Dokumen ini membahas tentang kewajiban umat Islam untuk menyantuni kaum dhuafa berdasarkan ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi. Ayat Al-Isra dan Al-Baqarah menganjurkan umat Islam untuk tidak boros atau menghambur-hamburkan harta dan berbagi kepada orang lain, termasuk memberikan sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan musafir. Menyantuni kaum dhuafa memiliki keutamaan besar di a
1. Menyantuni Kaum
Dhuafa
Kelompok 2
Nama Anggota:
Fitri Wulandari
Indah Suryani
Nanang Alviansyah
Neta Ramadhanty.S.
Nidaa Fikriyyah.A.
Yuliawanti Ginaris
XI akuntansi 1
2. Menyantuni Kaum Duafa
Sifat terpuji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim
. Sifat terpuji misalnya memberikan harta kita kepada yang berhak.Materi
berikut juga akan mempelajari tentang larangan menghambur-hamburkan
harta secara boros dan pokok-pokok kebaikan seperti yang tercantum
dalam Surah Al-Isra ayat 26-27 dan Surah Al- Baqarah 177.
3. A) Surat Al-Isra ayat 26
Isi kandungan:
Sesungguhnya apa yang menjadi hak kita adalah sebagian dari hak orang
lain. Kita tidak boleh menghambur-hamburkan uang untuk urusan kebahagiaan
duniawi atau disebut dengan pemborosan, karena kita juga harus ingat
pentingnya bersedekah dengan sesama umat lainnya. Tidak seharusnya kita
menghabiskan rezeki kita sendiri tanpa memperdulikan hak –hak orang lain yang
dititipkan Allah SWT kepada kita.
4. Surat Al-Isra ayat 27
Isi kandungan:
Kita tidak diperbolehkan boros atau menghambur-hamburkan uang untuk
kenikmatan semata. Sesungguhnya Allah tidak suka hal itu terjadi karena
pemborosan adalah saudaranya syaitan. Syaitan sangat ingkar dengan Tuhannya,
jika kita boros dan menjad saudara syaitan maka kitapun ingkar dengan Allah SWT
selaku Tuhan kita sebagai umat muslim.
7. Isi kandungan:
Sesungguhnya orang-orang yang melakukan kebajikan adalah
orang-orang yang beriman, bukan malah orang-oang yang
shalat menghadap kebarat (yahudi) ataupun menghadap ke
timur (nasrani). Orang-orang yang benar imannya dimata Allah
adalah orang orang yang mau membagi harta yang dicintainya
kepada orang lain, tidak hanya beriman kepada rukun iman.
Diantaranya seperti, menunakan zakat, menepati janji,
menyantuni anak yatim, orang miskin, musafir, dan lain
sebagainya. Mereka itulah orang orang yang bertakwa kepada
Allah SWT.
8. C) Menyantuni Kaum Dhuafa Dengan
Bersedekah
Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang
yang bermanfaat untuk dhuafa, kaum dhuafa sendiri ialah orang yang lemah dari
bahasa Arab (dhuafa) atau orang yang tidak punya apa-apa, dan mereka harus
disantuni bagi kewajiban muslim untuk saling memberi. Manusia disamping
sebagai makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Semua harta yang
dimiliki oleh seseorang merupakan hasil kerja dengan orang lain, bukan ”bersih”
dari hasil usahanya sendirian. Oleh karena itu, islam mengajarkan agar peduli
terhadap kaum lemah (dhu’afa).
9. Orang-orang yang dianjurkan untuk
diberi sedekah adalah:
Kerabat
Tetangga
Fakir Miskin
Orang-orang soleh
Sedekah boleh diberikan kepada orang berkecukupan dan orang fasiq demi
untuk tujuan baik.
10. Keutamaan Menyantuni Kaum Dhuafa
Mengurus atau menjaga serta mengayomi anak yatim sebagai kaum duafa
memiliki berbagai keutamaan, diantaranya:
1. Allah SWT akan menyelamatkan ia dari berbagai kesusahan di hari kiamat serta
diberikan kegembiraan dikala manusia yang lainnya mengalami kesulitan.
2.Pengurus anak yatim akan bersama Rasulullah r tinggal dalam surga, hal ini
sebagaimana sabda beliau: