SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
PROPOSAL PENELITIAN
“PENERAPAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) PADA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DALAM RANGKA
 MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN
         KELULUSAN PESERTA DIDIK”




               HAYAT AL RAKHA
                  5215062168




          JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
             FAKULTAS TEKNIK
        UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
                    2010
BAB I

                            PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

          Sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini di semua

   satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan

   sistem paket, di mana semua peserta didik menempuh pembelajaran yang

   sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Hal ini dianggap kurang

   demokratis karena peserta didik tidak mendapatkan haknya untuk belajar

   sesuai dengan kemampuan, bakat, maupun minatnya. Peserta didik yang

   pandai akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya. Sebaliknya

   peserta didik yang lemah merasa dipaksa untuk mengikuti peserta didik

   berkemampuan tinggi.

          Untuk memenuhi pelayanan pendidikan yang demokratis dan adil bagi

   peserta didik sesuai dengan ketentuan di atas, dapat ditempuh dengan

   menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) sebagaimana diatur lebih lanjut

   pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

   Pendidikan. Pada pasal 11 ayat (2) dinyatakan ”Beban belajar untuk SMA/

   MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan

   formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester”; Ayat

   (3) ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang

   sederajat pada pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan

   kredit semester”.

          Penerapan SKS sebenarnya bukan isu baru dalam dunia pendidikan

   menengah Indonesia. Isu ini kembali menguat ditengah-tengah berbagai
persoalan pendidikan menengah saat ini. Diantara persoalan tersebut adalah

   banyaknya mata pelajaran yang dibebankan kepada siswa setiap minggunya,

   bahkan ada yang mencapai 16 mata pelajaran.

          Banyaknya mata pelajaran yang dibebankan tersebut menyebabkan

   siswa mengikuti pelajaran dengan “terpaksa”. Perasaan terpaksa tersebut

   muncul karena tuntutan dari banyak pihak seperti guru, kepala sekolah dan

   orang tua agar siswa dapat mencapai hasil maksimal. Sehingga, agar tuntutan

   tersebut terpenuhi, siswa berusaha melakukan berbagai cara seperti mencontek

   dan hal lain yang dapat mewujudkan keinginan banyak pihak tersebut.

          Selain itu, dengan banyaknya mata pelajaran yang harus mereka

   pelajari, ditambah lagi dengan tugas dan pekerjaan rumah (PR), maka akan

   menimbulkan sifat malas bagi sebagian siswa yang apatis.

          Sistem Kredit Semester (SKS), oleh sebagian pihak diyakini sebagai

   sebuah solusi yang dapat mengatasi persoalan diatas. SKS akan membuat

   kehidupan sekolah lebih dinamis dan tidak kaku seperti saat ini. Saat ini siswa

   tidak diberi pilihan tentang pelajaran yang akan dipelajari di tiap semester.

   SKS akan membuat siswa dapat merencanakan studinya sendiri. Guru pun

   akan lebih mandiri dalam mempersiapkan dirinya.



1.2 Identifikasi Masalah

          Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dapat

   diidentifikasikan sebagai berikut:

     1. Bagaimana Sistem Kredit Semester (SKS) ini dapat diterapkan dalam

        Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?
2. Bagaimana pembebanan dan penilaian setiap mata pelajaran dengan

        model Sistem Kredit Semester (SKS) ?

     3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penerapan Sistem Kredit Semester

        (SKS) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?



1.3 Pembatasan Masalah

          Masalah hanya dibatasi pada implementasi Sistem Kredit Semester

   (SKS) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka meningkatkan

   kualitas pembelajaran dan kelulusan peserta didik.



1.4 Tujuan Penelitian

   1) Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan kejenuhan akibat beban

      belajar yang semakin menumpuk.

   2) Agar peserta didik mendapatkan haknya untuk belajar sesuai dengan

      kemampuan, bakat, maupun minatnya

   3) Untuk memberikan peluang kepada peserta didik memilih program

      pembelajaran menuju pada suatu jenjang profesi tertentu.

   4) Memberikan     kesempatan     kepada para peserta didik     agar dapat

      menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat mungkin.

   5) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan kelulusan peserta didik.



1.5 Manfaat Penelitian

   1) Bagi masyarakat

      a) Untuk memberi informasi tentang keunggulan sistem kredit semester

          dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan kelulusan.
b) Memberikan kesempatan bagi orang tua agar juga dapat lebih proaktif

       membimbing dan memantau rencana studi anak-anaknya.



2) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan

   a) Untuk memberi informasi tentang penerapan _ystem kredit semester

       dalam rangka pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

   b) Guru akan lebih mandiri dalam mempersiapkan dirinya.

   c) Tingkat kelulusan peserta didik lebih cepat dan meningkat signifikan.



3) Bagi peserta didik

   a) Meningkatkan kemandirian peserta didik dalam merencanakan dan

       melaksanakan kegiatan belajar.

   b) Peserta didik dapat mengembangkan potensi diri sesuai dengan

       kemampuannya.

   c) Mempersingkat waktu penyelesaian studi bagi peserta didik yang

       berkemampuan dan berkemauan tinggi.
BAB II

        KERANGKA TEORIS DAN KERANGKA BERPIKIR



2.1 Kerangka Teoritis

    2.1.1 Sistem Kredit Semester (SKS)

                Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan

         program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban

         belajar dan mata pelajaran yang diikuti untuk setiap semester pada

         satuan pendidikan. Satuan kredit semester (sks) adalah takaran

         penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu

         semester melalui kegiatan terjadwal tatap muka per minggu sebanyak 1

         jam teori atau 2 jam praktikum sekolah, atau 4 jam kerja

         lapangan/praktek industri. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap

         muka adalah 45 menit.



    2.1.2 Beban belajar

                Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan

         oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran melalui

         sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

         terstruktur    untuk   mencapai   standar   kompetensi   lulusan   serta

         kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan

         peserta didik.
2.1.3 Semester

           Semester adalah satuan waktu kegiatan belajar efektif, terdiri

    atas 17 sampai 19 minggu yang digunakan untuk kegiatan

    pembelajaran efektif pada satuan pendidikan termasuk kegiatan

    penilaian. Semester reguler adalah semester yang dilaksanakan antara

    bulan Juli-Desember (semester gasal) dan Januari-Mei (semestar

    genap) tiap tahun. Semester pendek adalah semester di antara dua

    semester reguler, yaitu antara bulan Juni-Agustus.



2.1.4 Kegiatan tatap muka

           Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang

    berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran,

    pendidik dan lingkungan.



2.1.5 Penugasan terstruktur

           Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang

    berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang

    didesain     oleh   pendidik   untuk   menunjang     pencapaian   tingkat

    kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka.

    Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

    Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan

    percepatan.
2.1.6 Kegiatan mandiri tidak terstruktur

            Kegiatan    mandiri      tidak   terstruktur   adalah   kegiatan

     pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh

     peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian

     tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau

     kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh

     peserta didik.



2.1.7 Mata pelajaran wajib

            Mata pelajaran wajib adalah semua mata pelajaran normatif

     dan adaptif, mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran dasar

     kejuruan, dan mata pelajaran dalam kelompok spesialisasi dari Bidang

     Keahlian yang terkait. Mata pelajaran pilihan adalah mata pelajaran

     yang disediakan bagi peserta didik bagi pengembangan karir ke depan

     berdasarkan minat dan spesialisasi. Kurikulum dengan SKS perlu

     menyediakan sejumlah mata pelajaran pilihan bagi peserta didik

     dengan sejumlah sks tertentu.
BAB III

              PELAKSANAAN SISTEM KREDIT SEMESTER


A. Pelaksanaan SKS

     Alokasi waktu yang diperlukan per minggu per satu sks sebagai berikut:

  1. Untuk mata pelajaran teori (TMT = Tatap Muka Teori):

     a. Bagi peserta didik berarti:

        1)   45 menit melaksanakan proses pembelajaran tatap muka.

        2)   45 menit penugasan terstruktur.

        3)   45 menit kegiatan mandiri.

     b. Bagi guru berarti:

        1)   45 menit melaksanakan proses pembelajaran tatap muka.

        2)   45 menit perencanaan dan penilaian hasil belajar.

        3)   45 menit pengembangan materi pembelajaran.

  2. Untuk pelajaran praktik sekolah (PS):

     a. Bagi peserta didik berarti:

        1)   90 menit kegiatan praktik di laboratorium atau praktik di bengkel atau

             studio atau di tempat olah raga di lapangan.

        2)   45 menit kerja mandiri.

     b. Bagi guru berarti:

         1) 90      menit     kegiatan      pembelajaran    dan    penilaian     di

             laboratorium/bengkel/studio.

         2) 45 menit pengembangan materi dan persiapan mengajar.

  3. Untuk pelajaran praktik lapangan/Industri (PI):

     a. Bagi peserta didik berarti:

         1) 180 menit kegiatan praktik lapangan/industri.
2) 45 menit penugasan terstruktur.

       3) 45 menit kerja mandiri.

   Tiap semester peserta didik mempunyai kesempatan memilih mata pelajaran

yang akan diambil berdasarkan mata pelajaran yang ditawarkan oleh sekolah.

Penawaran mata pelajaran dibagi menjadi tiga yaitu semester gasal, semester

genap, dan semester pendek. Mata pelajaran yang akan diambil dikonsultasikan

dengan guru pembimbing akademik.

   Pengurangan mata pelajaran yang sudah diambil atau penambahan mata

pelajaran yang diinginkan hanya dapat dilakukan pada saat menambah-

mengurangi dalam semester yang sedang berjalan.

   Program produktif untuk masing-masing kompetensi keahlian dikelompokkan

dalam mata pelajaran inti dan mata pelajaran pilihan. Satu     tahun akademik

dilaksanakan sebanyak 38 minggu.

   Satuan pendidikan atau sekolah wajib mensosialisasikan penerapan SKS yang

akan dilaksanakan kepada stakeholders. Sekolah yang telah memutuskan untuk

melaksanakan SKS harus melakukannya secara taat azas atau konsisten. Sekolah

wajib melaksanakan 1 sks dalam pengertian yang benar seperti yang dituangkan

dalam jadwal pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran melalui tatap muka (TM),

tugas terstruktur (TT), dan kegiatan mandiri (KM). Peserta didik didorong untuk

belajar secara mandiri. Oleh karena itu program pembelajaran untuk tugas

terstruktur, kegiatan mandiri wajib disusun oleh guru pemangku mata pelajaran.

Jumlah sks maksimal yang dapat diambil oleh peserta didik           ditentukan

berdasarkan hasil prestasi pada semester sebelumnya.
B. Penilaian dalam SKS

   1. Penentuan kemampuan kompetensi seorang peserta didik mempertimbangkan

        pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

   2. Penilaian         kompetensi    menggunakan         berbagai   pendekatan   secara

        komplementatif, mencakup semua unsur hasil belajar.

   3. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) setiap mata pelajaran ditetapkan sesuai

        fungsi dan kedudukan mata pelajaran dalam proses pembentukan standar

        kompetensi lulusan (SKL).

   4. Nilai suatu mata pelajaran ditentukan dengan “standar sebelas” yaitu nilai 0

        sampai dengan 10 atau “standar 101” dengan nilai 0 sampai dengan 100.

        Penilaian dalam sistem kredit semester dilakukan dengan menggunakan

        kriteria nilai (grade) sebagai berikut. A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+, D, D-,

        dan E dengan makna sebagai berikut:

        A : baik sekali                   C :cukup

        A-: kurang dari baik sekali       C-: kurang dari cukup

        B+: lebih dari baik               D : kurang

        B : baik                          D-: kurang dari kurang

        C+: lebih dari cukup              E : gagal



   5.   Skala nilai dari masing-masing nilai ditentukan sebagai berikut:

                                         Tabel 1. Konversi Nilai

                   Standar Nilai                 Nilai

                   11           101      Huruf           Bobot

               8,6 - 10       86 - 100     A             4,00
8,0 - 8,5   80 - 85      A-        3,75

            7,5 - 7,9   75 - 79     B+         3,25

            7,1 - 7,4   71 - 74      B         3,00

            6,6 - 7,0   66 - 70      B-        2,75

            6,4 - 6,5   64 - 65     C+         2,25

            6,0 - 6,3   60 - 63      C         2,00

            5,6 - 5,9   56 - 59      C-        1,75

            5,1 - 5,5   51 - 55     D+         1,25

            4,6 - 5,0   46 - 50      D         1,00

            4,0 - 4,5   40 - 45      D-        0,75

             0 - 3,9    0 - 39       E         0,00



6. Berdasarkan kriteria penilaian di atas ditentukan batas ambang ketuntasan

   minimal untuk seluruh mata pelajaran. Untuk kelompok normatif dan adaptif

   ditentukan nilai C+ dan untuk kelompok produktif nilai B. Peserta didik yang

   belum mencapai nilai batas ambang ketuntasan minimal dinyatakan tidak

   lulus.

7. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai

   akhir, menggambarkan kadar kompetensi suatu hasil belajar. Untuk

   menentukan IP digunakan rumus jumlah nilai huruf ditransfer ke nilai bobot x

   sks, dibagi jumlah sks.
Tabel 2. Contoh Perhitungan Indeks Prestasi

                                          Nilai
No      Mata Pelajaran        sks                     sks x bobot
                                    Huruf Bobot

1.   Pendidikan Agama         1      A            4    1 x 4= 4

2.   Pendidikan                                       1 x 3,75=
                              1      A-       3,75
     Kewarganegaraan                                     3,75

3.   Bahasa Indonesia         2      B            3    2 x 3= 6

4.   Seni Budaya                                      1 x 3,25=
                              1      B+       3,25
                                                         3,25

5.   Bahasa Inggris           2      A            4    2 x 4= 8

6.   Matematika               2      A            4    2 x 4= 8

7.   Fisika                                           2 x 3,25=
                              2      B+       3,25
                                                         6,50

8.   KKPI                                             1 x 3,75=
                              1      A-       3,75
                                                         3,75

9.   Teori            Dasar
                              4      A            4   4 x 4= 16
     Elektronika

     JUMLAH                   16                        61,25
61,25

   Indeks Prestasi = ----------- = 3,83

                         16

   Catatan:

   1) Apabila nilai belum masuk, bobot kredit mata pelajaran tersebut tidak

      diperhitungkan sebagai perhitungan IP.

   2) Apabila nilai tidak ada karena peserta didik tidak menempuh ujian, bobot

      kredit mata pelajaran tersebut tetap diperhitungkan untuk menentukan IP.


8. Nilai IPK semester sebelumnya akan menentukan jumlah sks maksimal yang

   dapat diambil oleh peserta didik yang bersangkutan pada semester berikutnya,

   dengan ketentuan sebagai berikut:

              Indeks Prestasi (semester)       Beban Studi maksimal

                Lebih dari 2,99                        22

                2,50 - 2,99                            19

                2,00 – 2,49                            16

                1,50 - 1,99                            13

                Kurang dari 1,50                       10



9. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan minimal, harus diberi

   kesempatan untuk memperbaiki nilai pada semester pendek.
C. Penyetaraan Sistem Paket kedalam SKS

  1. Beban Belajar SKS

     Satu sks dalam sistem kredit semester setara dengan:

    a. Untuk TMT sama dengan 45 menit proses pembelajaran tatap muka, 45

       menit penugasan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.

    b. Untuk PS sama dengan 2x45=90 menit kegiatan praktik di laboratorium atau

       praktik di bengkel atau studio atau di tempat olah raga di lapangan dan 45

       menit kerja mandiri.

    c. Untuk PI sama dengan 4x45=180 menit kegiatan praktik lapangan/praktik

       industri, 45 menit penugasan terstruktur, dan 45 menit kerja mandiri.

    d. Dalam sistem paket alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan

       mandiri tidak terstruktur 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka

  2. Perhitungan Konversi

     Konversi dari Sistem Paket ke dalam SKS menggunakan rumusan jumlah jam

     sebagai berikut:

     a. Untuk Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif

        1 jam pelajaran Teori=TM+ 60%TM = 1,6 TM =1,6x45 = 72 menit

        1 sks TMT = TM + TT + KM = 45 + 45 + 45 = 135 menit

        1 sks PS= 2 TM + KM = 90 + 45 = 135 menit

        Indeks penyetaraan jam pelajaran TMT ke sks = 72 : 135 = 0,533.

        Indeks penyetaraan jam pelajaran PS ke sks = 72 : 135 = 0,533.

        Artinya:

        1 jam pelajaran TMT sama dengan 0,533 sks

        1 jam pelajaran PS sama dengan 0,533 sks

        Contoh:
1.   Mata pelajaran Pendidikan Agama, jam pelajaran total adalah 192 jam.

        Maka jumlah sks mata pelajaran Pendidikan Agama untuk kebulatan

        studi tiga tahun sama dengan 192x0,533 = 102,33 sks. Jika mata

        pelajaran Pendidikan Agama dilaksanakan dalam 6 semester dan satu

        semester dilaksanakan dalam 19 minggu, maka sks tiap semesternya

        adalah 102,33: (6x19)= 0,88 dibulatkan 1 sks dan dilaksanakan dalam

        enam semester dengan rincian Pendidikan Agama 1 = 1 sks,

        Pendidikan Agama 2=1 sks, Pendidikan Agama 3=1 sks, Pendidikan

        Agama 4=1 sks, Pendidikan Agama 5=1 sks, Pendidikan Agama 6=1

        sks.

   2.   Mata pelajaran Bahasa Inggris, jam pelajaran total adalah 440 jam.

        Maka jumlah sks mata pelajaran Bahasa Inggris untuk kebulatan studi

        tiga tahun sama dengan 440x0,533 = 234,52 sks. Jika mata pelajaran

        Bahasa Inggris dilaksanakan dalam 6 semester dan satu semester

        dilaksanakan dalam 19 minggu, maka sks tiap semesternya adalah

        234,52: (6x19)= 2,05 dibulatkan 2 sks dan dilaksanakan dalam enam

        semester dengan rincian Bahasa Inggris 1 = 2 sks, Bahasa Inggris 2 =

        2sks, Bahasa Inggris 3 = 2 sks, Bahasa Inggris 4 = 2 sks Bahasa Inggris

        5 = 2 sks, Bahasa Inggris 6 = 2 sks.




b. Untuk Mata Pelajaran Produktif

   1 jam pelajaran Teori= TM + 0,6 TM = 1,6 TM = 72 menit

   1 sks Teori = TM + TT + KM = 45 + 45 + 45 = 135 menit

   1 sks PS= 2 TM + KM = 90 + 45 = 135 menit
1 sks PI = 4 TM + TT + KM = 180 + 45 + 45 = 270 menit

Indeks penyetaraan jam pelajaran TMT ke sks = 72 : 135 = 0,533.

Indeks penyetaraan jam pelajaran PS ke sks = 72 : 135 = 0,533.

Indeks penyetaraan jam pelajaran PI ke sks = 72 : 270 = 0,266

Artinya:

 a. 1 jam pelajaran TMT sama dengan

    0,533 sks

 b. 1 jam pelajaran PS sama dengan 0,533 sks

 c. 1 jam pelajaran PI sama dengan 0,266 sks
BAB V

                                PENUTUP

   Pola penyelenggaraan      pendidikan dengan SKS dapat dilakukan untuk

kurikulum berbasis kompetensi dengan melakukan beberapa penyesuain

penetapan konversi dari jam pelajaran ke sks. Penilaian dalam kurikulum berbasis

kompetensi tetap mengacu pada kriteria lulus dan tidak lulus kompetensi. Namun

untuk lulus kompetensi ada gradasi nilai (grade) yaitu dari paling rendah C, C+,

B-, B, B+, A-, dan A. Untuk status tidak lulus hanya dinyatakan dengan nilai D,

D-, dan E.    Pembulatan besarnya sks hasil konversi bisa dilakukan dengan

ketentuan hasil pecahan >0,5 dibulatkan ke atas dan yang < 0, 5 dibulatkan ke

bawah.

   Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi satuan pendidikan yang

berupaya menerapkan sistem kredit semester karena sistem ini dapat

mengakomodasikan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Dengan

diberlakukan sistem ini maka satuan pendidikan tidak perlu mengadakan program

pengayaan karena sudah tercakup dalam sistem. Pemerintah mendorong dan

mengharuskan menerapkan sistem SKS bagi SMK/MAK atau yang sederajad pada

sekolah kategori mandiri.
DAFTAR PUSTAKA


http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:4jgGGhAqu5AJ:www.d
isdikgunungkidul.org/tot_ktsp/MATERI%2520POKOK%2520TOT%2520KTS
P/SKS/Sistem%2520Kredit%2520Semester%25201.ppt+smk+sistem+sks&cd=3
&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a
http://gurupembaharu.com/home/?p=175
http://suaidinmath.wordpress.com/2010/05/09/implementasi/
http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_undangan/Herry%20W_M
akalah%20SKS.pdf
http://download.smkdki.net/view.php?file=KUMPULAN_MATERI_BIMTEK_P
ELATIHAN/01_KTSP.ppt

More Related Content

What's hot

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivAlfan Fatoni
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonmuhlisun_azim
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisisvina irodatul afiyah
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM risyanti ALENTA
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivrifdah bunga
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Cover essai
Cover essaiCover essai
Cover essaievi_21
 
Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...
Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...
Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...Oswar Mungkasa
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
 

What's hot (20)

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan keton
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan iv
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Cover essai
Cover essaiCover essai
Cover essai
 
Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...
Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...
Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Min...
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 

Similar to PENERAPAN SISTEM KREDIT SEMESTER DI SMK

Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
 
Model pembelajaran moving class di sekolah
Model pembelajaran moving class di sekolahModel pembelajaran moving class di sekolah
Model pembelajaran moving class di sekolahselvyimelia
 
000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx
000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx
000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptxMigitaAkiraAmadera
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanasep mulyana
 
AKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum MerdekaAKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum Merdekajayasaktimart
 
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptx
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptxPenilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptx
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptxZainalAriffin14
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)Potpotya Fitri
 
MODUL 5 PKR.pptx
MODUL 5 PKR.pptxMODUL 5 PKR.pptx
MODUL 5 PKR.pptxVianChovic
 
Berbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBerbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBektiWidhianto
 
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptxKontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptxDENDYETAMIRLANA
 
Refleksi Kurikulum Merdeka .pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka .pptxRefleksi Kurikulum Merdeka .pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka .pptxEvihApriani1
 
implementasikurikulummerdeka.pptx
implementasikurikulummerdeka.pptximplementasikurikulummerdeka.pptx
implementasikurikulummerdeka.pptxRiriPermala1
 

Similar to PENERAPAN SISTEM KREDIT SEMESTER DI SMK (20)

Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
 
Model pembelajaran moving class di sekolah
Model pembelajaran moving class di sekolahModel pembelajaran moving class di sekolah
Model pembelajaran moving class di sekolah
 
000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx
000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx
000 MATERI WORKSWOP SKL 4 MEI 2023.pptx
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
 
AKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum MerdekaAKSI NYATA Kurikulum Merdeka
AKSI NYATA Kurikulum Merdeka
 
Me Etyyyyy
Me EtyyyyyMe Etyyyyy
Me Etyyyyy
 
Me Etyyyyy
Me EtyyyyyMe Etyyyyy
Me Etyyyyy
 
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptx
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptxPenilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptx
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik.pptx
 
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
 
MODUL 5 PKR.pptx
MODUL 5 PKR.pptxMODUL 5 PKR.pptx
MODUL 5 PKR.pptx
 
Berbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptxBerbagi IKM SMK 1.pptx
Berbagi IKM SMK 1.pptx
 
PPT IKM.pptx
PPT IKM.pptxPPT IKM.pptx
PPT IKM.pptx
 
IKM.pptx
IKM.pptxIKM.pptx
IKM.pptx
 
KTSP BSNP
KTSP BSNPKTSP BSNP
KTSP BSNP
 
Jurnal ka januardi
Jurnal ka januardiJurnal ka januardi
Jurnal ka januardi
 
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptxKontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
Kontrak Perkuliahan Matematika Ekonomi.pptx
 
PERANCANGAN PEMBELAJARAN.ppt
PERANCANGAN PEMBELAJARAN.pptPERANCANGAN PEMBELAJARAN.ppt
PERANCANGAN PEMBELAJARAN.ppt
 
MERANCANG PEMBELAJARAN
MERANCANG PEMBELAJARANMERANCANG PEMBELAJARAN
MERANCANG PEMBELAJARAN
 
Refleksi Kurikulum Merdeka .pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka .pptxRefleksi Kurikulum Merdeka .pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka .pptx
 
implementasikurikulummerdeka.pptx
implementasikurikulummerdeka.pptximplementasikurikulummerdeka.pptx
implementasikurikulummerdeka.pptx
 

More from 8flames

Bpij baksos proposal (for sponsor)
Bpij baksos proposal (for sponsor)Bpij baksos proposal (for sponsor)
Bpij baksos proposal (for sponsor)8flames
 
Silabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakhaSilabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakha8flames
 
Rpp hayat al rakha
Rpp hayat al rakhaRpp hayat al rakha
Rpp hayat al rakha8flames
 
Silabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakhaSilabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakha8flames
 
jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer
 jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer  jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer
jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer 8flames
 
42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi8flames
 

More from 8flames (6)

Bpij baksos proposal (for sponsor)
Bpij baksos proposal (for sponsor)Bpij baksos proposal (for sponsor)
Bpij baksos proposal (for sponsor)
 
Silabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakhaSilabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakha
 
Rpp hayat al rakha
Rpp hayat al rakhaRpp hayat al rakha
Rpp hayat al rakha
 
Silabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakhaSilabus hayat al rakha
Silabus hayat al rakha
 
jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer
 jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer  jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer
jurnal mahasiswa -- hubungan pengetahuan dasar komputer
 
42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi42961737 2-2-edi
42961737 2-2-edi
 

PENERAPAN SISTEM KREDIT SEMESTER DI SMK

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN “PENERAPAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN KELULUSAN PESERTA DIDIK” HAYAT AL RAKHA 5215062168 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini di semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan sistem paket, di mana semua peserta didik menempuh pembelajaran yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Hal ini dianggap kurang demokratis karena peserta didik tidak mendapatkan haknya untuk belajar sesuai dengan kemampuan, bakat, maupun minatnya. Peserta didik yang pandai akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya. Sebaliknya peserta didik yang lemah merasa dipaksa untuk mengikuti peserta didik berkemampuan tinggi. Untuk memenuhi pelayanan pendidikan yang demokratis dan adil bagi peserta didik sesuai dengan ketentuan di atas, dapat ditempuh dengan menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) sebagaimana diatur lebih lanjut pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada pasal 11 ayat (2) dinyatakan ”Beban belajar untuk SMA/ MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester”; Ayat (3) ”Beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester”. Penerapan SKS sebenarnya bukan isu baru dalam dunia pendidikan menengah Indonesia. Isu ini kembali menguat ditengah-tengah berbagai
  • 3. persoalan pendidikan menengah saat ini. Diantara persoalan tersebut adalah banyaknya mata pelajaran yang dibebankan kepada siswa setiap minggunya, bahkan ada yang mencapai 16 mata pelajaran. Banyaknya mata pelajaran yang dibebankan tersebut menyebabkan siswa mengikuti pelajaran dengan “terpaksa”. Perasaan terpaksa tersebut muncul karena tuntutan dari banyak pihak seperti guru, kepala sekolah dan orang tua agar siswa dapat mencapai hasil maksimal. Sehingga, agar tuntutan tersebut terpenuhi, siswa berusaha melakukan berbagai cara seperti mencontek dan hal lain yang dapat mewujudkan keinginan banyak pihak tersebut. Selain itu, dengan banyaknya mata pelajaran yang harus mereka pelajari, ditambah lagi dengan tugas dan pekerjaan rumah (PR), maka akan menimbulkan sifat malas bagi sebagian siswa yang apatis. Sistem Kredit Semester (SKS), oleh sebagian pihak diyakini sebagai sebuah solusi yang dapat mengatasi persoalan diatas. SKS akan membuat kehidupan sekolah lebih dinamis dan tidak kaku seperti saat ini. Saat ini siswa tidak diberi pilihan tentang pelajaran yang akan dipelajari di tiap semester. SKS akan membuat siswa dapat merencanakan studinya sendiri. Guru pun akan lebih mandiri dalam mempersiapkan dirinya. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana Sistem Kredit Semester (SKS) ini dapat diterapkan dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?
  • 4. 2. Bagaimana pembebanan dan penilaian setiap mata pelajaran dengan model Sistem Kredit Semester (SKS) ? 3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ? 1.3 Pembatasan Masalah Masalah hanya dibatasi pada implementasi Sistem Kredit Semester (SKS) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan kelulusan peserta didik. 1.4 Tujuan Penelitian 1) Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan kejenuhan akibat beban belajar yang semakin menumpuk. 2) Agar peserta didik mendapatkan haknya untuk belajar sesuai dengan kemampuan, bakat, maupun minatnya 3) Untuk memberikan peluang kepada peserta didik memilih program pembelajaran menuju pada suatu jenjang profesi tertentu. 4) Memberikan kesempatan kepada para peserta didik agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat mungkin. 5) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan kelulusan peserta didik. 1.5 Manfaat Penelitian 1) Bagi masyarakat a) Untuk memberi informasi tentang keunggulan sistem kredit semester dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan kelulusan.
  • 5. b) Memberikan kesempatan bagi orang tua agar juga dapat lebih proaktif membimbing dan memantau rencana studi anak-anaknya. 2) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan a) Untuk memberi informasi tentang penerapan _ystem kredit semester dalam rangka pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. b) Guru akan lebih mandiri dalam mempersiapkan dirinya. c) Tingkat kelulusan peserta didik lebih cepat dan meningkat signifikan. 3) Bagi peserta didik a) Meningkatkan kemandirian peserta didik dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar. b) Peserta didik dapat mengembangkan potensi diri sesuai dengan kemampuannya. c) Mempersingkat waktu penyelesaian studi bagi peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi.
  • 6. BAB II KERANGKA TEORIS DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Kredit Semester (SKS) Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti untuk setiap semester pada satuan pendidikan. Satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal tatap muka per minggu sebanyak 1 jam teori atau 2 jam praktikum sekolah, atau 4 jam kerja lapangan/praktek industri. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit. 2.1.2 Beban belajar Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
  • 7. 2.1.3 Semester Semester adalah satuan waktu kegiatan belajar efektif, terdiri atas 17 sampai 19 minggu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada satuan pendidikan termasuk kegiatan penilaian. Semester reguler adalah semester yang dilaksanakan antara bulan Juli-Desember (semester gasal) dan Januari-Mei (semestar genap) tiap tahun. Semester pendek adalah semester di antara dua semester reguler, yaitu antara bulan Juni-Agustus. 2.1.4 Kegiatan tatap muka Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan. 2.1.5 Penugasan terstruktur Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan.
  • 8. 2.1.6 Kegiatan mandiri tidak terstruktur Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. 2.1.7 Mata pelajaran wajib Mata pelajaran wajib adalah semua mata pelajaran normatif dan adaptif, mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran dasar kejuruan, dan mata pelajaran dalam kelompok spesialisasi dari Bidang Keahlian yang terkait. Mata pelajaran pilihan adalah mata pelajaran yang disediakan bagi peserta didik bagi pengembangan karir ke depan berdasarkan minat dan spesialisasi. Kurikulum dengan SKS perlu menyediakan sejumlah mata pelajaran pilihan bagi peserta didik dengan sejumlah sks tertentu.
  • 9. BAB III PELAKSANAAN SISTEM KREDIT SEMESTER A. Pelaksanaan SKS Alokasi waktu yang diperlukan per minggu per satu sks sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran teori (TMT = Tatap Muka Teori): a. Bagi peserta didik berarti: 1) 45 menit melaksanakan proses pembelajaran tatap muka. 2) 45 menit penugasan terstruktur. 3) 45 menit kegiatan mandiri. b. Bagi guru berarti: 1) 45 menit melaksanakan proses pembelajaran tatap muka. 2) 45 menit perencanaan dan penilaian hasil belajar. 3) 45 menit pengembangan materi pembelajaran. 2. Untuk pelajaran praktik sekolah (PS): a. Bagi peserta didik berarti: 1) 90 menit kegiatan praktik di laboratorium atau praktik di bengkel atau studio atau di tempat olah raga di lapangan. 2) 45 menit kerja mandiri. b. Bagi guru berarti: 1) 90 menit kegiatan pembelajaran dan penilaian di laboratorium/bengkel/studio. 2) 45 menit pengembangan materi dan persiapan mengajar. 3. Untuk pelajaran praktik lapangan/Industri (PI): a. Bagi peserta didik berarti: 1) 180 menit kegiatan praktik lapangan/industri.
  • 10. 2) 45 menit penugasan terstruktur. 3) 45 menit kerja mandiri. Tiap semester peserta didik mempunyai kesempatan memilih mata pelajaran yang akan diambil berdasarkan mata pelajaran yang ditawarkan oleh sekolah. Penawaran mata pelajaran dibagi menjadi tiga yaitu semester gasal, semester genap, dan semester pendek. Mata pelajaran yang akan diambil dikonsultasikan dengan guru pembimbing akademik. Pengurangan mata pelajaran yang sudah diambil atau penambahan mata pelajaran yang diinginkan hanya dapat dilakukan pada saat menambah- mengurangi dalam semester yang sedang berjalan. Program produktif untuk masing-masing kompetensi keahlian dikelompokkan dalam mata pelajaran inti dan mata pelajaran pilihan. Satu tahun akademik dilaksanakan sebanyak 38 minggu. Satuan pendidikan atau sekolah wajib mensosialisasikan penerapan SKS yang akan dilaksanakan kepada stakeholders. Sekolah yang telah memutuskan untuk melaksanakan SKS harus melakukannya secara taat azas atau konsisten. Sekolah wajib melaksanakan 1 sks dalam pengertian yang benar seperti yang dituangkan dalam jadwal pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran melalui tatap muka (TM), tugas terstruktur (TT), dan kegiatan mandiri (KM). Peserta didik didorong untuk belajar secara mandiri. Oleh karena itu program pembelajaran untuk tugas terstruktur, kegiatan mandiri wajib disusun oleh guru pemangku mata pelajaran. Jumlah sks maksimal yang dapat diambil oleh peserta didik ditentukan berdasarkan hasil prestasi pada semester sebelumnya.
  • 11. B. Penilaian dalam SKS 1. Penentuan kemampuan kompetensi seorang peserta didik mempertimbangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. 2. Penilaian kompetensi menggunakan berbagai pendekatan secara komplementatif, mencakup semua unsur hasil belajar. 3. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) setiap mata pelajaran ditetapkan sesuai fungsi dan kedudukan mata pelajaran dalam proses pembentukan standar kompetensi lulusan (SKL). 4. Nilai suatu mata pelajaran ditentukan dengan “standar sebelas” yaitu nilai 0 sampai dengan 10 atau “standar 101” dengan nilai 0 sampai dengan 100. Penilaian dalam sistem kredit semester dilakukan dengan menggunakan kriteria nilai (grade) sebagai berikut. A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D+, D, D-, dan E dengan makna sebagai berikut: A : baik sekali C :cukup A-: kurang dari baik sekali C-: kurang dari cukup B+: lebih dari baik D : kurang B : baik D-: kurang dari kurang C+: lebih dari cukup E : gagal 5. Skala nilai dari masing-masing nilai ditentukan sebagai berikut: Tabel 1. Konversi Nilai Standar Nilai Nilai 11 101 Huruf Bobot 8,6 - 10 86 - 100 A 4,00
  • 12. 8,0 - 8,5 80 - 85 A- 3,75 7,5 - 7,9 75 - 79 B+ 3,25 7,1 - 7,4 71 - 74 B 3,00 6,6 - 7,0 66 - 70 B- 2,75 6,4 - 6,5 64 - 65 C+ 2,25 6,0 - 6,3 60 - 63 C 2,00 5,6 - 5,9 56 - 59 C- 1,75 5,1 - 5,5 51 - 55 D+ 1,25 4,6 - 5,0 46 - 50 D 1,00 4,0 - 4,5 40 - 45 D- 0,75 0 - 3,9 0 - 39 E 0,00 6. Berdasarkan kriteria penilaian di atas ditentukan batas ambang ketuntasan minimal untuk seluruh mata pelajaran. Untuk kelompok normatif dan adaptif ditentukan nilai C+ dan untuk kelompok produktif nilai B. Peserta didik yang belum mencapai nilai batas ambang ketuntasan minimal dinyatakan tidak lulus. 7. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir, menggambarkan kadar kompetensi suatu hasil belajar. Untuk menentukan IP digunakan rumus jumlah nilai huruf ditransfer ke nilai bobot x sks, dibagi jumlah sks.
  • 13. Tabel 2. Contoh Perhitungan Indeks Prestasi Nilai No Mata Pelajaran sks sks x bobot Huruf Bobot 1. Pendidikan Agama 1 A 4 1 x 4= 4 2. Pendidikan 1 x 3,75= 1 A- 3,75 Kewarganegaraan 3,75 3. Bahasa Indonesia 2 B 3 2 x 3= 6 4. Seni Budaya 1 x 3,25= 1 B+ 3,25 3,25 5. Bahasa Inggris 2 A 4 2 x 4= 8 6. Matematika 2 A 4 2 x 4= 8 7. Fisika 2 x 3,25= 2 B+ 3,25 6,50 8. KKPI 1 x 3,75= 1 A- 3,75 3,75 9. Teori Dasar 4 A 4 4 x 4= 16 Elektronika JUMLAH 16 61,25
  • 14. 61,25 Indeks Prestasi = ----------- = 3,83 16 Catatan: 1) Apabila nilai belum masuk, bobot kredit mata pelajaran tersebut tidak diperhitungkan sebagai perhitungan IP. 2) Apabila nilai tidak ada karena peserta didik tidak menempuh ujian, bobot kredit mata pelajaran tersebut tetap diperhitungkan untuk menentukan IP. 8. Nilai IPK semester sebelumnya akan menentukan jumlah sks maksimal yang dapat diambil oleh peserta didik yang bersangkutan pada semester berikutnya, dengan ketentuan sebagai berikut: Indeks Prestasi (semester) Beban Studi maksimal Lebih dari 2,99 22 2,50 - 2,99 19 2,00 – 2,49 16 1,50 - 1,99 13 Kurang dari 1,50 10 9. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan minimal, harus diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai pada semester pendek.
  • 15. C. Penyetaraan Sistem Paket kedalam SKS 1. Beban Belajar SKS Satu sks dalam sistem kredit semester setara dengan: a. Untuk TMT sama dengan 45 menit proses pembelajaran tatap muka, 45 menit penugasan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri. b. Untuk PS sama dengan 2x45=90 menit kegiatan praktik di laboratorium atau praktik di bengkel atau studio atau di tempat olah raga di lapangan dan 45 menit kerja mandiri. c. Untuk PI sama dengan 4x45=180 menit kegiatan praktik lapangan/praktik industri, 45 menit penugasan terstruktur, dan 45 menit kerja mandiri. d. Dalam sistem paket alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka 2. Perhitungan Konversi Konversi dari Sistem Paket ke dalam SKS menggunakan rumusan jumlah jam sebagai berikut: a. Untuk Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif 1 jam pelajaran Teori=TM+ 60%TM = 1,6 TM =1,6x45 = 72 menit 1 sks TMT = TM + TT + KM = 45 + 45 + 45 = 135 menit 1 sks PS= 2 TM + KM = 90 + 45 = 135 menit Indeks penyetaraan jam pelajaran TMT ke sks = 72 : 135 = 0,533. Indeks penyetaraan jam pelajaran PS ke sks = 72 : 135 = 0,533. Artinya: 1 jam pelajaran TMT sama dengan 0,533 sks 1 jam pelajaran PS sama dengan 0,533 sks Contoh:
  • 16. 1. Mata pelajaran Pendidikan Agama, jam pelajaran total adalah 192 jam. Maka jumlah sks mata pelajaran Pendidikan Agama untuk kebulatan studi tiga tahun sama dengan 192x0,533 = 102,33 sks. Jika mata pelajaran Pendidikan Agama dilaksanakan dalam 6 semester dan satu semester dilaksanakan dalam 19 minggu, maka sks tiap semesternya adalah 102,33: (6x19)= 0,88 dibulatkan 1 sks dan dilaksanakan dalam enam semester dengan rincian Pendidikan Agama 1 = 1 sks, Pendidikan Agama 2=1 sks, Pendidikan Agama 3=1 sks, Pendidikan Agama 4=1 sks, Pendidikan Agama 5=1 sks, Pendidikan Agama 6=1 sks. 2. Mata pelajaran Bahasa Inggris, jam pelajaran total adalah 440 jam. Maka jumlah sks mata pelajaran Bahasa Inggris untuk kebulatan studi tiga tahun sama dengan 440x0,533 = 234,52 sks. Jika mata pelajaran Bahasa Inggris dilaksanakan dalam 6 semester dan satu semester dilaksanakan dalam 19 minggu, maka sks tiap semesternya adalah 234,52: (6x19)= 2,05 dibulatkan 2 sks dan dilaksanakan dalam enam semester dengan rincian Bahasa Inggris 1 = 2 sks, Bahasa Inggris 2 = 2sks, Bahasa Inggris 3 = 2 sks, Bahasa Inggris 4 = 2 sks Bahasa Inggris 5 = 2 sks, Bahasa Inggris 6 = 2 sks. b. Untuk Mata Pelajaran Produktif 1 jam pelajaran Teori= TM + 0,6 TM = 1,6 TM = 72 menit 1 sks Teori = TM + TT + KM = 45 + 45 + 45 = 135 menit 1 sks PS= 2 TM + KM = 90 + 45 = 135 menit
  • 17. 1 sks PI = 4 TM + TT + KM = 180 + 45 + 45 = 270 menit Indeks penyetaraan jam pelajaran TMT ke sks = 72 : 135 = 0,533. Indeks penyetaraan jam pelajaran PS ke sks = 72 : 135 = 0,533. Indeks penyetaraan jam pelajaran PI ke sks = 72 : 270 = 0,266 Artinya: a. 1 jam pelajaran TMT sama dengan 0,533 sks b. 1 jam pelajaran PS sama dengan 0,533 sks c. 1 jam pelajaran PI sama dengan 0,266 sks
  • 18. BAB V PENUTUP Pola penyelenggaraan pendidikan dengan SKS dapat dilakukan untuk kurikulum berbasis kompetensi dengan melakukan beberapa penyesuain penetapan konversi dari jam pelajaran ke sks. Penilaian dalam kurikulum berbasis kompetensi tetap mengacu pada kriteria lulus dan tidak lulus kompetensi. Namun untuk lulus kompetensi ada gradasi nilai (grade) yaitu dari paling rendah C, C+, B-, B, B+, A-, dan A. Untuk status tidak lulus hanya dinyatakan dengan nilai D, D-, dan E. Pembulatan besarnya sks hasil konversi bisa dilakukan dengan ketentuan hasil pecahan >0,5 dibulatkan ke atas dan yang < 0, 5 dibulatkan ke bawah. Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi satuan pendidikan yang berupaya menerapkan sistem kredit semester karena sistem ini dapat mengakomodasikan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Dengan diberlakukan sistem ini maka satuan pendidikan tidak perlu mengadakan program pengayaan karena sudah tercakup dalam sistem. Pemerintah mendorong dan mengharuskan menerapkan sistem SKS bagi SMK/MAK atau yang sederajad pada sekolah kategori mandiri.