SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
pEmBanGunan
puSat-puSat k E ar IFan LOk aL
  BEnua mar ItIm InDOnE SIa
         mercu Suar kebangkitan pusat-pusat main Stream
               peradaban, Budaya, teknologi dan Ekonomi
                                      maritim nusantara
KESIMPULAN dan REKOMENDASI DISKUSI/TALK SHOW
                   pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 1908-2010
                          MEMBANGUN VISI MARITIM NUSANTARA
                          Inspirasi Kebangkitan Nasional Menyongsong Tantangan Era Global
                                                Jakarta, 21 Mei 2010


KESIMPULAN
1.   Sebelum pengakuan dunia atas Deklarasi Djuanda tahun 1957, wilayah Indonesia dikenal sebagai gugusan
     pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut. Setelah UNCLOS 1982 yang diratifikasi dengan UU No. 17 tahun
     1985, citra kewilayahan Indonesia berubah, yaitu sebagai gugusan pulau-pulau yang dipersatukan oleh laut;
     dan fungsi laut berubah dari pemisah menjadi pemersatu.
2.   Indonesia terdiri dari laut yang ditaburi pulau-pulau, bertekad untuk memandang, membangun,
     mempertahankan dan mengelola secara menyeluruh dan terpadu demi terciptanya Indonesia sebagai
     negara Maritim. (Konvensi Nasional tentang Benua Maritim di Makassar, 1996).
3.   Laut dan Ikan di kawasan Nusantara harus dikelola untuk sebesar-besar kesejahteraan Rakyat Bangsa
     Bahari Nusantara.
4.   Cita-cita Kembali ke Laut dapat terwujud melalui proses Perubahan Pola dan Kerangka Pikir (Mindset
     dan Paradigma) dari Daratan ke Maritim melalui Revolusi Biru dalam konteks Visi Pembangunan
     Berkelanjutan.
5.   Paradigma baru memandang Indonesia bukan lagi pulau-pulau yang dipersatukan oleh laut, melainkan laut
     yang ditaburi pulau-pulau. Artinya, platform Indonesia adalah laut. Laut menjadi Ruang Hidup Masa Depan
     dan Ruang Juang rakyat Indonesia, dalam semangat pembangunan nasional dari land-based development
     menjadi sea-based development.
6.   Perubahan mind set dan paradigma dari Daratan ke Maritim hanya dapat terlaksana melalui Strategi Budaya
     yang bersifat revolusioner, serempak, simultan, di semua lini, di semua jenjang, di semua bidang, di semua
     sektor, dan di semua ruang kehidupan, sebagai proses panjang pendidikan Warga Bangsa dalam segala
     dimensi kehidupan, sebagai bagian dari Revolusi Budaya.
7.   Cita-cita Kembali ke Laut dan menjadi Tuan Rumah di Laut Nusantara akan dapat diwujudkan hanya apabila
     Revolusi Budaya ke-Laut-an, atau Revolusi Biru, digerakkan dan disosialisasikan di segala lini dari tingkat
     Pusat hingga Daerah.
8.   Revolusi Budaya akan dapat mencapai hasil dan tujuan yang diimpikan hanya apabila bangsa ini memiliki
     Strategi Budaya yang harus dimulai dengan mendudukkan budaya pada posisi yang seharusnya, sebagai-
     mana makna kandungannya.
9.   Komunikasi yang efektif menjadi kapasitas, kapabilitas dan perilaku kunci yang harus dikembangkan
     sebagai praksis dalam segala langkah sosialisasi dan diseminasi konsep-konsep, hingga pengembangan
     pendidikan bagi generasi muda penerus bangsa.
10. Dewan Kelautan Indonesia Kementerian Kelautan dan Perikanan Repu-blik Indonesia berposisi sentral dalam
    menggalang Gerakan Budaya Kembali Ke Laut dengan berkoordinasi dengan Instansi Pemerintah, Non
    Pemerintah dan Masyarakat untuk menjabarkan kebijakan pembangun-an visi maritim Nusantara sebagai
    bagian dari Revolusi Biru di tataran eksekutif dan legislatif, yang akan disahkan dalam Undang-Undang.


REKOMENDASI
1.   Cita-cita Kembali ke Laut harus didukung dengan pendirian Pusat-pusat Ke-Laut-an dan Pusat-pusat ke-
     Baharian, baik di tingkat Nasional, juga di tingkat Regional/Daerah, sebagai basis gerakan, sebagai Ruang
     Stra-tegis Nasional yang menginspirasi Wawasan Nusantara, sebagai pembang-kit semangat patriotik anak
     bangsa.
2.   Cita-cita Kembali ke Laut juga harus didukung dan diwujudkan melalui pembangunan pelestarian Bandar
     Lama, Kota/Kawasan Pantai serta pengembangan Kota Ikan (Minapolitan) sebagai kawasan strategis
     di dekat dan di sekitar Pusat-pusat KeLautan, sebagai kawasan pusat-pusat produksi, pengolahan, dan
     pendayagunaan produk ke-Lautan yang mandiri, melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.   Gerakan Budaya Kembali ke Laut akan diperluas secara serempak ke seluruh kawasan Nusantara melalui
     intensifikasi komunikasi konsep budaya bahari dalam berbagai bentuk, format dan media.
4.   Gerakan Budaya Kembali ke Laut akan melibatkan seluruh eksponen bangsa, baik perorangan maupun
     kolektif, baik swasta maupun publik, dengan dukungan dan fasilitas Pemerintah Pusat dan Daerah.
5.   Pembentukan Pusat Kelautan Nasional (National Ocean Centre/NOC) di tingkat Pusat dan Pusat Kelautan
     Daerah (Regional Ocean Centre/ROC) sebagai bagian dari Revolusi Biru dan program Minapolitan, yang
     ber-jalan selaras dengan pembangunan pelestarian kawasan Bandar Lama, Kota dan Kawasan Pantai di
     Nusantara.
6.   Gerakan Budaya Kembali Ke Laut dimulai dari Jakarta dengan meres-torasi situs Kastel Batavia Sunda Kelapa
     dan kawasan sekitar sebagai Gerbang Nusantara, sebagai mercu suar kebangkitan Pusat-Pusat Kearif-
     an Lokal Nusantara, yang memancarkan Semangat Patriotik (Patriotic Point) dan membangkitkan etos
     pembangunan karakter dan patriotisme bangsa, dengan mengakomodasikan visi pembangunan Minapolitan
     dan NOC sekaligus sebagai pusat wisata bahari, sebagaimana komitmen dan dukungan Gubernur Provinsi
     DKI Jakarta.
7.   Mengangkat Kawasan Pantai Utara Jakarta sebagai Kawasan Hilir Stra-tegis dari Kawasan Strategik Nasional
     koridor ‘Eco Region Jabodetabek-punjur’ (Perpres No. 54/2008), sebagai refleksi operasionalisasi Revolusi
     Biru yang menjadi pengubah mind set dan cara pikir dari Daratan ke Maritim dalam satu satuan konsep
     pembangunan berkelanjutan terpadu.
8.   Membangun untaian kawasan Pantai dan Bandar Nusantara di Daerah-Daerah sebagai bagian dari Revolusi
     Biru, paralel dengan pembangunan Minapolitan dan ROC, dalam jalinan sabuk Kearifan Lokal Nusantara dari
     Sabang hingga Merauke, sebagai simbol benteng ketahanan budaya maritim Indonesia, yang bermanfaat
     sebagai pusat-pusat wisata bahari di seluruh Nusantara.
9.   Membentuk Badan khusus Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Ke-arifan Lokal Nusantara dalam wadah
     Indonesian National Trust di bawah koordinasi Presiden dengan target satu dekade gerakan nasional dengan
     motto ’The Decade of Achievement 2010-2020’.
10. Menempatkan buku ”National Awakening Spirit, Back To The Sea, A Cultural Right” dan edisi bahasa
    Indonesia “Membangkitkan Semangat Bangsa Kembali Ke Laut, Suatu Hak Budaya” sebagai acuan sarana
    awal sosialisasi kampanye kebangkitan jiwa bahari kota bandar Nusantara.
11. Membangkitkan kembali jiwa bahari yang pudar, antara lain dengan penerbitan buku-buku bacaan anak-
    anak, permainan, pakaian, nyanyian dan sebagainya yang bertema kelautan, dan mengangkat kembali
    dongeng-dongeng tentang kelautan seperti, Hang Tuah, serta pemilihan putra/putri Bahari sebagai bagian
    dari acara tahunan Hari Nusantara.

                                                                                                            ii
12. Mengadakan sosialisasi atau road show ke Daerah-Daerah di Nusantara maupun Mancanegara melalui
    seminar, ceramah, pameran, brosur, leaflet dan buku, serta kegiatan kelautan (olah raga layar, selancar, dll)
    serta kampanye cinta laut: pakaian, kuliner, (Contoh sosialisasi di Suma-tera Barat/Padang Juni 2010 y,.a.d.
    bersamaan dengan gerakan kebu-dayaan Minang dengan salah satu isu laut sebagai sumber kehidupan dan
    penghidupan/budi daya, Makassar momentum pada HUT kota Nopember 2010, dll).
13. Mencanangkan Kebangkitan Nasional ke-2 “Bangsa Indonesia Melaut” (BIM) dan bertekad mengelola laut
    sebagai ruang hidup masa depan guna mewujudkan potensi laut Indonesia US 171 milyar per tahun untuk
    dinikmati bangsa bahari Indonesia, sebagaimana Sumpah Anak Nusan-tara tanggal 21 Mei 2010.
Semoga Allah mengijinkan dan memudahkan terlaksananya upaya pencapaian cita-cita ini.
Tim Perumus
Jakarta, 21 Mei 2010
                                                    Tim Perumus
                       Penasihat: RM. Rompas, Pontjo Sutowo, Tjahyadi Nugroho, Hasyim Djalal
                                               Ketua: Martono Yuwono
                                    Sekretaris: Nana Cahyana Mardio, Lydia Pribadi
                       Anggota: Tridoyo Kusumastanto, Bambang Wibawarta, Chistianto Wibisono,
              Ray Sahetapy, Suprawito, Sugihono Kadarisman, Hartoyo Wignjowijoto, Heroe Wiedjatmiko,
                                                 Bonar Situmeang, Arif Nugroho




iv
Sumpah anak nuSantara

Kam Anak-anak Nusantara, bersumpah :
akan selamanya melndung dan memelhara serta
memulakan Alam Manusa, Tanah Ar Nusantara, berkut
segala makhluk hdup lan d dalamnya, buah karya cptaan
Sang Maha Kuasa;
akan terus menerus mengembangkan daya cpta Manusa
dem pemulaan dan kemulaan harkat kemanusaan serta
masa depan peradabannya;
akan senantasa menjaga, menngkatkan mutu dan
member makna atas persaudaraan antar manusa penghun
pemukm bum Nusantara;
akan mengupayakan tercptakannya aturan ke-Negara-
an yang berkedaulatan rakyat, serta terujudkannya
pengelolaan pembagan hasl kekayaan bum Nusantara
secara bak, benar dan berkeadlan, dem kesejahteraan
Anak-anak Nusantara.


Kam, Anak-anak Bangsa Bahar Nusantara
Jakarta, 21 Me 2010
LaGu
nEnEk mOYanGku OranG pELaut

Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tada takut
Menempuh bada sudah basa


Angn bertup layar terkembang
Ombak berjebur d tep panta
Pemuda beran bangkt sekarang
Ke laut kta berama-rama
DaFtar ISI

•   Rekomendas Dsksu/Talk Show Perngatan Har Kebangktan Nasonal 1908-2010 “Membangun
    Vs Martm Nusantara” 21 Me 2010 d Kementeran Kelautan dan Perkanan Republk indonesa.
•   Sumpah Anak-anak Nusantara
•   Lagu “Nenek Moyangku Orang Pelaut”

i. KEBANGKiTAN SEMANGAT WAWASAN KEBANGSAAN
ii. PEMBANGUNAN PELESTARiAN PUSAT-PUSAT KEARiFAN LOKAL BENUA MARiTiM iNDONESiA
    2.1. Vs
    2.2. Ms
    2.3. Pembentukan indonesan Natonal Trust
    2.4. Strateg
    2.5. Ruang Lngkup
    2.6. Membangun Jarng The Patrotc Belt Benteng Benua Martm indonesa
iii. PROYEK PERDANA JAKARTA KOTA JOANG
    3.1. Kordor Kota Joang
    3.2. Pengembangan Bandar Nusantara Sunda Kelapa
    3.3. Masterplan Kawasan The Patrotc Pont Sunda Kelapa
    3.4. Gerbang Nusantara
    3.5. Zona Sentra Pantura Jakarta
iV. HARAPAN

Lampran: Pembentukan indonesan Natonal Trust


                                                                                              ii
...’Era globalisasi berjalan seiring dengan kebutuhan akan ketahanan
nasional. Hak Budaya sebagai soft power merupakan kekuatan daya
tangkal bagi negeri ini untuk mempertahankan jatidirinya yang berakar
dari sejarah masa lalu yang panjang. Kebangkitan semangat wawasan
Nusantara merupakan prasyarat penjiwaan pembangunan masa depan
untuk membangun benteng budaya sebagai penangkal pengaruh
negatif dari proses globalisasi’...

KH. Abdurrahman Wahid
1 | kEBanGkItan SEmanGat WaWaSan kEBanGSaan

hak Budaya pembangunan kearifan Lokal - Fenomena universal

       JEPANG
   RESTORASi MEiJi
                     HAK BUDAYA
                      KOMUNiTi       PEMULiHAN
      WARSAWA                                                KiAT BANGSA
                       GLOBAL          HARKAT,
     PASCA PD ii                                               MENATAP
                                     MARTABAT,
                                                             MASA DEPAN
   NEW YORK, USA                      WiBAWA,
                                                             (FENOMENA
     PASCA 9/11                     KEHORMATAN
                     HAK BUDAYA                             UNiVERSAL ERA
                                      DAN RASA
                      KOMUNiTi                               GLOBALiSASi)
                                    PERCAYA DiRi
                       BAHARi
    iNDONESiA        NUSANTARA
      PASCA
   KOLONiALiSME




                                                   Sumber: Martono Yuwono, 2010 |   1
2 | pEmBanGunan pELEStarIan puSat-puSat
    kEarIFan LOkaL BEnua marItIm InDOnESIa


2.1	 ViSi
    “BANGKITNYA BENUA MARITIM INDONESIA”


2.2	 MiSi
•   Membangun kembal harkat, martabat, jatdr,
    karakter, kehormatan dan wbawa bangsa martm
    indonesa
•   Membangktkan Elan Wawasan Nusantara sebaga
    persa kelahran kembal semangat outward lookng
    nsan Nusantara
•   Menggalang kekuatan ctra Pusat-Pusat Kearfan Lokal
    Nusantara sebaga smbol semangat warsan bersama/
    common hertage antar bangsa martm duna
•   Menggugah dan menggerakan semangat patrotsme
    pembangunan Kearfan Lokal Nusantara sebaga stus
    medan juang melalu trademark generk The Patrotc
    Ponts Nusantara.



2 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
2.4	 STRaTEgi
•   Memposskan Pusat-pusat Kearfan Lokal Nusantara sebaga “The Patrotc Ponts”
•   Nusantara’s Natonal Hertage
•   Common Hertage Ste




                                      c




KETERANGAN
        Bandar Lama, refleksi ‘The Patriotic Points Nusantara Raya’

        Benteng Lama, refleksi heroisme perjuangan insan Nusantara

        Restorasi Benteng Somba Opu dan Fort Rotterdam simbol heroisme kebangkitan semangat bahari
        Nusantara pasca Perjanjian Bongaya

        Revitalisasi Bandar Lama Sunda Kelapa  Rekonstruksi Situs Kasteel Batavia, tonggak kebangkitan
        semangat Outward Looking insan Nusantara
4 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
2.5	 Ruang	Lingkup
•   Stus/ Kawasan Kearfan Lokal Nusantara sebaga Natonal Hertage



MARiTiME CULTURAL HERiTAGE                      MARiTiME NATURAL HERiTAGE
• Bandar Lama Nusantara                         • Kepulauan
• Stus/ Kota Benteng Nusantara                 • Kawasan Pessr, Panta dan Laut
• Stus medan juang patrotsme nsan           • Kawasan Hortkultura Nusantara
  Nusantara mengusr kekuatan asng             • Kawasan Pemandangan dan Kendahan
• Benteng Kolonal/ Stus Medan Juang             Alam Pessr Nusantara
  Patrotsme insan Nusantara
• Kota panta / Waterfront Ctes
• Stus/ kota Benteng masa lalu




                                                                        Sumber: Martono Yuwono, 2010 |   5
2.5	 Ruang	Lingkup
•   Kearfan Lokal Warsan Era Kolonal




Stus Warsan Budaya Kolonal                      Stus Warsan Alam
•    Kota/ Bandar Lama Era Kolonal                •    Pusat-Pusat Perkebunan
•    Stus/ Kota Benteng Era Kolonal
•    Stus Medan Juang Patrotsme insan Nusantara
•    Stus Jejak Pembangunan Era Kolonal
•    Stus Jalan Pos Daendels
•    Stus Jarng Perdagangan Nusantara/ Duna
•    Stus Galangan Kapal
•    Stus Gudang-Gudang Rempah
•    Stus Jarng Prasarana Jalan Ekonom
•    Stus Jalur ‘Benteng Stelsel
•    Stus Pusat-Pusat ‘Cultuurstelsel’
•    Stus Pendaratan Sultan Agung, Soekarno
•    Stus Jejak Perjuangan Sudrman, ‘Long Mars
     Perjuangan Kemerdekaan’
•    Kota panta / Waterfront Ctes




6 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
2.6	 MEMBangun	JaRing	paTRiOTiC	BELT	-	BEnTEng	BEnua	MaRiTiM	inDOnESia
• Sebaga Pusat-Pusat Kearfan Lokal Benua Martm indonesa
• Sebaga Benteng Ketahanan Budaya Bangsa Bahar indonesa
• Mercusuar Kebangktan Pusat-Pusat Man Stream Peradaban, Budaya, Teknolog dan Ekonom Martm
     Nusantara




                                                                         Sumber: Martono Yuwono, 2010 |
Bagan	
JEJaRing	puSaT-puSaT	kEaRian	LOkaL	BEnua	MaRiTiM	inDOnESia




                                                             KETERANGAN :
                                                             Sunda Kelapa sebaga
                                                             Gerbang Nusantara
                                                             Mercusuar Kebangktan
                                                             Pusat-pusat Kearfan Lokal
                                                             Nusantara

                                                             Pusat-pusat Kearfan Lokal
                                                             Nusantara




8 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
3 | prOYEk pErDana Jakarta kOta JOanG
                                                                                                 Freedom Tower

3.1	 kORiDOR	kOTa	JOang	
	    “ViSi	MaRiTiM	JakaRTa	kOTa	JOang	(THE	paTRiOTiC	CiTY)”




                                                                                                    G lo b a
           1




                                                                                                      l E ra N
                                                                                                               e w Fro
                       2                                                    r
                                                               o r r id o




                                                                                                                       n ti e r
                                                           C
                                                   r front
                                              Wate
                           Pa



                                                                                                                                  Patriotic Point
                                  Fr
                              t

                                     e
                            rio


                                     ed
                              ti c


                                       om
                                  Ci




                                                                                                                                                                                                ra
                                                                                                                                                                                  N u sa n ta
                                           Tra

                                                                                                                                                                             or
                                  ty




                                                                                                                                                               n t C o rr id
                                                                                                                                                 Wat e rf ro
                                     Su

                                            il
                                       pe
                                         rC
                                           or
                                            r id
                                              or




                                                                                3




                                                                                                                                     Fre e d
                                                                                                                                       o m Tra
                                                                                                                                          il
1. Freedom Tower
2. Patrotc Pont Sunda Kelapa
3. MONAS (Freedom Square)                                                                                                                                      Freedom Square


                                       1           2                                3   Koridor Jakarta Kota Joang

                                                                                                        Sumber: Martono Yuwono, 2010 |                                                               9
3.2 PENGEMBANGAN BANDAR NUSANTARA SUNDA KELAPA
Visi Global Wawasan Nusantara (KH. Abdurrahman Wahid, Martono Yuwono, Palapa
Nusantara Tengara Jembatan Budaya Asia-Eropa, 2006)




 Desain oleh : URBANE




10 |   Sumber: Martono Yuwono, 2010
Semangat Unersal Common Hertage Landmark sebaga Mercusuar Pembangunan Pelestaran
                    Pusat-pusat Kearfan Lokal Benua Martm indonesa




                 Portugs                  Belanda               inggrs                   Perancs                 Australa             US A

                Portuguese Vllage:   Holland Vllage:          B rtsh C orner:       France C orner             • Stone Portico /
                • Situs Prasasti      • Fort Iacatra            • Eks Loji Inggris      • Situs Kastil Batavia:     Gerbang Utara
                 Padrao di Jl.        • Situs Kastil Batavia      Abad ke-17            • Tugu Daendels             Kastil Batavia
                 Nelayan Timur        • Gugusan Pulau Benteng   • Situs Gedung                                     • Monumen
                                      • Pasar Festival           Tonil Inggris                                      James Cook Di
                                      “Queen Of The East”        Pada Area                                          Pulau Onrust
                                                                 Kali Opak Barat




                    AS E AN                             C na                          J epang                    Arab                   inda

               “Roempoen Melayoe” Vllage:      Lttle C hna                        Lttle J apan:       B ugs Vllage:
               • Nusantara Heritage Promenade   (Kastil Batavia Selatan/ Eks         • Grha               • Mesjid Al Aidrus Abad ke-18
                                                  Kampung Cina Abad ke-17-18)          Sumpah Palapa      • Kampung Luar Batang Pasar Festival
                                                • Robijn Bastion / Memorial          • Grha Palapa        • Kampung Bugis Kampung Arab
                                                  Ni Hu Kong, Kapten Cina              Nusantara             berarsitektur Moor
                                                  dari Kampung Cina Abad ke-         • Monumen
                                                  17-18                                Soekarno Landing Site




                                                                                                         Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 11
3.3	 MaSTERpLan	kaWaSan	THE	paTRiOTiC	pOinT	SunDa	kELapa

                                                           1.   Gerbang Nusantara
                                            4
                                                           2.   Soekarno Landng Ste
                                                           3.   Tugu Kebangktan Kota Panta
                                                           4.   Bandar Lama Sunda Kelapa

                                    2




                                                    1
                                        3


                                                           4




                                                           3




                                                2          2
12 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
3.4	 gERBang	nuSanTaRa




                                                   3


                              5
                          2




    4
                                  1




                                      1. GERBANG NUSANTARA
                                      2. Soekarno Landing Site
                                      3. Batavia Marina
                                      4. Tugu Kebangkitan Kota Pantai
           KAWASAN                    5. Bandar Lama Sunda Kelapa
        PATRIOTIC POINT




                                         Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 13
3.5	 ZOna	SEnTRa	panTuRa             SiNERGi NATiONAL OCEAN CENTER dan iPB OCEAN CAMPUS
                                                     DALAM REVOLUSi BiRU

                                          Natonal Ocean Center              iPB Ocean Campus




                                           Gerbang Nusantara                 iPB Ocean Campus



                                    Pelab. Phns     Bandar Lama
                                    Sunda Kelapa       Sunda Kelapa
                                     (Pemerntah        (Pemda DKi
                                       Pusat R.i.)        Jakarta)



                                          SUNDA KELAPA                           ANCOL




                     1                                 2
                                                                      Keterangan:
                                                                      1. Natonal Ocean Center
                                                                      2. iPB Ocean Campus
14 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
4 | harapan
   •   kebangktan harkat, martabat, jatdr, harga dr dan kehormatan bangsa bahar
   •   kebangktan ekonom martm Nusantara
   •   kebangktan wsata bahar
   •   kebangktan kebanggaan nasonal bangsa bahar




                                                                     Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 15
INDONESIAN NATIONAL TRUST
                          Pembentukan Lembaga Penasihat Presiden,
             Bidang Pembangunan Pusat-Pusat Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara
                 ____________________________________________________

PENDAHULUAN
     Diskusi “Membangun Visi Maritim Nusantara” 21 Mei 2010 melahirkan tekad konkrit untuk memulai
pembangunan Kearifan Lokal Bandar Nusantara sebagai kiat mendesak oleh beberapa alasan. Pertama,
keberadaan situs kearifan lokal yang makin memprihatinkan yang tidak terakomodasi sebagai prioritas dalam
pembangunan ‘modernisasi’. Kedua, potensinya untuk dikembangkan bagi kebangkitan rasa kebangsaan
serta kebangkitan ekonomi Nusantara, sebagai persiapan bangsa dalam mengantisipasi persaingan era
global yang penuh dengan ketidak pastian.
     Dengan dicetuskannya “Sumpah Anak Nusantara” pada 21 Mei 2010 pada momentum Peringatan
Hari Kebangkitan Nasional ke 102 yang mendorong gagasan pembentukan INDONESIAN NATIONAL TRUST,
dengan sasaran Bandar Nusantara dan Situs Pemandangan dan Keindahan Alam Bahari Nusantara, sebagai
lembaga penasihat Presiden RI di bidang Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Kearifan Lokal Benua
Maritim Nusantara.
     Disusunlah konsep pembentukan Indonesian National Trust dengan Tujuan, Visi, Misi, Strategi dan
Program serta Arahan Langkah-langkah Konkrit.

TUJUAN
Meningkatkan Daya Saing Bangsa Indonesia di tengah-tengah Era Globalisasi.

VISI
Bangkitnya Benua Maritim Indonesia

MISI
1.   Membangun kembali harkat, martabat, jati diri, karakter, kehormatan dan wibawa bangsa maritim
16
Indonesia, dalam bingkai wilayah Nasional berdasarkan Deklarasi Juanda 1958 dan UNCLOS, yang
     merupakan jati-diri bangsa Indonesia.
2.   Mendorong kelahiran kembali semangat outward looking Masyarakat Nusantara, mampu beradaptasi
     secara dinamis terhadap perkembangan situasi dan kondisi serta tuntutan regional dan global.
3.   Melaksanakan pembangunan berwawasan Nusantara dan berbasiskan kearifan lokal di Indonesia
     dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, sebagai perisai ketahanan bangsa, sehingga mampu
     menghadapi tantangan globalisasi.

STRATEGI
       Guna mengemban Misi tersebut diperlukan sebuah Strategi yang terfokus pada pencapaian suatu
Sasaran tertentu (Program-Utama) sebagai katalisator yang akan mampu membangkitkan efek-berantai
(snowballing effect) bagi pencapaian berbagai sasaran/program berikutnya.
       Program Utama ini harus memiliki Jiwa atau Roh yang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang
berwawasan Nusantara, yang dapat dipertanggung-jawabkan ditinjau dari semua aspek kehidupan
masyarakat. Pada hakekatnya hal ini diperlukan untuk mendorong terjadinya suatu Gerakan Pengembangan
Masyarakat Bahari dari Sabang sampai Merauke yang berorientasi “ke luar”, guna melengkapi keberadaan
Masyarakat Tradisional yang lebih berorientasi “ke dalam”. yang sudah mapan selama ini.
       Program Utama dimaksud perlu memberikan prioritas pada upaya pencapaian sasaran berikut :
1). Kualitas kehidupan yang makin meningkat di wilayah pesisir laut Nusantara, termasuk wilayah
     perbatasan Negara.
2). Jiwa bahari masyarakat yang meluas, dimana masyarakat makin berorientasi ke laut, khususnya
     laut pedalaman Nusantara plus zona ekonomi di luarnya sebagai ruang gerak bagi kehidupannya
     (lebensraum) yang dapat diandalkan.
3). Saling ketergantungan yang makin tinggi antar Pulau di Wilayah Nusantara, terutama di bidang
     ekonomi, sehingga NKRI makin kokoh dan sekaligus Wilayah Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik/
     Ekonomi/Sosial-Budaya/Hankam yang makin tertunjang.
                                                                                                   1
PROGRAM UTAMA: Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Kearifan Lokal
Nusantara Dalam Wadah Kota-Kota Pantai
     Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara meliputi Pembangunan
Pelestarian Bandar Lama di tiap kota pelabuhan laut Nusantara (cultural heritage), serta situs-situs
keindahan dan pemandangan alam bahari Nusantara (natural heritage), keduanya sebagai Waterfront
City (Kota Pantai)-, sebagai Program Utama yang merupakan pendekatan atau konsep yang dapat diambil
dalam melaksanakan strategi seperti dimaksudkan di atas, yang diyakini akan dapat memberikan efek-
berantai seperti yang diinginkan.
1. Ciri-Ciri Kota Pantai
    1). Mengedepankan kebaharian, - dalam nuansa cultural dan natural heritage -, sebagai jiwa/rohnya,
         sehingga merupakan manifestasi orientasi “outward looking” bangsa Indonesia.
    2). Mengedepankan nilai sejarah perjoangan bangsa Indonesia, dengan jangkauan jauh kebelakang
         (sejak jaman kejayaan Sriwijaya dan Majapahit sampai dengan perlawanan terhadap penjajahan
         Belanda.
2. Fungsi Kota Pantai
     1). Pusat informasi mengenai sejarah kebaharian Bangsa Indonesia. Untuk itu Museum Bahari perlu
         merupakan bagian darinya.
     2). Pusat/Daya-Tarik Ekonomi yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya
         masyarakat pantai pesisir setempat dan pulau-pulau di sekitarnya, yang berkaitan dengan :
          a). PariwisataPantai/Bahari
               Untuk itu Waterfront City perlu memiliki Marina dan tempat-tempat hiburan pantai (a.l.
               untuk sea-cruise, berbagai kegiatan olahraga pantai/laut dan atraksi-atraksi bahari lainnya)
               yang dapat menarik para wisatawan.
         b). Perikanan dan Pelabuhan ikan
              Waterfront City perlu memilikinya, sebagai penjamin pasar dan harga ikan bagi para nelayan
18
dari pantai pesisir/pulau-pulau di sekitarnya, sehingga terdapat kepastian dalam penghasilan
              para nelayan tersebut berikut peningkatannya.
           c). Industri dan Fasilitas Jasa guna menunjang berbagai kegiatan wisata pantai/bahari dan
              perikanan, terutama yang berskala UKM.
         Dengan demikian keberadaan Kota-Kota Pantai akan menjadi katalisator bagi pengentasan
kemiskinan masyarakat nelayan/pantai-pesisir dan sekaligus meningkat-kan transportasi laut di perairan
Nusantara, mempererat hubungan antar-pulau, dan pada gilirannya makin mantapnya NKRI. Waterfront
Cities juga berperan sebagai “Window-case” bagi Indonesia, bahwa Indonesia ternyata adalah sebuah
Negara Maritim yang dapat dibanggakan di dunia.

KEBIJAKSANAAN YANG DIPERLUKAN
1.   Dasar Hukum
          Pengembangan Konsep Masyarakat Bahari memerlukan Political Will yang kuat, yang datang
     bukan hanya dari kalangan masyarakat, tetapi lebih penting lagi dari Negara/Pemerintah. Agar
     Masyarakat Bahari dapat secara nasional diwujudkan dalam waktu secepat-cepatnya harus ada suatu
     “drive” kuat berupa political will di tingkat paling tinggi berbentuk produk hukum di tingkat Undang
     Undang Dasar(UUD) Negara.
          Pasal dalam UUD yang mengamanatkan hal ini harus jelas dan lugas mengamanatkan pemanfaatan
     wilayah laut Nusantara sebagai “lebensraum” masyarakat. Baru kemudian penjabarannya dalam
     bentuk berbagai Undang-Undang Sektoral terkait (seperti pencadangan tanah dan Rencana Tata-
     Ruang) dapat dibuat secara lebih “forceful” guna memprioritaskan pengembangan ekonomi daerah
     pesisir pantai  pulau-pulau, termasuk pengembangan Kota-Kota Pantai.
          Dengan demikian peraturan-peraturan yang lebih teknis sifatnya, dalam bentuk Perda-Perda,
     misalnya yang mengatur pencadangan tanah untuk pengembangan Waterfront Cities berikut Rencana
     Tata-Ruangnya untuk itu dapat dibuat secara serempak/nasional, Selanjutnya tinggal Master-Plan
     dan pelaksanaannya saja yang disesuaikan dengan situasi-kondisi setempat.
                                                                                                       19
2.   Model Pembangunan Kota Pantai
          Pembangunan Waterfront City dapat dimulai dari Jakarta sebagai model (icon), karena biasanya
     apa saja yang dibangun di Jakarta akan diikuti/ditiru dengan pembangunan serupa di daerah-daerah,
     meskipun dengan skala dan bentuk yang disesuaikan dengan situasi/kondisi setempat.

REKOMENDASI
Pembentukan INDONESIAN NATIONAL TRUST sebagai lembaga penasihat Presiden RI dibidang Pembangunan
Pelestarian Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara, bagi langkah konkrit yang bersifat mendesak, dengan
mengangkat Jakarta sebagai pemicu Bandar-Bandar Nusantara..

PENUTUP
Hanya dengan kepastian hukum dan manajemen yang dinaungi dalam Lembaga Penasihat Presiden
yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden RI, maka pembangunan Waterfront Cities, sebagai
“Landmark” kebanggaan nasional yang potensial sebagai sumber penghasilan devisa strategis masa depan
dalam rancangan gerakan nasional bernuansa semangat wawasan kebangsaan dan kebangkitan ekonomi
kemaritiman dapat terlaksana.
                                     -----------------------------


                                                                                  Jakarta, 20 Mei 2010

                                                                                       Martono Yuwono
                                                                                  Sugihono Kadarisman




20

More Related Content

Viewers also liked

Mengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .id
Mengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .idMengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .id
Mengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .idArya Bima
 
Revolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanRevolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanArya Bima
 
Strategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi maluku
Strategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi malukuStrategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi maluku
Strategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi malukuJames Abrahamsz
 
Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkp
Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkpPengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkp
Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkpagus_ibnu_hasan
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhdvolcart
 
Infrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanInfrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanedi sofyan
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaantopik16
 

Viewers also liked (10)

Mengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .id
Mengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .idMengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .id
Mengenal Sistem Penamaan Website dan Domain .id
 
Revolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanRevolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & Minapolitan
 
Strategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi maluku
Strategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi malukuStrategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi maluku
Strategi pengembangan kawasan minapolitan di provinsi maluku
 
Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkp
Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkpPengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkp
Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan minapolitan kkp
 
Minapolitan
Minapolitan Minapolitan
Minapolitan
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
 
Infrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanInfrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitan
 
Objek wisata umum
Objek wisata umumObjek wisata umum
Objek wisata umum
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 

Similar to MaritimNusantara

Profile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 AProfile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 AHai Dai
 
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-Dwiayu Citra Putriani
 
Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.MrZedd
 
Sejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesiaSejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesiareskydc
 
Konsep tata ruang benua maritim
Konsep tata ruang benua maritimKonsep tata ruang benua maritim
Konsep tata ruang benua maritimKellin Quinn
 
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air IndonesiaStrategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesiaviperantodwi
 
Pidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.docPidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.docMrsYura
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayahildaayu5
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoMudrikan Nacong
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budayaSandhyAjaa
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIAWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIAMawarda Nurodanika
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantarayadimps
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiFikri Azhari
 
Visi Maritim Nusantara
Visi Maritim NusantaraVisi Maritim Nusantara
Visi Maritim NusantaraArya Bima
 
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraanWawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraanAlfian Eko Rosyadi
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Similar to MaritimNusantara (20)

Profile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 AProfile MATRA 2020 A
Profile MATRA 2020 A
 
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
 
Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.
 
Sejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesiaSejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesia
 
Konsep tata ruang benua maritim
Konsep tata ruang benua maritimKonsep tata ruang benua maritim
Konsep tata ruang benua maritim
 
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air IndonesiaStrategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
 
Pidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.docPidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.doc
 
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan MaritimPoros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budaya
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIAWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Paper kel 3
Paper kel 3Paper kel 3
Paper kel 3
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai Rekreasi
 
Visi Maritim Nusantara
Visi Maritim NusantaraVisi Maritim Nusantara
Visi Maritim Nusantara
 
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraanWawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

MaritimNusantara

  • 1. pEmBanGunan puSat-puSat k E ar IFan LOk aL BEnua mar ItIm InDOnE SIa mercu Suar kebangkitan pusat-pusat main Stream peradaban, Budaya, teknologi dan Ekonomi maritim nusantara
  • 2.
  • 3. KESIMPULAN dan REKOMENDASI DISKUSI/TALK SHOW pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 1908-2010 MEMBANGUN VISI MARITIM NUSANTARA Inspirasi Kebangkitan Nasional Menyongsong Tantangan Era Global Jakarta, 21 Mei 2010 KESIMPULAN 1. Sebelum pengakuan dunia atas Deklarasi Djuanda tahun 1957, wilayah Indonesia dikenal sebagai gugusan pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut. Setelah UNCLOS 1982 yang diratifikasi dengan UU No. 17 tahun 1985, citra kewilayahan Indonesia berubah, yaitu sebagai gugusan pulau-pulau yang dipersatukan oleh laut; dan fungsi laut berubah dari pemisah menjadi pemersatu. 2. Indonesia terdiri dari laut yang ditaburi pulau-pulau, bertekad untuk memandang, membangun, mempertahankan dan mengelola secara menyeluruh dan terpadu demi terciptanya Indonesia sebagai negara Maritim. (Konvensi Nasional tentang Benua Maritim di Makassar, 1996). 3. Laut dan Ikan di kawasan Nusantara harus dikelola untuk sebesar-besar kesejahteraan Rakyat Bangsa Bahari Nusantara. 4. Cita-cita Kembali ke Laut dapat terwujud melalui proses Perubahan Pola dan Kerangka Pikir (Mindset dan Paradigma) dari Daratan ke Maritim melalui Revolusi Biru dalam konteks Visi Pembangunan Berkelanjutan. 5. Paradigma baru memandang Indonesia bukan lagi pulau-pulau yang dipersatukan oleh laut, melainkan laut yang ditaburi pulau-pulau. Artinya, platform Indonesia adalah laut. Laut menjadi Ruang Hidup Masa Depan dan Ruang Juang rakyat Indonesia, dalam semangat pembangunan nasional dari land-based development menjadi sea-based development. 6. Perubahan mind set dan paradigma dari Daratan ke Maritim hanya dapat terlaksana melalui Strategi Budaya yang bersifat revolusioner, serempak, simultan, di semua lini, di semua jenjang, di semua bidang, di semua sektor, dan di semua ruang kehidupan, sebagai proses panjang pendidikan Warga Bangsa dalam segala dimensi kehidupan, sebagai bagian dari Revolusi Budaya.
  • 4. 7. Cita-cita Kembali ke Laut dan menjadi Tuan Rumah di Laut Nusantara akan dapat diwujudkan hanya apabila Revolusi Budaya ke-Laut-an, atau Revolusi Biru, digerakkan dan disosialisasikan di segala lini dari tingkat Pusat hingga Daerah. 8. Revolusi Budaya akan dapat mencapai hasil dan tujuan yang diimpikan hanya apabila bangsa ini memiliki Strategi Budaya yang harus dimulai dengan mendudukkan budaya pada posisi yang seharusnya, sebagai- mana makna kandungannya. 9. Komunikasi yang efektif menjadi kapasitas, kapabilitas dan perilaku kunci yang harus dikembangkan sebagai praksis dalam segala langkah sosialisasi dan diseminasi konsep-konsep, hingga pengembangan pendidikan bagi generasi muda penerus bangsa. 10. Dewan Kelautan Indonesia Kementerian Kelautan dan Perikanan Repu-blik Indonesia berposisi sentral dalam menggalang Gerakan Budaya Kembali Ke Laut dengan berkoordinasi dengan Instansi Pemerintah, Non Pemerintah dan Masyarakat untuk menjabarkan kebijakan pembangun-an visi maritim Nusantara sebagai bagian dari Revolusi Biru di tataran eksekutif dan legislatif, yang akan disahkan dalam Undang-Undang. REKOMENDASI 1. Cita-cita Kembali ke Laut harus didukung dengan pendirian Pusat-pusat Ke-Laut-an dan Pusat-pusat ke- Baharian, baik di tingkat Nasional, juga di tingkat Regional/Daerah, sebagai basis gerakan, sebagai Ruang Stra-tegis Nasional yang menginspirasi Wawasan Nusantara, sebagai pembang-kit semangat patriotik anak bangsa. 2. Cita-cita Kembali ke Laut juga harus didukung dan diwujudkan melalui pembangunan pelestarian Bandar Lama, Kota/Kawasan Pantai serta pengembangan Kota Ikan (Minapolitan) sebagai kawasan strategis di dekat dan di sekitar Pusat-pusat KeLautan, sebagai kawasan pusat-pusat produksi, pengolahan, dan pendayagunaan produk ke-Lautan yang mandiri, melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Gerakan Budaya Kembali ke Laut akan diperluas secara serempak ke seluruh kawasan Nusantara melalui intensifikasi komunikasi konsep budaya bahari dalam berbagai bentuk, format dan media. 4. Gerakan Budaya Kembali ke Laut akan melibatkan seluruh eksponen bangsa, baik perorangan maupun kolektif, baik swasta maupun publik, dengan dukungan dan fasilitas Pemerintah Pusat dan Daerah.
  • 5. 5. Pembentukan Pusat Kelautan Nasional (National Ocean Centre/NOC) di tingkat Pusat dan Pusat Kelautan Daerah (Regional Ocean Centre/ROC) sebagai bagian dari Revolusi Biru dan program Minapolitan, yang ber-jalan selaras dengan pembangunan pelestarian kawasan Bandar Lama, Kota dan Kawasan Pantai di Nusantara. 6. Gerakan Budaya Kembali Ke Laut dimulai dari Jakarta dengan meres-torasi situs Kastel Batavia Sunda Kelapa dan kawasan sekitar sebagai Gerbang Nusantara, sebagai mercu suar kebangkitan Pusat-Pusat Kearif- an Lokal Nusantara, yang memancarkan Semangat Patriotik (Patriotic Point) dan membangkitkan etos pembangunan karakter dan patriotisme bangsa, dengan mengakomodasikan visi pembangunan Minapolitan dan NOC sekaligus sebagai pusat wisata bahari, sebagaimana komitmen dan dukungan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. 7. Mengangkat Kawasan Pantai Utara Jakarta sebagai Kawasan Hilir Stra-tegis dari Kawasan Strategik Nasional koridor ‘Eco Region Jabodetabek-punjur’ (Perpres No. 54/2008), sebagai refleksi operasionalisasi Revolusi Biru yang menjadi pengubah mind set dan cara pikir dari Daratan ke Maritim dalam satu satuan konsep pembangunan berkelanjutan terpadu. 8. Membangun untaian kawasan Pantai dan Bandar Nusantara di Daerah-Daerah sebagai bagian dari Revolusi Biru, paralel dengan pembangunan Minapolitan dan ROC, dalam jalinan sabuk Kearifan Lokal Nusantara dari Sabang hingga Merauke, sebagai simbol benteng ketahanan budaya maritim Indonesia, yang bermanfaat sebagai pusat-pusat wisata bahari di seluruh Nusantara. 9. Membentuk Badan khusus Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Ke-arifan Lokal Nusantara dalam wadah Indonesian National Trust di bawah koordinasi Presiden dengan target satu dekade gerakan nasional dengan motto ’The Decade of Achievement 2010-2020’. 10. Menempatkan buku ”National Awakening Spirit, Back To The Sea, A Cultural Right” dan edisi bahasa Indonesia “Membangkitkan Semangat Bangsa Kembali Ke Laut, Suatu Hak Budaya” sebagai acuan sarana awal sosialisasi kampanye kebangkitan jiwa bahari kota bandar Nusantara. 11. Membangkitkan kembali jiwa bahari yang pudar, antara lain dengan penerbitan buku-buku bacaan anak- anak, permainan, pakaian, nyanyian dan sebagainya yang bertema kelautan, dan mengangkat kembali dongeng-dongeng tentang kelautan seperti, Hang Tuah, serta pemilihan putra/putri Bahari sebagai bagian dari acara tahunan Hari Nusantara. ii
  • 6. 12. Mengadakan sosialisasi atau road show ke Daerah-Daerah di Nusantara maupun Mancanegara melalui seminar, ceramah, pameran, brosur, leaflet dan buku, serta kegiatan kelautan (olah raga layar, selancar, dll) serta kampanye cinta laut: pakaian, kuliner, (Contoh sosialisasi di Suma-tera Barat/Padang Juni 2010 y,.a.d. bersamaan dengan gerakan kebu-dayaan Minang dengan salah satu isu laut sebagai sumber kehidupan dan penghidupan/budi daya, Makassar momentum pada HUT kota Nopember 2010, dll). 13. Mencanangkan Kebangkitan Nasional ke-2 “Bangsa Indonesia Melaut” (BIM) dan bertekad mengelola laut sebagai ruang hidup masa depan guna mewujudkan potensi laut Indonesia US 171 milyar per tahun untuk dinikmati bangsa bahari Indonesia, sebagaimana Sumpah Anak Nusan-tara tanggal 21 Mei 2010. Semoga Allah mengijinkan dan memudahkan terlaksananya upaya pencapaian cita-cita ini. Tim Perumus Jakarta, 21 Mei 2010 Tim Perumus Penasihat: RM. Rompas, Pontjo Sutowo, Tjahyadi Nugroho, Hasyim Djalal Ketua: Martono Yuwono Sekretaris: Nana Cahyana Mardio, Lydia Pribadi Anggota: Tridoyo Kusumastanto, Bambang Wibawarta, Chistianto Wibisono, Ray Sahetapy, Suprawito, Sugihono Kadarisman, Hartoyo Wignjowijoto, Heroe Wiedjatmiko, Bonar Situmeang, Arif Nugroho iv
  • 7. Sumpah anak nuSantara Kam Anak-anak Nusantara, bersumpah : akan selamanya melndung dan memelhara serta memulakan Alam Manusa, Tanah Ar Nusantara, berkut segala makhluk hdup lan d dalamnya, buah karya cptaan Sang Maha Kuasa; akan terus menerus mengembangkan daya cpta Manusa dem pemulaan dan kemulaan harkat kemanusaan serta masa depan peradabannya; akan senantasa menjaga, menngkatkan mutu dan member makna atas persaudaraan antar manusa penghun pemukm bum Nusantara; akan mengupayakan tercptakannya aturan ke-Negara- an yang berkedaulatan rakyat, serta terujudkannya pengelolaan pembagan hasl kekayaan bum Nusantara secara bak, benar dan berkeadlan, dem kesejahteraan Anak-anak Nusantara. Kam, Anak-anak Bangsa Bahar Nusantara Jakarta, 21 Me 2010
  • 8. LaGu nEnEk mOYanGku OranG pELaut Nenek moyangku orang pelaut Gemar mengarung luas samudera Menerjang ombak tada takut Menempuh bada sudah basa Angn bertup layar terkembang Ombak berjebur d tep panta Pemuda beran bangkt sekarang Ke laut kta berama-rama
  • 9. DaFtar ISI • Rekomendas Dsksu/Talk Show Perngatan Har Kebangktan Nasonal 1908-2010 “Membangun Vs Martm Nusantara” 21 Me 2010 d Kementeran Kelautan dan Perkanan Republk indonesa. • Sumpah Anak-anak Nusantara • Lagu “Nenek Moyangku Orang Pelaut” i. KEBANGKiTAN SEMANGAT WAWASAN KEBANGSAAN ii. PEMBANGUNAN PELESTARiAN PUSAT-PUSAT KEARiFAN LOKAL BENUA MARiTiM iNDONESiA 2.1. Vs 2.2. Ms 2.3. Pembentukan indonesan Natonal Trust 2.4. Strateg 2.5. Ruang Lngkup 2.6. Membangun Jarng The Patrotc Belt Benteng Benua Martm indonesa iii. PROYEK PERDANA JAKARTA KOTA JOANG 3.1. Kordor Kota Joang 3.2. Pengembangan Bandar Nusantara Sunda Kelapa 3.3. Masterplan Kawasan The Patrotc Pont Sunda Kelapa 3.4. Gerbang Nusantara 3.5. Zona Sentra Pantura Jakarta iV. HARAPAN Lampran: Pembentukan indonesan Natonal Trust ii
  • 10. ...’Era globalisasi berjalan seiring dengan kebutuhan akan ketahanan nasional. Hak Budaya sebagai soft power merupakan kekuatan daya tangkal bagi negeri ini untuk mempertahankan jatidirinya yang berakar dari sejarah masa lalu yang panjang. Kebangkitan semangat wawasan Nusantara merupakan prasyarat penjiwaan pembangunan masa depan untuk membangun benteng budaya sebagai penangkal pengaruh negatif dari proses globalisasi’... KH. Abdurrahman Wahid
  • 11. 1 | kEBanGkItan SEmanGat WaWaSan kEBanGSaan hak Budaya pembangunan kearifan Lokal - Fenomena universal JEPANG RESTORASi MEiJi HAK BUDAYA KOMUNiTi PEMULiHAN WARSAWA KiAT BANGSA GLOBAL HARKAT, PASCA PD ii MENATAP MARTABAT, MASA DEPAN NEW YORK, USA WiBAWA, (FENOMENA PASCA 9/11 KEHORMATAN HAK BUDAYA UNiVERSAL ERA DAN RASA KOMUNiTi GLOBALiSASi) PERCAYA DiRi BAHARi iNDONESiA NUSANTARA PASCA KOLONiALiSME Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 1
  • 12. 2 | pEmBanGunan pELEStarIan puSat-puSat kEarIFan LOkaL BEnua marItIm InDOnESIa 2.1 ViSi “BANGKITNYA BENUA MARITIM INDONESIA” 2.2 MiSi • Membangun kembal harkat, martabat, jatdr, karakter, kehormatan dan wbawa bangsa martm indonesa • Membangktkan Elan Wawasan Nusantara sebaga persa kelahran kembal semangat outward lookng nsan Nusantara • Menggalang kekuatan ctra Pusat-Pusat Kearfan Lokal Nusantara sebaga smbol semangat warsan bersama/ common hertage antar bangsa martm duna • Menggugah dan menggerakan semangat patrotsme pembangunan Kearfan Lokal Nusantara sebaga stus medan juang melalu trademark generk The Patrotc Ponts Nusantara. 2 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 13. 2.4 STRaTEgi • Memposskan Pusat-pusat Kearfan Lokal Nusantara sebaga “The Patrotc Ponts” • Nusantara’s Natonal Hertage • Common Hertage Ste c KETERANGAN Bandar Lama, refleksi ‘The Patriotic Points Nusantara Raya’ Benteng Lama, refleksi heroisme perjuangan insan Nusantara Restorasi Benteng Somba Opu dan Fort Rotterdam simbol heroisme kebangkitan semangat bahari Nusantara pasca Perjanjian Bongaya Revitalisasi Bandar Lama Sunda Kelapa Rekonstruksi Situs Kasteel Batavia, tonggak kebangkitan semangat Outward Looking insan Nusantara 4 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 14. 2.5 Ruang Lingkup • Stus/ Kawasan Kearfan Lokal Nusantara sebaga Natonal Hertage MARiTiME CULTURAL HERiTAGE MARiTiME NATURAL HERiTAGE • Bandar Lama Nusantara • Kepulauan • Stus/ Kota Benteng Nusantara • Kawasan Pessr, Panta dan Laut • Stus medan juang patrotsme nsan • Kawasan Hortkultura Nusantara Nusantara mengusr kekuatan asng • Kawasan Pemandangan dan Kendahan • Benteng Kolonal/ Stus Medan Juang Alam Pessr Nusantara Patrotsme insan Nusantara • Kota panta / Waterfront Ctes • Stus/ kota Benteng masa lalu Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 5
  • 15. 2.5 Ruang Lingkup • Kearfan Lokal Warsan Era Kolonal Stus Warsan Budaya Kolonal Stus Warsan Alam • Kota/ Bandar Lama Era Kolonal • Pusat-Pusat Perkebunan • Stus/ Kota Benteng Era Kolonal • Stus Medan Juang Patrotsme insan Nusantara • Stus Jejak Pembangunan Era Kolonal • Stus Jalan Pos Daendels • Stus Jarng Perdagangan Nusantara/ Duna • Stus Galangan Kapal • Stus Gudang-Gudang Rempah • Stus Jarng Prasarana Jalan Ekonom • Stus Jalur ‘Benteng Stelsel • Stus Pusat-Pusat ‘Cultuurstelsel’ • Stus Pendaratan Sultan Agung, Soekarno • Stus Jejak Perjuangan Sudrman, ‘Long Mars Perjuangan Kemerdekaan’ • Kota panta / Waterfront Ctes 6 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 16. 2.6 MEMBangun JaRing paTRiOTiC BELT - BEnTEng BEnua MaRiTiM inDOnESia • Sebaga Pusat-Pusat Kearfan Lokal Benua Martm indonesa • Sebaga Benteng Ketahanan Budaya Bangsa Bahar indonesa • Mercusuar Kebangktan Pusat-Pusat Man Stream Peradaban, Budaya, Teknolog dan Ekonom Martm Nusantara Sumber: Martono Yuwono, 2010 |
  • 17. Bagan JEJaRing puSaT-puSaT kEaRian LOkaL BEnua MaRiTiM inDOnESia KETERANGAN : Sunda Kelapa sebaga Gerbang Nusantara Mercusuar Kebangktan Pusat-pusat Kearfan Lokal Nusantara Pusat-pusat Kearfan Lokal Nusantara 8 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 18. 3 | prOYEk pErDana Jakarta kOta JOanG Freedom Tower 3.1 kORiDOR kOTa JOang “ViSi MaRiTiM JakaRTa kOTa JOang (THE paTRiOTiC CiTY)” G lo b a 1 l E ra N e w Fro 2 r o r r id o n ti e r C r front Wate Pa Patriotic Point Fr t e rio ed ti c om Ci ra N u sa n ta Tra or ty n t C o rr id Wat e rf ro Su il pe rC or r id or 3 Fre e d o m Tra il 1. Freedom Tower 2. Patrotc Pont Sunda Kelapa 3. MONAS (Freedom Square) Freedom Square 1 2 3 Koridor Jakarta Kota Joang Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 9
  • 19. 3.2 PENGEMBANGAN BANDAR NUSANTARA SUNDA KELAPA Visi Global Wawasan Nusantara (KH. Abdurrahman Wahid, Martono Yuwono, Palapa Nusantara Tengara Jembatan Budaya Asia-Eropa, 2006) Desain oleh : URBANE 10 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 20. Semangat Unersal Common Hertage Landmark sebaga Mercusuar Pembangunan Pelestaran Pusat-pusat Kearfan Lokal Benua Martm indonesa Portugs Belanda inggrs Perancs Australa US A Portuguese Vllage: Holland Vllage: B rtsh C orner: France C orner • Stone Portico / • Situs Prasasti • Fort Iacatra • Eks Loji Inggris • Situs Kastil Batavia: Gerbang Utara Padrao di Jl. • Situs Kastil Batavia Abad ke-17 • Tugu Daendels Kastil Batavia Nelayan Timur • Gugusan Pulau Benteng • Situs Gedung • Monumen • Pasar Festival Tonil Inggris James Cook Di “Queen Of The East” Pada Area Pulau Onrust Kali Opak Barat AS E AN C na J epang Arab inda “Roempoen Melayoe” Vllage: Lttle C hna Lttle J apan: B ugs Vllage: • Nusantara Heritage Promenade (Kastil Batavia Selatan/ Eks • Grha • Mesjid Al Aidrus Abad ke-18 Kampung Cina Abad ke-17-18) Sumpah Palapa • Kampung Luar Batang Pasar Festival • Robijn Bastion / Memorial • Grha Palapa • Kampung Bugis Kampung Arab Ni Hu Kong, Kapten Cina Nusantara berarsitektur Moor dari Kampung Cina Abad ke- • Monumen 17-18 Soekarno Landing Site Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 11
  • 21. 3.3 MaSTERpLan kaWaSan THE paTRiOTiC pOinT SunDa kELapa 1. Gerbang Nusantara 4 2. Soekarno Landng Ste 3. Tugu Kebangktan Kota Panta 4. Bandar Lama Sunda Kelapa 2 1 3 4 3 2 2 12 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 22. 3.4 gERBang nuSanTaRa 3 5 2 4 1 1. GERBANG NUSANTARA 2. Soekarno Landing Site 3. Batavia Marina 4. Tugu Kebangkitan Kota Pantai KAWASAN 5. Bandar Lama Sunda Kelapa PATRIOTIC POINT Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 13
  • 23. 3.5 ZOna SEnTRa panTuRa SiNERGi NATiONAL OCEAN CENTER dan iPB OCEAN CAMPUS DALAM REVOLUSi BiRU Natonal Ocean Center iPB Ocean Campus Gerbang Nusantara iPB Ocean Campus Pelab. Phns Bandar Lama Sunda Kelapa Sunda Kelapa (Pemerntah (Pemda DKi Pusat R.i.) Jakarta) SUNDA KELAPA ANCOL 1 2 Keterangan: 1. Natonal Ocean Center 2. iPB Ocean Campus 14 | Sumber: Martono Yuwono, 2010
  • 24. 4 | harapan • kebangktan harkat, martabat, jatdr, harga dr dan kehormatan bangsa bahar • kebangktan ekonom martm Nusantara • kebangktan wsata bahar • kebangktan kebanggaan nasonal bangsa bahar Sumber: Martono Yuwono, 2010 | 15
  • 25. INDONESIAN NATIONAL TRUST Pembentukan Lembaga Penasihat Presiden, Bidang Pembangunan Pusat-Pusat Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara ____________________________________________________ PENDAHULUAN Diskusi “Membangun Visi Maritim Nusantara” 21 Mei 2010 melahirkan tekad konkrit untuk memulai pembangunan Kearifan Lokal Bandar Nusantara sebagai kiat mendesak oleh beberapa alasan. Pertama, keberadaan situs kearifan lokal yang makin memprihatinkan yang tidak terakomodasi sebagai prioritas dalam pembangunan ‘modernisasi’. Kedua, potensinya untuk dikembangkan bagi kebangkitan rasa kebangsaan serta kebangkitan ekonomi Nusantara, sebagai persiapan bangsa dalam mengantisipasi persaingan era global yang penuh dengan ketidak pastian. Dengan dicetuskannya “Sumpah Anak Nusantara” pada 21 Mei 2010 pada momentum Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 102 yang mendorong gagasan pembentukan INDONESIAN NATIONAL TRUST, dengan sasaran Bandar Nusantara dan Situs Pemandangan dan Keindahan Alam Bahari Nusantara, sebagai lembaga penasihat Presiden RI di bidang Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara. Disusunlah konsep pembentukan Indonesian National Trust dengan Tujuan, Visi, Misi, Strategi dan Program serta Arahan Langkah-langkah Konkrit. TUJUAN Meningkatkan Daya Saing Bangsa Indonesia di tengah-tengah Era Globalisasi. VISI Bangkitnya Benua Maritim Indonesia MISI 1. Membangun kembali harkat, martabat, jati diri, karakter, kehormatan dan wibawa bangsa maritim 16
  • 26. Indonesia, dalam bingkai wilayah Nasional berdasarkan Deklarasi Juanda 1958 dan UNCLOS, yang merupakan jati-diri bangsa Indonesia. 2. Mendorong kelahiran kembali semangat outward looking Masyarakat Nusantara, mampu beradaptasi secara dinamis terhadap perkembangan situasi dan kondisi serta tuntutan regional dan global. 3. Melaksanakan pembangunan berwawasan Nusantara dan berbasiskan kearifan lokal di Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, sebagai perisai ketahanan bangsa, sehingga mampu menghadapi tantangan globalisasi. STRATEGI Guna mengemban Misi tersebut diperlukan sebuah Strategi yang terfokus pada pencapaian suatu Sasaran tertentu (Program-Utama) sebagai katalisator yang akan mampu membangkitkan efek-berantai (snowballing effect) bagi pencapaian berbagai sasaran/program berikutnya. Program Utama ini harus memiliki Jiwa atau Roh yang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang berwawasan Nusantara, yang dapat dipertanggung-jawabkan ditinjau dari semua aspek kehidupan masyarakat. Pada hakekatnya hal ini diperlukan untuk mendorong terjadinya suatu Gerakan Pengembangan Masyarakat Bahari dari Sabang sampai Merauke yang berorientasi “ke luar”, guna melengkapi keberadaan Masyarakat Tradisional yang lebih berorientasi “ke dalam”. yang sudah mapan selama ini. Program Utama dimaksud perlu memberikan prioritas pada upaya pencapaian sasaran berikut : 1). Kualitas kehidupan yang makin meningkat di wilayah pesisir laut Nusantara, termasuk wilayah perbatasan Negara. 2). Jiwa bahari masyarakat yang meluas, dimana masyarakat makin berorientasi ke laut, khususnya laut pedalaman Nusantara plus zona ekonomi di luarnya sebagai ruang gerak bagi kehidupannya (lebensraum) yang dapat diandalkan. 3). Saling ketergantungan yang makin tinggi antar Pulau di Wilayah Nusantara, terutama di bidang ekonomi, sehingga NKRI makin kokoh dan sekaligus Wilayah Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik/ Ekonomi/Sosial-Budaya/Hankam yang makin tertunjang. 1
  • 27. PROGRAM UTAMA: Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Kearifan Lokal Nusantara Dalam Wadah Kota-Kota Pantai Pembangunan Pelestarian Pusat-Pusat Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara meliputi Pembangunan Pelestarian Bandar Lama di tiap kota pelabuhan laut Nusantara (cultural heritage), serta situs-situs keindahan dan pemandangan alam bahari Nusantara (natural heritage), keduanya sebagai Waterfront City (Kota Pantai)-, sebagai Program Utama yang merupakan pendekatan atau konsep yang dapat diambil dalam melaksanakan strategi seperti dimaksudkan di atas, yang diyakini akan dapat memberikan efek- berantai seperti yang diinginkan. 1. Ciri-Ciri Kota Pantai 1). Mengedepankan kebaharian, - dalam nuansa cultural dan natural heritage -, sebagai jiwa/rohnya, sehingga merupakan manifestasi orientasi “outward looking” bangsa Indonesia. 2). Mengedepankan nilai sejarah perjoangan bangsa Indonesia, dengan jangkauan jauh kebelakang (sejak jaman kejayaan Sriwijaya dan Majapahit sampai dengan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. 2. Fungsi Kota Pantai 1). Pusat informasi mengenai sejarah kebaharian Bangsa Indonesia. Untuk itu Museum Bahari perlu merupakan bagian darinya. 2). Pusat/Daya-Tarik Ekonomi yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat pantai pesisir setempat dan pulau-pulau di sekitarnya, yang berkaitan dengan : a). PariwisataPantai/Bahari Untuk itu Waterfront City perlu memiliki Marina dan tempat-tempat hiburan pantai (a.l. untuk sea-cruise, berbagai kegiatan olahraga pantai/laut dan atraksi-atraksi bahari lainnya) yang dapat menarik para wisatawan. b). Perikanan dan Pelabuhan ikan Waterfront City perlu memilikinya, sebagai penjamin pasar dan harga ikan bagi para nelayan 18
  • 28. dari pantai pesisir/pulau-pulau di sekitarnya, sehingga terdapat kepastian dalam penghasilan para nelayan tersebut berikut peningkatannya. c). Industri dan Fasilitas Jasa guna menunjang berbagai kegiatan wisata pantai/bahari dan perikanan, terutama yang berskala UKM. Dengan demikian keberadaan Kota-Kota Pantai akan menjadi katalisator bagi pengentasan kemiskinan masyarakat nelayan/pantai-pesisir dan sekaligus meningkat-kan transportasi laut di perairan Nusantara, mempererat hubungan antar-pulau, dan pada gilirannya makin mantapnya NKRI. Waterfront Cities juga berperan sebagai “Window-case” bagi Indonesia, bahwa Indonesia ternyata adalah sebuah Negara Maritim yang dapat dibanggakan di dunia. KEBIJAKSANAAN YANG DIPERLUKAN 1. Dasar Hukum Pengembangan Konsep Masyarakat Bahari memerlukan Political Will yang kuat, yang datang bukan hanya dari kalangan masyarakat, tetapi lebih penting lagi dari Negara/Pemerintah. Agar Masyarakat Bahari dapat secara nasional diwujudkan dalam waktu secepat-cepatnya harus ada suatu “drive” kuat berupa political will di tingkat paling tinggi berbentuk produk hukum di tingkat Undang Undang Dasar(UUD) Negara. Pasal dalam UUD yang mengamanatkan hal ini harus jelas dan lugas mengamanatkan pemanfaatan wilayah laut Nusantara sebagai “lebensraum” masyarakat. Baru kemudian penjabarannya dalam bentuk berbagai Undang-Undang Sektoral terkait (seperti pencadangan tanah dan Rencana Tata- Ruang) dapat dibuat secara lebih “forceful” guna memprioritaskan pengembangan ekonomi daerah pesisir pantai pulau-pulau, termasuk pengembangan Kota-Kota Pantai. Dengan demikian peraturan-peraturan yang lebih teknis sifatnya, dalam bentuk Perda-Perda, misalnya yang mengatur pencadangan tanah untuk pengembangan Waterfront Cities berikut Rencana Tata-Ruangnya untuk itu dapat dibuat secara serempak/nasional, Selanjutnya tinggal Master-Plan dan pelaksanaannya saja yang disesuaikan dengan situasi-kondisi setempat. 19
  • 29. 2. Model Pembangunan Kota Pantai Pembangunan Waterfront City dapat dimulai dari Jakarta sebagai model (icon), karena biasanya apa saja yang dibangun di Jakarta akan diikuti/ditiru dengan pembangunan serupa di daerah-daerah, meskipun dengan skala dan bentuk yang disesuaikan dengan situasi/kondisi setempat. REKOMENDASI Pembentukan INDONESIAN NATIONAL TRUST sebagai lembaga penasihat Presiden RI dibidang Pembangunan Pelestarian Kearifan Lokal Benua Maritim Nusantara, bagi langkah konkrit yang bersifat mendesak, dengan mengangkat Jakarta sebagai pemicu Bandar-Bandar Nusantara.. PENUTUP Hanya dengan kepastian hukum dan manajemen yang dinaungi dalam Lembaga Penasihat Presiden yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden RI, maka pembangunan Waterfront Cities, sebagai “Landmark” kebanggaan nasional yang potensial sebagai sumber penghasilan devisa strategis masa depan dalam rancangan gerakan nasional bernuansa semangat wawasan kebangsaan dan kebangkitan ekonomi kemaritiman dapat terlaksana. ----------------------------- Jakarta, 20 Mei 2010 Martono Yuwono Sugihono Kadarisman 20