi yang dapat mengacu pada
pemakaian bahasa, apakah secara lisan atau tertulis.
 g.Norma (Norm).

Norma mengacu pada aturan-aturan perilaku peserta
percakapan, misalnya diskusi yang cenderung bersifat dua
arah, sedangkan pidato cenderung satu arah. Aturan yang
membatasi percakapan, seperti bagaimana cara
membicarakannya;
 h.Jenis (Genre).

Jenis mengacu pada jenis wacana yang disampaikan,
misalnya wacana koran dan wacana puisi.
Unsur Eksternal
 Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu

yang menjadi bagian wacana, namun tidak nampak
eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual
wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap
keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal ini terdiri
atas implikatur, preuposisi, referensi, inferensi, dan
konteks. Analisis dan pemahaman terhadap unsurunsur tersebut dapat membantu pemahaman
tentang suatu wacana.
1. Implikatur
 Implikatur adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu

yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan.
Sesuatu yang “berbeda” tersebut adalah maksud
pembicara yang dikemukakan secara eksplisit.
Dengan kata lain, implikatur adalah maksud,
keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang
tersembunyi.
2. Presuposisi
 Istilah presuposisi adalah perkiraan, persangkaan,

atau rujukan. Dengan kata lain presuposisi adalah
anggapan dasar atau penyimpulan dasar mengenai
konteks dan situasi berbahasa yang membuatu
bentuk bahasa menjadi bermakna bagi
pendengar/pembicara.
3. Referensi
 Referensi adalah hubungan antar kata dengan benda

(orang, tumbuhan, buku, sesuatu lainnya) yang
dirujuknya. Referensi merupakan perilaku
pembicara/penulis.
4. Inferensi
 Inferensi berarti kesimpulan. Dalam bidang wacana

inferensi berarti sebagai proses yang harus
dilakukan pembaca untuk memahami makna yang
secara harfiah tidak terdapat di dalam wacana yang
diungkapkan oleh pembicara/penulis.
5. Konteks
 Konteks berarti yang berkenaan dengan teks, yakni

benda benda atau hal-hal yang ikut bersama teks
dan menjadi kesatuan. Menurut Brown dan Yulo
(1983), konteks adalah lingkungan (environment)
atau keadaan (circumstances) tempat bahasa
digunakan. Dapat pula dikatakan bahwa konteks
adalah lingkungan teks. Disamping istilah konteks
dalam hasanah istilah linguistik Indonesia juga
digunakan istilah lingkungan, lingkupan yang sama
mempunyai makna yang berbeda karena konteks
yang berbeda.
Apabila dicermati dengan saksama, konteks terjadinya
suatu percakapan terdiri dari empat macam, yaitu:
 a.

Konteks linguistik, yaitu kalimat-kalimat dalam
percakapan;
 b. Konteks epistemis, yaitu latar belakang pengetahuan
yang sama-sama diketahui oleh partisipant;
 c.
Konteks fisik, yaitu tempat terjadinya percakapan
dan objek yang disajikan dalam percakapan;
 d. Konteks sosial, yaitu relasi sosial yang melengkapi
hubungan antarpelaku atau partisipan dalam suatu
percakapan.
Kesimpulan
 Wacana adalah kesatuan makna (temetik) antar bagian

didalam suatu bangun bahasa. Dengan ketentuan makna,
wacana dilihat sebagai bangunan bahasa yang utuh, karna
setiap bagian didalam wacana itu berhubungan secara padu.
Disamping itu wacana juga terikat pada konteks sebagai
kesatuan yang abstrak.
 Wacana memiliki dua unsur pendukung utama yaitu unsur
dalam (internal) dan unsur has (eksternal). Unsur internal
berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan unsur
eksternal wacana merupakan suatu yang menjadi bagian
wacana tetapi tidak tampak secara eksplisit. Kehadiran unsur
eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana.
Unsur unsur eksternal itu terdiri atas implikatur, presuposisi,
referensi dalam konteks.

More Related Content

What's hot (20)

Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptxPPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik TagmemikPresentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Keterampilan Berbicara
Keterampilan BerbicaraKeterampilan Berbicara
Keterampilan Berbicara
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Pengembangan materi ajar bipa
Pengembangan materi ajar bipaPengembangan materi ajar bipa
Pengembangan materi ajar bipa
 
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
 
Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 

Viewers also liked

Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaYudha Fadillah
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaAi Roudatul
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
tugas mahasiswa
tugas mahasiswatugas mahasiswa
tugas mahasiswaMakarina
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
 
Ruang lingkup wacana
Ruang lingkup wacana Ruang lingkup wacana
Ruang lingkup wacana Makarina
 

Viewers also liked (8)

Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 
Makalah wacana
Makalah wacanaMakalah wacana
Makalah wacana
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
tugas mahasiswa
tugas mahasiswatugas mahasiswa
tugas mahasiswa
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
 
Konteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacanaKonteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacana
 
Ruang lingkup wacana
Ruang lingkup wacana Ruang lingkup wacana
Ruang lingkup wacana
 

Similar to Unsur unsur wacana

PPT Wacana Linguistik
PPT Wacana LinguistikPPT Wacana Linguistik
PPT Wacana Linguistikrahmatjr06
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacanafebrino
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
Wacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusWacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusAhyaniyani
 
Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)aisy27
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugipipit rantika
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikAlfian Akatsuki
 
Kajian makna bahasa
Kajian makna bahasaKajian makna bahasa
Kajian makna bahasaEkoBowo2
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxZukét Printing
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfZukét Printing
 
Bab v wacana
Bab v wacanaBab v wacana
Bab v wacanauniihusni
 

Similar to Unsur unsur wacana (20)

PPT Wacana Linguistik
PPT Wacana LinguistikPPT Wacana Linguistik
PPT Wacana Linguistik
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacana
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Wacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursusWacana, discourse dan discursus
Wacana, discourse dan discursus
 
Jenis Wacana.pptx
Jenis Wacana.pptxJenis Wacana.pptx
Jenis Wacana.pptx
 
Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Kajian makna bahasa
Kajian makna bahasaKajian makna bahasa
Kajian makna bahasa
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
 
Bab v wacana
Bab v wacanaBab v wacana
Bab v wacana
 
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Diksi dan arti
Diksi dan artiDiksi dan arti
Diksi dan arti
 

More from Ahyaniyani

Jenis jenis iklan
Jenis jenis iklanJenis jenis iklan
Jenis jenis iklanAhyaniyani
 
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)Ahyaniyani
 
Wacana periklanan
Wacana periklananWacana periklanan
Wacana periklananAhyaniyani
 
Wacana periklanan
Wacana periklananWacana periklanan
Wacana periklananAhyaniyani
 
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)Ahyaniyani
 
Jenis jenis iklan
Jenis jenis iklanJenis jenis iklan
Jenis jenis iklanAhyaniyani
 

More from Ahyaniyani (6)

Jenis jenis iklan
Jenis jenis iklanJenis jenis iklan
Jenis jenis iklan
 
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
 
Wacana periklanan
Wacana periklananWacana periklanan
Wacana periklanan
 
Wacana periklanan
Wacana periklananWacana periklanan
Wacana periklanan
 
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
Sejarah dan perkembangan iklan (indonesia)
 
Jenis jenis iklan
Jenis jenis iklanJenis jenis iklan
Jenis jenis iklan
 

Unsur unsur wacana

  • 1. Unsur-unsur Wacana (Internal dan Eksternal) ERNA WATI, M.ST
  • 2. Internal Kata dan Kalimat Eksternal Implikatur Preuposisi Teks dan Konteks Referensi & Inferensi Konteks
  • 3. Unsur Internal  Unsur internal wacana terdiri atas satuan kata atau kalimat. Yang dimaksud satuan kata ialah tuturan yang berwujud satu kata.  Untuk menjadi susunan wacana yang lebih besar, satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian dan bergabung
  • 4. 1. Kata & Kalimat  Jika dilihat di dalam struktur yang lebih besar (di dalam kalimat, misalnya) kata merupakan bagian dari kalimat karena sebuah kalimat bisa terdiri atas beberapa kata yang membentuk satu pengertian yang utuh dan selesai jika dilisankan, sebuah kalimat diakhiri dengan intonasi final.  Kalimat sering diandaikan seperti sebuah bangunan yang terdiri atas beberapa ruang. Padahal, bisa saja sebuah kalimat hanya terdiri atas satu kata. Namun, kalimat satu kata itu harus merupakan pengungkapan atau tuturan pendek yang memiliki esensi sebagai kalimat (satu ruang itu harus dianggap sebuah rumah). Kalimat pendek seperti itu sering terdapat pada dialog atau percakapan karena pada tempat dan situasi tertentu orang cenderung bertanya jawab dengan kalimat pendek, bahkan mungkin tidak berbentuk kalimat.
  • 5.  Ketika pulang dari sekolah si A bertemu dengan si B: A: Kemana? Kuliah, ya? B: Enggak, mau ke rumah teman, ngerjakan tugas bersama. Kata atau kalimat yang berkedudukan sebagai wacana harus memiliki makna yang lengkap, informasi dan konteksnya jelas untuk mendukung sebuah tuturan yang utuh. Pada dasarnya, sebuah kata atau kalimat menjadi bermakna karena selalu diandalkan adanya unsur lain yang menjadi pasangannya.
  • 6. 2. Teks dan Konteks  Teks merupakan hasil proses wacana. Di dalam proses tersebut, terdapat nilai-nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Dengan demikian memahami makna suatu teks itu, tidak bisa dilepaskan dari hanya pemahaman tentang teks itu tersendiri, namun juga harus memahami tentang konteks yang menyertai teks tersebut. Jika salah dalam menafsirkan konteksnya maka pemahaman makna dan pesan teks akan terhambat. Perpaduan teks dan konteks disebut wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks pada pihak lain
  • 7.  “Saya lapar” Kalimat di atas dapat dipahami pendengar atau pembaca karena diandalkan adanya unsur lain, seperti saya tidak lapar atau saya mau makan.
  • 8.  Istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan bahasa tulis, dan wacana bahasa lisan. Dalam hal ini, teks dapat disamakan dengan naskah.  Sedangkan istilah koteks adalah teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks yang satu memiliki hubungan dengan teks lainnya.
  • 9. 2.1 Unsur dalam konteks  a.Latar (Setting and Scene). Setting lebih bersifat fisik yang mengacu pada tempat dan waktu terjadinya percakapan. Sedangkan scene merupakan latar psikis yang lebih mengacu pada suasana psikologis yang menyertai peristiwa tuturan. Waktu pukul tujuh malam, desa Sukatani sudah tampak sunyi seperti kuburan. Terpaksa aku menutup pintu rumah dan meregangkan otot di tempat tidur. Aku terbangun pukul tiga pagi. Tidak dikira, ternyata di jalan sudah banyak orang yang berlalu lalang.
  • 10.  b.Peserta (Participants). Peserta yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan, baik secara langsung maupun tidak langsung.  c.Hasil (Ends). Hasil mengacu pada tujuan akhir dan tanggapan dari suatu pembicaraan yang memang diharapkan oleh penutur.
  • 11.  d.Amanat (Act Sequence). Amanat mengacu pada bentuk dan isi amanat. Bentuk amanat dapat berupa surat, esai, iklan, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya.  e.Cara (Key). Cara mengacu pada pelaksanaan percakapan, misalnya dengan cara bersemangat, santai, maupun tenang yang meliputi nada dan sikap.
  • 12.  f.Sarana (Instrumentalitis). Sarana adalah wahana komunikasi yang dapat mengacu pada pemakaian bahasa, apakah secara lisan atau tertulis.  g.Norma (Norm). Norma mengacu pada aturan-aturan perilaku peserta percakapan, misalnya diskusi yang cenderung bersifat dua arah, sedangkan pidato cenderung satu arah. Aturan yang membatasi percakapan, seperti bagaimana cara membicarakannya;  h.Jenis (Genre). Jenis mengacu pada jenis wacana yang disampaikan, misalnya wacana koran dan wacana puisi.
  • 13. Unsur Eksternal  Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu yang menjadi bagian wacana, namun tidak nampak eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal ini terdiri atas implikatur, preuposisi, referensi, inferensi, dan konteks. Analisis dan pemahaman terhadap unsurunsur tersebut dapat membantu pemahaman tentang suatu wacana.
  • 14. 1. Implikatur  Implikatur adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Sesuatu yang “berbeda” tersebut adalah maksud pembicara yang dikemukakan secara eksplisit. Dengan kata lain, implikatur adalah maksud, keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.
  • 15. 2. Presuposisi  Istilah presuposisi adalah perkiraan, persangkaan, atau rujukan. Dengan kata lain presuposisi adalah anggapan dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa yang membuatu bentuk bahasa menjadi bermakna bagi pendengar/pembicara.
  • 16. 3. Referensi  Referensi adalah hubungan antar kata dengan benda (orang, tumbuhan, buku, sesuatu lainnya) yang dirujuknya. Referensi merupakan perilaku pembicara/penulis.
  • 17. 4. Inferensi  Inferensi berarti kesimpulan. Dalam bidang wacana inferensi berarti sebagai proses yang harus dilakukan pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat di dalam wacana yang diungkapkan oleh pembicara/penulis.
  • 18. 5. Konteks  Konteks berarti yang berkenaan dengan teks, yakni benda benda atau hal-hal yang ikut bersama teks dan menjadi kesatuan. Menurut Brown dan Yulo (1983), konteks adalah lingkungan (environment) atau keadaan (circumstances) tempat bahasa digunakan. Dapat pula dikatakan bahwa konteks adalah lingkungan teks. Disamping istilah konteks dalam hasanah istilah linguistik Indonesia juga digunakan istilah lingkungan, lingkupan yang sama mempunyai makna yang berbeda karena konteks yang berbeda.
  • 19. Apabila dicermati dengan saksama, konteks terjadinya suatu percakapan terdiri dari empat macam, yaitu:  a. Konteks linguistik, yaitu kalimat-kalimat dalam percakapan;  b. Konteks epistemis, yaitu latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh partisipant;  c. Konteks fisik, yaitu tempat terjadinya percakapan dan objek yang disajikan dalam percakapan;  d. Konteks sosial, yaitu relasi sosial yang melengkapi hubungan antarpelaku atau partisipan dalam suatu percakapan.
  • 20. Kesimpulan  Wacana adalah kesatuan makna (temetik) antar bagian didalam suatu bangun bahasa. Dengan ketentuan makna, wacana dilihat sebagai bangunan bahasa yang utuh, karna setiap bagian didalam wacana itu berhubungan secara padu. Disamping itu wacana juga terikat pada konteks sebagai kesatuan yang abstrak.  Wacana memiliki dua unsur pendukung utama yaitu unsur dalam (internal) dan unsur has (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan unsur eksternal wacana merupakan suatu yang menjadi bagian wacana tetapi tidak tampak secara eksplisit. Kehadiran unsur eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur unsur eksternal itu terdiri atas implikatur, presuposisi, referensi dalam konteks.