Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum 2013 dan implementasinya di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di Kabupaten Sidoarjo. Dibahas mengenai pengertian kurikulum, komponennya, dan implikasi perubahan kurikulum termasuk kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dan problematika kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
Bab i1 penelitian (autosaved)
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang bersifat terus
menerus ini menuntut perlunya sistem Pendidikan Nasional, diantaranya
adalah penyempurnaan kurikulum untuk menciptakan masyarakat yang
mampu dan bisa bersaing serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman.
Sebelum membahas pengembangan kurikulum, wajib memahami tiga
konsep, yaitu pendidikan, kurikulum dan pengajaran. Sebab, pendidikan,
kurikulum, dan pengajaran sangat berhubungan dengan tiga aspek tersebut.
Tujuan dari pendidikan adalah untuk menggali potensi- potensi tersebut
menjadi aktual. Pendidikan merupakan alat untuk memberikan rangsangan
agar potensi- potensi manusia dapat berkembang dengan optimal. Dalam hal
ini pendidikan sering diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan
manusia.
Setiap institusi mempunyai tujuan yang membutuhkan alat atau
sarana. Alat tersebut adalah kurikulum untuk mencapai tujuan setiap tujuan
lembaga pendidikan. Sedangkan, Inti kurikulum adalah alat untuk mencapai
tujuan sekolah sekaligus syarat mutlak dari pendidikan sekolah. Isi dari
kurikulum diantaranya adalah pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman
belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Berbagai cara dilakukan pemerintah agar mampu menciptakan
generasi yang bermutu, berkualitas dan mampu bersaing pada zaman saat ini.
Perubahan kurikulum dari masa ke masa merupakan suatu kebijakan
pemerintah yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan.
Terdapat beberapa perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia,
terbentuknya kurikulum pertama kali pada tahun 1968. Kurikulum pada tahun
1
2. ini dikenal dengan kurikulum 1968, terdapat perubahan kurikulum pada tahun
1975 yang dikenal dengan kurikulum 1975, revisi terdapat kurikulum 1984,
diubah lagi dengan adanya kurikulum 1999, kemudian dikembangkan lagi
dengan adanya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004,
pada tahun 2006 kurikulum diubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan (KTSP). Perubahan kurikulum ini dimaksudkan agar pendidikan
di Indonesia ini dirasakan lebih berhasil dalam mencetak kader yang
berkualitas, apabila dengan adanya perubahan kurikulum ini kurang bisa
mengena pada peserta didik, maka pemerintah akan merubah kurikulum
dengan kurikulum yang lebih baik dari sebelumnya. Pada tahun 2013 terdapat
perubahan kurikulum yang mana perubahan ini dimasudkan sebagai
penyempurna kurikulum sebelumnya, kurikulum ini dikenal dengan
kurikulum 2013. Kurikulum ini dirasa masih asing dan hanya beberapa
sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Pada ajaran baru tahun
2014 kini diharapkan semua lembaga pendidikan menerapkan kurikulum
2013.
Proposal ini membahas tentang analisa implementasi kurikulum 2013
dalam Madrasah Tsanawiyah dan Aiyah di Kabupaten Sidoarjo. Kurikulum
merupakan suatu usaha yang menjembatani tercapainya Pendidikan Nasional
maka perlu dilakukan sebuah penelitian dalam penerapan kurikulum tersebut,
diantaranya adalah kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa
Arab di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di Kabupaten Sidoarjo?
2. Apa saja problematika Implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah di Kabupaten Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
2
3. Tujuan Penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran Bahasa Arab di Kabupaten Sidoarjo.
b. Untuk mengetahui problematika implementasi Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran Bahasa Arab di Kabupaten Sidoarjo.
c. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari implementasi
Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa Arab di Kabupaten
Sidoarjo.
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan
dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran
(subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok,
yang pertama yaitu adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
siswa, yang kedua adalah tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh
3
4. ijazah. Dengan demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu
setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan
menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan.
Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut
dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah
mengikuti suatu tes atau ujian.
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau
di akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat
atau ijazah. Menurut Harold b. Alberty. Al. Mendefenisikan kurikulum
yakni semua aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terhadap para
siswanya.1
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum,
para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan
tradisional (klasik), kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di
suatu sekolah (Hilda Taba, 1962; Zais, 1976; Nana Sudjana, 1996; Nana
S. Sukmadinata, 1997). Pelajaran- pelajaran apa yang harus ditempuh di
sekolah, itulah kurikulum. Sedangkan dalam pandangan modern, arti
kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang
nyata terjadi dalam proses pendidikan (J. Galen Saylor & William M.
Alexander,1956; Ronald Doll, 1974).
1Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006, hlm: 7
4
5. Dalam hal ini, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa
untuk mencari rumusan kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi,
yaitu:
1. kurikulum sebagai suatu ide;
2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide;
3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan
4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.2
Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum
lebih diartikan sebagai suatu rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa
dilihat dari pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi
bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
2. Implikasi Kurikulum
2ibid, hlm: 11
5
6. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary dinyatakan
bahwa implikasi memiliki arti implicating or being implicated, dan what is
implied; something hinted at or suggested, but not expressed.3
Dengan
demikian, yang dimaksud dengan implikasi pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi bagi sekolah atau madrasah, siswa, dan orang tua
adalah anjuran atau usulan apa sajakah yang bisa diberika kepada sekolah
atau madrasah, siswa, dan orang tua sebagai dampak diberlakukannya
kurikulum berbasis kompetensi.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum
mencerminkan falsafah atau pandangan hidup bangsa ke arah mana dan
bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum
yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.
Kurikulum dapat memberikan sebuah hasil dari pendidikan atau
pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus
dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Jika
kurikulum di rubah, pastinya akan terdapat sebuah permasalahan yang
akan terbeban.
Sudah terdengar jelas di telinga kita bahwa perubahan
kurikulum akan datang, perubahan ini akan dilaksanakan pada tahun 2013,
tanpa disadari perubahan ini membawa dampak negatif terhadap para
3Oxford Advanced Learner’s Dictionary. 2007. hlm:203
6
7. sisawa karena perubahan ini tidak disepakati terlebih dahulu dan
cenderung dipaksakan.
Jika perubahan kurikulum ini tetap dilaksanakan, mungkin
banyak siswa atau para wali murid yang akan terbebankan. Hal ini
disebabkan karena memicu banyak persyaratan diantaranya harus membeli
buku baru untuk memenuhi persyaratan tersebut. Adapun penambahan
jadwal dan jam pelajaran yang semakin panjang, dan itu harus
dipersiapkan betul- betul.
Kurikulum baru yang mulai diberlakukan Juli 2013 akan
berdampak pada beberapa hal. Diantaranya adalah:
1. Soal anggaran perubahan senilai Rp 2,49 triliun.
2. Soal pelatihan guru.
3. Soal sosialisasi kurikulum baru.
4. Akan banyak guru yang kehilangan pekerjaan.
5. Soal peminatan siswa di jenjang SMA.
6. Perubahan kurikulum akan mengakibatkan perubahan buku pelajaran
yang biasa digunakan guru dan siswa di sekolah.4
4http://www.majalahgontor.net/index.php?option=com_content&view=article&id=646:dampak-
perubahan-kurikulum-2013&catid=40:laporan&Itemid=103, situs di akses pada hari senin, 17
maret 2014 pukul 06:17 wib
7
8. 3. Komponen Kurikulum
Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam
pendidikan, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-
komponen yang saling mendukung satu sama lain.5
Para pemikir
pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen
kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan
pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum
menjadi lima yaitu Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan
menurut Nasution komponen kurikulum ada empat yaitu Tujuan, Bahan
Pelajaran, Proses, dan Penilaian. Berikut ini akan di uraikan secara
singkat mengenai komponen- komponen tersebut.
1. Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses
pendidikan.yaitu hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang
meliputi:
a. Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada
pengembangan akal dan intelektual peserta didik.
b. Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada
penggerakan hati nurani para peserta didik.
c. Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada
pengembangan ketrampilan jasmani peserta didik.6
Pengkajian terhadap rumusan-rumusan tujuan pendidikan itu
akan menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan itu tidak
berdiri secara mandiri.
5Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi Aksara, 1994, hlm: 9
6Dakiir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, yogyakata, PT Rhineka Cipta, 2004, hlm:
23
8
9. Pernyataan ini berarti bahwa tujuan pendidikan yang satu
selalu berhubungan dengan tujuan pendidikan yang lain. Bila
diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin
dicapai pada tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat
berwujud sebagai warga negara berkepribadian nasional yang
bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan
tanah air.
b. Tujuan institusional yaitu yang ingin dicapai pada tingkat
lembaga pendidikan, dalam pencapainnya dapat berwujud sebagai
tamatan sekolah yang mampu didikan lebih lanjut menjadi tenaga
profesional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu.
c. Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai
pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha
pencapaiannya dapat berwujud sebagai siswa yang menguasai
disiplin mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.
d. Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat
tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak,
kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara
bertahap. Pada dasarnya tujuan ini merupakan perincian lebih
lanjut dari tujuan intruksional menjadi sub bidang studi sehingga
menjadi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi
Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan
bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar
pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak
9
10. guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan
pada tujuan instruksional.7
Isi atau materi tersebut berupa materi-materi bidang studi,
seperti matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya.
Bidang-bidang tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun
jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang tersebut biasanya telah
dicantumkan dalam struktur program kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
3. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana
dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan
pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah
dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn
suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap
peserta didik.
4. Komponen Strategi Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik perlu
memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan
(approach), metode (method), dan peralatan mengajar yang
diperlukan. Strategi pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara
seorang pendidik dalam mengajar. Dengan demikian, strategi disini
mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan
untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari
mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi.8
Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses
belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik
7Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF,
1985, hlm: 10
8Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta, Rajawali Pers, 2008, hlm: 114-118
10
11. khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para
peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat
sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.
5. Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses
pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn
tingkah laku peserta didik menjadi manusia yang lebih baik.
Komponen ini erat kaitannya dengaan susasana belajar di dalam
ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya seorang pendidik untuk
menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar merupakan
langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan
kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang
kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran.
Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad
kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan
memusatkan pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada
kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan
perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.9
6. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam
pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat
komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua
komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan
mengetahui tingkat kebeerhasilan dari semua komponen.
Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi
dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling
tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan.
9Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm:
56
11
12. Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan
sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber
input bagi sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan suatu
kurikulum.
Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan
terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum
akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga
pendidikan. Berbagai upaya perlu dilakukan selama fase
pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah
evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat
diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan
kurikulum secara efektif dan bermakna.
Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat
tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum
itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu
dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan,
pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program
pendidikan.
Aspek-aspek yang harus dievaluasi, menurut Arich Lewy
sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Problematika Metodologis pembelajaran bahasa Arab
Kendala dan hambatan selalu ada dalam kegiatan seseorang,
demikian juga pendukung atau sesuatu yang membantunya. Demikian
pula dalam masalah pembelajaran.
12
13. Problem Metodologis adalah salah satu dari tiga problema dalam
mempelajari bahasa Asing. Yang mencakup dari problem metodologi
yakni :
a. Problem siswa
Keragaman latar belakang pendidikan siswa juga
menjadi salah satu problem yang dihadapi dalam pengajaran.
Perbedaan latar belakang pendidikan ini pada gilirannya
menyebabkan pengetahuan siswa akan bahasa Arab sangat
heterogen.
b. problem tenaga pengajar
Idealnya, seorang guru bahasa Arab memiliki
kopentensi yang sesuai dengan bidang tugasnya. Berdasarkan
UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, seorang
guru harus memiliki kualifikasi akademik SI atau diploma IV
dan memiliki kopetensi pedagogis, profesional, kepribadian
dan sosial. Oleh karena itu, itu secara formal, seorang gutu
bahasa Arab juga memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
dalam UU tersebut.
c. Problem materi pembelajaran
Problem ketiktercapaian tujuan pengajaran bahasa Arab
di madrasah juga erat kaitannya dengan materi kurikulum yang
13
14. derencanakan. Nampaknya, materi kurikulum yang ditetapkan
belum sepenuhnya mendukung ketercapaian tujuan.10
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang
datanya diperoleh dengan melakukan survey di lapangan atau lokasi
penelitian. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci
tentang Analisis implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
Bahasa arab di madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di
Kabupaten Sidoarjo, maka penulis mengadakan penelitian di lapangan
untuk mengumpulkan data yang merupakan sumber primer, sedangkan
data sekundernya bersumber dari penggalian dan penelusuran atas
buku, surat kabar, majalah, internet, dan catatan lainnya yang dinilai
memiliki hubungan serta dapat mendukung pemecahan masalah dan
pencarian kebenaran dalam skripsi ini.11
E. Sistematika Pembahasan
10 Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
( Yogyakarta : Idea Press, 2010), hlm. 60-74
11 . Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta:
Bina Aksara, 1996),hlm.28
14
15. Untuk membentuk suatu pembahasan yang utuh dan terarah maka
dalam penulisan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu :
BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang memuat gambaran umum
penelitian yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II : Berisi tentang gambaran umum asrama takhasus putri MA
Wahid Hasyim Yogyakarta yang mencakup tentang letak geografisnya,
sejarah berdirinya, keadaan guru dan siswa serta sarana dan prasarana yang
menunjang.
BAB III : Berisi tentang gambaran kegiatan di asrama takhasus putri
MA Wahid Hasyim Yogyakarta yang mencakup tentang Implementasi metode
Gramatika-Terjemahan dalam pembelajaran mahārah al- qirā’ah di kelas ulā.
BAB IV : Berisi tentang penutup meliputi kesimpulan dari dari hasil
penelitian yang peneliti lakukan, masukan dan saran dari peneliti dan sebagai
penutup pada bab ini disertakan kata penutup.
15